bab ix - berbagi itu indah | berbagi untuk … · web viewmenurut pandangan hall mengenai teori...

58
BAB IX KEBUTUHAN DASAR DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu: 1. mengemukakan kreterium remaja atas dasar bacaan mengenai remaja dari sejumlah ahli psikologi perkembangan; 2. memahami kebutuhan dasar manusia; 3. memahami implikasi kebutuhan dasar manusia dalam bidang pendidikan; 4. memahami tugas-tugas perkembangan remaja; 5. memahami implikasi tugas-tugas perkembangan remaja pada pendidikan PEMBAHASAN Pada pembahasan berikut akan dikemukakan pandangan sejumlah ahli mengenai remaja, teori kebutuhan dasar manusia, dan tugas-tugas perkembangan remaja. A. Pandangan Ahli Tentang Perkembangan Remaja 193

Upload: vobao

Post on 10-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

BAB IX

KEBUTUHAN DASAR DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu:

1. mengemukakan kreterium remaja atas dasar bacaan mengenai remaja dari

sejumlah ahli psikologi perkembangan;

2. memahami kebutuhan dasar manusia;

3. memahami implikasi kebutuhan dasar manusia dalam bidang pendidikan;

4. memahami tugas-tugas perkembangan remaja;

5. memahami implikasi tugas-tugas perkembangan remaja pada pendidikan

PEMBAHASAN

Pada pembahasan berikut akan dikemukakan pandangan sejumlah ahli

mengenai remaja, teori kebutuhan dasar manusia, dan tugas-tugas perkembangan

remaja.

A. Pandangan Ahli Tentang Perkembangan Remaja

Mengawali pembahasan mengenai kebutuhan dan tugas-tugas

perkembangan remaja, dikemukakan beberapa pandangan para ahli mengenai

remaja. Remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa.

Yang dimaksud remaja diawali dengan periode pubertas sampai status dewasa

disandangnya. Masa remaja adalah suatu masa yang penting. Oleh karena masa ini

dipandang sebagai masa menunda orang-orang yang muda untuk memasuki dunia

pekerjaan. Menjadi lebih penting lagi dalam kaitan dengan kelangkaan lapangan

pekerjaan tetap, akhir-akhir ini. Ada juga bermacam-macam pandangan mengenai

193

Page 2: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

remaja, terutama mengenai kapan berakhirnya masa remaja. Secara khas, kita

memandang masa remaja mulai pada periode pubertas dan berakhir pada usia 18

atau 21 tahun. Orang lain menyatakan bahwa masa remaja akhir meluas ke dalam

apa yang kini dikenal sebagai periode kedewasaan muda.

Berikut ini dikemukakan mengenai kreterium remaja menurut sejumlah ahli.

1. Psikologi Biogenetik mengenai Remaja: G. Stanley Hall

 G. Stanley Hall  (1844-1924), merupakan ahli psikologi yang pertama-tama

mengemukakan remaja atas dasar penelitian-penelitian ilmiah. Ia mendefinisikan

periode remaja mulai pubertas (12 atau 13 tahun) dan berakhir antara 22 - 25 tahun.

Hall juga mendeskripsikan remaja sebagai periode Sturm und Drang atau storm

and stress. Ini merupakan suatu pergerakan yang penuh dengan idealisme,

kesanggupan untuk mencapai suatu tujuan, revolusi melawan terhadap kaum tua,

ungkapan dari perasaan pribadi, nafsu, dan penderitaan.

Menurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja

merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah transisi bergolak. Dalam

pergolakan tersebut, remaja menuntut kebebasan dari belenggu orang tua dan orang

dewasa lainnya. Keadaan ini merupakan hal yang wajar, menurut Hall senada

dengan masa transisi menuju menjadi manusia dewasa.

Hall mendeskripsikan perkembangan remaja sebagai suatu evoluasi

perasaan dan kejiwaan. Ia menggambarkan kehidupan emosi remaja sebagai

goyangan dari berbagai aspek yang saling bertentangan. Energi, kekuatan besar,

dan aktivitas supernatural diikuti oleh sikap acuh tak acuh, kelesuan, dan kebencian

menghadapi realita. Kegirangan, ketawa-tawa, dan perasaan senang dan bahagia

memberi tempat kepada dysphoria dan menekan perasaan muram, serta

kemurungan jiwa. Egoisme dan kesombongan merupakan karakteristik dari periode

ini. Hall percaya bahwa remaja memiliki karakteristik berupa sisa-sisa dari suatu

egoisme tak dihalangi di masa kanak-kanak dan sebaliknya remaja meningkat

perilakunya dengan lebih mengutamakan orang lain.

194

Page 3: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

Pada masa remaja akhir, menurut Hall, individu mengikhtisarkan status dari

permulaan peradaban modern. Langkah ini sesuai dengan ujung proses

pengembangan yaitu kedewasaan. Psikologi genetika Hall tidak memandang

manusia sebagai produk akhir dari proses perkembangan, tetapi sebagai bagian dari

perkembangan lebih lanjut.

2. Teori Psikoanalitik tentang Perkembangan Remaja: Sigmund Freud

Freud menaruh perhatian relatif kecil perhadap perkembangan anak remaja.

Ia hanya mendiskusikannya dalam kaitan dengan perkembangan psikoseksual. Ia

sejalan dengan gagasan Hall, bahwa periode masa remaja bisa dilihat sebagai

phylogenetic. Freud yakin bahwa individu harus berhasil melewati pengalaman

awal dalam pengembangan pengalaman psikoseksual. Menurut Freud dan teori

psikoanalitik, langkah-langkah pengembangan psikoseksual bersifat genetika dan

relatif tidak terikat pada faktor lingkungan. Freud mengakui bahwa masa remaja

itu adalah suatu peristiwa yang universal dan mencakup kehidupan tingkah laku,

sosial, dan perubahan emosional; juga hubungan antar perubahan psikologis dan

fisiologis, dan berpengaruh terhadap self-image. Ia juga menyatakan bahwa

perubahan fisiologis berhubungan dengan perubahan emosional, terutama dalam

peningkatan emosi yang negatif, seperti kemurungan, ketertarikan, kebencian,

ketegangan, dan format lain dari perilaku anak remaja.

3. Teori Mekanisme Pertahanan Diri Remaja: Anna Freud

Anna Freud mengemukakan arti penting pubertas sebagai faktor kritis dalam

membentuk watak atau karakter. Dia juga menekankan hubungan antar id, ego, dan

superego. Dia percaya bahwa proses fisiologis berupa masaknya organ seksual dan

mulai berfungsinya kelenjar seksual memainkan peran kritis dalam mempengaruhi

dunia psikologis remaja. Interaksi ini menghasilkan nafsu instingtual, yang pada

gilirannya, dapat menyempurnakan ketakseimbangan psikologis. Keseimbangan

195

Page 4: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

antara ego dan id sepanjang periode latency akan mengganggu pubertas, dan

menghasilkan konflik internal. Jadi salah satu aspek pubertas berupa konflik

pubertas, dan berusaha untuk memperoleh kembali keseimbangan.

Anna Freud menaruh perhatian besar terhadap penyimpangan perilaku dan

perkembangan perilaku patologis dan sebaliknya menaruh perhatian sangat kecil ke

penyesuaian seksual yang normal. Dia menguraikan hambatan ke arah

pengembangan perilaku normal: 1) Id menolak ego–dalam hal ini akan sulit dilacak

bagaimana orang masuk ke alam dewasa yang ditandai oleh suatu kekacauan

pemerolehan kepuasan yang tak dihalangi dari naluri/instink; dan, 2) ego mungkin

sebagai pemenang dari Id dan akan membentuk perilaku mekanisme pertahanan.

Di antara banyak mekanisme pertahanan ego yang dapat digunakan, Freud

mempertimbangkan dua bentuk mekanisme pertahanan khas dari pubertas yaitu

asceticism dan intellectualization. Asceticism adalah suatu ketidakpercayaan

melalui menyamaratakan semua pengharapan instingtual. Ketidakpercayaan ini

terjadi pada bidang seksualitas dan meliputi juga makan, tidur, dan kebiasaan

berpakaian. Intellectualization merupakan peningkatan di dalam minat intelektual

dan perubahan dari konkrit ke minat abstrak akan membentuk suatu mekanisme

pertahanan melawan libido. Ini secara alami menyempurnakan dan melemahkan

kecenderungan instingtual hidup orang dewasa, dan sementara itu situasi selamanya

berbahaya bagi individu.

Ada sejumlah keyakinan yang dipegang Anna Freud mengenai faktor-faktor

yang menimbulkan konflik remaja, antara lain:

Kekuatan dorongan dari id, ditentukan oleh proses fisiologis dan

endocrinological selama pubertas.

Kemampuan ego untuk mengatasi dorongan-dorongan instingtual. Ini pada

gilirannya tergantung pelatihan karakter dan pengembangan superego dari anak

sepanjang periode latency.

Efektivitas dan sifat dari mekanisme pertahanan terdapat pada ego itu.

196

Page 5: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

4. Teori Kebutuhan akan Kebebasan Kaum Remaja: Otto Rank

Otto Rank ( 1884-1939), seorang pengikut sekolah psikoanalitik, tadinya

sepenuhnya di bawah pengaruh realisme Sigmund Freud. Ia kemudian

mengembangkan teorinya sendiri dan mulai menentang pandangan Freud.

