bab_6- akhir rekayasa sungai

13
LAPORAN AKHIR SID Sungai Simpang Pasir Kota Samarinda BAB VI SURVEY TOPOGRAFI DAN INVESTIGASI GEOLOGI 6.1. U M U M Kegiatan survey geologi dan survey topografi merupakan salah satu kegiatan penting dalam setiap studi tentang keairan. Dengan melakukan investigasi geologi akan dapat diketahui karakteristik geologi daerah studi. Karakteristik tersebut tidak terbatas pada karakteristik fisiografi dan karakteristik ditinjau dari stratifikasi geologi daerah studi namun juga parameter tanah secara detail. Parameter tanah tersebut meliputi parameter yang bersifat physical properties maupun bersifat mechanical properties. Physical properties seperti natural water content, unit weight, natural density, atterberg limit test, grain size analysis. Sedangkan untuk mechanical properties dilakukan dengan melakukan tes triaksial, campaction tes, consolidation test maupun permiability test. Pengukuran topografi diperlukan untuk mengetahui elevasi muka tanah, dengan mengetahui elevasi muka tanah dapat digunakan sebagai masukkan untuk melakukan analisa genangan banjir (Floodplain Analisys). Untuk kegiatan desain bangunan pengendali banjir juga diperlukan situasi lokasi rencana bangunan pengendali banjir, baik itu untuk as bendali maupun fasiltas penunjangnya. VI - 1

Upload: adi-indra-brugman

Post on 02-Dec-2015

75 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Sungai , Gak Banjir

TRANSCRIPT

Page 1: BAB_6- Akhir rekayasa sungai

LAPORAN AKHIRSID Sungai Simpang Pasir Kota Samarinda

BAB VISURVEY TOPOGRAFI DAN INVESTIGASI GEOLOGI

6.1. U M U M

Kegiatan survey geologi dan survey topografi merupakan salah satu kegiatan

penting dalam setiap studi tentang keairan. Dengan melakukan investigasi geologi

akan dapat diketahui karakteristik geologi daerah studi. Karakteristik tersebut tidak

terbatas pada karakteristik fisiografi dan karakteristik ditinjau dari stratifikasi

geologi daerah studi namun juga parameter tanah secara detail. Parameter tanah

tersebut meliputi parameter yang bersifat physical properties maupun bersifat

mechanical properties. Physical properties seperti natural water content, unit

weight, natural density, atterberg limit test, grain size analysis. Sedangkan untuk

mechanical properties dilakukan dengan melakukan tes triaksial, campaction tes,

consolidation test maupun permiability test.

Pengukuran topografi diperlukan untuk mengetahui elevasi muka tanah, dengan

mengetahui elevasi muka tanah dapat digunakan sebagai masukkan untuk

melakukan analisa genangan banjir (Floodplain Analisys). Untuk kegiatan desain

bangunan pengendali banjir juga diperlukan situasi lokasi rencana bangunan

pengendali banjir, baik itu untuk as bendali maupun fasiltas penunjangnya.

6.2. GEOLOGI REGIONAL

6.2.1. Fisiografi

Daerah Studi terletak di desa Simpang Pasir Kecamatan Palaran Kota Samarinda,

dalam analisa geologi regional untuk daerah ini memang sangat sempit untuk

kegiatan ini maka analisa akan dilakukan secara global untuk wilayah Kota

Samarinda. Secara geografis Kota Samarinda terletak pada posisi antara 116º 15'

36" - 117º 24' 16" BT dan 0º 21' 18" - 1º 09' 16" LS. Daerah penyelidikan terletak di

bagian Timur Laut Dari Peta Geologi Lembar Balikpapan. Dimana beberapa

wilayah geologi telah mengalami perubahan yang ditandai dengan adanya

patahan yang menghasilkan struktur sinklin dan antiklin mengarah dari selatan ke

utara dengan luas 10.917 ha atau 17,14 % dari luas wilayah secara keseluruhan.

VI - 1

Page 2: BAB_6- Akhir rekayasa sungai

LAPORAN AKHIRSID Sungai Simpang Pasir Kota Samarinda

6.2.2. Stratigrafi

Urutan batuan yang terdapat diwilayah Kota Samarinda berdasarkan umur yang

termuda sampai yang tertua adalah sebagai berikut :

1. Endapan Aluvium (Qa)

Terdiri dari kerikil, pasir dan lumpur terendapakn dalam lingkungan sungai, rawa,

delta dan pantai.

