network planning'13

23
Prinsip-prinsip Network planning DEFINISI NETWORK PLANNING Meskipun Network Planning termasuk system informasi pada penyelenggaraan proyek, tetapi tidak semua informasi bisa diberikan kepada Network Planning untuk diproses dan tidak semua informasi dapat dilaporkan oleh Network Planning. Informasi yang ada kaitannya dengan Network Planning hanya menyangkut kegiatan yang ada dalam Network diagram saja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, Network Planning adalah salah satu model yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan- kegiatan yang ada dalam Network diagram proyek yang bersankutan. Informasi tersebut mengenai sumberdaya yang digunakan oleh kegiatan yang bersangkutan dan informasi mengenai jadwal pelaksanaannya. Network Planning adalah Salah satu model yang dipakai dalam penyelenggaraan proyek. Produk dari model ini adalah informasi kegiatan- kegiatan yang ada dalam model tersebut. Informasi yang dihasilkan mengenai sumberdaya yang dibutuhkan oleh kegiatan- kegiatan beserta jadwalnya. Tahap-tahap aplikasi Network Planning pada penyelenggaraan proyek. A. Pembuatan Tujuan akhir dari tahap pembuatan ini adalah terciptanya suatu model yang dapat dipakai sebagai patokan selama penyelenggaraan proyek, yaitu berupa pelaksanaan berbagai kegiatan, baik jadwal pelaksanaan maupun penyediaan dan pemakaian sumberdaya. Proses pembuatan (disain) meliputi tahap-tahap sebagai berikut : A.1. Inventarisasi kegiatan Pada tahap ini yang dilakukan adalah menguraikan atau menurunkan proyek menjadi kegiatan- kegiatan. Inventarisasi umumnya berlaku untuk proyek- proyek yang telah sering diselenggarakan. A.2. Hubungan antar kegiatan Pada tahap ini ditentukan hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan- kegiatan lainnya. Hubungan yang menentukan adalah hubungan ketergantungan antar kegiatan yang secara logika menuntut ketergantungan tersebut. Sebab- sebab ketergantungan lainnya tidak turut diperhitungkan dalam tahapan ini. A.3. Network diagram @. &@%!% >>> PNA -- KTSP

Upload: muhamad-irfan-kurniawan

Post on 08-Aug-2015

760 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Network Planning'13

Prinsip-prinsipNetwork planning

DEFINISI NETWORK PLANNINGMeskipun Network Planning termasuk system informasi pada penyelenggaraan proyek,

tetapi tidak semua informasi bisa diberikan kepada Network Planning untuk diproses dan tidak semua informasi dapat dilaporkan oleh Network Planning. Informasi yang ada kaitannya dengan Network Planning hanya menyangkut kegiatan yang ada dalam Network diagram saja.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, Network Planning adalah salah satu model yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam Network diagram proyek yang bersankutan. Informasi tersebut mengenai sumberdaya yang digunakan oleh kegiatan yang bersangkutan dan informasi mengenai jadwal pelaksanaannya.

Network Planning adalahSalah satu model yang dipakai dalam penyelenggaraan proyek.Produk dari model ini adalah informasi kegiatan- kegiatan yang ada dalam model tersebut.Informasi yang dihasilkan mengenai sumberdaya yang dibutuhkan oleh kegiatan- kegiatan beserta jadwalnya.

Tahap-tahap aplikasi Network Planning pada penyelenggaraan proyek.

A. Pembuatan

Tujuan akhir dari tahap pembuatan ini adalah terciptanya suatu model yang dapat dipakai sebagai patokan selama penyelenggaraan proyek, yaitu berupa pelaksanaan berbagai kegiatan, baik jadwal pelaksanaan maupun penyediaan dan pemakaian sumberdaya. Proses pembuatan (disain) meliputi tahap-tahap sebagai berikut :

A.1. Inventarisasi kegiatanPada tahap ini yang dilakukan adalah menguraikan atau menurunkan proyek menjadi kegiatan- kegiatan. Inventarisasi umumnya berlaku untuk proyek- proyek yang telah sering diselenggarakan.

A.2. Hubungan antar kegiatanPada tahap ini ditentukan hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan- kegiatan lainnya. Hubungan yang menentukan adalah hubungan ketergantungan antar kegiatan yang secara logika menuntut ketergantungan tersebut. Sebab-sebab ketergantungan lainnya tidak turut diperhitungkan dalam tahapan ini.

A.3. Network diagramDengan ditentukannya hubungan antar kegiatan, maka dapat dirangkaikan (disambung-sambungkan) berbagai kegiatan yang berkaitan sehingga keseluruhan kegiatan menyusun jaringan kerja (Network diagram) yang mencerminkan proyek secara keseluruhan.

