bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/t1...41 bab...

27
41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisiawal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar muatan IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dar ipelaksanaan tindakan siklus II 4.1.1 Deskripisi Kondisi Awal Sebelum melaksanakan tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu melakukan studi awal dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 3 di SDN Tambakromo 03, diperkuat dengan studi dokumentasi dari daftar nilai siswa kelas 3, untuk mengetahui kondisi kegiatan pembelajaran dan hasil belajar kelas 3. Penelitianinidilakukan di SDN Tambakromo 03pada Semester I TahunPelajaran 2016/2017.Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 3 SDN Tambakromo 03 dengan jumlah 26 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan13siswaperempuan.Karakteristikdayaserappembelajaransiswakelas 3 heterogen.Dayaserapyang heterogen ini memerlukan metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa agar hasil belajar dapat tercapai dengan baik. Studi awal penelitian dilakukan untuk mengetahui proses kegiatan pembelajaran dan daya serap siswa terhadap materi pembelajaran. Pada studi awal ini dapat diketahui bahwa hasil belajarmasih rendah, hal ini disebabkan pembelajaran di kelas hanya bersifat transfer ilmu pengetahuan saja dan dilakukan

Upload: trinhxuyen

Post on 20-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi

Prasiklus/kondisiawal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Prasiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil

belajar muatan IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya

pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus

I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan

refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya dengan yang dijelaskan

pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian deskripsi siklus II menguraikan

tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan

refleksi dar ipelaksanaan tindakan siklus II

4.1.1 Deskripisi Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu

melakukan studi awal dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 3 di SDN Tambakromo 03, diperkuat

dengan studi dokumentasi dari daftar nilai siswa kelas 3, untuk mengetahui

kondisi kegiatan pembelajaran dan hasil belajar kelas 3.

Penelitianinidilakukan di SDN Tambakromo 03pada Semester I

TahunPelajaran 2016/2017.Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 3

SDN Tambakromo 03 dengan jumlah 26 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki

dan13siswaperempuan.Karakteristikdayaserappembelajaransiswakelas 3

heterogen.Dayaserapyang heterogen ini memerlukan metode dan model

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa agar hasil belajar dapat tercapai

dengan baik.

Studi awal penelitian dilakukan untuk mengetahui proses kegiatan

pembelajaran dan daya serap siswa terhadap materi pembelajaran. Pada studi awal

ini dapat diketahui bahwa hasil belajarmasih rendah, hal ini disebabkan

pembelajaran di kelas hanya bersifat transfer ilmu pengetahuan saja dan dilakukan

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

42

secara konvensional dengan menyampaikan materi pelajaran sebanyak-banyaknya

tanpa memperhatikan kebutuhan siswa, kurangnya motivasi belajar, rendahnya

rasa ingin tahu, terbatasnya ruang ekspresi yang kreatif dan rasa takut untuk

menyampaikan pendapat, serta belum adanya penerapan model pembelajaran

yang dapat menunjang peningkatan kompetensi hasil belajar.

Permasalahan yang munculterkaitdenganhasilbelajar yang

rendahpadamuatan IPA dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya factor dari

guru dan siswa itu sendiri.Daya serap siswa terhadap materi muatan IPA dan rasa

ingin tahu siswa yang rendah dalam mengikuti setiap proses pembelajaran

merupakan factor dari siswa yang menyebab kan rendahnya perolehan hasil

belajar muatan IPA. Minat dan rasa ingin tahu siswa yang renda dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran dapat terliha dari sikap siswa yang tidak memperhatikan

guru saat menyampaikan materi.Keadaan in imembuat guru mendominasi di

setiap proses pembelajaran karena guru selalu memberikan instruksi yang harus

dilakukan oleh siswa. Faktor penyebab lainnya dari guru yang mengakibatkan

hasil belajar muatan IPA rendah antara lain masih kurangnya keterampilan guru

dalam menyusun kegiatan pembelajaran kreatif yang mampu menumbuhkan rasa

antusias siswa untukbelajar, guru masih menerapkan pembelajaran metode

ceramah yang di anggap lebih praktis. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru

selama ini masih memposisikan guru sebagai subjek yang utama, siswa hanya

menjad iobjek pasif untuk menerima semua yang guru sampaikan, guru

menganggap ceramah sudah merupakan cara yang paling baik untuk

menyampaikan materi kepada siswa, karena guru beranggapan yang terpenting

ialah materi dapat diterima oleh siswa. Padahal sebuah media juga dapat

membantu guru untuk menyampaikan materi sehingga pengetahuan yang siswa

terima tidak hanya pengetahuan instan dari guru tapi siswa jug a bias melakukan

aktivitas pembelajaran yang lebih bermakna dengan adanya media

pembelajaran.Beberapa factor tersebut menjad ihambatan di dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran di kelas 3 SDN Tambakromo 03, hambatan-hambatan yang

muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang

efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi ajar.Kondisi

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

43

yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar muatan IPA yang masih

kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70).Batas nilai KKM ≥ 70

merupakan penentuan KKM dari SDN Tambakromo 03 untuk menguku r aspek

pengetahuan dari mata pelajaran IPA saja.

Adapun proses dan hasil belajar IPA padakondisiawalakandiuraikanpada

sub-sub juduldibawahiniadalahsebagaiberikut:

4.1.1.1 Diskripsi Proses

Pengamatan kondisi awal dilaksanakan pada hari senin 18 Juli 2016 mata

pelajaran IPA dengan SK 1. Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup

serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan makhluk hidup, KD 1.1

Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, kemudian

guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru

melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta

siswa untuk mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan

apersepsi dengan membagi sebuah kertas menjadi dua buah bagian, pada awal

kegiatan siswa merasa tertarik. Guru menjelaskan cara ciri-ciri dan kebutuhan

makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan makhluk hidup

Selama proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah

tanpa adanya media pembelajaran. Pada saat itu siswa mulai merasa bosan karena

pembelajaran didominasi oleh guru. Siswa hanya menerima informasi dari guru.

