bab iv hasil penelitian dan pembahasan -...
TRANSCRIPT
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Langkah-langkah Pengembangan
4.1.1 Potensi Masalah dan Pengumpulan Data
Perkembangan zaman yang semakin modern,
menuntut pendidik untuk melek teknologi informasi
sebagai sumber pembelajaran. Paradigma saat ini
menuntut perubahan pola pikir bagi pendidik bahwa
guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, meskipun
keberadaan guru di dalam kelas tidak dapat
tergantikan oleh apapun canggihnya sarana dan
prasarana yang ada. Paradigma saat ini menuntut guru
untuk mau dan mampu menggunakan berbagai
sumber dalam pembelajaran. Sudah saatnya beralih
dari pembelajaran yang berpusat pada guru ke
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Bukan suatu hal yang mudah untuk
dilaksanakan, namun bukan menjadi hal sulit untuk
diwujudkan. Pembelajaran sosiologi di SMA di era saat
ini menuntut guru untuk memanfaatkan berbagai
sumber belajar, mampu meramu informasi-informasi
yang diperoleh dari dunia maya berupa berita, video,
animasi yang relevan dengan materi yang akan
disampaikan ke dalam bentuk media CD interaktif
sehingga peserta didik dapat secara aktif mengamati,
menganalisis dan mendiskusikannya.
CD Interaktif merupakan sebuah media
pembelajaran yang menggambungkan audio visual
42
sebagai sumber belajar peserta didik. Materi yang
dikemas merupakan materi yang tidak mungkin peserta
didik secara langsung mengamati di dunia nyata,
karena keterbatasan waktu atau karena kejadian yang
sudah berlalu. Namun demikian melalui pengamatan
menggunakan media CD interaktif, peserta didik
seakan-akan melihat secara langsung karena kondisi
nyatanya tidak berbeda dengan apa yang tercantum
dalam media CD interaktif. Banyak kejadian-kejadian
nyata yang terkait dengan pembelajaran sosiologi yang
tidak mungkin peserta didik mengamati secara
langsung. Seperti halnya konflik-konflik sosial, konflik
yang pernah terjadi di Ambon, konflik SARA dan
sebagainya. Peserta didik hanya mungkin melihat
rekaman-rekaman video yang pernah ada dan diramu
menjadi sumber pengamatan, bacaan untuk bahan
diskusi di kelas.
Uraian di atas merupakan gambaran mendekati
ideal suatu pembelajaran sosiologi saat ini di SMA.
Saatnya pembelajaran yang awalnya didominasi oleh
ceramah guru di depan kelas, peserta didik duduk diam
mendengarkan apa yang disampaikan guru, seakan-
akan bahwa guru satu-satunya sumber belajar bagi
peserta didik, berubah menjadi pembelajaran yang
lebih didominasi oleh keaktifan peserta didik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Ketua MGMP Sosiologi
Kabupaten Kendal, Agung Hermawan, S.Pd saat
diwawancarai tentang kondisi pembelajaran yang
43
dilakukan oleh sebagian besar guru sosiologi di
Kabupaten Kendal saat ini.
Menurut saya, teman-teman guru masih mengajar dengan gaya lama, artinya
pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru masih suka ketika pembelajaran murid-muridnya
duduk manis, mendengarkan guru ceramah. Meskipun kadang-kadang ceramah itu sangat diperlukan dan efektif. Namun dalam
perkembangannya, dengan terus menerus ceramah, murid kita akan mengalami kebosanan.
(Wawancara, dengan Ketua MGMP,
21 Oktober 2014)
Teknologi komputer saat ini merupakan daya
dukung positif yang hampir setiap SMA di Kabupaten
Kendal memilikinya. Melalui sarana pendukung
laboratorium TIK, guru dapat memanfaatkan sebagai
sarana pembelajaran berbasis IT. Keberadaan sarana
TIK yang semakin baik di setiap sekolah menuntut
guru secara umum untuk tidak gagap teknologi. Secara
khusus guru sosiologi pun perlu menguasai teknologi
untuk pembelajaran di kelas. Hal sesuai dengan
pendapat ketua MGMP Sosiologi, Agung Hermawan,
S.Pd saat diwawancari tentang hal yang penting
tentang perubahan pola pembelajaran sosiologi.
Menurut saya, hal yang paling penting adalah kemauan dari guru itu sendiri, kalau sudah mau, baru belajar untuk mengubahnya. Dalam
pembelajaran yang mengaktifkan murid kita, kita hendaknya juga mengikuti situasi saat ini.
Artinya kalau saat ini, murid-murid kita sudah melek dengan IT, kita sebagai guru tidak boleh ketinggalan. Paling tidak kita juga bisa
mengimbanginya misalnya kita bisa download,
44
mengambil materi dari internet, membuat presentasi sebagai sumber belajar.
(Wawancara, dengan Ketua MGMP, 21 Oktober 2014)
Hal serupa juga diungkapkan oleh kepala SMA N
1 Boja saat diwawancari tentang kemampuan guru
sosiologi terkait dengan kemampuan IT dalam
pembelajaran.
Ini memang menjadi tatangan bagi guru-guru kita. Ingat lho, SMA kita sudah menjadi sekolah
percontohan, pernah menjadi SMA RSBI, segala fasilitas terkait dengan IT sudah dipenuhi. Sudah menjadi kewajiban bagi guru untuk
memanfaatkan IT sebagai sumber pembelajaran. Menurut saya, guru-guru Sosiologi di SMA kita
masih perlu meningkatkan kemampuan IT nya. Cobalah untuk berubah, jangan hanya ceramah saja!
(Wawancara, dengan Kepala SMA N 1 Boja, 29 Oktober 2014)
Hasil wawancara tersebut menggambarkan
bahwa saat ini yang menjadi kebutuhan bagi guru
sosiologi adalah upaya meningkatkan kemampuan
pembelajaran berbasis IT, karena sudah menjadi
tuntutan guru profesional, kemampuan pedagogik
salah satunya adalah menguasai metode-metode
pembelajaran yang mampu membangkitkan keaktifan,
menjadi motivator bagi peserta didik. Pelatihan bagi
guru sosiologi tentang pembuatan media pembelajaran
interaktif dan menerapkan pembelajaran discovery
inquiry berbasis CD interaktif merupakan suatu
kebutuhan bagi guru untuk mengikuti perkembangan
45
saat ini. Hal ini mendapat dukungan dari ketua MGMP
Sosiologi Kabupaten Kendal saat dilakukan wawancara.