A.4. Data kegiatanSetelah Network diagram tersusun yang terdiri atas kegiatan- kegiatan, maka dicari data kegiatan meliputi : lama kegiatan, biaya, dan sumberdaya yang akan dikendalikan (sebab sesuai dengan hukum Pareto pada umumnya tidak semua sumberdaya perlu dikendalikan).

A.5. Analisa waktu dan sumberdayaTujuan analisa waktu adalah untuk mengetahui saat mulai dan saat selesai pelaksanaan setiap kegiatan, sehingga bila terjadi keterlambatan bisa diketahui bagaimana pengaruhnya dan selanjutnya ditetapkan tindakan apa yang harus diambil. Tujuan analisa sumberdaya adalah untuk mengetahui tingkat kebutuhan sumberdaya sehingga persiapan agar sumberdaya selalu dalam keadaan siap pakai bisa diselenggarakan setepat-tepatnya. Secara nyata, pada tahap ini dihitung atau ditentukan : saat mulai, saat selesai, dan tenggang waktu tiap kegiatan, tenggang waktu peristiwa, histrogram dan kurva S sumberdaya yang dikendalikan.

@. &@%!% >>> PNA -- KTSP

Page 2: Network Planning'13

A.6. Batasan dan persyaratanPada tahap ini diinventarisasikan batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar, baik mengenai waktu maupun distribusi penggunaan sumberdaya.

A.7. LevelingLeveling adalah suatu hasil usaha pemecahan persoalan yang timbul akibat tidak sesuainya keadaan ideal (tahap A1 sampai A5) dengan batasan-batasan yang berlaku (tahap A6).

B. Pemakaian

Bila pembuatan telah selesai, maka model yang telah jadi tersebu dipakai pada proses pelaksanaan proyek dengan melaporkan kemajuan proses pelaksanaan tiap kegiatan sesuai dengan kegiatan- kegiatan yang ada dalam Network diagram. Terdapat beberapa alternatif secara pelaporan berdasarkan kuantitas dalam bentuk satuan pekerjaan/ kegiatan atau dalam bentuk relative atau persentase; dan berdasarkan jangka waktunya secara kumulaif kegiatant atau periodik.Disimpulkan untuk :B.1. LaporanB.2. Evaluasi

C. Perbaikan

Perbaikan dilakukan karena tidak tepatnya asumsi yang dipakai pada saat pembuatan yang disebabkan oleh berbagai alasan. Cara dan proses perbaikan hampir sama dengan cara dan proses pembuatan, perbedaan hanya terdapat pada ruang lingkup masing-masing. Tahap perbaikan mempunyai ruang lingkup yang terbatas karena tidak seluruh kegiatan ditinjau. Kegiatan yang ditinjau hanya yang mempunyai kaitan dengan perubahan asumsi dan yang dipengaruhi oleh perubahan tersebut.

Proyek adalah lintasan atau lintasan-lintasan kegiatan yang dimulai pada suatu saat awal dan selesai pada suatu saat akhir, yaitu pada saat tujuan proyek tercapai.

Network diagram adalah visualisasi proyek berdasarkan Network Planning. Network diagram berupa jaringan kerja yang berisi lintasan-lintasan kegiatan dan urutan-urutan peristiwa yang ada selama penyelenggaraan proyek. Dengan Network diagram dapat segera dilihat kaitan suatu kegiatan dengan kegiatan- kegiatan lainya, sehingga bila sebuah kegiatan terlambat maka dengan segera dapat dilihat kegiatan apa saja yang dipengaruhi oleh keterlambatan tersebut dan berapa besar pengaruhnya serta dapat diketahui kegiatan- kegiatan mana saja atau lintasan-lintasan mana saja yang kritis, sehingga dengan mengetahui tingkat kekritisannya dapat ditetapkan skala prioritas dalam menangani masalah-masalah yang timbul selama penyelenggaraan proyek.

Simbol dimana jumlah symbol yang digunakan dalam sebuah Network diagram, minimum dua macam dan maksimum tiga macam. Ketiga macam symbol tersebut adalah :a. Anak panah yang melambangkan kegiatan,b. Lingkaran yang melambangkan peristiwa,c. Dummy (anak panah putus-putus) yang melambangkan hubungan antara dua

peristiwa.

