background dan sejarah berdirinya ikhwanul muslimin (1)
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Background Dan Sejarah Berdirinya Ikhwanul Muslimin (1)
1/13
1) Background dan Sejarah Berdirinya Ikhwanul Muslimin
Negara Mesir menjadi jajahan Inggris sejak setelah gagalnya Revolusi Arab yaitu pada
14 September 1882, saat itu merupakan hari pertama jatuhnya kota Kairo ke tangan Inggris
(Jumah Amin Abdul Aziz, 20051: 31). Zakariya Sulaiman Bayumi dalam disertasinya di
Fakultas Ain Syams, Mesir tentangAl-Ikhwan Al-Muslimun wa Al-Jamaah Al-Islamiyyah fi l-
Hayah As-Siyasiyyah Al-Mishriyyah mengatakan bahwa penjajahan Inggris dengan segala
konsekuensinya menjadi (salah satu, pen.) pemicu lahirnya Ikhwanul Muslimin (selanjutnya
penulis sebutAl-Ikhwan), sebab keberadaan penjajah menjadi pembangkit sentimen keagamaan
bagi rakyat Mesir dan mendorong mereka untuk melakukan perlawanan terhadap segala yang
bersumber dari penjajah (id: 45). Kecuali itu, lahirnya Al-Ikhwan juga disebabkan karena
kebanyakan dari partai-partai politik yang ada di Mesir tidak mengakomodasi gagasan dan ide-
ide rakyat Mesir, tetapi membawa pemikiran liberal Barat (id. 63) dan keluar dari syariat Islam.
Di pihak lain Utsman Abdul Muiz Ruslan (id.: 66-67) mengatakan bahwa saat berdirinya Al-
Ikhwan di Mesir mengalami situasi sebagai berikut:
a. Imam Hasan Al-Banna tampil pada saat situasi politik tidak begitu kondusif, di antaranyadengan adanya penjajah yang zalim dan otoriter, raja yang tak berdaya, partai-partai yang
pragmatis dan tokoh-tokoh partainya oportunis, dan rakyat yang masih dalam
keterbelakangan dari segi ilmu pengetahuan dan ekonomi, sehingga mereka amat
membutuhkan figur pemimpin yang dapat memberi tuntunan kepada masyarakat agar
dapat segera keluar dari kesulitan hidup itu.
b. Jamaah Al-Ikhwan terpengaruh oleh beberapa kekuatan politik yang ada di Mesir, yangmerupakan hasil dari interaksi langsung antara Jamaah dengan penjajah Inggris tersebut,
-
7/29/2019 Background Dan Sejarah Berdirinya Ikhwanul Muslimin (1)
2/13
sehingga hal ini dapat menjadi pendorong bagi proses berdiri dan berkembangnya gerakan
Al-Ikhwan.
c. Kondisi politik saat itu menunjukkan bahwa sistem hukum Islam telah dibumihanguskan,dan hal ini sebagai akibat dari ditumbangkannya Khilafah Islamiyah (Pemerintahan Islam)
di Turki dan Mesir.
d. Kondisi masyarakat saat itu amat membutuhkan sosok pemimpin yang mampumembangkitkan kesadaran untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan, pemimpin
yang mampu memotivasi masyarakat agar optimis dan tidak apatis, dan meyakinkan
masyarakat akan pentingnya kembali kepada sistem syariat Islam.
