bab iv pelaksanaan, hasil penelitian, dan...

32
57 BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 04 Banjarejo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan. Jumlah siswa yang ada di SD Negeri 04 Banjarejo mulai dari kelas 1 sampai kelas VI adalah sebanyak 165 siswa. Agama yang mereka anut mayoritas adalah islam. Jumlah tenaga pendidik di SD Negeri 04 Banjarejo sebanyak 12 orang. 12 tenaga pendidik tersebut terdiri dari: 1 Kepala Sekolah, 6 guru kelas, 2 guru agama Islam, 2 guru penjaskes, dan 1 Penjaga sekolah. Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan sebagai kelas yang digunakan untuk eksperimen. jumlah siswa siswa IV Negeri 04 Banjarejo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan sebagai kelas yang digunakan untuk eksperimen berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki- laki dan 13 siswa perempuan. Untuk kelas uji coba instrumen dilakukan di kelas V SD Negeri 04 Tunggulrejo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan. Adapun alasan yang menjadikan pertimbangan peneliti memilih kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan sebagai kelas yang digunakan untuk eksperimen, berdasarkan observasi pada tanggal 21 januari 2015 pada kelas IV dalam mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan perubahan wujud benda, guru masih terlihat menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran. Oleh karena itu penelitian dilakukan IV SD Negeri 04 Banjarejo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan sebagai subjek penelitian untuk mengukur efektifitas penggunaan metode discovery learning berbantuan media benda konkret terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan semester II tahun ajaran 2015/2016.

Upload: lamnga

Post on 18-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

57

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 04 Banjarejo Kecamatan Gabus

Kabupaten Grobogan. Jumlah siswa yang ada di SD Negeri 04 Banjarejo mulai dari

kelas 1 sampai kelas VI adalah sebanyak 165 siswa. Agama yang mereka anut

mayoritas adalah islam. Jumlah tenaga pendidik di SD Negeri 04 Banjarejo sebanyak

12 orang. 12 tenaga pendidik tersebut terdiri dari: 1 Kepala Sekolah, 6 guru kelas, 2

guru agama Islam, 2 guru penjaskes, dan 1 Penjaga sekolah.

Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo Kecamatan Gabus

Kabupaten Grobogan sebagai kelas yang digunakan untuk eksperimen. jumlah siswa

siswa IV Negeri 04 Banjarejo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan sebagai kelas

yang digunakan untuk eksperimen berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-

laki dan 13 siswa perempuan. Untuk kelas uji coba instrumen dilakukan di kelas V

SD Negeri 04 Tunggulrejo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan. Adapun alasan

yang menjadikan pertimbangan peneliti memilih kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo

Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan sebagai kelas yang digunakan untuk

eksperimen, berdasarkan observasi pada tanggal 21 januari 2015 pada kelas IV dalam

mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan perubahan wujud benda, guru masih

terlihat menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran. Oleh

karena itu penelitian dilakukan IV SD Negeri 04 Banjarejo Kecamatan Gabus

Kabupaten Grobogan sebagai subjek penelitian untuk mengukur efektifitas

penggunaan metode discovery learning berbantuan media benda konkret terhadap

hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo Kecamatan Gabus

Kabupaten Grobogan semester II tahun ajaran 2015/2016.

58

Penelitian pertama kali dilakukan dengan memberikan pretest pada kelas IV

dengan jumlah 25 siswa setelah instrumen soal dinyatakan valid, reliabel serta tingkat

kesukaran soal seimbang. Kemudian peneliti baru mengadakan pretest yang telah

dilakukan pada tanggal 23 maret 2016. Dalam penelitian ini pretest dilakukan untuk

mengukur hasil belajar IPA sebelum diberikan perlakuan/treatment berdasarkan SK:

7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda dan KD 7.2.

7.2 menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat

mengubah bentuk suatu benda. Kemudian dilakukan dengan memberikan posttest

setelah diberi perlakuan dengan menggunakan metode discovery learning berbantuan

media benda konkret berdasarkan SK: 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara

penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. dan KD 8.1 Mendiskripsikan energi

panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 dan 29 maret 2016 yang

berkolaborasi dengan guru kelas IV yaitu bapak Sapto Murahap S.Pd, dengan

menggunakan metode discovery learning berbantuan media benda konkret.

Pembelajaran dilaksanakan pada jam pertama dan jam kedua. Pembelajaran

menggunakan metode discovery learning berbantuan media benda konkret diawali

dengan memberikan stimulus kepada siswa, guru bertanya “Pernahkah anak-anak

mendengarkan gendang?” sesuai dengan materi pelajaran yang dipelajari kemudian

siswa mengidentifikasi terhadap gelas plastik ditutup balon kemudian dipukul dengan

lidi apakah bisa berbunyi? Kemudian siswa melakukan percobaan dan membuat

hipotesis baru kemudian siswa melakukan percobaan mengenai bunyi dihasilkan dari

benda bergetar dengan berpedoman LKS, setelah data dari percobaan terkumpul

siswa diminta untuk membuat kesimpulan yang selanjutnya siswa melaporkan hasil

percobaan didepan kelas kepada guru dan teman lainnya. Kegiatan pembelajaran

berpedoman pada RPP yang disesuaikan dengan teori penggunaan metode discovery

learning berbantuan media benda konkret. Dalam pertemuan pertama siswa terlihat

semangat dan antusias pada saat melakukan percobaan bersama masing-masing

kelompok.

59

Pada pertemuan kedua siswa dijelaskan materi tentang bunyi dapat merambat melalui

zat padat, cair, udara dan bunyi dapat diserap. Pada pertemuan kedua siswa lebih

semangat dan antusias melakukan percobaan dalam pembelajaran. Pada akhir

pembelajaran masing-masing kelompok harus membuat kesimpulan dan kemudian

dilaporkan di depan kelas kepada guru dan teman-temannya. Pada akhir pertemuan

peneliti membagikan soal posstest. Data pretest dan posttest kemudian dianalisis uji

normalitas dan dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji T-test.

4.2 Data Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini terdiri dari deskriptif data dan analisis data. Deskriptif data

meliputi data hasil observasi implementasi metode discovery learning berbantuan

media benda konkret dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar IPA sebelum

diberikan perlakuan (pretest) dan setelah diberikan perlakuan (posttest). Sedangkan

analisis data meliputi uji persyaratan yaitu uji normalitas selanjutnya uji t-test dengan

menggunakan paired samples test.

4.2.1. Analisis Deskriptif Setiap Variabel

4.2.1.1. Variabel X (Discovery Learning Berbantuan Media Benda Konkret)

Metode discovery learning berbantuan media benda konkret yang merupakan

variabel X atau variabel bebas merupakan suatu metode atau cara yang digunakan

oleh guru dalam memberikan materi kepada siswa. Dalam penggunaan metode

discovery learning berbantuan media benda konkret ini peneliti menggunakan

langkah-langkah pebelajaran diawali dengan kegiatan persiapan, kegiatan

pelaksanaan, dan kegiatan penutup. Kegiatan persiapan diawali dengan

menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran, menyiapkan alat dan bahan media

benda konkret untuk melakukan percobaan serta membagi siswa dalam kelompok.

Kegiatan pelaksanaan mencakup pemberian rangsangan (stimulation), pernyatan

(problem statement), pengumpulan data (data collection), pengolahan data (data

processing), pembuktian, (verivication) dan menarik kesimpulan/generalisasi

(generalization). serta melaporkan hasil dari percobaan yang sudah dilakukan.

Kegiatan penutup mencakup penarikan kesimpulan dari berbagai hasil percobaan

60

masing-masing kelompok dan pemberian evaluasi serta kegiatan tindak lanjut.

Berdasarkan pada langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode

discovery learning berbantuan media benda konkret peneliti kemudian menyusun

lembar observasi, yang berfungsi sebagai alat pengumpul data penggunaan metode

discovery learning berbantuan media benda konkret dalam kegiatan pembelajaran.

Observasi dilakukan untuk memantau jalannya perlakuan pembelajaran sesuai dengan

ketentuan dan teori yang digunakan. Langkah-langkah tersebut kemudian disusun

menjadi lembar observasi yang di dalamnya peneliti menyediakan skor 1, 2, 3, dan 4.

Skor 1 untuk kriteria tidak melakukan sesuai indikator yang diamati, skor 2 untuk

kriteria melakukan dengan kurang baik, skor 3 untuk kriteria baik, dan skor 4 untuk

kriteria sangat baik. Peneliti memilihnya karena jawaban dengan dengan memberikan

skor merupakan jawaban yang objektif dari apa yang dilihat observer nantinya. Untuk

30 aspek yang akan diobservasi berdasarkan langkah-langkah metode discovery

learning observer berbantuan media benda konkret harus mengisi setiap pertanyaan

dengan memberikan skor 1, 2, 3, atau 4 sesuai dengan kenyataan yang dilihatnya.

Pembelajaran dengan menggunakan metode discovery learning berbantuan

media benda konkret dalam 1 (satu) KD disampaikan dalam 2 kali pertemuan dan

setiap pertemuan kegiatan pembelajaran diobservasi. Hasil observasi selama 2 (dua)

kali pertemuan pada kelas perlakuan dengan menggunakan metode discovery

learning berbantuan media benda konkret dapat dilihat pada tabel 4..1. dan 4.2.

Tabel 4.1

Hasil Observasi Tindakan Pertemuan 1

No

ASPEK YANG DIAMATI

SKOR

1 2 3 4

A. KEGIATAN AWAL

1. Guru mengadakan doa bersama siswa - - - √

2. Guru melakukan presensi - - - √

61

3. Guru memeriksa kesiapan siswa pembelajaran - - √ -

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini - - - √

KEGIATAN INTI

5. Guru memberikan apersepsi sesuai materi yang

akan diajarkan.

- - √ -

6. Guru memberikan stimulus berupa pertanyaan

kepada siswa untuk merangsang berfikir.

- - - √

7. Saat siswa mampu menjawab apersepsi, guru

mengajak siswa untuk membaca materi dan

memberi motivasi.

- - √ -

8. Guru menyajikan materi yang akan di diskusikan

dengan menunjukkan media benda konkret.

- - - √

9. Guru memberi petunjuk sebelum melakukan

presentasi

- - √ -

10. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok dan

menjelaskan aturan diskusi kelompok.

- - √ -

11. Guru membagi lembar diskusi dan materi serta

media benda konkret sesuai dengan materi

percobaan yang akan dilakukan dan mengarahkan

pembelajaran.

- - - √

12. Guru menyampaikan rumusan masalah pada

setiap kelompok.

- - √ -

13. Guru mengajak siswa mengidentifikasi masalah

dari percobaan yang akan dilakukan.

- - √ -

14. Guru mengajak siswa merumuskan hipotesis

percobaan.

- - √ -

15. Guru membimbing langkah yang dilakukan

dengan menggunakan media benda konkret yang

- - - √

62

melibatkan siswa untuk aktif.

16. Guru mengajak siswa mengumpulkan data yang

relevan dengan menggunakan media benda

konkret dalam kegiatan percobaan.

- - √ -

17. Guru membimbing siswa untuk mencatat hasil

dari pengumpulan data.

- - - √

18. Guru mengamati dan membimbing kerjasama

siswa dalam kelompok.

- - - √

19. Guru mengajak siswa bekerja sama untuk

mengolah data yang diperoleh dengan

menggunakan media benda konkret.

- - √ -

20. Guru membimbing siswa berdiskusi untuk

menafsirkan hasil data yang diperoleh.

- - √ -

21. Guru melibatkan siswa untuk mempraktekkan

langkah-langkah kegiatan percobaan yang

diberikan guru dengan benar.

- - - √

22. Guru memberikan kesempatan siswa menganalisis

data yang diperoleh dari kegiatan penelitian.

- - √ -

23. Guru melibatkan siswa membuktikan hipotesis

yang telah ditetapkan.

- - - √

24. Guru memberikan kesempatan siswa berdiskusi

dalam membuat kesimpulan dari hasil data yang

sudah dianalisis.

- - √ -

25. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk melakukan presentasi dalam menyampaikan

data atau informasi yang sudah dianalisis.

- - - √

C. KEGIATAN AKHIR

63

26. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.

- - √ -

27. Guru melibatkan siswa dalam membuat

kesimpulan dari kegiatan pembelajaran

- - - √

28. Guru melakukan evaluasi sesuai dengan materi

yang diajarkan

- - √ -

29. Guru melakukan refleksi pembelajaran - - √ -

30. Guru menutup pembelajaran dengan salam

penutup

- - - √

Dari hasil observasi pembelajaran yang menggunakan metode discovery

learning berbantuan media benda konkret di kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo pada

pertemuan 1 yang dilakukan pada tanggal 28 maret 2016 menunjukkan bahwa

langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sudah memenuhi kriteria penggunaan

metode discovery learning berbantuan media benda konkret dengan baik karena

terlihat pada tabel 4.1. bahwa semua prosedur telah dilaksanakan dan sebagian besar

prosedur mendapatkan skor 3 (baik) dan 4 (sangat baik) dari seluruh prosedur

penggunaan metode discovery learning berbantuan media benda konkret. Oleh karena

itu pada pertemuan 1 dapat dikatakan guru sudah menerapkan metode discovery

learning berbantuan media benda konkret dengan baik atau sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran yang tercantum dalam RPP.

64

Tabel 4.2

Hasil Observasi Tindakan Pertemuan 2

No

ASPEK YANG DIAMATI

SKOR

1 2 3 4

A. KEGIATAN AWAL

1. Guru mengadakan doa bersama siswa - - - √

2. Guru melakukan presensi - - - √

3. Guru memeriksa kesiapan siswa pembelajaran - - √ -

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini - - - √

KEGIATAN INTI

5. Guru memberikan apersepsi sesuai materi yang

akan diajarkan.

- - - √

6. Guru memberikan stimulus berupa pertanyaan

kepada siswa untuk merangsang berfikir.

- - - √

7. Saat siswa mampu menjawab apersepsi, guru

mengajak siswa untuk membaca materi dan

memberi motivasi.

- - √ -

8. Guru menyajikan materi yang akan di diskusikan

dengan menunjukkan media benda konkret.

- - - √

9. Guru memberi petunjuk sebelum melakukan

presentasi

- - - √

10. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok dan

menjelaskan aturan diskusi kelompok.

- - - √

11. Guru membagi lembar diskusi dan materi serta

media benda konkret sesuai dengan materi

percobaan yang akan dilakukan dan mengarahkan

- - - √

65

pembelajaran.

12. Guru menyampaikan rumusan masalah pada

setiap kelompok.

- - √ -

13. Guru mengajak siswa mengidentifikasi masalah

dari percobaan yang akan dilakukan.

- - √ -

14. Guru mengajak siswa merumuskan hipotesis

percobaan.

- - √ -

15. Guru membimbing langkah yang dilakukan

dengan menggunakan media benda konkret yang

melibatkan siswa untuk aktif.

- - - √

16. Guru mengajak siswa mengumpulkan data yang

relevan dengan menggunakan media benda

konkret dalam kegiatan percobaan.

- - - √

17. Guru membimbing siswa untuk mencatat hasil

dari pengumpulan data.

- - - √

18. Guru mengamati dan membimbing kerjasama

siswa dalam kelompok.

- - - √

19. Guru mengajak siswa bekerja sama untuk

mengolah data yang diperoleh dengan

menggunakan media benda konkret.

- - √ -

20. Guru membimbing siswa berdiskusi untuk

menafsirkan hasil data yang diperoleh.

- - √ -

21. Guru melibatkan siswa untuk mempraktekkan

langkah-langkah kegiatan percobaan yang

diberikan guru dengan benar.

- - - √

22. Guru memberikan kesempatan siswa menganalisis

data yang diperoleh dari kegiatan penelitian.

- - - √

66

23. Guru melibatkan siswa membuktikan hipotesis

yang telah ditetapkan.

- - - √

24. Guru memberikan kesempatan siswa berdiskusi

dalam membuat kesimpulan dari hasil data yang

sudah dianalisis.

- - √ -

25. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk melakukan presentasi dalam menyampaikan

data atau informasi yang sudah dianalisis.

- - - √

C. KEGIATAN AKHIR

26. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.

- - √ -

27. Guru melibatkan siswa dalam membuat

kesimpulan dari kegiatan pembelajaran

- - - √

28. Guru melakukan evaluasi sesuai dengan materi

yang diajarkan

- - - √

29. Guru melakukan refleksi pembelajaran - - - √

30. Guru menutup pembelajaran dengan salam

penutup

- - - √

Dari hasil observasi pembelajaran yang menggunakan metode discovery

learning di kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo pada pertemuan 2 yang dilakukan pada

tanggal 29 maret 2016 menunjukkan bahwa langkah-langkah pelaksanaan

pembelajaran sudah memenuhi kriteria penggunaan metode discovery learning

berbantuan media benda konkret dengan baik karena terlihat pada tabel 4.2. bahwa

semua prosedur telah dilaksanakan dan sebagian besar prosedur mendapatkan skor 3

(baik) dan 4 (sangat baik) dari seluruh prosedur penggunaan metode discovery

learning berbantuan media benda konkret. Oleh karena itu pada pertemuan 2 dapat

67

dikatakan guru sudah menerapkan metode discovery learning berbantuan media

benda konkret dengan baik atau sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang

tercantum dalam RPP.

Berdasarkan hasil observasi yang ada pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 secara

keseluruhan sudah menunjukkan bahwa dalam mengimplementasikan metode

discovery learning berbantuan media benda konkret dalam pembelajaran IPA, sudah

melakukan semua prosedur sesuai dengan metode discovery learning berbantuan

media benda konkret dalam proses belajar mengajar dengan baik atau sesuai dengan

pelaksanaan pembelajaran yang tercantum dalam RPP, hal tersebut ditunjukkan dari

total dua kali pertemuan tidak ada yang mendapatkan skor 1 dan 2. Skor yang

diberikan oleh observer berkisar antara skor 3 dan 4.

4.2.1.2 Variabel Y (Hasil Belajar Siswa)

Dalam penelitian ini pengumpulan data hasil belajar IPA siswa kelas IV SD

Negeri 04 Banjarejo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan menggunakan teknik

pretest-posttest yaitu sebelum siswa diberi perlakuan (treatment) dengan

menggunakan metode discovery learning berbantuan media benda konkret siswa

diberikan Pretest terlebih dahulu untuk mengukur kemampuan siswa dalam

memahami materi yang dalam pembelajarannya diampu oleh guru menggunakan

metode konvensional (seperti yang biasa guru lakukan). Instrument pretest-posttest

sebelumnya telah uji coba pada kelas uji coba di kelas V SD Negeri 04 Tunggulrejo

Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan yaitu pada tanggal 12 Maret 2016

selanjutnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas beserta tingkat kesukaran soal.

Skor hasil belajar pretest dan posttest yang diperoleh masih berupa data

mentah. Apabila diperhatikan data mentah tersebut sangatlah sulit untuk menarik

kesimpulan yang ada. Untuk itu data mentah tersebut perlu diolah terlebih dahulu

untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut. Data skor hasil

belajar pretest dan posttest yang diperoleh dari kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo

Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan disajikan dan dianalisis secara diskriptif.

Tujuannya agar data tersebut dapat dipaparkan secara baik dan disimpulkan secara

68

mudah. Deskriptif data meliputi peyusunan data dalam bentuk tampilan yang mudah

terbaca secara lengkap. Tabel distribusi frekuensi merupakan cara penyajian paling

umum untuk deskripsi data, yang sering ditampilkan pula secara visual dalam bentuk

diagram batang maupun histogram. Untuk itu sebelum dilakukan analisis deskriptif,

terlebih dahulu dibuat tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar pretest dan posttest.

4.2.2 Data Hasil Belajar Sebelum Mendapatkan Treatment (Pretest)

Data hasil belajar pretest yang didapat berupa data mentah yang perlu diolah

agar diperoleh gambaran yang baik berupa distribusi frekuensi. Untuk dapat membuat

tabel distribusi frekuensi maka data hasil belajar pretest tersebut diolah melalui

perhitungan dalam mencari range, banyaknya kategori/ kelompok, dan interval

dengan menggunakan rumus dari Sugiyono (2011: 36). Adapun tabel distribusi

frekuensi skor hasil belajar pretest adalah sebagai berikut:

Banyaknya kategori (K) = 1+3,33 log n

= 1+3,33 log 25

= 5,613202 (dibulatkan menjadi 6)

Range/ jangkauan (R) = (skor maksimal - skor minimal) + 1

= (81-37) +1

= 45

Interval =

=

= 7,5 (dibulatkan menjadi 8)

Setelah diketahui banyaknya kategori (K), jumlah jangkauan/ range (R), dan

panjang interval kelas (I) kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya.

Rangkuman distribusi frekuensi skor hasil belajar pretest siswa kelas IV SD Negeri

04 Banjarejo dapat dilihat pada Tabel 4.3

69

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pretest Siswa Kelas IV

SD Negeri 04 Banjarejo

No Interval Frekuensi Presentase (%)

1 37-44 4 16%

2 45-52 5 20%

3 53-60 4 16%

4 61-68 5 20%

5 69-76 5 20%

6 77-84 2 8%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui distribusi skor hasil belajar pretest yang

dikelompokkan ke dalam 6 kelas dengan panjang interval 8. Skor hasil belajar pretest

siswa kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo dijabarkan sebagai berikut: dari jumlah

seluruh siswa kelas IV yaitu 25 siswa diperoleh siswa yang mendapatkan nilai 37

sampai dengan 44 sebanyak 4 siswa dengan presentase 16%. Siswa yang mendapat

nilai 45 sampai dengan 52 sebanyak 5 siswa dengan presentase 20%. Siswa yang

mendapat nilai 53 sampai dengan 60 sebanyak 4 siswa dengan presentase 16%. Siswa

yang mendapat nilai 61 sampai dengan 68 sebanyak 5 siswa dengan presentase 20%.

Siswa yang mendapat nilai 69 sampai dengan 76 sebanyak 5 siswa dengan presentase

20% dan siswa yang mendapat nilai 77 sampai dengan 84 sebanyak 2 siswa dengan

presentase 8%. Untuk memperjelas gambaran data hasil belajar pretest dari tabel 17

distribusi frekuensi, dapat dibuat grafik tabel batang sebagai berikut:

70

Gambar 4.1. Grafik Batang Skor Hasil Belajar Pretest

Setelah data hasil pretest dianalisis dengan dstribusi frekuensi dan tabel,

kemudian dilanjutkan dengan analisis deskriptif. Analisis deskriptif menggunakan

program SPSS 20 for windows, maka akan diperoleh nilai minimum, nilai

maksimum, mean, dan standar devisiasi atau standar penyimpangan. Berikut adalah

hasil pengolahan data hasil belajar pretest yang dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4

Analisis Deskriptif Skor Hasil Belajar Skor Hasil Belajar Pretest

Siswa Kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pretest 25 37 81 58.08 13.247

Valid N (listwise) 25

Dari Tabel 4.4 diketahui bahwa N menyatakan banyaknya siswa yaitu 25

diperoleh bahwa nilai minimum adalah 37, nilai maksimum adalah 81 dengan mean

58,08 dan standar devisiasinya adalah 13,247.

0%

5%

10%

15%

20%

25%

37-44 45-52 53-60 61-68 69-76 77-84

71

Standar deviasi adalah standar penyimpangan oleh sebaran data yang ada, jika

semakin besar standar deviasi maka sebaran datanya akan semakin jauh dari mean

dan kebalikannya jika standar devisiasinya kecil maka sebaran datanya tidak terlalu

jauh dari mean yang ada.

4.2.3 Data Hasil Belajar Sesudah Mendapatkan Treatment (Posttest)

Data hasil belajar posttest yang didapat berupa data mentah yang perlu diolah

agar diperoleh gambaran yang baik berupa distribusi frekuensi. Untuk dapat membuat

tabel distribusi frekuensi maka data hasil belajar posttest tersebut diolah melalui

perhitungan dalam mencari range, banyaknya kategori/ kelompok, dan interval

dengan menggunakan rumus dari Sugiyono (2011: 36). Adapun tabel distribusi

frekuensi skor hasil belajar pretest adalah sebagai berikut:

Banyaknya kategori (K) = 1+3,33 log n

= 1+3,33 log 25

= 5,613202 (dibulatkan menjadi 6)

Range/ jangkauan (R) = (skor maksimal - skor minimal) + 1

= (96-62) + 1

= 34 + 1

= 35

Interval =

=

= 5, 83 (dibulatkan menjadi 6)

Setelah diketahui banyaknya kategori (K), jumlah jangkauan/ range (R), dan

panjang interval kelas (I) kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya.

Rangkuman distribusi frekuensi skor hasil belajar posttest siswa kelas IV SD Negeri

04 Banjarejo dapat dilihat pada Tabel 4.5.

72

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Posttest Siswa Kelas IV

SD Negeri 04 Banjarejo

No Interval Frekuensi Presentase (%)

1 62-67 3 12%

2 68-73 3 12%

3 74-79 4 16%

4 80-85 7 28%

5 86-91 5 20%

6 92-97 3 12%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui distribusi skor hasil belajar posttest yang

dikelompokkan ke dalam 6 kelas dengan panjang interval 6. Skor hasil belajar

posttest siswa kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo dijabarkan sebagai berikut: dari

jumlah seluruh siswa kelas IV yaitu 25 siswa diperoleh siswa yang mendapatkan nilai

62 sampai dengan 67 sebanyak 3 siswa dengan presentase 12%. Siswa yang

mendapat nilai 68 sampai dengan 73 sebanyak 3 siswa dengan presentase 12%. Siswa

yang mendapat nilai 74 sampai dengan 79 sebanyak 4 siswa dengan presentase 16%.

Siswa yang mendapat nilai 80 sampai dengan 85 sebanyak 7 siswa dengan presentase

28%. Siswa yang mendapat nilai 86 sampai dengan 91 sebanyak 5 siswa dengan

presentase 20% dan siswa yang mendapat nilai 92 sampai dengan 97 sebanyak 3

siswa dengan presentase 12%. Untuk memperjelas gambaran data hasil belajar

posttest dari tabel 4.5 distribusi frekuensi, dapat dibuat grafik tabel batang sebagai

berikut:

73

Gambar 4.2. Grafik Batang Skor Hasil Belajar Posttest

Setelah data hasil posttest dianalisis dengan distribusi frekuensi dan tabel,

kemudian dilanjutkan dengan analisis deskriptif. Analisis deskriptif menggunakan

program SPSS 20 for windows, maka akan diperoleh nilai minimum, nilai

maksimum, mean, dan standar devisiasi atau standar penyimpangan. Berikut adalah

hasil pengolahan data hasil belajar posttest yang dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Analisis Deskriptif Skor Hasil Belajar Skor Hasil Belajar Posttest

Siswa Kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

posttest 25 62 96 80.92 10.058

Valid N (listwise) 25

Dari Tabel 4.5 diketahui bahwa N menyatakan banyaknya siswa yaitu 25

diperoleh bahwa nilai minimum adalah 62, nilai maksimum adalah 96 dengan mean

80,92 dan standar devisiasinya adalah 10,058 yang berfungsi untuk menunjukkan

tingkat (drajat) variasi kelompok atau penyimpangan dari reratanya.

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

62-67 68-73 74-79 80-85 86-91 92-97

74

4.3. Uji Prasyarat

Sebelum dilakukan analisis Uji T-test, dilakukan uji prasyarat atau sering

disebut dengan uji asumsi terlebih dahulu. Dalam penelitian ini teknik analisis yang

digunakan menggunakan analisis parametrik dan analisis nonparametrik. Menurut

sugiyono (2010:75) “analisis parametrik digunakan apabila data berdistribusi normal,

apabila data tidak berdistribusi normal maka digunakan analisis non parametrik”.Jika

dalam penelitian ini digunakan analisis parametrik maka seharunya dilakukan uji

prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk

mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, sedangkan uji homogenitas

digunakan untuk mengetahui apakah varian skor yang diukur pada dua sampel

memiliki varian yang sama atau tidak.

Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah The One Group Pretest-

Postest Desain. Dalam desain ini spenelitian yang digunakan hanya 1 kelas yaitu

kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan yang

sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu diberi pretest (tes awal) dan di akhir

pembelajaran diberi posttest (test akhir) setelah diberi perlakuan menggunakan

metode discovery learning berbantuan media benda konkret. Maka uji prasyarat yang

digunakan hanya Uji Normalitas karena sampel yang digunakan hanya 1 kelas yaitu

kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo kecamatan gabus kabupaten grobogan.

Uji normalitas digunakan kerena, untuk mengetahui apakah varian memiliki

distribusi normal atau tidak dengan tingkat signifikansi harus di atas 0,05. Uji

normalitas untuk kelas yang digunakan dalam eksperimen oleh peneliti diambil dari

nilai pretest (sebelum diberi perlakuan) dan posstest (setelah diberi perlakuan)

dengan menggunakan metode discovery learning berbantuan media benda konkret.

Uji normalitas dilakukan sebelum melakukan uji T-tes. Uji normalitas berdasarkan

perhitungan dengan menggunakan SPSS 20.0, hasil uji normalitas nilai pretest-

posttest pada kelas yang dilakukan eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan

metode discovery learning berbantuan media benda konkret dapat dilihat pada tabel

4.7.

75

Tabel 4.7

Uji Normalitas Hasil Belajar Pretest dan Postest

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

pretest posttest

N 25 25

Normal Parametersa,b

Mean 58.08 80.92

Std. Deviation 13.247 10.058

Most Extreme Differences

Absolute .099 .138

Positive .099 .103

Negative -.096 -.138

Kolmogorov-Smirnov Z .495 .688

Asymp. Sig. (2-tailed) .967 .732

a. Test distribution is Normal.

Tabel 4.7. menunjukkan bahwa instrumen pretest dan posttest mempunyai

data pada One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan tingkat signifikansi (Asymp.

Sig. (2-tailed)) 0,967 untuk pretest dan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,732 untuk posttest.

Jika dirumuskan 0,967 > 0,05 (pretest) dan 0,732 > 0,05 (posttest). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa kedua data pretest dan posttest dinyatakan berdistribusi

normal dengan tingkat signifikasikan > 0,05. Untuk melihat sebaran data uji

normalitas di atas, berikut ini disajikan Gambar 4.3. yaitu grafik normalitas hasil

belajar pretest dan Gambar 4.4. yaitu Grafik normalitas hasil belajar posttest.

76

Gambar 4.3. Grafik Uji Normalitas Skor Hasil Belajar Pretest

Gambar 4.4. Grafik Uji Normalitas Skor Hasil Belajar Posttest

77

4.4 Hasil Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini dilakukan pada kelas kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo

Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan dengan dua perlakuan yang berbeda, artinya

sebelum diberikan posttest (diberi perlakuan) siswa terlebih dahulu diberikan pretest

(tanpa perlakuan). Untuk melakukan dan mendapatkan hasil dari uji t berpasangan,

maka dapat menggunakan bantuan SPSS 20.0 dengan Statistik Paired Sample T-test

karena sample yang digunakan berpasangan antara pretest dan posttest. Uji ini

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua

kelompok sampel yang berpasangan (berhubungan). Maka Uji T-tes (Paired Sample

T-test) dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan metode discovery learning

berbantuan media benda konkret pada pelajaran IPA. Dalam penelitian ini uji

perbedaan dua rata-rata dilakukan pada nilai pretest dan nilai posttest dari subjek

penelitian. Karena hipotesis dalam penelitian ini hanya ada satu yaitu ada atau

tidaknya perbedaan penggunaan metode discovery learning berbantuan media benda

konkret dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA, maka hasil

dari uji hipotesis tersebut hanya untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan. Dari

hipotesis yang sudah dirumuskan pada Bab III yaitu:

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode discovery

learning berbantuan media benda konkret dengan pembelajaran konvensional

terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo Kecamatan

Gabus Kabupaten Grobogan.

Hα : Terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode discovery

learning berbantuan media benda konkret dengan pembelajaran konvensional

terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo Kecamatan

Gabus Kabupaten Grobogan.

78

Untuk pengambilan keputusan apakah H0 ditolak atau diterima maka

menggunakan taraf signifikansi yaitu jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima, jika

signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak. Hasil analisis data Uji T-test atau uji beda rata-

rata (Paired Samples Statistics) menggunakan SPSS For Windows Version 20.0 dapat

dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pretest 58.08 25 13.247 2.649

posttest 80.92 25 10.058 2.012

Berdasarkan tabel 4.8. jumlah subjek (N) sebanyak 25 siswa. Nilai rata-rata

hitung (mean) untuk pretest adalah 58,08, sedangkan (mean) untuk posttest adalah

80,92 dengan simpangan baku (Std Deviation) pada pretest sebesar 13,247

sedangkan posttest sebesar 10,058. Jadi rata-rata hasil belajar siswa setelah diberi

perlakuan menggunakan metode discovery learning berbantuan media benda

konkret lebih tinggi daripada sebelum diberikan perlakuan. Untuk selanjunya

dilakukan Uji T-test (Paired Samples T-test) untuk mengetahui signifikansi

perbadaan rata-rata nilai pretest dan posttest. Hasil uji T-test (Paired Samples T-

test) dari nilai pretest dan posttets hasil belajar IPA dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9.

Uji T-test Skor pretest dan posttest Hasil Belajar IPA

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

pretest -

posttest

-

22.84

0

9.512 1.902 -26.766 -18.914 -

12.006 24 .000

79

Tabel 4.9. menunjukkan hasil hitung t-hitung yang telah dilakukan diperoleh

dengan menggunakan Paired Samples Test. Berdasarkan hasil analisis SPSS 20.0

thitung = 12,006 dengan taraf signifikansi: α= 0,05. Pada kolom Sig (2-tailed) diperoleh

nilai 0,000. Jika pada rumusan hipotesis yaitu H0: Tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara penggunaan metode discovery learning berbantuan media benda

konkret dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV

SD Negeri 04 Banjarejo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan, dengan nilai sig >

0,05. Hα: Terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode discovery

learning berbantuan media benda konkret dengan pembelajaran konvensional

terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo Kecamatan Gabus

Kabupaten Grobogan, dengan nilai sig < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05. Hal ini berarti dapat

diambil kesimpulan bahwa hasil belajar siswa (pretest) sebelum diberikan perlakuan

berbeda dengan hasil belajar (posttest) setelah diberi perlakuan menggunakan metode

discovery learning berbantuan media benda konkret. Nilai rata-rata pembelajaran

sesudah menggunakan metode discovery learning berbantuan media benda konkret

lebih tinggi dari nilai rata-rata pembelajaran sebelum menggunakan discovery

learning berbantuan media benda konkret.

Hal ini diperkuat dengan informasi yang memaparkan nilai rata-rata

pembelajaran sebelum menggunakan metode discovery learning berbantuan media

benda konkret dan nilai rata-rata pembelajaran sesudah menggunakan metode

discovery learning berbantuan media benda konkret. Rata-rata pembelajaran sebelum

menggunakan metode discovery learning berbantuan media benda konkret yaitu

sebesar 58,08 dan rata-rata pembelajaran sesudah menggunakan metode discovery

learning berbantuan media benda konkret yaitu sebesar 80,92. Hal ini berarti rata-rata

nilai siswa sesudah menggunakan metode discovery learning berbantuan media benda

konkret dengan siswa sebelum menggunakan metode discovery learning berbantuan

media benda konkret ini berbeda. Nilai posttest siswa yang menggunakan metode

discovery learning berbantuan media benda konkret lebih tinggi daripada nilai pretest

belajar siswa sebelum menggunakan metode discovery learning berbantuan media

80

benda konkret. Dalam hal ini diartikan terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa

sesudah menggunakan metode discovery learning berbantuan media benda konkret

dengan siswa sebelum menggunakan metode discovery learning berbantuan media

benda konkret. Jadi dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar yang

signifikan antara penggunaan metode discovery learning berbantuan media benda

konkret dengan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV

SD Negeri 04 Banjarejo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan.

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada kelas kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo

Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan berjumlah 25 siswa yang teridiri dari 12

siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Pada waktu peneliti melakukan observasi

langsung dikelas dalam pembelajaran masih terlihat banyak siswa yang cenderung

kurang semangat dan antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini

dibuktikan masih banyak siswa yang ramai sendiri dan bermain dengan teman

sebangkunya ketika guru sedang menyampaikan materi pembelajaran. Berdasarkan

hasil wawancara dengan siswa kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo Kecamatan Gabus

Kabupaten Grobogan, banyak siswa yang beranggapan bahwa mata pelajaran IPA

sulit untuk dipahami. Kesulitan belajar tersebut dikarenakan kurangnya interaksi

antara siswa dengan siswa dan guru dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Serta minimnya ketersediaan alat peraga atau media benda konkret yang membuat

guru lebih melakukan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode yang digunakan guru dalam

pembelajaran kurang sesuai dengan karakter siswa ataupun materi yang dipelajari.

Akan tetapi semangat dan antusis mereka menjadi meningkat ketika guru

menerapkan metode discovery learning berbantuan media benda konkret dalam

pembelajaran IPA.

Metode discovery learning berbantuan media benda konkret merupakan suatu

metode pembelajaran yang berperan melibatkan atau mengaktifkan siswa dalam

kegiatan belajar mengajar dimana siswa dalam proses belajar mengajar guru

81

mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang

memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Dalam

langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode discovery learning menurut

Sani dan Kurniasih (2014:68) yang terdiri dari tahapan pemberian rangsangan

(stimulation), pernyataan (problem statement), pengumpulan data (data collection),

pengolahan data (data processing), pembuktian (verivication), generalisasi

(generalization). Tahapan tersebut dijadikan kisi-kisi instrumen observasi penerapan

metode discovery learning berbantuan media benda konkret dalam mata pelajaran

IPA. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas terlebih dahulu guru mempersiapkan

alat dan bahan media konkret untuk melakukan percobaan serta guru terlebih dahulu

menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, guru memberikan stimulus

terhadap siswa untuk meransang kemampuan berfikir siswa, kemudian siswa diajak

untuk mengidentifikasi masalah dari percobaan yang akan dilakukan, guru

menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan dengan menerapkan metode

discovery learning berbantuan media benda konkret yang melibatkan siswa untuk

aktif membuat karya/model dari materi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

telah dibagikan, sehingga pada saat siswa melakukan percobaan dengan

menggunakan metode discovery learning berbantuan media benda konkret siswa

tidak mengalami kesulitan atau kebingungan dalam melaksanakan pembelajaran,

siswa diajak untuk bekerja sama dalam mengolah data yang diperoleh dengan

menggunakan media benda konkret dan melibatkan siswa untuk mempraktekkan

langkah-langkah kegiatan percobaan, langkah selanjutnya yaitu guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dalam membuat kesimpulan dari hasil

data yang sudah dianalisis dan siswa melakukan presentasi dalam menyampaikan

data atau informasi yang sudah dianalisis didepan kelas.

Dalam menerapkan metode discovery learning berbantuan media benda konkret

dan hasil belajar IPA sudah sesuai dengan standar proses pelaksanaan pembelajaran

yang merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. RPP dijabarkan dari

82

silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD.

Dalam kegiatan pembelajaran menerapkan metode discovery learning berbantuan

media benda konkret disesuaikan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran IPA,

yang meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi (EEK) bahwa pelaksanaan

proses pembelajaran mengikuti standar kompetensi, yaitu berpusat pada siswa,

pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat,

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik dan hasilnya terbukti bahwa

metode discovery learning berbantuan media benda konkret memberikan efek pada

hasil belajar siswa.

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah The One

Group Pretest-Postest Desain. Sesuai dengan desain yang digunakan kelas

penelitian terlebih dahulu diberikan pretest sebelum diberikan posttest. Pretest dalam

penelitian ini merupakan hasil belajar IPA siswa sebelum diberikan perlakuan atau

dalam pembelajaran menggunakan metode yang biasa dipakai oleh guru kelas,

sedangkan posttest merupakan hasil belajar IPA siswa setelah diberikan perlakuan

atau dalam pembelajarannya menerapkan metode discovery learning berbantuan

media benda konkret. Untuk hasil belajar pretest terdapat tiga indikator yang

dijadikan kisi-kisi instrumen tes berupa soal pilihan ganda, isian dan uraian yaitu 1)

menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi gerak benda; 2) membuktikan bahwa

gaya dapat mengubah bentuk benda; 3) menunjukkan contoh dalam kehidupan

sehari-hari cara gaya mengubah bentuk atau gerak benda; dan untuk hasil belajar

posttest terdapat tiga indikator yang dijadikan kisi-kisi instrumen tes berupa soal

pilihan ganda, isian dan uraian yaitu 1) menjelaskan bahwa bunyi dihasilkan oleh

benda bergetar; 2) membuktikkan perambatan bunyi pada benda padat, cair, dan gas;

3) menunjukkan bahwa bunyi dapat dipantulkkan dan diserap.

83

Berdasarkan perbandingan hasil analisis penelitian yang dilakukan

sebelumnyaoleh Fransiskus Redi (2012), Pratikno (2012), Lisa Saputri (2012), Javid

Nama Ayu Laksmi (2012), Vera Atmawati (2012) terdapat persamaan dan perbedaan

dengan penelitian ini. Persamaanya terletak pada penggunaan model pembelajaran

discovery (variabel bebas) dan hasil belajar (variabel terikat), sedangkan

perbedaannya dalam penelitian ini yaitu pada media benda konkret yang merupakan

pembelajaran yang lebih realistis, yang dapat memancing siswa untuk mengamati

objek secara langsung sehingga siswa akan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran

dan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran IPA. Dengan menerapkan metode

Discovery Learning berbantuan media benda konkret ini berfungsi sebagai

pendukung terlaksananya proses kegiatan belajar mengajar. Dengan harapan

kemampuan siswa bertambah dan anak mampu melakukan percobaan IPA secara

langsung dengan media benda konkret. Sehingga dalam pembelajaran IPA anak tidak

hanya membayangkan dalam pikiran saja. Berdasarkan persamaan dan perbedaan

yang telah dilakukan dengan penelitian sebelumnya terdapat persamaan yang telah

diyakini dapat meningkatkan hasil belajar melalui strategi ataupun metode

pembelajaran penemuan (discovery learning) pada mata pelajaran IPA, dimana

dalam pembelajaran metode ini dapat menimbulkan semangat dan antusias belajar

siswa yang tinggi, sehingga siswa mampu terlibat secara aktif dalam mengikuti

proses pembelajaran dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

Dalam penelitian ini menerapkan metode discovery learning berbantuan media

benda konkret dan hasil belajar IPA. Maka sesuai dengan pengujian hipotesis didapat

pembahasan yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode

discovery learning berbantuan media benda konkret dengan pembelajaran

konvensional terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo

kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan semester II tahun ajaran 2015/2016. Hal itu

terbukti dengan rata-rata nilai posttest (setelah diberikan perlakuan) yaitu 80,92

dengan nilai terendah 62,00 dan nilai tertinggi 96,00 lebih tinggi dibanding rata-rata

nilai pretest (sebelum diberikan perlakuan) yaitu 58,08 dengan nilai terendah 37,00

84

dan nilai tertinggi 81,00. Dilihat dari jumlah siswa yang tuntas nilai petest sesuai

dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ sebanyak 4 siswa atau 16 % dari 25

siswa. Sedangkan nilai posttest sebanyak 21 siswa atau 84% dari 25 siswa. Meskipun

terdapat peningkatan hasil belajar siswa tetapi masih ada 4 siswa yang belum tuntas.

Kriteria pengamatan sikap dan ketrampilan yang ditunjukkan siswa yang tuntas

pada saat mengikuti pembelajaran discovery learning berbantuan media benda

konkret yaitu menunjukkan skor 3 dan 4 yaitu dinyatakan konsisten dan baik dalam

mengikuti pembelajaran menggunakan metode discovery learning berbantuan media

benda konkret, hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut menunjukkan

pengamatan sikap dan ketrampilan yang tinggi, dan siswa yang belum tuntas dalam

menggunakan metode discovery learning berbantuan media benda konkret yang

menunjukkan skor 1 dan 2 yang dinyatakan tidak konsisten dalam dalam mengikuti

pembelajaran menggunakan metode discovery learning berbantuan media benda

konkret, hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut menunjukkan pengamatan

sikap dan ketrampilan yang rendah.

Berdasarkan analisis Uji T-test menggunakan Paired Samples Test pada kolom

Sig (2-tailed) diperoleh nilai 0,000. Jika pada rumusan hipotesis yaitu H0: Tidak ada

perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode discovery learning berbantuan

media benda konkret dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA

siswa kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan

semester II tahun ajaran 2015/2016, dan nilai sig > 0,05. Hα: Terdapat perbedaan

yang signifikan antara penggunaan metode discovery learning berbantuan media

benda konkret dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA siswa

kelas IV SD Negeri 04 Banjarejo kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan semester II

tahun ajaran 2015/2016, dan nilai sig 0,05, maka dari hasil output disimpulkan

bahwa Hα diterima karena sig < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05. Berarti dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar IPA siswa (pretest) sebelum diberi perlakuan berbeda dengan

hasil belajar siswa (posttest) setelah diberi perlakuan menggunakan metode discovery

learning berbantuan media benda konkret. nilai rata-rata pembelajaran sesudah

85

menggunakan metode discovery learning berbantuan media benda konkret lebih

tinggi dari nilai rata-rata pembelajaran sebelum menggunakan metode discovery

learning berbantuan media benda konkret. Perbedaan ini dipengaruhi oleh metode

pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas. Pembelajaran yang dipengaruhi pada

metode ini adalah mata pelajaran IPA pada pokok bahasan sumber energi bunyi.

Penelitian ini sudah sesuai dengan kelebihan metode discovery learning

berbantuan media benda konkret dimana dalam kegiatan pembelajaran lebih

berpusat kepada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-

gagasan, artinya dalam pembelajaran discovery learning siswa akan lebih terlibat dan

aktif saat proses pembelajaran berlangsung, siswa akan mencari tahu sendiri

informasi atau data-data melalui percobaan yang dilakukan, tentunya akan

menimbulkan rasa senang pada siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang

berdampak pada meningkatnya keterampilan-keterampilan ataupun hasil belajar

siswa., sehingga akan menimbulkan semangat dan antusias siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran dengan menerapkan metode Discovery Learning berbantuan

media benda konkret ini berfungsi sebagai pendukung terlaksananya proses kegiatan

belajar mengajar. Dengan harapan kemampuan siswa bertambah dan anak mampu

melakukan percobaan IPA secara langsung dengan media benda konkret. Sehingga

dalam pembelajaran IPA anak tidak hanya membayangkan dalam pikiran saja.

Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa

pembelajaran IPA menggunakan metode discovery learning berbantuan media benda

konkret dapat melibatkan siswa aktif dan antusias saat mengikuti proses

pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Fransiskus Redi (2012), Pratikno (2012), Lisa Saputri

(2012), Javid Nama Ayu Laksmi (2012), Vera Atmawati (2012) yang menyatakan

bahwa penggunaan model pembelajaran penemuan (discovery learning) memberikan

pengaruh terhadap hasil belajar siswa yang meningkat dan melibatkan siswa aktif

saat mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian pihak sekolah atau guru dapat

menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran discovery learning

86

berbantuan media benda konkret untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA.

Dari paparan diatas dapat dibuat implikasi secara teoritis dan implikasi praktis,

sebagai berikut:

a. Implikasi Teoritis

Berdasarkan kegiatan belajar mengajar menggunakan metode discovery

learning berbantuan media benda konkret dapat menjadikan siswa lebih aktif dan

antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan metode discovery learning

berbantuan media benda konkret siswa dituntut untuk merancang, membuat

hipotesis/membuat dugaan, dan melakukan percobaan sendiri serta

mengkomunikasikan hasil percobaan yang telah dilakukan, sehingga siswa

memperoleh pengalaman baru, konsep-konsep baru atau belajar dengan materi yang

baru yang di temukan saat melakukan percobaan. Dalam pembelajaran menggunakan

metode discovery learning berbantuan media benda konkret siswa dibentuk menjadi

beberapa kelompok untuk melakukan percobaan menggunakan alat dan bahan media

benda konkret yang sudah dibagikan oleh guru. Didalam kelompok akan terbentuk

interaksi yang positif dan komunikasi antar siswa serta pertukaran pengetahuan atau

pengalaman yang mereka miliki akan bertambah. Masing-masing kelompok akan

mendapat tanggung jawab sesuai dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sudah

dibagikan.

Hasil penelitian ini menunjukkan metode discovery learning berbantuan media

benda konkret memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa

dalam mata pelajaran IPA, hal itu terbukti rata-rata nilai posttest setelah diberikan

perlakuan menggunakan metode discovery learning berbantuan media benda konkret

lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nilai pretest sebelum diberikan perlakuan,

maka sebagai upaya sekolah dan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa dapat

menggunakan metode pembelajaran discovery learning berbantuan media benda

konkret. Setelah membandingkan teori metode discovery learning menurut Illahi

(2012:33-34) “Discovery Learning merupakan salah satu metode yang

87

memungkinkan para anak didik terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar

dan siswa mampu menggunakan proses mentalnya untuk menemukan suatu konsep

atau teori yang sedang dipelajari”. Hal ini sesuai dengan penelitian dan hasilnya

saling melengkapi.

Setelah pembelajaran metode discovery learning berbantuan media benda

konkret disesuaikan dengan standar proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi

(EEK) bahwa pelaksanaan proses pembelajaran mengikuti standar kompetensi, yaitu

berpusat pada siswa, pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan

bakat, minat, perkembangan fisik serta psikologis peserta didik dan hasilnya

terbukti bahwa metode discovery learning berbantuan media benda konkret

memberikan efek pada hasil belajar siswa.

Secara signifikan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh metode pembelajaran

yang disesuaikan dengan karakteristik siswa serta materi yang akan dipelajari. Dalam

penelitian ini penerapan metode discovery learning berbantuan media benda konkret

yang telah melibatkan siswa aktif atau antusias dalam mengikuti proses pembelajaran

sehingga siswa akan lebih memahami materi yang dipelajari dan tentunya hasil

belajar IPA siswa meningkat. Hasil ini mendukung pendapat Hamdani (2011:60)

yang menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu model

pembelajaran atau metode yang digunakan, peran guru dalam mengajarkan materi

untuk mencapai kompetensi, serta peran siswa dalam menetapkan kecepatan

pencapaian kompetensi.

b. Implikasi Praktis

Hasil penelitian secara praktis metode discovery learning berbantuan media

benda konkret dapat digunakan sebagai salah satu kebijakan yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dan sesuai digunakan

bagi siswa karena dengan menerapkan pembelajaran menggunakan metode discovery

learning berbantuan media benda konkret menjadikan pembelajaran lebih realistis,

88

dapat memancing siswa untuk mengamati objek secara langsung, siswa akan lebih

aktif dalam kegiatan pembelajaran dan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran

IPA sehingga pada mata pelajaran IPA tidak menjadi pembelajaran yang sulit untuk

dipelajari oleh siswa dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

Dengan menerapkan metode Discovery Learning berbantuan media benda

konkret ini berfungsi sebagai pendukung terlaksananya proses kegiatan belajar

mengajar. Dengan harapan kemampuan siswa bertambah dan anak mampu

melakukan percobaan IPA secara langsung dengan media benda konkret. Dimana

dalam pembelajaran IPA anak tidak hanya membayangkan dalam pikiran saja,

tentunya dapat memberikan efek terhadap materi yang telah dipelajari, sehingga

ketika ketika siswa diberikan soal evaluasi akan dapat menjawab soal tersebut

dengan benar dan tepat. Penggunaan metode discovery learning berbantuan media

benda konkret memberikan efek terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar yang

diperoleh siswa setelah diberikan perlakuan atau treatment menggunakan metode

discovery learning berbantuan media benda konkret (posttest) mengalami

peningkatan dibandingkan hasil belajar siswa sebelum diberikan perlakuan (pretest).

Pembelajaran menggunakan metode discovery learning berbantuan media

benda konkret memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan aktifitas,

kreatifitas, dan memudahkan siswa dalam memahami atau mempelajari materi yang

telah diberikan oleh guru, sehingga IPA tidak menjadi pembelajaran yang

membosankan atau sulit untuk dipelajari oleh siswa dan hasil belajar siswa

meningkat. Dengan demikian metode discovery learning berbantuan media benda

konkret dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam mengajarkan

suatu materi pelajaran terutama pada mata pelajaran IPA yang dalam proses

pembelajarannya membutuhkan suatu percobaan atau eksperimen.