bab iv pengembangan model - · pdf fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah...

73
58 BAB IV PENGEMBANGAN MODEL Pengembangan model adalah usaha untuk membangun model yang dapat mempresentasikan sektor industri yang ditinjau. Pembentukan model dimulai dari pengenalan terhadap inti permasalahan yang nantinya akan mempermudah dalam penelusuran sub sistem – sub sistem yang menjadi bagian dari permasalahan tersebut. IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan IV.1.1 Produksi Buah – buahan di Indonesia Letak Indonesia yang berada di jalur khatulistiwa membuat Indonesia memiliki iklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. Hal ini menjadikan wilayah Indonesia menjadi sangat subur. Selain itu, keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia, membuat Indonesia menempati urutan kedua setelah Brazil sebagai center of mega biodiversity. Sumber daya alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan komparatif yang dapat dikembangkan dan didayagunakan untuk penopang pembangunan nasional. Pisang, Jeruk, Mangga, Durian dan Manggis merupakan jenis buah tropis utama di Indonesia, dengan produksi rata-rata pada tahun 2004 masing-masing sebesar 4,9 juta ton; 2,07 juta ton; 1,44 juta ton; 0,675 juta ton; dan 0,06 juta ton. Total produksi buah-buahan pada tahun 2003 sekitar 13,55 juta ton, dan meningkat sekitar 5,90 persen pada tahun 2004 menjadi 14,35 juta ton. Pulau Jawa dan Sumatera merupakan sentra produksi buah-buahan utama. Potensi buah – buahan di Indonesia ditampilkan pada Tabel IV.1, 4.2 dan 4.3

Upload: buikhanh

Post on 13-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

58

BAB IV

PENGEMBANGAN MODEL

Pengembangan model adalah usaha untuk membangun model yang dapat

mempresentasikan sektor industri yang ditinjau. Pembentukan model dimulai

dari pengenalan terhadap inti permasalahan yang nantinya akan mempermudah

dalam penelusuran sub sistem – sub sistem yang menjadi bagian dari

permasalahan tersebut.

IV.1 Deskripsi Umum Sistem Tinjauan

IV.1.1 Produksi Buah – buahan di Indonesia

Letak Indonesia yang berada di jalur khatulistiwa membuat Indonesia memiliki

iklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi.

Hal ini menjadikan wilayah Indonesia menjadi sangat subur. Selain itu,

keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia, membuat Indonesia menempati

urutan kedua setelah Brazil sebagai center of mega biodiversity. Sumber daya

alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan komparatif

yang dapat dikembangkan dan didayagunakan untuk penopang pembangunan

nasional.

Pisang, Jeruk, Mangga, Durian dan Manggis merupakan jenis buah tropis utama

di Indonesia, dengan produksi rata-rata pada tahun 2004 masing-masing sebesar

4,9 juta ton; 2,07 juta ton; 1,44 juta ton; 0,675 juta ton; dan 0,06 juta ton. Total

produksi buah-buahan pada tahun 2003 sekitar 13,55 juta ton, dan meningkat

sekitar 5,90 persen pada tahun 2004 menjadi 14,35 juta ton. Pulau Jawa dan

Sumatera merupakan sentra produksi buah-buahan utama. Potensi buah – buahan

di Indonesia ditampilkan pada Tabel IV.1, 4.2 dan 4.3

Page 2: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

59

Tabel IV.1 Produksi Buah – buahan di Indonesia (dalam Ton)

No Komoditi Tahun

2000 2001 2002 2003 2004 1 Mangga 876.027 923.294 1.402.906 1.526.474 1.437.665 2 Jeruk 644.052 691.433 968.132 1.529.824 2.071.084 3 Pisang 3.746.962 4.300.422 4.384.384 4.177.155 4.874.439 4 Durian 236.794 347.118 525.064 741.831 675.902 5 Manggis 26.400 25.812 62.055 79.073 62.117 6 Buah Lainnya 2.882.721 3.670.953 4.320.976 5.479.078 5.227.249

Total 8.412.956 9.959.032 11.663.517 13.551.435 14.348.456Sumber : BPS (2006)

Tabel IV.2 Luas Perkebunan Buah-buahan di Indonesia (dalam Ha)

No Komoditi Tahun

2000 2001 2002 2003 2004 1 Mangga 44.185 44.208 184.659 158.894 185.773 2 Jeruk 37.120 35.367 47.824 69.139 72.306 3 Pisang 73.539 76.923 74.751 85.690 95.434 4 Durian 23.021 49.812 41.033 53.770 48.278 5 Manggis 5.192 4.607 8.051 9.354 8.473 6 Buah Lainnya 223.216 272.025 294.272 345.117 296.855

Total 406.273 482.942 650.590 721.964 707.119 Sumber : BPS (2006)

Tabel IV.3 Produktivitas Buah-buahan di Indonesia (Ton/Ha)

No Komoditi Tahun

2000 2001 2002 2003 2004 1 Mangga 19.83 20.89 7.60 9.61 7.74 2 Jeruk 17.35 19.55 20.24 22.13 28.64 3 Pisang 50.95 55.91 58.65 48.75 51.08 4 Durian 10.29 6.97 12.80 13.80 14.00 5 Manggis 5.08 5.60 7.71 8.45 7.33

Sumber : BPS (2006)

Page 3: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

60

IV.1.2 Produk Sari Buah

Industri sari buah di Indonesia dibedakan menjadi dua bagian berdasarkan jenis

produk yang dihasilkan, yaitu industri hulu yang khusus mengolah buah menjadi

puree (bubur buah), serta industri hilir yang mengolah puree buah menjadi produk

sari buah yang siap dikonsumsi. Industri hulu (puree) di Indonesia umumnya

masih berada dalam skala usaha kecil dan menengah, sedangkan industri sari buah

umumnya sudah berada pada skala industri besar. Proses pembuatan puree buah

dan sari buah dapat dilihat pada Gambar IV.1 dan 4.2.

• Proses Pembuatan Puree Buah

Gambar IV.1 Diagram alir Proses Pembuatan Puree Buah

Page 4: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

61

• Proses Pembuatan Sari Buah

Gambar IV.2 Diagram alir Proses Pembuatan Sari Buah

IV.1.3 Kondisi Umum Industri Sari Buah

Industri minuman sari buah di Indonesia baru berkembang sekitar tahun 1980.

Pada saat itu ada beberapa produk sari buah seperti Sunfresh, Buavita,

Caprisonne, Californiana dan Ripe, serta beberapa merk luar negeri seperti

Minute Maid (konsentrat beku), V8 dan Del Monte (siap saji). Seiring dengan

pertumbuhan perekonomian masyarakat di Indonesia, minuman sari buah mulai

dikonsumsi oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Bahkan saat ini minuman

sari buah sudah menjadi komoditi yang pemasarannya sampai ke pedagang kecil

di kaki lima dan pedagang asongan yang dijajakan bersama-sama dengan air

minum dalam kemasan.

Page 5: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

62

Saat ini pasar minuman sari buah mulai berkembang di berbagai pelosok di

Indonesia. Di gerai-gerai retail modern, produk sari buah banyak beredar, baik

produk dalam negeri, maupun produk sari buah impor. Produk sari buah domestik

yang beredar di pasaran yaitu : Sunfresh (Chilled Product), Sunripe (Chilled

Product), Sunshine, Diamond, Jungle, Marco, Berri, Fruta, Sunfill, Buavita, ABC

Heinz, Country Choice, Love, Mitu, Capri-Sonne, Californiana dan Calamansi.

Sedangkan Produk sari buah impor yang beredar di pasaran yaitu : Dewlands,

Cyprina, Berri, Just Juice, Sunkist, Ribena, Fruit Tree, Pokka, Lotte, Unif,

Florida, Ceres, Original, Chabba, P&N, Santal, PET Bottle/Can, Mogu-mogu,

Berri, Pokka, Yeo’s, Go-go, Del Monte, Minute Maid, Nekta, Fuze, Martinelis,

Harvey Fresh, Tropicana Season’s, Spring Valley, S&W, Mountain Fresh Fruit,

Golden Pan, Everfresh, Joker dan Pops.

Penciptaan mata rantai distribusi sari buah, bukan saja menambah pendapatan

bagi pedagang informal, namun sekaligus menumbuhkan lapangan kerja baru.

Sebaliknya, penurunan mata rantai distribusi tersebut juga mempunyai dampak

pengurangan kesempatan kerja yang serupa. Penelitian independen oleh LPEM

Universitas Indonesia menyatakan bahwa potensi yang dimiliki oleh komoditi

minuman ringan termasuk didalamnya minuman sari buah adalah :

1. Minuman ringan tidak memiliki karakteristik barang mewah,

2. Minuman ringan dikonsumsi secara luas oleh berbagai lapisan masyarakat,

kelompok pendidikan dan status pekerjaan

3. Minuman ringan merupakan barang yang permintaannya elastis terhadap

harga (Indeks Elastisitas 1.19)

4. Minuman ringan mempertahankan harga produk agar terjangkau masyarakat

sebagai kunci pertumbuhan

5. Minuman ringan memiliki dampak pengganda tenaga kerja yang besar yaitu

multiplier effect dari pertumbuhan industri ini dapat menciptakan lapangan

kerja 4,9 kali dari industri induknya.

Page 6: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

63

IV.1.4 Perkembangan Industri Sari Buah di Indonesia

• Perkembangan Produksi, Kapasitas, dan Utilisasi Industri Sari Buah

Tabel IV.4 Produksi, Kapasitas, dan Utilisasi Industri Sari Buah Tahun 2001-2006

Uraian Satuan Tahun

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Kapasitas Izin Ton 138.053 138.053 141.380 142.194 143.809 146.467

Produksi riil Ton 70.413 77.755 81.643 84.909 90.147 95.213

Utilisasi % 51,00 56,32 57,75 59,71 62,69 65,00

Sumber : Departemen Perindustrian (2007)

• Perkembangan Jumlah Perusahaan, Nilai Investasi dan Tenaga Kerja

Industri Sari Buah

Tabel IV.5 Jumlah Perusahaan, Nilai Investasi dan Tenaga Kerja Industri Sari

Buah Tahun 2001-2006

Uraian Satuan Tahun

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Jml Perusahaan Unit Usaha 10 10 12 12 13 14

Nilai Investasi Rp. Juta 76.567 76.580 77.330 77.360 77.588 78.327

Jml Tenaga Kerja Orang 2.625 2.633 2.762 2.765 2.850 2908

Sumber : Departemen Perindustrian (2007)

• Perkembangan Ekspor dan Impor Sari Buah

Tabel IV.6 Ekspor dan Impor Sari Buah Tahun 2001-2005

Uraian Satuan Tahun

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Ekspor Ton 36.113 38.005 34.764 39.597 41.555 44.646

US$ Ribu 31.691 34.123 32.008 34.822 31.129 36.388

Impor Ton 19.313 19.379 21.473 37.838 51.622 85.444

US$ Ribu 14.765 15.666 17.473 26.879 38.309 60.919

Sumber : Departemen Perindustrian (2007)

Page 7: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

64

IV.2 Referensi Dinamis Model dan Horison Waktu

Referensi dinamis merupakan grafik atau data deskriptif yang menunjukkan

perkembangan masalah dalam beberapa waktu (Sterman, 2000). Referensi

dinamis dapat membantu pembuat model untuk mengkarakteristikkan masalah

secara dinamik, mengetahui pola perilaku yang menunjukkan bagaimana

permasalahan timbul, serta bagaimana hal tersebut akan berkembang di masa yang

akan datang. Pada penelitian ini, referensi dinamis yang digunakan adalah

variabel – variabel kritis yang menjadi kriteria performansi sistem, yaitu :

1. Tingkat pertumbuhan industri yang ditandai dengan tingkat produksi industri

sari buah (2000 – 2006).

2. Tingkat pertumbuhan pasar domestik, yang ditandai dengan tingkat output

industri sari buah untuk pasar domestik (2000 – 2006).

3. Tingkat pertumbuhan pasar ekspor, yang ditandai dengan tingkat output

industri sari buah untuk pasar ekspor (2000 – 2006).

4. Perkembangan kapasitas produksi industri sari buah (2000 – 2006).

5. Tingkat investasi industri sari buah (2000 – 2006).

6. Jumlah penyerapan tenaga kerja industri sari buah (2000 – 2006).

Sedangkan horison waktu adalah periode selama dilakukan proses simulasi

berjalan. Pada penelitian ini, horison waktu simulasi adalah sampai tahun 2020.

Diperkirakan selama rentang waktu simulasi tersebut, tidak ada perubahan

struktur yang cukup dramatis dalam sistem nyata yang dapat mengakibatkan

model menjadi tidak relevan.

IV.3 Batasan Model

Untuk mempermudah proses pembatasan model, dilakukan penentuan variabel –

variabel kunci yang akan diformulasikan secara endogen, eksogen, serta variabel

yang tidak tercakup dalam model. Kurangnya pemahaman mengenai batasan

model, membuat model yang dibangun menjadi tidak relevan dan menghasilkan

output yang tidak masuk akal.

Page 8: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

65

IV.4 Struktur Model

Pada posisi penelitian dan state of the art yang ditampilkan pada Bab I, dijelaskan

mengenai sub sistem – sub sistem yang digunakan untuk membangun suatu model

industri. Secara umum, sub sistem yang sebelumnya dipakai untuk membangun

model terdiri atas sub sistem produksi, barang kapital, bahan baku, tenaga kerja,

rumah tangga, populasi konsumsi, pendapatan, keuangan, investasi, pemerintah,

perdagangan internasional, teknologi basis padi, pendapatan petani, teknologi

budidaya dan pasca panen, dan nilai tambah.

Dalam penelitian ini, penyusunan diagram sub sistem dilakukan dengan mengacu

pada model penelitian – penelitian sebelumnya yang terkait dengan kondisi

industri sari buah sekarang, roadmap industri pengolahan buah (Departemen

Perindustrian, 2005), model pengembangan industri pengolahan buah di Jawa

Barat (Disperindag Agro Jawa Barat, 2007), dan model industri nasional

(Forrester, 1991).

Kondisi industri sari buah di Indonesia memiliki tingkat produksi yang rendah,

sedangkan tingkat permintaan domestik dan ekspor produknya cukup tinggi. Hal

ini menyebabkan pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat akan produk sari

buah diperoleh dari impor. Saat ini sekitar 35 merek produk sari buah impor yang

beredar di pasar Indonesia, sedangkan produk sari buah domestik hanya sekitar 17

merek. Tingginya konsumsi masyarakat akan produk sari buah memicu maraknya

produk sari buah impor yang masuk secara ilegal ke Indonesia. Sehingga

peningkatan produksi pada industri sari buah di Indonesia diharapkan dapat

mememenuhi kebutuhan masyarakat, dan megurangi ketergantungan terhadap

produk sari buah impor.

Untuk meningkatkan produksi pada industri sari buah, harus diperhatikan faktor –

faktor yang dapat mempengaruhi dan menggerakkan tingkat produksi. Hal ini

menjadi dasar dalam pemilihan sub sistem yang tepat untuk membangun model

dinamika sistem industri sari buah, dalam rangka meningkatkan produksi untuk

memenuhi permintaan domestik dan ekspor.

Page 9: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

66

Roadmap industri pengolahan buah yang dikembangkan Departemen

Perindustrian berisi program – program aksi yang dikelompokkan menjadi

delapan bidang pengembangan yaitu klaster, infrastruktur, investasi, bahan baku,

teknologi, sumber daya masyarakat, pasar, dan iklim usaha. Tahapan kegiatan

yang terdapat dalam roadmap industri pengolahan buah ditampilkan pada Gambar

IV.3. Pada penelitian ini diambil 4 bidang pengembangan untuk dijadikan sub

sistem dalam model dinamika sistem industri sari buah, yaitu investasi, bahan

baku, sumber daya masyarakat, dan pasar.

