bab ii kajian teori 2.1 2.1 · 2017. 4. 11. · keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi...

38
7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial Pada awalnya penulis beranggapan hakikat IPS merupakan hal-hal yang mempelajari tentang seluk beluk manusia. Berdasarkan teori yang sudah ada menjelaskan bahwa hakekat IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dalam hidup itu manusia harus mampu mengatasi rintangan yang mungkin timbul dari sekelilingnya maupun dari akibat hidup bersama. Begitulah IPS melihat manusia dari berbagai sudut pandang. IPS melihat bagaimana manusia hidup bersama sesamanya di lingkungan sendiri, dengan tentangganya yang dekat sampai jauh. Bagaimana mereka bergerak memenuhi kebutuhan hidupnya ditinjau pula. Singkatnya yang menjadi bahan kajian atau bahan ajar IPS adalah keseluruhan manusia. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hakekat IPS adalah telaah tentang manusia dan kehidupanya bukan hanya seluk beluk manusianya saja seperti anggapan penulis diawal. Nama Ilmu Pengetahuan Sosial dalam dunia pendidikan dasar dan menengah di negara kita muncul bersamaan dengan diberlakukannya kurikulum SD, SMP dan SMA tahun 1975. Di lihat dari sisi ini maka bidang Ilmu Pengetahuan Sosial masih “baru” . Kita sebut “baru” karena bahan yang kita kaji sebetulnya bukanlah baru. Namun cara pandang yang dianutnya memang baru. Dijelaskan bahwa nama IPS di dunia pendidikan dasar dikatakan baru namun bukan bahan kajiannya melainnkan cara pandangnya yang baru. 2.1.2 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, sepeerti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum

Upload: others

Post on 13-Feb-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial

    2.1.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

    Pada awalnya penulis beranggapan hakikat IPS merupakan hal-hal yang

    mempelajari tentang seluk beluk manusia. Berdasarkan teori yang sudah ada

    menjelaskan bahwa hakekat IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya.

    Manusia selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dalam hidup itu manusia harus

    mampu mengatasi rintangan yang mungkin timbul dari sekelilingnya maupun dari

    akibat hidup bersama. Begitulah IPS melihat manusia dari berbagai sudut

    pandang. IPS melihat bagaimana manusia hidup bersama sesamanya di

    lingkungan sendiri, dengan tentangganya yang dekat sampai jauh. Bagaimana

    mereka bergerak memenuhi kebutuhan hidupnya ditinjau pula. Singkatnya yang

    menjadi bahan kajian atau bahan ajar IPS adalah keseluruhan manusia.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hakekat IPS adalah telaah

    tentang manusia dan kehidupanya bukan hanya seluk beluk manusianya saja

    seperti anggapan penulis diawal.

    Nama Ilmu Pengetahuan Sosial dalam dunia pendidikan dasar dan

    menengah di negara kita muncul bersamaan dengan diberlakukannya kurikulum

    SD, SMP dan SMA tahun 1975. Di lihat dari sisi ini maka bidang Ilmu

    Pengetahuan Sosial masih “baru” . Kita sebut “baru” karena bahan yang kita kaji

    sebetulnya bukanlah baru. Namun cara pandang yang dianutnya memang baru.

    Dijelaskan bahwa nama IPS di dunia pendidikan dasar dikatakan baru namun

    bukan bahan kajiannya melainnkan cara pandangnya yang baru.

    2.1.2 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

    Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang

    ilmu-ilmu sosial, sepeerti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,

    dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan

    fenomena sosial yang mewujudkan pendekatan interdisipliner dari aspek dan

    cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum

  • 8

    dan budaya). Dari uraian diatas menjadi dasar awal pemikiran penulis mengenai

    eberapa cabang pengertian IPS yaaitu integrasi atau keterkaitan beberapa cabang

    ilmu-ilmu social.

    Nama Ilmu Pengetahuan Sosial dalam dunia pendidikan dasar dan

    menengah di negara kita muncul bersamaan dengan diberlakukannya kurikulm

    SD, SMP dan SMA tahun 1975. Di lihat dari sisi ini maka bidang Ilmu

    Pengetahuan Sosial masih “baru” . Kita sebut “baru” karena bahan yang kita kaji

    sebetulnya bukanlah baru. Namun cara pandang yang dianutnya memang baru.

    Terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian IPS yaitu menurut Jean

    Jarolimek (1967) mengatakan bahwa “IPS adalah mengkaji manusia dalam

    hubungannya dengan lingkungan sosial dan fisiknya”, sedangkan menurut Wesley

    “IPS sebagai bagian nilai-nilai sosial yang dipilih untuk tujuan pendidikan”.

    Binning (1952) sejalan dengan Jarolimek (1967) “IPS suatu pelajaran yang

    berhubungan langsung dengan perkembangan dan organisasi masyarakat manusia

    dan manusia sebagai anggota dari kelompok sosial”. Berbeda dengan Depdikbud

    RI Dalam kurikulum 1975 yang mengatakan bahwa “IPS adalah bidang studi yang

    merupakan paduan dari sejumlah matapelajaran sosial”. Sedangkan yang terakhir

    menurut Prof Dr D Nasution MA (1975) mengatakan bahwa “IPS adalah suatu

    program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya

    mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya

    dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu-ilmu sosial: geografi sejarah

    ekonomi antropologi sosiologi politik dan psikologi sosial”.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa IPS pada hakekatnya adalah

    ilmu yang mempelajari manusia baik dari segi fisik maupun sosialnya yang terdiri

    atas beberapa cabang ilmu yaitu geografi sejarah ekonomi antropologi sosiologi

    politik dan psikologi sosial, ini sesuai dengan pandangan awal penulis mengenai

    pengertian IPS yaitu terdiri dari beberapa cabang ilmu-ilmu sosial.

    2.1.3 Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

    Sesuai pemahaman penulis mengenai karakteristik mata pelajaran ilmu

    pengetahuan sosial tidak bisa keluar dari cabang-cabang ilmu sosial yang saling

  • 9

    terintegrasi, sesuai dalam bukunya Nurhadi (2010:4-5) mengatakan bahwa “Ilmu

    Pengetahuan Sosial memiliki karakteristik sebagai berikut:

    a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, kewarganegaraan , sosiologi,

    bahkan bidang humaniora, pendidikan, dan agama.

    b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi yang dikemas

    sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema)

    tertentu.

    c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah social yang dirumuskan dengan pendekatan

    interdisipliner dan multidisipliner.

    d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat,

    kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan

    masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup dan survive seperti

    pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.

    e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan 3 dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia

    secara keseluruhan.”

    Berdasarkan uraian diatas ternyata karakteristik mata pelajaran ilmu

    pengetahuan sosial memang masih berkaitan dengan cabang-cabang ilmu social

    yang ada didalamnya, namun lebih diperinci lagi disetiap cabang ilmu sosialnya.

    2.1.4 Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

    Diawal penulis beranggapan mengenai tujuan pembelajaran ilmu

    pengetahuan sosial adalah untuk menjadikan manusia yang memiliki jiwa sosial

    yang tinggi dalam kehidupan bersosialnya. Dalam teori yang sudah ada

    pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan untuk mengembangkan potensi

    peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,

    memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang

    terjadi, dan terampil dalam menghadapi setiap masalah yang terjadi sehari-hari

    baik yang menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat. Tujuan tersebut dapat

    dicapai apabila program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan dengan

    baik.

  • 10

    Menurut Anwar Mutakin (1998), mengatakan bahwa rumusan tujuan

    pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial secara umum diatas dapat dijabarkan

    sebagai berikut:

    a. Siswa memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

    lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

    kebudayaan masyarakat.

    b. Siswa mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu

    menggunakan metode yang diadaptasi dan ilmu-ilmu social yang

    kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah social.

    c. Siswa mampu menggunakan model-model dan proses berfikir serta

    membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang

    berkembang di masyarakat.

    d. Siswa menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial,

    serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu

    mengambil tindakan yang tepat.

    e. Siswa mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu

    mengembangkan diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung

    jawab membangun masyarakat.

    Berdasarkan anggapan awal penulis mengenai tujuan pembelajaran IPS

    terhadap uraian diatas dapat dikatakan tidak bertolak belakang karena dalam

    teori yang ada dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS yaitu

    membuat peserta didik peka terdapat masalah sosial dan kehidupan

    bersosialnya yang meliputi banyak aspek sama dengan pendapat awal penulis

    tentang tujuan pembelajaran IPS yaitu untuk menjadikan manusia yang

    memiliki jiwa sosial yang tinggi dalam kehidupan bersosialnya.

