bab iv laporan penelitian a. deskripsi data 1. gambaran ... iv.pdfyang terdiri dari kelas x ada 6...
TRANSCRIPT
-
42
BAB IV
LAPORAN PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah (singkat berdirinya) MAN 2 Amuntai
Madrasah Aliyah Negeri 2 Amuntai terletak di jalan Sukmaraga/ Batung
Batulis Nomor 244 Kelurahan Sungai Malang Kecamatan Amuntai Tengah
Kabupaten Hulu sungai Utara Propinsi Kalimantan Selatan.
Madrasah Aliyah Negeri 2 Amuntai adalah alih fungsi dari pendidikan
Guru Agama (PGAN) Amuntai berdasarkan SK Menteri Agama Nomor 64 Tahun
1990. PGAN Amuntai adalah berasal dari PGA 6 Tahun Rasyidiyah Khalidiyah
(Rakha) Amuntai yang telah dinegerikan pada tahun 1954 oleh K.H Ideham
Khalid (Ketua Yayasan Pesantren Rasyidiyah Amuntai).
Sejak berdirinya PGA 6 Tahun Rakha Amuntai pada tahun 1954 sampai
sekarang menjadi MAN 2 Amuntai Tahun 2000, telah mengalami beberapa
pergantian Pimpinan/Kepala Sekolah yaitu:
1. H. Anwar Masyari Tahun 1954-1959 (PGA 6 Tahun Rakha).
2. M. Syafi’i Tahun 1959-1963 (PGA 6 Tahun Rakha).
3. H. Ahmad Nabhan Rasyid Tahun 1963-1979 (PGA 6 Tahun Rakha/ PGAN
6 Tahun Rakha).
4. Drs. H. Hamidhansyah, Tahun 1979-1987 (PGAN 6 Tahun/ PGAN).
5. Drs. H. Abdul Fatah S. Tahun !987-1994 (PGAN/ MAN 2 Amuntai).
-
43
6. Drs. H. Syukeri Elhamy, Lc Tahun 1994-2006 (MAN 2 Amuntai).
7. Drs. H. Shabirin B. Saberi Tahun 2006-sekarang.
Sesuai dengan tugas Madrasah Aliyah Negeri sebagai Pembina Madrasah
Aliyah Swasta pada Kelompok Kerja Madrasah (KKM), maka MAN 2 Amuntai,
oleh kantor wilayah Departemen Agama Propinsi Kalimantan Selatan
dipercayakan/ ditugaskan untuk membina 7 buah Madrasah Aliyah (MA) Swasta
yaitu:
1. MA. Mualimin Muhammadiyah Alabio.
2. MA. Asya-Syafi’ah Nahdatul Ulama (NU) Alabio.
3. MA. Darul Ulum Kembang Kuning Amuntai.
4. MA. Shalatiah Bitin.
5. MA. Al-Ukhuwah Sungai Karias.
6. MA. Nurul Hikmah Danau Panggang.
7. MA. Bustanul Ulum Rantau Karau Alabio.
Adapun letak geografis MAN 2 Amuntai adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan SDN Paliwara 2.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Jl. Empu Mandastana.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Komplek KODIM.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Jl. Batung Batulis.
2. Prasarana dan Sarana Pendidikan
MAN 2 Amuntai dibangun diatas lahan seluas 10.455 m2 dengan
konstruksi bangunan permanen yang sejak berdirinya pada tahun 1954 telah
banyak mengalami perubahan dan perkembangan, terutama dari segi prasarana
-
44
dan sarana pendidikan yang ada di MAN 2 Amuntai sudah memadai untuk
menunjang terlaksananya proses belajar mengajar.
Prasarana yang dimiliki oleh MAN 2 Amuntai terdiri atas 18 ruang belajar
yang terdiri dari kelas X ada 6 buah, untuk kelas XI ada 6 buah yaitu 2 kelas
jurusan IPA, 3 kelas jurusan IPS dan dan 1 kelas jurusan Keagamaan dan kelas
XII ada 6 buah yaitu 2 kelas jurusan IPA dan 4 kelas jurusan IPS, satu ruang
kepala sekolah, satu ruang tata usaha, satu ruang dewan guru, satu ruang BP/BK,
satu ruang komputer, satu ruang OSIS, satu ruang Perpustakaan, tiga ruang
keterampilan, dua laboraturium Kimia/Fisika/Biologi, satu ruang UKS, dua ruang
ibadah (mushala), dua asrama siswa, satu kantin sekolah, tiga buah WC
guru/karyawan, lima buah WC siswa, satu buah lapangan Volly/basket serta
tempat parkir untuk dewan guru dan siswa.
