bab iv hasil penelitian dan pembahasan...
TRANSCRIPT
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Kondisi Awal
Pra Siklus dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 2 Februari 2012. Pada
tahap ini yang diobservasi adalah siswa kelas IV dengan materi “Pecahan
Senilai”. Dalam pembelajaran ini peneliti belum menerapkan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Assisted
Individualization (TAI) tetapi guru masih menggunakan metode konvensional,
yaitu menggunakan metode ceramah. Selain melakukan evaluasi, peneliti juga
mengambil data siswa. Hasil belajar siswa dalam pra siklus adalah rata-rata 56,
nilai tertinggi 73 dan nilai terendah 47. Untuk lebih jelasnya bisa lihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.1
Hasil Evaluasi Pra Siklus
Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase
Tuntas ≥ 60 11 61.11%
Belum Tuntas < 60 7 38.89%
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 56 dan
persentase ketuntasan klasikal pada pra siklus sebesar 61,11 %. Masih belum
memenuhi indikator yang ditentukan yakni nilai rata-rata ≥ 60 dan ketuntasan
klasikal ≥ 80%. Sebagaimana digambarkan pada table di bawah ini.
Sebelum pelaksanaan siklus demi siklus yang diterapkan dalam
pembelajaran, peneliti melakukan observasi awal terlebih dahulu (pra siklus)
terhadap proses pembelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri Timbang 01
Kecamatan Banyuputih. Dengan melihat atau mengamati secara langsung
pembelajaran yang ada di kelas, kemudian dicatat yang terjadi selama
pembelajaran berlangsung.
Observasi pada tahap pra siklus ini menggunakan instrument observasi,
hasil observasi ini adalah guru masih menggunakan metode ceramah secara
dominan, sehingga komunikasi yang terjadi hanya satu arah, siswa hanya
mendengarkan penjelasan dari guru tersebut. Banyak siswa yang kurang
37
memperhatikan, mengantuk, dan bermain sendiri. Adapun hasil catatan keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika sebelum diterapkannya metode
active learning tipe TAI disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Skor hasil observasi kondisi siswa pada tahap pra siklus
No Indikator Skor Jumlah
skor 1 2 3 4 5
1 Kesiapan siswa dalam
menerima pembelajaran √ 3
2
Motivasi dan kegairahan
dalam mengikuti kegiatan
belajar (menyelesaikan
tugas individu atau tugas
kelompok)
√ 2
3 Hubungan siswa dengan
guru selama pembelajaran √ 4
4
Hubungan siswa dengan
siswa lain selama
pembelajaran (dalam
kegiatan kelompok)
√ 2
5 Siswa memperhatikan
penjelasan guru √ 2
6
Keberanian siswa dalam
bertanya, mengemukakan
pendapat dan berdebat
argument
√ 1
Jumlah 1 3 1 1 0 14
Keterangan:
Skor : 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup), 2 (rendah), 1 (kurang).
Dari hasil pengamatan terhadap kondisi siswa dalam proses pembelajaran
Matematika sebelum diterapkan metode active learning tipe TAI dapat
diprosentasekan yaitu:
100_
_x
MaksimalSkor
PerolehanSkorNilai
10030
14x
= 46,67%
38
Aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika dapat dikategorikan
sebagai berikut :
> 75%: = tinggi (baik).
60% - 75%: = sedang (cukup)
< 60 %: = rendah (kurang)
Dari hasil pengamatan pada tahap pra siklus ini dapat disimpulkan bahwa
siswa belum terlibat aktif secara penuh dalam proses pembelajaran. Peran guru
masih sangat mendominasi. Rendahnya aktivitasr siswa ditunjukkan dengan
prosentase hasil observasi yaitu 46,67%.
Selama proses belajar berlangsung, aspek yang menunjukkan adanya
belajar aktif belum terpenuhi secara maksimal, seperti penataan ruangan atau
tempat duduk yang masih menggunakan model konvensional. Dari pengamatan,
terlihat masih ada siswa yang bermain dan ngobrol sendiri.
Dari hasil pengamatan secara langsung pada proses pembelajaran sebelum
dilakukan tindakan, peneliti mengidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi
di kelas, antara lain:
1. Metode pembelajaran yang belum mengaktifkan keterlibatan siswa secara
optimal.
2. Setting tempat duduk yang masih konvensional, dari awal hingga akhir
pembelajaran semua siswa menghadap ke papan tulis atau guru.
