bab vii- manusia dan politik

49
BAB VII BAB VII GEREJA KATOLIK DAN POLITIK GEREJA KATOLIK DAN POLITIK Jikalau umat Katolik tidak ikut terlibat dalam Jikalau umat Katolik tidak ikut terlibat dalam kehidupan politilk atau ikut terlibat tetapi tidak kehidupan politilk atau ikut terlibat tetapi tidak menyuarakan dan menegakan moralitas dan menyuarakan dan menegakan moralitas dan spiritualitas katolik maka, Gereja harus merasa diri spiritualitas katolik maka, Gereja harus merasa diri gagal menjalankan misinya”(Cardinal 0’ Connors, gagal menjalankan misinya”(Cardinal 0’ Connors, 2005). 2005).

Upload: valentinus-eko-sucianto

Post on 19-Dec-2015

230 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Manusia Politik

TRANSCRIPT

BAB VIIBAB VIIGEREJA KATOLIK DAN POLITIKGEREJA KATOLIK DAN POLITIK

Jikalau umat Katolik tidak ikut terlibat dalam Jikalau umat Katolik tidak ikut terlibat dalam kehidupan politilk atau ikut terlibat tetapi tidak kehidupan politilk atau ikut terlibat tetapi tidak menyuarakan dan menegakan moralitas dan menyuarakan dan menegakan moralitas dan

spiritualitas katolik maka, Gereja harus merasa diri spiritualitas katolik maka, Gereja harus merasa diri gagal menjalankan misinya”(Cardinal 0’ Connors, gagal menjalankan misinya”(Cardinal 0’ Connors,

2005). 2005).

1. Arti Politik1. Arti Politik

Politik secara etimologis berasal dari kata polis Politik secara etimologis berasal dari kata polis (Yunani) yaitu: (Yunani) yaitu: negara-kota atau pemerintahan negara-kota atau pemerintahan kota. kota.

Politik secara umum diartikan sebagai: Politik secara umum diartikan sebagai: seni seni mengatur kehidupan (kota, negara) demi mengatur kehidupan (kota, negara) demi mencapai kebaikan/kepentingan/kesejahteraan mencapai kebaikan/kepentingan/kesejahteraan bersama. bersama.

Kegiatan yang dilakukan manusia untuk Kegiatan yang dilakukan manusia untuk menciptakan, mempertahankan, dan menciptakan, mempertahankan, dan memperbaiki tata aturan dalam suatu memperbaiki tata aturan dalam suatu masyarakat demi kebaikan dan kemajuan masyarakat demi kebaikan dan kemajuan bersama (Kundalini, 2009, wikipedia, 2010).bersama (Kundalini, 2009, wikipedia, 2010).

2. Politik sebagai bidang pelayanan2. Politik sebagai bidang pelayanan

Umat Katolik memandang politik sebagai salah Umat Katolik memandang politik sebagai salah satu bidang satu bidang “pelayanan”“pelayanan” demi perwujudan kasih demi perwujudan kasih Allah. Allah.

Bentuk pelayanan ini mengambil wujudnya paling Bentuk pelayanan ini mengambil wujudnya paling konkrit dalam upaya setiap umat beriman konkrit dalam upaya setiap umat beriman memajukan kesejahteraan umum. memajukan kesejahteraan umum.

Kitab Suci mengatakan: Kitab Suci mengatakan: "Usahakanlah "Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu aku buang, dan kesejahteraan kota ke mana kamu aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan sebab berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu" kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu" (bdk.Yeremia 29:7). (bdk.Yeremia 29:7).

Politik merupakan hak, tanggungjawab dan Politik merupakan hak, tanggungjawab dan panggilan semua anggota Gereja (KWI: Aksi Kaum panggilan semua anggota Gereja (KWI: Aksi Kaum Muda. 2008). Muda. 2008).

3. Komitmen Terhadap 3. Komitmen Terhadap Kehidupan SosialPolitik Kehidupan SosialPolitik

Sadar akan politik sebagai pelayanan serta perwujudan Sadar akan politik sebagai pelayanan serta perwujudan kasih Allah itu maka, keterlibatan umat dalam kasih Allah itu maka, keterlibatan umat dalam kehidupan sosial-politik terus menjadi sebuah komitmen kehidupan sosial-politik terus menjadi sebuah komitmen kolektif. kolektif.

Lebih dari 2000 tahun umat katolik terus terlibat aktif Lebih dari 2000 tahun umat katolik terus terlibat aktif menata kehidupan sosial-politik sesuai dengan ajaran menata kehidupan sosial-politik sesuai dengan ajaran dan semangat Injil (Pope John Paul II. 1998). dan semangat Injil (Pope John Paul II. 1998).