Berdasarkan wawancara dengan guru matematika, fasilitas mengajar
matematika agak kurang. Jadi untuk menyiasatinya dengan pemanfaatan fasilitas
lain yang difungsikan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu itu dengan membuat
alat peraga sendiri dari penugasan kepada siswa untuk pemanfaatan limbah
industri sekitar, misalnya membuat kerangka bangun ruang dari kayu.
3. Keadaan Guru, Staf Tata Usaha dan Siswa
1) Keadaan Guru dan Staf Tata Usaha
Di MAN 2 Amuntai pada tahun pelajaran 2008/2009 terdapat 51 orang
tenaga pengajar dengan latar belakang yang berbeda (lihat dalam lampiran), lima
orang diantaranya adalah guru matematika. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
-
45
Tabel 4.1. Keadaan Guru Matematika MAN 2 Amuntai Tahun Pelajaran
2008/2009
No Nama Pendidikan Kelas
1 Nasrullah, S.Pd FKIP Unlam
Mat.IPA 1996
X B
XII IPA A-B
XII IPS A-B
2 Linda Rosalina, S.Pd.I S1 IAIN Antasari
TMTK 2005
XI IPA B
XI IPS A-B
3 Nahdiya Muti’ah, S.Pd.I S1 IAIN Antasari
TMTK 2005
XI IPA A
XI IPS C
XI AGAMA
4 Fahriati Ningseh, S.Pd FKIP Unlam
Mat. IPA 2001
X C-F
XII IPS C-D
5 Rasmida Mujannah, S.Pd FKIP Unlam
Mat. IPA
X A
Sumber: Kantor Tata Usaha MAN 2 Amuntai
Sedangkan staf tata usaha MAN 2 Amuntai tahun pelajaran 2008/2009
terdiri dari 10 orang, untuk lebih jelasnya (lihat lampiran)
2) Keadaan Siswa
Secara keseluruhan keadaan siswa MAN 2 Amuntai tahun pelajaran
2008/2009 berjumlah 686 orang yang terdiri dari 232 laki-laki dan 454
perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.2. Keadaan Siswa MAN 2 Amuntai Tahun Pelajaran 2008/2009
No Kelas Jenis Kelamin
Jumlah L P
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
X A
X B
X C
X D
X E
X F
XI IPA A
XI IPA B
XI IPS A
XI IPS B
XI IPS C
13
15
15
13
14
13
4
6
13
16
19
29
28
27
29
28
27
32
26
29
26
25
42
43
42
42
42
40
36
32
42
42
44
-
46
Lanjutan Tabel 4.2. Keadaan Siswa MAN 2 Amuntai Tahun Pelajaran 2008/2009
No Kelas Jenis Kelamin
Jumlah L P
12
13
14
15
16
17
18
XI KEAGAMAAN
XII IPA A
XII IPA B
XII IPS A
XII IPS B
XII IPS C
XII IPS D
13
10
9
14
16
17
12
26
26
22
17
18
17
22
39
36
31
31
34
34
34
Jumlah 232 454 686 Sumber: Kantor Tata Usaha MAN 2 Amuntai
4. Proses Pembelajaran Matematika di MAN 2 Amuntai
Pengajar Matematika di MAN 2 Amuntai menggunakan dua macam
kurikulum. Untuk kelas X dan XI menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dan untuk kelas XII menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi
2004 dengan pola pengajaran sistem semester. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, pengajaran matematika untuk kelas X terbagi atas 7 materi pokok.
Selain jam belajar reguler, madrasah ini memberikan kegiatan ekstra
kurikuler untuk keterampilan tata busana, keterampilan perabot rumah tangga
(meubelair), keterampilan pertanian terpadu, peternakan dan perikanan,
keterampilan komputer dan internet.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, guru mengajar matematika di
kelas X menggunakan buku panduan Erlangga, dan buku penujang lainnya.
