bab v strategi komunikasi dalam menarik minat warga

27
52 BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA KAMPUNG PANCURAN UNTUK BERGABUNG DALAM DRUMBLEK GENERASI MUDA PANCURAN (GEMPAR). Dalam bagian ini, peneliti akan menjelaskan mengenai strategi komunikasi yang digunakan untuk mengajak anak muda atau warga Pancuran untuk bergabung dengan drumblek Gempar. Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai faktor-faktor yang digunakan komunikator yaitu Ketua Rukun Warga dalam upaya mengajak warga agar bergabung ke dalam drumblek. Komunikator memiliki peran penting dalam strategi komunikasi yang digunakan. Pada Bab II kita telah mengetahui definisi komunikasi yaitu sebagai proses pengiriman pesan yang dilakukan oleh komunikator (pemberi pesan) kepada komunikan (penerima pesan) dengan menggunakan media (saluran pesan) sampai akhirnya menimbulkan efek (dampak sebagai pengaruh dari pesan). Peneliti menemukan bahwa dalam penelitian ini terdapat seorang komunikator yaitu Bapak Budi Sutrisno yang memiliki peran penting dalam proses mengajak warga Pancuran untuk bergabung dengan kegiatan drumblek. Bapak Budi Sutrisno atau yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Budi Gajah merupakan warga asli Pancuran. Saat ini pak Budi telah berusia 62 tahun. Laki-laki yang telah 30 tahun bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kota Semarang ini sejak kecil sudah tinggal di Pancuran. Ia merupakan salah satu anggota drumblek pada awal mula drumblek Pancuran dibentuk. Ia juga pernah menjabat sebagai ketua pemuda di Pancuran dan saat ini pak Budi menjabat sebagai ketua RW 04 (Pancuran) yang membawahi sebanyak 18 RT yang telah menjabat selama tiga periode kepemimpinan sebagai RW. Hampir semua warga Pancuran mengenal sosok Pak RW tersebut. Warga sangat segan terhadap Pak RW dan berpandangan

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

52

BAB V

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT

WARGA KAMPUNG PANCURAN UNTUK BERGABUNG

DALAM DRUMBLEK GENERASI MUDA PANCURAN

(GEMPAR).

Dalam bagian ini, peneliti akan menjelaskan mengenai strategi

komunikasi yang digunakan untuk mengajak anak muda atau warga Pancuran

untuk bergabung dengan drumblek Gempar. Pada bagian ini akan

menjelaskan mengenai faktor-faktor yang digunakan komunikator yaitu

Ketua Rukun Warga dalam upaya mengajak warga agar bergabung ke dalam

drumblek. Komunikator memiliki peran penting dalam strategi komunikasi

yang digunakan. Pada Bab II kita telah mengetahui definisi komunikasi yaitu

sebagai proses pengiriman pesan yang dilakukan oleh komunikator (pemberi

pesan) kepada komunikan (penerima pesan) dengan menggunakan media

(saluran pesan) sampai akhirnya menimbulkan efek (dampak sebagai

pengaruh dari pesan).

Peneliti menemukan bahwa dalam penelitian ini terdapat seorang

komunikator yaitu Bapak Budi Sutrisno yang memiliki peran penting dalam

proses mengajak warga Pancuran untuk bergabung dengan kegiatan

drumblek. Bapak Budi Sutrisno atau yang lebih dikenal masyarakat dengan

sebutan Budi Gajah merupakan warga asli Pancuran. Saat ini pak Budi telah

berusia 62 tahun. Laki-laki yang telah 30 tahun bekerja sebagai Pegawai

Negeri Sipil (PNS) di kota Semarang ini sejak kecil sudah tinggal di

Pancuran. Ia merupakan salah satu anggota drumblek pada awal mula

drumblek Pancuran dibentuk. Ia juga pernah menjabat sebagai ketua pemuda

di Pancuran dan saat ini pak Budi menjabat sebagai ketua RW 04 (Pancuran)

yang membawahi sebanyak 18 RT yang telah menjabat selama tiga periode

kepemimpinan sebagai RW. Hampir semua warga Pancuran mengenal sosok

Pak RW tersebut. Warga sangat segan terhadap Pak RW dan berpandangan

Page 2: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

53

bahwa ia adalah seorang yang berwibawa, sangat baik, ramah, sangat

memperhatikan kepentingan masyarakat, serta dapat megayomi warga

Pancuran. Ia mempunyai sebuah prinsip yaitu1 :

“Yang jelas karena prinsip saya “masyarakat seneng, saya seneng”, “kalau masyarakat saya sedih, saya juga ikut sedih”. Jadi motto saya begitu. Seandainya warga saya susah, saya juga ikut susah...seneng ikut seneng. Jadi drumblek itu kan bagian dari seneng, ya saya juga ikut seneng”.

5.1 Unsur-Unsur Komunikasi

Dalam komunikasi, setiap pesan yang dibuat oleh komunikator

memiliki suatu tujuan yang ingin di kirimkan kepada komunikan. Dalam

prosesnya terdapat strategi komunikasi yang digunakan oleh komunikator

agar pesan tersebut dapat diterima oleh komunikan dan komunikasi yang

terjalin dapat efektif. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai unsur-unsur

komunikasi yang ada dalam proses penyampaian pesan dalam strategi

komunikasi mengajak warga Pancuran untuk ikut drumblek.

o Who? (siapa komunikatornya?).

Peneliti melihat dalam konteks ini terdapat komunkator dalam

proses mengajak warga Pancuran untuk bergabung dengan

drumblek yaitu bapak Budi Sutrisno yang dahulu merupakan

anggota drumblek pada masa awal terbentuk dan saat ini telah

menjabat sebagai ketua RW 04 selama 3 periode.

o Says What? (pesan apa yang dinyatakan?)

Pesan yang dinyatakan untuk mengajak warga untuk ikut serta

dalam kegiatan drumblek yang ada di Pancuran. Pesan yang

disampaikan bertujuan untuk membuat warga Pancuran untuk

sadar bahwa drumblek Pancuran masih tetap ada.

o In Which Channel? (media apa yang digunakannya?).

Proses penyampaian pesan menggunakan media pengumuman.

Pengumuman diberikan secara verbal dengan menggunakan

1 Wawancara dengan ketua RW Pancuran, Bapak Budi Sutrisno pada 17 Mei 2016 pukul 17.30 WIB di kediamannya.

Page 3: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

54

kalimat sederhana yang mudah dipahami oleh masyarakat

Pancuran mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Kalimat

sederhana dipilih mengingat latar belakang pendidikan yang

beraneka ragam sehingga informasi haruslah dapat dengan mudah

diterima dan dimengerti oleh warga. Pengumuman berisikan

informasi mengenai adanya kegiatan latihan drumblek.

Pengumuman ini sangatlah penting, mengingat drumblek pancuran

tidak mempunyai jadwal latihan rutin. Drumblek pancuran hanya

melakukan latihan apabila hendak mengikuti event tertentu dan

pengumuman merupakan hal yang sangat penting karena menjadi

media penyampai informasi dan sebagai sarana yang digunakan

untuk mengingatkan warga dan menyadarkan bahwa drumblek

masih ada dan masih melakukan latihan.

o To Whom? (siapa komunikannya?).

Komunikan atau target sasaran dari kegiatan komunikasi ini adalah

warga Pancuran. Pesan yang diberikan diharapkan dapat diterima

dan dimengerti oleh warga Pancuran hingga akhirnya terciptalah

efek atau respon yang nantinya berujung pada sebuah tindakan dari

warga.

o With What Effect? (efek apa yang diharapkannya?).

