bab iv pengolahan limbah
DESCRIPTION
pengoalahan limbah pertaminaTRANSCRIPT
BAB IV PENGOLAHAN LIMBAH - PERTAMINA00.36 LETSHARE NO COMMENTS
Pengolahan limbah dilakukan karena berorientasi pada akibat yang ditimbulkan dalam lingkungan
terutama pada daerah sekitar industri maupun efek keseluruhan untuk semua lingkungan. Dengan
prinsip pencegahan dan penanggulangan pencemaran harus dapat menjamin terpeliharanya
kepentingan umum dan keseimbangan lingkungan, dengan tetap memperhatikan kepentingan pihak
industri.
Limbah PT. PERTAMINA RU- VI yang dihasilkan ada 3 jenis yaitu :
1. Limbah padat,
2. Limbah gas
3. Limbah cair.
4.1. Pengolahan Limbah Cair
Limbah yang dihasilkan industri minyak bumi umumnya mengandung logam-logam berat maupun
senyawa yang berbahaya. Selain logam berat, limbah, atau air buangan industri, minyak bumi juga
mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon yang sangat rawan terhadap bahaya kebakaran.
Dalam setiap kegiatan industri, air buangan yang keluar dari kawasan industri minyak bumi harus
diolah terlebih dahulu dalam unit pengolahan limbah, sehingga air buangan yang telah diproses dapat
memenuhi spesifikasi dan persyaratan yang telah ditentukan oleh pemerintah. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka dibangun unit Sewage dan Effluent Water Treatment di PT. PERTAMINA (Persero)
UP-VI Balongan ini.
Secara garis besar effluent water treatment di PT. PERTAMINA (Persero) RU - VI Balongan dibagi
menjadi dua, yaitu treatment oily water dan treatment air buangan proses. Treatment oily water
dilakukan di rangkaian separator sedangkan treatment air buangan proses dilakukan menggunakan
lumpur aktif (activated sludge) yang merupakan campuran dari koloni mikroba aerobik.
Unit pengolah air buangan terdiri dari:
1. Air Floatation Section
Air hujan yang bercampur minyak dari unit proses dipisahkan oleh CPI separator sedangkan air
ballast dipisahkan di API separator kemudian mengalir ke seksi ini secara gravitasi.
Campuran dari separator mengalir ke bak DAF Feed Pump dan dipompakan ke bak floatation,
sebagian campuran dipompakan ke pressurize vessel. Dalam pressurize vessel udara dari plant air
atau DAF compressor udara dilarutkan dalam pressurize waste water. Bilamana pressurize waste
water dihembuskan ke pipa inlet floatation pada tekanan atmosfir, udara yang terlarut disebarkan
dalam bentuk gelembung dan minyak yang tersuspensi dalam waste water terangkat ke permukaan
air.
Minyak yang mengapung diambil dengan skimmer dan dialirkan ke bak floatation oil. Minyak di dalam
bak floatation oil dipompakan ke tangki recovery oil. Air bersih dari bak floatation mengalir ke bak
impounding basin.
2. Activated Oil Sludge
Aliran proses penjernian air dengan CPI Separator dan aliran sanitary dengan pompa dialirkan secara
gravitasi ke seksi activated sluge. Air hasil proses CPI dan filtrate dehydotator dicampurkan dalam
bak proses effluent dan campuran air ini dipompakan ke pit aeration pada operasi normal dan pada
emergency ke pit clarifier melalui rapid mixing pit dan Flocculation pit. Apabila kualitas air off spec,
maka air tersebut dikembalikan ke bak effluent sedikit demi sedikit untuk dibersihkan dengan normal
proses.
Ferri Chlorida (FeCl3) dan Caustic Soda (NaOH) diinjeksikan ke bak flocculation. Air yang
tersuspensi, minyak dan sulfide dalam air kotor dihilangkan dalam unit ini. Lumpur yang mengendap
dalam bak clarifier dipompakan ke bak thickener.
Pemisahan permukaan dari bak clarifier dilakukan secara over flow ke bak aeration. Air kotor dari
sanitary mengalir secara langsung ke bak aeration. Dalam bak aeration ditambahkan nutrient. Selain
itu, untuk menciptakan lingkungan aerobic bak ini dilengkapi pula dengan aerator.
