bab .... network planning

40
BAB IV METODE,TEKNIK PERENCANAAN WAKTU DAN MENYUSUN JADWAL 1. Metode Jalur Kritis (CPM) Metode CPM dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Jadi jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai pada kegiatan terakhir proyek. Maka jalur kritis penting bagi pelaksana proyek, karena pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Mengetahui kegiatan-kegiatan kritis,perlu ditentukan dahulu peristiwa-peristiwa kritis. Untuk mengetahui dengan mudah kegiatan-kegiatan kritis dan peristiwa-peristiwa kritis pada sebuah network diagram, perlu digambarkan/ditunjukkan secara mencolok lintasan kritisnya yaitu lintasan yang dimulai dari peristiwa awal network sampai peristiwa akhir network diagram. Lintasan kritis ini terdiri dari kegiatan-kegiatan kritis, peristiwa- peristiwa kritis, dan dummy ( bila diperlukan). Dummy sendiri tidak pernah kritis, tetapi mungkin saja dilalui lintasan kritis. a. Peristiwa Kritis 1

Upload: arken123

Post on 08-Aug-2015

106 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab .... Network Planning

BAB IV

METODE,TEKNIK PERENCANAAN WAKTU DAN MENYUSUN JADWAL

1. Metode Jalur Kritis (CPM)

Metode CPM dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian

komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan

kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Jadi jalur kritis terdiri dari rangkaian

kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai pada kegiatan terakhir proyek.

Maka jalur kritis penting bagi pelaksana proyek, karena pada jalur ini terletak

kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan

keterlambatan proyek secara keseluruhan.

Mengetahui kegiatan-kegiatan kritis,perlu ditentukan dahulu peristiwa-peristiwa kritis.

Untuk mengetahui dengan mudah kegiatan-kegiatan kritis dan peristiwa-peristiwa

kritis pada sebuah network diagram, perlu digambarkan/ditunjukkan secara mencolok

lintasan kritisnya yaitu lintasan yang dimulai dari peristiwa awal network sampai

peristiwa akhir network diagram. Lintasan kritis ini terdiri dari kegiatan-kegiatan

kritis, peristiwa-peristiwa kritis, dan dummy ( bila diperlukan). Dummy sendiri tidak

pernah kritis, tetapi mungkin saja dilalui lintasan kritis.

a. Peristiwa Kritis

Peristiwa kritis adalah peristiwa yang tidak mempunyai tenggang waktu atau

SPA(saat paling awal)-nya sama dengan SPL (saat paling lambat)-nya .Jadi

untuk kegiatan kritis, SPL dikurang SPA sama dengan nol.

1

Page 2: Bab .... Network Planning

0

01

8

82

13

133

23

234

23

295

32

327

623

23

36

368

A

8

B

5

C

11

F

7

E

10

D

2 G

3

H9

I

4

Gambar … 1

Peristiwa kritis adalah nomor : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8

b. Kegiatan Kritis

Kegiatan kritis adalah kegiatan yang sangat sensitif terhadap keterlambatan,

sehingga bila sebuah kegiatan kritis terlambat satu hari saja, sedang kegiatan –

kegiatan lainnya tidak terlambat, maka proyek akan mengalami keterlambatan

selama satu hari. Sifat kritis ini disebabkan karena kegiatan tersebut harus

dimulai pada satu saat (tidak ada mulai paling awal dan tidak ada mulai paling

lambat) dan harus selesai pada satu saat (tidak ada selesai paling awal dan tidak

ada selesai paling lambat)

Secara formulatif :

SPAi = SPLi

SPLj = SPLj

Karena kegiatan kritis harus mulai pada suatu saat awal saja dan harus selesai

pada satu saat akhir saja dan tidak ada alternatif saat lainnya maka berlaku

rumus :

SPAi - L = SPAj

SPLi - L = SPLj

L = lama kegiatan

Maka kegiatan kritis berdasarkan gambar diatas adalah Kegiatan A, B, E, H,

dan I

2

Page 3: Bab .... Network Planning

c. Lintasan Kritis

Lintasan kritis dalam sebuah network diagram adalah lintasan yang terdiri dari

kegiatan-kegiatan kritis, peristiwa-peristiwa kritis, dan dummy . Dummy hanya

ada dalam lintasan kritis bila diperlukan.

2. Tenggang Waktu Kegiatan.

Tenggang waktu kegiatan ( activity float ) adalah jangka yang merupakan ukuran batas

toleransi keterlambatan kegiatan. Dengan ukuran ini dapat diketahui karakteristik

pengaruh keterlambatan terhadap penyelenggaraan proyek dan terhadap pola

kebutuhan sumberdaya dan pola kebutuhan biaya.

Ada tida macam tenggang waktu kegiatan yaitu : Total Float, Free Float, dan

Independent Float.

a. Syarat menghitung tenggang waktu kegiatan yaitu :

1) Telah ada network diagram yang tepat yang terdiri dari kegiatan,

peristiwa, dan dummy (bila diperlukan)yang jumlah tepat.

2) Lama kegiatan perkiraan masing-masing kegiatan telah ditentukan

3) Berdasarkan network diagram tersebut, telah dihitung SPA dan

SPL semua peristiwa

b. Defenisi

Total Float (TF) sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling lambat

peristiwa akhir (SPLj) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya

kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling awal

peristiwa awal (SPAi)-nya.

Free Float (TF) sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling awal

peristiwa akhir (SPAj) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya

kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling awal

peristiwa awal (SPAi)-nya.

