bab vi rangkuman

Upload: nur-hanisah

Post on 16-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

this is it

TRANSCRIPT

BAB VIRANGKUMAN

Pada kasus ini Tn A. 24 tahun telah di diagnosis dengan papil atrofi ec Kompresi Syaraf Optikus. Diagnosis ini diperoleh dari anamnesa pasein yang mengeluh tidak dapat melihat secara tiba-tiba setelah mengalami kecelakaan dan mengalami cedera di kepala. Pada pemeriksaan fisik menunjukan adanya Relative Afferent Pupil Defect dan papil yang berwarna pucat berbatas tegas pada pemeriksaan funduskopi, yang menandakan adanya atrofi papil. Dari penemuan-penemuan ini, Tn A dapat di diagnosis dengan Atrofi Papil. Untuk mencari penyebab terjadinya atrofi telah dilakukan pemereksaan MRI, pada pemeriksaan ini ditemukan kompresi pada syaraf optikus di kanalis nervus optikus. Dengan penemuan-penemuan ini pasien dapat di diagnosis pasti dengan Atrofi Nervus Syaraf Optikus akibat kompresi syaraf optikus. Kasus ini termasuk kasus emergensi dan pasien seharusnya mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat. Pada waktu pertama kali pasien datang ke Rumah sakit, pasein seharusnya lansung diberikan penanganan steroid dosis tinggi. Penanganan ini penting untuk menekan infalamasi, mengurangkan kerusakan jaringan dan memastikan tekanan pada nervus optikus berkurang. Pasien seharusnya mendapatkan steroid dosis tinggi secara bolus melalui intravena. Metilprednisolon harus diberikan dengan dosis 30mg/kgBB dan seterusnya 5,4 mg/kgBB selam 24 jam setelah terjadinya trauma . Tetapi penanganan yang telah diberikan pada pasien tidak tepat, iaitu pemberian steroid Prednisolon yang diberikan secara tablet. Ini merupakan penanganan yang tidak adekuat.Pasien juga seharusnya lansung dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab dari penurunan visus. Pemeriksaan yang paling baik untuk menemukan penyebab pada kasus ini ialah MRI dan pemeriksaan ini tidak boleh dilewatkan. Pada kasus ini, pemeriksaan MRI hanya dilakukan setelah pasien berada di rumah sakit selama lebih dari satu minggu. Ini memperlambat penemuan dari penyebab atrofi papil, akibatnya penangan yang tepat tidak dapat dilakukan. Terapi yang paling penting untuk membantu penglihatan pasien pada kasus ini ialah Operasi Dekompresi. Operasi ini harus dilakukan selama golden period iaitu selama 6 24 jam untuk mendapatkan prognosis yang lebih baik. Ini karena penglihatan pasien tidak akan dapat pulih kembali sekiranya penanganan ini telat dilakukan. Pada kasus ini telah terjadi keterlambatan terapi karena pada pemeriksaan funduskopi telah ditemukan atrofi papil. Atrofi papil merupakan degenerasi syaraf optikus yang terminal dan tidak dapat diselamatkan, oleh itu penglihatan pada pasien ini sudah tidak dapat dipulihkan.