2. Formasi Kampung Baru (Tpkb)

Formasi ini terdiri dari Batupasir kuarsa dengan sisipan lempung, serpih, lanau

dan lignit, berumur Miosen Akhir – Plio Plistosen terendapkan pada lingkungan

pengendapan delta – laut dangkal dengan ketebalan lebih dari 500 m.

3. Formasi Balikpapan (Tmbp)

Formasi ini terdiri dari perselingan batupasir dan lempung dengan sisipan lanau,

serpih, batugamping dan batubara, berumur Miosen Akhir – Miosen Tengah

terendapkan pada lingkungan pengendapan delta – dataran delta dengan

ketebalan 1000 – 1500 m.

4. Formasi Pulau Balang (Tmpb)

Formasi ini terdiri dari perselingan antara greywacke dan batupasir kuarsa

dengan sisipan batugamping, batulempung, batubara dan tuf dasit, berumur

Miosen tengah terendapkan pada lingkungan pengendapan laut dangkal.

5. Formasi Pamaluan (Tomp)

Formasi ini terdiri dari batupair kuarsa dengan sisipan batulempung, serpih

batugamping dan batulanau terendapkan pada lingkungan pengendapan laut

dangkal dengan ketebalan ± 2000 m. Luas Formasi Geologi di Kota Samarinda

dapat dilihat pada table sebagai berikut.

VI - 2

Page 3: BAB_6- Akhir rekayasa sungai

LAPORAN AKHIRSID Sungai Simpang Pasir Kota Samarinda

Tabel VI-1. Luas Formasi Geologi Kota Samarinda

No Nama Formasi Luas (Ha) Prosentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Aluvium

Kampungbaru

Balikpapan

Pulau Balang

Pamaluan

Belum Terdata

23.396

11.385

15.077

10.917

2.950

8.075

32,58

15,86

21,00

15,20

4,11

11,25

Jumlah 71.800 100,00

Sumber : Geologi Map of East and Northeast Borneo, RW. Van Bemmelen, Skala 1:1.000.000/Samarinda dalam angka 1998

6.2.3. Struktur Geologi

Struktur geologi yang dapat diamati pada daerah penyelidikan adalah berupa

lipatan antiklinorium dan sesar, lipatan pada umumnya berarah timur laut – barat

daya, Formasi Pamaluan dan Balikpapan sebagian terlipat kuat dengan

kemiringan antara 40º - 75º, Pada batuan yang lebih muda seperti Formasi

Kampungbaru pada umumnya terlipat lemah. Pada daerah penyelidikan terdapat

tiga jenis sesar yaitu sesar naik, sesar turun dan sesar mendatar. Sesar naik

terjadi pada Miosen Akhir yang kemudian terpotong oleh sesar mendatar yang

terjadi kemudian, sedangkan sesar turun terjadi pada masa Pliosen.

6.2.4. Tinjauan Erosi dan Sedimentasi

Stadia erosi pada daerah penyelidikan termasuk stadia dewasa yang dicirikan oleh

bentuk sungai yang bermeander dan berkelok-kelok. Apabila ditinjau dari batuan

induk yang tersusun oleh litologi batulempung, serpih, batupasir halus, napal dan

batu gamping pada beberapa formasi yang ada menunjukkan bahwa intensitas

erosi pada daerah penyelidikan cukup kuat, terutama pada daerah yang tidak ada

vegetasinya akibat penebangan hutan yang tidak terkendali. Erosi yang dominan

terjadi pada daerah penyelidikan adalah erosi horisontal, hal ini dapat dilihat dari

kondisi sungainya yang lebar yang menunjukkan bahwa erosi horisontal lebih

dominan dari erosi vertikal. Disamping itu dengan melihat kondisi fisik aliran air

yang ada dapat disimpulkan bahwa kandungan sedimen air sungai cukup tinggi,

dengan parameter fisik yang mudah dilihat yaitu keruhnya air sungai yang

VI - 3

Page 4: BAB_6- Akhir rekayasa sungai

LAPORAN AKHIRSID Sungai Simpang Pasir Kota Samarinda

menandakan bahwa sungai tersebut mengandung konsentrasi material sedimen

yang besar.