Independent Float (IF) sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling

awal peristiwa akhir (SPAj) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya

kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling lambat

peristiwa awal (SPLj)-nya.

c. Rumus

TF = SPLj – L – SPAi

FF = SPAj – L – SPAi

IF = SPAj – L - SPLi

3

Page 4: Bab .... Network Planning

0

01

12

123

7

232

37

376

18

345

444

9

52

527

B

12

F

25

C

9

13

D

111

G

3

G

8

H

15

EA

7

Gambar…….2d. Skema

e. Contoh Perhitungan pada network diagram gambar 2

Kegiatan A:

1. Peristiwa awalnya adalah peristiwa nomor 1, i = 1

SPAi = SPA1 = 0

SPLj = SPL1 = 0

2. Peristiwa akhirnya adalah peristiwa nomor 2, j = 2

SPAj = SPA2 = 7

SPLj = SPL2 = 23

3. Lama Kegitan 7

4. Total Float (TF) = SPLj – L – SPAi

23 – 7 -0 = 16

Free Float (FF) = SPAj – L – SPAi

7 – 7 - 0 = 0

Independent Float (TF) = SPAj – L – SPLi

7 – 7 -0 = 0

Kegiatan B:

1. Peristiwa awalnya adalah peristiwa nomor 1, i = 1

SPAi = SPA1 = 0

4

Page 5: Bab .... Network Planning

SPLj = SPL1 = 0

2. Peristiwa akhirnya adalah peristiwa nomor 2, j = 2

SPAj = SPA3 = 12

SPLj = SPL3 = 12

3. Lama Kegitan 12

4. Total Float (TF) = SPLj – L – SPAi

12 – 12 -0 = 0

Free Float (FF) = SPAj – L – SPAi

12 – 12 -0 = 0

Independent Float (TF) = SPAj – L – SPLi

12 – 12 - 0 = 0

Kegiatan D:

1. Peristiwa awalnya adalah peristiwa nomor 2, i = 2

SPAi = SPA2 = 7

SPLj = SPL2 = 23

2. Peristiwa akhirnya adalah peristiwa nomor 5, j = 5

SPAj = SPA5 = 18

SPLj = SPL5 = 34

3. Lama Kegitan L = 11

4. Total Float (TF) = SPLj – L – SPAi

34 – 11 - 7 = 16

Free Float (FF) = SPAj – L – SPAi

18 – 11 - 7 = 0

Independent Float (TF) = SPAj – L – SPLi

18 – 11 - 23 = - 16

Kegiatan C, E, F, G, H, dan I dapat dicari sendiri merupakan tugas 1

3. Pengaruh Keterlambatan Sebuah Kegiatan

Dalam penyelenggaraan proyek kemungkinan besar akan menimbulkan masalah.

Masalah yang dihadapi adalah berupa jauh dan berapa besar pengaruh keterlambatan

penyelesaian pelaksanaan kegiatan tersebut terhadap penyelenggaraan proyek ?

Tindakan apa yang diambil?.

Untuk menjawab pertanyaan ini yaitu penyelenggaraan proyek dianggap dapat

diwakili oleh umur proyek, lintasan kritis, saat mulai kegiatan pengikut, dan pola

kebutuhan sumberdaya.

5

Page 6: Bab .... Network Planning

a. Beberapa defenisi

Keterlambatan Kegiatan (T) adalah jarak waktu antara saat realisasi

penyelesaian kegiatan dengan saat rencana penyelesaian kegiatan tertentu.

Dalam hal ini tidak diperhatikan sebab keterlambatan

Kegiatan pengikut adalah kegiatan yang mmengikuti langsung kegiatan yang

terlambat penyelesaiannya. Jadi kegiatan yang terlambat merupakan kegiatan

pendahulu dari kegiatan pengikut yang terlambat penyelesaiannya

Sumberdaya adalah semua macam masukan (input) yang diperlukan dalam

proses pelaksanaan kegiatan

Pola kebutuhan sumberdaya ialah suatu gambaran yang menyatakan hubungan

antara kebutuhan sumberdaya dengan waktu.

b. Syarat Menilai Keterlambatan sebuah Kegiatan

Network kegiatan yang tepat dan lengkap telah tersedia, serta SPA dan SPL

tiap peristiwa diketahui

Semua tenggang waktu kegiatan yaitu TF, FF, dan IF, sudah dihitung untuk

setiap kegiatan

Besar keterlambatan kegiatan (T) diketahui.

c. Penilaian Keterlambatan Kegiatan

Kasus 1. Keterlambatan lebih kecil atau sama dengan FF ( T FF )

1. Umur proyek tetap

2. Lintasan kritis tetap

3. Saat mulai kegiatan pengikut tetap

4. Pola kebutuhan sumberdaya berubah.

Kasus 2. Keterlambatan

a) Lebih besar dari pada FF ( T FF )

b) Lebih kecil dari pada TF ( T TF )

1. Umur proyek tetap

2. Lintasan kritis tetap

3. Saat mulai kegiatan pengikut diundur

4. Pola kebutuhan sumberdaya berubah.

Kasus 3. Keterlambatan sama dengan TF ( T = TF )

1. Umur proyek tetap

2. Lintasan kritis tetap,atau berubah (bila kegiatan yang terlambat tindakan

bermuara kelitasan kritis yang telah ada).

6

Page 7: Bab .... Network Planning

3. Saat mulai kegiatan pengikut diundur

4. Pola kebutuhan sumberdaya berubah

Kasus 4. Keterlambatan lebih besar dari pada TF ( T > TF )

1. Umur proyek berubah

2. Lintasan kritis tetap,(bila kegiatan yang terlambat bermuara kelitasan kritis

yang telah ada), atau berubah ,(bila kegiatan yang terlambat tidak bermuara

kelitasan kritis yang telah ada).