Banyak buku penunjang yang digunakan sebagai buku panduan termasuk buku
lama yang masih menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dari buku-buku
panduan tersebut, siswa sering diberikan latihan yang dikerjakan pada saat
pembelajaran berlangsung. Dan siswa mempunyai buku wajib yaitu Lembar kerja
siswa (LKS).
-
47
Dalam pembelajaran materi pertidaksamaan kuadrat di kelas X, minat
siswa cukup besar karena sudah ada dasar persamaan kuadrat dan linear sebelum
mempelajari materi pertidaksamaan kuadrat tersebut. Metode yang digunakan
guru dalam mengajarkan materi pertidaksamaan kuadrat adalah ceramah, diskusi
dan informasi, dan tanya jawab.
2. Penyajian Data
Pada saat penelitian dilaksanakan ada siswa yang tidak hadir, sehingga
sampel penelitian menjadi 125 orang. Dari hasil pengumpulan data di lapangan
berdasarkan hasil tes penelitian diperoleh data seperti terdapat pada lampiran 8.
Berdasarkan data tersebut yang berupa hasil tes pengerjaan soal pada siswa
kelas X MAN 2 Amuntai, maka dapat dibuat deskripsi kesulitan siswa dalam
menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat, dimana data tersebut disusun dan
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, yang kemudian dianalisis dan
diberi simpulan
a. Deskripsi Kesulitan Siswa Kelas X MAN 2 Amuntai Berdasarkan Taraf Penguasaan
Dari data hasil tes yang dilakukan terhadap siswa kelas X MAN 2 Amuntai
dapat diketahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat.
Berdasarkan data hasil tes tersebut dapat disusun tabel distribusi frekuensi
kesulitan siswa dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat berdasarkan taraf
penguasaan yang dapat dilihat pada tabel berikut:
-
48
Tabel 4.3.Distribusi Frekuensi Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan
Pertidaksamaan Kuadrat Berdasarkan Taraf Penguasaan
Taraf Penguasaan
(%)
Skor
(N)
Frekuensi
(f)
Persentase
(%)
Kualifikasi
90-100
80-
-
49
Tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi kesulitan siswa
dalam menentukan pertidaksamaan kuadrat dilihat dari banyaknya soal yang
dijawab salah. Dari 125 orang siswa yang diujikan terdapat 31 orang siswa atau
24,8% yang menjawab salah kurang dari 3 soal.
c. Deskripsi Kesulitan Siswa Berdasarkan Jenis Soal Yang Tidak Dijawab Tuntas
Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disusun tabel frekuensi kesulitan
siswa berdasarkan banyaknya soal yang dijawab salah, seperti terlihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kesulitan Siswa Berdasarkan Jenis Soal Yang
Tidak Dijawab Tuntas
No Jenis Soal Yang Tidak
Dijawab Tuntas
Frekuensi
(f)
Persentase
(%)
Keterangan
1 02 cbxax , 1a 37 19,6 Tidak Tuntas
2 02 cbxax , 1a 79 63,2 Tidak Tuntas
3 02 cbxax , 1a 50 40,0 Tidak Tuntas
4 02 cbxax , 1a 82 65,6 Tidak Tuntas
5 02 cbxax , 1a 83 66,4 Tidak Tuntas
6 02 cbxax , 0a 103 82,4 Tidak Tuntas
Tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi kesulitan siswa
dalam menentukan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat berdasarkan jenis soal
yang tidak dijawab tuntas. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 6 soal
yang peneliti sajikan ada 4 soal yang dianggap sulit yaitu soal nomor 2, 4, 5, 6.
Dimana untuk soal nomor 2 dari 125 orang siswa ada 79 orang atau 63,2% yang
tidak dapat menyelesaikan soal tersebut, kemudian untuk soal nomor 4 dari 125
orang siswa yang diteliti ada 82 orang atau 65,6% tidak dapat menyelesaikan soal
-
50
itu. Untuk nomor 5 ada 83 orang atau 66,4% yang tidak dapat menyelesaikan soal
pertidaksamaan kuadrat yang dibuat peneliti, sedangkan untuk soal nomor 6 ada
103 orang atau 82,4% yang tidak dapat menyelesaikan soal pertidaksamaan
kuadrat.
