bab vi rangkaian kombinasi
DESCRIPTION
rkTRANSCRIPT
-
BAB VI
RANGKAIAN KOMBINASI
Di dalam perencanaan rangkaian kombinasi, terdapat beberapa langkah
prosedur yang harus dijalani, yaitu :
1. Pernyataan masalah yang direncanakan
2. Penetapan banyaknya variabel masukan dan keluaran
3. Pemberian simbol untuk setiap variabel masukan dan keluaran
4. Penurunan tabel kebenaran
5. Pernyataan Boole yang paling sederhana untuk masing-masing keluaran
6. Penyusunan rangkaian logika
Metode perencanaan dalam prakteknya harus mempertimbangkan
beberapa hal :
1. Gerbang yang digunakan harus sesedikit mungkin
2. Jumlah masukan ke suatu gerbang harus minimum
3. Waktu yang diperlukan suatu sinyal untuk menjalar sepanjang rangkaian harus
sesedikit mungkin
4. Interkoneksi sesedikit mungkin
5. Batasan kemampuan penggerak untuk masing-masing gerbang harus
diperhitungkan.
Pada bab ini akan dibahas beberapa rangkaian kombinasi yang mempunyai
fungsi khusus, yaitu : encoder, decoder, multiplekser, dan demultiplekser.
6.1 Encoder
Encoder adalah rangkaian kombinasi yang mengkonversi informasi biner
dari 2n (atau kurang) line input ke n line output. Salah satu contoh encoder adalah
Encoder Oktal ke Biner. Terdapat 8 line input masing-masing untuk sebuah digit
octal dan 3 line output yang menghasilkan bilangan biner yang sesuai dengan
input yang diberikan. Pada satu saat hanya satu input yang bekerja atau bernilai 1.
Tabel kebenarannya dapat dilihat pada tabel berikut :
-
97
Tabel 6.1 Encoder Octal ke Biner
Input Output
D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 X Y Z
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1
0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
Encoder dapat dirangkai dengan menggunakan gerbang OR yang
fungsinya bisa langsung didapat dari tabel kebenaran di atas.
X = D1 + D3 + D5 + D7
Y = D2 + D3 + D6 + D7
Z = D4 + D5 + D6 + D7
Rangkaian Logika :
Gambar 6.1 Rangkaian Logika Encoder Octal ke Biner
6.2 Decoder
Decoder adalah rangkaian kombinasi yang mengkonversi informasi biner
dari n (atau kurang) line input ke 2n line output. Salah satu contoh decoder adalah
Encoder Biner ke Oktal. Terdapat 3 line input dan 8 line output yang masing-
masing untuk sebuah digit octal. Pada satu saat hanya satu output yang berlogika
1 dengan kombinasi input yang berbeda-beda.. Tabel kebenarannya dapat dilihat
pada tabel berikut :
-
98
Tabel 6.2 Decoder Biner ke Oktal
Input Output
X Y Z D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
Dari table kebenaran di atas, dapat dibuat persamaannya, yaitu :
D0 = X Y Z
D1 = X Y Z
D2 = X Y Z
D3 = X Y Z
D4 = X Y Z
D5 = X Y Z
D6 = X Y Z
D7 = X Y Z
Dari persamaan di atas dapat dibuat rangkaian logikanya seperti yang terlihat pada
gambar berikut :
-
99
Gambar 6.2 Rangkaian Logika Decoder Biner ke Oktal
6.3 Multiplexer
Data selector atau multiplexer adalah rangkaian yang berfungsi memilih
satu diantara beberapa input dan menampilkan pada output nilai logika yang
bersesuaian dengan input. Seleksi input dikontrol oleh select input yang berfungsi
memilih line input mana yang akan diteruskan ke line output. Jumlah select input
tergantung dari jumlah data input. Multiiplekser mempunyai 2n masukan, dan
dibutuhkan n select input sehingga memungkinkan untuk memilih input mana
yang dikehendaki. Jadi pada dasarnya multiplekser bertugas sebagai saklar
pemilih.
Selain itu, multiplekser juga mempunyai masukan enable untuk
mengontrol operasinya yang berfungsi sebagai pintu masuk data input atau
dengan kata lain membuat enable atau disable transfer data logika dari input ke
output.