Peluang keterlibatan dalam dunia politik ini Peluang keterlibatan dalam dunia politik ini tentunya semakin besar dan mendesak ditengah tentunya semakin besar dan mendesak ditengah masyarakat yang semakin demokratis. masyarakat yang semakin demokratis.

Proses demokrasi membuka peluang lebih besar Proses demokrasi membuka peluang lebih besar bagi umat beriman untuk berpartisipasi dalam bagi umat beriman untuk berpartisipasi dalam politik (CBCP, 2005; CBCP, 2002).politik (CBCP, 2005; CBCP, 2002).

Alasan mendasar yang membuat umat Katolik Alasan mendasar yang membuat umat Katolik terus terlibat aktif dalam urusan politik terletak terus terlibat aktif dalam urusan politik terletak pada panggilan Ilahi untuk mempertegas moral pada panggilan Ilahi untuk mempertegas moral politik yang benar yaitu: politik yang benar yaitu: politik demi keadilan, politik demi keadilan, perdamaian, kesejahteraan dan kebaikan bersama perdamaian, kesejahteraan dan kebaikan bersama serta penghormatan terhadap hak-hak asasi dan serta penghormatan terhadap hak-hak asasi dan martabat manusia.martabat manusia.

Moral politik ini bertentangan dengan Moral politik ini bertentangan dengan

mentalitas individualistik dan etika mentalitas individualistik dan etika

individualisme. individualisme. Etika ini: mengagung-agungkan Etika ini: mengagung-agungkan

kebebasan dan pilihan hidup kebebasan dan pilihan hidup

berdasarkan kepentingan individu berdasarkan kepentingan individu

semata-matasemata-mataSebaliknya mengabaikan kepentingan Sebaliknya mengabaikan kepentingan

dan kebaikan kolektifdan kebaikan kolektif. .

Etika ini melahirkan Etika ini melahirkan

hukum dan undang-undang yang tidak hukum dan undang-undang yang tidak

bermoral bermoral Karena menekankan kebebasan, Karena menekankan kebebasan,

pilihan, kepentingan individu semata-pilihan, kepentingan individu semata-

mata. mata. Allah tidak hanya menyelamatkan Allah tidak hanya menyelamatkan

manusia secara individu tetapi juga manusia secara individu tetapi juga

secara kolektif dalam kesatuan jemaat. secara kolektif dalam kesatuan jemaat.

  

Lumen Gentium No.9 mengatakan:Lumen Gentium No.9 mengatakan: ”Kehendak Allah untuk menyelamatkan bukan ”Kehendak Allah untuk menyelamatkan bukan sekedar individu tetapi juga dalam suatu kesatuan sekedar individu tetapi juga dalam suatu kesatuan jemaat”. jemaat”.

Allah telah memilih bangsa Israel sebagai umat-Allah telah memilih bangsa Israel sebagai umat-Nya, mengadakan perjanjian dengan bangsa ini, Nya, mengadakan perjanjian dengan bangsa ini, sebagai persiapan dan gambaran akan suatu sebagai persiapan dan gambaran akan suatu perjanjian dalam Kristusperjanjian dalam Kristus

Yaitu umat Allah yang baru dan satu bukan dalam Yaitu umat Allah yang baru dan satu bukan dalam daging tetapi Roh”.daging tetapi Roh”.

Gereja selanjutnya mengajak semua umat Gereja selanjutnya mengajak semua umat beriman supaya: beriman supaya:a. Bersikap kritis terhadap setiap idiologi dan etikaa. Bersikap kritis terhadap setiap idiologi dan etikab. Berani menolak idiologi dan etika kehidupan b. Berani menolak idiologi dan etika kehidupan yang berpotensi menghancurkan prinsip yang berpotensi menghancurkan prinsip kebaikan, kesejahteraan, keadilan, kesatuan dan kebaikan, kesejahteraan, keadilan, kesatuan dan

keselamatan kolektif yang menjadi tujuan utama keselamatan kolektif yang menjadi tujuan utama

politik (CBCP. 1998). politik (CBCP. 1998).

