bab iv penyajian data dan analisis a. deskripsi lokasi ... iv.pdf · penyajian data dan analisis a....
TRANSCRIPT
-
66
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Darul Hijrah Puteri
Pondok Darul Hijrah berlokasi di desa Cindai Alus, Kecamatan Martapura
Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Lokasi untuk santri putra terletak di Rt. 8
sedangkan untuk lokasi puteri terletak di Batung Rt. 1, keduanya terpisah sejauh
kurang lebih 3 Km. Berdasarkan Akta Notaria Bachtiar No 7 tanggal 8 Maret 1986,
Yayasan Pendidikan Pondok Darul Hijrah Putera secara resmi berdiri pada tanggal
11 Maret 1986, kemudian menyusul Pondok Darul Hijrah Puteri dengan surat
kelembagaan no. 07/115.a3/I/96 yang diresmikan pada tanggal 13 Maret 1996.
Kurikulum yang dikembangkan di Pondok Darul Hijrah terutama berorientasi
pada dasar dan tujuan pendidikan baik mengenai keahlian maupun sikap yang
diharapkan akan dimiliki santri setelah menyelesaikan studinya. Kurikulum Pondok
Darul Hijrah diadopsi dari Kurikulum Gontor yang telah diramu kembali oleh
pengelola dan dipadu dengan kurikulum dari Dinas Pendidikan dan Departemen
Agama.
Sejak berdirinya Pondok Darul Hijrah Puteri pada tahun 1996 sampai
sekarang telah mengalami kemajuan baik dari segi siswanya, tenaga pengajarnya,
tenaga tata usaha serta sarana dan prasarana yang semakin lengkap.
-
67
Pondok Pesantren Darul Hijrah Puteri tercatat di Departemen Agama dengan
nomor statistik 304150101018, sampai tahun pelajaran 2012/2013 ini. Pondok Darul
Hijrah Puteri telah memiliki 3 lembaga pendidikan yakni:
a. Sekolah Menengah Pertama
b. Sekolah Menengah Atas
c. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Jurusan Bahasa Arab
Adapun visi dan misi pondok Darul Hijrah:
Visi:
Terwujudnya insan yang beriman, betaqwa, beramal shaleh, beristiqomah,
berwawasan luas, unggul dan berprestasi.
Misi:
a. Menyelenggarakan lembaga pendidikan Islam yang bermutu, profesional,
berkeseimbangan asri, sejahtera dan berorientasi kedepan.
b. Mengembangkan pola pendidikan kader umat yang mandiri, terampil,
berkarakter ilmiah dan uswah, mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Menyiapkan kader umat yang dapat melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi sesuai dengan bakat dan profesi yang diminati.
2. Periodesasi Kepemimpinan SMA Darul Hijrah Puteri
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan diperoleh data bahwa
SMA Darul Hijrah Puteri telah mengalami empat kali pergantian kepemimpinan
sejak tahun 1995 sampai sekarang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
-
68
Tabel 4. 1 Daftar Kepala Sekolah SMA Darul Hijrah Puteri
No. Nama Masa Jabatan
1 Drs. K.H. M. Nasrul Mahmudi 1995 – 2005
2 H. Sukeri, A.Md.Pd 2005 – 2007
3 Ahmad Sofwan, S.Pd.I 2007 – 2008
4 Abdullah Husein, S.Ag., M.Pd.I 2008 sampai sekarang
Sumber: Dokumentasi Kepala Sekolah SMA Darul Hijrah Puteri
3. Keadaan Tenaga Pengajar dan Staf Tata Usaha SMA Darul Hijrah Puteri
Keadaan tenaga pengajar di SMA Darul Hijrah Puteri ini berjumlah cukup
banyak dengan jumlah 44 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan tenaga
pengajar pada SMA Darul Hijrah Puteri ini, dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 4. 2 Keadaan Tenaga Pengajar SMA Darul Hijrah Puteri Tahun Pelajaran
2012/2013
No Nama Guru Pendidikan Mata Pelajaran
1 Abdulah Husin, S.Ag., M.Pd.I S.2 Bahasa Asing
2 Dra. Dahliana S.1 Biologi
3 Asy’ari, S.E S.1 Muatan Lokal
4 Dra. Hj. Siti Sarah S.1 PAI, Muatan Lokal,
Nisaiyah
5 Drs. Kh. M. Nasrul Mahmudi S.1 Muatan Lokal
6 Sardini MA Muatan Lokal
7 H. Hamali MA Muatan Lokal
8 Drs. Umaidi S.1 Guru BK
