bab.1 pendahuluan 1.1. latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/s1... ·...

21
1 BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah. Sumberdaya alam dipandang sebagai modal utama dalam pembangunan dan harus dikelola secara optimal. Menurut Katili (1983) sumberdaya alam diartikan sebagai semua unsur tata lingkungan biofisik yang dapat memenuhi kebutuhan makhluk hidup khususnya manusia. Salah satu substansi sumberdaya alam yang keberadaannya sangat fundamental bagi kehidupan manusia adalah tanah. Fungsi tanah menyentuh hampir di seluruh aktivitas dalam kehidupan manusia. Kebutuhan dasar manusia mulai dari pangan, sandang, dan papan semua berasal dari produksi yang dilakukan di atas tanah. Tanah sebagai penyangga kehidupan mampu mendukung pertumbuhan tanaman dan menjaga tata air. Baja (2012) menyebutkan tanah memiliki variasi spasial dan temporal, baik secara vertikal maupun horizontal. Variasi tanah merupakan hasil pembentukan dari beragam proses geomorfologi yang bekerja pada bahan induk, sehingga tanah memiliki sifat dan karakteristik fisik, kimia, biologi, serta morfologi yang khas (Sartohadi dkk, 2012). Variasi karakteristik dan sifat tanah berpengaruh pada potensi, kualitas dan kesehatan tanahnya. Umumnya kualitas tanah dan kesehatan tanah merupakan dua istilah yang identik. Kualitas tanah dalam konteks ini terkait dengan fungsi alami tanah yang melekat, sementara kesehatan tanah menunjukkan fungsi tanah sebagai sumberdaya kehidupan yang dinamis. Riwandi (2010) menyatakan kesehatan tanah akan terjamin apabila fungsi tanah yang dinilai dari indikator kinerja tanah berjalan lancar. Tanah merupakan unsur penting dari ekosistem yang mampu mempengaruhi komponen ekosistem di alam. Kesehatan tanah pada akhirnya menentukan kesehatan dan keberlangsungan hidup manusia. Hubungan keduanya dituangkan dalam semboyan “healthy soil-clean air and water-healthy plants-healthy animals-healthy

Upload: voque

Post on 05-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

1

BAB.1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah. Sumberdaya

alam dipandang sebagai modal utama dalam pembangunan dan harus dikelola secara

optimal. Menurut Katili (1983) sumberdaya alam diartikan sebagai semua unsur tata

lingkungan biofisik yang dapat memenuhi kebutuhan makhluk hidup khususnya

manusia. Salah satu substansi sumberdaya alam yang keberadaannya sangat

fundamental bagi kehidupan manusia adalah tanah. Fungsi tanah menyentuh hampir

di seluruh aktivitas dalam kehidupan manusia. Kebutuhan dasar manusia mulai dari

pangan, sandang, dan papan semua berasal dari produksi yang dilakukan di atas

tanah.

Tanah sebagai penyangga kehidupan mampu mendukung pertumbuhan

tanaman dan menjaga tata air. Baja (2012) menyebutkan tanah memiliki variasi

spasial dan temporal, baik secara vertikal maupun horizontal. Variasi tanah

merupakan hasil pembentukan dari beragam proses geomorfologi yang bekerja pada

bahan induk, sehingga tanah memiliki sifat dan karakteristik fisik, kimia, biologi,

serta morfologi yang khas (Sartohadi dkk, 2012).

Variasi karakteristik dan sifat tanah berpengaruh pada potensi, kualitas dan

kesehatan tanahnya. Umumnya kualitas tanah dan kesehatan tanah merupakan dua

istilah yang identik. Kualitas tanah dalam konteks ini terkait dengan fungsi alami

tanah yang melekat, sementara kesehatan tanah menunjukkan fungsi tanah sebagai

sumberdaya kehidupan yang dinamis. Riwandi (2010) menyatakan kesehatan tanah

akan terjamin apabila fungsi tanah yang dinilai dari indikator kinerja tanah berjalan

lancar.

Tanah merupakan unsur penting dari ekosistem yang mampu mempengaruhi

komponen ekosistem di alam. Kesehatan tanah pada akhirnya menentukan kesehatan

dan keberlangsungan hidup manusia. Hubungan keduanya dituangkan dalam

semboyan “healthy soil-clean air and water-healthy plants-healthy animals-healthy

Page 2: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

2

people,” yang diungkapkan oleh Harris, dkk (1996 dalam Baja, 2012). Kondisi

kesehatan tanah terkait dengan pengelolaan termasuk aktivitas penggunaan lahan

setempat. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya dapat

menyebabkan degradasi lahan, sehingga mengakibatkan tanah menjadi tidak sehat.

Implikasi dari tanah yang tidak sehat antara lain menurunnya produktivitas lahan.

Artinya, potensi sumberdaya yang terkandung di suatu lahan tidak dapat

dioptimalkan. Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami pentingnya menjaga

kesehatan tanah melalui upaya perencanaan pengelolaan yang tepat.

Kompleks Gunungapi Ijen merupakan wilayah yang kaya akan sumberdaya

alam. Sebagai daerah dengan dominasi bentuklahan vulkanik, tanahnya subur dan

mendukung pertumbuhan sektor pertanian dan perkebunan seperti terlihat pada

Gambar 1.1. Komoditas utama berupa kopi arabika dan cengkeh tumbuh subur disini.

Sektor pariwisata didukung oleh kenampakan bentang lahan yang indah terutama

pada Kawah Ijen seperti ditunjukkan Gambar 1.2. dengan fenomena blue fire yang

terkenal. Adapun besarnya potensi panas bumi yang tersimpan di dalam kawah Ijen

ditengarai dapat mencukupi kebutuhan listrik penduduk Pulau Jawa. Sementara,

potensi mineral dengan hasil utama belerang merupakan yang terbesar di dunia.

Jumlah minimum kapasitas belerang yang dihasilkan di kawasan ini dapat mencapai

103 ton/hari (Sumarti, dkk, 2006).

