bab vii rencana kerja dan syarat- syarat 7.1...

60
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 191 BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 Syarat-Syarat Umum Pasal 1 Umum 1.1. Atas nama Pemerintah Republik Indonesia, DPU Pengairan Pemerintah Kabupaten Kebumen dalam hal ini selanjutnya bertindak sebagai Pendiri/Pemilik bangunan (Owner/bouwheer), mengundang Pemborong yang masuk dalam Daftar Rekanan Terseleksi untuk mengajukan penawaran dalam pekerjaan Pembangunan Bendung Kaligending, Kabupaten Kebumen. 1.2. Sumber dana Pekerjaan Modifikasi Bendung Kaligending, Kabupaten Kebumen ini berasal dari dana APBD murni. 1.3. Penawaran harus disiapkan dan diajukan sesuai petunjuk-petunjuk yang tercantum dalam dokumen ini. Petunjuk ini kemudian menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak. Pasal 2 Syarat-syarat peserta Lelang 2.1 Mereka yang berhak mengikuti lelang adalah a. Rekanan kualifikasi B untuk pekerjaan Bangunan Air b. Tidak pailit yang dinyatakan dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) Pasal 3 Pemberian Penjelasan 3.1 Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) akan diadakan pada : a. Hari : b. Tanggal : c. Tempat : d. Jam :

Upload: buiduong

Post on 03-Mar-2018

234 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 191

BAB VII

RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT

7.1 Syarat-Syarat Umum

Pasal 1

Umum

1.1. Atas nama Pemerintah Republik Indonesia, DPU Pengairan Pemerintah

Kabupaten Kebumen dalam hal ini selanjutnya bertindak sebagai

Pendiri/Pemilik bangunan (Owner/bouwheer), mengundang Pemborong

yang masuk dalam Daftar Rekanan Terseleksi untuk mengajukan

penawaran dalam pekerjaan Pembangunan Bendung Kaligending,

Kabupaten Kebumen.

1.2. Sumber dana Pekerjaan Modifikasi Bendung Kaligending, Kabupaten

Kebumen ini berasal dari dana APBD murni.

1.3. Penawaran harus disiapkan dan diajukan sesuai petunjuk-petunjuk yang

tercantum dalam dokumen ini. Petunjuk ini kemudian menjadi bagian

yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak.

Pasal 2

Syarat-syarat peserta Lelang

2.1 Mereka yang berhak mengikuti lelang adalah

a. Rekanan kualifikasi B untuk pekerjaan Bangunan Air

b. Tidak pailit yang dinyatakan dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM)

Pasal 3

Pemberian Penjelasan

3.1 Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) akan diadakan pada :

a. Hari :

b. Tanggal :

c. Tempat :

d. Jam :

Page 2: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 192

3.2 Apabila dianggap perlu akan diadakan rapat Pemberian Penjelasan

lanjutan pada waktu dan tempat yang akan ditetakan pada rapat Pemberian

Penjelasan yang pertama.

3.3 Dari hasil rapat Pemberian Penjelasan dibuat ”Berita Acara Penjelasan ”

yang juga merupakan bagian dari dokumen Kontrak pemborong. Risalah

penjelasan ini ditandatangani oleh 2 (dua) orang wakil rekanan.

3.4 Risalah penjelasan ini dapat diambil Pemborong yang akan

berkepentingan pada:

a. Hari :

b. Tanggal :

c. Tempat :

d. Jam :

3.5 Bagi mereka yang tidak mengikuti atau menghadiri rapat penjelasan,tidak

boleh mengikuti atau memasukkan penawaran.

Pasal 4

Jaminan Penawaran dan Pelaksanaan

4.1 Jaminan Penawaran untuk pelelangan ini adalah sebesar 1-3 % dari nilai

kontrak, berupa surat jaminan Bank Pembangunan Daerah dan jangka

waktu berlakunya ditetapkan oleh panitia pelelangan.

4.2 Bagi Pemborong atau Kontraktor yang tidak memenangkan pelelangan ini,

jaminan lelang tersebut akan dikembalikan atau dapat diambil 6 (enam)

hari setelah pengumuman pemenang lelang.

4.3 Jaminan Penawaran menjadi milik negara bila peserta mengundurkan diri

setelah memasukkan Surat Penawaran, atau mengundurkan diri setelah

ditunjuk sebagai pemenang lelang.

4.4 Bagi yang memenangkan pelelangan ini, jaminan tersebut akan

dikembalikan setelah menggantinya dengan jaminan pelaksanaan yang

besarnya 5 % dari nilai kontrak dan berjangka waktu sampai penyelesaian

pekerjaan.

Page 3: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 193

4.5 Jaminan Pelaksanaan dapat dikembalikan apabila pekerjaan sudah

diserahkan yang pertama kalinya dan diterima baik oleh Pimpinan proyek

(disertai Berita Acara Penyerahan Pertama)

Pasal 5

Pelelangan

5.1 Pelelangan akan diadakan menurut peraturan yang berlaku sesuai Keppres

No.17 dan No.18 Tahun 2000 serta perubahan-perubahan pada saat rapat

Penjelasan.

5.2 Yang tidak diperkenankan ikut sebagai peserta atau penjamin dalam

pelelangan ini adalah:

a. Pegawai Negeri, Pegawai Badan Usaha Milik Negara atau Pegawai

Hak Milik Pemerintah.

b. Mereka yang dinyatakan pailit.

c. Mereka yang dalam keikutsertaannya akan bertentangan dengan

tugasnya.

5.3 Pemasukan Surat Penawaran paling lambat pada

a. Hari :

b. Tanggal :

c. Tempat :

d. Jam :

5.4 Pembukaan Surat Penawaran akan dilaksanakan pada :

a. Hari :

b. Tanggal :

c. Tempat :

d. Jam :

5.5 Wakil Pemborong yang mengikuti atau menghadiri pelelangan harus

membawa surat kuasa bermeterai Rp.6.000,00 dari Direktur Kontraktor

dan bertanggung jawab penuh.

Page 4: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 194

Pasal 6

Sampul Surat Penawaran

6.1 Sampul surat penawaran berukuran 25 x 40 cm, berwarna putih dan tidak

tembus baca.

6.2 Sampul surat penawaran yang berisi surat-surat penawaran lengkap

dengan lampiran-lampirannya, supaya ditutup (dilem) dan diberi lak 5

(lima) tempat dan tidak boleh diberi kode cap perusahaan pada kode

lainnya.

6.3 Sampul surat penawaran disebelah kiri atas dan disebelah kanan supaya

ditulis sesuai contoh (lihat contoh sampul penawaran pada halaman

berikut).

Bagian Muka

SURAT PENAWARAN

Proyek Modifikasi Bendumg Kaligending Kabupaten Kebumen Jawa Tengah

Kepada Yth : Pimpinan Proek Modifikasi Bendung Kaligending Di Kebumen

40 cm

25 cm

Page 5: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 195

Bagian Belakang

Pasal 7

Sampul Penawaran yang tidak Sah

7.1 Sampul surat dibuat menyimpang atau tidak sesuai dengan syarat pada

pasal 5

7.2 Sampul surat penawaran terdapat tanda-tanda lain diluar syarat-syarat

yang telah ditentukan dalam pasal 6.

7.3 Dicantumkan nomor surat keluar.

Pasal 8

Persyaratan Penawaran

8.1 Penawaran yang diminta adalah penawaran yang benar-benar lengkap

menurut gambar bestek, peraturan-peraturan yang telah ditentukan, serta

Berita Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing).

8.2 Surat penawaran, surat pernyataan dan Daftar Rencana Anggaran Biaya

(RAB) supaya dibuat di atas kertas yang ada kops masing-masing

perusahaan (Kontraktor) dan harus ditandatangani oleh Direksi

40 cm

25 cm

Page 6: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 196

Pemborong yang bersangkutan dan di bawah tandatangan disebutkan nama

lengkap.

8.3 Apabila surat penawaran tidak ditandatangani oleh Direktur Pemborong

sendiri, maka harus dilampiri :

a. Surat Kuasa dari Direktur Pemborong yang bersangkutan dan diberi

materai Rp.6.000,00

b. Foto copy Akte Pendirian Badan Hukum.

8.4 Surat penawaran dibuat rangkap 7 (tujuh) lengkap dengan lampiran dan

surat penawaran yang asli diberi materai Rp.6.000,00 dan materai diberi

tanggal, terkena tandatangan si penawar dan juga cap perusahaan.

8.5 Surat penawaran termasuk lampiran-lampirannya dimasukkan ke dalam

sampul surat penawaran yang tertutup sesuai denagan yang tercantum

dalam pasal 13.

8.6 Lampiran-lampiran surat penawaran adalah :

a. Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, Volume,

harga satuan pekerjaan, jumlah harga, jumlah total harga, dan

keuntungan Pemborong (Kontraktor).

b. Daftar harga satuan dan upah kerja, daftar analisa satuan pekerjaan.

c. Rencana Kerja (Time Schedule) dalam bentuk bar Chart dan Kurva

”S” satu lembar.

d. Daftar tenaga kerja.

e. Daftar peralatan yang dimiliki dan yang akan disewa.

f. Surat kualifikasi terbaru dan masih berlaku.

g. Surat kesanggupan bermaterai Rp.6.000,00.

h. Foto copy NPWP yang masih berlaku.

i. Foto copy SIUJK yang masih berlaku.

j. Foto copy TDR bidang pekerjaan sipil yang masih berlaku.

k. Foto copy Surat Jaminan Penawaran atau Tender Garansi yang masih

berlaku.

l. Foto copy akte pendirian Perusahaan.

m. Foto copy anggota GAPENSI atau KADIN yang masih berlaku.

Page 7: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 197

n. Foto copy PKP (Pengusaha Kena Pajak).

8.7 Bagi Pemborong (Kontraktor) yang sudah memasukkan surat penawaran

tidak dapat mengundurkan diri dan apabila ditunjuk sebagai pemenag

terikat untuk melaksanakan pekerjaan dan menyelesaikannya sesuai

dengan penawaran yang diajukan.

8.8 Apabila Pemborong (Kontraktor) yang telah ditunjuk mengundurkan diri,

maka pekerjaan diberikan kepada pemenang kedua, apabila yang

bersangkutan menerima persyaratan yang sama dengan pemenang

pertama.

8.9 Bagi peserta yang tidak mendapatkan pekeerjaan,maka tender garansi

dapat diambil setelah ada pengumuman lelang.

Pasal 9

Surat Penawaran yang tidak sah

9.1 Surat penawaran yang tidak dimasukkan dalam sampul tertutup yang telah

ditentukan panitia.

9.2 Surat penawaran, surat pernyataan, dan Daftar Rencana Anggaran Biaya

(RAB) serta surat-surat lainnya yang tidak dibuat di atas kertas kop nama

perusahaan yang bersangkutan.

9.3 Surat penawaran yang tidak ditandatangani oleh penawar.

9.4 Surat penawaran yang tidak bermaterai dan tidak diberi tanggal serta tidak

terkena tanda tangan oleh penawar atau tidak ada stempel perusahaan,

dalam hal ini kekurangan dapat dipenuhi pada saat pembukaan pelelangan.

9.5 Harga penawaran yang tertulis dengan angka tidak sama dengan yang

ditulis dengan huruf.

9.6 Jumlah penawaran yang tertulis dengan angka maupun dengan huruf tidak

jelas besarnya (buram sama sekali dan tidak dapat dibaca).

9.7 Surat penawaran yang diajukan dalam syarat lain tidak sesuai dengan

syarat-syarat yang telah ditetapkan.

Page 8: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 198

9.8 Surat penawaran yang tidak terdapat pernyataan yang jelas bahwa

penawaran yang tunduk pada ketentuan-ketentuan yang termuat dalam

pelelangan.

9.9 Terdapat salah satu lampiran surat penawaran yang tidak ditandatangani

oleh penawar dan tidak diberi stempel perusahaan kecuali foto copy.

9.10 Surat penawaran dari Pemborong atau Kontraktor yang tidak diundang.

9.11 Surat penawaran yang tidak lengkap lampirannya sesuai dengan ketentuan

dalam pasal 7 ayat 6.

Pasal 10

Pemasukan Penawaran

10.1 Pembukaan surat penawaran dilakukan oleh panitia pelelangan di hadapan

para peserta pelelangan pada waktu yang telah ditentukan panitia

pelelangan.

10.2 Sebagai unsur pemeriksa adalah 2 (dua) wakil dari peserta lelang yang

mendampingi panitia pelelangan dalam pemeriksaan surat penawaran yang

masuk.

10.3 Keputusan yang sah dan tidaknya suatu penawaran berada di tangan

panitia.

10.4 Atas pembukaan sampul dan penetapan sah atau tidaknya suatu

penawaran, harga-harga penawaran dan lain-lain peristiwa pada

penyelenggaraan pelelangan dibuatkan berita acara pembukaan surat

penawaran pelelangan yang ditandatangani oleh panitia pelelangan dan

sekurang-kurangnya oleh 2 (dua) orang wakil peserta.

10.5 Keputusan mengenai hasil pelelangan akan diberitahukan oleh panitia

pelelangan kepada masing-masing peserta lelang.

10.6 Pemberi tugas dan panitia lelang tetap berwenang untuk tidak memberikan

alasan-alasan berhasil atau tidaknya suatu penawaran.

10.7 Penetapan panitia pelelangan diputuskan oleh Kepala Bagian Dinas

Pekerjaan Umum Pemerintah Kabupaten Kebumen.