6.2.5. Investigasi Lapangan

Untuk lebih mengetahui secara detail kondisi lapisan tanah bagian bawah dan

mengetahui beberapa parameter tanah telah dilakukan investigasi geoteknik.

Investigasi ini terdiri dari kegiatan boring dan juga tes pit. Dengan mengambil

sampel dari material boring dan tes pit selanjutnya dilakukan pengetesan di

laboratorium untuk mengetahui soil properties lokasi studi. Boring dilakukan di

sepanjang alur sungai Simpang Pasir, sedangkan tes pit dilakukan di daerah

rencana pengambilan bahan timbunan untuk tanggul yaitu di daerah perbukitan

DAS Simpang Pasir.

Dari hasil pengeboran di lokasi studi didapat gambaran sementara hasil bor,

khususnya untuk parameter tanah penting yaitu nilai penetrasi. Dengan

melakukan sondir di 6 buah titik didapat beberapa kondisi lapisan tanah dalam

daerah studi. Secara umum berdasarkan hasil sondir disepanjang lokasi studi

dapat dikategorikan dalam 2 lokasi yaitu di daerah hulu dan daerah hilir. Untuk

daerah hulu angka N (penetrasi) yang di dapat cukup bagus yaitu sampai dengan

kedalaman 5 nilai N mencapai lebih dari 10, sedangkan untuk daerah hilir nilai N

sebesar 10 baru dapat dicapai pada kedalaman lebih dari 20 meter. Dengan nilai

N yang relatif kecil untuk daerah hilir mengidentifikasikan bahwa lapisan tanah

bawah adalah lembek atau masuk dalam kategori soft soil. Kondisi ini dapat

dimengerti karena daerah hilir merupakan daerah rawa dan mempunyai lapisan

sedimen.

Sedangkan untuk daerah hulu yang mempunyai N cukup tinggi menandakan

bahwa daya dukung tanah di lokasi ini cukup baik. Kondisi ini cukup beralasan

karena daerah atas terutama daerah perbukitan banyak mengandung unsur pasir,

dimana unsur pasir ini mempunyai daya dukung yang bagus terhadap pondasi

suatu bangunan. Hasil analisa laboratorium dapat dilihat pada Lampiran Bab VI.

6.3. SURVEY TOPOGRAFI

Maksud kegiatan pengukuran topografi dalam kegiatan ini adalah melakukan

pengukuran topografi baik itu pengukuran situasi maupun pengukuran elevasi

VI - 4

Page 5: BAB_6- Akhir rekayasa sungai

LAPORAN AKHIRSID Sungai Simpang Pasir Kota Samarinda

untuk mendapatkan elevasi permukaan tanah di daerah studi. Sedangkan tujuan

kegiatan ini adalah menyediakan data peta ketinggian tempat sepanjang alur

sungai Simpang Pasir. Termasuk dalam kegiatan tersebut adalah melakukan

pemasangan Bench Mark (BM) dan pemasangan patok CP di daerah rawan banjir.

Dalam hal ini survey topografi dilaksanakan di beberapa lokasi Sungai, yang

berada di wilayah simpang pasir. Diantaranya : Sungai simpang pasir sebagai

induk beserta anak anak sungai.

Metode pelaksanaan yang dipergunakan adalah standar pengukuran yang umum,

antara lain terdiri dari : persiapan, membuat rencana jalur pengukuran dalam peta

dasar skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000, pemasangan patok Bench Mark (BM),

pelaksanaan pengukuran, perhitungan serta koreksi, selanjutnya draft dan

penggambaran.

6.3.1. Pemasangan Bench Mark (BM)

Titik Bench Mark berfungsi sebagai titik bantu referensi permanen yang telah

diikatkan pada titik referensi kesepakatan (dalam studi ini titik referensi disepakati

di BM 01 Pelabuhan Samarinda). Dalam Studi ini sesuai dengan Kerangka Acuan

Kerja disyaratkan memasang titik BM sebanyak 5 buah yang tersebar di seluruh

wilayah studi. Lokasi-lokasi Bench Mark sebagai berikut :

1. BM 01, lokasi di dekat rencana saluran pembuang (oulet) Stadion Utama

2. BM 02, lokasi di pertemuan anak sungai ke 1 dengan sungai Simpang Pasir

3. BM 03, lokasi di muara sungai Simpang Pasir

4. BM 04, lokasi di hulu anak sungai ke 1

5. BM 05, lokasi di hulu anak sungai ke 2

Pemasangan patok BM ditempatkan di kanan dan kiri sungai pada lokasi yang

strategis, aman, pada lokasi yang kemungkinan tidak akan tergusur oleh

pekerjaan konsrtuksi nantinya dan patok tersebut mudah diidentifikasi (diberi

inisial).