GerakanIkhwanul Muslimun yang dalam bahasa Inggris disebutMoslem Brotherhooddan
Moslem Brethern, didirikan di Mesir oleh Hasan Al-Banna pada tahun 1928 atau bulan
Dulkaidah 1327 H yang merupakan suatu gerakan massa terbesar di Arab. Al-Banna lahir di
Buhairah Mesir 1906, meninggal 1949 (1324-1368H). Dampak dan pengaruh internasional dari
gerakan Al-Ikhwan tak dapat disamai oleh gerakan Islam lainnya
(http://id.wikipedia.org/wiki/Ikhwanul_Muslimin, 2006; M.Amin Rais, 1990: 75). Pada awal
berdirinya, gerakan ini berpusat di kota Ismailiyah, tetapi pada tahun 1932 berpindah ke Kairo,
saat ini pula tempat tinggal Imam Hasan Al-Banna pindah dari Ismailiyah ke Kairo. Pada saat
awal berdirinya, anggota Al-Ikhwan hanya berjumlah sekitar 100 orang, tetapi di akhir tahun
1940-an anggota Al-Ikhwan telah mencapai 3000 orang. Pada awal perkembangannya, anggota
gerakan ini menyebar ke berbagai Negara Arab seperti Suriah, Palestina, Yordania, Libanon,
Irak, Yaman, dan sebagainya. Bahkan pada sekitar tahun 1948 gerakan Al-Ikhwan telah
memiliki 2000 cabang dengan anggota dan simpatisan sekitar 500.000 orang yang mencakup
hampir semua lapisan sosial di Mesir, termasuk dari kalangan angkatan bersenjata. Dan
http://id.wikipedia.org/wiki/Ikhwanul_Musliminhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikhwanul_Musliminhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikhwanul_Musliminhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikhwanul_Muslimin -
7/29/2019 Background Dan Sejarah Berdirinya Ikhwanul Muslimin (1)
3/13
dewasa ini anggota dan simpatisan Al-Ikhwan telah menyebar ke berbagai wilayah di Asia
seperti Indonesia, Malaysia, dan Jepang, bahkan menjadi lebih luas lagi ke berbagai penjuru
dunia. Penyebaran Al-Ikhwan ke seluruh penjuru dunia dilakukan dengan sistem organisasi
yang sangat rapi, bahkan gerakan ini kadang-kadang menyebar dengan nama lain, tetapi dengan
suatu prinsip yang sama yaitu mengajak manusia ke dalam sistem Islam secara kaffah
(menyeluruh) dan berupaya memukul mundur gerakan sekularisme.
Mula-mula gerakan ini menekankan pentingnya pembangunan sosial, pendidikan, dan
moral kaum muslimin, jadi merupakan suatu usaha reformasi dari yang sudah lama dirintis
tokoh-tokoh seperti Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Tetapi
sistem organisasi yang diterapkan oleh Al-Banna sedemikian praktis dan modern sehingga Al-
Ikhwan merupakan organisasi yang secara konkrit mencoba merealisasikan pikiran-pikiran
pembaruan Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Dan dalam
pertumbuhan selanjutnya Al-Ikhwan menjadi tidak saja sebagai gerakan sosial dan pendidikan,
tetapi juga kekuatan sosial-politik yang selalu diperhitungkan baik sebelum maupun sesudah
revolusi Mesir 1952 (M. Amin Rais, 1990: 75).
Sebelum organisasi Al-Ikhwan didirikan, sudah banyak gerakan/ organisasi dakwah yang
didirikan, dan banyak memberikan warna pada pola dakwah Al-Ikhwan. Sehingga Al-Ikhwan
dapat mengambil pelajaran berharga dari organisasi-organisasi yang mendahuluinya. Di antara
berbagai organisasi terutama organisasi Islam yang amat berpengaruh terhadap berdirinya Al-
Ikhwan adalah:
a. Dakwah Al-Wahabiyahb. Dakwah Al-Mahdiyahc. Dakwah As-Sanusiyah
-
7/29/2019 Background Dan Sejarah Berdirinya Ikhwanul Muslimin (1)
4/13
a. Dakwah Al-Wahabiyah
Gerakan ini sering disebut dengan Gerakan Salafiyah atauDakwah Syeh Muhammad bin
Abdul Wahhab, karena gerakan ini dipimpin oleh Syeh Muhammad bin Abdul Wahab Al-
Masyriqi At-Tamimi An-Najdi lahir di Al-Ayinah Riyadh 1703 atau 1115 H.(Jumah Amin Abdul
Aziz, 2005: 13-17). Gerakan ini merupakan pelopor bagi gerakan-gerakan yang telah muncul
pada saat-saat terjadi kemunduran dan keterbelakangan pemikiran dunia Islam. Dari segi esensi,
dakwah ini menyerukan untuk kembali kepada akidah Islam dan prinsip Islam secara murni.
Dakwah ini menyerukan pentingnya jihad, menumpas berbagai bidah dan khurafat. Dan yang
cukup menonjol juga adalah sikapnya terhadap segala kekeliruan dalam tindakan dan ucapan
kaum sufi. Syeh Muhammad Abdul Wahhab mendesain dakwahnya sebagai representasi dari
sikap tiga orang ulama terkemuka yang telah ia ikuti jejaknya, yaitu Imam Ahmad bin Hambal
(164-241H.), Ibnu Taimiyah (661-728H.), dan Ibnul Qayyim Al-Jauziyah (691-751H..).(i. 16-17).