d. Deskripsi Kesulitan Siswa Dalam Menentukan Nilai-Nilai Nol Dari Bentuk Persamaan Kuadrat (Langkah 1)
Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disusun tabel frekuensi kesulitan
siswa (yang menjawab salah) dan frekuensi siswa yang mampu (menjawab benar)
pada langkah 1, seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Siswa Yang Menjawab Benar dan Yang
Menjawab Salah Pada Langkah 1
No
Soal
Yang menjawab benar Yang menjawab salah
Keterangan F % F %
1
2
3
4
5
6
111
123
110
99
83
74
88,8
98,4
88
81,6
66,4
59,2
14
2
15
23
42
51
11,2
1,6
12,0
23,0
42,0
51,0
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Rata-rata 80,4 19,6 Tidak Tuntas
Jika siswa menjawab salah maka dapat dikatakan siswa mengalami
kesulitan, maka dari tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi
kesulitan siswa dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat pada langkah 1.
Untuk soal nomor 1, 2, dan 3 siswa yang mengalami kesulitan pada
langkah 1 persentasenya kurang dari 15% sehingga dinyatakan tuntas. Sedangkan
untuk soal nomor 4, 5, dan 6 siswa yang mengalami kesulitan pada langkah 1
persentasenya lebih dari 15% sehingga dinyatakan tidak tuntas. Jadi dari soal
-
51
nomor 1 sampai nomor 6 rata-rata persentase siswa yang mengalami kesulitan
pada langkah 1 sebanyak 19,6%
e. Deskripsi Kesulitan Siswa Dalam Menggambarkan Nilai-Nilai Nol Yang Diperoleh Pada Langkah 1 Pada Garis Bilangan (Langkah 2)
Siswa yang mampu menyelesaikan langkah 1 dengan benar dapat di
identifikasi kesulitannya dalam menyelesaikan langkah 2.
Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disusun tabel frekuensi kesulitan
siswa (yang menjawab salah) dan frekuensi siswa yang mampu (menjawab benar)
pada langkah 2, seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Siswa Yang Menjawab Benar dan Yang
Menjawab Salah Pada Langkah 2
No
Soal
Yang Menjawab benar Yang menjawab salah
Keterangan F % F %
1
2
3
4
5
6
106
116
105
98
81
74
95,4
94,3
95,4
98,9
97,5
100
5
7
5
1
2
0
4,5
5,7
4,5
1,0
2,4
0
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Rata-rata 96,9 3,1 Tuntas
Jika siswa menjawab salah maka dapat dikatakan siswa mengalami
kesulitan, maka dari tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi
kesulitan siswa dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat pada langkah 2.
Dari tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi kesulitan siswa
dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat pada langkah 2.
Untuk soal nomor 1, 2, 3, 4 ,5, 6 siswa yang mengalami kesulitan pada
langkah 2 persentasenya kurang dari 15% sehingga dinyatakan tuntas. Jadi dari
-
52
soal nomor 1 sampai nomor 6 rata-rata persentase siswa yang mengalami
kesulitan pada langkah 2 sebanyak 3,1%
f. Deskripsi Kesulitan Siswa Dalam Menentukan Tanda-Tanda Interval (Positif dan Negatif ) Pada Garis Bilangan Dengan Mengambil Nilai Uji
Yang Berada Dalam Masing-Masing Interval (Langkah 3 )
Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disusun tabel frekuensi kesulitan
siswa (yang menjawab salah) dan frekuensi siswa yang mampu(menjawab benar)
pada langkah 3, seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Siswa Yang Menjawab Benar dan Yang
Menjawab Salah Pada Langkah 3
No Soal
Yang Menjawab benar Yang menjawab salah Keterangan
f % f %
1
2
3
4
5
6
98
101
96
82
56
53
92,5
87,1
91,5
83,7
69,1
71,7
8
15
9
16
25
21
7,5
12,9
8,5
16,3
30,8
28,3
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak tuntas
Tidak Tuntas
Rata-rata 83,7 17,3 Tidak Tuntas
Jika siswa menjawab salah maka dapat dikatakan siswa mengalami
kesulitan, maka dari tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi
kesulitan siswa dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat pada langkah 3
Dari tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi kesulitan siswa
dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat pada langkah 3.
