bab iv hasil penelitian dan pembahasan a ...eprints.umm.ac.id/52591/5/bab iv.pdf28 bab iv hasil...

19
28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur secara geografis terletak antara 111,0′ BT hingga 114,4′ BT dan Garis Lintang 7,12” LS dan 8,48 ‘LS dengan luas wilayah 47.157,72 Km2. Secara umum Jawa Timur dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu Jawa Timur daratan dengan proporsi lebih luas hampir mencakup 90% dari seluruh luas wilayah Propinsi Jawa Timur dan wilayah Kepulauan Madura yang hanya sekitar 10 % saja. Jawa Timur mempunyai 229 pulau terdiri dari 162 pulau bernama dan 67 pulau tak bernama, dengan panjang pantai sekitar 2.833,85 Km. Provinsi Jawa Timur terletak pada perbatasan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur. Samudera Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat Panjang bentangan barat-timur sekitar 400 km, Lebar bentangan utara-selatan di bagian barat sekitar 200 km, namun di bagian timur lebih sempit hingga sekitar 60 km. Madura adalah pulau terbesar di Jawa Timur, dipisahkan dengan daratan Jawa oleh Selat Madura. Pulau Bawean berada sekitar 150 km sebelah utara Jawa. Di sebelah timur Madura terdapat gugusan pulau-pulau, yang paling timur adalah Kepulauan Kangean, dan yang paling utara adalah Kepulauan Masalembu. Di bagian selatan terdapat dua pulau kecil yakni Nusa Barung,dan PulauSempu.

Upload: others

Post on 24-Feb-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur

1. Kondisi Geografis

Provinsi Jawa Timur secara geografis terletak antara 111,0′ BT hingga

114,4′ BT dan Garis Lintang 7,12” LS dan 8,48 ‘LS dengan luas wilayah

47.157,72 Km2. Secara umum Jawa Timur dapat dibagi menjadi dua bagian

utama, yaitu Jawa Timur daratan dengan proporsi lebih luas hampir mencakup

90% dari seluruh luas wilayah Propinsi Jawa Timur dan wilayah Kepulauan

Madura yang hanya sekitar 10 % saja. Jawa Timur mempunyai 229 pulau

terdiri dari 162 pulau bernama dan 67 pulau tak bernama, dengan panjang

pantai sekitar 2.833,85 Km.

Provinsi Jawa Timur terletak pada perbatasan Laut Jawa di utara, Selat

Bali di timur. Samudera Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat

Panjang bentangan barat-timur sekitar 400 km, Lebar bentangan utara-selatan di

bagian barat sekitar 200 km, namun di bagian timur lebih sempit hingga sekitar

60 km. Madura adalah pulau terbesar di Jawa Timur, dipisahkan dengan daratan

Jawa oleh Selat Madura. Pulau Bawean berada sekitar 150 km sebelah utara

Jawa. Di sebelah timur Madura terdapat gugusan pulau-pulau, yang paling

timur adalah Kepulauan Kangean, dan yang paling utara adalah Kepulauan

Masalembu. Di bagian selatan terdapat dua pulau kecil yakni Nusa

Barung,dan PulauSempu.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

49

Sumber : BPS Jawa Timur

Gambar 4.1

Wilayah Administratif Jawa Timur

Adapun batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah timur : Provinsi Jawa Tengah

b. Sebelah barat : Provinsi Banten dan Provinsi DKI Jakarta

c. Sebelah utara : Laut Jawa

d. Sebelah selatan : Samudera Hindia.

Secara umum,wilayah dari Provinsi Jawa Timur terbagi menjadi 2 bagian, yaitu

pulau Madura dan Jawa Timur daratan. Luas wilayah Jawa Timur sendiri mencapai

47.799,75 KM2 yang terdiri dari 9 Kota dan 29 Kabupaten.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

50

Tabel 4.1

Luas Wilayah Provinsi Jawa Timur Menurut Kabupaten/Kota

No. Wilayah Luas Wilayah Menurut

Kabupaten/Kota (km2)