Rank memandang hakekat manusia bukan sebagai makhluk tertekan dan

neurotic, tetapi sebagai makhluk kreatif dan produktif. Ia mulai mengkritik

pandangan Freud yang menekankan alam ketidaksadaran manusia sebagai gudang

pengalaman masa lalu serta dorongan-dorongan dari dalam diri manusia. Dalam

hal ini, Rank mengemukakan bahwa pengalaman masa lalu hanya akan berarti bagi

perilaku saat ini kalau ada kaitannya. Ia juga kurang menekankan pentingnya

dorongan instingtual dan perilaku instingtual.  Ia percaya bahwa Freud benar-benar

melalaikan peran dari ego dan memberi nilai ego hanya sebagai kekuatan yang

represif. Rank ingin membongkar kembali keseimbangan kekuatan di dalam

kenyataan psikis. Ia mulai memberi arti banyak bagi peran ego.

Rank menyatakan bahwa harus ada suatu pengujian untuk menempatkan

perkembangan remaja dalam teori psikoanalitik berdasar pada kesadaran dan "will".

Seksualitas tidak lagi menjadi faktor penentu yang paling kuat di proses

perkembangan. Telah ditemukan faktor pendamping yang disebut "will" yang

sampai taraf tertentu mampu mengendalikan dorongan seksualitas. Sepanjang

pergeseran dari masa kanak-kanak ke masa remaja, suatu aspek yang krusial dari

perkembangan kepribadian telah terjadi, yaitu perubahan dari ketergantungan ke

kemerdekaan atau kebebasan.

Sepanjang periode latency ini, "will" tumbuh lebih kuat, lebih mandiri, dan

berani menentang kekuasaan apapun yang tidak cocok dengan dirinya. Asal-muasal

dari "will" berangkat dari situasi oedipal. Situasi oedipal adalah situasi dimana

seseorang menaruh perhatian atau rasa cinta yang kuat, yang membuat anak

menjadi cemburu. Will remaja akan berhadapan dengan will sosial yang ditunjukkan

oleh orang tua dan diekspresikan dalam kode etik yang telah usang bagi remaja.

197

Page 6: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

Pada masa remaja awal, individu mengalami suatu perubahan dasar dalam

hal sikap; ia mulai untuk menentang ketergantungan, mencakup peraturan dari

lingkungan eksternal (orang tua, para guru, hukum, dan seterusnya) dan peraturan

yang bersumber dari internal pribadi remaja. Penetapan kebebasan dari nilai-nilai

masyarakat merupakan hal yang penting, namun merupakan tugas perkembangan

yang sulit bagi remaja. Kebutuhan akan kemerdekaan atau kebebasan

dikembangkan dan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan menyebabkan banyak

hubungan pribadi anak remaja dibangun dan menimbulkan kesulitan-kesulitan dari

hubungan-hubungan tersebut. Rank tidak melihat apapun pentingnya membuat

larangan dan pembatasan seksual eksternal, karena perjuangan remaja merupakan

upaya di mana individu akan mengejar kemerdekaan melalui melawan terhadap

dominasi kebutuhan-kebutuhan biologis. Artinya, remaja sendirilah yang akan

melawan (mengatur) kebutuhan-kebutuhan biologisnya.

5. Teori Perkembangan Identitas: Erik Erikson

Konsep inti dari teori Erikson adalah pencapaian suatu ego-identitas, dan

krisis identitas merupakan karakteristik paling penting pada masa remaja.

Walaupun identitas seseorang dibentuk dalam cara-cara yang berbeda dari satu

budaya ke budaya lainnya, namun pemenuhan tugas perkembangan mempunyai

suatu unsur yang umum yang berlaku dalam semua latar budaya. Dalam rangka

memperoleh suatu ego-identitas sehat dan kuat, anak harus menerima pengakuan

yang ajeg dan bermakna dari lingkungan mereka.

Masa remaja diuraikan oleh Erikson sebagai periode dimana individu harus

menetapkan suatu identitas pribadi dan menghindari bahaya dari difusi peran dan

kebingungan identitas. Implikasi pandangan tersebut bahwa individu harus

membuat suatu penilaian terhadap hak dan asset pribadinya serta bagaimana mereka

ingin menggunakan asset-aset tersebut. Remaja harus menjawab pertanyaan untuk

diri mereka sendiri mengenai dari mana mereka datang, siapa diri mereka, dan

198

Page 7: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

mereka akan menjadi apa. Identitas harus dicari fan ditemukan. Identitas tidaklah

diberikan begitu saja kepada individu oleh masyarakat, ataupun muncul begitu saja

sebagai peristiwa kematangan; ia harus diperoleh melalui usaha individu.

Keengganan untuk berbuat atau bekerja sesuai formasi identitasnya akan

mengalami kerancuan peran yang bisa mengakibatkan pengasingan dan

kebingungan. Yang baik untuk dikembangkan adalah kesetiaan/ketepatan pada

identitas diri. Mempertahankan nilai-nilai seseorang akan berperan membuat

identitas menjadi stabil.

Pencarian suatu identitas melibatkan produksi suatu self-concept yang penuh

arti di mana masa lampau, masa kini, dan masa depan terkait secara bersama-sama.

Sebagai konsekwensi, tugas remaja menjadi lebih sulit karena masa lalu telah

hilang lebur dalam keluarga dan tradisi masyarakat, keadaan saat ini ditandai oleh

perubahan sosial, dan masa depan kurang dapat diramalkan. Menurut Erikson,

dalam periode perubahan sosial yang cepat, generasi yang lebih tua tidak lagi

mampu menyediakan model peran yang memadai bagi generasi yang lebih muda.

Sekalipun generasi yang lebih tua dapat menyediakan model peran yang cukup

memadai, remaja dapat menolak sebab tidak sesuai dengan situasi mereka. Oleh

karena itu, Erikson percaya bahwa pentingnya kelompok panutan tidak bisa sangat

diharapkan. Teman sebaya bagi remaja akan memberikan bantuan untuk

menemukan jawaban atas pertanyaan "Siapakah saya?" sebagaimana ketika mereka

tergantung pada umpan balik sosial seperti apa yang orang lain rasakan dan

bagaimana mereka bereaksi terhadap individu remaja itu. Jadi, remaja yang

kadang-kadang ceroboh, sering penuh curiga, asyik dengan apa yang mereka lihat,

perlu diberi peran dan ketrampilan dengan prototipe yang ideal dari hari ke hari.

Pubertas, menurut Erikson, ditandai oleh kecepatan pertumbuhan badan,

kedewasaan genital, dan kesadaran seksual. Oleh karena dua aspek terakhir

sungguh berbeda dari pengalaman di tahun-tahun yang lebih awal, maka

diskontinyuitas terjadi dalam perkembangan remaja awal. Masa muda dihadapkan

dengan "revolusi fisiologis" di dalam diri sendiri yang bisa jadi bertentangan

199

Page 8: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

dengan pembentukan suatu identitas yang diidealkan. Erikson mengakui bahwa

studi tentang identitas remaja menjadi lebih penting dibanding studi tentang

seksualitas sebagaimana dilakukan oleh Freud.

Berdasar perhatian terhadap remaja, penting untuk menjawab pertanyaan

mengenai identitas vokasional. Pada awal remaja mencoba untuk menetapkan suatu

identitas vokasional maka terjadi beberapa difusi peran. Remaja pada tahap awal

berpegang pada konsep-konsep yang glamour dan ideal mengenai tujuan vokasional

mereka, dan tidaklah luar biasa bahwa cita-cita remaja lebih tinggi dibanding

kemampuan dirinya. Sering, model tujuan vokasional yang dipilih itu kemungkinan

kecil dicapai, misalnya pahlawan pada bioskop, musisi rock, juara atletik, pembalap

mobil/sepeda motor, angkasawan, dan lain-lain pahlawan yang dikagumi. Di dalam

proses mengidentifikasi dan memuja pahlawannya, remaja menghasilkan identitas

diri dan mengira bahwa dirinya telah mempunyai kemampuan sebanding dengan

pahlawan mereka. Dalam posisi ini, menurut Erikson, kaum muda jarang

mengidentifikasi dengan orang tuanya sendiri; mereka sering memberontak

melawan terhadap kekuasaan orangtua, sistem nilai orang tua, dan dipandang

mengganggu kehidupan pribadi mereka, karena mereka ingin memisahkan identitas

mereka dari keluarga mereka. Anak remaja harus menyatakan otonomi mereka

dalam rangka menjangkau kedewasaan.

  Pencarian identitas pribadi juga meliputi pembentukan suatu ideologi

pribadi atau suatu filsafat hidup yang dapat melayani diri individu. Perspektif

seperti itu dapat membantu dalam membuat aneka pilihan dan memandu perilaku.

Identitas diri atau identitas pribadi mempengaruhi remaja untuk mengarungi hidup

mereka. Jika remaja hanya mengadopsi identitas atau ideologi orang lain,

kemungkinan besar remaja tidak puas dibanding bila ia mengembangkan identitas

sendiri. Ideologi yang diadopsi jarang berkembang menjadi pribadi dan resikonya

dapat menutup pertumbuhan dan perkembangan remaja.

Hasil yang positif dari krisis identitas remaja bergantung pada kesediaan

orang untuk menerima masa lampaunya dan menetapkan kesinambungan dengan

200

Page 9: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

pengalaman yang sebelumnya mereka alami. Anak remaja harus menemukan

jawaban pertanyaan: "Siapakah saya?" Di samping itu juga menjawab pertanyaan:

"Ke mana aku pergi?" " Hendak menjadi apakah aku?" Remaja harus sepakat benar

dengan sistem nilai yang berlaku (keyakinan religius, tujuan pekerjaan, filsafat

hidup, dan penerimaan terhadap seksualitas seseorang). Hanya melalui mencapai

aspek ego-identitas inilah remaja akan mampu bergerak mencapai kedewasaan,

mencapai keakraban dan cinta, memiliki persahabatan yang mendalam dan

mencapai kebebasan diri pribadi tanpa ketakutan kehilangan ego-identitas.

