bab iv laporan penelitian a. deskripsi data 1. gambaran ... iv.pdfyang terdiri dari kelas x ada 6...

22
42 BAB IV LAPORAN PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah (singkat berdirinya) MAN 2 Amuntai Madrasah Aliyah Negeri 2 Amuntai terletak di jalan Sukmaraga/ Batung Batulis Nomor 244 Kelurahan Sungai Malang Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu sungai Utara Propinsi Kalimantan Selatan. Madrasah Aliyah Negeri 2 Amuntai adalah alih fungsi dari pendidikan Guru Agama (PGAN) Amuntai berdasarkan SK Menteri Agama Nomor 64 Tahun 1990. PGAN Amuntai adalah berasal dari PGA 6 Tahun Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha) Amuntai yang telah dinegerikan pada tahun 1954 oleh K.H Ideham Khalid (Ketua Yayasan Pesantren Rasyidiyah Amuntai). Sejak berdirinya PGA 6 Tahun Rakha Amuntai pada tahun 1954 sampai sekarang menjadi MAN 2 Amuntai Tahun 2000, telah mengalami beberapa pergantian Pimpinan/Kepala Sekolah yaitu: 1. H. Anwar Masyari Tahun 1954-1959 (PGA 6 Tahun Rakha). 2. M. Syafi’i Tahun 1959-1963 (PGA 6 Tahun Rakha). 3. H. Ahmad Nabhan Rasyid Tahun 1963-1979 (PGA 6 Tahun Rakha/ PGAN 6 Tahun Rakha). 4. Drs. H. Hamidhansyah, Tahun 1979-1987 (PGAN 6 Tahun/ PGAN). 5. Drs. H. Abdul Fatah S. Tahun !987-1994 (PGAN/ MAN 2 Amuntai).

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 42

    BAB IV

    LAPORAN PENELITIAN

    A. Deskripsi Data

    1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    1. Sejarah (singkat berdirinya) MAN 2 Amuntai

    Madrasah Aliyah Negeri 2 Amuntai terletak di jalan Sukmaraga/ Batung

    Batulis Nomor 244 Kelurahan Sungai Malang Kecamatan Amuntai Tengah

    Kabupaten Hulu sungai Utara Propinsi Kalimantan Selatan.

    Madrasah Aliyah Negeri 2 Amuntai adalah alih fungsi dari pendidikan

    Guru Agama (PGAN) Amuntai berdasarkan SK Menteri Agama Nomor 64 Tahun

    1990. PGAN Amuntai adalah berasal dari PGA 6 Tahun Rasyidiyah Khalidiyah

    (Rakha) Amuntai yang telah dinegerikan pada tahun 1954 oleh K.H Ideham

    Khalid (Ketua Yayasan Pesantren Rasyidiyah Amuntai).

    Sejak berdirinya PGA 6 Tahun Rakha Amuntai pada tahun 1954 sampai

    sekarang menjadi MAN 2 Amuntai Tahun 2000, telah mengalami beberapa

    pergantian Pimpinan/Kepala Sekolah yaitu:

    1. H. Anwar Masyari Tahun 1954-1959 (PGA 6 Tahun Rakha).

    2. M. Syafi’i Tahun 1959-1963 (PGA 6 Tahun Rakha).

    3. H. Ahmad Nabhan Rasyid Tahun 1963-1979 (PGA 6 Tahun Rakha/ PGAN

    6 Tahun Rakha).

    4. Drs. H. Hamidhansyah, Tahun 1979-1987 (PGAN 6 Tahun/ PGAN).

    5. Drs. H. Abdul Fatah S. Tahun !987-1994 (PGAN/ MAN 2 Amuntai).

  • 43

    6. Drs. H. Syukeri Elhamy, Lc Tahun 1994-2006 (MAN 2 Amuntai).

    7. Drs. H. Shabirin B. Saberi Tahun 2006-sekarang.

    Sesuai dengan tugas Madrasah Aliyah Negeri sebagai Pembina Madrasah

    Aliyah Swasta pada Kelompok Kerja Madrasah (KKM), maka MAN 2 Amuntai,

    oleh kantor wilayah Departemen Agama Propinsi Kalimantan Selatan

    dipercayakan/ ditugaskan untuk membina 7 buah Madrasah Aliyah (MA) Swasta

    yaitu:

    1. MA. Mualimin Muhammadiyah Alabio.

    2. MA. Asya-Syafi’ah Nahdatul Ulama (NU) Alabio.

    3. MA. Darul Ulum Kembang Kuning Amuntai.

    4. MA. Shalatiah Bitin.

    5. MA. Al-Ukhuwah Sungai Karias.

    6. MA. Nurul Hikmah Danau Panggang.

    7. MA. Bustanul Ulum Rantau Karau Alabio.

    Adapun letak geografis MAN 2 Amuntai adalah sebagai berikut:

    - Sebelah Utara berbatasan dengan SDN Paliwara 2.

