bab vi ukl upl pertambangan batubara

Upload: akhmadfauzie

Post on 12-Oct-2015

176 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Penjelasan Upaya Pemantauan Lingkungan

TRANSCRIPT

  • UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 1

    BAB VI

    UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

    Upaya pemantauan lingkungan merupakan suatu kegiatan untuk mengevaluasi

    efektivitas upaya pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilakukan. Di samping

    itu kegiatan ini juga diperlukan untuk mengkaji gejala-gejala perubahan kualitas

    lingkungan sekitar baik yang telah diprediksi maupun yang belum diprediksi

    sebelumnya, sehingga dapat di rekomendasikan langkah pengelolaan berikutnya.

    Berkaitan dengan upaya pengendalian dampak negatif dan pengembangan

    dampak positif yang akan terjadi akibat dari kegiatan proyek, maka upaya

    pemantauan akan disusun berdasarkan komponen lingkungan yang diperkirakan

    terkena dampak dari aktivitas proyek, yaitu komponen sosial, ekonomi, budaya

    dan kesehatan masyarakat (sosekbudkesmas), komponen fisik kimia dan

    komponen biologi.

    6.1. UPAYA PEMANTAUAN KOMPONEN SOSEKBUDKESMAS

    Beberapa komponen sosekbudkesmas yang diperkirakan terkena dampak dari

    rencana kegiatan pertambangan batubara Koptam Rukun Sentosameliputi, sikap

    dan persepsi masyarakat, Konflik Sosial, lapangan pekerjaan, lapangan usaha,

    pendapatan masyarakat, lalu lintas darat, Keselamatan Masyarakat, Kesehatan

    Masyarakat, Keselamatan dan Kesehatan Masyarakat dan Fungsi Lahan.

    6.1.1. Sikap dan Persepsi Masyarakat

    1. Jenis Dampak

    Dampak penting yang dipantau adalah munculnya sikap dan persepsi

    masyarakat yang bersifat positif terhadap rencana kegiatan pertambangan

    batubara Koptam Rukun Sentosa.

    2. Sumber Dampak

    Sumber dampak penting terhadap sikap dan persepsi masyarakat

    merupakan akibat dari kegiatan sosialisasi formal dan non formal terhadap

    rencana proyek.

    3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Jumlah dan persentase masyarakat yang menerima dan mendukung

    kegiatan pertambangan batubara Koptam Rukun Sentosa.

    4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

    a. Metode pengumpulan data :

    1) Melakukan wawancara kepada masyarakat setempat.

    2) Melakukan pengamatan dinamika persepsi masyarakat yang terkait

    dengan aktivitas Koptam Rukun Sentosadi wilayah ini.

    b. Metode analisis data :

    Tabulasi data dan dilakukan analisa komparasi.

  • UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 2

    5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pemantauan lingkungan hidup untuk sikap dan persepsi masyarakat adalah

    Kelurahan Amborawang Darat dalam Kecamatan Samboja.

    6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pemantauan dilakukan selama operasional pertambangan batubara

    berlangsung dengan frekuensi setiap 3 bulan sekali.

    7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun

    Sentosadi bawah pengawasan Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan

    Samboja dan BLHD Kabupaten Kutai Kertanegara.

    6.1.2. Konflik Sosial

    1. Jenis Dampak

    Dampak penting yang dipantau terhadap konflik sosial pada kegiatan

    pembebasan lahan adalah potensi munculnya proses disosiasi masyarakat

    di sekitar lokasi rencana proyek.

    2. Sumber Dampak

    Sumber dampak penting terhadap konflik sosial adalah kemungkinan

    adanya tumpang tindih penguasaan lahan, dan nilai penggantian tanam

    tumbuh.

    3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Hubungan sosial masyarakat terkait kegiatan pembebasan lahan.

    4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

    a. Metode pengumpulan data :

    Pengumpulan data dilakukan dengan cara pencatatan dalam bentuk

    tabel (tabulasi) setiap kejadian perselisihan dalam proses pembebasan

    lahan yang meliputi luas/letak lahan dan sumber perselisihan (nilai

    kompensasi/tumpang tindih kepemilikan lahan).

    b. Metode analisis data :

    Analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif kuantitatif.

    5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Lokasi pemantauan adalah Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan

    Samboja yang berada dalam lokasi proyek Koptam Rukun Sentosa.

    6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pemantauan lingkungan hidup dilakukan selama berlangsungnya kegiatan

    pembebasan lahan dengan frekuensi setiap 3 bulan sekali.

    7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

  • UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 3

    Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun Sentosa

    di bawah pengawasan Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan

    Samboja, BPN dan BLHD Kabupaten Kutai Kertanegara.