    2.1.5 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD

    Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

    mengajarkan pada siswa SD agar mereka kelak mengenal fenomena alam dan

    fenomena sosial mulai dari lingkungan yang dekat sampai kepada lingkungan

    yang lebih jauh (dunia). IPS merupakan mata pelajaran yang mengkaji

  • 11

    seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu

    sosial dan kewarganegaraan (KTSP: 2006).

    Pengajaran IPS berdasarkan KTSP disusun secara sistematis komprehensif

    dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan.

    “IPS di Sekolah Dasar berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai,

    sikao, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan negara Indonesia”

    (KTSP: 2006). Fungsi-fungsi tersebut dapat diwujudkan bila guru menggunakan

    contoh-contoh dan alat pelajaran yang relevan dengan tingkat dan perkembangan

    anak didik, pada saat melakukan proses pembelajaran.

    2.1.6 Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD

    a. Kedudukan Guru dalam Pengajaran IPS

    Penulis beranggapan bahwa pada proses mengajar dan interaksi edukatif, guru

    menjadi pelaksana dan penyelenggara. Artinya guru sangat berperan penting

    dalam pengajaran dikelas karena dengan diawali interaksi yang baik oleh guru

    maka siswa aktif akan muncul dengan sendirinya. Dalam pengajaran IPS, guru

    memiliki kedudukan dan peranan tertentu sebagai guru IPS. Nurhadi

    (2010:66-68) mengatakan bahwa” kedudukan guru dalam pengajaran IPS

    meliputi hal-hal sebagai berikut:

    a. Kemampuan Mengorganisasi dan Menjabarkan Materi Pelajaran

    Memiliki kemampuan mengorganisasi dan menjabarkan materi

    sangatlah penting dimiliki seorang guru IPS, karena itu merupakan

    salah satu kunci guru dalam mencapai tujuan intrukional IPS. Adapun

    kriterianya adalah sebagai berikut: 1) guru menaruh minat yang penuh

    terhadap IPS. 2) guru menguasai hakikat IPS. 3) guru mempunyai jiwa

    wiraswasta.

    b. Kemampuan menggunakan Variasi Strategi Pembelajaran

    Dalam kriteria kompetensi ini yaitu guru memiliki kemampuan

    menggunakan variasi strategi pembelajaran mengandung beberapa

    kemampuan dasar yang harus dimiliki guru yaitu: 1) Dasar

    kepemimpinan. 2) Dasar stimulator. 3) Dasar kemampuan melakukan

    pembelajaran TIM.

  • 12

    c. Kemampuan Melibatkan Murid secara Aktif dan Langsung

    Kemampuan melibatkan murid secara aktif dan langsung adalah

    kompetensi guru yang merupakan cerminan kemampuan guru pada

    point-point sebelumnya. Kemampuan yang satu ini melibatkan

    kemampuan-kemampuan guru yang lainnya yaitu kemampuan guru

    sebagai seorang pemimpin, sebagai seorang stimulator, sebagai

    seorang motivator dan sebagai seorang wiraswasta dalam bidang

    pendidikan.

    Berdasarkan anggapan penlis diawal mengenai kedudukan guru

    dalam pengajaran IPS serta uraian teori diatas maka pada

    pembelajaran IPS, siswa bukan hanya menjadi posisi penerima materi

    saja dari guru melainkan juga menjadi subyek yang aktif dalam

    pembelajaran. Maka dari itu guru harus mengetahui kondisi peserta

    didiknya yaitu kondisi perkembangan mental peserta didik, kesadaran

    mental peserta didik dan menggali potensi peserta didik.

    b. Ketrampilan Dasar dalam Pengajaran IPS

    Ketrampilan-ketrampilan dalam pengajaran IPS diantaranya adalah

    ketrampilan yang dapat digunakan untuk menangani gejala-gejala social. Hal

    ini mencakup ketrampilan berfikir dan pengolah data. Jadi, ketrampilan IPS

    tidak hanya dari segi psikomotor saja. Yang perlu diperhatikan adalah

    menjadikan agar siswa dapat mengetahui cara memperoleh informasi dari

    gejala-gejala yang ada dalam masyarakat.serta ketrampilan dalam

    berpartisipasi mengambil keputusan di dalam kehidupan bermasyarakat.

    Kelompok pakar yang bekejja dalam NCSS, ”menjelaskan bahwa

    keterampilan mengajar IPS yang relevan dibagi dalam 3 kelompok yaitu :

    1) Ketrampilan memperoleh informasi, meliputi :

    a. Ketrampilan membaca, mancakup: pemahaman, perbendaharaan

    bahasa, kecepatan membaca.

    b. Ketrampilan studi, mencakup: mendapatkan informasi dan menata

    informasi.

  • 13

    c. Ketrampilan merujuk dan mecari informasi, mencakup:

    penggunaan perpustakaan, rujukan khusus, menggunakan

    petaglobe dan grafik, sumber masyarakat.

    d. Ketrampilan teknis dalam penggunaan alat-alat elektronik,

    mencakup: ketrampilan komputer dan jaringan informasi dari

    televisi dan telepon.

    2) Ketrampilan mengorganisasikan dan megolah informasi, meliputi

    a. Ketrampilan intelektual yang mencakup: mengkalsifikasikan

    informasi, menginterpretasi informasi, menganalisis informasi,

    membuat ikhtisar, mensintesiskan informasi, mengevaluai

    informasi.

    b. Ketrampilan mengambil keputusan.

    3) Ketrampilan dalam hubungan dalam interpersonal dan partisipasi

    sosial, meliputi

    a. Ketrampilan personal

    b. Ketrampilan berinteraksi dalam kelompok

    c. Ketrampilan partisipasi sosial dan politis.

    Berdasarkan uraian diatas maka ketiga ketrampilan tersebut bertujuan agar

    peserta didik dapat berinteraksi/bersosialisasi dengan baik di lingkungan

    keluarga, sekolah, teman sebaya dan masyarakat. Pada intinya ketrampilan

    tersebut nantinya akan peserta didik peroleh manfaatnya kelak saat terjun

    dalam kehidupan bermasyarakat yang di sana nanti harus mampu dalam

    mengambil keputusan yang bijaksana.

    c. Teknik dan Strategi Pengajaran IPS

    Penulis beranggapan mengenai taknik dan startegi pengajaran IPS pasti

    erat kaitannya dengan kemampuan guru dalam menyampaikan materi IPS

    menggunakan strategi-strategi yang ada sesuai keadaan peserta didik dan

    fasilitas sekolah serta kemmapuan guru itu sendiri. Berdasarkan teori yang ada

    menurut Nurhadi (2010:70) menjelaskan “teknik dan stategi pengajaran

    dalam mata pelajaran IPS adalah sebagai berikut:

  • 14

    1) Membina konsep dan mengembangkan generalisasi pada IPS.

    2) Mengajarkan ketrampilan pada pengajaran IPS.

    3) Mengajarkan nilai dan sikap pada pengajaran IPS.

    4) Mengembangkan inkuiri dan berfikir.

    5) Mengembangkan prosedur bertanya efektif pada pengajaran IPS.

    Berdasarkan uraian teori diatas serta anggapan awal penulis dapat

    disimpulkan bahwa teknik dan strategi pengajaran IPS bukan hanya

    berkonsentrasi pada cara penyampaian materinya namun juga esensisl

    materinya harus mudah dimengerti peserta didik karena materi IPS erat

    kaitannya dengan praktek langsung dalm kehidupan sehari-hari.

    2.1.7 Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan media audiovisual

    (video)

    Penulis beranggapan tentang pengajaran IPS menggunakan media

    ausiovisual dalam pengajaran mata pelajaran IPS menggunakan media

    pembelajaran berupa media audiovisual (video pembelajaran) harus menimbulkan

    suasana belajaran yang menyenangkan sehingga siswa terlibat aktif dalam proses

    pembelajaran di dalam kelas khususnya pada mata pelajaran IPS. Metode

    pengajaran interaksi edukatif sangat sesuai dalam pengajaran IPS menggunakan

    media video, berdasarkan teori menurut Nurhadi (2010:65) mengatakan tentang

    criteria pengajaran iteraksi edukatif adalah sebagai berikut:

    a. Dalam mengajar terdapat tujuan yang jelas, jadi dalam proses

    pembelajaran terutama guru sebagai pelaksanan utama harus

    menyiapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam proses

    pembelajaran nanti agar kegiatan PBM berjalan sesuai rencana yang

    ditentukan.

    b. Dalam mengajar terdapat bahan ajar (berupa video pembelajaran) yang

    menjadi isi dalam proses pembelajaran.

    c. Terdapat peserta didik (pelajar) yang aktif mengalami, siswa terlibat

    aktif dalam proses pembelajran dengan menggunakan media video

    sebagai sumber materi ajar.

