bab iv (kesimpulan)

2
BAB IV KESIMPULAN Telah dirawat pasien an. 9 tahun masuk dengan keluhan utama demam 5hari SMRS dan didiagnosis sebagai dengue shock syndrome berdasarkan criteria klinis dan laboratories dari WHO. Tatalaksana pada pasien ini berupa suportif dan simptomatik yang berupa pemberian terapi cairan yang disesuaikan dengan bagan pemberian terapi cairan pada DSS (sesuai dengan literatur). Sebagai terapi simptomatik pada pasien ini diberikan arasetamol untuk mengatasi demam dengan dosis sebanyak 3 x 500 mg PO (apabilasuhu > 38 C). Karena pasien ini mengeluhkan adanya nyeri perut terutama di ulu hati maka juga diberikan ranitidine dengan dosis 50 mg untuk sekali pemberian yang diberikan 2 kali sehari. Diberikan antibiotik dengan tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder yang mungkin terjadi akibat manipulasi yang dilakukan terhadap pasien. Pasien pulang dalam kondisi kesehatan yang membaik. Dengan demikian penegakan diagnosis dan tatalaksana kasus pada pasien ini telah sesuai dengan tinjauan literature mengenai penanganan pada dengue shock syndrome. Untuk memutuskan rantai penularan, pemberantasan vektor

Upload: wanhesti91

Post on 28-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ojwpq

TRANSCRIPT

Page 1: Bab IV (Kesimpulan)

BAB IV

KESIMPULAN

Telah dirawat pasien an. 9 tahun masuk dengan keluhan utama demam 5hari

SMRS dan didiagnosis sebagai dengue shock syndrome berdasarkan criteria klinis

dan laboratories dari WHO. Tatalaksana pada pasien ini berupa suportif dan

simptomatik yang berupa pemberian terapi cairan yang disesuaikan dengan bagan

pemberian terapi cairan pada DSS (sesuai dengan literatur). Sebagai terapi

simptomatik pada pasien ini diberikan arasetamol untuk mengatasi demam dengan

dosis sebanyak 3 x 500 mg PO (apabilasuhu > 38 C).

Karena pasien ini mengeluhkan adanya nyeri perut terutama di ulu hati maka

juga diberikan ranitidine dengan dosis 50 mg untuk sekali pemberian yang diberikan

2 kali sehari. Diberikan antibiotik dengan tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi

sekunder yang mungkin terjadi akibat manipulasi yang dilakukan terhadap pasien.

Pasien pulang dalam kondisi kesehatan yang membaik. Dengan demikian penegakan

diagnosis dan tatalaksana kasus pada pasien ini telah sesuai dengan tinjauan literature

mengenai penanganan pada dengue shock syndrome. Untuk memutuskan rantai

penularan, pemberantasan vektor dianggap cara paling memadai saat ini. Maka,

diberikan penjelasan dan mengedukasi keluarga pasien untuk melakukan kegiatan

pencegahan DBD dengan 3M menutup, menguras,mengubur barang-barang yang

dapat menampung air; menganjurkan agar pasien memakai repellan untuk mencegah

gigitan nyamuk