Gambar 1.1. Pemanfaatan Lahan DAS Bendo sebagai Areal Perkebunan

(a) Biji Kopi (b) Pohon Cengkeh

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)

Page 3: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

3

Gambar 1.2. Destinasi Wisata Utama di Banyuwangi, Kawah Ijen

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)

Pemanfaatan sumberdaya guna menunjang perekonomian wilayah sekitar Ijen

diwujudkan dalam beragam bentuk pengembangan wilayah. Kecenderungan

pengembangan wilayah Ijen terutama di sektor pariwisata saat ini sedang gencar

dilaksanakan. Pengembangan wilayah sering mengarah ke eksploitasi berlebihan

yang berdampak pada kondisi kesehatan tanah setempat. Tanah yang sudah terlanjur

rusak, sulit dan mahal untuk dipulihkan. Berangkat dari vitalitas tanah ini, penelitian

untuk mengidentifikasi kesehatan tanah di suatu wilayah menjadi penting untuk

dilakukan. Identifikasi kesehatan tanah diharapkan dapat menjadi salah satu acuan

dalam perencanaan pengelolaan yang tepat agar didapatkan hasil optimal dan lestari

sesuai potensi yang terkandung di alam.

1.2. Rumusan Masalah

Potensi sumberdaya alam menuntut pengelolaan yang tepat agar didapat hasil

optimal dan berkelanjutan. Tuntutan pengelolaan yang tepat didasarkan pada

pemikiran bahwa pengelolaan sumberdaya alam yang tidak tepat dapat meningkatkan

ancaman bencana yang ada di suatu wilayah (Sartohadi dkk, 2014). Setiap

pemanfaatan dan pengelolaan tanah merupakan contoh dari eksploitasi sumberdaya

yang merubah keadaan tanah. Eksploitasi sumberdaya di Kompleks Gunungapi Ijen

berpotensi merusak tanah merupakan fokus utama dari komponen pembangunan

berkelanjutan. Contoh bentuk eksploitasi yang merusak yaitu pembukaan ladang pada

areal hutan lindung oleh petani hutan yang merembet pada kebakaran hutan

Page 4: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

4

konservasi Ijen pada tahun 2009. Pengembangan sektor wisata yang sedang gencar

dilakukan juga berpotensi menekan ketersediaan tanah apabila tidak memperhatikan

kaidah lingkungan.

Tiap satuan bentuklahan vulkanik memiliki ciri khas tersendiri, terutama pada

bagian relief. Relief yang bervariasi terbentuk oleh beragam proses geomorfologi

yang berbeda pada tiap satuan bentuklahan. Ragam proses geomorfologi

mengakibatkan perbedaan karakteristik dan sebaran tanah. Distribusi tanah yang

berbeda berimplikasi pada pengelolaan yang berbeda pula pada setiap satuan

bentuklahan. Karakteristik tanah dan iklim akan membatasi keadaan tanah dan

menjadi faktor penentu potensi pengelolaannya (Darmawijaya, 1997). Manusia

sebagai pengelola tidak dapat mengubah karakteristik tanah. Karakteristik tanah

seperti tekstur, jenis lempung, kemiringan lereng, jeluk, kemampuan pengikat air,

permeabilitas tanah lapisan bawah, dan sifat alami tanah lainnya tidak bisa diubah.

Oleh karena itu, cara pengelolaan tanah yang harus disesuaikan dengan karakteristik

dan kemampuan tanah.

Karakteristik tanah mencakup seluruh sifat fisik, kimia, dan biologi,

merupakan fungsi alami yang melekat pada tanah. Interaksi antara karakteristik tanah,

pengelolaan dan keadaan lingkungannya merujuk pada tingkat kesehatan tanah.

Tanah yang sehat adalah yang dapat menjalankan fungsinya secara optimal sebagai

sumberdaya kehidupan. Penilaian kesehatan tanah tidak dapat dilakukan secara

langsung, hanya bisa dinilai melalui karakteristik tanah. Indikator yang diamati

mencakup karakteristik tanah yang dapat merepresentasikan kondisi perubahan fungsi

tanah yang disebut indikator kinerja tanah. Penentuan kesehatan tanah perlu

dilakukan secara komprehensif dan efisien dengan menyusun Minimum Data Set

(MDS). MDS berisi sekumpulan indikator kinerja tanah minimum yang telah

diseleksi atas dasar sensitivitas dan representasinya terhadap kondisi kesehatan tanah

suatu wilayah.

Daerah Aliran Sungai (DAS) Bendo terletak di Kompleks Gunungapi Ijen.

DAS Bendo dipilih sebagai lokasi penelitian karena memiliki variasi karakteristik

geomorfologi yang dianggap dapat mewakili kondisi keseluruhan di Kompleks

Page 5: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

5

Gunungapi Ijen. Kondisi geomorfologi terkait dengan pembentukan tanah yang

mengandung potensi pengelolaan yang beragam. Seperti telah dijelaskan sebelumnya,

potensi pengelolaan yang kurang tepat dan terencana berdampak pada penurunan

kesehatan tanah hingga kerusakan tanah. Variasi kondisi geomorfologi menjadi dasar

penentuan indikator kinerja tanah yang mudah diamati dalam penilaian kesehatan

tanah. Pemahaman mengenai persebaran tanah sehat dan tidak sehat dapat dijadikan

acuan untuk melakukan upaya konservasi. Upaya konservasi tanah diharapkan

mampu mengoptimalisasi pembangunan berkelanjutan yang mampu memenuhi

kebutuhan sumberdaya masa kini dan melestarikan tanah untuk keperluan

sumberdaya di masa depan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan pokok permasalahan utama

dalam penelitian ini adalah apakah variasi bentuklahan berpengaruh terhadap

kesehatan tanah suatu wilayah? Pokok permasalahan utama tersebut kemudian dapat

diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apa saja indikator kinerja tanah yang diperlukan untuk menilai kesehatan tanah di

DAS Bendo?

2. Berapa jumlah indikator kinerja tanah untuk menyusun Minimum Data Set (MDS)

yang diperlukan untuk menggambarkan kondisi kesehatan tanah di DAS Bendo?

3. Berapa kelas tingkat kesehatan tanah yang ada di DAS Bendo?

4. Apa saja alternatif tindakan konservasi tanah secara umum yang dapat diterapkan

untuk menjaga kesehatan tanah di DAS Bendo berdasarkan prioritas

konservasinya?

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka

penelitian yang dilakukan berjudul: “PENILAIAN KESEHATAN TANAH

UNTUK PENENTUAN PRIORITAS KONSERVASI TANAH DI DAS BENDO,

KOMPLEKS GUNUNGAPI IJEN, KABUPATEN BANYUWANGI, PROVINSI

JAWA TIMUR”

Page 6: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

6

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian antara lain:

1. Menentukan jenis indikator kinerja tanah untuk penilaian kesehatan tanah di DAS

Bendo,

2. Menentukan Minimum Data Set (MDS) dari indikator kinerja tanah yang

menggambarkan kondisi kesehatan tanah di DAS Bendo,

3. Mengidentifikasi kondisi kesehatan tanah pada tiap satuan bentuklahan di DAS

Bendo,

4. Menyusun prioritas konservasi tanah berdasarkan kondisi kesehatan tanah di DAS

Bendo.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu manfaat akademis dan manfaat

praktis. Secara akademis hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dalam

pengembangan ilmu pengetahuan, terutama di bidang kesehatan tanah. Penelitian

diharapkan dapat mengungkap hubungan antara kesehatan tanah dan kelestarian

sumberdaya alam. Identifikasi kesehatan tanah diharapkan dapat dijadikan rujukan

dan model untuk menganalisis daya dukung lingkungan serta penerapan metode

konservasi tanah bagi penelitian di wilayah lain.

Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan pada

pemerintah terutama di wilayah Banyuwangi dalam menerapkan kebijakan. Data

mengenai kesehatan tanah untuk keperluan konservasi tanah dan air masih tergolong

langka. Sementara, pembangunan berkelanjutan memerlukan data kondisi wilayah

secara keseluruhan sebagai dasar perencanaan pengembangan wilayah. Terutama

dalam hal pengelolaan dan upaya konservasi tanah yang tepat melalui kebijakan

pembangunan berkelanjutan di DAS Bendo. Pengembangan wilayah berdasarkan

asas berkelanjutan diharapkan dapat menciptakan kondisi pemanfaatan tanah yang

efisien dan produktif. Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya secara ekonomis tanpa

mengabaikan faktor kelestarian lingkungan dapat terwujud.

Page 7: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

7

1.5. Telaah Pustaka

1.5.1. Geografi dan Geografi Tanah

Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh fenomena geosfer serta

hubungan interaksi antara manusia dan lingkungan. Ciri utama dari ilmu geografi

yaitu adanya tiga pendekatan yang digunakan untuk mengkaji objek kajiannya yaitu

dengan pendekatan keruangan (spasial), ekologi, dan kompleks wilayah (Bintarto dan

Surastopo, 1979). Pendekatan keruangan mengedepankan analisis objek dari sudut

pandang penyebaran keruangannya. Pendekatan ekologi menganalisis keterkaitan

manusia dengan lingkungan fisik maupun interaksinya dengan ruang sosial.

Sementara, pendekatan kompleks wilayah menggabungkan unsur pendekatan

keruangan dan ekologi. Melalui pendekatan ini fenomena geosfer dalam geografi tak

hanya dipandang dari sisi penyebarannya semata namun juga interaksi antara manusia

dengan wilayahnya.

Berdasarkan sifat keilmuannya yang sangat luas geografi memiliki banyak

cabang ilmu di bawahnya. Cabang ilmu geografi mencakup beragam fenomena

sehingga memerlukan integrasi dengan berbagai disiplin ilmu dari ilmu pasti alam

maupun terapan sebagai ilmu pendukungnya. Geografi tanah merupakan salah satu

cabang ilmu geografi. Geografi tanah mengkaji aspek-aspek tanah mencakup

persebaran, pemanfaatan, serta sifat dan karakteristik satuan-satuan tanah yang

menyelimuti permukaan bumi. Sartohadi dkk (2012) menyebutkan aspek-aspek tanah

yang dikaji dalam geografi tanah tidak cukup hanya dituangkan secara deskriptif

sehingga perlu digambarkan pada sebuah media berupa peta. Metode dan teknik

pemetaan tertentu digunakan secara konsisten untuk menggambarkan sebaran satuan-

satuan tanah di permukaan bumi. Langkah-langkah yang digunakan mencakup

penentuan lokasi pengamatan, teknik pengamatan tanah, dan pengambilan contoh

tanah.

Tanah merupakan tubuh alam gembur yang menyelimuti permukaan bumi

dengan sifat dan karakteristik fisik, kimia, biologi dan morfologi yang khas. Sifat dan

karakteristik tanah yang khas dibentuk oleh serangkaian proses yang panjang

(Sartohadi dkk, 2012). Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh banyak faktor.

Page 8: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

8

Tanah terbentuk dari hasil pelapukan batuan induk akibat adanya pengaruh dari

faktor-faktor pembentuk tanah. Iklim, organisme tanah, bahan induk tanah, relief, dan

waktu merupakan faktor-faktor utama dalam pembentukan tanah. Selain itu juga ada

faktor tambahan pembentuk tanah berupa faktor lokal yang secara spesifik berbeda-

beda di setiap wilayah (Jenny, 1994). Secara keseluruhan, Arsyad (1989) menyatakan

tanah terbentuk karena adanya interaksi antara iklim, aktivitas organisme, bahan

induk, dan relief dalam kurun waktu tertentu. Morfologi setiap tanah mencerminkan

pengaruh bersama sekelompok faktor yang mempengaruhi perkembangannya yang

diperlihatkan oleh penampang horizon-horizon tanah. Interaksi yang terjadi dalam

proses pembentukan tanah antara faktor-faktor tanah dengan kondisi lingkungan

alami merupakan hal mendasar dalam kajian geografi tanah.

Aktivitas manusia merupakan salah satu contoh faktor lokal yang sangat

berpengaruh dalam pembentukan tanah. Karakteristik tanah dapat mengalami

perubahan karena adanya pemanfaatan lahan oleh manusia yang bervariasi dari

intensitas hingga aktivitasnya. Pemanfaatan tanah didasarkan pada fungsi utamanya

yang menjadi penyangga kehidupan dan tata air. Fungsi tanah sebagai sumber unsur

hara bagi tumbuhan, tempat pertumbuhan akar, dan penyimpanan airtanah dapat

hilang atau menurun apabila terjadi degradasi atau kerusakan tanah. Menurut Arsyad

(1989), fungsi tanah yang hilang akan sulit untuk dikembalikan. Pemberian pupuk

dapat memperbaharui penurunan unsur hara dalam tanah. Namun, butuh puluhan

hingga ratusan tahun untuk mengembalikan fungsi tanah yang telah terlanjur rusak.

Kerusakan tanah terutama dapat terjadi akibat adanya intensitas aktivitas manusia,

kejadian bencana, kondisi iklim, dan faktor lain yang mengontrol pembentukan tanah.