    6.1.3. Lapangan Pekerjaan

    1. Jenis Dampak

    Dampak penting terhadap lapangan pekerjaan adalah potensi munculnya

    peluang kerja bagi masyarakat setempat dan hilangnya lapangan pekerjaan

    bagi penduduk dengan indikator angka tingkat pengangguran penduduk.

    2. Sumber Dampak

    Sumber dampak penting terhadap lapangan pekerjaan pada kegiatan

    penerimaan tenaga kerja adalah prioritas penerimaan tenaga kerja lokal

    dan hilangnya lapangan pekerjaan akibat adanya kegiatan pemutusan

    hubungan kerja (PHK).

    3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah jumlah dan proporsi

    tenaga kerja lokal yang diterima bekerja dan yang d PHK serta jumlah

    pengangguran.

    4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

    Upaya Pemantauan yang dilakukan terhadap lapangan pekerjaan adalah

    a. Melakukan pencatatan dan pengecekan secara langsung pada saat

    penerimaan karyawan dan pemutus hubungan karyawan ke kantor

    manajemen Koptam Rukun Sentosa mengenai jumlah tenaga kerja

    lokal yang dikaryakan.

    b. Data yang diperoleh selanjutnya ditabulasi dan dianalisis secara

    deskriptif.

    5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah kantor manajemen Koptam

    Rukun Sentosa.

    6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup

    Jangka waktu pemantauan lingkungan hidup adalah setiap kali

    dilaksanakannya kegiatan penerimaan tenaga kerja.

    7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun

    Sentosadi bawah pengawasan Dinas Tenaga Kerja dan BLHD Kabupaten

    Kutai Kertanegara.

  • UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 4

    6.1.4. Lapangan Usaha

    1. Jenis Dampak

    Dampak terhadap lapangan usaha adalah terbukanya lapangan usaha bagi

    masyarakat di sekitar lokasi proyek.

    2. Sumber Dampak

    Komponen yang menjadi sumber dampak penting terhadap terbukanya

    lapangan usaha masyarakat adalah komponen pekerjaan konstruksi yang

    dimitrakan kepada pelaku usaha dari masyarakat setempat.

    3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Tolok ukur dampak yang dipantau adalah jenis dan volume usaha

    masyarakat yang terkait dengan kegiatan pertambangan batubara Koptam

    Rukun Sentosa.

    4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

    Upaya pemantauan dampak terhadap lapangan usaha dilakukan dengan

    cara:

    a. Pencatatan unit usaha masyarakat/perorangan yang terlibat dalam

    kegiatan pembangunan fasilitas penunjang yang meliputi nama dan

    alamat unit usaha serta kegiatan yang dilaksanakan.

    b. Data yang diperoleh selanjutnya ditabulasi dan dianalisis secara

    deskriptif.

    5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah di desa yang berada di sekitar

    lokasi pembangunan fasilitas penunjang Koptam Rukun Sentosayakni

    Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan Samboja.

    6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pemantauan lingkungan hidup terhadap lapangan usaha masyarakat

    dilakukan selama kegiatan pembangunan fasilitas penunjang berlangsung

    dengan frekuensi pemantauan setiap 6 bulan sekali.

    7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun

    Sentosadi bawah pengawasan Dinas Tenaga Kerja dan BLHD Kabupaten

    Kutai Kertanegara.

    6.1.5. Lalulintas Darat

    1. Jenis Dampak

    Dampak penting terhadap lalu lintas darat adalah munculnya gangguan

    terhadap lalulintas darat pada ruas jalan di sekitar lokasi pembuatan jalan

    angkut batubara.

    2. Sumber Dampak

  • UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 5

    Sumber dampak penting terhadap munculnya gangguan lalu lintas darat

    adalah penggunaan kendaraan angkut jenis trailler saat berlangsungnya

    mobilisasi dan demobilisasi peralatan.

    3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Tolok ukur dampak terdapat lalulintas darat adalah tingkat kemacetan lalu

    lintas pada ruas jalan yang digunakan dalam kegiatan mobilisasi dan

    demobilisasi peralatan.

    4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

    Upaya pemantauan gangguan lalu lintas umum adalah

    a. Melakukan pencatatan dan tabulasi frekuensi perlintasan kendaraan

    proyek dan kendaraan umum.

    b. Metode analisis data yang digunakan dalam pemantauan terhadap

    gangguan lalu lintas darat adalah tabulasi dan analisis deskriptif.

    5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Lokasi pemantauan lingkungan hidup pada dampak gangguan lalu lintas

    darat adalah di persimpangan jalan proyek dan jalan raya.

    6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup

    Jangka waktu pemantauan lingkungan hidup adalah setiap kali

    dilaksanakannya kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan.