    - Sebelah Selatan berbatasan dengan Jl. Empu Mandastana.

    - Sebelah Timur berbatasan dengan Komplek KODIM.

    - Sebelah Barat berbatasan dengan Jl. Batung Batulis.

    2. Prasarana dan Sarana Pendidikan

    MAN 2 Amuntai dibangun diatas lahan seluas 10.455 m2 dengan

    konstruksi bangunan permanen yang sejak berdirinya pada tahun 1954 telah

    banyak mengalami perubahan dan perkembangan, terutama dari segi prasarana

  • 44

    dan sarana pendidikan yang ada di MAN 2 Amuntai sudah memadai untuk

    menunjang terlaksananya proses belajar mengajar.

    Prasarana yang dimiliki oleh MAN 2 Amuntai terdiri atas 18 ruang belajar

    yang terdiri dari kelas X ada 6 buah, untuk kelas XI ada 6 buah yaitu 2 kelas

    jurusan IPA, 3 kelas jurusan IPS dan dan 1 kelas jurusan Keagamaan dan kelas

    XII ada 6 buah yaitu 2 kelas jurusan IPA dan 4 kelas jurusan IPS, satu ruang

    kepala sekolah, satu ruang tata usaha, satu ruang dewan guru, satu ruang BP/BK,

    satu ruang komputer, satu ruang OSIS, satu ruang Perpustakaan, tiga ruang

    keterampilan, dua laboraturium Kimia/Fisika/Biologi, satu ruang UKS, dua ruang

    ibadah (mushala), dua asrama siswa, satu kantin sekolah, tiga buah WC

    guru/karyawan, lima buah WC siswa, satu buah lapangan Volly/basket serta

    tempat parkir untuk dewan guru dan siswa.

    Berdasarkan wawancara dengan guru matematika, fasilitas mengajar

    matematika agak kurang. Jadi untuk menyiasatinya dengan pemanfaatan fasilitas

    lain yang difungsikan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu itu dengan membuat

    alat peraga sendiri dari penugasan kepada siswa untuk pemanfaatan limbah

    industri sekitar, misalnya membuat kerangka bangun ruang dari kayu.

    3. Keadaan Guru, Staf Tata Usaha dan Siswa

    1) Keadaan Guru dan Staf Tata Usaha

    Di MAN 2 Amuntai pada tahun pelajaran 2008/2009 terdapat 51 orang

    tenaga pengajar dengan latar belakang yang berbeda (lihat dalam lampiran), lima

    orang diantaranya adalah guru matematika. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

    pada tabel berikut ini:

  • 45

    Tabel 4.1. Keadaan Guru Matematika MAN 2 Amuntai Tahun Pelajaran

    2008/2009

    No Nama Pendidikan Kelas

    1 Nasrullah, S.Pd FKIP Unlam

    Mat.IPA 1996

    X B

    XII IPA A-B

    XII IPS A-B

    2 Linda Rosalina, S.Pd.I S1 IAIN Antasari

    TMTK 2005

    XI IPA B

    XI IPS A-B

    3 Nahdiya Muti’ah, S.Pd.I S1 IAIN Antasari

    TMTK 2005

    XI IPA A

    XI IPS C

    XI AGAMA

    4 Fahriati Ningseh, S.Pd FKIP Unlam

    Mat. IPA 2001

    X C-F

    XII IPS C-D

    5 Rasmida Mujannah, S.Pd FKIP Unlam

    Mat. IPA

    X A

    Sumber: Kantor Tata Usaha MAN 2 Amuntai

    Sedangkan staf tata usaha MAN 2 Amuntai tahun pelajaran 2008/2009

    terdiri dari 10 orang, untuk lebih jelasnya (lihat lampiran)

