bab vi penutup 6.1. kesimpulan -...

14
1 BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Persekutuan Dale Esa yang dimiliki oleh Masyarakat desa Bokonusan merupakan modal sosial. Dalam hal ini, modal jaringan sosial dalam bentuk kerja sama antar anggota mayarakat melalui hubungan sosial yang dimiliki masyarakat, norma sosial yang meliputi kewajiban-kewajiban masyarakat dalam beriteraksi terhadap sesama anggota masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, dan trus/kepercayaan sosial antara masyarakat yang tertanam dalam diri masing- masing, berserta harapan dan cita-cita bersama untuk membangun. Pertama jaringan sosial yang dimiliki mengacu kepada hubungan sosial kerjasama antar keluarga yang memiliki hubungan sosial yang lebih besar seperti terbentuknya kelompok sosial (Leo) berdasarkan garis keturanan ayah karena semakin bertambahnya anggota. Dalam hal ini, adanya hubungan sosial yang terbentuk melalui ikatan perkawinan secara adat istiadan yang menyebabkan adanya kerjasama. Kedua, norma sosial yang dimiliki mengacu kepada kewajiban- kewajiban antarara anggota masyarakat untuk saling bekerja sama serta larangan- larangan seperti, perbuatan mengambil harta/benda orang tanpa meminta ijin (namanako/nakoda/nako), apa bila melakukan tindakan seperti itu akan muncul sanksi-sanksi adat yang diberlakukan demi menegakan norma-norma keadilan. Ketiga, trust/kepercaya sosial yang dimiliki oleh masyarakat melalui hubungan sosial masyarakat dalam bentuk kerja sama antar anggota masyarakat, dengan adanya ikatan perkawinan sesuai aturan adat istidat. Sehingga dalam ikatan tersebut muncul kesadaran serta ide-ide untuk bekerja sama. Dalam hal ini, muncul harapa-harapan serta cita-cita bersama untuk saling bekerja sama. Bentuk kerja sama antar anggota masyarakat tidak terlepas dari adanya hubungan kerjasa timbal balik antara masyarakat atau di kenal oleh masyarakat dengan istilah kerja bergantian/bergilir (Toi Tangangati Ao) dari satu kebun ke kebun yang lain (Neme

Upload: phamthu

Post on 02-May-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14723/6/T1_352012605_BAB VI.pdf · Esa) adalah makna dari persekutuan Dale Esa. Dalam hal

1

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Persekutuan Dale Esa yang dimiliki oleh Masyarakat desa Bokonusan

merupakan modal sosial. Dalam hal ini, modal jaringan sosial dalam bentuk kerja

sama antar anggota mayarakat melalui hubungan sosial yang dimiliki masyarakat,

norma sosial yang meliputi kewajiban-kewajiban masyarakat dalam beriteraksi

terhadap sesama anggota masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, dan

trus/kepercayaan sosial antara masyarakat yang tertanam dalam diri masing-

masing, berserta harapan dan cita-cita bersama untuk membangun.

Pertama jaringan sosial yang dimiliki mengacu kepada hubungan sosial

kerjasama antar keluarga yang memiliki hubungan sosial yang lebih besar seperti

terbentuknya kelompok sosial (Leo) berdasarkan garis keturanan ayah karena

semakin bertambahnya anggota. Dalam hal ini, adanya hubungan sosial yang

terbentuk melalui ikatan perkawinan secara adat istiadan yang menyebabkan

adanya kerjasama. Kedua, norma sosial yang dimiliki mengacu kepada kewajiban-

kewajiban antarara anggota masyarakat untuk saling bekerja sama serta larangan-

larangan seperti, perbuatan mengambil harta/benda orang tanpa meminta ijin

(namanako/nakoda/nako), apa bila melakukan tindakan seperti itu akan muncul

sanksi-sanksi adat yang diberlakukan demi menegakan norma-norma keadilan.