    7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun

    Sentosadi bawah pengawasan Dinas Perhubungan dan BLHD Kabupaten

    Kutai Kertanegara.

    6.1.6. Keselamatan Masyarakat

    1. Jenis Dampak

    Dampak penting yang dipantau terhadap keselamatan masyarakat pada

    kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan material serta

    pemuatan dan pengapalan batubara adalah munculnya resiko kecelakaan

    lalu lintas.

    2. Sumber Dampak

    Sumber dampak penting terhadap keselamatan masyarakat merupakan

    akibat kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan material.

    3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Parameter lingkungan hidup yang dipantau yaitu intensitas dan frekuensi

    kecelakaan lalulintas.

    4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

    a. Metoda pengumpulan data :

    Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan

    langsung dan pencatatan dalam bentuk tabel (tabulasi) setiap insiden

  • UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 6

    kecelakaan lalu lintas jalur jalan yang dilewati yang meliputi intensitas

    dan frekuensi kecelakaan lalulintas.

    b. Metoda analisis data :

    Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif yaitu data kejadian

    kecelakaan lalulintas dilakukan tabulasi, kemudian dijadikan sebagai

    dasar untuk melakukan perbaikan pengelolaan.

    5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pemantauan lingkungan hidup terhadap keselamatan masyarakat adalah

    jalur jalan yang digunakan oleh Koptam Rukun Sentosa.

    6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pemantauan lingkungan hidup dilakukan dengan frekuensi pemantauan

    setiap hari kerja selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material

    Koptam Rukun Sentosa berlangsung dengan pelaporan setiap 6 bulan

    sekali.

    7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun

    Sentosadi bawah pengawasan Dinas Perhubungan dan BLHD Kabupaten

    Kutai Kertanegara.

    6.1.7. Kesehatan Masyarakat

    1. Jenis Dampak

    Dampak penting yang dipantau adalah terjadinya gangguan kesehatan

    masyarakat dengan indikator meningkatnya angka kesakitan masyarakat.

    2. Sumber Dampak

    Sumber dampak penting terhadap kesehatan masyarakat merupakan

    dampak akibat terjadinya penurunan kualitas udara ambien dan penurunan

    kualitas air permukaan pada saat berlangsungnya kegiatan penimbunan

    dan pengolahan batubara serta pengangkutan batubara dari areal

    pertambangan ke stockpile.

    3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Parameter lingkungan hidup yang dipantau yaitu kondisi umum kesehatan

    masyarakat serta jumlah dan jenis penyakit yang diderita masyarakat di

    kampung-kampung terdekat.

    4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

    a. Metode pengumpulan data :

    Melakukan inventarisasi kejadian meliputi jenis dan intensitas

    gangguan kesehatan yang diderita pekerja/karyawan dan masyarakat

    yang diperoleh dari puskesmas-puskesmas di daerah lokasi studi.

    b. Metode analisis data :

    Datadata yang diperoleh dicatat dalam bentuk tabel (tabulasi data)

    dan di analisis secara deskriptif kuantitatif untuk mengetahui

  • UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 7

    kesehatan masyarakat yang bekerja maupun berada disekitar lokasi

    pertambangan batubara Koptam Rukun Sentosa antar waktu,

    kemudian membandingkan hasilnya dengan sebelum adanya kegiatan

    Koptam Rukun Sentosa.

    5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pemantauan lingkungan hidup terhadap kesehatan masyarakat dilakukan

    pada puskesmas/puskesmas pembantu terdekat.

    6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pemantauan lingkungan hidup dilakukan selama pertambangan batubara

    berlangsung dengan frekuensi pemantauan setiap 6 bulan sekali.

    7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun

    Sentosadi bawah pengawasan Dinas Kesehatan dan BLHD Kabupaten

    Kutai Kertanegara.

    6.1.8. Keselamatan dan Kesehatan Masyarakat (K3)

    1. Jenis Dampak

    Dampak penting terhadap keselamatan dan kesehatan kerja adalah

    munculnya gangguan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja.

    2. Sumber Dampak

    Komponen yang menjadi sumber dampak penting terhadap gangguan

    keselamatan dan kesehatan kerja adalah :

    a. Resiko kecelakaan kerja saat pengoperasian alat-alat berat dalam

    kegiatan preparasi tapak proyek.

    b. Resiko kecelakaan kerja akibat terjatuh dari ketinggian bangunan.

    c. Resiko kecelakaan kerja akibat tertimpa material bangunan.

    d. Resiko gangguan kesehatan akibat paparan debu dan kebisingan di

    tempat kerja yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan

    mata dan pernapasan pekerja.

    3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Tolok ukur dampak terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang

    dipantau adalah frekuensi dan intensitas dan penyebab gangguan

    keselamatan dan kesehatan yang terjadi terhadap pekerja.