    2) Keadaan Siswa

    Secara keseluruhan keadaan siswa MAN 2 Amuntai tahun pelajaran

    2008/2009 berjumlah 686 orang yang terdiri dari 232 laki-laki dan 454

    perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

    Tabel 4.2. Keadaan Siswa MAN 2 Amuntai Tahun Pelajaran 2008/2009

    No Kelas Jenis Kelamin

    Jumlah L P

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    X A

    X B

    X C

    X D

    X E

    X F

    XI IPA A

    XI IPA B

    XI IPS A

    XI IPS B

    XI IPS C

    13

    15

    15

    13

    14

    13

    4

    6

    13

    16

    19

    29

    28

    27

    29

    28

    27

    32

    26

    29

    26

    25

    42

    43

    42

    42

    42

    40

    36

    32

    42

    42

    44

  • 46

    Lanjutan Tabel 4.2. Keadaan Siswa MAN 2 Amuntai Tahun Pelajaran 2008/2009

    No Kelas Jenis Kelamin

    Jumlah L P

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    XI KEAGAMAAN

    XII IPA A

    XII IPA B

    XII IPS A

    XII IPS B

    XII IPS C

    XII IPS D

    13

    10

    9

    14

    16

    17

    12

    26

    26

    22

    17

    18

    17

    22

    39

    36

    31

    31

    34

    34

    34

    Jumlah 232 454 686 Sumber: Kantor Tata Usaha MAN 2 Amuntai

    4. Proses Pembelajaran Matematika di MAN 2 Amuntai

    Pengajar Matematika di MAN 2 Amuntai menggunakan dua macam

    kurikulum. Untuk kelas X dan XI menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan

    Pendidikan dan untuk kelas XII menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi

    2004 dengan pola pengajaran sistem semester. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan

    Pendidikan, pengajaran matematika untuk kelas X terbagi atas 7 materi pokok.

    Selain jam belajar reguler, madrasah ini memberikan kegiatan ekstra

    kurikuler untuk keterampilan tata busana, keterampilan perabot rumah tangga

    (meubelair), keterampilan pertanian terpadu, peternakan dan perikanan,

    keterampilan komputer dan internet.

    Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, guru mengajar matematika di

    kelas X menggunakan buku panduan Erlangga, dan buku penujang lainnya.

    Banyak buku penunjang yang digunakan sebagai buku panduan termasuk buku

    lama yang masih menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dari buku-buku

    panduan tersebut, siswa sering diberikan latihan yang dikerjakan pada saat

    pembelajaran berlangsung. Dan siswa mempunyai buku wajib yaitu Lembar kerja

    siswa (LKS).

  • 47

    Dalam pembelajaran materi pertidaksamaan kuadrat di kelas X, minat

    siswa cukup besar karena sudah ada dasar persamaan kuadrat dan linear sebelum

    mempelajari materi pertidaksamaan kuadrat tersebut. Metode yang digunakan

    guru dalam mengajarkan materi pertidaksamaan kuadrat adalah ceramah, diskusi

    dan informasi, dan tanya jawab.

    2. Penyajian Data

    Pada saat penelitian dilaksanakan ada siswa yang tidak hadir, sehingga

    sampel penelitian menjadi 125 orang. Dari hasil pengumpulan data di lapangan

    berdasarkan hasil tes penelitian diperoleh data seperti terdapat pada lampiran 8.

    Berdasarkan data tersebut yang berupa hasil tes pengerjaan soal pada siswa

    kelas X MAN 2 Amuntai, maka dapat dibuat deskripsi kesulitan siswa dalam

    menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat, dimana data tersebut disusun dan

    disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, yang kemudian dianalisis dan

    diberi simpulan

    a. Deskripsi Kesulitan Siswa Kelas X MAN 2 Amuntai Berdasarkan Taraf Penguasaan

    Dari data hasil tes yang dilakukan terhadap siswa kelas X MAN 2 Amuntai

    dapat diketahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat.

    Berdasarkan data hasil tes tersebut dapat disusun tabel distribusi frekuensi

    kesulitan siswa dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat berdasarkan taraf

    penguasaan yang dapat dilihat pada tabel berikut:

  • 48

    Tabel 4.3.Distribusi Frekuensi Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan

    Pertidaksamaan Kuadrat Berdasarkan Taraf Penguasaan

    Taraf Penguasaan

    (%)

    Skor

    (N)

    Frekuensi

    (f)

    Persentase

    (%)

    Kualifikasi

    90-100

    80-

  • 49

    Tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi kesulitan siswa

    dalam menentukan pertidaksamaan kuadrat dilihat dari banyaknya soal yang

    dijawab salah. Dari 125 orang siswa yang diujikan terdapat 31 orang siswa atau

    24,8% yang menjawab salah kurang dari 3 soal.

    c. Deskripsi Kesulitan Siswa Berdasarkan Jenis Soal Yang Tidak Dijawab Tuntas

    Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disusun tabel frekuensi kesulitan

    siswa berdasarkan banyaknya soal yang dijawab salah, seperti terlihat pada tabel

    berikut:

    Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kesulitan Siswa Berdasarkan Jenis Soal Yang

    Tidak Dijawab Tuntas

    No Jenis Soal Yang Tidak

    Dijawab Tuntas

    Frekuensi

    (f)

    Persentase

    (%)

    Keterangan

    1 02 cbxax , 1a 37 19,6 Tidak Tuntas

    2 02 cbxax , 1a 79 63,2 Tidak Tuntas

    3 02 cbxax , 1a 50 40,0 Tidak Tuntas

    4 02 cbxax , 1a 82 65,6 Tidak Tuntas

    5 02 cbxax , 1a 83 66,4 Tidak Tuntas

    6 02 cbxax , 0a 103 82,4 Tidak Tuntas

    Tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi kesulitan siswa

    dalam menentukan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat berdasarkan jenis soal

    yang tidak dijawab tuntas. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 6 soal

    yang peneliti sajikan ada 4 soal yang dianggap sulit yaitu soal nomor 2, 4, 5, 6.