Setelah semua patok Bench Mark (BM) dipasang kemudian diikatkan pada titik

refernesi yang ada sehingga mempunyai fungsi yang sama, yaitu untuk

VI - 5

Page 6: BAB_6- Akhir rekayasa sungai

LAPORAN AKHIRSID Sungai Simpang Pasir Kota Samarinda

menyimpan data koordinat dan elevasi (X,Y,Z) dan diambil fotonya untuk

keperluan diskripsi. Selanjutnya dibuat diskripsi Bench Mark yang memuat foto,

sket, lokasi, beserta nilai koordinat dan elevasinya (X,Y,Z).

Ukuran dan Nomenklatur BM mengacu pada standart yang ada (KP 03 Irigasi).

Semua elevasi yang dihasilkan dalam pengukuran situasi ini diikat dan mengacu

pada titik referensi utama (BM 01 Pelabuhan Samarinda). Selain itu dalam

pengukuran elevasi juga dilakukan pengikatan terhadap BM lama antara lain BM

yang berlokasi di Sungai Palaran. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memperbanyak

titik-titik referensi tetap di wilayah desa Simpang Pasir khususnya terkait dengan

permasalahan banjir Kota Samarinda. Lokasi patok BM dapat dilihat pada Gambar

VI-1.

6.3.2. Pemasangan Patok Control Point (CP)

Sebelum melaksanakan pengukuran topografi terlebih dahulu dilakukan

pemasangan Control Point (CP) di daerah rawan banjir, sebanyak 4 titik CP telah

dipasang. Tujuan pemasangan patok CP ini adalah untuk menandai sekaligus

sebagai titik referensi elevasi bantu di sekitar daerah rawan banjir bersangkutan.

Lokasi patok CP dapat dilihat pada Gambar VI-1.

6.3.3. Pelaksanaan Pengukuran

Pekerjaan pengukuran mencakup kegiatan antara lain

1. PENGUKURAN POLIGON

Pengukuran kerangka dasar horizontal pada pekerjaan ini dilakukan dengan

metode pengukuran poligon yang melewati patok-patok kayu dan patok Bench

Mark baru yang telah terpasang di kanan dan kiri sungai maupun Bench Mark

lama sehingga membentuk jaringan poligon tertutup.

Pada pekerjaan pengukuran ini digunakan instrument Theodolite T.1 dengan

spesifikasi ketelitian pembacaan sudut 6”, sedangkan untuk pengukuran jarak

menggunakan jarak Rantai ukur /Opis Sudut arah poligon memakai azimuth

dari koordinat ( X,Y ) 2 titik tetap yang ada.

Pada pelaksanaan pekerjaan pengukuran kerangka dasar ini menggunakan

titik referensi yang diikatkan pada Bench Mark lama hasil studi terdahulu, yaitu

VI - 6

Page 7: BAB_6- Akhir rekayasa sungai

LAPORAN AKHIRSID Sungai Simpang Pasir Kota Samarinda

dari hasil pengukuran SID Sungai Palaran yang sudah menggunakan

koordinat sistem UTM, dan elevasi yang sudah diukur terhadap muka air laut

rata-rata (mean sea level), yaitu BM PLR.02 dan CP.2. Data titik ikat tersebut

adalah sebagai berikut :

BM.PLR.02 CP.2

X = 517.361,454 m X = 517.123,0076 m

Y = 9937381,637 m Y = 9.936.855,970 m

Z = + 1. 694 m Z = + 1.661 m

2. PENGUKURAN KERANGKA DASAR VERTIKAL

Pengukuran kerangka dasar vertikal dilakukan dengan alat waterpass,

pelaksanaan pekerjaan ini sama seperti pengukuran kerangka dasar

horizontal yaitu melewati Bench Mark lama maupun Bench Mark baru yang

telah terpasang dilapangan dan membentuk loop tertutup. Alat yang

digunakan pada pengukuran kerangka dasar vertical adalah alat ukur otomatis

Wild Nak 1. Pada pelaksanaan pekerjaan pengukuran kerangka dasar vertical

ini menggunakan titik referensi yang diikatkan pada Bench Mark lama hasil

studi terdahulu.