Kemudian dilanjutkan dengan latihan soal. Setelah selesai melaksanakan latihan

soal, guru bersama siswa membuat kesimpulan. pembelajaran diakhiri dengan doa

dan salam penutup.

4.1.1.2 Deskripsi Hasil Tindakan

Data dari analisis hasil belajar IPA pada tes formatif dengan KD 1.1

Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup memperoleh hasil dengan

nilai tertinggi 85, nilai terendah 45, nilai rata-rata 64,8. Siswa yang mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 15 siswa (40 %) dari 26 siswa.

Analisis nilai hasil tes formatif pra siklus/ kondisi awal dapat dilihat pada tabel

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

44

4.1 berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Kondisi Awal

No Interval Jumlah Perolehan Siswa Kategori

1. 77 – 85 4 Sangat Baik

2. 66 – 76 7 Baik

3. 57 – 65 7 Cukup

4. 48 – 56 5 Kurang

5. ≤ 47 3 Sangat Kurang

Jumlah 26

Prosentase 64,8%

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran

Matematika dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran

Matematika masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang

belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70), sebagian besar siswa

masih memperoleh nilai dibawah KKM. Sebanyak 11 siswa dari total keseluruhan

26 siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran Matematika, hanya 15 siswa

yang berhasil tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM. Berdasarkan tabel 4.1

dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:

0

1

2

3

4

5

6

7

8

≤ 47 48-56 57-65 66-76 77-85

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

45

4.1.2 Pelaksanaan Penelitian Siklus 1

Penelitian siklus 1 dilakukan dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran kooperatif Make A Match dengan materi pokok Ciri-Ciri Makhluk

Hidup dan Tak Hidup. Prosedur penelitian siklus 1 meliputi; perencanaan,

implementasi tindakan, observasi, dan refleksi.

Perencanaan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain

adalah menyusun RPP dan perangkat pembelajarannya yang disajikan melalui

lampiran 1. RPP disusun dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

kooperatif make a match. Sedangkan perangkat pembelajaran meliputi, materi

berbagai muatan pelajaran, media, alat dan sumber belajar, kisi-kisi penilaian,

instrumen penilaian serta pedoman penilaian. Selain itu pada tahap perencanaan

pelaksanaan pembelajaran, juga disiapkan lembar observasi implementasi

tindakan pembelajaran kooperatif tipe Make A match untuk guru dan siswa

sebagaimana tersaji pada lampiran 3.

Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 1

Pertemuan 1

Implementasi tindakan penelitian pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu,

20 Juli 2016 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit melalui langkah-langkah kegiatan

sebagai berikut :

Kegiatan awal. Sebelum pembelajaran siklus 1 dimulai guru

mengucapkan salam, berdoa bersama-sama dengan siswa, dan persensi.

Selanjutnya guru memberikan appersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang

materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru memberikan

motivasi belajar kepada siswa, dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai melalui pendekatan pembelajaran kooperatif make a match.

Kegiatan inti. Dalam kegiatan inti, pada kegiatan eksplorasi, siswa

diminta untuk membaca dan mengamati gambar tentang ciri-ciri makhluk hidup.

Selanjutnya guru memberikan penjelasantentang materi pelajaran dan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

46

memberikan pertanyaan kepada siswa. Pada tahap awal implementasi

pembelajaranMake A match, siswa diarahkan untuk membentuk kelompok 4-5

orang. Setelah kelompok belajar terbentuk, guru membagi kelompok menjadi dua

bagian. Satu bagian bertindak sebagai pemegang kartu soal, dan sebagian yang

lain sebagai pemegang kartu jawaban. Setelah masing-maasing bagian kelompok

memperoleh kartu, guru memberikan waktu 5 menut untuk berpikir tentang

jawaban dari masing-masing kartu. Sesuai aba-aba dari guru masing-masing

pemegang kartu jawaban mengangkat kartu untuk dilihat oleh pemegang kartu

soal. Kemudian masing-masing siswa saling mencocokkan kartu soal dengan

jawaban atau sebaliknya. Setiap siswa yang berhasil mencocokkan kartu dengan

benar mendapatkan skor. Pada babak berikutnya guru mengubah posisi siswa

sebagai pemegang kartu soal menjadi pemegang kartu jawaban. Seperti kegiatan

pada babak kesatu, semua siswa saling mencari dan mencocokkan kartu soal

dengan kartu jawaban. Setelah selesai babak kedua, siswa yang berhasil

mengumpulkan skor tertinggi mendapatkan poin.

Setelah kegiatan pembelajaran kooperatif make a match, masing-masing

perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya, siswa yang

lain diminta untuk menanggapi laporan tersebut. Pada akhir kegiatan inti, guru

memberikan penguatan materi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan materi yang masih dianggap sulit.

Kegiatan Akhir. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa melakukan

refleksi dan perenungan terhadap materi yang telah dipelajari, dan membuat

simpulan materi. Guru menutup pelajaran dengan mengajak siswa untuk berdoa

bersama-sama.

Pertemuan 2

Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada hari Jumat, 22 Juli 2016

dengan alokasi waktu 3x35 menit. Tahap-tahap kegiatan yang dilaksanakan pada

pertemuan kedua adalah sama seperti langkah-langkah pembelajaran pada

pertemuan I. Dalam kegiatan inti,pada tahap eksplorasi siswa menyimak bacaan

dari guru cerita tentang Pengalaman Temanku. Selanjutnya guru meminta siswa

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

47

untuk mengamati dan menyebutkan benda-benda mati disekitar lingkungan

kelasnya. Pada tahap implementasi pendekatan pembelajaran make a match, guru

membentuk kelompok dan membaginya menjadi dua bagian sebagaimana pada

pertemuan 1. Setelah memperoleh instruksi dan aba-aba dari guru, siswa saling

mencari dan mencocokkan kartu soal dengan jawaban. Selama kegiatan

pembelajaran make a match, guru berkeliling dan membantu siswa yang merasa

kesulitan. Pada akhir kegiatan pertemuan 2, siswa bersama guru mencocokkan

hasil kerja siswa dan meminta siswa untuk saling menanggapi jawaban siswa lain.