9 Burhan MA Bahasa Asing
10 H. A. Rumaidi MA Seni Budaya
11 Eni Zulaikah, S.Pd.I S.1 Bahasa Asing
12 Hj. Siti Syamsiah, S.Pd S.1 Bahasa Inggris
13 Muslinawati Hana, S.Pd S.1 Bahasa Indonesia
14 Akhmad Kusasi, S.Pd S.1 Fisika
15 H. Sukeri, A.Md. Pd D.3 TIK
16 Ahmad Sofwan, S.Ag S.1 Bahasa Asing, PKN
-
69
Lanjutan Tabel 4. 2 Keadaan Tenaga Pengajar SMA Darul Hijrah Puteri Tahun
Pelajaran 2012/2013
No Nama Guru Pendidikan Mata Pelajaran
17 H. Syamsul Bahri, MA S.2 Bahasa Asing
18 Khadijah, S.Pd.I S.1 Muatan Lokal
19 Umi Kalsum, S.Pd.I S.1 Muatan Lokal
20 Ma’rifah, S.Pd.I S.1 Bahasa Asing
21 Siti Mahpuzah, S.Pd S.1 Kimia
22 Jariyah, S.Pd S.1 Bahasa Indonesia
23 Jupri, S.E S.1 Sejarah, Sosiologi, PKN
24 Halimatus Syaimah, S.Pd S.1 Biologi
25 H. M. Yusuf, S.Pd S.1 Bahasa Inggris
26 H. A. Nuruddin, Lc S.1 Muatan Lokal
27 Siti Maesaroh, S.Pd S.1 Bahasa Indonesia
28 Rahmah, S.Pd S.1 Penjasorkes
29 Muhammad Bahroini MA Seni Budaya
30 Muhaidin MA Muatan Lokal
31 Adi Anshari, S.Pd S.1 Bahasa Inggris,
Muatan Lokal
32 Yuliana, S.Pd.I S.1 Bahasa Asing, Nisaiyah
33 M. Anshari, S.Th.I S.1 Bahasa Asing,
Muatan Lokal
34 M. Dainuri, S.Th.I S.1 Bahasa Asing,
Muatan Lokal
35 Dra. Edaheryati S.1 Ekonomi
36 Soraya Noorjannah, S.E S.1 Ekonomi
37 M. Zuhdi Sakuri, S.Si S.1 Fisika
38 Safrudin Noor, S.Hut S.1 TIK
39 Lukmanul Hakim SMA Seni Budaya (Khot)
40 Yeni Ratnawati, A.Md D.3 Pustakawati
41 Marhanah SMA Piket
Sumber: Kantor Tata Usaha SMA Darul Hijrah Puteri Tahun Pelajaran 2012/2013
Adapun data guru-guru yang mengajar matematika dengan rincian kelas yang
di ajar dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
-
70
Tabel 4. 3 Keadaan Guru Mata Pelajaran Matematika SMA Darul Hijrah Puteri
Tahun Pelajaran 2012/2013
No. Nama Pendidikan Mata Pelajaran
1 Siti Nurul Hikmah, S.Si S.1 Matematika
2 Siti Nur Hamidah, S.Si S.1 Matematika
3 M. Arsyad, S.Pd S.1 Matematika
Sumber: Kantor Tata Usaha SMA Darul Hijrah Puteri Tahun Pelajaran 2012/2013
Jumlah staf tata usaha yang ada di SMA Darul Hijrah Puteri berjumlah 3
orang. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan staf tata usaha pada SMA Darul
Hijrah Puteri dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 4. 4 Keadaan Staf Tata Usaha SMA Darul Hijrah Puteri Tahun Pelajaran
2012/2013
No. Nama Pendidikan Bidang
1 Andhi Widya Pratama SMK Tata Usaha
2 Nur Fitri Apriyani SMA Tata Usaha
3 Noorlaila SMA Tata Usaha
Sumber: Kantor Tata Usaha SMA Darul Hijrah Puteri Tahun Pelajaran 2012/2013
4. Keadaan Siswa SMA Darul Hijrah Puteri
Pada tahun pelajaran 2012/2013 jumlah siswa SMA Darul Hijrah Puteri
mempunyai siswa yang berjumlah 253 orang siswa, yang terdiri dari kelas X
sebanyak 99 orang siswa, kelas XI sebanyak 87 orang siswa, dan kelas XII sebanyak
67 orang siswa. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan siswa ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 4. 5 Keadaan Siswa SMA Darul Hijrah Puteri Tahun Pelajaran 2012/2013
Banyak Murid
Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah
L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah
- 99 99 - 87 87 - 67 67 - 253 253
Sumber: Kantor Tata Usaha SMA Darul Hijrah Puteri Tahun Pelajaran 2012/2013
-
71
5. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sejak berdirinya pada tahun 1995 hingga sekarang telah banyak mengalami
perubahan dan perkembangan baik sarana maupun prasarananya. Sarana dan
prasarana SMA Darul Hijrah Puteri saat ini terdiri dari beberapa bangunan dengan
konstruksi bangunan permanen, dengan perincian sebagai berikut.
Tabel 4. 6 Fasilitas Sekolah
Status
Kepemilikan
Luas tanah
seluruhnya
Penggunaan
Bangunan Halaman
tanah
Lap.