Page 9: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 199

Pasal 11

Calon Pemenang

11.1 Panitia lelang menilai calon pemenang yang sah dan menetapkan 3 (tiga)

calon pemenang untuk diusulkan pada Pimpinan Proyek dalam

menentukan pemenang lelang.

11.2 Penilaian surat penawaran dilakukan berdasarkan:

a. Kriteria-kriteria seperti yang tercantum dalam Keppres No.17 dan

No.18 Tahun 2000.

b. Persyaratan teknis dan Administratif sesuai yang telah ditentukan.

c. Kesesuaian dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat yang telah

diberikan.

d. Kewajaran harga dan memperhatikan harga pasar.

e. Harga standar yang telah diberikan

11.3 Pemilihan peserta lelang yang akan menjadi calon pemenang dilihat dari

kelengkapan persyaratan, perhitungan harga yang ditawarkan dapat

dipertanggungjawabkan, dan penawaran tersebut adalah yang terendah di

antara penawaran yang memenuhi syarat.

11.4 Jika 2 (dua) peserta atau lebih mengajukan harga penawaran yang sama,

maka panitia memilih peserta yang menurut pertimbangan mempunyai

kecakapan dan kemampuan yang terbesar. Jika bahan-bahan untuk

menentukan pilihan itu tidak ada, maka pemilihan dilakukan dengan

undian, hal ini harus dicatat dalam Berita Acara.

11.5 Calon pemenang harus sudah ditetapkan selambat-lambatnya 15 (lima

belas) hari setelah pembukaan Surat Penawaran.

Pasal 12

Pengumuman Pemenang

12.1 Penetapan pemenang lelang diputuskan oleh pejabat yang berwenang.

12.2 Pengumuman pemenang dilakukan oleh panitia lelang secara luas setelah

penetapan pemenang dari pejabat yang berwenang.

Page 10: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 200

12.3 Kepada rekanan yang berkeberatan atas penetapan pemenang pelelangan,

diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis kepada

pejabat yang bersangkutan selambat-lambatnya dalam waktu 4 (empat)

hari setelah pengumuman atau penetapan pemenang, dan sanggahan hanya

dapat diajukan terhadap pelaksanaan prosedur pelelangan.

12.4 Jawaban terhadap sanggahan diberikan secara tertulis selambat-lambatnya

dalam waktu 4 (empat) hari kerja setelah diterimanya sanggahan tersebut.

Pasal 13

Pembatalan Lelang

13.1 Lelang dibatalkan apabila:

a. Diantara rekanan yang diundang mengikuti Aanwijzing dan peserta

yang mengajukan surat penawaran yang sah ternyata kurang dari 3

(tiga).

b. Semua penawaran melampaui dana yang tersedia dan harga standar

yang berlaku.

c. Harga-harga yang ditawarkan oleh para peserta lelang dianggap tidak

wajar.

d. Apabila sanggahan yang diajukan rekanan ternyata tidak benar.

e. Berhubungan dengan berbagai hal yang tidak mungkin diadakan

penetapan.

Pasal 14

Pemberian Pekerjaan

14.1 Pimpinan Proyek akan memberikan pekerjaan kepada Pemborong atau

Kontraktor yang penawarannya pantas, wajar dan bertanggung jawab dan

menang dalam pelelangan.

14.2 Surat Perintah Kerja (Gunning) akan diberikan kepada Pemborong atau

Kontraktor yang telah ditunjuk dalam waktu 6 (enam) hari setelah

habisnya masa sanggahan.

Page 11: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 201

7.2 Syarat-syarat Administrasi

Pasal 1

Peraturan yang Berlaku

Tata laksana dalam penyelenggaraan bangunan ini dilaksanakan

berdasarkan peraturan –peraturan yang berlaku sebagai berikut:

1.1 Apabila tidak ada ketentuan lain untuk melaksanakan pekerjaan borongan

bangunan di Indonesia, maka yang sah dan mengikat adalah syarat-syarat

umum yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah Nomor 9

tanggal 28 Mei 2000 dan Tambahan Lembaran Negara No.14571.

1.2 Surat Keputusan Bersama Menteri dalam Negeri, Menteri Pekerjaan

Umum dan Menteri Penertiban Aparatur Negara Nomor 53/KPTS/1982

tentang Pedoman Prakualifikasi di tingkat daerah.

1.3 Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2000

tentang Pedoman Barang dan Jasa serta Keppres Nomor 18 tahun 2000

tentang Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa.

1.4 Lampiran batasan nilai proyek terhadap kriteria pemborong atau rekanan

dan SKB 3 (tiga) Menteri tersebut pada butir 3 (tiga).

Pasal 2

Nama Proyek

Nama Proyek ini adalah Proyek Modifikasi Bendung Kaligending di

Sungai Luk Ulo. Proyek ini berada di wilayah Kabupaten Kebumen Jawa Tengah.

Pasal 3

Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam proyek ini adalah

Modifikasi Bendung beserta bangunan pelengkapnya dan pembangunan tanggul

di sekitar Bendung. Lebih lanjut tentang Pembangunan ini akan diuraikan dalam

bagian Syarat-Syarat Teknis.

Page 12: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 202

Pasal 4

Pemberi Tugas / Pemilik Proyek

Pemilik proyek adalah Orang atau Badan Usaha swasta maupun

Pemerintah yang mempunyai gagasan membuat serta menyampaikan

keinginannya pada seorang ahli atau suatu badan hukum untuk mengadakan

perencanaan seperti yang dikehendakinya dan dengan besar biaya yang

diinginkannya yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

Adapun wewenang pemilik proyek adalah:

- Menyediakan dana untuk perencanaan dan pelaksanaan proyek.

- Menentukan Konsultan dan Pelaksana yang akan diajak kerjasama.

- Dalam hubungannya dengan pengawasan, Pemilik proyek mempunyai

wewenang:

o Mengawasi pelaksanaan pekerjaan tanpa atau bersama pengawas sebagai

wakilnya.

o Menerima atau menolak laporan –laporan dari pengawas, baik itu yang

bersifat insidentil atau periodik.

o Meminta laporan dan penjelasan tentang pelaksanaan pekerjaan kepada

pelaksana proyek baik secara lisan maupun tulisan.

o Menandatangani Berita Acara pemeriksaan pekerja.

- Selama pelaksanaan pembuatan proyek, Pemilik proyek mempunyai

wewenang sebagai berikut:

o Mengesahkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan.

o Mengesahkan adanya perubahan baik didalam desain maupun pekerjaan.

o Memberikan instruksi kepada Pelaksana baik melalui wakilnya atau secara

langsung.

- Memberikan wewenang kepada Konsultan Pengawas untuk mewakilinya

dalam pengendalian proyek.

Page 13: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 203

Pasal 5

Konsultan Perencana

Konsultan Perencana dapat berupa perseorangan maupun Badan Hukum

yang dipilih oleh Pemilik proyek. Konsultan Perencana ini mempunyai tugas

mewujudkan rencana dan keinginan Pemilik proyek dalam bentuk perencanaan

struktur, Arsitektur maupun mechanikal dan elektrikal.

Secara umum tugas dari Konsultan Perencana adalah:

- Membuat sketsa, gagasan yang membuat gambaran pekerjaan yang meliputi:

Pembuatan ruang, Rencana, Pelaksanaan dan lain-lain yang semuanya

mengikuti keinginan Owner.

- Membuat rencana pelaksanaan.

- Membuat gambar-gambar detail atau penjelasan, lengkap dengan perhitungan

konstruksinya.

- Membuat Peraturan-peraturan dan Syarat-syarat (RKS)

- Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Pasal 6

Konsultan Pengawas

Konsultan Pengawas adalah suatu organisasi yang bersifat multidisipliner

yang bekerja atas nama Owner untuk mengawasi jalannya proyek. Konsultan

pengawas ini bekerjasama dengan Konsultan Perencana didalam pengawasan

proyek agar dicapai hasil yang optimal sesuai dengan persyaratan yang telah

ditentukan dalam perencanaan.

Adapun secara umum tugas dari Konsultan Pengawas adalah:

- Melakukan pengawasan dan pengendalian selama pelaksanaan proyek secara

keseluruhan.

- Menyusun Berita Acara kemajuan proyek atas kemajuan proyek yang dibuat

Kontraktor.

- Mengadakan dan menghadiri rapat secara berkala yang dihadiri oleh semua

pihak yang terkait.

Page 14: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 204

- Memberikan persetujuan mengenai laporan harian dan laporan bulanan yang

dibuat oleh Kontraktor yang berisikan catatan mengenai pekerjaan.

- Memberikan teguran kepada Kontraktor apabila dalam melaksanakan

pekerjaan menyimpang dari dokumen kontrak.

- Memberi petunjuk kepada pelaksana mengenai segala sesuatu yang

berhubungan dengan pekerjaan yang diberikan, agar pelaksanaan pekerjaan

berjalan dengan lancar dan baik.

- Memeriksa, menerima atau menolak bahan-bahan bangunan yang

dipergunakan, apakah sesuai dengan syarat yang ditentukan.

Pasal 7

Pemborong / Kontraktor

Kontraktor adalah seseorang atau Badan Hukum yang melaksanakan

proyek secara fisik berdasarkan gambar bestek beserta perhitungannya yang

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Adapun secara umum tugas dari Kontraktor adalah:

- Menyiapkan tenaga kerja, bahan, perlengkapan dan jasa yang diperlukan

sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah ditentukan dengan

memperhatikan biaya pelaksanaan, waktu pelaksanaan, kualitas pekerjaan dan

keamanan pekerjaan.

- Kontraktor pelaksana harus segera melaporkan secara tertulis jika terjadi force

majeure.

- Melindungi semua perlengkapan, bahan dan pekerjaan terhadap kehilangan

serta kerusakan.

- Wajib menyerahkan laporan hasil pekerjaan kepada Konsultan Pengawas yang

memuat laporan tentang pelaksanaan pekerjaan, jumlah tenaga kerja yang

digunakan, jumlah bahan yang masuk, keadaan cuaca dan lain-lain.

- Bertanggung jawab penuh atas hasil pelaksanaan pekerjaan.

- Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Time Schedule yang telah ditetapkan

dan disepakati bersama.

- Menyerahkan pekerjaan apabila telah selesai dilaksanakan.

Page 15: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 205

Pasal 8

Rencana Kerja (Time Schedule)

8.1 Pemborong atau Kontraktor harus membuat Rencana Kerja. Pelaksanaan

Pekerjaan yang disetujui Pimpinan Proyek selambat-lambatnya 1 (satu)

minggu setelah Surat Perintah Kerja (SPK) dikeluarkan.

8.2 Pemborong atau Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan menurut

Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Gambar Rencana beserta gambar-

gambar penjelasannya yang telah dibuat dan disepakati bersama.

8.3 Pemborong atau Kontraktor tetap bertanggung jawab sepenuhnya atas

terselesainya pekerjaan tepat pada waktunya.

Pasal 9

Laporan Harian dan Mingguan

9.1 Pemborong diwajibkan membuat Laporan Harian dan Laporan Mingguan,

yang menunjukkan prestasi kemajuan fisik pekerjaan kepada Pemberi

Tugas, yang telah diketahui oleh Direksi Lapangan dan Pengelola Proyek

lainnya.

9.2 Penilaian prestasi kerja atas dasar pekerjaan yang telah dikerjakan, tidak

termasuk bahan-bahan bangunan di tempat pekerjaan dan tidak atas dasar

besarnya pengeluaran uang yang telah dilaksanakan oleh Pemborong atau

Kontraktor.

9.3 Laporan tersebut memuat laporan penandatanganan bahan bangunan,

penggunaan alat-alat bantu kerja, pengerahan tenaga kerja, laporan

keadaan cuaca, dokumentasi proyek, dan lain sebagainya.

9.4 Semua laporan tersebut sebenar-benarnya rangkap 6 (enam)

Pasal 10

Pengawasan

10.1 Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Konsultan

Pengawas yang akan ditunjuk oleh Pimpinan Proyek.

Page 16: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 206

10.2 Pada setiap saat Konsultan Pengawas maupun petugas-petugasnya harus

dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian

pekerjaan, setiap bahan, pengelolaan maupun sumber-sumbernya.

10.3 Jika diperlukan pengawasan diluar jam-jam kerja, maka Pemborong atau

Kontraktor harus memberitahukan atau mengajukan permohonan secara

tertulis kepada Konsultan Pengawas.

10.4 Permohonan tersebut harus dengan surat yang disampaikan kepada

Konsultan Pengawas 2 (dua) hari sebelumnya. Konsultan Pengawas dalam

persetujuannya akan memberitahukan secara tertulis kepada Kontraktor

yang bersangkutan dalam 1 x 24 jam setelah diterimanya surat

permohonan tersebut.

Pasal 11

Jangka Waktu Pelaksanaan

11.1 Jangka Waktu Penyelesaian pekerjaan ini ditentukan atas kesepakatan

antara Pemberi Tugas dan Kontraktor.

11.2 Kesanggupan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan oleh peserta lelang

harus dicantumkan dalam surat penawaran dan dihitung dalam hari

kalender.

11.3 Kecuali ketentuan lain, maka jangka waktu pelaksanaan dihitung dari

tanggal yang disebut dalam Surat Pemenang atau Surat Perintah Kerja.