1.5.2. Kualitas dan Kesehatan Tanah

Degradasi dan kerusakan tanah berhubungan dengan kondisi kualitas dan

kesehatan tanah di suatu wilayah. Hilang atau menurunnya fungsi tanah

mengindikasikan penurunan kualitas dan kesehatan tanahnya. Kualitas dan kesehatan

tanah secara umum diartikan sebagai kemampuan suatu tanah dalam memerankan

fungsinya dalam batasan ekosistem alam maupun buatan untuk melestarikan

Page 9: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

9

produktivitas tanaman dan hewan, meningkatkan kualitas air dan udara, serta

menunjang kesehatan manusia dan habitat (USDA, 2001). NRCS (National

Resources Conservation Service) menambahkan definisi kualitas tanah alami yang

melekat dan kualitas tanah yang dinamis. Kualitas tanah yang melekat diartikan

sebagai aspek tanah yang terkait dengan komposisi alami dan faktor-faktor

pembentuknya tanpa adanya aktivitas manusia. Kualitas tanah yang dinamis berkaitan

dengan sifat-sifat tanah yang berubah akibat pemanfaatan dan pengelolaan tanah

tanah dalam skala waktu manusia (Gugino dkk, 2009). Fungsi alami tanah yang

melekat maupun fungsinya sebagai sumberdaya yang dinamis berpengaruh pada

kondisi kesehatan tanahnya.

Tanah sehat diartikan sebagai tanah yang mampu menjalankan fungsinya

secara berkesinambungan sebagai sistem kehidupan utama. Tanah yang sehat mampu

mendukung kelangsungan hidup organisme yang ada di dalam maupun di atasnya.

Kesehatan tanah terkait dengan potensi produksi tanah sebagai sumber utama

pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Saat fungsi tanah tidak terpenuhi akibat

adanya faktor pembatas, maka produktivitas dan pendapatan petani dalam jangka

panjang terancam. Menurut Gugino, dkk (2009), fungsi tanah yang penting terkait

dengan tanaman produksi meliputi kemampuan infiltrasi dan penyimpanan air, retensi

dan daur unsur hara, bebas hama dan gulma, detoksifikasi bahan kimia berbahaya,

eksekusi karbon dan produksi pangan serat. Oleh karena itu, sangat penting untuk

menjaga kesehatan tanah.

Tanah yang sehat dicirikan oleh beberapa karakteristik. Gugino, dkk (2009)

merumuskan 10 karakteristik umum tanah sehat, antara lain:

1. tanah mudah diolah yang merujuk pada karakter fisik tanah secara keseluruhan

untuk kepentingan produksi tanaman,

2. jeluk tanah cukup dalam, menunjukkan batas kemampuan tanah sebagai tempat

akar tumbuhan berjangkar sehingga mampu tumbuh dan berfungsi. Tanah

dangkal yang diakibatkan oleh pemadatan lapisan tanah atau tererosi lebih rentan

terhadap fluktuasi cuaca, sehingga berpengaruh pada tanaman pada musim

kemarau maupun musim penghujan,

Page 10: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

10

3. unsur hara cukup dan tidak berlebihan. Ketercukupan dan ketersediaan unsur hara

sangat penting untuk pertumbuhan tanaman yang optimal dan menjaga

keseimbangan unsur hara dalam sistem. Namun, kelebihan unsur hara dapat

menimbulkan pelarutan dan polusi pada airtanah serta beracun,

4. populasi hama dan penyakit tanaman kecil sehingga tanaman menjadi sehat.

Tanaman yang sehat memiliki peluang yang lebih tinggi untuk dapat menghadapi

beragam serangan hama. Fungsinya hampir sama seperti sistem antibodi pada

tubuh manusia,

5. drainase sangat baik. Tanah yang sehat sistem drainasenya akan lebih cepat

bahkan setelah tanah terkena hujan lebat. Drainase yang baik dikarenakan struktur

tanah baik. Terdapat pula beragam ukuran pori-pori yang tersebar merata dan juga

mampu menahan cukup air untuk tanaman,

6. banyaknya populasi organisme yang menguntungkan untuk menjaga fungsi tanah.

Keberadaan organisme dalam tanah diibaratkan sebagai pengaduk tanah yang

efektif dalam perputaran unsur hara. Organisme mampu mengurai material

organik, memelihara struktur tanah, dan menekan jumlah hama,

7. jumlah gulma kecil. Gulma merupakan salah satu pembatas dalam produksi

tanaman. Gulma dan tanaman produksi akan bersaing untuk memenuhi kebutuhan

air dan nutrien yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh. Keberadaan gulma dapat

mengganggu kestabilan, menghambat cahaya matahari, mengganggu pemanenan

dan proses pengelolaan, serta dapat menyembunyikan potensi penyakit dan hama,

8. bebas bahan kimia dan toksin. Tanah yang sehat adalah yang sama sekali tidak

mengandung bahan kimia berbahaya dan racun. Kalaupun ada, tanah harus

mampu menetralkan unsur kimia tersebut dengan meningkatkan bahan organik

dan variasi populasi organisme mikro tanah,

9. tahan degradasi. Tanah yang sehat dengan daya ikat yang baik lebih tahan

terhadap keadaan yang tidak menguntungkan termasuk oleh angin dan hujan

berlebihan, kekeringan ekstrim, dan pemadatan oleh kendaraan,

10. tanah yang sehat bersifat lentur dan akan kembali ke sifat awalnya setelah terjadi

kondisi buruk, contohnya seperti pemanenan saat kondisi tanah basah.

Page 11: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

11

1.5.3. Indikator Kinerja Tanah

Kesehatan tanah tidak dapat diukur secara langsung, namun dapat dinilai

berdasarkan indikator kinerja tanah. Penilaian kesehatan tanah menggunakan

indikator kinerja tanah terkait hubungannya dengan sifat-sifat tanah tertentu dengan

kualitas tanah. Penentuan indikator kinerja tanah didasarkan pada sifat fisik, kimia,

dan biologi tanah yang dapat diukur untuk memantau berbagai perubahan dalam

tanah. Contohnya, indikator bahan organik tanah dapat memberikan informasi

mengenai kesuburan, struktur, stabilitas tanah dan retensi unsur hara. Informasi

tentang pemadatan tanah dapat diperoleh dari indikator tanaman seperti dari kondisi

kedalaman perakaran pada tanah (USDA, 2001). Indikator kinerja tanah juga dapat

ditentukan berdasarkan ciri morfologi serta kenampakan vegetasi.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh tim kesehatan tanah dari Cornell

University menghasilkan total 39 indikator kinerja tanah potensial dasar yang dapat

dijadikan acuan untuk mengevaluasi kesehatan tanah (Gugino dkk, 2009). Tabel 1.1.

memuat seluruh indikator kinerja tanah untuk penilaian kesehatan tanah yang bisa

digunakan untuk penilaian kesehatan tanah standar.

