badan kesbangpol provinsi kalimantan timur tahun 2017 filekata pengantar puji dan syukur kami...
TRANSCRIPT
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
Tahun 2017
Badan Kesbangpol Provinsi Kalimantan Timur
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
merupakan laporan yang memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur selama tahun 2017.
Capaian Kinerja (performance results) tahun 2017 tersebut dibandingkan dengan
Penetapan Kinerja (Performance Agreement) tahun 2017 sebagai tolok ukur
keberhasilan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini
akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance
gap) bagi perbaikan kinerja dimasa yang akan datang. Sistematika penyajian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017 berpedoman pada Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja
pada level sasaran dan kegiatan. Pengukuran dengan menggunakan indikator
kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung antara
sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan
rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Selain itu,
untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator-indikator
outcomes atau minimal outputs dari kegiatan yang terkait langsung dengan
sasaran yang diinginkan.
Berdasarkan hasil pengukuran, tingkat pencapaian, Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur tahun 2017 dengan jumlah
keseluruhan sasaran sebanyak 5 (lima) sasaran, dengan kategori capaian baik
sebanyak 5 (lima) sasaran. Hal ini menunjukkan bahwa capaian seluruh sasaran
program Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur telah
mencapai target yang telah ditetapkan, dengan harapan semoga di tahun
mendatang dapat dipertahankan dan lebih ditingkatkan untuk mencapai tujuan
dan sasaran organisasi yang harus diupayakan semaksimal mungkin dalam
pencapaiannya.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan Ijin – Nya jualah maka
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur Tahun
2017 dapat diselesaikan.
Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia
(Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk
melaporkan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya selama satu tahun dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP). Sehubungan dengan hal tersebut, serta dilandasi dengan kesadaran bahwa LAKIP
merupakan media akuntabilitas kinerja dan alat umpan balik pengambilan keputusan yang
bermanfaat bagi terwujudnya good governance, maka Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Povinsi Kalimantan Timur sebagai salah satu instansi pemerintah berkewajiban juga untuk
menyusun LAKIP tahun 2017.. LAKIP tersebut dimaksudkan sebagai Laporan Kinerja yang
telah dilaksanakan oleh Badan Kesatuan bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur
selama Tahun 2017.
LAKIP Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur tahun 2017
menginformasikan pencapaian kinerja output kegiatan yang telah ditetapkan dan upaya-
upaya yang telah dilakukan dalam rangka pencapaian kinerjaoutput tersebut. Disamping itu
di dalam LAKIP ini juga diungkapkan sumbangan (andil) pencapaian indikator outcome yang
dapat diukur di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur pada saat ini,
berdasarkan sumberdaya keuangan, sumber daya manusia, dan sarana-prasarana yang
dimiliki secara transparan dan akuntabel. Penyusunan LAKIP ini juga telah diupayakan sebaik
mungkin, walaupun demikian LAKIP ini tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan, untuk itu
saran dan opini yang membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya laporan ini.
Samarinda, 23 April 2018
KEPALA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
YUDHA PRANOTO
Pembina Utama Madya
NIP. 19640817 201006 1 001
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN 2
C. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI 2
D. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI 5
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS 10
PERENCANAAN STRATEGIS TAHUN 2013 - 2018 10
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 13
A. PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2017 13
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA 44
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN TAHUN 2017 51
BAB IV PENUTUP 54
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan tugas Pemerintah yang
berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab melalui prinsip-
prinsip Good Governance, hal ini merupakan salah satu wujud komitmen
organisasi penyelenggaraan pemerintahan dalam mempertanggungjawabkan
pengelolaan dan pengendalian sumberdaya yang sesuai dengan Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Pelaksanaan lebih lanjut
didasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata cara Reviu Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah dan Perjanjian Kinerja.
Akuntabilitas Kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi
Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan
pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku
kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan
sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui kinerja instansi
pemerintah yang disusun secara periodik.
Salah satu prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance) adalah
akuntabilitas, hal ini merupakan salah satu wujud komitmen organisasi
penyelenggara pemerintahan dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan
dan pengendalian sumber daya dalam pelaksanaan kebijakan pada setiap akhir
tahun. Hal itu ditegaskan dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), bahwa Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban dalam mewujudkan Good Governance di lingkungan
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur sebagai
salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah
Daerah Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki peranan yang penting dalam
menjaga keutuhan bangsa dan Negara khususnya upaya untuk
mempertahankan Kesatuan dan Persatuan Bangsa dalam rangka memperkokoh
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), memerlukan suatu perencanaan
yang strategis pada setiap program dan kegiatan agar apa yang diinginkan
dapat tercapai sesuai dengan sasaran. Untuk itu diperlukan suatu pemahaman
yang matang dan terarah serta usaha yang maksimal dari setiap aparat, untuk
berkomitmen mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan dan hasil akhir
kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam bentuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 2
Pada tahun 2017 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan
Timur melaksanakan program dan kegiatan melalui Anggaran Berbasis Kinerja
sebagai pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Proses penyusunan dokumen perencanaan dan anggaran tahunan dilakukan
secara terpadu dengan mengacu pada dokumen perencanaan serta
berdasarkan pada visi dan misi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi
Kalimantan Timur sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra)
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 –
2018 dalam rangka mewujudkan pencapaian tujuan dan sasaran Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur.
LAKIP Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur Tahun
2017 pada dasarnya merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban Badan
Kesbangpol atas kinerja yang dilaksanakan dalam pencapaian visi dan misi
organisasi. Sehubungan dengan hal tersebut lingkup penyusunan LAKIP akan
memberikan kondisi obyektif pada tahun 2017, perencanaan strategis, target
dan pencapaian kinerja dan evaluasi pencapaian kinerja berdasarkan
penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU).
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penyusunan LAKIP Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2017 adalah:
1. Sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis Badan Kesbangpol
Provinsi Kalimantan Timur selaku penerima kewenangan dan Pengguna
Anggaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2017;
2. Memberikan gambaran dan informasi mengenai tingkat pencapaian target
yang telah ditetapkan untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran
yang menjadi tanggungjawab Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi
Kalimantan Timur.
Adapun tujuan dari pada penyusunan LAKIP Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017 adalah:
1. Terwujudnya akuntabilitas kinerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017.
2. Memberikan umpan balik bagi pengambil kebijakan dan peningkatan
kinerja perencanaan program dan kegiatan maupun pemberdayaan
sumber daya di lingkungan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi
Kalimantan Timur khususnya dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
pada umumnya.
3. Terlaksananya sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan
program/kegiatan kerja secara efisien, efektif dan responsive serta tanggap
terhadap kondisi penyelenggaraan pemerintahan bidang kesatuan bangsa
dan politik.
C. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 3
Sesuai dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur nomor 83 Tahun
2016 tanggal 21 Desember 2016 tentang susunan organisasi, tugas, fungsi dan
tata kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur.
1. Tugas Pokok Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Prov. Kaltim
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur mempunyai
tugas pokok Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
di bidang kesatuan bangsa dan politik.
2. Fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Prov. Kaltim
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik mempunyai fungsi:
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesatuan bangsa dan politik
sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan oleh
pemerintah Daerah;
2. Perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan bidang
kesatuan bangsa dan politik;
3. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidang Kesatuan Bangsa dan Politik.
4. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian teknis di
bidang politik dalam negeri;
5. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian bidang
pembinaan ideologi wawasan kebangsaan dan kewaspadaan;
6. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian
bidang ketahanan sosial Budaya dan Organisasi Kemasyarakatan;
7. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian
teknis di bidang penanganan konflik dan Kewaspadaan nasional;
8. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
9. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 4
Struktur Organisasi SKPD
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Gambar 1.1
SOTK Badan Kesbangpol Prov. Kaltim
KASUBBID
PENANGANAN
KONFLIK
KASUBBID
ORGANISASI
KEMASYARA-
KATAN
KASUBBID
ASILITASI PARTAI
POLITIK DAN
PEMILU
KASUBBID
PRMBINAAN
KARAKTER
BANGSA
KASUBBID
KEWASPADAAN
DINI, ANEV,
INFORMASI DAN
KEBIJAKAN STATEGIS
KASUBBID
KETAHANAN
IDEOLOGI
DAN WASBANG
KASUBBID
KETAHANAN
EKONOMI SOS.
BUDAYA
KASUBBID
PENGEMBANGAN
ETIKA DAN
BUDAYA POLITIK
KEPALA
BADAN
KASUBBAG.
UMUM
SEKRETARIS
KASUBBAG.PE-
NYUSUNAN
PROGRAM
KASUBBAG.
KEUANGAN
KEPALA BIDANG
BINA IDEOLOGI
WASBANG DAN
KARAKTER
KEPALA BIDANG
POLITIK DALAM
NEGERI
KEPALA BIDANG
KETAHANAN
SOSIAL BUDAYA
DAN ORMAS
KEPALA BIDANG
PENANGANAN
KONFLIK DAN
KEWASPADAAN
NASIONAL
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 5
D. ASPEK SRATEGIS ORGANISASI
Tantangan dan peluang Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan
Timur dalam rangka menjaga proses konsolidasi demokrasi dan hukum di
Kalimantan Timur sebagai berikut:
A. Tantangan
Tantangan dalam Pengembangan Pelayanan Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Provinsi Kalimantan Timur meliputi: Potensi Kerawanan Sosial
Provinsi Kalimantan Timur Politisasi Nilai-Nilai Agama, dan Menipisnya
Kepercayaan Masyarakat Terhadap Lembaga Politik dan Hukum.
1) Potensi Kerawanan Sosial Provinsi Kalimantan Timur.
Karakteristik Kalimantan Timur yang dihuni oleh masyarakat yang
heterogen, mempunyai potensi kerawanan sosial, politik dan
kewilayahan, yang dapat mengarah pada konflik sosial yang
berdimensi vertikal dan horisontal. Kondisi kemajemukan masyarakat
Kalimantan Timur yang rawan konflik, implementasi otonomi daerah
yang belum konsisten, kebijakan publik yang belum memuaskan
masyarakat, kesenjangan sosial ekonomi yang masih signifikan, makin
rendahnya kesadaran hukum dan lemahnya penegakan hukum, serta
pelanggaran HAM mendorong munculnya tirani sosial/massa yang
mengarah pada anarkhisme. Disamping itu, merosotnya etika dan
moral bangsa yang ditandai dengan menguatnya fenomena korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN) merupakan hambatan signifikan bagi
terwujudnya pemerintahan yang baik (good governance).
2) Politisasi Nilai-Nilai Agama
Masih berakarnya politisasi nilai-nilai agama sebagai bagian dari
pertentangan kepentingan politik dan kekuasaan masih terjadi pada
masyarakat di Kalimantan Timur selama beberapa tahun terakhir. Iklim
kebebasan telah membuat kelompok primordial menegaskan
keberadaan di dalam masyarakat, bahkan dengan tidak ragu-ragu
menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuannya. Amat
sering terjadi kekerasan dilakukan terhadap kelompok lain yang tidak
sepaham, dengan menggunakan agama sebagai perisai. Namun yang
perlu diperhatikan, berbicara soal keamanan dan ketertiban, tidak
terlepas dari personalitas dari masyarakat yang kompleks. Bersatunya
masyarakat didasari karena adanya kesamaan dalam hak dan
kewajiban sebagai warga negara yang dilindungi sepenuhnya oleh
negara. Selain nilai-nilai agama, pluralisme lainnya seperti budaya,
adat istiadat, bahasa, ekonomi dan pendidikan mempunyai peran juga
sebagai pemersatu atau sebagai ancaman.19
3) Menipisnya Kepercayaan Masyarakat Terhadap Lembaga Politik dan
Hukum.
Pada saat proses politik yang demokratis dan praktek hukum yang
berkeadilan justru sangat diperlukan pada saat seperti sekarang ini,
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 6
namun secara bersamaan terjadi pula penipisan kepercayaan
masyarakat luas terhadap lembaga politik dan hukum. Perasaan
diperlakukan tidak adil dan sikap-sikap sinis dan pesimisme yang
meluas, memunculkan berbagai ungkapan kejengkelan dan ejekan
terhadap dunia peradilan, antara lain berupa tuduhan "mafia
peradilan" kepada dunia kehakiman, kejaksaan dan kepolisian sebagai
tritunggal penegak hukum Indonesia. Organisasi Kemasyarakatan
(Ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang pada masa lalu
kurang diakui peranannya, dewasa ini mulai menunjukkan peran yang
baik dalam memberdayakan sektor masyarakat menuju ke arah
terbentuknya masyarakat modern (civil society) yang tangguh. Dalam
hubungannya dengan masyarakat, pemerintah saat ini sedang
mensosialisasikan perannya sebagai regulator dan fasilitator.
Pemerintah (negara) sedang berada dalam proses transformasi dalam
membentuk perannya sebagai penengah" yang adil dalam
mengupayakan penyelesaian berbagai konflik kepentingan dalam
masyarakat yang majemuk ini.
4) Perkembangan Dinamika Politik Masyarakat.
Seiring dengan perubahan dinamika politik dan sistem politik di
Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada
masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang
dipandang lebih demokratis. Terkait dengan dinamika politik, saat ini
masyarakat dapat menyikapi setiap perkembangan yang ada secara
cerdas dan bijaksana, proaktif dan bertindak positif. Akan tetapi
terdapat sebagian golongan dalam penyampaian aspirasi politiknya
kadang di luar koridor hukum yang berlaku yang dapat mengakibatkan
dan berpotensi memperkeruh situasi dan kondisi yang ada. Apalagi
akan dilaksanakan pesta akbar yang akan digelar sekitar bulan Juni
2018, untuk itu diharapkan peran semua elemen masyarakat termasuk
Partai Politik bisa bisa memberikan dukungan agar pelaksanaan Pilgub
dan wagub dapat berjalan lancar sukses.
5) Perubahan Paradigma Pelayanan Publik.
Seiring dengan perubahan dan tuntutan dinamika masyarakat,
khususnya paradigma aparatur birokrasi memperlakukan publik
pengguna layanan public sebagai warga negara (citizen) bukan sebagai
pelanggan (customer). Dengan adanya perubahan perundang
undangan, terjadi pergeseran fungsi utama Pemerintah Daerah yang
semula Sebagai Promotor Pembangunan berubah menjadi Pelayan
Masyarakat . Perubahan diatas sejalan paradigma good governance
yang memberikan tekanan pada manajemen pemerintahan, termasuk
manajemen pelayanan publik. Pemerintah tidak lagi berposisi sebagai
penguasa dengan sifat hubungan hierarkis dengan masyarakat,
melainkan sebagai mitra yang berkedudukan heterarkhis dengan
komponen lainnya (sektor swasta dan masyarakat).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 7
6) Sinkronisasi Kebijakan Pusat di Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik.
Dalam mewujudkan harmonisosial masyarakat, pemerintah berupaya
meningkatkan berbagai perangkat perundang-undangan/ Peraturan
yang dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan masyarakat.
