badan penelitian dan pengembangan daerah provinsi jawa...
TRANSCRIPT
creative research for west java development
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Provinsi Jawa Barat
1. Positioning Badan Litbang Daerah
2. Sinergitas Penelitian
3. Kutipan beberapa pasal dalam Rapergub Pedoman Litbang Jabar
Urgensi
Balitbang
dalam Era
Otonomi
Daerah
Urgensi
Pembangunan
Iptek Nasional
Sistem
Pemerintahan
Daerah
• UU no. 18/ 2002 tentang Sisnas Litbangrap Iptek
• UU no. 23/ 2014 tentang Pemerintahan Daerah
• PP no. 18/ 2016 tentang Perangkat Daerah
• Permendagri No. 17/ 2016 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kemdagri dan Pemda
• Peraturan Bersama Menristek dan Mendagri No.03/ 2012 dan No.36/ 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah
Urgensi
Balitbangda
Komitmen Pemprov
Jabar atas pentingnya
Iptek
Pembentukan
BP3Iptek
• Perda Prov. Jabar No. 3 tahun 2014
• Pergub no. 19/ 2015 ttg Tupoksi BP3Iptek
• Visi RPJPD 2005-2025: Jawa Barat Provinsi Termaju
• Visi RPJMD 2013-2018: Maju dan Sejahtera untuk Semua
Pembentukan
BP2D
Pergub no. 67/ 2016 tentang Tupoksi BP2D
• Perda Prov.
Jabar No. 6 tahun 2016 ttg pembentukan OPD
• Pergub no. 45/ 2016 ttg Tupoksi OPD dan Balai
Fungsi Dasar Bunyi Pasal/ ayat
Penyelenggaraan urusan kelitbangan Provinsi
Pasal 26
Badan Litbang Daerah Provinsi atau lembaga dengan sebutan lainnya yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan berwenang dan bertanggung jawab atas kelitbangan pemerintahan dalam negeri di provinsi.
(=> Rinci dalam urusan pemerintahan, namun tidak spesifik dalam menyebut urusan lain)
Pasal 27 Kelitbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. urusan pemerintahan provinsi; b. kewenangan daerah di laut dan daerah provinsi bercirikan kepulauan; c. penataan daerah; d. penyelenggaraan pemerintahan daerah; e. perangkat daerah; f. produk hukum daerah; g. pembangunan daerah; h. kependudukan dan pencatatan sipil; i. keuangan daerah; j. pengelolaan badan usaha daerah; k. pelayanan publik; l. partisipasi masyarakat; m. penyelenggaraan perkotaan; n. kawasan khusus dan kawasan perbatasan negara; o. kerjasama daerah; p. pemerintahan desa; q. pengelolaan inovasi daerah; r. manajemen sistem informasi daerah; s. pengembangan sumberdaya manusia pemerintahan dalam negeri; t. pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah; u. implementasi kebijakan sektoral di daerah; v. kebijakan penyelenggaraan pemerintahan provinsi; serta w. penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai urusan dan kewenangan
pemerintahan provinsi.
Badan Litbang Daerah Provinsi atau lembaga dengan sebutan lainnya yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan, memiliki tugas: a) menyusun kebijakan teknis, rencana, dan program, kelitbangan di pemerintahan
provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota di wilayahnya;
b) melaksanakan kelitbangan di pemerintahan provinsi;
c) melaksanakan pengkajian kebijakan lingkup urusan pemerintahan daerah;
d) melaksanakan fasilitasi dan melakukan inovasi daerah;
e) melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan kelitbangan;
f) melakukan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kelitbangan di pemerintahan provinsi, dan pemerintahan kabupaten/kota;
g) melakukan pembinaan kepada perangkat daerah pelaksana kelitbangan Kabupaten/Kota;
h) memberikan rekomendasi regulasi dan kebijakan kepada Gubernur dan perangkat daerah provinsi;
i) memastikan tersusunnya kebijakan dan/atau regulasi berbasis hasil kelitbangan di provinsi;
j) melaksanakan administrasi kelitbangan;
k) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur;
l) mengeluarkan rekomendasi penelitian bagi warga negara asing untuk diterbitkannya izin penelitian oleh instansi yang berwenang; serta
m) meminta laporan atas hasil penelitian yang dilaksanakan oleh warga negara asing.