(1) Pengartian Wahabi
Wahhabi atau Wahabi adalah gerakan satu kaum yang bertujuan untuk memurnikan
kembali ajaran agama Islamberdasarkan petunjuk Allah Swt., Nabi Muhammad Saw. sebagai
utusan serta berdasarkan pemahaman yang para kaum Salafu sh-shalih yakni orang orang yang
terdahulu yang shaleh dan mendapatkan petunjuk dalam urusan agama Islam. Nama Wahabi
disandarkan kepada nama Syeh Muhammad bin Abdul Wahhab yang melakukan usaha yang
dianggap sebagai pemurnian agama Islam pada abad ke 18 M (1744 M) di daerah Nejed dan
Hijaz yang dikenal sekarang sebagai Arab Saudi. Meskipun demikian, nama Wahhabi bukan
http://id.wikipedia.org/wiki/Islamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Islamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Nabi_Muhammad_SAWhttp://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_bin_Abdul_Wahhabhttp://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_bin_Abdul_Wahhabhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nejed&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nejed&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Hijazhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hijazhttp://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudihttp://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudihttp://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudihttp://id.wikipedia.org/wiki/Hijazhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nejed&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_bin_Abdul_Wahhabhttp://id.wikipedia.org/wiki/Nabi_Muhammad_SAWhttp://id.wikipedia.org/wiki/Islam -
7/29/2019 Background Dan Sejarah Berdirinya Ikhwanul Muslimin (1)
5/13
berasal dari dalam kelompok ini. Wahhabi adalah sebutan yang digunakan oleh musuh-musuh
kelompok ini untuk menakut-nakuti pengikut mereka. Penyebutan ini pun kurang tepat,
mengingat bahwa Abdul Wahhab adalah bapaknya Syeh Muhammad. Sebutan yang tepat
seharusnya adalah Muhammadiyyah, seandainya kelompok ini memang menamakan dirinya
dengan nama selainsalafy.
Dalam Hadis yang shahih, Nabi Muhammad Saw. bersabda yang maknanya "Akan ada
pada setiap zaman kaum yang berusaha memurnikan ajaran agama Islam". Usaha pemurnian
ajaran agama Islam ini benar-benar dilaksanakan oleh Nabi Muhammad Saw. serta para
sahabatnya dilanjutkan oleh pengikutnya, kaum tabi'in dan tabiut tabi'in. Dalam periode
selanjutnya dikenal ulama-ulama yang berusaha untuk memurnikan kembali ajaran agama Islam
di antaranya adalah para penulis hadis di antaranya Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu
Daud, kemudian para ulama seperti Ibnu Taimiyyah, Ibnu Qayyim, Syeh Abdul Qadir Jailani,
dan terus dilanjutkan sampai pada masa kini di antaranya oleh SyehMuhammad Nashiruddin Al-
Albanidan SyehAbdul Aziz bin Abdulah bin Bazdan di masa yang akan datang.
Selain dinamakan Wahhabi, kelompok ini menamakan dirinya dengan istilah Salafy yang
penyebutannya berdasarkan pada Salafush Sgalih yang seperti diungkapkan di atas adalah kaum
terdahulu yang shaleh (baik) dan mendapatkan petunjuk dalam urusan agama. Kaum terdahulu di
sini adalah berdasarkan jarak terdekat dengan masa kenabian yakni :
Para Sahabatyakni yang langsung mendapatkan ajaran nabi. Tabi'in yakni generasi sesudah para sahabat. Tabiut Tabi'in yakni generasi sesudah para tabiin
http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Bukharihttp://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Bukharihttp://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Muslimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Muslimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Abu_Daudhttp://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Abu_Daudhttp://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Abu_Daudhttp://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Abu_Daudhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Taimiyyahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Taimiyyahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Qayyimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Qayyimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Qadir_Jailanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Qadir_Jailanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Nashiruddin_Al-Albanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Nashiruddin_Al-Albanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Nashiruddin_Al-Albanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Nashiruddin_Al-Albanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Aziz_bin_Abdulah_bin_Bazhttp://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Aziz_bin_Abdulah_bin_Bazhttp://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Aziz_bin_Abdulah_bin_Bazhttp://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Aziz_bin_Abdulah_bin_Bazhttp://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Nashiruddin_Al-Albanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Nashiruddin_Al-Albanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Qadir_Jailanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Qayyimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Taimiyyahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Abu_Daudhttp://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Abu_Daudhttp://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Muslimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Bukhari -
7/29/2019 Background Dan Sejarah Berdirinya Ikhwanul Muslimin (1)
6/13
Namun demikian, penyebutansalafy di sini adalah tidak terbatas kepada sesudah para tabi'in
tetapi juga bagi kaum muslimin yang mengikuti mereka (Wikipedia Indonesia, 2006,
Ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia).