Pengembangan investasi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah

investasi sektor industri pengolahan buah di Indonesia. Pada penelitian ini peran

tersebut terdapat pada sub sistem keuangan dan pemerintah. Pengembangan

bahan baku dilakukan dengan tujuan untuk menjaga pasokan bahan baku agar

dapat tersedia secara kontinyu. Pada penelitian ini peran tersebut analog dengan

sub sistem bahan baku. Pengembangan sumber daya masyarakat bertujuan untuk

meningkatkan tenaga kerja yang terampil dan handal pada sektor industri

pengolahan buah. Pada penelitian ini peran tersebut terdapat pada sub sistem

tenaga kerja. Pengembangan pasar dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan

permintaan produk olahan buah baik domestik maupun ekspor. Pada penelitian

ini peran tersebut terdapat pada sub sistem permintaan domestik dan permintaan

ekspor.

Page 10: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

67

Gambar IV.3 Roadmap Industri Pengolahan Buah (Depperin, 2005)

Page 11: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

68

Model pengembangan industri pengolahan buah yang dikembangkan oleh Dinas

Perindustrian Agro Jawa Barat terdiri atas lima sub sistem yaitu sub sistem

lingkungan usaha, sub sistem perdagangan, sub sistem produksi, sub sistem

pembiayaan, dan sub sistem kelembagaan. Gambaran lengkap mengenai model

pengembangan industri pengolahan buah propinsi Jawa Barat ditampilkan pada

Gambar IV.4.

Gambar IV.4 Pengembangan Sistem Industri Pengolahan Buah di Jawa Barat (Disperindag Agro Jawa Barat, 2007)

Sub sistem lingkungan usaha yang terdapat pada model tersebut berkaitan dengan

permintaan pasar dan keamanan investasi. Pada penelitian ini peran tersebut

diturunkan menjadi sub sistem permintaan domestik dan permintaan ekspor. Sub

sistem perdagangan berkaitan dengan bahan baku, bahan penunjang, dan promosi.

Pada penelitian ini peran tersebut diturunkan menjadi sub sistem permintaan domestik

dan permintaan ekspor. Sub sistem produksi berkaitan dengan tenaga kerja, mesin

SUB SISTEM LINGKUNGAN USAHA

SUB SISTEM PERDAGANGAN

SUB SISTEM PEMBIAYAAN

SUB SISTEM PRODUKSI

SUB SISTEM KELEMBAGAAN

DEMAND PASAR

BAHAN BAKU & BAHAN PENUNJANG

BELANJA & PENDAPATAN

TENAGA KERJA, ALAT DAN MESIN

SDM, TEKNOLOGI, SARANA PRASARANA, R & D

KEAMANAN INVESTASI

PRODUK & PROMOSI

APLIKASI MANAJEMEN

KAPASITAS PRODUKSI KUALITAS (GMP, HACCP,

ISO) JENIS PRODUK

JARINGAN KERJA

Page 12: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

69

industri, kapasitas produksi, dan kualitas. Pada penelitian ini peran tersebut terdapat

pada sub sistem produksi dan barang kapital. Sub sistem pembiayaan berkaitan

dengan belanja dan pendapatan, serta aplikasi manajemen. Pada penelitian ini peran

tersebut diturunkan menjadi sub sistem keuangan dan pemerintah.

Model industri nasional yang dikembangkan Forrester (1991) menyajikan suatu

struktur umpan balik yang berkaitan dengan aktivitas industri dan ekonomi. Struktur

umpan balik ini dibangun oleh enam sektor yang saling berkaitan yaitu sektor

produksi barang konsumsi, sektor produksi barang kapital, sektor rumah tangga,

sektor pemerintah, sektor tenaga kerja, dan sektor keuangan. Rincian sektor secara

lengkap dalam model industri nasional dapat dilihat pada Gambar IV.5.

Sektor produksi barang konsumsi menghasilkan barang, jasa, dan perumahan bagi

sektor rumah tangga dan pemerintah. Pada penelitian ini, sektor ini diturunkan

menjadi sub sistem produksi dan barang kapital, serta sub sistem permintaan

domestik. Sektor produksi barang kapital berperan dalam menghasilkan barang

modal bagi sektor produksi barang konsumsi dan sektor pemerintah. Pada penelitian

ini, peran tersebut analog dengan peran yang dijalankan oleh sub sistem produksi dan

barang kapital. Sektor rumah tangga melakukan pembelian dari sektor produksi

barang konsumsi, membayar pajak, menabung, menampung populasi yang bukan

anggota tenaga kerja, menerima upah bunga, deviden, serta transfer payment. Dalam

model yang dibangun, peran ini diturunkan menjadi sub sistem populasi dan sub

sistem permintaan domestik. Sektor pemerintah berperan dalam menentukan tarif

pajak, melakukan transfer payment, mengendalikan cadangan devisa, inflasi, suku

bunga, dan pengangguran. Pada penelitian ini, peran tersebut tersebut terdapat pada

sub sistem keuangan dan pemerintah. Sektor tenaga kerja menyediakan tenaga kerja

bagi sektor produksi dan sektor pemerintah yang berasal dari sektor rumah tangga.

Pada model penelitian ini, peran tersebut terdapat pada sub sistem tenaga kerja.

Sektor keuangan merupakan agregasi dari seluruh perbankan dan institusi keuangan.

Pada penelitian ini, peran tersebut terdapat pada sub sistem keuangan dan pemerintah.

Page 13: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

70

Gambar IV.5 Struktur Model Industri Nasional ( Forrester, 1991) Keterangan :

Berdasarkan roadmap industri pengolahan buah (Depperin, 2005) dan model

pengembangan industri pengolahan buah (Disperindag Agro Jawa Barat, 2007), serta

model industri nasional yang dikembangkan Forrester (1991), maka dikembangkan

Sektor Produksi Barang Kapital

Sektor Tenaga Kerja

Sektor Pemerintah

Sektor Produksi Barang Konsumsi

Sektor

Rumah Tangga

Sektor

Finansial

Aliran Uang Aliran Informasi

Aliran Barang Konsumsi Aliran Barang Kapital

Tenaga Kerja

Page 14: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

71

model dinamika sistem industri pengolahan buah yang paling potensial yaitu produk

sari buah dengan melakukan modifikasi dan pengembangan dari model yang sudah

ada. Model dinamika sistem industri sari buah sebagai industri hilir produk olahan

buah, dibuat berdasarkan tujuh sub sistem yang saling berkaitan yaitu sub sistem

produksi dan barang kapital, sub sistem permintaan domestik, sub sistem permintaan

ekspor, sub sistem bahan baku, sub sistem populasi, sub sistem tenaga kerja, serta sub

sistem keuangan dan pemerintah. Gambaran Keseluruhan sub sistem pada model

dinamika sistem industri sari buah dapat dilihat pada Gambar IV.6 berikut.

Gambar IV.6 Diagram Hubungan Antar Sub Sistem

Keterangan : U = Aliran Uang I = Aliran Informasi M = Aliran Material T = Tenaga Kerja

Page 15: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

72

Sub Sistem Produksi dan Barang Kapital

Sub sistem produksi menghasilkan produk sari buah untuk sub sistem populasi

sebagai konsumen dalam negeri. Untuk melakukan proses produksi, sub sistem ini

membutuhkan input faktor – faktor produksi. Penentuan faktor produksi mengacu

pada teori Cobb-Douglass, yang menjelaskan bahwa dalam menjalankan fungsi

produksi dibutuhkan faktor – faktor produksi yaitu kapital dan tenaga kerja.

Kebutuhan faktor produksi dalam model ini dikembangkan dengan menambah faktor

ketersediaan bahan baku. Untuk memenuhi kebutuhan akan faktor – faktor produksi

tersebut maka sub sistem produksi melakukan permintaan terhadap sub sistem tenaga

kerja, sub sistem bahan baku, dan sub sistem keuangan. Barang kapital yang berada

di dalam sub sistem produksi berfungsi sebagai mesin – mesin industri untuk

menjalankan produksi. Dengan bertambahnya waktu, barang kapital industri akan

mengalami depresi, sehingga diperlukan penambahan barang kapital. Penambahan

barang kapital dipengaruhi oleh kemampuan finansial industri tersebut, serta regulasi

– regulasi pemerintah yang berkaitan dengan proses investasi di Indonesia.

Sub Sistem Permintaan Domestik

Tingginya tingkat permintaan domestik produk sari buah di Indonesia, menggerakkan

sub sistem produksi untuk meningkatkan jumlah produksinya agar dapat memenuhi

permintaan di dalam negeri. Permintaan domestik sari buah dipengaruhi oleh tingkat

konsumsi per kapita produk sari buah di Indonesia, dan harga produk sari buah lokal

dibandingkan harga sari buah impor. Dalam ekonomi makro, pasar memiliki dua

aspek utama yaitu harga (P) dan kuantitas proses transaksi (Q) (Boediono, 1993).

Semakin tinggi harga akan membuat penawaran menjadi naik, serta permintaan

menjadi menurun. Hal ini berlaku pula untuk kondisi sebaliknya. Mekanisme

permintaan dan penawaran yang berhubungan dengan harga ditampilkan pada

Gambar IV.7.

Page 16: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

73

Gambar IV.7 Mekanisme Pasar Barang (Boediono, 1993)

Sub Sistem Permintaan Ekspor

Permintaan produk sari buah di pasar ekspor juga menggerakkan sub sistem produksi

untuk meningkatkan jumlah produksi agar dapat memenuhi permintaan ekspor.

Permintaan ekspor sari buah dipengaruhi oleh harga produk sari buah Indonesia yang

dialokasikan untuk ekspor dibandingkan dengan harga pesaing di pasar ekspor.

Seperti halnya pada sub sistem permintaan domestik, mekanisme permintaan dan

penawaran yang berhubungan dengan harga, juga berlaku di dalam sub sistem

permintaan ekspor. Selain itu permintaan ekspor sari buah juga dipengaruhi oleh

tingkat penetrasi pasar produk sari buah Indonesia ke pasar tujuan ekspor.

Sub Sistem Bahan Baku

Sub sistem bahan baku memuat aliran material berupa puree buah sebagai input faktor

produksi kepada sub sistem produksi. Sebaliknya sub sistem bahan baku

mendapatkan aliran informasi dan aliran keuangan dari sub sistem produksi. Aliran

informasi berupa informasi tentang permintaan kebutuhan bahan baku, sedangkan

aliran keuangan merupakan pendapatan yang diperoleh sub sistem bahan baku karena

pembelian puree buah oleh sub sistem produksi.

Page 17: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

74

Sub Sistem Populasi

Sub sistem populasi berfungsi untuk melakukan permintaan atas hasil produksi dari

sub sistem produksi dan barang kapital. Sub sistem ini juga berperan sebagai

mekanisme terjadinya pertumbuhan angkatan kerja, yaitu menyediakan penduduk

yang akan menjadi angkatan kerja pada sub sub sistem tenaga kerja, serta menampung

penduduk yang bukan angkatan kerja. Tingkat pertumbuhan pendapatan penduduk

suatu negara akan mempengaruhi kualitas hidup penduduk negara tersebut. Kualitas

hidup yang meningkat menyebabkan tingkat kelahiran dan kematian penduduk

menjadi turun. Selain itu sub sistem populasi juga mengerakkan sub sistem produksi

dengan melakukan konsumsi produk sari buah. Meningkatnya PDB per kapita juga

akan meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga permintaan terhadap produk sari

buah akan meningkat.

Sub Sistem Tenaga Kerja

Untuk melaksanakan kegiatan produksi, sub sistem produksi dan barang kapital

meminta aliran tenaga kerja dari sub sistem tenaga kerja. Sub sistem populasi

kemudian menyalurkan angkatan kerja yang akan menjadi tenaga kerja pada sub

sistem tenaga kerja. Berdasarkan teori ekonomi makro, perekonomian nasional yang

bersifat terbuka terdiri dari empat pasar besar yang saling berkaitan, salah satunya

adalah pasar tenaga kerja (Boediono, 1993). Pada pasar tenaga kerja, permintaan

akan tenaga kerja dari sektor dunia usaha akan bertemu dengan jumlah angkatan kerja

yang tersedia. Pada aliran diagram hubungan antar sub sistem, ditampilkan sub sistem

tenaga kerja memberikan tenaga kerja yang diperlukan untuk mengoperasikan barang

kapital dalam proses produksi. Kemudian sebaliknya sub sistem produksi

memberikan informasi mengenai kebutuhan tenaga kerja untuk proses produksi.

Sub Sistem Keuangan dan Pemerintah

Kondisi keuangan pada industri sari buah mempengaruhi kemampuan investasi

industri untuk menambah mesin dan peralatan agar proses produksi dapat berjalan

secara optimal. Pemerintah berperan penting dalam meningkatkan investasi industri,

Page 18: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

75

dengan memberikan kebijakan – kebijakan di sektor moneter untuk mengawasi dan

memacu pertumbuhan investasi industri di Indonesia. Sub sistem pemerintah

menggambarkan mekanisme pembentukan produk domestik bruto yang dihitung

berdasarkan harga konstan pada tahun 1993 dan 2000.

IV.5 Diagram Hubungan Kausal

IV.5.1 Sub Sistem Produksi dan Barang Kapital

Sub sistem produksi dan barang kapital dibangun untuk memodelkan interaksi antara

suatu sistem industri dengan lingkungan pasar dan pesaingnya. Struktur kausal yang

membentuk sub sistem produksi dan barang kapital dapat di lihat pada Gambar IV.8.

Sub sistem ini memiliki interaksi dengan seluruh sub sistem lainnya. Sub sistem

bahan baku menyediakan bahan baku, sedangkan sub sistem tenaga kerja

menyediakan sumber daya yang dibutuhkan agar kegiatan produksi dapat berjalan.

Kemudian sub sistem permintaan menggerakkan sub sistem produksi dengan adanya

permintaan pasar yang harus dipenuhi. Besarnya permintaan konsumen tergantung

dari besarnya pangsa pasar dan permintaan pasar.

Page 19: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

76

Gambar IV.8 Diagram Hubungan Kausal Sub Sistem Produksi dan Barang Kapital

Realisasi tingkat produksi untuk mencapai tingkat produksi yang diinginkan

tergantung pada ketersediaan bahan baku dan kapasitas produksi. Pengadaan

kapasitas terpasang dipenuhi oleh barang kapital, apabila kebutuhan kapasitas lebih

Page 20: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

77

besar dibandingkan kapasitas yang tersedia, maka akan timbul selisih (gap) kapasitas

yang akan menimbulkan kebutuhan penambahan kapital terpasang. Peningkatan

kebutuhan produksi akibat penambahan permintaan menyebabkan terjadinya

kekurangan kapasitas produksi sehingga harus dilakukan penambahan kapital. Selain

itu adanya penyusutan kemampuan produksi kapital yang dinyatakan sebagai tingkat

depresiasi kapital juga menjadi faktor perlunya dilakukan penambahan kapital. Gap

kapasitas produksi yang terjadi pada sub sistem produksi akan menentukan besarnya

kebutuhan kapital yang kemudian akan menentukan realisasi investasi kapital.

Realisasi investasi ini juga dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang berlaku,

semakin tinggi tingkat suku bunga maka kebutuhan kapital yang dapat terealisasi akan

semakin sedikit. Penambahan kapital pada akhirnya akan menyebabkan

bertambahnya kapasitas produksi dan memperkecil gap kapasitas.

Kebutuhan sub sistem produksi akan tenaga kerja dinyatakan dalam variabel tenaga

kerja tersedia yang akan dipenuhi oleh sub sistem tenaga kerja. Kebutuhan produksi

juga akan menimbulkan kebutuhan atas bahan baku yang akan dipenuhi oleh sub

sistem bahan baku. Bahan baku yang digunakan untuk produksi adalah buah segar

yang telah diolah menjadi bubur buah (puree). Selanjutnya ketersediaan tenaga kerja

dan bahan baku ini akan menentukan tingkat produksi aktual industri sari buah.