Utama Penelitian
Pengkajian
Pengembangan
Perekayasaan
Penerapan
Pengoperasian
Evaluasi Kebijakan
Pendukung Kelembagaan
Ketatalaksanaan
SDM
Perencanaan dan Evaluasi Program
Fasilitasi Inovasi Daerah
Basis Data Kelitbangan
Kerjasama Kelitbangan
SDO lainnya
Penunjang Fasilitasi Konsultasi Koordinasi Diseminasi
Advokasi Forum Pakar/ Tenaga Ahli
Pendampingan
Asistensi Lokakarya Kolaborasi Penyuluhan
Supervisi Pengarahan Pembimbingan Pengendalian
Edukasi Bimbingan Teknis
Adopsi
Modifikasi
Fungsi Dasar Bunyi Pasal/ ayat
Pelaksanaan SIDa Pasal 386 UU 23/ 2014
Dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah maka, Pemerintah Daerah dapat: Melaksanakan inovasi (SIDa); Menetapkan Kebijakan Inovasi Daerah
Penyusunan dokumen SIDa hingga monitoring dan evaluasi SIDa
Psl 33 Perber Menristek Mendagri 12 dan 36/ 2012
• menyusun dok Roadmap penguatan SIDa; • mengintregrasikan program SIDa dalam dok
RPJMD; • melakukan sinkronisasi, harmonisasi dan sinergi
SIDa; • melakukan penataan unsur SIDa di daerah; • melakukan pengembangan SIDa di daerah; • mempersiapkan rumusan kebijakan penguatan
SIDa di daerah; • mengoordinasikan penyusunan program dan
kegiatan penguatan SIDa di daerah; • melakukan monitoring dan evaluasi; dan • melaporkan hasil pelaksanaan penguatan SIDa.
Koordinator SIDa (Sekr Tim Koordinasi SIDa Prov)
Psl 35 Perber Menristek Mendagri 12 & 36/ 2012
• Tim Koord Prov melakukan koord dng Tim Koord Kab/ Kota utk penguatan SIDa minimal 1x/ tahun
G B
C A
PEMERINTAH PUSAT
PEMERINTAH PROVINSI
PEMERINTAH KAB/ KOTA
1. FASILITATOR 2. INTERMEDIATOR 3. REGULATOR
INFORMASI KEBUTUHAN/ PROBLEM
PAKET TEKNOLOGI
Skala Makro
Research-based policy
Kebijakan; Arahan Program Strategis
Difusi/ diseminasi/ hilirisasi
demand
kemitraan
Skala Meso
A
C
B
BP2D
OPD
Gub
Pemda Kab/ Kota
G
Proven Teknologi
Koord & Pembinaan Demand
& informasi
Teknologi & Inovasi
Sosialisasi dan diseminasi
demand
ANALISIS
KEBIJAKAN
IPTEK
MONEV &
LAYANAN
IPTEK
PENGUATAN
SISTEM
INOVASI
DAERAH
PENGEMBANG
AN &
PENERAPAN
IPTEK
Analisa Kebijakan
Paket Teknologi Publikasi Perizinan Penelitian
kemitraan
Bid.1
Bid.2
Bid.3
A
Gub
OPD
B
C
Pemda Kab/ Kota
Bid.4
Joint-research
Sosialisasi & Pembinaan SIDa
Skala Mikro
BP2D
KEPALA BADAN
SEKRETARIS
Komersialisasi
ANALISIS
KEBIJAKAN
IPTEK
MONEV &
LAYANAN
IPTEK
PENGUATAN
SISTEM
INOVASI
DAERAH
LITBANG &
PENERAPAN
IPTEK
Bid.1
Bid.2
Bid.3
FKPPD Tim Advisory
Tim Koord SIDa
Bid.4
Hubungan dengan Tim Pakar/ Pendukung
DRD
Majelis BP2D
SEKR
Topik-topik penelitian hendaknya direncanakan dan dikoordinir oleh satu Balitbangda (= BP2D).
Hal ini bertujuan untuk menghindari duplikasi, sinkron, dan agar efektif dalam pemanfaatannya
Definisi Skala PT BP2D OPD BUMD/ Industri
Riset dasar penemuan informasi dan data baru
Laboratorium 5 1 0 0
Riset aplikatif
hasil karya skala laboratorium yang dapat diaplikasikan di lingkungan yang terkontrol
Laboratorium 3 3 0
Riset aksi hasil karya di lapangan/kondisi sesungguhnya (terbatas) dan menghitung keekonomian
Field+skala ekonomi, field+small scale
1 5 1
Scaling up berorientasi pada penerapan masyarakat secara umum dan industri secara massal. (BP3IPTEK mengawal melalui SIDa.)
Industri dan kelembagaan
0 2 2 5
Skoring 1 s/d 5 menunjukkan intensitas peran/ keterlibatan
Multisektoral : ◦ Topik ◦ Peneliti ◦ Lembaga
Penelitian yang komprehensif meliputi metode metode ilmiah secara sistematis mulai dari : literatur survey, pengumpulan data, eksperimen, analisa, pembahasan, dampak kebijakan dan kesimpulan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran hipotesa di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait tentang peyelenggaraan pemerintahan.
