baca aja

6
Aku lahir dan besar di sebuah kabupaten kecil bernama Ketapang yang terletak di selatan Kalimantan Barat. Banyak daerah bernama Ketapang, termasuk yang paling terkenal adalah Ketapang Gilimanuk di Jawa Timur, jadi jika menyebutkan darimana kami berasal harus lengkap disertai dengan nama provinsinya yaitu Ketapang Kalimantan Barat. Pertanyaan tak berhenti sampai disitu saja, orang yang berkenalan dengan kami akan mengernyitkan dahi setelah mendengar ada daerah bernama Ketapang di Kalimantan Barat. “Ketapang Kalimantan Barat? Memang ada di peta?” atau “Ketapang? Itu kan nama pohon” atau “Hm.. Kalimantan ya? Wah… Jauh”. Tak sedikit yang menganggap pulau Kalimantan itu sepi dan angker, apalagi Kalimantan Barat, apalagi Ketapang yang mana mereka ga tahu seperti apa bentuk daerahnya. “Disana masih penduduknya jarang-jarang ya? Kalau mau berkomunikasi mesti teriak-teriak kan?”. Oke, yang bertanya mungkin bodoh dan tidak pernah mengikuti perkembangan jaman. Apa dia tidak pernah tahu bahwa sudah ada tower beberapa operator dan ada PT Telkom yang dibangun sejak tahun 90an di tempat kami? It was joking. “Wah, disana mistisnya masih kentara kan? Jangan sembarangan ngomong deh, ntar ada yang ga suka trus ngikutin, gitu kan?” Okeee, cukup, cukup, semua yang seram, mistis, pedalaman, primitif, dan kampungan serahkan aja pada Kabupaten Ketapang. So labeled! Sebel. Aku lahir pada tahun 1993 dari orangtua yang asli memang orang Ketapang. Besar dan sekolah di Ketapang, dari TK, SD, SMP, kemudian SMA. Delapan belas tahun hidupku aku habiskan di kota kecil ini -yang dulunya kupikir cukup dikenal di Indonesia- sebelum aku memutuskan untuk kuliah di kota yang berbeda. Aku anak keempat dari 4 bersaudara. Ketiga kakakku adalah laki-laki. Kakak laki-laki yang ketiga berjarak

Upload: rizkyswandaru

Post on 13-Feb-2016

218 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

entah apa isinya aku lupa juga

TRANSCRIPT

Page 1: Baca aja

Aku lahir dan besar di sebuah kabupaten kecil bernama Ketapang yang terletak di selatan Kalimantan

Barat. Banyak daerah bernama Ketapang, termasuk yang paling terkenal adalah Ketapang Gilimanuk di

Jawa Timur, jadi jika menyebutkan darimana kami berasal harus lengkap disertai dengan nama

provinsinya yaitu Ketapang Kalimantan Barat. Pertanyaan tak berhenti sampai disitu saja, orang yang

berkenalan dengan kami akan mengernyitkan dahi setelah mendengar ada daerah bernama Ketapang di

Kalimantan Barat. “Ketapang Kalimantan Barat? Memang ada di peta?” atau “Ketapang? Itu kan nama

pohon” atau “Hm.. Kalimantan ya? Wah… Jauh”.

Tak sedikit yang menganggap pulau Kalimantan itu sepi dan angker, apalagi Kalimantan Barat,

apalagi Ketapang yang mana mereka ga tahu seperti apa bentuk daerahnya. “Disana masih

penduduknya jarang-jarang ya? Kalau mau berkomunikasi mesti teriak-teriak kan?”. Oke, yang bertanya

mungkin bodoh dan tidak pernah mengikuti perkembangan jaman. Apa dia tidak pernah tahu bahwa

sudah ada tower beberapa operator dan ada PT Telkom yang dibangun sejak tahun 90an di tempat

kami? It was joking.