IV.5.2 Sub sistem Permintaan Domestik

Diagram hubungan kausal pada sub sistem permintaan domestik menggambarkan

struktur umpan balik yang terjadi dalam perdagangan dalam negeri produk sari buah.

Struktur kausal yang membentuk sub sistem permintaan domestik dapat di lihat pada

Gambar IV.9 Permintaan produk sari buah dipengaruhi oleh pangsa pasar domestik,

supply produk impor di pasar dalam negeri, dan daya saing produk domestik

dibanding produk impor. Pembentukan harga domestik produk sari buah ditentukan

oleh biaya produksi.

Page 21: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

78

Gambar IV.9 Diagram Hubungan Kausal Sub sistem Permintaan Domestik

Menurut teori ekonomi makro, pasar memiliki dua aspek utama yaitu harga (P) dan

kuantitas proses transaksi (Q) (Boediono, 1993). Semakin tinggi harga akan membuat

tingkat penawaran menjadi naik, serta tingkat permintaan menjadi turun. Hal ini

berlaku pula untuk kondisi sebaliknya. Tarif bea masuk yang dikenakan pada produk

sari buah impor akan meningkatkan harga produk impor tersebut di pasar dalam

negeri. Hal ini membuat tingkat penjualan produk sari buah lokal di dalam negeri

akan meningkat. Selain itu, semakin tinggi nilai tukar rupiah juga akan meningkatkan

harga produk sari buah impor, sehingga daya tarik konsumen untuk membeli produk

sari buah lokal dengan harga yang lebih murah akan naik.

IV.5.3 Sub sistem Permintaan Ekspor

Sub sistem permintaan ekspor menggambarkan interaksi yang terjadi pada

perdagangan internasional produk sari buah nasional. Struktur kausal yang

membentuk sub sistem permintaan ekspor dapat di lihat pada Gambar IV.10. Sub

sistem permintaan ekspor merupakan input bagi kebutuhan produksi yang akan

dilakukan oleh sub sistem produksi. Permintaan ekspor produk sari buah ditentukan

Page 22: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

79

oleh mekanisme pasar, dimana negara yang memiliki daya saing lebih unggul akan

menguasai pasar. Dalam model ini, daya saing produk sari buah diwakili oleh faktor

harga. Efek harga terhadap pangsa pasar ditentukan oleh harga yang besarnya

dipengaruhi oleh faktor biaya produksi, tarif ekspor, serta fluktuasi nilai tukar rupiah

terhadap dollar.

Daya saing yang dimiliki oleh produk sari buah Indonesia kemudian dibandingkan

dengan produk dari negara lain yang selanjutnya akan mempengaruhi market share

produk sari buah Indonesia. Market share tersebut menentukan berapa persen rasio

permintaan ekspor produk sari buah Indonesia dari total permintaan potensial yang

ada di pasar ekspor. Sementara itu, harga produk juga dibentuk oleh mekanisme

permintaan dan penawaran produk sari buah yang direpresentasikan oleh persediaan

produk jadi dan tingkat permintaan pasar, yang selanjutnya akan menimbulkan

kebutuhan produksi.

Gambar IV.10 Diagram Hubungan Kausal Sub sistem Permintaan Ekspor

IV.5.4 Sub Sistem Bahan Baku

Sub sistem bahan baku menggambarkan mekanisme pengadaan bahan baku untuk

memenuhi tingkat produksi yang diinginkan. Untuk mencerminkan kondisi nyata,

Page 23: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

80

dalam model ini bahan baku yang digunakan industri disupply dari dua sumber yaitu

pemasok lokal dan pemasok luar negeri. Tingkat pengiriman bahan baku baik impor

maupun lokal akan menentukan tingkat ketersediaan bahan baku yang selanjutnya

akan mempengaruhi tingkat produksi aktual yang dapat dilakukan oleh industri.

Struktur kausal yang membentuk sub sistem bahan baku dapat dilihat pada Gambar

IV.11

Gambar IV.11 Diagram Hubungan Kausal Sub sistem Bahan Baku

IV.5.5 Sub Sistem Populasi

Sub sistem populasi menyediakan penduduk yang akan menjadi angkatan kerja. Sub

sistem ini juga merupakan penggerak sub sistem permintaan dengan melakukan

konsumsi produk sari buah. Struktur kausal yang membentuk sub sistem populasi

dapat dilihat pada Gambar IV.12. Mekanisme terjadinya pertumbuhan populasi

digambarkan pada Laju kelahiran dan kematian penduduk yang dipengaruhi oleh

Produk Domestik Bruto Riil. Peningkatan PDB Riil perkapita akan meningkatkan

kualitas hidup masyarakat, antara lain tingkat kesehatan dan tingkat pendidikan. Hal

ini dapat menurunkan angka kelahiran karena tingkat pendidikan yang tinggi akan

Page 24: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

81

mengurangi perkawinan di usia muda. Sementara itu tingkat kesehatan yang

meningkat, otomatis menurunkan angka kematian. Jumlah penduduk yang ada akan

menentukan jumlah angkatan kerja yang dipengaruhi oleh jumlah penduduk usia kerja

serta tingkat partisipasi angkatan kerja nasional. Angkatan kerja nasional tersebut

akan mempengaruhi seberapa besar kebutuhan tenaga kerja industri yang dapat

terpenuhi melalui mekanisme penrekrutan tenaga kerja.

Tingkat KematianPopulasi PendudukTingkat Kelahiran

+

PDB Riil

+

++

+

+

+

PDB per Kapita

Angkatan Kerja Nasional+

-

Angka Kelahiran Angka Kematian

Tingkat PartisipasiAngkatan Kerja

-

--

-+

+

Tenaga Kerja Tersedia

Sub sistem Tenaga Kerja

Gambar IV. 12 Diagram Hubungan Kausal Sub sistem Populasi

IV.5.6 Sub Sistem Tenaga Kerja

Sub sistem tenaga kerja menggambarkan mekanisme yang terjadi dalam proses

ketenagakerjaan yaitu perekrutan, pelatihan, pemberhentian tenaga kerja, serta

pengaruh yang diberikan tenaga kerja terhadap tingkat produksi pada sub sistem

produksi dan barang kapital. Struktur kausal yang membentuk sub sistem tenaga

kerja dapat dilihat pada Gambar IV.13. Kebutuhan produksi akan mendorong

Page 25: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

82

penambahan kapital untuk meningkatkan kapasitas terpasang industri, sehingga akan

menambah kebutuhan tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja yang lebih besar

dibandingkan tenaga kerja yang tersedia menimbulkan gap tenaga kerja, dan gap ini

dapat dikurangi dengan melakukan perekrutan tenaga kerja baru. Ketersediaan tenaga

kerja akan menentukan tingkat produksi yang akan dihasilkan, sedangkan kemampuan

tenaga kerja direpresentasikan sebagai tingkat keterampilan tenaga kerja yang akan

mempengaruhi produktivitas tenaga kerja.

GapTenaga Kerja

Kebutuhan Produksi

TingkatPenyerapan

Tenaga Kerja

TingkatProduksi

-

Sub

sist

em P

rodu

ksi

Tenaga Kerja TersediaOutputTenaga Kerja

+

-

KebutuhanTenaga Kerja

ProduktivitasTenaga Kerja

Penambahan Kapasitas

++

+

+

+

+

+

+

++

+Angkatan Kerja Nasional

Tingkat PartisipasiAngkatan Kerja

+

Sub sistem Populasi

Penambahan Kapital

Gambar IV. 13 Diagram Hubungan Kausal Sub sistem Tenaga Kerja

IV.5.7 Sub Sistem Keuangan dan Pemerintah

Sub sistem keuangan dan pemerintah menggambarkan mekanisme terbentuknya

Produk Domesti Bruto (PDB) Indonesia. Komponen – komponen yang membentuk

PDB suatu negara dalam perekonomian terbuka adalah konsumsi masyarakat,

investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor, dan impor (Sukirno, 1999).

Page 26: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

83

Akumulasi dana bagi kepentingan investasi Indonesia ditunjukkan oleh variabel

investasi nasional yang merupakan agregat dari investasi industri sari buah dan

investasi lain. Realisasi investasi dipengaruhi oleh perubahan bunga kredit investasi,

dimana dalam teori ekonomi makro disebutkan bahwa suku bunga memegang peranan

penting dalam pertimbangan penanaman investasi.

PDB nominal memiliki tingkat pertumbuhan yang dipengaruhi oleh ekspor nasional,

investasi dan pengeluaran pemerintah. Pengaruh yang diberikan oleh nilai ekspor,

investasi dan pengeluaran pemerintah diperoleh dari hasil perkalian antara money

multiplier dengan tingkat pertumbuhan masing – masing unsur tersebut. Sedangkan

money multiplier dipengaruhi oleh konstanta kencenderungan mengkonsumsi

marginal (MPC) dan konstanta kecenderungan impor marginal (MPI). Dalam model

ini, ekspor, investasi nasional dan pengeluaran pemerintah diasumsikan tumbuh

dengan nilai konstan. Sedangkan tingkat pertumbuhan investasi industri sari buah

diperbaharui oleh tingkat suku bunga investasi. Struktur kausal yang membentuk sub

sistem keuangan dan pemerintah dapat dilihat pada Gambar IV.14.

Gambar IV. 14 Diagram Hubungan Kausal Sub sistem Keuangan dan Pemerintah

Page 27: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

84

IV.5.8 Mekanisme Umpan Balik Utama

Mekanisme umpan balik utama menggambarkan struktur kausal gabungan dari semua

sub sistem yang membentuk model pengembangan industri sari buah. Pada bagian ini

digambarkan semua variabel – variabel yang dijadikan instrumen kebijakan dan

bagaimana pengaruhnya terhadap kriteria performansi yang telah ditetapkan. Variabel

– variabel yang dijadikan alat kebijakan adalah tarif bea masuk produk impor, rasio

penggunaan bahan baku impor, penetrasi pasar ekspor, dan promosi investasi.

Sedangkan variabel – variabel yang dijadikan ukuran performansi adalah tingkat

produksi, tingkat permintaan pasar domestik dan ekspor, jumlah tenaga kerja industri,

serta tingkat investasi. Struktur kausal yang menggambarkan mekanisme umpan balik

utama dapat dilihat pada Gambar IV.15 berikut.

Page 28: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

85

Gambar IV. 15 Mekanisme Umpan Balik Utama

Penggerak utama dari pembentukan model dinamika sistem industri sari buah ini

adalah adanya naiknya tingkat konsumsi per kapita masyarakat terhadap produk sari

buah, serta permintaan produk sari buah yang cukup tinggi baik permintaan domestik,

maupun permintaan ekspor. Peningkatan volume produksi untuk memenuhi gap

permintaan yang ada dilakukan dengan memperhatikan faktor – faktor produksi.

Kebutuhan faktor produksi dalam model ini dibatasi pada tenaga kerja, barang kapital

dan bahan baku.

Page 29: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

86

Sub sistem tenaga kerja berfungsi dalam pengadaan tenaga kerja yang dibutuhkan

oleh sub sistem produksi. Faktor tenaga kerja merupakan faktor penting sebagai

faktor operasional yang mempengaruhi tingkat produksi pada industri sari buah.

Sedangkan barang kapital dibutuhkan dalam bentuk mesin – mesin industri untuk

menjalankan proses produksi. Penambahan barang kapital diperoleh melalui investasi

yang dilakukan oleh sub sistem keuangan. Iklim investasi di Indonesia termasuk

investasi industri sari buah sangat dipengaruhi oleh kebijakan investasi yang dibuat

oleh pemerintah. Sub sistem bahan baku seperti halnya barang kapital, berfungsi

untuk mendukung jalannya proses produksi dengan menyediakan keperluan bahan

baku bagi sub sistem produksi.

IV.6 Formulasi Model

Langkah selanjutnya dalam pengembangan model dinamika sistem adalah

mengkonversikan konstruksi logis yang ditunjukkan oleh diagram sub sistem, diagram

hubungan kausal, dan diagram alir ke dalam formulasi matematis, untuk selanjutnya

dilakukan simulasi komputer. Alat bantu perangkat lunak yang digunakan untuk

permodelan ini adalah Powersim 2.5 yang bersifat object oriented.

IV.6.1 Sub sistem Produksi dan Barang Kapital Peramalan Permintaan

PrmlnDmnd.K = FORECAST(TotDmnd_B.K, WktPrmlnDmnd, RefWktRmln) WktPrmlnDmnd = 1 (1 tahun) RefWktRmln = 1 (1 Tahun) PrmlnDmnd = Peramalan permintaan (kg/tahun) TotDmnd_B = Total permintaan (kg/tahun) WktPrmlnDmnd = Waktu peramalan demand (tahun) RefWktRmln = Referensi waktu ramalan (tahun) TotDmnd_B.K = TkJualPrdDom_B.K + TkJualPrdExp_B.K TkJualPrdDom = Tingkat penjualan produk domestik (kg/tahun) TkJualPrdExp_B = Tingkat penjualan produk ekspor (kg/tahun)

Page 30: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

87

Tingkat produksi yang diharapkan pada dasarnya bernilai sesuai dengan peramalan

permintaan, dengan waktu ramalan selama satu tahun. Produksi yang diharapkan

diketahui setelah dilakukan peramalan terhadap permintaan berdasarkan total demand

yang diperoleh dari tingkat pengiriman produk sari buah untuk pasar domestik

ditambah tingkat pengiriman produk sari buah untuk pasar ekspor dan masuknya

produk sari buah impor ke dalam negeri.

Tingkat Produksi dan Tingkat Produksi yang Dimungkinkan

TkProd_B.KL = TkProdMgkn_B.K*EfkBhnBk_B TkProd_B = Tingkat Produksi (kg/tahun) TkProdMgkn_B = Tingkat produksi yang dimungkinkan (kg/tahun) EfkBhnBk_B = Efek bahan baku terhadap tingkat produksi (tanpa satuan)

TkProdMgkn_B.K = TkProdPot_B.K*EfkTK_B TkProdMgkn_B = Tingkat produksi yang dimungkinkan (kg/tahun) TkProdPot_B = Tingkat produksi potensial (kg/tahun) EfkTK_B = Efek tenaga kerja terhadap tingkat produksi (tanpa satuan) Tingkat produksi merupakan hasil kali antara tingkat produksi yang dimungkinkan

dengan efek bahan baku. Sedangkan tingkat produksi yang dimungkinkan diperoleh

dari hasil kali antara tingkat produksi potensial dengan efek tenaga kerja. Efek bahan

baku dan efek tenaga kerja merupakan perbandingan antara output bahan baku

terhadap tingkat produksi sari buah, serta output tenaga kerja terhadap tingkat

produksi sari buah, yang akan didefinisikan lebih rinci pada sub sistem tenaga kerja

dan sub sistem bahan baku.

Tingkat Produksi Potensial

TkProdPot_B.K = KptsTpsg_B.K*IdksUtilKap_B TkProdPot_B = Tingkat produksi potensial (kg/tahun) KptsTpsg_B = Kapasitas terpasang (kg/tahun) IdksUtilKap_B = Indikasi utilisasi kapasitas

Tingkat produksi potensial adalah hasil kali antara kapasitas terpasang dan indikasi

utilisasi kapasitas. Kapasitas terpasang merupakan suatu output potensial yang

mampu dihasilkan oleh kemampuan produksi barang kapital industri, sedangkan

Page 31: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

88

indikasi utilisasi kapasitas adalah perbandingan antara tingkat produksi yang

diharapkan dengan kapasitas terpasang industri sari buah.

