bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. profil...
TRANSCRIPT
43
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator
Motivasi Belajar
Motivasi belajar siswa dijaring dengan hasil observasi siswa selama
pembelajaran dan angket yang didapat dari jawaban siswa. Observasi
dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung berdasarkan item deskriptor
dari indikator yang telah dikembangkan. Setiap indikator motivasi belajar
memiliki beberapa deskriptor yang tersebar di sembilan tahap pembelajaran
menggunakan problem solving berbasis eksperimen. Deskriptor-deskriptor untuk
seluruh indikator motivasi belajar dapat dilihat pada lampiran B.1. Pengolahan
data observasi tersedia pada lampiran C.2. Data motivasi belajar siswa secara
keseluruhan ditunjukkan dalam tabel 4.1 di bawah.
Tabel 4.1. Persentase Nilai Berdasarkan Hasil Observasi Motivasi Belajar
Siswa
No. Indikator Motivasi Belajar Siswa
Nilai
Observasi
(%)
Kategori
1. Durasi kegiatan 81,1 Sangat baik
2. Frekuensi kegiatan 53,0 Cukup
3. Persistensi pada tujuan kegiatan 74,1 Baik
4. Ketabahan, keuletan dan kemampuannya
dalam menghadapi rintangan dan kesulitan
54,2 Cukup
5. Devosi dan pengorbanan untuk mencapai
tujuan
56,4 Cukup
6. Tingkatan aspirasi yang hendak dicapai 65,3 Baik
7. Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk
atau output yang dicapai
55,6 Cukup
8. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan
49,2 Cukup
Rata-rata 61,1 Baik
44
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Motivasi belajar siswa yang dijaring melalui angket diperoleh setelah
seluruh tahapan problem solving selesai dilaksanakan. Penyebaran angket
dilaksanakan di luar jam pelajaran dengan siswa sebagai subjeknya. Item-item
pada angket yang disusun berdasarkan indikator motivasi dapat dilihat pada
lampiran B.5. Pencapaian persentase nilai angket motivasi belajar siswa pada
setiap indikator motivasi dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini. Adapun
pengolahan data angket tersedia pada lampiran C.3.
Tabel 4.2 Persentase Berdasarkan Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa
No. Indikator Motivasi Belajar Siswa
Nilai
Angket
(%)
Kategori
1. Durasi kegiatan 56,9 Cukup
2. Frekuensi kegiatan 61,4 Baik
3. Persistensi pada tujuan kegiatan 61,9 Baik
4. Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam
menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan 75,3 Baik
5. Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan 61,2 Baik
6. Tingkatan aspirasi yang hendak dicapai dengan
kegiatan yang dilakukan
68,6 Baik
7. Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau
output yang dicapai dari kegiatannya
69,4 Baik
8. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan 77,2 Baik
Rata-rata 66,5 Baik
Motivasi belajar siswa terdiri dari delapan indikator motivasi belajar
menurut Makmun (2000). Kedelapan indikator itu adalah durasi kegiatan (berapa
lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan); frekuensi
kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode waktu tertentu);
persistensi pada tujuan kegiatan; ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam
menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan; devosi dan
pengorbanan untuk mencapai tujuan; tingkatan aspirasi yang hendak dicapai
45
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan kegiatan yang dilakukan; tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau
output yang dicapai dari kegiatannya; serta arah sikapnya terhadap sasaran
kegiatan. Secara keseluruhan indikator-indikator motivasi tersebut diukur
menggunakan observasi dan angket.
Sebaran siswa yang mengembangkan indikator-indikator motivasi belajar
secara keseluruhan ditunjukkan oleh tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3 Persentase Sebaran Nilai Observasi Motivasi Belajar Siswa
Kategori
Indikator
Sangat Baik
(% dan
tafsiran)
Baik
(% dan
tafsiran)
Cukup
(% dan
tafsiran)
Kurang
(% dan
tafsiran)
Sangat
Kurang
(% dan
tafsiran)
Durasi kegiatan 61,5
(sebagian
besar)
28,2
(hampir
setengahnya)
10,3
(sebagian
kecil)
0
(tidak satu
pun)
0
(tidak
satu pun)
Frekuensi
kegiatan
7,7
(sebagian
kecil)
23,1
(sebagian
kecil)
38,5
(hampir
setengahnya)
30,8
(hampir
setengahnya)
0
(tidak
satu pun)
Persistensi pada
tujuan kegiatan
28,2
(hampir
setengahnya)
53,8
(sebagian
besar)
12,8
(sebagian
kecil)
5,1
(sebagian
kecil)
0
(tidak
satu pun)
Ketabahan,
keuletan dan
kemampuannya
dalam
menghadapi
rintangan
2,6
(sebagian
kecil)
35,9
(hampir
setengahnya)
35,9
(hampir
setengahnya)
23,1
(sebagian
kecil)
2,6
(sebagian
kecil)
Devosi dan
pengorbanan
untuk mencapai
tujuan
7,7
(sebagian
kecil)
28,2
(hampir
setengahnya)
41,0
(hampir
setengahnya)
18,0
(sebagian
kecil)
5,1
(sebagian
kecil)
Tingkatan
aspirasi yang
hendak dicapai
15,4
(sebagian
kecil)
46,2
(hampir
setengahnya)
33,3
(hampir
setengahnya)
5,1
(sebagian
kecil)
0
(tidak
satu pun)
Tingkatan
kualifikasi
prestasi atau
produk atau
output yang
dicapai
10,3
(sebagian
kecil)
30,8
(hampir
setengahnya)
33,3
(hampir
setengahnya)
20,5
(sebagian
kecil)
5,1
(sebagian
kecil)
46
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kategori
Indikator
Sangat Baik
(% dan
tafsiran)
Baik
(% dan
tafsiran)
Cukup
(% dan
tafsiran)
Kurang
(% dan
tafsiran)
Sangat
Kurang
(% dan
tafsiran)
Arah sikap
terhadap sasaran
kegiatan
0
(tidak satu
pun)
10,3
(sebagian
kecil)
74,4
(sebagian
besar)
15,4
(sebagian
kecil)
0,0
(tidak
satu pun)
Rata-rata
16,7
(sebagian
kecil)
32,1
(hampir
setengahnya)
35,0
(hampir
setengahnya)
14,7
(sebagian
kecil)
1,6
(sebagian
kecil)
Berdasarkan data pada tabel 4.1, tabel 4.2, dan tabel 4.3 di atas dapat
dilihat bahwa indikator motivasi belajar menurut Makmun (2000) terdiri dari
delapan indikator yang dapat diukur. Indikator tersebut dibahas satu persatu
sebagai berikut:
1. Durasi Kegiatan
Indikator durasi kegiatan mengembangkan indikator berkonsentrasi selama
tahap pembelajaran. Berdasarkan nilai kategori yang didapat dari observasi, siswa
mengembangkan dengan sangat baik (81,1%) untuk indikator durasi kegiatan.
Artinya, siswa sangat baik dalam berkonsentrasi selama pembelajaran titrasi asam
basa berlangsung. Dalam tabel 4.3 diketahui sebaran bahwa sebagian besar
(61,5%) siswa sangat baik dalam berkonsentrasi selama tahap pembelajaran
menggunakan model problem solving. Sesuai dengan pendapat Sardiman (2011)
yang mengungkapkan bahwa dengan adanya motivasi mendorong seseorang
untuk memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar.
Motivasi sangat dibutuhkan untuk membantu tumbuhnya proses pemusatan
perhatian. Apabila siswa sudah merasa dirinya termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran di kelas, maka siswa tersebut akan berkonsentrasi serta memusatkan
47
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
segenap pikiran dan perhatiannya untuk mengikuti pembelajaran titrasi asam basa
hingga tuntas.
Hasil angket untuk indikator durasi kegiatan ternyata menunjukkan
kategori cukup baik (56,9%). Indikator durasi kegiatan mengembangkan indikator
mengisi waktu selama di kelas. Ketika siswa berada di dalam kelas, mereka
mengisi waktu untuk membaca materi titrasi asam basa dan mengerjakan LKS
dengan cukup baik. Menurut Mulyono (2011), kegiatan belajar mengajar (tatap
muka) mencakup 3 kegiatan, yakni kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Jadi, siswa tidak terus-menerus membaca materi ataupun mengerjakan
LKS selama di kelas, melainkan ikut terlibat pula dalam kegiatan-kegiatan lain
selama pembelajaran, seperti misalnya mendengarkan guru berbicara,
mengemukakan pendapat dan sanggahan, membantu temannya yang bertanya
karena menemui kesulitan, melaksanakan percobaan, dan lain-lain.