Guru memberikan penguatan materi dan mmbuat simpulan materi pelajaran.

Pembelajaran diakhiri dengan melakukan do’a bersama.

Pertemuan 3

Implementasi tindakan pembelajaran siklus 1 pertemuan 3 dilaksanakan

pada hari Sabtu, 23 Juli 2016. Pada pelaksanaantindakan pembelajaran siklus 1

pertemuan 3 tahapan-tahapan yang dilaksanakan sama persis dengan pertemuan 1

dan 2. Pada tahap perencanaan, guru menyiapkan RPP dengan penggunaan

pendekatan pembelajaran make a match, perangkat pembelajaran meliputi,

lembarevaluasi, materipembelajaran, alatperagadanpembuatanlembarobservasi.

Pada kegiatan inti, guru mengimplementasikan RPP dengan tema Pengalaman

dengan menggunakan pembelajaran kooperatif make a match. Pelaksanaan

pembelajaran make a match pada pertemuan 3 diawali dengan membentuk

kelompok seperti pada pertemuan 1 dan 2. Penggunaan kartu soal dan kartu

jawaban pada pembelajaran make a match pada pertemuan 1 adalah mata

pelajaran IPA dengan materi pokok ciri-ciri makhluk hidup membutuhkan cahaya,

air dan udara.

Pada akhir kegiatan pertemuan 3, guru memberikan tes formatif

untukmengukurtingkatpemahamansiswamulai daripertemuan1sampaipertemuan3,

danpengamatanresponsiswaterhadappembelajarandenganmenggunakanpendekatan

pembelajaran kooperatif Make A Match.

Pada saat pelaksanaan tindakan pembelajaran baik pertemuan 1, 2 dan 3,

dilakukan observasi/pengamatan terhadap proses pembelajaran. Pengamatan

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

48

dilakukan oleh seorang guru lain selaku pengamat/observer dengan menggunakan

lembar observasi yang telah dipersiapkan. Tujuan pengamatan adalah untuk

mengetahui aktifitas guru dan respon siswa terhadap pelaksanaan

pembelajarankooperatif Make A Match.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap kegiatan

pembelajaran siklus I pada pertemuan 1, 2 dan 3, implementasi tindakan

pembelajaram Make A Match sudah berjalan dengan baik sesuai skenario

pembelajaran. Hanya saja, pada pertemuan 1, siswa masih merasa canggung dan

belum dapat memanfaatkan waktu secara baik dan efisien. Hal ini dikarenakan

sebagian siswa belum memahami langkah-langkah pembelajaran make a match

dengan baik. Dalam kegiatan inti, sebagian besar siswa sudah mulai aktif dalam

menyimak penjelasan materi pelajaran dari guru, dan menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru.Pada pertemuan 1, siswa masih belum berani untuk

memberikan tanggapan terhadap laporan yang dipresentasikan kelompok lain.

Untuk mengatasi hal tersebut, guru menunjuk salah satu siswa dari masing-

masing kelompok untuk memberikan tanggapan. Hal ini dikandung maksud, agar

siswa berani dan percaya diri untuk memberikan tanggapan terhadap kinerja

teman atau kelompok.

Hasil pengamatan yang dilakukan terhapa pembelajaran pada pertemuan

2 dan 3 menunjukkan adanya peningkatan aktifitas siswa dalam menyimak

penjelasan materi oleh guru. Hal ini terbukti, siswa sudah dapat menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh guru dengan benar dan tepat. Dalam kegiatan inti,

siswa juga sudah melakukan aktifitas pembelajara make a match dengan tertib

dan lancar. Siswa yang berperan sebagai pemegang kartu soal dan kartu jawaban

sudah mampu menjodohkan kartu sesuai dengan instruksi dan aba – aba guru

dengan cepat. Akan tetapi, pada babak 2, siswa saling berebut dan memilih kartu

yang dianggap mudah untuk dikerjakan/dijodohkan. Hal ini berakibat siswa yang

mendapatkan kartu dengan kriteria sulit enggan mencari jawaban/menjodohkan.

Kondisi tersebut ditindak lanjuti oleh guru dengan membagikan kartu secara acak

dengan materi soal yang berbeda dari babak sebelumnya. Pada akhir kegiatan,

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

49

siswa sangat antusias dan semangat untuk menanyakan materi yang masih sulit

dan bersama guru membuat simpulan.

Berdasarkan hasil observasi/pengamatan yang dilakukan terhadap

aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran Make A match,nampak bahwa

guru sudah melakukan aktifitas pembelajaran secara baik dan berurutan. Pada

kegiartan awal guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi

siswa untuk semangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru juga sudah

menyajikan informasi tentang materi pembelajaran dengan menggunakan alat

peraga yang sesuai. Dalam melaksanakan implementasi pendekatan pembelajaran

kooperatif make a match, guru telah membentuk kelompok @ 4-5 siswa dan

membagi menjadi dua bagian, satu bagian sebagai pemegang kartu soal dan satu

bagian sebagi pemegang kartu jawaban. Akan tetapi, guru dalam membagi

kelompok masih berdasarkan tempat duduk siswa yang saling berdekatan dan

belum berdasarkan kemampun akademik siswa. Hal ini berdampak terhadap

lambatnya siswa yang kurang pandai pada saat mencari dan mencocokkan soal

dengan jawaban. Kondisi ini juga berdampak terhadap waktu yang tidak efisien,

karena siswa yang lebih cepat mencocokkan jawaban harus menunggu siswa

lainnya. Hal ini hendaknya diantisipasi dan ditindak lanjuti oleh guru dengan

membentuk kelompok yang sesuai dengan kemampuan akademik masing-masing

siswa. .