Efek atau tindakan yang diharapkan dari proses komunikasi ini

adalah adanya kesadaran dari warga dan terciptanya keputusan

warga untuk ikut dan bergabung menjadi anggota drumblek

dimana ia akan bersama melakukan kegiatan drumblek bersama

dan mengikuti event yang akan dilaksanakan.

Page 4: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

55

5.2 Strategi Komunikasi Bapak Budi Sutrisno dalam menarik minat

warga Pancuran untuk bergabung dalan drumblek Pancuran (Drumblek

Gempar).

Dalam strategi komunikasi terdapat dua unsur penting yang ada di

dalamnya yaitu adanya perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi.

Perencanaan komunikasi meliputi proses pemikiran yang dilakukan secara

matang untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini perencanaan menjelaskan

cara pengiriman pesan secara tepat yang diberikan komunikator yaitu Bapak

Budi Sutrisno kepada komunikan yang adalah warga Pancuran. Manajemen

meliputi cara membangun hubungan dan pengelolaan suatu hubungan untuk

mencapai suatu tujuan.

5.2.1 Langkah-langkah penyusunan pesan dalam strategi

komunikasi

Peneliti melihat bahwa dalam upaya dalam mengajak warga

bergabung dalam drumblek, komunikator memiliki strategi

penyampaian pesan dimana di dalamnya terdapat beberapa langkah

awal yaitu:

1. Pertama adalah mengenali Sasaran Komunikasi. Dalam

konteks ini sasaran komunikasi adalah warga Pancuran. Pak

RW sangat mengenal kondisi dari setiap warga yang dibinanya.

Ia mengenal latar belakang dari setiap warganya baik itu latar

belakang pendidikan, mata pencaharian, status sosial dan lain

sebagainya. Berikut penuturan bapak Budi Sutrisno mengenai

keadaan warganya dan ketika adanya permasalahan saat

pendataan mengenai bantuan raskin yang berkaitan dengan

warga yaitu2:

“Ya kalau kita disini sekitar 583 KK, kurang lebih ya itu. Kami kemarin saya kan juga marah-marah kepada raskin, ini

2 Wawancara dengan ketua RW Pancuran, Bapak Budi Sutrisno pada 17 Mei 2016 pukul 17.30 WIB di kediamannya.

Page 5: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

56

kesalahan kan ya memang dari warga sendiri. Lha saya terus sekarang informasikan kepada warga, kalau kamu mau minta bantuan yo rubahen sesuai pekerjaanmu. Kalau kamu jual gorengan yo bilang jual gorengan jangan pedagang. Itu memang kekeliruan disitu, makanya kemarin kan kita juga marah-marah di kelurahan, kecamatan. Yaitu tadi kesalahan kita dari pihak masyarakat tadi, sebenernya disini itu banyak yang jadi buruh harian lepas di terminal, kalau jualan, juga banyak pengangguran. Lha ini kesalahan itu sampai kelurahan bingung ya gara-gara itu. Sampai kita data ternyata ada yang sebenarnya buruh harian lepas ditulisnya pedagang. Dodol gorengan, pedangan, tukang parkir tulisnya wiraswasta”. (Ya kalau disini terdapat sekitar 583 kepala keluarga, kurang lebih ya itu. Kemarin saya juga marah-marah kepada raskin, ini kesalahan memang berasal dari warga kami sendiri. Saya terus menginformasikan kepada warga, kalau mereka ingin meminta ya mereka harus merubah atau mengatakan sesuai pekerjaan. Kalau kamu menjual gorengan ya bilang menjual gorengan jangan bilang pedagang. Memang kekeliruan ada disitu, makanya kemarin sempat saya marah-marah di kelurahan, kecamatan. Yaitu tadi kesalahan sebenarnya ada di pihak masyarakat, sebenarnya disisni banyak menjadi buruh harian lepas di terminal, jualan, dan banyak juga pengangguran. Akibat kesalahan tadi kelurahan sampai bingung. Sampai ditemukan data ternyata ada yang sebenarnya buruh harian lepas ditulisnya pedagang. Jualan gorengan, pedagang, tukang parkir tulisnya wiraswasta)

2. Kedua dalam pemilihan media komunikasi, komunikator

memilih media aural. Media aural merupakan media yang

dalam proses penyampaian pesan memanfaatkan indera

pendengaran. Pesan yang disampaikan dengan menggunaan

media aural akan ditangkap indera pendengaran. Dalam proses

mengajak, komunikator menggunakan media aural yaitu

dengan menggunakan pengumuman yang disiarkan keliling

kampung secara langsung ataupun disiarkan menggunakan

microphone yang ada di masjid. Media aural yang diterima

oleh indera pendengaran dinilai lebih efektif digunakan, apabila

dibandingkan dengan media undangan yang dulu pernah

digunakan. Pernyataan dari salah seorang pengurus drumblek

menyatakan bahwa media yang efektif adalah media aural,

Page 6: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

57

mengingat pernah digunakannya media tulisan tetapi dinilai

tidak efektif. Berikut ini menjelaskan mengenai hal tersebut,

sebagai berikut :

“Pernah kita buat undangan, semua anak pemuda untuk ikut drumblek. Tapi strategi yang lebih berhasil itu dari mulut ke mulut, dari orang ke orang. Ajakan tadi itu. Ya surat itu info, info yang lebih formal gitu yang lebih sopan. Tapi ternyata yang lebih efektif itu ajakan dari orang ke orang itu”3.

Dalam proses penyebaran informasi melalui

pengumuman tersebut, pak RW kerap kali turun secara

langsung berkeliling kampung, terkadang pengumuman

disiarkan melalui pengeras suara yang ada di masjid dan pak

RW meminta tolong pemuda untuk menyiarkan kepada warga

kampung. Berikut adalah pernyataan dari Bapak Budi

mengenai media pengumuman yang digunakan, yaitu sebagai

berikut4 :

“Enggak...itu ikut sendiri, jadi kita woro-woro itu jadi siapa yang ikut, istilahnya “latihan” gitu. “Kita itu latihan nanti sore” nanti ada yang keliling. Ya itu tadi saya katakan..ada keliling “latihan...latiham...latihan” dia udah semuanya keluar semua. Tidak kita paksa kamu harus ikut endak. Keliling pakai anu...microphone itu to...keliling ke kampung ini..eee...latihan latihan. Udah otomatis kumpul sendiri di depan situ”. (Tidak..itu ikut sendiri, jadi kita memberikan pengumuman istilahnya mengajak untuk ikut “latihan”. “kita ada latihan nanti sore” nanti ada yang keliling. Ya seperti yang tadi telah saya katakan...ada yang keliling “latihan..latihan..latihan” udah nanti semuanya akan keluar. Tidak ada paksaan untuk ikut. Keliling pakai microphone...keliling kampung...latihan latihan..udah nanti otomatis pada kumpul di depan)

Salah satu warga juga mengatakan mengenai cara mengajak untuk

latihan drublek yaitu5 :

3 Wawancara dengan warga asli Pancuran MI pada 05 Mei 2016 pukul 19.20 WIB di Cosmo Cafe. 4 Wawancara dengan ketua RW Pancuran, Bapak Budi Sutrisno pada 17 Mei 2016 pukul 17.30 WIB di kediamannya. 5 Wawancara dengan warga Pancuran, Bima Aditama pada 18 April 2016 pukul 13.30 WIB di