Jika remaja gagal di dalam mencari suatu identitas, maka ia akan mengalami

keraguan, difusi peran, dan kebingungan peran. Kalau sudah begini, maka remaja

akan menuruti kesenangan diri melalui berbagai aktivitas atau keasyikan yang

merugikan diri sendiri. Remaja seperti itu akan terus ceroboh asyik dengan maunya

sendiri dan tidak mempedulikan orang lain. Hal ini akan mengarahkan remaja

menuju ke arah difusi ego, kebingungan kepribadian, dan dapat berkembang

menjadi pribadi yang suka melakukan pelanggaran bahkan bisa jadi mengalami

gangguan psikotik. Dalam banyak kasus, menurut Erikson, difusi identitas dapat

mengarahkan anak ke usaha bunuh diri. Ketika identitas diri terbentuk atau telah

mapan, remaja dapat bergerak ke arah hubungan interpersonal yang akrab.

6. Status Identitas: Pandangan James Marcia sebagai perluasan Konsep

Erikson

Marcia mendefinisikan identitas sebagai "suatu organisasi yang dinamis

tentang kekuatan, kemampuan, dan keyakinan yang disusun sendiri oleh individu

dan bersifat internal”. Menurut Marcia, ukuran pencapaian identitas dewasa

didasarkan pada dua variabel yang penting yaitu: krisis dan komitmen. Krisis

mengacu pada waktu dimana remaja terlibat aktif dalam memilih di antara pilihan-

pilihan pekerjaan dan kepercayaan. Sedangkan komitmen mengacu pada derajat

investasi pribadi yang dinyatakan di dalam suatu pekerjaan atau kepercayaan.

201

Page 10: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

Marcia mewawancarai remaja berusia antara 18 sampai 22 tahun tentang

aneka pilihan jabatan mereka, kepercayaan politis dan religius, dan nilai-nilai yang

mereka anut--semua aspek yang menjadi pusat identitas. Ia menggolongkan para

siswa ke dalam empat kategori dari status identitas berdasar pada: 1) apakah mereka

telah lulus dari " krisis identitas" seperti diuraikan oleh Erikson, dan 2) derajat

komitmen mereka terhadap pilihan pekerjaan dan seperangkat nilai dan keyakinan.

Empat kategori status identitas sebagaimana diidentifikasi oleh Marcia sebagai

berikut:

Identity diffused or identity confused. Individu yang belum mengalami krisis

identitas, maupun tidak membuat komitmen apapun terhadap pekerjaan dan

kepercayaan.

Foreclosure. Individu yang belum mengalami krisis, tetapi memiliki komitmen,

dimana komitmen ini bukan hasil dari pencarian dan eksplorasi pribadi, tetapi

telah siap diperoleh dari orang lain, teutama dari orang tua.

Moratorium.  Individu yang dalam status krisis akut. Mereka sedang

menyelidiki dan dengan aktif mencari-cari alternatif, dan melakukan perebutan

untuk temukan identitas mereka; tetapi belum membuat komitmen apapun atau

hanya mengembangkan komitmen sementara (temporer).

Identity Achieved.  Individu yang sudah mengalami krisis dan sudah

memecahkan atas dasar terminologi mereka sendiri, dan sebagai hasil resolusi

dari krisis telah dibuat suatu komitmen yang pribadi dalam pekerjaan, dalam

suatu kepercayaan religius, dalam suatu sistem nilai pribadi; dan telah

memecahkan sikap mereka ke arah seksualitas.

Kebanyakan remaja bergerak maju ke arah status identitas yang hendak

dicapai. Pencapaian identitas paling jarang terjadi pada awal remaja. Identitas

seringkali tercapai setelah anak masuk ke sekolah-sekolah tingkat atas, mahasiswa

di perguruan tinggi, dan sebagai orang dewasa awal. Pada saat anak masih setingkat

sekolah menengah pertama, umumnya berada pada peringkat pertama dan kedua,

202

Page 11: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

yaitu identity diffusion dan identity foreclosure. Beberapa perbedaan juga

ditemukan pada anak laki-laki dan perempuan mengenai ukuran identitas mereka.

Moratorium remaja diartikan sebagai periode perkembangan dimana

komitmen belum dibuat sehingga dikenali bersifat eksploratory dan tentatif. Oleh

karena itu, kebanyakan mereka mengalami krisis dan ada sejumlah pertanyaan tak

terselesaikan. Untuk itu ada upaya kuat untuk menemukan jawaban,

mengeksplorasi, meneliti, melakukan uji coba berbagai peranan, dan praktek

langsung di lapangan. Hasil penelitian Marcia menunjukkan bahwa 30 persen

mahasiswa saat ini ada pada tahap moratorium.  Keadaan ini ditunjukkan melalui

banyaknya mahasiswa yang menjajaki berbagai jenis kerja.

Beberapa ahli sosial percaya bahwa sekolah dapat menghambat

terbentuknya identitas diri remaja, karena mereka menuntut penyesuaian dengan

berbagai cara dan remaja harus tunduk ke otoritas sekolah. Hal ini bukannya

membantu remaja dalam mencari identitas prebadi yang unik. Banyak bukti bahwa

sekolah justru menindas kreativitas remaja, individualitas remaja, dan identitas diri

remaja, sebab mereka harus mengikuti kurikulum yang berorientasi pada

keterampilan dan pengetahuan untuk sukses. Orientasi kurikulum bukan dalam

kerangka memberi kebebasan remaja untuk mengembangkan identitas diri mereka

sendiri.

Beberapa kesulitan remaja dapat dipahami jika remaja dipandang sebagai

manusia dalam posisi marjinal yang sedang berjuang untuk mencapai status dewasa.

Perjuangan remaja untuk mencapai status dewasa dapat mengalami frustrasi, dan

masyarakat, lembaga pendidikan dapat membantu mereka menjadikan pengalaman

ini menjadi lebih bermakna.

7. Teori Geisteswissenschaftliche tentang Remaja: Eduard Spranger

Eduard Spranger (1882-1963) adalah professor psikologi di Universitas

Berlin. Geisteswissenschaft diterjemahkan sebagai "cultural science" atau

203

Page 12: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

"historical humanities."  Allport menterjemahkannya sebagai "mental science."

Sementara itu Spranger sendiri menggunakan sinonim "philosophy of culture."

Menurut Spranger, ia sendiri tidak secara penuh mengalami makna

perkembangan dirinya sendiri. Banyak gejala kesadaran yang bermakna jika orang

belajar untuk memahami mereka sebagai fenomena perkembangan. Masa remaja

tidaklah hanya periode transisi dari masa kanak-kanak ke kedewasaan fisiologis,

tetapi yang lebih penting adalah usia dimana struktur mental yang secara relatif

tidak dapat dipilah-pilah dari kanak-kanak sampai mencapai kedewasaan penuh.

Selama masa remaja, suatu hirarki nilai-nilai yang lebih kekal terbentuk. Menurut

dia, "arah nilai dominan" dari individu merupakan penentu kepribadian.

Spranger mendeskripsikan tiga pola perkembangan:

Pola pertama dideskripsikan oleh Spranger dialami sebagai bentuk kelahiran

kembali individu yang di dalamnya individu mencari dirinya sneidiri

sebagaimana orang lain ketika ia mencari kematangan/kedewasaan. Seperti G.

Stanley Hall, Spranger yakin bahwa periode ini remaja mengalami badai, stres,

ketegangan, dan krisis sebagai akibat dari perubahan kepribadiannya.

Pola kedua adalah proses pertumbuhan yang lambat, terus-menerus dan

berangsur-angsur menerima gagasan dan nilai-nilai budaya masyarakat, tanpa

perubahan kepribadian dasar.

Pola ketiga adalah proses pertumbuhan yang di dalamnya individu berpartisipasi

secara aktif. Remaja secara sadar mengimprove dirinya secara sadar dan

memberi kontribusi bagi perkembangan pribadinya sendiri, mengatasi krisis

melalui upaya-upaya yang giat dan berarah tujuan. Pola ini memiliki

karakteristik self-control dan self-discipline, yang oleh Spranger dihubungkan

dengan tipe kepribadian yang sedang mengejar kekuatan diri sendiri.

204

Page 13: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

Spranger merupakan ahli psikologi yang memandang remaja sebagai

periode perkembangan spesifik yang memiliki karakteristik unik yang berbeda dari

kanak-kanak dan masa dewasa.

8. Antropologi Budaya dan Remaja:  Margaret Mead

Ada beberapa studi yang dilakukan oleh para ahli antropologi mengenai

perkembangan remaja. Kontribusi terbesar disumbangkan oleh Margaret Mead,

yang memberikan banyak pemahaman mengenai perkembangan remaja dalam

konteks budaya. Mead menulis dua buku yang relevan dengan pembahasan remaja,

yaitu Coming of Age in Samoa (1950) dan Growing Up in New Guinea (1953).  

Coming of Age in Samoa merupakan studi lapangan secara empiris

menggunakan metodologi antropologis, tetapi tidak secara eksplisit mengemukakan

teori perkembangan remaja. Ruth Benedict dalam bukunya Continuities and

Discontinuities in Cultural Conditioning (1954), memberikan teori eksplisit

mengenai perkembangan remaja dari sudut pandang antropologi budaya yang ia

kaitkan langsung dengan temuan Mead ketika meneliti remaja-remaja di Samoa.

