bab iv peran organisasi mahasiswa ekstra …digilib.uinsby.ac.id/3867/6/bab 4.pdf · maka dari itu...
TRANSCRIPT
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
105
BAB IV
PERAN ORGANISASI MAHASISWA EKSTRA KAMPUS TERHADAP
SUMBER DAYA MAHASISWA IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA
A. Relasi Organisasi Mahasiswa Ekstra Dengan Kampus
Tuntutan akan pengembangan kualitas sumber daya manusia, dalam
hal ini mahasiswa menjadi salah satu prioritas dalam penyelenggaraan
pendidikan kita dewasa ini. Pengembangan pendidikan tinggi tidak dapat
dipisahkan dengan prediksi perkembangan ilmu pengetahuan termasuk ilmu
sosial humaniora, teknologi, seni budaya, dan ekonomi dunia. Maka
mahasiswa sangat dituntut berperan dalam membawa perubahan bangsa
kearah yang lebih baik serta dituntut untuk siap berkontribusi bagi
masyarakat.
Dalam hal ini sesuai dengan peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun
1999 Bab X pasal 110 poin lima dan enam bahwa kewajiban mahasiswa
adalah menjaga kewibawaan dan nama baik perguruan tinggi yang
bersangkutan serta berkewajiban menjunjung tinggi kebudayaan nasional.
Sedangkan tujuan pendidikan atau perguruan tinggi adalah menyiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan atau
menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Mengembangkan dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
106
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan tarap hidupan masyarakat
dan memperkaya kebudayaan nasional.131
Dengan demikian bahwa perguruan tinggi memegang peran penting
dalam pengembangkan mahasiswa sebagai sebuah perubahan dan asset
Bangsa. Dalam hal ini ada tiga aspek pengembangan kemahasiswaan yaitu:132
a) Pengembangan intelektual, keseimbangan emosi dan penghayatan spiritual
mahasiswa, agar menjadi warga Negara yang bertanggung jawab serta
berkontribusi pada daya saing bangsa.
b) Pengembangan mahasiswa sebagai kekuatan moral dalam mewujudkan
masyarakat madani (civil society) yang demokrasi, berkeadilan dan
berbasis pada partisipasi publik.
c) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana untuk mendukung
pembangunan dan aktualisasi diri mahasiswa, baik yang menyangkut
aspek jasmani maupun rohani.
Kampus menawarkan banyak hal bagi mahasiswa, mulai dari sisi
akademis, organisatoris sampai hedonisme. Maka lebih baiknya kehidupan
kampus bukan hanya diisi dengan kuliah di kelas, tapi juga belajar lewat
organisasi kemahasiswaan. Serta idealnya seorang mahasiswa itu berprestasi
di akademik tapi dia juga optimal didunia kemahasiswaan baik intra kampus
maupun ekstra kampus, karena organisasi kemahasiswaan sangat penting
131
Sekretariat Kabinet RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999
Tentang Pendidikan Tinggi (Jakarta: Sekretariat Kabinet RI, 1999), 2. 132
Satryo Soemantri Brodjonegoro, POLBANGMAWA (Pola Pengembangan Kemahasiswaan), 1-
2.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
107
untuk dapat mendukung interaksi sosial dan memberi pengaruh positif jangka
panjang bagi mahasiswa.
Proses pencapaian kualitas sumber daya manusia, terutama dalam
bidang perguruan tinggi, sangat dibutuhkan kerja sinergis antara bidang
akademik dan kemahasiswaan, antara keduanya harus saling berkolaborasi
dan tidak dipandang sebagai sesuatu yang saling kontra produktif. Kegiatan
akademik dan kemahasiswaan seharusnya dapat saling mendukung student
body mahasiswa dalam mencapai eksistensinya sebagai bagian dari
masyarakat.133
Namun faktanya mahasiswa untuk mengikuti organisasi sepertinya
menemui beberapa kendala. Organisasi dihadapkan pada tuntutan modernitas
seperti hedonisme dan pragmatisme yang di pengaruhi pola hidup konsumtif
dan seolah menjadi kiblat baru dalam melakukan pergerakan. Selain itu,
sistem pendidikan yang menjadikan mahasiswa lebih bersikap study oriented
seperti menciptakan tembok besar yang memisahkan akademik dan organisasi
sebagai wahana aktualisasi diri mahasiswa.134
Di sisi lain organisasi
mahasiswa memiliki peranan penting dikampus. Sebagaimana pengalaman
mengajarkan banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan dikampus, di
masyarakat, dan berbangsa dan bernegara yang mengalami perubahan karena
peran serta dari mahasiswa yang tergabung dalam organisasi mahasiwa
tersebut.