4. Eklesiologi Tentang Kehidupan Sosial-Politik 4. Eklesiologi Tentang Kehidupan Sosial-Politik

Keterlibatan Gereja dalam kegiatan sosial-politik Keterlibatan Gereja dalam kegiatan sosial-politik

telah mengalami evolusi panjang dan menarik. telah mengalami evolusi panjang dan menarik. Evolusi ini sejalan dengan perkembangan Evolusi ini sejalan dengan perkembangan

eklesiologi Gereja Katolik. eklesiologi Gereja Katolik. Studi konfrensi para uskup Filipina (2005) Studi konfrensi para uskup Filipina (2005)

mengatakan: keterlibatan Gereja Katolik dalam mengatakan: keterlibatan Gereja Katolik dalam

bidang sosial politik di Asia dalam rentang waktu bidang sosial politik di Asia dalam rentang waktu

lima puluh tahun terakhir ini dipengaruhi olehlima puluh tahun terakhir ini dipengaruhi oleh

framework eklesiologi).framework eklesiologi).

Yaitu eklesiologi Konsili Trente (1545-1563)Yaitu eklesiologi Konsili Trente (1545-1563)

dan Konsili Vatikan II (1962-1965dan Konsili Vatikan II (1962-1965Eklesiologi Trente memberi penekanan kuat Eklesiologi Trente memberi penekanan kuat

terhadap:terhadap:a. konsep Gereja sebagai sebuah ”Institusi a. konsep Gereja sebagai sebuah ”Institusi

Sosial” yang terpisah dari kehidupan publikSosial” yang terpisah dari kehidupan publikb. Gereja memiliki kekuasaan, hukum dan tata b. Gereja memiliki kekuasaan, hukum dan tata

pemerintahan sendiri. pemerintahan sendiri.

c. ujian dan kualitas iman seseorang diukur berdasarkan c. ujian dan kualitas iman seseorang diukur berdasarkan sikap taat dan menerima secara lugu otoritas Gereja. sikap taat dan menerima secara lugu otoritas Gereja. d. Gereja memposisikan dirinya sebagai satu-satunya jalan d. Gereja memposisikan dirinya sebagai satu-satunya jalan keselamatan jiwa. keselamatan jiwa.

Eklesiologi ini membawa sejumlah konsekuensi:Eklesiologi ini membawa sejumlah konsekuensi:

1. Gereja kurang memberi perhatian pada persoalan politik dan 1. Gereja kurang memberi perhatian pada persoalan politik dan ekonomi pada level kehidupan publik. ekonomi pada level kehidupan publik. 2. Kalaupun terlibat maka, keterlibatan itu lebih terbatas pada kegiatan 2. Kalaupun terlibat maka, keterlibatan itu lebih terbatas pada kegiatan karitatif internal Gereja. karitatif internal Gereja. 3. Gereja lebih tertarik melakukan kegiatan evangelisasi dan 3. Gereja lebih tertarik melakukan kegiatan evangelisasi dan pembabtisan demi keselamatan jiwa semata-mata pembabtisan demi keselamatan jiwa semata-mata

4. Keselamatan sosial politik, ekonomi dan 4. Keselamatan sosial politik, ekonomi dan pendidikan belum menjadi perhatian serius pendidikan belum menjadi perhatian serius Gereja. Gereja. 5. Para awam yang sudah mengenal Injil dan 5. Para awam yang sudah mengenal Injil dan dibabtis terus dimotivasi dan didorong memberi dibabtis terus dimotivasi dan didorong memberi dukungan uang, materi dan moril kepada dukungan uang, materi dan moril kepada misionaris demi keberhasilan evangelisasi dan misionaris demi keberhasilan evangelisasi dan pembabtisan (CBCP, 2002). pembabtisan (CBCP, 2002).

Eklesiologi Konsili Vatikan IIEklesiologi Konsili Vatikan II

Berhadapan dengan perubahan ini, Gereja Berhadapan dengan perubahan ini, Gereja

terpanggil untuk merumuskan suatu eklesiologi terpanggil untuk merumuskan suatu eklesiologi

baru dimana Gereja tidak lagi dilihat sebagai baru dimana Gereja tidak lagi dilihat sebagai

suatu institusi sosial yang terisolirsuatu institusi sosial yang terisolir Malainkan bagian integral dari pengalaman Malainkan bagian integral dari pengalaman

hidup umat beriman dan masyarakat hidup umat beriman dan masyarakat

umumnya. umumnya.

Gereja sebagai bagian dari pengalaman Gereja sebagai bagian dari pengalaman umat manusia akan kegembiraan, umat manusia akan kegembiraan, sukacita, harapan serta duka dan sukacita, harapan serta duka dan kecemasan sehari-hari. Gereja adalah kecemasan sehari-hari. Gereja adalah umat Allah. umat Allah. Konsep Gereja sebagai umat Allah ini dirumuskan Konsep Gereja sebagai umat Allah ini dirumuskan secara sangat baik dalam GS 1:secara sangat baik dalam GS 1:

““Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita merupakan miskin dan siapa saja yang menderita merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga”.para murid Kristus juga”.