Dalam teori ini ditekankan pentingnya factor budaya dalam proses perkembangan

remaja. Istilah Cultural relativism lebih tepat untuk memahami fenomena remaja.

Teori ini menekankan pentingnya lembaga social dan factor budaya dalam

perkembangan manusia serta mendeskripsikan ritual-ritual pubertas dalam

masyarakat primitif.

Mead mengermukakan bahwa tugas utama yang dihadapi remaja saat ini

adalah mencari identitas diri yang bermakna. Tugas ini sulit untuk diukur dalam

masyarakat demokratik modern daripada pada masyarakat primitif. Tingkahlaku

dan nilai-nilai orang tua bukan lagi sebagai model bagi remaja, sebab mereka kalah

pamor dari model yang ditampilkan lewat media massa. Lagipula, remaja sedang

dalam proses membebaskan diri dari ketergantungan pada orang tua, dimana

205

Page 14: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

mereka seringkali berlawanan dengan sistem nilai orangtua. Oleh karena remaja

telah diajar untuk mengevaluasi perilakunya sendiri, maka ia mulai membuang

standar nilai orang tua dan menggantikannya dengan standar nilai teman sebaya.

Kecepatan perubahan sosial,  memperluas berbagai sistem nilai religius dan hal-hal

duniawi, dan teknologi modern membuat dunia nampak bagi remaja sebagai suatu

yang terlalu kompleks, relativistik, terlalu tak dapat diramalkan, dan terlalu rancu

bagi remaja.

Pada waktu lampau, Erikson dan Mead menyebut sebagai periode

psychological moratorium, yakni suatu periode dimana remaja melakukan

percobaan-percobaan secara tentatif tanpa dipersoalkan mengenai keberhasilannya

dan tanpa mempersoalkan akibat emosional, ekonomi, dan sosialnya. Kegagalan

dalam melakukan eksperimen-eksperimen tersebut bisa jadi remaja mengalami

hambatan dalam memperoleh identitas diri. Sebagai gantinya, untuk identitas

psikologis, remaja menggunakan simbol-simbol kelompok sebaya untuk

memperoleh semi-identitas. Menurut Mead, dalam kasus ini pendidikan menjadi

lebih fungsional dan lebih berorientasi pada keberhasilan. Sebagai konsekuensi,

tujuan dan nilai-nilai anak remaja diarahkan ke arah kesuksesan, keamanan,

kepuasan atas keinginan, penyesuaian, dan penerimaan sosial dengan diberi ruang

yang sedikit untuk melakukan percobaan, idealisme, dan utopianisme pribadi.

Mead menyatakan bahwa kegagalan untuk mengadopsi sistem pendidikan dan

sosial dapat membuat remaja mengembangkan identitas negatif.

Mead condong untuk membantu kebebasan remaja dan kurang sepakat

dengan pengharapan keluarga, masyarakat dan kelompok sebaya dalam rangka

memberi kesempatan pengalaman kreatif bagi remaja. Dalam hal ini, Mead juga

mengkritik keluarga yang terlalu membangun keintiman dengan anak-anak remaja

mereka yang terlalu berpengaruh terhadap kehidupan emosional remaja yang

sedang tumbuh. Ia yakin bila keluarga terlalu kuat pengaruhnya bagi remaja akan

menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan pribadi remaja karena akan

206

Page 15: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

membatasi pilihan-pilihan remaja. Dia menyatakan bahwa "hal-hal yang diinginkan

orangtua seharusnya dikurangi, sedikitnya dalam beberapa hal, peran yang kuat

yang orang tua mainkan di dalam kehidupan kanak-kanak lambat laun dikurangi”.

Seharusnya lembaga berperan secara demokratis. Sistem keluarga yang toleran

yang di dalamnya remaja dapat tidak setuju dengan orang tuanya tanpa kehilangan

rasa cinta orang tua, harga diri, atau meningkatnya ketegangan emosional.

Teori Ruth Benedict mengenai pengkondisian budaya memiliki implikasi

pendidikan yang penting. Praksis-praksis pendidikan di rumah begitu juga di

sekolah harus menekankan kontinuitas proses belajar sehingga anak menjadi

terbiasa dengan seperangkat nilai dan perilaku yang diharapkan orang dewasa.

Anak harus diajar bahwa bila tidak belajar dia tidak akan tumbuh menjadi orang

dewasa yang matang. Perubahan perilaku seringkali terputus-putus, diharapkan

individu bergerak dari sekolah dasar ke sekolah menengah, dari perguruan tinggi ke

tempat kerja, dan dari perilaku seksual yang ditolak menjadi perilaku yang dapat

dipertanggungjawabkan melalui lembaga perkawinan.

9. Teori Medan dan Remaja: Kurt Lewin

Kurt Lewin (1890-1947) merupakan tokoh Psikologi Gestalt dari

Universitas Berlin.  Ia banyak dipengaruhi oleh pandangan Freud, khususnya

mengenai hakekat motivasi. Namun demikian, teori Lewin mengenai remaja secara

konseptual berbeda dari teori-teori lainnya. Teorinya tentang perkembangan remaja

secara eksplisit dinyatakan dalam buku Field Theory and Experiment in Social

Psychology (1939). Teori medannya menjelaskan tentang dinamika perilaku remaja

secara individual tanpa menggeneralisasi remaja sebagai kelompok. Konsepnya

membantu untuk menjelaskan dan meramalkan perilaku individu dalam situasi

spesifik.

207

Page 16: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

Teori medan telah berhasil mengintegrasikan faktor-faktor biologis dan

sosiologis yang biasanya dipandang secara bertentangan.  Lewin menyatakan

posisinya secara eksplisit:  faktor-faktor pengaruh psikologis dari lingkungan

terhadap tingkahlaku dan perkembangan anak benar-benar penting. Psikologi

secara umum dipandang sebagai medan biologis.

Landasan teori medan mengenai perkembangan remaja bahwa remaja

merupakan periode transisi yang di dalamnya remaja harus mengubah anggota

kelompknya. Anak dan orang dewasa memiliki konsep yang jelas mengenai

keanggotaan kelompok mereka, sedangkan remaja masuk di antara kelompok anak-

anak dan kadang masuk dalam kelompok dewasa tanpa keterlibatan lengkap di

kedua kelompok tersebut. Orangtua, guru, dan masyarakat merefleksikan kekurang

jelasan status remaja ini, perasaan ambigius mereka terhadap remaja menjadi

tampak jelas ketika mereka suatu saat memperlakukan remaja sebagaimana kanak-

kanak, dan kali lain memperlakukan mereka sebagai orang dewasa. Berbagai

kesulitan muncul sebab format perilaku kekanak-kanakan tertentu tidak lagi bisa

diterima. Pada waktu yang sama sebagian dari format perilaku sebagai orang

dewasa waktu itu belum diijinkan juga, atau jika mereka diijinkan, mereka merasa

baru dan asing bagi anak remaja.

Remaja dapat disebut sebagai lokomotif sosial, sebab ia bergerak ke dalam

medan sosial dan psikologis secara tak terstruktur. Tujuan tidak lagi jelas, dan alur

mereka rancu dan penuh dengan ketidakpastian. Ketidakpastian tersebut, dilukis-

kan ketika remaja laki-laki pertama kali kencan ke teman wanitanya. Oleh karena

remaja tidak memiliki pemahaman yang pasti mengenai status sosialnya,

pengharapannya, dan urusannya, maka perilakunya mencerminkan ketidakpastian,

tampak ragu-ragu.  

Sebagai contoh, remaja yang dihadapkan dengan beberapa pilihan yang

menarik pada waktu yang sama relatif memiliki batasan untuk mencapainya.

208

Page 17: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

Mengemudi mobil, merokok, menikmati hubungan seksual adalah semua tujuan

yang mungkin dicapai remaja, dan dengan begitu mereka menjadi bagian dari hidup

anak remaja. Bagaimanapun, mereka tidak dengan serta merta dapat dilakukan

remaja, sebab adanya pembatasan oleh orangtua, pembatasan undang-undang, atau

kode etik yang telah diinternalisasi individu. Oleh karena remaja bergerak melalui

medan perubahan yang cepat, maka ia tidak tahu arah untuk mencapai tujuan

khusus dan terbuka bagi bimbingan yang konstruktif, tetapi ia juga menolak

terhadap rayuan dan tekanan.

Self-image individu bergantung pada tubuhnya. Selama proses

perkembangan normal, perubahan tubuh akan terjadi dan akan membentuk self-

image yang stabil. Kesan tentang tubuh membuat penyesuaian terhadap perubahan

perkembangan sedemikian rupa, sehingga individu memahami badannya. Selama

perubahan-perubahan remaja terjadi dalam hal struktur tubuhnya, pengalaman

tubuhnya, dan sensasi-sensasi baru mengenai tubuhnya, serta harapan yang lebih

drastis sedemikian rupa, maka kesan mengenai tubuh mereka menjadi kurang

dikenal, tidak reliable, dan tak dapat diramalkan. Remaja yang asyik dengan

normalitas tubuhnya dan bagaimana tubuhnya diterima oleh orang lain, sebenarnya

ia telah diganggu oleh kesan tubuhnya. Ia akan menghabiskan banyak waktu untuk

memperhatikan tubuhnya di kaca atau berupaya mengembangkan karakteristik

seksual primer dan sekundernya dalam kaitannya dengan teman sebayanya. Hal ini

dapat dipahami, sebab tubuh memiliki kaitan yang erat dengan perasaan tentang

kemenarikan, stabilitas, keamanan, dan peran seksual remaja. Perasaan negatif

mengenai tubuh berkaitan dengan self-concept yang negatif dan banyak

ketidastabilan emosi yang dapat mengubah orientasi hidup manusia.