    Dimana untuk soal nomor 2 dari 125 orang siswa ada 79 orang atau 63,2% yang

    tidak dapat menyelesaikan soal tersebut, kemudian untuk soal nomor 4 dari 125

    orang siswa yang diteliti ada 82 orang atau 65,6% tidak dapat menyelesaikan soal

  • 50

    itu. Untuk nomor 5 ada 83 orang atau 66,4% yang tidak dapat menyelesaikan soal

    pertidaksamaan kuadrat yang dibuat peneliti, sedangkan untuk soal nomor 6 ada

    103 orang atau 82,4% yang tidak dapat menyelesaikan soal pertidaksamaan

    kuadrat.

    d. Deskripsi Kesulitan Siswa Dalam Menentukan Nilai-Nilai Nol Dari Bentuk Persamaan Kuadrat (Langkah 1)

    Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disusun tabel frekuensi kesulitan

    siswa (yang menjawab salah) dan frekuensi siswa yang mampu (menjawab benar)

    pada langkah 1, seperti terlihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Siswa Yang Menjawab Benar dan Yang

    Menjawab Salah Pada Langkah 1

    No

    Soal

    Yang menjawab benar Yang menjawab salah

    Keterangan F % F %

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    111

    123

    110

    99

    83

    74

    88,8

    98,4

    88

    81,6

    66,4

    59,2

    14

    2

    15

    23

    42

    51

    11,2

    1,6

    12,0

    23,0

    42,0

    51,0

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tidak Tuntas

    Tidak Tuntas

    Tidak Tuntas

    Rata-rata 80,4 19,6 Tidak Tuntas

    Jika siswa menjawab salah maka dapat dikatakan siswa mengalami

    kesulitan, maka dari tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi

    kesulitan siswa dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat pada langkah 1.

    Untuk soal nomor 1, 2, dan 3 siswa yang mengalami kesulitan pada

    langkah 1 persentasenya kurang dari 15% sehingga dinyatakan tuntas. Sedangkan

    untuk soal nomor 4, 5, dan 6 siswa yang mengalami kesulitan pada langkah 1

    persentasenya lebih dari 15% sehingga dinyatakan tidak tuntas. Jadi dari soal

  • 51

    nomor 1 sampai nomor 6 rata-rata persentase siswa yang mengalami kesulitan

    pada langkah 1 sebanyak 19,6%

    e. Deskripsi Kesulitan Siswa Dalam Menggambarkan Nilai-Nilai Nol Yang Diperoleh Pada Langkah 1 Pada Garis Bilangan (Langkah 2)

    Siswa yang mampu menyelesaikan langkah 1 dengan benar dapat di

    identifikasi kesulitannya dalam menyelesaikan langkah 2.

    Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disusun tabel frekuensi kesulitan

    siswa (yang menjawab salah) dan frekuensi siswa yang mampu (menjawab benar)

    pada langkah 2, seperti terlihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Siswa Yang Menjawab Benar dan Yang

    Menjawab Salah Pada Langkah 2

    No

    Soal

    Yang Menjawab benar Yang menjawab salah

    Keterangan F % F %

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    106

    116

    105

    98

    81

    74

    95,4

    94,3

    95,4

    98,9

    97,5

    100

    5

    7

    5

    1

    2

    0

    4,5

    5,7

    4,5

    1,0

    2,4

    0

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Rata-rata 96,9 3,1 Tuntas

    Jika siswa menjawab salah maka dapat dikatakan siswa mengalami

    kesulitan, maka dari tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi

    kesulitan siswa dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat pada langkah 2.

    Dari tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi kesulitan siswa

    dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat pada langkah 2.

    Untuk soal nomor 1, 2, 3, 4 ,5, 6 siswa yang mengalami kesulitan pada

    langkah 2 persentasenya kurang dari 15% sehingga dinyatakan tuntas. Jadi dari

  • 52

    soal nomor 1 sampai nomor 6 rata-rata persentase siswa yang mengalami

    kesulitan pada langkah 2 sebanyak 3,1%

    f. Deskripsi Kesulitan Siswa Dalam Menentukan Tanda-Tanda Interval (Positif dan Negatif ) Pada Garis Bilangan Dengan Mengambil Nilai Uji

    Yang Berada Dalam Masing-Masing Interval (Langkah 3 )

    Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disusun tabel frekuensi kesulitan

    siswa (yang menjawab salah) dan frekuensi siswa yang mampu(menjawab benar)

    pada langkah 3, seperti terlihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Siswa Yang Menjawab Benar dan Yang

