bab v kesimpulan dan saran - digilib.its.ac.id · kesimpulan dan saran . 1.1 kesimpulan . ......
TRANSCRIPT
129
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari konsep ruang terbuka hijau pada kawasan pusat kota
Ponorogo adalah :
1. Adanya kebutuhan masyarakat pada kawasan pusat kota Ponorogo akan ruang
terbuka hijau yang terbagi atas fungsi ekologis, fungsi estetika serta fungsi
sosial budaya dan ekonomi dari ruang terbuka hijau dimana konsep
penataannya terdiri dari :
a. Konsep penataan Alun-alun Kota
- Pada Alun-Alun kota konsep penataan dengan dominasi penggunaan
hamparan rumput yang telah ada tetap dipertahankan sebagai ciri khas
alun -alun kota
- Penggunaan vegetasi pada alun-alun kota diutamakan vegetasi yang
mampu menyerap polusi dan debu dengan tajuk pohon yang rapat untuk
menciptakan area teduh serta vegetasi dengan perpaduan warna dan
tekstur untuk meningkatkan nilai estetika RTH
- Penambahan sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan aktivitas masyarakat yaitu area duduk, area berjualan, fasilitas
penerangan, fasilitas informasi dan fasilitas kebersihan yang memadai
- Mempertahankan vegetasi lokal yaitu Beringin (Ficus benjamina) sebagai
penanda area alun-alun kota
- Adanya area seni yang dikhususkan untuk pendidikan seni tradisional
khas Reog Ponorogo (berfungsi sebagai tempat latihan dan tempat
pertunjukkan seni Reog)
- Penggunaan perkerasan dengan material yang merupakan perpaduan
antara bahan buatan dan alami dengan warna khas kota Ponorogo yaitu
130
merah, kuning dan hijau yang berfungsi untuk memudahkan penyerapan
air
b. Konsep penataan Taman Kota
- Pada Taman kota konsep penataan disesuaikan dengan fungsinya sebagai
penunjang aktivitas masyarakat, yaitu kombinasi antara adanya ruang
terbuka dan area teduh
- Penambahan sarana dan prasarana yang diseusikan dengan kebutuhan dan
aktivitas masyarakat (area duduk,area permainan anak, fasilitas olah raga,
fasilitas penerangan, fasilitas informasi dan fasilitas kebersihan yang
memadai)
- Penggunaan perkerasan dengan material perpaduan antara bahan buatan
dan alami untuk memudahkan penyerapan air
- Penggunaan vegetasi lokal antara lain Beringin (Ficus benjamina), Johar
(Cassia florida), Mahoni (Switenia mahogany) dan pohon Asem
(Tamrindus indica) yang mampu menyerap polusi dan debu dengan tajuk
pohon yang rapat untuk menciptakan area teduh
- Penambahan area seni sebagai area pertunjukkan budaya khas kota
Ponorogo (Reog Ponorogo)
- Penggunaan ornament Reog sebagai penanda identitas kawasan
c. Konsep penataan Taman Lingkungan
- Lahan-lahan kosong diantara pemukiman dapat dimanfaatkan sebagai
taman lingkungan yang mampu mewadahi aktivitas masyarakat dan
meningkatkan kualitas lingkungan pada area pemukiman tersebut.
- Penambahan sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan aktivitas masyarakat (area duduk, area permainan anak, area seni
Reog, fasilitas olah raga, fasilitas penerangan dan fasilitas kebersihan
yang memadai)
- Penggunaan perkerasan dengan material perpaduan antara bahan buatan
dan alami untuk memudahkan penyerapan air
131
- Diutamakan vegetasi lokal yang mampu menyerap polusi dan debu
dengan tajuk pohon yang rapat untuk menciptakan area teduh serta
vegetasi dengan perpaduan warna dan tekstur daun untuk menambah
keindahan kawasan yaitu pohon Johar (Cassia florida), Mahoni (Switenia
mahogany) dan pohon Asem (Tamrindus indica).
