print covernya aja

34
Makalah Bahasa Indonesia Ejaan Yang Benar dalam Bahasa Indonesia Disusun oleh : Kelompok 1

Upload: ilham-syahbani

Post on 24-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Print Covernya Aja

TRANSCRIPT

Makalah Bahasa IndonesiaEjaan Yang Benar dalam Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

Kelompok 1

Chandra Putri Utami

Giatasa Manoti

Ismah Indri Sudiyanti

Lilis DianuriNovia Mitha Damayanti

Said Alwy Muhammad Noor A.Tanissa Maghfira Syaraza

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2013/2014BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik dan benar. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.

B. Tujuan

Tujuan penulis menyusun makalah ini yaitu :

Untuk memahami Konsep EYD

Untuk ruang Lingkup EYD

Peenulisan Huruf Kapital dan Huruf Miring

Penulisan Kata

C. Rumusan MasalahBerdasarkan pada latar belakang makalah ini, permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah: Apa yang dimaksud dengan ejaan ? Bagaimana tata cara penulisan dalam kaidah EYD?BAB II

PEMBAHASANa. Pengertian EYD

Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kataejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata, sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.

Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.b. kaidah penulisan EYD Pemakaian huruf1. Huruf AbjadAbjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf berikut. Nama tiap huruf disertakan di sebelahnya:HurufNamaHurufNamaHurufNama

A aAJ jJeS sEs

B bBeK kKaT tTe

C cCeL lElU uU

D d

E eDe

EM m

N nEm

EnV v

W wFe

We

F fEfO oOX xEks

G gGeP pPeY yYe

H hHaQ qKiZ zZet

I iIR rEr

2. Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan vocal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o dan u. Di awalDi tengahDi akhir

aApiPadiLusa

iItusimpanMurni

uUlangbumiIbu

eEnakkenaSore

oOlehKotaRadio

3. Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. Contoh pemakaian dalam kata :Huruf b :

Diawal kata : bahasa

Ditengah kata: sebut

Diakhir kata : adab

4. Huruf Diftong

Diftong, yang dieja dengan au, ai, dan oi dilafalkan sebagai bunyi vocal yang diikuti oleh bunyi konsonan luncuran w atau y karena diftong bukannlah gabungan dua bunyi vocal. Istilah semi vocal yang kadang-kadang dipakai untuk w dan y sudah menunjukkan bahwa keduanya bukan vocal.

Di depanDi tengah Di belakang

Ai--Damai

AuAulaSaudagarBeliau

Oi--Amboi

5. Pemenggalan kata

Kata dasar

1. Di antara dua vokal berurutan di tengah kata (diftong tidak pernah diceraikan): ma-in.

2. Sebelum huruf konsonan yang diapit dua vokal di tengah kata: ba-pak.

3. Di antara dua konsonan yang berurutan di tengah kata: man-di.

4. Di antara konsonan pertama dan kedua pada tiga konsonan yang berurutan di tengah kata: ul-tra.

Kata berimbuhan: Sesudah awalan atau sebelum akhiran: me-rasa-kan.

Gabungan kata: Di antara unsur pembentuknya: bi-o-gra-fi

6. Huruf kapital

Huruf pertama pada awal kalimat

Huruf pertama petikan langsung

Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan

Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang (tidak berlaku jika tidak diikuti nama orang)

Huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau pengganti nama orang, nama instansi, atau nama tempat (tidak berlaku jika tidak diikuti nama orang, instansi, atau tempat)

Huruf pertama unsur-unsur nama orang (tidak berlaku untuk nama orang yang digunakan sebagai nama sejenis atau satuan ukuran)

Huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa (tidak berlaku untuk nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan)

Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah (tidak berlaku untuk peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama)

Huruf pertama nama geografi (tidak berlaku untuk istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri dan nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis)

Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti "dan" yang tidak terletak pada posisi awal, termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna

Huruf pertama kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti "dan" yang tidak terletak pada posisi awal, termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna

Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Gelar akademik: Kepmendikbud 036/U/1993.

Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan (tidak berlaku jika tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan)

Huruf pertama kata ganti Anda

7. Huruf miring

1. Nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan

2. Huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata yang ditegasan atau dikhususkan

3. Kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Penulisan kata

1. Kata dasar. Ditulis sebagai satu kesatuan

2. Kata turunan

1. Ditulis serangkai dengan kata dasarnya: dikelola, permainan2. Imbuhan ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya, tapi unsur gabungan kata ditulis terpisah jika hanya mendapat awalan atau akhiran: bertanggung jawab, garis bawahi3. Imbuhan dan unsur gabungan kata ditulis serangkai jika mendapat awalan dan akhiran sekaligus: pertanggungjawaban4. Ditulis serangkai jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi: adipati, narapidana5. Diberi tanda hubung jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital: non-Indonesia6. Ditulis terpisah jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar: maha esa, maha pengasih3. Kata ulang. Ditulis lengkap dengan tanda hubung: anak-anak, sayur-mayur4. Gabungan kata