(2) Tata Cara Pengambilan Dalil dalam Ajaran Wahabi
Dalam pelaksanaan ajaran agama, kaum wahabi atau salafy mengambil dalil hukum syariat
berdasarkan:
Alquranyang merupakan firman Allah dan kitab suci kaum muslimin. Hadisyang berisi sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. Ijma' yakni kesepakatan para ulama kaum muslimin yang tidak ada pertentangan di
dalamnya dan tidak menyelisihi Alquran dan Hadis.
Qiyas atau analogi yakni pengambilan hukum suatu kasus berdasarkan hukum kasus yanglain yang terdapat kesamaan ciri dan sebab di dalamnya bila tidak ada hukum yang
khusus yang membahas secara tersendiri.
Pengambilan hukum-hukum ini berlaku baik dalam masalah Aqidah atau keyakinan serta
masalahMuammalah atau hubungan sosial interaksi antar manusia. Sehingga benar benar murni
dan menghindari bid'ah yakni segala sesuatu yang baru dalam ajaran agama yang menyalahi
terhadap apa-apa yang diajarkan oleh Allah Swt., Nabi Muhammad Saw. dan pemahaman
Salafush-shalih. Sementara dalam masalah dunia, ajaran wahhabi atausalafy adalah mengambil
manfaat dari kemajuan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan
bagi kehidupan umat manusia dan tidak membahayakan di dalamnya sebagai sarana beribadah
dan muammalah bagi manusia. Namun untuk hukum-hukum muammalah, karena masalah
http://id.wikipedia.org/wiki/Al_Qur'anhttp://id.wikipedia.org/wiki/Al_Qur'anhttp://id.wikipedia.org/wiki/Haditshttp://id.wikipedia.org/wiki/Haditshttp://id.wikipedia.org/wiki/Haditshttp://id.wikipedia.org/wiki/Al_Qur'an -
7/29/2019 Background Dan Sejarah Berdirinya Ikhwanul Muslimin (1)
7/13
interaksi sosial berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, maka tata caranya adalah
berdasarkan empat ketentuan di atas serta ditinjau dari segala sisi dalam kegiatan muammalah
agar menghindari hal-hal yangsyubhatyakni yang tidak jelas antara yang dihalalkan (dibolehkan
dalam ajaran agama) maupun yang diharamkan (yang dilarang dalam ajaran agama).
Mereka mendefinisikan tata cara pengambilan dalil ini sebagai kaidah Ahlu Sunnah wal
Jamaah. Kata Ahlu Sunnah berarti orang orang yang mengikuti sunnah atau tata cara yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. yang merupakan utusan Allah Swt.. SementaraJamaah di
sini adalah jamaah kaum muslimin yang merupakan satu jamaah yang sama-sama mengikuti
sunnah nabi meskipun pada zaman dan kurun waktu yang berbeda.
(3) Muhammad bin Abdul Wahhab
Dia hafal Alquran sebelum berusia sepuluh tahun. Belajar kepada ayahandanya tentang
fiqih Hanbali, belajar hadis dan tafsir kepada para syeh dari berbagai negeri, terutama di kota
Madinah. Beliau memahami tauhid dari Alkitab dan As-Sunnah. Memelihara kemurnian tauhid
dari syirik, khurafat, dan bid'ah, sebagaimana banyak ia saksikan di Nejed dan negeri-negeri
lainnya. Demikian juga soal menyucikan dan mengkultuskan kubur, suatu hal yang bertentangan
dengan ajaran Islam yang benar. Ia mendengar banyak wanita di negerinya ber-tawassuldengan
pohon kurma yang besar. Mereka berkata, "Wahai pohon kurma yang paling agung dan besar,
aku menginginkan suami sebelum setahun ini". Di Hejaz, ia melihat pengkultusan kuburan para
sahabat, keluarga Nabi, (ahlul bait), serta kuburan Rasulullah Saw., hal yang sesungguhnya tidak
boleh dilakukan pengkultusan, kecuali kepada Allah semata. Di Madinah, ia mendengar
permohonan tolong (istighatsah) kepada Rasulullah Saw., serta berdoa (memohon) kepada selain
Allah, hal yang sungguh bertentangan dengan Alquran dan sabda Rasulullah Saw. Alquran
http://media.isnet.org/islam/Etc/Wahab.htmlhttp://media.isnet.org/islam/Etc/Wahab.htmlhttp://media.isnet.org/islam/Etc/Wahab.html -
7/29/2019 Background Dan Sejarah Berdirinya Ikhwanul Muslimin (1)
8/13
menegaskan, "Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak
(pula) memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika berbuat (yang demikian itu),
sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang zhalim." (Q.S. Yunus: 106). Zhalim dalam ayat
ini berarti syirik. Suatu kali, Rasulullah Saw. berkata kepada anak pamannya, Abdullah bin
Abbas: "Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan
mintalah pertolongan kepada Allah" (H.R. At-Tirmidzi, ia berkataHasan Shahih).