Olahraga
Kebu
n
Lain-
lain
Sertifikat 64000 M 2 1909 M
2 125 M
2 200 M
2 M
2
61766
M 2
Sumber: Kantor Tata Usaha SMA Darul Hijrah Puteri Tahun Pelajaran 2012/2013
Tabel 4. 7 Ruang Menurut Jenis, Status, Pemilikan, Luas, dan Perlengkapan
No Sarana dan Prasarana Jumlah Luas (𝑚2)
1 Ruang Teori kelas 6 384
2 Lab Kimia 1 120
3 Lab Bahasa 1 120
4 Lab Komputer 1 120
5 Ruang Perpustakaan 1 100
6 Ruang UKS 1 64
7 Koperasi / Toko 1 120
8 Ruang BP / BK 1 28
9 Ruang Kepala Sekolah 1 28
10 Ruang Guru 1 120
11 Ruang Tata Usaha (TU) 1 32
12 Ruang Osis 1 28
13 Kamar mandi / WC Guru 2 12
14 Kamar mandi / WC Murid 2 12
15 Asrama Murid 2 2608
16 Masjid 1 240
Sumber: Kantor Tata Usaha SMA Darul Hijrah Puteri Tahun Pelajaran 2012/2013
-
72
6. Jadwal Belajar
Waktu penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan setiap hari
Senin sampai dengan Sabtu. Hari Senin sampai dengan Kamis dan Sabtu, kegiatan
belajar mengajar dilaksanakan mulai pukul 07.30 WITA sampai dengan pukul 14.00
WITA. Hari Jum’at kegiatan belajar mengajar dilaksanakan mulai pukul 07.30
WITA sampai dengan pukul 11.30 WITA. Akan tetapi setiap siswa diwajibkan untuk
datang ke sekolah paling lambat pukul 07.15 WITA. Setiap hari Senin sampai
dengan Sabtu sebelum memulai pelajaran, para siswa diwajibkan membaca do’a dan
membaca Asmaul Husna bersama-sama selama kurang lebih 15 menit mulai pukul
07.15 WITA sampai dengan pukul 07.30 WITA.
B. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Yang Berasal Dari SMP/MTs di Luar Pondok dan Kelas Yang Berasal Dari SMP di Dalam Pondok
Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 5
November 2012 sampai tanggal 12 November 2012. Kemudian tes akhir
dilaksanakan tanggal 14 November 2012.
Pada pembelajaran dalam penelitian ini, peneliti sekaligus bertindak sebagai
guru. Adapun materi pokok yang diajarkan selama masa penelitian adalah persamaan
kuadrat (penyelesaian persamaan kuadrat) kelas X dengan kurikulum KTSP yang
mencakup satu standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terbagi dalam
beberapa indikator. (Lihat lampiran 9).
Materi Persamaan Kuadrat yang disampaikan kepada sampel penerima
perlakuan kelas XA dan kelas XC SMA Darul Hijrah Puteri tidak secara keseluruhan
melainkan hanya bagian pokok bahasan yang berupa penyelesaian persamaan
-
73
kuadrat dengan 𝑎 = 1 dan 𝑎 ≠ 1 , melengkapkan kuadrat sempurna dan
menggunakan rumus kuadrat (rumus abc). Masing-masing kelas dikenakan
perlakuan yang sama pada kelas yang berbeda sebagaimana yang telah diketahui
yaitu siswa di kelas yang berasal dari SMP/MTs di luar pondok dan siswa di kelas
yang berasal dari SMP di dalam pondok.
Sebelum pembelajaran dilaksanakan, terlebih dahulu dilihat kemampuan awal
kedua kelas ini yang diambil dari nilai UTS (Ulangan Semester Tengah) matematika.
Nilai awal ini digunakan untuk mengetahui rata-rata dari dua kelas yang akan diteliti,
sehingga dapat diketahui kemampuan siswa pada kelas yang berasal dari SMP/MTs
di luar pondok dan kelas yang berasal dari SMP di dalam pondok tersebut tidak
mempunyai perbedaan. Selain itu nilai tersebut digunakan untuk membagi kelompok
pada kelas-kelas tersebut.
Nilai UTS matematika yang diperoleh siswa dapat dilihat pada lampiran 16.
Berdasarkan lampiran nilai UTS di kelas yang berasal dari SMP/MTs di luar pondok
secara ringkas disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4. 8 Persentase Kualifikasi Nilai UTS di Kelas yang Berasal dari SMP/MTs di
Luar Pondok
Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase (%)
95,00 – 100,00
80,00 – 94,99
65,00 – 79,99
55,00 – 64,99
40,00 – 54,99
< 40,00
Istimewa
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Amat Kurang
-
5
4
2
10
5
-
19,23
15,38
7,70
38,46
19,23
Jumlah 26 100
-
74
Berdasarkan tabel 4. 8 di atas dari 26 orang siswa diperoleh nilai UTS yang
dijadikan sebagai kemampuan awal siswa terdapat kualifikasi yang berbeda-beda.
Selain itu, UTS matematika yang diperoleh siswa di kelas yang berasal dari
SMP di dalam pondok dapat dilihat pada lampiran 13. Berdasarkan lampiran 13 nilai
UTS di kelas yang berasal dari SMP di dalam pondok secara ringkas disajikan dalam
tabel berikut ini.
Tabel 4. 9 Persentase Kualifikasi Nilai UTS di Kelas yang Berasal dari SMP di
Dalam Pondok
Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase (%)
95,00 – 100,00
80,00 – 94,99
65,00 – 79,99
55,00 – 64,99
40,00 – 54,99
< 40,00
Istimewa
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Amat Kurang
1
5
3
2
9
5
4
20
12
8
36
20
Jumlah 25 100
1. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas yang Berasal dari SMP/MTs di Luar Pondok
Sebelum melaksanakan pembelajaran, terlebih dahulu dipersiapkan segala
sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran di kelas yang berasal dari SMP/MTs di
luar pondok. Persiapan tersebut meliputi persiapan materi, pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, persiapan lembar kerja siswa (lihat Lampiran 12), soal-
soal untuk post test, soal tugas rumah dan soal tes akhir program pengajaran (lihat
Lampiran 7). Pembelajaran berlangsung selama 3 kali pertemuan dan ditambah
sekali pertemuan untuk tes akhir. Jadwal pelaksanaan pembelajaran di kelas yang
berasal dari SMP/MTs di luar pondok dapat dilihat pada tabel berikut ini.