Pernyataan Konsili Vatikan II ini mereflesikan Pernyataan Konsili Vatikan II ini mereflesikan adanya keterbukaan luar biasa dari pihak Gereja adanya keterbukaan luar biasa dari pihak Gereja terhadap kehidupan publik.terhadap kehidupan publik.

Para pimpinan Gereja membuka mata dan hati Para pimpinan Gereja membuka mata dan hati serta peka terhadap berbagai perubahan yang serta peka terhadap berbagai perubahan yang terjadi serta gejolak hidup di tengah masyarakat. terjadi serta gejolak hidup di tengah masyarakat.

Ernes Fernandez (2005) menegaskan:Ernes Fernandez (2005) menegaskan:

““konsep Gereja sebagai Umat Allah mendorong umat konsep Gereja sebagai Umat Allah mendorong umat

beriman beriman supaya lebih aktif mengintegrasikan diri supaya lebih aktif mengintegrasikan diri kita dengan pengalaman hidup umat manusia kita dengan pengalaman hidup umat manusia dan lebih terbuka terhadap situasi politik, dan lebih terbuka terhadap situasi politik, ekonomi, kesehatan, pendidikan, perumahan, ekonomi, kesehatan, pendidikan, perumahan, keadilan sosial, kesejahteraan serta lingkungan keadilan sosial, kesejahteraan serta lingkungan hidup masyarakat”.hidup masyarakat”.

5. Posisi Hirarki Dalam 5. Posisi Hirarki Dalam Kehidupan Sosial-Politik Kehidupan Sosial-Politik

Konsep Gereja sebagai umat Allah membuka pintu Konsep Gereja sebagai umat Allah membuka pintu sangat lebar bagi keterlibatan umat dalam politik. sangat lebar bagi keterlibatan umat dalam politik.

Namun dipihak lain Gereja tetap Namun dipihak lain Gereja tetap ”melarang” ”melarang” keterlibatan para uskup, imam, serta rohaniwan dan keterlibatan para uskup, imam, serta rohaniwan dan rohaniwati dalam arena politik praktis. rohaniwati dalam arena politik praktis.

Hukum Kanonik 287 mengatakan: Hukum Kanonik 287 mengatakan: para klerus tidak para klerus tidak diperbolehkan terlibat dalam dan memimpin partai diperbolehkan terlibat dalam dan memimpin partai politik tertentu. politik tertentu.

Konferensi Wali Gereja Indonesia (2008) Konferensi Wali Gereja Indonesia (2008) mengatakan: mengatakan: demi menjaga objektivitas dan demi menjaga objektivitas dan netralitas pelayanan gerejawi maka pimpinan netralitas pelayanan gerejawi maka pimpinan Gereja tidak dapat merangkap sebagai pengurus Gereja tidak dapat merangkap sebagai pengurus partai politik.partai politik.

Mengapa dilarang? Alasan: Mengapa dilarang? Alasan: Para uskup, imam Para uskup, imam dan bahkan kaum religious merupakan simbol dan dan bahkan kaum religious merupakan simbol dan kekuatan yang mempersatukan komunitas umat kekuatan yang mempersatukan komunitas umat beriman. beriman.

Karena itu apabila terlibat dalam politik praktis dan Karena itu apabila terlibat dalam politik praktis dan pada suatu ketika harus berseberangan dengan pada suatu ketika harus berseberangan dengan umat beriman katolik lainnya karena tuntutan politik umat beriman katolik lainnya karena tuntutan politik partisan maka hal ini akan memperlemah otoritas partisan maka hal ini akan memperlemah otoritas pengajaran serta posisi mereka sebagai: pengajaran serta posisi mereka sebagai: penyatu, penyatu, pelindung dan pembimbing umat beriman. pelindung dan pembimbing umat beriman.

Lalu, apakah para hirarkis harus tutup mulut Lalu, apakah para hirarkis harus tutup mulut terhadap kegelisahan, penderitaan, kemiskinan terhadap kegelisahan, penderitaan, kemiskinan dan ketidakadilan sosial yang terjadi di tengah dan ketidakadilan sosial yang terjadi di tengah masyarakat sebagai akibat dari struktur politik dan masyarakat sebagai akibat dari struktur politik dan ekonomi yang tidak adil?ekonomi yang tidak adil?