3. Pembelajaran yang masih bercorak komunikasi satu arah (guru ke murid).
4. Belum semua siswa berani bertanya, mengemukakan pendapat dan berdebat
argumen dalam proses pembelajaran
5. Keaktifan siswa masih didominasi oleh siswa yang pandai
Setelah mengidentifikasi beberapa permasalahan diatas, kemudian peneliti
mendiskusikan hal tersebut dengan guru mitra atau kolaborator dalam penelitian
ini untuk dicarikan solusinya.
Hasil dari diskusi dan refleksi terhadap permasalahan di atas kemudian
disepakati beberapa alternatif pemecahan masalah yang akan diterapkan pada
pembelajaran berikutnya yaitu menerapan metode koopertatif tipe Team Assisted
39
Individualization (TAI) sebagai pelengkap dalam melaksanakan metode
pembelajaran berupa ceramah dan demonstrasi.
4.2. Deskripsi Hasil Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan yaitu
pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 5 Maret 2012, pertemuan kedua
dilaksanakan hari Rabu tanggal 7 Maret 2012, dan pertemuan ketiga dilaksanakan
pada hari Senin, 12 Maret 2012. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
sesuai dengan langkah-langkah skenario pembelajarannya, disertai lembar
kegiatan siswa dalam membantu pembelajaran.
Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama adalah pecahan senilai
pada indikator “menentukan pecahan-pecahan senilai dari suatu pecahan”.
Pertemuan kedua yaitu pada indicator “menyederhanakan pecahan”. Dan pada
pertemuan ketiga yaitu “menyatakan pecahan sebagai pembagian”
Dalam siklus 1 ini dibagi beberapa tahap yaitu:
4.2.1. Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Kegiatan yang
dilakukan antara lain:
1. Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) untuk tiga pertemuan.
2. Membuat lembar kerja siswa untuk berdiskusi kelompok.
3. Membuat kunci jawaban lembar kerja siswa.
4. Menyiapkan alat, sarana dan media pembelajaran
5. Membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil yang sesuai model
pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dengan setiap
kelompok 4-5 siswa.
6. Guru sudah memberi tugas untuk membaca materi pelajaran di rumah.
7. Mempersiapkan alat evaluasi akhir siklus I.
40
4.2.2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tiga
pertemuan dengan penjelasan sebagai berikut:
4.2.2.1. Pertemuan 1
Materi pada pertemuan pertama adalah pecahan senilai pada indikator
menentukan pecahan-pecahan senilai dari suatu pecahan. Adapun skenario
pembelajaran sebagai berikut :
1. Guru memberikan apersepsi tentang hasil pra siklus
2. Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi sumber hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan sumber hukum
Islam dengan soal dalam lembar kerja.
5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang
heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan nilai tes yang didapat pada pra
siklus.
6. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan siswa diberi
kesempatan menyelesaikan lembar kerja.
7. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian
kegiatan spesifik (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa
anggota saling membaca soal yang diberikan guru, (b) membuat prediksi
atau menafsirkan isi soal, menuliskan apa yang diketahui, dan apa yang
ditanyakan.
8. Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan
pendampingan.
9. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada
guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan,
guru dapat memberikan bantuan secara proporsional.
41
10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah
memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru.
11. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya,
kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi
(tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya).
12. Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik
sampai yang kurang berhasil.
13. Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal
dengan menekankan strategi pemecahan masalah.
14. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Setelah melaksanakan pembelajaran pada pertemuan 1 kemudian
menyelesaikan soal melalui langkah-langkah pembelajaran yang diawali dengan
diskusi dalam kelompok yang heterogen, presentasi terhadap hasil diskusi, dan
pelaksanaan tes secara individu diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Evaluasi Siklus I Pertemuan 1
Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase
Tuntas ≥ 60 13 72.22%
Belum Tuntas < 60 5 27.78%
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 58.33
dan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 72.22 %, sehingga
pembelajaran dikatakan masih belum memenuhi indikator yang ditentukan yakni
nilai rata-rata ≥ 60 dan ketuntasan klasikal ≥ 80%.
4.2.2.2. Pertemuan 2
Materi pada pertemuan kedua adalah pecahan senilai pada indikator
menyederhanakan pecahan. Adapun skenario pembelajaran sebagai berikut :
1. Guru memberikan apersepsi tentang menyederhanakan pecahan
2. Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi menyederhanakan
pecahan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
42
4. Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan
menyederhanakan pecahan.