Pasal 12

Keamanan Tempat Pekerjaan

12.1 Sejak dimulainnya pekerjaan hingga penyerahan tersebut Pemborong atau

Kontraktor harus benar-benar menjaga atau mematuhi peraturan-peraturan

keamanan yang berlaku guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan

seperti kecelakaan, pencurian dan lain-lainnya.

12.2 Untuk menjaga keamanan lokasi pekerjaan dibuat pagar pembatas dengan

pintu yang kuat serta dibuat gardu penjagaan lengkap dengan petugas

keamanannya.

Page 17: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 207

12.3 Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan keperluan

pekerjaan, Kontraktor harus teliti dan hati-hati, sedemikian rupa sehingga

tidak mengganggu dan menimbulkan kerusakan terhadap jalan-jalan yang

ada, maupun prasarana-prasarana umum lainnya seperti jaringan listrik, air

minum, telepon dan lainnya.

12.4 Kontraktor harus melaporkan kepada pengawas apabila terjadi kerusakan

yang dikarenakan kelalaiannya dan mengganti ongkos perbaikan kepada

instansi yang bersangkutan.

12.5 Kontraktor harus melakukan segala usaha untuk mencegah pengotoran

jalan umum oleh kendaraan-kendaraan yang dipergunakan untuk

pekerjaan.

12.6 Apabila terjadi kerusakan-kerusakan peralatan dilokasi pekerjaan yang

disebabkan kelalaian dalam pelaksanaan, Kontraktor wajib memperbaiki

dengan biaya sendiri.

12.7 Kontraktor harus mengurus penjagaan diluar jam kerja dalam lokasi

pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan,gudang dan lain

sebagainya.

12.8 Untuk keamanan dan penjagaan perlu diadakan penerangan lampu-lampu

pada tempat-tempat tertentu serta ruang-ruang yang dipakai atas

persetujuan Direksi.

12.9 Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat yang

disimpan dalam gudang dan halaman lokasi pekerjaan. Apabila terjadi

kebakaran atau pencurian, Kontraktor harus mendatangkan gantinya untuk

kelancaran pelaksanaannya.

12.10 Kontraktor harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran, perusakan dan

sabotase di tempat pekerjaan.

12.11 Alat-alat pemadam kebakaran atau lainnya untuk keperluan yang sama

harus ada di tempat pekerjaan.

Page 18: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 208

Pasal 13

Kebersihan dan Ketertiban

13.1 Selama berlangsungnya pembangunan, keadaan di sekitar lokasi kerja dan

bagian bangunan yang dikerjakan, harus tetap bersih dan tertib, bebas dari

bahan-bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lainnya. Kelalaian dalam hal

ini dapat menyebabkan seluruh pekerjaan dihentikan sementara. Akibat

dari hal-hal sehubungan dengan ini seluruhnya menjadi tanggung jawab

Kontraktor.

13.2 Pemborong atau Kontraktor wajib membuat barak-barak bagi pekerja, wc,

dan urinoir khusus untuk pekerja.

13.3 Penimbunan bahan yang ada dalam gudang maupun yang berada di sekitar

lokasi kerja, harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu

kelancaran dan keamanan. Jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan-

bahan dilakukan oleh pengelola proyek maupun Konsultan Pengawas.

13.4 Para pekerja tidak diperkenankan keluar masuk proyek dengan bebas

tanpa seijin Pengawas.

13.5 Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan

Pengawas pada waktu pelaksanaan.

Pasal 14

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

14.1 Pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor maupun oleh Sub Kontraktor harus

memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku menurut

Undang-Undang.

14.2 Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan pekerja.

14.3 Apabila terjadi kecelakaan, Pemborong harus segera mengambil tindakan

yang perlu untuk keselamatan korban dengan segala biaya ditanggung oleh

Kontraktor, dan Kontraktor harus segera memberitahu kepada Pimpinan

proyek.

Page 19: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 209

14.4 Kontraktor harus menyediakan obat-obatan atau PPPK yang memenuhi

syarat, yang ditentukan di tempat pekerjaan dan setiap kali selesai

dipergunakan harus segera dilengkapi kembali.

14.5 Kontraktor harus menyediakan perlengkapan keamanan kerja seperti helm,

sepatu, sarung tangan pengaman, dan sebagainya yang diperlukan untuk

keselamatan kerja.

14.6 Kontraktor harus melakukan pencegahan kecelakaan kerja semaksimal

mungkin dengan papan-papan peringatan mengenai keselamatan kerja di

lokasi pekerjaan.

Pasal 15

Pertanggungan Asuransi

15.1 Semua resiko yang diakibatkan oleh keadaan force majeure seperti

kebakaran, gempa bumi, banjir dan lain sebagainya yang dapat

mengakibatkan kerugian pada pekerjaan dan masih dalam pemesanan

pemborong adalah menjadi resiko pemborong. Oleh sebab itu sebaiknya

pemborong menyusutkan resiko ini sampai sekecil mungkin dengan jalan

menutup pertanggungan (asuransi).

15.2 Dalam lingkungan pertanggungan asuransi harus tercakup kerugian yang

diakibatkan force majeure terhadap bagian-bagian pekerjaan yang menjadi

tanggung jawab Pemborong atau Kontraktor sendiri, yang diakibatkan

oleh kelalaian Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan.

15.3 Surat polisi tersebut harus mencantumkan nama pemberi tugas bersama

dengan kuitansi dan premi yang telah dibayar pemborong dan harus

diserahkan kepada Pengelola proyek.

15.4 Kerusakan ataupun kerugian-kerugian akibat kejadian tersebut harus

segera diperbaiki dan dikembalikan dalam keadaan semula, sesuai dengan

perbaikan ini, uang asuransi yang telah diterima oleh pengelola proyek

akan dibayarkan kepada Kontraktor sebesar jumlah maksimum yang telah

dibayarkan Perusahaan Asuransi kepada Pemberi tugas.

Page 20: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 210

Pasal 16

Permulaan Pekerjaan

16.1 Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1(satu) minggu setelah Surat

Perintah Kerja dikeluarkan dari Pimpinan proyek, pekerjaan harus segera

dimulai.

16.2 Kontraktor diwajibkan memberitahu kepada Direksi, apabila memulai

pekerjaan.

16.3 Apabila ketentuan dari pasal 16 ayat 1 di atas tidak dipenuhi maka,

jaminan pelaksanaan dinyatakan hilang.

Pasal 17

Pembayaran

17.1 Berdasarkan Surat Edaran Nomor 07/SE/ KPKN/ 2002 bulan april 2003

dan Surat Edaran dari Departemen Keuangan RI cq.Direktur Jenderal

Anggaran Nomor SE/48/A/2002 tanggal 21 April 2003, tentang

pembayaran dapat dilakukan setelah pihak rekanan menyerahkan jaminan

yang diterbitkan oleh Pemerintah atau Bank atau Lembaga Keuangan yang

ditetapkan oleh Menteri Keuangan RI sebesar nilai angsuran tersebut, yang

berhak mencairkan adalah Pemimpin Proyek untuk keperluan

pemeliharaan sebagaimana yang diatur dalam Surat Perjanjian Pemborong

RI.

17.2 Pembayaran uang muka akan diberikan pada Pemborong sebesar 20% dari

nilai perjanjian kontrak yang akan digunakan sebagai modal kerja untuk

mobilisasi awal dan demobilisasi dibayarkan sesudah kontrak

ditandatangani kedua pihak.

17.3 Pembayaran kembali uang muka akan diperhitungkan berangsur-angsur

secara merata pada tahap-tahap pembayaran dan berangsur-angsur

berdasarkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan. Pembayaran tersebut diatur

sebagai berikut :

Page 21: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 211

a. Angsuran I (satu)

Sebesar 20% dari nilai kontrak dikurangi 20% dari besarnya uang

muka. Angsuran I dibayarkan setelah pekerjaan telah mencapai

prestasi 25% dan telah dilaksanakan serta disetujui oleh Direksi.

b. Angsuran II (dua)

Sebesar 20% dari nilai kontrak dikurangi 20% dari besarnya uang

muka. Angsuran II dibayarkan setelah pekerjaan telah mencapai

prestasi 45% dan telah dilaksanakan serta disetujui oleh Direksi.

c. Angsuran III (tiga)

Sebesar 15% dari nilai kontrak dikurangi 15% dari besarnya uang

muka. Angsuran III dibayarkan setelah pekerjaan telah mencapai

prestasi 60% dan telah dilaksanakan serta disetujui oleh Direksi.

d. Angsuran IV (empat)

Sebesar 15% dari nilai kontrak dikurangi 15% dari besarnya uang

muka. Angsuran IV dibayarkan setelah pekerjaan telah mencapai

prestasi 75% dan telah dilaksanakan serta disetujui oleh Direksi.

e. Angsuran V (lima)

Sebesar 15% dari nilai kontrak dikurangi 15% dari besarnya uang

muka. Angsuran V dibayarkan setelah pekerjaan telah mencapai

prestasi 90% dan telah dilaksanakan serta disetujui oleh Direksi.

f. Angsuran VI (enam)

Sebesar 10% dari nilai kontrak dikurangi 15% dari besarnya uang

muka. Angsuran VI dibayarkan setelah pekerjaan telah mencapai

prestasi 100% dan telah dilaksanakan serta disetujui oleh Direksi.

g. Angsuran VII

Sebesar 5% dari nilai kontrak dibayarkan setelah nmasa

pemeliharaan habis jangka waktunya dan dilakukan penyerahan

kedua disertai gambar As Built Drawing yang telah disetujui

Pengawas dan Direksi.

Page 22: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 212

17.4 Tiap pengajuan pembayaran angsuran harus disertai Berita Acara

Pemeriksaan pekerjaan dilampiri daftar hasil opname pekerjaan dan foto-

foto dokumentasi proyek dalam album.

Pasal 18

Penundaan Pembayaran

18.1 Pembayaran angsuran akan ditunda apabila Pemborong melakukan

kesalahan-kesalahan, hasil pekerjaan Pemborong atau Kontraktor kurang

memuaskan, kerusakan-kerusakan tidak atau belum diperbaiki serta

persyaratan administrasi belum dipenuhi.

Pasal 19

Perintah pelaksanaan

19.1 Apabila terjadi ketidaksamaan antara peraturan ini dengan gambar bestek

maka digunakan gambar rencana yang lebih mengikat.

19.2 Kontraktor tidak bolehkan mengubah konstruksi yang telah ada kecuali

mendapat ijin Direksi.

19.3 Kekurangan-kekurangan dan ketentuan-ketentuan yang belum tercantum

dalam bestek ini dibuat pengaturan tersendiri.

19.4 Bila Kontraktor tidak ada di tempat di tempat pekerjaan dimana Direksi

akan memberikat penjelasan-penjelasan atau petunjuk-petunjuknya maka

petunjuk tersebut harus diikuti dan dilaksanakan ole Pelaksana atau orang-

orang yang ditunjuk oleh Kontraktor.

19.5 Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan-penjelasan tertulis

secara lengkap apabila Direksi memerlukan tentang tempat pekerjaan yang

akan dimulai pelaksanaannya.

19.6 Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan memulai pekerjaan yang sifatnya

permanen tanpa terlebih dahulu mendapat ijin dari Direksi.

19.7 Pemberitahuan yang lengkap dan jelas atas macam pekerjaan yang akan

dilaksanakan kepada Direksi harus agak longgar sehingga ada waktu yang

memungkinkan untuk mengadakan pemeriksaan.

Page 23: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 213

Pasal 20

Penyerahan Pekerjaan

20.1 Pekerjaan dapat diserahkan untuk pertama kalinya apabila pekerjaan telah

selesai 100% dan dapat diterima dengan baik oleh Pimpinan Proyek

disertai dengan Berita Acara dan dilampirkan daftar kemajuan pekerjaan.

20.2 Pada penyerahan pertama pekerjaan ini, keadaan sekitarnya harus dalam

keadaan bersih.

20.3 Sewaktu diadakan penelitian dan pemeriksaan secara teknis dalam rangka

penyerahan pertama, maka surat pernyataan teknis diajukan kepada

Pimpinan Proyek dengan melampirkan:

Daftar kemajuan pekerjaan 100 % yang ditandatangani oleh Direktur

Pemborong dan ditandatangani oleh Badan Pengawas.

20.4 Surat permohonan pernyataan teknis yang dikirimkan kepada Pimpinan

Proyek maupun tembusannya yang ditujukan kepada Pengelolaan Proyek

harus sudah dikirim selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum

batas penyerahan yang pertama berakhir.

Pasal 21

Perpanjangan Waktu Penyerahan

21.1 Surat Permohonan Perpanjangan Waktu Penyerahan pertama yang

dilakukan kepada Pimpinan Proyek harus sudah diterima selambat-

lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum batas waktu penyerahan yang

pertama kali berakhir dan surat-surat tersebut dilampiri :

a. Data lengkap.

b. Time Schedule baru yang sudah direncanakan dengan matang. Surat

permohonan perpanjangan waktu penyerahan tanpa data yang

lengkap tidak akan dipertimbangkan.

21.2 Permohonan perpanjangan waktu penyerahan pekerjaan yang pertama

kalinya dapat diterima Pimpinan Proyek apabila :

Page 24: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 214

a. Ada pekerjaan tambahan dan pengurangan yang tidak dapat

dihindari setelah atau sebelum kontrak ditanda tangani kedua belah

pihak.

b. Adanya Surat Perintah tertulis dari Pimpinan proyek tentang

pekerjaan tambah.

c. Adanya Surat Perintah tertulis dari Pimpinan proyek tentang

pekerjaan untuk sementara waktu dihentikan.

d. Adanya gangguan curah hujan yang terus menerus di tempat

pekerjaan, dimana hal ini harus diperkuat dengan persetujuan

Direksi Lapangan.

e. Adanya force majeure (bencana alam, gangguan keamanan dan

sebagainya) di lokasi pekerjaan, dimana hal ini harus dikukuhkan

oleh Kepala Daerah setempat surat pernyataan.