Peraturan-peraturan tersebut baik terkait dengan program dan
kegiatan maupun forum-forum masyarakat maupun instansi terkait
yang membawa konsekuensi ke daerah untuk memfasilitasi kebijakan
tersebut. Peraturan-peraturan tersebut antara lain tentang
pembetukan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Komunitas
Intelijen Daerah (KOMINDA), Forum Pembauran Kebangsaan (FPK),
Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan (PPWK), Forum Kerukunan
Umat Beragama (FKUB), Pokja Indeks Demokrasi Indonesia (Pokja IDI),
Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT).
7) Program Pro-Masyarakat
Sejalan dengan tuntutan masyarakat pada era reformasi dan
globalisasi maka program pembangunan kesatuan bangsa dan politik
harus sejalan dengan kondisi dinamika masyarakat yang sedang
berkembang. Dalam menyikapi hal tersebut tentunya kegiatan
pembinaan kesatuan bangsa dan politik harus mengarah kepada
kegiatan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.
21
B. Peluang
Berdasarkan tantangan utama di atas, serta sesuai dengan kedudukan,
tugas pokok dan fungsinya sebagaimana tertuang di dalam Peraturan
Gubernur Kalimantan Timur Nomor 83 tahun 2016 tentang susunan
organisasi, tugas, fungsi dan tata kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Provinsi Kalimantan Timur, maka peluang yang dilakukan dengan
melaksanakan upaya-upaya sebagai berikut:
1) Peningkatan Persatuan dan Kesatuan
Peluang dan upaya ini ditujukan untuk menyepakati makna pentingnya
persatuan dan kesatuan bangsa dalam konstelasi politik yang sudah
berubah, yang dapat dilakukan dengan kegiatan pokok membangun
dan melaksanakan sistem deteksi dini atau early warning system untuk
merespon berbagai persoalan konflik sosial politik, membangun dan
memperluas mekanisme dan jaringan kerjasama seluruh stakeholders
bangsa untuk menyelesaikan berbagai persoalan konflik sosial politik,
melaksanakan gerakan kampanye ataupun bentuk-bentuk advokasi
lainnya secara serentak untuk meningkatkan komitmen yang utuh
terhadap persatuan dan kesatuan bangsa, serta melaksanakan
sosialisasi untuk meningkatkan rasa kebangsaan Indonesia. Selain itu,
perlunya penguatan terhadap masyarakat akan pemahamannya
terhadap hak dan kewajiban masyarakat sebagai warga negara
Indonesia dalam kesatuan bangsa dan penguatan pemahaman
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 8
Bhineka Tunggal Ika sebagai slogan bangsa yang menjadikan
kekuatan dalam kerangka kesatuan bangsa.
2) Penyempurnaan dan Penguatan Kelembagaan Politik
Upaya ini ditujukan untuk mewujudkan kelembagaan yang lebih kokoh
dan optimalisasi fungsi-fungsi dan hubungan antar lembaga eksekutif,
legislatif dan yudikatif, serta kemasyarakatan, sejalan dengan amanat
konstitusi. Dalam kaitan ini, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
memiliki peluang untuk meningkatkan kapasitas, kapabilitas dan
kualitas lembaga-Iembaga penyelenggara negara, utamanya lembaga
legislatif daerah, memberikan bantuan keuangan terhadap partai
politik, memberdayakan dan menata lembaga–Iembaga
kemasyarakatan, mensosialisasikan perlunya mendukung keputusan-
keputusan Mahkamah Konstitusi sesuai dengan fungsi dan peran yang
digariskan oleh konstitusi, serta melembagakan mekanisme kerjasama
antar institusi negara dan antara institusi negara dan masyarakat
dalam mendukung proses demokratisasi.
3) Pemulihan Wilayah Pasca Konflik.
Stabilitas politik dan pasca konflik merupakan agenda penting bagi
upaya mewujudkan proses demokratisasi, persatuan dan kesatuan
bangsa, iklim usaha yang kondusif serta terjaganya ketertiban umum
di daerah. Beberapa permasalahan yang perlu diantisipasi terutama
terkait dengan excess dan dispute yang potensial terjadi di beberapa
daerah sebagai implikasinya. Hal ini memerlukan perhatian dan upaya-
upaya terstruktur dalam proses pembinaan politik yang demokratis di
tingkat lokal serta peningkatan wawasan kebangsaan untuk menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejalan dengan itu,
upaya penciptaan ketentraman dan ketertiban masyarakat perlu tetap
dipelihara.
4) Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat
Dalam upaya meningkatkan partisipasi politik masyarakat, maka para
stakeholder (Partai Politik, tokoh politik, tokoh masyarakat dan elemen
masyarakat lainnya) diharapkan untuk berperan lebih aktif dalam
memberikan pemahaman politik kepada masyarakat. Penguatan
dalam meningkatkan partisipasi politik melibatkan:
a. Partai Politik
Partai Politik berperan dalam menyalurkan dan memperjuangkan
aspirasi masyarakat;
b. Tokoh politik dan tokoh masyarakat
Para tokoh politik dan tokoh masyarakat diharapkan bisa
memberikan teladan kepada masyarakat mengenai tata cara
berpolitik yang baik, santun, penuh dedikasi dan loyalitas sehingga
masyarakat tertarik untuk berpartisipasi aktif dalam proses politik.
5) Peningkatan Budaya Multikultural dan Toleransi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 9
Masyarakat Kalimantan Timur sangatlah beranekaragam, termasuk
didalamnya sistem religi atau sistem kepercayaan yang hidup dan
diyakini oleh masyarakat. Dalam membangun sikap multikultural,
maka upaya yang perlu dilakukan adalah meningkatkan pemahaman
kepada masyarakat untuk saling menghargai dan menjunjung tinggi
sikap toleransi sosial tanpa membeda-bedakan antara satu
kebudayaan dengan kebudayaan yang lain.
23
6) Peningkatan Sumber Daya Manusia Bakesbangpol
Dalam menunjang kinerja SDM Bakesbangpol, perlu upaya-upaya
peningkatan baik dari sisi kualitas maupun kuantitas dengan harapan
meningkatnya kinerja aparatur Bakesbangpol yang handal dan
profesional.
7) Peningkatan Anggaran
Dengan cakupan area dan wilayah pembangunan kesatuan bangsa dan
politik, maka upaya yang perlu dilakukan adalah dapat terpenuhinya
secara proporsional jumlah alokasi anggaran yang diperlukan dalam
meningkatkan peran di area pembinaan tersebut.
8) Sarana dan Prasarana
Dengan cakupan area dan wilayah pembangunan kesatuan bangsa dan
politik, maka upaya yang perlu dilakukan adalah dapat terpenuhinya
sarana dan prasarana yang diperlukan dalam mendukung pembinaan
dan pembangunan kesatuan bangsa dan politik di Provinsi Kalimantan
Timur.
Demikian beberapa tantangan dan peluang yang dihadapi oleh Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur, dengan harapan bisa dijadikan
pedoman dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 10
BAB II
PERENCANAAN STRATEGIS
PERENCANAAN STRATEGIS TAHUN 2013 – 2018
Pemerintah harus dapat menempatkan posisinya sebagai katalisator dan
motivator dalam menggerakkan sendi-sendi pemerintahan dalam tingkat pelayanan
kepada masyarakat dan perwujudan pembangunan sebagai bentuk keterlibatan dan
partisipasi masyarakat menuju tatanan pemerintahan yang baik (Good Governance).
Apabila kondisi tersebut dapat berjalan selaras dan berkesinambungan, maka
penyelenggaraan pemerintahan yang mengarah pada good governance akan terwujud
dan dapat berjalan dengan baik.
Renstra Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur 2013 –
2018 merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan gambaran dan
arahan kebijakan dan strategi pembangunan 2013 -2018 sebagai tolak ukur dan alat
bantu dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Provinsi Kalimantan Timur dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan di
bidang urusan dalam negeri. Dokumen ini berfungsi untuk menuntut segenap
penyelenggara kegiatan di lingkungan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi
Kalimantan Timur untuk secara konsisten melaksanakan program/kegiatan
pembangunan sesuai tugas dan fungsi yang diemban di bidang pembinaan kesatuan
bangsa dan politik.
Penyusunan sebagai panduan kerja operasional yang visioner, sekaligus sebagai
instrument pokok dalam keseluruhan kerangka manajemen program di lingkungan
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur. Juga dimaksudkan
dalam rangka penyiapan dokumen perencanaan pembangunan 5 tahunan, serta
bertujuan untuk memantapkan terselenggaranya kegiatan-kegiatan prioritas sesuai
dengan visi, misi, tujuan, sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur dalam periode 5 (lima) tahun kedepan,
yang disesuaikan dengan dinamika dan tuntutan perubahan yang ada dalam
masyarakat, serta sinkronisasi perencanaan pembangunan secara menyeluruh dan
terintegrasi dalam mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
khususnya dan kebijakan pembangunan nasional pada umumnya.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 11
RENSTRA 2013 - 2018
TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG DAMAI, TENTRAM DAN DEMOKRATIS,
SERTA BERWAWASAN KEBANGSAAN DI WILAYAH KALIMANTAN TIMUR
1. MEWUJUDKAN SISTEM DEMOKRASI YANG KONDUSIF DI WILAYAH KALIMANTAN TIMUR.
2. MEWUJUDKAN MASYARAKAT KALIMANTAN TIMUR YANG BERWAWASAN KEBANGSAAN.
3. MEWUJUDKAN KETAHANAN SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM RANGKA
MENOPANG STABILITAS NASIONAL
4. MEWUJUDKAN KONDUSIFITAS DI DAERAH DENGAN MENSINERGIKAN PERAN-PERAN
MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN
VISI
MISI
1. MENCIPTAKAN SITUASI POLITIK YANG SEHAT BAGI MASYARAKAT
DALAM PROSES PEMBANGUNAN DAN MENINGKATKAN INTERAKSI
INFRA STRUKTUR DAN SUPRA STRUKTUR POLITIK.
2. MENCIPTAKAN MASYARAKAT KALIMANTAN TIMUR YANG
BERWAWASAN KEBANGSAAN DALAM RANGKA KONDUSIFITAS
DAERAH.
3. MENINGKATKAN STABILITAS SOSIAL EKONOMI YANG DINAMIS
BAGI KELANCARAN PEMBANGUNAN SERTA TERBANGUNNYA
SUATU KELAMBAGAAN SOSIAL EKONOMI DI MASYARAKAT YANG
KOKOH.
4. TERWUJUDNYA KONDUSIFITAS DI DAERAH DENGAN
MENSINERGIKAN PERAN-PERAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAH
DALAM PEMBANGUNAN
TUJUAN STRATEGIS SASARAN STRATEGIS
1. MENINGKATKAN PARTISIPASI
MASYARAKAT DALAM PEMILU DAN
MENINGKATKAN KUALITAS DEMOKRASI.
2. MENINGKATKAN WAWASAN
KEBANGSAAN MASYARAKAT KALIMANTAN
TIMUR.
3. TERJALINNYA HUBUNGAN KERJASAMA
YANG DINAMIS DALAM STRUKTUR
EKONOMI MASYARAKAT SERTA
TERSEDIANYA DATA DAN INFORMASI
SEBAGAI BAHAN KAJIAN MENGENAI
PERKEMBANGAN SOSIAL EKONOMI DI
DAERAH.
4. TERCIPTANYA KERJASAMA PENANGANAN
KONFLIK SECARA KONFREHENSIF
BADAN KESBANGPOL PROV. KALIMANTAN TIMUR
Gambar 2.1
Renstra Badan Kesbangpol Prov. Kaltim
Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Provinsi Kalimantan Timur, merupakan parameter serta acuan dalam melaksanakan
seluruh program dan kegiatan di lingkungan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Provinsi Kalimantan Timur tahun 2018.
Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2018 diimplementasikan sebagaimana terlihat diatas,
dituangkan dalam Penetapan Kinerja (PK) sebagaimana terlihat dibawah ini. Dimana
Penetapan (Perjanjian) Kinerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan
Timur tersebut merupakan ikhtiar rencana kinerja yang akan dicapai pada tahun 2018,
sekaligus sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi dan menjadi dasar penilaian
dalam evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun anggaran 2018.
Berikut Penetapan (Perjanjian) Kinerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2018, sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 12
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA TARGET
1 2 3 4
1.
Meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam Pemilu dan
meningkatkan kualitas
demokrasi.
Meningkatnya
partisipasi
masyarakat dalam
Pemilu.
70 %
Meningkatnya
Indeks Demokrasi
Indonesia
Kalimantan Timur
73 %
2. Meningkatnya wawasan
kebangsaan masyarakat
Kalimantan Timur
Meningkatnya
wawasan
kebangsaan
400 orang
3.
Terjalinnya hubungan
kerjasama yang dinamis dalam
struktur sosial ekonomi
masyarakat.
Meningkatnya
stabilitas Ekonomi
dan Sosial Budaya
4 Dokumen
Peningkatan
Pemberdayaan
terhadap
Organisasi
Kemasyarakatan
75 %
4. Terciptanya kerjasama
penanganan konflik yang
komprehensif.
Penurunan Jumlah
Konflik 104 konflik
5. Meningkatkan Pelayanan
Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Provinsi Kalimantan
Timur
Pelayanan Yang
Optimal 80 %
Tabel 2.1
Penetapan (Perjanjian) Kinerja
Badan Kesbangpol Prov. Kalimantan Timur
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 13
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2017
Pertanggungjawaban kinerja yang tepat, dan terukur merupakan media
untuk mengetahui kinerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi
Kalimantan Timur, sesuai Rencana Kinerja dan Perjanjian Kinerja Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017, disajikan
dalam bentuk perbandingan antara target tiap indikator kinerja dengan
realisasinya. Capaian kinerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2017 sebagai berikut:
Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
1 2 3 4 5 6
Indeks Demokrasi
Indonesia Kalimantan
Timur73% 73,64 100,8 %
Jumlah Partisipasi
Masyarakat dalam
pemilu 70%
2
Meningkatnya Wawasan
Kebangsaan Masyarakat
Kalimantan Timur
Jumlah masyarakat
kaltim yg memahami
wawasan kebangsaan
dan karakter bangsa
400 orang 1.448 362%
Meningkatnya
Stabilitas Ekonomi
dan Sosial Budaya4 Dokumen 4 100%
Peningkatan
perberdayaan
terhadap Organisasi
Kemasyarakatan
75% 75% 100%
4
Terciptanya Kerjasama
Penanganan Konflik
secara konfrehensif
Penurunan Jumlah
Konflik 104 104 100%
5
Meningkatnya pelayanan
Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik Provinsi
Kalimantan Tmur
Terlaksananya semua
kegiatan yang
mendukung kinerja
80% 80% 100
Meningkattnya
Ketahanan Ekonomi,
Sosial Budaya dan Ormas
3
MEMBANDINGKAN TARGET DAN REALISASI KINERJA
TAHUN ANGGARAN 2017
Meningkatnya Partisipasi
Masyarakat dalam
pemilu dan Indeks
Demokrasi Indonesia
(IDI) Kaltim
1
SASARAN I
MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILU DAN MENINGKATKAN
KUALITAS DEMOKRASI
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 14
CAPAIAN KINERJA SASARAN:
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Meningkatnya partisipasi masyarakat
dalam Pemilu 70 %
Meningkatnya Indeks Demokrasi
Indonesia (IDI) Kalimantan Timur 73 % 73,64 % 112,8%
Tabel 3.1
Pengukuran Kinerja Sasaran 1
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilu
Dan Kualitas Demokrasi
Sasaran I dicapai dengan program Pendidikan Politik Masayarakat, dengan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Penyusunan Data Base Partai Politik
Untuk tahun 2017 dari 10 partai Politik yang mendapatkan kursi di
DRPD hanya 6 partai politik yang memenuhi syarat dan mencairkan
bantuan keuangan Parpol yang telah dianggarkan oleh pemerintah Daerah.