5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang
heterogen. Pengelompokan ini masih berdasarkan pada kelompok siklus I
pertemuan pertama.
6. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan siswa diberi
kesempatan menyelesaikan lembar kerja.
7. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian
kegiatan spesifik, (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa
anggota saling membaca soal yang diberikan guru, (b) membuat prediksi atau
menafsirkan isi soal, menuliskan apa yang diketahui, dan apa yang
ditanyakan.
8. Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan
pendampingan.
9. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada
guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan,
guru dapat memberikan bantuan secara proporsional.
10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah
memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru.
11. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya,
kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi
(tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya).
12. Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik
sampai yang kurang berhasil.
13. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
14. Menjelang akhir waktu, guru memberikan tes secara individu dengan
menekankan strategi pemecahan masalah.
Pembelajaran pada pertemuan 2 diperoleh hasil sebagai berikut:
43
Tabel 4.4
Hasil Evaluasi Siklus I Pertemuan 2
Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase
Tuntas ≥ 60 14 77.78%
Belum Tuntas < 60 4 22.22%
Tabel di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar
61,11 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 77.78 %, sehingga pembelajaran
tentang menyederhanakan pecahan masih belum berhasil.
4.2.2.3. Pertemuan 3
Materi pada pertemuan ketiga adalah pecahan senilai pada indikator
menyatakan pecahan sebagai pembagian, dengan skenario pembelajaran sebagai
berikut :
1. Guru memberikan apersepsi tentang menyatakan pecahan sebagai pembagan.
2. Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi pecahan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan menyatakan
pecahan sebagai pembagian.
5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang
heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan pada kelompok siklus I pertemuan
kedua.
6. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan siswa diberi
kesempatan menyelesaikan lembar kerja.
7. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian
kegiatan spesifik, (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa
anggota saling membaca soal yang diberikan guru, (b) membuat prediksi atau
menafsirkan isi soal, menuliskan apa yang diketahui, dan apa yang
ditanyakan.
8. Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan
pendampingan.
44
9. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada
guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan,
guru dapat memberikan bantuan secara proporsional.
10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah
memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru.
11. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya,
kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi
(tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya).
12. Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik
sampai yang kurang berhasil.
13. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
14. Menjelang akhir waktu, guru memberikan tes secara individu dengan
menekankan strategi pemecahan masalah.
Pembelajaran pada pertemuan ketiga diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Evaluasi Siklus I Pertemuan 3
Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase
Tuntas ≥ 60 14 77.78%
Belum Tuntas < 60 4 22.22%
Tabel di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar
60,56 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 77.78 %, sehingga pembelajaran
secara klasikal masih belum berhasil.
Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran Matematika materi
pokok pecahan senilai dengan penerapan medel pembelajaran kooperatif tipe
Team Assisted Individualization (TAI), maka peneliti mengadakan tes evaluasi
siklus I, dengan hasil sebagai berikut :
45
Tabel 4.6
Hasil Evaluasi Akhir Siklus I
Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase
Tuntas ≥ 60 14 77.78%
Belum Tuntas < 60 4 22.22%
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 62.50
dan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 77.78 %, sehingga
pembelajaran dikatakan masih belum memenuhi indikator yang ditentukan yakni
ketuntasan klasikal ≥ 80%.
4.2.3. Pengamatan
Pengamatan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI,
dilakukan oleh guru lain sebaga kolaborator dalam penelitian tindakan.
Pengamatan bertujuan untuk mengetahui kondisi guru, maupun siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
Hasil pengamatan yang berhasil dirangkum oleh guru pengamat adalah
sebaga berikut :
Tabel 4.7
Pengamatan terhadap Aktivitas Guru
No. Indikator Skor
Skor 1 2 3 4 5
1 Menyampaikan tujuan dan motivasi:
a. menyampaikan semua tujuan
pembelajaran √ 4
b. memotivasi siswa √ 3
2 Mampu mengkondisikan dan
mengorganisasikan kelas menjadi
kelompok-kelompok belajar
√ 3
3 Pemberian tugas secara kelompok √ 5
4 Membantu kerja kelompok:
a. membimbing kelompok dalam
menemukan peran √ 3
b. membimbing jalanya diskusi
kelompok dalam memecahkan
masalah dan menemukan model √ 3
5 Presentasi:
46
No. Indikator Skor
Skor 1 2 3 4 5
a. membimbing siswa menyajikan
hasil diskusi dalam presentasi √ 3
b. memberikan kesempatan siswa
untuk menanggapi, bertanya atau
menyanggah
√ 4
6 Memberikan pemahaman dan umpan
balik:
a. memberikan kesempatan bertanya
dan menjawab pertanyaan √ 3
b. membimbing siswa dalam menarik
kesimpulan √ 3
7 Evaluasi kelompok dan individu:
a. melakukan evaluasi kelompok √ 3
b. melakukan evaluasi individu √ 3
Jumlah 0 0 9 2 1 40
Keterangan:
Skor : 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup), 2 (rendah), 1 (kurang).