    4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

    Upaya pemantauan dampak terhadap lapangan pekerjaan dilakukan

    dengan cara:

    a. Melakukan pencatatan dalam bentuk tabel (tabulasi) setiap kejadian

    kecelakaan kerja yang meliputi intensitas dan frekuensi kecelakaan

    kerja.

  • UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 8

    b. Analisis data dilakukan dengan metode analisis kecenderungan

    (trend analysis) untuk melihat perubahan tingkat keselamatan dan

    kesehatan pekerja antar waktu.

    c. Pemeriksaan kesehatan secara berkala khususnya pada pekerja yang

    berada dilingkungan tempat penambangan. .

    5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah lokasi tapak proyek,

    pembuatan jalan angkut batubara, dan pengangkutan batubara dari areal

    pertambangan ke stockpile.

    6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup

    Jangka waktu pemantauan adalah selama berlangsungnya kegiatan

    preparasi tapak proyek, pembuatan jalan angkut batubara, dan

    pengangkutan batubara dari areal pertambangan ke stockpile dengan

    frekuensi pemantauan setiap hari untuk pemantauan kecelakaan kerja dan

    enam bulan sekali untuk pemantauan kesehatan kerja.

    7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun Sentosa

    di bawah pengawasan Dinas Tenaga Kerja, Dinas Kesehatan dan BLHD

    Kabupaten Kutai Kertanegara.

    6.1.8. Fungsi Lahan

    1. Jenis Dampak

    Dampak lingkungan terhadap fungsi lahan adalah terjadinya pengalihan

    fungsi lahan menjadi fasilitas publik.

    2. Sumber Dampak

    Komponen yang menjadi sumber dampak penting terhadap fungsi lahan

    adalah penyerahan lahan proyek kepada pemerintah dan dimanfaatkan

    bagi kepentingan umum dan perekonomian masyarakat setempat.

    3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Tolok ukur dampak terhadap fungsi lahan yang dipantau adalah perubahan

    fungsi lahan sebagai fasilitas publik dan perekonomian masyarakat.

    4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

    Upaya pemantauan dampak terhadap fungsi lahan dilakukan dengan cara:

    a. Metode Pengumpulan Data

    Dilakukan dengan cara inventarisasi luasan lahan yang dibebaskan

    terkait dengan pola pemanfaatan lahan sebelumnya. Selanjutnya data

    ditabulasikan.

    b. Metode Analisis Data

    Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif.

  • UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 9

    5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah areal lahan yang digunakan

    oleh Koptam Rukun Sentosa yakni Kelurahan Amborawang Darat

    Kecamatan Samboja.

    6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup

    Jangka waktu pemantauan adalah selama berlangsungnya kegiatan

    pengalihan fungsi lahan yang dilakukan oleh Koptam Rukun Sentosa.

    7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pihak Koptam Rukun

    Sentosadi bawah pengawasan Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan

    Samboja dan BLHD Kabupaten Kutai Kartanegara.

    6.2. PEMANTAUAN KOMPONEN FISIKA-KIMIA

    Komponen fisik-kimia lingkungan yang diperkirakan terkena dampak dari

    rencana kegiatan pertambangan batubara Koptam Rukun Sentosa, meliputi

    kualitas udara ambien, peningkatan laju erosi, beban sedimentasi, menurunnya

    kesuburan tanah, kualitas air permukaan, kebisingan dan stabilitas lahan.

    6.2.1. Kualitas Udara

    1. Jenis Dampak

    Dampak penting yang dipantau terhadap kualitas udara pada kegiatan

    pembuatan fasilitas penunjang, penimbunan batubara, pengangkutan

    batubara dari areal pertambangan ke stockpile dan pemuatan dan

    pengapalan batubara adalah terjadinya penurunan kualitas udara ambien

    dengan indikator peningkatan kadar debu.

    2. Sumber Dampak

    Sumber dampak terhadap kualitas udara adalah peningkatan kadar debu

    udara yang terjadi saat berlangsungnya kegiatan pembuatan fasilitas

    penunjang, penimbunan batubara, pengangkutan batubara dari areal

    pertambangan ke stockpile dan pemuatan dan pengapalan batubara.

    3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah kadar debu ambien

    melebihi baku mutu yang ditetapkan sebesar 0,23 mg/m3.

    4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

    a. Metode Pengumpulan Data :

    1) Melakukan pengukuran parameter kualitas udara ambien di lokasi.

    2) Melakukan pengambilan sampling kualitas udara (debu) di

    lapangan dengan alat dust colector yang melibatkan pihak ketiga

    yang telah terakreditasi dalam kegiatan pengambilan sampling

    kualitas udara tersebut.

  • UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 10

    b. Metode Analisis Data :

    1) Kualitas debu dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

    eu = 5,9 (V/12) (S/30) (W/3) 0,7 (w/4)0,5 (d/365)

    Dimana :

    eu = Jumlah debu per panjang jalan (lb/mile)

    s = Silt Content (%)

    V = Kecepatan kendaraan (mile/hour)

    W = Berat Kendaraan (ton)

    W = Jumlah roda kendaraan

    D = Jumlah hari tidak hujan

    2) Hasil pengukuran debu ditabulasikan dan mengacu pada baku

    mutu. Sebaran dampak diduga berdasarkan hasil pengukuran debu

    pada beberapa lokasi, kecepatan angin dan arah angin. Sebaran

    dampak debu sepanjang arah angin dapat diduga dengan

    persamaan sebagai berikut :

    C (x2) = C0 ((u . Dt) . (C0 C1) / x1)

    x2 = u . Dt

    Dimana :

    C (x2) = Kandungan debu dugaan (g/m3) pada jarak x2 dari sumber

    pencemar sepanjang arah angin.

    C0 = Kandungan debu pada sumber pencemar (g/m3) hasil

    pengukuran.

    C1 = Kandungan debu (g/m3) hasil pengukuran pada jarak x1

    dari sumber pencemar sepanjang arah angin.

    U = Kecepatan angin (m/s)

    Dt = Selang waktu (s) untuk menentukan x2

    x1 dan

    x2

    = Jarak dari sumber pencemar C0 (dalam meter) sepanjang

    arah angin

    3) Hasil pengukuran debu ditabulasikan dan mengacu pada baku mutu

    berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 dan

    Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 51 Tahun 1999.

    5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pemantauan lingkungan hidup dilakukan di lokasi kegiatan pembuatan

    fasilitas penunjang, penimbunan batubara, pengangkutan batubara dari

    areal pertambangan ke stockpile dan pemuatan dan pengapalan batubara.

  • UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 11

    6. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

    Pemantauan lingkungan hidup selama kegiatan pembuatan fasilitas

    penunjang, penimbunan batubara, pengangkutan batubara dari areal

    pertambangan ke stockpile dan pemuatan dan pengapalan batubara

    berlangsung dengan frekuensi pemantauannya setiap 6 (enam) bulan

    sekali.

    7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun

    Sentosadi bawah pengawasan Dinas Pertambangan dan BLHD Kabupaten

    Kutai Kertanegara.

    6.2.2. Laju Erosi

    1. Jenis Dampak

    Dampak lingkungan terhadap erosi merupakan dampak lanjutan (dampak

    sekunder) akibat dari terjadinya degradasi vegetasi dan terjadinya

    peningkatan laju erosi tanah pada bukaan jalan angkut batubara.

    2. Sumber Dampak

    Sumber dampak penting terhadap erosi pada kegiatan preparasi tapak

    proyek yaitu proses pengupasan dan penimbunan tanah dalam kegiatan

    preparasi tapak proyek menyebabkan terjadinya perubahan morfologi

    lereng dan terjadinya perapuhan ikatan butiran tanah dan merupakan

    dampak lanjutan akibat degradasi vegetasi serta perapuhan soliditas

    butiran tanah akibat proses cut & fill pada kegiatan pembuatan jalan

    angkut batubara.

    3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Tolok Ukur dampak terhadap erosi adalah terjadinya kenaikan lereng

    curam pada bidang kupasan tanah untuk bangunan jalan menyebabkan

    peningkatan faktor kemiringan lahan.

    4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pemantauan laju erosi dilakukan secara visual terhadap gejala erosi yang

    terjadi pada bukaan lahan tapak proyek meliputi bentukan paritan dan

    aliran massa tanah serta melakukan pengamatan kondisi tanaman

    penghijauan meliputi jenis, jumlah populasi, pertumbuhan serta

    melakukan pengamatan keberadan tumbuhan pioneer alami yang

    berkembang pada areal penghijauan meliputi jenis, jumlah populasi dan

    pertumbuhannya.

    5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Lokasi pemantauan lingkungan adalah pada bukaan lahan yang tidak

    tertutup oleh bangunan.

  • UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 12

    6. Waktu dan Periode Pemantauan

    Pemantauan lingkungan hidup dilakukan selama kegiatan pembuatan tapak

    proyek dengan frekuensi pemantauan setiap 6 bulan sekali.

    7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun

    Sentosadi bawah pengawasan Dinas Pertambangan dan BLHD Kabupaten

    Kutai Kertanegara.