    Menjawab Salah Pada Langkah 3

    No Soal

    Yang Menjawab benar Yang menjawab salah Keterangan

    f % f %

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    98

    101

    96

    82

    56

    53

    92,5

    87,1

    91,5

    83,7

    69,1

    71,7

    8

    15

    9

    16

    25

    21

    7,5

    12,9

    8,5

    16,3

    30,8

    28,3

    Tuntas

    Tuntas

    Tuntas

    Tidak Tuntas

    Tidak tuntas

    Tidak Tuntas

    Rata-rata 83,7 17,3 Tidak Tuntas

    Jika siswa menjawab salah maka dapat dikatakan siswa mengalami

    kesulitan, maka dari tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi

    kesulitan siswa dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat pada langkah 3

    Dari tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi kesulitan siswa

    dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat pada langkah 3.

    Untuk soal nomor 1, 2, dan 3 siswa yang mengalami kesulitan pada

    langkah 3 persentasenya kurang dari 15% sehingga dinyatakan tuntas. Sedangkan

  • 53

    untuk soal nomor 4, 5, dan 6 siswa yang mengalami kesulitan pada langkah 3

    persentasenya lebih dari 15% sehingga dinyatakan tidak tuntas. Jadi dari soal

    nomor 1 sampai nomor 6 rata-rata persentase siswa yang mengalami kesulitan

    pada langkah 3 sebanyak 17,3%

    Kesulitan siswa pada langkah 3 disebabkan oleh kesalahan dalam

    menentukan nilai uji atau kesalahan dalam menentukan nilai fungsi dari nilai uji

    tersebut, sehingga tanda aljabar yang diperoleh pun menjadi salah. Adapun

    distribusi letak kesalahan siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.9. Distribusi Letak Kesalahan Siswa Pada Langkah 3

    No

    Soal

    Letak Kesalahan Siswa

    v w x

    f % F % f %

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    -

    6

    2

    8

    10

    11

    -

    40

    22,2

    50

    40

    52,4

    7

    8

    6

    5

    14

    8

    87,5

    53,3

    66,7

    31,2

    56

    38

    1

    1

    1

    3

    1

    2

    12,5

    6,7

    11,1

    18,8

    4

    9,5

    Dimana:

    v = menentukan nilai uji

    w = menentukan nilai fungsi

    x = tidak menjawab

    g. Deskripsi Kesulitan Menentukan Penyelesaian Pertidaksamaan Kuadrat Yaitu Memilih Interval Yang Memenuhi Pertidaksamaan Kuadrat

    (langkah 4)

    Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disusun tabel frekuensi kesulitan

    siswa (yang menjawab salah) dan frekuensi siswa yang mampu (menjawab benar)

    pada langkah 4, seperti terlihat pada tabel berikut:

  • 54

    Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Siswa Yang Menjawab Benar dan Yang

    Menjawab Salah Pada Langkah 4

    No

    Soal

    Yang Menjawab benar Yang menjawab salah

    Keterangan f % f %

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    88

    43

    74

    43

    38

    20

    89,7

    42,8

    77,0

    52,4

    67,8

    37,7

    10

    58

    22

    39

    18

    33

    10,3

    57,2

    23,0

    37,6

    32,2

    62,3

    Tuntas

    Tidak Tuntas

    Tidak Tuntas

    Tidak Tuntas

    Tidak Tuntas

    Tidak Tuntas

    Rata-rata 62,9 37,1 Tidak Tuntas

    Jika siswa menjawab salah maka dapat dikatakan siswa mengalami

    kesulitan, maka dari tabel di atas memberikan gambaran tentang frekuensi

    kesulitan siswa dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat pada langkah 4

    Dari tabel di atas dapat memberikan gambaran tentang frekuensi kesulitan

    siswa dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat pada langkah 4.

    Untuk soal nomor 1 siswa yang mengalami kesulitan pada langkah 4

    persentasenya kurang dari 15% sehingga dinyatakan tuntas. Sedangkan untuk

    soal nomor 2, 3, 4, 5, dan 6 siswa yang mengalami kesulitan pada langkah 4

    persentasenya lebih dari 15% sehingga dinyatakan tidak tuntas. Jadi dari soal

    nomor 1 sampai nomor 6 rata-rata persentase siswa yang mengalami kesulitan

    pada langkah 4 sebanyak 37,1%

    Kesulitan siswa pada langkah 4 disebabkan oleh kesalahan dalam

    menentukan interval yang memenuhi pertidaksamaan kuadrat atau kesalahan

    dalam menuliskan notasi himpunan penyelesaian. Adapun distribusi letak

    kesalahan siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

  • 55

    Tabel 4.11. Distribusi Letak Kesalahan Siswa Pada Langkah 4

    No

    Soal

    Letak Kesalahan Siswa

    y z

    f % f %

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    2

    36

    8

    22

    4

    19

    20

    62,1

    36,4

    56,4

    22,3

    57,6

    8

    22

    14

    17

    14

    14

    80

    37,9

    63,6

    43,6

    77,7

    42,4

    Keterangan

    y = menentukan interval yang memenuhi

    z = menuliskan notasi himpunan penyelesaian

    B. Analisis Data

    Dari tabel distribusi frekuensi yang telah disajikan pada pembahasan

    sebelumnya dapat dianalisis beberapa deskripsi kesulitan siswa dalam

    menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat, yaitu:

    1. Kesulitan Siswa Berdasarkan Taraf Penguasaan

    Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan

    pertidaksamaan kuadrat. Dari 125 orang siswa yang menjawab soal, sebanyak 75

    orang siswa atau 60% beradapada kualifikasi baik sekali, baik, dan cukup.

    Sedangkan yang berada pada kualifikasi kurang dan gagal ada orang siswa atau

    40%.

    Hal ini berarti bahwa terdapat 50 orang siswa atau 40% siswa yang

    mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat karena tidak

    mencapai skor minimal 60 dari skor total. Hal ini sesuai dengan kriteria

  • 56

    ketuntasan minimal siswa yang digunakan pada sekolah tersebut yakni apabila

    siswa tidak mencapai skor minimal 60 dari skor total maka siswa dikatakan tidak

    tuntas artinya siswa mengalami kesulitan. Persentase siswa yang tidak tuntas ada

    40%. Dengan demikian, berdasarkan konsep belajar tuntas, secara klasikal

    (keseluruhan) siswa dipandang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan

    pertidaksamaan kuadrat, karena persentase yang tidak tuntas lebih dari 15%.

    2. Kesulitan Siswa Berdasarkan Banyaknya Soal Yang Dijawab Salah

    Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan

    pertidaksamaan kuadrat dilihat dari banyaknya soal yang dijawab salah. Dari 125

    orang siswa yang diujikan terdapat 14 orang atau 11,2% yang menjawab salah

    sebanyak 6 butir soal, 21 orang atau 16,8% yang menjawab salah sebanyak 5 butir

    soal, 37 siswa atau 29,6% yang menjawab salah sebanyak 4 butir soal, 22 siswa

    atau 17,6% yang menjawab salah sebanyak 3 butir soal, 12 siswa atau 9,6% yang

    menjawab salah sebanyak 2 butir soal, 9 orang yang menjawab salah 1 soal, dan

    10 siswa atau 8% yang dapat menjawab seluruh soal.

    Hal ini berarti bahwa terdapat 94 orang atau 65,2% yang menjawab salah

    lebih dari 2 soal. Hal ini menunjukan bahwa secara klasikal siswa belum tuntas

    dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat karena lebih dari 15% siswa

    mengalami kesulitan dalam menyelesaikan 6 butir soal pertidaksamaan kuadrat.

    Jadi berdasarkan konsep belajar tuntas, secara klasikal siswa dipandang

    mengalami kesulitan dalam menylesaikan pertidaksamaan kuadrat.

  • 57

    3. Kesulitan Siswa Berdasarkan Jenis Soal Yang Dijawab Tidak Tuntas

    Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan dalam

    menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat berdasarkan jenis soal pertidaksamaan

    kuadrat yang dijawab tidak tuntas.

    a. Pada soal nomor 1 dengan bentuk pertidaksamaan kuadrat

    02 cbxax , 1a ada 37 siswa atau 70,4% yang tidak dapat

    menyelesaikan soal tersebut

    b. Pada soal nomor 2 dengan bentuk pertidaksamaan kuadrat

    02 cbxax , 1a ada 79 siswa atau 36,8% yang tidak dapat

    menyelesaikan soal tersebut.

    c. Pada soal nomor 3 dengan bentuk pertidaksamaan kuadrat

    02 cbxax , 1a ada 50 siswa atau 60% yang tidak dapat

    menyelesaikan soal tersebut

    d. Pada soal nomor 4 dengan bentuk pertidaksamaan kuadrat

    02 cbxax , 1a ada 82 siswa atau 34,4% yang tidak dapat

    menyelesaikan soal tersebut

    e. Pada soal nomor 5 dengan bentuk pertidaksamaan kuadrat

    02 cbxax , 1a ada 83 siswa atau 33,6% yang tidak dapat

    menyelesaikan soal tersebut

    f. Pada soal nomor 6 dengan bentuk pertidaksamaan kuadrat

    02 cbxax , 0a ada 103 siswa atau 17,6% yang tidak dapat

    menyelesaikan soal tersebut

  • 58

    Jadi pada tabel 4.5 terlihat bahwa secara klasikal siswa tidak tuntas dalam

    menyelesaikan soal pertidaksamaan kuadrat dalam berbagai bentuk karena

    terdapat di setaip soal lebih dari 15% siswa yang menjawab salah. Ini menunjukan

    bahwa secara klasikal siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan

    pertidaksamaan kuadrat.