Saya kira, kita masih perlu pelatihan-pelatihan seperti membuat media pembelajaran interaktif.
Tidak usah harus muluk-muluk menggunakan flash, cukup dengan powerpoint tetapi kontennya
mampu menjadi media yang interaktif bagi murid kita. Kalau ada pelatihan yang secara praktis melatih teman-teman guru mencari bahan-bahan
materi berupa video, gambar dan teks di internet dan meramunya menjadi CD pembelajaran interaktif, saya yakin akan memberikan manfaat
yang lebih untuk kita. (Wawancara, dengan Ketua MGMP,
21 Oktober 2014)
Dukungan serupa juga dari kepala SMA N 1 Boja
yang memberikan penjelasan bahwa kebutuhan saat ini
bagi guru salah satunya adalah adanya pelatihan
tentang pembuatan media interaktif dan pemanfaatan
dalam pembelajaran discovery inquiry.
Menurut saya, guru-guru masih perlu berlatih
terus mengembangkan pembelajaran berbasis IT. Ini sudah menjadi tuntutan zaman, lho. Masak, anak-anak kita sudah sangat familiar dengan IT,
kok gurunya masih jalan di tempat. Jadi menurut saya, pelatihan membuat perencanaan, membuat media interaktif menjadi suatu
kebutuhan. (Wawancara, dengan Kepala SMA N 1 Boja,
29 Oktober 2014)
Uraian tersebut menggambarkan bahwa
pelatihan bagi guru-guru Sosiologi tentang
pembelajaran discovery-inquiry berbasis CD
pembelajaran interaktif perlu dilakukan sebagai upaya
46
meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran Sosiologi sebagai bentuk pelayanan
pendidikan. Oleh krena itu melalui penelitian ini, akan
dikembangkan model pelatihan bagi guru-guru
sosiologi tentang pembelajaran discovey-inquiry
berbasis CD interaktif. Diharapkan melalui penelitian
pengembangan ini akan diperoleh prosedur pelatihan,
materi pelatihan beserta media-media pendukungnya
tentang pembelajaran discovery-inquiry berbasis CD
pembelajaran interaktif bagi guru-guru Sosiologi SMA
di Kabupaten Kendal.
Pelatihan-pelatihan yang dilakukan selama di
MGMP Sosiologi Kabupaten Kendal kurang fokus pada
materi pelatihan. Hal ini disebabkan pelatihan yang
bersifat internal dilaksanakan saat kegiatan MGMP
yang sifatnya insidental. Perencanaan belum dilakukan
secara rinci. Bentuk pelatihannya hanya seputar
pembuatan soal dan perangkat pembelajaran,
sedangkan proses pelatihan guru-guru tentang
pembuatan CD interaktif belum dilakukan.
Berawal dari kondisi tersebut model pelatihan
yang dikembangkan lebih mengarah pada prosedur
pelatihan bagi penyelenggara, narasumber dan peserta,
materi khusus tentang pembelajaran discovery-inquiry
berbantuan CD interaktif dan contoh CD interaktif
Sosiologi sebagai pendukung materi diklat.
47
4.1.2 Desain Produk
Pengembangan pelatihan guru sosiologi tentang
pembelajaran discovery-inquiry berbasis CD interaktif
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
1. Merumuskan Desain
Desain pelatihan yang dikembangkan dapat
dilihat pada bagan gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.1
Desain Pelatihan
48
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tentang
materi tentang pembelajaran discovery-inquiry maka
pelatihan ini ditetapkan untuk meningkatkan
kemampuan guru Sosiologi membuat perangkat
pembelajaran discovery inquiry berbasis CD interkatif
dan meningkatkan kemampuan guru membuat CD
pembelajaran interaktif. Berdasarkan tujuan inti, maka
disusun program pelatihan berupa buku panduan
kegiatan pelatihan, materi pelatihan dan modul
pembuatan CD interaktif. Materi tersebut sebagai
bahan untuk melaksanakan pelatihan dan diakhiri
dengan evaluasi.
2. Penyusunan Perangkat Pelatihan
Perangkat pelatihan yang dikembangkan meliputi
buku panduan pelatihan, materi pelatihan, contoh
media pembelajaran interaktif.
a. Buku Panduan Pelatihan
Buku panduan pelatihan berisi tentang pedoman
sebagai acuan bagi penyelenggara, nara sumber dan
peserta dalam proses pelatihan. Buku panduan
pelatihan terdiri dari tiga bab, yaitu Pendahuluan,
Pelaksanaan Kegiatan dan Penutup.
Bagian pendahuluan dalam buku panduan
pelatihan terdiri dari latar belakang, definisi, tujuan,
sasaran, indikator keberhasilan dan dasar hukum.
Dituliskan dalam latar belakang berisi tentang
pentingnya pelatihan tentang pembelajaran discovery-
inquiry berbantuan CD Interaktif. Alasan yang kuat
tersebut dapat digunakan pedoman bagi nara sumber
49
dalam penyusunan materi pelatihan, hal-hal apa yang
perlu ditekankan dalam pelatihan sehingga tercapai
sesuai kebutuhan. Bagi peserta pelatihan dapat
memberikan motivasi perlunya mengikuti pelatihan
yang diharapkan dapat memberikan inspirasi dalam
melaksanakan pembelajaran nantinya.
Di dalam bagian pendahuluan juga memuat
tentang tujuan pelatihan yang dapat memberikan arah
bagi nara sumber dan peserta pelatihan dilaksanakan
pelatihan. Pelatihan ini diharapkan dapat:
1) Meningkatkan pengetahuan guru-guru tentang
pembelajaran discovery-inquiry berbasis CD
interaktif.
2) Meningkatkan kompetensi pedagogik bagi guru
sebagai pedoman dalam melaksanakan
pembelajaran discovery-inquiry berbasis CD
interaktif.