2. Frekuensi Kegiatan
Untuk observasi, indikator frekuensi kegiatan mengembangkan indikator
memberikan respon akademik selama pembelajaran dan memperoleh hasil cukup
(53,0%) dengan sebaran siswa hampir setengahnya (38,5%) mengembangkan
indikator ini dengan cukup. Untuk angket, indikator frekuensi kegiatan
mengembangkan indikator melakukan kegiatan belajar secara rutin dengan hasil
yang didapat baik (61,4%). Wlodkowski (2004) berpendapat bahwa bila motivasi
belajar telah menjadi suatu kebiasaan, rutinitas, dan prioritas dalam kehidupan
siswa, maka belajar siswa akan semakin efektif dan harmonis. Keaktifan siswa
dalam mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, menyimpulkan hasil
48
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
percobaan, maupun mengemukakan kesulitan-kesulitan yang dialami selama
pembelajaran titrasi asam basa berlangsung merupakan bukti adanya suatu
kegiatan belajar di kelas. Banyak bakat siswa tidak berkembang dikarenakan tidak
diperolehnya motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat,
maka lepaslah tenaga-tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil yang
maksimal (Sagala, 2011). Membiasakan siswa mendiskusikan suatu pendapat
mereka masing-masing dapat memperkuat motivasi yang baik pada diri siswa
tersebut (Purwanto, 2006).
3. Persistensi pada tujuan kegiatan
Indikator persistensi pada tujuan kegiatan memperoleh kategori baik
(74,1%) yang diperoleh dari observasi. Hasil angket juga menunjukkan kategori
baik (61,9%). Indikator persistensi pada tujuan kegiatan untuk observasi
mengembangkan indikator keterlibatan dalam proses pembelajaran, sedangkan
untuk angket indikator ini mengembangkan indikator mencari informasi tentang
bahan yang akan dipelajari. Sebagian besar (53,8%) siswa mengembangkan
indikator ini dengan baik.
Dalam model pembelajaran problem solving, siswa secara langsung
melakukan aktivitas selama kegiatan belajar titrasi asam basa dilaksanakan.
Diantaranya memperhatikan temannya ketika mengemukakan suatu ide atau
pendapat, maupun memberi masukan tentang pendapat yang keliru dari temannya.
Memperhatikan atau memberi masukan termasuk sikap (attitude) dalam belajar.
Adanya perubahan sikap atau perilaku menunjukkan siswa telah melakukan
belajar dan terlibat di dalam pembelajaran tersebut. Sebagaimana yang
49
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diungkapkan oleh Uno (2011), bahwa belajar adalah suatu proses atau interaksi
yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk
perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman itu sendiri. Siswa harus
menyadari betapa pentingnya memberi perhatian ketika harus mengingat sesuatu
(Suprijono, 2009). Dimyati dan Mudjiono (2006) mengungkapkan bahwa dengan
adanya motivasi belajar yang kuat akan mempunyai kekuatan mental yang
mendorong siswa untuk belajar. Apabila siswa sudah memiliki kemauan untuk
belajar karena didorong oleh adanya motivasi yang kuat, maka tujuan belajar pasti
akan tercapai. Pencarian informasi tentang bahan yang akan dipelajari
menunjukkan hasil baik. Artinya dalam diri siswa timbul rasa ingin tahu terhadap
sesuatu yang ia pelajari. Sesuai dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2006)
bahwa individu merupakan manusia belajar yang aktif dan selalu ingin tahu.
Siswa merasa sadar akan tujuan yang ingin dicapai, sehingga bertindak untuk
mencapai tujuan tersebut. Makmun (2000) menjelaskan bahwa motivasi
merupakan suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu
untuk bergerak ke arah tujuan tertentu.
4. Ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan dan
kesulitan
Indikator ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam menghadapi
rintangan dan kesulitan memperoleh kategori cukup (54,2%) dari hasil observasi
yang mengembangkan indikator berusaha untuk mengatasi kesulitan belajar.
Sebaran siswa hampir setengahnya (35,9%) mengembangkan indikator ini. Untuk
angket, indikator ketabahan dan keuletan mengembangkan indikator tabah dan
50
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ulet untuk memecahkan permasalahan menunjukkan kategori baik (75,3%). Siswa
yang memiliki motivasi tinggi ketika menemukan kesulitan dalam belajarnya,
akan segan untuk bertanya pada guru ataupun temannya yang dianggap mampu
untuk mengatasi kesulitan yang ia hadapi. Dalam indikator ini, siswa berusaha
mengerjakan LKS titrasi asam basa secara mandiri, dan berusaha menjawab
pertanyaan yang ada pada artikel permasalahan asam basa yang diberikan. Suatu
kesulitan atau hambatan mungkin menimbulkan rasa rendah diri, tetapi hal ini
dapat menjadi suatu dorongan untuk mencari kompensasi dengan usaha yang
tekun dan luar biasa sehingga tercapai keunggulan dalam bidang tertentu
(Sardiman, 2011). Dalam bukunya Uno (2011) pun berpendapat bahwa seorang
anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya
dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dari
pernyataan tersebut jelas bahwa motivasi untuk belajar seorang anak dapat
menjadi penyebab anak tersebut menjadi tekun dan ulet untuk belajar sehingga ia
mampu menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang ia hadapi.
5. Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
Indikator devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan mengembangkan
indikator pada observasi yaitu pengorbanan untuk mencapai tujuan pembelajaran
dengan hasil cukup (56,4%) dan hampir setengahnya (41,0%) siswa
mengembangkan indikator ini dengan cukup. Sedangkan untuk angket, indikator
yang dikembangkan yaitu melakukan pengorbanan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang memperoleh hasil baik (61,2%). Dalam indikator ini, siswa
berusaha membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam memahami isi
51
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
artikel, membantu teman melakukan percobaan titrasi asam basa, membantu
teman mengolah data hasil percobaan titrasi asam basa, hingga memberi solusi
pada temannya yang mengalami kesulitan dalam tahap re-evaluasi pemecahan
masalah dengan cukup. Tidak semua siswa dapat membantu temannya dengan
memberikan solusi dari kesulitan yang dihadapi karena tiap siswa memiliki
kemampuan yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan pendapat Uno (2011)
bahwa siswa yang mampu mengerjakan sesuatu sebagai hasil belajar tentulah
akibat dari kapabilitasnya (kemampuan tertentu). Menurut Sardiman (2011),
fungsi motivasi yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan
yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang
tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Siswa telah menunjukkan fungsi motivasi
seperti yang dikemukakan di atas dengan baik. Siswa merelakan waktunya untuk
belajar titrasi asam basa dibandingkan bermain, dan menyisihkan uangnya untuk
membeli buku-buku pelajaran kimia dibandingkan membeli buku komik atau
barang-barang yang kurang berguna lainnya.
6. Tingkatan aspirasi yang hendak dicapai
Indikator tingkatan aspirasi yang hendak dicapai memperoleh kategori
baik (65,3%) yang diperoleh dari hasil observasi. Temuan ini didukung dengan
hasil angket untuk indikator yang sama ternyata menunjukkan hasil yang baik
pula (68,6%). Indikator tingkatan aspirasi yang hendak dicapai mengembangkan
indikator ketercapaian maksud atau target dari pembelajaran yang dilakukan
(untuk observasi), dan untuk angket indikator ini mengembangkan indikator
peningkatan wawasan titrasi asam basa. Hampir setengahnya (46,2%) siswa
52
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mengembangkan dengan baik. Pada indikator tingkatan aspirasi yang hendak
dicapai, siswa merencanakan prosedur percobaan dan indikator titrasi asam basa
yang akan digunakan, bekerjasama dalam kelompok untuk melakukan percobaan,
mengemukakan jawaban pengolahan data hasil titrasi, terbentuknya suatu
kesimpulan berdasarkan kesepakatan teman sekelompok, dan mengaitkan konsep
titrasi asam basa dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Iskandar (2009), dengan
memberikan topik yang menarik pada siswa, memberitahu tujuan yang ingin
dicapai, memanfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu siswa, akan
membangkitkan motivasi belajar siswa tersebut sehingga mencapai prestasi dan
mempunyai kepercayaan diri. Siswa memiliki motivasi untuk mencapai maksud
atau target dari pembelajaran yang dilakukan, terbukti dengan pencapaiannya
yang menunjukkan kategori baik. Semakin kuat motivasi yang dimiliki siswa
untuk belajar, maka wawasan ilmunya pun akan semakin meningkat, dan bukan
tidak mungkin bisa menumbuhkan keinginan untuk melanjutkan studi terkait
dengan bidang kimia. Sardiman (2011) mengatakan bahwa siswa yang memiliki
motivasi belajar intrinsik memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang
berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu, dan satu-satunya jalan
untuk menggapai tujuan yang ingin dicapai ialah belajar.
7. Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk yang dicapai
Indikator tingkatan kualifikasi prestasi atau produk yang dicapai
mengembangkan indikator tingkat kepuasan hasil belajar untuk observasi yang
mendapat hasil cukup (55,6%) dengan sebaran hampir setengahnya (33,3%) siswa
mengembangkan indikator ini. Untuk angket, indikator tingkatan kualifikasi
53
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
prestasi atau produk yang dicapai mengembangkan indikator mencari informasi
lebih lanjut untuk memuaskan rasa ingin tahu mendapat hasil yang baik (69,4%).