Teori medan mendefinisikan remaja sebagai periode transisi dari anak ke

dewasa. Transisi ini ditandai oleh perubahan yang mendalam, pertumbuhan yang

cepat, dan diferensiasi ruang hidup yang sejalan dengan yang telah terbentuk

sebelumnya waktu kanak-kanak akhir. Transisi juga ditandai oleh kenyataan bahwa

209

Page 18: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

individu memasuki alam kognitif yang tak terstruktur yang menghasilkan perilaku

yang tidak menentu. Transisi dari anak menjadi dewasa merupakan kejadian yang

universal, dimana anak menjadi dewasa yang matang dalam semua masyarakat.

Namun demikian, pergeseran dari anak ke dewasa dapat terjadi dalam pola-pola

yang berbeda-beda. Hal ini dapat dalam bentuk pergeseran yang mendadak, seperti

dapat diamati di dalam masyarakat primitif di mana dilakukan upacara menyambut

kehadiran pubertas mengakhiri masa kanak-kanak dan menandakan permulaan dari

kedewasaan.

Sejalan dengan Lewin, ada perbedaan budaya dalam perilaku remaja. Ia

mengemukakan perbedaan ini untuk beberapa factor, antara lain ideologi, sikap,

nilai-nilai yang diakui dan ditekankan; cara yang di dalamnya berbagai aktivitas

dipandang sebagai berkaitan dan atau tidak berkaitan. Misalnya, antara aspek

keagamaan dan kerja bagi masyarakat tertentu sangat berkaitan sedang bagi

masyarakat lainnya tidak; dan jarak periode remaja berbeda-beda dari satu budaya

dengan budaya lain, dari satu kelas sosial dengan kelas sosial lainnya di dalam satu

budaya.

B. Kebutuhan Dasar Manusia

Salah satu aspek penting dalam membahas perkembangan manusia adalah

kebutuhan dasar yang melekat pada setiap orang. Abraham Maslow adalah tokoh

yang terkenal dalam menguraikan kebutuhan dasar tersebut. Maslow

mengemukakan beberapa kebutuhan dasar manusia sebagai suatu hirarki. Artinya,

orang akan berupaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya dari yang paling

dasar menuju ke yang paling tinggi. Secara umum, manusia memiliki kebutuhan

dasar: fisik, aman, cinta dan keterlibatan, harga diri, aktualisasi diri. Pada

perkembangannya, kebutuhan tersebut berkembang yakni ditambahkan dengan

210

Page 19: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

kebutuhan akan pengetahuan dan yang tertinggi adalah kebutuhan akan keindahan.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut digambarkan dalam piramid sebagai berikut:

Maslow mempresentasikan kebutuhan dasar dalam sebuah hirarki

(hierarchy of needs). Setelah kebutuhan yang paling dasar dari manusia berupa

udara, air, makanan, dan seks berturut-turut diikuti dengan kebutuhan dasar lainnya.

Pada mulanya, Maslow menganggap bahwa aktualisasi diri merupakan kebutuhan

tertinggi, namun akhir-akhir ini ditambahkan dengan kebutuhan akan rasa

keindahan atau estetika sebagai kebutuhan tertinggi.

1. Kebutuhan fisiologis (The physiological needs)

Kebutuhan fisiologis manusia terdiri atas berbagai macam, antara lain

kebutuhan akan oksigin, air, protein, garam, gula, kalsium, serta mineral dan

vitamin lainnya. Kebutuhan ini juga mencakup kebutuhan untuk

mempertahankan keseimbangan kadar pH dan termperatur tubuh. Di samping

itu, kebutuhan fisiologis juga meliputi kebutuhan untuk aktif, istirahat, tidur,

dan membuang kotoran (CO2, keringat, urin, dan berak). Beberapa kebutuhan

yang dapat digolongkan pada kebutuhan fisiologis lainnya adalah kebutuhan

untuk menghindar dari rasa sakit dan kebutuhan akan kehidupan seksual.

211

Page 20: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

Maslow didukung oleh sejumlah penelitian menjadi yakin bahwa

kebutuhan-kebutuhan tersebut sangat individual. Penelitian terhadap ibu-ibu

yang sedang hamil, kebutuhan akan fisiologis ini menjadi semakin meningkat

sejalan dengan kenyataan bahwa orok yang ada dalam kandungan juga

membutuhkan makanan.

Pada saat kebutuhan fisiologis menjadi bagian utama dari kehidupan

manusia, maka kebutuhan-kebutuhan lainnya tidak akan menjadi pusat

perhatian. Sebagai contoh, ketika kebutuhan akan makan dan minum menjadi

utama, maka orang tidak pernah banyak memikirkan resiko akan keamanan

dirinya. Dia akan berani melakukan sesuatu demi memenuhi kebutuhan

sisiologis tersebut tanpa mempedulikan apakah untuk mendapatkan makan dan

minum tersebut mengandung bahaya bagi keselamatan diri atau tidak.

2. Kebutuhan akan rasa aman (The safety and security needs). 

Apabila sebagian besar kebutuhan fisiologis telah terpenuhi, maka akan

mulai terbuka akan kebutuhan rasa aman. Orang akan menjadi mulai berke-

inginan untuk mendapatkan suasana yang aman, kehidupan yang stabil,

mendapatkan perlindungan. Orang mungkin akan mulai mengembangkan

kebutuhan untuk hidup lebih teratur dengan aturan-aturan yang lebih mengikat.

Dalam pandangan dari sisi negatif, orang cenderung menjadi lebih

tergugah bukan saja dengan kebutuhan akan baju, tetapi berkaitan dengan

perasaan takut dan cemas. Pada masayarakat kita, kebutuhan ini dinyatakan

dalam bentuk keinginan untuk memiliki rumah, hidup bertetangga secara

harmonis, memiliki pekerjaan, memiliki rencana masa depan yang lebih baik.

pada masyarakat yang sudah lebih maju, maka kebutuhan akan keamanan

dinyatakan dengan keikutsertaan mereka pada program asuransi dengan segala

macam bentuknya, termasuk asuransi hidup, asuransi pendidikan, asuransi

kebakaran, dan sebagainya.

212

Page 21: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

3. Kebutuhan akan Kasih sayang dan keterlibatan (The love and belonging needs). 

Apabila sebagian besar kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa

aman sudah terpenuhi, maka kebutuhan ketiga akan mulai muncul. Orang akan

mulai terbuka untuk memenuhi kebutuhan mereka akan rasa kasih sayang dan

keterlibatan dengan orang lain. Orang akan mulai mengembangkan

kebutuhannya untuk berkawan, hidup bahagia, memiliki hubungan yang

menyenangkan, merasa sebagian bagian dari komunitasnya. Secara negatif,

orang menjadi meningkat ketakutannya dalam kesendirian dan memiliki

kecemasan sosial.

Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan ini dinyatakan dalam bentuk

keinginan untuk menikah, memiliki keluarga, merasa sebagai bagian dari

masyarakat, sebagai bagian dari kehidupan keagamaan, menjadi bagian dari

suatu gang atau kelompok bermain. Dalam kehidupan juga dinyatakan sebagai

bagian dari kehidupan kariernya.

4. Kebutuhan akan harga diri (The esteem needs)

Secara lambat laun setelah kebutuhan akan kasih sayang dan menjadi

terlibat dalam kehidupan, orang akan mengembangkan kebutuhannya akan

harga diri. Maslow membedakan kebutuhan akan harga diri rendah dan tinggi.

Dalam tingkatan yang rendah, kebutuhan ini diwujudkan dalam bentuk-bentuk,

misalnya: kebutuhan dihargai orang lain, kebutuhan akan status, kebutuhan akan

pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, dan kebutuhan untuk menjadi bagian

dominan. Dalam kategori yang lebih tingi, kebutuhan akan harga diri

diwujudkan dalam bentuk kebutuhan untuk mendapatkan kepercayaan diri,

mencakup merasa percaya diri, mampu, berprestasi, tuntas dalam berkarya,

mandiri, dan bebas.

213

Page 22: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

Dalam sisi negatif dari kebutuhan ini dinyatakan dalam bentuk harga diri

rendah atau mengalami inferioritas. Sejalan dengan pandangan Alfred Adler,

kenyataan ini banyak bersumber dari persoalan-persoalan psikologis. Pada

masyarakat modern, kebanyakan tidak lagi mempersoalkan kebutuhan akan

aspek fisiologis dan rasa aman. Mereka cenderung mengalami hambatan dalam

hal pemenuhan kebutuhan cinta kasih dan menjadi terlibat dalam banyak bidang

kehidupan. Oleh karena itu, dalam aspek terakhir ini harus menjadi pusat

perhatian dari kehidupan kita sehari-hari, saat ini.

Empat tingkat hirarki kebutuhan di atas di sebut sebagai kekurangan

kebutuhan (deficite needs atau D-needs).  Ketika kita tidak cukup memiliki atau

terpenuhi kebutuhan di atas artinya kita kekurangan dan kita menjadi merasa butuh

untuk itu. Sebaliknya, ketika kita telah memenuhi semuanya, maka kita tidak lagi

akan memerlukannya.