Pasal 22

Masa Peralihan

22.1 Jangka waktu pemeliharaan adalah 90 (sembilan puluh) hari kalender

setelah penyerahan pekerjaan.

22.2 Apabila dalam pemeliharaan terjadi kerusakan-kerusakan akibat kurang

sempurnanya mutu bahan yang digunakan, maka pihak Pemborong harus

segera memperbaiki dan menyempurnakan kembali setelah pihak

Pemborong diperingatkan atau diberitahu yang pertama kalinya secara

tertulis oleh Pimpinan proyek.

Pasal 23

Pekerjaan Tambah Kurang

23.1 Pemborong hanya dapat mengajukan pembayaran tambah, hanya untuk

pekerjaan tambah yang diperintahkan secara tertulis oleh Pimpinan

proyek.

23.2 Setelah pekerjaan tambah dikerjakan, pemborong supaya mengajukan

pada Pimpinan proyek daftar Rencana Anggaran Biaya, agar Pimpinan

Page 25: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 215

proyek dapat memperhitungkan apakah pekerjaan tambah tersebut dapat

dibayar atau tidak.

23.3 Didalam mengajukan daftar Rencana Anggaran Biaya pekerjaan ditambah

pajak jasa sebesar 2,5% dari jumlah BOW dan 10% keuntungan

Pemborong.

23.4 Untuk memperhitungkan pekerjan tambah dan pengurangan menggunakan

harga satuan yang telah dimasukkan ke dalam penawaran atau kontrak.

23.5 Bilamana harga satuan pekerjaan belum tercantum dalam surat penawaran

yang diajukan, maka akan diselesaikan secara musyawarah.

23.6 Untuk dapat memudahkan penelitian, sewaktu-waktu diadakan pemeriksan

teknis dalam rangka penyerahan pertama maka surat permohonan

pemeriksaan teknis yang diajukan oleh Kontraktor supaya dilampiri:

a. Daftar kemajuan pekerjaan 100%.

b. Satu album yang berisi foto proyek yang menyatakan hasil prestasi

pekerjaan.

c. Foto berwarna ukuran 15 R sebanyak 5 (lima) buah berbingkai.

23.7 Surat permohonan pemeriksaan teknis yang dikirim kepada Pimpinan

Proyek harus sudah dikirim selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum

batas waktu penyerahan yang pertama kali berakhir.

Pasal 24

Denda Keterlambatan Pekerjaan

24.1 Apabila jangka waktu penyelesaian yang telah disepakati di atas dilampaui

maka pihak Pemborong dikenakan denda 1/1000 (satu perseribu) dari

jumlah harga borongan untuk setiap kali keterlambatan, setinggi-tingginya

5% (lima persen) dari jumlah harga borongan, kecuali jika keterlambatan

pekerjaan disebabkan oleh force majeure.

Page 26: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 216

Pasal 25

Pencabutan Pekerjaan

25.1 Sesuai dengan peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di

Indonesia, Direksi atau Pimpinan Proyek berhak mambatalkan atau

mencabut pekerjaan dari tangan Pemborong apabila ternyata pihak

Pemborong menyerah pada PIHAK KETIGA, semata-mata hanya untuk

mencari keuntungan dari pekerjaan tersebut.

25.2 Jika jangka waktu denda maksimum telah dilampaui, pekerjaan belum

juga dapat diselesaikan dan diserahkan, maka PIHAK KEDUA harus

melaksanakan pekerjaan tersebut dengan biaya tetap dipikul oleh PIHAK

KEDUA

25.3 Apabila ternyata PIHAK KEDUA tidak mengindahkan tanggung jawab

dan kewajiban atas perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan, maka

PIHAK KESATU dapat memberikan waktu yang mana PIHAK KEDUA

sekali lagi diberi kesempatan untuk dapat memenuhi kewajiban.

25.4 Jika PIHAK KEDUA tidak mengindahkan peringatan-peringatan yang

tercantum dalam ayat-ayat diatas sewaktu melaksanakan pekerjaan

selanjutnya mengulangi lagi kesalahan atau kealpaan yang sama, maka

PIHAK KESATU akan melaksanakan sendiri pekerjaan tersebut atau

menyerahkan pada pihak lain dengan pembiayaan sepenuhnya dipikul oleh

PIHAK KEDUA.

25.5 Pada pencabutan pekerjaan, PIHAK KEDUA hanya akan menerima

pembayaran sebatas pekerjaan yang telah diperiksa serta disetujui oleh

Pimpinan Proyek, sedangkan harga-harga bahan bangunan yang berada di

tempat pekerjaan menjadi resiko PIHAK KEDUA sendiri.

Pasal 26

Dokumentasi

26.1 Sebelum kegiatan dimulai, keadaan lapangan atau tempat dimana

pekerjaan akan dilaksanakan yang masih dalam keadaan fisik 0 % (nol

persen) atau dimana tanah masih dalam keadaan seperti semula belum ada

Page 27: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 217

kegiatan atau bangunan. Pemotretan supaya dipilih pada tempat-tempat

yang dianggap penting menurut pertimbangan dan petunjuk Direksi

Lapangan.

26.2 Pemborong diwajibkan membuat foto dokumentasi pada tahapan-tahapan

fisik mencapai : 0 %, 59 %, dan 100 %. Pengambilan foto proyek agar

diusahakan pada tempat atau titik pemotretan yang tetap, sehingga

nantinya akan tampak dan diketahui dengan jelas perubahan-perubahan

dan perkembangan-perkembangan yang terjadi selama terselenggaranya

proyek.

26.3 Pengambilan foto proyek sekurang-kurangnya 4 (empat) buah titik, pada

tempat atau posisi yang berbeda.

26.4 Ukuran foto yaitu 9 x 13 cm berwarna atau ukuran kartu pos. Pemborong

juga harus membuat dan menyerahkan foto proyek ukuran 10 R untuk

keadaan proyek 0 % dan 100 %, masing-masing sebanyak 2 (dua) buah.

26.5 Khusus untuk penyerahan pekerjaan pertama atau penyerahan pekerjaan

yang telah mencapai fisik 100 %, supaya dilampiri foto pemeriksaan oleh

Badan Pengawas Pembangunan pada Berita Acara Pengajuan Permohonan

Pembayaran Angsuran.

26.6 Semua foto dokumentasi proyek tersebut supaya dimasukkan ke dalam

album khusus.

26.7 Ukuran, warna dan bentuk album foto khusus tersebut ditentukan

kemudian, sehingga diperoleh keseragaman.

Pasal 27

Force Majeure

27.1 Yang disebut dengan force majeure adalah kejadian-kejadian bencana

alam atau musibah yang terjadi pada waktu pelaksanaan seperti : huru

hara, perang, tanah longsor, gempa bumi, banjir, dan lain sebagainya, yang

terjadi diluar kekuasaan Pemborong yang mempengaruhi kelancaran

pelaksanaan pekerjaan.

Page 28: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 218

27.2 Bila terjadi force majeure, maka Pemborong diwajibkan membuat laporan

kepada Pimpinan proyek dalam jangka waktu selambat-lambatnya 7 x 24

jam setelah terjadinya force majeure.

27.3 Bila terjadi 7 (tujuh) hari sejak dikeluarkan surat Gubernur atau peraturan

mengenai force majeure ini, Pimpinan proyek tidak atau belum menjawab

pengajuan Pemborong, maka dianggap force majeur disetujui oleh

Pimpinan proyek.

27.4 Untuk pekerjaan permanen atau pekerjaan sementara atau bahan-bahan di

daerah kerja yang mengalami kehancuran atau kerusakan akibat force

majeure, maka Pemborong berhak atas biaya perbaikan pekerjaan

permanen atau pekerjaan sementara yang telah selesai atau telah dibayar

oleh Pimpinan proyek dalam sertifikat bulanan sesuai dengan perhitungan

biaya kerusakan oleh Konsultan.

Pasal 28

Perselisihan

28.1 Apabila terjadi perselisihan dalam penyelesaian pekerjaan, maka

penyelesaian perselisihan tersebut melalui jalan musyawarah.

28.2 Apabila penyelesaian secara musyawarah tudak dapat diselesaikan maka

akan dibentuk suatu panitia Arbitrage yang terdiri dari :

a. Satu wakil dari Pemberi tugas.

b. Satu wakil dari pihak Pemborong.

c. Satu wakil dari pihak yang tidak ada sangkut pautnya dengan

pekerjaan tersebut yang penunjukannya disetujui oleh kedua belah

pihak.

28.3 Apabila perselisihan terpaksa harus diselesaikan di Pengadilan Negeri,

maka akan dipilih Pengadilan Negeri dimana Pemberi tugas berdomisili.

Page 29: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 219

Pasal 29

Tanggung jawab

29.1 Pada keadaan apapun dimana pekerjaan yang telah dilaksanakan telah

mendapat persetujuan oleh Direksi tidak berarti membebaskan Kontraktor

atas tanggung jawabnya kepada pekerjaan sesuai dengan isi kontrak.

29.2 Tenga-tenaga kerja yang digunakan harus tenaga yang ahli atau terlatih

dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan

dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku serta

petunjuk-petunjuk dari Direksi.

29.3 Kontraktor harus mengusahakan atas tanggunganya, langkah-langkah,

peralatan yang perlu untuk melindungi Pekerja-pekerja atau bahan-bahan

yang digunakan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.

29.4 Kontraktor harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan yang

dibutuhkan Direksi untuk memperlancar pekerjaan serta menjamin

kualitas pekerjaan.

29.5 Kontraktor harus selalu membuat laporan-laporan secara tertulis hal

ikhwal yang terjadi dalam rangka pelaksanaan proyek kepada Direksi

secara periodik.

Pasal 30

Penyerahan Pekerjaan pada Sub Kontraktor

30.1 Pada dasarnya pekerjaan harus diselesaikan sendiri oleh PIHAK KEDUA

dan apabila bagian-bagian pekerjaan tersebut oleh PIHAK KEDUA akan

diborongkan kepada PIHAK KETIGA (sub Kontraktor) dan golongan

ekonomi lemah setempat, maka terlebih dahulu harus mendapatkan

persetujuan PIHAK KESATU, tanggung jawab penyelesaian pekerjaan

tetap di PIHAK KEDUA.

30.2 Apabila terdapat kepastian bahwa pekerjaan PIHAK KEDUA telah

diborongkan kepada PIHAK KETIGA tanpa persetujuan PIHAK

KESATU, maka PIHAK KESATU memberi pernyataan tertulis kepada

PIHAK KEDUA, PIHAK KEDUA harus mengembalikan keadaan

Page 30: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 220

sehingga sesuai dengan perjanjian Pemborong ini dan semua biaya yang

telah dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA atau PIHAK KETIGA ditanggung

sepenuhnya PIHAK KEDUA.

30.3 Dalam hal dimana ada bagian-bagian pekerjaan yang diborongkan kepada

PIHAK KETIGA dengan persetujuan PIHAK KESATU, maka PIHAK

KEDUA tetap bertanggung jawab penuh kepada PIHAK KESATU

terhadap segala tindakan dan pekerjaan yang dilakukan PIHAK KETIGA.

PIHAK KESATU tidak memiliki hubungan langsung dengan PIHAK

KETIGA melainkan selalu dengan PIHAK KEDUA.

Pasal 31

Kerjasama dengan Golongan Ekonomi Lemah

31.1 Pemborong yang terpilih sebagai pelaksana pekerjaan. Ditetapkan dalam

surat perjanjian (kontrak) untuk bekerjasanma dengan rekanan golongan

ekonomi lemah setempat antara lain sebagai Sub Kontraktor atau

leveransir barang, bahan dan jasa.

Pasal 32

Penggunaan bahan-Bahan bangunan

32.1 Pemborong di dalam melaksanakan pekerjaan ini supaya mengutamakan

untuk menggunakan bahan-bahan produksi dalam negeri.

32.2 Semua bahan-bahan bangunan yang digunakan untuk pekerjaan ini

sebelum digunakan harus mendapat persetujuan pemakaiannya dari

Pengawas lapangan.

32.3 Semua bahan bangunan yang dinyatakan tidak dapat dipakai atau ditolak

oleh Direksi atau Pengawas lapangan harus segera disingkirkan dari lokasi

pekerjaan dalam tempo 24 (dua puluh empat) jam dan hal ini menjadi

resiko Pemborong.

32.4 Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas keamanan bahan

bangunan, alat-alat kerja dan lain-lainnya yang disimpan dalam gudang

dan lokasi pekerjaan. Apabila terjadi kebakaran atau pencurian maka

Page 31: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 221

Pemborong harus segera mendatangkan gantinya demi kelancaran

pekerjaan.

Pasal 33

Lain-lain

33.1 Hal-hal yang belum tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat

(RKS) akan dijelaskan dalam Aanwijzing.

33.2 Apabila jenis pekerjaan yang tercantum dalam contoh daftar R.A.B.

ternyata kurang, maka kekurangan tersebut dapat ditambahkan menurut

pos-posnya masing-masing dengan cara menambah huruf abjad nomor

terakhir pada pos yang bersangkutan, misalnya pos terakhir 4, maka

penambahannya tidak 5 tetapi 4a, 4b dan seterusnya.