    6.2.3. Kesuburan Tanah

    1. Jenis Dampak

    Dampak lingkungan terhadap kesuburan tanah adalah penurunan tingkat

    kesuburan tanah

    2. Sumber Dampak

    Sumber dampak penting terhadap kesuburan tanah adalah mengakibatkan

    perubahan ekstrim pada kesuburan tanah.

    3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah tingkat kesuburan tanah

    mengacu pada criteria Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor tahun 1983.

    4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

    a. Metoda Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel tanah

    sebelum dan sesudahnya kegiatan pengupasan tanah pucuk pada

    kedalaman 060 cm. Analisis kimia tanah terhadap parameter pH

    tanah, kandungan C-Organik, N-total, P-total, K-total, kandungan Ca

    & Mg, kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa (KB) dan

    kejenuhan Al dilakukan di laboratorium tanah yang telah terakreditasi

    seperti Laboratorium Tanah Faperta UNMUL atau Laboratorium

    Tanah PPHT UNMUL.

    b. Metode analisis data

    Data hasil analisis kimia tanah selanjutnya digunakan untuk

    penentuan status kesuburan tanah dengan metode penentuan status

    kesuburan tanah menurut PPT Bogor tahun (1983).

    Tabel 6.1. Kriteria penilaian parameter kimia tanah yang digunakan

    dalam penetapan tingkat kesuburan tanah.

    No. Komponen Kimia Tanah Satuan Kandungan Status

    1 Kapasitas Tukar Kation (KTK) me/100 gr > 25 Tinggi

    17 25 Sedang

    5 16 Rendah

    < 5 Sangat

    Rendah

  • UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 13

    No. Komponen Kimia Tanah Satuan Kandungan Status

    2 Kejenuhan Basa (KB) % > 50 Tinggi

    35 50 Sedang

    < 35 Rendah

    3 Fostat (P2O5) mg/100 gr > 40 Tinggi

    20 40 Sedang

    < 20 Rendah

    4 Kalium mg/100 gr > 40 Tinggi

    20 40 Sedang

    < 20 Rendah

    5 C Organik % > 3 Tinggi

    2 3 Sedang

    < 2 Rendah

    Tabel 6.2. Kombinasi beberapa sifat tanah dan penetapan tingkat

    kesuburan tanah.

    KTK KB Kombinasi P2O5, K2O,

    COrganik

    Tingkat Kesuburan

    Tanah

    Tinggi Tinggi 2 Tinggi tanpa Rendah Tinggi

    Tinggi Tinggi 2 Tinggi dengan Rendah Sedang

    Tinggi Tinggi 2 Sedang Tanpa Rendah Tinggi

    Tinggi Tinggi 2 Sedang Dengan Rendah Sedang

    Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sedang

    Tinggi Tinggi 2 Rendah Dengan Tinggi Sedang

    Tinggi Tinggi 2 Rendah Dengan Sedang Rendah

    Tinggi Sedang 2 Tinggi Tanpa Rendah Tinggi

    Tinggi Sedang 2 Tinggi Dengan Rendah Sedang

    Tinggi Sedang 2 Sedang Sedang

    Tinggi Sedang Kombinasi Lain Rendah

    Tinggi Rendah 2 tinggi Tanpa Rendah Sedang

    Tinggi Rendah 2 Tinggi Dengan Rendah Rendah

    Tinggi Rendah Kombinikasi Lain Rendah

    Sedang Tinggi 2 Tinggi Tanpa Rendah Sedang

    Sedang Tinggi 2 Tinggi Tanpa Rendah Sedang

    Sedang Tinggi Kombinasi Lain Rendah

    Sedang Sedang 2 Tinggi Tanpa Rendah Sedang

    Sedang Sedang 2 Sedang Tanpa Rendah Sedang

    Sedang Sedang Kombinasi Lain Rendah

    Sedang Rendah 3 Tinggi Sedang

    Sedang Rendah Kombinasi Lain Rendah

    Rendah Tinggi 2 Tinggi Tanpa Rendah Sedang

    Rendah Tinggi 2 Tinggi Dengan Rendah Rendah

    Rendah Tinggi 2 Sedang Tanpa Rendah Sedang

  • UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 14

    KTK KB Kombinasi P2O5, K2O,

    COrganik

    Tingkat Kesuburan

    Tanah

    Rendah Tinggi Kombinasi Lain Rendah

    Rendah Sedang 2 Tinggi Tanpa Rendah Rendah

    Rendah Sedang Kombinasi Lain Rendah

    Rendah Rendah Semua Kombinasi Rendah

    Sangat Rendah Tinggi,

    Sedang,

    Rendah

    Semua Kombinasi Sangat Rendah

    Sumber : Pusat Penelitian Tanah Bogor (1983)

    5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Lokasi pemantauan adalah bekas areal lokasi penambangan Koptam

    Rukun Sentosa di Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan Samboja.

