bab iv kebudayaan
TRANSCRIPT
5/12/2018 Bab IV Kebudayaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-kebudayaan 1/10
BAB IV
KEBUDAYAAN
Terjadi dampak
Pengertian
Buddhayah (Bahasa Sannskerta), yang merupakan bentuk jamak dari Buddhi
yang berarti budi atau akal.
Culture (Bahasa Inggris), Cultuur (Bahasa Belanda), Colere (Bahasa latin);
segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Melville J. Herkovits
”Suatu yang superorganic karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi
ke generasi tetap hidup terus walaupun orang-orang yang menjadi anggota
masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran.”
Koentjaraningrat
”Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.”
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Kebudayaan
Memiliki unsur
• Peralatan dan perlengkapan
• Mata pencaharian
• Sistem kemasyarakatan
• Bahasa
• Kesenian
• Sistem pengetahuan
• Religi
Berinteraksi dengan kebudayaanlain
Macam kebudayaan lokalIndonesia
• Batak
• Kalimantan Tengah
• Minahasa
• Ambon
• Flores
• Minangkabau
• Bugis Makassar
• Bali
• Sunda
•
Positif Negatif
5/12/2018 Bab IV Kebudayaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-kebudayaan 2/10
”Semua hasil, rasa, dan cipta masyarakat.”
Unsur-unsur Kebudayaan
Menurut Melville J. Herskovits
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik
Menurut Bronislaw Malinowski
1. Sistem norma yang memungkinkan kerjasama antara anggota masyarakat
2. Organisasi ekonomi
3. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan seperti keluarga
4. Organisasi kekuatan (politik)
Menurut Clyde Kluckhohn
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
3. Sistem kemasyarakatan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem pengetahuan
7. Sistem kepercayaan (religi)
Unsur-unsur pokok kebudayaan diatas disebut sebagai kebudayaan universal
(cultural universals).
Ralph Linton menyebutnya sebagai kegiatan-kegiatan kebudayaan (cultural
activity). Kemudian dapat dibagi lagi menjadi seperti contoh tabel dibawah ini:
Pertanian
(Cultural universal)
Pertanian
(Cultural activity)
Pengolahan tanah
(Trait-complex)
Teknik pengolahantanah
(Traits)
Organik(Items)
5/12/2018 Bab IV Kebudayaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-kebudayaan 3/10
1. Peralatan dan Perlengkapan Hidup
Peralatan dan perlengkapatan hidup berkaitan dengan benda-benda yang
dipakai manusia untuk memenuhi segala kebutuhan.
Antara lain:
• Alat produksi
• Senjata
• Wadah/ alat/ piranti
• Makanan dan minuman
• Pakaian dan perhiasan
• Tempat berlindung dan perumahan
• Alat transportasi
2. Sistem Mata Pencaharian Hidup
• Berburu dan meramu
• Beternak
• Bertani
• Menangkap ikan
•Berdagang
• Dll.
3. Sistem Kemasyarakatan
a. Sistem kekerabatan
Keluarga ambilineal kecil (±25-30 orang)
Keluarga ambilineal besar (beberapa generasi yang turun
temurun dengan jumlah warganya mencapai ratusan orang)
Klen (clan) kecil (suatu bentuk kelompok kekerabatan dimana satu dengan lainnya terikat melalui garis-garis keturunan laki-
laki/ perempuan saja)
Klen (clan) besar (semua keturunan seorang nenek moyang
baik laki-laki/ perempuan)
5/12/2018 Bab IV Kebudayaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-kebudayaan 4/10
Fratri (kelompok-kelompok kekerabatan yang patrilineal/
matrilineal, sifatnya lokal dan merupakan gabungan dari kelompok
klen setempat baik besar/ kecil)
Paroh masyarakat (moeity) (kelompok kekerabatan gabungan
klen seperti fratri tetapi selalu merupakan separoh dari suatu
masyarakat.