Ada enam (6) alternatif cara menggambar anak panah dan dummy (anak panah putus-putus) yaitu :

1. Herisontal2. Miring ke atas3. Miring ke bawah4. Garis patah ke atas5. Garis patah ke bawah6. Garis lengkung

@. &@%!% >>> PNA -- KTSP

1

2

3

5

4

6

1

2

3

5

4

6

Page 3: Network Planning'13

Hubungan antarsimbol

Untuk dapat membaca Network diagram sebuah proyek, perlu dijelaskan pengertian dasar hubungan antarsimbol yang ada dalam setiap Network diagram. Hubungan antarsimbol hanya ada dua buah yaitu anak panah dengan lingkaran yang melambangkan hubungan kegiatan dan peristiwa, dan hubungan antara anak panah putus-putus dengan lingkaran yang melambangkan hubungan antara dua peristiwa. Sedangkan hubungan antara anak panah dengan anak panah terputus-putus tidak pernah ada.Notasi yang dipakai dalam penjelasan mengenai hubungan antarsimbol ini adalah sebagai berikut :

X = nama kegiatanL = Lama kegiatan perkiraan (expected time)PAW = peristiwa awal, peristiwa yang terletak pada ekor anak panah atau ekor dummy

(anak panah terputus-putus)PAK = peristiwa akhir, peristiwa yang terletak pada kepala anak panah atau kepala

dummy (anak panah terputus-putus)i = nomor peristiwa awalj = nomor peristiwa akhirSPA = saat paling awal suatu peristiwa mungkin terjadiSPL = saat paling lambat suatu peristiwa boleh terjadiSPAi = saat paling awal peristiwa awal mungkin terjadiSPLi = saat paling lambat peristiwa awal boleh terjadiSPAj = saat paling awal peristiwa akhir mungkin terjadiSPLj = saat paling lambat peristiwa akhir boleh terjadiMPA = saat mulai paling awal sebuah kegiatan, selalu sama dengan SPAi

MPL = saat mulai paling lambat sebuah kegiatan, mungkin sama dengan SPL i, tapi umumnya belum tentu sama

FPA = saat selesai paling awal sebuah kegiatan, mungkin sama dengan SPAj, tetapi umumnya belum tentu sama

FPL = saat selesai paling lambat sebuah kegiatan, selalu sama dengan SPLj

Contoh-contoh Kasus

Kasus 1

Alternatif I Alternatif II

Kegiatan Kegiatan Pengikut Kegiatan Kegiatan Pendahulu

ABC

B,C��

ABC

�AA

@. &@%!% >>> PNA -- KTSP

SPAi

SPLi

i

PAW

SPAj

SPLj

j

PAK

XL

A

B

CB

A

C

Page 4: Network Planning'13

Kasus 2

Alternatif I Alternatif II

Kegiatan Kegiatan Pengikut Kegiatan Kegiatan Pendahulu

ABCD

B,CDD��

ABCD

�AA

B,C

Kasus 3

Alternatif I Alternatif II

Kegiatan Kegiatan Pengikut Kegiatan Kegiatan Pendahulu

ABCDEF

B,C,D,EFFFF�

ABCDEF

�AAAA

B,C,D,E

@. &@%!% >>> PNA -- KTSP

A

B C

D

A

F B

C

D

E

A B D

C

A

E

D

C

B F

Page 5: Network Planning'13

Kasus 4

Alternatif I Alternatif II

Kegiatan Kegiatan Pengikut Kegiatan Kegiatan Pendahulu

BCDE

D,ED,E����

BCDE

���

B,CB,C

Kasus 5

Alternatif I Alternatif II

Kegiatan Kegiatan Pengikut Kegiatan Kegiatan Pendahulu

ABCPQR

P,RP,QQ,R�����

ABCPQR

�����

A,BB,CA,C

@. &@%!% >>> PNA -- KTSP

B C

D

E

A B

P

Q

C

R

B

C

D

E

A P

B R

C Q

Page 6: Network Planning'13

Kasus 6

Alternatif I Alternatif II

Kegiatan Kegiatan Pengikut Kegiatan Kegiatan Pendahulu

ABCDPQRS

P,SP,Q,R,SP,Q,R,SP,Q,R��������

ABCDPQRS

��� �� ��

A,B,C,DB,C,DB,C,DA,B,C

Kasus 7

Alternatif I Alternatif II

Kegiatan Kegiatan Pengikut Lama (hari) Kegiatan Kegiatan Pendahulu

ABCDEF

DEFE������

352142

ABCDEF

��� ����A

B,DC

@. &@%!% >>> PNA -- KTSP

A B C D

P

Q

R

S

A S

B

C

P

D

Q

R

A

B

C F

E

D

10

03

5

55

9

9

23

4

42

7

31

5 4

22

Page 7: Network Planning'13

Tenggang Waktu Kegiatan

Tenggang waktu kegiatan (activity float) adalah jangka waktu yang merupakan ukuran batas toleransi keterlambatan kegiatan. Dengan ukuran ini dapat diketahui karakteristik pengaruh keterlambatan terhadap penyelenggaraan proyek dan terhadap pola kebutuhan sumberdaya dan pola kebutuhan biaya.Ada tiga macam tenggang waktu kegiatan yaitu : total float, free float, dan independent. Untuk dapat menghitung perlu dipenuhi beberapa syarat :