4 partai politik tidak memenuhi syarat dan tidak bisa mencairkan bantuan
keuangan partai politik, dikarenakan tidak melaporkan laporan
pertanggungjawaban dana yang telah diberikan oleh pemerintah.
LPJ tersebut paling lambat 31 Januari tahun berjalan belum
dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.
Partai Politik yang memenuhi syarat dalam pencairan bantuan
keuangan Partai Politik Provinsi Kalimantan Timur tahun 2017 sebanyak 6
partai politik sebagai berikut :
a. Partai Demokrat
b. Partai Gerindra
c. Partai PPP
d. Partai Hanura
e. Partai PDI-P
f. Partai PKS
Partai Politik yang tidak memenuhi syarat dalam pencairan bantuan
keuangan Partai Politik Provinsi Kalimantan Timur tahun 2017 sebanyak 4
partai politik sebagai berikut :
a. Partai PAN
b. Partai Golkar
c. Partai Nasdem
d. Partai PKB
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 15
2. Pemantauan Perkembangan Politik Daerah.
Sesuai Permendagri Nomor 61 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemantauan, Pelaporan dan Evaluasi Perkembangan Politik di Daerah,
bahwa untuk mengetahui perkembangan politik di suatu daerah dan
menciptakan stabilitas politik pemerintahan yang kondusif di daerah, perlu
melakukan pemantauan, pelaporan dan evaluasi situasi politik secara
tertib, terkoordinasi dan berkesinambungan. Perkembangan politik yang
perlu dipantau adalah pelaksanaan Pemilihan Gubernur, Wakil Gubernur,
Bupati, Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota selain itu juga
bagaimana situasi politik lainnya serta ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat.
Berbagai peristiwa di berbagai bidang telah mewarnai perkembangan
politik di Kalimantan Timur, mulai dari wacana pemekaran daerah otonomi
baru, Musda Tingkat Provinsi Partai Golkar sampai polemik komposisi
Ketua DPRD Kalimantan Timur pasca pemekaran Provinsi Kalimantan
Utara. Disamping itu menjelang Pemilihan Gubernur Kalimantan Timur
Tahun 2018, sudah banyak bermunculan figur yang akan ikut bertarung
sebagai indikator akan ramainya perebutan kursi KT 1.
Dengan dilaksanakan Pemantauan Perkembangan Politik Di daerah,
dapat maka diharapkan stabilitas daerah dapat terus dimantapkan, dengan
demikian pesta akbar yang akan digelar pada tahun 2018 dapat berjalan
aman lancar dan sukses.
3. Penyusunan Indeks Demokrasi Indonesia.
Sejalan dengan demokratisasi yang dicapai Indonesia dewasa ini, kita
berhasil mengembangakan alat ukur untuk menilai kemajuan demokrasi
menurut keadaan kita sendiri yaitu Indeks Demokrasi Indonesia (IDI).
IDI berupaya mengukur demokrasi melalui 3 aspek penting, yaitu
Kebebasan Sipil, Hak-hak Politik dan Lembaga Demokrasi. IDI menyediakan
data penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya terkait
penilaian terhadap demokrasi di tingkat provinsi untuk memastikan
keselarasan antara good governance dengan tujuan reformasi demokratis.
Indeks Demokrasi Indonesia Provinsi Kalimantan Timur berfluktuasi
dari tahun ke tahun dan di tahun 2016 Indeks Demokrasi Indonesia berada
pada peringkat ketiga dengan nilai 73,64%
Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Kalimantan Timur 2016 sebesar
73,64 dalam skala 0 sampai 100 Angka ini turun 7,60 poin dibandingkan
dengan IDI Kalimantan Timur 2015 sebesar 81,24. Kinerja demokrasi
Kalimantan Timur turun dari kategori baik menjadi kategori sedang .
Tingkat demokrasi dikelompokkan menjadi tiga kategori yakni baik
(indeks > 80), sedang (indeks 60-80), dan buruk (indeks < 60).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 16
Perubahan IDI Kalimantan Timur dari 2015 - 2016 dipengaruhi
perubahan tiga aspek demokrasi yakni, Kebebasan Sipil turun 14,82 poin
(dari 93,07 menjadi 78,25), Hak-Hak Politik turun 4,39 poin (dari 82,74
menjadi 78,35), dan Lembaga-lembaga Demokrasi turun 3,63 poin (dari
63,99 menjadi 60,36) .
Metodologi pengumpulan data IDI terdiri dari 4 sumber data yaitu:
1) Review surat kabar;
2) Review dokumen (Perda, Pergub, dll);
3) Focus Group Discussion (FGD);
4) Wawancara mendalam.
Dalam rangka meningkatkan Partisipasi masyarakat dalam pemilu, baik
itu pemilu Kepala Daerah, Pemolu Pileg dan Pemilu Pilpres maka langkah-
langkah yang dilakukan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik tahun
anggaran 2017 antara lain:
Anggaran Murni:
1. Terlaksananya pelaksanaan sosialisasi terhadap pemilih perermpuan
khususnya di Provinsi Kalimantan Timur dengan maksud memberikan
pemahaman dan kesadaran akan hak dan kewajiban perempuan
dalam kehidupan berpolitik dan tujuan yang ingin dicapai sebagai
berikut:
1. Meningkatkan kesadaran politik perempuan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Meningkatkan partisipasi politik dan inisiatif perempuan dalam
kehidupan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Meningkatkan kemandirian, kedewasaan, dan membangun
karakter, dalam rangka memelihara persatuan dan kesatuan.
4. Terbangunnya responsibilitas perempuan terhadap persoalan
diskriminasi perempuan melalui pendidikan politik.
Dengan dilaksanakan kegiatan sosialisasi ini diharapkan peserta
khususnya pemilih perempuan dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1. Mampu memahami makna politik bagi perempuan
2. Mapat meninkatkatkan kepekaan tentang peran perempuan
dalam berpolitik melalui contoh-contoh isu politik
3. Memahami aspek-aspek mengukur ketidakadilan terhadap
perempuan.
4. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya
peranan perempuan dalam memberikan suara dan meningkatkan
partisipasi dalam pemilihan umum baik Pemilu Kepala Daerah dan
Pilpres.
INDIKATOR I:
Meningkatnya Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilu
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 17
2. Terlaksananya sosialisasi kepada Tomas, Toga, Todat dan pemuda di
Provinsi Kalimantan Timur.
Sosialisasi ini, dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan
pengetahuan tentang tertib administrasi pengelolaan pengunaan
bantuan keuangan partai politik yang transparan dan akuntabel.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah:
a. Meningkatnya kesadaran pengurus partai politik dalam mengelola
pengunaan bantuan keuangan partai politik.
b. Terwujudnya peningkatan pengelplaan dan pengunaan bantuan
keuangan partai politik secara transparan dan akuntable.
c. Terwujudnya profesionalisme pengurus partai politik dalam
penggunaan, pengelolaan dan pertangung jawaban bantuan
keuangan partai politik.
Hasil yang dicapai
a. Meningkatnya kesadaran pengurus partai politik dalam mengelola
pengunaan bantuan keuangan partai politik.
b. Terwujudnya peningkatan pengelolaan dan pengunaan bantuan
keuangan partai politik secara transparan dan akuntable.
c. Terwujudnya profesionalisme pengurus partai politik dalam
pengunaan, pengelolaan dan pertangungjawaban bantuan
keuangan partai politik.
d. Terwujudnya profesionalisme aparatur Kesbangpol dalam
memverifikasi pengajuan bantuan keuangan partai politik.
Anggaran Perubahan:
1. Terlaksananya Rapat Koordinasi Forum Koordinasi Pimpinan
Daerah (FORKOPIMDA) Dengan Penyelenggara Pemilu KPU DAN
BAWASLU Provinsi Kaltim dalam rangka Persiapan menghadapi
pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim Tahun 2018 yang
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19 November 2017 bertempat di
Aula Makodam VI/Mulawarman Jl. Jend. Sudirman No. 17 Balikpapan
kegiatan ini dilaksanakan dengan maksud terjalinnya komunikasi dan
kerjasama antara unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah
(FORKOPIMDA) baik di Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan se
Kalimantan Timur yang bertujuan untuk memastikan komitmen dan
dukungan seluruh unsur baik itu penyelenggara, aparat keamanan dan
Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan) dalam
mendukung pelaksanaan Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur Kaltim
tahun 2018.
2. Terlaksananya Kegiatan Sosialisasi Toga, Todat. Tomas dan Pemuda
dalam rangka pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernu tahun 2018
dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 7 Desember 2017 bertempat di
Hotel Palmy Exclusive Berau, Jalan S.A. Maulana No. 21, Tanjung
Redeb, Kabupaten Berau.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 18
Maksud dilaksanakannya kegiatan Sosialisasi Toga, Todat, Tomas dan
Pemuda dalam rangka Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
Kalimantan Timur Tahun 2018 untuk mensosialisasikan berbagai
regulasi mengenai pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah.
Kegiatan Sosialisasi ini bertujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan peran serta para Toga, Todat, Tomas dan Pemuda
dalam ikut mensukseskan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur Kalimantan Timur Tahun 2018.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak
pilihnya pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
Kalimantan Timur Tahun 2018.
3. Terlaksananya Kegiatan Sosialisasi Toga, Todat. Tomas dan Pemuda
dalam rangka pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur tahun 2018
dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 7 Desember 2017 bertempat di
Hotel Gran Tiga Mustika Jl. ARS. Muhammad No. 51 Balikpapan.
Maksud dilaksanakannya kegiatan Sosialisasi Toga, Todat, Tomas dan
Pemuda dalam rangka Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
Kalimantan Timur Tahun 2018 untuk mensosialisasikan berbagai
regulasi mengenai pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah.
Kegiatan Sosialisasi ini bertujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan peran serta para Toga, Todat, Tomas dan Pemuda
dalam ikut mensukseskan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur Kalimantan Timur Tahun 2018.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak
pilihnya pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
Kalimantan Timur Tahun 2018.
Untuk diketahui bahwa penyusunan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI)
Kalimantan Timur, hanya dapat diketahui hasilnya pada pertengahan tahun
berikutnya, berikut disampaikan hasil Indeks Demokrasi Indonesia
Kalimantan Timur tahun 2016.
Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Kalimantan Timur 2016 sebesar
73,64 Mengalami penurunan sebesar 7,60 Poin Dibanding dengan tahun
2015
INDIKATOR II:
Meningkatnya Indeks Demokrasi Indonesia Kalimantan Timur
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 19
1. P
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n
I
n
d
eks Demokrasi Indonesia Kalimantan Timur 2016
Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Kalimantan Timur 2016 sebesar
73,64 dari skala 0 sampai 100, angka ini turun 7,60 poin dibandingkan
dengan IDI Kalimantan Timur 2015 sebesar 81,24. Dengan penurunan
ini, tingkat demokrasi Kalimantan Timur secara umum juga mengalami
penurunan dari kategori baik menjadi kategori sedang.
Perubahan IDI dari 2009 hingga 2016 mengalami fluktuasi (2009
sebesar 72,31 ; 2010 sebesar 73,04 ; 2011 sebesar 66,37 ; 2012
sebesar 71,23 ; 2013 sebesar 68,13 ; 2014 sebesar 77,77 ; 2015
sebesar 81,24 dan 2016 kembali turun menjadi 73,64. Penurunan nilai
IDI Kalimantan Timur 2016 merupakan penurunan tertinggi selama 8
tahun penghitungan IDI (2009-2016).
Fluktuatifnya angka IDI adalah cermin dinamika situasi demokrasi
di wilayah Kalimantan Timur. IDI sebagai sebuah alat ukur
perkembangan demokrasi yang khas dan memang dirancang untuk
sensitif terhadap naik-turunnya kondisi demokrasi regional. Karena IDI
disusun berdasarkan evidence based (kejadian) sehingga potret yang
dihasilkan merupakan refleksi realitas yang terjadi di Kalimantan
Timur.
Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Kalimantan Timur 2016 sebesar 73,64 dalam
skala 0 sampai 100. Angka ini turun 7,60 poin dibandingkan dengan IDI
Kalimantan Timur 2015 sebesar 81,24. Kinerja demokrasi Kalimantan Timur turun
dari kategori “baik” menjadi kategori “sedang”. Tingkat demokrasi dikelompokkan
menjadi tiga kategori yakni “baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60 – 80), dan
“buruk” (indeks < 60). Perubahan IDI Kalimantan Timur dari 2015 - 2016 dipengaruhi perubahan tiga
aspek demokrasi yakni Kebebasan Sipil turun 14,82 poin (dari 93,07 menjadi
78,25), Hak-Hak Politik turun 4,39 poin (dari 82,74 menjadi 78,35), dan Lembaga-
lembaga Demokrasi turun 3,63 poin (dari 63,99 menjadi 60,36).
Metodologi pengumpulan data IDI terdiri dari 4 sumber data yaitu : (1) Review
surat kabar, (2) Review dokumen (Perda, Pergub, dll), (3) Focus Group
Discussion (FGD), dan (4) Wawancara mendalam.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 20
Grafik 1
Perkembangan IDI Kalimantan Timur, 2009-2016
2. Perkembangan Indeks Aspek IDI Kalimantan Timur
Angka IDI 2016 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai
tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil, aspek Hak-hak Politik dan
aspek Lembaga Demokrasi. Untuk capaian demokrasi 2016 nilai indeks
aspek kebebasan sipil sebesar 78,25; aspek hak-hak politik sebesar
78,35; dan aspek lembaga demokrasi sebesar 60,36.
Grafik 2
Perkembangan Indeks Aspek IDI Kalimantan Timur 2009-2016
Apabila dimaknai secara kategori baik , sedang , dan buruk ,
pada 2016 tidak ada lagi indeks aspek yang berkategori buruk .
Indeks aspek Kebebasan Sipil yang sejak awal pengukuran 2009 sudah
mencapai kategori baik turun menjadi kategori sedang .