3. Saat mulai kegiatan pengikut diundur

4. Pola kebutuhan sumberdaya berubah

d. Contoh Pemakaian

Diketahui:

1. Network diagram

2. Lama kegiatan perkiraan masing-masing kegiatan ( L )

3. SPA dan SPL masing-masing peristiwa

0

01

12

15

3

12

142

20

264

35

376

5 25

25

55

558

B

12

E

23

J

18

8

25

K

15

A

12

37

407

30

L

30

I

GG 11

8

F

H

C

25

D

5

Gambar ….. 3

Diminta :

Menilai pengaruh keterlambatan kegiatan D terhadap penyelenggaraan proyek.

Keterlambatan tersebut masing-masing sebagai berikut :

1. Kasus 1 : Kegiatan D terlambat dua hari

7

Page 8: Bab .... Network Planning

2. Kasus 2 : Kegiatan D terlambat enam hari

3. Kasus 3 : Kegiatan D terlambat sembilan hari

4. Kasus 4 : Kegiatan D terlambat lima belas hari

Jawab:

Untuk kegiatan D diketahui:

a. Lama kegiatan perkiraa, L = 5

b. Saat paling awal peristiwa awal, SPAi = SPA2 = 12

c. Saat paling lambat peristiwa awal, SPLi = SPL2 = 14

d. Saat paling awal peristiwa akhir, SPAj = SPA4 = 20

e. Saat paling lambat peristiwa akhir, SPLj = SPL4 = 26

Maka didapat:

a. TF = SPLj - L - SPAi : 26 - 5 - 12 = 9

b. FF = SPAj - L - SPAi : 20 - 5 - 12 = 3

c. IF = SPAj - L - SPLi : 20 - 5 - 14 = 1

Kasus 1. Kegiatan D terlambat dua hari, sehingga bisa dianggap lama kegiatan

perkiraan menjadi tujuh hari. Terlambat dua hari lebih kecil Free Float (FF )

kegiatan D = tiga hari

Akibat perubahan lama kegiatan dapat dilihat gambar ….. 4

0

01

12

15

3

12

142

20

264

35

376

5 25

25

55

558

B

12

E

23

J

18

8

25

K

15

A

12

37

407

30

L

30

I

GG 11

8

F

H

C

25

D

7

Gambar….. 4

8

Page 9: Bab .... Network Planning

1. SPA dan SPL peristiwa akhir network diagram, semula SPA8 = SPL8 = 55,

Pada kasus 1 menjadi SPA8 = SPL8 = 55. Jadi tidak ada perubahan dan ini

berarti umur proek tidak berubah

2. Kegiatan pengikut dari kegiatan D adalah Kegiatan G dan I. SPA dari kegiatan

–kegiatan pengikut ini sama dengan SPA peristiwa awalnya ( peristiwa no.4 )

yaitu SPA4, semula SPA4 = 20, pada Kasus 1 tetap 20. Jadi tidak terdapat

perubahan saat mulai kegiatan pengikut.

3. Kegiatan-kegiatan sesudah kegiatan D, yaitu kegiatan –kegiatan G, I, J, dan K

tidak mengalami perubahan sifat, yaitu yang semula kritis tetap kritis. Berarti

lintasan kritis tidak berubah atau bertambah

4. Dengan adanya keterlambatan pelaksanaan selama dua hari pada kegiatan D

berarti sumberdaya yang perlu disediakan pada jangka waktu pelaksanaan

tersebut diperoleh dari jangka sebelumnya. Jadi ada pemindahan waktu

pemakaian sumberdaya dan berarti terjadi perubahan pola kebutuhan

sumberdayanya.

Kasus 2. Kegiatan D terlambat 6 hari, sehingga bisa dianggap lama kegiatan

perkiraan menjadi sebelas hari. Terlambat enam hari ini lebih besar dari pada

Free Float (FF) kegiatan D = tiga hari. Akibat perubahan lama kegiatan ini

dapat dilihat pada gambar…. 5

1. SPA dan SPL peristiwa akhir network diagram, semula SPA8 = SPL8 = 55,

Pada kasus 1 menjadi SPA8 = SPL8 = 55. Jadi tidak ada perubahan dan ini

berarti umur proek tidak berubah

2. Kegiatan pengikut dari kegiatan D adalah Kegiatan G dan I. SPA dari kegiatan

–kegiatan pengikut ini sama dengan SPA peristiwa awalnya ( peristiwa no.4 )

yaitu SPA4, semula SPA4 = 20, pada Kasus 2 tetap 23. Jadi terdapat

perubahan yang berupa penundaan saat mulainya kegiatan pengikut selama

tiga hari.

3. Kegiatan-kegiatan sesudah kegiatan D, yaitu kegiatan –kegiatan G, dan I, dan

K tidak mengalami perubahan sifat, yaitu yang semula kritis tetap kritis.

Berarti lintasan kritis tidak berubah atau bertambah

4. Dengan adanya keterlambatan pelaksanaan selama enam hari pada kegiatan D

berarti sumberdaya yang perlu disediakan pada jangka waktu pelaksanaan

tersebut diperoleh dari jangka sebelumnya. Jadi ada pemindahan waktu

9

Page 10: Bab .... Network Planning

pemakaian sumberdaya dan berarti terjadi perubahan pola kebutuhan

sumberdayanya

0

01

12

15

3

12

142

23

264

35

376

5 25

25

55

558

B

12

E

23

J

18

8

25

K

15

A

12

37

407

30

L

30

I

GG 11

8

F

H

C

25

D

11

Gambar …….5

Kasus 3. Kegiatan D terlambat sembilan hari, dan Kasus 4. Kegiatan D

terlambat lima belas hari dapat saudara selesaikan sendiri.

4. Mempercepat Umur Proyek.

Keadaan yang dihadapi disini adalah adanya perbedaan umur perkiraan proyek dengan

umur rencana proyek. Umur rencana proyek biasanya lebih pendek dari pada perkiraan

proyek. Hal ini disebabkan umur perkiraan proyek ditentukan oleh lintasan kritis yang

terlama waktu pelaksanaannya, dan waktu pelaksanaan tersebut merupakan jumlah

lama kegiatan perkiraan dari kegiatan-kegiatan kritis yang membentuk lintasan

tersebut.