Syarat menghitung tenggang waktu kegiatan Syarat yang harus dipenuhi agar dapat menghitung tenggang waktu seluruh kegiatan yang ada dalam sebuah network diagram suatu proyek adalah:1. Telah ada network diagram yang tepat yaitu network diagram yang terdiri dari :

kegiatan peristiwa, dan dummy ( bila di perlukan ) yang jumlah tepat hubungan logika antar kegiatan memenuhi persyaratan dan nomor-nomor peristiwanya memenuhi persyaratan yaitu : peristiwa awal di beri nomor 1, peristiwa akhir diberi nomor maksimal ( yang nilai nya sama dengan jumlah peristiwa) prristiwa “ lainya diberi nomor peristiwa akhir ( nomor “ tsb nilainya selalu lebih besar 1 ) dan selalu lebih kecil dari pada nomor maksimal)

2. Lama kegiatan masing2 kegiatan telah ditentukan 3. Berdasarkan network diagram tsb telah dihitung saat paling awal (SPA) dan saat

paling lambat (SPL) semua peristiwa.

Ada tiga macam tenggang waktu kegiatan kegiatan yaitu : Total Float, Free Float, dan Independent Float.

Total Float (TF) sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling lambat peristiwa akhir (SPLj) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling awal peristiwa awal (SPAi)-nya.

Free Float (FF) sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling awal peristiwa akhir (SPAj) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling awal peristiwa awal (SPAi)-nya.

Independent Float (IF) sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling awal peristiwa akhir (SPAj) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling lambat peristiwa awal (SPLi)-nya.

@. &@%!% >>> PNA -- KTSP

Kasus 8

Kegiatan

Kegiatan Pendahulu

Lama(hari)

ABCDEFGHI

�AABBB

D,EC,E,FG,H

85112107394

1 0

0 2

8

8 3

13

13 4

23

23 7

32

32 8

36

36

5 23

29

6 23

23

A

8

B

5

E

10

I

4

C

11

F 7

H 9

G 3

D 2

Page 8: Network Planning'13

RUMUS menghitung tenggang waktuSPAj = SPAi + L

SPLi = SPLj � L

Waktu kritis : SPA = SPL

TF = SPLj � L � SPAi

FF = SPAj � L � SPAi

IF = SPAj � L � SPLi

Keterangan L = Lama kegiatan perkiraan (expected

time)SPAi = saat paling awal peristiwa awalSPLi = saat paling lambat peristiwa awalSPAj = saat paling awal peristiwa akhirSPLj = saat paling lambat peristiwa akhirTF = Total Float FF = Free Float IF = Independent Float

Skema

PENILAIAN KETERLAMBATAN

A. KASUS 1Keterlambatan lebih kecil atau sama dengan FF ( T ≤ FF )a. Umur proyek tetap b. Lintasan kritis tetapc. Saat mulai kegiatan pengikut tetapd. Pola kebutuhan sumber dayanya berubah

B. KASUS 2

1. T > FF → Keterlambatan lebih besar dari pada FF2. T < TF → Keterlambatan lebih kecil dari pada TFMaka :a. Umur proyek tetapb. Lintasan kritis tetapc. Saat mulai kegiatan pengikut di undur d. Pola kebutuhan sumber daya berubah

C. KASUS 3

@. &@%!% >>> PNA -- KTSP

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

X

X

SPLj

SPL9

L = 7

L = 7

SPA5 SPL5

SPAj

SPA9

SPAi SPLi

TF

FFFF

IF

X5

10

129

21

25L = 7

Page 9: Network Planning'13

Keterlambatan sama dengan total float ( T = TF )a. Umur proyek tetapb. Lintasan kritis tetap ( bila kegiatan yang terlambat bermuara kelintasan kritis yang

ada ), atau bertambah (bila kegiatan yang terlambat tidak bermuara kelintasan kritis yang telah ada ). Bila kegiatan pengikutnya mempunyai independent float, maka lintasan yang mengikutinya tidak akan menjadi kritis.

c. Saat mulai kegiatan pengikut di undur d. Pola kebutuhan sumber daya berubah.