Syeh Muhammad bin Abdul Wahhab menyeru kaumnya agar bertauhid dan berdoa
(memohon) kepada Allah semata, sebab Dialah Yang Mahakuasa dan Yang Maha Menciptakan,
sedangkan selain-Nya adalah lemah dan tak berkuasa menolak bahaya dari dirinya dan dari
orang lain. Adapun mahabbah (cinta kepada orang-orangshalih), adalah dengan mengikuti amal
shalihnya, tidak dengan menjadikannya perantara antara manusia dengan Allah, dan juga tidak
menjadikannya sebagai tempat bermohon selain daripada Allah.
Sementara fenomena sosial umat di zaman Syeh Muhammad bin Abdul Wahhab sangat
berbeda. Saat itu umat Islam sedang mengalami masa kemundurannya. Salah satu fenomenanya
adalah munculnya banyak penyimpangan dalam praktik ibadah, bahkan menjurus kepada bentuk
syirik dan bid'ah. Banyak dari umat Islam yang menjadikan kuburan sebagai tempat pemujaan
dan meminta kepada selain Allah. Kemusyrikan merajalela. Bid`ah, khurafat, dan takhayyul
menjadi kebiasaan sehari-hari. Dukun, ramalan, sihir, dan ilmu gaib seolah menjadi alternatif
untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam kehidupan umat Islam. Itulah fenomena
kemunduran umat saat Syeh Muhammad bin Abdul Wahhab hidup saat itu. Maka dia mengajak
dunia Islam untuk sadar atas kebobrokan aqidah ini.
-
7/29/2019 Background Dan Sejarah Berdirinya Ikhwanul Muslimin (1)
9/13
Berbeda dengan para fuqaha fiqih di zaman sebelumnya, mereka mendirikan madrasah
keilmuan sera melahirkan jutaan judul kitab fiqih dan literatur, Syeh Muhammad bin Abdul
Wahhab tidak pernah melahirkan buku berjilid-jilid, beliau hanya menulis beberapa risalah
(makalah pendek) untuk menyadarkan masyarakat dari kesalahannya. Salah satunya adalah Kitab
At-Tauhidyang hingga kini menjadi rujukan banyak ulama aqidah.
Dakwah Syeh Muhammad bin Abdul Wahhab dibantu oleh penguasa, kemudian
melahirkan gerakan umat yang aktif menumpas segala bentuk khurafat, syirik, bid`ah dan
beragam hal yang menyeleweng dari ajaran Islam yang murni. Dalam praktiknya sehari-harinya,
para pengikutnya lebih mengedepankan aspek pelarangan untuk membangun bangunan di atas
kuburan, menyelimutinya, atau memasang lampu di dalamnya. Mereka juga melarang orang
meminta kepada kuburan, orang yang sudah mati, dukun, peramal, tukang sihir, dan tukang
teluh. Mereka juga melarang ber-tawassuldengan menyebut nama orang saleh sepeti kalimat bi
jaahi rasul atau keramatnya syeh fulan dan fulan. Dakwahnya lebih tepat dikatakan sebagai
dakwah salafiyah. Dakwah ini telah membangun umat Islam di bidang aqidah yang telah lama
jumud dan beku akibat kemunduran dunia Islam.