Pada indikator ini, siswa dituntut untuk percaya diri dalam mengemukakan ide
atau pendapat di setiap tahap problem solving. Setiap individu memiliki motivasi
utama berupa kecenderungan untuk percaya pada diri sendiri, memiliki rasa
kebebasan, dan kreativitas (Dimyati dan Mudjiono, 2006). Suprijono (2009)
mengungkapkan konsep self efficacy terkait dengan keyakinan atau kepercayaan
diri bahwa tiap individu memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang
menjadi syarat keberhasilan. Menurut Iskandar (2009), hal-hal yang perlu
dilakukan agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam belajar diantaranya adalah
dikembangkannya rasa percaya diri para siswa dan mengurangi rasa takut pada
diri siswa. Jadi apabila guru berhasil menghilangkan rasa takut pada siswa, maka
siswa akan selalu merasa percaya diri dalam bersikap. Hasil angket ditemukan
bahwa siswa memiliki rasa ingin tahu yang baik dalam belajar titrasi asam basa.
Menurut Sardiman (2011), rasa ingin tahu dan eksistensi diri dapat mendorong
motivasi siswa untuk belajar. Terbukti dari terdapatnya banyak buku kimia di atas
meja siswa, dan ada beberapa siswa yang meminta percobaannya diulang karena
kurang puas pada hasil percobaan. Menurut hukum belajar Thorndike, sesuatu
yang menimbulkan rasa senang cenderung untuk diulang. Pengulangan ini penting
untuk mengukuhkan hal-hal yang telah dipelajari (Djaali, 2008). Siswa harus
menyadari pentingnya melakukan kegiatan belajar untuk kepuasan dan kebutuhan
dirinya agar memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai modal
hidupnya kelak jika telah dewasa (Sagala, 2011).
54
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan
Indikator arah sikap terhadap sasaran kegiatan pada format observasi
mengembangkan indikator menyenangi kegiatan pembelajaran yang dilakukan
dan memperoleh hasil yang cukup (49,2%) dengan sebaran siswa sebagian besar
(74,4%) mengembangkan indikator ini. Pada angket, indikator arah sikap terhadap
sasaran kegiatan mengembangkan indikator menyenangi pembelajaran yang
dilakukan dan memperoleh persentase tertinggi dengan hasil yang baik (77,2%).
Dari hasil ini dapat dilihat walaupun indikator yang dikembangkan sama, namun
deskriptor observasi dan item-item pada angket berbeda. Pada observasi,
menyenangi pembelajaran yang dilakukan ditandai dengan mencatat semua yang
telah dikemukakan di kelas dimulai dari tahap penjabaran masalah hingga tahap
konsolidasi pengetahuan dalam model problem solving. Mencatat adalah suatu
kegiatan yang dapat diamati. Sedangkan pada angket, indikator ini diukur dengan
item merasa senang mengerjakan LKS titrasi asam basa bersama teman, dan item
merasa senang melakukan percobaan titrasi asam basa. Menurut Sardiman (2011),
motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.
Peranannya yang khas dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan
semangat untuk belajar. Apabila siswa merasa senang untuk belajar, salah satu
usaha yang dapat ia lakukan adalah mencatat pembelajaran, baik dengan atau
tanpa diinstruksikan oleh guru. Dari penelitian ini diketahui hanya beberapa siswa
saja yang sadar akan pentingnya mencatat, sehingga hasil yang didapat hanya
memperoleh kategori cukup. Salah satu cara belajar yang baik secara umum
diantaranya siswa mampu membuat berbagai catatan yaitu selalu mencatat
55
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pelajaran dan tertib dalam membuat catatan (Sagala, 2011). Cara belajar yang baik
tentu harus mampu mengatasi kesulitan belajar. Teknik mengatasi kesulitan siswa
antara lain menetapkan target dan tujuan belajar yang jelas, menghindari saran
dan kritik yang negatif, menciptakan suasana belajar yang sehat dan kompetitif,
menyelenggarakan program remedial, dan memberi kesempatan agar peserta didik
memperoleh pengalaman yang sukses (Sagala, 2011). Menurut Sukmadinata
(2007), sikap merupakan suatu motivasi karena menunjukkan ketertarikan atau
ketidaktertarikan seseorang terhadap sesuatu. Siswa merasa senang ketika
mengerjakan LKS titrasi asam basa bersama teman sekelompoknya dan ketika
melakukan percobaan titrasi asam basa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil jawaban
angket yang menunjukkan kategori baik. Seseorang senang terhadap sesuatu,
apabila ia dapat mempertahankan rasa senangnya maka akan termotivasi untuk
melakukan kegiatan itu (Uno, 2011).
Dari hasil penelitian yang dijaring melalui observasi, didapat persentase
nilai dengan kategori sangat baik, baik, dan cukup untuk kedelapan indikator
motivasi. Indikator durasi kegiatan memperoleh kategori sangat baik dengan
persentase tertinggi. Kategori baik adalah indikator persistensi pada tujuan
kegiatan dan indikator tingkatan aspirasi yang hendak dicapai. Kategori cukup
adalah indikator frekuensi kegiatan, indikator ketabahan dan kemampuannya
dalam menghadapi rintangan dan kesulitan, indikator devosi dan pengorbanan
untuk mencapai tujuan, indikator tingkatan kualifikasi prestasi atau produk yang
dicapai dari kegiatannya, serta indikator arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan.
Hasil jawaban angket motivasi belajar siswa didapat kategori baik dan cukup.
56
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Yang termasuk kategori baik adalah indikator frekuensi kegiatan, persistensi pada
tujuan kegiatan, ketabahan dan keuletan dalam menghadapi rintangan, devosi dan
pengorbanan untuk mencapai tujuan, tingkatan aspirasi yang hendak dicapai,
tingkatan kualifikasi prestasi atau produk yang dicapai, serta arah sikapnya
terhadap sasaran kegiatan. Sedangkan kategori cukup adalah indikator durasi
kegiatan. Indikator arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan memperoleh
persentase paling tinggi. Rata-rata hasil observasi dan angket motivasi belajar
menunjukkan hasil yang baik. Data dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Perbandingan Persentase Motivasi Belajar Siswa Hasil Observasi
dan Angket
No Indikator Motivasi Belajar Data Observasi Data Angket
% Kategori % Kategori
1. Durasi kegiatan 81,1 Sangat
baik
56,9 Cukup
2. Frekuensi kegiatan 53,0 Cukup 61,4 Baik
3. Persistensi pada tujuan kegiatan. 74,1 Baik 61,9 Baik
4. Ketabahan, keuletan dan
kemampuan dalam menghadapi
rintangan
54,2 Cukup 75,3 Baik
5. Devosi dan pengorbanan untuk
mencapai tujuan
56,4 Cukup 61,2 Baik
6. Tingkatan aspirasi yang hendak
dicapai
65,3 Baik 68,6 Baik
7. Tingkatan kualifikasi prestasi atau
produk yang dicapai
55,6 Cukup 69,4 Baik
8. Arah sikapnya terhadap sasaran
kegiatan
49,2 Cukup 77,2 Baik
Rata-rata 61,1 Baik 66,5 Baik
Perbandingan persentase motivasi belajar siswa hasil observasi dan angket
pada setiap indikator motivasi belajar dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini.
57
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 4.1 Persentase Nilai Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Hasil
Observasi dan Angket
Keterangan:
Indikator 1: Durasi kegiatan
Indikator 2: Frekuensi kegiatan
Indikator 3: Persistensi pada tujuan kegiatan.
Indikator 4: Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi rintangan
Indikator 5: Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan.
Indikator 6: Tingkatan aspirasi yang hendak dicapai
Indikator 7: Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk yang dicapai
Indikator 8: Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan
Dari tabel 4.4 di atas, diketahui perbandingan nilai motivasi belajar siswa
mendapat rata-rata persentase tidak jauh berbeda, yaitu 61,1% untuk hasil
observasi, dan 66,5% untuk hasil angket. Untuk indikator durasi kegiatan dan
persistensi pada tujuan kegiatan, persentase tertinggi dicapai dengan observasi.
Sedangkan indikator frekuensi kegiatan, ketabahan dan keuletan dalam
menghadapi rintangan, devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, tingkatan
aspirasi yang hendak dicapai, tingkatan kualifikasi prestasi atau produk yang
dicapai, dan arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan, persentase tertinggi dicapai
dengan menggunakan angket motivasi belajar.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3 4 5 6 7 8
Nilai (%)
Indikator Motivasi Belajar
Data
observasi
Data
angket
58
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Profil Motivasi Belajar Siswa Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah
pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem
Solving Berbasis Eksperimen
Profil motivasi belajar secara umum diketahui dari siswa kelompok tinggi,
sedang, dan rendah yang dibagi berdasarkan rata-rata hasil dua kali ulangan di
semester genap. Berdasarkan data hasil observasi dapat diketahui bahwa siswa
kelompok tinggi, siswa kelompok sedang, dan siswa kelompok rendah telah
mengembangkan indikator motivasi belajar dengan kategori baik dan cukup.