Untuk soal nomor 1, 2, dan 3 siswa yang mengalami kesulitan pada
langkah 3 persentasenya kurang dari 15% sehingga dinyatakan tuntas. Sedangkan
-
53
untuk soal nomor 4, 5, dan 6 siswa yang mengalami kesulitan pada langkah 3
persentasenya lebih dari 15% sehingga dinyatakan tidak tuntas. Jadi dari soal
nomor 1 sampai nomor 6 rata-rata persentase siswa yang mengalami kesulitan
pada langkah 3 sebanyak 17,3%
Kesulitan siswa pada langkah 3 disebabkan oleh kesalahan dalam
menentukan nilai uji atau kesalahan dalam menentukan nilai fungsi dari nilai uji
tersebut, sehingga tanda aljabar yang diperoleh pun menjadi salah. Adapun
distribusi letak kesalahan siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9. Distribusi Letak Kesalahan Siswa Pada Langkah 3
No
Soal
Letak Kesalahan Siswa
v w x
f % F % f %
1
2
3
4
5
6
-
6
2
8
10
11
-
40
22,2
50
40
52,4
7
8
6
5
14
8
87,5
53,3
66,7
31,2
56
38
1
1
1
3
1
2
12,5
6,7
11,1
18,8
4
9,5
Dimana:
v = menentukan nilai uji
w = menentukan nilai fungsi
x = tidak menjawab
g. Deskripsi Kesulitan Menentukan Penyelesaian Pertidaksamaan Kuadrat Yaitu Memilih Interval Yang Memenuhi Pertidaksamaan Kuadrat
(langkah 4)
Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disusun tabel frekuensi kesulitan
siswa (yang menjawab salah) dan frekuensi siswa yang mampu (menjawab benar)
pada langkah 4, seperti terlihat pada tabel berikut:
-
54
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Siswa Yang Menjawab Benar dan Yang
Menjawab Salah Pada Langkah 4
No
Soal
Yang Menjawab benar Yang menjawab salah
Keterangan f % f %
1
2
3
4
5
6
88
43
74
43
38
20
89,7
42,8
77,0
52,4
67,8
37,7
10
58
22
39
18
33
10,3
57,2
23,0
37,6
32,2
62,3
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Rata-rata 62,9 37,1 Tidak Tuntas
Jika siswa menjawab salah maka dapat dikatakan siswa mengalami
kesulitan, maka dari tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi
kesulitan siswa dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat pada langkah 4
Dari tabel di atas dapat memberikan gambaran tentang frekuensi kesulitan
siswa dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat pada langkah 4.
Untuk soal nomor 1 siswa yang mengalami kesulitan pada langkah 4
persentasenya kurang dari 15% sehingga dinyatakan tuntas. Sedangkan untuk
soal nomor 2, 3, 4, 5, dan 6 siswa yang mengalami kesulitan pada langkah 4
persentasenya lebih dari 15% sehingga dinyatakan tidak tuntas. Jadi dari soal
nomor 1 sampai nomor 6 rata-rata persentase siswa yang mengalami kesulitan
pada langkah 4 sebanyak 37,1%
Kesulitan siswa pada langkah 4 disebabkan oleh kesalahan dalam
menentukan interval yang memenuhi pertidaksamaan kuadrat atau kesalahan
dalam menuliskan notasi himpunan penyelesaian. Adapun distribusi letak
kesalahan siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
-
55
Tabel 4.11. Distribusi Letak Kesalahan Siswa Pada Langkah 4
No
Soal
Letak Kesalahan Siswa
y z
f % f %
1
2
3
4
5
6
2
36
8
22
4
19
20
62,1
36,4
56,4
22,3
57,6
8
22
14
17
14
14
80
37,9
63,6
43,6
77,7
42,4
Keterangan
y = menentukan interval yang memenuhi
z = menuliskan notasi himpunan penyelesaian
B. Analisis Data
Dari tabel distribusi frekuensi yang telah disajikan pada pembahasan
sebelumnya dapat dianalisis beberapa deskripsi kesulitan siswa dalam
menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat, yaitu:
1. Kesulitan Siswa Berdasarkan Taraf Penguasaan
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan
pertidaksamaan kuadrat. Dari 125 orang siswa yang menjawab soal, sebanyak 75
orang siswa atau 60% beradapada kualifikasi baik sekali, baik, dan cukup.