133
Sumaryanto, “Diskusi Pendidikan: Pola Pengembangan Pembinaan Kegiatan Kemahasiswaan"
(Yogyakata: UNY, 1012), 2-4. 134
Junaidi, Wawancara, Vila teretes (tempat PKD PMII), 09 Mei 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
108
Kita sering mendengar istilah bahwa mahasiswa adalah “The agent of
change”, hal itu benar adanya karena sama-sama kita saksikan banyak
perubahan yang terjadi karena peran mahasiswa. Maka dari itu program dan
kegiatan kemahasiswaan harus menjadi bagian integral pelaksanaan “Tri
Dharma Perguruan Tinggi” yang diselenggarakan dari mulai tingkat program
studi sampai tingkat Universitas.
Organisasi merupakan sarana untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa
kepada petinggi-petinggi atau birokrasi kampus seperti rektor, dekan, dosen
dan karyawan. Tidak selamanya keputusan yang di buat oleh birokrasi kampus
dapat diterima begitu saja oleh mahasiswa. Jadi sebagai sarana untuk
menyalurkan aspirasi tersebut melalui organisasi kemahasiswaan. Tidak hanya
organisasi intra kampus tetapi organisasi ekstra kampus pun juga bisa
langsung menyampaikan aspirasinya, justru malah organisasi ekstra kampus
yang mempeloporinya untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa terhadap hal
tersebut. Karena salah satu tugas penting organisasi kemahasiswaan terutama
organisasi ekstra sebagai mediator dan control sosial, dalam hal ini kampus.135
Seperti contohnya melakukan aksi damai menuntut minimnya fasilitas
kampus yang tidak seimbang yang di pelopori oleh kader-kader organisasi
ekstra IAIN Sunan Ampel Surabaya. Hal tersebut hanyalah merupakan
sebagian kecil dari contoh peran penting organisasi mahasiswa dikampus.
Tidak dapat kita pungkiri keberadaan organisasi kemahasiswaan sangat
135
Ahmad Fauzi, Wawancara, Kantor Komisariat PMII Sunan Ampel Surabaya, 24 April 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
109
penting di kampus sebagai fasilitator dan mediator antara mahasiswa dengan
petinggi-petinggi atau birokrasi kampus.
Selain itu juga Organisasi kampus sangat berperan dalam pembekalan
untuk melanjutkan study ke luar negeri. Karena salah satu syarat yang biasa
diminta untuk mendapatkan beasiswa pendidikan keluar negeri adalah dari
karya ilmiah dan penelitian yang pernah dilakukan. Hal ini bisa di asah dari
berorganisasi. Memang kelihatannya aktivis kampus kebanyakan hanya
berkutat di dunia sosial politik kampus saja, tetapi juga pengembangan
intelektual seperti kegiatan-kegiatan kompetitif seperti lomba menulis atau
karya ilmiah, debat, diskusi, dan kegiatan-kegiatan yang mendukung untuk
menambah wawasan mahasiswa serta aktivitas sosial kemasyarakatan lainnya
yang juga dipertimbangkan nantinya untuk pembekalan study ke luar
negeri.136
Organisasi kampus juga berperan dalam peningkatan mutu suatu
kampus. Organisasi kampus yang aktif dan partisipatif akan selalu
memberikan koreksi terhadap kebijakan kampus yang mungkin menghambat
kreativitas mahasiswa.137
Misalnya dalam hal keikutsertaan dalam berbagai
lomba antar universitas. Pihak kampus tidak mengetahui sepenuhnya mana
mahasiswa yang kira-kira berpeluang untuk diikutsertakan dalan even atau
kegiatan tersebut. Dengan adanya koordinasi kepada organisasi kampus maka
dapat diketahui mana mahasiswa yang berpotensi untuk dikirim sebagai
perwakilan suatu kampus. Maka dalam berorganisasi dapat diketahui seberapa
136
Nur Setyo Prayogi, Wawancara, Surabaya, 22 April 2015. 137
Mahmudi, “Model Jaringan Komunikasi Organisasi Madasiswa Ekstra Kampus di IAIN Sunan
Ampel Surabaya: Studi Pada HMI Korkom Sunan Ampel, 5-6.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
110
besar potensi seseorang. Walaupun tidak semua mahasiswa yang di kirim
tersebut langsung menang dalam sebuah kompetisi tersebut setidaknya dapat
mengukur kemampuannya dan belajar dari mahasiswa dari universitas lain
yang berbeda. Dari hal tersebut dapat diambil pelajaran bagi mahasiswa dan
kampus (universitas).