Sebenarnya kalau dirunut kepada pernyataan di atas, para pendukung gerakan Wahabi ini
suka atau tidak suka, tidak dapat lepas dari sebuah metode penyimpulan hukum tertentu. Dan
secara umum, yang berkembang secara alamiah di negeri mereka adalah mazhab Al-Imam
Ahmad bin Hanbal. Dan nama-nama tokoh ulama rujukan mereka, semuanya secara alamiah
bermazhab Hanbali.
Imam Ahmad ibn Hanbal (164-241 H) Ibnu Taimiyah (661-728 H)
-
7/29/2019 Background Dan Sejarah Berdirinya Ikhwanul Muslimin (1)
10/13
Muhammad Ibnul Qayyim Al-Jauziyah (691-751H) Muhammad bin Abdul Wahhab (1115H)
(4) Gerakan Anti Mazhab
Ada sebagian dari pendukung atau sosok yang ditokohkan oleh para pendukung gerakan
ini yang secara tegas memisahkan diri dari mazhab mana pun. Katakanlah salah satunya, Syeh
Nasiruddin Al-Albani rahimahullah. Beliau sejak muda telah mengobarkan semangat anti
mazhab fiqih. Seolah mazhab-mazhab fiqih itu lebih merupakan sebuah masalah ketimbang
solusi di mata beliau. Maka muncul perdebatan panjang antara beliau dengan para ulama fiqih
mazhab. Salah satunya perdebatan antara beliau dengan Syeh Said Ramadhan Al-Buthy. Para
ulama fiqih banyak yang tidak terima kalau dikatakan bahwa mazhab fiqih itu merupakan
bentuk kebodohan, kejumudan, taqlid, serta suatu kemungkaran yang harus diperangi.
Sayangnya, sebagian dari murid-murid beliau ikut-ikutan memerangi para ahli fiqih
dengan berbagai literatur mazhabnya dan hasil-hasil ijtihad para fuqaha'.. Padahal di sisi lain,
pendapat-pendapat Syeh Al-Albani pun tetap merupakan ijtihad dan tidak bisa lepas dari
penafsiran dan pemahaman, meski tidak sampai berbentuk sebuah mazhab. Hal yang sering
dijadikan bahan kritik adalah beliau melarang orang bertaqlid kepada suatu mazhab tertentu,
namun beliau membiarkan ketika orang-orang bertaqlid kepada dirinya. Pada mulanya, oleh
banyak kalangan, gerakan ini dianggap sebagai pelopor kebangkitan pemikiran di dunia Islam,
antara lain gerakan Mahdiyah, Sanusiyah, Pan Islamisme-nya Jamaluddin Al-Afghani,
Muhammad Abduh di Mesir, dan gerakan lainnya di benua India, tetapi pada akhirnya tidak
sedikit ulama yang mengkonter aktivitas mereka.
-
7/29/2019 Background Dan Sejarah Berdirinya Ikhwanul Muslimin (1)
11/13
b. Dakwah Al-Mahdiyah
Al-Mahdiyah merupakan satu gerakan pembaruan terkemuka yang muncul di dunia
Arab pada akhir abad 19 dan awal abad 20. Gerakan Al-Mahdiyah didirikan oleh Muhammad
Ahmad Al-Mahdi bin Abdullah (1845-1885/ 1260-1302H), ia lahir di pulau Labib sebelah
selatan kota Danqala. Sejak usia dini Al-Mahdi sudah hafal seluruh Alquran. Ia tumbuh dalam
iklim religius di bawah asuhan Syeh Mahmud Al-Syinqithi, Al-Mahdi juga menganut tarekat As-
Samaniyah Al-Qadiriyah yang ia pelajari langsung dari Syeh Muhammad Syarif Nur Ad-Daim,
setelah itu Al-Mahdi belajar kepada Syeh Al-Qurasy Wadduzzain yang juga seorang tokoh
tarekat terkemuka, setelah gurunya ini wafat Al-Mahdi menggantikan posisi gurunya dalam
bidang pengembangan tarekat.