-
75
Tabel 4. 10 Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas yang Berasal dari SMP/MTs di Luar
Pondok
Pertemuan
ke- Hari/Tanggal Jam ke- Materi
1 Senin/
5 November
2012
5 – 6 Mengubah persamaan kuadrat dari bentuk tidak baku menjadi bentuk baku
(bentuk umum).
Menentukan koefisien-koefisien dari persamaan kuadrat (nilai a, b, dan c).
2 Rabu/
7 November
2012
3 – 4 Menentukan akar-akar persamaan kuadrat
dengan memfaktorkan
Memfaktorkan bentuk 𝑎𝑥2 + 𝑏𝑥 + 𝑐
dengan 𝑎 = 1
Memfaktorkan bentuk 𝑎𝑥2 + 𝑏𝑥 + 𝑐
dengan 𝑎 ≠ 1
3 Senin/
12 November
2012
5 – 6 Menentukan akar-akar persamaan
kuadrat dengan melengkapkan kuadrat
sempurna
Menentukan akar-akar persamaan
kuadrat dengan menggunakan rumus
kuadrat (abc).
4 Rabu/
14 November
2012
3 – 4 Tes akhir
2. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas yang Berasal dari SMP di Dalam Pondok
Persiapan yang diperlukan untuk pembelajaran di kelas yang berasal dari
SMP di dalam pondok tidak berbeda jauh dengan persiapan pembelajaran di kelas
yang berasal dari SMP/MTs di luar pondok. Sama halnya dengan persiapan
pembelajaran di kelas yang berasal dari SMP/MTs di luar pondok, persiapan
pembelajaran di kelas yang berasal dari SMP di dalam pondok juga meliputi
persiapan materi, pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, persiapan lembar
kerja siswa (lihat Lampiran 12), soal-soal untuk post test, soal tugas rumah dan soal
-
76
tes akhir program pengajaran (lihat Lampiran 7). Pembelajaran juga berlangsung
selama 3 kali pertemuan dan ditambah sekali pertemuan untuk tes akhir. Jadwal
pelaksanaan pembelajaran di kelas yang berasal dari SMP di dalam pondok dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. 11 Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas yang Berasal dari SMP di Dalam
Pondok
Pertemuan
ke- Hari/Tanggal Jam ke- Materi
1 Senin/
5 November
2012
3 – 4 Mengubah persamaan kuadrat dari bentuk tidak baku menjadi bentuk baku
(bentuk umum).
Menentukan koefisien-koefisien dari persamaan kuadrat (nilai a, b, dan c).
2 Rabu/
7 November
2012
1 – 2 Menentukan akar-akar persamaan kuadrat
dengan memfaktorkan
Memfaktorkan bentuk 𝑎𝑥2 + 𝑏𝑥 + 𝑐
dengan 𝑎 = 1
Memfaktorkan bentuk 𝑎𝑥2 + 𝑏𝑥 + 𝑐
dengan 𝑎 ≠ 1
3 Senin/
12 November
2012
3 – 4 Menentukan akar-akar persamaan
kuadrat dengan melengkapkan kuadrat
sempurna
Menentukan akar-akar persamaan
kuadrat dengan menggunakan rumus
kuadrat (abc).
4 Rabu/
14 November
2012
1 – 2 Tes Akhir
C. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran di Kelas yang Berasal dari SMP/MTs di Luar Pondok dan Kelas yang Berasal dari SMP di Dalam Pondok
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti melakukan observasi atau
pengamatan terhadap pengelolaan kelas yang dilakukan guru mata pelajaran
-
77
matematika agar peneliti sudah memahami kondisi kedua kelas. Hal itu dilakukan
agar ketika pelaksanaan pembelajaran siswa dapat dikondisikan dan diatur sebaik
mungkin. Dengan melakukan observasi terlebih dahulu, peneliti sudah memahami
model pembelajaran konvensional yang diterapkan guru matematika yang
bersangkutan.
Selain itu, peneliti juga meminta saran-saran terhadap pengelolaan kelas
berkaitan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe TTW yang akan diterapkan
ketika pembelajaran nanti.
1. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran di Kelas yang Berasal dari SMP/MTs di Luar Pondok
Secara umum kegiatan pembelajaran di kelas yang berasal dari SMP/MTs di
luar pondok dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe TTW terbagi
menjadi beberapa tahapan yang akan dijelaskan pada bagian-bagian dibawah ini.
a. Pembagian kelompok
Guru mengorganisasikan siswa untuk belajar. Guru membagi siswa ke dalam
kelompok heterogen, yang terdiri dari 4 sampai 5 orang perkelompok.
Pembentukan kelompok tersebut berdasarkan kemampuan akademik yang dinilai
dari nilai UTS. Pembentukan kelompok dilakukan dengan cara mengurutkan
siswa mulai dari nilai tertinggi sampai terendah yang dibagi sedemikian rupa
sehingga dalam tiap kelompok terdapat siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan
rendah sehingga terbentuklah 6 kelompok. Keenam kelompok tersebut yaitu
kelompok A, kelompok B, kelompok C, kelompok D, kelompok E, dan
kelompok F. Data lengkap pembagian kelompok tersebut dapat dilihat pada
lampiran 18.