Abby’s House

Page 7: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

58

“Biasanya dari omongan, kalo pak RW lagi males muter pengumumannya bisa disiarkan di toa masjid. Pak RW mubeng kampung bawa toa dan pakai motor, kalau tidak ya buat pengumuman pakai toa masjid “latihan..latihan..jam 7 jam 7...kumpul kumpul”. (Biasanya dari mulut ke mulut, kalau pak RW sedang tidak ingin mengelilingi kampung, biasanya pengumuman disiarkan melalui michrophone masjid. Pak RW berkeliling kampung membawa michrophone dengan menggunakan motor, kalau tidak ya menggunalan michrophone masjid “latihan...latihan..jam 7...jam 7..kumpul..kumpul”)

Pemilihan bahasa juga sangat sederhana dan sangat mudah

dipahami oleh warga mulai dari yang memiliki tingkat pendidikan

rendah hingga tinggi. Kalimat yang dipilih singkat dan

menggunakan bahasa yang sederhana dan to the point atau tidak

bertele-tele. Kalimat yang digunakan menggunakan bahasa yang

seerhana seperti “ayo latihan...latihan...latihan drumblek”.

Dengan pengumuman yang singkat tersebut, warga dapat

menerima pesan yang di berikan komunikator diamana mereka

menjadi tahu kalau akan ada latihan drumblek. Terkadang di dalam

pengumuman tersebut tidak disebutkan waktu dan tempat latihan

karena warga telah mengetahui sejak dahulu bahwa latihan akan

diadakan setelah imsyak dan berlokasi di jalan yang ada di depan

masjid yang berada di pasar raya.

3. Ketiga ialah pengkajian tujuan pesan komunikasi. Pesan

komunikasi berisikan dari tujuan yang ingin di capai. Pesan yang

diberikan oleh Pak RW memiliki tujuan di dalamnya yaitu untuk

mengajak dan memberikan informasi kepada warga Pancuran

untuk ikut drumblek.

4. Keempat adalah peran komunikator dalam proses komunikasi.

Komunikator sangat berperan penting dalam melaksanakan strategi

komunikasi. Komunikator harus memiliki rasa empatik dimana ia

mampu memposisikan diri dan merasakan apa yang dirasakan oleh

komunikan. Terdapat dua hal yang harus dimiliki yaitu daya tarik

sumber (Komunikator) dimana dikatakan berhasil apabila ia

Page 8: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

59

mampu mengubah sikap, opini, dan perilaku komunikan melalui

daya tarik yang dimiliki komunikator dan kredibilitas sumber

(komunikator) yang meliputi kepercayaan komunikan terhadap

komunikator yang nantinya berpengaruh terhadap keberhasilan

komunikasi yang terjadi.

Agar pesan dapat disampaikan secara efektif yang ditandai

dengan komunikan dapat menerima dan mengerti pesan yang

disampaikan. Dalam penelitian ini peneliti melihat bahwa bapak

Budi Sutrisno sebagai komunikator memiliki faktor penting yang

ada di dalam dirinya dimana sangat berpengaruh dalam proses

penyampaian pesan. Faktor ini dikenal dengan sebutan faktor

psikologi komunikator, yang meliputi:

Kredibilitas. Seperti yang telah dijelaskan di atas kredibilitas

merupakan seperangkat persepsi komunikate atau komunikan

tentang sifat-sifat komunikator. Kredibilitas seseorang

terbentuk dari persepsi yang dimunculkan oleh komunikan

atau komunikate yang bersumber dari pengalaman mereka

terhadap komunikator. Dalam konteks penelitian ini, Pak RW

sebagai komunikator membangun kredibilitasnya yang

ditunjukan oleh sifat-sifat yang ada dalam dirinya. Pak Rw

merupakan sosok yang suka menolong, ramah senyum,

memperhatiakan orang lain, mampu berkomunikasi dengan

setiap golongan. Hal tersebut terlihat dari pernyataan

beberapa orang yang mengenal Pak RW diantaranya sebagai

berikut:

“Pak Budi itu sosoknya...ya dia berwibawa...orangnya berwibawa, baik, santai orangnya, tapi juga dia tegas. Dia sosok yang bisa membaur, di kalangan pemuda, dikalangan yang anak-anak, dikalangan yang dewasa orang tua, hebat lah dia.”6.

“Pak RW itu tegas. Tegas, kalau ngomong ini ya ini.

Kayak kemarin itu ada orang dari kampus anaknya itu barangnya

6 Wawancara dengan warga Pancuran, Bram pada 20 Mei 2016 pukul 12.30 WIB di kediamannya.

Page 9: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

60

di maling sama anak pancuran. Trus pak RW nya bilang ke orang tua anaknya itu, bilang buat ngembaliin barangnya. Ya akhirnya barangnya dikembaliin tapi orangnya lari ga mau ketemu. Iya, peran penting pokoknya pak RW nya. Pak RW itu berani terjun, gak cuma merintah-merintah”7. (Pak Budi itu tegas. Tegas, kalau berbicara ini ya ini. Seperti kemarin ada orang dari kamous anaknya barangnya dimaling sama anak Pancuran. Trus Pak RW bilang ke orang tua anaknya itu, untuk mengembalikan barangnya ya akhirnya barangnya dikembalikan, tapi orangnya lari tidak mau bertemu. Iya peran penting itu Pak RW. Pak RW itu juga berani terjun, tidak hnaya menyuruh-menyuruh.)

“Punya Power. Powernya hebat mbak. Ya sisi baiknya Pak

RW itu di lebih mementingkan masyarakat. Mementingkan dalam arti bermasyarakat, jadi semua orang jadi segan. Iya pak RW itu totalitas, gak main-main gitu mbak. Dia tidak hanya sekedar RW, dia tu RW yang bener-bener mau turun tangan gitu loh mbak. Diajak gini, diajak gitu, kalau sing ngarahin pak RW itu mesti pada langsung ug mbak. Pak RW itu friendly”8.

Kredibilitas komunikator berpengaruh terhadap

penerimaan pesan yang diterima oleh komunikan.

Kredibilatas yang dimiliki bapak RW ini memiliki kekuatan

dalam proses penyampaian pesan dan akhirnya berujung pada

pengambilan keputusan yang dilakukan oleh warga Pancuran.

Berikut pengakuan warga Pancuran dimana menuturnya cara

mengajak yang efektif adalah dari pak RW yaitu sebagai

berikut9 :

“Dari pak RW. To the point, “ ayo melu, ayo melu drumblek”. Ya pada ikut, pertama rikuh trus jadi seneng sama drumblek. (Dari Pak RW. To the point “ayo ikut, ayo ikut drumblek”. Ya pada ikut, pertamanya ada rasa sungkan, tapi sika dengan drumblek)

Atraksi, Selain itu ketertarikan kepada komunikator

disebabkan adanya kesamaan di antara komunikator dan

komunikan. Dalam hal ini Bapak Budi (RW) memiliki

7 Wawancara dengan warga Pancuran, Bima Aditama pada 18 April 2016 pukul 13.30 WIB di

Abby’s House

8 Wawancara dengan warga asli Pancuran MI pada 05 Mei 2016 pukul 19.20 WIB di Cosmo Cafe. 9 Wawancara dengan warga asli Pancuran MI pada 05 Mei 2016 pukul 19.20 WIB di Cosmo Cafe.