Tabel 1.1. Indikator Dasar Penilaian Kesehatan Tanah oleh Cornell University

No Sifat Fisika Sifat Kimia Sifat Biologi

1 Bulk Density Phosporous Root health assessment

2 Macro-porosity Nitrate nitrogen Beneficial nematode population

3 Meso-porosity Potassium Parasitic nematode population

4 Micro-porosity pH Potential mineralizable nitrogen

5 Available water capacity Magnesium Decomposition rate

6 Residual porosity Calcium Particulate organic matter

7 Penetration resistance at 10 kPa Iron Active carbon

8 Saturated hydraulic conductivity Aluminum Weed seed bank

9 Dry aggregate size (<0.25 mm) Manganese Microbial repiration rate

10 Dry aggregate size (0.25-2 mm) Zinc Glomalin

11 Dry aggregate size (2-8 mm) Copper Organic matter content

12 Wet aggregate stability (0.25-2 mm) Exchangeable acidity

13 Wet aggregate stability (2-8 mm)

14 Surface hardness with penetrometer

15

Subsurface hardness with

penetrometer

16 Field infiltrability

(Sumber: Gugino dkk, 2009)

Page 12: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

12

Namun, indikator yang mencakup sifat fisik, kimia, dan biologi tanah oleh Cornell

University tidak secara mutlak harus digunakan seluruhnya dalam penilaian

kesehatan tanah. Pengembangan indikator dilakukan untuk mengatasi permasalahan

degradasi tanah yang dapat menurunkan kualitas tanah, produktivitas tanaman, dan

keuntungan secara finansial. Diantara berbagai penyebab degradasi tanah seperti

pemadatan tanah, retakan permukaan, peningkatan tekanan hama penyakit, serangga,

gulma, rendahnya berat jenis dan keanekaragaman organisme menguntungkan dalam

tanah.

Penilaian kesehatan tanah dengan mengukur seluruh karakteristik tanah atau

ekosistem dinilai menyita waktu dan kurang efisien. Alasan efisiensi membuat

banyak peneliti menyusun sebuah Minimum Data Set (MDS). MDS merupakan

sekumpulan indikator terkecil yang diperlukan untuk mengukur sifat-sifat dan

kualitas tanah. MDS disusun dengan mengidentifikasi indikator kunci dari sifat-sifat

tanah atau atribut yang sensitif terhadap perubahan fungsi tanah. Perubahan indikator

tanah berguna dalam penentuan perlu tidaknya upaya konservasi tanah dalam

pemeliharaan kesehatan tanah.

Penentuan MDS berguna untuk mendapatkan pemahaman komprehensif

tentang tanah yang dievaluasi secara efektif dan efisien. Setiap MDS ditentukan

dengan menyesuaikan kondisi wilayah tertentu dan tidak mencakup seluruh sifat yang

ada. MDS hanya menyertakan karakteristik paling utama dari tipe tanah, sistem

pertanian, dan penggunaan lahan wilayah kajian. Contohnya MDS untuk evaluasi

kesehatan tanah pada wilayah pegunungan mungkin tidak memerlukan indikator

salinitas atau daya hantar listrik, sedangkan MDS di daerah beriklim kering perlu

menyertakan kedua indikator. Kompilasi MDS membantu dalam mengidentifikasi

indikator yang relevan dengan daerah lokal dan hubungan antara indikator yang

dipilih dengan sifat tanah yang signifikan dan sifat tanaman di setiap wilayah

(USDA, 2001).

Pemilihan indikator kinerja tanah oleh USDA (2001) tidaklah sembarangan

dan harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain: (1) mudah diukur, (2) peka

terhadap perubahan fungsi tanah, (3) penilaian dapat dilakukan dalam periode waktu

Page 13: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

13

yang wajar, (4) dapat diterapkan di berbagai kondisi lapangan dan oleh banyak orang,

(5) mewakili sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, dan (6) dapat dinilai secara

kualitatif maupun kuantitatif.

1.5.4. Konservasi Tanah

Tanah bersama air merupakan komponen sumberdaya alam yang mudah

mengalami keusakan atau degradasi. Degradasi tanah dapat terjadi karena banyak

faktor. Faktor umum penyebab degradasi tanah antara lain: (1) hilangnya unsur hara

dan bahan organik di daerah perakaran, (2) proses salinisasi dan akumulasi zat-zat

racun di daerah perakaran, (3) penjenuhan tanah oleh air, dan (4) erosi. Degradasi

tanah diakibatkan oleh fungsi tanah yang tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya

karena dipengaruhi faktor penyebab degradasi. Akibatnya, kemampuan tanah untuk

mendukung pertumbuhan tumbuhan berkurang (Riquier, 1997 dalam Arsyad, 1989).

Implikasi utama yang ditimbulkan yaitu tanah tak lagi dapat menyangga

keberlangsungan hidup makhluk hidup di atasnya.

Fungsi tanah yang tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya mencerminkan

tanah yang tidak sehat. Tanah yang tidak sehat perlu dikonservasi agar fungsi tanah

dapat diperbaiki dan dikembalikan. Tujuan utama upaya konservasi tanah yaitu untuk

mencegah kerusakan tanah, memperbaiki tanah rusak, dan memelihara produktivitas

tanah agar lestari. Konservasi tanah sendiri diartikan sebagai penyesuaian

pemanfaatan tanah sesuai dengan kemampuannya dan mengelolanya sesuai dengan

syarat-syarat yang diperlukan agar tanah dapat berfungsi secara lestari (Arsyad,

1989).

Konservasi tanah umumnya didasarkan pada upaya untuk memperlambat laju

erosi. Erosi terutama menjadi ancaman serius pada kelestarian lingkungan terutama di

wilayah bergunung (Prasannakumar dkk, 2012). Erosi dipercepat akibat adanya

aktivitas manusia ditandai dengan hilangnya tanah melebihi kecepatan perkembangan

tanah yang terbentuk. Erosi apabila dibiarkan berimplikasi pada degradasi lahan yang

pada akhirnya menurunkan produktivitas dari segi ekonomi. Dampak negatif erosi

hanya bisa diatasi dengan melakukan tindakan konservasi tanah. Penentuan tingkat

konservasi tanah biasanya dilakukan dengan pendekatan tingkat bahaya erosi. Lokasi

Page 14: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

14

dengan tingkat bahaya erosi paling tinggi diutamakan penanganannya. Metode paling

populer yang digunakan untuk analisis tingkat bahaya erosi yaitu Universal Soil Loss

Method (USLE).