-
78
b. Pembagian LKS (Lembar Kerja Siswa)
Pembelajaran diawali dengan membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada
siswa beserta soal yang akan didiskusikan dan dijawab oleh siswa. Sebelum
siswa melaksanakan langkah selanjutnya, guru menyajikan informasi dan
petunjuk berkaitan dengan materi yang dipelajari secara singkat.
c. Think (berpikir)
Siswa secara individu diminta untuk menuangkan ide-idenya mengenai
kemungkinan jawaban atau langkah penyelesaian atas permasalahan yang
diberikan serta hal-hal apa saja yang belum diketahui yang ditulis dalam bentuk
catatan kecil yang akan menjadi bahan untuk melakukan diskusi kelompok.
d. Talk (berkomunikasi)
Siswa mendiskusikan hasil catatannya (saling menukar ide) atas soal yang
diberikan agar diperoleh kesepakatan-kesepakatan jawaban atau langkah
penyelesaian dalam kelompok. Pada pertemuan pertama, terdapat kendala yang
dihadapi yaitu selama diskusi berlangsung tampak terlihat siswa masih ada yang
bingung dan malu dalam menyampaikan ide-ide yang mereka dapatkan,
sehingga siswa ingin selalu bertanya pada guru. Namun hal ini hanya
berlangsung pada pertemuan pertama sehingga pertemuan berikutnya siswa
sudah dapat mengerti dan memahami strategi pembelajaran yang dilaksanakan
dan telah terlihat banyak siswa yang tidak malu lagi dalam menyampaikan ide-
ide yang mereka dapatkan sesuai dengan soal yang dipecahkan dalam LKS.
-
79
e. Write (menulis)
Secara individu, siswa menuliskan semua langkah penyelesaian atas
permasalahan yang diberikan secara lengkap, jelas dan mudah dibaca.
f. Presentasi Hasil Diskusi
Tahap selanjutnya adalah mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi yang
telah ditulis. Pada tahapan ini, guru meminta perwakilan dari kelompok untuk
mempresentasikan jawabannya dan kemudian dibahas secara bersama-sama.
Pada pertemuan pertama tampak kebersamaan siswa yang masih kurang, hal ini
terlihat dari siswa yang kurang bisa dalam memperesentasikan hasil langkah
penyelesaian yang didapatkan dari kelompoknya karena kurangnya kerjasama
antar kelompok tadi.
g. Post test
Tahap berikutnya adalah mengevaluasi proses pemecahan masalah. Setelah
melakukan pembelajaran matematika strategi pembelajaran kooperatif tipe
TTW, maka guna mengetahui perkembangan peningkatan pengetahuan mereka
terhadap materi yang telah dipelajari diadakan post test pada setiap akhir
petemuan. Dalam mengerjakan post test, setiap siswa tidak boleh saling
membantu satu sama lain.
2. Deskripsi Kegiatan Pembelajaran di Kelas yang Berasal dari SMP di Dalam Pondok
Kegiatan pembelajaran di kelas yang berasal dari SMP di dalam pondok
dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe TTW terbagi menjadi
beberapa tahapan yang akan dijelaskan pada bagian-bagian dibawah ini.
-
80
a. Pembagian kelompok
Guru mengorganisasikan siswa untuk belajar. Guru membagi siswa ke dalam
kelompok heterogen, yang terdiri dari 4 sampai 5 orang perkelompok.
Pembentukan kelompok tersebut berdasarkan kemampuan akademik yang dinilai
dari nilai UTS. Pembentukan kelompok dilakukan dengan cara mengurutkan
siswa mulai dari nilai tertinggi sampai terendah yang dibagi sedemikian rupa
sehingga dalam tiap kelompok terdapat siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan
rendah sehingga terbentuklah 6 kelompok. Keenam kelompok tersebut yaitu
kelompok A, kelompok B, kelompok C, kelompok D, kelompok E, dan
kelompok F. Data lengkap pembagian kelompok tersebut dapat dilihat pada
lampiran 15.
b. Pembagian LKS (Lembar Kerja Siswa)
Pembelajaran diawali dengan membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada
siswa beserta soal yang akan didiskusikan dan dijawab oleh siswa. Sebelum
siswa melaksanakan langkah selanjutnya, guru menyajikan informasi dan
petunjuk berkaitan dengan materi yang dipelajari secara singkat.
c. Think (Berpikir)
Siswa secara individu diminta untuk menuangkan ide-idenya mengenai
kemungkinan jawaban atau langkah penyelesaian atas permasalahan yang
diberikan serta hal-hal apa saja yang belum diketahui yang ditulis dalam bentuk
catatan kecil yang akan menjadi bahan untuk melakukan diskusi kelompok.
-
81
d. Talk (Berkomunikasi)
Siswa mendiskusikan hasil catatannya (saling menukar ide) atas soal yang
diberikan agar diperoleh kesepakatan-kesepakatan jawaban atau langkah
penyelesaian dalam kelompok. Pada pertemuan pertama sama dengan kelas
sebelumnya, terdapat kendala yang dihadapi yaitu selama diskusi berlangsung
tampak terlihat siswa masih ada yang bingung dan malu dalam menyampaikan
ide-ide yang mereka dapatkan, sehingga siswa ingin selalu bertanya pada guru.