Jawaban:Jawaban:

Keterlibatan hirarki urusan politik tentunya Keterlibatan hirarki urusan politik tentunya

tidak bisa dimengerti dalam arti keterlibatan tidak bisa dimengerti dalam arti keterlibatan

politik praktis seperti mendirikan dan politik praktis seperti mendirikan dan

memimpin partai atau gerakan politik memimpin partai atau gerakan politik

tertentu. tertentu. Tidak pula tidak menduduki jabatan Tidak pula tidak menduduki jabatan

legislatif, yudikatif atau eksekutip. legislatif, yudikatif atau eksekutip.

Kalaupun terpaksa menduduki jabatan politis Kalaupun terpaksa menduduki jabatan politis ini maka harus terlebih dahulu mendapatkan ini maka harus terlebih dahulu mendapatkan izinan resmi dari institusi Gereja (CBCP. 1998; izinan resmi dari institusi Gereja (CBCP. 1998; Beltran, 1998). Beltran, 1998).

Ribero (2004) mengatakan: Kehadiran Gereja Ribero (2004) mengatakan: Kehadiran Gereja di tengah masyarakat tidak sekedar di tengah masyarakat tidak sekedar menjalankan upacara keagamaan dan respon menjalankan upacara keagamaan dan respon kebutuhan spiritual kebutuhan spiritual

Tetapi juga memberi pendampingan Tetapi juga memberi pendampingan

kepada masyarakat (terutama yang kecil, kepada masyarakat (terutama yang kecil,

tersisikan dan tidak berdaya)tersisikan dan tidak berdaya)

Supaya mereka juga terlibat aktif dalam Supaya mereka juga terlibat aktif dalam

dialog dan mengambil keputusan berkaitan dialog dan mengambil keputusan berkaitan

dengan berbagai isu sosial, politik, dengan berbagai isu sosial, politik,

ekonomi, kesehatan, pendidikan dan ekonomi, kesehatan, pendidikan dan

agama sehari-hari. agama sehari-hari.

Bagaimana Mendampingi Awam ?Bagaimana Mendampingi Awam ?

Pendapingan terhadap para awam itu dimulai Pendapingan terhadap para awam itu dimulai dengan upaya: dengan upaya: “membangun sebuah komunio “membangun sebuah komunio bersama” bersama”

Komunio ini menjadi wadah: melakukan refleksi Komunio ini menjadi wadah: melakukan refleksi bersama secara berkala tentang kenyataan-bersama secara berkala tentang kenyataan-kenyataan sosial-politik , ekonomi, pendidikan, kenyataan sosial-politik , ekonomi, pendidikan, budaya sehari-hari. budaya sehari-hari.

Gustavo Gutierez (1983) mengatakanGustavo Gutierez (1983) mengatakan: : “Dalam komunio ini hirarki berperan sebagai “Dalam komunio ini hirarki berperan sebagai pengajar dan motivator bagi umat beriman pengajar dan motivator bagi umat beriman supaya tetap setia mengabdikan diri kepada supaya tetap setia mengabdikan diri kepada masyarakat, mengupayakan keadilan dan masyarakat, mengupayakan keadilan dan perdamaian serta kesejahteraan dan perdamaian serta kesejahteraan dan kebaikan bersama”. kebaikan bersama”.

6. Gereja Katolik Indonesia dan Politik6. Gereja Katolik Indonesia dan Politik

Gereja Katolik di Indonesia setelah konsili vatikan II tidak Gereja Katolik di Indonesia setelah konsili vatikan II tidak mundur dari komitmenya terhadap politik. mundur dari komitmenya terhadap politik.

Mengikuti amanat Yesus, Gereja terus berupaya Mengikuti amanat Yesus, Gereja terus berupaya melakukan pengijilan secara integral dan mengena melakukan pengijilan secara integral dan mengena berdasarkan situasi, persoalan dan kebutuhan lokal berdasarkan situasi, persoalan dan kebutuhan lokal Indonesia. Indonesia.

Keterlibatan politik terungkap dari tindakan: Keterlibatan politik terungkap dari tindakan: profetis, etis profetis, etis dan praktis membangun tata Indonesia berdasar nilai-nilai dan praktis membangun tata Indonesia berdasar nilai-nilai Injili seperti cinta kasih, kedamaian, keadilan, pelayanan Injili seperti cinta kasih, kedamaian, keadilan, pelayanan dan kesejahteraan bersama seluruh masyarakat dan kesejahteraan bersama seluruh masyarakat Indonesia. Indonesia.

yang begitu plural dalam rangka merealisir konsep yang begitu plural dalam rangka merealisir konsep Indonesia sebagai satu rumah bersama yang adil dan Indonesia sebagai satu rumah bersama yang adil dan sejahterah. sejahterah.