Metode USLE yang sering digunakan sebagai dasar konservasi tanah selain

dapat menghitung prediksi laju erosi di suatu wilayah, modelnya juga relatif

sederhana dengan parameter yang tidak terlalu banyak dan mudah dikelola. Namun,

metode USLE kurang cocok diterapkan di luar lingkungan dengan kondisi berbeda

dari tempat metode ini dikembangkan yaitu di Amerika. Metode USLE dapat

diterapkan dengan baik di wilayah berlereng homogen berkisar 3-18% dengan curah

hujan rata-rata tahunan berdistribusi probabilitas normal, dan pengelolaan lahan yang

serupa di Amerika. Modifikasi parameter untuk mengakomodir karakteristik lokal

perlu dilakukan saat menerapkan metode USLE di wilayah dengan karakteristik

berbeda (Zhu dan Zhu, 2014). Nearing dkk (2005) menyebutkan modifikasi

pemodelan USLE di lingkungan baru memerlukan investasi sumberdaya serta waktu

yang tidak sedikit untuk pengembangan database yang diperlukan.

Konservasi tanah adalah tentang menjaga struktur tanah serta mengatur

kekuatan gerak dan jumlah aliran permukaan. Setiap pemanfaatan tanah mempunyai

pengaruh dan potensi tersendiri terhadap kerusakan tanah. Arsyad (1989)

menyebutkan ada tiga pendekatan konservasi tanah yang dapat dilakukan yaitu

dengan menerapkan metode vegetatif, mekanik, maupun kimia. Beberapa contoh

upaya konservasi yang biasa dilakukan antara lain: (1) menutup tanah dengan

tumbuh-tumbuhan atau seresah agar terlindung dari daya perusak hujan yang jatuh;

(2) memperbaiki dan menjaga keadaan tanah agar resisten terhadap penghancuran

agregat dan permukaan tanah; (3) mengatur aliran permukaan agar mengalir dengan

kecepatan yang tidak merusak dan memperbesar jumlah air yang terinfiltrasi ke

dalam tanah. Konservasi tanah dalam kaitannya dengan kesehatan tanah adalah

tentang bagaimana menjaga fungsi-fungsi tanah tetap optimal berdasarkan sifat fisik,

kimia, dan biologinya.

Tanah yang tidak sehat perlu dikelola dan dikonservasi agar dapat

menjalankan fungsinya kembali sebagai sistem kehidupan utama. Secara umum

Page 15: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

15

kesehatan tanah dikelola untuk menjaga kualitas kimia, fisik, dan biologi tanah.

Ketidakseimbangan unsur kimia dalam tanah dapat diatasi dengan penambahan unsur

kimia dengan cara pemupukan atau pengapuran. Pada dasarnya hanya ada empat

strategi utama untuk meningkatkan kesehatan tanah secara fisik dan biologis.

Peningkatan kesehatan tanah dapat dilakukan dengan pengolahan tanah, vegetasi

penutup, penambahan bahan organik, dan rotasi tanaman (Gugino dkk, 2009).

Pengolahan tanah dengan pola strip untuk pencegahan erosi (Arsyad, 1989).

Penerapan vegetasi penutup mampu menyediakan kanopi yang dapat melindungi

tanah dan meningkatkan produksi. Penambahan bahan organik dapat menjaga

struktur tanah, dan meningkatkan kecepatan infiltrasi seperti halnya kapasitas

penyimpan air. Rotasi tanaman merupakan cara untuk mencegah habisnya unsur hara

tertentu dalam tanah. Saat ini rotasi tanaman juga berguna dalam menekan jumlah

hama tertentu. Setiap strategi memiliki pilihan tak terbatas dalam pelaksanaannya dan

dapat dikombinasikan satu sama lain (Gugino dkk, 2009). Pelaksanaan pengelolaan

tanah perlu modifikasi dan penyesuaian dengan kebutuhan lokasi setempat.

1.5.5. Pendekatan Geomorfologi dan Survei Tanah

Geomorfologi menurut Verstappen (1983) merupakan ilmu yang

mendeskripsikan bentuklahan secara genetis dimana terdapat hubungan dengan

proses-proses pembentukannya dalam susunan keruangan. Analisis bentuklahan dapat

menjadi dasar analisis potensi sumberdaya maupun bencana di suatu daerah.

Informasi geomorfologi didapatkan dari interpretasi bentuklahan atas dasar

morfologi, morfogenesa, morfokronologi, dan morfostruktur. Pendekatan

geomorfologi dapat memisahkan satuan tanah dengan batas-batas karakteristik yang

spesifik dan tingkat homogenitas. Teori yang ada didasarkan pada variasi batuan yang

merupakan bahan induk tanah dicerminkan oleh morfologi bentuklahan. Perbedaan

morfologi membedakan satuan tanah di atasnya. Tiap satuan morfologi yang

ditunjukkan relief tertentu selalu berkaitan dengan ketersediaan sumberdaya alam

yang berhubungan dengan potensi pembangunan. Hasil dari pemetaan geomorfologi

Page 16: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

16

dapat dijadikan masukan pembangunan wilayah terkait pemanfaatan sumberdaya

lahan (Sartohadi dkk, 2014).

1.6. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai kesehatan tanah dan konservasi tanah telah dilakukan

oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitan terdahulu lebih menekankan

pada penilaian kesehatan tanah secara komprehensif di suatu wilayah. Tidak banyak

penelitian tentang kesehatan tanah yang dilakukan di wilayah kompleks gunungapi

sebagai daerah kajian untuk tujuan penentuan prioritas konservasi. Penelitian yang

dilakukan oleh Riwandi pada tahun mengkaji kondisi kesehatan tanah di tanah

mineral dan tanah gambut dan membandingkan kondisi kesehatan tanah di dua lokasi

tersebut. Penelitian BI Chun-Juan, dkk pada tahun 2013 mencoba menilai kesehatan

tanah di 3 lokasi yang memiliki pola penanaman dan tipe tanah berbeda. Pada

penelitian ini BI Chun-Juan juga menyusun MDS untuk evaluasi kesehatan tanah

menggunakan metode statistik. Agak berbeda dengan yang dilakukan Weiping Chen,

dkk pada tahun 2014 dimana kajian utamanya tentang kondisi kesehatan tanah yang

diberi pengairan dengan sumber air yang berbeda. Efek dari pemberian air dimonitor

dari perbedaan perlakuan pada masing-masing sampel lokasi yang dievaluasi dengan

indikator yang sama yang mencerminkan kesehatan tanah. Penelitian Govaerts dkk

pada tahun 2005 mencoba membandingkan kesehatan tanah pada penggunaan lahan

gandum dan jagung yang dimonitor dalam jangka waktu 12 tahun. Penelitian

sekarang mencoba untuk melakukan hal yang berbeda dari penelitian sebelumnya,

peneliti menggunakan evaluasi kesehatan tanah tidak hanya sekedar untuk

mengetahui kondisi kesehatan tanah di lokasi penelitian tapi juga untuk kemudian

dijadikan dasar penentu lokasi prioritas konservasi tanahnya. Selain itu penelitian

sekarang juga menghasilkan susunan parameter kunci yang dapat dijadikan dasar

penilaian kesehatan tanah di lokasi kajian yang dapat dijadikan acuan penelitian

lanjutan di lokasi yang sama. Perbedaan yang terdapat pada setiap penelitian

terdahulu dan sekarang terutama ada pada lokasi kajian, parameter yang digunakan,

tujuan, dan hasil penelitian seperti yang tertera pada Tabel 1.1 berikut.