Secara rinci data persentase nilai motivasi beserta kategorinya dapat dilihat pada
tabel 4.5.
Tabel 4.5. Persentase Nilai Observasi Setiap Indikator Motivasi Belajar tiap
Kelompok Siswa
No. Indikator Motivasi
Belajar Siswa
Persentase Nilai /
Kategori Nilai Kelompok Siswa
Tinggi Sedang Rendah
1 Durasi Kegiatan
89,3/
Sangat
Baik
81,1/
Sangat
Baik
76,5/
Baik
2 Frekuensi Kegiatan 68,0/
Baik
52,6/
Cukup
45,8/
Cukup
3 Persistensi pada Tujuan
Kegiatan
81,5/
Sangat
Baik
75,1/
Baik
67,2/
Baik
4
Ketabahan, Keuletan dan
Kemampuannya dalam
Menghadapi Kesulitan
65,0/
Baik
54,2/
Cukup
48,3/
Cukup
5 Devosi dan Pengorbanan
untuk Mencapai Tujuan
78,0/
Baik
56,2/
Cukup
45,0/
Cukup
6 Tingkatan Aspirasi yang
Hendak Dicapai
78,0/
Baik
66,5/
Baik
54,8/
Cukup
7
Tingkatan Kualifikasi
Prestasi atau Produk atau
Output yang Dicapai
82,3/
Sangat
Baik
54,5/
Cukup
43,8/
Cukup
8 Arah Sikapnya Terhadap
Sasaran Kegiatan
55,0/
Cukup
50,0/
Cukup
43,6/
Cukup
Rata-rata 74,6/
Baik
61,3/
Baik
53,1/
Cukup
59
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Persentase rata-rata untuk kelompok tinggi pada seluruh indikator motivasi
belajar adalah sebesar 74,6% dengan kategori baik. Kelompok sedang
memperoleh persentase nilai 61,3% dengan kategori baik. Kelompok rendah
memperoleh nilai 53,1% dengan kategori cukup. Setelah diperoleh data motivasi
belajar siswa secara keseluruhan menggunakan observasi di kelas, kemudian
diperoleh persentase kedelapan indikator yang diukur melalui angket. Tabel 4.6
menunjukkan persentase motivasi belajar siswa kelompok tinggi, siswa kelompok
sedang, dan siswa kelompok rendah pada kedelapan indikator motivasi belajar
yang diukur dengan angket.
Tabel 4.6 Persentase Nilai Angket Motivasi Belajar tiap Kelompok Siswa
pada Setiap Indikator Motivasi Belajar
No. Indikator Motivasi
Belajar Siswa
Persentase Nilai/
Kategori Nilai Kelompok Siswa
Tinggi Sedang Rendah
1 Durasi Kegiatan 57,5/
Cukup
57,5/
Cukup
54,9/
Cukup
2 Frekuensi Kegiatan 66,3/
Baik
61,3/
Baik
59,0/
Cukup
3 Persistensi pada Tujuan
Kegiatan
67,5/
Baik
60,0/
Cukup
63,9/
Baik
4 Ketabahan, Keuletan dan
Kemampuannya dalam
Menghadapi Kesulitan
81,3/
Sangat Baik
75,0/
Baik
72,9/
Baik
5 Devosi dan Pengorbanan
untuk Mencapai Tujuan
70,0/
Baik
58,5/
Cukup
63,9/
Baik
6 Tingkatan Aspirasi yang
Hendak Dicapai
70,0/
Baik
67,3/
Baik
71,5/
Baik
7 Tingkatan Kualifikasi
Prestasi atau Produk atau
Output yang Dicapai
67,5/
Baik
69,5/
Baik
70,1/
Baik
8 Arah Sikapnya Terhadap
Sasaran Kegiatan
76,3/
Baik
76,5/
Baik
79,9/
Baik
Rata-rata
69,5/
Baik
65,7/
Baik
67,0/
Baik
60
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Persentase nilai motivasi siswa kelompok tinggi, kelompok sedang, dan
kelompok rendah berturut-turut adalah 69,5%, 65,7%, dan 67,0%. Pencapaian
tersebut menunjukkan bahwa semua kelompok telah mengembangkan indikator
motivasi belajar dengan baik. Hal ini secara umum ditunjukkan dengan
pencapaian motivasi belajar siswa yang mencapai nilai rata-rata di atas 50%.
Dari hasil observasi menunjukkan bahwa motivasi siswa kelompok tinggi
dan kelompok sedang mendapat kategori baik, sedangkan kelompok rendah
mendapat kategori cukup. Hasil angket menunjukkan bahwa motivasi belajar
siswa seluruh kelompok mendapat kategori baik. Persentase motivasi belajar
siswa kelompok tinggi lebih besar dari kelompok sedang dan kelompok rendah
yang dijaring dengan observasi dan angket. Artinya siswa kelompok tinggi
memiliki motivasi yang kuat untuk belajar dibandingkan dengan siswa kelompok
sedang maupun siswa kelompok rendah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Djaali (2008), bahwasannya motivasi berhubungan dengan pencapaian beberapa
standar kepandaian atau standar keahlian. Motivasi adalah suatu dorongan yang
terdapat pada diri siswa yang selalu berusaha dan berjuang untuk meningkatkan
atau memelihara kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan
menggunakan standar keunggulan. Siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi
cenderung untuk menjadi lebih pintar sewaktu mereka dewasa (Djaali, 2008).
Senada dengan pendapat Sukmadinata (2009) yang mengatakan bahwa salah satu
ciri perilaku individu yang memiliki kecerdasan tinggi adalah mempunyai
motivasi yang tinggi. Perilaku cerdas selalu didorong oleh motivasi yang kuat
baik yang datangnya dari dalam maupun dari luar dirinya.
61
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Profil Motivasi Belajar Siswa Untuk Tiap Tahap Pembelajaran
Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Eksperimen
Pada subbab ini dibahas mengenai indikator motivasi belajar apa yang
paling dikembangkan untuk tiap tahapan problem solving berbasis eksperimen
menurut Mothes. Tahap pembelajaran tersebut terdiri dari tahap motivasi, tahap
penjabaran masalah, tahap penyusunan opini, tahap perencanaan dan konstruksi,
tahap percobaan, tahap kesimpulan, tahap abstraksi, tahap re-evaluasi pemecahan
masalah, dan tahap konsolidasi pengetahuan. Hanya hasil dari observasi saja yang
dapat menjawab rumusan masalah yang dibahas pada subbab ini. Perbedaan
jumlah deskriptor yang diamati dalam tiap tahapan problem solving tergantung
dari alokasi waktu yang tersedia untuk pelaksanaannya.
1. Tahap Motivasi
Di tahap pertama dalam pembelajaran problem solving menurut Mothes
ini terdapat tiga deskriptor yang diamati, yaitu berkonsentrasi membaca artikel
yang diberikan, bertanya pada guru tentang ketidakjelasan isi artikel, dan
membantu teman yang kesulitan memahami isi artikel. Deskriptor pertama
termasuk dalam indikator durasi kegiatan (indikator 1), deskriptor kedua termasuk
dalam indikator ketabahan dan keuletan dalam menghadapi rintangan (indikator
4), deskriptor ketiga termasuk dalam indikator devosi dan pengorbanan untuk
mencapai tujuan (indikator 5). Secara rinci persentase nilai dan kategorinya untuk
tahap motivasi dijelaskan pada tabel 4.7 di bawah.
62
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.7. Persentase Nilai dan Kategori pada Tahap Motivasi dalam Model
Problem Solving
No. Deskriptor Nilai (%) Kategori
1. Berkonsentrasi membaca artikel
permasalahan mengenai asam basa yang
diberikan (indikator 1)
76,4 Baik
2. Bertanya pada guru tentang ketidakjelasan isi
artikel (indikator 4) 35,4 Kurang
3. Membantu teman yang kesulitan memahami
isi artikel (indikator 5) 52,3 Cukup
Rata-rata 54,7 Cukup
Berdasarkan data pada tabel 4.7, deskriptor berkonsentrasi membaca
artikel yang diberikan dikembangkan dengan baik oleh siswa dengan persentase
sebesar 76,4%. Artinya, indikator durasi kegiatan paling banyak dikembangkan
oleh siswa di kelas dengan persentase tertinggi untuk tahap motivasi. Rata-rata
pencapaian nilai persentase untuk tahap motivasi adalah sebesar 54,7%. Siswa
mengembangkan setiap deskriptor selama tahap motivasi dengan cukup. Sardiman
(2011) berpendapat, hasil belajar akan menjadi optimal, jika ada motivasi. Makin
tepat motivasi yang diberikan, akan berhasil pula pelajaran itu. Tahap motivasi
merupakan tahap pertama dalam pembelajaran menggunakan model problem
solving yang bertujuan menuntun, membangkitkan rasa ingin tahu, menyiapkan
kesediaan dan meningkatkan antusiasme siswa dalam menghadapi pembelajaran
(Rosbiono, 2007). Kondisi individu pada awal pembelajaran akan mempengaruhi
proses pembelajaran, misalnya keadaan sikap dan kesiapan untuk memulai
pembelajaran (Surya, 2004). Pada tahap ini siswa dibagikan artikel permasalahan
yang menyangkut asam basa dalam kehidupan sehari-hari, dan hasilnya siswa
termotivasi dengan cukup (54,7%) untuk mempelajari lebih lanjut karena merasa
tidak asing dengan isi artikel tersebut.