Tingkat produksi yang diharapkan

TkProdHrp_B.K = MAX(DmndHrp_B.K)+((WIPHrp_B.K)/WktPenyGapWIP_B) WktPenyGapWIP_B = 0.2/12 (6 hari) TkProdHrp_B = Tingkat produksi yang diharapkan (kg/tahun) DmndHrp_B = Permintaan yang diharapkan (kg/tahun) WIPHrp_B = WIP yang diharapkan (kg) WktPenyGapWIP_B = Waktu penyesuaian gap WIP (tahun)

Gap Kapasitas

GapKpts_B.K = (TkProdHrp_B.K – (KptsTpsg_B.K*Utilisasi_B))/ WktPenyGapKpts_B

WktPenyGapKpts_B = 1 (1 tahun) GapKpts_B = Gap kapasitas (kg/tahun) TkProdHrp_B = Tingkat produksi yang diharapkan (kg/tahun) KptsTpsg_B = Kapasitas terpasang (kg/tahun) Utilisasi_B = Utilisasi kapasitas industri sari buah (%) WktPenyGapKpts_B = Waktu penyesuaian gap kapasitas (tahun)

Kebutuhan Penambahan Kapasitas

KebPnmbKpts_B.K = MAX(GapKpts_B.K) KebPnmbKpts_B = Kebutuhan penambahan kapasitas (kg/tahun) GapKpts_B = Gap kapasitas (kg/tahun)

Adanya gap kebutuhan, yaitu perbedaan antara tingkat produksi yang diharapkan dan

kapasitas terpasang industri yang dihasilkan akan mendorong kebutuhan untuk

menambah kapasitas terpasang dimasa mendatang. Penambahan kapasitas

disesuaikan dengan besarnya gap kapasitas yang terjadi di industri sari buah.

Barang Kapital

Kapital_B.K = Kapital_B.J + (DT) (TkPnmbKptl_B.JK – TkDeprKptl.JK) Kapital_B = KptsTpsg_B*KptlPerKpts_B KptlPerKpts_B = GRAPH(TIME,2001,1,[556307.78,554620.32,554714.49,

546986.84, 544045.45,539521.17,534774.81 "Min:0;Max:750"])

Page 32: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

89

Kapital_B = Kapital terpasang (rupiah/tahun) TkPnmbKptl_B = Tingkat penambahan kapital (rupiah/tahun) TkDeprKptl = Tingkat depresiasi kapital (rupiah/tahun) KptsTpsg_B = Kapasitas terpasang (kg/tahun) KptlPerKpts_B = Rasio kapital per kapasitas (rupiah/kg) DT = delta time

Jumlah barang kapital merupakan variabel level yang bertambah akibat penambahan

barang kapital dan berkurang dengan terjadinya depresiasi barang kapital. Nilai

barang kapital tersebut diperoleh dari hasil kali antara kapasitas terpasang industri sari

buah dengan rasio kapital per kapasitas. Penambahan barang kapital secara langsung

akan menambah kapasitas terpasang industri sari buah, sedangkan depresi barang

kapital akan mengurangi kapasitas terpasang industri sari buah. Mengingat

penambahan kapital dalam sub sistem barang kapital dilakukan dalam satuan

rupiah/tahun sedangkan penambahan kapasitas dilakukan dalam kg/tahun, maka

dilakukan konversi yaitu kapital per kapasitas yang diperoleh dengan membagi nilai

investasi kapital sari buah dalam rupiah dengan kapasitas produksi sari buah dalam kg

pada tahun yang bersangkutan. kapital per kapasitas adalah jumlah kebutuhan

penambahan investasi setiap penambahan 1 kg kapasitas industri sari buah. Data

diperoleh dari data historis nilai investasi dan kapasitas produksi dari tahun 2000 –

2006 (Depperin, 2007).

Kapasitas Terpasang Industri

KptsTpsg_B.K = KptsTpsg_B.J + (DT) (TkPnmbKpts_B.JK – TkDeprKpts_B.JK) KptsTpsg_B = Kapasitas terpasang (kg/tahun) TkPnmbKpts_B = Tingkat penambahan kapasitas (kg/tahun) TkDeprKpts_B = Tingkat depresiasi kapasitas (kg/tahun) DT = delta time

Sama seperti variabel barang kapital, kapasitas terpasang industri juga merupakan

variabel level yang bertambah akibat penambahan kapasitas dan berkurang dengan

terjadinya depresiasi kapasitas.

Page 33: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

90

Depresiasi Kapital

TkDeprKptl.KL = Kapital_B.K/UmurKptl.K Umur kapital = 20 TkDeprKptl = Tingkat depresiasi kapital (rupiah/tahun) Kapital_B = Kapital terpasang (rupiah/tahun) Umur Kptl = Umur kapital (tahun) Tingkat depresiasi merupakan nilai dari barang kapital dibagi dengan rata – rata umur

barang kapital, dalam model ini umur rata – rata barang kapital adalah selama 20

tahun.

Depresiasi Kapasitas

TkDeprKpts_B.KL = KptsTpsg_B.K*AngDeprKpts TkDeprKpts_B = Tingkat depresiasi kapasitas (kg/tahun) AngDeprKpts = GRAPH(EfkDeprKptlKpts/KptsTpsg_B,0,1, [0,0.05,0.10,0.15,0.2, 0.25,0.3"Min:0;Max:0.5"]) AngDeprKpts = Angka depresiasi kapasitas (1/tahun)

Kebutuhan Penambahan Kapital

KebPnmbKptl_B.K = MAX(KebPnmbKpts_B.K*KptlPerKpts_B) KptlPerKpts_B = GRAPH(TIME,2001,1,[556.3078,554.6203,554.7145, 546.9868,544.0455,539.5212"Min:0;Max:750"]) KebPnmbKptl_B = Kebutuhan penambahan kapital (rupiah/tahun) KebPnmbKpts_B = Kebutuhan penambahan kapasitas (rupiah/tahun) KptlPerKpts_B = Rasio kapital per kapasitas (rupiah/kg)

Kebutuhan Penambahan Kapasitas

KebPnmbKpts_B.K = MAX(GapKpts_B.K) KebPnmbKpts_B = Kebutuhan penambahan kapasitas (kg/tahun) GapKpts_B = Gap kapasitas (kg/tahun) Kebutuhan penambahan kapasitas dipengaruhi oleh gap kapasitas, yaitu selisih antara

kapasitas yang diharapkan dengan kapasitas aktual industri sari buah.

Pemesanan Kapital

TkPmsnKptl_B.K = MIN(KebPnmbKptl_B.K, KptlAcc_B.K) TkPmsnKptl_B = Tingkat pemesanan kapital (rupiah/tahun)

Page 34: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

91

KebPnmbKptl_B = Kebutuhan penambahan kapital (rupiah/tahun) KptlAcc_G = Kapital yang disetujui (rupiah/tahun) Tingkat pemesanan barang kapital merupakan perbandingan antara kebutuhan

penambahan barang kapital dengan jumlah barang kapital yang disetujui, dikali

dengan rasio kapital per kapasitas. Sedangkan jumlah barang kapital yang disetujui

ditentukan oleh indikasi pemesanan barang kapital dan faktor keuangan berupa

pengaruh bunga kredit investasi.

Indikasi Pemesanan Kapital

IdksPmsnKptl_B.K = (KebPnmbKpts_B.K*KptlPerKpts_B.K)* (1– TREND(KptlPerKpts_B, 1)) IdksPmsnKptl_B = Indikasi pemesanan kapital (rupiah/tahun) KebPnmbKpts_B = Kebutuhan penambahan kapasitas (kg/tahun) KptlPerKpts_B = Rasio kapital per kapasitas (rupiah/kg)

Besarnya indikasi pemesanan barang kapital ditentukan oleh dua faktor utama yaitu

kebutuhan penambahan kapasitas dan rasio perbandingan antara kapital dengan

kapasitas industri sari buah.

Kapital yang Disetujui

KptlAcc_G.K = EfkBngKrdt.K*IdksPmsnKptl_B EfkBngKrdt = GRAPH(TIME,2000,1,[0.186,0.182,0.178,0.163, 0.141,0.154,0.151"Min:0;Max:0.5"]) KptlAcc_G = Kapital yang disetujui (rupiah/tahun) EfkBngKrdt = Efek bunga kredit IdksPmsnKptl_B = Indikasi pemesanan kapital (rupiah/tahun)

Jumlah penambahan barang kapital yang disetujui dipengaruhi oleh efek bunga kredit

investasi. Semakin tinggi bunga kredit akan mengurangi jumlah penambahan kapital

yang terealisasi. Efek bunga kredit merupakan suku bunga kredit investasi yang

berlaku di pasar yang dipengaruhi oleh nilai rasio permintaan dan penawaran uang.

Parameter ini menunjukkan tingkat suku bunga yang harus dibayar oleh industri sari

buah ketika melakukan kredit, yang besarnya diperoleh dari data statistik tingkat suku

bunga kredit investasi tahun 2000 – 2006 (KADIN, 2007).

Page 35: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

92

Penambahan Kapital

TkPnmbKptl_B.KL = DELAYMTR(TkPmsnKptl_B, DelayAkuisisiKptl,2) DelayAkuisisiKptl = 1 (1 tahun) TkPnmbKptl_B = Tingkat penambahan kapital (rupiah/tahun) TkPmsnKptl_B = Tingkat pemesanan kapital (rupiah/tahun) DelayAkuisisiKptl = Delay akuisisi kapital (tahun) Dalam proses pemesanan barang kapital, barang kapital yang dipesan belum dapat

langsung dioperasikan, salah satu penyebabnya adalah adanya waktu yang dibutuhkan

untuk melakukan proses pengiriman setelah pemesanan dilakukan. Kondisi ini

menyebabkan terjadinya delay waktu pengiriman yang disebut delay akuisisi kapital.

Parameter ini merupakan estimasi dari waktu rata – rata yang dibutuhkan oleh industri

sari buah dalam mengakuisisi kapital yang diajukan, yaitu selama 3 bulan. Validitas

informasi serta estimasi parameter diperoleh dengan melakukan validari reproduksi

perilaku.

Penambahan Kapasitas

TkPnmbKpts_B.KL = TkPnmbKptl_B.K*KptlPerKpts_B TkPnmbKpts_B = Tingkat penambahan kapasitas (kg/tahun) TkPnmbKptl_B = Tingkat penambahan kapital (rupiah/tahun) KptlPerKpts_B = Rasio kapital per kapasitas (rupiah/kg)

Penambahan kapasitas tergantung dari tambahan barang kapital yang dibeli

berdasarkan mekanisme investasi dalam sub sistem barang kapital. Penambahan

kapasitas dilakukan terhadap kapasitas terpasang apabila kapasitas yang ada tidak

mampu memenuhi total permintaan terhadap industri sari buah baik domestik maupun

ekspor. Mengingat penambahan kapital dalam sub sistem barang kapital dilakukan

dalam satuan rupiah/tahun sedangkan penambahan kapasitas dilakukan dalam

kg/tahun, maka dilakukan konversi yaitu kapital per kapasitas yang diperoleh dengan

membagi nilai investasi kapital sari buah dalam rupiah dengan kapasitas produksi sari

buah dalam kg pada tahun yang bersangkutan.

Page 36: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

93

IV.6.2 Sub sistem Permintaan Domestik Permintaan Potensial untuk Pasar Domestik

DmndPotDom_B.K = DmndPot_B.K + TkJualImp_B.K DmndPotDom_B = Permintaan potensial untuk pasar domestik (kg/tahun) DmndPot_B = Permintaan potensial sari buah (kg/tahun) IdksDmndShrDom_B = Indikasi demand share domestik (tanpa satuan) TkJualImp_B = Tingkat penjualan produk sari buah impor (kg/tahun)

DmndPot_B.K = PerKapita_B.K*Populasi.K PerKapita_B = 0.3047 DmndPot_B = Permintaan potensial (kg/tahun) Perkapita = Inisial konsumsi perkapita sari buah (kg/orang/tahun) Populasi = Jumlah Penduduk Indonesia (orang)

Permintaan potensial untuk pasar domestik merupakan penjumlahan antara

permintaan potensial sari buah dengan produk sari buah impor yang masuk ke dalam

negeri. Sedangkan permintaan potensial sari buah adalah hasil perkalian antara

konsumsi per kapita sari buah dengan jumlah penduduk Indonesia selama satu tahun.

Nilai inisial konsumsi perkapita sari buah diperoleh dari pembagian antara jumlah

permintaan domestik sari buah dengan jumlah populasi penduduk Indonesia selama

satu tahun. Efek harga demand domestik diperoleh dengan membandingkan harga

sari buah domestik dengan harga sari buah impor.

Konsumsi Per Kapita Sari Buah

KonsPerKapita_G = GRAPHCURVE(TIME,2001,1,[0.1646, 0.1887, 0.2203, 0.2107, 0.2236, 0.2315"Min:0;Max:1"])

KonsPerKapita_G = Konsumsi perkapita masyarakat untuk sari buah (kg/orang/tahun)

Parameter ini diperoleh dengan cara mengolah data histroris permintaan domestik sari

buah (Depperin, 2007) dan jumlah populasi penduduk Indonesia (BPS, 2007).

Validitas pengolahan serta estimasi parameter diperoleh dengan melakukan validasi

reproduksi perilaku.

Page 37: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

94

Supply Produk Sari Buah Impor

TkJualImp_B.K = (DmndPot_B.K*EfkHrgDmndDom_B)*RasPmnhDmndImp_B RasPmnhDmndImp_B = GRAPH(TIME,2000,1,[0.09,0.27,0.25,0.26,0.45,0.57,

0.90"Min:0;Max:1"]) TkJualImp_B = Tingkat penjualan produk impor (kg/tahun) DmndPot_B = Permintaan potensial (kg/tahun) EfkHrgDmndDom_B = Pengaruh harga terhadap permintaan domestik (rupiah) RasPmnhDmndImp_B = Rasio pemenuhan permintaan produk impor (tanpa satuan)

Mengingat adanya keterbatasan kapasitas, maka output sari buah yang dihasilkan

tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan sari buah nasional. Untuk itu dilakukan

impor produk sari buah untuk mencukupi kebutuhan konsumsi sari buah di dalam

negeri yang jumlahnya berdasarkan rasio pemenuhan demand impor. Data rasio

diperoleh dari perbandingan antara volume impor sari buah dengan jumlah produksi

sari buah yang telah dikurangi volumenya untuk ekspor (Depperin, 2007). Validitas

pengolahan serta estimasi parameter diperoleh dengan melakukan validasi reproduksi

perilaku.

Pengaruh Harga Terhadap Permintaan Sari Buah Domestik

EfkHrgDmndDom_B.K = HrgDom_B.K/HrgImp_B.K HrgImp_B = IndksHrgImp_B + (IndksHrgImp_B*BeaImp) BeaImp = 0,1 (10%) EfkHrgDmndDom_B = Pengaruh harga terhadap permintaan domestik (rupiah) HrgDom_B = Harga sari buah domestik (rupiah/kg) HrgImp_B = Harga sari buah impor (rupiah/kg) IndksHrgImp_B = Indikasi harga impor sari buah impor (rupiah/kg) BeaImp = Tarif bea masuk produk sari buah impor

Harga sari buah di pasar domestik ditentukan oleh besarnya permintaan dan

penawaran yang terjadi atas produk sari buah tersebut. Sisi permintaan ditunjukkan

oleh tingkat permintaan sari buah dalam negeri dan sisi penawaran ditunjukkan oleh

output industri sari buah yang dialokasikan untuk pasar dalam negeri. Harga sari buah

domestik harus dibandingkan dengan harga sari buah impor untuk mendapatkan

pengaruh harga demand domestik.

Page 38: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

95

Harga Produk Sari Buah Domestik dan Sari Buah Impor

HrgDom_B = GRAPH(TIME,2000,1,[11750,12225,12675,13150,13600,14250, 14600"Min:0;Max:10000"])*BiayaProd_B HrgImp_B = GRAPH(TIME,2000,1,[11000,11750,11850,13200,13350, 13500, 14500" Min:0;Max:1.5"])*Kurs*10^-4 HrgDom_B = Harga sari buah domestik (rupiah/kg) HrgImp_B = Harga sari buah impor (rupiah/kg) Harga sari buah baik produk sari buah domestik maupun sari buah impor untuk tahun

2000 – 2006, diperoleh berdasarkan data perkembangan harga rata – rata sari buah di

pasar (ASRIM, 2007).