72.31 73.04 66.37
71.23 68.13
77.77 81.24
73.64
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
100
80
60
Baik
sedang
Buruk
0
98.22 97.79 91.84
97.16 92.14 93.28
93.07
78.25
54.78 53.89
45.12
51.69 55.36
70.42
82.74 78.35
67.57 72.34
68.10
69.68 69.94 58.20 63.99 60.36
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
100
80
60
Baik
Sedang
Buruk
0
Kebebasan Sipil
Lembaga Demokrasi
Hak-hak Politik
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 21
Sementara pada aspek Hak-hak Politik sejak 2009 hingga 2013
stabil pada kategori buruk . Perubahan signifikan terjadi pada 2014
dan 2015, aspek ini menembus kategori sedang pada tahun 2014
dan pada tahun 2015 meningkat kembali mencapai kategori baik ,
namun di tahun 2016 mengalami penurunan kembali menjadi kategori
sedang .
Aspek Lembaga Demokrasi sejak 2009-2012 merupakan aspek
yang secara kategori stabil pada kategori sedang . Namun pada tahun
2013 sempat terjadi penurunan signifikan sampai menembus kategori
buruk . Dan di tahun 2014-2016 aspek ini meningkat kembali ke
kategori sedang .
Selama kurun waktu 8 tahun IDI Kalimantan Timur dihitung, baru
tiga tahun terakhir ini indeks aspek Hak-hak Politik lebih tinggi
dibandingkan aspek Lembaga Demokrasi. Sementara nilai aspek
Kebebasan Sipil yang biasanya selalu berada pada posisi di atas aspek
lainnya pada tahun ini mengalami penurunan yang signifikan hingga
berada sedikit dibawah aspek hak-hak politik. Pada tahun 2016
seluruh aspek Indeks demokrasi di Kalimantan Timur mengalami
penurunan. Aspek kebebasan sipil, lembaga demokrasi dan hak-hak
politik mengalami penurunan masing-masing sebesar 14.82 poin, 3.63
poin dan 4.39 poin.
3. Perkembangan Indeks Variabel IDI Kalimantan Timur
Menurut nilai indeks variabel IDI 2016 terdapat delapan variabel
yang mengalami penurunan indeks, dan tiga variabel tetap. Dari
delapan variabel yang mengalami penurunan, tiga diantaranya
mengalami penurunan yang sangat berarti (dua digit). Penurunan
terbesar terjadi pada indeks variabel kebebasan berkumpul dan
berserikat, kebebasan berkeyakinan dan peran partai politik.
Pada Grafik 3 terlihat lebarnya jarak plot tahun 2015 dengan plot
tahun 2016, memperlihatkan variabel Kebebasan Berkumpul dan
Berserikat mengalami penurunan paling besar, dari kategori baik
tembus menjadi buruk , masing-masing dari 93,07 pada 2015
menjadi 7,03 pada 2016.
Variabel lain yang juga turun secara signifikan adalah variabel
Peran Partai Politik dan Kebebasan Berkeyakinan yang masing-masing
turun sebesar 12,00 dan 11,39 poin dibanding 2015.. Angka
perkembangan indeks variabel secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 22
Grafik 3
Perkembangan Indeks Variabel IDI Kalimantan Timur, 2015-2016
4. Perkembangan Skor Indikator IDI Kalimantan Timur
Indikator pada IDI 2016 Kalimantan Timur terdapat 18 indikator
mencapai kinerja kategori baik (skor di atas 80) yaitu indikator 3, 6,
7, 8, 9,10,11,17,18,19, 24, 27, dan 28.
a. Indikator 3, Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Aparat
Pemerintah yang Menghambat Kebebasan Berpendapat,
b. Indikator 6, Tindakan/Pernyataan Pejabat yang Membatasi
Kebebasan Menjalankan Ibadah Agama,
c. Indikator 7, Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Masyarakat
terkait ajaran Agama
d. Indikator 8, Aturan Tertulis yang Diskriminatif dalam Hal Gender,
Etnis, dan Kelompok,
e. Indikator 9, Tindakan/Pernyataan Pejabat yang Diskriminatif
dalam Hal Gender, Etnis, dan Kelompok,
f. Indikator 10, Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Masyarakat
Karena Alasan Gender, Etnis, dan Kelompok,
g. Indikator 11, Hak Memilih atau Dipilih Terhambat,
h. Indikator 17, Pengaduan Masyarakat Mengenai Penyelenggaraan
Pemerintahan
i. Indikator 18, Keberpihakan KPUD dalam Penyelenggaraan Pemilu,
j. Indikator 19, Kecurangan dalam Penghitungan Suara,
k. Indikator 24, Persentase Perempuan Pengurus Partai Politik,
l. Indikator 27, Keputusan Hakim yang Kontroversial, dan
m. Indikator 28, Penghentian Penyidikan yang Kontroversial oleh
Jaksa atau Polisi.
0.00
50.00
100.00
Kebebasan
Berku pul…Kebebasan
Berpendapat
Kebebasan
Berkeyakinan
Kebebasan dari
Diskriminasi
Hak Memilih
dan DipilihPartisipasi
Politik dala …Pemilu yang
Bebas dan Adil
Peran DPRD
Peran Partai
Politik
Peran Birokrasi
Pe eri tah…
Peran Peradilan
ya g…
2015
2016
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 23
Meskipun demikian, masih terdapat juga kinerja indikator
demokrasi yang berkategori buruk (skor di bawah 60) di tahun 2016.
Indikator-indikator yang termasuk dalam kategori tersebut adalah:
a. Indikator 1 Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Pemerintah
yang Menghambat Kebebasan Berserikat dan Berkumpul,
b. Indikator 2 Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Masyarakat
yang Menghambat Kebebasan Berserikat dan Berkumpul,
c. Indikator 4, Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Masyarakat
yang Menghambat Kebebasan Berpendapat,
d. Indikator 15, Persentase Perempuan Terpilih terhadap Total
Anggota DPRD Provinsi,
e. Indikator 16, Demonstrasi/Mogok yang Bersifat Kekerasan,
f. Indikator 21, Perda yang Merupakan Inisiatif DPRD,
g. Indikator 22, Rekomendasi DPRD Kepada Eksekutif,
h. Indikator 23, Kegiatan Kaderisasi yang Dilakukan Peserta Pemilu,
dan
i. Indikator 26, Upaya Penyediaan Informasi APBD oleh Pemerintah
Daerah.
Indikator-indikator tersebut di atas memerlukan perhatian khusus
dari semua pihak agar nilainya dapat membaik.
Komponen Penghitungan IDI 2009 – 2016
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 24
Tabel 1: Perkembangan Indeks Aspek, Variabel dan Skor Indikator IDI
Kalimantan Timur 2015-2016
O ASPEK / VARIABEL / INDIKATOR 2015 2016
INDEKS DEMOKRASI INDONESIA
KALIMANTAN TIMUR
81,24 73.64
A. KEBEBASAN SIPIL (CIVIL LIBERTIES) 93,07 78.25
I. Kebebasan berkumpul dan berserikat 100,00 7.03
1 Ancaman kekerasan atau penggunaan
kekerasan oleh aparat pemerintah
yang menghambat kebebasan
berkumpul dan berserikat
100,00 0.00
2 Ancaman kekerasan atau penggunaan
kekerasan oleh masyarakat yang
menghambat kebebasan berkumpul
dan berserikat
100,00 56.25
II. Kebebasan berpendapat 89,59 85.39
3 Ancaman kekerasan atau penggunaan
kekerasan oleh aparat pemerintah
yang menghambat kebebasan
berpendapat
87,50 100.00
4 Ancaman kekerasan atau penggunaan
kekerasan oleh masyarakat yang
menghambat kebebasan berpendapat
100,00 12.50
III. Kebebasan berkeyakinan 89,84 78.45
5 Aturan tertulis yang membatasi kebebasan
atau mengharuskan masyarakat dalam
menjalankan agamanya
91,30 69.57
6 Tindakan atau pernyataan pejabat
Pemerintah yang membatasi
kebebasan atau mengharuskan
masyarakat untuk menjalankan ajaran
agamanya
87,50 100.00
7 Ancaman kekerasan atau penggunaan
kekerasan dari satu kelompok
masyarakat terhadap kelompok
masyarakat lain terkait dengan ajaran
agama
85,00 100.00
IV. Kebebasan dari diskriminasi 99,90 100.00
8 Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal
gender, etnis atau terhadap kelompok
rentan lainnya
100,00 100.00
9 Tindakan atau pernyataan pejabat
pemerintah daerah yang diskriminatif
dalam hal gender, etnis atau terhadap
100,00 100.00
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 25
kelompok rentan lainnya
10 Ancaman kekerasan atau penggunaan
kekerasan oleh masyarakat karena
alasan gender, etnis atau terhadap
kelompok rentan lainnya
100,00 100.00
B. HAK-HAK POLITIK (POLITICAL RIGHTS) 82,74 78.35
V. Hak memilih dan dipilih 69,82 69.75
11 Hak memilih atau dipilih masyarakat
terhambat
98,72 98.72
12 Kejadian yang menunjukkan
ketiadaan/kekurangan fasilitas
sehingga kelompok dengan
keterbatasan akses tidak dapat
menggunakan hak memilih
60,00 60.00
13 Kualitas daftar pemilih tetap (DPT) 67,77 67.77
14 Penduduk yang menggunakan hak pilih
dibandingkan dengan yang memiliki
hak untuk memilih dalam pemilu
(voters turnout)
68,72 68.72
15 Perempuan terpilih di DPRD provinsi 36,36 36.36
VI. Partisipasi Politik dalam Pengambilan
Keputusan dan Pengawasan
95,65 86.96
16 Demonstrasi/mogok yang bersifat
kekerasan
91,30 73.91
17 Pengaduan masyarakat mengenai
penyelenggaraan pemerintahan
100,00 100.00
C. LEMBAGA-LEMBAGA DEMOKRASI
(DEMOCRATIC INSTITUTIONS)
63,99 60.36
VII. Pemilu yang bebas dan adil 99,37 99.37
18 Kejadian yang menunjukkan keberpihakan
KPUD dalam penyelenggaraan Pemilu
100,00 100.00
19 Kejadian atau pelaporan tentang
kecurangan dalam penghitungan
suara
98,73 98.73
VIII Peran DPRD 50,52 48.68
20 Besaran alokasi anggaran pendidikan
Besaran alokasi anggaran kesehatan
65,77 28.93
100.00
21 Perda yang berasal dari hak inisiatif DPRD 37,50 35.29
22 Rekomendasi DPRD kepada eksekutif 7,14 3.57
IX. Peran Partai politik 22,00 10.00
23 Kegiatan kaderisasi yang dilakukan parpol
peserta pemilu
14,29 0.00
24 Perempuan dalam kepengurusan parpol
tingkat provinsi
91,46 100.00
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 26
CAP
AIAN
KINE
RJA
SASA
RAN:
Pengukuran Kinerja Sasaran II
Meningkatnya Wawasan Kebangsaan Masyarakat Kalimantan Timur
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Jumlah masyarakat Kaltim yang
memahami Wawasan Kebangsaan dan
Karakter Bangsa
400 1.448
362 %
Sasaran II dicapai dengan 2 (dua) program, yaitu: Program Pengembangan
Wawasan Kebangsaan dan Program Kemitraan Pengembangan Wawasan
Kebangsaan, dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Peningkatan Kesadaran Bela Negara.
Terlaksananya Sosialisasi Peningkatan Kesadaran Bela Negara telah
dilaksanakan pada tingkat pelajar SLTA sebanyak 100 (seratus) orang yang
dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2017 bertempat di ruang rapat Badan
Kesatuan Bangsa dan Provinsi Kalimantan Timur Jl. Jend Sudirman Nomor 1
Samarinda.
Kegiatan sosialisasi ini dimaksudkan dalam rangka meningkatkan
kesadaran dan peran serta pelajar dalam usaha pembelaan negara yang
berlandaskan pada kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
serta bertujuan Menanamkan sikap dan prilaku kepada pelajar akan cinta
tanah air, menanamkan sikap bagi setiap warga negara Indonesia untuk
rela berkorban bagi bangsa dan negara sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945, serta meningkatkan kesadaran dan peran
serta pelajar dalam usaha pembelaan negara yang dilandasi oleh kecintaan
pada tanah air dan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia.
Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan ini sebagai berikut:
a. Tercapainya usaha dalam melestarikan, memahami dan mengerti akan
pentingnya Bela Negara sebagai indikasi cinta tanah air dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
ASPEK / VARIABEL / INDIKATOR 2015 2016
X. Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 52,41 52,41
25 Kebijakan pejabat pemerintah daerah yang
dinyatakan bersalah oleh keputusan
PTUN
55,26 76.32
26 Upaya penyediaan informasi APBD oleh
pemerintah daerah/
50,00 25.00
XI. Peran Peradilan yang independen 100,00 100.00
27 Keputusan hakim yang kontroversial 100,00 100.00
28 Penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa atau
polisi
100,00 100.00
SASARAN II
MENINGKATNYA WAWASAN KEBANGSAAN MASYARAKAT
KALIMANTAN TIMUR
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 27
b. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan Bangsa di kalangan
masyarakat dan pelajar dalam kerangka keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
c. Meningkatkan rasa Persatuan dan Kesatuan Bangsa dikalangan pelajar
dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, agar
mampu menciptakan suasana teduh, rukun dan damai antar pelajar,
dengan demikian kerukunan nasional di daerah dapat terus
dimantapkan.
2. Pendidikan Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan bagi kita sebagai anak bangsa memiliki arti
penting dalam rangka lebih mempertebal rasa kebangsaan serta
meningkatkan semangat kebangsaan guna menyongsong masa depan yang
lebh baik, karena bagi bangsa Indonesia wawasan kebangsaan merupakan
nilai-nilai mendasar yang sudah menjadi pandangan hidup (Way of Life)
atau karakter politik bangsa.
Wawasan kebangsaan Indonesia pada dasarnya sama tuanya dengan
sejarah perjalanan bangsa Indonesia itu sendiri, yang berakar dari obsesi
kejayaan masa lampau kerajaan majapahit sebagai mana terpatri dalam
sumpah palapa maha pati gajah mada (Tan Amukti Palapa ) pada tahun
1334 untuk mempersatukan wilayah nusantara. Kiranya kita semua sangat
memaklumi, bahwa perjalanan bangsa Indonesia sampai saat ini kian jauh
seiring dengan perkembangan dinamika kehidupan masyarakat bangsa
Indonesia, baik dibidang politik, ekonomi, sosial budaya maupun
pertahanaan dan keamanan.
Sebagai sebuah negara kebangsaan (Nation State), Indonesia mulai
mengalami dekonstrusi terhadap berbagai persoalan kebangsaan, kondisi
pluralistic dan heterogenitas bangsa Indonesia disatu sisi merupakan unsur
strategis yang sangat menguntungkan karena merupakan khasana atau
kekayaan bangsa, namun sisi lain mengandung potensi kerawanan
terjadinya disentigrasi bangsa, apabila tidak dilakukan pembinaan terus
menerus. Dalam kaitan itu pada saat mempersiapkan kemerdekaan para
the founding fathers setelah memikirkan bagaimana menjamin
kelangsungan hidup bangsa untuk tetap utuh bersatu selama-lamanya
dalam wadah NKRI, untuk itulah maka disepakati dan dirumuskan
pandangan hidup atau falsafah bangsa atau menjadi dasar negara yaitu
pancasila.