Ketiga, trust/kepercaya sosial yang dimiliki oleh masyarakat melalui

hubungan sosial masyarakat dalam bentuk kerja sama antar anggota masyarakat,

dengan adanya ikatan perkawinan sesuai aturan adat istidat. Sehingga dalam ikatan

tersebut muncul kesadaran serta ide-ide untuk bekerja sama. Dalam hal ini, muncul

harapa-harapan serta cita-cita bersama untuk saling bekerja sama. Bentuk kerja

sama antar anggota masyarakat tidak terlepas dari adanya hubungan kerjasa timbal

balik antara masyarakat atau di kenal oleh masyarakat dengan istilah kerja

bergantian/bergilir (Toi Tangangati Ao) dari satu kebun ke kebun yang lain (Neme

Page 2: BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14723/6/T1_352012605_BAB VI.pdf · Esa) adalah makna dari persekutuan Dale Esa. Dalam hal

2

Esa Tinin Leo Tini Feke Neu). Bentuk norma sosial yang terapkan dalam

masyaraka desa Bokonusan memiliki harapan, dalam arti bahwa masyarakat

dengan kewajiban bekerjasam dari kebun satu ke kebun lain akan menghemat

waktu serta menghemat biaya untuk menyewa orang untuk bekerja.

6.2. Saran

Hadirnya persekutuan Dale Esa yang terbentuk pada masyarakat di Desa

Bokonusan, dimana masyarakat saling berinteraksi satu sama lain merupakan satu

bentuk hidup yang sejahtera dalam kekebersamaan (Dale Esa, Dado Esa dan Tatao

Esa) adalah makna dari persekutuan Dale Esa. Dalam hal ini mengandung hubunga-

hubungan sosial, kewajiban-kewajiban serta harapan/cita-cita bersama untuk

mebangun dalm kehidupan bersam.

Sehingga dengan kehadaran persekutuan Dale Esa yang di bentuk dan di

praktekan dalam pergaulan kehidupan sehari-hari pada masyarakat desa

Bokonusan, perlu di jaga, di pertahankan, dan perlu ditingkat bersama. Untuk

menjaga, mempertahankan, serta menigkatan persekutuan Dale Esa pada

masyarakat desa Bokonusan, di harapkan seluruh lapisan masyarakar mulai dari

tokoh-tokoh adat, instansi-instansi seperti aparatur desa serta masyarakat ikut

memgambil bagian memebrikan bimbingan kepada anak-anak mudah sehingga

mereka tidak mudah terpengaruh oleh kehidupan modern pada zaman ini, atau

dengan adanya budaya laur yang mempengaruhi.

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14723/6/T1_352012605_BAB VI.pdf · Esa) adalah makna dari persekutuan Dale Esa. Dalam hal

3

Bungin, Burhan. 2003, Metode Peneltian Sosial. Jakarta, Raja Grafindo Perkasa

Damsir dan Indrayani. 2009, Pengantar Sosologi Ekonomi. Jakarta,

Prenadamedia Group.

Fashri, Fauzi. 2014, Pierre Boudieu Menyingkap Kuasa Simbol. Yogyakarta,

Jalasutra.

Field, John. 2014. Modal Sosial. Bantul, Kreasi Wacana.

Ihalauw, John J. O.I, 2003. Bangunan Teori. Salatiga: Fakultas Ekonomi,

UKSW.

Koentjaraningrat. 1981, Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta, PT

Gramedia.

Lawang. Z. M. Robert. 2004, Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologik Suatu

Pengantar. Kampus FISIP UI, Fisip UI Press.

Maran. R. Rafael. 2007, Pengantar Sosiologi Politik Suatu Pemikiran Dan

Penerapan. Jakarta, PT Rineka Cipta.

Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman, 1992. Aanalisis Data Kualitatif:

Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru (Terjemahan Rohidi, Tjetjep

Rohendi). Jakarta: UI Press.

Moleong, Lexy. J. 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, Rosdakarya.