Namun hal ini hanya berlangsung pada pertemuan pertama sehingga pertemuan
berikutnya siswa sudah dapat mengerti dan memahami strategi pembelajaran
yang dilaksanakan dan telah terlihat banyak siswa yang tidak malu lagi dalam
menyampaikan ide-ide yang mereka dapatkan sesuai dengan soal yang
dipecahkan dalam LKS.
e. Write (Menulis)
Secara individu, siswa menuliskan semua langkah penyelesaian atas
permasalahan yang diberikan secara lengkap, jelas dan mudah dibaca.
f. Presentasi Hasil Diskusi
Tahap selanjutnya adalah mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi yang
telah ditulis. Pada tahapan ini, guru meminta perwakilan dari kelompok untuk
mempresentasikan jawabannya dan kemudian dibahas secara bersama-sama.
Pada pertemuan pertama tampak kebersamaan siswa yang masih kurang, hal ini
terlihat dari siswa yang kurang bisa dalam memperesentasikan hasil langkah
penyelesaian yang didapatkan dari kelompoknya karena kurangnya kerjasama
antar kelompok tadi.
-
82
g. Post test
Tahap berikutnya adalah mengevaluasi proses pemecahan masalah. Setelah
melakukan pembelajaran matematika strategi pembelajaran kooperatif tipe
TTW, maka guna mengetahui perkembangan peningkatan pengetahuan mereka
terhadap materi yang telah dipelajari diadakan post test pada setiap akhir
petemuan. Dalam mengerjakan post test, setiap siswa tidak boleh saling
membantu satu sama lain.
D. Deskripsi Kemampuan Awal Siswa
Data untuk kemampuan awal siswa kelas XA dan kelas XC adalah nilai hasil
tes kemampuan awal masing-masing kelas yang diambil dari nilai Ulangan Tengah
Semester (UTS), dapat dilihat pada Lampiran 13 dan 16. Berikut ini deskripsi
kemampuan awal siswa.
Tabel 4. 12 Deskripsi Kemampuan Awal Siswa
Kelas yang berasal dari
SMP di dalam pondok
Kelas yang berasal dari
SMP/MTs di luar pondok
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
Standar Deviasi
95
20
58,24
21,454
91
18
56,731
21,008
Tabel 4. 12 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan awal di
kelas yang berasal dari SMP/MTs di luar pondok dengan kelas yang berasal dari
SMP di dalam pondok tidak jauh berbeda jika dilihat dari nilai selisihnya yang hanya
berkisar 1,509. Untuk lebih jelasnya akan diuji dengan uji beda.
-
83
E. Uji Beda Kemampuan Awal Siswa
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi data yang
menggunakan uji Liliefors.
Tabel 4. 13 Rangkuman Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa
Kelas Lhitung Ltabel Kesimpulan
Kelas yang berasal dari SMP
di dalam pondok 0,1531 0,1731 Normal
Kelas yang berasal dari
SMP/MTs di luar pondok 0,1473 0,1706 Normal
𝛼 = 0,05
Berdasarkan tabel 4. 13 di atas diketahui kelas yang berasal dari SMP di
dalam pondok Lhitung lebih kecil dari Ltabel pada taraf signifikansi 𝛼 = 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Begitu pula dengan kelas berasal dari
SMP/MTs di luar pondok yang harga Lhitungnya lebih kecil dari Ltabel pada taraf
signifikansi 𝛼 = 0,05 sehingga data berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya
terdapat pada lampiran 22, 23, 25 dan 26.
2. Uji Homogenitas
Setelah diketahui data berdistribusi normal, pengujian dapat dilanjutkan
dengan uji homogenitas varians. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah
kemampuan siswa di kelas yang berasal dari SMP/MTs di luar pondok dan kelas
yang berasal dari SMP di dalam pondok bersifat homogen atau tidak.
-
84
Tabel 4. 14 Rangkuman Uji Homogenitas Varians Kemampuan Awal Siswa
Kelas Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan
Kelas yang berasal dari SMP
di dalam pondok 460,273
1, 043 1,96 Homogen
Kelas yang berasal dari
SMP/MTs di luar pondok 441,325
Berdasarkan tabel 4. 14 di atas diketahui bahwa taraf signifikansi 𝛼 = 0,05
didapatkan Fhitung kurang dari Ftabel. Hal itu berarti kemampuan awal kedua kelas
bersifat homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27.
3. Uji t
Data berdistribusi normal dan homogen, maka uji beda yang digunakan
adalah uji t. Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran 28, didapat
thitung = 0,254 sedangkan ttabel = 2,012 pada taraf signifikansi 𝛼 = 0,05 dengan derajat
kebebasan (dk) = 49. Harga thitung lebih kecil dari ttabel dan lebih besar dari –ttabel maka
H0 diterima dan Ha ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara kemampuan awal siswa di kelas yang yang berasal dari
SMP/MTs di luar pondok dan kelas yang berasal dari SMP di dalam pondok.
F. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa
1. Hasil Belajar Matematika Siswa pada Setiap Pertemuan
Hasil belajar siswa pada setiap pertemuan dilihat dari nilai post test yang
diberikan pada akhir kegiatan pembelajaran. Data hasil post test siswa setiap
pertemuan dapat dilihat pada lampiran 19 dan 20. Secara ringkas, nilai rata-rata hasil
post test setiap pertemuan pada kelas yang berasal dari SMP/MTs di luar pondok dan
kelas yang berasal dari SMP di dalam pondok dapat dilihat pada tabel berikut ini.