Maslow juga mengemukakan tingkatan-tingkatan tersebut dengan istilah

homeostasis.  Homeostasis merupakan prinsip kerja sebagaimana ukuran panas

(thermostat):  Jikalau terlalu dingin, maka pindahkan saklar ke panas, jika terlalu

panas, pindahkan ke dingin atau saklar panasnya dimatikan.  Dalam cara kerja yang

sama, maka tubuh kita bila kekurangan sesuatu kebutuhan akan mengembangkan

perasaan “lapar” untuk itu. Jika kebutuhan tertentu telah terpenuhi akan berhenti

dengan sendirinya. 

214

Page 23: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

Maslow memandang semua kebutuhan di atas merupakan kebutuhan akan

kelangsungan hidup (survival needs).  Kata Maslow, cinta kasih dan harga diri

merupakan kebutuhan untuk memperhatankan (memelihara) kesehatan. Ia juga

menyatakan bahwa kita memiliki dua macam kebutuhan itu bagaikan instink. Oleh

karena itu sering keduanya disebut instinctoid needs.

Di bawah kondisi tertekan (stressful conditions) atau ketika kelangsungan

hidup kita terancam, maka kita akan turun ke arah kebutuhan yang lebih rendah.

Ketika karier Anda turun, maka kemungkin besar Anda akan mencari perhatian.

Jika keluargamu menjauhimu, kamu akan membutuhkan rasa cinta dan

mengabaikan harga diri.

Maslow juga mengemukakan perlunya orang mengembangkan filosofi masa

depan (philosophy of the future) dimana kita memiliki rancangan kehidupan yang

ideal atau dunia yang diangankan dan untuk itu memerlukan informasi-informasi

untuk memenuhi kebutuhan akan masa depan tersebut.

Jikalau Anda memiliki masalah yang berat sepanjang perkembangan Anda,

misalnya selama masa kanak-kanak tidak merasa aman, atau ditinggal mati keluarga

yang dicintai, maka Anda akan mengatur kebutuhan agar hidup menjadi lebih

tenang atau lebih santai.

5. Kebutuhan untuk Aktualisasi Diri (Self-actualization)

Istilah aktualisasi diri dipersamakan oleh Maslow dengan motivasi untuk

tumbuh atau being needs atau B-needs sebagai lawan dari D-needs). Pada

pandangan awal, kebutuhan ini dipandang yang tertingi dari kebutuhan manusia.

Namun, akhir-akhir ini ada kebutuhan yang lebih tinggi lagi yaitu kebutuhan

akan pengetahuan dan kebutuhan akan rasa keindahan.

215

Page 24: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

Kebutuhan untuk aktulisasi diri tidak termasuk ke dalam keseimbangan

atau homeostasis.  Dalam kenyataannya kebutuhan ini kadang lebih kuat dari

kebutuhan lainnya. Kebutuhan ini mencakup keinginan terus-menerus untuk

mengaktualisasikan potensi sampai pada batas yang dapat dicapai. Untuk

dikatakan sebagai “dirimu” kebutuhan ini harus dipenuhi sampai batas yang

paling lengkap. Oleh karena itulah maka kebutuhan ini disebut aktualisasi diri.

Artinya, menampilkan keseluruhan pribadinya sampai batas puncak.

Dalam memahami teori kebutuhan secara lengkap, maka perlu

diperhatikan bahwa jika Anda ingin benar-benar mampu mengaktualisasikan

diri, maka Anda perlu memenuhi dulu kebutuhan-kebutuhan di bawahnya yang

lebih lengkap. Jika Anda lapar, Anda perlu mengambil makanan. Jika Anda

tidak aman, maka Anda perlu mendapat pengawalan. Jika Anda merasa

terisolasi atau tidak dicintai, maka Anda perlu memuaskan kebutuhan tersebut;

Jika Anda merasa rendah diri, maka Anda perlu mempertahankan harga diri

atau mengkompensasikannya;  Jika kebutuhan-kebutuhan tersebut tak terpenuhi,

maka sulit bagi Anda untuk memenuhi kebutuhan tertinggi Anda yakni untuk

menampilkan potensi Anda. Dalam berbagai penelitian, ternyata di dunia ini

sangat jarang ditemukan orang yang mampu memenuhi kebutuhan tertinginya

untuk beraktualisasi diri. Maslow menyebut angka dua persen (2%) saja umat

manusia di dunia ini yang mampu menampilkan potensinya secara penuh.

Bagaimanakah orang yang dipandang mencapai aktualisasi diri puncak?

Maslow menyebutkan beberapa petunjuk mengeni sifat-sifat manusia yang telah

terpenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya dan dalam hidupnya menjadi bahagia,

yaitu orang-orang yang mengutamakan:

Kebenaran, bukannya ketidak jujuran.

Kebaikan, bukannya kejahatan.

Kecantikan (pribadi), bukannya kejelekan atau ketidaksopanan.

216

Page 25: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

Kesatuan dan keutuhan pribadi, bukannya aneka pilihan yang dipaksakan.

Kesadaran akan perilaku sebagai bagian hidupnya, bukan sebagai

mekanisasi dari hidup (upaya mempertahankan diri belaka).

Keunikan pribadi, bukan keseragaman yang lemah.

Kesempurnaan dan kemanfaatan, bukan kejorokan, ketidakajegan, atau

ketidakbergunaan.

Kelengkapan, bukannya ketidaklengkapan.

Keadilan dan keteraturan, bukan ketidakadilan dan pelanggaran aturan.

Kesederhanaan, bukan kompleksitas yang tak perlu.

Merasa kaya, bukan merasa miskin atau lemah.

Giat berusaha, bukan tegang dalam berusaha.

Santai, bukan suram atau cemberut, hati tak senang, kerja yang

menjemukan.

Mencukupi keperluan sendiri, bukan ketergantungan.

Hidup bermakna (Meaningfulness), bukannya kesia-siaan.

Tentu saja untuk memiliki sifat di atas tidaklah sederhana. Ketika manusia

hidup dalam tekanan ekonomi, tekanan perang, hidup di lingkungan masyarakat

miskin, atau cemas karena mengkhawatirkan tidak cukup makan, sifat-sifat di atas

sulit untuk berkembang. Dalam kenyataannya, Maslow yakin bahwa keadaan dunia

dimana kita hidup menjadi kunci dari terpenuhinya kebutuhan manusia.

6. Kebutuhan Pengetahuan (Knowledge Needs)

Untuk mencapai aktualisasi diri secara memadai, manusia membutuhkan

sarana. Dalam perkembangan teori kebutuhan, dikemukakan bahwa manusia

memiliki kebutuhan yang lebih tinggi dari aktualisasi diri yaitu kebutuhan akan

pengetahuan. Hanya orang-orang yang berilmu yang mampu

mengaktualisasikan diri secara memadai. Dalam hal ini dapat dicontohkan

ketika seseorang memiliki potensi kuat di aspek fisik (body-kinesthetic), maka

217

Page 26: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

ia baru akan mampu mengaktulasisasikan potensi fisiknya tersebut kalau

menguasai “ilmu” olah fisik secara memadai. Bila kita tidak memiliki

pengetahuan yang cukup di bidang olah fisik, maka kita tak akan bisa tampil

memadai.

7. Kebutuhan akan Rasa Keindahan (Aesthetic Needs)

Puncak dari kebutuhan manusia adalah rasa keindahan. Kebutuhan ini

terkait dengan kehalusan budi manusia. Ada kaitannya pula dengan apresiasi

manusia terhadap segala kebutuhan hidupnya. Terpenuhinya kebutuhan

fisiologis tidak saja secara lahiriyah terpenuhi, tetapi lebih dari itu, terpenuhinya

kebutuhan fisiologis tersebut akan diikuti dengan rasa estetika. Makan tidak

sekedar makan, tetapi bagaimana makan tersebut disertai dengan suasana indah.

Demikianpun rasa aman. Aman secara fisik tidak saja memakai baju seadanya,

tetapi perlu memikirkan rasa keindahan. Begitu selajutnya, kebutuhan-

kebutuhan yang lebih tinggi pun akan dimanifestasikan dalam rasa estetika bagi

masing-masing pribadi manusia.

Aplikasi Teori Kebutuhan dalam Pendidikan

Maslow telah mengembangkan teori kepribadian yang sangat berpengaruh

dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Pengaruh yang luas ini sampai pada

tataran praktis. Sebagai ahli psikologi humanistik, Maslow yakin bahwa manusia

tidak bisa dibuka atau ditutup dengan kekuatan mekanistik, sebagaimana diajarkan

oleh kaum behavioristik yang menekankan pada hubungan stimulus dan respon,

atau dorongan-dorongan dari alam ketidaksadaran sebagaimana diajarkan kaum

psikoanalisis. Kaum humanis menekankan bahwa manusia itu memiliki potensi.

Mereka yakin bahwa manusia itu berkehendak untuk mencapai kapabilitas yang

lebih tinggi. Manusia akan mencari bentuk-bentuk kreativitas, mereka berkehendak

untuk mencapai kesadaran tinggi atau mencapai kehidupan yang arif (wisdom).

218

Page 27: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

Suatu kehidupan yang berorientasi kepada kemaslahatan diri dan kemaslahatan

umat manusia pada umumnya. Keadaan ini dilabelkan oleh kaum humanis sebagai

"fully functioning person", "healthy personality", atau sebagaimana dinyatakan oleh

Maslow sebagai "self-actualizing person.".

Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa Maslow menyusun

kebutuhan manusia dalam sebuah hirarki. Kebutuhan-kebutuhan tersebut

instinctoid, yang sejajar dengan instincts pada binatang. Dalam kaitan ini, ada

keyakinan bahwa jika lingkungan baik, maka orang akan tumbuh menjadi kuat dan

berpribadi cantik, mampu mengaktualisasikan diri secara memadai. Sebaliknya,

jika lingkungan tidak baik, maka manusia akan tumbuh dalam pertumbuhan yang

lemah dan tidak menyenangkan.