Nanawi, Hadiri.2003,Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah

Mada University.

Purwadi. 2005, Upacara Tradisi Jawa Menggali Untaian Kearifan Lokal.

Yogyakarta, Pusataka Pelajar.

Rahardjo, 1999. Pengantar Sosiologi Pedesaan Dan Pertanian, Yogyakarta, Gadja

Mada University Press.

Rintuh, Cornelis dan Miar. Kelembagaan Dan Ekonomi Masyarakat. Yogyakarta,

BPFE-Yogyakarta.

Ritzer, George. 2014, Teori Sosiologi Modern Edisi Ketujuh. Jakarta,

Prenadamedia Group.

Ranjabar, Jacobus. 2013, Sistem Sosisial Budaya Indinesia Suatu Pengantar.

Bandung, Alfabeta.

Page 4: BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14723/6/T1_352012605_BAB VI.pdf · Esa) adalah makna dari persekutuan Dale Esa. Dalam hal

4

Santoso, Imam. 2014, Pengembangan Masyarakat Berbasis Sumber Daya Lokal.

Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2008, Memahami Peneltian Kualitatif. Bandung, Penerbit Alfabet.

Siagian, Dergibson dan Sugiarto. 2001.Teknik Sampling. Jakarta, Gramedia

Pustaka Utama.

Salim, Agus. 2006. Teori Dan Paradigma Penelitian Sosial: Buku Sumber Untuk

Penelitian Kualitatif, Edisi Kedua. Yogyakarta, Tiara Wacana.

Therik. A. M. Wilson. 2015, Relasi Negara Dan Masyarakat Di Rote. Salatiga,

Satya Wacana University Press.

Waluya. 2007, Sosiologi: Melayani Fenomena Sosial di Masyarakat. Jakarta,

Grafindo Persada.

Page 5: BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14723/6/T1_352012605_BAB VI.pdf · Esa) adalah makna dari persekutuan Dale Esa. Dalam hal

5

Lampiran 1. Hasil Wawancara Dengan Pemangku Adat

Nama : Yes Polly

Umur : 59 tahun

Pekerjaan : Petani

Jemis kelamin : laki-laki

Hari/tanggal waktu : 03 maret 2017

Lokasi : Desa Bokonusan

No. HP : 08123800589

Y: Bagaimana masyarakat kondisi pengelolan lahan di desa Bokonusan ?

B: Biasana dahena loi tao tini babeu sonno, lia pertaman sonno ala hule isin leo dae

lamatua, boe ma fe doi fafola fela no doi dae mina fen loe neu dae lamatua neu.

Setiapna ala fe laki esa teu esa. Boe ma kaduana nonno, ala tao hahoka/hoka

dahena ngolo dale mai labantu ao loi sasapu tini, lia sebelumna ala hule dae neme

dae lamatua mai ka. (Biasanya orang yang mau membuat kebun baru, yang

pertama itu pergi meminta izin sama tuan tanah, kemudian kasih uang asah

parang atau doi favola fela dengan Dae Mina atau pajak tanah diberikan pada

pemilik tanah dalam setiap tahun sekali. Yang kedua, orang itu, Hoka/Hahoka

atau pergi undang ke rumah-rumah orang di kampung datang bantu kerja sama-

sama bersihkan kebun, yang sudah dikasih izin sama pemilik tanah itu)

Y: Seperti apakah bentuk kekeratan masyarakat desa Bokonusan?

B: Na Beu itu acara atau kegiatan masyarakat berkumpul makan bersama dengan

keluarga bersam sahabat di setiap RW ketika mau mulai panen hasil dikebun.

Dalam acara itu setiap KK bawa jagung mudah satu tali isi 20 bulir, waktu

kumpul dari jam tiga sore sampai jam lima sore untuk dimasak di salah satu

rumah warga sebagai tempat acara, selanjut acara doa bersama dan makan

bersama.

Y: Atas dasar apakah Dale Esa terbentuk ?