Page 10: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

61

kesamaan minat yaitu drumblek dan memiliki kesaaman

dalam hal lingkungan tempat tinggal dimana mereka adalah

sama-sama warga Pancuran. Pak RW merupakan anggota

drumblek pada masa drumblek Pancuran terbentuk,

kecintaanya terhadap drumblek membuat pak RW sangat

mendukung kegiatan ini, bahkan warga pun juga menggemari

drumblek. Bapak Budi Sutrisno merupakan anggota

Drumblek pada awal mula terbentuk, hal tersebut dinyatakan

dalam pernyataan sebagai berikut10 :

“Saya termasuk yang pertama kali, dulu saya yang tugasnya mencari dana. Dulu ada beberapa tokoh, Hendramasa, Didik, terus pak Tomo, Pak Yetno, pak Hendro, generasi muda sak angkatan saya itu, terus pak Maryono, pak Nosatik, banyak sekali”.

Anggota drumblek menyatakan bahwa bapak Budi

Sutrisno merupakan orang yang sangat penting di dalam

drumblek, berikut pernyataannya11 :

“Iya...sangat berperan. Dia menjadi orang yang nomer 1 di drumblek”.

Kekuasaan. Pak RW memiliki jenis kekuasaan rujukan

(referent power) dan kekuasan legal (legitimate power).

Warga menjadikan komunikator yaitu Pak RW sebagai

kerangka rujukan. Dalam hal ini Pak RW memiliki kekuasaan

rujukan, seperti yang telah dijelaskan di atas bapak Budi

Sutrisno berhasil menanamkan kekaguman pada warganya

(komunikan) yang terlihat dari tindakan warga yang

meneladani sikap yang dimiliki pak RW. Seperti pengakuan

warga yang telah disebutkan sebelumnya, di dalam kampung

Pancuran Pak RW menjadi sosok yang sangat dihormati oleh

10 Wawancara dengan ketua RW Pancuran, Bapak Budi Sutrisno pada 17 Mei 2016 pukul 17.30 WIB di kediamannya. 11 Wawancara dengan warga Pancuran, Bram pada 20 Mei 2016 pukul 12.30 WIB di kediamannya.

Page 11: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

62

warga yang dilatar belakangi oleh tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh pak RW dimana sangat memperhatikan

kepentingan warganya dan menjadi RW dengan sepenuh hati.

Bapak Budi Sutrisno juga memiliki jenis kekuasan legal

dimana kekuasaan legal merupakan kekuasaan yang

didapatkan karena jabatan yang dimiliki. Bapak Budi

Sutrisno memiliki kekuasaan legal yang otomatis didapatkan

dari jabatannya sebagai ketua RW. Dengan adanya kekuasaan

legal, Bapak Budi Sutrisno memiliki wewenang untuk

memerintah masyarakatnya.

5.2.2 Model Perencanaan Komunikasi AIDDA dalam proses

penyampaian pesan dalam strategi komunikasi.

Peneliti melihat bahwa dalam upaya mengajak warga

Pancuran, Bapak Budi Sutrisno selaku komunikator menerapkan

sebuah perencanaan dimana langkah yang paling utama adalah

menanamkan kesadaran akan keberadaan drumblek Pancuran

(Drumblek Gempar) kepada warganya. Secara tidak sadar Bapak

Budi Sutrisno sebenarnya telah menerapkan sebuah perencanaan

komunikasi yang dikenal dengan model perencanaan komunikasi

AIDDA. Model perencanaan ini terdiri dari 5 tahap yaitu Attention

(Perhatian), Interest (Minat), Desire (Hasrat), Decision

(Keputusan), Action (Kegiatan). Perencanaan ini digunakan oleh

bapak Budi dalam kegiatan mengajak warga pancuran untuk ikut

drumblek dimana langkah pertama yang dilakukan adalah :

Menanamkan perhatian (Attention) yang nantinya akan

memunculkan kesadaran, dimana warga Pancuran diarahkan

untuk mengetahui keberadaan drumblek ini di wilayah ini,

salah satu upaya dalam hal ini adalah dengan adanya

pengumuman yang disiarkan kepada masyarakat ketika

Drumblek Pancuran akan mengikuti sebuah event. Hal ini

Page 12: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

63

wajib dilakukan agar warga mengetahui bahwa di wilayah

Pancuran masih ada kegiatan Drumblek mengingat saat ini di

Pancuran tidak ada latihan rutin. Menanamkan kesadaran akan

drumblek adalah hal utama yang dilakukan oleh bapak Budi

Sutrisno sebagai komunikator, berikut adalah pernyataan beliau

mengenai hal tersebut12 :

“Ya itu, kesadaran itu yang paling penting. Jadi tidak ada pemaksaan. Ya kesadaran, bar itu rasa kekompakan, rasa memiliki...yang jelas rasa memiliki kampung itu. Iya, kesadaran. Ditanamkan itu, karena jati diri drumblek itu sudah melekat di warga saya. Ragat pun mau, biaya itu juga mau dikeluarkan. Orang tuanya juga mendukung. Kalau kita itu berjenjang terus, ada terus gitu”.

Pendekatan yang dilakukan oleh bapak Budi sebagai

komunikator adalah dengan menjalin komunikasi dengan

warganya. Adanya keterbukaan akan informasi mengenai

drumblek membuat warga sadar akan keberadaan drumblek,

seperti pernyataan berikut ini13 :

“Ya itu tadi kita kumpul, ngobrol. Kalau rapat RT trus

ngobrol, ya kita mau mengadakan kegiatan ini...mohon bantuan

dari bapak-bapak RT baik itu tenaga maupun dari bentuk

materialnya”.

Selain itu, terdapat sebuah pendekatan lain yang digunakan

yaitu dengan berbaur, berkumpul dengan warga, berbincang-

bincang dengan warga, ia juga gemar bercanda dengan warga-

warganya. Sifatnya yang ramah membuat warga dapat

menerima pribadi Pak RW di dalam kehidupan mereka.

Setelah warga menyadari keberadaan drumblek maka akan

muncul tahap dimana akan timbul perhatian (Interest), warga

12 Wawancara dengan ketua RW Pancuran, Bapak Budi Sutrisno pada 17 Mei 2016 pukul 17.30 WIB di kediamannya. 13 Wawancara dengan ketua RW Pancuran, Bapak Budi Sutrisno pada 17 Mei 2016 pukul 17.30 WIB di kediamannya.

Page 13: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

64

yang tertarik akan memberikan perhatiannya akan

pengumuman tersebut dan setelahnya akan muncul minat.

Selain menggunakan pengumuman, terdapat satu hal yang

sukses menarik minat warga yaitu suara orang yang

memainkan alat musik drumblek ketika melakukan pemanasan

sebelum latihan. Suara alat musik yang indah terdengar sampai

rumah warga dan membuat orang keluar untuk mengikuti

kegiatan ini, bahkan suara ini dijadikan warga sebagai kode

bahwa ada latihan drumblek.