Page 32: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 222

7.3 Syarat-Syarat Teknis

Pasal 1

Penjelasan Umum

1.1 Pemberian pekerjaan meliputi penyediaan, pengangkutan dan semua

pengolahan bahan, pengerahan tenaga kerja, pengadaan semua alat

pembantu dan sebagainya, yang pada umumnya secara langsung maupun

tidak langsung termasuk didalam usaha menyelesaikan pekerjaan dengan

baik dan menyerahkan pekerjaan dalam keadaan sempurna dan lengkap.

1.2 Dalam hal ini juga termasuk pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian

pekerjaan yang tidak disebutkan dalam RKS dan gambar, tetapi masih

berada dalam lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan

petunjuk Pimpinan proyek.

1.3 Tanah bangunan termasuk dalam perlengkapannya akan diserahkan

kepada Pemborong/Kontraktor dalam keadaan yang sama seperti waktu

Aanwijzing.

1.4 Pekerjaan haruslah diserahkan oleh Pemborong/Kontraktor dengan

sempurna dalam keadaan selesai, termasuk juga pembersihan bekas-bekas

bongkaran dan lain sebagainya.

1.5 Untuk pekerjaan-pekerjaan persiapan dan perlengkapan untuk keperluan

pelaksanaan pekerjaan dilapangan, Pemborong harus melakukan :

a. Penjagaan, termasuk perawatan dan perbaikan perlengkapan selama

berlangsungnya pekerjaan

b. Pengadaan air kerja untuk perlengkapan

Pasal 2

Pembebasan Lahan

2.1 Pembebasan lahan untuk lokasi proyek dilakukan sepenuhnya oleh

Pemberi tugas atau Developer.

2.2 Pembebasan tanah dilakukan secara bertahap dan telah selesai sampai

waktu pelaksanaan dimulai.

Page 33: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 223

2.3 Pelaksanaan pembebasan tanah harus dilakukan sebaik-baiknya dengan

cara musyawarah dan mufakat.

Pasal 3

Pekerjaan Persiapan

3.1 Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah kontrak

ditandatangani, Pemborong/Kontraktor harus sudah melaksanakan

persiapan di lapangan sesuai dengan petunjuk Direksi.

3.2 Pembuatan direksi keet, gudang dan barak-barak pekerja harus memenuhi

persyaratan yang telah ditentukan oleh direksi dengan konstruksi yang

memenuhi syarat teknik maupun tata guna.

3.3 Penyediaan air bersih.

3.4 Pengadaan penerangan.

Pasal 4

Gambar-gambar Pekerjaan

4.1 Gambar-gambar rencana pekerjaan

Gambar-gambar rencana pekerjaan terdiri dari gambar bestek, gambar

detail situasi dan lain sebagainya yang akan disampaikan kepada

Pemborong/Kontraktor beserta dokumen-dokumen lainnya. Kontraktor

tidak boleh mengubah dan menambahkan tanpa persetujuan dari Pimpinan

proyek/Direksi, gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada

pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan borongan ini

atau digunakan untuk maksud-maksud lain.

4.2 Gambar-gambar tambahan

Pemborong/Kontraktor harus membuat tambahan gambar detail (gambar

kerja) yang disahkan oleh Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik

direksi.

4.3 As Built Drawing

Yang dimaksud dengan as built drawing adalah gambar-gambar yang

disesuaikan dengan yang dilaksanakan. Untuk pekerjaan ulang yang belum

Page 34: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 224

ada bestek, Kontraktor harus membuat gambar-gambar yang sesuai

dengan apa yang dilaksanakan yang dengan jelas memperlihatkan

perbedaan antara gambar kontrak dan gambar pelaksanaan. Gambar-

gambar tersebut harus diserahkan rangkap 3 (tiga) dan biaya

pembuatannya ditanggung oleh pihak Kontraktor.

4.4 Gambar-gambar ditempat pekerjaan

Pemborong/Kontraktor harus menyimpan di tempat kerja satu bendel

gambar kontrak lengkap termasuk rencana kerja dan syarat-syarat, Berita

Acara Aanwijizing, Time Schedule dan semuanya dalam keadaan baik

(dapat dibaca dengan jelas), termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam

masa pelaksanaan pekerjaan, hal ini untuk menjaga jika pemberi tugas

atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukannya.

Pasal 5

Mobilisasi

Sebelum kegiatan pelaksanaan dimulai, Pemborong harus mengajukan

rencana mobilisasi kepada Direksi. Kegiatan yang dimaksud adalah :

a. Transportasi lokal alat-alat dan perlengkapan ke tempat kerja.

b. Bangunan dan pengamanan daerah kerja.

c. Pembuatan bangunan sebagaimana yang tercantum dalam uraian

pekerjaan.

d. Penyaluran bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan pembangunan

Pasal 6

Daerah Kerja

6.1 Areal tanah untuk daerah kerja pada dasarnya disediakan oleh Pemberi

Tugas, penggunaan daerah di luar yang disediakan menjadi tanggung

jawab dan atas usaha Pemborong/Kontraktor.

6.2 Kontraktor harus menutup daerah kerja bagi umum untuk keamanan kerja

alat dan bahan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

Page 35: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 225

6.3 Pada daerah yang telah disediakan, Pemborong harus merencanakan

penggunaannya yang pada dasarnya akan membantu kelancaran

pelaksanaan pekerjaan. Rencana tersebut harus disetujui oleh Direksi,

sebelum penggunaan areal kerja.

6.4 Pemborong diharuskan membuat kantor lapangan, gudang dan sebagainya

guna menunjang pelaksanaan pekerjaan.

6.5 Sebelum pelaksanaan dimulai seluruh daerah kerja harus dibersihkan

terlebih dahulu.

Pasal 7

Peralatan Kerja

7.1 Pemborong harus menyediakan peralatan dengan baik dan siap dipakai

yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan pembangunan.

7.2 Untuk pelaksanaan pekerjaan ini Pemberi tugas/Direksi tidak

menyediakan atau meminjamkan atau menyewakan peralatan kerja.

7.3 Untuk pengamanan pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menyediakan

alat-alat keselamatan kerja sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang

berlaku.

Pasal 8

Pengukuran

8.1 Ukuran-ukuran, patok-patok dan ketinggian telah ditetapkan dalam

gambar-gambar dan peil bangunan + 0,00 diambil dari pemukaan tanah

asli.

8.2 Jika terdapat perbedaan ukuran antar gambar utama dengan gambar detail,

maka yang mengikat adalah gambar utama.

8.3 Pemborong harus mempelajari ukuran-ukuran dalam gambar apabila

terjadi perbedaan ukuran baik pada gambar maupun dilapangan harus

dilaporkan pada Pimpinan proyek yang bersangkutan.

8.4 Elevasi pokok + 0,00 ditetapkan dengan tanda tetap (bench mark) minimal

4 (empat) buah tersebar dilokasi bangunan. Oleh Pemborong/Kontraktor

Page 36: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 226

tanda-tanda ini dijaga dan dipelihara dengan baik agar kedudukannya tidak

berubah atau pindah tempat. Tanda-tanda atau peil tersebut harus dibuat

dari pasangan batu/beton.

8.5 Penetapan ukuran dan sudut-sudut tetap dijaga dan dipelihara ketelitiannya

dengan menggunakan alat-alat ukur yaitu waterpass dan theodolit.

8.6 Ukuran-ukuran yang telah ditentukan ini nantinya akan dipakai sebagai

pedoman oleh Pemborong/Kontraktor dalam melaksanakan pembangunan.

Pasal 9

Pekerjaan Pembersihan Lapangan

9.1 Sebelum pekerjaan dimulai, lapangan terlebih dahulu dibersihkan dari

rumput-rumput, semak belukar, akar-akar pohon khususnya daerah yang

terletak pada daerah batas (tapak).

9.2 Untuk penebangan pohon-pohon yang terletak diluar daerah tapak yang

mungkin dapat membahayakan pekerjaan harus seijin Direksi.

9.3 Semua penebangan dan pembongkaran harus seijin Direksi dan

dilaksanakan sampai kedalaman tanah 30 cm dibawah permukaan tanah

atau permukaan rencana akhir.

9.4 Selama pekerjaan berlangsung harus dijaga kebersihan dan penempatan

bahan-bahan proyek harus diatur. Pada proses penebangan harus tidak

boleh merusak titik-titik tetap yang ada (point guilding).

9.5 Seluruh sisa penggalian yang tidak dipakai untuk penimbunan kembali,

sisa penebangan, sisa semak belukar, puing-puing bekas bongkaran,

rerumputan dan sampah harus disingkirkan dari lapangan sehingga tidak

mengganggu jalannya pekerjaan.

Pasal 10

Bouwplank dan Papan Nama Proyek

10.1 Papan nama proyek dan bouwplank harus dipasang pada patok kayu yang

kuat tertancap didalam tanah sehingga tidak dapat digerakkan.

Page 37: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 227

10.2 Papan bangunan dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran lebar 20 cm dan

tebal 3 cm dengan bagian permukaan atas diserut rata.

10.3 Keseluruhan tinggi papan harus sama.

10.4 Pemasangan papan bangunan harus menunjukkan peil + 0,00 rencana,

kecuali dikehendaki lain dengan mendapatkan persetujuan dari direksi.

10.5 Hasil akhir dari pemasangan papan bangunan harus dilaporkan pada

direksi sebelum pekerjaan yang selanjutnya dilaksanakan.

10.6 Perletakan pada bangunan haruslah berjarak 2,5 meter dari dinding luar

bangunan induk rencana.

10.7 Papan nama proyek harus dibuat dari rangka kayu atau besi, papan nama

dari seng agar tahan lama dan dibuat 2 (dua) serta ditempatkan pada dua

lokasi pada arah jalan yang berlawanan atau berlainan. Ukuran akan

ditentukan dikemudian hari.

Pasal 11

Air Kerja

Pemborong harus memperhitungkan penyediaan air kerja untuk keperluan

bangunan, air minum dan keperluan lainnya dengan membuat sumur pompa atau

dengan cara yang memenuhi persyaratan kebersihan.

Air kerja harus memenuhi persyaratan yang ditentukan, sesuai dengan

hasil penelitian laboratorium yang ditunjuk atau diijinkan oleh Direksi.

Pasal 12

Pengalihan Aliran Sungai dengan Pengeringan Dasar Galian

12.1 PIHAK KEDUA harus melaksanakan pengalihan air sungai untuk

memungkinkan terlaksananya pekerjaan.

12.2 Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, maka PIHAK KEDUA diharuskan

menyerahkan kepada Direksi rencana dari pekerjaan pengalihan sungai.

12.3 Sekalipun rencana tersebut telah disetujui Direksi, tidak berarti PIHAK

KEDUA bebas dari tanggung jawab dalam metode yang dipergunakan.

Page 38: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 228

12.4 Pengalihan sungai harus dijaga sepenuhnya melalui saluran pengelak

sementara selama pembuatan jembatan, pembuangan dan bangunan lain.

12.5 PIHAK KEDUA harus merencanakan, membangun dan memelihara

semua pekerjaan pelindung sementara yang perlu, seperti tanggul penutup

sementara (cofferdam), tanggul-tanggul dan pekerjaan pelindung lainnya.

12.6 PIHAK KEDUA harus menyediakan semua bahan yang diperlukan untuk

pekerjaan ini dan harus pula menyediakan, memasang, memelihara dan

mengoperasikan pompa-pompa air yang diperlukan dan segala peralatan

untuk membuang air dari seluruh area pekerjaan yang membutuhkan

proses pengeringan.

12.7 PIHAK KEDUA bertanggung jawab dan harus memperbaiki dengan biaya

sendiri semua kerusakan pada pondasi bangunan atau bagian lain dari

pekerjaan yang rusak oleh genangan air, yang diakibatkan kesalahan

pelaksana pembuatan pekerjaan pelindung.

12.8 Informasi data hidrologi dan data penyelidikan tanah dapat diperoleh di

kantor proyek untuk referensi bagi pemborong dalam merencanakan

tanggul penutup sementara dan lain sebagainya.

12.9 Pemilik pekerjaan dan Direksi tidak menjamin kebenaran dan ketetapan

informasi data tersebut dan dianggap tidak bertanggung jawab untuk

semua kesimpulan dan interpretasi yang dibuat oleh pemborong.

12.10 Setelah pekerjaan pengalihan air sungai selesai, maka PIHAK KEDUA

harus membongkar dan membereskan lokasi bekas pekerjaan tersebut

sehingga menjadi rapi dan tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan

lainnya dan tidak pula menghalangi kemampuan operasi bendung beserta

perlengkapannya.

Pasal 13

Pekerjaan Tanah

13.1 Untuk pekerjaan – pekerjaan kecil, misalnya saluran got, bangunan kecil

dengan galian yang tidak terlalu dalam, dapat digunakan tenaga manusia.

Page 39: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 229

13.2 Untuk galian yang besar dan dalam, misalnya bendung, saluran primer

yang mempunyai jumlah volume yang besar, supaya menggunakan alat

berat.

13.3 Hasil galian dapat dipakai sebagai timbunan tanggul, bila hasil galian

memenuhi syarat bahan timbunan atau disetujui Direksi.