Dengan demikian memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dan
merupakan kebutuhan mutlak dan sekaligus merupakan tantangan yang
tidak ringan dan hal ini tugas dari seluruh komponen stake holders dalam
rangka memelihara persatuan dan kesatuan melalui upaya yang bisa
disebut sebagai pembinaan wawasan kebangsaan pada perjalannanya
setiap periode pemerintahan senantiasa mengalami pasang surut sebagai
berikut: Pemerintahan Soekarno (Orde Lama), nilai-nilai fundamental
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 28
dalam pancasila perlu diwujudkan secara konkrif dalam peradaban bangsa
Indonesia melalui langkah strategis. Pemerintahan Soeharto (Orde Baru),
dengan program pemasyarakatan dan pembudayaan P4 yang pada
akhirnya dihapus, tetapi menempatkan pancasila tetap sebagai falsafah
hidup bangsa yang perlu di mantapkan pelaksanaannya. Pemerintahan B.J.
Habibie (Era Reformasi), yang mengedepankan demokrasi melalui
perwujudan masyarakat madani. Pemerintahan K.H. Abdurahman Wahid
(Era Reformasi), program pencangan demokrasi dan transparansi.
Pemerintahan Megawati Soekarno Putri (Era Reformasi), dengan program
pertama Kabinet gotong royong yaitu mempertahankan persatuan dan
kesatuan bangsa dalam rangka keutuhan NKRI. Pemerintahan Soesilo
Bambang Yudhoyono (Era Reformasi), melalui program yang
mengutamakan perbaikan kehidupan bangsa disegala bidang demi tetap
tegaknya NKRI. Kenyataannya sebagaimana dikemukakan atas, tentunya
juga tidak terlepas dari perkembangan lingkungan strategis internasional
seperti berakhirnya perang dingin antara blok barat dengan blok timur dan
globalisasi sebagai subuah tatanan dunia baru pasca perang dingin,
kesemua ini membawa implikasi menurunya wawasan kebangsaan dan
pembinaan wawasan kebangsaan yang saat ini sedang mencari pola dan
bentuk yang ideal. Oleh karena itu, apabila dewasa ini ada tuntunan untuk
menetapkan wawasan kebangsaan ini merupakan manifestasi keinginan
untuk mengaplikasikan wawasan kebangsaan sebagai nation and character
building. Pemerintahan Joko Widodo (Era Reformasi), melalui progam
yang mengutamakan perbaikan kehidupan bangsa di segala bidang demi
tetap tegapnya UUD 1945, Pancasila, Bhineka Tunggal Eka dan tegaknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Setelah tujuh puluh satu
tahun kemerdekaan Indonesia di proklamirkan, nasionalisme dan
pluralisme bangsa dipertanyakan, demikian pula identitas nasional
dipersoalkan. Beberapa persoalan keadilan sosial, pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi yang tidak merata, konflik vertikal dan horizontal
yang tidak berkesudahan, caru-marutnya penegakkan hukum, serta soal
akuntabilitas pemerintah digugat dengan lantang.
Pertanyaan yang kerap kali terdengar adalah: masih perlu konsep
kesatuan RI dipertanyakan? Apakah nasionalisme masih relevan
dipertahankan ditengah-tengah arus globalisasi? Adapun tantangan berat
yang kini dihadapi bangsa Indonesia, antara lain:
a. Krisis ekonomi yang secara luas berdampak negative pada semua
sektor usaha, dan secara langsung mengakibatkan derastis produksi
barang dan jasa, sehingga sebagian besar sektor produksi mengalami
kerugian dan kebangkrutan. Dampak negative lainnya adalah
terjadinya PHK dimana-mana yang berakibat bertambah besarnya
jumlah penganguran, sudah barang tentu keadaan ini sangat
memperhatikan, khususnya ketahanan ekonomi. Pembenahan kinerja
ekonomi bangsa saat ini terus menerus dilakukan, dan agar bangsa ini
memiliki daya saing yang tinggi maka tentunya memerlukan
kesunguhan kita sebagai komponen bangsa.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 29
b. Sosial distrust, Negara yang berkesan tidak bisa menjawab kebutuhan
anak bangsa dan memudarnya citra Negara sebagai pengayom anak
bangsa, selanjutnya akan mendorong anak bangsa untuk mencari
jatidiri dan tidak percaya kepada lembaga Negara.
c. Primordialisme sempit, Negara bangsa yang sedang digrogoti oleh
munculnya tuntunan-tuntunan plural yang mengesampingkan
integritas bangsa dan menonjolkan kepentinagan kelompok atau
semangat kedaerahan, yang diwarnai sikap ketidak pedulian terhadap
nasib bangsa yang membuat rasionalisme politik anak negeri menhadi
semakain melemah, kepedulian sosial redah, dan menjadi lading subur
tumbuhnya kriminal.
d. Krisis keteladanan, realitas menunujukan bahwa keteladanan dari
para elite, baik nasional maupun local saat ini sangat langka, padahal
masyarakat Indonesia yang paternalistik prilakunya senantiasa
bercermin kepada para tokoh-tokoh maupun pemimpinnya baik
formal maupun informal;
e. Krisis Sosial Budaya, muncul dalam berbagai bentuk disorientasi dan
dislokasi di banyak kalangan masyarakat, seperti disentegrasi sosial
politik yang disebabkan euphoria kebebasan yang hamper kebablasan,
lenyapnya kesabaran sosial (sosial temper) dalam menghadapi realitas
kehidupan yang semakin sulit;
f. Globalisasi, termasuk aspek budaya; tekanan-tekanan internasional;
dan faktor-faktor eksternal lainnya, seperti pemikiran-pemikiran asing
yang seolah tepat di aplikasikan.
Maksud dilaksanakan Pendidikan Wawasan Kebangsaan adalah untuk
memberikan pemahaman dan pengertian kesadaran kepada Pelajar
Tingkat Sekolah Menengah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), akan pentingnya
Pendidikan Wawasan Kebangsaan dalam rangka mempererat rasa
persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga dapat mencegah tantangan dan
ancaman yang akan menggangu Pancasila, UUD Tahun 1945, Bhineka
Tunggal Eka dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Tujuan dilakukan Penidikan Wawasan Kebangsaan adalah untuk
meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka
mempertahankan kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia
sehingga Dosen dan Peljar mampu mensosialisasikan wawasan kebangsaan
kepada Mahasiswa/i, Siswa/i dan Santriawan/i guna menangkal ganguan
dan mewaspadai ancaman terhadap disntergrasi bangsa demi tegaknya
NKRI.
Sasaran kegiatan:
1. Tercapainya usaha dalam melestarikan, mengamalkan dan
mengamankan Pancasila sebagai dasar dan ideology nasional.
2. Meningkatkan pemantapan dan kesatuan bangsa, sehingga dapat
menangkal ancaman dan ganguan yang akan merongrong Pancasila,
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 30
UUD Tahun 1945, Bhineka Tunggal Eka dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. Fasilitasi dan Sosialisasi pembentukan Forum Pembauran Kebangsaan
(FPK) se Kalimantan Timur.
Sampai dengan akhir tahun 2017 Forum Pembauran Kebangsaan (FPK)
yang telah terbentuk adalah sebagai berikut:
Terhadap Kabupaten Kutai Barat yang belum membentuk, telah
ditindaklanjuti dengan Surat Gubernur Kalimantan Timur Nomor:
700/349/II-BKP/I/2017 tanggal 23 Januari 2017 Percepatan Pembentukan
Forum Pembauran Kebangsaan.
CAPAIAN KINERJA SASARAN:
Pengukuran Kinerja Sasaran III
Meningkatnya Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya
No. Prov./Kab/Kota SK. Pembentukan Masa Bhakti Tanggal Diterbitkan Keterangan
1 2 3 4 5 6
1. Prov. Kalimantan Timur 220/K.270/2016 2016 - 2020 25 April 2016
2. Kota Samarinda 225/522/HK-KS/XI/2015 2015 - 2017 03 Nopember 2015
3. Kota Balikpapan 188.45-168/2016 2015 - 2020 07 Maret 2016
4. Kota Bontang 135 Tahun 2015 2015 - 2020 18 Pebruari 2015
5. Kabupaten Kutai Kartanegara 523/SK-BUP/HK/2013 2013 - 2017 03 Juli 2013
6. Kabupaten Kutai Timur 200/K.177/2014 2014 - 2016 14 Pebruari 2014
7. Kabupaten Kutai Barat Dalam Proses
8. Kabupaten Panajam Paser Utara 220/440/2014 2014 - 2016 31 Desember 2014
9. Kabupaten Paser 134.3/KEP-425/2013 2013 - 2015 03 Juli 2013
10. Kabupaten Mahulu 800.05.345.1/K.477 201 - 2016 19 Juni 2014
11. Kabupaten Berau 333 Tahun 2013 2013 - 2015 30 Mei 2013
SASARAN III
MENINGKATNYA KETAHANAN EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA DAN
ORGANISASI MASYARAKAT
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 31
Dan Organisasi Masyarakat
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Meningkatnya Stabiltas Ekonomi dan
sosial Budaya
4 4
100%
Peningkatan pemberdayaan terhadap
Organisasi Kemasyarakatan 75 % 75 % 100 %
Sasaran III dicapai dengan Program Ketahanan Sosial Ekonomi, Budaya dan
Organisasi Masyarakat dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Pemantauan dampak kelangkaan/kenaikan harga.
2. Fasilitasi pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan gelap narkoba
3. Terlaksananya Peningkatan Pemberdayaan terhadap Organisasi
Masyarakat
Untuk mengukur Indikator Sasaran Peningkatan Kerjasama antar lembaga /
Instansi terkait dilakukan dengan:
1. Terlaksananya kegiatan Pemantauan Kelangkaan/ Kenaiikan harga di 10
Kabupaten/Kota se Kalimantan Timur.
Kegiatan ini di lakukan dengan maksud melakukan pendataan tentang
kelangkaan/kenaikan harga di 10 Kabupaten/kota se Kaltiim dan kegiatan
ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada semua stake holder
tentang kebijakan yang diambil berkaitan kelangkaan dan kenaikan harga.
Dengan pendataan tentang kelangkaan/kenaikan harga diharapkan
dapat memberikan masukan serta saran kebijakan yang diambil oleh
pimpinan dengan demikian stabilitas di daerah dapat terus dimantapkan.
2. Terlaksananya kegiatan Fasilitasi Pencegahan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba (P4GN) dengan sasaran Pegawai
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur.
Dalam rangka memberikan efek jera serta mengantisipasi masuknya
narkoba kedalam diri masing-masing pegawai (PNS) dilakukan oleh
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, maka Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Provinsi Kalimantan Timur untuk yang ke 2 (dua) kalinya di tahun
2017 ini melakukan tes urine, kepada seluruh pegawai di lingkungan Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 2
Oktober 2017. Pemeriksaan tes urine berkerjasama dengan Badan
Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Timur, patut diberikan
apresiasi. Hal ini melihat kondisi sekarang yang begitu mengkhawatirkan,
mengingat bahwa Kalimantan Timur menempati peringkat ke 3 Nasional
INDIKATOR I:
Meningkatnya Stabilitas Ekonomi dan Sosial Budaya
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 32
setelah Provinsi DKI Jakarta dan Riau. Sebagaimana diketahui bahwa
narkoba tidak hanya ada pada mereka yang biasa dengan dunia hiburan,
namun telah masuk hampir keseluruh lini masyarakat. Hal ini yang
menurut Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik Provinsi Kalimantan Timur
perlu diantisipasi. Semangat anti narkoba tidak hanya untuk masyarakat
saja, juga untuk seluruh pegawai pemerintah. Oleh karena itu tes urine
yang dilakukan sangat didukung.
Tidak disangkal bahwa barang haram yang satu ini (narkoba) telah
memakan banyak jiwa dari seluruh elemen masyarakat. Masih dalam
ingatan kita bersama bagaimana kejadian di Sulawesi Tenggara (Kendari)
beberapa waktu yang lalu, yang menimpa anak-anak bangsa. Hal ini
menunjukan jika zat pembunuh tidak pernah kenal siapa korbannya. Jika
telah kena sekali, alamat akan kecanduan. Makanya selogan jangan
pernah deinikatif narkoba merupakan salah satu upaya untuk
mengantisipasi jangan sampai banyak korban akibat barang berbahaya ini.
Tes urine dilingkungan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kalimantan
Timur diharapkan benar-benar terapi kejut yang mampu memberi efek
kesadaran penuh pada diri seluruh pegawai. Jangan pernah menyalah
gunakan narkoba. Rasanya sangat tidak baik jika ada seorang pegawai
pemerintah terlibat dalam penyalahgunaan barang mematikan itu. Sebab
dalam kesehariannya seorang pegawai pemerintah harus memberikan
layanan terbaiknya, memberikan contoh dan memberi panutan ditengah
masyarakat. Lalu jika terlibat pula dalam penyalahgunaan narkoba, tentu
akan memberi preseden yang sangat buruk. Jadi dari tes urine yang
dilakukan, jika ditemukan ada pegawai yang positif mengkonsumsi
narkotika, tentunya sanksi tegas harus diberikan. Apakah itu berupa
rehabilitasi, diberhentikan, atau penundaan kenaikan pangkat. Ini berguna
agar yang lain pun akan berpikir ulang untuk mendekati narkoba.
HASIL KEGIATAN
Kegiatan tes urine kepada seluruh pegawai Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik Provinsi Kalimantan Timur berlangsung tertib dan lancar. Dari
sebanyak 52 (Lima Puluh Dua) orang, hanya 42 (Empat Puluh) orang yang
mengikuti.