Dari hasil pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran
Matematika dengan diterapkan medel pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat
diprosentasekan yaitu:
100_
_x
MaksimalSkor
PerolehanSkorNilai
10060
40x
= 66,67%
Dari hasil pengamatan pada siklus I ini dapat disimpulkan bahwa guru
belum melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Peran guru masih sangat
mendominasi. Hal ini disebabkan karena guru masih terbawa model pembelajaran
konvensional, belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif. Kurangnya
peran guru dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI ini ditunjukkan dengan
prosentase hasil pengamatan yaitu 66,67%.
Sedangkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
47
Tabel 4.8
Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa
No Indikator Skor Jumlah
skor 1 2 3 4 5
1 Kesiapan siswa dalam
menerima pembelajaran √ 3
2
Motivasi dan kegairahan
dalam mengikuti kegiatan
belajar (menyelesaikan
tugas individu atau tugas
kelompok)
√ 4
3 Hubungan siswa dengan
guru selama pembelajaran √ 4
4
Hubungan siswa dengan
siswa lain selama
pembelajaran (dalam
kegiatan kelompok)
√ 3
5 Siswa memperhatikan
penjelasan guru √ 3
6
Keberanian siswa dalam
bertanya, mengemukakan
pendapat dan berdebat
argument
√ 3
Jumlah 0 0 4 2 0 20
Dari hasil pengamatan terhadap kondisi siswa dalam proses pembelajaran
Matematika sebelum diterapkan metode active learning tipe TAI dapat
diprosentasekan yaitu:
100_
_x
MaksimalSkor
PerolehanSkorNilai
10030
20x
= 66,67%
Dari hasil pengamatan pada tahap siklus I ini dapat disimpulkan bahwa
siswa belum terlibat aktif secara penuh dalam proses pembelajaran. Namun sudah
ada peningkatan dari dari pra siklus. Aktivitas belajar siswa ditunjukkan dengan
prosentase hasil observasi yaitu 66,67%.
48
Selama proses belajar berlangsung, aspek yang menunjukkan adanya
belajar aktif sudah mulai nampak walaupun belum maksimal, seperti penataan
ruangan atau tempat duduk sudah membentuk pembelajaran kooperatif, siswa
mulai berani untuk mengemukakan pendapat ataupun mengajukan pertanyaan
baik kepada sesama siswa maupun kepada guru.
4.2.4. Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian siklus I diperoleh nilai rata-rata hasil belajar
siswa sebesar 62.50 dan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 77.78
%. Presentasi hasil belajar ini belum memenuhi indikator keberhasilan yang
diharapkan yakni nilai ketuntasan klasikal ≥ 80%. Hasil refleksi siklus I indikator
keberhasilan belum tercapai sehingga penelitian ini dilanjutkan dengan siklus II.
Dari hasil refleksi siklus I maka perlu dilakukan beberapa tindakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II. Beberapa tindakan tersebut antara
lain sebagai berikut:
1. Guru harus dapat mengatur waktu dengan baik sehingga pembelajaran tidak
mengalami keterlambatan waktu dan dapat berjalan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
2. Pengkondisian kelas yang lebih baik sehingga pembelajaran berjalan dengan
lancar.
3. Guru memberi motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran
dan dapat mengkondisikan diri dalam berdiskusi kelompok.
4. Guru harus lebih maksimal dalam membimbing siswa berdiskusi kelompok.
4.3. Hasil Penelitian Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran siklus II di kelas IV SD Negeri Timbang 01,
dilaksanakan tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama pada hari Rabu tanggal
14 Maret 2012, pertemuan kedua dilaksanakan hari Senin tanggal 19 Maret 2012,
dan pertemuan ketiga pada hari Rabu tanggal 21 Maret 2012. Model pembelajaran
kooperatif tipe TAI sesuai dengan langkah-langkah skenario pembelajaran yang
disertai lembar kegiatan siswa dalam membantu pembelajaran.
Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama adalah pecahan senilai
pada indikator “menentukan pecahan-pecahan senilai dari suatu pecahan”.
49
Pertemuan kedua yaitu pada indicator “menyederhanakan pecahan”. Dan pada
pertemuan ketiga yaitu “menyatakan pecahan sebagai pembagian”
Dalam siklus II ini dibagi beberapa tahap yaitu:
4.3.1. Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Kegiatan yang
dilakukan antara lain:
1. Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), untuk dua pertemuan.
2. Membuat lembar kerja siswa untuk berdiskusi kelompok.
3. Membuat kunci jawaban lembar kerja siswa.
4. Menyiapkan alat, sarana dan media pembelajaran
5. Membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil yang sesuai model
pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dengan setiap
kelompok 4-5 siswa.
6. Guru sudah memberi tugas untuk membaca materi pelajaran di rumah.
7. Mempersiapkan alat evaluasi akhir siklus II.
4.3.2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan.
4.3.2.1. Pertemuan 1
Kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
1. Guru memberikan apersepsi tentang menentukan pecahan yang senilai.
2. Guru memberikan motivasi mengenai pecahan yang senilai.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan pecahan yang
senilai.
5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang
heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan nilai placement tes yang didapat
pada siklus I.
50
6. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan siswa diberi
kesempatan menyelesaikan lembar kerja.
7. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian
kegiatan spesifik (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa
anggota saling membaca soal cerita yang diberikan guru, (b) membuat
prediksi atau menafsirkan isi soal cerita, menuliskan apa yang diketahui, apa
yang ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel
tertentu.
8. Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan
pendampingan.
9. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada
guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan,
guru dapat memberikan bantuan secara proporsional.
10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah
memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru.
11. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya,
kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi
(tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya).
12. Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik
sampai yang kurang berhasil.
13. Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal
dengan menekankan strategi pemecahan masalah.
14. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Pembelajaran pada pertemuan pertama diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Evaluasi Siklus II Pertemuan 1
Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase
Tuntas ≥ 60 15 83.33%
Belum Tuntas < 60 3 16.67%
51
Tabel di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar
62,78 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 83.33 %, sehingga pembelajaran
secara klasikal sudah berhasil.
4.3.2.2. Pertemuan 2
Sedangkan kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan kedua adalah sebagai
berikut:
1. Guru memberikan apersepsi tentang menyederhanakan pecahan.
2. Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya menyederhanakan pecahan
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan
menyederhanakan pecahan dengan soal dalam lembar kerja.
5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang
heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan pengelompokkan pada siklus II
pertemuan pertama.
6. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan siswa diberi
kesempatan menyelesaikan lembar kerja .
7. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian
kegiatan spesifik (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa
anggota saling membaca soal cerita yang diberikan guru, (b) membuat
prediksi atau menafsirkan isi soal, menuliskan apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan.
8. Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan
pendampingan.
9. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada
guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan,
guru dapat memberikan bantuan secara proporsional.
10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah
memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru.
52
11. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya,
kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi
(tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya).
12. Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik
sampai yang kurang berhasil.
13. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
14. Setelah akhir waktu, guru memberikan tes secara individu dengan
menekankan strategi pemecahan masalah.
Pembelajaran pada pertemuan kedua diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Evaluasi Siklus II Pertemuan 2
Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase
Tuntas ≥ 60 16 88.89%
Belum Tuntas < 60 2 11.11%
Tabel di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar
64,44 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 88.89 %, sehingga pembelajaran
secara klasikal sudah berhasil.
4.3.2.3. Pertemuan 3
Sedangkan kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan kedua adalah sebagai
berikut:
1. Guru memberikan apersepsi tentang menyatakan pembagian sebagai pecahan.
2. Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi pecahan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan
menyederhanakan pecahan dengan soal dalam lembar kerja.
5. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang
heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan pengelompokkan pada siklus II
pertemuan kedua.
6. Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan siswa diberi
kesempatan menyelesaikan lembar kerja .
53
7. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian
kegiatan spesifik (a) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa
anggota saling membaca soal cerita yang diberikan guru, (b) membuat
prediksi atau menafsirkan isi soal, menuliskan apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan.
8. Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan
pendampingan.
9. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada
guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan,
guru dapat memberikan bantuan secara proporsional.
10. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah
memahami dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru.
11. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya,
kemudian memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menangggapi
(tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya).
12. Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik
sampai yang kurang berhasil.
13. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
14. Setelah akhir waktu, guru memberikan tes secara individu dengan
menekankan strategi pemecahan masalah.
Pembelajaran pada pertemuan kedua diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Evaluasi Siklus II Pertemuan 3
Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase
Tuntas ≥ 60 16 88.89%
Belum Tuntas < 60 2 11.11%
Tabel di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar
65,00 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 88.89 %, sehingga pembelajaran
secara klasikal sudah berhasil.
Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran Matematika materi
pokok pecahan senilai dengan penerapan medel pembelajaran kooperatif tipe
54
Team Assisted Individualization (TAI), maka peneliti mengadakan tes evaluasi
siklus I, dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.12
Hasil Evaluasi Akhir Siklus II
Kriteria Nilai Jml_Siswa Persentase
Tuntas ≥ 60 16 88.89%
Belum Tuntas < 60 2 11.11%
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 67.78
dan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 88,89 %, sehingga
pembelajaran dikatakan sudah memenuhi indikator yang ditentukan yakni
ketuntasan klasikal ≥ 80%.
4.2.5. Pengamatan
Pengamatan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI,
dilakukan oleh guru lain sebaga kolaborator dalam penelitian tindakan.
Pengamatan bertujuan untuk mengetahui kondisi guru, maupun siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
Hasil pengamatan yang berhasil dirangkum oleh guru pengamat adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.13
Pengamatan terhadap Aktivitas Guru
No. Indikator Skor
Skor 1 2 3 4 5
1 Menyampaikan tujuan dan motivasi:
a. menyampaikan semua tujuan
pembelajaran √ 4
b. memotivasi siswa √ 4
2 Mampu mengkondisikan dan
mengorganisasikan kelas menjadi
kelompok-kelompok belajar
√ 4
3 Pemberian tugas secara kelompok √ 5
4 Membantu kerja kelompok:
a. membimbing kelompok dalam
menemukan peran √ 4
55
No. Indikator Skor
Skor 1 2 3 4 5
b. membimbing jalanya diskusi
kelompok dalam memecahkan
masalah dan menemukan model √ 4
5 Presentasi:
a. membimbing siswa menyajikan
hasil diskusi dalam presentasi √ 3
b. memberikan kesempatan siswa
untuk menanggapi, bertanya atau
menyanggah
√ 5
6 Memberikan pemahaman dan umpan
balik:
a. memberikan kesempatan bertanya
dan menjawab pertanyaan √ 5
b. membimbing siswa dalam menarik
kesimpulan √ 4
7 Evaluasi kelompok dan individu:
a. melakukan evaluasi kelompok √ 4
b. melakukan evaluasi individu √ 4
Jumlah 0 0 1 8 3 50
Keterangan:
Skor : 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup), 2 (rendah), 1 (kurang).
Dari hasil pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran
Matematika dengan diterapkan medel pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat
diprosentasekan yaitu:
100_
_x
MaksimalSkor
PerolehanSkorNilai
10060
50x
= 83,33%
Dari hasil pengamatan pada siklus II ini dapat disimpulkan bahwa guru
sudah melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Guru sudah menguasai
scenario pembelajaran model kooperatif tipe TAI, peran guru dalam pembelajaran
kooperatif tipe TAI ini ditunjukkan dengan prosentase hasil pengamatan yaitu
83,33%.
56
Sedangkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
Tabel 4.14
Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa
No Indikator Skor Jumlah
skor 1 2 3 4 5
1 Kesiapan siswa dalam
menerima pembelajaran √ 3
2
Motivasi dan kegairahan
dalam mengikuti kegiatan
belajar (menyelesaikan
tugas individu atau tugas
kelompok)
√ 4
3 Hubungan siswa dengan
guru selama pembelajaran √ 5
4
Hubungan siswa dengan
siswa lain selama
pembelajaran (dalam
kegiatan kelompok)
√ 4
5 Siswa memperhatikan
penjelasan guru √ 4
6
Keberanian siswa dalam
bertanya, mengemukakan
pendapat dan berdebat
argument
√ 4
Jumlah 0 0 1 4 1 24
Dari hasil pengamatan terhadap kondisi siswa dalam proses pembelajaran
Matematika sebelum diterapkan metode active learning tipe TAI dapat
diprosentasekan yaitu:
100_
_x
MaksimalSkor
PerolehanSkorNilai
10030
24x
= 80%
Dari hasil pengamatan pada tahap siklus I ini dapat disimpulkan bahwa
siswa belum terlibat aktif secara penuh dalam proses pembelajaran. Namun sudah
57
ada peningkatan dari dari pra siklus. Aktivitas belajar siswa ditunjukkan dengan
prosentase hasil observasi yaitu 50%.