b. Organisasi sosial, bidang-bidangnya a.l:
Pendidikan
Kesejahteraan sosial
Kesehatan
Keadilan
4. Bahasa
Fungsi bahasa secara umum:
Alat berekspresi
Alat komunikasi
Alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
Fungsi bahasa secara khusus:
Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari (fungsi
praktis)
Mewujudkan seni (fungsi artistik)
Mempelajari naskah-naskah kuno (fungsi filosofis)
Usaha mengekploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi
5. Kesenian (nilai keindahan/ estetika)
Ada 2 (dua) lapangan besar kesenian dilihat dari sudut cara kesenian
sebagai ekspresi hasrat manusia menikmati keindahan:
Seni rupa (kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan
mata (visual)
Seni suara (kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan
telinga/ di dengar)
6. Sistem ilmu dan pengetahuan
5/12/2018 Bab IV Kebudayaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-kebudayaan 5/10
Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh
pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, logika atau percobaan-
percobaan (trial and error)
Sistem pengetahuan masyarakat secara umum dikelompokkan atas:
Pengetahuan tentang alam
Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan
Pengetahuan tentang tubuh manusia
Pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia
Pengetahuan tentang ruang dan waktu
7. Sistem kepercayaan (religi)
Sistem kepercayaan berkaitan dengan keyakinan akan adanya penguasa
tertinggi dari sistem jagad raya ini yang mengatur segala sesuatunya.
Keyakinan ini kemudian diformulasikan dalam serangkaian tata nilai atau
norma, perilaku dan tata cara berhubungan dengan penguasa tertinggi.
PENUGASAN
Buatlah tabel klasifikasi hasil-hasil kebudayaan yang ada di sekitar kamu (20
benda)!
Contoh:
Benda Unsur KebudayaanTelevisi Flat Ilmu Pengetahuan
Macam-macam budaya lokal di Indonesia
Budaya lokal adalah budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang berdiam di
dalam suatu kesatuan wilayah. Menurut Koentjoroningrat budaya lokal
Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu, Buddha, Islam dan
Eropa.
1. Kebudayaan masyarakat batak
Yang termasuk ke dalam kebudayaan masyarakat Batak
adalah mereka yang yang berdiam di sekitar wilayah
5/12/2018 Bab IV Kebudayaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-kebudayaan 6/10
pegunungan Sumatra Utara, mulai dari perbatasan Aceh di utara sampai
perbatasan dengan Riau dan Sumatra Barat di sebelaha selatan. Orang Batak
mendiami Dataran Tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu,
Simalungun, Dairi, Toba, Humbang, Silindung, Angkola, Mandailing dan
Tapanuli Tengah.
Kelompok kekerabatan yang besar disebut Merga (Karo) atau Marga (Toba).
Orang Batak hidup dalam satu kesatuan yang disebut Huta (Toba) atau
Kesain (Karo) yang dikelilingi oleh parit. Orang Batak hidup dalam rumah
disebut Ruma (Toba), Jabu (Karo) yang dihuni oleh beberapa keluarga yang
satu sama lain terikat oleh hubungan kekerabatan secara patrilineal. Orang
Batak mayoritas bermata pencaharian bercocok tanam padi di sawah dan
ladang.
Dalam kunjungannya pada tahun 1292, Marco Polo melaporkan bahwa
masyarakat Batak sebagai orang-orang "liar yang musyrik" dan tidak pernah
terpengaruh oleh agama-agama dari luar. Meskipun Ibn Battuta,
mengunjungi Sumatera Utara pada tahun 1345 dan mengislamkan Sultan Al-
Malik Al-Dhahir, masyarakat Batak tidak pernah mengenal Islam sebelum
disebarkan oleh pedagang Minangkabau. Bersamaan dengan usaha
dagangnya, banyak pedagang Minangkabau yang melakukan kawin-mawin
dengan perempuan Batak. Hal ini secara perlahan telah meningkatakan
pemeluk Islam di tengah-tengah masyarakat Batak. Pada masa Perang
Paderi di awal abad ke-19, pasukan Minangkabau menyerang tanah Batak
dan melakukan pengislaman besar-besaran atas masyarakat Mandailing dan
Angkola. Namun penyerangan Paderi atas wilayah Toba, tidak dapat
mengislamkan masyarakat tersebut, yang pada akhirnya mereka menganut
agama Protestan. Kerajaan Aceh di utara, juga banyak berperan dalam
mengislamkan masyarakat Karo, Pakpak, dan Dairi.