  • 15

    d. Terdapat guru yang melaksanakan, dalam pembelajaran dengan media

    video sebagai sumber materi ajar terdapat guru sebagai pengajar skaligus

    penanggung jawab dalam kegiatan belajar mengajar.

    e. Terdapat metode tertentu dalam mencapai tujuan, jadi dalam proses

    pembelajaran dengan media video sebagai sumber materi ajar, maka

    dalam penyampaian materi masih harus di perlukan dengan penggunaan

    metode mengajar yang lain supaya penyampaian materi menggunakan

    media video siswa tidak merasa bosan dan tujujan pembelajaran dapat

    tercapai.

    f. Proses interaksi tersebut berlangsung dalam ikatan situasional, jadi

    proses interaksi aktif antara guru dan siswa dalam pembelajaran

    menggunakan media video sebagai sumber materi ajar. Proses aktif

    siswa berlangsung situasional artinya sesuai situasi yang ditimbulkan

    selama proses pembelajaran berlangsung (tidak dapat diatur secara

    paksa/kaku).

    Berdasarkan uraian diatas serta anggapan awal penulis tentang pemakaina

    media audiovisual dalam pengajaran IPS dapat disimpulkan bahwa pemakian

    media audiovisual dalam pembelajaran IPS sangat membantu dalam

    penyampaian materi dan dapat menimbulkan interaksi edikatif didalam kelas

    sesuai teori diatas.

    2.1.8 Meteri Ajar Ilmu Pengetahuan Sosial

    a. Standar Kompetensi

    2.Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.

    b. Kompetensi Dasar

    2.1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan

    c. Indikator Pencapaian Kompetensi

    2.1.1 Menjelaskan jenis-jenis pekerjaan di lingkungan rumah.

    2.1.2 Memparafrasakan jenis-jenis pekerjaan yang menghasilkan barang.

    2.1.3 Memparafrasakan jenis-jenis pekerjaan yang mengutamakan jasa.

    2.1.4 Mengklarifikasikan manfaat semangat kerja.

    d. Tujuan pembelajaran

  • 16

    1. setelah siswa menyaksikan video pembelajaran tentang jenis-jenis

    pekerjaan siswa dapat menjelaskan2 macam jenis pekerjaan

    2. setelah siswa menyaksikan video pembelajaran tentang jenis-jenis

    pekerjaan siswa dapat memparafrasakan pengertian pekerjaan yang

    menghasilkan barang

    3. setelah siswa menyaksikan video pembelajaran tentang jenis-jenis

    pekerjaan siswa dapat memparafrasakan pengertian tentang

    pekrejaan yang menghasilkan jasa

    4. setelah siswa menyaksikan video pembelajaran tentang jenis-jenis

    pekerjaan siswa dapat memparafrasakan contoh pekerjaan yang

    menghasilkan barang

    5. setelah siswa menyaksikan video pembelajaran tentang jenis-jenis

    pekerjaan siswa dapat memparafrasakancontoh pekerjaan yang

    menghasilkan jasa

    6. setelah siswa menyaksikan video pembelajaran tentang jenis-jenis

    pekerjaan siswa dapat mengklarifikasikanmanfaat semangat kerja

    e. Uraian Materi Pokok

    Jenis-jenis pekerjaan dibagi menjadi 2 yaitu:

    1. Pekerjaan yang menghasilkan barang : segala jenis pekerjaan yang

    hasil kerjanya berupa barang. barang ini dapat dijual untuk

    mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Adapun

    contoh pekerjaan yang menghasilkan barang adalah sebagai berikut:

    a. Petani

    petani adalah orang yang pekerjaannya bertani. petani menanam

    berbagai macam tanaman seperti padi, ketela, singkong, jagung,

    kedelai dll. selain petani tanaman ada juga petani garam dengan

    barang yang dihasilkan berupa garam. Petani perkebunan yang

    menghasilkan barang berupa cengkeh, kopi, karet, kelapa sawit

    dlll.

    b. Peternak

  • 17

    Peternak adalah orang yang pekerjaannya memelihara dan

    mengembangbiakan hewan. hewan yang biasa diternakan

    adalah sapi, kambing, kuda, domba, kerbau, bebek, angsa dll.

    hasil yang diperoleh peternak bisa berupa susu, telur dan

    daging.

    c. Nelayan

    Nelayan adalah orang yang pekerjaanya menangkap hasil-hasil

    laut dan sejenisnya. contoh ikan tongkol, tengiri, tuna, pari dll.

    hasil laut yang lain seperti kerang, cumi, kepiting laut, udang

    dll.

    d. Konveksi

    Konveksi adalah jenis pekerjaan yang menghasilkan barang dari

    bahan-bahan kain. hasil pekerjaan konveksi antara lain, baju,

    celana, jas, jaket, kaos, dan sebagainya.

    e. Pengrajin

    Pengrajin adalah orang yang membuat aneka kerajinan.

    berdasarkan bahan baku, pengrajin dibedakan menjadi

    pengrajin kayu, pengrajin rotan, pengrajin kulit, pengrajin emas,

    pengrajin perak, pengrajin gerabah dll.

    pengrajin kayu menghasilkan meja, kursi, almari, pintu dan

    lain-lain.

    pengrajin kulit menghasilkan sepatu, tas, ikat pinggang dan

    lain-lain.

    f. Produsen/pembuat makanan

    Pekerjaan membuat makanan contohnya membuat roti, kue,

    tahu, tempe dan lain-lain. barang yang dihasilkan adalah makan

    yang sipa dijual.

    g. pembuat alat-alat musik

    Pekerjaan membuat alat-alat musik menghasilkan barang

    berupa gitar, drum, angkulng, lecapi dan alat musik lainnya.

    h. Pengusaha jamu dan herbal

  • 18

    Pengusaha jamu herbal menghasilkan produk berupa jamu dan

    herbal yang siap dijual bebas di pasaran dengan izin

    pemerintah.

    i. Penerbit dan percetakan

    Penerbit dan percetakan adalah pekerjan yang menghasilkan

    barang berupa buku, majalah, surat kabar dan sebagainya.

    j. Pelukis

    Pelukis bekerja menghasilkan barang yang berupa lukisan.

    lukisan ini dijual secara bebas di pasaran. Lukisan para pelukis

    terkenal biasanya dijual melalui ajang pameran.

    k. Penulis

    Penulis adalah orang yang bekerja membuat aneka macam

    tulisanyang bernilai tinggi. Barang yang dihasilkan adalah

    berupa tulisan seperti cerpen, novel, puisi, buku pelajaran , dan

    lain lain.

    l. Pencipta lagu

    Pencipta lagu adalah orang yang bekerja membuat lagu. Karya

    yang dihasikan adalah berupa lagu yang bisa dinyanyikan oleh

    orang lain. Lagu ini biasanya ditawarkan kepada penyanyi dan

    produsen untuk kemudian direkam dan dijual secara luas.

    2. Pekerjaan yang menghasilkan jasa

    Jasa adalah layanan yang bermanfaat yang bisa dijual kepada

    orang lain. jasa dapat berupa pemikiran, keahlian, tenaga atau

    gabungan dari ketiganya.

    Pekerjaan yang menghasilkan jasa artinya pekerjaan yang berupa

    pemberian manfaat dari pemikiran, keahlian, dan tenaga kepada orang

    lain untuk ditukar dengan nilai uang tertentu. adapun contoh-contoh

    pekerjaan yang menghasilkan jasa adalah sebagai berikut:

    a. Jasa Pendidikan.

    1. Dosen

  • 19

    Dosen adalah orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan

    kepada orang di perguruan tinggi.

    2. Guru

    guru adalah orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan kepada

    orang lain. Guru umumnya bertugas di sekolah.

    3. Tutor

    Tutor adalah orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan kepada

    orang lain di lembaga-lembaga pendidikan dan ketrampilan.

    b. Jasa Kesehatan.

    1. Dokter

    Dokter adalah orang yang pekerjannya memeriksa dan

    mengobati orang sakit.

    2. Apoteker

    Apoteker adalah orang yang pekerjaanya meracik obat.

    Apoteker biasanya bekerja di apotek, rumah sakit atau

    membantu dokter di rumah.

    3. Perawat

    Perawat adalah orang yang pekerjaannya merawat orang sakit.

    Perawat biasa bekerja di rumah sakit atau klinik

    4. Bidan

    Bidan adalah orang yang pekerjaannya memeriksa dan

    membantu orang melahirkan.

    c. Jasa Transportasi.

    1. Nahkoda

    Nahkoda adalah orang yang mengemudikan kapal laut.