Dr. Yan Riberu (2008) berpendapat: umat Katolik perlu Dr. Yan Riberu (2008) berpendapat: umat Katolik perlu menjadi instrumen cinta, perdamaian dan persahabatan di menjadi instrumen cinta, perdamaian dan persahabatan di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. tengah masyarakat Indonesia yang majemuk.

Nasib dan hidup masyarakat Indonesia ditentukan dan Nasib dan hidup masyarakat Indonesia ditentukan dan diukur oleh diukur oleh apa yang umat katolik lakukan apa yang umat katolik lakukan bagi sesama bagi sesama (Mat.25:35-40), terutama yang kecil, lemah dan (Mat.25:35-40), terutama yang kecil, lemah dan terpinggirkan (Luk.4:18) terpinggirkan (Luk.4:18)

Sri Sultan Hamengkubuwono IX (2008) bersaksi: Sri Sultan Hamengkubuwono IX (2008) bersaksi: “Gereja “Gereja katolik Indonesia terus mendefiniskan dirinya sebagai katolik Indonesia terus mendefiniskan dirinya sebagai ”rumah Tuhan tanpa dinding” serta institusi sosial yang ”rumah Tuhan tanpa dinding” serta institusi sosial yang terus berbela rasa, mewartakan pengharapan dan terus berbela rasa, mewartakan pengharapan dan pertobatan serta menciptakan masyarakat baru Indonesia pertobatan serta menciptakan masyarakat baru Indonesia yang lebih manusiawi dan berkeadilan”.yang lebih manusiawi dan berkeadilan”.

A. Syafi’i (2008) bersaksi: A. Syafi’i (2008) bersaksi: “persentase umat katolik di “persentase umat katolik di Indonesia secara kuantitatif kecil, tapi dari segi kualitas Indonesia secara kuantitatif kecil, tapi dari segi kualitas tidak pernah kalah” tidak pernah kalah”

7. Berpolitik Dengan Meneladani Yesus7. Berpolitik Dengan Meneladani Yesus

Sikap Gereja yang memandang politik semata-mata Sikap Gereja yang memandang politik semata-mata

sebagai hal kotor, licik, penuh intrik dan persaingan, sebagai hal kotor, licik, penuh intrik dan persaingan,

syarat dengan kepentingan pribadi, diam dan pasif itu syarat dengan kepentingan pribadi, diam dan pasif itu

bertentangan dengan amanat Konsili Vatikan II bertentangan dengan amanat Konsili Vatikan II

Sebab Gaudium et Spes (75) mengatakan: Sebab Gaudium et Spes (75) mengatakan: “segenap umat Katolik menyadari panggilannya “segenap umat Katolik menyadari panggilannya yang khas dalam negara yaitu kewajiban yang khas dalam negara yaitu kewajiban mengabdikan diri kepada kesejahteraan umum. mengabdikan diri kepada kesejahteraan umum. Sebab hanya dengan cara seperti ini umat Katolik Sebab hanya dengan cara seperti ini umat Katolik dapat menunjukan tindakan cinta kasih yang dapat menunjukan tindakan cinta kasih yang nyata dan menguntungkan masyarakat”.nyata dan menguntungkan masyarakat”.

Kondisi sosial politik di tanah air tetap ditandai Kondisi sosial politik di tanah air tetap ditandai dengan korupsi yang tetap hebat dengan korupsi yang tetap hebat

Hal perlu ini dilihat dan direfleksikan sebagai faktor Hal perlu ini dilihat dan direfleksikan sebagai faktor pemicu keterlibatan umat katolik dalam politik. pemicu keterlibatan umat katolik dalam politik.

Florence (2003) menegaskan : Florence (2003) menegaskan : “semakin buruknya “semakin buruknya keadaan sosial, ekonomi dan politik yang dialami keadaan sosial, ekonomi dan politik yang dialami masyarakat perlu dilihat sebagai faktor pendorong masyarakat perlu dilihat sebagai faktor pendorong bagi Gereja untuk aktif membuka hati dan pikiran bagi Gereja untuk aktif membuka hati dan pikiran umat beriman agar memiliki keberanian berdialong umat beriman agar memiliki keberanian berdialong terhadap persoalan dan mencarikan solusinya”. terhadap persoalan dan mencarikan solusinya”.