Selama proses belajar berlangsung, siswa belajar dengan aktif, penataan
ruangan atau tempat duduk sudah membentuk pembelajaran kooperatif, siswa
tidak merasa malu ataupun takut untuk mengemukakan pendapat ataupun
mengajukan pertanyaan baik kepada sesama siswa maupun kepada guru.
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada pra siklus peneliti mengumpulkan data awal berupa daftar nama
siswa dan nilai awal siswa. Nilai awal siswa diambil berdasarkan tes pra siklus,
data yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar
60,72 dan persentase ketuntasan klasikal pada pra siklus sebesar 61,11 %. Siswa
yang memperoleh nilai ≥60 sebanyak 11 anak, sedangkan siswa yang memperoleh
nilai <60 ada 7 anak. Masih belum memenuhi indikator yang ditentukan yakni
nilai ketuntasan klasikal ≥80%.
Pada siklus I pertemuan pertama adalah menyampaikan tujuan
pembelajaran dan membagi siswa menjadi empat kelompok. Pengelompokan ini
dilakukan secara heterogen. Sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu guru
memberikan gambaran tentang model pembelajaran kooperatif tipe TAI kepada
siswa, kemudian memulai pembelajaran dengan materi menentukan pecahan
senilai dari beberapa pecahan.
Berdasarkan hasil evaluasi siklus I diperoleh nilai rata-rata hasil belajar
siswa sebesar 62,50 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 77,78 %. Hasil
belajar ini belum memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan yakni
ketuntasan klasikal ≥ 80%. Dengan demikian diperlukan perlakuan selanjutnya
yakni pada siklus II.
Tabel 4.15
Perbandingan Pra Siklus dengan siklus I
Deskripsi Pra Siklus Siklus I Kenaikan
Nilai Rata-rata 60.72 62.50 1.78
Siswa Tuntas 11 (61.11%) 14 (77.78%) 16.67%
Siswa Belum Tuntas 7 (38.89%) 4 (22.22%) -16.67%
58
Dalam siklus II dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Materi yang dibahas
pada pertemuan pertama yaitu menentukan pecahan senilai, pertemuan kedua
menyederhanakan pecahan, dan pertemuan yang ketiga tentang menyatakan
pecahan sebagai pembagian.
Berdasarkan hasil evaluasi dari siklus II diperoleh nilai rata-rata hasil
belajar siswa sebesar 67,78 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 88,89%.
Hasil belajar ini memenuhi indikator yang ditentukan yakni ketuntasan klasikal
≥80%.
Tabel 4.16
Perbandingan Siklus I dengan siklus II
Deskripsi Siklus I Siklus II Kenaikan
Nilai Rata-rata 62.50 67.78 5.28
Siswa Tuntas 14 (77.78%) 16 (88.89%) 11.11%
Siswa Belum Tuntas 4 (22.22%) 2 (11.11%) -11.11%
Maka secara keseluruhan telah terjadi peningkatan hasil belajar. Berikut
tabel hasil evaluasi yang diperoleh dari kegiatan pra siklus, siklus I dan siklus II:
Tabel 4.17
Perbandingan Hasil Belajar
Prasiklus, Siklus I, dan siklus II
Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II
Nilai Rata-rata 60.72 62.5 67.78
Jml_Tuntas 11
(61.11%)
14
(77.78%)
16
(88.89%)
Jml_Belum Tuntas 7
(38.89%)
4
(22.22%)
2
(11.11%)
59
02468
1012141618
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jml_Tuntas Jml_Belum Tuntas
Gambar 1
Grafik Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Sehingga jelas, bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dalam
pembelajaran mata pelajaran Matematika, dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada siswa
kelas IV SD Negeri Timbang 01 Tahun Pelajaran 2011/2012.