Biaya Produksi

BiayaProd_B.K = BiayaTK_B+BiayaTtp_B+BiayaEnergi_B+ProfitMargin_B BiayaTK_B = 0.28 BiayaTtp_B = 0.18 BiayaEnergi = 0.29 ProfitMargin_B = 0.25 BiayaProd_B = Biaya produksi (rupiah/kg) BiayaTK_B = Biaya tenaga kerja (rupiah/kg) BiayaTtp_B = Biaya tetap (rupiah/kg) BiayaEnergi_B = Biaya penggunaan energi dalam proses produksi (rupiah/kg) ProfitMargin_B = Profit margin (rupiah/kg)

Harga produk sari buah domestik ditentukan oleh biaya produksi yang merupakan

harga minimum suatu produk. Biaya produksi terdiri atas biaya tenaga kerja yang

diasumsikan 28% dari harga produk, biaya tetap yang diasumsikan 18% dari harga

produk, biaya energi yang diasumsikan 29% dari harga produk serta profit margin

yang diasumsikan 25% dari harga produk.

Persediaan Produk Jadi Sari Buah Untuk Pasar Domestik

InvPrdJdDom_B.K = InvPrdJdDom_B.J + (DT)(OutIdstrDom_B.JK – TkJualPrdDom_B.JK) InvPrdJdDom_B.K = DmndPotDom_B.K*WktCkpInvPrdJd WktCkpInvPrdJd = 1/12 (1 bulan) InvPrdJdDom_B = Persediaan produk jadi untuk pasar domestik (kg) OutIdstrDom_B = Output industri untuk domestik (kg/tahun) TkJualPrdDom_B = Tingkat penjualan produk domestik (kg/tahun)

Page 39: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

96

DmndPotDom_B = Permintaan potensial domestik (kg/tahun) WktCkpInvPrdJd = Waktu cakup inventori produk jadi (tahun)

Inisial inventori produk jadi sari buah diperoleh dari hasil kali antara permintaan

potensial untuk pasar domestik dengan waktu cakup inventori produk jadi. Jumlah

inventori ini akan berkurang dengan adanya aliran keluar pengiriman sari buah untuk

pasar domestik. Jumlah maksimum pengiriman produk sari buah merupakan kondisi

minimum antara ketersediaan inventori dan permintaan tak terpenuhi. Jika keduanya

sama, maka yang menentukan adalah waktu cakup persediaan produk jadi dan waktu

pengiriman rata – rata produk sari buah untuk pasar domestik.

IV.6.3 Sub sistem Permintaan Ekspor Permintaan Potensial untuk Pasar Ekspor

DmndPotExp_B.K = DmndPotExp_B.J + (DT)PrtmbDmndPotExp_B.JK InisDmndPotExp_B = 6171242 DmndPotExp_B = InisDmndPotExp_B (kg/tahun) DmndPotExp_B = Permintaan potensial untuk pasar ekspor (kg/tahun) InisDmndPotExp_B = Inisial permintaan potensial ekpor sari buah (kg/tahun)

DmndExp_B.K = DmndPotExp_B*(1/MrktShr_B) DmndExp_B = Permintaan ekspor (kg/tahun) DmndPotExp_B = Permintaan potensial untuk pasar ekspor (kg/tahun) MrktShr_B = Market share (tanpa satuan)

Permintaan ekspor merupakan hasil kali antara permintaan potensial untuk ekspor

dengan market share produk sari buah di pasar ekspor. Besarnya permintaan di pasar

ekspor diperoleh dari data potensi ekspor sari buah (Depperin, 2007). Validitas

pengolahan serta estimasi parameter diperoleh dengan melakukan validasi reproduksi

perilaku.

Pangsa Pasar Produk Sari Buah di Pasar Ekspor

MrktShr_B.K = RasHrgMrktShrExp_B*DELAYINF(EfkHrgDmndExp_B,1) + (1–RasHrgMrktShrExp_B)

RasHrgMrktShrExp_B = 0.5

Page 40: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

97

MrktShr_B = Market share (tanpa satuan) RasHrgMrktShrExp_B = Rasio harga terhadap market share ekspor (tanpa satuan) EfkHrgDmndExp_B = Pengaruh harga terhadap permintaan ekspor

Di pasar ekspor, produk sari buah Indonesia akan bersaing dengan produk sari buah

dari negara lain dalam memperebutkan pasar yang sama. Pangsa pasar produk sari

buah Indonesia di pasar ekspor dipengaruhi oleh rasio harga terhadap market share

ekspor dan efek harga terhadap permintaan ekspor. Sedangkan nilai rasio harga

terhadap pangsa pasar ekspor sari buah diperoleh dari perbandingan antara harga

produk sari buah untuk pasar ekspor dengan harga sari buah pesaing (ASRIM, 2007).

Validitas pengolahan serta estimasi parameter diperoleh dengan melakukan validasi

reproduksi perilaku.

Pengaruh Harga Terhadap Permintaan Ekspor

EfkHrgDmndExp_B.K = HrgExp_B.K/HrgPesaing_B.K HrgPesaing_B = GRAPH(TIME,2000,1,[1.31,1.32,1.29,1.31,1.19, 1.16,1.24 "Min:0;Max:1.5"]) EfkHrgDmndExp_B = Pengaruh harga terhadap permintaan ekspor (tanpa satuan) HrgPesaing_B = Harga pesaing di pasar ekspor ($/kg) HrgExp_B = Harga ekspor ($/kg)

Pengaruh harga terhadap permintaan ekspor diperoleh dari hasil bagi antara harga

produk sari buah dalam negeri yang dialokasikan untuk ekspor dengan harga produk

sari buah pesaing. Untuk memenuhi permintaan ekspor sari buah, produk sari buah

domestik bersaing dengan produk sari buah pesaing. Tingkat permintaan pasar atas

suatu produk antara lain dipengaruhi oleh ketersediaan produk dan harga produk

tersebut. Faktor ketersediaan produk dan harga produk akan mempengaruhi daya

saing produk, dimana semakin tinggi harga dan semakin lama waktu pengiriman

produk ke pasar ekspor akan menyebabkan daya saing produk menurun. Harga sari

buah impor untuk tahun 2000 – 2006, diperoleh berdasarkan data perkembangan

harga rata – rata sari buah impor di pasar (ASRIM, 2007). Validitas pengolahan serta

estimasi parameter diperoleh dengan melakukan validasi reproduksi perilaku.

Page 41: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

98

Efek harga demand ekspor merupakan fungsi non linier dari perbandingan antara

harga sari buah untuk pasar ekspor dengan harga pesaing. Perbedaan harga yang kecil

menimbulkan perubahan pangsa pasar yang kecil. Semakin besar rasio harga, akan

mengurangi pangsa pasar sari buah Indonesia di pasar ekspor, dan sebaliknya

Semakin kecil rasio harga, akan menaikkan pangsa pasar sari buah Indonesia di pasar

ekspor.

Harga Ekspor

HrgExp_B.K = (BiayaProd_B.K + (PrsntOngTmbhExp.K*BiayaProd_B.K))/Kurs*10^4 BeaExp = 0.1 (10%) Kurs = GRAPH(TIME,2000,1,[8534,8266,8940,8330,9355, 9830,9020 "Min:0;Max: 12000"]) HrgExp_B = Harga ekspor ($/kg) BiayaProd_B = Biaya produksi (rupiah/kg) BeaExp = Tarif yang dikenakan untuk produk sari buah yang diekspor

(10/%) Kurs = Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika (Rp/$)

Harga ekspor produk sari buah ditentukan oleh biaya produksi yang merupakan harga

minimum suatu produk. Dalam model ini, harga minimum ditentukan dengan cara

yang sama dengan penentuan harga domestik ditambah dengan bea ekspor sebesar

10% dari harga produk. Selain itu, harga untuk pasar ekspor juga ditentukan oleh

mekanisme pasar berupa pengaruh nilai tukar uang yang mengakibatkan perubahan

harga di pasar ekspor. Nilai tukar rupiah terhadap dollar adalah variabel yang berubah

terhadap waktu, yang besarnya berdasarkan nilai tukar rupiah setiap tahun, mulai

tahun 2000 – 2006 (KADIN, 2007). Validitas pengolahan serta estimasi parameter

diperoleh dengan melakukan validasi reproduksi perilaku.

Angka Pertumbuhan Demand Potensial Ekspor

AngPrtmbDmndPotExp_B.K = GRAPH(TIME,2000,1,[4.8518,0.0524,-0.0853, 0.1391, 0.0494,0.0744"Min:-0.5;Max:6"]) AngPrtmbDmndPotExp_B = Angka pertumbuhan permintaan potensial untuk ekspor (1/tahun)

Page 42: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

99

Parameter ini menunjukkan angka pertumbuhan pasar potensial ekspor Indonesia

untuk produk sari buah. Parameter ini diperoleh dengan cara mengolah data histroris

pangsa pasar serta perkembangan volume ekspor sari buah dari tahun ke tahun

(Depperin, 2007). Validitas pengolahan serta estimasi parameter diperoleh dengan

melakukan validasi reproduksi perilaku.

IV.6.4 Sub Sistem Bahan Baku Tingkat Pemakaian Bahan Baku

TkPakaiBhnBk_B.KL = DELAYMTR(TkKrmBhnBk_B.KL, WktCkpInvBhnBk) WktCkpInvBhnBk = 0.2/12 (6 hari) TkPakaiBhnBk_B = Tingkat pemakaian bahan baku (kg/tahun) WktCkpInvBhnBk = Waktu cakup persediaan bahan baku (tahun) TkKrmBhnBk_B = Tingkat pengiriman bahan baku (kg/tahun)

TkKrmBhnBk_B.KL = TkKrmBhnDom_B.KL + TkKrmBhnImp_B.KL TkKrmBhnDom_B = DELAYMTR(TkPsanBhnDom_B,WktKrmBhnDom) TkKrmBhnDom_B = Tingkat pengiriman bahan baku domestik (kg/tahun) TkKrmBhnImp_B = Tingkat pengiriman bahan baku impor (kg/tahun)

Tingkat pemakaian bahan baku mengalami delay karena diperlukan waktu untuk

melakukan pengiriman bahan baku. Dengan adanya ketersediaan bahan baku di

inventori, maka produksi dapat terus berjalan. Jumlah bahan baku yang dipakai untuk

kebutuhan produksi adalah sesuai dengan tingkat produksi yang diharapkan dan waktu

cakup persediaan bahan baku di inventori, yaitu selama 6 hari. Sedangkan tingkat

pengiriman bahan baku adalah akumulasi dari bahan baku baik yang bahan baku

domestik maupun bahan baku impor.

Order Bahan Baku

BhnDomOrd_B.K = BhnDomOrd_B.J + (DT) (TkPsanBhnDom_B.JK – TkKrmBhnDom_B.JK)

BhnDomOrd_B.K = BhnBkOrdHrp_B.K*(1-PenggBhnImp_B) PenggBhnImp_B = 0.25 BhnDomOrd_B = Bahan baku domestik yang diorder (kg)

Page 43: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

100

BhnBkOrdHrp_B = Order bahan baku yang diharapkan (kg/tahun) PenggBhnImp_B = Rasio penggunaan bahan baku impor TkPsanBhnDom_B = Tingkat pemesanan bahan baku domestik (kg/tahun) TkKrmBhnDom_B = Tingkat pengiriman bahan baku domestik (kg/tahun) DT = delta time

BhnImpOrd_B.K = BhnImpOrd_B.J + (DT) (TkPsanBhnImp_B.JK – TkKrmBhnImp_B.JK) BhnImpOrd_B.K = BhnBkOrdHrp_B.K*PenggBhnImp_B PenggBhnImp_B = 0.25 BhnImpOrd_B = Bahan baku impor yang dipesan (kg) BhnBkOrdHrp_B = Order bahan baku yang diharapkan (kg/tahun) PenggBhnImp_B = Rasio penggunaan bahan baku impor TkPsanBhnImp_B = Tingkat pemesanan bahan baku impor (kg/tahun) TkKrmBhnImp_B = Tingkat pengiriman bahan baku impor (kg/tahun) DT = delta time

Tingkat pemesanan bahan baku, baik bahan baku domestik maupun bahan baku impor

merupakan variabel level yang diperoleh dari selisih antara tingkat pemesanan bahan

baku domestik atau impor dengan tingkat pengiriman bahan baku domestik atau

impor. Nilai inisial tingkat pemesanan bahan baku diperoleh dari hasil kali antara

order bahan baku yang diharapkan dengan rasio penggunaan bahan baku impor.

Nilai rasio diperoleh dengan membandingkan jumlah pemakaian bahan baku impor

dibandingkan pemakaian bahan baku domestik.

Order Bahan Baku yang Diharapkan

BhnBkOrdHrp_B.K = (TkKrmBhnHrp_B.K*(1-PenggBhnImp_B)) / (WktKrmBhnDom + WktKrmBhnImp) PenggBhnImp_B = 0.25 WktKrmBhnDom = 0.1/12 (3 hari) WktKrmBhnImp = 0.2/12 (6 hari) BhnBkOrdHrp_B = Order bahan baku yang diharapkan (kg/tahun) TkKrmBhnHrp_B = Tingkat pengiriman bahan baku yang diharapkan (kg/tahun) PenggBhnImp_B = Rasio penggunaan bahan baku impor WktKrmBhnDom = Waktu pengiriman bahan baku domestik (tahun) WktKrmBhnImp = Waktu pengiriman bahan baku impor (tahun) Tingkat Pemesanan Bahan Baku Domestik dan Bahan Baku Impor

TkPsanBhnDom_B.KL = TkPsanBhnHrp_B.K*(1-PenggBhnImp_B) TkPsanBhnDom_B = Tingkat pemesanan bahan baku domestik (kg/tahun)

Page 44: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

101

TkPsanBhnHrp_B = Tingkat pemesanan bahan baku yang diharapkan (kg/tahun) PenggBhnImp_B = Rasio penggunaan bahan baku impor

TkPsanBhnImp_B.KL = TkPsanBhnHrp_B.K*PenggBhnImp_B TkPsanBhnImp_B = Tingkat pemesanan bahan baku impor (kg/tahun) TkPsanBhnHrp_B = Tingkat pemesanan bahan baku yang diharapkan (kg/tahun) PenggBhnImp_B = Rasio penggunaan bahan baku impor

Tingkat Pemesanan Bahan Baku yang Diharapkan

TkPsanBhnHrp_B.K = BhnBkOrdHrp_B.K/WktPenyBhnBkOrd WktPenyBhnBkOrd = 0.2/12 (6 hari) TkPsanBhnHrp_B = Tingkat pemesanan bahan baku yang diharapkan (kg/tahun) BhnBkOrdHrp_B = Order bahan baku yang diharapkan (kg/tahun) WktPenyBhnBkOrd = Waktu penyesuaian order bahan baku (tahun)

Kebutuhuan bahan baku akan menimbulkan pemesanan bahan baku domestik dan

pemesanan bahan baku impor. Pemesanan dilakukan apabila inventori bahan baku

yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan inventori untuk kapasitas aktual industri sari

buah. Jumlah bahan baku yang dipesan untuk kebutuhan produksi adalah sebanyak

jumlah order yang diharapkan. Tingkat pemesanan ini dpengaruhi oleh waktu

penyesuaian order bahan baku yaitu selama 6 hari.