Sasaran pelatihan tersebut adalah guru-guru
Sosiologi SMA yang tergabung dalam MGMP Sosiologi di
Kabupaten Kendal. Pada akhir pelatihan, seluruh
peserta pelatihan diharapkan mampu memahami dan
akhirnya mengimplementasikan pembelajaran dicovery
inquiry berbantuan CD interaktif yang terdiri dari: 1)
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran discovery-
inquiry berbantuan CD interaktif; 2) Contoh RPP yang
disusun dengan skenario pembelajaran discovery-
inquiry berbantuan CD interaktif; 3) Produk CD
pembelajaran interaktif.
50
Suatu pelatihan perlu dasar hukum yang kuat,
sehingga pelatihan tidak menyimpang dari landasan
yang ada. Landasan hukum tertinggi diadakan
pelatihan ini adalah Pancasila sebagai landasan ideal
dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan
konstitusional. Landasan operasional lainnya adalah
1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2) Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen
3) Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4) Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang
Guru
5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuadayaan
Republik Indonesia No 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
7) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia NO 81 A tahun 2013 tentang
Implementasi Kuriklum 2013.
Bab II tentang pelaksanaan memberikan ulasan
tentang pedoman bagi penyelenggara, nara sumber dan
peserta tentang pelaksanaan pelatihan. Dalam bab ini
tercantum penanggung jawab, narasumber, waktu dan
tempat pelaksanaan, panitia, prosedur pelaksanaan,
51
struktur program, jadwal kegiatan dan anggaran.
Pelatihan yang dikembangkan dengan sasaran guru-
guru sosiologi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari program MGMP mata pelajaran
Sosiologi, sehingga penanggung jawab adalah Ketua
MGMP. Terkait dengan pelatihan yang mengarah pada
dua komponen yaitu pembelajaran discovery-inquiry
dan pembuatan media pembelajaran interaktif, maka
direncanakan pelatihan dengan fasilitator dari
widyaiswara LPMP Jawa Tengah dan ahli media dari
BPTIKP Jawa Tengah. Kedua narasumber dipilih sesuai
dengan kompetensi di bidangnya yaitu ahli
pembelajaran dan ahli membuat media.
Waktu pelaksanaan pelatihan direncanakan
hanya dua hari. Hari pertama membahas tentang teori,
hakekat pembelajaran discovery inquiry berbantuan CD
interaktif dan pembuatan RPP, sedangkan hari kedua
pelatihan pembuatan CD interaktif.
Panitia kegiatan pelatihan terdiri dari ketua,
sekretaris, bendahara, sie acara, sie humas, sie
dokumentasi dan perlengkapan. Ketua
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pelatihan dan
membuat program pelaksanaan pelatihan. Ketua
dibantu oleh sekretaris dan memiliki tugas-tugas
membuat surat-surat seperti: 1) permohonan nara
sumber ke: LPMP Jawa Tengah, BPTIKP; 2)
permohonan ijin pelatihan ke Dinas Pendidikan
Kabupaten dan permohonan ijin tempat pelaksanaan
pelatihan ke sekolah tempat penyelenggara; 3)
52
undangan Peserta Pelatihan ke SMA Negeri/Swasta se
Kabupaten; 4) menyiapkan hal-hal yang terkait dengan
administrasi pelatihan seperti: formulir biodata peserta
serta datar hadir, jadwal pelatihan, sertifikat peserta
pelatihan; 5) melakukan pencatatan hasil pelatihan
beserta laporan pelaksanaan pelatihan.
Bendahara bersama ketua panitia membuat
rencana anggaran dan memiliki tugas untuk mengatur
pengeluaran biaya dalam pelaksanaan pelatihan,
menginventarisasi nota, kwitansi pengeluaran
keuangan dan membuat laporan keuangan. Sie acara
memiliki tugas menerima Surat Tugas dan SPPD serta
meminta tanda tangan surat tugas kepada kepala
sekolah tempat pelatihan, memandu peserta mengisi
formulir pendaftaran dan memandu jalannya pelatihan.
Sie Konsumsi memiliki tugas mengatur dan
menyiapkan konsumsi penyelenggaraan pelatihan
sedangkan sie Humas bertugas mendistribusikan
surat-surat yang keluar, memberikan informasi tentang
pelatihan. Sebelum pelaksanaan pelatihan, sie
perlengkapan menyiapkan tempat pelatihan dan di saat
pelaksanaan pelatihan mendokumentasikan setiap
kegiatan pelatihan.
Prosedur pelaksanaan pelatihan juga ditulis
sebagai pedoman bagi penyelenggara dalam melakukan
pelatihan. Adapun prosedur yang perlu dilakukan oleh
panitia antara lain: panitia membuat surat permohonan
menjadi nara sumber yaitu: widya Iswara dan BPTIKP,
membuat surat ijin ke Dinas Pendidikan Kabupaten,
53
membuat surat undangan pelatihan ke peserta melalui
kepala SMA Negeri/ Swasta se Kabupaten, membuat
surat ijin penggunaan tempat pelatihan di kepada
kepala sekolah.
Setelah surat terdistribusi maka sesuai dengan
rencana tanggal pelaksanaan, peserta datang ke tempat
pelatihan mengisi formulir biodata peserta dan pas foto
3 x 4 sebanyak 2 lembar, menyerahkan Surat Tugas
dan SPPD dan mendapatkan materi pelatihan serta
memasuki ruangan pelatihan dan siap mengikuti
pelatihan. Di akhir pelaksanaan dilakukan monitoring
dan evaluasi terhadap pelaksanaan pelatihan, dengan
cara:
1) Hasil tugas pembuatan RPP Sosiologi dengan metode
discovery-inquiry berbantuan CD interaktif
dikumpulkan ke panitia.
2) Hasil tugas pembuatan CD interaktif dikumpulkan
ke panitia.
3) Narasumber memberikan penilaian hasil tugas
pembuatan RPP dan CD interaktif.
4) Pengisian Kuesioner tentang respon pelaksanaan
pelatihan (terlampir)
Lebih jelasnya alur kegiatan pelatihan sebagai
pedoman bagi penyelenggara dapat dilihat pada gambar
4.1.
54
Gambar 4.2 Alur Kegiatan Pelatihan
Struktur program juga perlu dicantumkan di
buku panduan agar memberikan informasi bagi peserta
pelatihan tentang materi apa saja yang akan dilatih dan
juga sebagai pedoman bagi nara sumber untuk
membuat materi pelatihan.
Pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari
digunakan struktur kurikulum 16 jam pelajaran seperti
tercantum pada tabel 4.1.
PANITIA MENGIRIMKAN
SURAT PERMOHONAN NARA SUMBER
LPMP JATENG BPTIKP
SURAT UNDANGAN PELATIHAN
KEPALA SEKOLAH
KEPALA SEKOLAH MENGIRIM GURU
SOSIOLOGI
SURAT IJIN PELAKSANAAN
PELATIHAN
KEPALA DINAS PENDIDIKAN
TEMPAT PENYELENGGARA
PELAKSANAAN PELATIHAN
MONOTORING DAN EVALUASI
MENGIRIM NARA SUMBER
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
55
Tabel 4.1. Struktur Kurikulum Pelatihan
No Mata Latih JPL
1 Konsep Pembelajaran Discovery-inquiry
berbantuan CD interaktif pada mata pelajaran sosiologi
2
2 Pembuatan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Discovery-inquiry berbantuan CD interaktif pada mata pelajaran sosiologi
2
3 Pembuatan Media Pembelajaran CD Interaktif
12
Jumlah 16
Struktur kurikulum pelatihan ini dilaksanakan
secara rinci seperti tercantum pada tabel 4.2.
Tabel 4.2.
Jadwal Kegiatan Pelatihan Hari Pertama
No Waktu Materi Pelatihan Nara sumber
1 07.00 – 08.00 Registrasi
2 08.00 – 08.30 Pembukaan dan sambutan-sambutan
Kepala SMA tempat penyelenggara
3 08.30 – 08.45 Coffe break
4 08.45 – 10.15 Konsep Pembelajaran
Discovery inquiry berbantuan CD
interaktif pada mata pelajaran Sosiologi
Widyaiswara
5 10.15–12.00 Pembuatan Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran
Widyaiswara
56
No Waktu Materi Pelatihan Nara sumber
Discovery-inquiry berbantuan CD interaktif pada
mata pelajaran Sosiologi
6 12.00 – 13.00 ISOMA
7 13.00 -16.00 Pembuatan Media CD Interaktif
Ahli Media BPTIKP
Hari Kedua
No Waktu Materi Pelatihan Nara sumber
1 08.00 – 12.00 Pembuatan Media CD Interaktif
Ahli Media
BPTIKP
2 12.00 – 13.00 ISOMA
3 13.00 – 16.00 Pembuatan Media CD
Interaktif
Ahli
Media BPTIKP
Anggaran untuk pelatihan dirancang sebagai
pedoman bagi bendahara untuk mengatur pengeluaran
pembiayaan pelatihan. Contoh anggaran pelatihan
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.2. Contoh Anggaran Pelatihan
No Rincian Jumlah Biaya/ satuan
Total
1 Narasumber dari LPMP 1 hari 1.000.000 1.000.000
2 Narasumber dari BPTIKP 2 hari 750.000 1.500.000
3 Transportasi peserta hari ke-1
20 orang 25.000 500.000
57
No Rincian Jumlah Biaya/ satuan
Total
4 Transportasi peserta hari ke -2
20 orang 25.000 500.000
5 Konsumsi hari ke-1
25 orang 30.000 750.000
6 Konsumsi hari ke-
2
25
orang 30.000 750.000
7 Penggandaan materi
20 orang 4.000 80.000
8 Compact Disk dan Tempatnya
20 orang 4.000 80.000
9 Perlengkapan 1 orang 75.000 75.000
Total
5.235.000
Contoh anggaran ini digunakan sebagai pedoman
bagi penyelenggara terutama bendahara untuk
pengeluaran keuangan dalam pelaksanaan pelatihan.
Bab III berisi tentang tata tertib secara
administratif dan akademis. Secara adminsitrasi,
peserta segera melapor kepada panitia penyengara dan
menyerahkan berkas kelengkapan administrasi yang
terdiri dari: 1) Surat Tugas yang ditandatangani oleh
atasan langsung yang bersangkutan; 2) SPPD yang
telah ditandatangani oleh atasan langsung yang
bersangkutan.
Tata tertib secara akademis mengatur para
peserta agar mengikuti pelaksanaan pelatihan secara
tertib. Adapun tata tertib secara akademis sebagai
berikut: 1) peserta diwajibkan mengikuti seluruh acara
yang telah ditetapkan tercantum pada jadwal kegiatan;
2) Peserta diwajibkan mengisi daftar hadir setiap hari;
3) Peserta harus hadir 10 menit sebelum kegiatan
58
dimulai; 4) Peserta wajib membawa laptop sendiri
untuk menunjang kegiatan pelatihan; 5) Peserta wajib
membawa silabus sosiologi dari sekolah masing-
masing; 6) Selama mengikuti kegiatan peserta
berpakaian bebas rapi; 7) Keperluan mengenai
pelayanan dan atau materi akademik diberikan oleh
panitia; 8) Selama kegiatan berlangsung peserta
diwajibkan mengenakan tanda peserta; 9) Selama
kegiatan berlangsung peserta, penyaji materi dan
panitia dilarang merokok.
Buku panduan pelatihan bagi nara sumber relatif
sama dengan buku panduan untuk penyelenggara
hanya isinya ada yang dikurangi yaitu rencana
anggaran. Perbedaan lainnya terletak pada bagian
prosedur dan tata tertib bagi pelatih.
Setelah mendapatkan surat permohonan dari
panitia, nara sumber hal-hal yang harus dibawa yaitu
surat tugas, SPPD, materi dan media presentasi.
Selanjutnya nara sumber mengirim materi maksimal 2
hari sebelum pelaksanaan pelatihan. Sesuai dengan
jadwal pelaksanaan, nara sumber datang ke tempat
pelatihan sesuai jadwal dan siap memberi pelatihan
dan memberi tugas serta mengevaluasi peserta
pelatihan. Setelah pelatihan selesai, nara sumber
kembali ke instansi dan melaporkan ke atasan.