-
100
Contoh : Multipleser 4 ke-1, diagram blok dan tabel kebenaran dapat
dilihat pada gambar dan tabel berikut ini :
Gambar 6.3 Diagram blok Multiplekser 4 ke-1
Tabel 6.3 Tabel Kebenaran Multiplexer 4 ke 1 dengan Bit Enable
Input Output
Enable Select Data
EN S1 S0 D3 D2 D1 D0 Y
1 X X X X X X 0
0 0 0 X X X 0 0
0 0 0 X X X 1 1
0 0 1 X X 0 X 0
0 0 1 X X 1 X 1
0 1 0 X 0 X X 0
0 1 0 X 1 X X 1
0 1 1 0 X X X 0
0 1 1 1 X X X 1
Tabel kebenaran di atas dapat dianalisa sebagai berikut :
Saat enable EN diberi logika 1, operasi rangkaian akan terkunci dan output
akan memberikan nilai 0. Dalam hal ini tidak perlu menspesifikasi sinyal
logika yang ada pada semua input yang lain. Pada tabel kebenaran
diindikasikan debagai kondisi dont care (X).
Saat enable EN diberi logika 0, didapat operasi normal dari rangkaian
dimana :
- Saat select input S1 = 0 dan S0 = 0, maka dipilih input D0 yang akan
ditransfer ke output dimana :
Jika D0 = 0 maka Y = 0
Jika D0 = 1 maka Y = 1
-
101
Dalam hal ini tidak perlu untuk mendefinisikan kondisi ketiga input
yang lain, karenanya didefinisikan dengan kondisi dont care.
- Saat select input S1 = 0 dan S0 = 1, maka input D1 yang ditampilkan
- Saat select input S1 = 1 dan S0 = 1, maka input D2 yang ditampilkan
- Saat select input S1 = 1 dan S0 = 1, maka input D3 yang ditampilkan
Dari table 6.3, persamaan keluarannya adalah :
103102101100 SSENDSSENDSSENDSSENDY +++=
Berdasarkan persamaan di atas, dapat dibuat rangkaian logikanya seperti terlihat
pada gambar berikut ini :
EN
D0
D1
D2
D3
S1 S0
Y
Gambar 6.4 Rangkaian Logika Multiplekser 4 ke 1
6.4 Demultiplexer
Demultiplexer adalah rangkaian yang mentransfer sinyal logika dari
sebuah input ke sebuah output dari beberapa output yang ada. Untuk memilih
output yang dikehendaki, diperlukan adanya select input.
Contoh : Demultipleser 1 ke-4, diagram blok dan tabel kebenaran dapat
dilihat pada gambar dan tabel berikut ini :
-
102
Gambar 6.5 Diagram blok Demultiplekser 1 ke-4
Tabel 6.4 Tabel Kebenaran Demultiplexer 1 ke 4
Input Output
Enable Select Data
EN S1 S0 D Y3 Y2 Y1 Y0
1 X X X 1 1 1 1
X X X 0 1 1 1 1
0 0 0 1 1 1 1 0
0 0 1 1 1 1 0 1
0 1 0 1 1 0 1 1
0 1 1 1 0 1 1 1
Tabel kebenaran di atas dapat dianalisa sebagai berikut :
Semua output akan diset ke level logika 1 untuk :
a. Enable input EN mempunyai logika 1
b. Data input D pada level logika 0
Diasumsikan EN dijaga pada logika 0 dan data input dijaga pada logika 1,
maka:
Saat konfigurasi biner Select input S0 = 0, S1 = 0, akan dipilih output Y0
dan memberikan logika 0. Output yang lain berlogika 1.
Untuk tiga konfigurasi biner select input yang lain juga berlaku cara yang
sama.
Persamaan keluaran table 6.4 adalah :
103
102
101
100
SSDD
SSDD
SSDD
SSDD
++=
++=
++=
++=
-
103
Berdasarkan persamaan di atas, dapat dibuat rangkaian logikanya seperti terlihat
pada gambar berikut ini :
Gambar 6.6 Rangkaian Logika demultiplekser 1 ke 4
Peralatan multiplekser dan demultiplekser bila digunakan bersama-sama
berguna dalam suatu sistem yang ingin melipatgandakan banyaknya saluran data,
mengirimkannya melalui satu saluran, dan mengubahnya kembali menjadi bentuk
data asliya pada ujung penerima untuk diproses.
6.5 Soal-soal Latihan
1. Rancanglah suatu rangkaian kombinasi yang mengubah bilangan biner ke
octal. Mulailah dengan membuat tabel kebenaran.
2. Rancanglah suatu rangkaian kombinasi yang mengubah angka desimal dari
sandi Excess-3 ke BCD !
3. Rancanglah rangkaian kombinasi yang menerima bilangan 3 bit dan
menghasilkan keluaran bilangan biner yang besarnya pangkat dua dari
masukannya. Mulailah dengan membuat tabel kebenaran.
4. Rancanglah Encoder desimal ke BCD !
5. Rancanglah Dekoder BCD ke desimal !