Tingkat Pengiriman Bahan Baku

TkKrmBhnDom_B.KL = DELAYMTR(TkPsanBhnDom_B.KL,WktKrmBhnDom) WktKrmBhnDom = 0.1/12 (3 hari) TkKrmBhnDom_B = Tingkat pengiriman bahan baku domestik (kg/tahun) TkPsanBhnDom_B = Tingkat pemesanan bahan baku domestik (kg/tahun) WktKrmBhnDom = Waktu pengiriman bahan baku domestik (tahun)

TkKrmBhnImp_B.KL = DELAYMTR(TkPsanBhnImp_B.KL, WktKrmBhnImp) WktKrmBhnImp = 0.2/12 (6 hari) TkKrmBhnImp_B = Tingkat pengiriman bahan baku impor (kg/tahun) TkPsanBhnImp_B = Tingkat pemesanan bahan baku impor (kg/tahun) WktKrmBhnImp = Waktu pengiriman bahan baku impor (tahun)

Page 45: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

102

Tingkat pengiriman bahan baku baik bahan baku domestik maupun yang diimpor

mengalami delay karena adanya waktu yang dibutuhkan mulai bahan baku dipesan

sampai dilakukan pengiriman. Untuk pengiriman bahan baku domestik membutuhkan

waktu selama 3 hari, sedangkan pengiriman bahan baku impor membutuhkan waktu

selama 6 hari.

Jumlah Persediaan Bahan Baku

InvBhnBk_B.K = InvBhnBk_B.J + (DT)(TkKrmBhnBk_B.JK – TkPakaiBhnBk_B.JK) InvBhnBk_B.K = TkKrmBhnDom_B.K + TkKrmBhnImp_B.K InvBhnBk_B = Persediaan bahan baku (kg) TkKrmBhnBk_B = Tingkat pengiriman bahan baku (kg/tahun) TkPakaiBhnBk_B = Tingkat pemakaian bahan baku (kg/tahun) TkKrmBhnDom_B = Tingkat pengiriman bahan baku domestik (kg/tahun) TkKrmBhnImp_B = Tingkat pengiriman bahan baku impor (kg/tahun) DT = delta time

Persediaan bahan baku merupakan variabel level yang akan bertambah dengan

meningkatnya tingkat pengiriman bahan baku, baik bahan baku domestik maupun

bahan baku impor, dan berkurang dengan adanya tingkat pemakaian bahan baku.

Nilai inisial persediaan bahan baku diperoleh dari penjumlahan tingkat pengiriman

bahan baku domestik dan bahan baku impor.

Jumlah Persediaan Bahan Baku yang Diharapkan

InvBhnBkHrp_B.K = TkProdHrp_B.K*WktCkpInvBhnBk InvBhnBkHrp_B = Persediaan bahan baku yang diharapkan (kg/tahun) TkProdHrp_B = Tingkat produksi yang diharapkan (kg/tahun) WktCkpInvBhnBk = Waktu cakupan persediaan bahan baku (tahun) Persediaan bahan baku yang diharapkan dihitung berdasarkan tingkat produksi yang

diharapkan. Persediaan tersebut sangat tergantung dari jumlah bahan baku yang

dikirim baik dari dari dalam negeri maupun luar negeri.

Page 46: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

103

Pengaruh Bahan Baku Terhadap Tingkat Produksi

EfkBhnBk_B.K = MIN((BhnBkOlah_B/TkProdMgkn_B),1) EfkBhnBk_B = Pengaruh bahan baku terhadap tingkat produksi (sari buah) OutBhnBk_B = Output bahan baku (kg/tahun) TkProdMgkn_B = Tingkat produksi yang dimungkinkan (kg/tahun)

Efek bahan baku dipengaruhi oleh output bahan baku, namun dibatasi oleh tingkat

produksi yang dimungkinkan.

IV.6.5 Sub Sistem Populasi Jumlah Penduduk

Populasi.K = Populasi.J + (DT) (Lahir.JK – Mati.JK) Populasi = 205153920 Populasi = Jumlah penduduk Indonesia tahun awal simulasi (orang) Lahir = Laju kelahiran (orang/tahun) Mati = Laju kematrian (orang/tahun) DT = delta time

Perubahan jumlah penduduk Indonesia diasumsikan hanya dipengaruhi oleh laju

kelahiran dan kematian saja. Sedangkan jumlah imigrasi dan emigrasi diasumsikan

seimbang. Waktu simulasi dimulai dari tahun 2000. Inisialisasi jumlah penduduk

Indonesia diperoleh dari BPS Indonesia.

Tingkat kelahiran

Lahir.KL = Populasi.K*AngkaLahir.K Lahir = Laju kelahiran (orang/tahun) Populasi = Jumlah penduduk Indonesia (orang) AngkaLahir = Angka kelahiran kasar

Tingkat Kematian

Mati.KL = Populasi.K*AngkaMati.K Mati = Laju kematian (orang/tahun) Populasi = Jumlah penduduk Indonesia (orang) AngkaMati = Angka Kematian Kasar

Page 47: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

104

Tingkat kelahiran yang terjadi dalam satu tahun diperoleh dari hasil perkalian antara

jumlah penduduk satu tahun dengan angka kelahiran pada tahun tersebut. Indikator

yang digunakan untuk mengukur angka kelahiran adalah angka kelahiran kasar atau

Crude Birth Rate (CBR), yaitu angka kelahiran per seribu penduduk. Sedangkan

indikator untuk mengukur angka kematian adalah angka kematian kasar atau Crude

Death Rate (CDR), yaitu angka kematian per seribu penduduk.

Crude Birth Rate dan Crude Death Rate

AngkaLahir = GRAPHLINAS(PDRBperkapita.K,6500000,250000, T_AngkaLahir) T_AngkaLahir = [0.0206, 0.0203, 0.02, 0.0198, 0.0196, 0.0195] T_AngkaLahir = Tabel CBR PDRBperkapita = PDB riil per kapita penduduk Indonesia (rupiah/orang)

AngkaMati = GRAPHLINAS(PDRBperkapita, 6500000, 250000, T_AngkaMati) T_AngkaMati = [0.0070, 0.0069, 0.0068, 0.0067, 0.0067, 0.0066] T_AngkaMati = Tabel CDR PDRBperkapita = PDB riil per kapita penduduk Indonesia (rupiah/orang)

Pada diagram kausal dijelaskan bahwa peningkatan pendapatan akan menurunkan

tingkat kelahiran dan kematian pada suatu negara. Hubungan antara PDB riil

perkapita dengan angka kelahiran dan angka kematian di Indonesia untuk tahun 2000

– 2006 juga menunjukkan kecenderungan yang mendukung pernyataan tersebut.

PDB Riil Per kapita

PDRBperkapita.K = PDRB.K/Populasi.K PDRBperkapita = PDB riil per kapita penduduk Indonesia (rupiah/orang) PDRB = PDB riil Indonesia (rupiah) Populasi = Jumlah penduduk Indonesia (orang)

PDB riil per kapita merupakan indikator bagi pendapatan individu masyarakat, yang

diperoleh dari hasil pembagian antara PDB riil yang dihitung berdasarkan harga

konstan tahun 2000 – 2006 dan jumlah penduduk per tahun. Data Produk Domestik

Bruto riil berdasarkan harga konstan diperoleh dari BPS Indonesia.

Page 48: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

105

Tabel PDB riil Indonesia (BPS, 2000 – 2006)

PDRBT = GRAPHCURVE(TIME,2000,1,[1.3897709e15,1.4429846e15, 1.5061244e15,1.5771713e15,1.6568257e15,1.7495469e15,1.8466549e1

5"Min:0; Max:2e15"]) PDRBT = Tabel PDB Riil berdasarkan harga konstan (rupiah/tahun)

Penduduk Indonesia Usia 0 – 14 Tahun dan 15 – 65 Tahun

Pop_0014.K = Pop_0014.J + (DT) (Lahir – Matur_0014 – Mati_0014) Pop_0014 = 61992855 Pop_0014 = Jumlah penduduk usia 0 – 14 tahun (orang) Lahir = Laju kelahiran (orang/tahun) Matur_0014 = Tingkat maturitas penduduk usia 0 – 14 tahun (orang/tahun) Mati_0014 = Tingkat kematian penduduk usia 0 – 14 tahun (orang/tahun) DT = delta time

Pop_1565.K = Pop_1565.J + (DT) (Matur_0014 – Matur_1565 – Mati_1565) Pop_1565 = 143161065 Pop_1565 = Jumlah penduduk usia 15 - 65 tahun (orang) Mati_1565 = Tingkat kematian penduduk usia 15 – 65 tahun (orang/tahun) Matur_0014 = Tingkat maturitas penduduk usia 0 – 14 tahun (orang/tahun) Matur_1565 = Tingkat maturitas penduduk usia 15 – 65 tahun (orang/tahun) DT = delta time

Untuk memodelkan jumlah angkatan kerja yang tersedia dalam total jumlah penduduk

Indonesia, maka dalam model ini jumlah penduduk dibagi ke dalam dua struktur

umur. Struktur pertama adalah usia 0 – 14 tahun, batasan usia ini didasarkan pada

program wajib belajar yang dicanangkan pemerintah. Struktur yang kedua yaitu usia

angkatan kerja 15 – 65 tahun. Akumulasi penduduk usia 0 – 14 tahun didapatkan dari

jumlah tingkat kelahiran dikurangi tingkat maturitas 0 – 14 tahun dan tingkat

kematian 0 – 14 tahun. Sedangkan akumulasi penduduk usia 15 – 65 tahun

didapatkan dari jumlah tingkat maturitas usia 0 – 14 tahun dikurangi tingkat maturitas

15 – 65 tahun dan tingkat kematian 15 – 65 tahun

Page 49: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

106

Tingkat kematian Usia 0 – 14 Tahun dan 15 – 65 Tahun

Mati_0014.KL = Pop_0014.K*AngkaLahir.K Mati_0014 = Tingkat kematian penduduk usia 0 – 14 tahun (orang/tahun) Pop_0014 = Jumlah penduduk usia 0 – 14 tahun (orang) AngkaLahir = Angka kelahiran kasar (1/tahun)

Mati_1565.KL = Pop_1565.K*AngkaMati.K Mati_1565 = Tingkat kematian penduduk usia 15 – 65 tahun (orang/tahun) Pop_1565 = Jumlah penduduk usia 15 – 65 tahun (orang) AngkaMati = Angka Kematian Kasar (1/tahun)

Perhitungan tingkat kematian struktur umur 0 – 1 4 tahun dan 15 – 65 tahun dilakukan

dengan cara yang sama pada perhitungan tingkat kematian pada tingkat jumlah

penduduk total, yaitu hasil perkalian antara jumlah penduduk dengan usia dalam

struktur umur tersebut dan CDR.

Tingkat Maturitas Usia 0 – 14 Tahun dan 15 – 65 Tahun

Matur_0014.KL = DELAYPPL(Lahir, Wkt_0014, (Pop_0014/Wkt_0014)) Wkt_0014 = 14 Matur_0014 = Tingkat maturitas penduduk usia 0 - 14 tahun (orang/tahun) Lahir = Laju kelahiran (orang/tahun) Pop_0014 = Jumlah penduduk usia 0 - 14 tahun (orang) Wkt_0014 = Lama waktu penduduk berada di usia 0-14 tahun (tahun)

Matur_1565.KL = DELAYPPL(Matur_0014, Wkt_1565, (Pop_1565/Wkt_1565)) Wkt_1565 = 51 Matur_1565 = Tingkat maturitas penduduk usia 15 - 65 tahun (orang/tahun) Matur_0014 = Tingkat maturitas penduduk usia 0 - 14 tahun (orang/tahun) Wkt_1565 = Lama waktu penduduk berada di usia 15-65 tahun (tahun)

Tingkat maturitas usia 0 – 14 tahun dipengaruhi oleh laju kelahiran, jumlah populasi

dalam struktur umur 0 – 14 tahun, dan lama seseorang dalam struktur umur tersebut

yaitu 14 tahun. Sedangkan tingkat maturitas usia 15 – 65 tahun dipengaruhi oleh

tingkat maturitas usia 0 – 14 tahun, jumlah populasi dalam struktur umur 15 – 65

tahun, dan lama seseorang dalam struktur umur tersebut yaitu 51 tahun.

Page 50: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

107

Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja Nasional

AngktKrjNas.K = Pop_1565.K*TkPartspKrj TkPartspKrj = 0.65 AngktKrjNas = Angkatan kerja nasional (orang) TkPartspKrj = Tingkat partisipasi angkatan kerja

TngKrjNas.K = AngktKrjNas.K*PrsntsBkrj PrsntsBkrj = 0.94 TngKrjNas = Tenaga kerja nasional (orang) AngktKrjNas = Angkatan kerja nasional (orang) PrsntsBkrj = Persentase bekerja dari angkatan kerja

Angkatan kerja yang tersedia di Indonesia diwakili oleh jumlah penduduk dalam

struktur umur 15 – 65 tahun. Akumulasi penduduk dalam struktur ini didapatkan dari

jumlah jumlah penduduk pada tingkat maturitas usia 0 – 14 tahun sebagai aliran

masuk dikurangi tingkat maturitas 15 – 65 tahun dan tingkat kematian 15 – 65 tahun.

Selanjutnya jumlah angkatan kerja nasional dihitung dari hasil perkalian antara jumlah

penduduk struktur usia angkatan kerja dengan tingkat partisipasi angkatan kerja. Dan

akhirnya tenaga kerja nasional diperoleh dari hasil perkalian antara angkatan kerja

nasional dengan persentase bekerja dari angkatan kerja.

IV.6.6 Sub Sistem Tenaga Kerja

Total Tenaga Kerja Industri Sari Buah

TKIndustri_B = KemampuanTK TKIndustri_B = (TKtdkTrmpl.K*OutTKtdkTrmpl)+(TKtrmpl.K*OutTKtrmpl) OutTKTrmpl = 1 OutTKtdkTrmpl = 0.5 TKIndustri_B = Total tenaga kerja industri sari buah(orang) TKtdkTrmpl = Jumlah tenaga kerja tidak terampil (orang) TKtrmpl = Jumlah tenaga kerja terampil (orang) OutTKtdkTrmpl = Output tenaga kerja tidak terampil OutTKtdkTrmpl = Output tenaga kerja tidak terampil Jumlah tenaga kerja industri sari buah adalah akumulasi dari tenaga kerja tidak

terampil dan tenaga kerja terampil. Validitas pengolahan serta estimasi parameter

diperoleh dengan melakukan validasi reproduksi perilaku.

Page 51: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

108

Tenaga Kerja Tidak Terampil

TKtdkTrmpl.K = TKtdkTrmpl.J + (DT) (TkRkrutTK.Jk – TkPelatTK.JK – TkPHKtdkTrmpl.JK) Inisial TKtdkTrmpl = 0 TKtdkTrmpl = Jumlah tenaga kerja tidak terampil (orang) TkRkrutTK = Tingkat perekrutan tenaga kerja (orang/tahun) TkPelatTK = Tingkat pelatihan tenaga kerja (orang/tahun) TkPHKtdkTrmpl = Tingkat PHK tenaga kerja tidak terampil (orang/tahun) Inisial TKtdkTrmpl = Jumlah tenaga kerja tidak terampil pada awal simulasi DT = delta time

Tenaga Kerja Terampil

TKtrmpl.K = TKtrmpl.J + (DT) ( TkPelatTK.JK–TkPHKTrmpl.JK – TkPnsiunTK.JK) TKtrmpl = KebTKHrp_B TKtrmpl = Jumlah tenaga kerja terampil (orang) KebTKHrp_B = Kebutuhan tenaga kerja yang diharapkan (orang) TkPelatTK = Tingkat pelatihan tenaga kerja (orang/tahun) TkPHKTrmpl = Tingkat PHK tenaga kerja terampil (orang/tahun) TkPnsiunTK = Tingkat pensiun tenaga kerja (orang/tahun) DT = delta time

Kebutuhan Tenaga Kerja yang Diharapkan

KebTKHrp_B.K = KebTKPerOutp_B.K*KptsTpsg_B.K KebTKPerOutp_B = GRAPH(TIME,2000,1,[1.8781,1.9014,1.9072,1.9536, 1.9445, 1.9818,1.9853"Min:0;Max:2.5"])*10^-5 KebTKHrp_B = Kebutuhan tenaga kerja yang diharapkan (orang) KebTKPerOutp_B = Kebutuhan tenaga kerja per satu kilogram output kapasitas

terpasang (orang/kg/tahun) KptsTpsg_B = Kapasitas terpasang industri sari buah (kg/tahun)

Kebutuhan tenaga kerja yang diharapkan di sektor industri sari buah merupakan hasil

perkalian antara kebutuhan tenaga kerja per satu kilogram output kapasitas terpasang

dengan kapasitas terpasang industri sari buah. Sedangkan Kebutuhan tenaga kerja per

satu kilogram output kapasitas terpasang diperoleh dengan membagi jumlah tenaga

kerja di sektor industri sari buah dengan kapasitas terpasang industri. Data diperoleh

Page 52: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

109

dari data historis tenaga kerja dan kapasitas produksi tahun 2000 – 2006 (BPS, 2000 –

2006).

Tingkat Rekrutmen Tenaga Kerja

TkRkrutTK.KL = MAX(KsmptKrj, TngKrjNas)/WktRkrutTK WktRkrutTK = 8/12 (8 bulan) TkRkrutTK = Tingkat rekrutmen tenaga kerja (orang/tahun) KsmptKrj = Peluang untuk bekerja (orang) TngKrjNas = Tenaga kerja nasional (orang) WktRkrutTK = Waktu perekrutan tenaga kerja (tahun)

Tingkat Rekrutmen Tenaga Kerja yang Diharapkan

TkRkrutHrp = (TkPnsiunTK/WktpenyGapTK)+(KebTKHrp_B – TKIndustri_B) WktpenyGapTK = 3/12 (3 bulan) TkRkrutHrp = Tingkat perekrutan tenaga kerja yang diharapkan (orang/tahun) TkPnsiunTK = Tingkat pensiun tenaga kerja (orang/tahun) WktpenyGapTK = Waktu penyesuaian gap tenaga kerja (tahun) KebTKHrp_B = Kebutuhan tenaga kerja yang diharapkan (orang) TK_B = Jumlah tenaga kerja industri (orang)

Kesempatan Kerja

KsmptKrj.K = KsmptKrj.J + (DT) (TkPnciptKsmptKrj.KL – TkTutupKsmptKrj.KL KsmptKrj = Peluang untuk bekerja (orang) TkPnciptKsmptKrj = Tingkat penciptaan kesempatan kerja (orang/tahun) TkTutupKsmptKrj = Tingkat penutupan kesempatan kerja (orang/tahun) DT = delta time

Tingkat rekrutmen tenaga kerja dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja nasional,

besarnya peluang untuk bekerja, serta jumlah waktu perekrutan tenaga kerja.

Sedangkan peluang untuk bekerja / kesempatan kerja adalah variabel level yang

bertambah dengan adanya penciptaan kesempatan kerja, dan berkurang akibat

penutupan kesempatan kerja. Waktu rekrut tenaga kerja merupakan waktu rata – rata

bagi industri untuk melakukan perekrutan tenaga kerja.

Page 53: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

110

Kesempatan Kerja yang Diharapkan

KsmptKrjHrp.K = TkRkrutHrp.K*WktRkrutTK WktRkrutTK = 8/12 (8 bulan) KsmptKrjHrp = Kesempatan kerja yang diharapkan (orang) TkRkrutTK = Tingkat perekrutan tenaga kerja (orang/tahun) WktRkrutTK = Waktu perekrutan tenaga kerja (tahun)

Tingkat Pelatihan Tenaga Kerja

TkPelatTK.KL = TKtdkTrmpl.K/WktPelatTK WktPelatTK = 1 TkPelatTK = Tingkat pelatihan tenaga kerja (orang/tahun) TKtdkTrmpl = Jumlah tenaga kerja tidak terampil (orang) WktPelatTK = Waktu untuk pelatihan tenaga kerja (tahun) Parameter waktu pelatihan tenaga kerja merupakan waktu rata – rata yang dibutuhkan

tenaga kerja baru belum terampil menjadi tenaga kerja terampil, nilainya diasumsikan

selama satu tahun.

Tingkat Pensiun Tenaga Kerja

TkPnsiunTK.KL = TKtrmpl.K/Rata2LmBkj Rata2LmBkj = 30 TkPnsiunTK = Tingkat pensiun tenaga kerja (orang/tahun) TKtrmp = Jumlah tenaga kerja terampil (orang) Rata2LmBkj = Rata-rata lama bekerja (tahun) Tingkat pensiun tenaga kerja merupakan hasil bagi antara jumlah tenaga kerja

terampil dengan rata – rata lama bekerja, dengan asumsi rata – rata lama bekerja

adalah 30 tahun.

Output Tenaga Kerja

OutpTK_B = TKIndustri_B/KebTKPerOut_B OutpTK_B = Output tenaga kerja (orang/tahun) TKIndustri_B = Total tenaga kerja industri sari buah (orang) KebTKPerOutp_B = Kebutuhan tenaga kerja per kilogram output kapasitas terpasang (orang/kg/tahun)

Page 54: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

111

Output tenaga kerja merupakan hasil kali antara total tenaga kerja dengan kebutuhan

tenaga kerja per kilogram output kapasitas terpasang akan menghasilkan output tenaga

kerja untuk satu kilogram produk sari buah yang dihasilkan.

Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Produksi

EfkTK_B = MAX(OutTK_B/TkProdPot_B) EfkTK_B = Pengaruh tenaga kerja terhadap kapasitas produksi sari buah OutTK_B = Output tenaga kerja industri sari buah (orang) TkProdPot_B = Tingkat produksi potensial (kg/tahun) Efek tenaga kerja terhadap tingkat produksi sari buah dipengaruhi oleh output tenaga

kerja yang dihasilkan dan tingkat produksi potensial.

IV.6.7 Sub Sistem Keuangan dan Pemerintah

Dalam sub sistem ini dimodelkan mekanisme pembentukan permintaan agregat yang

dalam hal ini adalah produk Domestik Bruto (PDB). Pertumbuhan PDB nominal

dipengaruhi oleh ekspor nasional, investasi, pengeluaran pemerintah, serta money

multipiler.

Pertumbuhan PDB Nominal

PDBN.K = (KonsPem.K+InvestLain.K+InvestIndBuah.K+ExpNas.K)* MoneyMultiplier

PDBN = Produk Domestik Bruto Nominal berdasarkan harga berlaku (rupiah/tahun) KonsPem = Pengeluaran pemerintah (rupiah/tahun) InvestLain = Investasi diluar investasi industri sari buah (rupiah/tahun) InvestIndBuah = Investasi industri sari buah (rupiah/tahun) ExpNas = Ekspor nasional (rupiah/tahun)

Pengeluaran Pemerintah, Investasi dan Ekspor Nasional

Dalam model yang dibangun, pengeluaran pemerintah dan ekspor nasional setiap

tahunnya tumbuh dengan tingkat pertumbuhan per tahun konstan yaitu masing –

masing sebesar 19% dan 10%. Nilai pertumbuhan ini didapatkan dari rata – rata

Page 55: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

112

pertumbuhan pengeluaran pemerintah periode 2000 – 2006 dan rata – rata

pertumbuhan ekspor nasional periode 2000 – 2006 (BPS, 2000 – 2006).

Konsumsi Pemerintah

KonsPem.K = KonsPem.J + (DT) PrubKonsPem.JK KonsPemInis = 210974400000000 KonsPem = Pengeluaran pemerintah (rupiah/tahun) KonsPemInis = Inisialisasi pengeluaran pemerintah (rupiah/tahun) PrubKonsPem = Tingkat pertambahan pengeluaran pemerintah (rupiah/tahun) DT = delta time

Tingkat Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah

PrubKonsPem = KonsPem*PrtmbKonsPem PrtmbKonsPem = 0.19 PrubKonsPem = Tingkat pertambahan pengeluaran pemerintah (rupiah/tahun) KonsPem = Pengeluaran pemerintah (rupiah/tahun) PrtmbKonsPem = Pertumbuhan pengeluaran pemerintah (1/tahun)

Ekspor Nasional

ExpNas.K = ExpNas.J+(DT)PrubExpNas.JK ExpNasInis = 351049662000000 ExpNas = Ekspor nasional (rupiah/tahun) ExpNasInis = Inisialisasi ekspor nasional (rupiah/tahun) PrubExpNas = Tingkat pertambahan ekspor nasional (rupiah/tahun)

Tingkat Pertumbuhan Ekspor Nasional

PrubExpNas = ExpNas*PrtmbExpNas PrtmbExpNas = 0.10 PrubExpNas = Tingkat pertambahan ekspor nasional (rupiah/tahun) ExpNas = Ekspor nasional (rupiah/tahun) PrtmbExpNas = Pertumbuhan ekspor nasional (1/tahun)

Investasi Industri Buah

InvestIndBuah.K = InvestIndBuah.J+(DT)PrubInvestIndBuah.JK InvestIndBuah = Investasi industri sari buah (rupiah/tahun) PrubInvestIndBuah = Tingkat pertambahan investasi (rupiah/tahun)

Page 56: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

113

Investasi industri sari buah diasumsikan sebagai investasi kapital industri yang

bertambah dengan adanya perubahan investasi industri buah.

Tingkat Pertumbuhan Investasi Industri Buah

PrubInvestIndBuah = InvestIndBuah*AngkPrtmbInvest AngkPrtmbInvest = GRAPH(Kapital_B,2001,0.000001,[0.1924,0.017,0.9833, 0.0349, 0.5947,0.9525"Min:0;Max:0.015"]) *10^-2 PrubInvestIndBuah = Tingkat pertambahan investasi (rupiah/tahun) InvestIndBuah = Investasi industri sari buah (rupiah/tahun) AngkPrtmbInvest = Angka pertumbuhan investasi (1/tahun)

Parameter ini merupakan rata – rata pertumbuhan investasi industri sari buah pada

tahun 2000 – 2006 (BPS, 2000 – 2006).

Investasi Lain

InvestLain.K = InvestLain.J + (DT) PrubInvestLain.JK InvestLainInis = 323798433000000 InvestLain = Investasi diluar investasi sari buah (rupiah/tahun) InvestLainInis = Inisialisasi investasi diluar investasi industri sari buah (rupiah/tahun) PrubInvestLain = Tingkat pertambahan investasi diluar investasi sari buah

Tingkat Pertumbuhan Investasi Lain

PrubInvestLain = InvestLain*AngkPrubInvestLain AngkPrubInvestLain = 0.36 InvestLain = Investasi diluar investasi sari buah (rupiah/tahun) PrubInvestLain = Tingkat pertambahan investasi diluar investasi sari buah (rupiah/tahun) AngkPrubInvestLain = Tingkat pertumbuhan investasi lain (1/tahun)

Money Multiplier

Money Multiplier pada perekonomian terbuka dipengaruhi oleh adanya marginal

propensity to consume dan marginal propensity to import.

MoneyMultiplier = 1/(1-MPC+MPI) MPC = 0.69

Page 57: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

114

MPI = 0.33 MPC = Marginal propensity to consume (tanpa satuan) MPI = Marginal propensity to import (tanpa satuan)

Marginal propensity to consume merupakan perbandingan antara pertambahan

konsumsi yang dilakukan dengan adanya pertambahan pendapatan disposible

(sukirno, 1999). Pendapatan disposible adalah pendapatan yang siap dibelanjakan

yaitu pendapatan yang telah dikenai pajak pendapatan. Nilai MPC diperoleh dari rata

– rata prosentase perbandingan pertambahan konsumsi dan pertambahan pendapatan

dari data pembentukan PDB riil tahun 2000 – 2006 (BPS, 2000 – 2006).

Marginal propensity to import merupakan kecenderungan untuk membelanjakan

pendapatan yang diperoleh untuk membeli produk – produk impor.

Dalam model ini, diasumsikan marginal propensity to consume konstan sebesar 0,69

sedangkan marginal propensity to import konstan sebesar 0,33. Nilai ini diperoleh

dari proporsi rata – rata konsumsi dan impor dalam pembentukan PDB nasional pada

periode 2000 – 2006 (BPS, seri 2000 – 2006).

IV.7 Validasi Model Validasi yang dilakukan pada model yang dibangun dibagi menjadi dua bagian yaitu

validasi struktur yang merupakan penilaian terhadap keserupaan struktur model

dengan sistem nyata, serta validitas kinerja yang merupakan penilaian terhadap hasil

output perilaku model. Validasi struktur yang dilakukan adalah verifikasi struktur dan

uji konsistensi dimensi. Sedangkan validasi perilaku model dilakukan dengan

melakukan uji reproduksi perilaku, uji prediksi perilaku, dan uji statistik.

Page 58: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

115

IV.7.1 Validasi Struktur Model

Validasi struktur model berkaitan dengan batasan sistem, variabel – variabel

pembentuk sistem, dan asumsi mengenai interaksi yang terjadi dalam sistem

(Forrester, 1961). Dalam melakukan perancangan model, pembuat model dituntut

untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang sistem yang dijadikan

objek penelitian untuk menambah pemahaman terhadap sistem. Informasi ini dapat

berupa pengalaman dan pengetahuan dari orang yang memahami mekanisme kerja

pada sistem atau berasal dari studi literatur.

a. Uji Kesesuaian Struktur

Uji kesesuaian struktur dilakukan untuk menguji apakah struktur model tidak

berlawanan dengan pengetahuan yang ada tentang struktur dari sistem nyata dan

apakah struktur – struktur utama dari sistem nyata tersebut telah dimodelkan (Sushil,

1993). Jawaban dari pertanyaan tersebut akan menentukan tingkat kepercayaan atas

ketepatan struktur model. Struktur pembentuk model kebijakan industri sari buah

dapat dilihat pada bagian 4.3 yaitu dalam bahasan mengenai struktur model. Struktur

ini dibangun berdasarkan informasi yang didapatkan dari pihak – pihak yang terkait

dengan industri sari buah, serta studi literatur atas model – model dasar berikut ini :

1. Jay W. Forrester (1991)

Dalam usaha untuk menunjukkan pengaruh kebijakan pemerintah terhadap sektor

ekonomi, Forrester telah melakukan studi mengenai sub sistem pembentuk

kegiatan ekonomi yeng terdiri dari :

• Consumer Product Sector

Sektor ini menghasilkan barang, jasa, dan perumahan bagi sektor household

dan government. Sektor ini memiliki peran dalam menentukan harga produk

dan melakukan pembayaran atas faktor – faktor produksi, pajak, bunga, dan

Page 59: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

116

deviden. Dalam penelitian ini, sektor ini diturunkan menjadi sub sistem

produksi dan barang kapital, serta sub sistem permintaan domestik.

• Capital Producing Sector

Sektor ini berperan dalam menghasilkan barang modal bagi consumer product

sector dan government sector. Pada penelitian ini, peran tersebut analog

dengan peran yang dijalankan oleh sub sistem kapital.

• Household Sector

Sektor ini melakukan pembelian dari consumer product sector, membayar

pajak, menabung, menampung populasi yang bukan anggota tenaga kerja,

menerima upah bunga, deviden, serta transfer payment. Dalam model yang

dibangun, peran ini diturunkan menjadi sub sistem populasi dan sub sistem

permintaan domestik.

• Government Sector

Sektor ini berperan dalam menentukan tarif pajak, melakukan transfer

payment, mengendalikan cadangan devisa, inflasi, suku bunga, dan

pengangguran. Pada penelitian ini, peran tersebut tersebut terdapat pada sub

sistem keuangan dan pemerintah, serta sub sistem permintaan domestik.

• Labor Sector

Sektor ini menyediakan tenaga kerja bagi production sector dan government

sector yang berasal dari sektor household, serta menentukan upah tenaga kerja

yang harus dibayar industri. Pada model penelitian ini, peran tersebut terdapat

pada sub sistem tenaga kerja.

• Financial Sector

Sektor ini merupakan agregasi dari seluruh perbankan dan institusi keuangan.

Pada penelitian ini, peran tersebut terdapat pada sub sistem keuangan dan

pemerintah.