13.4 Semua biaya untuk galian tanah dan pembuangannya harus sudah masuk

harga satuan, dimana meliputi penggalian, pembuangan, ganti rugi

tanaman, pembersihan termasuk penggunaan alat berat.

Pasal 14

Timbunan Tanah Kembali Dipadatkan

14.1 Untuk timbunan tanah kembali dipadatkan, dimaksudkan menimbun

kembali bekas galian bangunan dengan material tanah hasil galian atau

menurut petunjuk Direksi.

14.2 Timbunan harus dilakukan sedemikian hingga dicapai kepadatan yang

cukup dan merata. Pemadatan dilakukan dengan miring atau alat – alat

ringan sedemikian sehingga tidak membahayakan bangunan atau menurut

petunjuk Direksi.

14.3 Harga satuan untuk timbunan kembali dipadatkan harus sudah termasuk

biaya pemadatan, perapian dan biaya–biaya lain yang diperlukan, misalnya

alat bambu dan lain–lain.

Pasal 15

Timbunan Tanah Tanggul

15.1 Timbunan tanggul dibedakan dengan timbunan dengan tanah yang tersedia

(misalnya galian dan sebagainya) dan timbunan dari lokasi pengambilan

(Quarry area).

15.2 Timbunan tanggul yang kecil dimana kepadatan dan kualitas yang

disyaratkan tidak begitu tinggi misalnya untuk tanggul saluran sekunder.

Maka penimbunan – penimbunan tetap harus dengan persetujuan Direksi.

Page 40: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 230

15.3 Dalam hal tanah timbunan dari material yang tersedia (hasil galian) tanah

yang digunakan harus dari tanah yang baik dan dapat memenuhi

persyaratan bahan timbunan atau sesuai petunjuk Direksi.

15.4 Material timbunan harus bersih dari akar–akar tumbuhan, humus, bahan –

bahan organik dan bahan substansi lain.

15.5 Timbunan tanah dilakukan lapis demi lapis, dengan ketebalan 20 cm atau

sesuai hasil percobaan pemadatan. Setiap lapis harus dipadatkan dengan

alat pemadat sehingga dicapai kepadatan minimum 95% dari hasil proctor

standart.

15.6 Harga satuan timbunan harus sudah mencakup semua biaya untuk sewa

alat dan biaya operasinya, biya pemadatan dan biaya tes laboratorium.

Pasal 16

Gebalan rumput

16.1 Untuk melindungi tanggul utama yang baru dibuat permukaan tanggul

ditutup/ ditanami gebalan rumput.

16.2 Kontraktor harus menyiram/ merawat gebalan rumput sehingga rumput

tumbuh. Gebalan yang mati harus digantiatas biaya pemborong.

16.3 Gebalan rumput harus menggunakan rumput lamuran dalam keadaan

masih subur, melekat dengan akarnya pada tanah dan bebas dari jenis

rumput liar.

16.4 Penggebalan dilakukan pada sisi luar tanggul seluruhnya, sisi dalam

sampai 0,1 m di bawah muka air rencana dan sisi atas tanggul.

Pasal 17

Pekerjaan pintu sorong

17.1 Pintu air dibuat sesuai gambar dari pihak Direksi.

17.2 Model pintu air yang akan digunakan adalah pintu sorong.

17.3 Pekerjaan pintu air harus menurut ketentuan yang ada,

memenuhipersyaratan teknis, baik dan kokoh.

Page 41: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 231

17.4 Sebelum pemasangan terlebih dahulu diadakan pemeriksaan pintu air oleh

Direksi. Pintu air yang tidak memenuhi syarat harus diperbaiki atau

diganti.

17.5 Setelah pintu terpasang diadakan percobaan pengaliran untuk mengetahui

kerapatannya. Kebocoran yang terjadi harus diperbaiki dan pintu harus

dapat dioperasikan dengan ringan.

17.6 Peil shcaal harus dibuat dari plat baja dengan pembagian skala sesuai

ketentuan. Huruf pada Peil shcaal harus dibuat cetak timbul agar tidak

mudah terhapus.

Pasal 18

Pekerjaan Pasangan Batu

18.1 Bahan batu adalah jenis batuan basalt/andesit dan permukaan batu harus

dipecah minimal 2 sisi dan bersih dari kotoran.

18.2 Bahan pasir adalah jenis Muntilan dengan kadar lumpur maksimum 1 %

dengan butiran tajam.

18.3 Campuran spesi terdiri dari 1 pc : 3 diaduk dengan beton molen.

Perbandingan tersebut adalah perbandingan volume. Adukan harus

ditampung dalam kotak penampungan agar tidak tercampur dengan bhan

lain.

18.4 Pemasangan batu tidak boleh bersentuhan dan rongga-rongga harus terisi

penuh spesi.

18.5 Harga satuan termasuk upah tenaga, bahan, pembersihan batu muka dan

perapihan.

Pasal 19

Pekerjaan siaran

19.1 Bahan pasir sejenis Muntilan dengan campuran 1PC : 3 pasir.

19.2 Sebelumnya permukaan antara batu muka digaruk sedalam 2 cm dan

dibersihkan kemudian diisi spesi 1,5 cm (siar dalam).

Page 42: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 232

19.3 Volume dihitung sesuai dengan luasan permukaan batu muka yang disiar

sesuai garis-garis gambar.

19.4 Harga satuan termasuk upah tenaga, bahan, pembersihan batu muka dan

perapihan.

Pasal 20

Pekerjaan Plesteran

20.1 Bahan pasir sejenis Muntilan dengan campuran 1 PC : 3 pasir

(perbandingan volume)

20.2 Sebelumnya permukaan harus dibersihkan dari kotoran tanah dan

dilakukan penyiraman.

20.3 Volume dihitung sesuai luasan permukaan.

20.4 Harga satuan termasuk upah tenaga, bahan pembersihan batu muka dan

perapihan peralatan.

20.5 Pekerjaan plesteran juga dilakukan pada selimut permukaan mercu

bendung hingga kolam olak.

Pasal 21

Pekerjaan Beton Cyclope

21.1 Semen portland yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat NI.8 dan

harus melalui pengujian.

21.2 Pasir dan split yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.

Untuk split harus berasal dari batu pecah jenis basalt/andesit.Pasir sejenis

Muntilan.

21.3 Campuran beton 60% mortar, 40% batu belah θ 10-15 cm.

21.4 Pembongkaran bekesting atas persetujuan Direksi.

21.5 Beton yang telah di cor harus terus dibasahi minimum 14 hari.

21.6 Mutu beton yang digunakan adalah K-175, kecuali ditentukan lain dalam

kontrak.

Page 43: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 233

Pasal 22

Pemasangan Bekisting (Acuan Beton)

22.1 Acuan beton/ beton bekisting adalah konstruksi non permanen sebagai

cetakan pembentukan muda agar setelah mengeras mempunyai bentuk,

dimensi dan kedudukan yang benar sesuai dengan gambar rencana.

22.2 Bahan acuan beton dapat dibuat dari bahan baja, bahan kayu atau beton

precast yang harus bersih permukaannya sebelum proses pengecoran

dilaksanakan.

22.3 Pembuatan acuan beton harus sesuai dengan gambar rencana dan detail-

detailnya yang telah mendapatkan persetujuan dari Direksi. Tata cara

pengecoran tahapan persiapan kerja dan pelaksanaan pengecoran harus

disetujui oleh Direksi.

22.4 Konstruksi acuan beton harus tidak menimbulkan kerusakan-kerusakan

pada beton pada saat pembakaran. Acuan beton harus dapat menerima

getaran vibrator (alat pemadat). Acuan beton dan perancah hanya

diperbolehkan terjadi lendutan maksimum 3 mm pada saat beban

maksimum atau 1/3000 panjang bentang.

22.5 Pada acuan beton sebelah dalam harus dilapisi multiplex atau plywood.

Acuan beton dibuat dari papan dengan kualitas tebal 3 cm dan sekur

(penyanggah dari kayu ukuran 5/7 (kasau).

22.6 Pada acuan beton pratekan harus dikonstruksikan kuat dengan beban baja,

kayu dan plywood/multiplex, dengan skrup/strip baja sehingga mendapat

kedudukan dan kekuatan yang cukup. Sistem sambungan yang digunakan

harus sesuai dengan peraturan yang ada (PPKI) dan lain-lainnya.

22.7 Sebelum proses pengecoran dilaksanakan maka bagian dalam acuan beton

diolesi dengan oli atau bahan lain yang memudahkan dalam pembakaran

dengan syarat-syarat bahan tersebut tidak mempengaruhi mutu atau warna

beton cor. Pelaksanaan ini dilakukan sebelum penyetelan besi tulangan.

22.8 Pada acuan harus diperhatikan pemeliharaan, kekokohan dan kelancaran

fungsi baut-baut yang ada.

Page 44: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 234

22.9 Pada acuan dinding tegak dan bagian tipis harus dilaksanakan menurut

kemajuan pekerjaan dari bawah ke atas dengan satu sisi tertutup bertahan,

dimana harus memenuhi persyaratan pengecoran agar pengecoran dapat

dilakukan pada tinggi jatuh kurang dari ketinggian 130 cm (persyaratan

PBI 1971), atau acuan tetap utuh tetapi proses pengecoran dilakukan

dengan bantuan pompa, pipa/selang dan vibrator agar proses pengisian

beton dapat merata dan padat

22.10 Pada penggunaan vibrator yang membahayakan acuan dan sistem

perancah, maka disarankan untuk dibuat bantalan karet antara acuan

dengan perancah.

Pasal 23

Mutu Beton

23.1 Mutu beton untuk beton bertulang sama dengan f’c 25 Mpa.

23.2 Agar persyaratan mutu beton tersebut tercapai, maka pemborong

diwajibkan mengadakan test mutu beton di Laboratorium Bahan Bangunan

yang disetujui atau ditunjuk oleh Direksi.

23.3 Penyimpangan-penyimpangan dari ketentuan mutu beton tersebut di atas,

atau persyaratan mutu beton tidak dipenuhi maka pihak Direksi berhak

untuk meminta kepada Pemborong supaya membongkar atau

membatalkan konstruksi yang sudah terlanjur dilaksanakan ataupun

terhadap bahan campurannya tanpa adanya klaim biaya.

23.4 Cara-cara persiapan benda uji, jumlah dan evaluasi serta hasilnya

hendaknya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan

SKSNI T-15-1991.

23.5 Sebagai salah satu syarat untuk diterimanya hasil pekerjaan beton selama

pelaksanaan apabila tidak ada ketentuan-ketentuan lain, maka untuk setiap

mutu beton yang jumlahnya lebih dari 60 m3 harus dibuat 1 (satu) set

benda uji setiap harinya, kecuali pada permulaan pekerjaan dimana

frekuensi pembuatan benda uji harus lebih besar dari ketentuan di atas

agar segera terkumpul 20 (dua puluh) benda uji.

Page 45: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 235

23.6 Untuk mencapai hal ini maka setiap 5 m3 beton harus dibuat 1 (satu) benda

uji. Evaluasi hasil test dari 20 benda uji yang pertama ini setelah berumur

28 hari, dipakai sebagai dasar untuk menetapkan mutu beton yang diaduk,

kemudian benda-benda uji yang diambil sesudahnya, diganakan untuk

mengontrol mutu beton berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan.

23.7 Untuk pekerjaan beton dengan jumlah dari masing-masing mutu beton

yang dikerjakan berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a. Pembuatan benda uji

o Interval jumlah pengecoran beton dalam m3 ditetapkan sedemikian

rupa sehingga apabila pada setiap interval diambil sebuah benda uji

pada akhir pekerjaan terkumpul sebanyak 20 (duapuluh) benda uji.

o Apabila dianggap sehubungan dengan jumlah kubus pembuatan

benda uji dengan jumlah 20 (dua puluh) terlalu banyak, direksi

dapat menentukan lain asal benda uji tersebut diambil dari inteval

kubisasi yang kira-kira sama.

b. Mutu beton

Mutu beton ditentukan dari evaluasi hasil test benda uji tersebut secara

keseluruhan, sesuai dengan persyaratan untuk mencari harga rata-rata

kekuatan/mutu beton seperti yang disebut dalam SKSNI T-15-1991.

23.8 Benda uji dapat dibuat berbentuk kubus berukuran sisi 15 cm atau 20 cm

atau silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dan mengikat korelasi

hasil percobaan menurut :

Tabel 8.1. Perbandingan Ukuran Benda Uji

Benda Uji Ukuran Perbandingan Ukuran

Kubus 15 x 15 x 15 cm 1.00

Kubus 20 x 20 x 20 cm 0.95

Silinder 15 x 30 cm 0.83

23.9 Pembuatan benda uji serta perlindungannya harus dikerjakan sesuai

dengan persyaratan untuk maksud yang sama tertera pada SKSNI T-15-

1991

Page 46: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 236

23.10 Bila dikehendaki oleh Direksi, benda uji tersebut sebelum dilakukan

pengetesan harus disimpan dalam tempat yang lembab atau direndam

dalam air, terlindung dan bebas dari gaya-gaya sentuhan dan getaran yang

sifatnya merusak.

23.11 Dalam hal perawatan atau penambahan bahan-bahan kimia khusus

terhadap konstruksi beton maka benda uji yang harus mendapatkan

perlakuan yang sama dengan konstruksi beton yang diwakilinya dan hasil

percobaannya akan mencerminkan sifat-sifat dan kekuatan konstruksi

beton yang sebenarnya.