Berdasarkan DPA Badan Kesatuan Bangsa untuk indikator kegiatan ini,
yakni jumlah pegawai yang mengikuti tes urine adalah sebanyak 52 ( Lima
Puluh Dua) orang, sedangkan yang mngikuti peleksanaan sebanyak 42 (
Empat Puluh Dua) orang:
42/52 x 100 = 80,77%
Dapat dikatakan bahwa kegiatan ini berhasil dan sukses dilaksanakan,
dimana ini semua adalah hasil kerjasama yang baik antara semua pihak
yang terlibat didalamnya.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 33
Untuk mencapai indikator ini, subbidang organisasi kemasyarakatan di
tahun 2017 walau tidak disertai dengan penerimaan anggaran untuk
menunjang kegiatan tetapi pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada Organisasi
Maysarakat tetap dilakukan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Kegiatan yang dilakukan hanya merupakan tugas pokok yang menjadi
tanggungjawab subbidang. Dan dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Surat Keterangan Terdaftar / Surat Keterangan Melapor yang diterbitkan
oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur sampai
dengan Triwulan IV Tahun 2017 sebagai berikut:
Daftar Organisasi Kemasyarakatan
Yang Diterbitkan SKT / SKM Tahun 2017
NO. NAMA ORGANISASI KEMASYARAKATAN KETERANGAN
1 Dayak Kutai Banjar (DAKUBA) Surat Keterangan
Terdaftar
2 Lensa Demokrasi Indonesia Perpanjangan SKT
3 Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih
14 Februari 1946 (GPPMP 14.02.46)
Surat Keterangan
Terdaftar
4 DPP. Laskar Pejuang Pembela Kebenaran
Adat Borneo Indonesia (LPPKABI)
Surat Keterangan
Melapor
5 DPP. Muayawarah Kekeluargaan Gotong
Royong (DPP. MKGR)
Surat Keterangan
Melapor
6 Yayasan Jejak Pulang Surat Keterangan
Melapor
7 Nusantara Corruption Watch ( NCW) Surat Keterangan
Melapor
8
Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan
Masyarakat Provinsi Kalimantan Timur (
LPPMAS)
Perpajangan SKT
diterbitkan Mendagri
9 DPP. Indonesia Anti Narkoba (Insano)
Kalimantan Timur
Surat Keterangan
Melapor
10 DPP. Bala Pertahanan Adat Asli Kalimantan
Timur (Baladika Mulawarman)
Surat Keterangan
Melapor
11 DPW. Lumbung Informasi Rakyat (LIRA)
Kalimantan Timur
Surat Keterangan
Melapor
12
DPW. Lembaga Tinggi Masyarakat Adat
Republik Indonesia (Lemtari) Kalimantan
Timur
Surat Keterangan
Melapor
13
Forum Pembela Kebenaran Nusantara
(Forpek Nusantara) Provinsi Kalimantan
Timur
Surat Keterangan
Melapor
14 Lembaga Komando Adat Suku Kalimantan
Bersatu (Komdasliber)
Surat Keterangan
Melapor
15 Nahdlatul Wathan Kalimantan Timur Surat Keterangan
INDIKATOR II:
Peningkatan Pemberdayaan terhadap Organisasi Kemasyarakatan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 34
NO. NAMA ORGANISASI KEMASYARAKATAN KETERANGAN
Melapor
16 Aliansi Nasional Anti Syiah Surat Keterangan
Melapor
17 DPD. Yayasan Dzikir Asmaul Haq Kalimantan
Timur
Surat Keterangan
Melapor
18 DPP. Nur Rachmat Indonesia Surat Keterangan
Melapor
19 DPW. Pelajar Islam Indonesia (PII)
Kalimantan Timur
Surat Keterangan
Melapor
20 Organisasi Gabungan Transportasi
(Organtrans)
Surat Keterangan
Terdaftar
21 DPD. Creatif Citra Cinta Nada (3C) Surat Keterangan
Terdaftar
22 Masyarakat Singkong Indonesia Surat Keterangan
Melapor
23 Gabungan Koperasi Kalimantan Timur
Surat Keterangan
Terdaftar Diterbitkan
Mendagri
24 Federasi Triathlon Indonesia
Surat Keterangan
Terdaftar Diterbitkan
Mendagri
25 Srikandi Pemuda Pancasila Kalimantan Timur Surat Keterangan
Melapor
26
Pengurus Daerah XVIII Forum Komunikasi
Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri
TNI-POLRI
Surat Keterangan
Melapor
27 Barisan Pemuda Asli Suku Kalimantan (
Bapaskal)
Surat Keterangan
Terdaftar
28 Rumah Inspirasi Kalimantan Timur
Surat Keterangan
Terdaftar Diterbitkan
Mendagri
29 DPD. Gerakan Pemuda Pewaris Adat Kutai
(GP-PAK)
Surat Keterangan
Terdaftar Diterbitkan
Mendagri
30 Forum Pemuda Bahari Indonesia Surat Keterangan
Melapor
31 Ikatan Keluarga Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mulawarman
Surat Keterangan
Terdaftar
32 DPP. Kerukunan Keluarga Suku Tolaki
Kalimantan Timur
Surat Keterangan
Terdaftar Diterbitkan
Mendagri
33 Kerukunan Keluarga Bakumpai Kalimantan
Timur
Surat Keterangan
Terdaftar Diterbitkan
Mendagri
34 DPP. Kerukunan Masyarakat Batak
Kalimantan Timur
Surat Keterangan
Melapor
35 Yayasan Selamatkan Anak Kita (Sekata)
Kalimantan Timur
Surat Keterangan
Melapor
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 35
NO. NAMA ORGANISASI KEMASYARAKATAN KETERANGAN
36 Pengurus Provinsi Purna Paskibraka
Indonesia Kalimantan Timur
Surat Keterangan
Melapor
2. Pada tahun 2017 (Juli - September), Rekomendasi yang diberikan sebagai
berikut:
Daftar Usulan Hibah dan Bansos
Dan Diberikan Rekomendasi Oleh Badan Kesbangpol Prov. Kaltim
NO. NAMA PEMOHON ALAMAT LOKASI BESAR USULAN KETERANGAN
1.
DPP. Persatuan
Masyarakat Adat
(PERMADA).
Jl. H. Amin RT.7
Perum Bengkuring
Kel. Sempaja Timur
Kec. Samarinda
Utara HP.
081253899229
Samarinda
Samarinda Rp 238,500,000.00
Diterbitkan
Rekomendasi
dengan alasan
Alamat Tidak
Ditemukan
2.
LSM. Persatuan
Laskar Pembela
Kebenaran (PLPK)
Kutai Timur
Desa Senyiur RT. 02
No. 003 Kec. Muara
Ancalong Kab. Kutai
Timur
Kutim Rp 809,000,000.00 Dikembalikan
ke Biro Kesra
3.
Ikatan Pemuda
Pemudi Immanuel
Balikpapan
Jl. Perum
Balikpapan Regency
RT. 112 Blok CD No.
06 Sektor III Tampak
Siring Hp.
081347918000
Balikpapan
Balikpapan Rp 261,550,000.00 Dikembalikan
ke Biro Kesra
3. Kegiatan Inventarisir Organisasi Kemasyarakatan yang terdaftar pada
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur telah selesai
dilaksanakan dan dibuat dalam bentuk buku.
4. Pembinaan kepada Organisasi Kemasyarakatan baik berupa perorangan
maupun mengatasnamakan Ormas ditargetkan 50 (Lima Puluh) kali. Dan
berdasarkan data yang ada, pembinaan terhadap organisasi
kemasyarakatan selama tahun 2017 sebanyak 60 (enam puluh) kali.
Sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini:
Daftar Pembinaan Organisasi Kemasyarakatan
Tahun 2017
NO. U R A I A N
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 36
1 2
1. Gerakan Pemuda Islam Kalimantan Timur
2. Srikandi Pemuda Pancasila Kalimantan Timur
3. Bela Negara Kalimantan Timur
4. Bonek Eksekutif Indonesia Borneo
5. PW. Nahdlatul Wathan Kalimantan Timur
6. Kerukunan Keluarga Dayak Modang (KKDM) Samarinda
7. Kayuh Baimbai Kalimantan Timur
8. GEPAK
9. DAKUBA Kalimantan Timur
10. GERPANA Kalimantan Timur
11. Lensa Demokrasi Kalimantan Timur
12. Yayasan Budaya Bangsa
13. Paguyuban Pemerhati Pusaka Nusantara Kalimantan Timur
14. PW. GPII Kalimantan Timur
15. IKA Fekon Unmul
16. DPW. Creatif Citra Cinta Nada (3C) Kalimantan Timur
17. Organtrans Kalimantan Timur
18. DPD. GPPMP Kalimantan Timur
19. DPD MSI
20. ANNAS DPW Kalimantan Timur
21. LIRA Kalimantan Timur
22. Kaukus Perempuan Politik Indonesia ( KPPI )
23. Pasak Bakudapati
24. Bapaskal
25. Ormas Nur Rachmad Indonesia
26. DPD Insano Kalimantan Timur
27. Yayasan Jejak Pulang
28. Pemerhati Daerah Aliran Sungai Kawasan Hutan dan Lahan Indonesia
29. LSM. Pedali
30. Yayasan Dzikir Asmaul Haq
31. DPD. MKGR Kalimantan Timur
32. Ormas PPM
33. Gerakan Pemuda Dayak Kalimantan Timur (GERDAYAK)
34. Baladika Mulawarman
35. Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah
36. Parisada Hindu dharma Indonesia (PHDI) Prov. Kaltim
37. LSM. Gerakan Tanpa konpromi
38. Rumah Inspirasi Kalimantan Timur
39. National Corruption Watch
40. LPKP Mulawarman
41. DPD. LIRA
42. Naluri Perempuan Setara (NAPAS)
43. PW. Muhammadiyah Kalimantan Timur
44. Gabungan Koperasi Kalimantan Timur
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 37
NO. U R A I A N
1 2
45. Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo (KKIG)
46. Kerukunan Keluarga Suku Tolaki - Kalimantan Timur
47. Kerukunan Keluarga Bakumpai Kalimantan Timur
48. Red Borneo
49 Purna Paskibraka Indonesia Provinsi Kalimantan Timur
50 Komunitas Berbuat Saja (Kombes)
51 Forum Guru Agama Katholik
52 Assosiasi Driver Online
53 Pelajar Islam Indonesia
54 Organisasi pelaut PPI
55 Forpek Nusantara DPW Kaltim
56 Forum Pemuda Bahari Indonesia DPW Kaltim
57 Pemuda Pancasila Bontang
58 Wanita Katholik Republik Indonesia
59 Yayasan Nurul Yakin
60 Komdasliber
Sedangkan dalam rangka pemberdayaan Organisasi Kemasyarakatan oleh
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, berupa penandatanganan Naskah
Perjanjian Hibah Bansos Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
NO. NAMA ORGANISASI
KEMASYARAKATAN ALAMAT
BESARAN YANG
DIBERIKAN
1 Pemuda Pancasila Kota
Bontang
Jalan Ir. H. Juanda RT. 37 No. 43 Bukit
Indah Bontang Telp. 0548-29302 HP.
082120346888
600,000,000.00
2
Badan Komunikasi
Pemuda Remaja Masjid
Indonesia Kalimantan
Timur
Jalan Slamet Riyadi No. 01 Kelurahan
Teluk Lerong Kecamatan Sungai
Kunjang Samarinda
400,000,000.00
3
Organisasi Dayak Kutai
Banjar (DAKUBA)
Kalimantan Timur
Jalan Kadrie Oening No. 90A RT. 19
Kelurahan Air Hitam Kecamatan
Samarinda Ulu Kota Samarinda
Kalimantan Timur No. HP.
081381126777
700,000,000.00
4 DPC Majelis Perjuangan
Rakyat (Mapera)
Jalan M.T. Haryono Gg. 1 RT.09 No. 66
Kelurahan Air Putih Kecamatan
Samarinda Telp. 0541-4100695
100,000,000.00
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 38
NO. NAMA ORGANISASI
KEMASYARAKATAN ALAMAT
BESARAN YANG
DIBERIKAN
5 Lembaga Bantuan Hukum
Al Mathur
Jalan Patin Kuning I RT. 006 Kelurahan
Timbau Kecamatan Tenggarong
Kabupaten Kutai Kartanegara
270,000,000.00
6 FKUB Provinsi Kalimantan
Timur Jalan Basuki Rahmat No. 42 Samarinda
250,000,000.00
Berdasarkan data-data tersebut diatas berikut disampaikan capaian kinerja
Subbidang Organisasi Kemasyarakatan berdasarkan program dan kegiatan
yang telah ditetapkan sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 39
Realisasi Program dan Kegiatan
No. Sasaran
Program / Kegiatan
Indikator Kinerja Utama Target 1 Tahun
TARGET PERTRIWULAN
REALISASI PERTRIWULAN
CAPAIAN
I II III IV I II III IV I II III IV
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1.
Terwujudnya pembinaan dan penguatan organisasi kemasyarakatan di wilayah Kalimantan Timur
1. Jumlah Surat Keterangan Terdaftar dan Keterangan Lapor
30 SKT / SKM 8 18 25 30 5 16 17 36 62.50% 88.89% 68.00% 120.00%
2. Dokumen Organisasi Kemasyarakatan
60 % dapat terinventarisir
35 60 60 60 35 60 60 60 100% 100% 100% 100.00%
3. Jumlah Rekomendasi Yang Diterbitkan
25 Rekomandasi - 5 10 10 0 3 3 9 0 12.00% 12% 36.00%
4. Jumlah Pembinaan Terhadap Organisasi Kemasyarakatan
50 Kali 12 24 36 50 21 34 48 60 175.00% 141.67% 133.33% 120.00%
CAPAIAN SASARAN 84.38% 85.64% 78.33% 94.00%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 40
CAPAIAN KINERJA SASARAN:
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Penurunan Jumlah Konflik 104
Konflik 104 100 %
Untuk mencapai target kinerja dari Sasaran IV tersebut sesuai dengan
Perjanjian Kinerja Tahun 2017 tercapai melalui program Peningkatan
Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT) dengan Kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
1. Deteksi Dini/Kewaspadaan Dini
2. Sosialisasi Pendidikan Anti Kekerasan
3. Penerbitan Rekomendasi Penelitian
Adapun capaian kinerja yang di peroleh pada kegiatan ini adalah
sebagai berikut:
1. Terlaksananya kegiatan Deteksi Dini/Kewaspadaan Dini
Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) adalah wadah bagi
elemen masyarakat yang dibentuk dalam rangka menjaga dan
memelihara kewaspadaan dini masyarakat. Penyelenggaraan
kewaspadaan dini masyarakat di Provinsi menjadi tanggung jawab
dan dilaksanakan oleh masyarakat yang difasilitasi dan dibina oleh
pemerintah provinsi dalam hal ini tugas dan kewajiban gubernur.
Bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas, keterpaduan dan
sinergi dalam mencengah konflik, penghentian konflik, dan
pemulihan pasca konflik diperlukan koordinasi penanganan konflik
social baik di tingkat nasional, provinsi dan kab/kota. dengan
melibatkan instansi terkait termasuk instansi vertikal.
Forum Kewspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dibentuk
berdasarkan peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006
tentang Kewaspadaan Dini Masyarakat di Daerah, dibentuk mulai
dari Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, sampai di Tingkat
Desa/Kelurahan. Kemudian ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya
SASARAN IV
TERCIPTANYA KERJASAMA PENANGANAN KONFLIK
SECARA KOMPREHENSIF
INDIKATOR:
Penurunan Jumlah Konflik
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 41
Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 220/K.273/2017,
tentang Pembentukan Dewan Penasehat Forum Kewaspadaan Dini
Masyarakat Prov. Kaltim, Masa Bhakti 2014-2018.