Konsep perjuangan Al-Mahdi adalah mengajak masyarakat untuk kembali kepada
Alquran dan Assunnah, pentingnya jihad dan membuka pintu ijtihad, serta melarang mempelajari
ilmu kalam, dan berbagai mazhab fikih. Melarang ruqyah dan perdukunan, serta menghapus
semua tarekat dan jenis wirid dengan menggantinya dengan Tarekat Al-Mahdiyah. Ia amat
hormat terhadap keberadaan Wali Qutub, dan mendakwakan dirinya hampir setaraf dengan
mereka dengan mengatakan bahwa dirinya adalah khalifah Rasulullah Saw. Al-Mahdi banyak
mengambil pemikiran ulama sufi terutama dari kalangan syiah, selain itu juga pemikiran
Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh, tentang pentingnya pembebasan dari
penjajajahan kolonialisme dan Pan Islamisme. Dan di sisi lain juga mengambil pemikiran
Muhammad Abdul Wahhab tentang pentingnya kembali kepada Alquran dan Assunnah.
c. Dakwah As-Sanusiyah
-
7/29/2019 Background Dan Sejarah Berdirinya Ikhwanul Muslimin (1)
12/13
Gerakan ini muncul di Libia, Afrika Utara. Pendirinya adalah Abu Abdullah
Muhammad bin Ali As-Sanusi Al-Khathabi Al-Idrisi, lahir di kampung Mustaghanim, Desa Al-
Wasithah di Aljazair pada 1202 H. atau 1787 M. Pernah belajar ke ulama Al-Azhar di Kairo, lalu
juga ke beberapa ulama tarekat sufi, di antaranya Tarekat Asy-Syaziliyah, Al-Fasiyah, An-
Nashiriyah, Al-Qadiriyah, dan At-Tijaniyah. Salah satu ulama tarekat yang amat dekat adalah
Syeh Ahmad bin Abdullah bin Idris Al-Fasi pendiri Tarekat Al-Fasiyah, dan sempat pula As-
Sanusi membangun zawiyah sebagai tempat belajar tarekat di Jabal Qubais. Kecuali mendapat
pengaruh dari ulama-ulama sufi, As-Sanusi juga mendapat pengaruh dari tokoh dakwah Al-
Wahhabiyah.
Idiologi dari gerakan As-Asanusiyah adalah menyeru masyarakat untuk kembali kepada
Alquran dan Assunnah, membatasi ajaran tasauf dengan kedua dalil itu, serta mengakui
kemahdian Muhammad Al-Mahdi As-Sanusi.
d. Gerakan Salafy dan Fundamentalis Islam
Bebagai gerakan Islam radikal bermunculan pada akhir-akhir ini, di satu sisi ada gerakan
Islam yang akomodatif, dan di sisi lain ada gerakan radikal yang tercermin dalam berbagai
pemberontakan dengan menggunakan simbol-simbol Islam. Pada era ini gerakan radikal Islam
bukan sebagai suatu gerakan tunggal, karena kalau diteliti secara seksama ada beberapa varian
dalam gerakan Islam radikal. Ada dua tipe gerakan Islam radikal saat itu, pertama gerakan Islam
radikal kritis; keduagerakan Islam radikal fondamentalis (Ngatawi, 2002: 54).
(1) Gerakan Radikal Islam Kritis: gerakan ini terjadi karena ada tekanan sosial,
kesewenang-wenangan, dan ketidak-adilan yang dilakukan oleh pemerintah colonial/ penjajah.
Gerakan radikal jenis ini terjadi bukan karena dorongan ideologi Islam, gerakan ini bukan karena
-
7/29/2019 Background Dan Sejarah Berdirinya Ikhwanul Muslimin (1)
13/13
didorong suatu cita-cita untuk menegakkan nilai-nilai Islam, atau bukan sebagai suatu perjuangan
untuk penyebaran ajaran Islam, tetapi karena adanya perlawanan terhadap tatanan yang tidak adil,
yang secara langsung tekanan penguasa ini langsung bersinggungan dengan kepentingan
masyarakat (Sartono Kartodirdjo, l984: 6).
(2) Gerakan Radikal Islam Fundamentalis: proses terjadinya gerakan ini sama seperti
gerakan yang pertama tadi, hanya saja orientasi, misi, dan pendekatannya berbeda dengan gerakan
Islam radikal kritis. Gerakan ini lebih bersifat sebagai suatu gerakan ideologis daripada gerakan
social, gerakan ini lebih mementingkan tertanamnya ideologi keislaman dalam struktur sosial
daripada mewujudkan terjadinya perubahan sosial. Karena karakter dari gerakan ini sedemikian
rupa, maka gerakan ini tidak saja hanya ditujukan kepada kelompok di luar Islam, tetapi juga
kepada sesama umat Islam yang berbeda pemahamannya terhadap Islam, sehingga gerakan ini tidak
segan-segan untuk melawan sesama pemeluk Islam yang dianggap sesat dan menyimpang
(Ngatawi, 2002: 60).