3. PENGUKURAN TAMPANG MELINTANG SUNGAI

Pengukuraan detail ketinggian suatu titik dalam studi ini menggunakan

metode tachimetri. Pengukuran ini dilaksanakan untuk pengambilan tampang

melintang sungai, bila kondisi lapangan tidak memungkinkan digunakannya

alat sipat datar. Pada metode ini letak titik-titik detail yang diukur berdasarkan

pada naik turunnya medan. Sehingga perbedaan topografi medan pada jarak

yang memungkinkan diadakan pengamatan.

6.3.4. Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah dilakukan pengukuran di lapangan, semua jalur

pengukuran di buat sketsa sehingga nanti dalam pengecekan atau penggambaran

akan lebih mudah. Selain itu dengan membuat sketsa situasi sekitar jalur

pengukuran juga sebagai data apabila terdapat kekurangan data akan

VI - 7

Page 8: BAB_6- Akhir rekayasa sungai

LAPORAN AKHIRSID Sungai Simpang Pasir Kota Samarinda

memudahkan untuk pengecekan lapangan. Beberapa analisa yang dilakukan

antara lain :

1. Menghitung sudut datar dan elevasi serta angka koreksi

2. Menghitung sudut datar dan elevasi berdasarkan angka koreksi

3. Menghitung azimuth-azimuth poligon

4. Melakukan koreksi absis dan ordinat serta elevasi

5. Menghitung koordinat poligon dan elevasi

Berikut adalah hasil analisa data pengukuran koordinat dan elevasi dari 5 buah

Bench Mark baru yang telah dipasang serta Bench Mark lama sebagai titik

referensi maupun titik kontrol yang ada di lapangan.

Tabel VI - 2. Koordinat dan Elevasi BM dan CP

No. Nama BMKoordinat

Elevasi LokasiAbsis (m) Ordinat (m)

1 BM SP 01 514945.804   9935396.111   +7.6275  Simpang Pasir

2 BM SP 02 515944.228   9936574.523   +4.8305  Simpang Pasir

3 BM SP 03 517127.052   9937051.268   +2.5195  Simpang Pasir

4 BM SP 04 514141.791   9936371.983   +15.010  Simpang Pasir

5 BM SP 05 514878.008   9937188.253   +15.290  Simpang Pasir

6 CP.1 515046.350 9936384.920 +10.436 Simpang Pasir

7 CP.2 515916.420 9937597.481 +6.6910 Simpang Pasir

8 CP.3 516236.527 9938337.025 +6.5800 Simpang Pasir

9 CP.4 517057.312 9939416.174 +2.8115 Simpang Pasir

VI - 8

Page 9: BAB_6- Akhir rekayasa sungai

LAPORAN AKHIRSID Sungai Simpang Pasir Kota Samarinda

Tabel VI-3. Hasil Pengukuran Poligon

Jalur Pengukuran Panjang Jalur Koreksi Koreksi Ketelitian LOKASI

dari – kePengukuran

(m)Absis (fx)

(m)Ordinat (fy)

(m) Pengukuran  

BM.PLR.02 – CP.2 906.57 -0.074 0.063 1: 9328 Simpang Pasir

CP.2 – D.5/SP29+50 494.180 0.052 -0.106 1: 7186 Simpang Pasir

MP.6 – BM.SP.3 3522.000 0.000 0.000 1 : 000 Simpang Pasir

BM.SP.2 – BM.SP.5 1825.132 0.000 0.000 1 : 000 Simpang Pasir

SP.6+61 – BM.SP.4 1666.650 0.000 0.000 1 : 000 Simpang Pasir

CP.1 – SP.14+74 700.250 0.000 0.000 1 : 000 Simpang Pasir

D.5/29+50 – CP.2 833.830 0.000 0.000 1 : 000 Simpang Pasir

E8+50 – CP.3 – CP.4 2512.590 0.000 0.000 1 : 000 Simpang Pasir

VI - 9