    4. Kesulitan Siswa Dalam Menentukan Nilai-Nilai Nol Dari Bentuk Persamaan Kuadrat (Langkah 1)

    Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan

    pertidaksamaan kuadrat berdasarkan langkah 1. Dari 6 soal, ada 3 soal yaitu

    nomor 4, 5, 6 siswa mengalami tidak tuntas artinya siswa mengalami kesulitan

    dalam menyelesaikan ketiga soal tersebut. Kesulitan terutama sekali pada soal

    nomor 6 yaitu persamaan kuadratnya dengan koefisien x2

    bernilai negatif.

    Kemudian soal nomor 5 yang persamaan kuadratnya berbentuk 02 cbxax ,

    1a dan soal nomor 4 yang bentuk persamaan kuadratnya 02 cbxax ,

    1a .

    Karena rata-rata persentase siswa yang menjawab salah pada langkah 1

    lebih dari 15% yaitu 19,6%. Maka secara keseluruhan (klasikal) siswa mengalami

    kesulitan dalam menyelesaikan langkah 1 yaitu dalam menentukan nilai-nilai nol

    pada persamaan kuadrat

    Siswa yang salah pada langkah 1, tidak diperhitungkan pada analisis

    selanjutnya.

  • 59

    5. Kesulitan Siswa Dalam Menggambarkan Nilai-Nilai Nol Yang Diperoleh Pada Langkah 1 Pada Garis Bilangan (Langkah 2)

    Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa kesalahan terbesar siswa dalam

    menyelesaikan langkah 2 terdapat pada soal nomor 2. Letak kesulitan siswa pada

    langkah 2 yaitu kurang memahami dan tidak dapat membedakan nilai yang lebih

    besar antara nilai-nilai yang negatif. Namun, secara klasikal siswa telah tuntas

    dalam menggambarkan nilai-nilai nol pada garis bilangan. Karena rata-rata

    persentase siswa yang menjawab salah pada langkah 2 kurang dari 15% yaitu

    3,1%. Berarti siswa tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan langkah 2.

    Siswa yang salah pada langkah 2 tidak diperhitungkan pada analisis

    langkah selanjutnya.

    6. Kesulitan Siswa Dalam Menentukan Tanda-Tanda Interval (Positif dan Negatif ) Pada Garis Bilangan Dengan Mengambil Nilai Uji Yang Berada

    Dalam Masing-Masing Interval (Langkah 3 )

    Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan

    pertidaksamaan kuadrat berdasarkan langkah 3. Dari 6 soal, nomor 4, 5, 6 siswa

    mengalami tidak tuntas artinya siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan

    soal tersebut pada langkah 3. Sedangkan soal nomor 1, 2, 3 siswa dinyatakan

    tuntas artinya siswa tidak mengalami kesulitan pada langkah 3.

    Dari soal-soal yang dijawab siswa, dapat dilihat pada tabel 4.9 ternyata

    kesulitan siswa di langkah 3 disebabkan oleh kesalahan dalam menentukan titik

    uji atau kesalahan dalam menetukan nilai fungsi dari titik uji tersebut, sehingga

    tanda interval yang diperoleh pun menjadi salah.

    Dapat diketahui bahwa secara klasikal (keseluruhan) siswa tidak tuntas

    dalam menyelesaikan langkah 3 karena persentase rata-rata yang menjawab salah

  • 60

    lebih dari 15% yaitu 17,3%. Ini menunjukan bahwa secara klasikal berdasarkan

    konsep belajar tuntas, siswa menglami kesulitan dalam menentukan tanda-tanda

    interval (Positif dan Negatif ) pada garis bilangan dengan mengambil nilai uji

    yang berada dalam masing-masing interval.

    Siswa yang salah pada langkah 3 tidak diperhitungkan pada analisis

    langkah selanjutnya.

    7. Kesulitan Menentukan Penyelesaian Pertidaksamaan Kuadrat Yaitu Dengan Memilih Interval Yang Memenuhi Pertidaksamaan Kuadrat

    (Langkah 4)

    Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa kesulitan siswa dalam

    menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat berdasarkan langkah 4. Dari 6 soal, nomor

    2,3,4,5,6 siswa mengalami tidak tuntas artinya siswa mengalami kesulitan dalam

    menyelesaikan soal tersebut pada langkah 4. Sedangkan soal nomor 1 siswa

    dinyatakan tuntas artinya siswa siswa tidak mengalami kesulitan pada langkah 4.