Supaya proyek dapat diselesaikan sesuai dengan rencana, umur perkiraan proyek

harus disamakan dengan umur rencana proyek. Caranya dengan mempercepat lama

kegiatan perkiraan secara proporsional.

a. Syarat Mempercepat Umur Proyek.

Syarat yang dipenuhi agar dapat membuat rencana dengan umur proyek yang lebih

cepat dari pada keadaan semula kritis.

1. Telah ada network diagram yang tepat

2. Lama kegiatan perkiraan masing-masing kegiatan telah ditentukan

10

Page 11: Bab .... Network Planning

3. Berdasarkan ketentuan diatas, dihitung SPA-nya dan SPL-nya semua peristiwa

4. Ditentukan pula umur rencana proyek (UREN)

b. Prosedur Mempercepat Umur Proyek

1. Buat network diagram dengan nomor-nomor peristiwa sama seperti semula

dengan lama kegiatan perkiraan baru untuk langkah ulangan, dan sama dengan

semula untuk kegiatan siklus pertama.

2. Dengan dasar SPA peristiwa awal, SPA1 = 0, dihitung saat peristiwa awal

lainnya. Umur perkiraan proyek (UPER) = saat paling awal peristiwa akhir

(SPAm, m adalah nomor peristiwa akhir network diagram atau nomor maksimal

peristiwa)

3. Dengan dasar saat SPL peristiwa akhir network diagram = umur proyek yang

direncanakan (UREN), dihitung SPL semua peristiwa.

4. Hitung Total Float (TF) semua kegiatan yang ada. Bila tidak ada TF yang

berharga negatif, proses perhitungan selesai. Bila masih ada TF berharga negatif,

lanjutkan ketahap berikut :

5. Cari lintasan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang TF masing-masing

besarnya :

TF = UREN – UPER

= SPLm – SPAm berharga negatif

= SPL1 = SAP1

6. Lama kegiatan dari kegiatan tersebut diatas adalah Ln, n adalah nomor urut

kegiatan dalam satu lintasan,n = 1, 2, 3, …………z

7. Hitung lama kegiatan baru dari kegiatan tersebut diatas ( langkah ke 5 dan 6)

dengan rumus :

Ln (baru) = Ln (lama ) + )

Ln (baru) = lama kegiatan baru

Ln (lama) = lama kegiatan lama

Li = jumlah lama kegiatan –kegiatan pada satu lintasan yang harus

dipercepat.

UREN = umur rencana proyek

UPER = umur perkiraan proyek

8. Kembali ke langkah 1

11

Page 12: Bab .... Network Planning

d. Contoh Soal

Diketahui :

1. Sebuah network diagram suatu proyek yang telah dilengkapi dengan : lama

kegiatan perkiraan semua kegiatan, SPA dan SPL semua peristiwa. Dari network

diagram diketahui umur perkiraan proyek (UPER) = 61 hari

2. Karena satu dan lain hal, proyek tersebut harus dipercepat penyelesaiannya,

sehingga umur rencana proyek (UREN) = lima puluh hari.

Diminta :

Kegiatan –kegiatan mana saja yang harus dipercepat waktu pekerjaannya agar proyek

dapat diselesaikan dalam waktu lima puluh hari,

0

01

12

21

3

12

142

32

324

43

436

5 31

25

61

618

B

12

E

23

J

18

8

25

K

15

A

12

40

467

30

L

30

I

GG 11

8

F

H

C

25

D

20

Gambar……… 6Jawab :

Secara umum, cara penyelesaiannya mengikuti prosedur seperti diuraikan

terdahulu yaitu melenyapkan TF yang berharga negatif dengan cara

mendistribusikannya pada kegiatan-kegiatan yang proporsional dengan kegiatan yang

bersangkutan.

Siklus 1 :

Langkah 1, 2, dan 3 perhatikan gambar dibawah ini :

12

Page 13: Bab .... Network Planning

0

-111

12

10

3

12

12

32

214

43

326

5 21

25

61

508

B

12

E

23

J

18

8

25

K

15

A

12

40

357

30

L

30

I

GG 11

8

F

H

C

25

D

20

Gambar……… 7

Pembuatan network diagram, perhitingan SPA semua peristiwa dengan dasar

SPA1 = 0, perhitungan SPL dengan dasar SPLm = UREN.

Jangka waktu percepatan proyek = UREN – UPER, dimana UPER= SPAm.

UREN = umur rencana proyek = 50

UPER = umur perkiraan proyek = 61

SPA1 = SPA peristiwa awal proyek = 0

SPAm = SPA peristiwa akhir proyek = 61

SPLm = SPL peristiwa akhir proyek = 50

Langkah 4 ( perhatikan tabel 1)

Perhitungan semua TF kegiatan-kegiatan. Ternyata masih ada TF berharga

negatif, oleh karena itu lanjutkan kelangkah berikutnya.

Tabel 1

Kegiatan SPLj Ln SPAi TFABCDEFGHIJ

1102021322132353550

121225202381125818

00012121232123243

-11-2-5-11-31

-11-2-5-11

13

Page 14: Bab .... Network Planning

KL

5050

1530

4025

-5-5

Langkah 5, 6, dan 7

Kegiatan A, D, G, dan J perlu dipercepat karena kegiatan A, D, G, dan J

masing – masing mempunyai TF = UREN = -11 (bernilai negative).

Sedangkan kegiatan – kegiatan lain tidak memenuhi ketentuan langkah 5.

Li = 12 + 20 + 11 + 18 = 61.