“Kalau udah ada irama drumblek, entah itu nadane sembarang itu pasti pada datang semua. Kan dari belakang pasar itu, suaranya isa sampe Pancuran atas sing pelosok-pelosok itu”14. (Kalau sudah ada irama drumblek, entah itu nadanya sembarangan itu pasti pada datang semua. Kan dari belakang pasar itu, suaranya bisa sampai terdengar di Pancuran yang bagian atas yang pelosok-pelosok itu)

Setelah muncul minat, tahap selanjutnya akan muncul

keinginan (Desire) dalam diri dimana dalam hal ini ia telah

memikirkan dan menimbang manfaat dan kegunaan apakah

drumblek ini memberikan manfaat untuk diri nya. Minat ini

dapat bermula dari tindakan warga yang hanya menonton

sebagai sarana hiburan tanpa berfikir untuk bergabung.

Tindakan menonton yang dilakukan berdasarkan pemikiran

akan manfaat kegiatan tersebut untuk mereka.

Warga yang berminat akan mulai mengambil sebuah keputusan

(Decision) untuk mengikuti kegiatan tersebut. minat yang terus

bertambah akhirnya akan mengarahkan warga pada sebuah

keputusan untuk bergabung. Terdapat pertimbangan

pertimbangan yang ia pikirkan akan membawa warga untuk

mengambil sebuah keputusan dimana akan ada sebuah tindakan

14 Wawancara dengan warga asli Pancuran MI pada 05 Mei 2016 pukul 19.20 WIB di Cosmo Cafe.

Page 14: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

65

(Action) yaitu pergi ke arah tempat latihan dan bergabung

dengan melakukan latihan bersama.

Kelima tahapan tersebut dialami oleh beberapa nara sumber

yang merupakan anggota dari drumblek Pancuran (Drumblek

Gempar). Salah satu nara sumber yang bernama Huda15

mengatakan bahwa awal mula ia bergabung denga drumblek ini

berasal dari sebuah ketertarikan yang bermula sejak ia kecil. Ia

mulai mengetahui adanya drumblek sejak berusia 5 tahun, yang

bermula dari seringnya ia melihat warga latihan drumblek setelah

mendengar adanya pengumuman. Kakak kandung Huda yang

adalah anggota drumblek juga berperan penting dalam prosesnya

mengetahui adanya drumblek. Rasa penasaran yang timbul dari

suara yang dihasilkan, membuat ia pergi ke tempat latihan untuk

melihat. Menurutnya suara yang dihasilkan seperti suara bass. Saat

itu umur yang masih terlalu kecil membuat ia tidak dapat ikut

memainkan alat musik drumblek. Sebenanya anak kecil pun dapat

berpartisipasi dalam drumblek ini yaitu sebagai orang yang

memegang bendera dan menari. Karena ia lebih tertarik dengan

musik ia memutuskan bergabung ketika usianya sudah cukup yaitu

ketika ia SMP dimana ia memiliki tujuan untuk meramaikan dan

membudayakan drumblek.

Nara sumber lain yaitu Tegar16 mengungkapkan hal serupa

bahwa ia mengetahui adanya drumblek ketika hendak ada

karnaval. Saat itu ia baru melihat orang yang latihan. Ia

mengatakan bahwa cara mengumpulkan orang untuk latihan

dengan menggunakan pengumuman yang disiarkan. Menurutnya

drumblek merupakan hal yang asik ditambah lagi ia senang dengan

musik dari drumblek ini. Menurutnya lagu-lagu dari drumblek ini

15 Wawancara dengan warga Pancuran, Huda pada 16 Mei 2016 pukul 20.20 WIB di Star Steak. 16 Wawancara dengan warga Pancuran, Tegar pada 16 Mei 2016 pukul 19.36 WIB di Star Steak.

Page 15: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

66

enak untuk di dengarkan, Gambang suling dan gubuk Semarang

adalah lagu favoritnya. Ia mengatakan hanya dengan pengumuman

ia bersedia untuk ikut dan berkumpul untuk mengambil alat. Ia

mengatakan bahwa ia melakukan hal tersebut secara sukarela tanpa

paksaan dari pihak mana pun ditambah lagi banyaknya teman

sebaya yang juga mengikuti kegiatan ini.

5.2.3 Komunikator (Bapak Budi Sutrisno) memiliki 5 hal dalam

Hukum Komunikasi Efektif.

Bapak Budi Sutrisno sebagai komunikator memiliki 5 hal

yang dimiliki oleh dirinya dimana mempengaruhi keefektifan

komunikasi yaitu respect, emphaty, audiable, clarity, humble. Lima

hal tersebut berpengaruh dalam proses membangun hubungan antara

dirinya denga warga Pancuran. Berikut adalah kelima hal tersebut :

1. Respect adalah sikap menghargai yang dimiliki oleh seseorang

yang ditunjukan kepada orang lain. Bapak Budi Sutrisno

memiliki sikap respect kepada warganya dimana ia merupakan

sosok yang tidak membeda bedakan warganya, ia

memperlakukan semua warganya sama entah yang memiliki

status ekonomi tinggi atau rendah, tingkat pendidikan tinggi

atau rendah semua sama di mata bapak Budi Sutrisno.

2. Emphaty merupakan kemampuan kita untuk menempatkan diri

dalam situasi atau kondisi yang dihadapi atau dialami oleh

orang lain. Bapak budi memiliki memiliki rasa emphaty yang

tinggi, tercermin dari tindakannya yang selalu membantu warga

pancuran ketika mereka mengalami masalah. Ia merupakan

sosok yang mau mendengar curahan hati warganya dan tidak

ragu membantu apabila mereka memerlukan bantuan. Dalam

wawancara ia pernah mengutarakan bahwa selama 3 tahun

pertama menjabat sebagai RW ia tidak pernah bisa tidur ketika

Page 16: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

67

malam hari karena membantu warganya. Berikut adalah

kutipan wawancara dengan beliau17 :

“Hahhaha iya, kalau saya memang semua saya rangkul. Ya semua saya rangkul baik itu apa ya negatif atau positif, piye carane itu negatif bisa jadi positif itu. Ya mereka bukannya takut sama saya, tapi mungkin segen. Kalau memimpin disini itu memang Pancuran itu sangat berat. Saya jadi RW itu dulu ndak pernah tidur malem, ada masalah terus. Ada gelut, ada berkelahi, ada yang dipegang Satpol PP, saya yang ngatasi. Waktu saya jadi RW itu selama 3 tahun saya tidak bisa tidur”.

3. Audiable berarti pesan yang disampaikan dapat diterima

dengan baik oleh penerima pesan. Pengumuman yang diberikan

keliling kampung berisikan ajakan untuk mengikuti drumblek.

Pengumuman tersebut memiliki kalimat yang singkat,

sederhana, mudah didengar dan dimengerti oleh semua

kalangan baik yang memiliki tingkat pendidikan tinggi ataupun

rendah. Berikut adalah pengakuan dari warga pancuran yang

saat ini duduk di bangku SMP mengenai pengumuman

kejelasan pengumuman yang ia terima dan mengerti sampai

akhirnya ia memutuskan untuk ikut latihan yaitu sebagai

berikut18 :

“Woro-woro pakai toa itu lho. "Latihan latihan latihan” ngono. Iya, nanti kumpul ambil alat. Ya karena pingin ikut”. (Memberikan pengumuan menggunakan michrophone. “latihan latian latihan” gitu. Iya nanti berkumpul untuk mengambil alat. Ya karena ingin ikut)

4. Clarity adalah kejelasan pesan yang disampaikan dan di

dalamnya tidak ada yang disembunyikan atau ditutupi.

Penyampaian pesan jelas dan tidak ada yang ditutupi dimana

berisikan informasi mengenai adanya kegiatan drumblek

tersebut.