1 Jawa Timur 47799.75

2 Kabupaten Pacitan 1389.92

3 Kabupaten Ponorogo 1305.7

4 Kabupaten Trenggalek 1147.22

5 Kabupaten Tulungagung 1055.65

6 Kabupaten Blitar 1336.48

7 Kabupaten Kediri 1386.05

8 Kabupaten Malang 3530.65

9 Kabupaten Lumajang 1790.9

10 Kabupaten Jember 3092.34

11 Kabupaten Banyuwangi 5782.4

12 Kabupaten Bondowoso 1525.97

13 Kabupaten Situbondo 1669.87

14 Kabupaten Probolinggo 1696.21

15 Kabupaten Pasuruan 1474.02

16 Kabupaten Sidoarjo 634.38

17 Kabupaten Mojokerto 717.83

18 Kabupaten Jombang 1115.09

19 Kabupaten Nganjuk 1224.25

20 Kabupaten Madiun 1037.58

21 Kabupaten Magetan 688.84

22 Kabupaten Ngawi 1295.98

23 Kabupaten Bojonegoro 2198.79

24 Kabupaten Tuban 1834.15

25 Kabupaten Lamongan 1782.05

26 Kabupaten Gresik 1191.25

27 Kabupaten Bangkalan 1001.44

28 Kabupaten Sampang 1233.08

29 Kabupaten Pamekasan 792.24

30 Kabupaten Sumenep 1998.54

31 Kota Kediri 63.4

32 Kota Blitar 32.57

33 Kota Malang 145.28

34 Kota Probolinggo 56.67

35 Kota Pasuruan 35.29

36 Kota Mojokerto 16.47

37 Kota Madiun 33.92

38 Kota Surabaya 350.54

39 Kota Batu 136.74

Sumber : Bps Jawa Timur

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

51

Provinsi Jawa Timur sendiri terdiri dari 9 Kota, dan 29 kabupaten kota yang

mencangkup Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota

Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Madiun, Kota Surabaya, Kota Batu. Sedangkan 29

Kabupaten tersebut terdiri dari Kabupaten Pacitan, Kabupaten ponorogo, Kabupaten

Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri,

Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten

Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Probolinggo,

Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten

Jombang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten

Ngawi, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten

Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan

Kabupaten Sumenep.

B. Gambaran Umum Variabel Penelitian

1. Presentase Kemiskinan Provinsi Jawa Timur

Sajoggyo dalam prayino dan Arsyad (2004), mengemukakan bahwasanya

kemiskinan merupakan suatu tingkat kehidupan yang berada dibawah standar

kebutuhan hidupyang telah ditetapkan yang berdasar paada kebutuhan dalam pokok

pangan yang membuat seseorang terpenuhi dalam bekerja dan hidup sehat,

berdasarkan atas kebutuhan beras dan kebutuhan gizi.

Sedangkan menurut Word BANK (2010) menyatakan bahwa kemiskinan

sebagai kekurangan pada kesejahteraan yang terdiridari banyak dimensi, diantaranya

adalah rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan, akses masyarakat terhadap air

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

52

bersih dan sinitasi, keamanan fisik yang tidak memadai, kurangnya suara dan kapasita

memadai serta kesempatan hidup yang lebih baik.

Tabel 4.2

Data Tingkat kemiskinan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2017

Kabupaten/Kota

Tingkat Kemiskinan

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Kab. Pacitan 17.29 16.73 16.18 16.68 15.49 15.42