    2. Pilot

    Pilot adalah orang yang mengemudikan pesawat terbang.

    3. Becak

    Becak merupakan jenis angkutan yang menggunakan jasa

    manusia.

    4. Ojek

  • 20

    Ojek adalah jasa angkutan yang menggunakan kendaraan

    bermotor.

    5. Sopir

    Sopir adalah orang yang pekerjaanya mengemudikan alat alat

    transportasi darat seperti: mobil, truk, bus, maupun taksi

    d. Jasa Layanan.

    1. Pegawai Negri

    Pegawai negri adalah orang yang bekerja di kantor

    pemerintahan dan telah memiliki nomer induk pegawai (NIP)/

    2. Pramuniaga

    Pramuniaga adalah orang yang bekerja menjadi pelayan toko.

    3. Pramuwisata

    Pramuwisata adalah orang yang pekerjaannya menjelaskan

    tentang tempat-tempat wisata kepada turis.

    4. Pramugari

    Pramugari adalah orang yang memberi pe;ayanan kepada

    penumpang di pesawat terbang.

    5. Pramuwisma

    Pramuwisma disebut pembantu rumah tangga. Pramuwisma

    bekerja membantu pekerjaan sebuah rumah keluarga.

    6. Tukang pos

    Tukang pos adalah orang yang bekerja mengantarkan surat-

    surat.

    Manfaat semangat kerja adalah sebagai berikut:

    1. Pekerjaan cepat selesai

    2. Membuahkan hasil yang lebih baik dan melimpah

    3. Menumbuhkan rasa puas .

    f. Keterkaitan Taksonomi Bloom terhadap Materi Jenis-Jenis Pekerjaan

  • 21

    Dalam pemilihan materi ajar didalam mengembangan sebuah

    media pembelajaran harus dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah

    ditentukan. Tujuan pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan teori

    kognitif seperti teori kognitif taksonomi bloom yang meliputi 6 level. Pada

    skema dibawah peneliti menyusun tujuan pembelajaran pada level 2 yaitu

    memahami, dengan kata kerja yang digunakan adalah memparafrasakan(

    siswa dapat menjelaskan dengan kata-kata sendiri). Dengan berdasarkan

    pengetahuan konseptual(siswa memahami keterkaitan tentang macam-macam

    jenis pekerjaan yang meliputi pekerjaan penghasil barang dan pekerjaan penghasil

    jasa).

  • 22

    Gambar 2.1 Keterkaitan Taksonomi Bloom

    Dalam pemilihan materi pada mapel IPS jenis-jenis pekerjaan sesuai skema diatas

    dengan Standar Kompetensi: memahami jenis-jenis pekerjaan dan penggunaan uang,

    Kompetensi Dasar: Mengenal jenis-jenis pekerjaan, Indikator: 1) menjelaskan jenis-jenis

    pekerjaan di lingkungan sekolah 2) memparafrasakan jenis-jenis pekerjaan yang

    menghasilkan barang 3) memparafrasakan jenis-jenis pekerjaan yang mengutamakan jasa

    4) mengklarifikasikan manfaat semangat kerja. Sesuaiindikator-indikator tersebut peneliti

    telah menyesuaikannya dengan tingkat perkembangan kognitif taksonomi bloom yaitu

    pada level memahami, ditingkat ini siswa diharapkan mampu mengkontruksikan makna

    Dimensi

    Pengetahuan

    Dimensi Proses Kognitif

    1.

    meng-

    ingat

    2.

    Mema-

    hami

    3.

    Menga-

    plikasikan

    4.

    Mengana-

    lisis

    5.

    Mengeva-

    luasi

    6.

    Mencipta

    A. Faktual

    B. Konseptual X

    C. Prosedural

    D. Metakognitif

    Tujuan pembelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaansiswa belajar memahami macam

    macam jenis pekerjaan yaitu :

    1. Pekerjaan yang menghasilkan barang

    2. Pekerjaan yang menghasilkan jasa

    Kata benda

    1. Pekerjaan yang menghasilkan barang 2. Pekerjaan yang menghasilkan jasa

    Kata Kerja

    Mengklarifikasikan

    Memparafrasakan

    Mencontohkan

    Mengklasifikasikan

    Merangkum

    Menyimpulkan

    Menjelaskan Dimensi pengetahuan

    A. pengetahuan koseptual. (siswa memahami keterkaitan tentang macam-macam jenis pekerjaan yang meliputi pekerjaan penghasil

    barang dan pekerjaan penghasil jasa)

    B. Pengetahuan Konseptual C. pengetahuan prosedural D. pengetahuan metakognitif

    Dimensi Proses Kognitif

    1. mengingat 2. memahami 3. mengaplikasikan 4. menganalisis 5. mengevaluasi 6. mencipta

    Sumber: buku Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, pengajaran dan

    Asesmen “Revisi Taksonomi Bloom”Editor :Lorin W Anderson

  • 23

    dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, digambar dan ditulis oleh guru,

    lebih tepatnya pengetahuan yang baru masuk dipadukan dengan skema-skema dan

    kerangka kognitif yang telah ada. Pengetahuan konseptual menjadi dasar untuk

    memahami (Lorin 2010:100). Dalam level memahami meliputi menafsirkan,

    mencontohkan,mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan

    menjelaskan.

    Peneliti mengharapkan siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah

    ditentukan sesuai tahap/level dalam proses kognitif taksonomi bloom melalui media yang

    dikembangkan yaitu video pembelajaran jenis-jenis pekerjaan kelas III semester II.

    2.2 Media Pembelajaran

    2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

    a. Pengertian media secara harfiah

    Secara harfiah mediaberarti perantara atau pengantar . Association for

    Education and Communication Technology (AET) mengartikan media sebagai

    segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi, sedangkan

    National Education Association (NBA) mengartikan media sebagai segala

    sesuatu yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca at,au

    dibicarakan beserta instrument yang, digunakan d,alam kegiatan tersebut.

    Nuryani (2005:114)

    Dari uraian diatas dapat disumpulkan bahwa media adalah segala sesuatu

    yang dapat menyalurkan informasi/pesan sehingga dapat merangsang

    pemikiran seseorang guna mendorong terjadinya proses belajar seseorang.

    b. Pengertian media dalam arti umum

    Pengertian media dalam arti umum menurut para ahli adalah sebagai berikut:

    1) Santoso S. Hamisjojo mengatakan bahwa “ media adalah semua

    bentuk „perantara‟ yang dipakai orang dipakai orang menyebar ide,

    sehingga gagasan itu sampai kepada penerima.

    2) Dalam M.C. Luhan mengatakan bahwa “sarana disebut „CHANNEL‟,

    Karena pada hakekatnyatelah memperluas atau memperpanjangj

    kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan melihat dalam

  • 24

    batas-batas jarak, ruang dan watu tertentu dan dengan media batas-

    batas tersebut hamper tidak ada”.

    3) Dalam Black and Horalsen mengatakan bahwa “saluran komunikasi

    atau medium yang digunakan untuk memebawa atau menyampaikan

    sesuatu pesan, dimana medium ini merupakan jalan atau alat dengan

    mana suatu pesan berjalan antara komunikator dengan komunikan.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian media

    dalam arti umum adalah sarana yang digunakan sebagai perantara

    penyampaian informasi/pengetahuan dari penyampai informasi ke

    penerima informasi.

    c. Pengertian media dalam pembelajaran

    Pengertian media dalam pembelajaran penulis beranggapan bahwa pengertian

    dari itu adalah alat yang digunakan guru untuk membantu menyampaian

    informasi berupa pengetahuan kepada peserta didik. Sedangkan berdasarkan

    teori yang ada menurut Nuryani (2005:114) Pengertian media dalam

    pembelajaran adalah sebagai berikut:

    1) “Media yang penggunaannya didintegrasikan dengan tujuan dan isi

    pembelajaran, y,ang biasanya sudah diruangkan dalam GBPP dan

    dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar”.

    (Santoso S. Hamidjojo)

    2) “Peralatan fisik untuk membawakan atau menyampaikan isi

    pembelajaran, kedalamnya termasuk buku, film, video cassets, sajian

    slide, raidio, OHP dan lain sebagainnya, termasuk suara guru dan

    perilaku non verbal”.(Briggs)

    Dari batasan diatas, maka ada dua unsure yang terkandung dalam

    pembelajaran, yaitu (1) pesan atau bahan pembelajaran yang akan

    disampaikan, dengan istilah lain disebut perangkat lunak (soft ware),

    dan (2) perangkat keras (hard ware) yang berfungsi sebagai alat

    belajardan alat bantu untuk belajar.