Mutu sebuah perguruan tinggi tidak hanya ditentukan oleh aspek mutu
pemimpin, dosen dan tenaga kependidikan saja, tetapi juga oleh mutu
mahasiswa yang menjalani pendidikan di perguruan tinggi tersebut. Indikasi
mutu mahasiswa antara lain adalah kepatuhan mahasiswa terhadap etika, sikap
proaktif mahasiswa dalam proses belajar mengajar, prestasi akademik yang
ditunjukkan, dan yang terutama adalah kompetensi lulusan yang handal.138
Berhubungan dengan hal tersebut, dorongan kepada mahasiswa agar
memahami perannya dalam membantu meningkatkan mutu perguruan tinggi
(almamaternya) menjadi sangatlah penting. Banyak cara yang dapat dilakukan
mahasiswa dalam mendukung mutu perguruan tinggi tersebut yaitu dengan
berusaha mendukung terpenuhnya standar mutu yang telah ditetapkan, selain
Mahasiswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, Mahasiswa juga
berpartisipasi aktif dalam organisasi mahasiswa.
Peran serta organisasi di kampus yang lainnya adalah sebagai sarana
bagi pihak kampus untuk mendapatkan sumber daya manusia yang suatu saat
dibutuhkan oleh kampus. Koordinasi yang baik dengan organisasi kampus
akan lebih mudah merekrut sumberdaya manusia yang bermanfaat dibanding
138
Susi Susanti, “PENTINGNYA ORGANISASI BAGI MAHASISWA” dalam http://kampus.
blogspot.com/2012/04/pentingnya-organisasi-bagi-mahasiswa.html (28 Maret 2013).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
111
menyeleksi satu per-satu mahasiswa. Dalam hal ini sesuai dengan Fungsi
organisasi kemahasiswaan menurut UU No. 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi antara lain:
1) Mewadahi kegiatan mahasiswa dalam mengembangkan bakat, minat, dan
potensi mahasiswa.
2) Mengembangkan kreativitas, kepekaan, daya kritis, keberanian, dan
kepemimpinan, serta rasa kebangsaan.
3) Memenuhi kepentingan dan kesejahteraan mahasiswa.
4) Mengembangkan tanggung jawab sosial melalui kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
B. Manfaat Dan Pengaruh Kualitas Output Mahasiswa
Sebagai seorang insan akademisi yang mengenyam jalur pendidikan
tertinggi, mahasiswa memiliki sebuah tanggung jawab besar untuk melakukan
sebuah resolusi dan formasi untuk setiap momen. Tak hanya sekedar
perluasan ilmu tapi juga kedewasaan berfikir dan bertindak. Oleh karenanya,
ketika berada dibangku perkuliahan mahasiswa sebisa mungkin membekali
diri mereka dengan ilmu-Ilmu diluar jalur pendidikannya, diantara cara yang
ditempuh adalah dengan berkecimpung dalam organisasi.
Organisasi ekstra kampus memiliki banyak sekali kelebihan
dibanding organisasi intra kampus. Diantara sekian banyak yang menjadi
kelebihannya, salah satunya adalah kekuatan jaringannya. Wilayah
cakupannya yang luas (nasional), membuat organisasi mahasiswa ekstra
kampus memliki ruang yang luas pula untuk mengepakkan sayapnya dan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
112
bergerak sesuai dengan misi yang mereka impikan. Karena tiap kader dari
organisasi ini mempunyai misi yang sama, maka atas dasar ini pulalah kader-
kadernya merasa memiliki peran yang sama sehingga mampu membuat
mereka saling terikat satu sama lain. Keterikatan itulah yang kemudian
membuat sebuah hubungan antara kader dari daerah tertentu dengan kader di
daerah lainnya secara inten yang kemudian membuat mereka merasa saling
menjaga satu sama lainnya.139
Mahasiswa yang aktif berorganisasi secara konsisten semata-mata
memiliki pemahaman bahwa organisasi kemahasiswaan merupakan sebuah
sarana yang efektif dalam mengkader dirinya sendiri untuk ke depan.