“Wah, disana mistisnya masih kentara kan? Jangan sembarangan ngomong deh, ntar ada yang

ga suka trus ngikutin, gitu kan?” Okeee, cukup, cukup, semua yang seram, mistis, pedalaman, primitif,

dan kampungan serahkan aja pada Kabupaten Ketapang. So labeled! Sebel.

Aku lahir pada tahun 1993 dari orangtua yang asli memang orang Ketapang. Besar dan sekolah

di Ketapang, dari TK, SD, SMP, kemudian SMA. Delapan belas tahun hidupku aku habiskan di kota kecil

ini -yang dulunya kupikir cukup dikenal di Indonesia- sebelum aku memutuskan untuk kuliah di kota

yang berbeda. Aku anak keempat dari 4 bersaudara. Ketiga kakakku adalah laki-laki. Kakak laki-laki yang

ketiga berjarak sekitar 10 tahun denganku. Bisa dibayangkan aku sangat dimanja di keluarga sebab aku

anak perempuan satu-satunya, bungsu, dan kecil.

Ayahku seorang PNS dan ibuku seorang ibu rumah tangga. Simple. Kehidupanku tidak seperti

dalam novel atau film. Ayah seorang pengusaha, ibu wanita karir atau minimal kaum sosialita, dengan

rumah mewah dan mobil berjejer didepan rumah. Atau tidak juga terlalu menyedihkan, dengan ayah

bekerja sebagai penarik becak, ibu tukang cuci, dan kami tinggal di gubuk derita. Kehidupanku simpel

dan cenderung apa adanya.

Aku jarang berdandan karena memang berdandan membuatku tampak norak. Jangankan

berdandan, memakai anting-anting saja tidak. Waktu kelas 1 SMA aku pernah sekali memakai anting-

anting ke sekolah karena ibuku memaksa. Yeah, teman-temanku menertawakan aku. Mereka bilang aku

tidak cocok menggunakannya, membuatku mirip banci. Damn it .

Page 2: Baca aja

Menjelang kelas 2 SMA aku belajar menggunakan jilbab. Ibuku meragukan niatku itu. Oh ya,

sebelum aku lanjutkan aku juga ingin memberitahu bahwa keluargaku bukanlah jenis keluarga yang

fanatik. Keluargaku jenis keluarga yang tidak berlebihan dalam beribadah dan tidak aneh-aneh. Kami

Islam, sholat yang kadang bolong, puasa pada bulan ramadhan, berzakat dan bersedekah, hanya berhaji

saja yang belum mampu. Namun ibuku merupakan wanita rasional yang lebih mementingkan

pemikirannya, salah satu contohnya dengan berjilbabnya aku. Perjuanganku untuk memakai jilbab

cukup sulit, karena ibu beranggapan kita harus menjilbabi hati dulu baru kepala. Lalu bagaimana caranya

menjilbabi hati? Hati berada di dalam perut manusia, haruskah aku membedahnya? Bukan, maksud

ibuku benar, banyak perempuan yang berjilbab tetapi kelakuannya tidak bisa dikategorikan wanita

muslimah. Itu yang dikhawatirkan ibuku. Yeah, bukan aku kalau tidak nekat, waktu itu jilbabku hanya 1,

aku nekat menggunakannya sesaat sebelum semester pertama kelas 2 SMA dimulai. Ibuku awalnya

kaget, namun akhirnya beliau menerima juga.

Aku pertama kali pacaran kelas 1 SMP. Kehidupan asmaraku juga tidak seperti di novel, yang

mana ceritanya benci jadi cinta, disukai cowo terganteng seantero sekolah, dijodohin sama anak temen

nyokap, awalnya ga cinta jadi cinta beneran, dan lain-lain. Juga tidak seperti di FTV, menyamar jadi gadis

buruk rupa seperti Betty La Pea lalu kemudian jadian sama temen sendiri, suka sama cowo ganteng

sampai ke ubun-ubun ujung-ujungnya jadian sama temen sendiri, punya saudara tiri yang juga suka

sama cowo incaran kita, disiksa, dimaki. Yeps, kisah cintaku normal saja.