Fenomena yang “sistemik”
Penelitian untuk pembangunan Jawa Barat dilaksanakan oleh banyak lembaga seperti Kementerian terkait, dunia industri, PT dan lembaga-lembaga riset lain, bahkan perorangan
OPD yang telah rutin melaksanakan penelitian untuk menunjang tupoksinya (Misal: Pengukuran, pengambilan data, survey yang bersifat rutin/ reguler dan sudah menjadi tupoksi OPD terkait, naskah akademik, FS dll.), yang telah mempunyai SDM dan infrastruktur terkait, tetap melakukan porsi penelitian tersebut.
BP2D dapat meminta hasil-hasil penelitian tersebut dan dibuat databasenya; diterapkan sistem perijinan
BP2D bisa memanfaatkan hasil-hasil Penelitian sektoral yang dibiayai oleh Kementerian/lembaga tetapi terkait dengan pembangunan sektoral di Jawa Barat
Penelitian dilakukan oleh BP2D dan dapat dilakukan oleh OPD lain yang memiliki UPTD/Balai.
Penelitian yang dilakukan oleh OPD selain BP2D harus terregister di BP2D atau melalui anggaran BP2D.
Tindakan yang bersifat “EMERGENCY”.
Kategori Padanan
Bhs Inggris
OPD BP2D
Telaahan Review OPD -
Pengumpulan
Data/ Survei
Data
Collection/
Survey
OPD yg
memiliki Balai
Teknis
BP2D
Kajian/
Naskaah
Akademik
Study/
Background
Study
OPD BP2D
Penelitian Research OPD (terbatas?)
BP2D
Analisa/ Eksperimen
Analysis/ Experiment
- BP2D
Studi Kelayakan FS OPD
EMERGENCY SISTEMIK
Badan berwenang dan bertanggung jawab atas: a. Kelitbangan di Provinsi. b. mengkoordinasikan Kelitbangan pada Perangkat
Daerah di Lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya memerlukan dukungan kegiatan Kelitbangan.
c. mengkoordinasikan Kelitbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), meliputi : i. mengkoordinasikan perencanaan Kelitbangan kepada Badan
dan Perangkat Daerah; dan ii.menyampaikan hasil-hasil Kelibangan kepada Perangkat
Daerah dalam rangka perencanaan pembangunan daerah.
d. mengkoordinasikan penguatan SIDa kepada Perangkat Daerah Kelitbangan di lingkup Pemerintah Kabupaten/kota.
Pasal 10
1) Badan menyusun Rencana Kerja Kelitbangan.
2) Rencana Kerja Kelitbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Rencana Induk Kelitbangan, untuk jangka waktu 5 (lima) tahun; dan
b. Rencana Kerja Tahunan.
3) Rencana Kerja Kelitbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi rencana kelitbangan yang bersifat komprehensif, holistik, dan sistemik.
4) Rencana Kerja Kelitbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disusun dengan memperhatikan arahan Majelis Pertimbangan dengan mengikutsertakan para pemangku kepentingan.
Pasal 11
1) Rencana Induk Kelitbangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (2) huruf a disusun paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum ditetapkannya RPJMD Provinsi.
2) Rencana induk Kelitbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan Gubernur dan wajib dimasukkan menjadi bagian dari RPJMD.
Pasal 14
1) Kelitbangan dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja Kelitbangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (2).
2) Pelaksanaan Kelitbangan, dilaksanakan oleh Badan dan Perangkat Daerah.
3) Badan melaksanakan kegiatan kelitbangan yang bersifat komprehensif, holistik, dan sistemik.
4) Perangkat Daerah melaksanakan kegiatan kaji-telaah yang bersifat aktual dan mendesak yang membutuhkan solusi segera.
5) Pelaksanaan Kelitbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan dengan swakelola dan/atau kerja sama dengan pihak lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
6) Pelaksanaan Kelitbangan dengan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilaksanakan berdasarkan tahapan Kelitbangan yang akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur.
Pasal 20
1) Pengorganisasian Kelitbangan, terdiri atas:
a. Majelis Pertimbangan;
b. Tim Pengendali Mutu; dan
c. Tim Kelitbangan.
2) Dalam pelaksanaan Kelibangan, Badan dapat dibantu oleh:
a. Tim koordinasi SIDa;
b. Dewan Riset Daerah;
c. Unsur Perguruan Tinggi;
d. Lembaga Litbang Kementerian;
e. Lembaga Litbang Kementerian;
f. Badan Usaha; dan
g. Orang perorangan.
3) Tim Kelitbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
Pasal 21 1) Hasil Kelitbangan dapat dimanfaatkan Perangkat Daerah
Provinsi dan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota, sebagai: a.bahan perencanaan; b.bahan perumusan kebijakan; dan. c.acuan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan.
2) Pemanfaatan hasil Kelitbangan sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat digunakan oleh perguruan tinggi, lembaga kelitbangan kementerian, lembaga kelitbangan non kementerian, badan usaha, dan masyarakat.