Adapun tujuan diadakannya Rakor FKDM Regional se Kalimantan
ini yang pertama adalah memberikan kontribusi langsung pada upaya
untuk memastikan kondisi Kalimantan Timur yang aman, tertib dan
minim konflik sosial atau bebas dari konflik sosial, juga untuk
meningkatkan peran deteksi dini guna menjaga dan memelihara
kewaspadaan dini masyarakat Kalimantan Timur serta
menginformasikan data dan informasi mengenai potensi ancaman
gangguan keamanan. Makna penting dari kegiatan ini adalah
menyamakan visi, misi, persepsi dan langkah bersama dalam
memantapkan kesatuan bangsa serta keutuhan NKRI yang dilakukan
melalui upaya pembangunan sinergi dalam menangani
berkembangnya gerakan paham radikal di Indonesia, khususnya
Kalimantan Timur demi mewujudkan kehidupan masyarakat yang
aman, tentram dan damai, khususnya menjelang pelaksanaan
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah dan akan
dilanjutkan Pemilihan Legislatif serta Pemilihan Presiden.
- Diadakannya Rapat Kerja Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat
(FKDM) Regional Kalimantan dan Kabupaten/Kota Se Kaltim
dapat ditemukan rumusan-rumusan yang dapat diterapkan di
masyarakat guna menyikapi perkembangan nasional yang saat
ini terjadi di Indonesia sehingga Indonesia tetap bisa aman dan
damai.
- Kegiatan ini juga dilakukan untuk menyikapi tentang situasi
Provinsi Kalimantan Timur yang saat ini akan mengadakan
Pemilihan Gubernur Tahun 2018, sehingga dengan adanya FKDM
dan forum-forum kemitraan pemerintah lainnya dapat
mencegah situasi-situasi yang tidak diingikan sehingga Prov.
Kaltim tetap terjaga kondusifitasnya.
- Agar aparat keamanan terkait yang ada dilapangan selalu
berkoordinasi dengan FKDM sehingga dapat bersama-sama
mencegah konflik-konflik yang akan terjadi diwilayah Prov.
Kaltim.
- Dilihat dari struktur organisasi, dimana FKDM tergelar mulai
tingkat Provinsi sampai ketingkat Kelurahan/Desa dan apabila
organisasi tersebut berjalan dengan baik, maka hal tersebut akan
memberikan kontribusi yang sangat baik bagi pemerintah,
khususnya dalam pengelolaan terhadap pptensi ancaman di
daerah.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 42
- FKDM mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu
tugas-tugas pemerintah, khususnya dalam mengantisipasi
kemungkinan adanya ancaman dan gangguan keamanan dan
ketertiban dalam masyarakat. Namun setidaknya, dengan
organisasi lain yang sudah ada (Kominda, FKUB dan lain-lain),
maka upaya pengidentifikasi setiap masalah yang berkaitan
dengan urusan keamanan, ketentraman dan ketertiban
masyarakat, maupun terhadap potensi dan cenderung ancaman
dapat dilakukan secara optimal.
2. Penerbitan Rekomendasi Penelitian
Adapun capaian yang di peroleh pada kegiatan ini adalah sebagai
berikut:
1. Surat Rekomendasi Penelitian yang di terbitkan selama tahun
2017 sebanyak 71 dokumen atau penelitian yang terdiri dari
peneliti Lembaga swasta/ mitra Pemerintah, Penelitian dari
Lembaga Pemerintah dan Penelitian dari Perguruan
Tinggi/mahasiswa.
2. Dengan adanya rekomendasi yang dikeluarkan diharapkan
pemerintah dapat memantau dan mengawasi pelaksanaan
penelitian yang dilakukan oleh semua elemen masyarakat,
dengan demikian stabilitas di daerah dapat dioptimalkan.
3. Untuk Kabupaten dan Kota Rekomendasi penelitian yang
diterbitkan untuk Mahasiswa dan Lembaga Survei bahwa
masing-masing tertib administrasi sesuai peraturan yang
berlaku, namun sesuai pengalaman tahun-tahun lalu belum ada
peneliti yang menyampaikan laporan hasil penelitiannya ke
Pemerintah baik di Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk
menjadi bahan rekomendasi.
3. Terlaksananya Sosialisasi Pendidikan Anti Kekerasan
Seiring dengan perkembangan situasi daerah yang yang masih
diwarnai dengan munculnya gangguan ketenteraman dan,
keterlibatan umum berupa konflik soasial yang diakibatkan oleh
adanya gesekan perselisihan, perseteruan dan/atau benturan fisik
dengan kekerasan antara dua kelompok masyarakat atau lebih,
sehingga menyebabkan terganggunya stabilitas nasional dan
menghambat pembangunan nasional, maka diperlukan peran aktif,
solidaritas, sinergitas dan keterpaduan antar seluruh unsur aparatur
pemerintah baik di Pusat maupun daerah khususnya dalam
penanganan konflik social, yg telah diwujudkan melalui pembentukan
Tim Terpadu Penanganan Konflik Sasial.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 43
Bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas, keterpaduan dan
sinergi dalam mencengah konflik, penghentian konflik, dan
pemulihan pasca konflik diperlukan koordinasi penanganan konflik
social baik di tingkat nasional, provinsi dan kab/kota. Dengan
melibatkan instansi terkait termasuk instansi vertikal.
Adapun capaian yang di peroleh pada kegiatan ini adalah sebagai
berikut:
1. Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Dalam Rangka Sosialisasi
Kebijakan Penanganan Konflik Sosial ini dimaksudkan sebagai
wujud koordinasi dan sinkronisasi Tim Terpadu Penanganan
Konflik Sosial Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
2. Tujuannya meningkatnya kinerja dan sinergitas Tim Terpadu
Penanganan Konflik Sosial di daerah melalui pelaksanaan
Rencana Aksi Penanganan Konflik Sosial.
3. Dalam mendukung program strategis nasional, kepada Tim
Terpadu Penanganan Konflik Sosial Tingkat Provinsi,
Kabupaten/Kota untuk terus laksanakan Rencana Aksi
Penanganan Konflik Sosial dan laporkan pelaksanaan Rencana
Aksi tersebut secara periodik kepada Menteri Dalam Negeri
melalui Sistem Informasi Penanganan Konflik Sosial.
4. Dalam koordinasi pelaksanaan Penanganan Konflik Sosial di
susun rencana aksi terpadu penanganan konflik sosial yang
dilaksanakan setiap tahun. Rencana Aksi Terpadu Penanganan
Konflik Sosial yang meliputi: Pencengahan Konflik, Penghentian
Konflik dan Pemulihan Konflik.
5. Tahun 2016 terdapat 31 Rencana Aksi , yang terdiri dari:
- Pencengahan Konflik sebanyak 17 RA
- Penghentian Konflik sebanyak 9 RA
- Pemulihan Pasca Konflik sebanyak 1 RA
- Rencana Aksi Lainnya sebanyak 4 RA
Rencana Aksi Tim Terpadu merupakan aksi yang harus dilakukan dan
menjadi tanggungjawab oleh masing-masing SKPD termasuk instansi
Vertikal.
Hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Terbangunnya kesepahaman, kesamaan dan keterpaduan visi,
misi, persepsi antar aparatur dalam pelaksanaan Tim Terpadu
Penanganan Konflik Sosial Tahun 2017;
2. Terlaksananya Rencana Aksi Penanganan Konflik Sosial di Daerah
dan dilaporkan secara periodik melalui Sistem Informasi
Penanganan Konflik Sosial, dengan demikian stabilitas di daerah
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 44
khususnya di Provinsi Kalinantan Timur dapat terus
dimantapkan.
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2017
ANALISIS CAPAIAN KINERJA SASARAN I:
Capaian terkait indikator Meningkatnya Partisipasi Masyarakat Dalam
Pemilu”, dimulai sejak tahun 2014, dapat disampaikan sebagai berikut:
Sesuai dengan hasil pelaksanaan pemilu dan Pemilu Kepala Daerah
bahwa tingkat partisipasi masyarakat berfluktuasidan belum memenuhi
target yang ditetapkan, hal ini tergambar pada pelaksanan Pemilu Kepala
Daerah yang dilaksanakan serentak di 9 Kabupaten/Kota Se Kalimantan
Timur pada tanggal 9 Desember 2015 kecuali Kabupaten Penajam Paser
Utara yang tidak melaksanakan Pilkada, secara umum pelaksanan Pilkada
serentak di Kalimantan Timur berjalan aman lancar dan kondusif, dengan
rata-rata partisipasi Pemilihan sekitar 57 %, hal ini jika dibandingkan
dengan pemilu legislatif tanggal 9 April 2014 partisipasinya sekitar 69 %
dan Pemilu Presiden partisipasinya 62 %, menurunnya tingkat partisipasi
masyarakat. Penyebab menurunnya partisipasi masyarakat dalam pemilu
kepala Daerah serentak antara lain disebabkan antara lain:
1. Tingkat kepercayaan masyarakat menurun.
2. Majunya Caleg yang bermasalah sehingga masyarakat apatis
3. Masyarakat mulai jenuh dengan pelaksanaan Pemilu.
4. Tidak adanya pigur pimpinan yang pro rakyat.
5. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu.
6. Tidak adanya undangan dari penyelenggara pemilu.
Sesuai target yang ditetapkan pada tahun 2017 tidak ada agenda
Pemilu baik Pemilu Kepala Daerah maupun pemilu pileg dan Pilpres,
dengan demikian target yang telah ditetapkan tidak ada realisasinya,
namun demikian dalam rangka peningkatan partisipasi pemilih, Badan
Kesatuan Bangsa melakukan sosialisasi kepada semua elemen masyarakat
seperti yang diuraikan diatas, baik belanja murni maupun melalui
belannja tambahan, hal ini dimaksudkan agar tahun 2018 pilkada
Gubernur dan Wakil Gubernur, Pileg dan Pilpres pasrtisipasinya lebih baik
dan meningkat.
Capaian terkait indikator Meningkatnya Indeks Demokrasi Indonesia
(IDI) Kalimantan Timur , dapat disampaikan sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 45
Sesuai hasil Indeks Demokrasi Indonesia Provinsi Kalimantan Timur
mengalami fluktuasi dan capaian target yang ditetapkan dapat
terlampaui, hal ini tergambar tahun 2009 berada di peringkat 8
nasional dengan indeks 72,31 % tahun 2010 berada di peringkat 4
Nasional dengan indeks 73,04 %, tahun 2011 berada di peringkat 17
dengan indeks 66,37 tahun 2012 berada pada peringkat 8 dengan indeks
71,23 %, dan tahun 2013 berada pada peringkat 9 dengan indeks 68,13
%, tahun 2014 berada pada peringkat 6 dengan indeks 77,76 %, pada
tahun 2015 berada pada peringkat 3 dengan indeks 81,24 %, pada tahun
2016 peringkat 13 dengan indek 73,64 %.
Penurunan hasil Indeks Demokrasi Kalimantan Timur tahun 2016
secara Nasional, disebabkan beberapa indikator yang kurang baik. Namun
hasil indeks Demokrasi Indoensia masih melampaui target Provinsi yang
direncanakan, dengan penurunan hasil tersebut di tahun yang akan
datang Tim Pokja Indeks Demokrasi Indonesia Kaltim, akan dapat bekerja
lebih keras lagi dalam peningkatan hasil Indeks Demokrasi Indonesia.
ANALISIS KINERJA SASARAN II:
Sasaran kinerja ini dicapai dengan program pengembangan wawasan
kebangsaan dan program kemitraan pengembangan wawasan
kebangsaan, dengan kegiatan sebagai berikut:
Capaian terkait Indikator Meningkat wawasan kebangsaan
Masyarakat
1. Dimulai pada tahun 2014, dapat disampaikan sebagai berikut:
Sesuai dengan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Bidang
Ideologi Wawasan Kebangsaan dan Kewaspadaan, pada tahun 2014
memenuhi target yang ditetapkan yaitu dari target 320 orang (10%)
terealisasi sebesar 400 orang atau naik sebesar 0,25% kemudian pada
tahun 2015 kegiatan yang ditargetkan sebanyak 480 orang (15%)
terealisasi sebanyak 445 orang menurun sebesar 7,29%. Kemudian
pada tahun 2016 target kegiatan sebesar 640 orang (20%) terealisasi
NO INDIKATOR KINERJA TAHUN TARGET REALISASI CAPAIAN KETERANGAN
1 2 3 4 5 7 8
2014 320 orang 400 orang 125% Meningkat 0,25 %
2015 480 orang 445 orang 92,71 % Menurun 7,29 %
2016 640 Orang 200 orang 31,25 % Menurun 68,75 %
2017 400 orang 1.448 orang 362% Meningkat 262 %
Meningkatnya wawasan
Kebangsaan masyarakat
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 46
sebesar 200 orang atau 31,25% menurun sebanyak 68,75%. Pada
tahun tahun 2017 target kegiatan sebanyak 400 orang terealisir 1.448
meningkat sebanyak 362 %
2. Meningkatnya penegembangan wawasan kebangsaan pada tahun
2017:
a. Terlaksananya kerjasama pelaksanaan pembinaan
pengembangan wawasan Kebangsaan dengan Dinas pendidikan
dan Kebudayaan serta instansi terkait dalam rangka sosialisasi di
sekolah-sekolah SMA di Provinsi Kaltim.
b. Terlaksananya program dan kegiatan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan, dengan demikian target yang ditetapkan
dapat dicapai.
3. Peningkatan wawasan kebangsan dimasyarakat sebagai berikut dapat
dilakukan oleh pemerintah antara lain sebagai berikut:
a. Ditingkatkannya alokasi dana untuk program pengembangan
wawasan kebangsaan pada tahun 2018-2019.
b. Meningkatkan kegiatan sosialisasi pengembangan wawasan
kebangsaan yang dilakukan Bidang Ideologi Wasbang dan
Kewaspadaan di sekolah-sekolah (SLTA), baik tingkat Provinsi
maupun tingkat Kabupaten/Kota.
c. Mengadakan kerjasama dengan forum-forum kemasyarakatan
dalam rangka meningkatkan program pengembangan wawasan
kebangsaan yang ada di Kalimantan Timur, serta meningkatkan
kerjasama BUMN/BUMD yang ada didaerah sehingga pada
pengajuan proposal kegiatan pengembangan wawasan
kebangssaan bisa terealisasi dengan cepat.
Dari beberapa penjelasan diatas, maka capaian kinerja dapat
dilaksanakan bidang wawasan Kebangsaan melebihi target yang telah
ditetapkan, walaupun anggaran yang di alokasikan belum maksimal.
Dengan demikian pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan bidang
wawasan kebangsaan sudah berhasil dilakukan dan melebihi target yang
telah direncanakan.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA SASARAN III:
Berdasarkan data-data tersebut diatas dapat dibuat apakah Misi yang dimiliki
oleh Bidang Ketahanan Sosial, Ekonomi, Budaya dan Organisasi kemasyarakatan
dapat dapat tercapai dengan Indikator Sasaran Prosentase Pembinaan
Terhadap Organisasi Kemasyarakata, dapat dilihat sebagai berikut:
1. Surat Keterangan Terdaftar / Surat Keterangan Lapor:
Sampai dengan Triwulan kedua Tahun 2017 sudah diterbitkan sebanyak 36
(Tiga puluh enam) buah Surat Keterangan Terdaftar/Surat Keterangan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 47
Melapor oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan
Timur dan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, sebab terhitung
1 Agustus 2017 SKT diterbitkan oleh Kementerian Dalam Negeri
berdasarkan Permendagri Nomor 57 Tahun 2017.