    Penggunaan media secara kreatif oleh guru dapat memungkinkan

    siswa belajarj lebih banyak, memahami pelajaran yang diperoleh

  • 25

    dengan baik dan meningkatkan penampilan siswa didalam kelas sesuai

    tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

    Berdasarkan uraian teori diatas dan anggapan awal penulis

    mengenai pengertian media dalam pembelajaran adalah peralatan fisik

    yang terintegrasi dugunakan untuk membantu penyampaian materi

    kepada peserta didik.

    2.2.2 Fungsi Media Pembelajaran

    Dalam nuryani (2005:119) fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut:

    1) Memperjelas dan memperkaya/melengkapi informasi yang diberikan secara

    verbal.

    2) Meningkatkan motivasi dan perhatian siswa untuk belajar.

    3) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyampaian informasi.

    4) Menambah variasi penyajian materi.

    5) Pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah dan

    mencegah kebosanan siswa untuk belajar.

    6) Kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak mudah

    dilupakan siswa.

    7) Memberikan pengalaman yang lebih konkret bagi hal yang mungkin abstrak.

    8) Meningkatkan keingintahuan (curiousity) siswa.

    9) Memberikan stimulus dan respon siswa.

    Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi media pada

    intinya adalah untuk membantu guru menyampaiakn informasi berupa

    pengetahuan kepada peserta didik agar peserta didik dengan menyenangkan tanpa

    paksaan tanpa mengurangi nilai esensial materi yang disampaikan.

    2.2.3 Peranan Media dalam pembelajaran

    Tentang peranan media dalam pembelajaran penulis beranggapan media

    sangat penting dan menentukan keberhasilan pembelajaran suatu kelas.

    Berdasarkan teori yang ada menurut Nuryani (2005:119-120) menjelaskan bahwa

    “ media mempunyai peranan yang cukup berarti dalam pembelajaran, diantaranya

    adalah sebagai berikut:

  • 26

    1) Mengatasi masalah keterbatasan ruang kelas

    Seperti model misalnya, digunakan karena objek asli tidak mungkin

    ditunjukkan dimuka kelas ketika proses pembelajjaran oleh guru. Misalnya,

    karena terlalu besar, terlalu kecil, terlalu rumit terlalu berbahaya dan

    sebagainya.

    2) Mengatasi masalah letak geografis

    Misalnya daerah pegunugan yang jauh dari pantai, untuk memperlihatkan laut

    digunakan media yaitu berupa video.

    3) Mengatasi benda yang gerakannya terlalu cepat (misalnya kepakkan sayap

    lebah/kupu-kupu), atau terlalu lambat (seperti proses mekarnya bunga), pada

    hal gerakknya ini yang menjadi pusat perhatian. Kesulitan ini bisa diatasi

    dengan pemakian media berupa videoyang bisa diperlambat atau dipercepat.

    Berdasarkan teori diatas serta anggapan awal penulis mengenai peranan

    media pembelajaran pada intinya dapat disimpulkan bahwa media sangat penting

    dalam proses pembelajaran karena dapat membantu guru apabila mengalami

    kendala dan proses pengajaran begitupun sebaliknya siswa juga terbantu dalam

    menyerap ilmu pengetahuan.

    2.2.4 Macam-Macam Media Pembelajaran

    Perkembangan IPTEK semakin berkembang termasuk pada bidang pendidikan,

    termasuk perkembangan dalam hal membuat keanekaragaman media

    pembelajaran yang dihardirkan guna menunjang proses pembelajaran dikelas.

    Keanekaragaman ini di kemukakan oleh Djamarah dan Zain (2002:104-102) yang

    berpendapat “bahwa sangat banyak macam-macam media dan dapat

    dikategorisasikan menjadi, sebagai berikut:

    a. Menurut jenisnya

    1) Media Auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara

    saja, seperti radio cassets recorder dan piringan hitam. Media ini tidak

    cocok untu orang yang memiliki gangguan pendengaran.

    2) Media Visual, yaitu media yang mengandalkan indra penglihatan. Media

    ini menampilkan gambar diam seperti film strip, slide, foto, gambar atau

  • 27

    lukisan dan cetakan. Ad.apula media visual yang menampilkan media atau

    symbol gambar bergerak.

    3) Media Audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsure suara dan unsure

    gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena

    meliputi kedua jenis media yaitu aditif dan visual. Media ini dibagi lagi

    menjadi 4 yaitu:

    a) Media audiovisual diam, y,aitu media yang menampilkan suara dan

    gambar seperti film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara dan

    cetak suara.

    b) Audiovisual gerak, yaitu media yang menampilkan unsure suara dan

    gambar bergerak seperti seperti film suara dan video cassets.

    c) Audiovisual murni, yaitu baik unsure suara maupun unsure gambar

    berasal dari suatu sumber seperti film gambar video cassets.

    d) Audiovisual tidak murni, yaitu yang unsure suara dan gambarnya

    berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang

    usur gambarnya berasal dari slide proyektor dan unsure suaranya dari

    tape recoeder.

    b. Menurut daya linputnya

    Media pembelajaran menurut daya liputnya dibagi menjadi 3 yaitu:

    1) Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak

    terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik

    yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh radio dan televise.

    2) Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu. Media ini

    penggunaannya membutuhkan tempat dan ruang yang khusus seperti film,

    sound slide, film rangkai yang harus menggunakan tempat tertutup dan

    gelap.

    3) Media untuk pembelajaran individual. Media ini penggunaanya hanya

    untuk seorang diri. Media yang termasuk kategori ini adalah modul

    berprogram dan pengajaran computer.

  • 28

    c. Menurut bahan pembuatannya

    Media pembelajaran menurut bahan pembuatannya diklasifikasikan menjadi 2

    yaitu:

    1) Media Sederhana. Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh, harganya

    murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.

    2) Media Kompleks. Media ini adalah media yang bahan dan alat

    pembuatannnya sulit diperoleh, mahal harganya, sulit membuatnya, dan

    penggunaanya memerlukan keterampilan yang memadai.

    Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media memiliki

    banyak macam yaitu menurut jenisnya, bahan pembuatanya dan daya

    liputnya, sehingga penulis berpendapat media sangat luas jangkauannya

    sehingga memang diperlukan kekreatifitasan guru dalam meenggunakan

    media terlebih mampu menciptakan media sesuai kebutuhan walaupun

    sederhana.

    2.2.5 Faktor dalam Pemilihan Media Pembelajaran

    Djamarah dan Zain (2002:104-102) Faktor dalam memilih media pembelajaran

    meliputi 6 yaitu:

    1) Objektivitas

    2) Program pengajaran

    3) Sasaran program

    4) Situasi dan kondisi

    5) Kualitas teknik

    6) Kefektifan dan efisiensi penggunaan.

    Dalam pemilihan media terlebih oleh guru sebagai pengguna harus sesuai

    dengan keadaan sekolah serta kemampuan guru itu sendiri dan kondisi peserta

    didik, sehingga fungsi media sebagai alat mempermudah guru dalam

    menyampaikan materi benar terjadi bukan malah sebaliknya media dapat menjadi

    kendala guru dalam penyampaian materi.

  • 29

    2.3 Video Pembelajaran

    2.3.1 Pengertian Video Pembelajaran

    Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-vidi-visum yang artinya

    melihat (mempunyai daya penglihatan). Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:

    1119) mengartikan video dengan: “1) bagian yang memancarkan gambar pada

    pesawat televisi; 2) rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat

    televisi”.

    Sejalan dengan definisi diatas, Smaldino (2008: 374) mengartikan bahwa

    video pembelajaran adalah “the storage of visuals and their display on television-

    type screen” yang artinya penyimpanan/perekaman gambar dan penanyangannya

    pada layar televisi. Video, “dilihat sebagai media penyampai pesan, termasuk

    media audio-visual atau media pandang-dengar” (setyosari & Sihkabuden, 2005:

    117).

    2.3.2 Karakteristik Video Pembelajaran

    Karakteristik video pembelajaranMenurut Ngadiyono Y “video pembelajaran

    adalah rangkaian gambar elektronik yang memiliki unsur gerakan dan suara yang

    digunakan sebagai alat bantu mengajar pada berbagai bidang studi atau mata

    kuliah” .

    Video pembelajaran memiliki 3 karakteristik yaitu:

    1. Signal video menyajikan objek gambar (3 dimensi) yaitu warna gerakan

    dan suara.

    2. Tata urutan gambar tetap (tidak bisa diubah) .

    3. Cenderung kurang memberi respon pada peserta didik.

    Sedangkan menurut Keep and Dayton (1985) kontribusi video pembelajaran

    adalah sebagai berikut:

    1. Penyampaian pesan pembelajaran lebih berstandar.

    2. Pembelajaran dapat lebih menarik.

    3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan penerapan teori belajar.