Sedangkan yang berada pada kualifikasi kurang dan gagal ada orang siswa atau
40%.
Hal ini berarti bahwa terdapat 50 orang siswa atau 40% siswa yang
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat karena tidak
mencapai skor minimal 60 dari skor total. Hal ini sesuai dengan kriteria
-
56
ketuntasan minimal siswa yang digunakan pada sekolah tersebut yakni apabila
siswa tidak mencapai skor minimal 60 dari skor total maka siswa dikatakan tidak
tuntas artinya siswa mengalami kesulitan. Persentase siswa yang tidak tuntas ada
40%. Dengan demikian, berdasarkan konsep belajar tuntas, secara klasikal
(keseluruhan) siswa dipandang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
pertidaksamaan kuadrat, karena persentase yang tidak tuntas lebih dari 15%.
2. Kesulitan Siswa Berdasarkan Banyaknya Soal Yang Dijawab Salah
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan
pertidaksamaan kuadrat dilihat dari banyaknya soal yang dijawab salah. Dari 125
orang siswa yang diujikan terdapat 14 orang atau 11,2% yang menjawab salah
sebanyak 6 butir soal, 21 orang atau 16,8% yang menjawab salah sebanyak 5 butir
soal, 37 siswa atau 29,6% yang menjawab salah sebanyak 4 butir soal, 22 siswa
atau 17,6% yang menjawab salah sebanyak 3 butir soal, 12 siswa atau 9,6% yang
menjawab salah sebanyak 2 butir soal, 9 orang yang menjawab salah 1 soal, dan
10 siswa atau 8% yang dapat menjawab seluruh soal.
Hal ini berarti bahwa terdapat 94 orang atau 65,2% yang menjawab salah
lebih dari 2 soal. Hal ini menunjukan bahwa secara klasikal siswa belum tuntas
dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat karena lebih dari 15% siswa
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan 6 butir soal pertidaksamaan kuadrat.
Jadi berdasarkan konsep belajar tuntas, secara klasikal siswa dipandang
mengalami kesulitan dalam menylesaikan pertidaksamaan kuadrat.
-
57
3. Kesulitan Siswa Berdasarkan Jenis Soal Yang Dijawab Tidak Tuntas
Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat berdasarkan jenis soal pertidaksamaan
kuadrat yang dijawab tidak tuntas.
a. Pada soal nomor 1 dengan bentuk pertidaksamaan kuadrat
02 cbxax , 1a ada 37 siswa atau 70,4% yang tidak dapat
menyelesaikan soal tersebut
b. Pada soal nomor 2 dengan bentuk pertidaksamaan kuadrat
02 cbxax , 1a ada 79 siswa atau 36,8% yang tidak dapat
menyelesaikan soal tersebut.
c. Pada soal nomor 3 dengan bentuk pertidaksamaan kuadrat
02 cbxax , 1a ada 50 siswa atau 60% yang tidak dapat
menyelesaikan soal tersebut
d. Pada soal nomor 4 dengan bentuk pertidaksamaan kuadrat
02 cbxax , 1a ada 82 siswa atau 34,4% yang tidak dapat
menyelesaikan soal tersebut
e. Pada soal nomor 5 dengan bentuk pertidaksamaan kuadrat
02 cbxax , 1a ada 83 siswa atau 33,6% yang tidak dapat
menyelesaikan soal tersebut
f. Pada soal nomor 6 dengan bentuk pertidaksamaan kuadrat
02 cbxax , 0a ada 103 siswa atau 17,6% yang tidak dapat
menyelesaikan soal tersebut
-
58
Jadi pada tabel 4.5 terlihat bahwa secara klasikal siswa tidak tuntas dalam
menyelesaikan soal pertidaksamaan kuadrat dalam berbagai bentuk karena
terdapat di setaip soal lebih dari 15% siswa yang menjawab salah. Ini menunjukan
bahwa secara klasikal siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
pertidaksamaan kuadrat.
4. Kesulitan Siswa Dalam Menentukan Nilai-Nilai Nol Dari Bentuk Persamaan Kuadrat (Langkah 1)
Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan
pertidaksamaan kuadrat berdasarkan langkah 1. Dari 6 soal, ada 3 soal yaitu
nomor 4, 5, 6 siswa mengalami tidak tuntas artinya siswa mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan ketiga soal tersebut. Kesulitan terutama sekali pada soal
nomor 6 yaitu persamaan kuadratnya dengan koefisien x2
bernilai negatif.