63
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Tahap Penjabaran Masalah
Di tahap kedua dalam pembelajaran problem solving terdapat lima
deskriptor yang diamati, yaitu berkonsentrasi selama merumuskan pertanyaan,
mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan isi artikel, memperhatikan
pertanyaan yang diajukan oleh temannya berkaitan dengan isi artikel, percaya diri
dalam mengajukan pertanyaan, mencatat setiap pertanyaan yang diajukan.
Deskriptor pertama termasuk dalam indikator durasi kegiatan (indikator
1), deskriptor kedua termasuk dalam indikator frekuensi kegiatan (indikator 2),
deskriptor ketiga termasuk dalam indikator persistensi pada tujuan kegiatan
(indikator 3), deskriptor keempat termasuk dalam indikator tingkat kualifikasi
prestasi atau produk yang dicapai (indikator 7), dan deskriptor kelima termasuk
dalam indikator arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (indikator 8). Secara
rinci persentase nilai beserta kategorinya untuk tahap penjabaran masalah
dijelaskan pada tabel 4.8 di bawah.
Tabel 4.8. Persentase Nilai dan Kategori pada Tahap Penjabaran Masalah
dalam Model Problem Solving
No. Deskriptor Nilai (%) Kategori
1. Berkonsentrasi selama merumuskan
pertanyaan terkait artikel (indikator 1) 74,9 Baik
2. Mengajukan pertanyaan yang berhubungan
dengan isi artikel asam basa (indikator 2) 50,8 Cukup
3. Memperhatikan pertanyaan yang diajukan
oleh temannya berkaitan dengan isi artikel
(indikator 3)
72,8 Baik
4. Percaya diri dalam mengajukan pertanyaan
pada tahap penjabaran masalah (indikator 7) 54,9 Cukup
5. Mencatat setiap pertanyaan yang diajukan
pada tahap penjabaran masalah (indikator 8) 50,3 Cukup
Rata-rata 60,7 Baik
64
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan data pada tabel 4.8, deskriptor berkonsentrasi selama
merumuskan pertanyaan terkait artikel dikembangkan dengan baik oleh siswa
dengan persentase nilai tertinggi yaitu sebesar 74,9%. Dari hasil ini dapat
diketahui bahwa pada tahap penjabaran masalah, indikator yang paling banyak
dikembangkan adalah indikator durasi kegiatan (indikator 1). Rata-rata
pencapaian nilai persentase untuk tahap penjabaran masalah adalah sebesar
60,7%. Siswa mengembangkan setiap deskriptor selama tahap penjabaran masalah
dengan baik. Sardiman (2011) mengemukakan bahwa dalam hubungannya dengan
kegiatan belajar, yang penting bagaimana menciptakan kondisi atau suatu proses
yang mengarahkan siswa itu melakukan aktivitas belajar. Apabila pikiran siswa
sudah terpusat untuk melakukan kegiatan belajar, maka tujuan pembelajaran akan
tercapai. Tujuan tahap kedua dari model problem solving ini adalah memfokuskan
perhatian siswa agar mengenali masalah yang akan dibahas (Rosbiono, 2007).
Dalam tahap penjabaran masalah ini siswa dituntut untuk membuat pertanyaan
dari artikel yang telah dibagikan dan mengajukan pertanyaan tersebut. Siswa tidak
mungkin dapat membuat pertanyaan apalagi mengajukan pertanyaan tersebut
apabila pikirannya tidak terfokus pada pembelajaran. Dalam model belajar ini
dilakukan proses penalaran yang kadang-kadang memerlukan waktu yang lama,
tetapi dengan model belajar problem solving ini kemampuan penalaran anak akan
berkembang (Sagala, 2011).
3. Tahap Penyusunan Opini
Di tahap ketiga dalam pembelajaran problem solving terdapat enam
deskriptor yang diamati, yaitu berkonsentrasi selama tahap penyusunan opini,
65
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan artikel, memperhatikan pendapat
yang dikemukakan temannya, memberi masukan tentang pendapat yang keliru
dari temannya, percaya diri dalam mengemukakan pendapat, mencatat pendapat
yang dikemukakan.
Deskriptor pertama termasuk dalam indikator durasi kegiatan (indikator
1), deskriptor kedua termasuk dalam indikator frekuensi kegiatan (indikator 2),
deskriptor ketiga dan deskriptor keempat termasuk dalam indikator persistensi
pada tujuan kegiatan (indikator 3), deskriptor kelima termasuk dalam indikator
tingkat kualifikasi prestasi atau produk yang dicapai (indikator 7), dan deskriptor
keenam termasuk dalam indikator arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan
(indikator 8). Secara rinci persentase nilai beserta kategorinya untuk tahap
penyusunan opini dijelaskan pada tabel 4.9 di bawah.
Tabel 4.9. Persentase Nilai dan Kategori pada Tahap Penyusunan Opini
dalam Model Problem Solving
No. Deskriptor Nilai (%) Kategori
1. Berkonsentrasi selama tahap penyusunan
opini (indikator 1) 77,4 Baik
2. Mengemukakan pendapat yang berkaitan
dengan artikel (indikator 2) 43,1 Cukup
3. Memperhatikan pendapat yang dikemukakan
temannya (indikator 3) 73,3 Baik
4. Memberi masukan tentang pendapat yang
keliru dari temannya (indikator 3) 43,1 Cukup
5. Percaya diri dalam mengemukakan pendapat
(indikator 7) 46,2 Cukup
6. Mencatat pendapat yang dikemukakan dalam
tahap penyusunan opini (indikator 8) 36,4 Kurang
Rata-rata 53,3 Cukup
Berdasarkan data pada tabel 4.9, deskriptor berkonsentrasi selama tahap
penyusunan opini dikembangkan dengan baik oleh siswa dengan persentase nilai
66
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tertinggi yaitu sebesar 77,4%. Pada tahap ini diketahui indikator yang paling
banyak dikembangkan oleh siswa adalah indikator durasi kegiatan (indikator 1).
Rata-rata pencapaian nilai persentase untuk tahap penyusunan opini adalah
sebesar 53,3%. Siswa mengembangkan setiap deskriptor selama tahap
penyusunan opini dengan cukup. Ciri-ciri motivasi belajar menurut Sardiman
(2011) adalah tekun menghadapi tugas. Siswa yang tekun dapat belajar terus
menerus dalam waktu yang lama, dan tidak berhenti sebelum selesai. Dalam hal
ini berarti durasi memegang peran penting dalam kuat atau lemahnya motivasi
yang dimiliki individu. Pada tahap ini, siswa dituntut untuk mengajukan pendapat
atau ide-ide dari pertanyaan yang telah dirumuskan pada tahap penjabaran
masalah. Menurut Rosbiono (2007), pada langkah ini para siswa berkesempatan
menyatakan daya hayal, kreativitas, cara berpikir dan intuisi. Para siswa mencari
keterangan dan interpretasi dengan berbagai kemungkinan.
4. Tahap Perencanaan dan Konstruksi
Di tahap keempat dalam pembelajaran problem solving terdapat tujuh
deskriptor yang diamati, yaitu berkonsentrasi selama tahap perencanaan dan
konstruksi, memperhatikan pendapat yang diajukan temannya, bertanya pada guru
mengenai hal-hal yang kurang jelas, merencanakan prosedur percobaan secara
mandiri, merencanakan indikator titrasi asam basa yang akan digunakan untuk
percobaan, percaya diri dalam mengemukakan pendapat, mencatat pendapat-
pendapat yang telah tersusun untuk melakukan percobaan.
Deskriptor pertama termasuk dalam indikator durasi kegiatan (indikator
1), deskriptor kedua termasuk dalam indikator persistensi pada tujuan kegiatan
67
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(indikator 3), deskriptor ketiga termasuk dalam indikator ketabahan dan keuletan
dalam menghadapi rintangan dan kesulitan (indikator 4), deskriptor keempat dan
deskriptor kelima termasuk dalam indikator tingkatan aspirasi yang hendak
dicapai (indikator 6), deskriptor keenam termasuk dalam indikator tingkatan
kualifikasi prestasi atau produk yang dicapai (indikator 7), dan deskriptor ketujuh
termasuk dalam indikator arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (indikator 8).