    4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.

  • 30

    5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

    6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.

    7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran

    dapat ditingkatkan.

    8. Peran guru berubah kearah positif.

    2.3.3 Keunggulan Video Pembelajaran

    Kelebihanvideo pembelajaran menurut Nugent (2005) dalam Smaldino

    dkk. (2008: 310) antara lain:

    Video dimanfaatkan untuk hampir semua topik, tipe belajar, dan setiap ranah:

    kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada ranah kognitif, pembelajaran bisa

    mengobservasi rekreasi dramatis dari kejadian sejarah masa lalu dan rekaman

    aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara dan gerak di sini mampu

    membuat karakter berasa lebih hidup.

    Selain itu menonton video, setelah atau sebelum membaca, dapat

    memperkuat pemahaman siswa terhadap materi ajar. Pada ranah afektif, video

    dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi dan penyikapan dari

    pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari potensi emosional

    impact yang dimiliki oleh video, di mana ia mampu secara langsung membetot

    sisi penyikapan personal dan sosial siswa. Membuat mereka tertawa terbahak-

    bahak (atau hanya tersenyum) karena gembira, atau sebaliknya menangis berurai

    air mata karena sedih. Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan

    dalam memperlihatkan bagaimana sesuatu bekerja. Misalnya dalam mendemons-

    trasikan bagaimana kenampakan permukaan bumi dalam mata pelajaran IPS.

    Semua itu akan terasa lebih simpel, mendetail, dan bisa diulang-ulang.

    Bermacam peralatan dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan

    pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk

    menghindari verbalisme yang masih mengkin terjadi kalau hanya digunakan alat

    bantu visual semata. Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan

    pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut

    yang kemudian dinamakan Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Edgar Dale cone of

    experience).

    Edgar Dale memandang bahwa nilai media pembelajaran diklasifikasikan

    berdasarkan nilai pengalaman. Menurutnya, pengalaman itu mempunyai dua belas

  • 31

    (12) tingkatan. Tingkatan yang paling tinggi adalah pengalaman yang paling

    konkret. Sedangkan yang paling rendah adalah yang paling abstrak, diantaranya :

    1. Direct Purposeful Experiences: Pengalaman yang diperoleh dari kontak

    langsung dengan lingkungan, obyek, binatang, manusia, dan sebagainya,

    dengan cara perbuatan langsung.

    2. Contrived Experiences : Pengalaman yang diperoleh dari kontak melalui

    model, benda tiruan, atau simulasi.

    3. Dramatized Experiences : Pengalaman yang diperoleh melalui prmainan,

    sandiwara boneka, permainan peran, drama soial.

    4. Demonstration : Pengalaman yang diperoleh dari pertunjukan.

    5. StudyTrips : Pengalaman yang diperoleh melalui karya wisata.

    6. Exhibition : Pengalaman yang diperoleh melalui pameran.

    7. Educational Television : Pengalaman yang diperoleh melalui televisi

    pendidikan.

    8. MotionPictures : Pengalaman yang diperoleh melalui gambar, film hidup,

    bioskop.

    9. StillPictures : Pengalaman yang diperoleh melalui gambar mati, slide,

    fotografi.

    10. Radio and Recording : Pengalaman yang diperoleh melalui siaran radio atau

    rekaman suara.

    11. Visual Symbol : Pengalaman yang diperoleh melalui simbol yang dapat dilihat

    seperti grafik, bagan, diagram

    12. Verbal Symbol : Pengalaman yang diperoleh melalui penuturan kata-kata.

    Yang kita ingat Modus

    Verbal

    Visual

    Berbuat

    Baca 10%

    Dengar 20%

    Lihat

    30% Lihat dan dengar

    40%

    70% Katakan

    Katakan dan lakukan

    90%

    Gambar 2.2 Kerucut Pengalaman

  • 32

    perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati, dan

    mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa.

    Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui

    pengalaman langsung, maka semakin banyak pengalaman yang diperolehnya.

    Sebaliknya semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya hanya

    mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan

    diperoleh siswa . Video sangatlah membantu siswa pada saat penyampaian materi

    berlangsung,karena pada saat melihat video bagian tubuh otak,mata dan telinga

    akan bekerjasama untuk menerima dan menyimpan apa yang dilihat ke dalam

    memori otak.

    2.3.4 Kelemahan Video Pembelajaran

    Video pembelajaran selain mempunyai keunggulan disatu sisinya juga

    mempunya kekurangan. Menurut Nugent (2005) dalam Smaldino dkk. (2008:

    310) video/film juga memiliki kekurangan, di antaranya adalah sebagai berikut:

    Sebagaimana media audio-visual yang lain, video juga terlalu menekankan

    pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut; pemanfaatan

    media ini juga terkesan memakan biaya tidak murah, terutama bagi gurudengan

    gaji pas-pasan di negeri ini dan penanyangannya juga terkait peralatan lainnya

    seperi videoplayer, layar bagi kelas besar beserta LCDnya, pemakaian listrik yang

    harus dalam keadaan hidup terus menerus dan lain-lain.

    Dari kelemahan tersebut masih bisa kita atasi antara lain dengan cara,

    pemanfaatan media sosial seperti video di situs youtube sehingga guru tidak perlu

    ribet membuat video pembelajaran untuk mengajar. Pemakaian listrik yang terus

    menerus dapat diatasi dengan penggunaan power saving/UPS dan solare, pada

    saat listrik padam kegiatan pembelajaran masih dapat dilakukan dan sekolah

    mampu memproduksi listrik sendiri. Untuk layar dapat memanfaatkan tembok

    kelas sebagai layar untuk memvisualisasikan video pembelajaran. Jika semua

    langkah tersebut masih berkendala, maka guru sebaiknya guru mengunakan

    cadangan model dan metode pembelajaran lain sebagai penyampai materi

    pelajaran.

  • 33

    2.3.5 Kepraktisan Video Pembelajaran dalam Pengajaran

    Andre R (1982:53-56) mengatakan bahwa video dalam pengajaran memiliki

    beberapa kerpraktisan yaitu:

    1) Media video dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki peserta

    didik.

    2) Media video dapat melampaui batas ruang dan waktu

    3) Media video sangat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara anak

    didik dan lingkungannya

    4) Media video dapat memberikan keseragaman pengamatan

    5) Media video dapat menanamkan konsep dasar yang besar, konkret dan

    realistis

    6) Media video membangkitkan keinginan dan minat baru

    7) Media video memberikan pengalaman yang integral dari yang konkret sampai

    ke abstrak.

    2.3.6 Penggunaan Video Pembelajaran dalam Pengajaran

    Andre R (1982:53-56) Ada beberapa cara dalam penggunaan media video

    di dalam pengajaran, sehingga memungkinkan peserta didik ambil bagian secara

    aktif dan kreatif. Yang memungkinkan anak didik mampu menyumbangkan

    pemikiran dan mengalamannya.

    Sedikitnya terdapat 2 cara yang merupakan cara dasar dari berbagai variasi

    penggunaan metode mengajar deng video yakni sebagai berikut:

    1) Cara pertama (diskusi kelompok)

    Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

    a. Guru memberikan keterangan singkat akan jalannya pelajaran yang akan

    dibahas dan dialami bersama-sama, supaya peserta didik dapat

    mempersiapkan dirisehingga tujuan intruksional dapat tercapai.

    b. Media dipertunjukkan kepada anak-anak. Kalau media ini berupa gambar

    atau foto maka media ini bisa ditempel di papan tulis dan jika media

    berupa video maka diputarkan melalui alat yang sudah disediakan

    sebelumnya.

  • 34

    c. Setelah anak melihat dan mencermati isi dari materi di dalam media yang

    diputarkan , maka anak dibagi dalam kelompok-kelompok yang nantinya

    untuk diskusi. Diharapkan guru tetap mengawasi dalam pembagian

    kelompok agar tidak ramai.

    d. Setelah dibuat kelompok maka guru mengajukan beberapa pertanyaan

    yang sederhana kepada siswa namun mampu merangsang anak didik

    untuk menjawab.

    e. Diskusi berlangsung dalam bimbingan guru, agar kelas tidak gadug guru

    harus cermat dalam memperhatikan siswa baik yang aktif dalam diskusi

    maupun yang pasif supaya semua siswa dapat menyumbangkan

    pemikirannya melalui diskusi yang dilakukan.

    f. Setelah diskusi selesai siswa diminta melaporkan hasil diskusi dalam

    bentuk presentasi sederhana dan anggota kelompok lainnya memberikan

    tanggapan. Guru disini sebagai mediator dan penilai dalam presentasi hasil

    diskusi.

    g. Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran hari ini dan

    memberikan penekanan pada butir-butir penting terkait materi yang

    diajarkan.