59
Gambar 4.3
Prosedur Kegiatan Pelatihan bagi Pelatih
Beberapa aturan yang dipedomani bagi nara
sumber antara lain:
1. Nara sumber membawa Surat Tugas yang
ditandatangani oleh atasan langsung yang
bersangkutan
2. Naras sumber membawa SPPD yang telah
ditandatangani oleh atasan langsung yang
bersangkutan
3. Mengirim materi pelatihan dan media presentasi
maksimal 2 hari sebelum pelaksanaan pelatihan.
4. Nara sumber datang ke tempat pelatihan sesuai
dengan jadwal
NARASUMBER MENERIMA SURAT
PERMOHONAN
NARA SUMBER MENYIAPKAN 1. SURAT TUGAS
2. SPPD
3. MATERI PELATIHAN
4. PRESENTASI
KEMBALI KE INSTANSI DAN MELAPOR KE ATASAN
MENGIRIM MATERI KE PANITIA UNTUK DIGANDAKAN, 2 HARI
SEBELUM PELAKSANAAN
DATANG KE TEMPAT PELATIHAN
MEMBERI PELATIHAN MEMBERIKAN PENUGASAN DAN PENILAIAN
60
5. Narasumber hadir maksimal 20 menit sebelum
kegiatan dimulai
6. Narasumber berpakaian bebas rapi
7. Selama kegiatan berlangsung nara sumber dilarang
merokok.
Buku panduan bagi peserta pelatihan juga relatif
sama dengan buku panduan untuk nara sumber, yang
membedakan adalah pada prosedurnya. Adapun
prosedur pelaksanaan pelatihan guru sosiologi SMA
tentang Pembelajaran discovery inquiry berbantuan CD
interaktif sebagai berikut.
1. Setelah mendapatkan surat undangan dari panitia,
peserta pelatihan menyiapkan hal-hal yang harus
dibawa yaitu surat tugas, SPPD, laptop dan silabus
mata pelajaran sosiologi
2. Peserta datang ke tempat pelatihan
3. Setelah sampai di tempat pelatihan, mengisi form
biodata formulir pendaftaran dan menyerahkan foto
3 x 4 sebanyak 2 lembar
4. Peserta mendapatkan materi pelatihan
5. Peserta siap mengikuti pelatihan dan mematuhi
aturan yang berlaku dalam pelatihan, berpartisipasi
aktif selama kegiatan pelatihan
6. Peserta mengisi angket respon terhadap
pelaksanaan pelatihan, menjawab lembar soal dan
mengumpulkan RPP yang ditugaskan nara sumber.
7. Pelatihan selesai, peserta melaporkan kepada kepala
sekolah masing-masing.
61
Gambar 4.4 Prosedur Pelatihan bagi Peserta Pelatihan
Bab penutup dituliskan tentang kunci
keberhasilan pelatihan pembelajaran discovery-inquiry
berbantuan CD interaktif bagi guru-guru Sosiologi SMA
antara lain:
PESERTA MENERIMA SURAT
UNDANGAN
PESERTA MENYIAPKAN 1. SURAT TUGAS
2. SPPD
3. LAPTOP
4. SILABUS
5. FOTO 3 X4 2 LEMBAR
LAPORAN KE KEPALA SEKOLAH
PESERTA DATANG KE TEMPAT PELATIHAN
MENGISI BIODATA FORMULIR
PENDAFTARAN
MENERIMA MATERI PELATIHAN
MENGIKUTI PELATIHAN DAN MENYELESAIKAN
TUGAS
MENGISI ANGKET RESPON TERHADAP PELAKSAAN PELATIHAN, MENGERJAKAN EVALUASI, MENGUMPULKAN
TUGAS RPP
62
1. Penyelenggara
a. Surat undangan kepada peserta pelatihan
terkirim tepat waktu dan mendapatkan kepastian
kesanggupan untuk mengikuti pelatihan
b. Tersedianya sarana dan prasarana pelatihan
yang memadai
c. Tersedianya konsumsi untuk pelatihan
d. Tersedianya blangko form biodata formulir
pendaftaran minimal sejumlah peserta pelatihan
e. Tersedianya materi pelatihan yang sudah
digandakan minimal sejumlah peserta pelatihan.
f. Mematuhi jadwal pelaksanaan yang sudah ada
g. Memberi informasi secara jelas tentang pelatihan
h. Memberi pelayanan baik dalam pelatihan
2. Nara Sumber
a. Menguasai materi pelatihan tentang
pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal
b. Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan
pelatihan
c. Adanya kejelasan dalam penyampaian materi
d. Adanya komunikasi aktif antara nara sumber
dengan peserta pelatihan
e. Mampu menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam penyampaian materi
f. Menguasai pengelolaan kelas pelatihan
g. Mampu menjawab dengan baik terhadap apa
yang belum diketahui peserta
h. Bersikap dan berperilaku menyenangkan
63
3. Peserta Pelatihan
a. Memahami pembelajaran discovery-inquiry
berbantuan CD interaktif
b. Mampu membuat perencanaan pembelajaran
discovery-inquiry berbantuan CD interaktif
c. Mampu membuat CD interaktif
Untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan
pelatihan maka dibagikan angket untuk memberikan
respon kepada penyelenggara dan narasumber,
sedangkan untuk mengetahui hasil pelatihan bagi
peserta didik dilakukan tes dan pengumpulan hasil
penugasan berupa RPP
b. Buku Materi Pelatihan
Buku materi pelatihan digunakan sebagai
sumber belajar dalam mengikuti pelatihan. Buku
materi pelatihan berisi tentang tiga bab. Bab I berisi
tentang latar belakang dan tujuan. Bab II berisi materi
tentang pembelajaran discovery-inquiry berbantuan CD
Pembelajaran Interaktif. Dalam bab ini dituliskan
tentang konsep dasar pembelajaran discovery-inquiry,
pemanfaatan CD Pembelajaran Interaktif dan aplikasi
Pembelajaran Discovery-Inquiry Berbasis CD Interaktif
pada Mata Pelajaran Sosiologi. Bab III, penutup.