Pada tahun 1824, dua misionaris Baptist asal Inggris, Richard Burton dan
Nathaniel Ward berjalan kaki dari Sibolga menuju pedalaman Batak. Setelah
tiga hari berjalan, mereka sampai di dataran tinggi Silindung dan menetap
selama dua minggu di pedalaman. Dari penjelajahan ini, mereka melakukan
5/12/2018 Bab IV Kebudayaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-kebudayaan 7/10
observasi dan pengamatan langsung atas kehidupan masyarakat Batak. Pada
tahun 1834, kegiatan ini diikuti oleh Henry Lyman dan Samuel Munson dari
Dewan Komisaris Amerika untuk Misi Luar Negeri.
Pada tahun 1850, Dewan Injil Belanda menugaskan Herman Neubronner van
der Tuuk untuk menerbitkan buku tata bahasa dan kamus bahasa Batak -
Belanda. Hal ini bertujuan untuk memudahkan misi-misi kelompok Kristen
Belanda dan Jerman berbicara dengan masyarakat Toba dan Simalungun
yang menjadi sasaran pengkristenan mereka.
Misionaris pertama asal Jerman tiba di lembah sekitar Danau Toba pada
tahun 1861, dan sebuah misi pengkristenan dijalankan pada tahun 1881 oleh
Dr. Ludwig Ingwer Nommensen. Kitab Perjanjian Baru untuk pertama
kalinya diterjemahkan ke bahasa Batak Toba oleh Nommensen pada tahun
1869 dan penerjemahan Kitab Perjanjian Lama diselesaikan oleh P. H.
Johannsen pada tahun 1891. Teks terjemahan tersebut dicetak dalam huruf
latin di Medan pada tahun 1893. Menurut H. O. Voorma, terjemahan ini
tidak mudah dibaca, agak kaku, dan terdengar aneh dalam bahasa Batak.
Masyarakat Toba dan Karo menyerap agama Nasrani dengan cepat, dan pada
awal abad ke-20 telah menjadikan Kristen sebagai identitas budaya. Pada
masa ini merupakan periode kebangkitan kolonialisme Hindia-Belanda,
dimana banyak orang Batak sudah tidak melakukan perlawanan lagi dengan
pemerintahan kolonial. Perlawanan secara gerilya yang dilakukan oleh
orang-orang Batak Toba berakhir pada tahun 1907, setelah pemimpin
kharismatik mereka, Sisingamangaraja XII wafat.
2. Kebudayaan masyarakat Minangkabau
Daerah asal kebudayaan Minangkabau
seluas provinsi Sumatra Barat, tersebar
juga di beberapa tempat di Sumatra dan
juga Malaya.
Adat dan budaya Minangkabau
bercorakkan keibuan (matrilineal),
5/12/2018 Bab IV Kebudayaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-kebudayaan 8/10
dimana pihak perempuan bertindak sebagai pewaris harta pusaka dan
kekerabatan. Menurut tambo sistem adat Minangkabau pertama kali
dicetuskan oleh dua orang bersaudara, Datuk Perpatih Nan Sebatang dan
Datuk Ketumanggungan. Datuk Perpatih mewariskan sistem adat Bodi
Caniago yang demokratis, sedangkan Datuk Ketumanggungan mewariskan
sistem adat Koto Piliang yang aristokratis. Dalam perjalanannya, dua sistem
adat yang dikenal dengan kelarasan ini saling isi mengisi dan membentuk
sistem masyarakat Minangkabau.