1. Ditulis terpisah antarunsurnya: duta besar, kambing hitam2. Dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan untuk mencegah kesalahan pengertian: alat pandang-dengar, anak-istri saya3. Ditulis serangkai untuk 47 pengecualian: acapkali, adakalanya, akhirulkalam, alhamdulillah, astagfirullah, bagaimana, barangkali, bilamana, bismillah, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, darmasiswa, dukacita, halalbihalal, hulubalang, kacamata, kasatmata, kepada, keratabasa, kilometer, manakala, manasuka, mangkubumi, matahari, olahraga, padahal, paramasastra, peribahasa, puspawarna, radioaktif, sastramarga, saputangan, saripati, sebagaimana, sediakala, segitiga, sekalipun, silaturahmi, sukacita, sukarela, sukaria, syahbandar, titimangsa, wasalam5. Kata ganti

1. Ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya: kusapa, kauberi2. Ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya: bukuku, miliknya6. Kata depan. di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali daripada, kepada, kesampingkan, keluar, kemari, terkemuka7. Kata sandang. si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya: sang Kancil, si pengirim8. Partikel

1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya: betulkah, bacalah2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya: apa pun, satu kali pun3. Partikel pun ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya untuk adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun9. Singkatan dan akronim

1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik: A.S. Kramawijaya, M.B.A.2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik: DPR, SMA3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik: dst., hlm.4. Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf diikuti tanda titik pada setiap huruf: a.n., s.d.5. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik: cm, Cu6. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital: ABRI, PASI7. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital: Akabri, Iwapi8. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil: pemilu, tilang10. Angka dan lambang bilangan. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor yang lazimnya ditulis dengan angka Arab atau angka Romawi.

1. Fungsi

1. menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi (ii) satuan waktu (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas,

2. melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat,

3. menomori bagian karangan dan ayat kitab suci,

2. Penulisan

1. Lambang bilangan utuh dan pecahan dengan huruf

2. Lambang bilangan tingkat

3. Lambang bilangan yang mendapat akhiran -an

4. Ditulis dengan huruf jika dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan

5. Ditulis dengan huruf jika terletak di awal kalimat. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat

6. Dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca bagi bilangan utuh yang besar

7. Tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi

8. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat

Penulisan tanda baca

1. Tanda titik

1. Dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan

2. Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar (tidak dipakai jika merupakan yang terakhir dalam suatu deretan)

3. Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu

4. Dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka

5. Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya (tidak dipakai jika tidak menunjukkan jumlah)

6. Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya

7. Tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat

2. Tanda koma

1. Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan

2. Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan

3. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya (tidak dipakai jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya)

4. Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi

5. Dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat

6. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat (tidak dipakai jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru)

7. Dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan

8. Dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka

9. Dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki

10. Dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga

11. Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka

12. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi

13. Dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca

3. Tanda titik koma

1. Dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara

2. Dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk4. Tanda titik dua

1. Dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian (tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan)

2. Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian

3. Dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan

4. Dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan5. Tanda hubung

1. Dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris (Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris)

2. Dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris (Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris)

3. Dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang

4. Dipakai untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal

5. Dapat dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata

6. Dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan -an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap

7. Dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing6. Tanda pisah

1. Dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat

2. Dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas

3. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti 'sampai ke' atau 'sampai dengan'

4. Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya

7. Tanda elipsis

1. Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus

2. Dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan

3. Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat

8. Tanda tanya

1. Dipakai pada akhir kalimat tanya

2. Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya

9. Tanda seru

1. Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat

10. Tanda kurung

1. mengapit keterangan atau penjelasan

2. mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan

3. mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan

4. mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan

11. Tanda kurung siku

1. mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli

2. mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung

12. Tanda petik

1. mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain

2. mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat

3. mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus

4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.

5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat

6. Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris

13. Tanda petik tunggal

1. mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain

2. mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing

14. Tanda garis miring

1. dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim

2. dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap

15. Tanda penyingkat

1. menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun

DAFTAR PUSTAKA Widagdho, Drs.Djoko. 1944. Bahasa Indonesia : pengantar kemahiran berbahasa di perguruan tinggi. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.

Ciptadi, M.Arifin. 2009. EYD-Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Bandung: Nusa Media.KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menuliskan suatu bahasa diperlukan keteraturan dan keseragaman bentuk bahasa, yang terdapat pada ejaan, terutama pada bahasa tulis. Dalam pembahasan ini kaisah penulisan EYD meliputi pemakaian huruf, penulisan kata dan penulisan tanda baca. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Maka dari itu penulisan EYD pada bahasa tulis sangat di perlukan