Kegiatan Lama Kegiatan (lama) Lama Kegiatan ( Baru)

A

D

G

J

12

20

11

18

12 +

20 +

11 +

18 +

Siklus 2:Langkah 1, 2, dan 3 (perhatikan gambar 8 )

0

-51

12

10

3

10

102

26

264

35

356

5 20

25

55

508

B

12

E

23

J

11

8

25

K

15

A

10

37

357

30

L

30

I

GG 9

8

F

H

C

25

D

16

Gambar……… 8

14

Page 15: Bab .... Network Planning

Pembuatan network diagram, perhitingan SPA semua peristiwa dengan dasar

SPA1 = 0, perhitungan SPL dengan dasar SPLm = UREN.

Jangka waktu percepatan proyek = UREN – UPER, dimana UPER= SPAm.

UREN = umur rencana proyek = 50

UPER = umur perkiraan proyek = 55

SPA1 = SPA peristiwa awal proyek = 0

SPAm = SPA peristiwa akhir proyek = 55

SPLm = SPL peristiwa akhir proyek = 50

Langkah 4 ( perhatikan tabel 2)

Perhitungan semua TF kegiatan-kegiatan. Ternyata masih ada TF

berharga negatif, oleh karena itu lanjutkan kelangkah berikutnya.

Tabel 2

Kegiatan SPLj Ln SPAi TFABCDEFGHIJKL

101020263526353535505050

101225162389258151530

000101012261226353725

0-2-50260-210-2-5

Langkah 5, 6, dan 7

Kegiatan- kegiatan yang perlu dipercepat adalah C, dan L dengan Li = 25 +

30 = 35, dan UREN = -5 (bernilai negative).

Kegiatan Lama Kegiatan (lama) Lama Kegiatan ( Baru)

C

L

25

30

25 +

25 +

15

Page 16: Bab .... Network Planning

Siklus 3:Langkah 1, 2, dan 3 (perhatikan gambar 9 )

0

-51

12

10

3

10

102

26

264

35

356

5 23

23

52

508

B

12

E

23

J

11

8

25

K

15

A

10

37

357

30

L

27

I

GG 9

8

F

H

C

23

D

16

Gambar……… 9Pembuatan network diagram, perhitingan SPA semua peristiwa dengan dasar

SPA1 = 0, perhitungan SPL dengan dasar SPLm = UREN.

Jangka waktu percepatan proyek = UREN – UPER, dimana UPER= SPAm.

UREN = umur rencana proyek = 50

UPER = umur perkiraan proyek = 52

SPA1 = SPA peristiwa awal proyek = 0

SPAm = SPA peristiwa akhir proyek = 52

SPLm = SPL peristiwa akhir proyek = 50

Langkah 4 ( perhatikan tabel 3)

Perhitungan semua TF kegiatan-kegiatan. Ternyata masih ada TF

berharga negatif, oleh karena itu lanjutkan kelangkah berikutnya.

Tabel 3

Kegiatan SPLj Ln SPAi TFABCDEFG

10102326352635

101223162389

00010101226

0-200260

16

Page 17: Bab .... Network Planning

HIJKL

3535505050

258151527

1226353723

-210-20

Langkah 5, 6, dan 7

Kegiatan- kegiatan yang perlu dipercepat adalah B, H, dan K dengan Li = 12

+ 25 +15 = 52, dan UREN - UPER = 50 – 52 = - 2 (bernilai negative).

Kegiatan Lama Kegiatan (lama) Lama Kegiatan ( Baru)

B

H

K

12

25

15

12 +

25 +

15 +

Siklus 4:Langkah 1, 2, dan 3 (perhatikan gambar 10 )

0

-51

12

12

3

10

102

26

264

35

356

5 23

23

50

508

B

12

E

23

J

11

8

23

K

15

A

10

35

357

30

L

27

I

GG 9

8

F

H

C

23

D

16

Gambar……… 10

Pembuatan network diagram, perhitingan SPA semua peristiwa dengan dasar SPA1 =

0, perhitungan SPL dengan dasar SPLm = UREN.

Jangka waktu percepatan proyek = UREN – UPER, dimana UPER= SPAm.

UREN = umur rencana proyek = 50

17

Page 18: Bab .... Network Planning

UPER = umur perkiraan proyek = 50

SPA1 = SPA peristiwa awal proyek = 0

SPAm = SPA peristiwa akhir proyek = 50

SPLm = SPL peristiwa akhir proyek = 50

Langkah 4 ( perhatikan tabel 4)

Perhitungan semua TF kegiatan-kegiatan. Ternyata tidak ada yang bernilai

negatif, oleh karena itu perhitungan sudah selesai.

Tabel 4

Kegiatan SPLj Ln SPAi TFABCDEFGHIJKL

101223263526353535505050

101223162389238151527

000101012261226353523

000026001000

5. Network Diagram dan Bar-Graph

Dari network diagram yang memiliki data lengkap dapat dibuat Bar-graph

kegiatan-kegiatan, yang menyatakan saat mulai dan saat selesai setiap kegiatan yang ada

di dalam network diagram tersebut. Seperti telah dijelaskan, setiap kegiatan mempunyai :

jadwal paling awal (Tipe I), paling lambat (TipeII), dan jadwal pelaksanaan yang

menghabiskan Free Float-nya ( Tipe III), di samping jadwal kombinasim lainya.