- Penggunaan ornament Reog pada maerial-material lansekap sebagai
penanda identitas kawasan
d. Konsep Penataan Jalur hijau dan Pulau jalan
- Pada jalur hijau dan pulau jalan didominasi oleh penggunaan vegetasi
yang mampu menyerap polusi dan debu dengan perpaduan warna dan
tekstur daun sehingga menciptakan kesan estetis yang juga berfungsi
sebagai aksen pada kawasan antara lain Pohon Tanjung (Mimusops
elengi), Mahoni (Switenia mahogany), Bungur (Lagerstromia speciosa),
Lantana (Lantana camara), Puring (Codiaeum variegatum)
- Penggunaan perkerasan dengan material perpaduan antara bahan buatan
dan alami untuk memudahkan penyerapan air
e. Konsep penataan Taman Makam pahlawan
- Untuk memaksimalkan fungsi ekologis area taman makam pahlawan
maka area ini sebaiknya pembagian lahannya didominasi oleh area hijau
sebesar 80 % dan area terbangunnya adalah sebesar 20 %
- Penggunaan vegetasi lokal yaitu Beringin (Ficus benjamina), Johar
(Cassia florida) dan Mahoni (Switenia mahogany) dengan kerapatan
sedang yang mampu menyerap polusi dan debu
- Mempertahankan bentuk eksisting dari TMP
f. Konsep penataan Daerah sempadan sungai
- Lahan sepanjang daerah aliran sungai peruntukannya dikembalikan
sebagai area ruang terbuka hijau dengan luas minimal 5 meter yang
ditambah jalan inspeksi untuk perawatan dan penghijauan agar tetap
berfungsi secara optimal
132
- Penggunaan vegetasi peneduh dengan perakaran kuat yang dapat
menyerap polusi dan debu yaitu pohon Damar (Agathis damara), pohon
Tanjung (Mimusops elengi) dan Mahoni (Switenia mahogany)
2. Konsep penataan ruang terbuka hijau pada kawasan pusat kota Ponorogo
tersebut juga didukung oleh pemenuhan proporsi dan distribusi ruang terbuka
hijau yang ideal melalui :
- Mempertahankan bentuk ruang terbuka hijau publik yang telah ada (alun-
alun kota, taman kota, jalur hijau, pulau jalan dan Taman Makam
Pahlawan).
- Pemenuhan proporsi ruang terbuka hijau dengan menambahkan luasan
proporsi ruang terbuka hijau kota pada area pemukiman (lahan kosong
yang dapat dimanfaatkan sebagai taman lingkungan, ruang-ruang yang
tercipta antar bangunan), sepanjang jalur sempadan sungai dan di
sepanjang jalan utama kota.
- Penyebaran ruang terbuka hijau kota yang merata di seluruh kawasan
pusat kota dan saling terhubung (alun-alun kota → jalur hijau dan pulau
jalan → jalur hijau sungai → taman kota → taman lingkungan → taman
rumah tinggal).
3. Dimana konsep penataan tersebut didasarkan atas faktor penyebab kurangnya
ruang terbuka hijau pada kawasan pusat kota Ponorogo yaitu adanya
peningkatan jumlah penduduk, intensitas kepadatan penduduk pada kawasan
pusat kota serta adanya perubahan fungsi lahan yang mengarah pada fungsi
lahan sebagai kawasan jasa komersial dan pusat bisnis. Konsep penataan
ruang terbuka hijau untuk mengatasi faktor penyebab kurangnya ruang
terbuka hijau pada kawasan pusat kota adalah :
- Memaksimalkan fungsi ruang terbuka hijau pekarangan dengan
menghijaukan area pekarangan minimal sebesar 20% dari keseluruhan
luas lahan.
133
- Memaksimalkan penggunaan lahan kosong pada kawasan pemukiman
sebagai taman lingkungan yang mampu meningkatkan kualitas lingkungan
serta melayani dan mewadahi aktivitas masyarakat di kawasan
pemukiman.
- Menggunakan ruang-ruang yang terbentuk antar bangunan pada kawasan
pemukiman untuk meningkatkan kualitas kondisi fisik kawasan dan
kualitas ekologis kawasan.
- Pengembangan perpaduan fungsi lahan antara ruang terbuka hijau dengan
pusat jasa komersial dan perkantoran untuk meningkatkan kualitas
lingkungan pada kawasan pusat kota Ponorogo.
1.2 Saran
Saran dari hasil penelitian konsep penataan ruang terbuka hijau pada kawasan
pusat kota Ponorogo ini terbagi atas :
a. Saran bagi Pemerintah
- Menyusun pedoman pelaksanaan dan rencana untuk penyelenggaraan dan
pengelolaan ruang terbuka hijau.
- Meningkatkan kampanye dan sosialisasi akan pentingnya fungsi dan
manfaat ruang terbuka hijau kota.
- Mengembangkan mekanisme insentif dan disinsentif bagi pihak swasta dan
masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ruang terbuka
hijau kota.
b. Saran bagi Masyarakat
- Masyarakat mendukung upaya penyelenggaraan dan pengelolaan ruang
terbuka hijau kota melalui partisipasi aktif warga masyarakat untuk
mengikuti pendidikan dan pelatihan serta sosialisasi akan pentingnya ruang
terbuka hijau kota yang dilaksanakan Pemerintah.
- Menjaga dan memelihara ruang terbuka hijau agar tetap berada pada kondisi
terbaiknya melalui pembentukan organisasi / paguyuban masyarakat dengan
134
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ruang terbuka hijau
dalam suatu kota
c. Saran bagi kalangan Akademisi dan Praktisi
- Perlu dilakukan penelitian selanjutnya terkait dengan fungsi ekologis ruang
terbuka hijau kota dengan menggunakan pengukuran fungsi-fungsi ekologis
dari kondisi topografis dan fungsi ekologis dari vegetasi
- Perlu dilakukannya penelitian terkait dengan aspek pemeliharaan ruang
terbuka hijau kota agar dapat berfungsi secara maksimal.
- Perlu adanya penelitian selanjutnya yang terkait dengan ruang terbuka hijau
sebagai pencipta identitas kota.
135
( Halaman ini sengaja dikosongkan )