Page 17: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

17

Tabel 1.2. Perbandingan Penelitian Sebelumnya dan Penelitian yang Dilakukan

No. Peneliti Tempat/tahun Judul Penelitian Tujuan Metode Hasil Penelitian

1 Riwandi Kabupaten

Muko-Muko,

Bengkulu/2011

Metode Cepat

Penilaian

Kesehatan Tanah

dengan Indikator

Kinerja Tanah

Mengukur sifat-sifat

tanah yang

berpengaruh terhadap

kesehatan tanah dan

mengidentifikasi

kelas kesehatan tanah

pada Kabupaten

Muko-Muko,

Bengkulu

Penyelidikan tanah di lapangan

dengan pengambilan sampel tanah

komposit menggunakan metode

soil random sampling dan

memberi skor pada setiap

indikator kinerja tanah, penentuan

kelas kesehatan tanah dilakukan

berdasarkan total skor indikator

kinerja tanah pada masing-masing

sampel

Hasilnya terbukti bahwa sifat-sifat

tanah dapat dijadikan sebagai acuan

untuk menilai kesehatan tanah di

lapangan dengan mudah, murah dan

cepat. Kelas kesehatan tanah pada

Kabupaten Muko-Muko untuk tanah

mineral yang terbagi atas tanah

tidak sehat, kurang sehat, dan cukup

sehat. Untuk tanah gambut terbagi

atas tanah cukup sehat dan sehat.

2 BI Chun-

Juan, Chen

Zhen-Lou,

Wang Jun, &

Zhou Dong

Chongming

Island,

China/2013

Quantitative

Assesment of Soil

Health Under

Different Planting

Patterns and Soil

Types

Menentukan

Minimum Data Set

(MDS) untuk

evaluasi kesehatan

tanah berdasarkan

sifat fisik, kimia,

biologi dan polutan

di tanah pertanian

dan menyusun model

diagnosis untuk

menentukan

kesehatan tanah pada

wilayah dengan

perbedaan pola

penanaman dan tipe

tanah

Pengambilan sampel tanah

berdasarkan grid, penentuan MDS

menggunakan SMAF & PCA dan

diolah secara statistik

menggunakan program SPSS 11.5

kemudian indeks kesehatan tanah

(SHI) di tiga lokasi dengan pola

penanaman dan tipe tanah berbeda

dibandingkan perbedaan statistik

dan interaksinya dengan metode

ANOVA dan GLM lalu SHI yang

diperoleh dipetakan dengan

metode interpolasi IDW

menggunakan program ArcGIS

9.3 untuk dilakukan analisis

spasial

10 indikator terpilih untuk MDS

penentuan SHI dari 19 indikator

yang ada, nilai SHI pada 3 lokasi

dengan pola penanaman dan tipe

tanah berbeda dan peta distribusi

spasial kesehatan tanah.

3 Weiping

Chen, Sidan

Lu, Neng Pan,

Yanchun

Wang, &

Laosheng Wu

Beijing, China/

2014

Impact of

Reclaimed Water

Irrigation on Soil

Health in Urban

Green Areas

Mengevaluasi secara

komprehensif

dampak penggunaan

air bekas pakai untuk

pengairan pada

kondisi kesehatan

tanah di daerah area

hijau perkotaan

mencakup kondisi

nutrisi, salinitas,

polusi logam berat

dan aktivitas mikroba

Analisis sampel tanah dengan

kondisi lama jenis pengairan yang

berbeda diukur berdasarkan 20

indikator yang mencerminkan

kesehatan tanah dan dibandingkan

antara tanah yang diberi air bekas

pakai dan air keran yang dianalisis

menggunakan metode ANOVA

dan post hoc Turkey's multiple

comparison test pada tingkat

ketelitian 0,05 serta analisis

statistik menggunakan program

SPSS 13.0

Hasilnya yaitu air bekas pakai

mampu meningkatkan nutrien dalam

tanah, tidak terdeteksi adanya

salinitas tanah dan hanya terdeteksi

sedikit alkali, akumulasi logam

berat tidak terlalu signifikan, dan

terdapat peningkatan aktivitas

mikroba. Secara keseluruhan air

bekas pakai mampu meningkatkan

kondisi kesehatan tanah, bahkan

pengairan dengan periode yang

lebih lama kondisi kesehatan

tanahnya meningkat lebih tinggi.

Page 18: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

18

Lanjutan Tabel 1.1

4 Bram

Govaerts, Ken

D. Sayre,

Jozef Deckers

Meksiko/ 2005 A Minimum Data

Set for Soil Quality

Assessment of

Wheat and Maize

Cropping in the

Highlands of

Mexico

Menyusun Minimum

Soil Quality Data Set

untuk pertanian

jangka panjang,

pengelolaan residu

serta percobaan

pergiliran

pertanaman pada

sistem produksi

tanaman gandum dan

jagung.

Penelitian komparatif jangka

panjang dari tahun 1991 pada 16

macam pengelolaan pertanian

yang berbeda yang meliputi rotasi

tanaman, pengolahan tanah, dan

pengelolaan residu tanaman untuk

membandingkan sistem TOT dan

konvensional. Penyusunan

minimum data set menggunakan

indikator fisik, kimia, biologi pada

lapisan atas tanah dipilih secara

spesifik menyesuaikan lokasi.

Analisis secara statistik dilakukan

menggunakan multivariate

analysis dalam pengelompokan

klaster pengolahan tanah.

Hasilnya menunnjukkan adanya

efek positif selama 12 tahun

pembenihan sistem TOT yang

dilakukan dengan rotasi tanaman

dan pengelolaan residu yang sesuai

dimana mampu meningkatkan

kondisi fisik dan kimia ke arah yang

positif dibandingkan pengolahan

tanah secara konvensional.