3. Hasil Validasi Produk
Produk yang dikembangkan berupa pedoman
pelatihan pembelajaran discovery-inquiry berbantuan
CD interaktif dan materi pelatihan divalidasi oleh 3
validator yaitu: 1) Prof. Dr. Slameto, M.Pd (Dosen
64
Pascasarjana UKSW Salatiga), 2) Wahyudi, S.Pd, M.Pd
(Ahli Media), 3) Sirodj Tamimi (Guru TIK SMA)
a. Validasi Pedoman Pelatihan
Rata-rata hasil validasi keempat validator
terhadap pengembangan produk pedoman pelatihan
dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Hasil Uji Validasi Pedoman Pelatihan
No Indikator Rata-rata
Kriteria
1 Kesesuaian judul bab dengan isi materi dalam tiap bab
4.33 ST
2 Kejelasan isi bab 4.33 ST
3 Kejelasan kerangka isi 4.00 T
4 Kesesuaian latar belakang dengan maksud dan tujuan Pelatihan
4.00 T
5 Kejelasan maksud dan tujuan 3.67 T
6 Kejelasan sasaran 4.33 ST
7 Kesesuaian dasar hukum 4.33 ST
8 Kejelasan penanggung jawab 4.33 ST
9 Kesesuaian nara sumber 4.67 ST
10 Kesesuaian waktu dan tempat 4.00 T
11 Kesesuaian peserta pelatihan 4.67 ST
12 Kesesuaian panitia 4.67 ST
13 Kesesuaian struktur progam dengan Pelatihan
5.00 ST
14 Kesesuaian jadwal kegiatan dengan struktur program
4.67 ST
15 Kesesuaian anggaran 4.00 T
16 Kejelasan tata tertib 4.67 ST
Rata-rata 4.35 ST
Keterangan: 1,0 – 1,8 Sangat rendah (SR) 1,9 – 2,6 Rendah (R)
65
2,7 – 3,4 Cukup (C) 3,5 – 4,2 Tinggi (T)
4,3 – 5,0 Sangat tinggi (ST)
Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa rata-rata 4,35
pada interval 4,3-5,0 dalam kategori sangat tinggi. Hal
ini menunjukkan bahwa pedoman pelatihan yang
dikembangkan sudah tergolong sangat valid. Beberapa
saran dari validator tersebut antara lain:
Tabel 4.5
Saran Validator terhadap Perbaikan Pedoman Pelatihan
Validator Saran
Validator 1 Perlunya adanya pedoman belajar,
latihan dan evaluasi
Validator 2 Perlu dirumuskan tujuan bukan
memberi gambaran sekaligus panduan
Validator 3 -
b. Validasi Materi Pelatihan
Rata-rata hasil validasi keempat validator
terhadap pengembangan produk materi pelatihan dapat
dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6
Hasil Validasi Materi Pelatihan
Aspek Indikator Rata-rata
Kriteria
Kesesuaian uraian materi dengan tujuan pelatihan
Keluasan materi 4.00 T
Kedalaman materi 3.67 T
Pilihan tema 4.33 ST
Keakuratan materi
Keakuratan fakta dan konsep 4.00 T
Keakuratan langkah-langkah pembelajaran 3.67 T
66
Aspek Indikator Rata-rata
Kriteria
Materi pendukung pembelajaran
Kesesuaian dengan perkembangan pendidikan 4.33 ST
Keterkinian fitur, contoh dan rujukan 4.33 ST
Teknik penyajian materi
Keruntutan konsep 4.33 ST
Kekonsistenan sistematika 4.00 T
Keseimbangan antar Bab 4.00 T
Kelengkapan materi
Pendahuluan 4.00 T
Pembelajaran Discovery Inqury Berbantuan CD Interaktif 3.67 T
Penutup 4.00 T
Rata-rata 4.03 T
Rata-rata hasil validasi diperoleh sebesar 4,03
pada interval 3,4-4,2 dalam kategori tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa materi pelatihan yang
dikembangkan sudah tergolong valid dengan beberapa
saran. Saran-saran dari validator dapat dilihat pada
tabel 4.7.
Tabel 4.7 Saran Validator terhadap Perbaikan Materi Pelatihan
Validator Saran
Validator 1 Perlu petunjuk belajar dan evaluasi
Validator 2 Saran terhadap CD interaktif antara lain:
1. Bagian paling awal tampilan terlalu cepat
2. Pada sesi berikutnya tampilan blank perlu ada infoawal berupa teks atau gambar terkait dengan materi pokok
3. Petunjuk perlu dilengkapi
67
Validator Saran
4. Konsen pada apersepsi tidak berhenti atau menutup ketika tombol materi di click
5. Kontens awal pada evaluasi tidak menutup ketika diaktifkan konten materi
6. Warna text pada menu profil kurang terbaca karena warna tidak kontras
7. Belum ada indikator 8. Belum ada refernsi atau sumber bacaan
Validator 3 Ada beberapa hal yang perlu dilakukan penambahan untuk memperkaya kajian sekaligus melengkapi materi yaitu antara lain: 1. Kedalaman materi 2. Sintaks kegiatan belajar siswa dengan
discovery inquiry perlu dijelaskan secara rinci sehingga jelas aktivitas yang dilakukan untuk setia tahapan
3. Rumusan tujuan pembelajaran masih membahas pada unsur kognitif saja belum pada afektif dan psikomotor
4. Di bagian RPP khusus pembelajaran perlu disesuaikan dengan sintak pembelajaran disovery inquiry
4. Hasil Model Diklat
Berdasarkan hasil validasi dan saran dari ahli,
selanjutnya dilakukan revisi sehingga diperoleh model
diklat guru sosiologi SMA tentang pembelajaran
discovery-inquiry berbantuan CD interaktif. Model
tersebut dituliskan dalam bentuk:
1. Pedoman diklat bagi penyelenggara.
2. Pedoman diklat bagi narasumber.
3. Pedoman diklat bagi peserta diklat.
68
4. Materi diklat tentang pembelajaran discovery-inquiry
pada mata pelajaran sosiologi.
5. Contoh CD interaktif sebagai pendukung materi.
Kelima produk hasil pengembangan tersebut
sudah direvisi berdasarkan saran dari ahli, seperti
tercantum pada lampiran.