17 Wawancara dengan ketua RW Pancuran, Bapak Budi Sutrisno pada 17 Mei 2016 pukul 17.30 WIB di kediamannya. 18 Wawancara dengan warga Pancuran, Tegar pada 16 Mei 2016 pukul 19.36 WIB di Star Steak.

Page 17: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

68

5. Humble atau sikap rendah hati dimana tercermin dari sikap

menghargai orang lain biasanya didasari oleh sikap rendah hati

yang dapat dilihat dari sikap melayani secara penuh, sikap

menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak

sombong dan merendahkan orang lain, berani mengakui

kesalahan, mau memaafkan dan mengutamakan kepentingan

yang lebih besar. Humble dimiliki oleh pak RW ia terkenal

dengan sosok yang ramah, tegas, namun sangat baik hati,

gemar menolong dan sangat mempentingkan kepentingan

warganya. Hal itu yang membuat warga segan terhadap Bapak

Budi Sutrisno yang tidak mementingkan kepentingan pribadi.

Warga Pancuran mengutarakan pendapatnya mengenai sikap

rendah hati yang dimiliki oleh beliau yaitu19:

“Untuk masalah kampung seperti pembangunan-pembangunan, penyuluhan program-program pemerintah dia bisa sampai mengorbankan pekerjaan untuk dapat stand by”.

Berikut pernyataan Bapak Budi Sutrisno yaitu20 :

“Sebelumnya saya menjadi ketua pemuda. Memang saya selaku RW apapun tak bantu, masyarakat kami peduli dengan lingkungan ya kami juga peduli dengan masyarakat. Sampai saya bangunkan balai RW itu, untuk badminton itu juga untuk pertemuan”.

Salah satu warga yang merupakan anggota drumblek juga mengatakan bahwa Pak RW selalu mendampingi bahkan ketika latihan sekalipun, bahkan ia tidak segan untuk berbagi dengan warganya, berikut pernyataannya21 :

“Latihan biasanya dia ada. Ya dia selalu ada, dia juga ngasih temen-temen rokok kalau lagi latihan. Beliin rokok”.

19 Wawancara dengan warga asli Pancuran MI pada 05 Mei 2016 pukul 19.20 WIB di Cosmo Cafe. 20 Wawancara dengan ketua RW Pancuran, Bapak Budi Sutrisno pada 17 Mei 2016 pukul 17.30 WIB di kediamannya. 21 Wawancara dengan warga Pancuran, Bram pada 20 Mei 2016 pukul 12.30 WIB di kediamannya.

Page 18: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

69

5.2.4 Faktor yang menumbuhkan Hubungan Interpersonal.

Dalam strategi komunikasi mengajak warga untuk mengikuti

drumblek, peneliti melihat terdapat beberapa faktor yang

menumbuhkan hubungan interpersonal antara Pak RW (Budi

Sutrisno) dengan warganya yaitu:

1. Rasa Percaya.

Pertama adanya rasa percaya (trust) antara warga

dengan pak RW. Kepercayaan adalah faktor yang sangat

penting. Salah satu bentuk kepercayaan terlihat dari sikap

masyarakat yang menggunakan hak pilihnya dimana memilih

bapak Budi Sutrisno sebagai Ketua RW 04. Berikut

pengakuan Bapak Budi Sutrisno yang mentakatan bahwa ia

telah terpilis sebanyak 3 periode yaitu22:

“Saya sudah 3 periode ini. Ya ada beberapa keamajuan.”.

Bahkan ada pengakuan dari masyarakat bahwa

alangkah lebih baik apabila pak Budi Sutrisno terus menjabat

sebagai RW. Hal tersebut dilatar belakangi dari penilaian

masyarakat mengenai sosok bapak Budi dalam masyarakat

dan kinerja bapak Budi Sutrisno selama menjabat sebagai RW

04. Rasa percaya ditandai dengan terpilihnya pak RW selama

3 periode, seperti pernyataan seorang warga Pancuran yaitu23

“Udah 3 periode atau 4 periode ya aku lupa. Jadi RW seumur hidup aja”.

Proses penumbuhannya sikap percaya memiliki 3

faktor yaitu menerima, empati, kejujuran.

22 Wawancara dengan ketua RW Pancuran, Bapak Budi Sutrisno pada 17 Mei 2016 pukul 17.30 WIB di kediamannya. 23 Wawancara dengan warga asli Pancuran MI pada 05 Mei 2016 pukul 19.20 WIB di Cosmo Cafe.

Page 19: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

70

o Rasa percaya diawali dengan adanya rasa menerima,

ketika seorang individu mampu menerima seseorang ia

akan mampu membuka bagian dari dirinya kepada

orang lain. Dalam hal ini, masyarakat Pancuran dapat

menerima sosok bapak Budi Sutrisno sebagai pemimpin

sekaligus sesama warga kampung Pancuran.

Penerimaan tersebut terlihat dari penilaian masyarakat

mengenai sosok pak Budi Sutrisno dimana ia dinilai

sebagai sosok yang berwibawa, ramah, dan mampu

bergaul dengan berbagai kalangan yang ada di daerah

ini. Hal tersebut dapat dilihat dari pengakuan dari

beberapa warga panturan yaitu sebagai berikut:

“Pak Budi itu sosoknya...ya dia berwibawa...orangnya berwibawa, baik, santai orangnya, tapi juga dia tegas. Dia sosok yang bisa membaur, di kalangan pemuda, dikalangan yang anak-anak, dikalangan yang dewasa orang tua, hebat lah dia”24.

“Iya, peran penting pokoknya pak RW nya. Pak

RW itu berani terjun, gak Cuma merintah-merintah”25.

“Iya totalitas, gak main-main gitu mbak. Dia tidak hanya sekedar RW, dia tu RW yang bener-bener mau turun tangan gitu loh mbak. Diajak gini, diajak gitu, kalau sing ngarahin pak RW itu mesti pada langsung ug mbak. Pak RW itu friendly”26. (iya totalitas, tidak main-main gitu mbak. Dia tidak hanya sekadar menjadi RW, dia itu RW yang benar-benar mau turun tangan gitu mbak. Diajak begini, diajak begitu, kalau yang mengarahkan pak RW itu pasti pada mangsung ikut. Pak RW itu ramah)

24 Wawancara dengan warga Pancuran, Bram pada 20 Mei 2016 pukul 12.30 WIB di kediamannya. 25 Wawancara dengan warga Pancuran, Bima Aditama pada 18 April 2016 pukul 13.30 WIB di

Abby’s House, Jalan Diponegoro.

26 Wawancara dengan warga asli Pancuran MI pada 05 Mei 2016 pukul 19.20 WIB di Cosmo Cafe.

Page 20: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

71

o Faktor kedua adalah Empati yang merupakan keadaan

mental dimana seseorang ikut merasakan keadaan atau

pikiran yang dirasakan oleh orang lain atau kelompok.