Treatment dengan biological ini mengirangi dan menghilangkan benda-benda organic (BOD dan
COD). Setelah treatment dengan biological, air kotor bersama lumpur dikirim ke bak aeration kembali,
sebagai lumpur dikirim ke bak thickener.
Pemisahan pemurnian air dari bak sedimentasi mengalir dari atas ke Impounding Basin. Unit Sewage
and Effluent Water Treatment dirancang untuk system waste water treatment yang bertujuan
memproses buangan seluruh kegiatan dari unit proses dan area pertangkian dalam batas-batas
effluent yang ditetapkan air bersih. Kapasitas unit ini sebesar 600m3/jam dimana kecepatan effluent
didesain untuk penyesuaian kapasitas 180 mm/hari curah hujan di area proses dan utilitas.
Unit penjernian buangan air ini memiliki beberapa proses, yaitu:
1. Proses fisik
Pada proses ini diusahakan agar minyak maupun buangan padat dipisahkan secara fisik. Setelah
melalui proses fisik tersebut, kandungan minyak dalam buangan air hanya diperbolehkan ±25 ppm.
2. Proses kimia
Proses ini dilakukan dengan menggunakan bahan penolong seperti koagulan, flokulan, penetrasi,
pengoksidasi dan sebagainya, yang dimaksudkan untuk menetralkan zat kimia berbahaya dalam air
limbah. Senyawa yang tidak diinginkan diikat menjadi padat dalam bentuk endapan lumpur yang
selanjutnya dikeringkan.
3. Proses mikrobiologi,
Proses mikrobiologi merupakan proses akhir dan berlangsung lama dan hanya dapat mengolah
senyawa yang sangat sedikit mengandung senyawa logam berbahaya. Pada dasarnya proses ini
memanfatkan mahluk hidup(mikroba) untuk mengolah bahan organik.
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Tujuannya untuk mengumpulkan
dan memisahkan zat padat koloidal yang tidak mengendap serta menstabikan senyawa-senyawa
organic. Sebagai pengolahan sekunder, penglahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan
ynag paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode
pengolahan limbah secara biologi dengan segala modifikasinya.
Konsep yang digunakan dalam proses pengolahan limbah secara biologi adalah eksploitasi
kemampuan mikroba dalam mendegradasi senyawa-senyawa polutan dalam air limbah. Pada proses
degradasi, senyawa-senyawa tersebut akan berubah menjadi senyawa-senyawa lain yang lebih
sederhana dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Hasil perubahan tersebut sangat tergantung pada
kondisi lingkungan saat berlangsungnya proses pengolahan limbah. Oleh karena itu, eksolitasi
kemampuan mikroba untuk mengubah senyawa polutan biasanya dilakukan dengan cara
mengoptimalkan kondisi lingkungan untuk pertumbuhan mikroba sehingga tercapai efisiensi yang
maksimum.
3. Dehydrator dan Incenerator section
Padatan berupa lumpur yang terkumpul dari floatation section dan activated sludge ditampung pada
sebuah bak. Selanjutnya lumpur tersebut dipisahkan airnya dengan bantuan bahan kimia dan alat
mekanis berupa (alat yang bekerja memisahkan cairan-padatan dan dengan memutarnya pada
kecepatan tinggi).
4.2. Pengolahan Limbah Gas
Limbah gas dari kilang ini diolah di sulfur recovery unit dan sisanya dibakar di incinerator (untuk gas
berupa H2S dan CO) maupun flare (gas hidrokarbon).
4.3. Pengolahan Limbah Padat
Sludge merupakan suatu limbah yang dihasilkan dalam industri minyak yang tidak dapat dibuang
begitu saja ke alam bebas, karena akan mencemari lingkungan. Pada sludge selain mengandung
lumpur, pasir, dan air juga masih mengandung hidrokarbon fraksi berat yang tidak dapat di-recovery
ke dalam proses. Sludge ini juga tidak dapat di buang ke lingkungan sebab tidak terurai secara
alamiah dalam waktu singkat.
Pemusnahan hidrokarbon perlu dilakukan untuk menghindari pencemaran lingkungan. Dalam upaya
tersebut, PT. PERTAMINA (Persero) UP-VI Balongan melakukannya dengan membakar sludge
dalam suatu ruang pembakar (incinerator) pada temperature 800ºC. Lumpur/pasir yang tidak terbakar
dapat digunakan untuk landfill atau dibuang di suatu area, sehingga pencemaran lingkungan dapat
dihindari.