D. KASUS 4

Keterlambatan lebih besar dari pada total float (T > TF)a. Umur proyek bertambahb. Lintasan kritis tetap (bila kegiatan yang terlambat bermuara kelintasan kritis yang ada)

atau berubah (bila kegiatan yang terlambat tidak bermuara kelintasan kritis yang telah ada).

c. Saat mulai kegiatan pengikut berubahd. Pola kebutuhan sumber daya berubah

Kesimpulan dari keempat kasus diatas :

1. Keterlambatan 1 atau beberapa kegiatan a. Belum tentu merubah umur proyekb. Pasti mengubah pola kebutuhan sumber daya

2. Perubahan pola kebutuhan sumber dayaa. Pasti memperlabat 1 atau beberapa kegiatan b. Belum tentu mengubah umur proyek

3. Umur proyek bertambah bila ada 1 atau beberapa kegiatan terlambat lebih besar daripada Total Float-nya.

E. CONTOH PEMAKAIANDiket : 1. Network diagram2. Lama kegiatan / perkiraan masing kegiatan (L)3. Saat paling awal (SPA) dan saat paling lambat (SPL) masing-masing peristiwa

Di minta menilai pengaruh keterlambatan kegiatan D terhadap penyelenggaraan proyek. Keterlambatan tsb masing masing sbb:1) Kasus 1 : kegiatan D terlambat 2 hari ( T ≤ FF )2) Kasus 2 : kegiatan D terlambat 6 hari ( T > FF, T < TF )3) Kasus 3 : kegiatan D terlambat 9 hari ( T = TF )4) Kasus 4 : kegiatan D terlambat 15 hari ( T > TF )

Catatan: Kegiatan-kegiatan lainnya tidak ada yang terlambat.

Penyelesaian Kasus 1:

@. &@%!% >>> PNA -- KTSP

10

03

12

15

525

25

212

14

420

26

A

12

B12

E

23

H

25

L

30

C

25

737

40

635

37

855

55F

8

D5

I8

G

11

K

15

J18

Page 10: Network Planning'13

Untuk kegiatan D kiketahui :a. Lama kegiatan perkiraan L = 5b. Saat paling awal peristiwa awal, SPAi = SPA2 = 12c. Saat paling lambat peristiwa awal, SPLi = SPL2 = 14d. Saat paling awal peristiwa akhir, SPAj = SPA4 = 20e. Saat paling lambat peristiwa akhir, SPLj = SPL4 = 26Maka didapat :Total Float (TF) = SPLj � L � SPAi

26 � 5 � 12 = 9Free Float (FF) = SPAj � L � SPAi

20 � 5 � 12 = 3Independent Float (IF) = SPAj � L � SPLi

20 � 5 � 14 = 1Kegiatan D terlambat dua hari, sehingga bisa dianggap lama kegiatan perkiraannya menjadi tujuh hari. Terlambat dua hari ini lebih kecil dari pada Free Float (FF), kegiatan D = 3 hari.

Jadi kesimpulan kasus 1 :Umur proyek tidak berubah.Tidak ada perubahan saat mulai kegiatan pengikut.Lintasan Kritis tidak berubah atau bertambah.Ada pemindahan waktu pemakaian sumberdaya dan berarti terjadi perubahan pola kebutuhan sumberdaya.

Kasus 2:Kegiatan D terlambat enam hari

Jadi kesimpulan kasus 2 :Umur proyek tidak berubah.Ada perubahan penundaan saat mulai kegiatan pengikut selama 3 hari.Lintasan Kritis tidak berubah atau bertambah.Ada pemindahan waktu pemakaian sumberdaya dan berarti terjadi perubahan pola kebutuhan sumberdaya.

Kasus 3:Kegiatan D terlambat sembilan hari

@. &@%!% >>> PNA -- KTSP

10

03

12

15

525

25

212

14

420

26

A

12

B12

E

23

H

25

L

30

C

25

737

40

635

37

855

55F

8

D5+27

I8

G

11

K

15

J18

10

03

12

15

525

25

212

14

423

26

A

12

B12

E

23

H

25

L

30

C

25

737

40

635

37

855

55F

8

D11

I8

G

11

K

15

J18

10

03

12

15

525

25

212

12

426

26

A

12

B12

E

23

H

25

L

30

C

25

737

40

637

37

855

55F

8

D14

I8

G

11

K

15

J18

Page 11: Network Planning'13

Jadi kesimpulan kasus 3 :Umur proyek tidak berubah.Ada perubahan penundaan saat mulai kegiatan pengikut selama 6 hari.Lintasan Kritis tidak berubah dan ada penambahan Lintasan Kritis.Ada pemindahan waktu pemakaian sumberdaya dan berarti terjadi perubahan pola kebutuhan sumberdaya.

Kasus 4:Kegiatan D terlambat limabelas hari

Jadi kesimpulan kasus 4 :Umur proyek berubah.Ada perubahan penundaan saat mulai kegiatan pengikut di kegiatan G, I, J dan K.Lintasan Kritis berubah yang semula C, L = 55 menjadi A, D, G, J = 61Ada pemindahan waktu pemakaian sumberdaya dan berarti terjadi perubahan pola kebutuhan sumberdaya.