4.2 Pembahasan
Perkembangan teknologi informatika yang
semakin pesat menuntut para guru untuk menguasai
teknologi informatika dalam pembelajaran. Guru harus
mampu menyesuaikan perkembangan peserta didik
dengan kemajuan teknologi. Pendidik bukanlah satu-
satunya sumber belajar, meskipun keberadaan
pendidik di dalam pembelajaran tidak dapat
tergantikan. Pembelajaran Sosiologi di SMA tidak lagi
hanya berlangsung di dalam kelas secara konvensional
saja. Pemanfaatan teknologi informatika dapat
digunakan sebagai sumber belajar bagi peserta didik,
sehingga peran guru adalah sebagai fasilitator sehingga
memberikan peluang sebesar-besarnya bagi peserta
didik untuk melakukan eskplorasi, diskusi dan
mengambil kesimpulan.
Kurikulum saat ini menuntut suatu
pembelajaran untuk melakukan eksplorasi atau
melakukan pengamatan, melakukan proses bertanya,
berdiskusi, mencoba, menganalisis dan akhirnya
membuat suatu kesimpulan. Hal tersebut merupakan
bagian dari proses discovery-inquiry, sehingga kegiatan
69
peserta didik yang hanya menerima pelajaran
tergantikan menjadi proses eksplorasi dan menemukan
sendiri dari berbagai sumber belajar yang ada.
Pembejaran Sosiologi yang erat berkaitan dengan
fenomena atau kejadian-kejadian di masyarakat. Ada
beberapa kejadian yang tidak mungkin dilakukan
pengamatan secara langsung namun kejadian-kejadian
tersebut sangat penting diketahui oleh peserta didik.
Kejadian konflik sosial yang sudah berlalu tidak
mungkin diamati secara langsung, sehingga guru perlu
memanfaatkan media pembelajaran interaktif
berbantuan CD pembelajaran yang disusun, dikemas
sehingga peserta didik dapat memanfaatkannya sebagai
sumber belajar.
Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa
sebagian besar guru belum menggunakan
pembelajaran discovey-inquiry berbantuan CD
interaktif. Pelatihan bagi guru sosiologi yang
memberikan kesempatan berlatih membuat media CD
interaktif masih jarang dilakukan.
Pelatihan yang baik dengan proses perencanaan
dan prosedur yang jelas, terarah dan dilakukan
evaluasi yang tepat diharapkan akan berimbas pada
kesadaran bagi guru untuk melakukan proses
pembelajaran dengan kualitas yang lebih baik.
Pelatihan merupakan jantung dari upaya untuk
meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dan
kinerja organisasi (Mondy, 2008: 210). Melalui
pelatihan akan diperoleh sumber daya manusia yang
70
unggul dan profesional diharapkan oleh banyak
organisasi atau lembaga pendidikan untuk bisa
bersaing dalam era globalisasi. Program pengembangan
sumber daya manusia merupakan strating point bagi
organisasi untuk meningkatkan dan mengembangkan
skill, knowledge dan ability individu sesuai dengan
kebutuhan masa mendatang (Sutrisno, 2009: 64).
Penelitian pengembangan ini memiliki tujuan
untuk menghasilkan desain atau prosedur pelatihan
bagi guru sosiologi tentang pembelajaran inkuiri
berbasis budaya lokal, yang diharapkan dapat
dijadikan sebagai acuan untuk melaksanakan
pelatihan. Hal ini sesuai dengan tujuan pelatihan yaitu
mencapai kemampuan dan keterampilan yang
diperlukan dalam jabatan atau pekerjaan (Sallis, 2004:
39). Pernyataan tersebut membuktikan bahwa orang
yang sudah mengikuti pelatihan akan memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik
Pengembangan diawali dengan melakukan
identifikasi kebutuhan. Berdasarkan hasil wawancara
dengan ketua MGMP Sosiologi Kabupaten Kendal
memandang bahwa pelatihan sosiologi yang berkaitan
dengan pembuatan CD interaktif perlu dilakukan,
mengingat Teknologi Informatika yang berkembang
menuntut guru sosiologi mampu membuat dan
menggunakan CD interaktif sebagai media
pembelajaran di dalam kelas.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan maka
dirumuskan tujuan pelatihan pada prinsipnya untuk
71
meningkatkan kemampuan guru membuat rencana
pembelajaran discovery-inquiry berbantuan CD
interaktif dan meningkatkan kemampuan guru
membuat CD interaktif.
Permendiknas No 41 tahun Tahun 2007 tentang
standar proses pendidikan disebutkan Standar proses
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
mencakup perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pem-
belajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
Dengan demikian perencanaan pembelajaran yang
disusun diharapkan menjadi cerminan bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
Guru sebagai pendidik perlu melakukan proses
perencanaan sebagai pedoman bagi pelaksanaan
pembelajaran. Dengan memberikan pelatihan dengan
menekankan pada proses pembuatan perencanaan
pembelajaran discovery inquiry berbantuan CD
interakif diharapkan akan terimplikasi pada
pelaksanaan pembelajaran di sekolah masing-masing
setelah mengikuti pelatihan.
Atasa dasar tujuan pelatihan tersebut maka
dilakukan proses penyusunan program pelatihan.
Program pelatihan tersebut dituangkan dalam bentuk
panduan pelatihan yang terdiri dari tiga yaitu panduan
bagi penyelenggara, panduan bagi pelatih dan panduan
bagi peserta pelatihan. Program pelatihan juga
dilengkapi materi pelatihan yang dapat dimanfaatkan
oleh peserta pelatihan. Program yang disusun
72
digunakan sebagai acuan bagi penyelenggara untuk
melaksanakan pelatihan. Pada saat proses maupun
akhir pelatihan dapat dilakukan monitoring dan
evaluasi untuk melakukan pengukuran sehingga dapat
diketahui tingkat ketercapaian pelatihan.
Buku Pedoman berisi tentang latar belakang yang
mengungkapkan pentingnya pelatihan dilaksanakan
dan tujuan pelatihan sebagai arah bagi penyelenggara,
pelatih dan peserta pelatihan mengikuti pelatihan.
Dicantumkan pula dasar hukum sebagai acuan dasar
bagi pelatihan agar pelatihan tidak menyimpang dari
landasan hukum yang ada.