B: Karna kesadaran masyarakat, dengan kesadaran tersebut melalu persekutuan

Dale Esa, masyarakat bisa berkumpul dapat berbagi beban sama-sama dan

menanggung beban bersama-sama. Artinya di dalam Dale Esa masyarakat

tidak memandang apa agamanya, suku dan warna kulit, rambut lurus atau

Page 6: BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14723/6/T1_352012605_BAB VI.pdf · Esa) adalah makna dari persekutuan Dale Esa. Dalam hal

6

keriting dan berasal dari marga/fam apa, masyarakat tidak melihat itu sebagai

ukuran. Tapi ketika masyarakat ikut dalam persekutuan untuk bekerja sama

adalah hal yang penting maka dengan sendirinya masyarakat dapat

membangun ikatan satu dengan yang lain dengan merasa saling memiliki

melalui nilai/norma yang berlaku masyarakat sehingga mereka saling percaya

satu sama lain untuk kerja sama.

Y: apa yang di rasakan oleh masyarakat, serta manfaat dalam Dale Esa ?

B: Ya saya merasa senang karena merasa terbantu ketika saya mau kerja kebun saya

tidak perlu bayar orang lagi untuk membantu saya di kebun, jadi di dalam

persekutuan Dale Esa orang-orang saling kerja sama satu sasah kita semua bantu

dengan apa yang kita untuk saling tolong. Dari situlah saya merasa senang dan

didalam Dale Esa tidak membedakan kamu marga/fam apa dari suku apa intinya

satu hati kerja sama.

Y: Apa istilah hubungan kelelurga ?

B: To’o itu saudara laki-laki dari ibu, misalnya kayak satu laki-laki dari leo mumuk

yang fam doky kawin dengan perempuan dari leo heanteik yang fam beeh dan

kalu sudah punya anak berarti anak itu penggail saudara laki-laki dari ibu dengan

panggilan to’o atau paman.

Y: Bagaimana terbentuknya Leo ?

B: Contohnya, ada satu laki-laki dengan perempuan kawin, kemudian mereka

bentuk jadi rumah tangga. Untuk marga itu ada karena dalam rumah tangga itu

semakin bernanak banyak sehingga ada kumpulan marga itu. Nah semakin

tambah beranak dalam marga itu mereka berkumpul buat Leo itu. Jadi di dalam

Leo itu ada rumah tangga, dengan marga sehingga semakin banyak marga

mereka kumpul jadi Leo maka, di Leo itu ada satu orang yang pimpin biasa sebut

Lasi Leo.

Y: Seperti apakah tradisi Dale Esa dalam Perkawinan ?

B: Biasanya dalam urusan perkawinan disebut Tuku Beli, apa bila seorang laki-laki

ingin kawin tetapi harga mas kawin dia tidak mampu hal yang dilakukan itu

kumpul keluarga termasuk leo-leo yang punya hubungan sama kayak To’o dan

kerabat yang ada di kampung atau di luar desa. Kemudian orang-orang mulai

datang Tuku Beli kawin disambut dengan minuman dan makan setelah itu orang

mulai kasih belis/mas kawin berupa uang, beras, dengan hewan dan setiap orang

yang kasih dicatat. Jadi satu susah kita semua bantu dengan kasih kumpul kakak,

Page 7: BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14723/6/T1_352012605_BAB VI.pdf · Esa) adalah makna dari persekutuan Dale Esa. Dalam hal

7

adik, to’o dengan sahabat untuk bantu yang susah itu yang di sebut persekutuan

Dale Esa.

Y: Bagaimana cara melamar seorang perempuan untuk dinikahi ?

B: Dalam acara lamaran atau Maso Minta untuk memberikan pinangan. Pertama

dilakukan oleh pihak keluarga besar laki-laki yang hendak menuju pada

panggung pernikahan adalah menyedian ongkos kawin “beli” yang akan

diserahkan kepada pihak keluarga perempuan sesuai kesepakatan bersama antara

kedua belah pihak keluarga, penyerahan tersebut tidak hanya diberikan begitu

saja tetapi melalui aturan adat istiadat yang berlaku yaitu menyertakan tua-tuan

adat sebagai pemangku adat di masyarakat beserta keluarga besar dari bapak dan

ibu.

