bab vi penutup a. simpulan -...
TRANSCRIPT
130
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap teks Miftāhu’-
l-Aqā’id dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Suntingan teks Miftāhu’-l-Aqā’idmenggunakan metode standar karena teks
Miftāhu’-l-Aqā’id adalah teks tunggal, menyuntingdengan metode standar
dengan membetulkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada teks, membuat
catatan perbaikan, menyusun daftar kata sukar dan ejaanya disesuaikan
dengan ejaan yang disempurnakan (EYD). Setelah dilakukan kritik terhadap
teks ini, maka secara keseluruhan di dalam suntingan teks Miftāhu’-l-Aqā’id
terdapat beberapa kesalahan tulis dan ketidakkonsistenan penulisan, meliputi:
5 lakuna, 8 adisi, 4 substitusi, 8 ditografi, 2 transposisi, dan 4 ketidakajegaan.
2. Struktur teks Miftāhu’-l-Aqā’idmemiliki struktur sastra kitab yang terdiri atas
struktur penyajian, gaya penyajian, pusat penyajian dan gaya bahasa.
a. Struktur penyajian teks Miftāhu’-l-Aqā’id terdiri atas pembukaan, isi dan
penutup. Pembukaan dimulai dengan basmalah dan hamdalah, selawat
kepada Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya,
penjelasan makna tuggal dan keesaan, kata “Ammā ba’du”,dan latar
belakang kepengarangan. Isi teks Miftāhu’-l-Aqā’id membahas
tentangpentingnya Makrifatullah, sifat-sifat wajib Allah, penggolongan
sifat-sifat wajib Allah, sifat-sifat mustahil Allah, sifat jaiz Allah, sifat-sifat
wajib Rasulullah, sifat-sifat mustahil Rasulullah dan sifat jaiz Rasulullah.
131
Penutup teks Miftāhu’-l-Aqā’id terdiri dari doa penutup, judul kitab, kata
“tamat”pada akhir teks dan kata “tamma” pada kolofon teks.
b. Gaya penyajian teks Miftāhu’-l-Aqā’idmenggunakan bentuk
interlinierdengan kalimat yang ditulis dalam bahasa Arab
kemudianditerjemahkan ke dalam bahasa Melayu. Pada bagian isi dan
penutup ada bagian yang tidak menggunakan bentuk interlinier karena
kalimatnya ditulis dalam bahasa Arab tanpa diberi terjemahan dalam
bahasa Melayu.
c. Pusat penyajian teks Miftāhu’-l-Aqā’idmenggunakan pusat penyajian
orang pertama jamak, yaitu ditandai dengan penggunaan kata ganti kita,
kemudian menggunakan pusat penyajian orang ketiga tunggal dengan
penggunaan kata ganti dia, dan pusat penyajian orang ketiga jamak yaitu
ditandai dengan penggunaan kata ganti mereka. Penggunaan pusat
penyajian orang ketiga tunggal paling dominan dalam teks Miftāhu’-l-
Aqā’idkarena berisi ajaran layaknya seorang guru kepada muridnya.
d. Gaya bahasa teks Miftāhu’-l-Aqā’id memiliki lima bentuk gaya bahasa
(diksi), yaitu:(1) kosakata yang sudah diserap kedalam bahsa Indonesia (39
buah) dan kosakata yang belu diserap ke dalam bahasa Indonesia (35
buah), (2) ungkapan bahasa Arab (5 buah), (3) sintaksis berupa
penggunaan kata dan dan maka yang mendapat pengaruh dari bahsa Arab,
(4) dan gaya bahasa, yaitu gaya penguraian, gaya penguatan, gaya
polisindeton gaya pertentangan, dan gaya penyimpulan, (5) bahasa kiasan.
132
3. Berdasarkan analisis terhadap isi teks Miftāhu’-l-Aqā’iddengan analisis
tinjauan ajaran tauhid terdapat pokok-pokok ajaran tauhid yang diuraikan
sebagai berikut.
a. Sifat-sifat wajib Allah yang dibagi dalam empat bagian, yaitu : sifat
Nafsiyah, sifat Salbiyah, sifat Ma’ānī, dan sifat Ma’nawiyah
b. Sifat-sifat mustahil Allah yang merupakan lawan dari sifat-sifat wajib
Allah.
c. Sifat jaiz Allah.
d. Sifat-sifat wajib Rasulullah.
e. Sifat-sifat mustahil Rasulullah yang merupakan lawan dari sifat-sifat
wajib Rasulullah.
f. Sifat jaiz Rasulullah.
4. Dari penelitian yang dilakukan terhadap teks Miftāhu’-l-Aqā’id ditemukan
satu macam kebaruan, yakni dari segi isinya disebutkan sifat wajib Rasulullah
ada tiga dan sifat mustahil Rasulullah ada tiga, lazimnya pada kitab-kitab
tauhid sifat wajib Rasulullah ada empat dan sifat mustahil Rasulullah ada
empat.
B. Saran
Penelitian terhadap teks Miftāhu’-l-Aqā’idmerupakan tahapan awal dalam
penelitian filologi. Penulis dalam penelitian ini merasa masih banyak kekurangan
baik dalam penyuntingan maupun dalam mengkaji analisis, yakni penulisbelum
mampu memberikan analisis yang mendetail tentang sifat ta’alluq dalam teks
Miftāhu’-l-Aqā’id karena diperlukan pemahaman ilmu tauhid yang lebih baik
dengan referensi yag lebih banyak.
133
Dengan adanya suntingan teks Miftāhu’-l-Aqā’id beserta analisis struktur
dan tinjauan ajaran tauhid ini diharapkan juga dapat diteliti dengan menggunakan
konsep tasawuf, konsep aqidah, ilmu lingustik atau bidang ilmu yang lain. Oleh
karena itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembuka jalan dan bahan
pertimbangan bagi penulis lain untuk meneliti lebih lanjut teks Miftāhu’-l-Aqā’id.
Penulis berharap dengan adanya hasil peneltian ini dapat bermanfaat bagi seluruh
masyarakat. Diantaranya memperkenalkan teks Miftāhu’-l-Aqā’id sebagai salah
satu hasil karya sastra klasik yang berisi nilai-nilai ajaran agama Islam khususnya
ilmu tauhid dan akidah. Selanjutnya penulis berharap usaha meneliti teks
Miftāhu’-l-Aqā’id sebagai salah satu wujud pelestarian dan penyelamatan warisan
budaya nenek moyang berupa naskah klasik. Oleh karena itu, penelitian ini
diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam pengembangan penelitian
filologi yang lebih lanjut.