Secara rinci persentase nilai beserta kategorinya untuk tahap perencanaan dan
konstruksi dijelaskan pada tabel 4.10 di bawah.
Tabel 4.10. Persentase Nilai dan Kategori pada Tahap Perencanaan dan
Konstruksi dalam Model Problem Solving
No. Deskriptor Nilai (%) Kategori
1. Berkonsentrasi selama tahap perencanaan dan
konstruksi (indikator 1) 81,5 Sangat Baik
2. Memperhatikan pendapat yang diajukan
temannya (indikator 3) 74,9 Baik
3. Bertanya pada guru mengenai hal-hal yang
kurang jelas dalam merencanakan percobaan
titrasi asam basa (indikator 4)
41,5 Cukup
4. Merencanakan prosedur percobaan titrasi
asam basa secara mandiri (indikator 6) 62,1 Baik
5. Merencanakan indikator titrasi asam basa
yang akan digunakan untuk percobaan
(indikator 6)
51,3 Cukup
6. Percaya diri dalam mengemukakan pendapat
pada tahap perencanaaan dan konstruksi
(indikator 7)
60,5 Baik
7. Mencatat pendapat-pendapat yang telah
tersusun untuk melakukan percobaan
(indikator 8)
29,7 Kurang
Rata-rata 57,4 Cukup
Berdasarkan data pada tabel 4.10, deskriptor berkonsentrasi selama tahap
perencanaan dan konstruksi dikembangkan dengan sangat baik oleh siswa dengan
persentase nilai tertinggi yaitu sebesar 81,5%. Artinya, indikator yang paling
68
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
banyak dikembangkan untuk tahap perencanaan dan konstruksi adalah indikator
durasi kegiatan. Siswa yang memiliki motivasi yang besar terhadap suatu
aktivitas, akan lebih banyak memberikan perhatiannya dibandingkan siswa yang
rendah motivasinya (Surya, 2004). Artinya, dalam tahap ini siswa berkonsentrasi
secara penuh dan memberikan perhatiannya untuk merencanakan prosedur
percobaan, merencanakan indikator titrasi asam basa yang akan digunakan,
memperhatikan, bertanya, dan mencatat. Tujuan langkah ini adalah merencanakan
dan mengkonstruksi suatu perangkat percobaan yang berfungsi, yang
memungkinkan dapat memverifikasi atau menolak hipotesis, dan penentuan
keterkaitan antara parameter-parameter yang relevan (Rosbiono, 2007). Rata-rata
pencapaian nilai persentase untuk tahap perencanaan dan konstruksi adalah
sebesar 57,4%. Siswa mengembangkan setiap deskriptor selama tahap
perencanaan dan konstruksi dengan cukup.
5. Tahap Percobaan
Di tahap kelima dalam pembelajaran problem solving terdapat sembilan
deskriptor yang diamati, yaitu berkonsentrasi selama tahap percobaan, bertanya
pada guru mengenai hal-hal yang kurang jelas, bertanya pada teman apabila
kurang paham tentang percobaan yang dilakukan, membantu teman yang
kesulitan dalam melakukan percobaan, membantu teman yang kesulitan dalam
mengolah data hasil titrasi, bekerjasama dalam kelompok untuk melakukan
percobaan, mengemukakan jawaban pengolahan data hasil titrasi, melaksanakan
kegiatan percobaan dengan sungguh-sungguh, mencatat hasil percobaan pada
LKS yang tersedia.
69
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Deskriptor pertama termasuk dalam indikator durasi kegiatan (indikator 1),
deskriptor kedua dan ketiga termasuk dalam indikator ketabahan dan keuletan
dalam menghadapi rintangan dan kesulitan (indikator 4), deskriptor keempat dan
kelima termasuk dalam indikator devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
(indikator 5), deskriptor keenam dan ketujuh termasuk dalam indikator tingkatan
aspirasi yang hendak dicapai (indikator 6), deskriptor kedelapan dan kesembilan
termasuk dalam indikator arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (indikator 8).
Secara rinci persentase nilai beserta kategorinya untuk tahap percobaan dijelaskan
pada tabel 4.11 di bawah.
Tabel 4.11. Persentase Nilai dan Kategori pada Tahap Percobaan dalam
Model Problem Solving
No. Deskriptor Nilai (%) Kategori
1. Berkonsentrasi selama tahap percobaan titrasi
asam basa (indikator 1) 83,6 Sangat Baik
2. Bertanya pada guru mengenai hal-hal yang
kurang jelas selama kegiatan percobaan
berlangsung (indikator 4)
62,6 Baik
3. Bertanya pada teman apabila kurang paham
tentang percobaan yang dilakukan (indikator 4) 77,4 Baik
4. Membantu teman yang kesulitan dalam
melakukan percobaan titrasi asam basa
(indikator 5)
69,2 Baik
5. Membantu teman yang kesulitan dalam
mengolah data hasil titrasi (indikator 5) 59,0 Cukup
6. Bekerjasama dalam kelompok untuk
melakukan percobaan (indikator 6) 86,7 Sangat Baik
7. Mengemukakan jawaban pengolahan data
hasil titrasi (indikator 6) 57,4 Cukup
8. Melaksanakan kegiatan percobaan dengan
sungguh-sungguh (indikator 8) 90,3 Sangat Baik
9. Mencatat hasil percobaan pada LKS yang
tersedia (indikator 8) 96,4 Sangat Baik
Rata-rata 75,8 Baik
70
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan data pada tabel 4.11, deskriptor mencatat hasil percobaan
pada LKS yang tersedia dikembangkan dengan sangat baik oleh siswa dengan
persentase nilai tertinggi yaitu sebesar 96,4%. Dari hasil ini diketahui indikator
yang paling banyak dikembangkan adalah indikator arah sikapnya terhadap
sasaran kegiatan (indikator 8). Hasil ini didukung oleh temuan pada jawaban
angket siswa untuk item merasa senang mengerjakan LKS titrasi asam basa
bersama teman (item nomor 12 untuk indikator arah sikapnya terhadap sasaran
kegiatan) yang mendapat persentase nilai paling tinggi untuk hasil angket
(lampiran C.3). Contoh motivasi intrinsik adalah kesadaran siswa agar belajar
sungguh-sungguh untuk meraih kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang
(Sagala, 2011). Dimyati dan Mudjiono (2006) pun menambahkan arti pentingnya
motivasi yang salah satunya adalah untuk membesarkan semangat belajar peserta
didik. Rata-rata pencapaian nilai persentase untuk tahap percobaan adalah sebesar
75,8%. Siswa mengembangkan setiap deskriptor selama tahap percobaan dengan
baik. Pada tahap percobaan, siswa melakukan percobaan titrasi asam basa
berdasarkan permasalahan pada artikel yang telah siswa terima di awal
pembelajaran. Kemudian siswa mencatat hasil percobaan pada LKS dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS. Sagala (2011)
mengungkapkan informasi yang baru diperoleh harus dipindahkan dari memori
jangka pendek ke memori jangka panjang. Ini dapat terjadi melalui pengulangan
kembali, praktek, dan elaborasi. Menurut Purwanto (2006), teori motivasi salah
satunya adalah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung
71
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang mengandung resiko
berat, dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya.
6. Tahap Kesimpulan
Di tahap keenam dalam pembelajaran problem solving terdapat lima
deskriptor yang diamati, yaitu berkonsentrasi selama tahap kesimpulan,
menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan, memperhatikan kesimpulan
yang dibuat oleh temannya, terbentuknya suatu kesimpulan berdasarkan
kesepakatan teman sekelompok, dan percaya diri dalam membuat kesimpulan
hasil percobaan.
Deskriptor pertama termasuk dalam indikator durasi kegiatan (indikator 1),
deskriptor kedua termasuk dalam indikator frekuensi kegiatan (indikator 2),
deskriptor ketiga termasuk dalam indikator persistensi pada tujuan kegiatan
(indikator 3), deskriptor keempat termasuk dalam indikator tingkatan aspirasi
yang hendak dicapai (indikator 6), dan deskriptor kelima termasuk dalam
indikator tingkatan kualifikasi prestasi atau produk yang dicapai (indikator 7).
Secara rinci persentase nilai beserta kategorinya untuk tahap kesimpulan
dijelaskan pada tabel 4.12 di bawah.