    2) Cara kedua (diskusi klasikal)

    a. Guru memberikan penjelasan singkat akan jalannya pelajaran yang akan

    dibahas dan dialami bersama-sama, supaya peserta didik dapat

    mempersiapkan diri sehingga tujuan intruksional dapat tercapai.

    b. Media dipertunjukkan kepada anak-anak. Kalau media ini berupa gambar

    atau foto maka media ini bisa ditempel di papan tulis dan jika media

    berupa video maka diputarkan melalui alat yang sudah disediakan

    sebelumnya.

    c. Guru mengajukan pertanyaan tidak lebih dari 3 butir.

    d. Anak didik dipersilahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut pada

    buku tulisnya. Waktu yang diberikan kurang lebih 15 menit.

    e. Guru meminta siswa menghentikan tugasnya. Lalu guru minta agar anak

    didik mengungkapkan jawaban yang ditulisnya. Demikian seterusnya

  • 35

    hingga jawaban yang tertulis ini dapat mewakili jawaban anak didik secara

    keseluruhan.

    f. Guru memilih dan mengumpulkan jawaban-jawaban yang sekiranyamirip

    atau senada. Lalu mengajak anak didik menyimpulkan secara bersama-

    sama.

    g. Setelah kesimpulan dicapai, guru memberikan kesempatan kepada siswa

    untuk bertanya terkait materi yang belum jelas.

    2.3.7 Kriteria dalam Mereview Media Video Pembelajaran

    1. selaras dengan standar kompetensi, hasil belajar dan tujuan belajar.

    a) Selaras dengan standar kompetensi: materi yang terdapat didalam video

    pembelajaran harus selaras dengan standar kompetensi yang telah

    ditentukan.

    b) Hasil belajar: dalam video pembelajaran memuat materi ajar yang

    menjadikan siswa memperoleh pengetahuan baru sebagai bentuk hasil dari

    belajar.

    c) Tujuan belajar: dalam video pembelajaran memuat tujuan pembelajaran

    yang ingin dicapai sesuai materi ajar yang terdapat didalam video

    pembelajaran.

    2. Informasinya akurat dan terbaru

    Video pembelajaran harus memuat informasi yang akurat. Agus

    (2009:247) mengatakan bahwa “ informasi dikatakan akurat apabila indormasi

    tersebut tidak bias/menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan, harus jelas

    mencerminkan maksudnya”.

    3. Bahasa yang sesuai usia

    Didalam video pembelajaran penggunaan bahasa harus sesuai usia, adapun

    6 kriteria bahasa yang baik adalah sebagai berikut:

    1) Tata bunyi

    2) Tata bahasa

    3) Kosakata

    4) Ejaan

    5) Makna

  • 36

    6) Kelogisan

    4. Tingkat ketertarikan dan keterlibatan

    Walker & Hess (1984:306) mengatakan bahwa “kualitas instruksional

    didalamnya terdapat aspek media harus dapat memberikan dampak bagi

    siswa, memiliki kualitas memotivasi siswa … dan memiliki kualitas social

    interaksi”. Sehingga video harus dapat menarik minat dan motivasi siswa

    untuk belajar serta terlibat didalamnya.

    5. Kualitas teknis

    Walker & Hess (1984:306) mengatakan bahwa “kualitas teknis meliputi :

    (1) keterbacaan (2) mudah digunakan (3) kualitas tayangan/gambar ... Adapun

    kriteria gambar yang baik menurut Arsyad (2011:177) adalah sebagai berikut:

    a) Relevan dengan tujuan/sasaran belajar

    b) Kesedehanaan (rapih, teratur, tidak tercampur dengan bahan-bahan

    yang tidak relevan, objek yang tidak perlu atau latar belakang yang

    mengganggu)

    c) Tidak ketinggalan jaman(mode yang kuno dapat mengundang tawadan

    menyebabkan siswa kehilangan maksud pesan gambar)

    d) Skala (ukuran relatif suatu objek harus tampak dari gambar. Objek yang

    biasa dapat memberikan perbandingan skala ukuran benda/objek yang

    asing)

    e) Kualitas teknis (kontras yang bagus, tajam terfokus dengan bidang

    focus dan detail yang bersih, warna alamiah dan realistik)

    f) Ukuran (terlihat memadai cocok untuk kelompok besar, dan juga untuk

    kelompok kecil).

    6. Mudah digunakan

    “Video pembelajaran mudah digunakan baik dari segi pengoprasiannya

    maupun pendokumentasiannya”.Arsyad (2011:179)

    7. Bebas bias

    “materi didalam video tidak mengandung makna bias baik dari segi bias ras,

    suku, gender, agama dan lain-lain”. Arsyad (2011:179)

    8. Panduan dan arahan pengguna

  • 37

    Dalam video terdapat panduan penggunaan terkait materi dari mata

    pelajaran terkait, serta terdapat arahan dari guru tentang penggunaan / cara

    kerja video .(Smaldino dkk :430)

    9. Melaju dengan sesuai

    Materi yang terdapat didalam video disajikan secara runtut dalam KBBI

    runtut diartikan “selaras/sesuai”, sehingga materi yang disajikan dalam video

    mampu membuat anak paham dan memperoleh informasi baru .(Smaldino dkk

    :430)

    10. Penggunaan alat bantu belajar kognitif (tinjauan, petunjuk,rangkuman)

    Didalam video dilengkapi dengan petunjuk pengunaan serta rangkuman

    materi ajar sehingga siswa mampu memperoleh hasil belajar dari segi

    kognitifnya.(Smaldino dkk)

    2.3.8 Aplikasi Videoscribe

    a. Pengertian Videoscribe

    Videoscribe adalah software yang bisa kita gunakan dalam membuat

    design animasi berlatar putih dengan sangat mudah. Software ini

    dikembangkan pada tahun 2012 oleh sparkol ( Salah satu perusahaan yang ada

    di Inggris ).

    b. Kegunaan Videoscribe

    1. Videoscribe bisa digunakan untuk keperluan bisnis online. Ide marketing

    bisa diaplikasikan lewat videoscribe

    2. Videoscribe bisa digunakan untuk pendidik/Guru atau Dosen sebagai

    pengantar pembelajaran

    3. Videoscribe untuk presentasi keperluan anda.

    4. Menunjukan kemampuan berpikir dan mengkombinasikannya melewati

    video animasi.

    c. Kelebihan Aplikasi Videoscribe

    Adapun kelebihan aplikasi videoscribe yaitu memberikan kemudahan

    untuk menjelaskan, memasarkan dan memaparkan produk atau jasa Anda

  • 38

    tanda membutuhkan desain atau perancang professional. Tampilan software

    ini mudah digunakan untuk bisnis apa saja, sehingga Anda dapat dengan cepat

    membuat materi presentasi untuk digunakan di website, TV, Film, youtube

    atau DVD video promosi tanpa memerlukan tambahan pengeluaran. Kualitas

    video yang dihasilkan tidak ecek-ecek (Full HD), bisa disesuaikan dengan

    layar computer Anda, wide atau normal. Untuk dunia pendidikan, hal ini

    sangat cocok diterapkan untuk yang sudah menjalani e-learning. Software ini

    membantu menjelaskan peta konsep, ilustrasi percakapan dengan cara baru

    dan mengesankan.

    d. Langkah-langkah penggunaan aplikasi videoscribe

    Berikut adalah langkah-langkah penggunaan aplikasi videoscribe

    1. Download File dan Instalasi

    a) Pertama-tama, softwarenya bisa kita download di website

    resminya http://videoscribe.com . Untuk menggunakan software ini,

    kita diharuskan membuat akun dulu.

    b) Videoscribe ini sifatnya trialware. Kita punya waktu 7 hari untuk

    mencoba aplikasi ini dengan gratis. 7 hari trial pun kita cuma bisa

    bikin scribe dan ngupload aja, tapi video hasil jerih lelah kita nggak

    bisa disimpan dengan format video umum.

    c) Cara nginstall aplikasinya mudah. Setiap kita ingin menggunakan

    aplikasi ini, kita diharuskan login dengan username dan password yang

    sudah terdaftar dulu seperti ini.

    2. Tampilan dan Cara Pakai VideoScribe

    Tampilan setelah kita login ke halaman awalnya adalah seperti

    dibawah ini.

    http://videoscribe.co/

  • 39

    a) Untuk membuat video scribe baru, klik kotak dengan tombol + dulu,

    setelah itu akan dibawa masuk ke halaman dibawah ini.

    b) Untuk menggunakan aplikasi ini, seenggaknya ada 2 obyek yang akan

    kita mainkan. Obyek gambar, dan obyek teks, dan animasi selebihnya

    udah otomatis.

    c) Untuk obyek gambar, Videoscribe menyediakan gambar librarynya

    sendiri yang tinggal kita cari berdasarkan kata kunci.