-
85
Tabel 4. 15 Nilai Rata-Rata Hasil Post Test Kelas Tiap Pertemuan
Pertemuan ke-
Nilai Rata-Rata
Kelas Yang Berasal Dari
SMP/MTs di Luar Pondok
Kelas Yang Berasal Dari
SMP di Dalam Pondok
1
2
3
71,375
66,731
69,48
70,417
68,92
70,84
Rata-Rata 69,195 70,059
Tabel 4. 15 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil post test di kelas
yang berasal dari SMP di dalam pondok dengan kelas yang berasal dari SMP/MTs di
luar pondok tidak jauh berbeda jika dilihat dari nilai selisihnya yang hanya berkisar
0,864.
2. Hasil Belajar Matematika Siswa pada Tes Akhir
Tes akhir dilakukan untuk mengetahui hasil belajar di kelas yang berasal dari
SMP/MTs di luar pondok maupun kelas yang berasal dari SMP di dalam pondok.
Tes dilakukan pada pertemuan keempat. Distribusi jumlah siswa yang mengikuti tes
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.16 Distribusi Jumlah Siswa yang Mengikuti Tes Akhir
KD KL
Tes akhir program pengajaran
Jumlah siswa seluruhnya
25
25
26
26
Berdasarkan tabel 4. 16 di atas dapat diketahui bahwa pada pelaksanaan tes
akhir di kelas yang berasal dari SMP/MTs di luar pondok diikuti oleh 26 siswa atau
100%, begitu juga halnya dengan kelas yang berasal dari SMP di dalam pondok
diikuti oleh 25 siswa atau 100%.
-
86
a. Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Kelas yang Berasal dari SMP/MTs di Luar Pondok
Hasil belajar matematika siswa di kelas yang berasal dari SMP/MTs di luar
pondok disajikan dalam tabel distribusi berikut ini.
Tabel 4. 17 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas yang
Berasal dari SMP/MTs di Luar Pondok
Nilai Frekuensi Presentase (%) Keterangan
95,00 – 100
80,00 – 94,99
65,00 – 79,99
55,00 – 64,99
40,00 – 54,99
< 40,00
-
5
6
8
6
1
-
19,2
23,1
30,8
23,1
3,8
Istimewa
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Amat Kurang
Jumlah 26 100,00
Berdasarkan tabel 4. 17 di atas dapat diketahui bahwa pada kelas yang berasal
dari SMP/MTs di luar pondok terdapat 5 siswa atau 19,2% termasuk kualifikasi baik
sekali, 14 siswa atau 53,9% termasuk dalam kualifikasi baik dan cukup, dan ada 7
siswa atau 26,9% termasuk kualifikasi kurang sampai amat kurang. Nilai rata-rata
keseluruhan adalah 63,923 dan termasuk kualifikasi cukup. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 30.
b. Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Kelas yang Berasal dari SMP di Dalam Pondok
Hasil belajar matematika siswa di kelas yang berasal dari SMP di dalam
pondok disajikan dalam tabel distribusi berikut ini.
-
87
Tabel 4. 18 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas yang
Berasal dari SMP di Dalam Pondok
Nilai Frekuensi Presentase (%) Keterangan
95,00 – 100
80,00 – 94,99
65,00 – 79,99
55,00 – 64,99
40,00 – 54,99
< 40,00
-
6
4
6
9
-
-
24
16
24
36
-
Istimewa
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Amat Kurang
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 4. 18 di atas dapat diketahui bahwa pada kelas yang berasal
dari SMP di dalam pondok terdapat 6 siswa atau 24% termasuk kualifikasi baik
sekali, ada 10 siswa atau 40% termasuk kualifikasi baik dan cukup, dan ada 9 siswa
atau 36% termasuk kualifikasi kurang. Nilai rata-rata keseluruhan adalah 65,08 dan
termasuk kualifikasi baik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 29.
G. Uji Beda Hasil Belajar Matematika Siswa
Rangkuman hasil belajar siswa dari tes akhir yang diberikan dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 4. 19 Deskripsi Hasil Belajar Siswa
Kelas yang berasal dari
SMP di dalam pondok
Kelas yang berasal dari
SMP/MTs di luar pondok
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
Standar Deviasi
91
44
65,08
15,21
90
36
63,293
14,59
-
88
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distiribusi data yang
menggunakan uji Liliefors.
Tabel 4. 20 Rangkuman Uji Normalitas Hasil Tes Akhir
Kelas Lhitung Ltabel Kesimpulan
Kelas yang berasal dari SMP
di dalam pondok 0,1664 0,1731 Normal
Kelas yang berasal dari
SMP/MTs di luar pondok 0,1206 0,1706 Normal
𝛼 = 0,05
Tabel 4. 20 di atas menunjukkan bahwa harga Lhitung untuk kelas yang berasal
dari SMP di dalam pondok lebih kecil dari Ltabel pada taraf signifikansi 𝛼 = 0,05.
Demikian pula untuk kelas yang berasal dari SMP/MTs di luar pondok Lhitung lebih
kecil dari Ltabel, artinya hasil belajar matematika pada kelas yang berasal dari
SMP/MTs di luar pondok adalah normal. Maka dapat dinyatakan bahwa pada taraf
signifikansi 𝛼 = 0,05 kedua kelas berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 31, 32, 33 dan 34.
2. Uji Homogenitas
Setelah diketahui data berdistibusi normal, pengujian dapat dilanjutkan
dengan uji homogenitas varians. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil
belajar matematika pada kelas yang berasal dari SMP/MTs di luar pondok dan kelas
yang berasal dari SMP di dalam pondok bersifat homogen atau tidak.