Page 60: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

117

2. Sterman (2000)

Model ini pertama kali dibangun oleh Meadows, dengan tujuan untuk melihat

instabilitas pada pasar komoditi ternak. Model dibangun atas beberapa sub model,

yaitu :

• Produksi dan Persediaan

Sub model ini menggambarkan kegiatan produksi yang dilakukan industri,

serta penawaran industri ke pasar barang. Dalam penelitian ini, peran sub

model tersebut analog dengan peran sub sistem produksi dan barang kapital.

• Utilisasi Kapasitas

Sub model ini menguraikan kebijakan produsen di agregat industri dalam

menggunakan kapasitas terpasang. Dalam penelitian ini, sub model tersebut

terdapat dalam sub sistem produksi dan barang kapital.

• Kapasitas Produksi

Sub model ini menggambarkan struktur pemesanan dan akuisisi kapital untuk

memperolah kapasitas produksi yang sesuai dengan kebutuhan produksi.

Dalam penelitian ini, sub model tersebut terdapat pada sub sistem produksi

dan barang kapital.

• Permintaan Pasar ke Industri

Sub model ini dibangun untuk menggambarkan proses permintaan pasar ke

industri berdasarkan respon pasar terhadap perubahan harga barang. Dalam

penelitian ini, sub model tersebut terdapat pada sub sistem permintaan

domestik dan sub sistem permintaan ekspor.

Page 61: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

118

• Penentuan Harga Komoditi

Sub model ini menguraikan struktur penentuan harga berdasarkan

keseimbangan permintaan – penawaran. Dalam penelitian ini, sub model

tersebut terdapat pada sub sistem permintaan domestik dan sub sistem

permintaan ekspor.

b. Uji Konsistensi Dimensi

Uji ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan apakah dimensi satuan – satuan dalam

setiap persamaan menunjukkan keseimbangan pada kedua sisi persamaan (Sushil,

1993). Uji ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan atas dimensi seluruh

persamaan didalam model untuk memastikan terjadinya konsistensi dimensi yang

digunakan.

IV.7.2 Validasi Perilaku Model

Validasi perilaku model dilakukan untuk mengamati apakah perilaku model sesuai

dengan perilaku sistem nyata secara statistik. Validasi perilaku ini terdiri atas uji

reproduksi perilaku, uji model pada kondisi ekstrim, uji kesalahan integrasi, serta uji

prediksi perilaku.

a. Uji Reproduksi Perilaku

Dalam uji reproduksi perilaku, perilaku yang dihasilkan model dibandingkan dengan

perilaku sistem nyata. Variabel yang diuji adalah variabel – variabel yang dianggap

penting dalam model. Alat statistik yang digunakan dalam menguji validitas kinerja

model pada penelitian ini adalah Theil Inequality (U-Theil). Statistik Theil Inequality

digunakan untuk mengetahui perbedaan output yang dihasilkan oleh model terhadap

data aktual yang disebabkan oleh kesalahan sistematis atau karena efek random

(Sterman, 2000).

Page 62: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

119

Pengujian ini meliputi mean square error (MSE), mean absolute error (MAE, Bias

(UM), unequal variation (US), unequal covariation (UC), serta koefisien korelasi (r).

Bias terjadi apabila output model dan data aktual memiliki rataan yang berbeda,

unequal variation mengindikasikan bahwa variansi antara output model dengan data

aktual berbeda, sedangkan unequal covariation menjelaskan bahwa output model dan

data aktual berkorelasi dengan sempurna, namun berbeda pada setiap titik – titiknya.

Pada penelitian ini, validasi dilakukan pada variabel – variabel yang menjadi kriteria

performansi sistem, yaitu tingkat produksi, jumlah tenaga kerja industri, dan tingkat

investasi. Validasi dilakukan pada kurun waktu 2000 – 2006, sehingga dapat dilihat

perubahan konsistensi nilai simulasi terhadap nilai aktual.

• Tingkat Produksi Sari Buah

Gambar IV.16 Uji Reproduksi Perilaku Tingkat Produksi

1 – Tingkat produksi sari buah (model) 2 – Tingkat produksi sari buah (aktual)

Page 63: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

120

Hasil uji statistik Theil Inequality untuk tingkat produksi adalah sebagai berikut :

MSE = 4,827 x 1012

UM = 0,022

US = 0,037

UC = 0,941

r = 0,974

UM = bias

US = unequal variation

UC = unequal covariation

R = correlation coefficient

Berdasarkan pengujian pada variabel tingkat investasi, output model dan data aktual

memiliki rataan dan variansi yang sama, selain itu output model dan data aktual juga

berkorelasi dengan sempurna, meskipun berbeda pada setiap titik – titiknya.

• Tenaga Kerja Industri Sari Buah

Gambar IV.17 Uji Reproduksi Perilaku Jumlah Tenaga Kerja Industri Sari Buah

1 – Jumlah tenaga kerja industri sari buah (model) 2 – Jumlah tenaga kerja industri sari buah (aktual)

Page 64: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

121

Hasil uji statistik Theil Inequality untuk jumlah tenaga kerja industri adalah sebagai

berikut :

MSE = 6,027 x 103

UM = 0,262

US = 0,011

UC = 0,727

r = 0,819

UM = bias

US = unequal variation

UC = unequal covariation

R = correlation coefficient

Berdasarkan pengujian pada variabel jumlah tenaga kerja, kesalahan (error)

terkonsentrasi pada bias (UM). Hal ini mengindikasikan bahwa output model dan

data aktual memiliki rataan yang berbeda, namun variansinya mendekati pola yang

sama, dan tetap berkorelasi dengan baik meskipun berbeda pada tiap titiknya,

sehingga secara statistik output model memiliki variansi dan tren yang sama dengan

data. Kesalahan (error) yang terjadi antara output model dengan data aktual bukan

merupakan kesalahan yang sistematis.

• Tingkat Investasi Industri Sari Buah

Gambar IV.18 Uji Reproduksi Perilaku Tingkat Investasi Industri Sari Buah

Page 65: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

122

1 – Tingkat Investasi industri sari buah (model) 2 – Tingkat Investasi industri sari buah (aktual)

Hasil uji statistik Theil Inequality untuk tingkat investasi adalah sebagai berikut :

MSE = 2,558 x 1021

UM = 0,025

US = 7,891 x 10-5

UC = 0,975

r = 0,997

UM = bias

US = unequal variation

UC = unequal covariation

R = correlation coefficient

Berdasarkan pengujian pada variabel tingkat investasi, output model dan data aktual

memiliki rataan dan variansi yang sama, selain itu output model dan data aktual juga

berkorelasi dengan sempurna, meskipun berbeda pada setiap titiknya.

Semua uji statistik Theil Inequality pada ketiga variabel tersebut menunjukkan bahwa

umumnya error terkonsentrasi pada bias (UM) dan unequal variation (US).

Kesalahan (error) yang terjadi antara output model dengan data aktual bukan

merupakan kesalahan yang sistematis. Sehingga secara keseluruhan model dapat

dinilai valid berdasarkan kriteria validitas reproduksi perilaku.

b. Uji Model Pada Kondisi Ekstrim

Uji model pada kondisi ekstrim dilakukan untuk mengetahui apakah model dapat

menunjukkan robustness-nya apabila pada model dilakukan input pada kondisi

ekstrim. Hal ini berarti, perilaku model harus dapat mengikuti perilaku alami suatu

kejadian. Model diuji pada kondisi ekstrim dengan melakukan setting nilai

produkstivitas tenaga kerja menjadi sama dengan nol. Tujuannya adalah untuk

menggambarkan ketersediaan tenaga kerja yang diperlukan dalam mengoperasikan

barang kapital.

Page 66: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

123

Gambar IV.19 Uji Perilaku Model Pada Kondisi Ekstrim

1 – Tingkat produksi sari buah 2 – Output industri sari buah untuk domestik 3 – Output industri sari buah untuk ekspor

Robustness model ditunjukkan oleh nilai tingkat produksi pada tahun 2002 dibuat

sama dengan nol, sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan

kapital tidak ada. Hal ini mengakibatkan kegiatan produksi tidak dapat dilakukan.

Variabel lain yang digunakan untuk menilai robustness pada model adalah output

industri yang dialokasikan untuk pasar domestik dan output industri untuk pasar

ekspor. Kedua variabel ini juga mengalami penurunan mencapai level nol pada pada

saat diberlakukan kondisi ekstrim, sehingga dapat disimpulkan bahwa model telah

memenuhi syarat validitas kondisi ekstrim.

c. Uji Kesalahan Integrasi

Uji kesalahan integrasi terbagi atas dua bagian, yaitu uji kesalahan pemilihan time

step dan uji kesalahan pemilihan metode integrasi.

Page 67: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

124

Uji kesalahan pemilihan time step dilakukan dengan melakukan simulasi pada

beberapa time step yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menguji apakah pada

beberapa rentang time step yang digunakan, model tidak menunjukkan perilaku yang

sangat berbeda. Model dasar disimulasikan dengan time step (interval solusi) sama

dengan 0.05 tahun. Uji kesalahan pemilihan time step dilakukan dengan melakukan

simulasi model dasar pada lima time step yang berbeda, yaitu 0.0125, 0.0325, 0.05,

0.0625, dan 0.125. Hasil pengujian terhadap empat variabel performansi

menunjukkan bahwa pada rentang time step 0.0125 sampai 0.125 tahun, model tidak

sensitif terhadap pemilihan time step. Dengan demikian, pemilihan time step pada

model dasar dapat diterima.

Gambar IV.20 Uji Perilaku Tingkat Produksi Terhadap Pemilihan Time Step

1 – Tingkat produksi sari buah pada time step 0.0125 2 – Tingkat produksi sari buah pada time step 0.0325 3 – Tingkat produksi sari buah pada time step 0.05 4 – Tingkat produksi sari buah pada time step 0.0625 5 – Tingkat produksi sari buah pada time step 0.125

Page 68: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

125

Gambar IV.21 Uji Perilaku Jumlah Tenaga Kerja Industri Terhadap Pemilihan Time

Step

1 – Jumlah tenaga kerja industri sari buah pada time step 0.0125 2 – Jumlah tenaga kerja industri sari buah pada time step 0.0325 3 – Jumlah tenaga kerja industri sari buah pada time step 0.05 4 – Jumlah tenaga kerja industri sari buah pada time step 0.0625 5 – Jumlah tenaga kerja industri sari buah pada time step 0.125

Gambar IV.22 Uji Perilaku Tingkat Investasi Terhadap Pemilihan Time Step

Page 69: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

126

1 – Tingkat investasi industri sari buah pada time step 0.0125 2 – Tingkat investasi industri sari buah pada time step 0.0325 3 – Tingkat investasi industri sari buah pada time step 0.05 4 – Tingkat investasi industri sari buah pada time step 0.0625 5 – Tingkat investasi industri sari buah pada time step 0.125

b. Uji Kesalahan Pemilihan Metode Integrasi Simulasi

pada uji kesalahan pemilihan metode integrasi, metode integrasi yang akan

dibandingkan adalah metode Euler dan Runge-Kutta dengan fixed step. Model dasar

disimulasikan dengan menggunakan metode integrasi euler (fixed step). Jika perilaku

model hasil simulasi dengan metode Runge-Kutta tidak menunjukkan perbedaan yang

signifikan, maka metode Euler yang digunakan pada model dapat diterima. Untuk itu,

dilakukan perbandingan antara simulasi model dasar yang dilakukan dengan metode

Euler dengan output simulasi dengan metode Runge-Kutta pada berbagai orde yaitu

Runge-Kutta orde 2, Runge-Kutta orde 3, dan Runge-Kutta orde 4.

Gambar IV.23 Uji Perilaku Tingkat Produksi dengan Pemilihan Metode Integrasi

1 – Tingkat produksi sari buah dengan metode Euler 2 – Tingkat produksi sari buah dengan metode Runge-Kutta orde 2 3 – Tingkat produksi sari buah dengan metode Runge-Kutta orde 3 4 – Tingkat produksi sari buah dengan metode Runge-Kutta orde 4

Page 70: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

127

Gambar IV.24 Uji Perilaku Jumlah Tenaga Kerja Industri dengan Pemilihan Metode Integrasi

1 – Jumlah tenaga kerja sari buah dengan metode Euler 2 – Jumlah tenaga kerja sari buah dengan metode Runge-Kutta orde 2 3 – Jumlah tenaga kerja sari buah dengan metode Runge-Kutta orde 3 4 – Jumlah tenaga kerja sari buah dengan metode Runge-Kutta orde 4

Gambar IV.25 Uji Perilaku Tingkat Investasi dengan Pemilihan Metode Integrasi

Page 71: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

128

1 – Tingkat investasi industri sari buah dengan metode Euler 2 – Tingkat investasi industri sari buah dengan metode Runge-Kutta orde 2 3 – Tingkat investasi industri sari buah dengan metode Runge-Kutta orde 3 4 – Tingkat investasi industri sari buah dengan metode Runge-Kutta orde 4

d. Uji Prediksi Perilaku

Uji prediksi perilaku yang dilakukan adalah event prediction test yang memprediksi

dinamika alami dari suatu kejadian, yaitu lonjakan kenaikan dan penurunan

permintaan pasar. Hasil simulasi perilaku model harus menunjukkan perilaku yang

logis dan tidak bertentangan dengan pemikiran rasional. Pada bagian ini akan diuji

perilaku model dalam menghadapi lonjakan permintaan pada sektor industri sari buah,

baik domestik maupun ekspor sebesar 150% pada tahun 2010 karena terjadi

perubahan selera pasar terhadap produk industri. Untuk melakukan uji ini, pada

model dasar digunakan fungsi step pada variabel permintaan pasar domestik dan

permintaan pasar ekspor yang merepresentasikan lonjakan yang terjadi.

• Perilaku model dalam menghadapi lonjakan permintaan pasar.

Lonjakan permintaan tahun 2010 tidak dapat langsung ditanggapi oleh industri untuk

melakukan produksi sesuai dengan lonjakan permintaan yang terjadi. Hal ini karena

ketika berusaha untuk mencapai tingkat produksi yang diinginkan, industri perlu

melakukan penyesuaian terlebih dahulu terhadap kapasitas produksinya melalui

akuisisi kapital maupun perekrutan tenaga kerja. Proses akuisisi kapital dan

perekrutan tenaga kerja memerlukan delay, pada awal tahun 2010 sampai tahun 2011,

sehingga tingkat produksi dan kapasitas industri berada di bawah total permintaan

produk sari buah.

Di pasar domestik, lonjakan permintaan pada tahun 2010, ditanggapi industri melalui

pengiriman produk yang berasal dari inventori. Sedangkan tingkat penjualan produk

sari buah tetap berada di bawah permintaan domestik maupun output industri, karena

banyaknya produk sari buah impor yang masuk ke dalam negeri. Dalam model,

industri memerlukan waktu 1 tahun untuk melakukan akuisisi kapital yang dipesan,

Page 72: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

129

sehingga baru mulai tahun 2016, tingkat permintaan domestik baru dapat dipenuhi

oleh industri. Hal ini juga terjadi pada pada pasar ekspor.

Gambar IV.26 Perilaku Model Dalam Menghadapi Lonjakan Permintaan Pasar

(kriteria produksi)

1 – Total permintaan produk sari buah 2 – Tingkat produksi sari buah 3 – Kapasitas terpasang industri sari buah

Gambar IV.27 Perilaku Model Dalam Menghadapi Lonjakan Permintaan Pasar

(kriteria pasar domestik)

Page 73: BAB IV PENGEMBANGAN MODEL - · PDF fileiklim tropis, kekayaan alam yang melimpah dan curah hujan yang cukup tinggi. ... alam hayati khususnya sumber daya pertanian merupakan keunggulan

130

1 – Permintaan domestik sari buah 2 – Tingkat penjualan produk sari buah domestik

Gambar IV.28 Perilaku Model Dalam Menghadapi Lonjakan Permintaan Pasar

(kriteria pasar ekspor)

1 – Permintaan ekspor sari buah 2 – Tingkat penjualan ekspor produk sari buah