Y: apakah yang dilakukan saat ada kematian/kedukaan ?

B: Jadi itu peristiwa terjadi pada saat ada kematian misalnya, ada satu orang

meninggal dari fam leka dari Leo Laha dan orang yang meninggal punya suami

fam Tene dari Leo Lengumau, maka fam tene itu disebut To’o. Lalu To’o-To’o

itu datang bawa uang, beras, babi, ayam untuk keperluan orang-orang gali

lubang dengan orang-orang yang urus peti mayat dan orang-orang yang dayang

melayat. Kemudian To’o kasih mandi mayat, kasih pake pakian mayat, kasih

masuk mayat di peti mayat sampe dengan kubur.

Y: Apakah tradisi dalam acara kematian ?

B: Acara To’o Huk biasa ini dilakukan dengan acara adat istiadat misalnya kelaurga

besar duka bawa beras dua kilo, bawa ayam dua dengan kepala serta dia punya

jatung lengkap sebagai tanda terima kasih dengan rasa hormat. Tujuan acara

To’o Huk itu memperkuat dan mepererat tali persaudaraan antara kelaurga besar

bapak yang berduka dengan kelaurga bersar istri yang meninggal atau, To’o Huk

wajib lakukan adat sopan santu.

Y: Bagaimana bentuk partisi pasi masyarakat dalam pembanguna ?

B: Jadi Sasani/Sini Uma itu adalah kigiatan dalam membantu untuk mengatap

rumah orang yang diatap pakai daun lontar atau Tuak, biasanya setiap 2- 3 tahun

sekali baru ganti. Biasanya pemilik rumah dia mulai kasih undangan

(Hoka/Hahoka) lewat saudara, sama tetang, sahabat untuk kasih tau warga lain.

Untuk sama-sam bantu setiap orang bawa satu ikat daun lontar dengan 25 isi

lembar serta tali pengikat (Lidi Sini) itu wajib, untuk mengikat diatap rumah,

kalau soal biaya makan minum ditanngang sama pemilik rumah dan juga ada

Page 8: BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14723/6/T1_352012605_BAB VI.pdf · Esa) adalah makna dari persekutuan Dale Esa. Dalam hal

8

yang bawa makan dengan minum dari rumah masing-masing. Tapi bawa makan

minum sendiri itu kemauan sendiri bukan dipaksaan intinya kesadaran diri.

Y: Apakah tujuan Sasini/Sini Uma ?

B: Tujuan atap rumah bersama itu sebenarnya bentuk Dale Esa karena setipa orang

yang hadir disitu karena ada kesadaran bersama. Artinya orang memiliki rasa

prihatin terhadap orang lain dengan saling membatu untuk sama-sama

membangun, tetapi orang yang datang kesitu tujuan bantu untuk dapat uang

berarti bukan Dale Esa karna di dalam Dale Esa itu orang pandang bilang sekali

dia tidak punya apa-apa tetapi dia punya tenaga datang membantu itu yang

penting, jadi intinya kerja sama itu penting.

Y: Bagaimana menyelesaikan konflik dalam masyarakat ?

B: pertama adalah kasih nasehat, apa bila orang masih melakukan tindakan

mengambil benda yang bukan miliki dian tanpa diketahui sama pemilik maka,

segera di laporkan kepada pemangku adat atau lasi-lasi dengan Mane Leo untuk

di kasih nasehat sehingga tidak mengulangi perbuatan itu lagi. Kedua nesehat

dan teguran yang keras, apa bila masih melakukan hal yang sama maka, dia

berikan sanksi sesuai perindungan sampai mengambil keputusan memberikan

sanksi kepada pelaku tersebut sehingga tidak melakukan tindakan yang tidak

inginkan oleh masyarakat pada umumnya.