Sebagian diantaranya masih mempunyai keyakinan pandangan bahwa kampus
merupakan tempat menimba ilmu yang tidak terbatas hanya kepada pelajaran
semata. Dengan bergabung aktif dalam organisasi kemahasiswaan yang
bersifat intra ataupun eksra kampus berefek kepada perubahan yang signifikan
terhadap wawasan, cara berpikir, pengetahuan dan ilmu-ilmu sosialisasi,
kepemimpinan serta manajemen kepemimpinan yang notabene tidak diajarkan
dalam kurikulum normatif Perguruan Tinggi. Namun, dalam berorganisasilah
dapat diraih dengan memanfaatkan statusnya sebagai mahasiswa.
Pemahaman arti penting sebuah organisasi dan aktivitas organisasi
mahasiswa adalah salah satu persoalan yang pertama-tama harus diluruskan.
Adanya anggapan bahwa berorganisasi berarti berdemonstrasi, atau ber-
organisasi khusunya di kampus tidak lebih dari sekadar membuang sebagian
139
Naji Prastio, Wawancara, Surabaya, 12 Juni 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
113
waktu, energi, ajang mencari kawan merupakan bukti adanya kesalahpahaman
tentang presepsi sebagian mahasiswa tentang organisasinya sendiri.
Belajar di Organisasi mahasiswa sama dengan belajar lebih awal di
lapangan. Sebagai seorang mahasiswa Organisasi mahasiswa bagaikan alat
upgrade diri, menjadi pribadi yang bijaksana, dan himpunan dapat menjadi
alat kekuatan kolektif mahasiswa untuk menuju perubahan yang lebih baik.
Semangat mahasiswa itu bukan sekedar dalam aspek akademik namun,
mahasiswa masalah ‘jiwa’ ‘mental’ ‘karakter’. dengan kata lain organisasi
dapat membentuk karakter (penggunaan potensi dengan sebaik-baiknya).140
Dunia Organisasi Mahasiswa merupakan sebuah alur dalam
pembelajaran diri dan wadah pendewasaan. Selain berfungsi sebagai
pembelajaran diri, organisasi mahasiswa merupakan wahana bagi mahasiswa
berempati dengan situasi yang terjadi di masyarakat. Negara berkembang
layaknya Indonesia, banyak dihadapkan masalah-masalah sosial terutama
menyangkut kesenjangan ekonomi, kecurangan, ketidak adilan, dan
ketidakstabilan politik. Organisasi mahasiswa membawa para anggotanya
bersinggungan langsung dengan persoalan-persoalan ini, sekaligus
menggugah rasa kritis untuk mencari solusi atas apa yang terjadi. Berdasarkan
hal tersebut maka organsiasi mahasiswa dituntut untuk terus meningkatan
kualiatas dirinya.
Menjadi aktivis tidaklah menjamin anda memperoleh keuntungan
materi. Sekali lagi, aktivis adalah kerja sosial yang sifatnya non profit (tidak
140
Ali Mufrodi, Wawancara, Surabaya, 10 Juni 2015
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
114
mencari keuntungan) dan lebih kepada panggilan moral. Namun banyak
keuntungan-keuntungan yang sifatnya sebagai sebuah investasi untuk
membangun masa depan. Misalkan, pengalaman organisasi. Dengan memiliki
pengalaman organisasi, kita bisa belajar mengelola orang dan kegiatan. Hal ini
sangat penting karena kita sebagai mahluk sosial tidak bisa lepas dari
organisasi.
Maka dari itu manfaat berorganisasi ekstra kampus yang memiliki
jaringan yang luas sehingga manfaat bagi pembentukan diri kita dan juga
untuk kehidupan kita yang akan datang, yakni sebagai berikut:141
a) Melatih Leadership
Ketika ikut organisasi, pastinya akan ada banyak hal yang harus
diurus seperti acara-acara organisasi, yang tentunya melibatkan banyak
orang, baik itu sesama mahasiswa anggota organisasi ataupun orang-orang
di luar organisasi. Mahasiswa yang ikut organisasi kampus umumnya
memiliki sikap dan karakter yang lebih aktif dibanding mereka yang tidak
ikut organisasi. Mereka lebih banyak terlatih dalam mengutarakan
pendapat yang dihadapan orang lain ataupun menggerakkan dan
mengarahkan teman-teman sesama anggota, ketika organisasi sedang
mengadakan suatu acara. Jika saat ini belum terbayang seperti apa rasanya
mengarahkan teman-teman sendiri, jika nanti sudah berpartisipasi dalam
organisasi, sadar atau tidak sadar, kamu akan terperangah bahwa
sesungguhnya kamu mampu melakukannya. Di dunia kerja, keterampilan
141
Dian Kartikasari, “Manfaat Ikut Organisasi Mahasiswa di Kampus” dalam http: //www.