Tabel 4.12. Persentase Nilai dan Kategori pada Tahap Kesimpulan dalam
Model Problem Solving
No. Deskriptor Nilai (%) Kategori
1. Berkonsentrasi selama tahap kesimpulan
(indikator 1) 75,4 Baik
2. Menyimpulkan hasil percobaan titrasi asam
basa yang telah dilakukan (indikator 2) 70,8 Baik
3. Memperhatikan kesimpulan yang dibuat
temannya (indikator 3) 86,7 Sangat Baik
4. Terbentuknya suatu kesimpulan berdasarkan
kesepakatan teman sekelompok (indikator 6) 68,2 Baik
5. Percaya diri dalam membuat kesimpulan 56,9 Cukup
72
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
hasil percobaan titrasi asam basa (indikator 7)
Rata-rata 71,6 Baik
Berdasarkan data pada tabel 4.12, deskriptor memperhatikan kesimpulan
yang dibuat temannya dikembangkan dengan sangat baik oleh siswa dengan
persentase nilai tertinggi yaitu sebesar 86,7%. Dari hasil yang didapat pada tahap
kesimpulan, berarti indikator yang paling banyak dikembangkan ialah indikator
persistensi pada tujuan kegiatan (indikator 3). Menyenangkan adalah suasana
belajar mengajar yang jauh dari rasa bosan dan takut sehingga siswa dapat
memusatkan perhatiannya secara penuh pada pembelajaran sehingga waktu curah
perhatiannya pada pembelajaran tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu
curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan
menyenangkan saja tidak cukup jika proses pembelajaran tidak efektif sesuai
tujuan yang diharapkan (Depdiknas, 2008). Jadi dapat diketahui siswa merasa
tertarik untuk memperhatikan ketika ada temannya yang membuat kesimpulan
dari hasil percobaan titrasi asam basa yang telah dilakukan. Tanpa mencapai
kesimpulan, semua pengamatan dan pernyataan tidak mempunyai manfaat untuk
kemajuan pengetahuan (Rosbiono, 2007). Rata-rata pencapaian nilai persentase
untuk tahap kesimpulan adalah sebesar 71,6%. Siswa mengembangkan setiap
deskriptor selama tahap kesimpulan dengan baik.
7. Tahap Abstraksi
Di tahap ketujuh dalam pembelajaran problem solving terdapat lima
deskriptor yang diamati, yaitu berkonsentrasi selama tahap abstraksi,
mengemukakan pendapat dalam mengintisarikan titrasi asam basa,
73
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memperhatikan pengintisarian yang dikemukakan temannya, percaya diri dalam
mengintisarikan titrasi asam basa, mencatat hasil pengintisarian yang telah
dikemukakan di kelas.
Deskriptor pertama termasuk dalam indikator durasi kegiatan (indikator
1), deskriptor kedua termasuk dalam indikator frekuensi kegiatan (indikator 2),
deskriptor ketiga termasuk dalam indikator persistensi pada tujuan kegiatan
(indikator 3), deskriptor keempat termasuk dalam indikator tingkatan kualifikasi
prestasi atau produk yang dicapai (indikator 7), dan deskriptor kelima termasuk
dalam indikator arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (indikator 8). Secara
rinci persentase nilai beserta kategorinya untuk tahap abstraksi dijelaskan pada
tabel 4.13 di bawah.
Tabel 4.13. Persentase Nilai dan Kategori pada Tahap Abstraksi dalam
Model Problem Solving
No. Deskriptor Nilai (%) Kategori
1. Berkonsentrasi selama tahap abstraksi
(indikator 1) 82,1 Sangat Baik
2. Mengemukakan pendapat dalam
mengintisarikan titrasi asam basa (indikator 2) 51,3 Cukup
3. Memperhatikan pengintisarian yang
dikemukakan temannya (indikator 3) 82,1 Sangat Baik
4. Percaya diri dalam mengintisarikan titrasi asam
basa (indikator 7) 54,4 Cukup
5. Mencatat hasil pengintisarian yang telah
dikemukakan di kelas (indikator 8) 29,2 Kurang
Rata-rata 59,8 Cukup
Berdasarkan data pada tabel 4.13, deskriptor berkonsentrasi selama tahap
abstraksi dan deskriptor memperhatikan pengintisarian yang dikemukakan
temannya dikembangkan dengan sangat baik oleh siswa dengan persentase nilai
tertinggi yaitu sebesar 82,1%. Artinya, indikator durasi kegiatan dan persistensi
74
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pada tujuan kegiatan sama-sama paling banyak dikembangkan oleh siswa pada
tahap ini. Mc Donald berpendapat bahwa motivasi akan dirangsang karena adanya
tujuan (Sardiman, 2011). Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai seorang siswa
dalam belajarnya, maka motivasi dirinya pun kuat untuk mencapai tujuan tersebut.
Nasution (2010) mengatakan bahwa menggunakan waktu tidak berarti bekerja
lama sampai habis tenaga, melainkan bekerja sungguh-sungguh dengan sepenuh
tenaga dan perhatian untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Dalam tahap ini
siswa betul-betul menggunakan waktunya untuk berkonsentrasi dan memberi
perhatian dengan sungguh-sungguh sehingga tujuan tercapai. Menurut Rosbiono
(2007), tahap abstraksi bertujuan mengintisarikan hasil ilmiah yang sah. Dengan
kata lain, tahap abstraksi adalah tahap penggeneralisasian dari yang khusus ke
yang umum. Rata-rata pencapaian nilai persentase untuk tahap abstraksi adalah
sebesar 59,8%. Siswa mengembangkan setiap deskriptor selama tahap abstraksi
dengan cukup.
8. Tahap Re-evaluasi Pemecahan Masalah
Di tahap kedelapan dalam pembelajaran problem solving terdapat enam
deskriptor yang diamati, yaitu berkonsentrasi selama tahap re-evaluasi,
mengemukakan kendala/kesulitan yang dihadapi selama pembelajaran
berlangsung, memperhatikan temannya yang mengemukakan kesulitannya selama
pembelajaran, memberi solusi pada temannya yang mengalami kesulitan, percaya
diri dalam mengemukakan kesulitan-kesulitan yang dialami, mencatat solusi dari
kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung.
75
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Deskriptor pertama termasuk dalam indikator durasi kegiatan (indikator
1), deskriptor kedua termasuk dalam indikator frekuensi kegiatan (indikator 2),
deskriptor ketiga termasuk dalam indikator persistensi pada tujuan kegiatan
(indikator 3), deskriptor keempat termasuk dalam indikator devosi dan
pengorbanan untuk mencapai tujuan (indikator 5), deskriptor kelima termasuk
dalam indikator tingkatan kualifikasi prestasi atau produk yang dicapai (indikator
7), dan deskriptor keenam termasuk dalam indikator arah sikapnya terhadap
sasaran kegiatan (indikator 8). Secara rinci persentase nilai beserta kategorinya
untuk tahap re-evaluasi dijelaskan pada tabel 4.14 di bawah.
Tabel 4.14. Persentase Nilai dan Kategori pada Tahap Re-evaluasi dalam
Model Problem Solving
No. Deskriptor Nilai (%) Kategori
1. Berkonsentrasi selama tahap re-evaluasi
(indikator 1) 89,7 Sangat Baik
2. Mengemukakan kendala/ kesulitan yang
dihadapi selama pembelajaran titrasi asam
basa berlangsung (indikator 2)
49,2 Cukup
3. Memperhatikan temannya yang
mengemukakan kesulitannya selama
pembelajaran (indikator 3)
81,5 Sangat Baik
4. Memberi solusi pada temannya yang
mengalami kesulitan dalam tahap re-evaluasi
pemecahan masalah (indikator 5)
45,1 Cukup
5. Percaya diri dalam mengemukakan kesulitan-
kesulitan yang dialami (indikator 7) 58,5 Cukup
6. Mencatat solusi dari kesulitan-kesulitan yang
dihadapi selama pembelajaran berlangsung
(indikator 8)
29,2 Kurang
Rata-rata 58,9 Cukup
Berdasarkan data pada tabel 4.14, deskriptor berkonsentrasi selama tahap
re-evaluasi dikembangkan dengan sangat baik oleh siswa dengan persentase nilai
tertinggi yaitu sebesar 89,7%. Artinya, indikator durasi kegiatan paling banyak
76
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dikembangkan selama tahap re-evaluasi berlangsung dengan kategori sangat baik..
Menurut Sukmadinata (2009), makin tinggi dan berarti suatu tujuan, makin besar
motivasinya, dan makin besar motivasi akan makin kuat kegiatan dilaksanakan.
Motivasi siswa untuk dapat menggapai tujuan dalam tahap re-evaluasi sangat
besar, terbukti dengan kuatnya siswa berkonsentrasi selama tahap ini dengan
sangat baik. Tahap re-evaluasi bertujuan untuk mengevaluasi keseluruhan hasil
selama proses pembelajaran berlangsung, diantaranya mengemukakan kesulitan-
kesulitan yang siswa alami mulai dari membaca artikel permasalahan asam basa
yang diberikan hingga mengintisarikan konsep titrasi asam basa. Rata-rata
pencapaian nilai persentase untuk tahap re-evaluasi pemecahan masalah adalah
sebesar 58,9%. Siswa mengembangkan setiap deskriptor selama tahap re-evaluasi
dengan cukup.