Kemudian soal nomor 5 yang persamaan kuadratnya berbentuk 02 cbxax ,
1a dan soal nomor 4 yang bentuk persamaan kuadratnya 02 cbxax ,
1a .
Karena rata-rata persentase siswa yang menjawab salah pada langkah 1
lebih dari 15% yaitu 19,6%. Maka secara keseluruhan (klasikal) siswa mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan langkah 1 yaitu dalam menentukan nilai-nilai nol
pada persamaan kuadrat
Siswa yang salah pada langkah 1, tidak diperhitungkan pada analisis
selanjutnya.
-
59
5. Kesulitan Siswa Dalam Menggambarkan Nilai-Nilai Nol Yang Diperoleh Pada Langkah 1 Pada Garis Bilangan (Langkah 2)
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa kesalahan terbesar siswa dalam
menyelesaikan langkah 2 terdapat pada soal nomor 2. Letak kesulitan siswa pada
langkah 2 yaitu kurang memahami dan tidak dapat membedakan nilai yang lebih
besar antara nilai-nilai yang negatif. Namun, secara klasikal siswa telah tuntas
dalam menggambarkan nilai-nilai nol pada garis bilangan. Karena rata-rata
persentase siswa yang menjawab salah pada langkah 2 kurang dari 15% yaitu
3,1%. Berarti siswa tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan langkah 2.
Siswa yang salah pada langkah 2 tidak diperhitungkan pada analisis
langkah selanjutnya.
6. Kesulitan Siswa Dalam Menentukan Tanda-Tanda Interval (Positif dan Negatif ) Pada Garis Bilangan Dengan Mengambil Nilai Uji Yang Berada
Dalam Masing-Masing Interval (Langkah 3 )
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan
pertidaksamaan kuadrat berdasarkan langkah 3. Dari 6 soal, nomor 4, 5, 6 siswa
mengalami tidak tuntas artinya siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
soal tersebut pada langkah 3. Sedangkan soal nomor 1, 2, 3 siswa dinyatakan
tuntas artinya siswa tidak mengalami kesulitan pada langkah 3.
Dari soal-soal yang dijawab siswa, dapat dilihat pada tabel 4.9 ternyata
kesulitan siswa di langkah 3 disebabkan oleh kesalahan dalam menentukan titik
uji atau kesalahan dalam menetukan nilai fungsi dari titik uji tersebut, sehingga
tanda interval yang diperoleh pun menjadi salah.
Dapat diketahui bahwa secara klasikal (keseluruhan) siswa tidak tuntas
dalam menyelesaikan langkah 3 karena persentase rata-rata yang menjawab salah
-
60
lebih dari 15% yaitu 17,3%. Ini menunjukan bahwa secara klasikal berdasarkan
konsep belajar tuntas, siswa menglami kesulitan dalam menentukan tanda-tanda
interval (Positif dan Negatif ) pada garis bilangan dengan mengambil nilai uji
yang berada dalam masing-masing interval.
Siswa yang salah pada langkah 3 tidak diperhitungkan pada analisis
langkah selanjutnya.
7. Kesulitan Menentukan Penyelesaian Pertidaksamaan Kuadrat Yaitu Dengan Memilih Interval Yang Memenuhi Pertidaksamaan Kuadrat
(Langkah 4)
Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa kesulitan siswa dalam
menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat berdasarkan langkah 4. Dari 6 soal, nomor
2,3,4,5,6 siswa mengalami tidak tuntas artinya siswa mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal tersebut pada langkah 4. Sedangkan soal nomor 1 siswa
dinyatakan tuntas artinya siswa siswa tidak mengalami kesulitan pada langkah 4.