Maslow yakni bahwa satu-satunya alasan orang tidak bergerak menuju ke

arah kebutuhan self-actualization disebabkan oleh hambatan-hambatan dari

masyarakat. Peristiwa pendidikan merupakan cara memadai untuk menghantarkan

manusia mencapai kebutuhan aktualisasi diri secara memadai. Maslow menyatakan

bahwa pendidik harus merespon terhadap potensi-potensi individu untuk tumbuh ke

arah a self-actualizing person. Ada sepuluh pesan bagi para pendidik dalam

kerangka memberi kesempatan anak untuk mengaktualisasikan dirinya:

1. Pendidik harus mengajar anak untuk menjadi authentic, untuk menyadari

“dunia dalam” mereka untuk mendengarkan suara hati mereka sendiri.

2. Pendidik harus mengajar anak-anak untuk menjadi transcend their cultural

conditioning dan menjadi warga dunia yang arif.

3. Pendidik harus membantu anak untuk menemukan dunia kerja mereka

dalam kehidupan sehingga mendapat tempat yang pas untuk aktualisasi diri.

Hal ini dikhususkan pada penemuan karier yang tepat.

4. Pendidik harus mengajarkan bahwa hidup itu mahal, bahwa ada

kegembiraan yang bisa dialami dalam hidup, jika orang terbuka untuk

219

Page 28: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

mencari situasi-situasi yang baik dan menggembirakan, maka hal ini akan

membuat hidup itu menyenangkan.

5. Pendidik harus menerima anak sebagaimana anak adanya dan membantu

mereka atas dasar “dunia dalam” mereka. Atas dasar pengetahuan kita

tentang bakat dan hambatan-hambatannya, maka kita akan tahu apa yang

harus diperbuat terhadap keadaan seseorang anak sesuai dengan potensi

masing-masing.

6. Pendidik harus melihat bahwa kebutuhan dasar manusia itu harus dipuaskan.

Anak-anak harus merasa aman, merasa terlibat, dan merasa memiliki harga

diri.

7. Pendidik harus menyegarkan kembali kesadaran anak, mengajar anak untuk

mengapresiasi hal-hal yang indah dan baik dalam hehidupan.

8. Pendidik harus mengajar anak bahwa mengontrol atau mengendalikan diri

itu bagus. Peristiwa mengendalikan diri merupakan upaya untuk

meningkatkan kualitas hidup dalam semua bidang.

9. Pendidik harus mengajar anak untuk memahami permasalahan hidup dan

bergulat dengan permasalahan yang serius dalam hidup. Hal ini mencakup

peristiwa-peristiwa ketidakadilan, kesakitan, penderitaan, dan kematian.

10. Pendidik harus mengajar anak untuk menjadi pemilih yang baik. Anak-anak

harus diberi banyak pengalaman untuk melakukan pilihan-pilihan dengan

baik.

C. Tugas-Tugas Perkembangan Manusia

Pada bagian ini akan dikemukakan delapan tugas-tugas perkembangan yang

dihadapi remaja. Pada bagian sebelumnya telah dikemukakan definisi remaja,

perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, secara biologis dan psikologis.

Pada bagian ini akan dikemukakan delapan tugas perkembangan utama yang harus

dialami oleh remaja. Dengan memahami tugas-tugas perkembangan berikut ini

220

Page 29: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

diharapkan orangtua dan guru-guru dapat memberikan dukungan dan kesempatan

yang tepat agar remaja mampu melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan baik.

Apakah tugas-tugas perkembangan yang dihadapi remaja?

Tugas perkembangan utama yang dihadapi remaja adalah dimilikinya

identitas secara stabil dan menjadi orang dewasa yang lengkap dan produktif.

Sebagian besar waktu remaja akan dipergunakan untuk mengembangkan diri dalam

menghadapi perubahan-perubahan pengalaman dan peran-peran hidup mereka dari

masa kanak-kanak. Remaja mencari peran hidup mereka dalam masyarakat melalui

aktif belajar dari kehidupan nyata yang mengarahkan mereka untuk menemukan jati

dirinya sendiri.

Perubahan-perubahan yang dialami anak pada masa pubertas membawa

kesadaran baru terhadap diri sendiri dan reaksi-reaksi orang lain terhadap dirinya.

Sebagai contoh, kadang-kadang orangtua menerima remaja sebagai orang dewasa,

sebab mereka secara fisik tampak seperti fisik orang dewasa. Sebaliknya,

sebenarnya mereka belum dewasa. Remaja membutuhkan tempat (kamar) untuk

mengeksplorasi dirinya sendiri dan dunia mereka sendiri. Jadi sebagai orang

dewasa, kita perlu menyadari kebutuhan-kebutuhan remaja dan memberikan

kesempatan-kesempatan yang diperlukan untuk tumbuh berperan sebagai orang

dewasa.

Tugas-tugas perkembangan merupakan ukuran atau pertanda sebagai

perkembangan yang normal dari remaja dalam mengarungi hidupnya. Ada delapan

tugas perkembangan utama yang dihadapi remaja, yaitu:

1. Memperoleh hubungan baru dan lebih matang dengan orang lain, baik

dengan remaja laki-laki maupun perempuan, pada kelompok seusia.

2. Mencapai peran sosial sebagai laki-laki atau perempuan.

3. Menerima keadaan fisiknya sebagaimana adanya.

4. Mencapai kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.

221

Page 30: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

5. Mempersiapkan diri untuk hidup dalam ikatan perkawinan dan berumah

tangga.

6. Mempersiapkan diri dalam bidang karier.

7. Memperoleh seperangkat nilai-nilai dan suatu sistem etika sebagai pemandu

perilaku -- mengembangkan suatu ideologi penuntun perilaku pribadi.

8. Berkeinginan dan berusaha mencapai perilaku yang dapat dipertanggung-

jawabkan secara sosial.

Setiap tugas perkembangan tersebut secara berturut-turut dijelaskan sebagai

berikut.

1. Memperoleh hubungan baru dan lebih matang dengan orang lain, baik

dengan remaja laki-laki maupun perempuan, pada kelompok seusia

Remaja belajar melalui usaha-usaha untuk beriteraksi dengan orang lain

dengan cara-cara yang lebih dewasa. Kematangan fisik memainkan peranan

penting dalam beriteraksi dengan teman-teman dari kelompok sebaya. Remaja

yang tingkat kematangannya lebih rendah dari ukuran usia sebayanya akan

mengalami penolakan dari kelompok sebayanya. Keadaan ini akan diikuti dengan

perilaku remaja tersebut untuk mencari kelompok lain yang tingkat

perkembangannya serupa dengan dirinya. Remaja putri yang lebih cepat matang

akan masuk ke dalam kelompok sebaya yang memiliki kematangan fisik serupa

dengan perkembangan dirinya, sehingga memungkinkan remaja putri ini lebih cepat

aktivitas seksualnya.

Pemantauan oleh orang tua akan sangat berguna dalam menunjang arah

perkembangan remaja. Namun, perlu disadari bahwa orang tua memiliki

keterbatasan dalam pemantauan ini, sebab banyak waktu remaja dihabiskan dalam

aktivitas di luar jangkauan orang tua.

222

Page 31: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

2. Mencapai peran sosial sebagai laki-laki atau perempuan

Anak remaja mengembangkan definisi mereka sendiri tentang apa yang

dimaksud pria atau wanita. Bagaimanapun, kebanyakan anak remaja menepati

peran atas dasar jenis kelamin sejalan dengan pandangan budaya bahwa kaum pria

itu berperilaku tegas dan kuat, sedangkan wanita bersifat pasif dan lemah.

Duapuluh tahun terakhir ini, peran-peran ini sudah menjadi lebih mencair. Artinya,

tidak selalu peran-peran tegas harus diambil laki-laki, sedangkan peran-peran lemah

harus diambil perempuan. Sebagai orang dewasa, kita harus menyediakan

kesempatan bagi anak remaja untuk menguji dan mengembangkan peranan sosial

yang feminin atau maskulin mereka. Sebagai contoh, kita harus mendorong remaja

pria untuk menyatakan perasaan mereka dan mendorong wanita untuk menyatakan

diri mereka lebih dari terbuka dan tegas yang mereka tak memilikinya di masa lalu.

3. Menerima keadaan fisiknya sebagaimana adanya

Permulaan dari pubertas dan tingkat perubahan fisik untuk anak remaja amat

bervariasi. Remaja-remaja tertentu yang dengan mudah menghadapi perubahan itu

sebagian mencerminkan bagaimana pertumbuhan fisik mereka memenuhi

pertumbuhan fisik yang sempurna sebagaimana yang diidam-idamkan para remaja

laki-laki atau wanita-wanita. Sebaliknya, remaja yang tidak memenuhi standar

pertumbuhan fisik yang ideal akan banyak memerlukan dukungan ekstra dari orang

dewasa untuk meningkatkan perasaan nyaman dan self-worth mengenai bentuk

badan mereka.

4. Mencapai kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya

Anak-anak memperoleh kekuatan dari cara-cara mereka

menginternalisasikan nilai-nilai dan sikap-sikap orangtua mereka. Cara-cara ini

lambat laun mulai memudar sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak

menjadi remaja. Remaja, bagaimanapun, harus menggambarkan kembali sumber

223

Page 32: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

kekuatan mereka dari kekuatan pribadi dan bergerak ke arah kepercayaan pada diri

sendiri. Perubahan ini akan lebih mudah jika anak remaja dan orang tua dapat

mencapai mufakat sampai batas level tertentu dari kemerdekaan atau kebebasan

yang meningkat dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, orang tua dan anak remaja

perlu menetapkan waktu jam malam dimana anak boleh ke luar rumah. Waktu itu

harus ditingkatkan ketika anak remaja kita menjelang masa dewasa.