binuscareer.com/Article.aspx?id=r4YXgd82%2FR3zTdk8%2BP8U2Q%3D%3D (19 Mei 2011).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
115
leadership ini pasti bermanfaat sekali. Seringkali di lowongan-lowongan
kerja memasukkan leadership sebagai salah satu kriteria untuk calon
karyawan barunya.
b) Belajar Mengatur Waktu
Dengan ikut organisasi, memang waktu yang biasa digunakan
untuk belajar dan mengerjakan tugas akan berkurang. Sementara itu,
kuantitas tugas kuliah tetap sama saja antara yang ikut organisasi dan
teman-teman lain yang tidak ikut organisasi. Agar keduanya dapat berjalan
sama-sama lancar dan tidak ada yang terbengkalai, manajemen waktu
yang baik mutlak harus dilakukan. Mungkin pada awalnya, akan sedikit
kewalahan membagi waktu untuk kuliah dan organisasi. Tapi, lama-lama
akan semakin terbiasa. Akan terlatih dalam mengelola tugas-tugas yang
jumlahnya tidak sedikit dan menetapkan prioritas tugas mana yang harus
lebih dulu dikerjakan.
c) Memperluas Jaringan atau Networking
Dalam organisasi akan banyak orang- orang baru yang di kenal.
Teman-teman mahasiswa seangkatan, senior, mahasiswa dari jurusan lain,
orang lain atau praktisi di bidang organisasi atau jurusan yang di pilih, dan
sebagainya. Mereka ini (bisa juga disebut sebagai jaringan) jangan
diremehkan, karena merupakan aspek yang penting, terutama bagi fresh
graduate dan mereka yang sedang mencari pekerjaan. Dari mereka, akan
dapat memperoleh informasi mengenai pekerjaan. Entah itu dari kantor
tempat mereka bekerja atau dari informasi yang mereka miliki. Dan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
116
menurut kebiasaan di berbagai perusahaan, rekomendasi kandidat dari
karyawan yang sudah bekerja tersebut biasanya prosesnya bisa lebih cepat,
karena mereka telah memiliki gambaran dari karyawan dalam tersebut
mengenai calon karyawan baru.
d) Mengasah Kemampuan Sosial
Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi, umumnya secara
sosial juga lebih aktif dibanding mahasiswa yang tidak ikut organisasi.
Jika ikut organisasi akan terlatih berinteraksi dengan berbagai macam tipe
orang. Tidak hanya teman-teman satu jurusan, tapi juga dengan teman-
teman dari program studi yang lain bahkan dari Universitas lain. Dengan
ini, tentu akan semakin memperluas pemahaman akan berbagai
karakteristik orang. Jadi semakin luas pergaulan semakin luas jaringan dan
pengalaman.
e) Problem Solving dan Manajemen Konflik
Banyak berinteraksi dengan orang dengan berbagai
karakteristiknya, merupakan hal yang lumrah jika satu atau dua kali
terlibat konflik dengan mereka. Demikian juga di dunia kerja, di mana
deadline yang mendesak, rekan kerja yang kurang kooperatif atau sukanya
menjatuhkan rekan kerja di depan atasan, dan lainnya yang rentan
menimbulkan konflik. Jika sudah terbiasa mengatasi masalah dan konflik,
kamu tidak akan kaget lagi dan sudah terbayang hal-hal yang sebaiknya
dilakukan untuk menyelesaikan masalah agar tidak sampai menurunkan
perfoma kerja.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
117
Organisasi mahasiswa ekstra memang mempunyai kepedulian terhadap
perkembangan yang terjadi di dalam maupun luar kampus, sehingga mampu
mewarnai dinamika kehidupan mahasiswa di kampus. Cukup banyak
kontribusi mahasiswa, melalui organisasi kemahasiswaannya, dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai disiplin ilmunya
masing-masing atau menjadi motivator, mediator dan akselerator dalam
menyikapi perubahan dan perkembangan yang terjadi di tengah masyarakat.
Baik itu menyangkut masalah sosial, ekonomi maupun politik. Namun
demikian, tidak dapat dipungkiri, bila masih ada kesan miring terhadap
keberadaan aktivis di organisasi mahasiswa ekstra yang antara lain banyaknya
aktivis organisasi mahasiswa ekstra yang merupakan ‘mahasiswa abadi’ atau
mahasiswa rawan drop out (DO). Banyak hal yang melatar belakangi mengapa
hal ini terjadi, sehingga alangkah baiknya bila kita tengok sosok mahasiswa
yang ada di kampus.