Kelebihan guru yang nampak pada siklus 1 antara lain; guru sudah

melakukan persiapan awal dengan baik; memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya; memberikan apresiasi terhadap jawaban siswa terhadap

pertanyaan-pertanyan yang diajukan oleh guru. Guru juga sudah memotivasi

siswa untuk berani memberikan tanggapan laporan siswa lain. Pada akhir kegiatan

siklus 1 guru melaksanakan tes evaluasi dengan tertib dan disiplin.

4.1.2.1 Deskripsi Hasil Tindakan

Data dari analisis hasil belajar IPA pada tes formatif dengan KD 1.1

Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup memperoleh hasil dengan nilai

tertinggi 85, nilai terendah 45, nilai rata-rata 64,8. Siswa yang mencapai Kriteria

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

50

Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 15 siswa (40 %) dari 26 siswa. Analisis nilai hasil tes

formatif pra siklus/ kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Kondisi Awal

No Interval Jumlah Perolehan Siswa Kategori

1. 77 – 85 4 Sangat Baik

2. 66 – 76 7 Baik

3. 57 – 65 7 Cukup

4. 48 – 56 5 Kurang

5. ≤ 47 3 Sangat Kurang

Jumlah 26

Prosentase 64,8%

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran

Matematika dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran

Matematika masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang

belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70), sebagian besar siswa

masih memperoleh nilai dibawah KKM. Sebanyak 11 siswa dari total keseluruhan

26 siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran Matematika, hanya 15 siswa

yang berhasil tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM. Berdasarkan tabel 4.1

dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:

erdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan

nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Siklus I

No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas ≥ 75 17 65

2. Belum Tuntas < 75 9 35

Jumlah 26 100

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

51

Dari tabel 4.8 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan

bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM ≥ 70) sebanyak 9 siswa atau 35% dari jumlah keseluruhan siswa,

sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70)

sebanyak 17 siswa dengan persentase 65% dari jumlah keseluruhan siswa.

Refleksi

Pada akhir kegiatan pembelajara guru melakukan kegiatan refleksi

dengan cara menganalisis hasil observasi yang telah dilakukan observer. Kegiatan

refleksi bertujuan untuk menemukan kekurangan dan kelemahan siklus 1. Dari

hasil refleksi masih nampak kekurangan guru dalam melaksanakan pembelajaran

Make A match yakni, guru belum membentuk kelompok soal dan kelompok

jawaban sesuai dengan karakteristik akdemik siswa. Selain itu, guru masih terlalu

mendominasi pembelajaran dengan memberikan instruksi pada setiap kegiatan

siswa. Sedangkan kekurangan siswa dalam pembelajaran siklus 1 yang cukup

menonjol adalah siswa belum berani dan kurang percaya diri untuk menanggapi

hasil laporan diskusi. Siswa juga belum dapat memanfaatkan waktu secara baik

untuk mencari dan mencocokkan jawaban dengan soal atau sebaliknya. Hal ini

nampak pada aktifitas siswa yang saling membandingkan kartu dengan kartu yang

dipegang oleh siswa lain. Kekurangan-kekurangan yang masih terjadi pada

penelitian siklus 1 tersebut akan diperbaiki dan disempurnakan pada penelitian

siklus 2.

4.1.1.2. PelaksanaanPenelitian Siklus 2

Pelaksanaan siklus 2 sama seperti siklus 1 yakni memberikan tindakan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif Make A match. Tema

yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian siklus 2 adalah Pengalaman.

Pelaksanaan siklus 2 dilakukan melalui 3 kali pertemuan, masing-masing

pertemuan meliputi; tahap perencanaan, implementasi tindakan, observasi dan

refleksi.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

52

Perencanaan

Pada tahap perencanaan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah

menyusun RPP beserta perangkat pembelajaran. RPP disusun dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif Make A Matchdengan tema

Pengalaman yang dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Adapun perangkat

pembelajaran yang dipersiapkan meliputi, materi, media, sumber belajar, dan alat

peraga, instrumen penilaian dan pedoman penilaian. Selain itu, juga disiapkan

lembar instrumen observasi tindakan pembelajaran Make A matchuntuk guru dan

siswa sebagaimana tersaji pada lampiran 4.

Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 2

Pertemuan 1

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 dilakukan pada hari Rabu tanggal

10 Agustus 2016, dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut.

Kegiatan awal. Guru memulai pembelajaran dengan mengucap salam,

mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama dan dilanjutkan apersepsi. Setelah itu

guru memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran menggunakan

pendekatan pembelajaran kooperatif Make A Match.

Kegiatan inti. Pada kegiatan inti guru meminta siswa untuk membaca

teks dan mengidentifikasi manfaat kerja kelompok dan menyebutkan ciri-ciri

makhlusk hidup sesuai dengan lingkungannya. Pembelajaran kooperatif Make A

matchdimulai dengan membentuk kelompok diskusi yang terdiri dari 4-5

siswasoal dan kelompok jawaban. Kelompok soal diberikan tanda/atribut kuning

didada sebelah kiri, sedangkan kelompok jawaban dengan atribut warna merah.

Kelompok dibentuk oleh guru berdasarkan undian yang telah disesuaikan oleh

guru berdasarkan tingkat kemampuan akademik siswa. Setelah kelompok soal dan

jawaban terbentuk, guru membagikan kartu soal dan jawaban secara acak kepada

masing-masing siswa. Pada babak 1, siswa pemegang soal diminta untuk

mengangkat kartu dan memperlihatkan kepada kelompok jawaban. Setelah

memperoleh aba-aba dari guru, siswa saling berpikir, mencari dan menjodohkan

kartu jawaban dengan kartu soal, begitu seterusnya. Setelah selesai melkukan

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

53

pembelajaran make a match, siswa yang ditunjuk oleh kelompok maju kedepan

kelas untuk melaporkan hasil kerjanya, dan siswa lain diminta untuk menanggapi.

Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa melakukan penegasan terhadap

materi yang telah dipelajari dan memberikan kesempatan siswa untuk

menanyakan materi yang masih dianggap sulit. Pembelajaran diakhiri dengan

menginformasikan materi yang akan dipelajaripadapertemuan berikutnya dan

berdoa bersama.

Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 12Agustus 2016.

Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah seperti pertemuan 1, yaitu merencanakan

pelaksanaan tindakan dengan menyusun RPP, perangkat pembelajaran dan lembar

observasi. Proses pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan

mengimplementasikan RPP yang telah disusun menggunakan pendekatan

pembelajarankooperatifMake A matchsama persis seperti pada pertemuan 1.

Pada kegiatan inti guru mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran Make

A matchdengan membentuk kelompok yang terdiri kelompok soal dan kelompok

jawaban. Kemudian guru mengajak siswa keluar kelas untuk mengamati benda-

benda tak bergerak yang berada dilingkungan sekolah. Kemudian guru meminta

siswa untuk mencatatsifat-sifat benda mati yang diamatinya. Dalam pembelajaran

Make A matchpada pertemuan 2 guru juga memberikan soal dan jawaban pada

kartu yang harus dijawab dengan cara menjodohkan soal denga jawaban.

Pada kegiatan akhir guru bersama siswa membuat simpulan tentang ciri-

ciri benda hidup dan tak hidup. Guru juga memberi kesempatan pada siswa untuk

menanyakan hal-hal belum jelas dari materi yang sudah dipelajari. Kemudian

siswa diberikan tugas berdasarkan kriteria kelompoknya untuk membuat daftar

pertanyaan dan jawaban sesuai materi yang telah dipelajari. Daftar pertanyaan

tersebut akan dipergunakan sebagai baha/materi pembelajaran make a match pada

pertemuan selanjutnya.

Pertemuan 3

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

54

Kegiatan pada pertemuan 3 meliputi kegiatan awal dimulai dengan

berdoa bersama. Kemudian melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan

mengenai ciri-ciri makhluk hidup dan tak hidup. Kegiatan dilanjutkan dengan

guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan.

Kegiatan inti. Kegiatan inti dimulai dengan menjelaskan materi

pelajaran, siswa berkelompok sesuai kriteria, kelompok soal dan kelompok

jawaban. Berdasarkan instruksi dan aba-aba dari guru, siswa melaksanakan

pembelajaran kooperatif make a match sesuai langkah-langkah pemelajaran pada

pertemuan 1 dan 2..

Kegiatanakhir, guru meminta siswa melaporkan hasilnya, melakukan

refleksi, guru bersamasiswamenarikkesimpulandarikegiatanpembelajaran yang

telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang hal-hal yang belum jelas. Pada akhir kegiatan, guru mengadakan evaluasi

untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa.

Observasi

Pada saat pembelajaran berlangsung pada siklus 2, observer melakukan

pengamatan terhadap aktivitas guru dan respon siswa melalui lembar pengamatan

yang telah disediakan (lampiran 5). Berdasarkan hasil pengamatan yang telah

dilakukan, nampak bahwa guru sudah melaksanakan pembelajaran kooperatif

make a match secara sempurna. Hal ini nampak pada instrumen observasi

sebanyak 19 butir telah dilaksanakan oleh guru. Kelebihan guru pada siklus 2 baik

pertemuan 1, 2 maupun 3 adalah: guru menentukan alokasi waktu

kegiatanpembelajaran make a match secara efektif dan efisien, guru

mengapresiasi siswa dengan memberikan skor dan poin secara kreatif, yakni

dengan memberikan tanda bintang bagi siswa dengan skor tertinggi, dan guru

telah membimbing dan membantu siswa dalam mempresentasikan dan

menanggapi hasil laporan kerjanya. Sedangkan pengamatan terhadap aktifitas

siswa yang telah dilakukan menunjukkan bahwa respon siswa terhadap

pembelajaran melalui make a match juga sangat signifikan. Dari jumlah butir

instrumen lembar observasi sebanyak 15 butir, hanya 1 butir yang masih belum

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

55

dilakukan oleh siswa yaitu mempresentasikan hasil laporan kinerja. Hal ini

dikarenakan, siswa masih belum cukup memiliki keberanian untuk

menyampaikan laporan secara lisan dan mandiri didepan kelas. Kondisi ini

kemudian ditindak lanjuti oleh guru dengan cara meminta satu siswa

mendampingi ketua ketua kelompoknya untuk menyampaikan laporannya secara

tertulis.

4.1.1.2. Deskripsi Hasil Tindakan Data dari analisis hasil belajar IPA pada tes formatif dengan KD 1.1

Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup memperoleh hasil dengan

nilai tertinggi 85, nilai terendah 45, nilai rata-rata 64,8. Siswa yang mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 15 siswa (40 %) dari 26 siswa.

Analisis nilai hasil tes formatif pra siklus/ kondisi awal dapat dilihat pada tabel

4.1 berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Kondisi Awal

No Interval Jumlah Perolehan Siswa Kategori

1. 93 - 100 3 Sangat Baik

2. 85 - 92 6 Baik

3. 77 - 84 12 Cukup

4. 69 - 76 2 Kurang

5. ≤ 68 3 Sangat Kurang

Jumlah 26

Prosentase 76,5%

Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran

Matematika dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran

Matematika meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang

sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 24 siswa dari

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

56

total keseluruhan siswa, hanya 2 siswa yang belum tuntas. Berdasarkan tabel 4.4

dapat digambarkan dalam diagram 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.5

Ketuntasan Belajar Siklus II

No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas ≥ 75 24 92

2. Belum Tuntas < 75 2 8

Jumlah 26 100

Dari tabel 4.8 ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dijelaskan

bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM ≥ 70) sebanyak 2 siswa atau 8% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan

yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 24

siswa dengan persentase 92% dari jumlah keseluruhan siswa. Maka ada

peningkatan dari siklus I ke siklus II.