Keterbukaan hati dan pikiran itu bisa terjadi kalau Keterbukaan hati dan pikiran itu bisa terjadi kalau umat beriman belajar “berpolitik dengan umat beriman belajar “berpolitik dengan meneladani Yesus Kristus” meneladani Yesus Kristus”

Yesus yang selalu memfokuskan diri pada cinta Yesus yang selalu memfokuskan diri pada cinta kasih khususnya kepada yang lemah, miskin dan kasih khususnya kepada yang lemah, miskin dan menderita. menderita.

Cara berpolitik ini telah dilakukan sejumlah Cara berpolitik ini telah dilakukan sejumlah tokoh Katolik kita seperti: tokoh Katolik kita seperti: Mgr. Soegijapranata, Mgr. Soegijapranata, Kardinal Darmoyuwono, Rm. Mangunwijaya, Kardinal Darmoyuwono, Rm. Mangunwijaya, Kasimo dan Frans Seda, dll. Kasimo dan Frans Seda, dll.

Mereka menjalankan kehidupan politik secara Mereka menjalankan kehidupan politik secara sederhana, dinamis, berpihak pada rakyat kecil sederhana, dinamis, berpihak pada rakyat kecil dan selalu mengutamakan kepentingan dan selalu mengutamakan kepentingan bersama. bersama.

Politik katolik bukanlah politik berdasarkan Politik katolik bukanlah politik berdasarkan kesempatan untuk berkuasa, melainkan kesempatan untuk berkuasa, melainkan berdasarkan hati nurani, dialog dan pelayanan berdasarkan hati nurani, dialog dan pelayanan demi kebaikan banyak orang (Rahardi, 2009). demi kebaikan banyak orang (Rahardi, 2009). Berpolitik dengan meneladani Yesus berarti:Berpolitik dengan meneladani Yesus berarti:

Pertama: menciptakan kerukunan, kedamaian dan Pertama: menciptakan kerukunan, kedamaian dan persatuan serta menjauhkan ketegangan dan perpecahan. persatuan serta menjauhkan ketegangan dan perpecahan.

Yesus datang ke dunia untuk membawa damai bagi Yesus datang ke dunia untuk membawa damai bagi seluruh umat manusia. seluruh umat manusia.

Kedatangan-Nya mendamaikan manusia dengan Tuhan Kedatangan-Nya mendamaikan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan sesama. Ia menghancurkan tembok dan manusia dengan sesama. Ia menghancurkan tembok dosa yang memisahkan manusia dari Allah sumber dosa yang memisahkan manusia dari Allah sumber kehidupan (bdk. Ef. 2:14, dst.). kehidupan (bdk. Ef. 2:14, dst.).

Dalam konteks ini umat katolik dipanggil untuk Dalam konteks ini umat katolik dipanggil untuk menciptakan kerukunan, kedamaian dan menciptakan kerukunan, kedamaian dan persatuan bangsa serta menjauhkan ketegangan persatuan bangsa serta menjauhkan ketegangan dan perpecahan (KWI. 2008). dan perpecahan (KWI. 2008).

St. Paulus menasehati kita supaya hidup dalam St. Paulus menasehati kita supaya hidup dalam damai dengan semua orang serta memberkati damai dengan semua orang serta memberkati sesama, termasuk orang yang menyakiti kita (Bdk sesama, termasuk orang yang menyakiti kita (Bdk Rm. 12:14). Rm. 12:14).

Memberkati artinya memohon agar Allah Memberkati artinya memohon agar Allah melimpahkan kasih karunia, damai sejahtera dan melimpahkan kasih karunia, damai sejahtera dan perlindungan (bdk. Kej. 27:27-29; Ul. 33). perlindungan (bdk. Kej. 27:27-29; Ul. 33).

Yesus mengajarkan kita: Yesus mengajarkan kita: "Kasihilah musuhmu, "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu" kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu" (Luk. 6:27-28; Mat. 5:44).(Luk. 6:27-28; Mat. 5:44).

Kedua: tidak membalas kejahatan dengan Kedua: tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. kejahatan.

Rasul Paulus menasehati jemaat di Roma supaya Rasul Paulus menasehati jemaat di Roma supaya jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi melakukan apa yang baik bagi semua orang tetapi melakukan apa yang baik bagi semua orang (bdk. Rm. 12:17). (bdk. Rm. 12:17).

Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan" (Rm. kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan" (Rm. 12:21). 12:21).