Apabila seseorang dapat memahami dan merasakan apa

yang di rasakan orang lain sikap empati tersebut dapat

terjadi. Empati yang diberikan orang lain akan membuat

seseorang merasa bahwa ia tidak merasa seorang diri

dimana orang lain mengerti dan merasakan keadaan

atau suatu yang ia rasakan, sikap empati sendiri

memiliki dampak yang cukup penting dimana ketika

orang merasakan adanya rasa empati membuat

seseorang merasa diperhatikan. Faktor empati terlihat

dalam hubungan antara bapak RW (Budi Sutrisno)

dengan warganya, salah satu contoh empati yang

ditunjukan adalah ketika ada masalah yang menyangkut

warga Pancuran, Pak RW tidak pandang bulu

membantu dan membela warganya yang mengalami

kesusahan atau masalah. Ia akan membantu

menyelesaikan masalah tersebut sampai tuntas, dapat

terlihat bahwa beliau memiliki rasa empati dimana

Bapak Budi Sutrisno ikut merasakan apa yang

dirasakan orang lain sampai pada akhirnya ia

memutuskan untuk ikut membantu. Hal tersebut terlihat

dari pengakuan bapak Budi Sutrisno yaitu :

“Ada gelut, ada berkelahi, ada yang dipegang Satpol PP, saya yang ngatasi. Sampai warga saya itu mencuri itu pun saya bela. Dan anu akhirnya masyarakat itu sadar, istilahnya bahasanya itu “mosok kowe yo tegel karo RW mu, mangkat esuk bali sore. Mbengi ijek ngurusi”. Akhirnya timbul di masyarakat itu sendiri / pemuda itu sendiri, saya kalau mengatasi itu sampai tuntas, katakanlah yang negatif seperti mencuri itu bagaimana jangan sampai ke polisi. Saya datang ke pihak korban, dan akhirnya masyarakat itu sadar

Page 21: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

72

dengan sendirinya.... Kalau memang kami, terus terang kalau narkoba lepas. Kami tidak akan membela, saya ndak mau. Tapi sepanjang kalau itu masih kenakalan remaja dalam bentuk minum, berkelahi, mencuri pun kalau bisa kita, tapi kalau narkoba tidak ada toleransi karena itu sudah melanggar hukum. Kalau yang lain kan itu kadang-kadang kenakalan, kalau narkoba itu kan sudah lain gitu lho”27.

Salah satu warga Pancuran pun menjelaskan

mengenai sosok Pak Budi menurut perepsi yang

dimilikinya28 :

“Tegas, kalau ngomong ini ya ini. Kayak kemarin itu ada orang dari kampus anaknya itu barangnya di maling sama anak pancuran. Trus pak RW nya bilang ke orang tua anaknya itu, bilang buat ngembaliin barangnya. Ya akhirnya barangnya dikembaliin tapi orangnya lari ga mau ketemu”.

o Faktor ketiga adalah kejujuran, kejujuran dari seseorang

mempengaruhi apakan sebuah hubungan akan berlanjut

atau tidak, manusia akan lebih memilih berhubungan

dengan orang yang memiliki sifat jujur. Sifat jujur yang

dimiliki oleh sesorang mempengaruhi penilaian

manusia dan pengambilan keputusan. Ketika seoang

bergaul dengan orang yang jujur, ia akan menanamkan

rasa percaya kepada orang tersebut karena orang

tersebut bertindak sesuai kenyataan yang terjadi dan

dari situlah kepercayaan muncul. Bapak budi sampai

saat ini telah menjabat sebagai RW selama 3 periode

pemerintahan. Hal tersebut dapat terjadi karena sosok

27 Wawancara dengan ketua RW Pancuran, Bapak Budi Sutrisno pada 17 Mei 2016 pukul 17.30 WIB di kediamannya 28 Wawancara dengan warga Pancuran, Bima Aditama pada 18 April 2016 pukul 13.30 WIB di

Abby’s House, Jalan Diponegoro.

Page 22: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

73

bapak Budi dianggap sebagai sosok yang jujur oleh

masyarakat hingga membuat bapak Budi terpilih lagi

sebagai RW. Apabila bapak Budi tidak dipercaya oleh

masyarakat, ia saat ini tidak mungkin dipilih oleh

masyarakat. Dibawah ini terdapat sebuah pernyataan

yang diutarakan oleh salah satu warga pancuran

mengenai pendapatnya yang berkaitan dengan

kepemimpinan RW yaitu sebagai berikut29 :

“Karena dia itu mentingin masyarakat dibandingkan dirinya sendiri. Sampai kadang rela berkorban juga, mengorbankan pekerjaannya sendiri”. (Karena dia itu mementingkan masyarakat dibandingkan dirinya sendiri. Sampai terkadang rela berkorban juga, mengorbankan pekerjaannya sendiri).

2. Sikap Suportif.

Sikap suportif merupakan sikap yang mengurangi

sikap defensif dalam komunikasi. Orang bersifat defensif

apabila ia tidak menerima, tidak jujur, dan tidak empatis

(Rakhmat, 2007:133). Sikap suportif terlihat dari sikap

yang ditunjukan oleh warga yang mendukung apa yang

dikatakan oleh bapak Budi Sutrisno selaku komunikator.

Sikap warga tersebut dilatar belakangi oleh adanya sikap

percaya akan sosok Bapak Budi Sutrisno yang baik

sehingga dalam hubungan tersebut terdapat penerimaan,

empati dari masyarakat kampung Pancuran. Salah satu

sikap suportif warga terdapat dari respon mereka terhadap

kegiatan Drumblek Pancuran. Pengumuman singkat yang

diberikan oleh Bapak Budi Sutrisno sebagai media yang

29 Wawancara dengan warga asli Pancuran MI pada 05 Mei 2016 pukul 19.20 WIB di Cosmo Cafe.

Page 23: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

74

digunakan untuk menyiarkan informasi mengenai latihan

Drumblek dapat efektif diterima oleh masyarat.

3. Sikap Terbuka.

Sikap terbuka merupakan (open mindedness)

mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam proses

komunikasi interpersonal. Agar komunikasi dapat

menghasilkan hubungan interpersonal yang efektif

dogmatisme (karakter tertutup) harus digantikan dengan

sikap terbuka. Sikap terbuka dimiliki oleh warga pancuran

terhadap bapak Budi Sutrisno. Sosok terbuka dari bapak

Budi Sutrisno mempengaruhi hubungan interpersonal yang

terjalin dengan warga, sikap terbuka yang ditunjukan bapak

Budi membuat warga juga memutuskan bersikap terbuka.

Salah satu bentuk sikap terbuka dari bapak Budi adalah ia

tidak canggung untuk bercengkrama dengan warganya dan

menerima masukan-masukan yang diberikan oleh warga.

Sikap ramah dan mudah bergaul yang dimiliki pak RW

mampu membuat warganya mau bertukar pendapat dan

berinteraksi dengannya sampai pada akhirnya dapat terbuka

dengannya.

5.3 Pengambilan keputusan Warga Pancuran untuk ikut drumblek.

Tindakan seseorang untuk ikut bergabung dalam kegiatan drumblek

melewati beberapa tahap yang akhirnya akan berujung pada sebuah tindakan.

Tahap pertama adalah dorongan hati atau impuls (impulse) yang meliputi

stimuli atau rangsangan spontan yang berhubungan dengan alat indera dan

reaksi seseorang terhadap rangsangan tersebut (kebutuhan untuk melakukan

sesuatu terhadap rangsangan itu). Rangsangan tersebut dapat berupa pesan

yang diberikan melalui media pengumuman, ajakan yang diakukan oleh

Page 24: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

75

orang lain ataupun kegiatan latihan drumblek yang dilihat dengan mata, dan

suara alunan musik yang terdengar oleh telinga saat latihan.