Refleksi

Kegiatan Refleksi dilakukan disetiap akhir pembelajaran siklus 2 pada

pertemuan 1, 2, dan 3. Refleksi dilakukan untuk menganalisis dan mengevaluasi

kelemahan dan kekurangan guru dalam implementasi tindakan pembelajaran

0

2

4

6

8

10

12

14

≤ 68 69-76 77-84 85-92 93-100

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

57

siklus 2. Dari hasil observasi yang diperoleh pada pembelajaran siklus 2, setelah

dianalisis dan didiskusikan dengan observer dapat diidentifikasi kelebihan dan

kekekurangan pada pembelajaran siklus 1 antara lain, siswa nampak aktif dalam

melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran Make A matchseperti membentuk

kelompok diskusi, mencari dan mencocokkan soal dengan jawaban, dan

menjawab pertanyaan guru. Sedangkan kekurangan siswa pada pembelajaran

siklus 2 hampir tidak nampak, hanya saja dalam melakukan kegiatan laporan,

siswa masih belum cukup berani melakukan presentasi secara individu. Solusi

yang dilakukan guru adalah dengan meminta salah satu perwakilan kelompok

untuk mendampinginya.

Kelebihan-kelebihan guru dalam pelaksanaan siklus 2 nampak dengan

telah dilakukannya seluruh butir-butir kegiatan yang terdapat dalam lembar

observasi. Selain itu guru sudah sangat terampil dalam melaksanakan

pembelajaran kooperatif Make A match. Hal ini ditunjukkan dengan kegiatan guru

ketikamembentuk siswa menjadi kelompok soal dan kelompok jawaban.Alokasi

waktu pelaksanaan pembelajaran make a match juga telah sesuai dengan

kebutuhan tahapan-tahapan pembelajaran.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

58

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian

4.1.2.1. Hasil Belajar Siklus 1

Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas 3 SDN Tambakromo 03

Kabupaten Pati adalah hasil tes formatif dan hasil observasi. Secara rinci

distribusi hasil belajar siklus 1 siswa Kelas 3 SDN Tambakromo 03 Kabupaten

Pati semester 1 tahun 2016/2017 disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3

SDN Tambakromo 03 Kabupaten Pati Semester 1

Tahun 2016/2017 Siklus 1

No Interval Frekwensi Persentase

1 50-59 3 11,5

2 60-69 6 23,1

3 70-79 11 42,3

4 80-89 4 15,4

5 90-100 2 7,7

Jumlah 26 100

Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa dari 26 siswa yang mendapat

skor dibawah KKM 70 adalah sebanyak 9 siswa (34,6%) yakni interval skor 50-

59 dan 60-69, sedangkan 18 siswa lainnya tuntas yang tersebar pada interval skor

70-79; 11 siswa (40,7%), 80-89; 4 siswa (14,8%); dan interval 90-100; 2

siswa(7,7%). Secara jelas pemerolehanskor hasil belajar siklus 1 disajikan dalam

gambar 1 berikut ini.

Gambar 1Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Siswa

Kelas 3 SDN Tambakromo 03 Kabupaten Pati

Kabupaten Pati Tahun 2016/2017 Siklus I

0

2

4

6

8

10

12

50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100

Jum

lah

Sis

wa

Interval Skor

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

59

Berdasarkan gambar 1 tersebut, nampak bahwa perolehan skor terendah

adalah interval 50-59 dan 90-100 yaitu sebanyak 2 siswa (7,7%), sedangkan

pencapaian tertinggi adalah padainterval skor 70-79 yakni sebesar 11 siswa

(42,3%). Adapun hasil belajar berdasarkan perolehan skor minimum, skor

maksimum dan skor rata-rata siklus 1 disajikan melalui tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2

Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-Rata

Siswa Kelas 2 SDN Tambakromo Kabupaten Pati

Semester 1 Tahun 2016 / 2017 Siklus 1

No Kriteria Skor

1 Skor minimum 50

2 Skor maksimum 95

3 Skor rata-rata 70,7

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa besarnya skor minimum yang diperoleh

siswaadalahsebesar 50, skor maksimum 95 dengan skor rata-rata sebesar 70,7.

4.1.2.2. Hasil Belajar Siklus 2

Hasil belajar IPA dengan materi pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup dan Tak

Hidup pada pembelajaran siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan yang cukup

signifikan. Secara rinci distribusi frekwensi hasil belajar siklus 2 disajikan dalam

tabel 4.3 Distribusi Hasil Belajar TematikSiswa Kelas 3 SDN Tambakromo 03

Kabupaten Pati Semester 1 Tahun 2016/2017 Siklus 2 berikut ini.

Tabel 4.3

Distribusi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 3

SDN Tambakromo 03 Kabupaten Pati

Semester I Tahun 2016/2017 Siklus 2

No Skor Hasil Belajar Frekwensi Persentase

1 60-69 2 7,7

2 70-79 8 30,8

3 80-89 12 46,1

4 90-100 4 15,4

Jumlah 26 100

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

60

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa, dari jumlah siswa kelas 3

SDN Tambakromo 03 Kabupaten Patiyang berjumlah26siswa,siswa yang

memperoleh skor hasil belajar pada interval 60-69 adalah sebanyak 2 siswa

(7,7%), interval skor70-79; 8 siswa (30,8%), interval skor 80-89; 12 siswa

(46,1%), dan interval skor 90-100 sebanyak 4 siswa (15,4%). Secara

jelasdistribusi skor hasil belajar siklus 2 nampak pada gambar 2 Diagram Batang

Distribusi Hasil Belajar IPA Kelas 3 SDN Tambakromo 03 Pati Tahun 2016/2017

Siklus 2 berikut ini.

Gambar 2Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar

IPA Siswa Kelas 3 SDN Tambakromo 03 Pati

Tahun 2016/2017Siklus 2

Gambar 2 menunjukkan bahwa, dari 27 siswa SDN Tambakromo 03

Kabupaten Pati yang memperoleh skor interval 80-89 jumlahnya lebih banyak

dibandingkan interval skor yang lain, yakni 12 siswa (44,44%). Sedangkan

pencapaianskor siswa terendahadalahpada interval 60-69yang hanya dicapai oleh

2 siswa (7,40%). Dari data hasil belajar yang disajikan pada tabel 4.3 dan gambar

2 diatas,dapat diketahui besarnya skor minimum, skor maksimumdan skor rata-

rata sebagaimana tersaji pada tabel 4.4 berikut ini.