  • 40

    d) Format file gambar yang didukung adalah SVG, JPG, dan PNG, tapi

    yang paling disarankan adalah format vector SVG untuk hasil yang

    lebih maksimal. Untuk format teks, Videoscribe mengikuti library font

    yang sudah ada di komputer kita, sehingga kalau kita punya font-font

    unik ya pasti bisa dipakai.

    e) Memasukkan gambar dan teks.. Tinggal kita pilih, terus diatur. Setelah

    itu, kita bisa mengatur timing durasi animasi gambaran tangannya

    hanya dengan menentukan durasinya dalam satuan detik di obyek yang

    diinginkan.

    f) Kalau mau lebih advance lagi, kita bisa atur dengan mengklik tombol Option

    disamping obyek yang kita ingin atur. Disana kita bisa mengatur durasi lebih

    detail lagi, mode animasi gambar atau gerakan tangan, model warna gambar,

    dan sebagainya.

  • 41

    2.4 Kajian Penelitian yang Relevan

    1. Nastiti Sri Mulatsih (2012) berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui

    penggunaan media video bagi siswa kelas 5 di SD negeri Kalinegoro 6 Mertoyudan

    Magelang Jawa Tengah Tahun Ajaran 2011/2012”. Penelitian ini bertujuan untuk

    meningkatkan hasil belajar melalui penggunaan media video pada mata pelajaran

    Ilmu Pengetahuan Sosial bagi siswa kelas V SD Negeri Kalinegoro 6 Tahun Ajaran

    2011/2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

    menggunakan model Kemmis dan Mc.Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua

    siklus. Setiap siklus terdapat kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

    refleksi. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kalinegoro 6

    yang berjumlah 23 anak, yang terdiri atas 12 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

    Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui pengamatan, tes, dan

    dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi dan soal

    tes. Sebelum digunakan dalam penelitian, tes divalidasi secara empirik dan expert

    judgement. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif

    dan kuantitatif. Data yang berkaitan dengan observasi dan dokumentasi dianalisis

    secara kualitatif sedangkan data dari hasil tes dianalisis secara kuantitatif persentase.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media video dalam

    pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Peningkatan tersebut

    dibuktikan dengan hasil tes pra tindakan ada 10 siswa atau 43% dari seluruh siswa

    yang mendapat nilai ≥ 60. Setelah dilakukan tindakan dengan media video di siklus I,

    hasil tes pada siklus I ada 21 siswa atau 91% dari seluruh siswa yang mendapat nilai

    ≥ 60. Demikian pula setelah dilakukan perbaikan dengan memvariasi media video di

    siklus II dengan memberi jeda (pause) dan guru memberi penjelasan saat video dijeda

    (pause) pada siklus II, dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa, ditandai ada 22

    siswa atau 95,65% dari seluruh siswa yang mendapat nilai ≥ 60. Nilai rata-rata hasil

    tes meningkat, pada siklus I yaitu 68,69 sedangkan pada siklus II yaitu 77,40.

    2. Yayan (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Media Audio visual

    pada Pembelajaran IPS tentang Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk Meningkatkan

    Hasil Belajar Siswa di SD 2 Kamulyan”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh

    kurangnya hasil belajar siswa SD pada pembelajaran IPS khususnya pada materi

  • 42

    Peristiwa Sekitar Proklamasi, sebagai dampak dari pembelajaran yang dilakukan pada

    umumnya hanya terpusat pada penyampaian materi dalam buku teks tanpa

    menggunakan media pembelajaran yang tepat, sehingga anak tidak termotivasi

    dengan pembelajaran yang hanya verbalistik. Selain itu ketersediaan media di

    lingkungan sekolah yang diduga kuat dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD

    khususnya pada pembelajaran Peristiwa Sekitar Proklamasi. Tujuan penelitian ini,

    untuk memperoleh gambaran secara objektif tentang keefektifan penggunaan media

    audio visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa SD tentang Peristiwa Sekitar

    Proklamasi. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan

    Kelas (PTK) yang diadaptasi dari model Kemmis dan MC.Taggart, terdiri dari 3

    siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat langkah kegiatan,yaitu: perencanaan,

    pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah 14 siswa kelas V

    yang terdiri dari 5 orang perempuan dan 9 orang laki-laki, penelitian ini melibatkan

    satu orang guru mitra yang bertindak sebagai observer. Hasil belajar siswa dalam

    pembelajaran IPS tentang materi sekitar proklamasi kemerdekaan dengan penggunaan

    media audio visual dari siklus I sampai siklus ke III, mengalami peningkatan yang

    signifikan, dengan presentase keberhasilan sebagai berikaut : presentase rata-rata

    keberhasilan pembelajaran pada siklus I yaitu 64.8 %, presentase rata-rata

    keberhasilan pembelajaran pada siklus II adalah 71,2 %, dan presentase rata-rata

    keberhasilan pembelajaran pada siklus III adalah 82,6 %. Berdasarkan hasil penelitian

    tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio

    visual tentang Peristiwa Sekitar Proklamasi pada pembelajaran IPS, terbukti dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa di SD kelas V SDN 2 Kamulyan.

    Berdasarkan 3 hasil penelitian yang relevan yaitu tentang keberhasilan hasil belajar

    siswa menggunakan media video pembelajaran, maka dapat dijadikan dasar kuat

    bahwa penelitian tentang penggunaan media pembelajaran video dapat meningkatkan

    hasil belajar siswa dapat dilanjutkan.

  • 43

    2.5 Kerangka Pikir

    Dalam proses pembelajaran pemilihan metode mengajar mempengaruhi jenis media

    pembelajaran yang sesuai, meskipun masih banyak aspek lain yang harus diperhatikan

    dalam pemilihan media salah satu fungsi utama media adalah sebagai alat bantu

    mengajar.

    Jenis-jenis pekerjaan merupakan materi penting bagi siswa untuk bekal masa depan

    mereka ketika terjun di dunia kerja, namun siswa sekolah dasar masih sulit menyukai

    materi IPS yang kebanyakan berupa bacaan panjang dari buku teks dan penjelasan guru.

    Bagi anak usia SD membaca materi pelajaran dan mendengarkan materi dari guru

    tidak bisa diingat secara keseluruhan, siswa lebih mudah menangkap materi pelajaran

    yang disajikan dengan gambar berwarna apalagi berupa gambar kartun yang disertai

    iringan lagu yang menarik video pembelajaran dapat membantu pemahaman siswa dalam

    menangkap materi pelajaran serta menjadikan suasana kelas yang menyenangkan.

    Penelitian ini bertujuan mengembangkan produk berupa video pembelajaran untuk

    mapel IPS kelas III SD materi jenis-jenis pekerjaan yang diharapkan layak digunakan

    dalam proses pembelajaran.

    Video yang dikembangkan menggunakan aplikasi Videoscibe , jadi video

    pembelajaran berupa gambar animasi tangan bergerak layaknya seseorang yang sedang

    menulis dipapan tulis disertai gambar berwarna yang diiringi dengan lagu yang menarik

    sesuai materi yang terdapat dalam video dari proses video pembelajaran merupakan

    media pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

    Dalam mengembangkan media video pembelajaran jenis-jenis pekerjaan menentukan

    batasan materi yang akan dijadikan bahan pembuatan video dengan mengacu pada

    silabus, mulai merancang desain produk video pembelajaran yang nantinya akan diuji

    ahlikan kepada ahli media sesuai dengan criteria yang sebelumya telah ditentukan

    berdasarkan teori yang ada sebelumnya, melaksanakan revisi produk sesuai saran dari

    ahli media, barulah dilakukan uji coba produk terbatas, setelah mengetahui hasil dari uji

    coba produk terbatas terkait kelayakan pemakaian media video dilakukan revisi II sesuai

    saran ahli media apabila itu diperlukan dan selanjutnya diteruskan dengan uji coba

    produk luas guna menguji kembali kelayakan pemakaian media video dalam

    pembelajaran dan apabila sudah mendaptakan hasil dan diperlukan adanya revisi produk

  • 44

    untuk lebih menjadikan produk semakin berkualitas maka dialkukan revisi sampai produk

    menjadi layak digunakan dan memiliki kualitas sesuai ketentuan.

    2.6 Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan kajian pustaka di atas maka hipotesis penelitian dalam penelitian

    ini adalah media video pembelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan semester II kelas III

    layak digunakan dalam pembelajaran di SD N Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten

    Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.