23.12 Jika ada ketentuan lain dari direksi maka benda uji diambil dari pekerjaan

pengecoran dengan ketentuan sebagai berikut :

- Untuk menentukan ketentuan beton biasa minimum 2 (dua) buah

benda uji untuk setiap 30 m3 beton atau dari tiap acuan yang terpisah.

- Untuk menetapkan lamanya waktu perwatan ditentukan oleh direksi

yaitu dengan cara diuapkan atau penembahan bahan-bahan lain.

- Untuk menetapkan sifat-sifat tertentu beton misalnya modulus elastis,

shrinkage, creep dan lain-lain, untuk keperluan yang dianggap khusus

maka jumlah benda uji akan ditentukan oleh direksi

23.13 Pada keadaan dimana benda uji (sampel) ditest pada umur benda uji lebih

lama atau kurang lebih 28 (dua puluh delapan) hari, maka kekuatannya

akan dikorelasikan dengan kekuatan benda uji pada umur 28 hari

23.14 Apabila banda uji menunjukkan hasil dibawah persyaratan, maka segera

diadakan pemeriksaan kekuatan beton yang telah dicor itu dengan cara

mengambilnya dengan bor pada bagian konstruksi atas ijin dari direksi.

23.15 Apabila hasil test benda uji ini memenuhi persyaratan kekuatan maka

pengecoran beton terus dilanjutkan sampai selesai.

23.16 Dalam hal ini khusus dimana konstruksi memungkinkan dan direksi

mempertimbangkan hal lain sehubungan dengan pengurangan luas beton

itu, maka dapat dilakukan percobaan pembebanan, atau usaha-usaha lain

untuk mengurangi gaya pada bagian konstruksi itu atau juga pemasangan

Page 47: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 237

konstruksi tambahan untuk maksud sama. Sehingga pembongkaran beton

ditempat tersebut dapat disetujui untuk tidak dilakukan/dibatalkan.

23.17 Apabila beton dibawah persyaratan kekuatan, maka di tempat yang

meragukan kekuatan tersebut dapat diminta oleh direksi untuk dibongkar

atau diganti dengan beton yang memenuhi persyaratan.

23.18 Semua konstruksi beton yang telah selesai harus sesuai dengan gambar

rencana, bentuk, peil dan perlengkapannya serta kelas betonnya.

23.19 Penyimpangan dari gambar rencana tanpa seijin direksi dapat

menyebabkan pekerjaan tersebut dibongkar dan diperbaharui lagi sesuai

dengan spesifikasi dan petunjuk direksi, yang semuanya atas tanggungan

pemborong biayanya.

23.20 Beton yang keropos karena kelalaian pelaksanaan akan dipertimbangkan

Direksi untuk diperbaiki atau dibongkar. Apabila dibongkar maka hal

tersebut biayanya menjadi tanggungan pemborong.

23.21 Sebelum pengecoran dimulai, maka sistem pembesian, material bahan, air

dan tenaga pengawasan harus dimintakan persetujuan dari direksi.

23.22 Sebelum menuangkan beton mortal kearah acuan beton, terlebih dahulu

harus diperiksa petugas lapangan tentang slump test yang dilakukan

setelah memenuhi persyaratan maka selanjutnya dapat diteruskan proses

penuangan beton tersebut kedalam acuan dan apabila tidak, beton tersebut

harus diganti.

Pasal 24

Penyimpanan Material

24.1 Cara pekerjaan dan penyimpanan agregat beton hendaknya diusahakan

sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pemisahan bahan atau pengotoran

bahan lain dari luar.

24.2 Pada pengiriman dan penyimpanan semen harus dijaga agar tidak menjadi

lembab juga dalam penyimpanan sesuai dengan persyaratan penyimpanan

material beton dalam SKSNI T-15-1991.

Page 48: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 238

Pasal 25

Pengadukan Beton

25.1 Syarat pelaksanaan pekerjaan beton dari pengadukan sampai

perawatannya, hendaknya sesuai dengan ketentuan dan persyaratan SKSNI

T-15-1991.

25.2 Pengadukan, pengangkutan dan pengecoran beton sebaiknya dilakukan

pada cuaca yang baik, bila hari sedang hujan atau panasnya sedang terik,

maka harus dilkukan usaha untuk melindungi alat-alat pengadukan

tersebut atau pengangkutan atau pengecoran sehingga dapat dijamin

bahwa air semen tidak akan berpengaruh/berubah.

25.3 Direksi dapat menunda proses pengecoran apabila berpendapat keadaan

tidak memungkinkan dan tidak dapat dijadikan alasan bagi pemborong

untuk mengklaim atas keputusan tersebut.

25.4 Untuk beton dengan mutu lebih tinggi dari f’c 15 Mpa harus dicampur

dengan pengangkutan mekanis yang harus disesuaikan dengan proses

beton dengan air semen rendah.

25.5 Alat pengaduk semen harus dirawat terutama dari kontainernya (bebas dari

penggumpalan bahan beton sisa yang mengeras) dan direksi akan

mengontrol pada setiap dimulainya pengadukan selanjutnya.

25.6 Pengadukan dilapangan harus dibuat tempat khusus di lokasi disebut

mixing plant dan harus menghasilkan adukan homogen. Penakaran bahan

adukan harus seteliti mungkin pada perbandingan jumlah yang disyaratkan

dengan memperhatikan kapasitas maksimim mesin pengaduk tersebut.

25.7 Waktu aduk dari bahan tersebut adalah tiap kurang dari 1,5 (satu setengah)

menit dihitung dari pemasukan semua bahan termasuk air. Untuk kapasitas

aduk dari 1 m3 maka waktu minimum harus diperpanjang dengan

persetujuan direksi.

25.8 Putaran dari mesin pengaduk harus dikontrol kontinuitasnya sesuai dengan

rekomendasi pabrik.

25.9 Pada permulaan pengadukan jumlah semen, air dan pasir dari adukan itu

akan menempel pada dinding kontainer. Karena itu maka hendaknya pada

Page 49: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 239

pengadukan pertama diperhitungkan sedmikian rupa sehingga hasil dari

adukan yang pertama itu jumlah dari semen, air dan pasir tidak kurang dari

persyaratan yang sebenarnya.

25.10 Sebelum membuat adukan baru hasil adukan lama harus dikeluarkan dari

kontainer dan kontainer terlebih dahulu dibersihkan.

25.11 Harus disediakan mesin aduk lebih dari satu untuk lebih berfungsi sebagai

reserve mixer serta dapat ikut melayani pada beban puncak kebutuhan

adukan per satuan waktu.

25.12 Beton rusak/mengeras tidak boleh diaduk lagi, dan harus dibuang yang

mana akan mengganggu/memperlambat proses pengecoran. Pengadukan

dilanjutkan 10 (sepuluh) menit kemudian untuk waktu aduk lebih dari 1.5

(satu setengah) menit masih harus dibolak-balik pada waktu tertentu

menurut perintah direksi.

25.13 Pengangkutan bahan adukan beton jadi ke lokasi harus dipakai secara

khusus untuk menjaga agar tidak terjadi segresi dan kehilangan bahan-

bahan (air, semen dan butiran halus).

25.14 Pengangkutan harus kontinu sehingga tidak terjadi pemisahan antara beton

yang sudah dicor terlebih dahulu dengan yang masih baru, atau dapat

terjadi pengikatan sempurna.

25.15 Penggunaan talang miring untuk transportasi bahan adukan harus

mendapat ijin dari direksi, dimana harus diperhatikan panjang talang dan

kontinuitas supply.

25.16 Adukan beton harus dicor dalam waktu satu jam setelah pengadukan air

dimulai, jangka waktu ini termasuk transportasi ke lokasi. Dengan

pengadukan mekanis dapat memperpanjang waktu 2 (dua) jam setelah

menambah bahan additif perlambat maka jangka waktu dapat diperpanjang

lagi, tetapi penggunaan bahan additif harus seijin dari Direksi.

Page 50: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 240

Pasal 26

Pengecoran Beton

26.1 Pengecoran beton belum boleh dilakukan sebelum perancah, acuan dan

pekerjaan pembesian serta pekerjaan persiapan pengecoran sempurna dan

mendapat ijin dari Direksi. Semua alat, material dan pekerja harus sudah

siap di lapangan dengan keadaan bersih dan siap pakai. Permukaan acuan

sebelah dalam permukaannya harus sudah dibersihkan terlebih dahulu dari

bahan lepas yang menempel dan potongan kawat dan sebelum dibasahi air

jernih untuk mengurangi penerapan air semen.

26.2 Tulangan harus pada posisi yang benar dan disetujui oleh Direksi termasuk

dari kedudukan beton-beton decking (agar kedudukan tulangan tidak

bergeser selama pengecoran berlangsung)

26.3 Pemakaian bahan additif harus telah disetujui dan dijamin tidak

mengganggu perletakan tulangan dengan adukan beton. Bidang lain harus

dikadarkan sehingga terjadi ikatan yang kompak antar beton yang baru

dicor dengan beton yang telah lama (sudah kering) ataupun harus

dibersihkan dari bahan lepas dan rapuh serta disiram dengan air semen

jenuh atau bahan pengikat yang telah disetujui oleh Direksi.

26.4 Bidang kontak harus disapu dengan spesi mortal dengan proposi campuran

sesuai dengan beton tersebut dan diberi stek/kait.

26.5 Apabila pengecoran diperkiraan sampai malam hari maka alat penerangan

(lampu penerangan) harus dipersiapkan sebelum pengecoran

dilakukan/dilaksanakan. Pengecoran dilaksanakan segera setelah

pengadukan selesai.

26.6 Pekerjaan pengecoran harus tidak mengakibatkan segregasi adukan tidak

boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 130 (seratus tiga puluh) cm dan

tidak diperbolehkan menimbun adukan beton pada suatu tempat kemudian

baru diratakan.

26.7 Untuk beton bermutu f’c 15 Mpa harus dilakukan pengecoran yang lebih

cepat dari waktu pengadukan selesai.

Page 51: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 241

26.8 Beton acuan dan tulangan yang menonjol keluar harus dicegah dari

kemungkinan sentuhan atau getaran yang membahayakan daya rekat

beton.

26.9 Slump test harus sering diadakan selama pelaksanaan pekerjaan beton

untuk menjamin agar semen beton yang dipakai tetap sesuai dengan

persyaratan yang telah ditentukan, kecuali ditetapkan oleh Direksi.

26.10 Selama pengecoran beton harus dipadatkan dengan alat pemadat (interval

atau eksternal vibrator mekanis).

26.11 Cara pemadatan manual dengan cara memukul acuan dari sisi luar,

merocok dan menusuk adukan beton secara continue (sebagai proses

membantu bukan proses dalam hal pemadatan).

26.12 Pemadatan dan pengisian bahan beton harus diteliti sampai tiap sudut, sela

tulangan tanpa menggeser kedudukan tulangan, mengeluarkan gelembung

udara dan membuat rata/halus permukaan hingga mendapatkan hasil yang

sempurna.

26.13 Penggetaran tidak boleh terlalu lama sehingga dapat mengakibatkan

segregasi.

26.14 Tenaga harus berpengalaman dan bekerja atas petunjuk dari Direksi.

26.15 Alat pemadat mekanis (vibrator) harus dapat bekerja menggetarkan paling

tidak 5000 (lima ribu) getaran tiap menit dari berat efektif 0,25 kg

eksternal vibrator harus diletakkan pada acuan sehingga akan

menghasilkan getaran mendatar. Pada penggunaan ganda harus diatur

jarak vibratornya tanpa harus terjadi over lapping atau peredaman suara.

26.16 Untuk lantai beton atau pemakaian plat beton eksternal vibrator yang

diletakkan atas acuan harus mendapat ijin dari Direksi. Internal vibrator

digunakan dengan cara memasukkan alat penggetar mekanis ke dalam

adukan beton yang baru dicor. Alat tersebut paling sedikit memberikan

5000 rpm bila dimasukkan kedalam adukan beton berslump test 2,5 cm

daerah getarnya lebih dari 45 cm.

26.17 Alat tersebut dimasukkan kedalam arah as memanjang tulangan pokok

sedalam acuan dengan kemiringan alat 90 derajat (keadaan khusus 45

Page 52: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 242

derajat) dan tanpa menyentuh tulangan. Jika permukaan adukan sekitar

alat penggetar telah mulai mengkilat dan dirasakan pemadatan telah cukup

maka alat penggetar ditarik keatas.

26.18 Pada suatu kedudukan (titik) hanya diperkenankan selama kurun waktu 30

(tiga puluh) detik dan selanjutnya pada titik yang lain berjarak 45 (empat

puluh lima) cm sesuai dengan SKSNI T-15-1991. Alat ini tidak boleh

mendorong adukan maupun tulangan.

26.19 Jumlah minimum banyaknya internal vibrator untuk memadatkan beton

harus cukup dan paling sedikit daftar-daftar dibawah ini :

Kecepatan Mengecor Jumlah Alat

4 m3 beton/jam 2

8 m3 beton/jam 3

12 m3 beton/jam 4

16 m3 beton/jam 5

20 m3 beton/jam 6

26.20 Diharuskan menyediakan alat interval vibrator secukupnya agar apabila

terjadi kerusakan alat pekerjaan tidak terganggu.

Pasal 27

Perawatan Beton

Beton yang harus dilindungi dari hujan, matahari secara langsung serta

kerusakan lain karena sentuhan, sampai beton menjadi keras. Pemadatan beton

diusahakan tetap dalam keadaan lembab dengan cara menutupinya dengan

karung basah atau menggenanginya dengan air.