Dari soal-soal yang dijawab siswa, dapat dilihat pada tabel 4.11 ternyata
kesulitan siswa di langkah 4 disebabkan oleh kesalahan dalam menentukan
interval yang memenuhi pertidaksamaan kuadrat atau kesalahan dalam
menuliskan notasi himpunan penyelesaiannya. Kesalahan siswa dalam
menentukan tanda interval yang memenuhi pertidaksamaan menunjukan bahwa
siswa tidak memahami hubungan antara tanda aljabar yang diperoleh pada garis
bilangan dengan tanda pertidaksamaan pada soal, sedangkan kesalahan siswa
dalam menuliskan notasi himpunan penyelesaian menunjukan bahwa siswa belum
memahami cara menyatakan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat yang
ditunjukan oleh garis bilangan ke dalam notasi himpunan
-
61
Dapat diketahui bahwa secara klasikal (keseluruhan) siswa tidak tuntas
dalam menyelesaikan langkah 4 karena rata-rata persentase yang menjawab salah
lebih dari 15% yaitu 37,1%. Ini menunjukan bahwa secara klasikal berdasarkan
konsep belajar tuntas, siswa mengalami kesulitan dalam menentukan penyelesaian
pertidaksamaan kuadrat.
Setelah dilakukan penelitian terhadap siswa untuk setiap butir soal, serta
berdasarkan hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran matematika, maka
kesulitan siswa dalam dalam menyelesaikan soal-soal pertidaksamaan kuadrat
disebabkan karena:
a. Siswa kurang memahami konsep soal yang diberikan
Untuk dapat menyelesaikan soal-soal dengan langkah yang tepat dan benar
serta mendapatkan hasil akhir yang diinginkan, maka diperlukan pemahaman
yang baik dan benar tentang konsep soal-soal itu sendiri. Siswa yang kurang
memahami konsep akan mengalami kesulitan dalam memahami dan menganalisa
soal. Seperti hubungan antara tanda pertidaksamaan dengan memilih interval yang
memenuhi.
b. Siswa kurang mampu mengaplikasikan konsep kedalam bentuk soal
Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal juga disebabkan karena siswa
kurang mampu menerapkan konsep-konsep yang diketahuinya kedalam bentuk
soal. Seperti mencari nilai-nilai nol dalam persamaan kuadrat.
c. Siswa kurang teliti dalam melakukan perhitungan
Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal juga disebabkan karena siswa
kurang teliti dalam melakukan operasi hitung. Dalam materi pertidaksamaan
-
62
kuadrat pada langkah 3 siswa sering salah dalam melakukan operasi hitung
sehingga menentukan tanda-tanda interval pun menjadi salah. Dari kesalahan
inilah menyebabkan siswa tidak tepat menentukan hasil akhir dari penyelesaian.
d. Siswa kurang cermat dan teliti dalam menyelesaikan soal-soal sesuai dengan algoritma penyelesaian
Selain dari faktor-faktor tersebut di atas, kesulitan siswa dalam
menyelesaikan soal juga disebabkan karena siswa kurang cermat dan teliti dalam
menyelesaikan soal yang sesuai dengan algoritma atau langkah penyelesaian,
mulai dari langkah 1 sampai langkah 4 untuk menentukan hasil akhir. Dalam
menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat dengan menggunakan garis bilangan maka
ada 4 langkah yang harus digunakan agar dapat menyelesaikan soal tersebut.,
sehingga 4 langkah tersebut saling berkaitan. Jika langkah 1 salah, maka langkah
selanjutnya pun salah.
e. Siswa kurang menangkap arti dari lambang-lambang matematika
Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal juga disebabkan karena siswa
kurang mengerti maksud dari lambang-lambang matematika sehingga kebanyakan
siswa memanipulasi lambang sendiri.
f. Kurangnya latihan soal-soal
Selain itu, kesulitan siswa dalam soal juga disebabkan karena kurangnya
latihan soal-soal. Sehingga dari latihan tersebut, akan memudahkan siswa dalam
memahami konsep, mengingat langkah-langkah yang digunakan dalam
penyelesaian serta melatih ketelitian siswa dalam melakukan perhitungan.
-
63
Adapun untuk guru pengajar matematika di MAN 2 Amuntai untuk kelas
X ada 3 orang yaitu untuk pengajar A dan B berasal dari sarjana pendidikan
program studi matematika jurusan PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin,
sedangkan untuk pengajar C berasal dari sarjana pendidikan program studi kimia
jurusan PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin. Menurut mereka dari seluruh siswa
kelas X MAN 2 Amuntai, ada sebagian besar siswa yang mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat, terutama menyelesaikan langkah
ke 4.