3) Pemanfaatan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan melalui alih teknologi, difusi inovasi, dan diseminasi yang pelaksanaannya berdasarkan peraturan perundang-undangan
Pasal 22 1) Hasil Kelitbangan berupa inovasi dan/atau invensi yang dihasilkan
Badan, Perangkat Daerah Provinsi dan Kerjasama Kelitbangan dengan Pihak Ketiga dapat diajukan untuk mendapatkan perlindungan kekayaan intelektual kepada Kementerian yang mebidangi Kekayaan Intelektual.
2) Fasiltasi untuk mendapatkan perlindungan kekayaan intelektual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Badan.
3) Fasiltasi untuk mendapatkan perlindungan kekayaan intelektual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibiayai oleh Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah.
Pasal 23 1) Inovasi dan/atau invensi yang dihasilkan Badan, Perangkat Daerah
Provinsi dan Kerjasama Kelitbangan dengan Pihak Ketiga yang telah mendapatkan perlindungan kekayaan intelektual dipelihara oleh Badan.
2) Pemeliharaan Kekayaan Intelektual berupa inovasi dan/atau invensi milik Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibiayai oleh Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah.
3) Perlindungan kekayaan intelektual sebagaimana dimaksud pada ayat (1), didokumentasikan Badan.
Pasal 31 1) Gubernur melalui Badan melakukan pembinaan
kegiatan Kelitbangan pada pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota di wilayahnya.
2) Pembinaan kegiatan Kelitbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui : a. koordinasi b. Norma, Standar Prosedur dan Kriteria c. pemberian Bimbingan, supervisi, konsultasi, dan
bantuan teknis d. bantuan teknis dan bantuan pogram e. pendidikan dan pelatihan
Pasal 32
Gubernur memberikan anugerah inovasi daerah dan prakarsa kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan lembaga serta orang-perorangan yang menghasilkan inovasi daerah dan prakarsa daerah yang memberikan penigkatan bagi daya saing Jawa Barat.
Pasal 33 1) Kegiatan Kelitbangan lintas kabupaten/kota oleh
perguruan tinggi, lembaga litbang kementerian, badan usaha, masyarakat dalam negeri di wilayah Jawa Barat dilakukan atas dasar izin Gubernur.
2) Permohonan izin kegiatan Kelitbangan sebagaimana dimaksud ayat (1) ditujukan kepada Gubernur melalui Kesbangpol dan ditembuskan ke Badan untuk mendapatkan rekomendasi teknis.
3) Rekomendasi teknis diberikan jika permohonan izin Kelitbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinilai telah memenuhi kaidah ilmiah dan persyaratan Kelitbangan yang ditetapkan.
Pasal 34
1) Kegiatan Kelitbangan oleh perguruan tinggi, lembaga Kelitbangan, badan usaha, dan orang asing di wilayah Jawa Barat dilakukan atas dasar surat izin penelitian asing dari Kementerian.
2) Kelitbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dilaksanakan pada lintas kabupaten/kota di wilayah Jawa Barat harus mendapatkan izin Gubernur yang permohonannya diajukan melalui Kesbangpol dan ditembuskan ke Badan untuk mendapatkan rekomendasi teknis.
3) Rekomendasi teknis diberikan jika permohonan izin Kelitbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinilai telah memenuhi kaidah ilmiah dan persyaratan Kelitbangan yang ditetapkan.
4) Kelitbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dilaksanakan pada lintas kabupaten/kota di wilayah Jawa Barat menyampaikan laporan hasil Kelitbangan beserta kewajibannya sebagaimana ditetapkan dalam rekomendasi kepada Badan.
Pasal 36
1) Biaya penyelenggaraan kelitbangan di provinsi bersumber dari: a. APBN; b. APBD; dan c. Sumber lainnya yang sah sesuai peraturan perundang-
undangan.
2) Biaya penyelenggaraan Kelitbangan di provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditetapkan secara bertahap sebesar satu persen dalam jangka waktu lima tahun
Pasal 37
1) Pelaksanaan Kelitbangan Badan didukung sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung Kelitbangan.
2) Sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung Kelitbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan secara bertahap sesuai kebutuhan pengembangan Kelitbangan.
3) Penyediaan dan pengembangan sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk menjamin kualitas hasil Kelitbangan.
Pasal 38
1) Badan menyusun Prosedur Kerja Kelitbangan sesuai tugas dan fungsinya.
2) Prosedur Kerja Kelitbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur pada Lampiran Peraturan Gubernur ini.
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Provinsi Jawa Barat
Jl. Citarum No. 8 Bandung - Indonesia
Telp : +62-22-87244652
Fax : +62-22-7272919
Email : [email protected]
Website :
www.bp2d.jabarprov.go.id
@bp2djabar @bp2djabar bp2d
Terima Kasih…