MEMPERCEPAT UMUR PROYEK

A. SYARAT MEMPERCEPAT UMUR PROYEKSyarat yang harus dipenuhi agar dapat membuat rencana dengan umur proyek yang lebih cepat daripada keadaan semula adalah :1. Telah ada network diagram yang tepat2. Lama kegiatan perkiraan masing-masing kegiatan telah ditentukan 3. Berdasarkan ketentuan diatas, dihitung saat paling awal (SPA) dan saat paling akhir

(SPL) semua peristiwa.4. Ditentukan pula umur rencana proyek (UREN)

B. PROSEDUR MEMPERCEPAT UMUR PROYEKProsedur yang harus dipenuhi gar dapat mempercepat umur proyek adalah:

@. &@%!% >>> PNA -- KTSP

10

03

12

21

525

31

212

12

432

32

A

12

B12

E

23

H

25

L

30

C

25

740

46

643

43

861

61F

8

D20

I8

G

11

K

15

J18

Page 12: Network Planning'13

1. Buat network diagram dengan nomor-nomor peristiwa sama seperti semula dengan lama kegiatan. Perkiraan baru untuk langkah ulangan, dan sama dengan semula untuk langkah siklus pertama.

2. Dengan dasar saat paling awal peristiwa awal, SPA1 = 0 dihitung saat peristiwa awal lainnya. Umur perkiraan proyek (UPER) = saat paling awal peristiwa akhir (SPAm, m adalah nomor peristiwa akhir network diagram dan nomor maksimal peristiwa).

3. Dengan dasar paling lambat peristiwa akhir network diagram (SPLm) = umur proyek yang direncanakan (UREN), dihitung saat paling lambat semua peristiwa.

4. Dihitung TF semua kegiatan yang ada, bila tidak ada TF yang berharga negative, proses perhitungan selesai. Bila masih ada TF yang berharga negative, lanjutkan ke langkah berikut :

5. Cari lintasan-lintasan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang TF masing-masing besarnya :TF = UREN – UPER

= SPLm – SPAm berharga negative= SPLi – SPAi

6. Lama kegiatan dari kegiatan tsb diatas adalah Ln, n adalah nomor urut kegiatan tsb dalam satu lintasan, n = 1,2,3,…………………. z.

7. Hitung lama kegiatan baru dari kegiatan tsb diatas (langkah ke – 5 dam ke – 6)dengan mengggunakan rumus :

Ln (baru) = Ln (lama) + Ln (lama) x (UREN – UPER) Li

Keterangan :Ln (baru) = lama kegiatan baruLn (lama) = lama kegiatan lamaLi = jumlah kegitan pada satu lintasan yang harus dipercepatUREN = umur rencana proyekUPER = umur perkiraan proyek

8. Kembali kelangkah 1.

Contoh Soal:

Diket:1. Sebuah network diagram suatu proyek yang telah dilengkapi dengan lama kegiatan perkiraan

semua kegiatan, saat paling awal dan saat paling lambat semua peristiwa. Dari network diagram tersebut diketahui bahwa umur perkiraan proyek (UPER) = 61 hari.

2. Kerena satu dan lain hal, proyek tersebut harus dipercepat penyelesaiannya, sehingga umur rencana proyek (UREN) = 50 hari.

Diminta :Kegiatan-kegiatan mana saja yang harus dipercepat waktu pengerjaannya agar proyek dapat diselesaikan dalam waktu 50 hari.

Penyelesaian :Langkah 1:

@. &@%!% >>> PNA -- KTSP

10

03

12

21

525

31

212

12

432

32

A

12

B12

E

23

H

25

L

30

C

25

740

46

643

43

861

61F

8

D20

I8

G

11

K

15

J18

10

-113

12

10

525

20

212

1

432

21

A

12

B12

E

23

H

25

L

30

C

25

740

35

643

32

861

50F

8

D20

I8

G

11

K

15

J18

}

Page 13: Network Planning'13

Kegiatan SPLj Ln SPAi TFLama kegiatan

(baru)A 1 12 0 - 11 10

B 10 12 0 - 2

C 20 25 0 - 5

D 21 20 12 - 11 16

E 32 23 12 - 3

F 21 8 12 1

G 32 11 32 - 11 9

H 35 25 12 - 2

I 35 8 32 - 5

J 50 18 43 - 11 15

K 50 15 40 - 5

L 50 30 25 - 5

Langkah 2:

Kegiatan SPLj Ln SPAi TFLama kegiatan

(baru)A 10 10 0 0

B 10 12 0 -2

C 20 25 0 -5 23

D 26 16 10 0

E 35 23 10 2

F 26 8 12 6

G 35 9 26 0

H 35 25 12 -2

I 35 8 26 1

J 50 15 35 0

K 50 15 37 -2

L 50 30 25 -5 27

Langkah 3:

@. &@%!% >>> PNA -- KTSP

10

-53

12

10

525

20

210

10

426

26

A

10

B12

E

23

H

25

L

30

C

25

737

35

635

35

855

50F

8

D16

I8

G

9

K

15

J15

10

-53

12

10

523

23

210

10

426

26

A

10

B12

E

23

H

25

L

27

C

23

737

35

635

35

852

50F

8

D16

I8

G

9

K

15

J15

10)11(61

1212 x

16)11(61

2020 x

9)11(61

1111 x

15)11(61

1818 x

Page 14: Network Planning'13

Kegiatan SPLj Ln SPAi TFLama kegiatan

(baru)A 10 10 0 0

B 10 12 0 -2 12

C 23 23 0 0

D 26 16 10 0

E 35 23 10 2

F 26 8 12 6

G 35 9 26 0

H 35 25 12 -2 23

I 35 8 26 1

J 50 15 35 0

K 50 15 37 -2 15

L 50 27 23 0

Langkah 4:

Kegiatan SPLj Ln SPAi TF

A 10 10 0 0

B 12 12 0 0

C 23 23 0 0

D 26 16 10 0

E 35 23 10 2

F 26 8 12 6

G 35 9 26 0

H 35 23 12 0

I 35 8 26 1

J 50 15 35 0

K 50 15 35 0

L 50 27 23 0

Dengan melihat langkah 4, semua hasil perhitungan akhir Total Float (TF) tidak ada yang bernilai negatif lagi, jadi prosedur perhitungan sudah selesai.

JADWAL KEGIATAN(Bar-Graph)

@. &@%!% >>> PNA -- KTSP

10

03

12

12

523

23

210

10

426

26

A

10

B12

E

23

H

23

L

27

C

23

735

35

635

35

850

50F

8

D16

I8

G

9

K

15

J15

SPAi

SPLi

i

PAW

SPAj

SPLj

j

PAK

XL

0

01

PAW

2

52

PAK

A2 hari

Page 15: Network Planning'13

Bar-Graph : kumpulan jadwal semua kegiatan yang ada dalam proyek tersebut

Bar-Graph kegiatan tersebut yang merupakan batas (limit) yaitu :Tipe I, kegiatan dimulai dan selesai seawal mungkin.

i. Dimulai pada hari ke-HM1, yaitu :HM1 = SPAi + 1 = 0 + 1 = 1

ii. Diselesaikan pada hari ke-HS1 yaitu :HS1 = SPAi + L = 0 + 2 = 2

Tipe II, kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin.i. Dimulai pada hari ke-HM2, yaitu :

HM2 = SPLj � L + 1 = 5 � 2 + 1 = 4ii. Diselesaikan pada hari ke-HS2 yaitu :

HS2 = SPLj = 5Tipe III, kegiatan dilaksanakan dengan cara menghabiskan free Float atau selesai pada saat

paling awal peristiwa selesai (SPAj)i. Dimulai pada hari ke-HM3, yaitu :

HM3 = SPAj � L + 1 = 2 � 2 + 1 = 1ii. Diselesaikan pada hari ke-HS3 yaitu :

HS3 = SPAj = 2

Tipe I

Tipe II

Tipe III

Histogram : Grafik yang sumbu horisontalnya menyatakan waktu pelaksanaan dalam hari dan sumbu vertikalnya menyatakan kebutuhan sumberdaya per satuan waktu (per hari).

Kurva S : Grafik yang sumbu horisontalnya menyatakan waktu pelaksanaan dalam hari dan sumbu vertikalnya menyatakan jumlah pemakaian sumberdaya kumulatif dari mulai hari pertama sampai dengan hari tertentu.

Contoh Soal:Diket: Kebutuhan sumberdaya proyek PROFIK untuk setiap kegiatan :

Penyelesaian :1. Diagram Network

@. &@%!% >>> PNA -- KTSP

1

104

PAW

8

127

PAK

K2 hari

12345678910111213

Pertanyaan:

1. Buatkan Diagram Network-nya.

2. a. Hitunglah Umur proyek & Lintasan Kritisnya.

b. Jika kegiatan E terlambat 10 hari

c. Proyek di percepat menjadi 17 hari

3. Hitunglah TF, FF dan IF

4. Hitunglah Kebutuhan Sumberdayanya untuk Tipe I, Tipe II dan Tipe III pada masing2 Sumberdaya.

5. Buatlah Histogramnya.

6. Buatlah Kuerva S-nya untuk semua tipe.

10

03

8

8

58

82

2

5

44

13

A

2

H4

B

3

E

2

F

4

D

8

711

15

610

168

20

20

J5

C12

G3

I2

Biaya Tenaga Mobil Solar

(Rp Juta) (hari-orang) (hari-truk) (liter)