Mahasiswa aktivis dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan adalah
mahasiswa yang disamping menekuni aktifitas perkuliahan tapi juga
menyempatkan untuk mengikuti aktifitas organisasi kemahasiswaan.
Keaktifan di organisasi ini biasanya dilandasi oleh bakat, hobi, tuntutan jiwa
organisasi dan kepemimpinan, tuntutan sosial atau bisa jadi karena pelarian
dari aktivitas perkuliahan yang kadang dianggapnya membosankan.
Konsekuensi logis dari mahasiswa seperti ini tentunya konsentrasi pemikiran
dan waktu akan terbagi menjadi dua, satu sisi pada perkuliahan dan sisi yang
lain pada kegiatan organisasi. Kegiatan perkuliahan juga terkadang malah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
118
terganggu oleh kegiatan organisasi atau bahkan ada yang meninggalkannya
karena terlalu asyik. Sehingga terkadang menjadi alasan pembenar bahwa
mahasiswa aktivis adalah mahasiswa abadi dan rawan DO.
Memang tidak mudah menjadi organisatoris atau aktivis mahasiswa
bukan merupakan hal yang mudah, mahasiswa harus bisa memanage waktu
untuk kuliah dan hal lainnya pendukung seperti waktu ngerjain tugas dengan
kegiatan keorganisasi. Karena sering sekali kegiatan aktivis mahasiswa itu
menguras tenaga serta waktu bahkan pikiran. Pagi kuliah, siang rapat, sore
rapat, weekend pun sering tidak libur itulah konsekuensi yang harus diambil
aktivis mahasiswa. Maka hal negatif yang sering dilakukan para aktivis
mahasiswa adalah menggunakan kegiatan organisasi untuk membolos kuliah,
bahkan merasa bangga dan merasa besar setelah ikut suatu organisasi. Seorang
aktivis mahasiswa sebagian besar memiliki idealisme hidup yang agak ekstrim
dibanding mahasiswa-mahasiswa lain yang tidak ikut organisasi, mungkin
dekarenakan banyaknya diskusi yang meraka lakukan saat di organisasi
ataukah dikarenakan mereka banyak mendengar hal-hal yang setelah itu
mereka menganggap hal-hal itu benar dan menanamkannya dalam hati.
C. Hasil Output Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus dalam Melahirkan
Kader Siap Pakai di Tengah Masyarakat.
Organisasi Mahasiswa Ekstra sperti PMII, HMII, IMM, dan KAMMI
merupakan organisasi yang memfungsikan diri sebagai organisasi kader, maka
setiap gerak langkah organisasi harus dilaksanakan dalam rangka
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
119
memberdayakan para anggotanya yang secara implisit menjadi bagian yang
harus dikader. Pengkaderan dalam sebuah organisasi, adalah hal yang paling
vital dan strategis, sehingga masa depan organisasi ditentukan oleh proses
pengkaderan.142
Tidak jarang orang beranggapan bahwa organisasi yang
handal dan berkembang adalah organisasi yang memiliki ratusan bahkan
ribuan anggota. Padahal pada hakikatnya organisasi yang handal bukanlah
dinilai dari kuantitasnya melainkan kualitas serta eksistensinya. Eksistensi
serta peran dari seorang anggota perlu adanya sebuah peluang untuk
menyalurkan segala bakat serta potensi yang dimiliki. Penyaluran dan
pengembangan potensi tersebut dapat melalu proses kaderisasi.
Dalam proses kaderisasi diperlukan suatu pemantapan analisis, serta
kematangan dalam menciptakan kader-kader unggulan. Untuk mendapatkan
kader yang militant dalam artian kader yang siap pakai harus dilakukan
kegiatan secara rutin dan berkelanjutan. Bahwasanya untuk mendapatkan
kader yang benar-benar memikirkan loyalitas dibutuhkan kader yang benar-
benar aktif. Aktif dalam artian selalu mengikuti, mendukung dan
berpartisipasi setiap kegiatan. Bukan cuma ketika ada kegiatan atau ivent-
ivent saja aktifnya.143
Dalam hal ini banyaknya kader ekstra kampus yang memegang jabatan
penting di kampus nampaknya tidak lepas dari pola kaderisasi yang diterapkan
di organisasi ekstra. Pola kaderisasi yang ada di organisasi ekstra didasarkan
atas asas kekeluargaan dan tidak terikat pada momen atau kegiatan tertentu
142
M. Alfan Alfian, HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) 1963-1966 Menegakkan Pancasila di
Tengah Prahara, 141. 143
Ahmad Fauzi, Wawancara, Kantor Komisariat PMII Sunan Ampel Surabaya, 24 Mei 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
120
saja. Bahkan waktu kaderisasinya pun sepanjang tahun (kontinu). Hal ini tentu
membuat sebagian besar kader dari organisasi ini memiliki wawasan yang
jauh lebih banyak bila dibanding dengan kader dari organisasi intra yang
proses kaderisasinya hanya terbatas pada momen-momen tertentu saja.