Ketiga: bangkit bersama Yesus untuk membebaskan diri Ketiga: bangkit bersama Yesus untuk membebaskan diri dari berbagai krisis sosial ekonomi (kemiskinan, dari berbagai krisis sosial ekonomi (kemiskinan, pengangguran) dan politik (korupsi, penyalahgunaan kuasa pengangguran) dan politik (korupsi, penyalahgunaan kuasa dan wewenag) dan wewenag)

Membangun dan membaharui tekad bersama untuk Membangun dan membaharui tekad bersama untuk mewujudkan cita-cita bangsa: mewujudkan cita-cita bangsa: merdeka, bersatu, berdaulat, merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmuradil dan makmur. .

Melindungi hak-hak asasi setiap warga negara di bidang Melindungi hak-hak asasi setiap warga negara di bidang politik, ekonomi, pendidikan dan kesehatan serta mengotrol politik, ekonomi, pendidikan dan kesehatan serta mengotrol mekanisme demokrasi di tanah. mekanisme demokrasi di tanah.

Keempat: melakukan pendidikan politik bagi Keempat: melakukan pendidikan politik bagi warga Gereja dengan maksud supaya semakin warga Gereja dengan maksud supaya semakin sadar politik, sadar akan hak dan kewajibannya sadar politik, sadar akan hak dan kewajibannya dan mau terlibat aktif dalam politik. dan mau terlibat aktif dalam politik.

Pendidikan politik merupakan bagian integral dari Pendidikan politik merupakan bagian integral dari pembinaan iman seluruh anggota Gereja pembinaan iman seluruh anggota Gereja termasuk para calon katekis, imam dan kaum termasuk para calon katekis, imam dan kaum religius (KWI: Tanggung Jawab, 2009). religius (KWI: Tanggung Jawab, 2009).

PenutupPenutup

Konsep Gereja sebagai Umat Allah telah membuka pintu Konsep Gereja sebagai Umat Allah telah membuka pintu sangat lebar bagi keterlibatan Gereja dalam kehidupan sangat lebar bagi keterlibatan Gereja dalam kehidupan sosial-politik. sosial-politik.

Keterlibatan Gereja dalam politik ini berakar pada panggilan Keterlibatan Gereja dalam politik ini berakar pada panggilan dan tugas suci Gereja untuk menjadi terang dan garam dan tugas suci Gereja untuk menjadi terang dan garam dunia atas cara menegakan moral politik yang benardunia atas cara menegakan moral politik yang benarMoral politik GerejaMoral politik Gereja: mengupayakan keadilan, kebaikan, : mengupayakan keadilan, kebaikan, kesejahteraan bersama serta penghargaan terhadap hak kesejahteraan bersama serta penghargaan terhadap hak asasi manusia. asasi manusia.

Sumber Bacaan:Sumber Bacaan:

Beltran, B. 1998. The Alliance of Basic Christian Beltran, B. 1998. The Alliance of Basic Christian Community: People Empowerment in a Garbage Community: People Empowerment in a Garbage Dump. Logos Publications, Inc., Manila Philippines. Dump. Logos Publications, Inc., Manila Philippines.   Beltran, B. 1994. Empowering God’s People. In: Smokey Beltran, B. 1994. Empowering God’s People. In: Smokey Mountain, Ravaged Earth and Wasted Lives. Divine Mountain, Ravaged Earth and Wasted Lives. Divine World publications. Manila, Philippines. World publications. Manila, Philippines.   Florence, 2003. The Latin American Church Gathers. In: Florence, 2003. The Latin American Church Gathers. In: National Catholic Report. Independent Newsweekly. National Catholic Report. Independent Newsweekly. The National Catholic Reporter Publishing Company. The National Catholic Reporter Publishing Company. Kansas City, USA. Kansas City, USA.  

  

Gonzalez D. 2007. Searching Its Soul: The American Gonzalez D. 2007. Searching Its Soul: The American Catholic Church Cardinal Leads by Catholic Church Cardinal Leads by Doctrine, and Example. New York. USA Doctrine, and Example. New York. USA  Kundalini, 2009. Apa itu Politik? "Kundalini, 2009. Apa itu Politik? "http://ms.wikipedia.org/wiki/Politik  KWI. 2008. Hiduplah Dalam Perdamaian Dengan Semua KWI. 2008. Hiduplah Dalam Perdamaian Dengan Semua orang. Pesan Natal Bersama Konfrensi Wali Gereja orang. Pesan Natal Bersama Konfrensi Wali Gereja Indonesia dan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia. Indonesia dan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia.