bab iv paparan data penelitian a. gambaran umum ...idr.uin-antasari.ac.id/7745/7/bab iv.pdf(lafadz...
TRANSCRIPT
61
BAB IV
PAPARAN DATA PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Profil MI Ibnu Umar Balikpapan
MI Ibnu Umar merupakan lembaga pendidikan Islam yang terletak di Kota
Balikpapan Jalan Soekarno-Hatta. Berdiri sejak tahun 2011 yang diprakarsai oleh
ustadz Umar Basyier. Saat ini MI Ibnu Umar mempunyai siswa sebanyak 160 siswa-
siswi dengan tenaga pendidik dan kependidikan sebanyak 20 orang.
Walaupun MI Ibnu Umar tergolong pendatang baru di Kota Balikpapan,
namun MI Ibnu Umar sudah membuktikan dirinya sebagai lembaga pendidikan Islam
yang layak diperhitungkan. Hal tersebut disebabkan oleh prestasi-prestasi yang sudah
ditorehkannya selama ini. Salah satu prestasi yang pernah diraih MI Ibnu Umar
adalah juara Kompetisi Sains Madrasah (KSM) mata pelajaran IPA tingkat Kota
Balikpapan.
Kurikulum yang dikembangkan MI Ibnu Umar untuk pelajaran umum
mengacu pada Standar Isi (SI) dari kurikulum pendidikan nasional (KTSP) atau
kurikulum 13 (K-13), namun dilakukan “pemilihan” dan “pemurnian” agar tetap
sesuai dengan visi misi sekolah.
Selain kurikulum yang mengacu ke kurikulum pemerintah, MI Ibnu Umar
menetapkan satu nilai keunggulan, yakni pada kurikulum diniyah. Kurikulum ini
berfokus pada penguasaan bacaan al Quran yang baik (tahsin) hafalan al Quran
62
(hafalan) dengan target hafalan sebanyak 6 juz serta pengembangan pembelajaran
bahasa Arab yang sesuai dengan usia sekolah dasar, mudah dan menyenangkan
(lafadz book).
Selain itu, MI Ibnu Umar juga fokus pada pengembangan pembiasaan adab,
akhlak dan ibadah yang sesuai dengan sunnah.1
Materi dasar yang diterapkan MI Ibnu Umar adalah ;
a. Penanaman akidah yang lurus
b. Pembinaan al-Akhlaq al-Karimah
c. Pembiasaan praktik nilai-nilai kitabullah dan sunnah Nabi SAW
d. Pengembangan kemampuan intelegensi dan logika yang selaras dengan dasar al-
Qur`an.
e. Pengajaran dasar-dasar ilmu agama dan pengetahuan umum yang sesuai
kebutuhan modern.
Metode pelajaran yang diterapkan MI Ibnu Umar Balikpapan adalah;
a. Selalu berbasis pada dalil-dalil al Qur`an dan hadits-hadits shahih
b. Fun learning, yaitu metode belajar yang ceria, menyenangkan dan tidak
menegangkan.
c. Metode active learning, yaitu metode pendidikan dua arah yang melibatkan siswa
secara langsung dan aktif dalam pelajaran.
d. Inquiry based learning, yaitu metode yang merangsang minat anak atau rasa
keingintahuan anak.
1 http://Ibnuumar.com/misd-islam/kurikulum.
63
e. Multiple intelligences yaitu mendidik anak sesuai dengan bakat, potensi dan jenis
kecerdasan anak yang berbeda-beda.
f. Cooperative & colaborative learning, yaitu metode belajar yang melibatkan
siswa untuk bekerja secara berkelompok atau tim.
g. Contextual learning, yaitu memberikan pengalaman nyata kepada anak-anak
tentang relevansi dan manfaat materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
h. Developmentally appropriate practice, yaitu metode yang menerapkan
pengajaran anak-anak yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan
psikologis anak baik dari segi kognitif, emosional dan moral.
Adapun mata pelajaran yang ditetapkan MI Ibnu Umar Balikpapan adalah
sebagai berikut:
a. Ilmu pengetahuan Islam dasar: aqidah, sirah (sejarah Nabi SAW), tarikh (sejarah
Islam), asy-Syamaa-il al-Muhammadiyyah (akhlak dan perilaku Rasulullah
SAW), fikih mu‟amalah (fikih praktis), tartil dan tahsin (membaca al Qur`an
dengan baik dan benar), bahasa Arab praktis, imla‟ (cara menulis Arab), dsb.
b. Ilmu-ilmu pasti dan pengetahuan umum: sains, matematika, bahasa Inggris,
Bahasa Indonesia dan ilmu-ilmu sosial dengan metode active learning.
c. Tahfizh. Pengajaran menghafal al Qur‟an dengan metode pembiasaan yang tidak
memaksa tapi tetap efektif.
d. Olah raga yang meliputi olah raga permainan sepak Bola, bulu tangkis, outbond,
berenang, dsb.
e. Seni dan kreativitas: seni kertas origami, menggambar, seni batik, dsb
64
MI Ibnu Umar juga menghadirkan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler bagi para
siswa seperti outbond, fun cooking, gardening and farming, berenang, fieldtrip,
magang, camping, dan komputer. Keunikannya, bahwa dalam MI ini, semua kegiatan
ekstrakurikuler yang ada, selalu bersinergi dengan pengajaran sebagian mata
pelajaran penting, seperti bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, ilmu sosial,
al Qur`an, dan yang lainnya.
Saat-saat dilaksanakannya berbagai kegiatan ekstrakurikuler, para siswa juga
tetap belajar secara non formal untuk mengasah kemampuan bahasa mereka dan
kemampuan ilmu-ilmu terapan lain, dalam suasana yang lebih segar, sekaligus
memanfaatkan media-media dan lingkungan kegiatan itu untuk meningkatkan
kualitas ilmu-ilmu mereka. MI Ibnu Umar juga menyediakan kesempatan kursus di
luar waktu belajar bagi siswa yang ingin lebih mendalami beberapa mata pelajaran
tertentu, terutama bahasa Inggris, matematika, baca tulis Latin dan Arab (bagi yang
masih kurang mahir membaca), sains dan robotic, dsb.
Selain mata pelajaran dasar dan esktrakurikuler, MI Ibnu Umar juga
menetapkan pelajaran-pelajaran unggulan sebagai berikut:
a. Pelajaran bahasa Arab dengan metode gabungan antara „metode praktis‟ dan
„baca kitab‟, yang mengacu pada peletakan bahasa sebagai kebiasaan sehari-hari,
sehingga lulus MI, siswa diharapkan sudah mampu berkomunikasi aktif dengan
bahasa Arab, dan mengenal cara membaca kitab gundul sesuai perkembangan
otak dan kecerdasannya.
65
b. Tahsin dan tahfizh al Qur`an. Pengajaran membaca al Qur`an secara tartil,
dengan cara pelafalan yang benar sebagaimana orang Arab, dan sesuai dengan
kaidah-kaidah tajwid yang shahih.
c. Life Skill. Ilmu berbasis keterampilan praktis, seperti komputer,
elektronika/robotic, bahasa Inggris, home industri dan kewirausahaan.
2. Profil MI Raadhiyatan Mardhiyyah Putra
Madarasah Ibtidaiyah Raadhiyatan Mardhiyyah Putra atau disingkat menjadi
MI RM Putra, secara geografis terletak di kelurahan Teritip kecamatan Balikpapan
Timur Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur, berbatasan dengan Kabupaten
Kutai Kertanegara yang merupakan daerah pesisir pulau Kalimantan. MI RM Putra
adalah sebuah unit pendidikan dasar yang berada di bawah naungan yayasan pondok
pesantren Hidayatullah.
Di awal berdirinya, tahun 1983 madrasah ini lebih dikenal dengan sebutan
Pendidikan Dasar Islam (PDI) yang lebih menonjolkan materi kepesantrenan dan
pembentukan karakter kepemimpinan dan kemandirian pada peserta didik sehingga
para santri lebih banyak beraktifitas di lapangan dari pada di dalam kelas, karena PDI
didirikan untuk melayani kebutuhan putra-putra para da‟i yang ditugaskan yayasan
pondok pesantren Hidayatullah untuk membuka cabang-cabang di seluruh Indonesia
yang juga disiapkan untuk menjadi pelanjut perjuangan orang tuanya.
Seiring perkembangan dan tuntutan zaman, MI RM Putra berkomitmen untuk
memberikan dasar-dasar keilmuan yang kuat di bidang sains dan sosial disamping
66
dinul Islam. Hal ini dilakukan guna menyiapkan manusia-manusia unggul yang siap
memimpin umat ini menjadi lebih baik di tengah kondisi bangsa yang semakin
terpuruk moralnya.
Adapun penekanan dari kegiatan MI RM Putra adalah pembelajaran berbasis
pengalaman, realitas dan keteladanan. Pembelajaran berbasis pengalaman adalah
langsung mengamalkan apa yang sudah dipelajarinya dan menggali seluas mungkin
pengalaman yang dimiliki siswa, guru, masyarakat sekitar, maupun tamu yang
datang, realitas lapangan adalah dengan cara mendorong siswa untuk banyak
mengamati fenomena alam dan kondisi di masyarakat pada umumnya untuk diambil
hikmah dan intisari yang bermanfaat (ber-iqra), dan keteladanan adalah bagaimana
guru dapat memberikan kontribusi yang positif dalam membentuk karakter siswa
melalui contoh yang utuh baik di masjid/musholla maupun di lapangan.
Sedangkan kurikulum yang dikembangkan MI RM Putra merupakan
kurikulum integral yang memadukan antara kurikulum Kementerian Pendidikan
Nasional (Diknas), kurikulum Kementerian Agama (Kemenag) dan kepesantrenan.
MI RM Putra juga menetapkan satu program unggulan yang menjadi ciri khas
MI RM Putra yakni tahfidzul Qur‟an dengan target 6 juz selama 6 tahun. Selain itu,
MI RM Putra menerapkan sistem belajar fullday school serta semi boarding dimana
semi boarding ini diberlakukan untuk siswa kelas 4, 5 dan 6. Siswa-siswa kelas
tersebut bermalam sejak Maghrib dengan membawa bekal (makan malam) hingga
shubuh dengan kegiatan utama bimbingan belajar serta murojaah hafalan al Qur‟an.
67
Disamping kurikulum umum, MI RM putra juga mempunyai sejumlah muatan
lokal sebagai berikut; PKLH, Bahasa Inggris, Baca Tulis Quran (BTQ), dan hafalan
Selain muatan lokal yang dikembangkan, MI RM Putra juga menetapkan dan
melaksanakan kegiatan pengembangan diri sebagai berikut ; Kepanduan, Latihan
kepemimpinan, Keagamaan, Olahraga, dan Bimbingan Konseling
Saat ini, MI RM Putra dikepalai oleh Bapak Sukirman, S.Pd dengan jumlah
siswa sebanyak 179 siswa dan tenaga pendidik serta tenaga kependidikan berjumlah
20 orang.
3. Profil MI Raadhiyatan Mardhiyyah Putri
MI Raadhiyatan Mardhiyyah Putri yang disingkat menjadi MI RM Putri
adalah Madrasah yang berada di bawah naungan yayasan pondok pesantren
Hidayatullah Balikpapan yang merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang
layanan pendidikan, dakwah dan sosial.
MI RM Putri berdiri pada tahun 1983 atas dasar keprihatinan terhadap anak-
anak masyarakat ekonomi lemah yang merupakan masyarakat rentan dan mendapat
perhatian dan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan formal klasikal.
Siswi-Siswi MI RM Putri sebagian besar adalah anak-anak warga pondok
pesantren Hidayatullah Balikpapan yang tinggal di kampus dan sebagian kecil berasal
dari luar kampus Hidayatullah Balikpapan dan beberapa cabang pondok pesantren
Hidayatullah yang tersebar di Indonesia.
68
Sedangkan sistem penyelenggaraan pendidikan yang dijalankan di MI RM
Putri adalah;
a. Siswi MI Raadhiyatan Mardhiyyah Putri tidak diwajibkan tinggal di asrama
putri, sistem belajar setengah hari (half day school)
b. Letak MI Raadhiyatan Mardhiyyah Putri berada di lingkungan pondok pesantren
yang didesain sedemikian rupa, sehingga terasa alamiah dan islamiyah
Adapun jumlah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan MI RM Putri
berjumlah sebanyak 19 orang. Saat ini, MI RM Putri memiliki siswi sebanyak 179
siswi mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Dengan jumlah rombongan belajar sebanyak
7 rombongan belajar atau kelas.
Struktur kurikulum MI RM Putri terbagi menjadi empat bagian, yaitu;
a. Mata pelajaran agama terdiri dari; Ta‟lim awal (sholat dhuha dan tahfidzul
Qur‟an), Qur‟an hadits, Akidah akhlak, Fikih, SKI
b. Mata pelajaran umum terdiri dari ; PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Arab,
Matematika, IPA, IPS, Pendidikan jasmani dan kesehatan
c. Mata pelajaran muatan lokal terdiri dari ; Bahasa Inggris, PKLH, dan Tahfidzul
Qur‟an
d. Ekstra kurikuler yang terdiri dari ; TPA, English club, Keterampilan, dan
Pramuka
69
B. Perencanaan Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam
1. MI Ibnu Umar Balikpapan
a. Perumusan framework / visi dan misi lembaga
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar
yang dimaksudkan untuk membina siswa ke arah perubahan tingkah laku yang
diinginkan dan menilai sampai dimana perubahan-perubahan telah terjadi pada diri
siswa. Untuk itulah, MI Ibnu Umar melakukan perencanaan kurikulum sebagaimana
dikemukakan kepala departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar, Ummu Ken,
sebagai berikut:
“Untuk mewujudkan lembaga pendidikan yang bermutu, maka proses untuk
bisa sampai pada tujuan tersebut harus baik dan bermutu pula. Oleh karena
itu, kami melakukan perencanaan sebaik mungkin di awal tahun pelajaran.
Termasuk di dalamnya perencanaan kurikulum. Adapun yang dijadikan tolok
ukur mutu pendidikan, maka standar yang kami jadikan acuan adalah Diknas
dan Kemenag”.2
Paparan data di atas menunjukkan bahwa perencanaan kurikulum MI Ibnu
Umar dilakukan di awal tahun pelajaran. Adapun kurikulum yang dijadikan acuan
adalah kurikulum Diknas dan Kemenag. Yang dimaksud dengan kurikulum Diknas
adalah kurikulum yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional yang
memuat tujuan, isi/materi, organisasi, dan evaluasi. Sedangkan kurikulum Kemenag
pada hakikatnya sama dengan kurikulum Diknas dimana mata pelajaran PAI
dijabarkan kembali menjadi al Qur‟an hadits, fikih, akidah akhlak, SKI, dan bahasa
2 Wawancara dengan kepala departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar Balikpapan, 8
Agustus 2016.
70
Arab, sedangkan dalam kurikulum Diknas, PAI menjadi satu mata pelajaran utuh
yang tidak terpisah-pisah. Selain Standar Isi (SI), standar-standar yang lainnya juga
mengacu ke Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang; SKL, SI, Standar Proses,
Standar Pengelolaan, Standar Penilaian, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Standar Sarana dan Prasarana, dan Standar Pembiayaan.
Dalam proses perencanaan kurikulum, MI Ibnu Umar tidak melibatkan semua
komponen tenaga pendidiknya sebagaimana dikemukakan kepala departemen
pendidikan yayasan Ibnu Umar, Ummu Ken, sebagai berikut:
“Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses perencanaan kurikulum
adalah ketua yayasan, departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar serta
konsultan. Sedangkan guru-guru yang berada di bawah naungan yayasan Ibnu
Umar belum dilibatkan dalam proses perencanaan kurikulum. Mereka akan
dilibatkan dalam perencanaan kurikulum jika sudah memiliki framework yang
sama dengan framework MI Ibnu Umar”.3
Uraian diatas menunjukkan bahwa MI Ibnu Umar melakukan perencanaan
kurikulum secara terbatas, yakni hanya melibatkan ketua dan pembina yayasan,
departemen dan konsultan pendidikan dan tidak melibatkan guru-guru dalam
perencanaan tersebut. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh adanya asumsi bahwa
framework guru-guru MI Ibnu Umar belum sama dengan MI Ibnu Umar. Untuk bisa
sampai pada standar yang diharapkan, maka semua guru harus mengikuti pelatihan
dan bimbingan dari departemen dan konsultan pendidikan Ibnu Umar.
3 Wawancara dengan kepala departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar Balikpapan, 8
Agustus 2016.
71
Lebih lanjut dijelaskan kepala departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar,
Ummu Ken bahwa ketua dan pembina yayasan Ibnu Umar hanya fokus pada tataran
framework. Hal tersebut sebagaimana kutipan wawancara berikut:
“Secara lebih rinci, ketua dan pembina yayasan hanya fokus pada tataran
framework saja. Artinya, ketua dan pembina yayasan Ibnu Umar tidak terlibat
hingga ke hal-hal yang bersifat teknis. Adapun departemen dan konsultan
pendidikan Ibnu Umar lebih kepada penjabaran framework dan pada tataran
teknis. Departemen menetapkan standar-standar tertentu yang harus dilakukan
oleh guru. Oleh karena itu, untuk bisa sampai pada standar tersebut, maka
guru-guru dibimbing oleh departemen dan konsultan pendidikan.
Pada tahun-tahun sebelumnya penetapan desain kurikulum masih bersifat
buttom-up. Diharapkan pada tahun pelajaran 2015 dan selanjutnya sudah top-
down dimana pihak yayasan menetapkan visi misi serta indikator keduanya.
Kemudian guru-guru menyusun perangkat dan menjalankan KBM sesuai
dengan visi misi yayasan”.4
Paparan di atas menunjukkan bahwa proses perencanaan kurikulum MI Ibnu
Umar menghasilkan kebijakan-kebijakan yayasan terkait dengan landasan filosofis
lembaga terutama yang terkait dengan kurikulum MI Ibnu Umar. Salah satu
kebijakan kurikulum Ibnu Umar adalah model perencanaan kurikulum yang dijadikan
patokan dalam proses perencanaan kurikulum. Pada tahun pelajaran sebelumnya,
model perencanaan kurikulum Ibnu Umar bersifat bottom-up, kemudian diubah
menjadi top-down. Sedangkan untuk penjabaran kebijakan yayasan dilakukan
departemen dan konsultan pendidikan yayasan Ibnu Umar. Konsekwensi logis dari
kebijakan tersebut adalah semua perangkat mengajar guru harus mengacu kepada
pencapaian visi dan misi lembaga.
4 Wawancara dengan kepala departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar Balikpapan, 8
Agustus 2016.
72
Framework yang dimaksud adalah terkait dengan landasan dan visi-misi
lembaga sebagaimana wawancara berikut:
“sebelum para guru membuat perangkat mengajar, kami (departemen dan
konsultan pendidikan) bersama ketua dan pembina yayasan merumuskan visi,
misi dan tujuan lembaga terlebih dahulu. Karena inilah titik poin dan titik
acuan bagi semua guru dalam melaksanakan tugasnya di lembaga ini terutama
guru”.5
Paparan data wawancara diatas memperjelas uraian sebelumnya dimana ketua
dan pembina yayasan Ibnu Umar merumuskan visi, misi dan tujuan lembaga. Alasan
yang melatarbelakangi perumusan visi, misi dan tujuan lembaga tersebut adalah
dalam rangka memperjelas gerak langkah semua upaya pembelajaran pada
pencapaian visi, misi dan tujuan lembaga.
Sedangkan standar yang dimaksud adalah standar mutu lulusan, standar tenaga
pendidik dan standar nilai lembaga sebagaimana dipaparkan oleh kepala departemen
pendidikan Ibnu Umar berikut:
“jadi selain perumusan visi, misi dan tujuan lembaga, kami juga menetapkan
standar output, begitu juga standar tata nilai yang dianut di lembaga ini,
seperti pemisahan antara guru putra dan putri, demikian juga siswa dan siswi
dipisah tempat belajarnya. Artinya kami berupaya menghindari terjadinya hal-
hal negatif yang bisa mengganggu kinerja guru di sini”.6
5 Wawancara dengan kepala departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar Balikpapan, 8
Agustus 2016. 6 Wawancara dengan kepala departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar Balikpapan, 8
Agustus 2016.
73
Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa dalam rapat kerja tersebut
dirumuskan framework lembaga yang meliputi visi, misi, dan standar nilai yayasan
Ibnu Umar. Dari framework tersebut, kemudian dirumuskan tujuan MI Ibnu Umar.
b. Perumusan tujuan Institusional
Dalam kegiatan perencanaan kurikulum, MI Ibnu Umar tidak membahas secara
eksplisit terkait dengan tujuan pendidikan nasional. Adapaun yang menjadi aatitik
focus dalam pembahasan tujuan adalah tujuan institusional atau tujuan lembaga.
Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga. Dalam menyusun
tujuan institusional, MI Ibnu Umar telah merumuskannya sebagai berikut:
a. Mengembangkan lembaga pendidikan dengan pelayanan prima,
berkualitas, berstandar manajemen mutu dengan manajemen
profesional
b. Mencetak penghafal al Quran yang memahami ilmu syariyyah
c. Membantu lahirnya generasi muslim yang memiliki kemampuan
berbahasa arab secara aktif
d. Membantu anak didik menggali potensi diri, bakat dan
kecenderungan positifnya.
e. Mengembangkan proses pendidikan yang berorientasi masa depan
dan mampu bersaing dalam dunia global.7
Tujuan isntitusional MI Ibnu Umar tersebut telah mencakup tujuan pendidikan
nasional, yaitu membentuk pribadi muslim yang berakhlak mulia dan berwawasan
luas sehingga bermanfaat bagi dirinya, agama, keluarga, bangsa dan negaranya di
masa sekarang dan yang akan datang.
7 Sumber : Dokumen KTSP MI Ibnu Umar Balikpapan tahun pelajaran 2016-2017.
74
c. Seleksi Isi
Struktur KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, menurut
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal
6 ayat 1, meliputi lima kelompok mata pelajaran, yaitu kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, kelompok
mata pelajaran estetika, serta kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan
kesehatan.
Dalam melakukan seleksi isi, MI Ibnu Umar mengembangkan beberapa
isi/kurikulum. Sebagaimana wawancara dengan kepala departemen pendidikan MI
Ibnu Umar berikut ini:
“Kurikulum yang dikembangkan MI Ibnu Umar untuk pelajaran umum
mengacu pada standar isi dari kurikulum pendidikan nasional (KTSP).
Sedangkan untuk PAI kami menggunakan Kurikulum 13 (K-13). Itu ketetapan
dari Kemenag”.8
Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum MI Ibnu Umar
merupakan kurikulum yang mengacu ke kurikulum nasional (KTSP) dan K-13,
kurikulum Kemenag, dan kurikulum yayasan Ibnu Umar. Walaupun demikian, MI
Ibnu Umar melakukan pemilihan atau pemurnian terhadap kurikulum tersebut
sebagaimana disampaikan oleh kepala departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar
berikut ini;
8 Wawancara dengan kepala departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar Balikpapan, 8
Agustus 2016.
75
“namun dilakukan “pemilihan” dan “pemurnian” agar tetap sesuai dengan visi
misi sekolah”.9
Pemurnian yang dimaksud adalah pengintegrasian nilai-nilai al Qur‟an dan as
Sunnah dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan modifikasi
adalah memberikan alokasi waktu lebih banyak terhadap program unggulan MI Ibnu
Umar. Program unggulan yang ditetapkan berupa target hafalan al Qur‟an sebanyak 6
juz bagi siswa-siswinya. Hal tersebut dijelaskan oleh kepala departemen pendidikan
MI Ibnu Umar berikut;
“Selain kurikulum yang mengacu ke kurikulum pemerintah, MI Ibnu Umar
menetapkan satu nilai keunggulan, yakni pada kurikulum diniyah dimana
kurikulum ini berfokus pada penguasaan bacaan al Quran yang baik (tahsin)
hafalan al Quran (hafalan) dengan target hafalan sebanyak 6 juz serta
pengembangan pembelajaran bahasa Arab yang sesuai dengan usia sekolah
dasar, mudah dan menyenangkan (lafadz book). Selain itu, MI Ibnu Umar juga
fokus pada pengembangan pembiasaan adab, akhlak dan ibadah yang sesuai
dengan Sunnah”.10
Penetapan target dan program hafalan dilatarbelakangi oleh keberadaan MI itu
sendiri yang bercirikan lembaga pendidikan Islam. Selain itu, program hafalan al
Qur‟an menjadi salah satu nilai tambah bagi MI Ibnu Umar dimana tidak hanya MI
Ibnu Umar yang menerapkan tahfidzul Qur‟an bahkan lembaga pendidikan umum
pun sudah mulai menjamur yang menerapkan program semacam ini. Selain alasan-
alasan tersebut, program ini juga dilatarbelakangi oleh keinginan untuk menanamkan
al Qur‟an sejak dini dan menjadi nilai jual bagi lembaga.
9 Wawancara dengan kepala departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar Balikpapan, 8
Agustus 2016. 10
http://Ibnuumar.com/misd-islam/kurikulum.
76
Adapun organisasi kurikulum MI Ibnu Umar adalah sebagai berikut:
1. Muatan nasional Diknas dan Kemenag
Muatan nasional MI Ibnu Umar mengacu pada standar kompetensi baku dari
BSNP, muatan nasional terdiri atas mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
(PKn), bahasa Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan
alam, seni budaya dan keterampilan, serta pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan. Muatan nasional Kemenag mengacu pada standar kompetensi baku dari
BSNP. Muatan nasional ini terdiri atas mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI)
yang meliputi al Qur‟an Hadits, fikih, akidah akhlak, SKI.
2. Muatan lokal
Mengacu pada kurikulum yang disusun secara lokal sesuai visi dan misi MI
Ibnu Umar. Muatan lokal yang diterapkan MI Ibnu Umar dikemas dalam bentuk
program unggulan. Adapun muatan lokal MI Ibnu Umar adalah sebagai berikut:
a. Tahfidzul Qur‟an
Pengajaran membaca al Qur`an secara tartil, dengan cara pelafalan yang benar
sebagaimana orang Arab dan sesuai dengan kaidah-kaidah tajwid yang shahih. Selain
menekankan pada kemampuan membaca dengan benar, muatan lokal tahfidzul
Qur‟an dijadikan program unggulan dengan target hafalan sebanyak 6 juz dalam 6
tahun.
b. Bahasa Arab
Pelajaran bahasa Arab dengan metode gabungan antara „Metode Praktis‟ dan
„Baca Kitab‟, yang mengacu pada peletakan bahasa sebagai kebiasaan sehari-hari,
77
sehingga lulus MI, siswa diharapkan sudah mampu berkomunikasi aktif dengan
bahasa Arab dan mengenal cara membaca kitab gundul sesuai perkembangan otak
dan kecerdasannya.
3. Program pengembangan diri (life skill)
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri bertujuan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan
minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan
diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan
yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan
dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier
peserta didik.
Pengembangan diri MI Ibnu Umar berupa kegiatan konseling dan
ekstrkurikuler yang terinci sebagai berikut:
a. Ekstrakurikuler wajib
Merupakan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh setiap siswa.
ekstrakurikuler yang dikembangkan MI Ibnu Umar adalah outbond, fun cooking,
gardening and farming, berenang, fieldtrip, magang, camping, komputer.
b. Ekstrakurikuler pilihan
Merupakan ekstrakurikuler yang bebas diikuti oleh setiap siswa berdasarkan
minat dan bakat, dengan ketentuan setiap siswa hanya diperbolehkan memilih satu
78
jenis ekstrakurikuler pilihan. Ekstrakurikuler pilihan terdiri dari komputer,
elektronika/robotic, bahasa Inggris, home industri dan kewirausahaan.
d. Organisasi Isi
Dalam muatan nasional Diknas, MI Ibnu Umar mengambil isi dari KTSP yang
terdiri atas 8 mata pelajaran. Semua muatan ini mengacu pada standar kompetensi
baku dari BNSP. Muatan nasional tersebut merupakan kurikulum inti (core
curriculum) yang harus dipelajari oleh setiap peserta didik di semua satuan
pendidikan pada level pendidikan dasar. Organisasi ini merupakan organisasi
separated and broad field curriculum.
Muatan nasional Kemenag yaitu mata pelajaran PAI yang meliputi akidah
akhlak, SKI, fikih, Qur‟an hadits. Muatan nasional Kemenag menekankan pada
penguasaan bidang agama Islam. Organisasi ini merupakan organisasi separated
curriculum. Aspek penting pengembangan kurikulum PAI MI Ibnu Umar adalah
pengembangan standar isi dan standar lulusan yang menekankan pada aplikasi nyata
seperti praktek ibadah, baca tulis al Qur‟an, tahfidzul Qur‟an maupun menghafal
hadits-hadits shohih pilihan.
Pengembangan muatan lokal bahasa Arab merupakan ciri khas yang
dirumuskan MI Ibnu Umar untuk mempresentasikan diri sebagai sekolah yang unggul
yang siap bersaing di era global dimana bahasa Arab digunakan sebagai alat untuk
mendalami Islam. Aspek penting dalam pengembangan bahasa lebih menekankan
pada kemampuan berbicara secara aktif dan fasih, membaca kitab berbahasa Arab,
79
dan menulis Arab. Sedangkan pengembangan muatan lokal tahfidzul Qur‟an
merupakan ciri khas dan unggulan MI Ibnu Umar Balikpapan.
Muatan isi dalam program pengembangan diri (life skill) merupakan organisasi
terpadu (integrated curriculum) yang menekankan pada kebutuhan/pengalaman
peserta didik. Misalnya, kegiatan yang disesuaikan dengan minat dan bakat,
pelayanan konseling, renang, sepak bola dan bulu tangkis. Sebagaimana diungkapkan
oleh Ummu Ken, sebagai berikut:
“kegiatannya diawali dengan kegiatan tahfidzul Qur‟an hingga jam 09.30,
habis itu istirahat dan snack time dan diselingi shalat Dhuha. Kemudian
dilanjutkan dengan pelajaran umum dan agama, setelah shalat Dhuhur nanti
ada makan siang dilanjutkan pelajaran umum dan agama sampai pukul
14.00”.11
e. Seleksi dan Organisasi Pengalaman Belajar
Pengorganisasian pengalaman belajar bisa dalam bentuk unit mata pelajaran
maupun program. Pengorganisasian pengalaman belajar merupakan hal yang sangat
penting, sebab dengan pengorganisasian yang jelas akan memberikan arah yang jelas
bagi pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga menjadi pengalaman belajar yang
nyata bagi peserta didik.
Dalam pengorganisasian pengalaman belajar, MI Ibnu Umar mengembangkan
pengelolaan belajar, program kegiatan, metode pembelajaran, dan program
pengembangan diri (life skill).
11
Wawancara dengan kepala departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar Balikpapan, 8
Agustus 2016.
80
1. Pengembangan bentuk pengelolaan belajar
MI Ibnu Umar menggunakan sistem full day school dengan waktu belajar
terlihat dalam tabel berikut:
Tabel
Pembagian waktu kegiatan intrakurikuler MI Ibnu Umar
Hari Kelas Waktu
Senin-Jum‟at I dan II 07.30-14.00
Senin-Jum‟at III s/d VI 07.30-14.00
Pukul 07.30 KBM berupa pelajaran tahfidzul Qur‟an secara intensif mulai dari
muroja‟ah, baca al Qur‟an dan hafalan dari kelas I s/d VI. Pukul 09.00-09.30
pelajaran al Qur‟an metode „UMI”. 09.30 sholat dhuha dan istirahat serta snack time
berhalaqoh, kemudian dilanjutkan dengan mata pelajaran umum dan agama sampai
jam 12.00. Pada istirahat kedua, dilakukan sholat dhuhur berjemaah dan makan siang.
Dan dilanjutkan dengan KBM kembali hingga jam 14.00, setelah itu, guru
menyiapkan pembelajaran untuk hari berikutnya. Adapun kegiatan ekstrakurikuler
sebagaimana tabel berikut:
Tabel
Pembagian waktu kegiatan ekstrakurikuler di MI Ibnu Umar
Ekstrakurikuler Hari Kelas Waktu
Komputer Sabtu III-V 07.30-15.00
Renang Sabtu III-V 07.30-15.00
Kegiatan pelayanan konseling Senin-Sabtu I-VI All time
Elektronika Sabtu III-V 07.30-15.00
Bahasa inggris Sabtu III-V 07.30-15.00
Home industry Sabtu III-V 07.30-15.00
Kewirausahaan Sabtu III-V 07.30-15.00
81
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa muatan kurikulum MI Ibnu Umar
Balikpapan sangat padat dan syarat dengan berbagai kegiatan KBM dan
pengembangan diri. Dengan muatan kurikulum yang padat, maka dibutuhkan waktu
pembelajaran yang cukup banyak, sehingga menggunakan sistem full day school.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh ustadzah Halifah Mubarokah, sebagai berikut:
“MI Ibnu Umar menerapkan pola pembelajaran selama sehari penuh. Proses
pembelajaran dimulai sejak pukul 07.30-14.00 WITA. Pukul 07.30 untuk
kegiatan tahfidzul Qur‟an dan kegiatan belajar mengajar sampai jam 12.00,
kemudian dilanjutkan dengan KBM sampai pukul 14.00”.12
Pembelajaran dengan sistem full day school mengharuskan sekolah merancang
perencanaan pembelajaran dari pagi hingga sore. Dalam menerapkan sistem full day
school, MI Ibnu Umar membagi waktu belajar, yaitu untuk kegiatan intrakurikuler
kelas I sampai dengan kelas VI dari pukul 07.30 s/d 14.00 mulai hari senin hingga
hari jum‟at. Sedangkan hari sabtu khusus kegiatan pengembangan diri.
2. Pengembangan metode pembelajaran
Berikut adalah metode pembelajaran yang dikembangkan MI Ibnu Umar
dalam mengemas setiap pembelajaran dengan model pembelajaran yang sesuai
dengan kajian materi dan karakteristik peserta didik. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Ummu Ken, sebagai berikut:
“Metode pembelajaran yang akan dipilih dan diterapkan disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik. Hal ini diperlukan agar selama proses belajar
mengajar dapat berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. Beberapa
metode yang sering digunakan guru disini agar pembelajaran lebih efektif dan
efisien diantaranya metode fun learning, metode diskusi, metode demonstrasi,
12
Wawancara dengan ustadzah Halifah Mubarokah guru bidang studi bahasa Arab MI Ibnu
Umar Balikpapan, 9 Agustus 2016.
82
metode eksperimental, metode karya wisata (study tour), dan metode
pemecahan masalah (problem solving), inquiry based learning, cooperative &
colaborative learning, multiple intelligences, contextual learning, dan
developmentally appropriate practice”.13
Penggunaan metode pembelajaran harus memperhatikan kekhassan masing-
masing mata pelajaran, kondisi siswa serta persediaan sarana prasarana. MI Ibnu
Umar tidak menggunakan metode tematik untuk semua kelas tetapi menggunakan
sistem guru mapel, hal ini bertujuan agar dalam penyampaian pelajaran guru benar-
benar kompeten sesuai dengan bidangnya dan siswa mendapatkan pengetahuan yang
utuh sesuai dengan hasil wawancara dengan Ummu Ken.
Adapun metode yang sering digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di MI
Ibnu Umar adalah sebagai berikut:
a. Selalu berbasis pada dalil-dalil al Qur`an dan hadits-hadits
shahih
b. Fun learning. Metode belajar yang ceria, menyenangkan dan
tidak menegangkan.
c. Metode active learning. Metode pendidikan dua arah yang
melibatkan siswa secara langsung dan aktif dalam pelajaran.
d. Inquiry based learning. Metode yang merangsang minat anak
atau rasa keingintahuan anak.
e. Multiple intelligences. Mendidik anak sesuai dengan bakat,
potensi dan jenis kecerdasan anak yang berbeda-beda.
f. Cooperative & colaborative learning. Metode belajar yang
melibatkan siswa untuk bekerja secara berkelompok atau tim.
g. Contextual learning, yaitu memberikan pengalaman nyata
kepada anak-anak tentang relevansi dan manfaat materi pelajaran
dalam kehidupan sehari-hari.
h. Developmentally appropriate practice. Metode yang
menerapkan pengajaran anak-anak yang disesuaikan dengan
13
Wawancara dengan kepala departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar Balikpapan, 8
Agustus 2016.
83
tahapan perkembangan psikologis anak baik dari segi kognitif,
emosional dan moral.14
3. Pengembangan program life skill (pengembangan diri)
Program pengembangan diri merupakan kegiatan terstruktur di luar jam
pelajaran intrakurikuler yang bertujuan mengembangkan potensi diri anak yang
belum terakomodasi dalam pembelajaran di kelas. Program pengembangan diri ini
meliputi kegiatan wajib dan pilihan. Program pengembangan diri MI Ibnu Umar
diatur sebagai berikut:
Tabel
Kegiatan Pengembangan Diri MI Ibnu Umar
No Jenis Kegiatan Sifat Peserta
1 Komputer Pilihan I-VI
2 Renang Pilihan I-VI
3 Kegiatan pelayanan konseling Wajib I-VI
4 Elektronika Pilihan I-VI
5 Bahasa inggris Pilihan I-VI
6 Home industry Pilihan I-VI
7 Kewirausahaan Pilihan I-VI
Paparan data diatas menunjukkan bahwa MI Ibnu Umar menggunakan metode-
metode pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai al Qur‟an dan as-Sunnah
dalam proses pembelajarannya dan berpusat pada keaktifan siswa. Metode
pembelajaran seperti fun learning, active learning, cooperative learning adalah
strategi pembelajaran yang berusaha mengaktifkan siswa. Penggunaan metode-
metode pembelajaran modern seperti yang disebutkan diatas dilandasi oleh keinginan
untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, selain itu, penggunaan
14
Sumber dokumen KTSP MI Ibnu Umar Balikpapan tahun pelajaran 2016-2017.
84
metode tersebut mempertimbangkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki siswa
serta mengkorelasikan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari dan disesuaikan
dengan tahapan perkembangan psikologis siswa.
Metode dan strategi yang mencoba mengintegrasikan nilai-nilai al Qur‟an dan
Sunnah dalam kegiatan pembelajaran dilakukan dengan pembiasaan adab-adab bagi
seorang penuntut ilmu seperti memulai pembelajaran dengan berdo‟a, selain itu,
setiap konten/materi dihubungkan dengan nilai-nilai al Qur‟an dan Sunnah, dan
pembelajaran tersebut diakhiri dengan berdo‟a kembali.
f. Training guru
Dari perumusan framework, maka dilanjutkan dengan training guru agar
semua guru MI Ibnu Umar mempunyai framework sebagaimana framework yang
diharapkan yayasan Ibnu Umar Balikpapan. Dalam training tersebut dilakukan hal-
hal sebagai berikut:
1. Pembagian tugas mengajar
Pembagian tugas mengajar merupakan tahap awal sebelum dilakukan training
guru. Kejelasan tugas mengajar merupakan langkah awal bagi guru untuk
menentukan tujuan kurikuler.
2. Perumusan tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler umumnya dirumuskan dalam bentuk tujuan-tujuan
kompetensi. Dalam pengembangan tujuan kurikuler, MI Ibnu Umar telah
merumuskan beberapa standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki setiap peserta
didik, yaitu:
85
a. Berakidah lurus sesuai dengan al Quran dan sunnah
b. Memiliki kesadaran beribadah kepada Allah swt sesuai sunnah nabi
saw
c. Memiliki akhlak yang mulia baik kepada kedua orangtua dan juga
sesama.
d. Dapat membaca al Quran dengan baik dan benar
e. Menghafal al Quran sebanyak 6 juz
f. Berbahasa Arab aktif dan fasih
g. Dapat membaca dan memahami kitab berbahasa Arab sesuai
dengan perkembangan kecerdasannya
h. Hafal hadits minimal 50 hadits shohih pilihan
i. Lulus ujian akhir nasional dengan nilai baik.15
Paparan diatas menunjukkan bahwa tujuan kurikuler yang hendak dicapai MI
Ibnu Umar adalah out put yang berakidah lurus, memiliki kesadaran beribadah,
berakhlak mulia, mampu membaca al Qur‟an dan menghafalnya, mampu berbahasa
Arab dan memahami kitab berbahasa Arab, hafal hadits, dan lulus ujian.
Standar mutu tersebut umumnya sama dengan lembaga pendidikan Islam
lainnya. Namun demikian, ada unsur kekhasan yang dimiliki Ibnu Umar, yakni
lulusan yang bisa berbahasa Arab dengan fasih dan aktif dan menghafal hadits-hadits
pilihan. Kekhasan tersebut dilatarbelakangi oleh keinginan lembaga untuk melahirkan
output yang lebih berkualitas daripada lembaga pendidikan Islam lainnya
sebagaimana dikemukakan oleh guru bidang studi bahasa Arab Ibnu Umar, ustadzah
Halifah Mubarokah:
“tujuan yang ditetapkan oleh lembaga sangat berat sebenarnya, kami sebagai
pelaksana mencoba mewujudkan tujuan itu semampu kami, kayak siswa bisa
berbahasa arab secara fasih, itu dilakukan dengan cara orkestrasi benda-benda
di sekitar sekolah, pembiasaan komunikasi sederhana pake bahasa Arab, dll”.
Adapun target hafalan hadits sebanyak 50 hadits itu target selama 5 tahun, jadi
15
Sumber : Dokumen KTSP MI Ibnu Umar Balikpapan tahun pelajaran 2016-2017.
86
pertahunnya hanya 10 hadits saja. Adapun lulus dengan nilai baik ya
sebagaimana standar pemerintah/Diknas, dapat nilai B.16
Paparan data diatas memperjelas standar output atau lulusan yang diharapkan
bahwa lulusan Ibnu Umar bisa berbahasa Arab dengan fasih. Tujuan tersebut
dilakukan dengan cara mempraktekkan komunikasi sederhana dengan peserta didik
dalam interaksi sehari-hari, selain itu juga dilakukan orkestrasi benda-benda di
lingkungan sekitar sekolah. MI Ibnu Umar juga menginduk ke Kemenag dimana
secara otomatis wajib mengikuti kebijakan-kebijakan Kemenag sepeti ikut serta
dalam Ujian Sekolah (US). Sedangkan target nilai yang ditetapkan oleh Ibnu Umar
adalah mendapatkan nilai B yang jika diskalakan sekitar 65 – 75.
3. Perumusan tujuan instruksional
Pemerintah telah merumuskan isi kurikulum pada jenjang pendidikan dasar
dalam UU Sisdiknas N0. 20 Tahun 2003 pasal 37 yang menyatakan bahwa kurikulum
pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kejuruan,
serta muatan lokal.
MI Ibnu Umar memberikan keleluasaan kepada guru dalam mengembangkan
tujuan instruksional, pemilihan metode pembelajaran, maupun bentuk evaluasi
16
Wawancara dengan Ustadzah Halifah Mubarokah guru bidang studi bahasa Arab MI Ibnu
Umar Balikpapan, 9 Agustus 2016.
87
pembelajaran. Sebagaimana pernyataan ustadzah Halifah Mubarokah pengampu mata
pelajaran bahasa Arab, sebagai berikut:
“di sini kami diberikan kebebasan untuk mengembangkan tujuan instruksional
dengan syarat tidak keluar dari framework yang ditetapkan oleh lembaga”.17
Tujuan instruksional pada setiap mata pelajaran diserahkan kepada guru
masing-masing bidang studi, guru diberi keleluasaan untuk mengembangkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran ke dalam indikator-indikator
maupun tujuan pembelajaran.
4. Penyusunan perangkat mengajar
Hasil akhir dari training guru adalah tersusunnya perangkat mengajar sesuai
dengan amanah yang diberikan kepada masing-masing guru.
Dari uraian di atas baik dari data wawancara maupun data dokumentasi, dapat
ditarik beberapa kesimpulan bahwa:
a. MI Ibnu Umar melakukan perencanaan kurikulum setiap awal tahun pelajaran
yang dilakukan secara terbatas oleh ketua dan pembina yayasan Ibnu Umar,
kepala departemen pendidikan dan konsultan pendidikan Ibnu Umar.
Perencanaan kurikulum tersebut membahas tentang visi, misi dan tujuan lembaga
yang dalam istilah Ibnu Umar disebut dengan framework. Selain ketiga hal
tersebut, juga dirumuskan materi dan metode pembelajaran serta evaluasi
kurikulum.
17
Wawancara dengan ustadzah Halifah Mubarokah, guru bidang studi bahasa Arab MI Ibnu
Umar Balikpapan, 9 Agustus 2016.
88
b. Penentuan tujuan MI Ibnu Umar mengacu ke tujuan pendidikan nasional (aims).
Kemudian dijabarkan kembali menjadi tujuan instruksional (lembaga) dan
dilanjutkan dengan perumusan tujuan kurikuler/mata pelajaran dan tujuan
instruksional.
c. Penentuan isi/materi disusun dalam rangka mencapai tujuan kurikuler dan
instruksional.
d. Penentuan mata pelajaran berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai oleh MI
Ibnu Umar dengan mempertimbangkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki
oleh siswa dan siswinya.
e. Penentuan metode juga ditetapkan dengan mempertimbangkan tingkat
perkembangan berpikir dan emosional siswa MI Ibnu Umar.
f. Penentuan evaluasi dilakukan dalam rangka mengukur ketercapaian tujuan
instruksional / tujuan lembaga yang telah ditetapkan.
g. Setelah framework selesai dirumuskan, maka departemen dan konsultan
pendidikan membimbing dan melatih guru-guru MI Ibnu Umar untuk membuat
perangkat pembelajaran dengan mengacu kepada framework yang telah
ditetapkan oleh lembaga.
2. MI Raadhiyatan Mardhiyyah Putra
a. Rapat kerja dan Perencanaan kurikulum
MI RM Putra melakukan perencanaan kurikulum di awal tahun pelajaran
baru. Hal tersebut dijelaskan oleh kepala MI RM Putra, Bapak Sukirman:
89
“Perencanaan kurikulum MI RM Putra dilaksanakan setiap awal tahun
pelajaran atau sebelum tahun ajaran baru. Adapun yang terlibat dalam
perencanaan kurikulum tersebut adalah semua guru MI RM Putra, ada satu
pendamping dari yayasan. Dalam perencanaannya melibatkan pengawas
Diknas dan Kemenag serta konsultan informal. Dalam merancang kurikulum,
MI RM Putra diberi kebebasan. Pihak yayasan dalam hal ini LPPH hanya
memberikan rambu-rambu dan garis besarnya saja. Adapun secara teknis,
maka unit masing-masing yang merumuskannya.
“Dalam rapat kerja tersebut, kepala sekolah beserta dewan guru MI RM Putra
membahas rencana kerja yang akan dilakukan selama setahun ke depannya.
Salah satu rencana yang dibahas dalam rapat kerja tersebut adalah rencana
kurikulum”.18
Paparan diatas menunjukkan bahwa perencanaan kurikulum MI RM Putra
dilakukan di awal tahun pelajaran melalui rapat kerja. Perencanaan kurikulum MI
RM putra adalah dalam rangka menyiapkan program-program yang akan dijalankan
selama setahun ke depan. Perencanaan tersebut melibatkan semua komponen
pendidik dan tenaga kependidikan MI RM Putra dan dibantu pengawas Diknas,
Kemenag dan konsultan pendidikan.
Dalam kegiatan tersebut, MI RM Putra diberi kebebasan oleh LPPH dalam
mendesain kurikulum. Hanya saja ada batasan-batasan yang ditetapkan oleh LPPH
yang menjadi acuan bagi MI RM Putra dalam merancang kurikulumnya. Batasan-
batasan tersebut adalah titik tekan pada program unggulan yakni tahfidzul Qur‟an dan
pembiasaan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari terutama pembiasaan
sholat berjemaah lima waktu.
18
Wawancara dengan kepala MI RM Putra, Bapak. Sukirman tanggal 25 September 2016 di
mushollah MI Putra.
90
Senada dengan penjelasan kepala MI RM Putra, wakil kepala MI RM Putra
bidang kurikulum juga menjelaskan hal yang sama sebagaimana uraian wawancara
berikut:
“Perencanaan kurikulum di MI RM Putra dilakukan setiap menjelang awal
tahun pelajaran. Biasanya disebut rapat kerja (raker)”.19
Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa MI RM Putra melakukan
perencanaan kurikulum di awal tahun pelajaran. Perencanaan kurikulum tersebut
dikemas dalam bentuk rapat kerja (raker). Lebih jauh, wakil kepala MI RM Putra
menjelaskan bahwa sebelum dilaksanakan rapat kerja, terlebih dahulu diawali dengan
pra rapat kerja. Hal tersebut dijelaskan oleh wakil kepala bidang kurikulum MI RM
Putra, Bapak Moh. Ainun Naim, sebagai berikut:
“Sebelum raker dimulai, terlebih dahulu ada kegiatan pra raker dimana semua
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan terutama wakil-wakil kepala sekolah
mulai dari wakil kepala sekolah bidang kurikulum, bidang kesiswaan, bidang
sarana dan prasarana dan bidang humas membuat rencana kerja yang akan
dilaksanakan selama setahun ke depan. Kemudian hasil pra raker diplenokan
di rapat kerja sekolah”. Salah satu tugas wakil kepala sekolah bidang
kurikulum adalah menyiapkan rancangan kurikulum yang akan dijalankan
selama setahun”.20
Senada dengan penjelasan wakil kepala MI RM Putra, wali kelas MI RM
Putra Bapak Erwan, juga menjelaskan hal yang sama sebagaimana wawancara
berikut:
19
Wawancara dengan wakil kepala MI RM Putra bidang kurikulum pada tanggal 9 September
2016 di kantor MI RM Putra. 20
Wawancara dengan wakil kepala MI RM Putra bidang kurikulum pada tanggal 9 September
2016 di kantor MI RM Putra.
91
“kami melakukan raker sebelum memasuki tahun ajaran baru. Bahkan lebih
jauh kami melakukan pra raker. Dan kami dibagi dalam komisi-komisi yang
mana masing-masing komisi mempunyai tugas-tugas yang sudah ditetapkan
oleh kepala MI RM putra. Dan saya masuk dalam komisi kurikulum21
“.
Uraian diatas memperkuat penjelasan kepala dan wakil kepala MI RM Putra
bahwa perencanaan kurikulum dilakukan sebelum memasuki tahun pelajaran baru
dan diawali dengan kegiatan pra rapat kerja yang dibagi ke dalam komisi-komisi
yang bertugas untuk menyiapkan rancangan program masing-masing dan secara
khusus rancangan kurikulum MI RM Putra.
Terdapat tiga komisi dalam kegiatan raker tersebut sebaagaimana
disampaikan oleh Bapak Abdusy Syukur (guru bidang studi) dalam wawancara
berikut:
“dalam rapat kerja, kepala sekolah membagi guru-guru dalam tiga komisi.
Ada komisi kurikulum. Ada komisi diniyah. Dan ada komisi kesiswaan”22
.
Paparan data diatas menunjukkan bahwa perencanaan kurikulum MI RM
Putra dilakukan di awal tahun pelajaran dengan melibatkan pihak internal yang
meliputi semua pendidik dan tenaga kependidikan yang berada di MI RM Putra, dan
melibatkan pihak eksternal yang terdiri dari pengawas Diknas dan pengawas
Kemenag serta konsultan. Titik fokus dari rapat kerja MI RM Putra terbagi menjadi
tiga komisi, yaitu komisi kurikulum, komisi kesiswaan, dan komisi diniyah. Semua
komisi membuat rancangan program yang akan dilaksanakan selama setahun ke
21
Wawancara dengan wali kelas MI RM Putra, Bapak Erwan, S.H.I pada tanggal 19
November 2016. 22
Wawancara dengan guru bidang studi MI RM Putra, Bapak Abdusy Syukur pada tanggal 1
Desember 2016.
92
depan. Penyusunan rancangan program tersebut dilakukan pada saat pra raker.
Sedangkan pada saat raker adalah memplenokan hasil rancangan dari komisi-komisi
yang lain serta dari pengawas baik Diknas maupun Kemenag.
b. Merumuskan Tujuan Pendidikan
Proses penentuan tujuan MI RM Putra dilakukan berdasarkan hasil evaluasi
terhadap pencapaian tujuan kurikulum pada tahun sebelumnya. Artinya, MI RM Putra
melakukan perombakan tujuan jika visi dan misinya berubah. Namun jika visi dan
misinya tidak mengalami perubahan, MI RM Putra hanya menambah kriteria tujuan-
tujuan tersebut. Pada saat pembahasan terkait tujuan lembaga, MI RM Putra tidak
menitikberatkan pada tujuan instruksional. Sebab tujuan instruksional tidak
mengalami perubahan. Adapun yang menjadi titik tekan pada saat perumusan tujuan
adalah tujuan kurikuler atau tujuan pembelajaran. Keputusan terkait penetapan tujuan
kurikulum tersebut didasarkan pada hasil musyawarah dewan guru MI RM Putra.
Adapun tujuan pendidikan yang dirumuskan meliputi tujuan institusional,
tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.
1. Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga
pendidikan. Dalam menyusun tujuan institusional, MI RM Putra Balikpapan telah
merumuskannya sebagai berikut:
”Madarasah Ibtidaiyah Raadhiyatan Mardhiyyah Putra Balikpapan, didirikan
dengan tujuan memberikan bekal kepada peserta didik untuk memiliki tiga
karakter dasar yaitu :
1. Shaleh
a. Memiliki pemahaman yang benar tentang Dinul Islam.
93
b. Tumbuh kesadaran sebagai hamba-Nya dan rajin beribadah baik
yang wajib maupun sunnah.
c. Berakhlak mulia
d. Senang membaca dan mempelajari Al-Qur‟an.
e. Hafal Al Qur‟an lima juz.
f. Hafal 40 Hadits pilihan
g. Hafal 40 do‟a-do‟a piilihan dari al Qur‟an dan as Sunnah yang
shohih.
2. Cerdas
a. Gemar membaca, menulis, berbicara, berfikir logis, dan kreatif.
b. Pembelajar dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
3. Mandiri
a. Tumbuh kesadaran sebagai khalifah-Nya, memiliki jiwa
pemimpin dan mandiri.
b. Tumbuh sikap berani dan optimis,
c. Dapat mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki23
.
Tujuan institusional dapat juga disesuaikan dengan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang fungsi dan tujuan
pendidikan, yang berbunyi:
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan dikembangkannya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yangdemokratis serta bertanggung jawab”.24
Tujuan institusional yang telah dirumuskan MI RM Putra Balikpapan sesuai
penjabaran dari visi dan misi sekolah, yakni terwujudnya Madrasah Ibtidaiyah yang
integral, profesional dan amanah yang melahirkan peserta didik yang shaleh, cerdas
dan mandiri.
23
Sumber dokumen KTSP MI RM Putra tahun pelajaran 2016-2017. 24 Sumber dokumen KTSP MI RM Putra tahun pelajaran 2016-2017.
94
2. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler umumnya dirumuskan dalam bentuk tujuan-tujuan
kompetensi. Dalam pengembangan tujuan kurikuler, MI RM Putra Balikpapan telah
merumuskan beberapa standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki setiap peserta
didik yang dijabarkan dari tiga kata kunci utama, yakni sholeh, cerdas dan mandiri,
sebagaimana uraian berikut:
a. Memiliki pemahaman yang benar tentang Dinul Islam.
b. Tumbuh kesadaran sebagai hamba-Nya dan rajin beribadah baik yang
wajib maupun sunnah.
c. Berakhlak mulia
d. Senang membaca dan mempelajari al Qur‟an.
e. Hafal Al Qur‟an lima juz.
f. Hafal 40 Hadits pilihan
g. Hafal 40 do‟a-do‟a pilihan dari al Qur‟an dan as Sunnah yang shohih.
h. Gemar membaca, menulis, berbicara, berfikir logis, dan kreatif.
i. Pembelajar dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
j. Tumbuh kesadaran sebagai khalifah-Nya, memiliki jiwa pemimpin dan
mandiri.
k. Tumbuh sikap berani dan optimis,
l. Dapat mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki25
Tujuan kurikuler sebenarnya adalah untuk merefleksikan standar kompetensi
lulusan yang harus dimiliki oleh peserta didik pada setiap jenjang pendidikan dalam
satuan pendidikan tertentu. Setiap satuan pendidikan memiliki standar kompetensi
lulusan yang berbeda-beda, tergantung visi, misi, dan tujuan pendidikan yang telah
dirumuskan.
25
Sumber : Dokumen KTSP MI RM Putra tahun pelajaran 2016-2017.
95
3. Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional adalah tujuan yang harus dicapai setelah pembelajaran.
Pengembangan tujuan instruksional pada setiap mata pelajaran diserahkan pada guru
masing-masing bidang studi. Guru diberi keleluasaan untuk mengembangkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran ke dalam indikator-indikator
maupun tujuan pembelajaran.
Seperti yang disampaikan oleh Bapak Moh. Ainun Naim (waka kurikulum)
sebagai berikut:
“pengembangan tujuan instruksional kita serahkan kepada guru mata
pelajaran masing-masing, sebab kurikulum yang dari Diknas dan Kemenag
sudah tercantum di dalamnya tujuan-tujuan instrukional tersebut, hanya saja
jika guru ingin mengembangkan lebih dalam lagi, kita serahkan ke guru yang
bersangkutan. Walaupun begitu tetap disesuaikan dengan kalender akademik
madrasah”.26
Dari hasil wawancara dengan Bapak Moh. Ainun Naim menunjukkan bahwa
dalam melaksanakan kurikulum di kelas, guru melaksanakan garis-garis besar yang
sudah ditentukan oleh Diknas dan Kemenag. Walaupun demikian dalam melakukan
pengembangan tujuan instruksional, guru diberi keleluasaan selama waktu yang
tersedia mencukupi dan tidak melenceng dari tujuan institusi.
c. Bedah /modifikasi kurikulum
Struktur kurikulum MI RM Putra Balikpapan memuat tujuh kelompok mata
pelajaran, yaitu kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
26
Wawancara dengan kepala MI RM Putra, Bapak. Sukirman pada tanggal 25 September
2016 di mushollah MI Putra.
96
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran matematika
dan ilmu pengetahuan, kelompok mata pelajaran bahasa, kelompok mata pelajaran
estetika, kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan serta kelompok
mata pelajaran pengembangan diri. Dalam melakukan seleksi isi, MI RM Putra
Balikpapan mengembangkan beberapa isi/kurikulum.
Walaupun kurikulum MI RM Putra menginduk ke Diknas dan Kemenag,
namun MI RM Putra melakukan modifikasi. Hal tersebut disampaikan oleh wakil
kepala MI RM Putra bidang kurikulum sebagaimana paparan berikut:
“namun dalam pelaksanaannya dilakukan “modifikasi” atau penyesuaian
dengan kepentingan lembaga seperti penetapan nilai keunggulan dimana nilai
keunggulan yang ditetapkan oleh lembaga adalah tahfidzul Qur‟an. Sehingga
jam tahfidzul Quran menjadi dominan dalam desain kurikulum ini. Dalam
sepekan jam tahfidzul Quran bisa sampai 10 jam atau 5 kali tatap muka per
pekan”27
.
Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum MI RM Putra adalah
kurikulum Kemenag. Walaupun demikian, MI RM Putra melakukan modifikasi
kurikulum. Modifikasi tersebut dilakukan dikarenakan ada beberapa hal yang tidak
terdapat pada kurikulum pemerintah seperti tahfidzul Qur‟an. Modifikasi tersebut
juga berdampak terhadap pemangkasan jam-jam mata pelajaran yang seharusnya
menjadi kurikulum inti.
Penetapan program tahfidzul Qur‟an dilatarbelakangi oleh latar belakang MI
RM Putra yang merupakan lembaga pendidikan Islam. Saat ini hampir semua
lembaga pendidikan Islam menjadikan program tahfidzul Qur‟an sebagai program
27
Wawancara dengan wakil kepala bidang kurikulum MI RM Putra, bapak, Moh. Ainun
naim, 9 September 2016.
97
unggulan dan nilai tambah bagi sekolah. Selain alasan tersebut, al Qur‟an yang
menjadi sumber ilmu harus ditanamkan sejak dini kepada para siswa. Selain itu juga,
tahfidzul Qur‟an menjadi nilai jual bagi MI RM Putra.
Adapun terkait target hafalan bagi para siswa MI RM Putra sebanyak 5 Juz,
hal tersebut dilatarbelakangi oleh kemampuan SDM yang dimiliki MI RM Putra dan
keterbatasan metode yang kuasai oleh guru.
Dari modifikasi tersebut dan dari penjelasan kepala MI RM Putra, maka dapat
disimpulkan bahwa kurikulum yang digunakan MI RM Putra adalah kurikulum
integral. Yang dimaksud integral menurut MI RM Putra adalah perpaduan antara
kurikulum Kemenag, kurikulum Diknas dan kurikulum kepesantrenan.
Kurikulum kepesantrenan yang ditetapkan MI RM Putra meliputi pembiasaan
sholat 5 waktu secara berjemaah di mushollah khusus siswa MI RM Putra,
pembelajaran al Qur‟an yang dilaksanakan setiap ba‟da maghrib, tadarrus al Qur‟an
setiap selesai sholat isya‟ yang meliputi surat-surat pendek yang terdapat dalam juz
30 serta halaqoh (circle time).
Adapun organisasi kurikulum MI RM Putra Balikpapan adalah sebagai
berikut:
1. Muatan nasional Kemdiknas dan Kemenag
Mengacu pada standar kompetensi baku dari BSNP, muatan nasional terdiri
atas mata pelajaran pendidikan agama Islam, mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan, bahasa Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan sosial, ilmu
pengetahuan alam, seni budaya dan keterampilan, serta pendidikan jasmani, olahraga,
98
dan kesehatan. Muatan nasional Kemenag mengacu pada standar kompetensi baku
dari BSNP. Muatan nasional Kemenag terdiri dari al Qur‟an Hadits, fikih, akidah
akhlak, dan SKI.
2. Muatan lokal
Mengacu pada kurikulum yang disusun secara lokal sesuai visi dan misi MI
RM Putra Balikpapan, muatan lokal yang diterapkan, yaitu: bahasa Inggris, hafalan,
BTQ dan PKLH.
3. Program pengembangan diri
Pengembangan diri bertujuan memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri dapat dilakukan oleh guru yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan pembiasaan, dan kreativitas siswa. Adapun
kegiatan ekstrakurikuler MI RM Putra Balikpapan antara lain kepanduan/pramuka,
latihan kepemimpinan, keagamaan/kegiatan diniyah, dan olahraga.
Dalam muatan nasional, MI RM Putra Balikpapan mengambil isi dari KTSP
yang terdiri atas 8 mata pelajaran. Muatan nasional terdiri atas mata pelajaran
pendidikan agama Islam, mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, bahasa
Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, seni budaya
dan keterampilan, serta pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Selain muatan
nasional mata pelajaran umum, MI RM Putra juga mengambil isi dari K-13 untuk
mata pelajaran PAI yang terdiri dari al Qur‟an hadits, fikih, akidah akhlak, dan SKI.
99
Pengembangan muatan lokal bahasa Inggris, BTQ, Hafalan, dan PKLH
merupakan ciri khas yang dirumuskan MI RM Putra untuk mempresentasikan diri
sebagai sekolah Islam alternatif yang mampu melahirkan peserta didik yang sholeh,
cerdas dan mandiri.
Sedangkan tahfidzul Qur‟an bertujuan agar anak memiliki kemampuan
menghafal ayat-ayat al Qur‟an dan menumbuhkan kecintaan terhadap al Qur‟an.
Kegiatan diniyah merupakan kegiatan sholat 5 waktu dan halaqah yang diupayakan
untuk melahirkan kebiasaan sholat berjemaah 5 waktu sejak dini, demikian juga
halaqah adalah dalam rangka membiasakan diri pada siswa untuk membaca al
Qur‟an.
Dalam pengorganisasian pengalaman belajar peserta didik, MI RM Putra
Balikpapan telah mengembangkan pelbagai bentuk pengelolaan belajar, beberapa
program kegiatan, metode pembelajaran, dan program pengembangan diri (life skill).
1. Pengembangan pengelolaan belajar
MI RM Putra Balikpapan menggunakan sistem full day school dan semi
boarding. Hal ini dirancang dengan mempertimbangkan muatan kurikulum yang
digunakan. Kurikulum yang diterapkan MI RM Putra Balikpapan menggunakan tiga
muatan kurikulum yang berbeda, yaitu kurikulum Diknas, kurikulum Kemenag, dan
kurikulum kepesantrenan dengan waktu belajar terlihat dalam tabel berikut.
100
Tabel
Pembagian waktu kegiatan pembelajaran MI RM Putra Balikpapan
Kelas
Hari
Senin Selasa Rabu Kamis Jum‟at Sabtu
I-II 07.30-
11.35
07.30-
11.35
07.30-
11.35
07.30-
11.35
07.30-
09.50
07.30-
09.50
III-VI 07.30-
21.10
07.30-
21.10
07.30-
21.10
07.30-
21.10
07.30-
21.10
07.30-
21.10
Tabel di atas menunjukkan bahwa muatan kurikulum MI RM Putra
Balikpapan sangat padat dan syarat dengan berbagai kegiatan pembelajaran. Dengan
muatan kurikulum seperti itu maka dibutuhkan waktu pembelajaran yang cukup
banyak, sehingga menggunakan sistem full day school dan semi boarding.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Sukirman, sebagai berikut:
“Kurikulum MI RM Putra mengacu ke kurikulum Kemenag dan Diknas.
Namun kurikulum yang digunakan oleh MI RM Putra adalah kurikulum
integral. Sedangkan yang dimaksud dengan kurikulum integral adalah
kurikulum perpaduan antara kurikulum Kemenag, kurikulum Diknas dan
kepesantrenan. Salah satu alasan penggunaan kurikulum integral tersebut
adalah ada beberapa hal yang tidak tercantum dalam kurikulum pemerintah.
Dan itu diwujudkan dalam kurikulum kepesantrenan”.28
Sebelum pembelajaran, dilakukan apel pagi yang diisi dengan motivasi pagi
oleh guru secara bergantian. Setelah itu, dilanjutkan dengan kegiatan pembiasaan,
yakni bersih-bersih lingkungan yang didampingi oleh semua guru. Kemudian
dilanjutkan dengan sholat dhuha yang dilakukan di kelas dan dipandu wali kelas
masing-masing. Setelah itu, masuk jam pelajaran sesuai dengan jadwal masing-
28
Wawancara dengan kepala MI RM Putra, Bapak. Sukirman, pada tanggal 25 September
2016 di mushollah MI Putra.
101
masing. Pada pukul 09.050-10.05 istirahat. Setelah itu, dilanjutkan proses
pembelajaran kembali. Pukul 11:50 – 12.45 sholat dhuhur. Pukul 12.45 masuk
kembali ke kelas dan pada pukul 14:10 semua kegiatan pembelajaran di kelas
kegiatan diakhiri dengan motivasi, berdoa dan pulang. Kemudian dilanjutkan lagi
dengan sholat ashar berjemaah dan berhalaqah bersama guru, kemudian dilanjutkan
lagi dengan TPA yang dipandu oleh para ustadzah. Selesai TPA, semua siswa pulang
ke rumah masing-masing. Menjelang Maghrib, siswa-siswa datang kembali ke
mushollah untuk melaksanakan sholat Maghrib berjemaah dan dilanjutkan dengan
pembelajaran al Qur‟an yang dipandu oleh para ustadz/bapak guru. Masuk waktu
isya‟, dilaksanakan sholat berjemaah dan dilanjutkan dengan tadarrus al Qur‟an
berjemaah. Bagi siswa kelas III-VI, dilanjutkan dengan berasrama dengan kegiatan
utama bimbingan belajar dan sholat tahajjud berjemaah, kemudian dilanjutkan
dengan sholat shubuh dan berhalaqoh dan diakhiri dengan pulang ke rumah masing-
masing. Sedangkan kegiatan pembelajaran untuk kelas rendah, yakni kelas I-II hanya
berlangsung hingga jam 11.35, namun mereka tetap mengikuti kegiatan TPA yang
dilaksanakan ba‟da sholat ashar.
2. Pengembangan metode pembelajaran
Berikut adalah metode pembelajaran yang dikembangkan MI RM Putra
Balikpapan, guru bisa merancang penggunaan metode pembelajaran sesuai dengan
kajian materi dan karakteristik peserta didik. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
Bapak Sukirman, sebagai berikut:
102
“Kalo terkait dg pendekatan, startegi, metode, kita serahkan ke guru yang
bersangkutan. Karna guru yang lebih tahu dg pelajaran yang diampu. Cuma
kita ada kegiatan MRP, nah di MRP inilah guru-guru sharing jika menemui
kesulitan2 baik metode mengajar, pendekatan, mengatasi masalah belajar
anak, dll”.29
Walaupun penggunaan metode dan strategi pembelajaran diserahkan ke guru
mata pelajaran masing-masing, namun MI RM Putra mengharapkan agar
pembelajaran berlangsung secara aktif, inovatif, kreatif dan efektif dan
menyenangkan sebagaimana tercantum dalam dokumen KTSP MI RM Putra seperti
uraian berikut :
“Sistem pengajaran yang digunakan di MI Raadhiyatan Mardhiyyah Putra
menggunakan sistem konvensional dengan pendekatan Pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyengkan (PAIKEM).30
”
Penggunaan metode pembelajaran harus memperhatikan kekhassan masing-
masing mata pelajaran, kondisi siswa serta persediaan sarana prasarana sesuai dengan
hasil wawancara dengan Bapak Sukirman. Adapun metode yang sering digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar di MI RM Putra Balikpapan adalah metode ceramah,
metode tanya jawab, metode bermain, video pembelajaran, dan modelling
(keteladanan).
3. Pengembangan program life skill (pengembangan diri)
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
29
Wawancara dengan wakil kepala bidang kurikulum MI RM Putra tanggal 9 September
2016 di kantor MI RM Putra. 30
Sumber dokumen KTSP MI RM Pura tahun pelajaran 2016-2017.
103
kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan oleh guru atau tenaga
pendidik yang dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Adapun kegiatan pengembangan diri MI RM Putra Balikpapan antara lain:
Tabel
Kegiatan Pengembangan Diri MI RM Putra Balikpapan
No Hari Jam Ekstrakurikuler
1 Senin Ba‟da ashar Pramuka dan TPA
2 Selasa Ba‟da ashar Pramuka dan TPA
3 Rabu Ba‟da ashar Pramuka dan TPA
4 Kamis Ba‟da ashar Pramuka dan TPA
5 Jum‟at Ba‟da ashar Pramuka dan TPA
6 Sabtu 08.40 – 09.50 Olahraga dan sepak bola
7 Ahad 07.00-10.00 Kerja bakti (insidentil)
Kegiatan ekstrakurikuler terdiri dari ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler
pilihan yang dilaksanakan setiap hari sabtu dengan ketentuan pelaksanaan sesuai
jadwal. Tujuan umum pendidikan life skill adalah memfungsikan pendidikan sesuai
dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi peserta didik dalam menghadapi
perannya di masa mendatang secara menyeluruh.
d. Pembagian jam mengajar
Bedah kurikulum atau modifikasi kurikulum menghasilkan struktur kurikulum
yang akan dilaksanakan MI RM Putra selama setahun ke depan. Dari struktur
tersebut, maka dilanjutkan dengan pembagian tugas mengajar yang akan
dilaksanakan oleh masing-masing guru di MI RM Putra.
104
e. Penyusunan perangkat mengajar
Setelah pembagian tugas mengajar selesai, maka dilanjutkan dengan menyusun
perangkat mengajar yang menjadi tanggung jawab masing-masing guru mata
pelajaran.
Kesimpulan dari perencanaan kurikulum MI RM Putra adalah:
a. Perencanaan kurikulum MI RM Putra dilakukan di awal tahun pelajaran melalui
rapat kerja. Bahkan lebih jauh, raker tersebut diawali dengan kegiatan pra raker.
Dalam kegiatan pra raker dan raker itu sendiri, semua guru MI RM Putra
dilibatkan dalam kegiatan perencanaan kurikulum. Mereka dibagi menjadi tiga
komisi, yaitu komisi kurikulum yang bertugas untuk merancang kurikulum MI
RM Putra, komisi kesiswaan yang bertugas untuk merancang kegiatan
kesiswaan, dan komisi diniyah. Hasil rancangan ketiga komisi tersebut
diplenokan dalam rapat kerja MI RM Putra.
b. Perencanaann kurikulum MI RM Putra meliputi perencanaan tujuan dimana
tujuan MI RM Putra mengacu ke tujuan pendidikan nasional. Adapun terkait
dengan tujuan instruksional/lembaga, MI RM Putra membahasnya dalam
perencanaan kurikulum, namun tidak secara mendalam. Sedangkan tujuan
kurikuler/mata pelajaran tidak dibahas dalam kegiatan perencanaan, namun
dibahas dalam kegiatan mingguan yang disebut dengan MRP.
c. Pengorganisasian kurikulum/materi juga tidak mendapatkan porsi yang maksimal
karena sudah ada struktur baku yang ditetapkan oleh pemerintah walaupun
dilakukan modifikasi kurikulum. Modifikasi tersebut lebih menekankan kepada
105
jumlah jam tatap muka yang lebih dititikberatkan pada program unggulan, yakni
tahfidzul Qur‟an. Modifikasi tersebut juga berdampak terhadap pemangkasan
beberapa mata pelajaran yang dinilai kurang mendukung terhadap pencapaian
tujuan kurikuler dan lembaga.
d. Perumusan metode dan strategi MI RM Putra juga kurang mendapatkan porsi
yang maksimal dalam rapat kerja. Secara teknis, penetapan dan perumusan
metode dilakukan dalam kegiatan MRP yang dilakukan setiap hari sabtu.
e. Perumusan evaluasi hanya dilakukan secara garis besar saja. Adapun secara
teknis dibahas dalam kegiatan MRP.
3. MI Raadhiyatan Mardhiyyah Putri
a. Perencanaan kurikulum
MI RM Putri merupakan madrasah ibtidaiyyah yang ber-afiliasi ke Kemenag.
Dalam merencanakan kurikulum, MI RM Putri melakukannya di awal tahun pelajaran
melalui rapat kerja. Hal tersebut disampaikan oleh kepala MI RM Putri, Ibu Susanti,
sebagai berikut:
“Penyusunan rencana kurikulum MI RM Putri melalui rapat kerja (raker) di
awal tahun pelajaran dimana semua tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
MI RM Putri terlibat dalam penyusunan kurikulum tersebut. Rapat kerja ini
berlangsung selama dua hari berturut-turut” .31
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada saat rapat kerja adalah
sebagaimana dipaparkan oleh kepala MI RM Putri, Ibu Susanti:
31
Wawancara dengan kepala MI RM Putri dan wakil kepala bidang kurikulum pada tanggal
11 November 2016 di kantor MI RM Putri.
106
“Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada saat rapat kerja dalah (1). Evaluasi
program tahun pelajaran sebelumnya. Hal-hal yang dievaluasi adalah tingkat
ketercapaian program. Jika program tercapai, maka program tersebut
ditambah lagi targetnya dan dilanjutkan kembali pada tahun pelajaran
berikutnya. Adapun jika program tersebut belum tercapai, maka program
tersebut dijalankan kembali tanpa ada penambahan target, (2). merancang
program tahun berikutnya (rancangan program sudah ada)”.
“dalam menyusun kurikulum tersebut, MI RM Putri tidak menggunakan jasa
konsultan dari luar kecuali dari internal saja yakni dari MP3”.
“Dalam rapat kerja yang berlangsung selama dua hari tersebut, dokumen-
dokumen yang seharusnya langsung menjadi pedoman penyelenggaraan
kegiatan tidak langsung dibuat melainkan dibuat sambil berjalan. Salah satu
alasannya adalah tenaga pendidik dan kependidikan di MI RM Putri semuanya
terdiri dari ibu-ibu dimana hampir semua atau sebagian tenaga pendidiknya
bisa dipastikan membawa anak-anaknya ke sekolah. Jadi, kendalanya terletak
di tugas rutin ibu-ibu yang harus mengurusi urusan rumah tangga”.32
Paparan data diatas menunjukkan bahwa MI RM Putri melibatkan semua
komponen guru-gurunya. Sedangkan kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan
kurikulum tersebut adalah evaluasi program-program yang sudah dijalankan selama
setahun sebelumnya, evaluasi tersebut meliputi semua unsur yang terdapat dalam
sistem MI RM Putri yang meliputi kurikulum, kesiswaan, program unggulan,
pembiayaan, dan sarana dan prasarana. Aspek-aspek yang dievaluasi dalam
kurikulum meliputi ketercapaian tujuan per mata pelajaran, efektifitas pembelajaran,
dan kinerja guru.
b. Merumuskan Tujuan Pendidikan
Hasil evaluasi terhadap kurikulum tahun sebelumnya dapat mengambarkan
dan memberikan petunjuk untuk merumuskan tujuan pendidikan. Adapun tujuan
32
Wawancara dengan kepala MI RM Putri dan wakil kepala bidang kurikulum pada tanggal
11 November 2016 di kantor MI RM Putri.
107
pendidikan yang dirumuskan meliputi tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan
tujuan instruksional.
1. Tujuan Institusional
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar sesuai rumusan Badan
Nasional Standar Pendidikan (BNSP) dirumuskan mengacu kepada tujuan umum
pendidikan berikut:
”Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.”
Mengacu kepada tujuan tersebut, tujuan pendidikan yang dikembangkan MI
RM Putri adalah “Terwujudnya generasi Qur‟ani, yang Berakhlak Mulia, Cerdas, dan
Amanah”.
2. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler umumnya dirumuskan dalam bentuk tujuan-tujuan
kompetensi. Dalam pengembangan tujuan kurikuler, MI RM Putri telah merumuskan
beberapa standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki setiap peserta didik. Siswa
dinyatakan lulus apabila telah memenuhi ketentuan kelulusan yang telah ditentukan
oleh sekolah, baik yang mengacu pada kurikulum Diknas maupun kurikulum
Kemenag.
Adapun tujuan kurikuler MI RM Putri adalah sebagai berikut:
a. Siswa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, cerdas, dan
berakhlak mulia
b. Siswa memiliki pengetahuan dasar Islam dan Umum dan dapat
menerapkannya
c. Siswa memiliki keterampilan dasar berbahasa Arab dan Inggris
108
d. Siswa kreatif, terampil dan dapat mengembangkan diri secara terus
menerus
e. Lulusan Madrasah Ibtidaiyah Raadhiyatan Mardhiyyah Putri
mampu menghafal juz 29 dan 30.33
3. Tujuan Instruksional
Pemerintah telah merumuskan isi kurikulum pada jenjang pendidikan dasar
dalam UU Sisdiknas N0. 20 Tahun 2003 pasal 37, yang menyatakan bahwa
kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan agama,
pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga,
keterampilan/kejuruan, serta muatan lokal.
Tujuan kurikuler MI RM Putri dirinci kembali menjadi tujuan instruksional.
Penjabaran tujuan instruksional tersebut agar memudahkan guru dan siswa dalam
mencapai tujuan-tujuan yang spesifik. Di MI RM Putri guru diberi kebebasan dalam
mengembangkan tujuan instruksional, pemilihan metode pembelajaran, maupun
bentuk evaluasi pembelajaran. Sebagaimana pernyataan ustadzah Rasyidah selaku
wali kelas I, sebagai berikut:
“pada saat raker, pembahasan terkait tujuan per mata pelajaran tidak terlalu
kami bahas secara detail. Ada waktu khusus yang disediakan oleh madrasah,
yakni tiap hari sabtu tiap pecan, namanya MRP (Musyawarah rekayasa
Pembelajaran. Di situlah, kami membahas tujuan dari materi yang akan
diajarkan ke anak. Semua komponen mulai tujuan, metode, dan evaluasi, kami
bahasa dalam MRP tersebut”.34
33
Sumber : dokumen KTSP MI RM Putri tahun pelajaran 2016-2017. 34
Wawancara dengan wali kelas 1 MI RM Putri, ustadzah Rasyidah, 8 Desember 2016.
109
Dari hasil wawancara dengan ustadzah Rasyidah dapat diketahui bahwa guru
diberi wewenang untuk melakasanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaaan
dan selalu mengadakan koordinasi dengan guru-guru lain berkaitan dengan proses
pembelajaran. Hal tersebut dilakukan dalam kegiatan MRP yang dilakukan setiap hari
sabtu.
c. Rasionalisasi mata pelajaran
Struktur KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, menurut
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal
6 ayat 1, menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri dari kelompok mata
pelajaran. Kelompok mata pelajaran tersebut meliputi kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
keperibadian, kelompok mata pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan, kelompok
mata pelajaran bahasa, kelompok mata pelajaran estetika, kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan serta kelompok mata pelajaran pengembangan diri.
Adapun organisasi kurikulum MI RM Putri adalah sebagai berikut:
1. Kurikulum Pendidikan Nasional
Kurikulum ini mengacu kepada kebijakan Diknas yang terdiri dari kurikulum
nasional dan kurikulum Kemenag serta kurikulum muatan lokal. Muatan nasional
Diknas dan Kemenag mengacu pada standar kompetensi baku dari BNSP, muatan
nasional terdiri atas mata pelajaran pendidikan agama, mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan (PKn), bahasa Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan sosial,
110
ilmu pengetahuan alam, seni budaya dan keterampilan, serta pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan.
2. Kurikulum Kemenag
Kurikulum ini mengacu kepada kebijakan Kementerian Agama. Adapun mata
pelajaran yang termasuk kurikulum Kemenag antara lain Qur‟an hadits, fikih, akidah
akhlak, dan sejarah kebudayaan Islam.
3. Muatan lokal kepesantrenan
Mengacu pada kurikulum yang disusun secara lokal sesuai visi dan misi MI
RM Putri Balikpapan, muatan lokal yang diterapkan adalah sebagai berikut:
a. Bahasa Inggris, Muatan lokal ini bertujuan untuk memberikan
keterampilan komunikasi sederhana dalam bahasa Inggris.
b. PKLH. Muatan lokal PKLH bertujuan untuk menumbuhkan
cinta lingkungan dan budaya hidup bersih.
c. Tahfidzul Qur‟an, bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan
kepada al Qur‟an sejak dini.
4. Program pengembangan diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri bertujuan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan
minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Pengembangan diri MI RM Putri Balikpapan meliputi pengembangan
kurikulum minat dan bakat, kurikulum ini menitikberatkan kepada penelusuran minat
111
bakat dan pendampingan menuju terbangunnya budaya hidup disiplin pada diri siswi.
Kegiatan pengembangan diri ini berupa kegiatan rutin dan terprogram yang terinci
sebagai berikut:
a. Rutin, terdiri dari kegiatan upacara, apel pagi, ta‟lim awal dengan
membaca surat-surat pendek, dan sholat dhuha bersama.
b. Terprogram, meliputi kegiatan pramuka, TPA, dan keterampilan
serta engslih club
Dalam muatan nasional, MI RM Putri Balikpapan mengambil isi dari KTSP
yang terdiri atas 8 mata pelajaran. Semua muatan ini mengacu pada standar
kompetensi baku dari BNSP. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Walidah (waka
kurikulum) sebagai berikut:
“Kurikulum MI RM Putri terdiri dari tiga kurikulum yakni;
1. Kurikulum Diknas. khusus mata pelajaran-mata pelajaran umum
2. Kurikulum Kemenag. khusus mata pelajaran-mata pelajaran agama
3. Kurikulum kepesantrenan. Program unggulan MI RM Putri”.35
Aspek esensial pengembangan kurikulum PAI di MI RM Putri Balikpapan
adalah pengembangan standar isi dan standar lulusan dalam perilaku keagamaan dan
life skill, seperti praktek ibadah, baca tulis al Qur‟an, hafalan surat-surat pendek
maupun hadits, dll.
Pengembangan muatan lokal bahasa Inggris merupakan ciri khas yng
dirumuskan MI RM Putri Balikpapan. Bahasa Inggris bertujuan menunjukkan
35
Wawancara dengan kepala dan wakil kepala MI RM Putri, Ibu Susanti, S.Sos.I dan Ibu Ida
Humairoh, S.Sos.I pada tanggal 11 november 2016.
112
kemampuan dasar dalam mengenal bahasa komunikasi internasional bahasa Inggris.
Baca Tulis Al Qur‟an, merupakan muatan lokal kepesantrenan. Muatan lokal Baca
Tulis al Qur‟an mempunyai tujuan untuk menunjukkan kemampuan dalam membaca
dan menulis al Qur‟an sebagai awal kecintaan dan kesadaran bahwa al Qur‟an
merupakan pegangan hidup. Muatan isi dalam program pengembangan diri (life skill)
merupakan organisasi terpadu (integrated curriculum) yang menekankan pada
kebutuhan/pengalaman peserta didik.
Sedangkan organisasi kurikulum MI RM Putri adalah mata pelajaran terpisah-
pisah (separated curriculum) dan bidang studi (broad field) sebagaimana terdapat
dalam dokumen KTSP MI RM putri sebagai berikut:
“Struktur kurikulum MI Raadhiyatan Mardhiyyah Putri terbagi menjadi empat
bagian, yaitu;
a. Mata pelajaran agama yang terdiri dari; Ta‟lim awal (sholat dhuha dan
tahfidzul Qur‟an), Qur‟an hadits, Akidah akhlak, Fikih, dan SKI
b. Mata pelajaran umum yang terdiri dari; PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa
arab, Matematika, IPA, IPS, dan Pendidikan jasmani dan kesehatan
c. Mata pelajaran muatan lokal yang terdiri dari; Bahasa Inggris, PKLH, dan
Tahfidzul qur‟an
d. Ekstra kurikuler yang terdiri dari; TPA, English club, Keterampilan,
Pramuka.36
Paparan data diatas memperlihatkan bahwa organisasi mata pelajaran yang
digunakan MI RM Putri adalah organisasi mata pelajaran yang dibagi menjadi dua,
yaitu, pertama mata pelajaran terpisah-pisah (separated curriculum) yang terdiri dari
Qur‟an hadits, fikih, akidah akhlak, SKI, PKn, bahasa Indonesia, bahasa Arab, dan
36
Sumber : dokumen KTSP MI RM Putri tahun pelajaran 2016-2017.
113
matematika, bahasa Inggris, dan tahfidzul Qur‟an, kedua, mata pelajaran gabungan
(correlated curriculum/broad field curriculum) yang terdiri dari IPA dan IPS.
Paparan diatas juga memberikan indikasi bahwa dalam perumusan mata
pelajaran, MI RM Putri langsung mengacu ke mata pelajaran/struktur kurikulum yang
sudah ditetapkan oleh Diknas dan Kemenag. Adanya penambahan beberapa mata
pelajaran seperti tahfidzul Qur‟an juga memberikan konsekwensi terhadap sistem
penyelenggaraan pembelajaran di MI RM Putri.
MI RM Putri juga menetapkan program unggulan. Dari pemaparan data diatas
terlihat bahwa program tahfidzul Qur‟an menjadi kurikulum inti dan menjadi
brand/merk yang dirancang untuk menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan
putrinya ke MI RM Putri.
Dari paparan data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan
kurikulum MI RM Putri adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan media rapat kerja di awal tahun pelajaran. Kegiatan yang
dilakukan dalam perencanaan kurikulum adalah evaluasi kurikulum
sebelumnya, perumusan struktur kurikulum, pembagian jam mengajar,
penentuan KKM, dan kalender akademik
2. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum gabungan (integral) antara
kurikulum Diknas, Kemenag dan kepesantrenan.
3. Adapun analisis tujuan kurikulum hanya digunakan untuk menggali bakat dan
minat siswa pada bidang ekstrakurikuler dan program unggulan yakni tahfidzul
114
Qur‟an. Sedangkan untuk mata pelajaran-mata pelajaran umum, MI RM Putri
hanya mengikuti ketentuan yang berlaku dari Kemenag.
4. Sedangkan materi dan organisasi kurikulum, MI RM Putri hanya mengikuti
ketetapan yang berlaku dari Kemenag.
5. Sedangkan strategi dan metode dibahas hanya sepintas saja dalam kegiatan
perencanaan kurikulum tersebut. Selebihnya dibahas secara detail di kegiatan
MRP.
6. Evaluasi ditetapkan sejak awal dalam perencanaan kurikulum MI RM Putri.
Evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi pembelajaran yang menilai tiga aspek
yakni kognitif, afektif dan psikomotorik.
C. Implementasi kurikulum
1. MI Ibnu Umar Balikpapan
Dalam implementasi kurikulum, MI Ibnu Umar Balikpapan melakukan
monitoring sebagaimana dikemukakan oleh kepala departemen pendidikan yayasan
Ibnu Umar Balikpapan sebagai berikut:
“Adapun peran kepala sekolah adalah memantau dan memonitoring
kurikulum MI Ibnu Umar Balikpapan. Namun, monitoring yang dilakukan
belum maksimal. Hal itu disebabkan oleh adanya perubahan sistem dan
vacumnya kepala sekolah selama satu bulan” .37
37
Wawancara dengan kepala departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar Balikpapan pada
tanggal 8 Agustus 2016.
115
Untuk memastikan bahwa konsep kurikulum berjalan sesuai dengan rencana,
MI Ibnu Umar Balikpapan melakukan monitoring yang dilakukan oleh kepala
madrasah. Walaupun sempat terjadi kekosongan kepala sekolah di MI Ibnu Umar,
namun dalam prakteknya kepala madrasah melakukan monitoring kurikulum yang
dijalankannya.
Selain monitoring, MI Ibnu Umar Balikpapan juga melakukan peningkatan
kompetensi guru sebagaimana dikemukakan kepala departemen pendidikan yayasan
Ibnu Umar Balikpapan sebagai berikut:
“Hal tersebut juga disebabkan oleh adanya gap yang cukup besar terutama
dalam hal kompetensi. Usaha untuk menutup gap adalah dengan cara
memberikan pelatihan sebanyak 4 kali dalam setahun”.38
Salah satu kendala dalam implementasi kurikulum adalah kompetensi guru
yang belum sesuai standar. Demikian pula halnya dengan MI Ibnu Umar Balikpapan
juga mendapati jarak antara konsep dengan realita kompetensi gurunya. Oleh karena
itu, upaya untuk mewujudkan implementasi kurikulum adalah dengan meningkatkan
kompetensi guru melalui pelatihan dan bimbingan yang dilakukan secara berkala.
MI Ibnu Umar Balikpapan juga memberikan bimbingan kepada semua guru-
guru yang berada di bawah naungannya. Hal tersebut dilakukan agar standar yang
dimiliki guru MI Ibnu Umar sesuai dengan harapan stakeholder sebagaimana
dijelaskan oleh kepala departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar Balikpapan
sebagai berikut:
38
Wawancara dengan kepala departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar Balikpapan pada
tanggal 8 Agustus 2016.
116
“Setelah guru mencapai standar-standar tersebut, maka salah satu kewajiban
guru adalah menyelesaikan perangkat mengajarnya selama satu tahun.” 39
Paparan diatas memberikan gambaran bahwa kompetensi guru menjadi sesuatu
yang mutlak pada guru-guru MI Ibnu Umar Balikpapan. Sebab dalam
mengimplementasikan kurikulum, guru merupakan ujung tombaknya.
Selain monitoring dan, MI Ibnu Umar Balikpapan juga menetapkan SOP
mengajar. Hal tersebut dikemukakan oleh kepala departemen pendidikan yayasan
Ibnu Umar Balikpapan berikut ini;
“semua guru yang mengajar di sini tidak boleh bawa HP ke kelas. Semua HP
wajib ditaruh di ruang guru. Kalo ketahuan, maka akan mendapat teguran dari
yayasan, selain itu, H-1, guru-guru wajib menyiapkan rencana pembelajaran
untuk esok harinya”.40
Selain dari wawancara, peneliti juga melakukan observasi kegiatan belajar
mengajar dimana tempat belajar bagi siswa terpisah dengan siswa. Demikian juga
tempat bapak-bapak guru dengan ibu-ibu guru juga terpisah. Selain itu, semua guru
wajib menyusun rencana kegiatan belajar untuk hari berikutnya sebelum pulang ke
rumah masing-masing.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kurikulum di MI
Ibnu Umar Balikpapan dimonitor oleh kepala madrasah. Hal tersebut dilakukan
karena sebagus apapun sebuah konsep perencanaan, jika tidak dilaksanakan, maka
konsep tersebut tidak akan memberikan perubahan dan peningkatan.
39
Wawancara dengan kepala departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar Balikpapan pada
tanggal 8 Agustus 2016. 40
Observasi kegiatan pembelajaran MI Ibnu Umar Balikpapan.
117
Dari paparan diatas terkait dengan implementasi kurikulum MI Ibnu Umar
Balikpapan, dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
a. Implementasi kurikulum merupakan upaya untuk menerapkan konsep kurikulum
yang sudah dirancang sebelum memasuki tahun ajaran baru.
b. Monitoring merupakan salah satu upaya untuk memastikan bahwa implementasi
kurikulum sesuai dengan rencana. Monitoring kurikulum dilakukan oleh kepala
madrasah yang dilakukan secara berkala.
c. Komponen pokok dalam implementasi kurikulum adalah guru. Guru merupakan
pelaksana konsep perencanaan. Terkadang kompetensi yang diharapkan jauh
dengan konsep perencanaan. Perencanaan merupakan sesuatu yang ideal dan
memerlukan pelaksana yang memenuhi standar tertentu. Oleh karena itu, MI
Ibnu Umar Balikpapan memberikan pelatihan dan bimbingan agar dalam
implementasi kurikulum sesuai dengan perencanaan.
d. Selain monitoring dan pelatihan, MI Ibnu Umar Balikpapan juga menetapkan
sejumlah standar dalam implementasi kurikulum berupa SOP.
2. MI Raadhiyatan Mardhiyyah Putra
Setelah melakukan perencanaan kurikulum, maka kurikulum tersebut
dilaksanakan. Dalam mengimplementasikan kurikulum, MI RM Putra melakukan
kontrol dan monitoring sebagaimana uraian berikut:
“Sedangkan untuk kontrol kurikulum, maka hal tersebut dilakukan oleh kepala
dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum MI Raadhiyatan Mardhiyyah
Putra Balikpapan. Kontrol tersebut terjadwal yang terbagi menjadi:
118
1. Bulan pertama kontrol display kelas
2. Bulan ketiga administrasi
Kontrol dan monitoring kurikulum dilakukan dengan mengacu kepada
cecklist (isian). Kemudian hasil cecklist diperlihatkan kepada guru terkait dan
diminta untuk mengecek apakah sesuai atau tidak dengan kenyataan yang ada.
Kemudian jika sesuai, maka guru tersebut diminta untuk menandatangani
hasil cecklist tersebut. Kontrol guru juga dilakukan dalam kaitannya dengan
perangkat pembelajaran yang meliputi silabus dan RPP”.
Konsep kurikulum yang sudah disusun harus diimplementasikan dalam
pembelajaran. Konsep yang bagus sekalipun tidak akan terlihat keunggulannya jika
belum diimplementasikan. Oleh karena itu, untuk mengetahui keberhasilan atau
ketercapaian konsep kurikulum tersebut, maka harus diimplementasikan dalam
pembelajaran.
Berdasarkan paparan data di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam proses
implementasi kurikulum, kepala MI RM Putra Balikpapan melakukan kontrol dan
monitoring yang terjadwal, yaitu bulan pertama berkaitan dengan display kelas,
sedangkan bulan ketiga berkaitan dengan administrasi. Kontrol administrasi berkaitan
dengan perangkat mengajar seperti silabus dan RPP.
Selain mengontrol dan memonitor display dan administrasi, kepala MI RM
Putra Balikpapan juga melakukan kontrol dalam bidang lainnya sebagaimana paparan
data wawancara berikut:
“setiap sabtu, ada kegiatan MRP. Dalam kegiatan MRP tersebut kami sharing
antar sesama guru terkait dengan kesulitasn-kesulitan dalam pembelajaran.
Upaya untuk mengimplementasikan kurikulum tidak selamanya lancar dan
berjalan dengan baik. Setidaknya komponen guru yang menjadi komponen utama
119
pelaksana kurikulum harus memenuhi standar tertentu. Oleh karena itu, pihak sekolah
melakukan upaya-upaya dalam rangka meningkatkan kompetensi tenaga pendidiknya
agar sesuai dengan rencana sebagaimana dikemukakan oleh kepala MI RM Putra
Balikpapan, bapak Sukirman, sebagai berikut:
“Masalah SDM. Masih kurang dalam bidang keguruan. Rata-rata guru MI
Raadhiyatan Mardhiyyah Putra adalah alumni ilmu murni seperti alumni STIS
Hidayatullah Balikpapan, STAI Lukman al Hakim Hidayatullah Surabaya.
Secara keilmuan cukup namun secara pedagogik agak kurang.
Untuk menangani masalah kekurangan dalam SDM, maka yayasan
memberikan pelatihan satu kali dalam satu semester. Hal itu pun juga
tergantung kondisi keuangan yayasan. Selian itu, guru-guru juga diikutkan
dalam KKG SD, KKG MI sekali dalam sebulan”.
Senada dengan penjelasan kepala MI RM Putra Balikpapan, wakil kepala MI
RM Putra Balikpapan juga menjelaskan kendala-kendala dalam pelaksanaan
kurikulum MI RM Putra sebagai berikut:
“Kendala utama dalam pelaksanaan kurikulum adalah SDM. Rata2 guru MI
RM Putra bukan berlatar belakang kependidikan dan dengan kompetensi yang
jauh dari harapan”41
.
Dari uraian diatas jelas bahwa dalam rangka menjaga rencana kurikulum
berjalan sebagaimana diharapkan, maka MI RM Putra Balikpapan bersama wakil
kepala bidang kurikulum melakukan kontrol dan monitoring. Dalam melakukan
kontrol dan monitoring, kepala MI RM Putra Balikpapan menggunakan check list
(isian) yang berisi point-point penilaian dan monitoring.
41
Wawancara dengan wakil kepala MI RM Putra bidang kurikulum, 09 september 2016.
120
Kendala utama dalam pelaksanaan kurikulum adalah SDM. Rata-rata guru MI
RM Putra Balikpapan bukan berlatar belakang non kependidikan dan dengan
kompetensi yang jauh dari harapan.
Dari paparan data diatas, dapat disimpulkan bahwa implementasi kurikulum
MI RM Putra Balikpapan sebagai berikut:
a. Implementasi kurikulum MI RM Putra Balikpapan diupayakan berjalan
sebagaimana sudah dirumuskan dalam perencanaan kurikulum.
b. Kendala utama yang dihadapi MI RM Putra Balikpapan dalam
mengimplementasikan kurikulum adalah kompetensi SDM/guru. Oleh karena itu,
kepala MI RM Putra Balikpapan melakukan supervisi administrasi yang meliputi
perangkat mengajar guru yang dilakukan setiap hari sabtu dalam kegiatan MRP.
Selain supervisi administrasi, kepala madrasah juga melakukan supervisi display
kelas yang dilakukan pada bulan ketiga. Selain supervisi, guru-guru MI RM
Putra Balikpapan juga diikutsertakan dalam kegiatan KKG Sekolah dasar dan
KKG Madrasah Ibtidaiyyah yang dikoordinir oleh Kemenag kota Balikpapan dan
diikuti oleh MI yang berada di bawah naungan Kemenag Kota Balikpapan.
c. Selain upaya-upaya tersebut, kepala madrasah memanfaatkan pertemuan-
pertemuan rutin seperti rapat-rapat dan MRP untuk melakukan sharing kendala-
kendala dalam melaksanakan tugas mengajar di kelas masing-masing.
121
3. MI RM Putri Balikpapan
Setelah melakukan perencanaan kurikulum dan mengimplementasikannya,
maka MI RM Putri Balikpapan melakukan kontrol dan monitoring terhadap
implementasi kurikulum sebagaimana dituturkan oleh kepala dan wakil kepala MI
RM Putri Balikpapan, Ibu Susanti dan Ibu Walidah, sebagai berikut :
“Kontrol kurikulum dilaksanakan setiap bulan oleh kepala sekolah dan wakil
kepala sekolah bidang kurikulum”.42
Untuk memastikan bahwa pelaksanaan kurikulum MI RM Putri Balikpapan
sesuai dengan perencanaan awal, maka MI RM Putri Balikpapan melakukan MRP
atau Musyawrah Rekayasa Pembelajaran sebagaimana dijelaskan oleh kepala MI RM
Putri Balikpapan sebagai berikut :
Ada kegiatan MRP (Musyawarah Rekayasa Pelajaran) yang dilaksanakan
setiap pekan sekali yakni setiap hari sabtu. Semua guru harus wajib
menyiapkan dan membuat bahan ajar yang akan diajarkan kepada siswi-
siswinya selama sepekan dan diperlihatkan kepada wakasek kurikulum
kemudian ke kepala sekolah”43
.
Bahkan lebih jauh dalam kegiatan MRP tersebut dilakukan pre-teaching
sebagaimana dikemukakan oleh kepala MI RM Putri Balikpapan, Ibu Susanti sebagai
berikut:
“dalam kegiatan MRP tersebut, setelah selesai membuat perangkat
mengajarnya, maka kami melakukan pre-teaching, ya semacam micro
teaching lah”. Selain itu, semua guru juga diikutkan dalam KKG SD, KKG
MI sekali dalam sebulan”. 44
42
Wawancara dengan wakil kepala bindag kurikulum MI RM Putri, Ibu Walidah pada
tanggal 09 september 2016. 43
Wawancara dengan kepala dan wakil kepala MI RM putri, Ibu Susanti dan Ibu Walidah
pada 11 november 2016. 44
Wawancara dengan kepala MI RM Putri, Ibu Susanti pada tanggal 1 desember 2016.
122
Selain kontrol yang dilakukan oleh internal MI RM Putri Balikpapan, pihak
eksternal juga melakukan kontrol sebagaimana dikemukakan oleh kepala MI RM
Putri Balikpapan dan wakil kepala MI RM Putri Balikpapan, Ibu Susanti dan Ibu
Walidah, berikut ini;
“kontrol juga dilakukan oleh pihak Diknas seperti kontrol perangkat mengajar
guru. Itu dua kali dalam setahun biasanya. Tapi itu hanya bagi guru-guru yang
sudah mendapatkan insentif dari pemerintah kota Balikpapan. Evaluasi juga
dilakukan oleh pengawas Kemenag. Itu juga dua kali dalam setahun. Itu juga
bagi guru-guru yang sudah mendapatkan tunjangan profesi guru”.45
Dari paparan data diatas, dapat disimpulkan bahwa implementasi kurikulum di
MI RM Putri Balikpapan diupayakan berjalan sebagaimana dalam perencanaan.
Untuk itu, MI RM Putri Balikpapan menguatkan implementasi kurikulumnya dengan
cara melakukan MRP yang memuat kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Selain itu, untuk memastikan kesiapan guru dalam mengajar,
MI RM Putri Balikpapan tidak hanya menekankan pada aspek perangkat
pembelajaran saja, namun lebih jauh dilakukan pre-teaching bagi semua guru-guru
MI RM putri Balikpapan.
Selain upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala madrasah, kontrol
implementasi kurikulum juga dilakukan oleh pihak eksternal seperti yang dilakukan
oleh pengawas Diknas dan pengawas Kemenag. Kontrol yang dilakukan oleh pihak
pengawas lebih menekankan pada ada dan lengkapnya perangkat mengajar guru.