A B 2 30 20

B C 3 60 18 15 1800

C 12 120 60 36 4320

D C,E,G 8 80 40

E F 2 40 18 12 1440

F 4 60 20

G J 3 45 18 9 1080

H I 4 80 16 16 1920

I J 2 100 20

J 5 50 30 10 1200

Nama Kegiatan

Kegiatan Pengikut

Lamanya Kegiatan

(hari)

Jumlah Sumberdaya yang dibutuhkan

0

01

PAW

2

52

PAK

A2 hari

Page 16: Network Planning'13

2. Umur proyek = 20 hari dan Lintasan kritisnya = D, C

3. Total Float (TF), Free Float (FF), dan Independent Float (IF)TF = SPLj � L � SPAi

FF = SPAj � L � SPAi

IF = SPAj � L � SPLi

4. Kebutuhan Sumberdayanya untuk Tipe I, Tipe II dan Tipe III pada masing2 Sumberdaya.

a. Kebutuhan biaya, bila semua kegiatan dimulai dan diselesaikan seawal mungkin (Tipe I)

b. Kebutuhan biaya, bila semua kegiatan dimulai dan diselesaikan selambat mungkin (Tipe II)

@. &@%!% >>> PNA -- KTSP

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A 15 15 15 30

B 20 20 20 20 60

C 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 120

D 10 10 10 10 10 10 10 10 10 80

E 20 20 20 40

F 15 15 15 15 15 60

G 15 15 15 15 45

H 20 20 20 20 20 80

I 50 50 50 100

J 10 10 10 10 10 10 50

45 45 50 50 80 60 10 10 45 45 40 35 35 35 20 20 10 10 10 10

45 90 140 190 270 330 340 350 395 440 480 515 550 585 605 625 635 645 655 665 665

Jumlah Per Hari

Jumlah Kumulatif

Kegiatan

Keb

utuh

an

Per

Har

i Kebutuhan Sumberdaya Per Hari (Biaya dalam Rp 000,000)

Keb

utuh

an

Keg

iata

n

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A 15 15 15 30

B 20 20 20 20 60

C 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 120

D 10 10 10 10 10 10 10 10 10 80

E 20 20 20 40

F 15 15 15 15 15 60

G 15 15 15 15 45

H 20 20 20 20 20 80

I 50 50 50 100

J 10 10 10 10 10 10 50

10 10 10 25 25 30 30 30 10 30 30 30 45 75 95 40 35 35 35 35

10 20 30 55 80 110 140 170 180 210 240 270 315 390 485 525 560 595 630 665 665

Kegiatan

Keb

utuh

an

Per

Har

i

Kebutuhan Sumberdaya Per Hari (Biaya dalam Rp 000,000)

Keb

utuh

an

Keg

iata

n

Jumlah Per Hari

Jumlah Kumulatif

Kegiatan SPLj SPAj Ln SPLi SPAi TF FF IFA 5 2 2 0 0 3 0 0B 8 8 3 5 2 3 3 0C 20 20 12 8 8 0 0 0D 8 8 8 0 0 0 0 0E 16 10 2 8 8 6 0 0F 20 20 4 16 10 6 6 0G 15 11 3 8 8 4 0 0H 13 4 4 0 0 9 0 0I 15 11 2 13 4 9 5 -4J 20 20 5 15 11 4 4 0

Page 17: Network Planning'13

c. Kebutuhan biaya, bila semua kegiatan dilaksanakan menghabiskan Free Float (Tipe III)

5. Histogram

6. Kurva S

@. &@%!% >>> PNA -- KTSP

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A 15 15 15 30

B 20 20 20 20 60

C 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 120

D 10 10 10 10 10 10 10 10 10 80

E 20 20 20 40

F 15 15 15 15 15 60

G 15 15 15 15 45

H 20 20 20 20 20 80

I 50 50 50 100

J 10 10 10 10 10 10 50

45 45 30 30 10 30 30 30 45 95 75 10 10 10 10 20 35 35 35 35

45 90 120 150 160 190 220 250 295 390 465 475 485 495 505 525 560 595 630 665 665Jumlah Kumulatif

Kegiatan

Keb

utuh

an

Per

Har

i

Kebutuhan Sumberdaya Per Hari (Biaya dalam Rp 000,000)

Keb

utuh

an

Keg

iata

n

Jumlah Per Hari

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Tipe I

Tipe II

80

100

Hari

Rp

00

0,0

00

60

40

20

45 90 140 190 270 330 340 350 395 440 480 515 550 585 605 625 635 645 655 66510 20 30 55 80 110 140 170 180 210 240 270 315 390 485 525 560 595 630 665

800

400

500

600

700

100

200

300

19 2015 16 17 1811 12 13 147 8 9 103 4 5 6Jumlah KumulatifJumlah Kumulatif

1 2

Tipe

I

Korid

or Oper

asio

nal

Page 18: Network Planning'13

@. &@%!% >>> PNA -- KTSP