Bar-graph proyek merupakan kumpulan jadwal semua kegiatan yang ada dalam

proyek tersebut. Sama halnya dengan jadwal kegiatan, maka jadwal proyek pun memiliki

banyak alternative, yaitu : jadwal paling awal proyek ( Tipe I ), terdiri dari kumpulan

jadwal paling awal semua kegiata proyek, jadwal paling lambat (TipeII) terdiri dari

kumpulan jadwal paling lambat semua kegiatan proyek, jadwal pelaksanaan proyek yang

18

Page 19: Bab .... Network Planning

semua pelaksanaan kegiatan-kegiatanya menghabiskan Free Float(Tipe III) terdiri dari

kumpulan semua jadwal kegiatan yang pelaksanaan-nya menghabiskan Free Float-nya.

a. Network Diagram Proyek

Sebuah proyek fiktif bernama PROFIK terdiri dari kegiatan-kegiatan : A, B, C, D, E,

F, G, H, I dan J. lama masing-masing kegiatan, kegiatan-kegiatan awal dan akhir,dan

kegiatan-kegiatan pengikut masing-masing kegiatan, dinyatakan pada table di bawah

ini ;

Table. 5. Kegiatan Proyek PROFIK

KegiatanKegiatan Pengikut

Nama Lama ( hari ) KeteranganABCDEFGHIJ

23128243425

Awal-

AkhirAwal

-Akhir

-Awal

-Akhir

BC-

C,E,GF-JIJ-

Dari tebel diatas, dapat dibuat network diagramnya dan langsung bisa

dihitung saat paling awal (SPA) dan saatb paling lambat (SPL) untuk semua

peristiwa yang ada, baik peristiwa mulai (PM) maupun peristiwa akhir (PA)

(peristiwa akir djuga peristiwa selesai (PS) ), dari tiap-tiap kegiatan. Network

diagram tersebut dapat dilihat pada Gambar 11

19

Page 20: Bab .... Network Planning

0

01

4

13 4

2

52

8

83

8

85

20

208

H

8 hari

B

C

J

A

2 hari

11

157

30

I

26

10

166

D

3 hari

4 hari

EF

2 hari 4 hari

8 hari

G3 hari

2 hari

5 hari

Gambar……… 11

b. Bar-Graph Kegiatan

Kegiatan A, mempunyai lama kegiatan L=2 hari, nomor peristiwa mulai i= 1,

saat paling awal peristiwa mulai SPAi = SPA1 = 0, saat paling lambat peristiwa mulai

SPLi = 0, nomor peristiwa selesai j = 2, saat paling awal peristiwa selesai SPA j = SPA2

= 2, saat paling lambat peristiwa selesai SPLj = SPL2 = 5. Sketsa kegiatan tersebut

yang diambil dari network diagram lengkap dengan peristiwa-peristiwa yang

mengapitinya, adalah ( Gambar 12 ):

10

02

2

2

A

2 hari

Gambar……… 12

Bar-Graph kegiatan tersebut yang merupakan batas (limit) yaitu :

Tipe I, kegiatan dimulai dan diselesaikan seawal mungkin.

i. Dimulai pada hari ke-HM, yaitu

HM1 = SPAi + 1 = 0+1 = 1

20

Page 21: Bab .... Network Planning

ii. Diselesaikan pada hari ke-HM1 yaitu

HS1 = SPAi + L = 0+2 = 2

Tipe II, kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin.

i. Dimulai pada hari ke-HM2, yaitu :

HM2 = SPLj – L + 1

= 5 – 2 + 1 = 4

ii. Diselesaikan pada hari ke-HS2 yaitu :

HS2 = SPLj = 5

Tipe III, kegiatan dilaksanakan dengan cara menghabiskan Free Float atau

selesai pada saat paling awal peristiwa selesai (SPAj).

i. Dimulai pada hari ke-HM3 yaitu

HM3 = SPAj – L + 1

= 2 – 2 + 1 = 1

ii. Diselesaikan pada hari ke-HS3 yaitu

HS3 = SPAj = 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Tipe I

Tipe II

Tipe III

Kegiatan B, mempunyai lama kegiatan L – 3 hari, nomor peristiwa mulai I = 2, saat

paling awal peristiwa mulai SPAi = SPA2 = 2, saat paling lambat peristiwa mulai

SPLj = SPL2 = 5, nomor peristiwa selesai j = 5, saat paling awal peristiwa selesai

SPAj = SPA5 = 8, saat paling lambat peristiwa selesai SPLj = SPL5 = 8.

Sketsa kegiatan tersebut yang diambil dari network diagram lengkap dengan

peristiwa-peristiwa yang mengapitinya, adalah ( Gambar 12 ) :

22

55

8

8

B

3 hari

21

Page 22: Bab .... Network Planning

Gambar……… 13

Bar-Graph kegiatan B tersebut yang merupakan batas (limit) yaitu :

Tipe I Kegiatan dimulai dan diselesaikan seawal mungkin

i. Dimulai pada hari ke-HM1, yaitu

HM1 = SPAi + 1 = 2 + 1 = 3

ii. Diselesaikan pada hari ke-HS1 yaitu

HS1 = SPAi + L = 2 + 3 = 5

Tipe II Kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin

i. Dimulai pada hari ke-HM2, yaitu

HM2 = SPLj – L + 1

= 8 – 3 + 1 = 6

ii. Diselesaikan pada hari ke-HS2 yaitu

HS2 = SPLj = 8

Tipe III Kegiatan dilaksanakan dengan cara menghabiskan Free Float atau

selesai pada saat paling awal peristiwa selesai (SPAj).

i. Dimulai pada hari ke-HM3, di mana:

HM3 = SPAj – L + 1

= 8 – 3 + 1 = 6

ii. Diselesaikan pada hari ke_HS3 di mana:

HS3 = SPAj = 8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Tipe I

Tipe II

Tipe III

Kegiatan C, mempunyai lama kegiatan L = 12 hari, nomor peristiwa mulai I = 5, saat

paling awal peristiwa mulai SPAi = 8, saat paling lambat peristiwa mulai SPLi = SPL5 = 8

nomor peristiwa selesai j = 8 saat paling awal peristiwa selesai SPAj = SPA8 = 20, saat

paling lambat peristiwa selesai SPLj = SPL8 = 20.