Ku ulangi, aku pertama kali punya pacar kelas 1 SMP. Aku jadian dengan adik sepupu kakak

iparku. Bisa dibayangkan bagaimana posisinya di keluargaku kan? Namanya Fachry, dan aku Aisyah, oke,

bukan begitu. Namanya Fachry Nurdiansyah kalau tidak salah ingat. Dia lebih tua 1 tahun diatasku. Jujur

saja, dia mirip dengan Bondan Prakoso, tetapi kelakuan bagai James Bond. Dia manusia luar biasa paling

playboy yang pernah aku temui. Kami berkenalan saat resepsi pernikahan abang keduaku dan kakak

sepupunya itu. Perkenalan singkat, hanya semalam, one night standing, cinta satu malam. Bukan, jangan

negative thinking dulu, benar kami hanya berkenalan selama satu malam karena besoknya dia harus

kembali ke kotanya. Detik-detik dia akan berangkat, dia menyatakan cintanya padaku. Entah bagaimana

ceritanya sampai-sampai aku bisa menerimanya menjadi pacarku. Otomatis saja kepalaku menangguk

dan semua selesai. Kami jadian! Dia memberiku sebuah gelang plastik berwarna pink bertuliskan

zodiakku, Pisces. Aku bertanya-tanya dari mana dia tahu zodiakku, seingatku semalam kami tidak ada

membicarakan tanggal lahir. Apa abangku yang memberitahunya? Apa dia dukun?

Kisah cinta kami bertahan hingga sekarang ! Yea, dia menggantungku tanpa ada kata putus.

Bulan-bulan awal masih manis, dia mengirimiku surat karena aku belum memiliki hp, kadang kami

Page 3: Baca aja

telponan lewat telpon rumah. Semua orang rumahku tau aku jadian dengannya. Mereka menganggap

itu hanya cinta monnyet. Memang monyet kok dia. Setelah aku dibelikan hp aku kerap ditelepon

olehnya. Hingga pada akhirnya saat kami telponan dia memintaku untuk menciumnya. Saat itu aku jelas-

jelas masih polos dan menganggap ciuman itu apapun bentuknya adalah dosa besar. Aku menolak, dia

marah, dan sampai sekarang dia tidak menghubungiku lagi. Beberapa minggu setelah itu aku diceritakan

oleh sepupupku yang tinggal satu kota dengannya dan kebetulan satu sekolah. Dia bilang Fachry sudah

lama memiliki pacar disana yang denger-denger juga sudah diciumnya, juga beberapa selingkuhan.

Singkatnya pacar Fachry banyak.

Berhari-hari aku mendengarkan lagu Gantung-nya Melly Goeslow untuk menghapus kesedihan.

Akhirnya aku jadian dengan sahabatku sendiri. Dia adalah Kevin. Saat itu aku kelas 2 SMP. Singkatnya

kami jadian 3 minggu karena aku belum sukses move on dari Si Brengsek James Bond itu.

Beberapa bulan setelah putus dengan Kevin, aku mulai membuka diri. Ini otomatis terjadi, tidak

aku paksakan. Aku mulai jatuh cinta dengan sahabatku sendiri, Wisnu. Could it be called first love while

you’ve ever in relationship before?

Page 4: Baca aja

Ini perasaan yang sangat berbeda dari sebelumnya. Begitu bergetar, mendamba, dan tulus.

Wisnu adalah teman sekelasku. Singkatnya aku menyukai Wisnu sekitar 3 tahun. Oh tidak, mungkin saja

4 tahun, terhitung saat pertama kali aku melihanya waktu kelas 1 SMP. Tatapan tajamnya sangat ku

ingat. Dia berdiri didepan pintu kelasnya dan menatapku yang lewat di koridor. Matanya bening, tajam,

tidak mudah dilupakan. Namun aku tidak menggubris momen itu karena saat itu aku measih bersama

Fachry. Baru setelah kelas 2 aku mengenalnya lebih dalam.