    Dari soal-soal yang dijawab siswa, dapat dilihat pada tabel 4.11 ternyata

    kesulitan siswa di langkah 4 disebabkan oleh kesalahan dalam menentukan

    interval yang memenuhi pertidaksamaan kuadrat atau kesalahan dalam

    menuliskan notasi himpunan penyelesaiannya. Kesalahan siswa dalam

    menentukan tanda interval yang memenuhi pertidaksamaan menunjukan bahwa

    siswa tidak memahami hubungan antara tanda aljabar yang diperoleh pada garis

    bilangan dengan tanda pertidaksamaan pada soal, sedangkan kesalahan siswa

    dalam menuliskan notasi himpunan penyelesaian menunjukan bahwa siswa belum

    memahami cara menyatakan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat yang

    ditunjukan oleh garis bilangan ke dalam notasi himpunan

  • 61

    Dapat diketahui bahwa secara klasikal (keseluruhan) siswa tidak tuntas

    dalam menyelesaikan langkah 4 karena rata-rata persentase yang menjawab salah

    lebih dari 15% yaitu 37,1%. Ini menunjukan bahwa secara klasikal berdasarkan

    konsep belajar tuntas, siswa mengalami kesulitan dalam menentukan penyelesaian

    pertidaksamaan kuadrat.

    Setelah dilakukan penelitian terhadap siswa untuk setiap butir soal, serta

    berdasarkan hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran matematika, maka

    kesulitan siswa dalam dalam menyelesaikan soal-soal pertidaksamaan kuadrat

    disebabkan karena:

    a. Siswa kurang memahami konsep soal yang diberikan

    Untuk dapat menyelesaikan soal-soal dengan langkah yang tepat dan benar

    serta mendapatkan hasil akhir yang diinginkan, maka diperlukan pemahaman

    yang baik dan benar tentang konsep soal-soal itu sendiri. Siswa yang kurang

    memahami konsep akan mengalami kesulitan dalam memahami dan menganalisa

    soal. Seperti hubungan antara tanda pertidaksamaan dengan memilih interval yang

    memenuhi.

    b. Siswa kurang mampu mengaplikasikan konsep kedalam bentuk soal

    Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal juga disebabkan karena siswa

    kurang mampu menerapkan konsep-konsep yang diketahuinya kedalam bentuk

    soal. Seperti mencari nilai-nilai nol dalam persamaan kuadrat.

    c. Siswa kurang teliti dalam melakukan perhitungan

    Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal juga disebabkan karena siswa

    kurang teliti dalam melakukan operasi hitung. Dalam materi pertidaksamaan

  • 62

    kuadrat pada langkah 3 siswa sering salah dalam melakukan operasi hitung

    sehingga menentukan tanda-tanda interval pun menjadi salah. Dari kesalahan

    inilah menyebabkan siswa tidak tepat menentukan hasil akhir dari penyelesaian.

    d. Siswa kurang cermat dan teliti dalam menyelesaikan soal-soal sesuai dengan algoritma penyelesaian

    Selain dari faktor-faktor tersebut di atas, kesulitan siswa dalam

    menyelesaikan soal juga disebabkan karena siswa kurang cermat dan teliti dalam

    menyelesaikan soal yang sesuai dengan algoritma atau langkah penyelesaian,

    mulai dari langkah 1 sampai langkah 4 untuk menentukan hasil akhir. Dalam

    menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat dengan menggunakan garis bilangan maka

    ada 4 langkah yang harus digunakan agar dapat menyelesaikan soal tersebut.,

    sehingga 4 langkah tersebut saling berkaitan. Jika langkah 1 salah, maka langkah

    selanjutnya pun salah.

    e. Siswa kurang menangkap arti dari lambang-lambang matematika

    Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal juga disebabkan karena siswa

    kurang mengerti maksud dari lambang-lambang matematika sehingga kebanyakan

    siswa memanipulasi lambang sendiri.

    f. Kurangnya latihan soal-soal

    Selain itu, kesulitan siswa dalam soal juga disebabkan karena kurangnya

    latihan soal-soal. Sehingga dari latihan tersebut, akan memudahkan siswa dalam

    memahami konsep, mengingat langkah-langkah yang digunakan dalam

    penyelesaian serta melatih ketelitian siswa dalam melakukan perhitungan.

  • 63

    Adapun untuk guru pengajar matematika di MAN 2 Amuntai untuk kelas

    X ada 3 orang yaitu untuk pengajar A dan B berasal dari sarjana pendidikan

    program studi matematika jurusan PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin,

    sedangkan untuk pengajar C berasal dari sarjana pendidikan program studi kimia

    jurusan PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin. Menurut mereka dari seluruh siswa

    kelas X MAN 2 Amuntai, ada sebagian besar siswa yang mengalami kesulitan

    dalam menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat, terutama menyelesaikan langkah

    ke 4.