22

Page 23: Bab .... Network Planning

Sketsa kegiatan tersebut yang diambil dari network diagram lengkap dengan

peristiwa-peristiwa yang mengapitinya, adalah ( Gambar 13 ).

58

88

20

20

C

3 hari

Bar-graph kegiatan tersebut yang merupakan batas (limit) yaitu :

Tipe I kegiatan dimulai dan diselesaikan seawall mungkin

i. Dimulai pada hari ke-HM1, yaitu

HM1 = SPAi + 1 = 8 + 1 = 9

ii. Diselesaikan pada hari ke-HS1, yaitu

HS1 = SPAi + L = 8 + 12 = 20

Tipe II Kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin, yaitu

i. Dimulai pada hari ke-HM2, yaitu

HM2 = SPLj – L + 1

ii. Diselesaikan pada hari ke_HS2, yaitu

HS2 = SPLj = 20

Tipe III kegiatan dilaksanakan dengan cara menghabiskan Free Float atau

selesai pada saat paling awal peristiwa selesai (SPAj)

i. Dimulai pada hari ke-HM3, yaitu

HM3 = SPAj – L + 1

= 20 – 12 + 1 = 9

ii. Diselesaikan pada hari ke-HS3, yaitu

HS3 = SPAj = 20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Tipe I

Tipe II

Tipe III

Catatan Kegiatan D, E, F, G, H, I, dan J diminta saudara menyelesaikan sendiri

yang merupakan Tugas 3 Nomor 1.

23

Page 24: Bab .... Network Planning

6. Penggunaan Sumberdaya untuk Proyek

Untuk mengetahui sumberdaya dalam penyelenggaraan proyek, perlu diketahui

lebih dahulu dua hal yaitu tipe jadwal proyek yang akan dipergunakan serta

kebutuhan sumberdaya, yang akan dianalisa untuk setiap kegiatan proyek dan

cara distribusi penggunaan sumberdaya tersebut.

Pada setiap hari jika terdapat pelaksanaan kegiatan-kegiatan, dicantumkan

volume sumberdaya yang dibutuhkan kegiatan tersebut.

Mengingat untuk keperluan analisa, diperlukan minimum tiga macam type

pelaksanaan yaitu, tipe I, tipe II, dan tipe III. Perhitungan ini berlaku untuk

biaya, tenaga kerja, peralatan, dan bahan.

Perhitungan Kebutuhan Sumberdaya Harian

Nama

Kegiatan

Jumlah Sumberdaya yang dibutuhkan

Biaya

(Rp, Juta)

Tenaga

(hari-orang)

Mobil

(hari-truk)

Solar

(liter)

A

B

C

D

E

F

30

60

120

80

40

60

20

18

60

40

18

20

-

15

36

-

12

-

-

1.800

4.320

-

1.440

-

24

Page 25: Bab .... Network Planning

G

H

I

J

45

80

100

50

18

16

20

30

9

16

-

10

1.080

1.920

-

1.200

0

01

4

13 4

2

52

8

83

8

85

20

208

H

B

C

J

A

11

157

30

I

26

10

166

D EF

2 hari (Rp.40 Jt)

G

8 hari (Rp.80 Jt)

2 hari (Rp.100 Jt)

3 hari (Rp.45 Jt) 4 hari

(Rp.80 Jt)

2 hari (Rp.30 Jt)

4 hari (Rp.60 Jt)

5 hari (Rp.50 Jt)

12 hari (Rp.120

3 hari (Rp.60 Jt)

Kegi Kebu Kebu

atan tuhan tuhan

perhari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Kegiatan

A 15 15 15 30

B 20 20 20 20 60

C 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 120

D 10 10 10 10 10 10 10 10 10 80

E 20 20 20 40

F 15 15 15 15 15 60

G 15 15 15 15 45

H 20 20 20 20 20 80

I 50 50 50 100

J 10 10 10 10 10 10 50

45 45 50 50 80 60 10 10 45 45 40 35 35 35 20 20 10 10 10 10

45 90 140 190 270 330 340 350 395 440 480 515 550 585 605 625 635 645 655 665 665

Tabel Kebutuhan biaya, bila semua kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin (Tipe I)

Jumlah

Kumulatif

Kebutuhan Sumbedaya Per hari

(Biaya dalam Rp. 000.000)

Jumlah

Per Hari

25

Page 26: Bab .... Network Planning

Kegi Kebu Kebuatan tuhan tuhan

perhari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 KegiatanA 15 15 15 30B 20 20 20 20 60C 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 120D 10 10 10 10 10 10 10 10 10 80E 20 20 20 40F 15 15 15 15 15 60G 15 15 15 15 45H 20 20 20 20 20 80I 50 50 50 100J 10 10 10 10 10 10 10

10 10 10 25 25 30 30 30 10 30 30 30 45 75 95 40 35 35 35 35

10 20 30 55 80 110 140 170 180 210 240 270 315 390 485 525 560 595 630 665 625

JumlahPer HariJumlah

Kumulatif

Kebutuhan Sumbedaya Per hari(Biaya dalam Rp. 000.000)

Tabel Kebutuhan biaya, bila semua kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin (Tipe II)

Kegi Kebu Kebuatan tuhan tuhan

perhari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 KegiatanA 15 15 15 30B 20 20 20 20 60C 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 120D 10 10 10 10 10 10 10 10 10 80E 20 20 20 40F 15 15 15 15 15 60G 15 15 15 15 45H 20 20 20 20 20 80I 50 50 50 100J 10 10 10 10 10 10 10

45 45 30 30 10 30 30 30 45 95 75 10 10 10 10 20 35 35 35 35

45 90 120 150 160 190 220 250 295 390 465 475 485 495 505 525 560 595 630 665 625

JumlahPer HariJumlah

Kumulatif

Tabel Kebutuhan biaya, bila semua kegiatan dilaksanakan menghabiskan Free Float (Tipe III)