Kami sama-sama menyukai sepakbola. Kami sering berdiskusi mengenai pertandingan klub

kesayangan kami. Aku menyukai Real Madrid dan dia menyukai AC Milan. Awalnya aku menganggap dia

sama dengan teman-teman lainnya. Namun akhirnya aku menyadari bahwa Wisnu memiliki porsi

berbeda dihatiku setelah aku melihat kesedihannya pasca beberapa hari putus dengan temanku.

Waktu itu saat pelajaran Mulok, kami mempelajari tentang berbagai jenis unggas. Seperti biasa,

aku selalu tidur saat pelajaran Pak Untung ini. Selain karena materinya tidak kusukai, aku phobia unggas,

juga karena cara mengajar Pak Untung membuat ngantuk. Beliau hanya duduk dan menjelaskan tanpa

alat bantu. Setelah sekitar 30 menit aku tidur di mejaku berlindungkan Roni teman sekelasku yang

badannya lumayan besar, aku melihat ke sekitar. Keadaannya kurang lebih sama denganku, ada yang

tidur juga, ada yang menguap sampai matanya berair, makan permen dan snack ringan. Mataku

tertumbuk pada meja baris keempat lajur paling kanan. Disana Wisnu sedang menatap kosong bangku

siswa didepannya. Memang sudah seharian ini aku perhatikan dia menjadi pendiam. Biasanya dia selalu

menghampiri mejaku, duduk di atas meja, dan mengajakku berdiskusi mengenai pertandingan Liga

Champion kemarin malam. Tapi hari ini tidak. Dia begitu lemas dan tidak bersemangat. Aku tahu

penyebabnya, dia baru saja diputuskan oleh Siska teman sekelas kami. Mereka baru saja jadian 2 bulan.

Siska anaknya cantik dan supel, banyak yang menyukainya. Wisnu salah satu dari sekian banyak laki-laki

yang menyukainya dan berhasil menjadikan Siska pacar. Di sekolah Siska dijuluki piala bergilir karena

terlalu seringnya dia jadian dengan cowo-cowo di sekolah. Tapi meskipun begitu Wisnu tetap

menjadikannya wanita idaman. Siska merupakan pacar pertama Wisnu, tetapi Wisnu entah pacar ke

berapa Siska.

Melihat Wisnu sepeti itu aku jadi sedih. Sedihnya sampai menusuk hati. Awalnya aku tidak sadar

bahwa itu adalah perasaan berbeda. Aku menganggap ini hanya sebuah solidaritas mengingat dekatnya

kami saat ini. Setelah hari itu aku pun menjadi sering memikirkan Wisnu. Kami tetap dekat seperti biasa,

bedanya sekarang ditambah rasa deg-degan ketika bertemu. Aku menebak-nebak apakah Wisnu juga

merasa seperti itu.

Page 5: Baca aja

Naik ke kelas 3 SMP aku pisah kelas dengan Wisnu, rasanya sedih sekali. aku menangis berhari-

hari di kamar. Ditambah semenjak berpisahnya kami Wisnu jadi cuek dan tidak memperdulikan aku.

Selama kelas 3 juga aku tidak pernah lagi dekat dengan cowo lain. Di pikiran, hati, dan hari-hariku cuma

ada Wisnu. Wisnu yang badannya tegap, memiliki tatapan bagai elang, berkulit putih namun eksotis,

pintar menggocek bola, bisa bermain gitar, bersuara merdu. Wisnu… engkau bagaikan embun di pagi

hari… membasahi tiap lekuk hatiku. Wisnuuu.. ohh tidak, kenapa jadi bikin puisi.

Perasaan itu tidak berubah sedikitpun selama 3 tahun. Aku pendam perasaan ini selama itu

karena aku takut jika dia tahu dia akan menghindariku. Aku putuskan untuk mencintainya dalam diam.

Cukup aku dan Tuhan sajalah yang tahu.