Dalam hal ini organisasi ekstra kampus yang sangat akrab di kalangan
para aktivis kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya sebagai perwakilan potret
karakter mahasiswa yaitu diantaranya: PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia). Organisasi yang berideologi Aswaja (Ahlussunnah Wal Jama’ah)
ini memiliki tujuan yang sangat mulia, yakni terbentuknya pribadi muslim
Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap
dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen
memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Untuk merealisasikan
tujuan tersebut, maka PMII memfokuskan gerakan untuk mengakomodir
mahasiswa dalam beraktualisasi diri. PMII membekali kader dengan berbagai
wawasan dan pengetahuan dan melatih kader untuk bersikap kritis terhadap
wacana-wacana yang berkembang di lingkungan sekitar. Hal ini merupakan
nilai plus bagi para mahasiswa yang menjadi anggota PMII. 144
Dari sini lah PMII Komisariat Sunan Ampel Surabaya banyak
melahirkan kader-kader yang memeliki peran penting di tengah masyarakat
baik dalam politik, usaha, tokoh-tokoh masyarakat, dan sukses dalam bidang
akademik. Sebut saja kader lahir dari PMII Komisariat Sunan Ampel dalalm
dunia politik yaitu Imam Nahrowi (Menpora), Thorikhul Khaq (DPR partai
144
Makur, Merebut Kekuatan Perubahan, 15-16.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
121
PKB), Ka.bil Mubarok (DPRD Propinsi), Heri (DPR dari Partai Nasdem),
Mujahid Ansori (DPW PPP). Kader yang sukses dalam dunia usaha yaitu
Ocah Bahtiar (Ekspor Inpor), uamam, Rizal (Pabrik), deni, fahmi (pengusaha
lestoran). Sedangkan dalam bidang pendidikan atau akademik ini cukup
banyak sekali terutama di UIN Sunan Ampel Surabaya 80 % birokrasi di
kuasai oleh kader PMII. Sebut saja Prof. Abd A’la (Rektor UIN SA), Prof.
Ridwan Nasir (Guru Besar Pasca sarjana UIN SA), Prof. Ahwan Mukarom
(Guru Besar UIN SA), Serta semua Dekan Di Fakultas UIN Sunan Ampel
Srabaya.145
Sedangkan inti dari perkaderan HMI Korkom Sunan Ampel adalah
sebagai proses peningkatan dan pengembangan kualitas individual setiap
anggota atau kader HMI Korkom Sunan Ampel sebagai inti generasi muda
bangsa yang berkemampuan mentransformasikan kualitas-kualitas unggul
kepada seluruh anggota atau kader HMI. Inti materi transformasi dalam
pengkaderan HMI adalah watak dan kepribadian muslim, sikap, wawasan,
kemampuan intelektual, etika, orientasi, serta kemampuan profesional.146
Dengan adanya transformasi dalam pengkaderan HMI tersebut
diharapkan akan membawa dampak positif bagi para anggota atau kader HMI
yang telah mendominasi di dalam masyarakat Indonesia sebagai orang-orang
terpelajar karena mereka adalah para mahasiswa dan bahkan alumni
mahasiswa yang telah berproses dalam masyarakat secara umum.