Kebutuhan Sumbedaya Per hari(Biaya dalam Rp. 000.000)

0

01

4

13 4

2

52

8

83

8

85

20

208

H

B

C

J

A

11

157

30

I

26

10

166

D EF

G

2 hari (20 hr-org)

12 hari (60 hr-org)

3 hari (18 hr-org)

4 hari (20 hr-org)

3 hari (30 hr-org)

2 hari (20 hr-org)

4 hari (16 hr-org)

8 hari (40 hr-org)

2 hari (18 hr-org)

3 hari (18 hr-org)

Gambar……… 15

26

Page 27: Bab .... Network Planning

Kegi Kebu Kebu

atan tuhan tuhan

perhari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Kegiatan

A 10 10 10 20

B 6 6 6 6 18

C 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

D 5 5 5 5 5 5 5 5 5 40

E 9 9 9 18

F 5 5 5 5 5 20

G 6 6 6 6 18

H 4 4 4 4 4 16

I 10 10 10 20

J 6 6 6 6 6 6 30

19 19 15 15 21 15 5 5 20 20 16 16 16 16 11 11 5 5 5 5

19 38 53 68 89 104 109 114 134 154 170 186 202 218 229 240 245 250 255 260 260

Kebutuhan Sumbedaya Per hari

(Tenaga kerja dalam hari-orang)

Jumlah

Per Hari

Tabel Kebutuhan Tenaga kerja, bila semua kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin (Tipe I)

Jumlah

Kumulatif

Kegi Kebu Kebuatan tuhan tuhan

perhari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 KegiatanA 10 10 10 20B 6 6 6 6 18C 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60D 5 5 5 5 5 5 5 5 5 40E 9 9 9 18F 5 5 5 5 5 20G 6 6 6 6 18H 4 4 4 4 4 16I 10 10 10 20J 6 6 6 6 6 6 30

5 5 5 15 15 11 11 11 5 9 9 9 15 21 30 20 16 16 16 16

5 10 15 30 45 56 67 78 83 92 101 110 125 146 176 196 212 228 244 260 260

Kebutuhan Sumbedaya Per hari(Tenaga kerja dalam hari-orang)

Tabel Kebutuhan Tenaga Kerja, bila semua kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin (Tipe II)

JumlahPer HariJumlah

Kumulatif

Kegi Kebu Kebuatan tuhan tuhan

perhari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 KegiatanA 10 10 10 20B 6 6 6 6 18C 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60D 5 5 5 5 5 5 5 5 5 40E 9 9 9 18F 5 5 5 5 5 20G 6 6 6 6 18H 4 4 4 4 4 16I 10 10 10 20J 6 6 6 6 6 6 30

19 19 9 9 5 11 11 11 20 30 21 5 5 5 5 11 16 16 16 16

19 38 47 56 61 72 83 94 114 144 165 170 175 180 185 196 212 228 244 260 260

Tabel Kebutuhan Tenaga Kerja, bila semua kegiatan dilaksanakan menghabiskan Free Float (Tipe III)

Kebutuhan Sumbedaya Per hari(Tenaga kerja dalam hari-orang)

JumlahPer HariJumlah

Kumulatif

27

Page 28: Bab .... Network Planning

Catatan Kebutuhan Sumberdaya perhari (Peralatan dalam hari-truk) dan Kebutuhan

Sumberdaya perhari (Bahan Bakar solar dalam 10 liter) diminta saudara selesaikan

yang merupakan tugas 3 (tiga) nomor 2

7. Histogram, Kerva S, dan Koridor Operasional

Untuk lebih menjelaskan pemakaian sumberdaya tertentu selama pelaksanaan proyek,

digunakan 2 macam grafik, yaitu grafik pemakaian sumber daya kumulatif.

Grafik pemakaian sumberdaya harian (selanjutnya disebut histogram). Grafik pemakaian

sumberdaya kumulatif (selanjutnya disebut Kurva S) yaitu grafik yang sumbu

horisontalnya menyatakanwaktu pelaksanaan dalam hari dan sumbu vertikalnya

menyatakan jumlah pemakaian sumberdaya kumulatif dari mulai hari pertama sampai

dengan hari tertentu.

28

Page 29: Bab .... Network Planning

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0

45 45 50 50 80 60 10 10 45 45 40 35 35 35 20 20 10 10 10 10

Gambar 17 Histogram

Tabel Kebutuhan Tenaga kerja, bila semua kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin (Tipe I)

Kebutuhan Sumbedaya Per hari

29

Page 30: Bab .... Network Planning

KegiKebutuhan Sumbedaya Per hari

atan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 700

A 15 15 600

B 20 20 20

500

C 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

D 10 10 10 10 10 10 10 10 400

E 20 20

300

F 15 15 15 15

G 15 15 15 200

H 20 20 20 20

100

I 50 50

J 10 10 10 10 10 0

Jumlah 45 45 50 50 80 60 10 10 45 45 40 35 35 35 20 20 10 10 10 10

Per Hari

Jumlah 45 90 140 190 270 330 340 350 395 440 480 515 550 585 605 625 635 645 655 665 2100

Kumulatif

Tabel Kebutuhan Tenaga kerja, bila semua kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin (Tipe I)

Gambar 18 Kurva S

Catatan: selanjutnya saudara diminta buatkan Diagram Histogram kebutuhan tenaga,

kebutuhan peralatan dan kebutuhan bahan (Solar) per hari serta Kurva S kebutuhan

tenaga, kebutuhan peralatan dan kebutuhan bahan (Solar) kumulatif type I yang

merupakan tugas 3 (tiga) nomor 3.

30

Page 31: Bab .... Network Planning

D

E

A

30

I

26

B

CH

G

J

K

31

A

B

C

D

F

I

H

J

K

E G