0

2

4

6

8

10

60-69 70-79 80-89 90-100

Jum

lah S

isw

a

Interval Nilai

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

61

Tabel 4.4

Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-Rata

Siswa Kelas 2 SDN Tambakromo Kabupaten Pati

Semester 1 Tahun 2016/2017 Siklus 2

No Kriteria Skor

1 Skor minimum 65

2 Skor maksimum 100

3 Skor rata-rata 80,6

4.1.3. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua tahapan, yakni

analisis ketuntasan dan analisis komparatif. Teknik analisis dilakukan dengan cara

membandingkan hasil belajar pada penelitian siklus 1 dan siklus 2 berdasarkan

persentase ketuntasan belajar siswa Kelas 3 SDN Tambakromo Kabupaten Pati

semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.

4.1.3.1. Analisis Ketuntasan

Analisis ketuntasan belajar siklus 1 siswa kelas 3 SDN Tambakromo 03

Kabupaten Pati secara rinci disajikandalamtabel4.5Hasil Analisis Ketuntasan

Belajar IPA Siswa Kelas 3 SDN Tambakromo 03 Kabupaten Pati Semester 1

Tahun 2016/2017 berikutini.

Dari tabel 4.5, nampak bahwa Kelas 3 SDN Tambakromo 03 Kabupaten

Pati pada siklus 1 yang tuntas belajar mencapai KKM ≥70 sebanyak 17 siswa

Tabel4.5

Hasil AnalisisKetuntasanBelajarMatematika

SiswaKelas3 SDNTambakromo 03

Kabupaten Pati Semester 1

Tahun2016/2017 Siklus 1

KetuntasanBelajar Frekwensi Persentase

Tuntas 17 65,38

TidakTuntas 9 34,61

Skor Rata-Rata 70.7

Skor Maksimum 50

Skor Minimum 95

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

62

(65,38%) dan siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 9 siswa (34,61%). Skor

maksimum yang diperoleh sebesar 95, skor minimum 50 dan skor rata-rata adalah

71,4. Ketuntasan belajar siklus 1 secara jelas tersaji dalam gambar 3 Diagram

Lingkaran Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 3 SDN Tambakromo 03 Kabupaten

Pati Semester 1 Tahun 2016/2017Siklus 1 berikut ini.

Gambar 3Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar Siswa

Kelas 3 SDN Tambakromo 03 Kabupaten Pati

Semester 1 Tahun 2014 / 2015 Siklus 1

Memperhatikan gambar 3 diagram lingkaran tersebut, diketahui bahwa

dari 27 siswa Kelas 3 SDN Tambakromo Kabupaten Pati yang tuntas belajar

dengan mencapai skor KKM 70 adalah sebanyak 17 siswa (65,38%) dan

ditunjukkan dengan gambar lingkaran berwarna biru, sedangkan siswa tidak

tuntas belajar sebanyak 9 siswa (34,61% ) sebagaimana ditunjukkanoleh diagram

lingkaran berwarna merah.

Pada penelitian siklus 2 dilakukan pembelajaran dengan mengoptimalkan

tindakan pembelajaran kooperatif Make A Match.Hal ini berdampak terhadap

hasil belajar IPA siswa kelas 3 SDN Tambakromo 03 Kabupaten Pati yang

ditunjukkan oleh peningkatan persentase ketuntasan belajar yang cukup

signifikan. Ketuntasan belajar siswa kelas 3 SDN Tambakrono 03 Kabupaten Pati

secara jelas tersaji dalam tabel 4.6 halaman berikut ini.

65.38%

34.61%

Tuntas

TidakTuntas

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

63

Tabel 4.6

Hasil Analisis Ketuntasan Belajar IPA Siswa Kelas 3

SDN Tambakromo 03 Kabupaten Pati

Tahun Ajaran 2016/2017 Siklus 2

No KetuntasanBelajar Frekwensi Persentase

1 Tuntas 24 92,30

2 TidakTuntas 2 7,69

Skor Rata-Rata 80,6

Skor Maksimum 100

Skor Minimum 65

Tabel 4.6 menunjukkan pencapaianketuntasanbelajarsiklus 2

yaknisebanyak25siswa (92,30%) tuntasbelajardan 2 siswa (7,69%)

tidaktuntasbelajar. Adapun besarnya skor maksimum yang diperoleh siswa adalah

100, skor minimum 65 dengan skor rata-rata sebesar 80,6. Selanjutnya

secarajelashasil analisis ketuntasan belajarsiswaKelas 3 SDN Tambakromo03

KabupatenPatipada siklus 2 dapatdilihatpadagambar 4 berikutini.

Gambar 4 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 3

SDN Tambakromo 03 Pati Semester 1Tahun

Ajaran 2016/2017Siklus 2

Berdasarkan gambar 4 tersebut, nampak bahwa ketuntasan belajar yang

dicapai siswa Kelas 3 SDN Tambakromo 03 Kabupaten Pati pada pembelajaran

siklus 2 adalah sebesar 92,31% (25 siswa) tuntas belajar, ditunjukkan oleh gambar

lingkaran berwarna biru, sedangkan 7,69% (2 siswa) tidak tuntasdan ditunjukkan

oleh gambar lingkaran berwarna merah.