Capaian Kinerja:
37/30 x 100% = 120 %
2. Rekomendasi dan NPHD
Usulan Rekomendasi Hibah dan Bansos yang masuk dari Biro Kesejahteraan
Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Timur ada 3 (tiga) usulan, 2
(dua) buah usulan dikembalikan ke Biro Kesra karena Tidak Sesuai Dengan
Program dan Kegiatan Badan Kesbangpol Prov. Kaltim, 1 (satu) diberikan
rekomendasi, tapi tidak ditemukan alamat Ormas yang bersangkutan. Dari
10 (sepuluh) yang ditargetkan, 3 buah usulan saja yang masuk dan dapat
diverifikasi.
Sedangkan di tahun 2017 terdapat sebanyak 6 (enam) buah NPHD yang
melibatkan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur,
sebagaimana terlihat pada tabel diatas
Capaian Kinerja:
9/25 x 100 % = 36 %
3. Pembinaan terhadap organisasi kemasyarakatan untuk tahun 2017 dapat
diberikan sebanyak 60 (enam puluh) kali.
Capaian Kinerja:
60/ 50 x 100 % =120 %
4. Penyusunan Dokumen Organisasi Kemasyarakatan, telah selesai
dilaksanakan dan telah dijilid menjadi 1 (satu) buah buku.
Capaian Kinerja:
60/60 x 100 = 100 %
5. Capaian Sasaran untuk triwulan kedua :
(120% + 100 % + 36% + 120 %) / 4 = 94 %
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 48
Capaian Sasaran dengan Indikator Prosentase Pembinaan Terhadap Ormas
VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
DATA TAHU
N 2016
TARGET TARGET PER TRIWULAN
REALISASI PER TRIWULAN
TAHUN 2017
I II III IV I II III IV
1 2 3 4 5 6 7 8
Terwujudnya masyarakat yang damai, tentram dan demokratis serta berwawasan kebangsaan di wilayah Kalimantan Timur
Meningkatkan ketahanan ekonomi, sosial budaya dan organisasi kemasyarakatan.
Terwujudnya ketahanan ekonomi, sosial, budaya, agama dan organisasi kemasyarakatan di Kalimantan Timur.
Meningkatnya ketahanan ekonomi, sosial budaya dan organisasi kemasyarakatan.
Meningkatnya stabilitas ekonomi, dan sosial budaya.
100% 4 Dokumen 1 1 1 1 1 1 1 1
Prosentase pembinaan terhadap Organisasi Kemasyarakatan
64.58%
75% 18%
38%
55%
75%
84.38%
97.64
%
82.83
%
94,00
%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 49
Dari tabel Capaian Sasaran diatas dapat diuraikan sebagai berikut,
Bidang Ketahanan Sosial Ekonomi dalam mendukung visi Kepala Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur mempunyai misi
Meningkatkan ketahanan ekonomi, sosial budaya dan organisasi
kemasyarakatan dengan tujuan Terwujudnya ketahanan ekonomi,
sosial budaya dan organisasi kemasyarakatan ada 2 (dua) indikator yang
menunjukkan keberhasilan yaitu:
1. Meningkatnya stabilitas ekonomi, dan sosial budaya, dengan target 4
dokumen.
2. Peningkatan pemberdayaan organisasi kemasyarakatan, dengan
target sebesar 75 %.
Dari data-data yang ada, dapat disampaikan bahwa, untuk Tahun
2017, Sub Bidang Ketahanan Ekonomi, sosial dan budaya dan subbidang
Organisasi Kemasyarakatan dengan indikator Peningkatan Pemberdayaan
Organisasi Kemasyarakatan, realisasi 4 dokumen sesuai target yang
ditetapkan dan capaian 107,50% dari target 75%, melampaui target yang
telah ditetapkan.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA SASARAN IV:
Pengukuran Kinerja Sasaran II
Terciptanya Kerjasama Penanganan Konflik yang Konfrehensip
Dari Tabel diatas dapat dijelaskan, bahwa sesuai dengan Indikator
Kinerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur
pada Sasaran IV, yaitu Terciptanya Kerjasama Penanganan Konflik yang
konferhensip, yaitu mengantisipasi dan menekan jumlah
permasalahan/kejadian konflik di Kalimantan Timur dari target potensi
konflik tahun 2017 sebanyak 104 sedangkan realisasi tidak melebihi
target yang ditetapkan, yaitu sebanyak 104 konflik, dengan kata lain
realisasi tidak melebihi target yang ditetapkan artinya penanganan konflik
dapat ditekan semaksimal mungkin dalam upaya penceahan konflik yang
akan terjadi, dan ini merupakan kinerja yang baik. Keberhasilan tersebut
karena dukungan dan peran Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial
Indikator
Kinerja
Target
2016Realisai 2016 Capaian
Target
2017Target 2018
Penurunan
Jumlah Konflik122 Konflik 105 Konflik 116,19% 104 Konflik 88 Konflik
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 50
(PKS) dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Provinsi
Kalimantan Timur maupun Kabupaten / Kota.
Dalam penanganan konflik diperlukan langkah-langkah pencegahan
konflik yang akan terjadi sebagai berikut:
1. Penanganan konflik sosial dimulai dari pencengahan konflik,
penghentian konflik dan pemulihan pasca konflik.
2. Salah satu wujud dari kegiatan pencengahan konflik sosial melalui
pendidikan, sosialisasi anti kekerasan yang dilaksanakan pada
kab/kota se-kaltim secara bergilir, pembinaan, sistim peringatan dini
dan lain-lain.
3. Bahwa kinerja dari Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial dapat
diukur dari salah satunya apabila keadaan di daerah aman, damai dan
terkendali, dan kondisi di Prov. Kaltim dalam keadaan demikian.
Artinya tugas dan tanggungjawab Tim Terpadu PKS dapat berjalan
dengan baik, yaitu pencengahan dini melalui kordinasi, sosialisasi,
pembinaan dan pengawasan kepada seluruh masyarakatnya.
4. Pelaksanaan Penanganan Konflik Sosial melalui rencana aksi,
merupakan salah satu program strategis nasional yang harus
dijalankan seluruh Tim Terpadu mulai dari nasional, provinsi dan
kab/kota, untuk itu pemerintah pusat akan memberikan reward dan
punishment sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
5. Dari hasil evaluasi pelaporan Renaksi yang dilakukan oleh sekretaris
Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial Nasional Kemendagri RI, baik
tingkat regional maupun nasional khususnya Periode Target B.04
tahun 2016, Provinsi Kaltim Terpilih sebagai yang terbaik (Peringkat
I), dan B.08 mendapat peringkat 4 (empat) besar Nasional, sedangkan
B. 12 masih dalam tahap verifikasi Tim Penilai Dirjend Politik dan
Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri.
6. Penanganan Konflik Sosial yang meliputi Pencegahan Konflik,
Penghentian Konflik dan Pemulihan Pasca Konflik dapat tercapai
melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Penguatan FKUB
2) Peningkatan FKDM
3) Peningkatan kesadaran hukum
4) Pendidikan bela Negara dan wasbang
5) Sosialisasi peraturan perundangan
6) Diklat perdamaian
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 51
7) Pendidikan kewarganegaraan
8) Pendidikan budi pekerti
9) Pemetaan daerah potensi konflik dan atau rawan konflik
10) Penguatan kelembagaan dalam rangka sistem peringatan dini
11) Pembinaan kewilayahan
12) Pendidikan agama dan penanaman nilai-nilai integrasi
kebangsaan
13) Penguatan capacity building
14) Pengentasan kemiskinan
15) Desa berketahanan sosial
16) Penguatan akses kearifan local
17) Penguatan keserasian nasional
18) Bentuk kegiatan lain sesuai peraturan perundangan
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN TAHUN 2017
Demi terwujudnya outcome yang dimaksud, tahun 2016 Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur mendapat alokasi anggaran
sebesar Rp 10.973.662.000 (Sepuluh Milyar Sembilan Ratus Tujuh Puluh
Tiga Juta Enam Ratus Enam Puluh Dua Ribu Rupiah). Yang terdiri dari
Belanja Tidak Langsung sebesar Rp 6.973.662.000 (Enam Milyar Sembilan
Ratus Tujuh Puluh Tiga Juta Enam Ratus Enam Puluh Dua Ribu Rupiah)
dan Belanja Langsung sebesar Rp 4.000.000.000 (Empat Milyar Rupiah),
dengan perincian sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 52
KODE REKENING URAIAN PAGU MURNI PAGU PERUBAHAN REALISASI SISA ANGGARAN PERSENTASE
BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK 9,973,662,000.00 10,973,662,000.00 9,846,219,524.00 1,127,442,476.00 89.73%
Belanja Tidak Langsung 6,973,662,000.00 6,973,662,000.00 6,245,845,714.00 727,816,286.00 89.56%
Belanja Tidak Langsung 6,973,662,000.00 6,973,662,000.00 6,245,845,714.00 727,816,286.00 89.56%
Belanja Langsung 3,000,000,000.00
4,000,000,000.00
3,600,373,810.00
399,626,190.00
90.01%
1 05 1 05 02 07 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
679,680,000.00 679,680,000.00 527,787,568.00 151,892,432.00 77.65%
1 05 1 05 02 07 01 Pelaksanaan Administrasi Perkantoran
679,680,000.00 679,680,000.00 527,787,568.00 151,892,432.00 77.65%
1 05 1 05 02 08 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
36,931,000.00 36,931,000.00 20,173,092.00 16,757,908.00 54.62%
1 05 1 05 02 08 02 Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana
36,931,000.00 36,931,000.00 20,173,092.00 16,757,908.00 54.62%
1 05 1 05 02 09 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah
842,610,000.00 842,610,000.00 822,019,880.00 20,590,120.00 97.56%
1 05 1 05 02 09 01 Koordinasi dan Konsultasi Kelembagaan Pemerintah Daerah
842,610,000.00 842,610,000.00 822,019,880.00 20,590,120.00 97.56%
1 05 1 05 02 10 Program Penyusunan Dokumen Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah
25,389,000.00 25,389,000.00 20,778,500.00 4,610,500.00 81.84%
1 05 1 05 02 10 01 Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Anggaran
16,900,000.00 16,900,000.00 12,300,000.00 4,600,000.00 72.78%
1 05 1 05 02 10 02 Penyusunan Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
8,489,000.00 8,489,000.00 8,478,500.00 10,500.00 99.88%
1 05 1 05 02 15 Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
377,909,000.00 377,909,000.00 360,601,400.00 17,307,600.00 95.42%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 53
KODE REKENING URAIAN PAGU MURNI PAGU PERUBAHAN REALISASI SISA ANGGARAN PERSENTASE
1 05 1 05 02 15 10 Deteksi Dini/Kewaspadaan Dini 187,829,000.00 187,829,000.00 185,305,200.00 2,523,800.00 98.66%
1 05 1 05 02 15 26 Sosialisasi Pendidikan Anti Kekerasan
190,080,000.00 190,080,000.00 175,296,200.00 14,783,800.00 92.22%
1 05 1 05 02 17 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
173,615,950.00 173,615,950.00 164,138,800.00 9,477,150.00 94.54%
1 05 1 05 02 17 07 Peningkatan Kesadaran Bela Negara 91,515,950.00 91,515,950.00 84,088,800.00 7,427,150.00 91.88%
1 05 1 05 02 17 09 Fasilitas dan Sosialisasi Pembentuikan Forum Pembauran Kebangsaan(FPK) se-Kalimantan Timur
82,100,000.00 82,100,000.00 80,050,000.00 2,050,000.00 97.50%
1 05 1 05 02 21 Program Pendidikan Politik Masyarakat
700,110,550.00 1,700,110,550.00 1,532,119,970.00 167,990,580.00 90.12%
1 05 1 05 02 21 04 Penyusunan Data Base Partai Politik,Orpol,Ormas,LSM dan Lembaga Adat
143,600,000.00 143,600,000.00 129,520,310.00 14,079,690.00 90.20%
1 05 1 05 02 21 06 Pemantauan Perkembangan Politik di Daerah
216,510,550.00 1,216,510,550.00 1,076,710,505.00 139,800,045.00 88.51%
1 05 1 05 02 21 22 Penyusunan IDI 340,000,000.00 340,000,000.00 325,889,155.00 14,110,845.00 95.85%
1 05 1 05 02 20 Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat(PEKAT)
163,754,500.00 163,754,500.00 152,754,600.00 10,999,900.00 93.28%
1 05 1 05 02 20 01 Pemantauan Dampak Kelangkaan/Kenaikan Harga
78,020,000.00 78,020,000.00 69,810,000.00 8,210,000.00 89.48%
1 05 1 05 02 20 14 Fasilitasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahguna Gelap Narkoba
85,734,500.00 85,734,500.00 82,944,600.00 2,789,900.00 96.75%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 54
BAB IV
PENUTUP
Dari sasaran strategis yang ditetapkan seluruhnya telah memenuhi target
yang diharapkan. Hal ini berarti bahwa semua pihak dalam mewujudkan visi dan
misinya dapat melaksanakan kegiatan program dan kegiatan dengan baik. Akan
tetapi disebabkan oleh adanya anggaran yang kurang memadai, berdampak
dengan tidak dilaksanakannya beberapa kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan.
Secara ringkas seluruh capaian kinerja sasaran tersebut diatas, telah memberikan
pelajaran yang sangat berharga bagi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi
Kalimantan Timur untuk meningkatkan kinerja dimasa-masa mendatang. Oleh
karena itu telah dirumuskan beberapa langkah penting sebagai strategi
pemecahan masalah yang akan dijadikan dasar memperbaiki kebijakan dan
program yang dapat memacu perkembangan Kalimantan Timur.
Secara umum pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2017 telah
dilaksanakan dengan baik, namun demikian masih terdapat beberapa kendala
dalam kegiatan. Oleh karena itu sebagai tindak lanjut dan upaya pemecahan
masalah yang ada, dilakukan penataan dan peningkatan kapasitas para pelaksana
untuk mendukung kinerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi
Kalimantan Timur yang diinisiasikan secara berkelanjutan agar dapat
menerapkan manajemen kinerja dan keuangan, sehingga dapat diwujudkan
pemerintahan yang bersih dan akuntabel.
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan (LAKIP) Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur ini disampaikan, untuk
dapat dijadikan bahan pertimbangan di tahun-tahun mendatang.
Samarinda, 23 April 2018
KEPALA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
YUDHA PRANOTO
Pembina Utama Madya
NIP. 19640817 201006 1 001