5 Al Fidiashtry DAS Bendo,

Banyuwangi,

Jawa Timur/

2015

Penilaian

Kesehatan Tanah

untuk Penentuan

Prioritas

Konservasi Tanah

di DAS Bendo,

Kompleks

Gunungapi Ijen,

Kabupaten

Banyuwangi,

Provinsi Jawa

Timur

Menyusun Minimum

Data Set (MDS)

berdasarkan sifat

fisik, kimia, dan

biologi tanah di

wilayah Gunungapi,

mengukur tingkat

kesehatan tanahnya,

dan menentukan

tingkat prioritas

konservasi tanah di

DAS Bendo,

Kompleks

Gunungapi Ijen,

Banyuwangi

Pengambilan sampel tanah

berdasarkan purposive sampling

dengan dasar utama bentuklahan

dan penggunaan lahan dan

memberi skor pada setiap

indikator kinerja tanah, mereduksi

indikator kinerja tanah menjadi

MDS dengan mempertimbangkan

kondisi lapangan skor kesehatan

tanah, melakukan klasifikasi

kesehatan tanah dan prioritas

konservasi tanah dengan metode

skoring dan rumus sturgess

kemudian dibuat distribusi

spasialnya menggunakan ArcGIS

10.2.

Hasilnya ada 13 indikator utama

yang terpilih menjadi MDS. Kelas

kesehatan tanah di DAS Bendo

tergolong pada klasifikasi sehat dan

cukup sehat. Ada tiga tingkatan

prioritas konservasi tanah di DAS

Bendo berdasarkan kelas kesehatan

tanah, fungsi produksi, faktor

pembatas, dan fungsi ekologisnya.

Page 19: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

19

1.7. Kerangka Pemikiran Teoritik

Tingginya potensi sumberdaya alam yang terkandung di wilayah gunungapi

memicu intervensi manusia untuk memaksimalkan pemanfaatannya. Salah satu

potensi utama yang ada di wilayah gunungapi yaitu tanahnya yang subur.

Sumberdaya tanah merupakan sumberdaya yang sangat penting bagi kelangsungan

hidup manusia. Manusia memenuhi kebutuhan dasar dari mulai sandang, pangan,

papan, melalui aktivitas pemanfaatan tanah. Pemanfaatan tanah merupakan salah satu

bentuk intervensi manusia yang didorong oleh tuntutan memenuhi kebutuhan hidup.

Namun, pemanfaatan yang tidak sesuai kaidah lingkungan justru menimbulkan

bencana yang dapat merusak fungsi tanah. Ditambah lagi, pertambahan populasi

manusia tiap tahun yang makin menekan ketersediaan ruang tanah di alam.

Tanah memiliki karakteristik yang khas berupa sifat fisik, kimia, biologi, dan

morfologi. Morfologi yang menyusun bentuklahan vulkanik sangat beragam. Tanah

yang terdapat di setiap morfologi memiliki sifat dan karakteristiknya masing-masing.

Ragam karakteristik tanah memunculkan potensi dan pengelolaan yang juga beragam.

Tanah sebagai komponen utama dalam ekosistem dapat rusak karena pola

pemanfaatan tanpa memperhatikan aspek kemampuannya. Kerusakan tanah ditandai

oleh kondisi ketidaksehatan tanah, sehingga tanah tidak mampu berfungsi optimal.

Kondisi tanah yang tidak sehat bila dibiarkan akan menjadi benar-benar rusak. Tanah

yang sudah terlanjur rusak bila tidak segera ditangani akan menimbulkan bencana

yang lebih besar.

Upaya konservasi tanah perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian tanah.

Identifikasi kesehatan tanah berguna dalam penyusunan tindakan konservasi yang

tepat. Identifikasi kesehatan tanah dilakukan dengan mengamati indikator kinerja

tanah yang merujuk pada tanah sehat. Sifat fisik, kimia, dan biologi tanah menjadi

dasar indikator kinerja tanah yang dapat diamati. Kerangka teori ini digambarkan

dalam Gambar 1.3.

Page 20: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

20

Gambar 1.3. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Teoritik

1.8. Batasan Operasional

Bentuklahan adalah kenampakan di permukaan bumi yang mempunyai bentuk

khusus hasil pengaruh proses, struktur geologi dan batuan selama periode tertentu

(Verstappen, 1983).

DAS (Daerah Aliran Sungai) adalah suatu kesatuan sistem wilayah daratan yang

dipisahkan oleh igir yang secara alami berfungsi menerima, menampung dan

mengalirkan air melalui sistem sungai utama (Baja, 2012).

Geomorfologi adalah ilmu yang mendeskripsikan bentuklahan secara genetis dimana

terdapat hubungan dengan proses-proses dalam susunan keruangan (Verstappen,

1983).

Minimum Data Set (MDS)

Tujuan 1

Tujuan 2

Tujuan 3

Tujuan 4

Karakteristik

Tanah

Sifat Fisik

Tanah

Sifat Kimia

Tanah

Sifat Biologi

Tanah

Indikator Kinerja Tanah

Klasifikasi Kesehatan Tanah

Prioritas Konservasi Tanah

Intervensi

Manusia Bencana

Alam

Bentuklahan

Gunungapi

Morfologi

Kelestarian Sumberdaya Tanah dan Lingkungan

Potensi

Sumberdaya

Page 21: BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96170/potongan/S1... · Geografi adalah cabang ilmu yang mengkaji seluruh ... yaitu adanya tiga pendekatan

21

Indikator Kinerja Tanah adalah sifat tanah yang dapat diukur dan memberi

informasi bahwa tanah menjalankan fungsinya dengan baik (USDA, 2001).

Karakteristik Tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diukur dan diamati

(Darmawijaya, 1997).

Kesehatan Tanah adalah kemampuan suatu tanah dalam memerankan fungsinya

dalam batasan ekosistem alam maupun buatan untuk melestarikan produktivitas

tanaman dan hewan, meningkatkan kualitas air dan udara, serta menunjang kesehatan

manusia dan habitat (USDA, 2001).

Konservasi Tanah adalah penyesuaian pemanfaatan tanah sesuai dengan

kemampuannya dan mengelolanya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar

tanah dapat berfungsi secara lestari (Arsyad, 1989).

Satuan Lahan adalah kompleks wilayah atas asosiasi karakteristik tertentu yaitu

kelompok lokasi yang saling berhubungan dengan bentuklahan tertentu dalam sistem

lahan dan seluruh satuan lahan yang sama (Sitorus, 1995).

Tanah adalah tubuh alam gembur yang menyelimuti permukaan bumi dengan sifat

dan karakteristik fisik, kimia, biologi dan morfologi yang khas (Sartohadi dkk, 2012).