9. Tahap Konsolidasi Pengetahuan
Di tahap terakhir dalam pembelajaran problem solving terdapat lima
deskriptor yang diamati, yaitu berkonsentrasi selama tahap konsolidasi
pengetahuan, memperhatikan pendapat yang diajukan oleh temannya, mengaitkan
konsep titrasi asam basa dengan kehidupan sehari-hari, percaya diri dalam
mengajukan pendapat, dan mencatat aplikasi titrasi asam basa yang telah
dikemukakan.
Deskriptor pertama termasuk dalam indikator durasi kegiatan (indikator
1), deskriptor kedua termasuk dalam indikator persistensi pada tujuan kegiatan
(indikator 3), deskriptor ketiga termasuk dalam indikator tingkatan aspirasi yang
hendak dicapai (indikator 6), deskriptor keempat termasuk dalam indikator
77
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tingkatan kualifikasi prestasi atau produk yang dicapai (indikator 7), dan
deskriptor kelima termasuk dalam indikator arah sikapnya terhadap sasaran
kegiatan (indikator 8). Secara rinci persentase nilai beserta kategorinya untuk
tahap konsolidasi pengetahuan dijelaskan pada tabel 4.15 di bawah.
Tabel 4.15. Persentase Nilai dan Kategori pada Tahap Konsolidasi
Pengetahuan dalam Model Problem Solving
No. Deskriptor Nilai (%) Kategori
1. Berkonsentrasi selama tahap konsolidasi
pengetahuan (indikator 1) 88,7 Sangat Baik
2. Memperhatikan pendapat yang diajukan
temannya untuk mengaplikasikan asam basa
dalam kehidupan sehari-hari (indikator 3)
78,5 Baik
3. Mengaitkan konsep titrasi asam basa dengan
kehidupan sehari-hari (indikator 6) 66,2 Baik
4. Percaya diri dalam mengajukan pendapat pada
tahap konsolidasi pengetahuan (indikator 7) 57,9 Cukup
5. Mencatat aplikasi titrasi asam basa yang telah
dikemukakan (indikator 8) 31,8 Kurang
Rata-rata 64,6 Baik
Berdasarkan data pada tabel 4.15, deskriptor berkonsentrasi selama tahap
konsolidasi pengetahuan dikembangkan dengan sangat baik oleh siswa dengan
persentase nilai tertinggi yaitu sebesar 88,7%. Berarti indikator durasi kegiatan
paling banyak dikembangkan selama tahap konsolidasi dilaksanakan. Pada tahap
ini bertujuan agar siswa semakin menguasai pengetahuan yang baru diperoleh,
untuk memungkinkan terintegrasi dan terinternalisasinya pengetahuan itu ke
dalam struktur pengetahuan siswa yang sudah ada (Rosbiono, 2007). Peserta didik
akan lebih termotivasi dalam belajar bila mereka merasa bahwa pembelajaran itu
bermakna baginya, dan jika mereka berhasil menerapkan apa yang telah
dipelajarinya (Trianto, 2010). Dalam tahap ini siswa merasa pentingnya aplikasi
atau penerapan konsep titrasi asam basa yang telah ia pelajari ke dalam kehidupan
78
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sehari-hari. Menurut Wena (2009), kemampuan pemecahan masalah sangat
penting bagi siswa dan masa depannya. Oleh karenanya siswa berkonsentrasi
dengan sangat baik agar ia mampu menerapkan konsep titrasi asam basa ke
kehidupan sehari-hari. Rata-rata pencapaian nilai persentase untuk tahap
konsolidasi pengetahuan adalah sebesar 64,6%. Siswa mengembangkan setiap
deskriptor selama tahap konsolidasi pengetahuan dengan baik.
Jadi, indikator motivasi belajar yang paling berkembang pada tahap
motivasi, tahap penjabaran masalah, tahap penyusunan opini, tahap perencanaan
dan konstruksi, tahap re-evaluasi pemecahan masalah, dan tahap konsolidasi
pengetahuan adalah durasi kegiatan; tahap percobaan adalah indikator arah
sikapnya terhadap sasaran kegiatan; tahap kesimpulan adalah indikator persistensi
pada tujuan kegiatan; tahap abstraksi adalah durasi kegiatan dan persistensi pada
tujuan kegiatan.
D. Profil Motivasi Belajar Siswa untuk Seluruh Tahap Pembelajaran
Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Eksperimen
Motivasi belajar menurut Makmun (2000) terdiri dari delapan indikator
yang dapat diukur. Sementara model problem solving berbasis eksperimen
menurut Mothes terdiri dari sembilan tahap pembelajaran yang harus ditempuh
siswa. Tabel 4.16 menunjukkan hubungan antara tahapan pembelajaran
menggunakan problem solving dengan indikator-indikator motivasi belajar.
Dalam tabel 4.16 akan diketahui indikator mana yang paling banyak
dikembangkan untuk seluruh tahap problem solving berdasarkan persentase nilai
yang sudah diperoleh dari hasil observasi.
79
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.16. Nilai Motivasi Belajar Siswa per Indikator Motivasi Belajar
dalam Tiap Tahap Problem Solving (%)
Indikator
Tahap PS
Pencapaian Hasil Motivasi (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
Motivasi
76,4 35,4 52,3
Penjabaran
Masalah 74,9 50,8 72,8 54,9 50,3
Penyusunan
Opini 77,4 43,1
73,3 46,2 36,4
43,1
Perencanaan dan
Konstruksi 81,5 74,9 41,5
62,1 60,5 29,7
51,3
Percobaan
83,6
62,6 69,2 86,7
90,3
77,4 59,0 57,4 96,4
Kesimpulan
75,4 70,8 86,7 68,2 56,9
Abstraksi
82,1 51,3 82,1 54,4 29,2
Re-evaluasi
89,7 49,2 81,5 45,1 58,5 29,2
Konsolidasi
Pengetahuan 88,7 78,5 66,2 57,9 31,8
Rata-rata
Pencapaian 81,1 53,0 74,1 54,2 56,4 65,3 55,6 49,2
Keterangan:
Indikator 1: Durasi kegiatan
Indikator 2: Frekuensi kegiatan
Indikator 3: Persistensi pada tujuan kegiatan.
Indikator 4: Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi rintangan
Indikator 5: Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan.
Indikator 6: Tingkatan aspirasi yang hendak dicapai
Indikator 7:Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk yang dicapai
Indikator 8: Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan
Berdasarkan perolehan yang telah disajikan pada tabel 4.16 di atas,
diketahui bahwa indikator durasi kegiatan tersebar di seluruh tahap problem
solving. Indikator frekuensi kegiatan dan keenam indikator motivasi lainnya tidak
80
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
semua ada dalam sembilan tahap problem solving secara keseluruhan. Hal ini
dikarenakan adanya pertimbangan terhadap alokasi waktu yang berbeda-beda
untuk tiap tahap problem solving (lampiran A.1). Indikator persistensi, indikator
ketabahan keuletan dalam menghadapi rintangan, indikator devosi dan
pengorbanan untuk mencapai tujuan, indikator tingkatan aspirasi yang hendak
dicapai, dan indikator arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan memiliki dua
deskriptor dalam satu tahapan problem solving tertentu.
Indikator durasi kegiatan memiliki persentase tertinggi yaitu sebesar
81,1% dengan kategori sangat baik. Artinya, indikator durasi kegiatan paling
banyak berkembang untuk seluruh tahap problem solving. Didukung oleh temuan
pada subbab C yang menunjukkan bahwa dari sembilan tahapan problem solving,
tujuh diantaranya paling banyak mengembangkan indikator durasi kegiatan
dengan persentase nilai paling tinggi. Hasil tersebut sesuai dengan temuan pada
subbab A. Menurut Sardiman (2011), siswa yang memiliki motivasi yang kuat
akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar dalam waktu yang
cukup lama. Senada dengan yang diungkapkan Suprijono (2009) bahwa motivasi
belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan
perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi,
terarah, dan bertahan lama. Kegiatan belajar titrasi asam basa dengan
menggunakan model problem solving berbasis eksperimen dapat memotivasi
siswa secara kuat sehingga mereka mampu belajar dengan baik dalam waktu yang
telah ditentukan.
81
Endah Restiana, 2012 Profil Motivasi Belajar Siswa SMA kelas X1 Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving Berbasis Exsperimen
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Jadi, berdasarkan hasil observasi didapat indikator yang paling banyak
dikembangkan untuk seluruh tahapan problem solving adalah indikator durasi
kegiatan karena indikator ini tersebar di seluruh pembelajaran titrasi asam basa
menggunakan model problem solving dengan persentase tertinggi dan
memperoleh kategori sangat baik.