145
Ahmad Fauzi, Wawancara, Kantor Komisariat PMII Sunan Ampel Surabaya, 24 April 2015. 146
Berliana Kartakusumah, Pemimpin Adiluhung; Genealogi Kepemimpinan Kontemporer
(Jakarta: Penerbit Teraju, 2006), 52.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
122
Banyak sekali kader-kader yang lahir dari rahim HMI Korkom Sunan
Ampel yang sukses dalam bidak politik, pendidikan, dan usaha misalnya:
Prof. Dr. H. Safiq A Mugni, MA (sebagai Ketua PP Muhammadiyah dan
Guaru Beasar UIN SA), Prof. Dr. H. Ali Mufrodi, MA. (Wakil Rektor III UIN
Sunan Ampel), Dra. Lilik Zulaichah, M.Hum dan Dr. Ahmad Nur Fuad, MA
(Dosen UIN Sunan Ampel), Zainudin Amaly (DPR RI Golkar), Zubaidi (ketua
ICMI jatim), Prof. Zainudin (guru besar Universitas Muhammadiya Surabaya/
derejen Dikti jawa timur), Prof. Zaidun (Dekan Fakultas Ekonomi UNAIR)
Agus Sarwanto (politisi Partai PAN), Ismail Nahwu (pengusaha), dan masih
banyak lagi yang masuk dalam deretan tokoh sukses dari kader HMI Korkom
Sunan Ampel cabang Surabaya.147
IMM adalah organisasi yang bergerak dibidang keagamaan,
kemasyarakatan, dan kemahasiswaan dalam rangka mencapai tujuan
Muhammadiyah. Maka IMM Korkom Sunan Ampel dalam Mengusahakan
terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai
tujuan Muhammadiyah, IMM selalu melakukan reorientasi dan penajaman
visi, misi, peran, agenda, strategi, metode serta teknik gerakan. Dalam arti
lain, IMM perlu melakukan penguatan gerakan, baik dari segi landasan
pemikiran maupun program aksinya. Akhirnya, dalam memwujud kader yang
berimajinasi intelektual IMM memiliki tiga kompetensi, sebagai pengandaian
identitas, yakni Religiusitas, Intelektualitas dan Humanitas.
147
Dwiyan Nugraha. Wawncara, Surabaya, 24 Mei 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
123
Sehingga berhasil melahirkan beberapa cendekiawan muda
Muhammadiyah yang berintegritas seperti lain Ali Mafud (DPRD Lamongan),
Najih Prastio (DPD IMM Jawa Timut), Sholikin Huda (Dosen Uinversitas
Muhammadiyah Surabaya), Mukayat Alimin (Desen UNMUH Surabaya),
Umu Sileman (ketua PWNA Jawa Timur), Muhammad Abduh (Ketua PWPM
Jawa Timur), Dr. Barnto (Dosen UNISDA), Suprianto (Ketua Bawaslu)
Khoirul Mafudi (Dosen UGM), Miftah (Komisi KPU Sidoarjo), Amsikul
Narif (Pengusaha), dan lain-lain masih bayak lagi yang sukse di bidang
Politik, Akademik, maupun usaha yang lahir dari rahim IMM KORKOM
Sunan Ampel Cabang Surabaya.148
Sedangkan pada organisasi KAMMI Komisariat Sunan Ampel yaitu
dakwah KAMMI yang menjadikan setategi utama dalam mencape kader-kader
militant. Dalam hal ini, dakwah KAMMI yang didengungkan pada paradigma
gerakan KAMMI poin dua dimana KAMMI merupakan gerakan intelektual
profetik. Dalam gerakan intelektual profetik, seorang kader KAMMI harus
bisa mempertemukan nalar akal (keilmuan) dengan nalar wahyu (keagamaan).
Sehingga seorang kader harus bisa mengelola keilmuannya sebagai sarana
untuk memahami ilmu agama, dan juga sebagai media untuk menyeru kepada
Islam dimana pendidikan adalah salah satu wilayah dakwahnya.
Keberadaan KAMMI sebagai bagian dari Gerakan dakwah dengan
nuansa kebangkitan ini harus mampu mengembalikan kepercayaan mengenai
kebenaran dan syumuliyatul Islam dengan berbagai terobosan dan langkah
148
Muhammad Dzul Fikri, Wawancara, Kantor Korkom IMM Sunan Ampel Surabaya, 25 Mei
2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
124
dengan realisasinya membentuk aktivitas penting dalam masyarakat dan
mendidik kaum muda.
Kebangkitan harus senantiasa didengungkan dan dikuatkan, dengan
ruh dan semangat yang membaja, maka KAMMI-lah yang seharusnya siap
untuk menjadi pionir dan garda terdepan dalam mengawal kebangkitan ini dan
saatnyalah memulai dan menjernihkan peradaban ini dengan tinta emas dan
kerja-kerja yang hebat. Dari situ lah KAMMI komisariat Sunan Ampel
melahirkan kader-kader seperti Dwi Susanto (Dosen UIN Sunan Ampel
Surabaya) Rahmad (KUA Sidoarjo), Panco (pengusaha), Rokhim (YDSF),
Hafid (Guru di Lamongan), Puput (PKPU Surabaya) dan lain sebaginya.149
149
Dwi Susanto, Wawancara, Surabaya, 10 Juni 2015.