92.31%

7.69%

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

64

4.1.3.2. Analisis Komparatif

Dari hasil nalisis komparatif yang dilakukan terhadap hasil penelitian siswa

kelas 3 SDN Tambakromo 03 Kabupaten Pati dengan pemberian tindakan

pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran kooperatif Make A

Matchmenunjukkan adanya peningkatanhasil belajar siswa. Peningkatan tersebut

ditunjukkan oleh meningkatnya skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata

dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Peningkatan hasil belajar juga ditunjukkan

oleh peningkatan jumlah siswa yang dinyatakan tuntas belajar dengan mencapai

KKM ≥70. Secara rinci peningkatan hasil belajar berdasarkan ketuntasan belajar,

skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata pra siklus, siklus 1 dan siklus 2

tersaji dalam tabel 4.7 Analisis Komparatif Hasil Belajar Berdasarkan Skor

Minimum, Skor Maksimum, Skor Rata-Rata dan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas

2 SDN Kutoharjo 02 Pati Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 berikut ini.

Tabel 4.7

Analisis Komparatif Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa

Kelas 3 SDN Tambakromo 03 Kabupaten Pati Tahun

Ajaran 2016/2017Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

f % f % f %

1 Tuntas 11 42,31 17 65,38 24 92,31

2 Tidak Tuntas 15 57,69 9 34,62 2 7,69

3 Rerata 64,8 70,7 80,6

4 Maksimum 85 95 100

5 Minimun 45 50 65

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa dari jumlah siswa kelas 3 SDN

Tambakromo 03 Kabupaten Pati yang tuntas belajar pada muatan IPA meningkat

dari pra siklus, siklus 1dan siklus 2. Pada pra siklus siswa yang tuntas belajar

semula adalah 11 siswa (42,31 %), tidak tuntas sebanyak 16 siswa (57,69%); pada

siklus 1 siswa tuntas belajar meningkat menjadi 17 siswa (65,38%), tidak tuntas

sebanyak 9 siswa (34,62%); dan kemudian pada siklus 2 siswa tuntas belajar

meningkat lagi menjadi 25siswa (92,31%), tidak tuntas belajar sebanyak 2 siswa

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

65

(7,69%). Peningkatan juga terjadi pada besarnya skor minimum, skor maksimum

dan skor rata-rata pada masing-masing siklus. Pada pra siklus semula skor

minimum hanya 45; siklus 1 meningkat menjadi 50, dan siklus 2 naik menjadi 65.

Besarnya skor maksimum pra siklus sebesar 85; pada siklus 1 naik menjadi 95;

dan pada akhir siklus 2 meningkat menjadi 100. Skor rata-rata naik dari 64,8 pada

pra siklus, pada siklus 1 meningkat menjadi 70,7 dan pada siklus 2 meningkat lagi

menjadi 80,6. Analisis komparatif peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus

1 dan siklus 2 diperjelas oleh gambar 5 Grafik Perbandingan Peningkatan Hasil

Belajar Berdasarkan Ketuntasan Belajar, Skor Minimum, Skor Maksimum dan

Skor Rata-Rata Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 pada halaman berikut ini.

Gambar 5 Grafik Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Belajar

IPA, Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-Rata

Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

4.1. PembahasanHasilPenelitian

Pada pembelajaran awal atau pra siklus hasil belajar siswa Kelas 3 SDN

Tambakromo 03 Kabupaten Pati semester 1 tahun pelajaran

2016/2017menunjukkan bahwa siswa yang tuntas belajar Matematika

denganmencapai KKM ≥ 70 yakni42,3% dansiswa yang

tidaktuntasbelajarsebanyak15 siswa (57,7%). Angka ini masih cukup jauh dari

KKM yang ditetapkan yakni sebesar ≥85% siswa tuntas belajar. Kondisi ini

dikarenakan dalam pembelajaran pra siklus belum dilakukan pembelajaran dengan

metode atau pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan

semangat siswa dalam belajar. Alat peraga dan sumber belajar juga hanya berasal

42.3

65.4

92.3

57.7 34.6

7.7

45 50

65

85 95

100

64.8 70.7 80.6

0

20

40

60

80

100

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Tuntas

Tidak Tuntas

Skor Minimum

Skor Maksimum

Skor Rata-Rata

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

66

dari guru dan buku teks pelajaran yang disediakan oleh sekolah. Meskipun telah

diupayakan dengan metode pembelajaran diskusi dan penugasan, siswa masih

kurang antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Kondisi ini

berdampak langsung terhadap rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 3 SDN

Tambakromo 03 Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati semester 1 tahun

ajaran 2016/2017/

Berdasarkan permasalahan pembelajaran tersebut diatas dilakukan tindakan

penelitian siklus 1 dan siklus dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif Make A Match. Melalui model pembelajaran ini siswa dilibatkan

secara aktif dalam kegiata pembelajaran yang meliputi; menyimak, mengamati,

mengidentifikasi/mencari, berdiskusi, mencocokkan soal dan jawaban secara

cermat, mempresentasikan hasil diskusi dan saling memberikan tanggapan

terhadap hasil presentasi. Siswa sangat antusias dalam berpikit, menganalisa,

mencari dan menjodohkan antara permasalahan dengan jawabanmenurut instruksi

dan waktu yang telah ditetapkan. Siswa juga berani mengemukakan pendapat dan

mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi yang dirasa cukup sulit.

Dengan adanya peningkatan keaktifan siswa tersebut sangat berdampak terhadap

peningkatan hasil belajar IPA siswa Kelas 3 SDN Tambakromo 03 Kabupaten

Pati semester 1 tahun ajaran 2016/2017.

Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran kooperatif make a match, nampak sekali adanya

peningkatan hasil belajar. Pada kegiatan pra siklus yang semula hanya sebesar

42,3% (9 siswa) yang tuntas belajar, pada siklus 1 meningkat menjadi 65,4% (12

siswa); dan pada akhir siklus 2 meningkat lagi menjadi 92,3% (24siswa).Tindak

lanjut yang dilakukan

bagisiswatidaktuntasbelajardiberikantindakanperbaikansecara individual

danberkesinambungandiluar jam pembelajaran.

Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian diatas, menunjukkan bahwa

pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif Make A Matchbaik pada siklus 1 dan siklus 2 terbukti dapat

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13003/4/T1...41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan B agian ini, akan menguraikan

67

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 3 SDN Tambakromo 03 Kecamatan

Pati Kabupaten Pati semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.