    6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pemantauan lingkungan hidup terhadap kesuburan tanah dilakukan selama

    operasional pertambangan batubara Koptam Rukun Sentosaberlangsung

    dengan frekuensi pemantauannya setiap 1 tahun sekali.

    7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pembiayaan dan penanggungjawab pelaksanaan pemantauan lingkungan

    hidup adalah Koptam Rukun Sentosadi bawah pengawasan Dinas

    Pertambangan dan BLHD Kabupaten Kutai Kartanegara.

    6.2.5. Kualitas Air Permukaan

    1. Jenis Dampak

    Dampak lingkungan terhadap kualitas air permukaan adalah terjadinya

    penurunan kualitas air permukaan pada badan perairan di sekitar lokasi

    proyek.

    2. Sumber Dampak

    Sumber dampak penting terhadap penurunan kualitas air permukaan

    merupakan

    a. terbentuknya air asam tambang yang berasal dari timbunan

    batubara.

    b. padatan tersuspensi maupun tidak tersuspensi dan air asam tambang.

    c. ceceran butiran lembut batubara dan ceceran minyak mineral yang

    memasuki badan sungai

    3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    a. Tolok ukur dampak adalah berdasarkan Kep Men LH No.113 Tahun

    2003 Tentang Pengelolaan Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

    b. Methanol, air keruh yang tercecer yang memasuki badan air sungai.

    4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pemantauan dampak terhadap kualitas air dilakukan dengan cara:

  • UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 15

    a. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan

    sampel air dengan menggunakan water sampler pada lokasi

    pemantauan yang telah ditetapkan.

    b. Pengukuran TSS dilakukan dengan metode gravimetrik.

    c. Sampel air tersebut kemudian dianalisis di laboratorium yang telah

    terakreditasi dan membandingkan hasilnya dengan kriteria mutu air

    kelas 2 berdasarkan Kep Men LH No.113 Tahun 2003.

    5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah di outlet dan inlet pada badan

    perairan di sekitar lokasi pertambangan batubara.

    6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pemantauan lingkungan hidup untuk kualitas air permukaan dilakukan

    selama berlangsungnya kegiatan pertambangan batubara Koptam Rukun

    Sentosa dengan frekuensi pemantauannya setiap 1 bulan sekali dan

    dilaporkan setiap 3 bulan sekali..

    7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Koptam Rukun Sentosa

    bekerja sama dengan pihak ketiga yang terakreditasi dalam kegiatan

    pengambilan sample air dan pengujian sample kualitas air permukaan di

    bawah pengawasan BLHD Kabupaten Kutai Kertanegara

    6.2.6. Kebisingan

    1. Jenis Dampak

    Dampak penting terhadap kebisingan pada kegiatan aktivitas genset

    adalah peningkatan kebisingan disekitar areal genset.

    2. Sumber Dampak

    Sumber dampak terhadap kebisingan merupakan akibat suara yang

    ditimbulkan oleh suara mesin genset.

    3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Tolok Ukur Dampak lingkungan hidup yang dipantau adalah kebisingan

    di lingkungan kerja.

    4. Upaya Pemantauan Lingkungan

    a. Metoda pengumpulan data :

    Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengukuran

    tingkat kebisingan dengan alat sound level meter selama 10 menit

    dengan pembacaan/pencatatan setiap 5 detik. Pengukuran dapat

    dilakukan secara mandiri atau dengan bekerjasama dengan pihak

    ketiga yang terakreditasi/berkompeten seperti Laboratorium

    BARISTAND Samarinda, UPTD Balai Laboratorium Kesehatan

    Samarinda atau Laboratorium PPLH UNMUL.

  • UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 16

    b. Metode analisis data :

    Hasil pengukuran tingkat kebisingan lingkungan dibandingkan dengan

    baku mutu lingkungan yaitu SK MENAKER No. Kep-51/MEN/1999

    sebesar 85 dB (A) dengan nilai toleransi +3 dB (A) untuk kebisingan

    di lingkungan kerja.

    5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pemantauan lingkungan hidup untuk intensitas kebisingan dilakukan pada

    areal lokasi penambangan Koptam Rukun Sentosa yakni di wilayah

    Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan Samboja.

    6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pemantauan lingkungan hidup terhadap intensitas kebisingan dilakukan

    Selama berlangsungnya kegiatan pertambangan batubara Koptam Rukun

    Sentosa dengan frekuensi pemantauannya setiap 6 bulan sekali.

    7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun

    Sentosadibawah pengawasan Dinas Pertambangan dan BLHD Kabupaten

    Kutai Kertanegara.