5. Mempersiapkan diri untuk hidup dalam ikatan perkawinan dan berumah

tangga

Kematangan di bidang seksual merupakan basis dari tugas pengembangan

remaja. Pencapaian tugas-tugas pengembangan ini sulit sebab anak remaja

seringkali bingung antara perasaan seksual dengan keakraban yang asli. Tentu saja,

tugas pengembangan ini pada umumnya tidak dicapai sampai masa remaja akhir

atau awal kedewasaan.

Dalam kaitan ini, tugas pendidikan bukannya mempersiapkan remaja

melaju ke jenjang perkawinan. Hal yang lebih pokok adalah bagaimana remaja

memiliki sikap yang tepat menghadapi kebingungan mereka atas perasaan-perasaan

seksual dan hubungan-hubungan interpersonal yang akrab dengan lawan jenisnya.

Problema perilaku seksual akhir-akhir ini menjadi salah satu bagian keprihatinan

sebagian besar orang tua dan pendidik pada umumnya.

6. Mempersiapkan diri dalam bidang karier

Di dalam masyarakat kita, anak remaja dipandang telah menjangkau status

orang dewasa ketika ia bisa mendukung dirinya sendiri dalam hal keuangan. Tugas

ini telah menjadi lebih sulit dibanding di masa lalu sebab permintaan pasar

pekerjaan menuntut pendidikan dan ketrampilan yang tinggi. Saat ini, tugas

pengembangan mempersiapkan diri di bidang karier secara umum tidak dicapai

224

Page 33: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

sampai masa remaja akhir atau awal kedewasaan, setelah individu menyelesaikan

pendidikannya, dan memperoleh beberapa tingkat awal pengalaman bekerja.

7. Memperoleh seperangkat nilai-nilai dan suatu sistem etika sebagai

pemandu perilaku -- mengembangkan suatu ideologi pribadi.

Anak remaja sudah dapat berpikir secara abstrak dan situasi yang mungkin

bakal terjadi. Dengan perubahan di dalam berpikir ini, anak remaja bisa

mengembangkan seperangkat keyakinan dan nilai-nilainya sendiri.

8. Berkeinginan dan berusaha mencapai perilaku yang dapat

dipertanggungjawabkan secara sosial

Keluarga merupakan tempat di mana anak-anak menggambarkan atau

mendefinisikan diri mereka dan dunia mereka sendiri. Sementara itu, remaja

mendefinisikan atau menggambarkan diri mereka dan dunia mereka dari peranan

sosial yang baru mereka jalani. Status remaja di dalam masyarakat, di luar dari

keluarga merupakan suatu keberhasilan yang penting bagi masa remaja akhir dan

orang dewasa awal. Remaja dan orang dewasa awal sebagai anggota masyarakat

yang lebih luas melalui keterlibatan mereka dalam ketenagakerjaan (dimana mereka

memiliki kemerdekaan dalam bidang keuangan) dan kemerdekaan emosional dari

orang tua.

RANGKUMAN

Sebagian besar remaja menghadapi tugas perkembangan sebagai suatu yang

menantang, namun sebagian besar tidaklah tak dapat ditanggulangi. Galibnya,

remaja sedang menguji kemerdekaan dirinya dari belenggu orangtuanya; namun

mereka bukanlah, dan tidak ingin, secara total mandiri. Orangtua dan orang dewasa

harus menyediakan suatu lingkungan yang mendukung untuk anak remaja yang

sedang mencari dan menyelidiki identitas diri mereka. Orang tua dan orang dewasa

225

Page 34: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

kebanyakan berpegang teguh dalam prinsip. Remaja memerlukan orang tua untuk

memainkan peran aktif di antara orang tua-orang tua yang masih hidup dan

memiliki kemauan juga yang mungkin berbeda dari remaja. Bagaimanapun, orang

dewasa harus menyediakan anak remaja beberapa ruang untuk bertanggung jawab

dalam pengambilan keputusan mereka sendiri serta bertanggung jawab atas

konsekuensi dari keputusan yang diambilnya. Ketika remaja membuat kesalahan

atas keputusan yang diambil, mereka memerlukan dukungan dan bimbingan dari

orang tua dan orang dewasa untuk membantu mereka untuk mengetahui dari

pengalaman menghadapi sesuatu terkait dengan keputusan tersebut. Dengan

mengetahui tugas perkembangan anak remaja, orang tua dan orang dewasa dapat

membantu kekeliruan yang diperbuat oleh anak remaja menjadi peluang yang

mampu meningkatkan penguasaan anak remaja atas ketrampilan hidup. Kadang-

Kadang interaksi antar orangtua dan orang dewasa lain dengan anak remaja akan

menjadi tantangan dan pertentangan yang tidak pasti, tetapi adalah penting bahwa

orang tua dan orang dewasa tetap tabah dan memberi kepercayaan kepada anak

remajanya serta yakin bahwa anaknya akan sanggup menyelesaikan segala urusan.

Orang tua dan orang dewasa mempunyai sebuah peran yang penting untuk

dilakukan dan diperkirakan mempunyai dampak positif bila secara tidak kentara

mereka hidup di antara anak remajanya.

Kompleksitas perubahan yang dihadapi individu mulai terasa pada dekade

kedua ketika manusia hidup. Tentu saja, masa remaja ditandai oleh banyak

perubahan-- biologi, phisik, emosional dan intelektual. Informasi dari rangkaian

perubahan-perubahah dalam berbagai bidang tersebut akan menjadi "petunjuk jalan

(road map)" untuk mengantisipasi dari anak remaja. Penggunaan petunjuk jalan ini,

orang tua dan orang dewasa lain dapat mendukung anak remaja atas perjalanan

mereka ke arah mencapai tujuan mereka, yakni menjadi orang dewasa yang

produktif dan berkompeten.

226

Page 35: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

PENDALAMAN

Untuk memperoleh penguasaan yang mendalam mengenai kebutuhan dan

tugas-tugas perkembangan remaja, kerjakanlah tugas-tugas berikut ini dengan

saksama.

1. Beberapa orang ahli menyampaikan pandangannya mengenai perkembangan

remaja. Menurut pandangan Anda sendiri bagaimana, benarkah bahwa remaja

hidupnya hanya untuk “mengabdi” kepada kehidupan seksual?

2. Amatilah beberapa remaja, bedakan di antara remaja yang Anda amati

bagaimana perkembangan identitas dirinya? Adakah di antara mereka ada yang

identitas dirinya tidak sehat? Kalau ada, bagaimana karakteristik yang tampak?

3. Tekanan dari pemenuhan kebutuhan di masa remaja adalah aktualisasi diri.

Adakah di antara remaja yang menurut penilaian Anda belum waktunya

aktualisasi diri, artinya mereka masih bergelut dengan kebutuhan dasar yang

lebih rendah? Bagaimana kita menghantarkan remaja agar mampu

beraktualisasi diri?

DAFTAR RUJUKAN

Carnegie Council on Adolescent Development (1995). Great transitions: Preparing adolescents for a new century. New York: Carnegie Corporation.

Cobb, N. J. (1994). Adolescence: Continuity, change, and diversity. Mountain View, CA: Mayfield Publishing.

Dryfoos, J. G. (1990). Adolescents at risk: Prevalence and prevention. New York: Oxford University Press.

Eccles, J. S., Midgley, C., Wigfield, A., Buchanan, C. M., Reuman, D., Flanagan, C. & Mac Iver, D. (1993). Development during adolescence: The impact of stage-environment fit on young adolescents' experiences in schools and in families. Journal of the American Psychologist Association, 48, 90-101.

Erikson, E. H. (1968). Identity: Youth and crisis. New York: W. W. Norton.

227

Page 36: BAB IX - Berbagi itu Indah | berbagi untuk … · Web viewMenurut pandangan Hall mengenai teori psikologi rekapitulasi, masa remaja merupakan waktu ketika manusia memasuki langkah

Hamburg, B. (1974). Early adolescence: A specific and stressful stage of the life cycle. In G. Coehol, D. A. Hamburg, & J. E. Adams (Eds.), Coping and adaptation (pp. 101-125). New York: Basic Books.

Lerner, R. M. (1995). America's youth in crisis: Challenges and options for programs and policies. Thousand Oak, CA: Sage.

Lerner, R. M., & Galambos, N. L. (Eds.) (1984). Experiencing adolescents: A sourcebook for parents teachers, and teens. New York: Teachers College.

Nightingale, E. O., & Wolverton, L. (1993). Adolescent rolelessness in modern society. Teachers College, 94, 472-486.

Perkins, F. Daniel.2005. Adolescence: Developmental Tasks.

Petersen, A. C. (1987). The nature of biological-psychological interaction: The sample case of early adolescence. In R. M. Lerner & T. T. Foch (Eds.), Biological- psychosocial interactions in early adolescence: A life-span perspective (pp. 35-62). Hillsdale, NJ: Erlbaum.

Simmons, R. G., & Blyth, D. A. (1987). Moving into adolescence: The impact of pubertal change and school context. New York: Aldine DeGruyter.

Vernon, A. & Al-Mabuk, R. H. (1995). What growing up is all about: A parent's guide to child and adolescent development. Champaign, IL: Research Press.

228