Kab. Ponorogo 11.76 11.92 11.53 11.91 11.75 11.39

Kab. Trenggalek 14.21 13.56 13.10 13.39 13.24 12.96

Kab. Tulungagung 9.40 9.07 8.75 8.57 8.23 8.04

Kab. Blitar 10.74 10.57 10.22 9.97 9.88 9.80

Kab. Kediri 13.71 13.23 12.77 12.91 12.72 12.25

Kab. Malang 11.04 11.48 11.07 11.53 11.49 11.04

Kab. Lumajang 12.40 12.14 11.75 11.52 11.22 10.87

Kab. Jember 11.81 11.68 11.28 11.22 10.97 11.00

Kab. Banyuwangi 9.97 9.61 9.29 9.17 8.79 8.64

Kab. Bondowoso 15.81 15.29 14.76 14.96 15.00 14.54

Kab. Situbondo 14.34 13.65 13.15 13.63 13.34 13.05

Kab. Probolinggo 22.22 21.21 20.44 20.82 20.98 20.52

Kab. Pasuruan 11.58 11.26 10.86 10.72 10.57 10.34

Kab. Sidoarjo 6.44 6.72 6.40 6.44 6.39 6.23

Kab. Mojokerto 10.71 10.99 10.56 10.57 10.61 10.19

Kab. Jombang 12.23 11.17 10.80 10.79 10.70 10.48

Kab. Nganjuk 13.22 13.60 13.14 12.69 12.25 11.98

Kab. Madiun 13.70 12.45 12.04 12.54 12.69 12.28

Kab. Magetan 11.50 12.19 11.80 11.35 11.03 10.48

Kab. Ngawi 15.99 15.45 14.88 15.61 15.27 14.91

Kab. Bojonegoro 16.66 16.02 15.48 15.71 14.60 14.34

Kab. Tuban 17.84 17.23 16.64 17.08 17.14 16.87

Kab. Lamongan 16.70 16.18 15.68 15.38 14.89 14.42

Kab. Gresik 14.35 13.94 13.41 13.63 13.19 12.80

Kab. Bangkalan 24.70 23.23 22.38 22.57 21.41 21.32

Kab. Sampang 27.97 27.08 25.80 25.69 24.11 23.56

Kab. Pamekasan 19.61 18.53 17.74 17.41 16.70 16.00

Kab. Sumenep 21.96 21.22 20.49 20.20 20.09 19.62

Kota Kedir * 8.14 8.23 7.95 8.51 8.40 8.49

Kota Blitar* 6.75 7.42 7.15 7.29 7.18 8.03

Kota Malang* 5.21 4.87 4.80 4.60 4.33 4.17

Kota Probolinggo* 10.92 8.55 8.37 8.17 7.97 7.84

Kota Pasuruan* 7.90 7.60 7.34 7.47 7.62 7.53

Kota Mojokerto* 6.48 6.65 6.42 6.16 5.73 5.73

Kota Madiun* 5.37 5.02 4.86 4.89 5.16 4.94

Kota Surabaya* 6.25 6.00 5.79 5.82 5.63 5.39

Kota Batu* 4.47 4.77 4.59 4.71 4.48 4.31

JAWA TIMUR 13.08 12.73 12.28 12.34 12.05 11.77

Sumber : Bps Jawa Timur 2018

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

53

Table 4.3

Tingkat kemiskinan di 9 Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016

Kota

Tingkat Kemiskinan

2012 2013 2014 2015 2016

Kediri 8.14 8.23 7.95 8.51 8.40

Blitar 6.75 7.42 7.15 7.29 7.18

Malang 5.21 4.87 4.80 4.60 4.33

Probolinggo 10.92 8.55 8.37 8.17 7.97

Pasuruan 7.90 7.60 7.34 7.47 7.62

Mojokerto 6.48 6.65 6.42 6.16 5.73

Madiun 5.37 5.02 4.86 4.89 5.16

Surabaya 6.25 6.00 5.79 5.82 5.63

Batu 4.47 4.77 4.59 4.71 4.48

9 KOTA JAWA TIMUR 6.83 6.57 6.36 6.40 6.28

Sumber : Bps Jawa Timur 2018, diolah

Di lihat dari table 4.3. menunjukkan bahwa pada tahun 2012 sampai 2016,

tingkat kemiskinan di Sembilan kota Provinsi Jawa Timur cenderung mengalami

penurunan, dalam kurun waktu 5 tahun antara tahun tingkat kemiskinan penduduk

miskin yang cenderung tinggi berada di Kota Probolinggo dan tingkat kemiskinan

terendah di Sembilan Kota Povinsi Jawa Timur terdapat di Kota Batu.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

54

Gambar 4.2

Tingkat Kemiskinan di Sembilan Kota di Provinsi Jawa Timur

Sumber : BPS Jawa Timu2018r, diolah

Berdasarkan data diagram Gambar diatas menunjukkan bahwa tingkat

kemiskinan pada Sembilan kota Provinsi Jawa Timur dari Tahun 2012 sampai 2016

mengalami data fluktuatif. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012-2016 tingkat

kemiskinan di Sembilan kota Provinsi Jawa Timur yang mendominasi adalah Kota

Probolinggo, Kota Kediri, Kota Pasuruan dan Kota Blitar yang mempunyai nilai

sebesar 10,92%, 8,14%, 7,90%, dan 6,75% pada tahun 2012.

Akan tetapi pada tahun 2013 dan 2014 tingkat Kemiskinan di Sembilan Kota di

Provinsi Jawa Timur mengalami penurunan yang cukup pesat, hal ini disebabkan

Pemerintah daerah di Sembilan Kota Provinsi Jawa Timur Memberikan dan

menyediakan lapangan pekerjaan dan realisasi pengarahan terhadap perusahaan-

perusahaan yang ada untuk membuka lowongan pekerjaan kepada masyarakat. Hal

ini tidak diikuti pada tahun 2015 yang mengalami kenaikan,namun pada tahun

-

002

004

006

008

010

012

2012

2013

2014

2015

2016

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

55

berikutnya yaitu tahun 2016 kembali mengalami penurunan dari 6,40% menjadi

6,28% di tahun 2016.