Page 9: BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14723/6/T1_352012605_BAB VI.pdf · Esa) adalah makna dari persekutuan Dale Esa. Dalam hal

9

Lampiran 2. Hasil Wawancara Dengan Pemangku Adat

Nama : Esrom. Beeh

Umur : 56 tahun

Pekerjaan : Petani

Jemis kelamin : Laki-laki

Hari/tanggal waktu : 26 oktober 2017 dan 29 febfruari 2017

Lokasi : Desa Bokonusan

No. HP : 085737993533

Y : berapa Leo yang ada di desa Bokonusan ?

B: jadi kalo leo yang ada di desa Bokonusan itu ada beberapa Leo, jadi leo yang

ada itu, sekitar sembilan. Ee....em...Ia ada sembilan Leo. Leo Mumuk, Leo

Heanteik, Leo Laha, Leo lengumau, Leo Ina Bui, Leo Sani, Leo Mansea, Leo

Talakoko dan Leo Biu. Ia itu sembilan Leo tida ada lagi.

Y: Apa filosofi di Dale Esa ?

B: Maing ita kaka fadik taka babua manu sinna, maing ita taka babua leo busa koli

ho sama le busa koli ho kela ita tesi bea sonno taka babua leo busa koli.Tesi bea

sonno kai fea falia lia,ma dapa lima tala teu bea sonna oe dadi falia lia.Ma mate

kela bea mama na,kela bea mama na sono ita basa maman lilia,ma mate kela bia

papa na,kela bea papa na sonna ita basa papa na lilia.

(maksudnya, dalam hidup ini kita pelur belajar seperti merpati patih yang selalu

setia diamana merpati putih terbang kemana-mana selalu bersama-sama dan

pasti kembali pada tempatnya, seperti hewan peliharaan (busa koli) yang selalu

setia bersama tuannya kemana pun pergi karena tuannya menganggap hewan

peliharaan adalah bagian darinya bagitu pula, bila dalam satu kehidupan ada

seorang ibu yang sudah meninggal dunia, tetapi masih ada ibu lain yang hidup

maka ibu tersebut adalah ibu kita bersama begitu pula dengan seorang ayah

meningal dunia dan masih ada yang hidup maka ayah tersebut adalah ayah kita

bersama).

Y: apa yang di lakukan pada kondisi musim hujan ?

Page 10: BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14723/6/T1_352012605_BAB VI.pdf · Esa) adalah makna dari persekutuan Dale Esa. Dalam hal

10

B: Jadi, biasanya musim hujan tiba kan orang-orang mulai menanam di kebun itu

beramai-rami, mulai satu undang satu untuk kerja bergilir dari satu kebun ke

kebun lain, sebaliknya dengan pas musim panen sampai selesai. Nah kegiatan

biasa orang-orang sebut dalam bahasa daerah itu Madene dan kegiatan ini setiap

tahun dilakukan oleh orang-orang setiap tahun.

Y: Setiap bulan apakah masyarakat mencari ikan di laut?

B: Biasanya musim pukat ikan mulai dari bulan juli sampai oktober biasa orang

sebut bula papuka ika. Selama bulan papuka ini orang biasa mulai berang ke laut

itu jam tiga pagi pulang sampai jam dua belas siang. Biasanya orang pulang dari

laut itu bawa di bakul, kadang mereka bawa 2- 4 sekali berangkat. Alat yang

orang pakai tangkap ikan pukat senar, dengan perahu sampan dan dayung dari

kayu.

Y: Apa tujuan Na Beu ?

B: Tujuan Na Beu itu bukan hanya berdoa, makan kumpul bersama. Tetapi

sebenarnya, dengan doa, makan dan kumpul bersama tujuannya mengucap

syukur atas hujan dan air yang diberikan sama Tuhan sebagai berkat. Selain

untuk mengucap syukur doa, makan dan kumpul bersama kita membuat kegiatan

Na Beu itu menunjukan bahwa masih menjaga dan mempertahan hubungan

kekeluargaan dan mau terlibat mempertahankan kehidupan bersama dengan

orang lain dalam kegiatan Na Beu itu.