-
89
Tabel 4. 21 Rangkuman Uji Homogenitas Varians Hasil Tes Akhir
Kelas Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan
Kelas yang berasal dari
SMP di dalam pondok 231,3267
1,087 1,96 Homogen
Kelas yang berasal dari
SMP/MTs di luar pondok 212,8738
𝛼 = 0,05
Berdasarkan tabel 4. 21 di atas diketahui bahwa pada taraf signifikansi 𝛼 =
0,05 didapatkan Fhitung kurang dari Ftabel. Hal itu berarti hasil belajar kedua kelas
bersifat homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 35.
3. Uji t
Data berdistribusi normal dan homogen, maka uji beda yang digunakan
adalah uji t. Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran 36,
didapatkan thitung = 0,277 sedangkan ttabel = 2,012 pada taraf signifikansi 𝜶 = 0,05
dengan derajat kebebasan (dk) = 49. Harga thitung lebih kecil dari ttabel dan lebih besar
dari –ttabel maka H0 diterima Ha ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada kelas yang berasal dari
SMP/MTs di luar pondok dan kelas yang berasal dari SMP di dalam pondok.
H. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil tes akhir menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas yang berasal dari
SMP/MTs di luar pondok yakni 65,08 yang berada pada kualifikasi baik dan kelas
yang berasal dari SMP di dalam pondok sebesar 63,923 yang berada pada kualifikasi
cukup. Selisih rata-rata nilai akhir yaitu1,157. Berdasarkan hasil analisis uji beda
yaitu dengan memakai uji t didapat thitung = 0,277 sedangkan ttabel = 2,012 pada taraf
-
90
signifikansi 𝛼 = 5% dengan derajat kebebasan (dk) = 49. Harga thitung lebih kecil dari
ttabel dan lebih besar dari –ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar
matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatife tipe TTW siswa
yang berasal dari SMP/MTs di luar pondok dengan siswa yang berasal dari SMP di
dalam pondok. Hal tersebut juga dapat dilihat dari nilai rata-rata post test yang
diperoleh siswa pada setiap pertemuan.
Pada pertemuan pertama, kelas yang berasal dari SMP/MTs di luar pondok
mendapat nilai rata-rata sebesar 71,375. Sedangkan kelas yang berasal dari SMP di
dalam pondok mendapat nilai rata-rata yang sedikit lebih rendah yakni sebesar
70,417. Selisih antara keduanya yaitu 0,958.
Pada pertemuan kedua, kelas yang berasal dari SMP/MTs di luar pondok
mendapat nilai rata-rata sebesar 66,731. Sedangkan kelas yang berasal dari SMP di
dalam pondok mendapat nilai rata-rata sebesar 68,92. Selisih antara keduanya yaitu
2,189.
Pada pertemuan ketiga, kelas yang berasal dari SMP/MTs di luar pondok
mendapat nilai rata-rata sebesar 69,48. Sedangkan kelas yang berasal dari SMP di
dalam pondok mendapat nilai rata-rata sebesar 70,84. Selisih antara keduanya yaitu
1,36.
Adapun nilai rata-rata post test ketiga pertemuan dikelas yang berasal dari
SMP/MTs di luar pondok sebesar 69,19 dan dikelas yang berasal dari SMP di dalam
pondok sebesar 70,06. Selisih antara keduanya adalah 0,87. Nilai rata-rata dari ketiga
-
91
pertemuan tersebut pada kelas yang berasal dari SMP di dalam pondok lebih unggul
dari kelas yang berasal dari SMP/MTs di luar pondok.
Sedangkan pada evaluasi tes akhir nilai rata-rata di kelas yang berasal dari
SMP di dalam pondok sebesar 65,08 dan nilai rata-rata di kelas berasal dari
SMP/MTs di luar pondok sebesar 63,923. Selisih antara keduanya yaitu 1,157. Hal
ini menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe TTW
dapat dirasakan manfaatnya pada kedua kelas tersebut dalam pembelajaran
matematika khususnya materi penyelesaian persamaan kuadrat.
Strategi pembelajaran kooperatif tipe TTW diawali dengan “think” yaitu
tahap bagaimana siswa memikirkan penyelesaian suatu masalah/soal matematika
yang diberikan oleh guru. Aktivitas berfikir (think) dapat dilihat dari proses
membaca suatu teks matematika atau berisi masalah/soal cerita matematika
kemudian memikirkan penyelesaian dari masalah tersebut.
Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talk”.
Pada tahap ini memungkinkan siswa untuk terampil berbicara (berkomunikasi secara
lisan) yakni berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang mereka pahami.
Siswa menggunakan bahasa untuk menyajikan ide jawaban kepada temannya,
berbagi strategi solusi pemecahan masalah dari soal yang diberikan guru, dan
membuat penyelesaiannya.
Selanjutnya tahap “write” yaitu menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja
yang disediakan (Lembar Aktivitas Siswa). Aktivitas siswa selama tahap ini adalah
(1) menulis jawaban terhadap masalah/pertanyaan yang diberikan, (2)
mengorganisasikan semua pekerjaan langkah-demi-langkah, (3) mengoreksi semua
-
92
pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan ataupun perhitungan yang ketinggalan,
(4) meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca dan
terjamin keasliannya.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa pembelajaran matematika dengan
strategi pembelajaran kooperatif tipe TTW dapat meningkatkan hasil belajar siswa.