Nara sumber merupakan sumber daya manusia
dalam pelatihan yang penting. Oleh karena itu,
pemilihan nara sumber merupakan bagian yang
penting dilakukan oleh penyelenggara. Kualitas
pelatihan selain dipengaruhi oleh kelancaran
penyelenggaraan, fasilitas yang ada dipengaruhi pula
oleh kualitas nara sumber. Pengalaman, kedalaman
materi, cara penyampaian, kemampuan komunikasi
nara sumber dapat mempengaruhi peserta pelatihan
dalam mengikuti pelatihan. Sesuai dengan
karakteristik materi pelatihan yaitu tentang
pembelajaran discovery-inquiry berbantuan CD
interaktif, maka pelatihan dapat menggunakan nara
sumber dari widyaiswara LPMP dan ahli media dari
BPTIKP. Kedua narasumber dapat saling melengkapi,
karena widyaiswara dipandang memiliki keilmuan
secara teoretis secara mendalam tentang metode
73
pembelajaran discovery-inquiry sedangkan ahli media
dari BPTIKP dipandang memiliki pengalaman yang
mendalam cara pembuatan media CD interaktif.
Unsur penting dalam pelatihan adalah pemilihan
waktu yang tepat. Waktu pelatihan perlu
dipertimbangkan secara baik dengan
mempertimbangkan materi yang akan disampaikan.
Waktu yang terlalu singkat akan berpengaruh pada
kurangnya kedalaman materi yang disampaikan,
namun waktu yang terlalu lama menjadi kurang efektif
karena peserta akan mengalami kejenuhan. Terkait
dengan materi pelatihan pembelajaran discovery
inquiry berbantuan CD interaktif, maka materi yang
perlu disampaikan minimal dua hari. Hari pertama
dapat membahas konsep pembelajaran discovery-
inquiry berbantuan CD interaktif dan proses
pembuatan rencana pelaksanaan pembelajarannya dan
berlanjut dengan proses pembuatan CD interaktif. Hari
berikutnya dilanjutkan pembuatan CD interaktif.
Penyelenggara pelatihan merupakan faktor kunci
keberhasilan pelaksanaan pelatihan. Tanpa adanya
panitia penyelenggara yang mampu memberikan
pelayanan pelatihan secara baik, pelatihan tidak akan
berlangsung dengan baik. Prosedur bagi penyelenggara
perlu dituliskan dalam buku pedoman pelatihan.
Melalui prosedur tersebut pihak penyelenggara akan
melakukan proses perencanaan dan pelaksanaan
pelatihan secara terarah. Kejelasan pembagian tugas
akan mempermudah panitia penyelenggara pelatihan
74
melakukan kinerjanya demi berlangsungnya
pelaksanaan pelatihan.
Prosedur yang jelas merupakan bagian penting
bagi penyelenggara melakukan semua kegiatan demi
berlangsungnya pelaksanaan pelatihan. Menurut Kamil
(2010), fungsi organizing merupakan ruh yang hadir
mengisi di ketiga fungsi yang lainnya yaitu planning,
actuating dan controlling dalam setiap action pada
pelatihan, fungsi organizing merupakan command
(komando) yang mensinergikan komponen dalam
penyelenggaraan pelatihan, sehingga kerjasama antara
sumber daya manusia yang terlibat secara aktif di
dalam manajemen pelatihan mengetahui tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing. Prosedur kerja bagi
penyelenggara akan mengontrol proses kerja para
penyelenggara, kerjasama antara penyelenggara dengan
narasumber dan peserta pelatihan.
Panduan pelatihan perlu dicantumkan program
pelatihan atau kurikulum pelatihan. Materi-materi apa
saja yang akan disampaikan dalam pelatihan perlu
ditulis secara jelas, dengan alokasi waktu dan siapa
narasumbernya. Program ini sebagai acuan bagi
narasumber untuk menyusun materi dan bagi peserta
pelatihan sebagai arah tujuan yang akan dicapai
melalui pelatihan tersebut. Materi pelatihan ditetapkan
berdasarkan need assesment yang dituangkan dalam
perencanaan pelatihan berupa kurikulum pelatihan,
buku panduan pelatihan, dan materi pelatihan.
75
Pelatihan tidak lepas dari faktor pembiayaan.
Biaya merupakan faktor penting dalam pelaksanaan
pelatihan karena pelaksanaan akan berjalan sesuai
rencana apabila ditopang dengan dana yang memadai.
Oleh karena itu pembiayaan pelatihan perlu diatur dan
dikoordinasikan antara penyelenggara pelatihan,
pejabat pembina profesi guru, guru dan pihak lain yang
terkait. Biaya merupakan faktor penggerak
berlangsungnya pelatihan. Setidaknya biaya pelatihan
dirinci untuk pembiayaan trasport dan honor nara
sumber, transport peserta pelatihan, konsumsi, ATK
dan pelengkapan. Rincian pembiayaan yang jelas akan
mempermudah bendahara penyelenggara mengatur
pengeluaran yang digunakan untuk pelatihan.
Hasil validasi oleh tiga validator menunjukkan
bahwa pedoman pelaksanaan pelatihan tergolong
sangat tinggi dan hasil validasi terhadap materi
pelatihan dalam kategori tinggi. Dengan demikian
pedoman pelatihan dan materi yang disusun dapat
digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pelatihan
pembelajaran discovery inquiry berbantuan CD
interaktif.
Di saat proses kegiaan maupun di akhir kegiatan
pelatihan, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi
atau pengawasan. Pengawasan merupakan proses
pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna
lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya (Siagian, 2007: 125).
76
Sedangkan menurut Handoko (2008: 360) Pengawasan
dapat juga berarti menetapkan standar pelaksanaan
dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi umpan balik, membandingkan kegiatan
nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menetapkan dan mengukur pe-
nyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara
efektif dan efisien dalam pencapaian perusahaan. Hal
senada dikemukan oleh Terry dan Rue (2010: 10)
pengawasan adalah kegiatan mengukur pelaksanaan
dengan tujuan-tujuan menentukan sebab-sebab
penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan
korektif bilamana diperlukan.
Terkait dengan pelatihan pembelajaran discovery-
inquiry berbantuan CD interaktif, maka untuk
mengetahui efektivitas pelatihan dapat dilihat dari:
respon peserta pelatihan terhadap penyelenggaraan dan
narasumber serta kemampuan peserta pelatihan
tentang pembelajaran discovery-inquiry berbantuan CD
interaktif dan hasil tugas pembuatan RPP dan CD
interaktif.