Y: apakah fungsi Lasi Leo dan Mane Leo ?

B: Jadi kalau yang punya kuasa yang paling tinggi dalam satu Leo itu Lasi Leo.

sedangkan yang paling tinggi di punya kuasa dari semua lasi leo itu mane leo.

Tugas lasi leo itu menyelesaikakan masalah di dalam leo yang sudah berkumpul

dari berbagai marga dan rumah tangga itu. Sedangkan untuk mane leo tugasnya

itu selesaikan masalah antar leo yang sama-sama dengan lasi-lasi leo semua cari

jalan keluar untuk diputuskan bersama dengan mane leo sesuai adat yang ada.

Page 11: BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14723/6/T1_352012605_BAB VI.pdf · Esa) adalah makna dari persekutuan Dale Esa. Dalam hal

11

Lampiran 3. Hasil Wawancara Dengan Pemangku Adat

Nama : Yeskial Leka

Umur : 60 tahun

Pekerjaan : Petani

Jemis kelamin : laki-laki

Hari/tanggal : 29 oktober 2016 dan 01 maret 2017

Lokasi : Desa Bokonusan

No. HP : 0811236231218

Y: sejak kapan Dale Esa terbentuk ?

B: Ia, sejak dulu hingga sekarang dale esa sudah ada. Jadi Dale Esa atau satu hati

itu di bentuk oleh beberepa orang tua dari dulu dia tidak dari satu keluarga dari

bebabagai tokoh yang mempunyai satu prihatin terhadap kampung atau desa ini

sehingga dong membuat satu persekutuan untuk membimbing masyarakat mau

di bawah ke arah mana. ide-ide dari berbagai tokoh seperti leo mumuk, leo laha,

leo ina bui, leo biu, leo mansea, leo talakoko, leo heanteik, leo lengumau dengan

leo sani, dari leo-leo itu bakumpul untuk dong berpikir dan dong bangun satu ide

yang dong sebut Dale Esa. Jadi itu Dale E su ada dari dulu sampe sekarang, tapi

kapan, tanggal berepa, hari apa dan tahun berapa bapa sonde tau ko bapa lahir

dengan lahir itu barang su ada na.

Y: Mengapa masyarakat membentuk Dale Esa ?

B: Jadi keputusan-keputusan yang di buat tidak bersifat pribadi tetapi bersifat

umum, tokoh-tokoh masyarakat seperti dari masing-masing leo yang sudah saya

sebut pada awal tadi, kala itu untuk menjalankan keputusan yang sudah

disepakati bersama-sama salah satu alasan bahwa, dalam hidup bersama di satu

tempat adalah kerja bersama. Hal ini terjadi karena pada waktu dulu kala orang-

orang tinggalnya berjauhan dan sering terjadi bencana kebakaran rumah,

sehingga korban bencana sulit untuk mendapatkan bantuan karena kondisi

tempat tinggal berjauhan. Lalu dasar yang dibangun masyarakat kala itu adalah

ringan sama-sama dijinjing beban sama-sama di pikul. sehingga timbul ide dari

masyaraakat untuk membentuk persekutuan yang di sebut satu hati atau dalam

bahasa Ibu yaitu Dale Esa).

Page 12: BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14723/6/T1_352012605_BAB VI.pdf · Esa) adalah makna dari persekutuan Dale Esa. Dalam hal

12

Y: bagaimana mempethan nilai Dale Esa ?

B: sila, esa harus lanea dale esa lia bosok esa lakame esa. (Artinya melalu

kesepakatan lisan atau Hahelu dalam persekutuan Dale Esa, untuk menjaga

keutuhan Dale Esa itu tetap ada terus dalam masyarakat, masyarakat harus

benar-benar menjaga dan menerapkan berdasarkan nilai keharmonisan dalam

masyarakat).