Setelah dinding aus (Concrete Wearing Surface) selesai dan sesudah beton

mulai mengeras, permukaan harus segera ditutup dengan karung basah atau

bahan lain sejenis agar tetap terjaga nilai lembabnya.

Secepatnya permukaan tersebut ditutup dengan pasir setebal 5 cm.

Kelembaban harus dijaga sampai 14 hari dan dibiarkan sampai hari ke-21

Page 53: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 243

Beton yang menggunakan semen biasa dan tidak memakai bahan additif harus

dibasahi minimum selama 14 hari

Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai kekuatan awal tinggi atau

beton dengan menggunakan bahan additif harus tetap basah sampai kekuatan

70 % dari kekuatan minimum kubus test dari macam yang sama dan berumur

28 hari.

Pasal 28

Pekerjaan Pasangan Batu Muka

28.1 Batu yang akan digunakan adalah batu belah (bukan batu padat), diameter

batu tidak boleh melebihi 20 cm dan tidak kurang dari 10 cm.

28.2 Jenis batu yang dipergunakan berkualitas baik dan batu sungai.

28.3 Permukaan batu yang menghadap keluar tidak boleh berbentuk lonjong

melainkan berbentuk pipih.

28.4 Batu dipasang pada sayap pasangan/dinding yang miring atau sesuai

petunjuk Direksi lapangan.

Pasal 29

Pasangan Batu Kosong

29.1 Batu dipasang tegak lurus dengan permukaan, agar kedudukan batu-batu

kuat dalam pemasangannya dan diatur sedemikian rupa sehingga

permukaan batu rata (satu batu)

29.2 Pertemuan antara satu batu dengan batu yang lain saling beriringan dan

tidak boleh ada tanahnya.

Pasal 30

Lapisan Pudel

Lapisan pudel mempunyai ketentuan sebagai berikut :

30.1 Bahan lapisan pudel dari kapur pasang/kapur sirih dicampur dengan pasir

halus/pasir pasang.

30.2 Perbandingan campuran 1 pasir : 2 kapur.

Page 54: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 244

30.3 Lapisan pudel dipasang di bawah pondasi antara pertemuan batu

pondasi/lantai dengan permukaan tanah, dipasang di bawah lantai bagian

hulu bendung dan di bawah lantai kantong lumpur.

30.4 Tebal lapisan pudel ± 20-25 cm atau sesuai petunjuk Direksi lapangan.

Pasal 31

Pemasangan Peil Schaal

31.1 Bahan Peil Schaal /alat pengukur tinggi air dibuat dari fiberglass.

31.2 Bahan dan ukuran peil schall harus sesuai dengan petunjuk Direksi

lapangan.

31.3 Peil Schall dipasang pada dinding tegak sungai (di atas mercu), di muka

pintu penguras kantung lumpur, diantara saluran dengan pintu intake dan

pada sayap saluran irigasi.

31.4 Pemasangan peil schall harus tegak lurus dari permukaan air. Diusahakan

pemasangan pada lokasi air yang tenag(tidak bergelombang).

31.5 Pada bagian kiri dan kanan peil schall diberi paku atau baut dan

permukaan peil schall harus rata.

31.6 Pada tempat perletakan peil schall diberi pasangan 1 : 3

Page 55: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 245

7.4 Bahan – Bahan

Pasal 1

Uraian Umum

1.1 Apabila dianggap perlu direksi dapat memerintahkan untuk diadakan

pemeriksaan pada bahan atau pada campuran bahan-bahan yang dipakai

dalam pelaksanaan konstruksi beton bertulang, untuk menguji pemenuhan

persyaratan oleh Pemborong/Kontraktor.

1.2 Pemeriksaan bahan-bahan dan beton harus dilakukan dengan cara-cara

yang ditentukan dan pemeriksaan tersebut harus disimpan oleh pemborong

dan apabila diminta harus dapat menunjukkan kepada direksi setiap saat

selama pekerjaan berlangsung selama 2 (dua) tahun setelah pekerjaan

selesai.

Pasal 2

Semen Portland

2.1 Untuk konstruksi beton bertulang pada umumnya dapat dipakai jenis

semen yang memenuhi ketentuan-ketentuan dan persyaratan yang

ditentukan dari spesifikasi teknis yang sesuai dengan NI-8-1972 atau SI-13

tahun 1971.

2.2 Apabila dipakai persyaratan-persyaratan khusus mengenai sifat-sifat

betonnya, maka dapat dipakai semen lain seperti yang ditentukan dalam

NI-8-1972 seperti : semen portland, trass semen alumina, semen tahan

sulfat dan lainnya. Dalam hal ini pemborong harus meminta pertimbangan

dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui dan disetujui oleh

Direksi.

2.3 Semen yang dipakai harus dalam keadaan baru dan masih dalam kantong-

kantong yang disegel. Semen disimpan ditempat yang kering dan

terlindungi dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan penimbunan

tak langsung mengenai tanah. Merk yang dipilih tidak dapat diganti-ganti

dalam pelaksanaan kecuali dengan persetujuan Direksi.

Page 56: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 246

2.4 Untuk beton mutu f’c 30 Mpa dan mutu lebih tinggi, jumlah semen yang

dipakai dalam setiap campuran harus ditentukan dengan ukuran yang pasti

dan masing-masing material dapat diukur berdasarkan perbandingan berat

atau volume. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih

dari 2,5 %.

Pasal 3

Agregat Halus

3.1 Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami sebagai desintegrasi

alami batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat

pemecah batu, sesuai dengan syarat-syarat mutu agregat yang telah

ditentukan.

3.2 Agregar halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir

halus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca,

seperti terik matahari dan hujan.

3.3 Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan

terhadap berat kering), yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-

bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur

melalui 5 % maka agregat halus harus dicuci terlebih dahulu baru dipakai.

3.4 Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu

banyak yang dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams Harder

(dengan larut NaOH). Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan ini

dapat dipakai juga asal kekuatan adukan agregat tersebut pada umur 7

(tujuh) dan 28 (dua puluh delapan) hari tidak kurang dari 95 % dari

kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci hingga bersih dengan air

pada umur yang sama.

3.5 Agregat halus terdiri dari butir-butir yang seragam besarnya dan apabila

harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Sisa ayakan diatas 0,25 mm, harus berkisar antara 80 % sampai 95 %

dari berat

Sisa ayakan diatas saringan 5 mm, harus minimum 2 % dari berat

Page 57: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 247

Sisa ayakan diatas saringan 1 mm, harus minimum 10 % dari berat

3.6 Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk campuran beton,

kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan

yang diakui dan disetujui oleh Direksi. Menyediakan lagi paling lambat

dalam waktu 7 hari.

Pasal 4

Agregat Kasar

4.1 Agregat kasar beton dapat berupa kerikil atau batu pecah. Pada umumnya

yang dimaksud agregat kasar adalah agregat yang besar butirannya lebih

dari 5 mm, sesuai dengan persyaratan-persyaratan tersebut.

4.2 Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang kasar dan tidak berpori.

Agregat kasar mengandung butir-butir pipih yang dapat dipakai apabila

jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melebihi/melampaui 20 % dari berat

agregat seluruhnya. Butir-butir agregat harus bersifat kekal artinya tidak

pecah dan tidak hancur oleh perubahan cuaca (terik matahari dan hujan).

4.3 Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur dari 1 % (ditentukan

terhadap berat kering). Yang artinya dengan lumpur adalah bagian yang

dapat melalui saringan 1 %. Apabila tidak memenuhi persyaratan tersebut

maka agregat harus dicuci. Agregat tidak boleh mengandung zat-zat alkali.

4.4 Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji

dari redelof dengan bahan penguji 20 ton, dimana harus memenuhi syarat-

syarat berikut :

o Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 mm – 19 mm lebih

dari 24 % berat

o Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 mm – 20 mm lebih

dari 22 % berat

o Atau dengan mesin pengaus Los Angeles dimana tidak boleh

terjadi kehilangan berat sampai lebih dari 50 % berat.

4.5 Agregat kasar harus terdiri dari butir yang beraneka ragam besarnya dan

apabila diayak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Page 58: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 248

- Sisa ayakan diatas saringan 4 mm harus berkisar antara 90 % - 99 %

dari berat.

- Sisa ayakan diatas saringan 3.5 mm besar 0 % dari berat.

- Selisih antara sisa-sisa komulatif diatas 2 (dua) saringan yang

berurutan adalah besarnya maksimum 60 % dan minimum 10 %.

4.6 Besar butiran agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada cetakan, 1/3

dari tebal plat atau ¾ dari jarak bersih minimum antara batang-batang atau

berkas-berkas tulangan. Penyimpangan dari pembatasan ini diijinkan

menurut penilaian Direksi, cara-cara pengecoran beton adalah sedemikian

rupa sehingga tidak terjadi sarang kerikil.

Pasal 5

Agregat Campuran

5.1 Susunan butir agregat campuran untuk beton dengan mutu f’c 30 Mpa atau

mutu lebih tinggi lagi harus diperiksa dengan melakukan analisis ayakan

oleh laboratorium yang ditunjuk oleh direksi.

5.2 Hasil dari pemeriksaan laboratorium tersebut adalah yang menentukan

apakah agregat campuran tersebut dapat dipakai atau tidak dan harus

diganti.

5.3 Apabila harus diganti dengan agregat yang harus memenuhi syarat maka

pemborong wajib menyediakan lagi paling lambat dalam waktu 7 (tujuh)

hari.

Pasal 6

Batu Pecah

6.1 Batu untuk pekerjaan pasangan tidak diperbolehkan menggunakan batu

gundul/bulat tetapi harus menggunakan batu pecah. Ukuran batu dipakai

dengan diameter antara 15 mm sampai 20 mm.

6.2 Batu yang dipakai harus dari jenis yang keras dan tidak lapuk, tidak

terdapat bekas-bekas pelapukan dan tidak porus.

Page 59: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 249

6.3 Batu yang dipakai harus bersih dari kotoran yang melekat kalau perlu

dicuci terlebih dahulu.

Pasal 7

Besi Beton

7.1 Besi beton yang dipakai harus bebas dari kotoran, lapisan lemak, minyak,

sisik, karat dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, dan sebagainya) serta

lapisan yang mengurangi daya lekatnya besi dengan beton.

7.2 Besi yang digunakan dalam beton bertulang adalah besi fy 400 Mpa.

7.3 Besi beton yang dipakai harus disuplay dari sumber dan tidak dibenarkan

mencampur bermacam-macam sumber. Besi beton yang dipakai

sebelumnya harus dimintakan uji laboratorium dengan dua contoh

percobaaan pelengkungan dan stress-strain untuk setiap 20 ton besi.

Pengujian masing-masing percobaan digunakan 3 (tiga) batang besi

dengan pengawasan Direksi.

7.4 Garis tengah besi beton harus sesuai dengan gambar rencana, apabila yang

dipakai kurang dari ketentuan maka diwajibkan menambah tulangan sesuai

dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi.

7.5 Besi beton sebelum dipakai sebagai konstruksi harus dilindungi dari terik

matahari dan hujan sehingga tidak menimbulkan karat.

7.6 Batang-batang tulangan disimpan tidak langsung menyentuh tanah. Batang

tulangan besi beton dari berbagai ukuran harus diberi tanda dan dipisahkan

satu sama lainnya sehingga tidak tertukar.

7.7 Penimbunan batang-batang tulangan di udara terbuka untuk jangka waktu

yang lama harus dicegah.

Pasal 8

Air

8.1 Air yang digunakan untuk perawatan dan pembuatan beton tidak boleh

mengandung minyak, asam, alkali, garam dan bahan-bahan lain yang

Page 60: BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT- SYARAT 7.1 …eprints.undip.ac.id/34567/10/1597_chapter_VII.pdf · Rencana Anggaran Biaya yang memuat uraian pekerjaan, ... 10.7 Penetapan panitia

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 250

dapat merusak tulangan atau betonnya, dalam hal ini harus dipakai air

bersih.

8.2 Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air yang akan digunakan,

dianjurkan untuk mengirim contoh air tersebut kelaboratorium

pemeriksaan bahan-bahan yang ditunjuk dan diakui oleh Direksi untuk

diteliti sampai seberapa jauh air tersebut mengandung zat-zat yang dapat

merusak beton dan besi tulangan.

8.3 Apabila pemeriksaan contoh air tersebut dalam ayat b, diatas tidak dapat

dilakukan, maka dalam hal ini adanya keragu-raguan mengenai pemakaian

air harus diadakan percobaan perbandingan antara kekuatan beton martel

(semen + pasir) dengan menggunakan air itu selama 7 (tujuh) sampai 28

(dua puluh delapan) hari paling sedikit adalah 90 % dari kekuatan beton

tersebut dengan martel dengan memakai air suling pada umur yang sama.

8.4 Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan

dengan ukuran berat dan harus dilakukan secepatnya.

Pasal 9

Bahan Pembantu

9.1 Untuk memperbaiki mutu, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan

pengerasan atau untuk maksud lain dapat dipakai bahan-bahan pembantu

yang pemakaiannya harus disetujui oleh Direksi.

9.2 Manfaat bahan-bahan pembantu harus dibuktikan terlebih dahulu dengan

percobaan-percobaan.

9.3 Selama bahan-bahan pembantu ini dipakai, maka harus diadakan

pengawasan yang cermat terhadap pemakaiannya.