Secara sederhana masyarakat Minangkabau terbagi ke dalam tiga lapisan
besar, yaitu:
Bangsawan, keluarga yang mula-mula datang
Orang biasa, keluarga yang datang kemudian
Orang yang paling rendah, keluarga yang menumpang pada yang lebih
dulu datang
Dalam masyarakat Minangkabau, ada tiga pilar yang membangun dan
menjaga keutuhan budaya serta adat istiadat. Mereka adalah alim ulama,
cerdik pandai, dan ninik mamak, yang dikenal dengan istilah Tali nan Tigo
Sapilin. Ketiganya saling melengkapi dan bahu membahu dalam posisi yang
sama tingginya. Dalam masyarakat Minangkabau yang demokratis dan
egaliter, semua urusan masyarakat dimusyawarahkan oleh ketiga unsur itu
secara mufakat.
Daerah Minangkabau terdiri atas banyak nagari. Nagari ini merupakan
daerah otonom dengan kekuasaan tertinggi di Minangkabau. Tidak ada
kekuasaan sosial dan politik lainnya yang dapat mencampuri adat di sebuah
nagari. Nagari yang berbeda akan mungkin sekali mempunyai tipikal adat
yang berbeda. Tiap nagari dipimpin oleh sebuah dewan yang terdiri daripemimpin suku dari semua suku yang ada di nagari tersebut. Dewan ini
disebut dengan Kerapatan Adat Nagari (KAN). Dari hasil musyawarah dan
mufakat dalam dewan inilah sebuah keputusan dan peraturan yang mengikat
untuk nagari itu dihasilkan.
5/12/2018 Bab IV Kebudayaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-kebudayaan 9/10
Sejarah merantau pada etnis Minang telah berlangsung cukup lama. Sejarah
mencatat migrasi pertama terjadi pada abad ke-7, dimana banyak
pedagang-pedagang emas yang berasal dari pedalaman Minangkabau
melakukan perdagangan di muara Jambi, dan terlibat dalam pembentukan
Kerajaan Malayu. Migrasi besar-besaran terjadi pada abad ke-14, dimana
banyak keluarga Minang yang berpindah ke pesisir timur Sumatera. Mereka
mendirikan koloni-koloni dagang di Batubara, Pelalawan, hingga melintasi
selat ke Penang dan Negeri Sembilan, Malaysia. Bersamaan dengan
gelombang migrasi ke arah timur, juga terjadi perpindahan masyarakat
Minang ke pesisir barat Sumatera. Di sepanjang pesisir ini perantau Minang
banyak bermukim di Meulaboh, Aceh tempat keturunan Minang dikenal
dengan sebutan Aneuk Jamee, Barus, hingga Bengkulu. Setelah Kesultanan
Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511, banyak keluarga
Minangkabau yang berpindah ke Sulawesi Selatan. Mereka menjadi
pendukung kerajaan Gowa, sebagai pedagang dan administratur kerajaan.
Datuk Makotta bersama istrinya Tuan Sitti, sebagai cikal bakal keluarga
Minangkabau di Sulawesi. Gelombang migrasi berikutnya terjadi pada abad
ke-18, yaitu ketika Minangkabau mendapatkan hak istimewa untuk
mendiami kawasan Kerajaan Siak.
Orang Minangkabau boleh dikatakan tidak mengenal unsur-unsur
kepercayaan lain kecuali apa yang diajarkan dalam Islam. Walaupun
demikian, muncul juga kepercayaan yang tidak diajarkan dalam Islam.
Misal, mereka percaya pada hantu yang mendatangkan bencana dan
penyakit pada manusia, untuk menolaknya mereka akan datang pada
seorang dukun untuk meminta pertolongan.
3. Kebudayaan masyarakat Bali
4.