Y: di dalam leo itu apakah terdiri dari satu marga/fam ?

B: Tidak, di dalam Leo itu ada berbabagi marga yang tergabung di dalam setiap leo.

contoh kayak Leo Mumuk ada empat marga doky, Ngefak, Saba dan Lopu, lalu

Leo Heanteik itu ada lima marga Lilong, Beeh, Sere, Lango, dan Siun, kemudian

Leo Laha ada lima marga Leka, Nafi, Bulan, Leten, dan Tasik, untuk Leo

Lengumau ada enam marga Ay,Meda, Kedo, Tenne, Lolok, dan Ngek, Leo

Inabui ada tiga marga Kaimeni, Inabui Esa, dan Tola, Leo Mansea ada tiga

marga Kulle, Manafe, dan Non, dari Leo Talakoko ada tiga marga juga yaitu

Lolla, Safu, dan Lenggu, dan Leo Biu sama ada tiga marga Sulla, Lidik, Manafe

Biu. Jadi masing-masing Leo itu ada yang terdiri dari enam marga yang paling

banyak sedangkan paling sedikit itu Cuma tiga, agak banyak itu hanya ada empat

dengan lima saja.

Y: Bagimana penyelesaian konflik dalam satu Leo dengan Leo lain ?

B: Contohnya, ada satu laki-laki dengan perempuan kawin, kemudian mereka

bentuk jadi rumah tangga. Untuk marga itu ada karena dalam rumah tangga itu

semakin bernanak banyak sehingga ada kumpulan marga itu. Nah semakin

tambah beranak dalam marga itu mereka berkumpul buat Leo itu. Jadi di dalam

Leo itu ada rumah tangga, dengan marga sehingga semakin banyak marga

mereka kumpul jadi Leo maka, di Leo itu ada satu orang yang pimpin biasa sebut

Lasi Leo.

Y: Bagaimana melakukan tardisi Dale Esa Dalam kelahiran ?

B: Ngeu langa dengan songs suamasi itu acara adat untuk anak baru lahir. Wajib

biasa kalau anak lahir, to’o datang ambil anak bawa ke dia punya rumah untuk

gunting anak punya ramabut. Habis itu bayi di bawa kembali kerumah orang

tuanya dengan kasih pake pakian baru dengan rambut rapi kemudian mulai di

doakan dan buat pesta perayaan sama- dengan to’o semua dengan saudara-

saudara dan tetangga.

Page 13: BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14723/6/T1_352012605_BAB VI.pdf · Esa) adalah makna dari persekutuan Dale Esa. Dalam hal

13

Y: Apakah tujuan menyelesaikan konflik ?

B: Jadi tujuan dari teguran untuk adalah jangan melakukan kesalahan sama

dikemudian hari, dan denda-denda adat berupa beras, hewan dan uang itu adalah

ketika orang sebelum di kasih nasehat tapi masih dia lakukan kesalahan yang

sama maka, tujuannya di kasih denda itu untuk meminta maaf kepada korban,

mebersikan nama baik pelaku dan sebagai permintaan maaf diakan membawa

beras, hewan dan uang buat acara bersama dibuat di rumah korban, kemudian

undang pemangku-pemangku adan pemimpin untuk mendaimaikan pelaku

dengan korban.

Page 14: BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14723/6/T1_352012605_BAB VI.pdf · Esa) adalah makna dari persekutuan Dale Esa. Dalam hal

14

Lampiran Dokumentasi Di Lokasi Penelitian

Gambar 1.1

Solidaritas Sosial Masyarakat Dalam Upacara Kematian

Sumber : Hasil dokumentasi penelitian 03 maret 2017

Gambar1.2

Solidaritas Masyarakat Dalam Pembuatan Kuburan

Sumber : Hasil dokumentasi penelitian 03 maret 2017