Tahap kedua adalah persepsi (perception). Seseorang menyelidiki dan

bereaksi terhadap rangsangan yang berhubungan dengan impuls. Dalam tahap

ini seorang memikirkan apakah rangsangan tersebut penting untuk dirinya

dan perlu ia tanggapi atau abaikan. Gambaran drumblek yang ditangkap dan

diterima oleh alat indera sangat mempengaruhi persepsi. Melalui persepsi

yang muncul, sebuah tindakan akan diambil oleh seseorang. Hal tersebut

dirasakan oleh beberapa warga dimana pada sebelum bergabung mengikuti

drumblek, terdapat persepsi positif yang ada dalam benak mereka seperti

drumblek itu menyenangkan, dengan ikut drumblek bisa berkumpul dengan

teman-teman, dengan mengikuti drumblek dapat menjaga drumblek tetap ada,

menyukai musik yang dihasilkan. Sosok pak RW yang positif di mata

masyarakat juga mempengaruhi persepsi mereka dalam hal memutuskan

tindakan yang akan dilakukan.

Tahap ketiga adalah manipulasi (manipulation), setelah impuls hadir

dan objek dipahami terdapat langkah berikutnya yaitu manipulasi objek atau

pengambilan tindakan yang berhubungan dengan objek itu. Dorongan dari

persepsi menimbulkan sebuah pengambilan keputusan dimana persepsi yang

ada mempengaruhi keputusan yang diambil. Warga Pancuran memiliki

persepsi positif mengenai drumblek, hal tersebut yang membuat mereka mau

untuk mengambil keputusan untuk bergabung yang didasari oleh rasa suka

yang ada dalam benak mereka tentang drumblek dan peran komunikator

dalam penyampaian pesan yang memiliki kredibilitas dan rasa percaya dari

masyarakat.

Tahap keempat adalah konsumasi (consummation) atau pelaksanaan

dimana pada tahap ini seseorang mengambil tindakan yang memuaskan

dorongan hati sebenarnya. Untuk memuaskan hatinya, warga akhirnya

bergabung dan berlatih drumblek. Ini merupakan tahap akhir dimana warga

menentukan tindakannya secara nyata.

Page 25: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

76

5.4 Drumblek Pancuran merupakan jenis kelompok yang bersifat

fleksibel.

Peneliti mendapatkan suatu fakta bahwa drumblek Pancuran

merupakan jenis kelompok fleksibel dimana anggota dari drumblek ini tidak

dapat diprediksi jumlahnya. Hal tersebut dikarenakan setiap warga Pancuran

boleh ikut serta bergabung dan memeriahkan drumblek Pancuran (Drumblek

GEMPAR) tanpa ada syarat. Berikut pernyataan yang menjelaskan hal

tersebut30 :

“Kalau kita seperti ini, kita tidak membatasi, jadi misalkan untuk personil drumblek kampung Pancuran yang pertama kita tidak bisa membatasi karena apa? Saat dia ingin ikut dan kita menolak, itu pasti disuatu apa ya namanya ya...dia akan kecewa. Jadi ada satu kekecewaan, maka dari itu pernah kan dulu ada suatu event di Jakarta...itu personil kita bisa sampai 200 an lebih”.

Latihan akan dilakukan bersama ketika hendak mengikuti sebuah

event. Seperti yang telah dijelaskan di atas, kerap kali pada hari event

dimulai, banyak warga yang sebelumnya tidak mengikuti latihan datang

dengan membawa alat musik dan berpartisipasi dalam event tersebut yang

menyebabkan akhirnya drumblek Pancuran dapat meriah. Tidak ada

larangan untuk dapat berpartisipasi karena drumblek Pancuran ini

merupakan milik bersama. Kebijakan untuk tidak mengikuti event atau

lomba yang memiliki syarat jumlah peserta membuat Pancuran tidak

mengikuti lomba tersebut.

Berikut pernyataan mengengenai hal tersebut31 :

“Jadi kalau kita mau ada event gini gini gini...yang pasti yang pertama untuk kita dari drumblek kampung Pancuran itu personil gak bisa dibatasi...kalo mau seperti itu. Jadi kalau misalkan itu “tolong pak ini mau ada event...misalkan event tentang apa..Pancuran main ya pak? Kita mungkin butuh orang sekitar 100 an”. Kita gak bisa kalau seperti itu. Jadi sistemnya kita itu “yang mau ayo” seperti itu aja”.

30 Wawancara dengan warga Pancuran, Bram pada 20 Mei 2016 pukul 12.30 WIB di kediamannya. 31 Wawancara dengan warga Pancuran, Bram pada 20 Mei 2016 pukul 12.30 WIB di kediamannya.

Page 26: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

77

Alasan dibalik kebijakan tersebut adalah untuk menghindari

adanya rasa cemburu antar warga, menjaga kerukunan dan harmoni dalam

berhubungan satu dengan yang lain karena setiap warga memiliki hak

untuk berpartisipasi mengikuti drumblek ini karena drumblek milik semua

warga Pancuran.

Dibawah ini merupakan pernyataan mengenai hal tersebut32 :

“Ya anu...itu kan ciri khas pancuran sudah ada, kesadaran masyarakat juga ada, memiliki...bahwa drumblek itu milik pancuran. Milik warga masyarakat pancuran”.

Secara tidak langsung, terdapat sebuah pendekatan yang bersifat inklusif

dalam drumblek Pancuran. Inklusi merupakan sebuah pendekatan untuk

membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang semakin

terbuka dimana di dalamnya mengajak masuk dan mengikutsertakan

semua orang dengan berbagai perbedaan latar belakang33. Drumblek ini

terbuka untuk semua warga Pancuran tanpa terkecuali, perbedaan latar

belakang yang ada seperti perbedaan latar belakng pendidikan, ekonomi

dan lain sebagainya tidaklah menjadi suatu penghambat.

Bahkan warga yang tidak mengikuti latihan dari awal atau hanya

ikut ketika hendak akan tampil tetap diperbolehkan untuk ikut, seperti

pernyataan di bawah ini34 :

“Misalnya ada event ini..yaudah mendekati hari H itu tu misalkan 2 minggu mendekati hari H itu yang ikut latiha masih sedikit, deket-deket hari...seminggu kan kadang kita latihan seminggu 2 kali mendekati hari H udah mulai rame”.

Masih adanya gotong-royong dan saling mengenal yang ada

membuat kelompok ini dapat bersatu meskipun ada banyak perbedaan

diantara mereka. Berikut pernyataan warga Pancuran35 :

32 Wawancara dengan ketua RW Pancuran, Bapak Budi Sutrisno pada 17 Mei 2016 pukul 17.30 WIB di kediamannya 33 Diakses dari http://daksa.or.id/pengertian-inklusi/ pada hari senin 29 Agustus 2016 pukul 01.07 34 Wawancara dengan warga Pancuran, Bram pada 20 Mei 2016 pukul 12.30 WIB di kediamannya. 35 Wawancara dengan warga Pancuran, Bram pada 20 Mei 2016 pukul 12.30 WIB di kediamannya.

Page 27: BAB V STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENARIK MINAT WARGA

78

“Gini, kalau di Pancuran itu udah wajib, dari yang kecil-kecil itu pasti kenal dengan yang gede-gede. Itu aku kenal semua gitu. Sebanyak itu dari ujung sampai ujung itu tahu dan kenal semua dengan orang-orang. Yaitu namanya kampung itu seperti itu. Beda sama kompleks perumahan, rumah depan kadang gak tau, pojok juga gak tau. Ya memang begitu, kalau di kampung itu seperti itu. Rasa gotong royongnya masih ada”.