45
Wawancara dengan kepala MI RM Putri, Ibu Susanti, pada tanggal, 1 desember 2016.
123
Sebab hal tersebut menjadi syarat untuk seorang guru mendapatkan insentif dari
pemerintah selain syarat-syarat dan ketentuan lainnya.
D. Evaluasi kurikulum
1. MI Ibnu Umar Balikpapan
Komponen terakhir yang menjadi titik pembahasan dalam perencanaan
kurikulum MI Ibnu Umar adalah evaluasi kurikulum. Hal tersebut dijelaskan oleh
kepala departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar Balikpapan berikut:
“sebagaimana sekolah pada umumnya, kami juga merencanakan evaluasi
kurikulum dan evaluasi pembelajaran. Evaluasi kurikulum kami lakukan
setahun sekali. Sedangkan evaluasi pembelajaran kami rencanakan empat kali
dalam setahun yakni mid semester ganjil dan genap serta ulangan semester
ganjil dan genap. Karena kita ber-afiliasi ke Kemenag dan Diknas, maka
untuk kelas akhir, yakni kelas VI, ada ujian UASBN”.46
Paparan data di atas dapat dijelaskan bahwa dalam proses perencanaan
kurikulum, MI Ibnu Umar Balikpapan juga merencanakan evaluasi kurikulum.
Evaluasi yang direncanakan adalah evaluasi mid semester yang dilaksanakan dua kali
dalam setahun yakni mid semester ganjil dan mid semester genap, selain evalausi
tersebut juga dilakukan evaluasi semester ganjil dan evaluasi semester genap. Semua
kegiatan evaluasi tersebut dilakukan oleh internal MI Ibnu Umar Balikpapan.
Sedangkan evaluasi yang dilakukan oleh eksternal seperti Diknas dan Kemenag
berupa UASBN.
46
Wawancara dengan kepala Ibnu Umar Balikpapan, Bapak Rahmat 8 Desember 2016.
124
Evaluasi adalah upaya untuk mengendalikan mutu/kualitas kurikulum, maka
tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk mengetahui efektifikas perencanaan dan
implementasi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan kurikulum. Evaluasi
kurikulum MI Ibnu Umar Balikpapan meliputi evaluasi kurikulum yang dilakukan
setahun sekali, sedangkan untuk evaluasi pembelajaran dilakukan sebanyak empat
kali dalam setahun. Baik evaluasi kurikulum maupun pembelajaran dilakukan oleh
internal MI Ibnu Umar Balikpapan. Sedangkan evaluasi yang dilakukan oleh
ekstrenal dilakukan oleh Kemenag dan Diknas seperti UASBN.
Kepala departemen pendidikan yayasan Ibnu Umar Balikpapan menambahkan
bahwa:
“Sebelum 2015, evaluasi kurikulum dilakukan secara formal setahun sekali
yang dilakukan oleh kepala sekolah. Walaupun MI Ibnu Umar melakukan
evaluasi kurikulum, namun belum ada mekanisme pelaporan dimana hal
tersebut disebabkan oleh sedikitnya intervensi yayasan Ibnu Umar terhadap
kurikulum yang dijalankannya. Namun, setelah 2015 ini, sistem evaluasi
kurikulum akan diintegrasikan dengan sistem informasi manajemen berbasis
web dan mobile phone berbentuk aplikasi”.47
Sebagaimana kita ketahui, hasil belajar meliputi tiga aspek, yakni kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Karena itu, evaluasi yang dilaksanakan di MI Ibnu Umar
tidak hanya menekankan pada salah satu aspek hasil belajar saja, melainkan seluruh
aspek dievaluasi dengan bobot yang berimbang. Evaluasi juga ditekankan pada proses
perubahan yang dilakukan oleh peserta didik dalam uasahanya mencapai kondisi
47
Wawancara dengan kepala MI Ibnu Umar Balikpapan, Bapak Rahmat, tanggal 8 Desember
2016.
125
yang lebih baik dan peserta didik mengalami perubahan dibandingkan dengan
keadaan mereka semula.
Adapun evaluasi yang diterapkan di MI Ibnu Umar Balikpapan meliputi tiga
aspek sebagiaman dikemukakan oleh Ummu Ken sebagai berikut:
“Kognitif, afektif dan psikomotorik. Kalau tahfidz yang dievaluasi tingkat
ketercapaian target sama kekuatan hafalan. Ada yang dilakukan oleh guru
mata pelajaran. Ada yang dilakukan oleh sekolah. Ada yang dilakukan oleh
pemerintah. Secara formal 4 kali. 5 dengan tahfidz. Kalo kelas 6, biasanya ada
UAS”.48
Paparan data diatas menunjukkan bahwa evaluasi pembelajaran menekankan
pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Evaluasi juga dilakukan oleh pendidik
di kelas yang bersangkutan. Kegiatan penilaian tersebut merupakan bentuk
implementasi evaluasi, sebagai bentuk laporan perkembangan peserta didik baik
secara kuantitaif maupun kualitatif.
Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa MI Ibnu Umar Balikpapan
melakukan evaluasi kurikulum yang dilakukan setahun sekali oleh kepala sekolah
bersama jajarannya. Namun evaluasi tersebut masih dirasa belum maksimal dalam
proses evaluasinya. Adanya kebijakan baru di MI Ibnu Umar Balikpapan
mengharuskan evaluasi kurikulum menjadi sesuatu yang integral dalam sistem
manajemen informasi Ibnu Umar.
48
Wawancara dengan kepala departemen pendidikan MI Ibnu Umar Balikpapan, 8 Agustus
2016.
126
Selain evaluasi kurikulum, MI Ibnu Umar Balikpapan juga melakukan
evaluasi kurikuler/pembelajaran sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah MI
Ibnu Umar Balikpapan dalam potongan wawancara berikut:
“Evaluasi pembelajaran dilakukan oleh masing-masing guru. Biasanya
dilakukan setelah siswa menyelesaikan satu kompetensi dasar. Selain itu, ada
evaluasi mid semester yang dilakukan di semester ganjil dan genap. Demikian
juga evaluasi semesteran yang dilakukan dua kali juga dalam setahun.
Tujuannya untuk mengetahui tingkata ketercapaian tujuan mata pelajaran”.49
Paparan data diatas dapat dijabarkan bahwa evaluasi kurikulum MI Ibnu Umar
Balikpapan terdiri dari ulangan harian yang dilaksanakan oleh masing-masing guru,
ulangan mid semester yang dilakukan dua kali dalam setahun. Dan evaluasi semester
yang juga dilaksanakan dua kali dalam satu tahun.
2. MI Raadhiyatan Mardhiyyah Putra Balikpapan
MI RM Putra Balikpapan melakukan evaluasi kurikulum sebagaimana
dijelaskan oleh kepala MI RM Putra Balikpapan, bapak Sukirman, sebagai berikut:
Evaluasi kurikulum dilakukan setiap semester. Artinya dalam setahun dua kali
yakni pada semester ganjil dan semester genap. Sedangkan evaluatornya
adalah kepala sekolah dan LPPH. LPPH adalah singkatan dari Lembaga
Pendidikan dan Pengkaderan Hidayatullah. Lembaga ini setingkat departemen
yang bernaung dibawah yayasan pondok pesantren Hidayatullah Balikpapan
yang khusus menangani bidang pendidikan mulai dari tingkat MI sampai
dengan Perguruan Tinggi (PT).50
49
Wawancara dengan kepala MI Ibnu Umar Balikpapan, bapak Rahmat, tanggal 8 Desember
2016. 50
Wawancara dengan kepala MI RM Putra, Bapak Sukirman, pada 25 September 2016.
127
Selain evaluasi kurikulum yang dilakukan pada semester ganjil dan genap. MI
RM Putra Balikpapan juga melakukan evaluasi pada aspek-aspek yang lain
sebagaimana dituturkan oleh kepala MI RM Putra Balikpapan sebagai berikut:
“Selain evaluasi semesteran ada juga evaluasi pekanan dengan sasaran
evaluasinya adalah siswa, hasil pembelajaran dan proses kegiatan belajar
mengajar. Selain itu pula, ada evaluai tahunan yang dilakukan pada saat rapat
kerja yang dilakukan pada saat memasuki tahun ajaran baru berikutnya.”
Lebih jauh, kepala MI RM Putra Balikpapan yang diamini oleh wakil kepala
bidang kurikulum, evaluasi juga dilakukan oleh pihak eksternal baik evaluasi yang
berkaitan dengan guru maupun evaluasi yang berkaitan dengan siswa sebagaimana
uraian berikut;
“pemerintah kota Balikpapan memberikan tunjangan bagi guru-guru swasta
plus tunjangan dari provinsi. Nah, guru-guru yang sudah dapat insentif, akan
divalidasi oleh pengawas diknas. Kalo guru-guru yang mendapatkan
tunjangan profesi biasanya divalidasi oleh pengawas kemenag. Karna kita
berada di bawah naungan kemenag”.51
Evaluasi pembelajaran dilakukan dalam tiga ranah, yaitu: (1) domain kognitif,
yang berkaitan dengan pengetahuan mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan
logika-matematika, (2) domain afektif, yang berkatan dengan sikap dan nilai
mencakup kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan intrapribadi, serta kecerdasan
emosional, dan (3) domain psikomotor, yang berkaitan dengan keterampilan
kinestetik mencakup kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal. Dengan
mengacu tiga ranah tersebut penilaian hasil belajar dilakukan secara
berkesinambungan.
51
Wawancara dengan kepala MI RM Putra, Bapak Sukirman, 25 September 2016.
128
Dalam proses perencanaan kurikulum yang dilakukan MI RM Putra
Balikpapan, komponen evaluasi dibahas secara garis besar saja sebagaimana
disampaikan oleh kepala MI RM Putra Balikpapan berikut:
“evaluasi kurikulum MI RM Putra Balikpapan kita bahas secara global saja.
Karena waktu raker kita terbatas”.52
Paparan data di atas dapat dijelaskan bahwa evaluasi yang direncanakan MI
RM Putra Balikpapan dibahas dan ditetapkan secara global. Sedangkan secara teknis,
evaluasi dibahas dalam rapat-rapat rutin dan MRP yang dilakukan setiap hari Sabtu.
Adapun evaluasi yang dirumuskan dalam perencanaan meliputi evaluasi harian yang
dilakukan oleh guru bidang studi dengan cara evaluasi lisan, tulis dan penugasan.
Selain evaluasi harian, dilakukan juga evaluasi bulanan dimana kegiatan yang
dilakukan dalam evaluasi bulanan tersebut adalah mengevaluasi ketercapaian materi
yang sudah diajarkan selama satu bulan.
Dari paparan diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Evaluasi kurikulum MI RM Putra Balikpapan dilakukan setahun sekali di akhir
tahun pelajaran. Biasanya bersamaan dengan rapat kerja persiapan tahun
pelajaran baru.
b. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan setiap semester ganjil dan semester genap
c. MI RM Putra Balikpapan juga melakukan evaluasi selain kedua point di atas,
yaitu evaluasi kesiswaan, hasil pembelajaran dan proses pembelajaran
52
Wawancara dengan kepala MI RM Putra, Bapak Sukirman, 25 September 2016.
129
3. MI Raadhiyatan Mardhiyyah Putri Balikpapan
Setelah melakukan perencanaan kurikulum yang meliputi perumusan tujuan,
materi, metode dan organisasi kurikulum serta evaluasi, maka kurikulum tersebut
diimplementasikan. Setelah dilaksanakan dalam rentang waktu tertentu sesuai dengan
perencanaan, maka MI RM Putri Balikpapan mengevaluasi kegiatan pembelajarannya
sebagaimana dikemukakan wakil kepala MI RM Putri Balikpapan bidang kurikulum,
Ibu Walidah, berikut;
“evaluasi pembelajaran yang kami lakukan meliputi evaluasi mid semester
yang dilakukan dua kali dalam setahun, yakni di semester ganjil dan di
semester genap. Kemudian evaluasi pembelajaran semesteran dua kali juga,
yaitu evaluasi semester ganjil dan evaluasi semester genap”.53
Kurikulum yang dijalankan dalam rentang waktu tertentu perlu dilakukan
evaluasi untuk mengetahui apakah tujuan tercapai atau tidak, baik yang menyangkut
kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa. Evaluasi yang dilakukan MI RM Putri
Balikpapan meliputi evaluasi pembelajaran yang sudah dijalankan selama rentang
waktu tertentu yang meliputi evaluasi mid semester yang dilakukan pada pertengahan
semester ganjil dan semester genap, begitu pula dengan evaluasi semester yang
dilaksanakan di semester ganjil dan di semester genap.
Selain evaluasi pembelajaran, MI RM Putri Balikpapan juga melakukan
evaluasi kurikulum sebagaimana dikemukakan oleh kepala MI RM Putri Balikpapan,
Ibu Susanti, berikut ini:
53
Wawancara dengan wakil kepala bidang kurikulum MI RM Putri, Ibu Walidah pada
tanggal 3 desember 2016.
130
““Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada saat rapat kerja dalah (1). Evaluasi
program tahun pelajaran sebelumnya. Hal-hal yang dievaluasi adalah tingkat
ketercapaian program. Jika program tercapai, maka program tersebut
ditambah lagi targetnya dan dilanjutkan kembali pada tahun pelajaran
berikutnya. Adapun jika program tersebut belum tercapai, maka program
tersebut dijalankan kembali tanpa ada penambahan target”.54
Evaluasi kurikulum dilakukan di akhir tahun pelajaran. Cakupan dari evaluasi
kurikulum yang dilakukan MI RM Putri Balikpapan adalah semua komponen
kurikulum itu sendiri mulai tujuan, materi, metode dan evaluasi serta aspek lain selain
kurikulum seperti pembiayaan, sarana dan prasarana dan performance guru. Terkait
dengan program yang tercapai, maka MI RM Putri Balikpapan menaikkan target atau
kriteria standar outputnya. Adapun program-program yang belum tercapai pada tahun
tersebut, maka tidak dilakukan penambahan target atau kriteria.
Dari uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi kurikulum
yang dilakukan oleh MI RM Putri Balikpapan terdiri dari evaluasi kegiatan
pembelajaran yang berupa ulangan mid semester yang dilakukan dua kali dalam
setahun. Dan evaluasi semester yang dilakukan dua kali setahun juga. Selain evaluasi
pembelajaran, juga dilakukan evaluasi kurikulum yang dilakukan di akhir tahun
pelajaran.
Evaluasi pembelajaran menitikberatkan pada aspek pencapaian tujuan mata
pelajaran yang berpusat pada tiga aspek, yakni kognitif, afektif dan psikomotorik.
Sedangkan evaluasi kurikulum menitikberatkan pada semua aspek yang meliputi
54
Wawancara dengan kepala MI RM Putri, Ibu Susanti, pada 3 desember 2016.
131
diagnosis kebutuhan, evaluasi ketercapaian tujuan, evaluasi mata pelajaran atau
konten, dan pelaksanaan evaluasi itu sendiri.