    6.2.7. Stabilitas Lahan

    1. Jenis Dampak

    Dampak lingkungan hidup terhadap stabilitas lahan pada kegiatan

    pembuatan fasilitas penunjang adalah terbentuknya bidang lahan labil

    dari bidang urugan.

    2. Sumber Dampak

    Sumber dampak terhadap stabilitas lahan pada kegiatan ini adalah proses

    pengurugan badan jalan dan pembangunan fasilitas pertambangan lainnya.

    3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Tolok Ukur dampak yang dipantau adalah terjadinya longsoran tanah

    urugan.

    4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan

    langsung di lapangan serta pencatatan/tabulasi data mengenai waktu,

    frekuensi, intensitas serta lokasi terjadinya longsor.

    Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara komparatif untuk

    melihat perubahan stabilitas lahan antar waktu.

    5. Lokasi pemantauan lingkungan hidup

    Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah areal lokasi penambangan

    Koptam Rukun Sentosa yakni Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan

    Samboja.

  • UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 17

    6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup

    Jangka waktu pemantauan adalah selama berlangsungnya kegiatan

    penambangan batubara Koptam Rukun Sentosa dengan frekuensi

    pemantauan setiap 3 bulan sekali.

    7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun

    Sentosadibawah pengawasan Dinas Pertambangan dan BLHD Kabupaten

    Kutai Kertanegara.

    6.3. UPAYA PEMANTAUAN KOMPONEN BIOLOGI

    Komponen biologi yang diperkirakan terkena dampak akibat aktivitas kegiatan

    pembangunan dan operasional pertambangan batubara Koptam Rukun

    Sentosaadalah vegetasi, Habitat Satwa Liar dan Biota Perairan.

    6.3.1. Vegetasi

    1. Jenis Dampak

    Dampak lingkungan terhadap vegetasi adalah terjadinya degradasi vegetasi

    penutup tanah dengan indikator proses brushing untuk tapak proyek.

    2. Sumber Dampak

    Sumber dampak penting terhadap degradasi vegetasi adalah akibat dari

    kegiatan preparasi tapak proyek.

    3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Tolok ukur dampak terhadap vegetasi adalah persentase dan luas

    penutupan lahan oleh vegetasi.

    4. Upaya Pemantauan Lingkungan

    Pemantauan dampak terhadap vegetasi dilakukan dengan cara :

    a. Menginventarisasi luasan lahan yang ditanami dengan tanaman

    penghijauan.

    b. Mencatat populasi tanaman penghijauan yang meliputi jenis, jumlah

    dan pertumbuhan tanaman.

    c. Melakukan analisis data secara deskriptif dan selanjutnya dijadikan

    dasar bagi tindakan pengelolaan vegetasi.

    5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pemantauan vegetasi dilakukan di areal lokasi penambangan Koptam

    Rukun Sentosa yakni Kelurahan Amborawang Darat Kecamatan Samboja.

    6. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pemantauan lingkungan hidup dilakukan selama berlangsungnya selama

    berlangsungnya kegiatan pertambangan batubara Koptam Rukun Sentosa

    dengan frekuensi pemantauan setiap 6 bulan sekali.

  • UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN VI - 18

    7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun

    Sentosadibawah pengawasan Dinas Pertanian, Dinas Pertambangan, Dinas

    Kehutanan dan BLHD Kabupaten Kutai Kertanegara.

    6.3.2. Habitat Satwa Liar

    1. Jenis Dampak

    Dampak lingkungan terhadap habitat satwa liar adalah rusaknya habitat

    satwa liar di areal rencana pertambangan batubara.

    2. Sumber Dampak

    Sumber dampak penting terhadap habitat satwa liar adalah dampak

    lanjutan degradasi vegetasi pada tapak bangunan prasarana dan sarana

    pendukung pertambangan yang menyebabkan terganggunya habitat satwa

    liar

    3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

    Parameter dampak terhadap habitat satwa liar adalah populasi dan jenis

    populasi satwa liar.

    4. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan jenis

    populasi satwa liar yang terdapat di lokasi pembangunan jaringan jalan

    kebun secara langsung.

    Analisis data dilakukan dengan cara melakukan tabulasi dan analisis

    deskriptif.

    5. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pelaksanaan pemantauan lingkungan hidup dilakukan di areal lokasi

    penambangan Koptam Rukun Sentosa yakni Kelurahan Amborawang

    Darat Kecamatan Samboja.

    6. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan

    Pemantauan lingkungan hidup dilakukan selama berlangsungnya usaha

    pertambangan batubara dengan frekuensi pemantauan setiap hari kerja dan

    pelaporan dilakukan setiap 6 bulan sekali.

    7. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup

    Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah Koptam Rukun Sentosa

    dibawah pengawasan Dinas Pertambangan dan BLHD Kabupaten Kutai

    Kertanegara.