2. Jumlah Penduduk

Menurut korten (dalam Kuncoro, 2010: 118), strategi dalam pembangunan

adalah apa yang disebutsebagai People Centered Development atau Putting people

first. Artinya tujuan utama dari dari pembangunan dan kehendak serta kapasitas

manusia merupakan sumber daya yang paling penting. Penduduk adalah unsur yang

sangat penting pada kegiatan ekonomi karena menyediakan tenaga kerja, tenaga ahli,

dan tenaga usahawan yang diperlukan untuk menciptaka kegiatan-kegiatan ekonomi,

sebagai akibat dari beberapa funngsi maka pendudukmerupakan unsur yang

menciptakan daan mengembangkan teknologi penggunaan beberapa factor produksi

(sukirno,1985).

Peningkatan jumlah penduduk yang sangat cepat dapat menimbulkan masalah-

masalah yang serius bagi kesejahteraan dan pembangunan, oleh karna itu besarnya

jumlah penduduk jika tidak di imbangi oleh dukungan dari sektor ekonomi yang

tinggi akan menyebabkan berbagai masalah seperti halnya kemiskinan dan ketidak

seimbangnya kondisi nasional secara keseluruhan.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

56

Table 4.4

Data Jumlah Penduduk Sembilan Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016

KOTA

JUMLAH PENDUDUK

2012 2013 2014 2015 2016

Kediri 271511 273695 276619 278072 280004

Blitar 133492 134723 135702 136903 137908

Malang 828491 834527 840803 845973 851298

Probolinggo 220102 222292 223881 226777 229013

Pasuruan 188414 190191 192285 193329 194815

Mojokerto 121517 122594 123806 124719 125706

Madiun 172073 172886 174114 174373 174995

Surabaya 2788932 2805718 2821929 2833924 2848583

Batu 192813 194700 196189 198608 200485

9 Kota Jawa Timur 4917345 4951326 4985328 5012678 5042807

Sumber BPS Jawa Timur2018, Di olah

Dilihat dari table 4.4 diatas menunjukkan bahwa dari tahun 2012 hingga 2015

jumlah penduduk di Sembilan Kota di Provinsi Jawa Timurterus mengalami

peningkatan tiap tahunnya. Jumlah penduduk di Sembilan kota Provinsi Jawa Timur

yang tertinggi dan terus meningkat dari tahun 2012 sampai 2016 adalah Kota

Surabaya. sedangkan jumlah penduduk terendah adalah Kota Mojokerto.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

57

Berdasarkan data diagram dibawah ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk

disembilan kota Provinsi Jawa Timur dari tahun 2012 sampai 2015 terus mengalami

kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa di Sembilan kota Provinsi Jawa Timur tiap

tahunnya mengalami peningkatan jumlah penduduk yang pesat dan memberikan

kepadatan penduduk pada setiap daerah di Sembilan Kota di Provinsi Jawa Timur.

Gambar 4.3

Jumlah Penduduk di Sembilan Kota Provinsi Jawa Timur

Tahun 2012-2016

Sumber : BPS Jawa Timur 2018, diolah

KotaKediri

KotaBlitar

KotaMalang

KotaProboli

nggo

KotaPasurua

n

KotaMojoke

rto

KotaMadiun

KotaSurabay

a

KotaBatu

2012 271511 133492 828491 220102 188414 121517 172073 2788932 192813

2013 273695 134723 834527 222292 190191 122594 172886 2805718 194700

2014 276619 135702 840803 223881 192285 123806 174114 2821929 196189

2015 278072 136903 845973 226777 193329 124719 174373 2833924 198608

2016 280004 137908 851298 229013 194815 125706 174995 2848583 200485

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

58

3. Persentase Pengangguran Terbuka

Pengangguran merupakan penduduk atau masyarakat yang sedang

mempersiapkansuatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, atau

sudah punya pekerjaan tapi belum mulai bekerja. Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT) merupakan angka yang menunjukkan banyaknya pengangguran terhadap 100

penduduk yang termasuk dalam kaategori angkatan kerja (BPS 2008).

Tingkat pengangguran sangat erat hubungannya dengan laju pertumbuhan

penduduk. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menyebabkan

peningkatan pada jumlah angkatan kerja yang kemudian tingginya angkatan kerja ini

dapat menekan ketersediaannya lapangan kerja di pasar kerja. Sedangkan angkatan

kerja sendiri terdiri dari dua buah komponen yakni, orang yang bekerja dan orang

yang menganggur.

Berikut adalah data tingkat pengangguran terbuka di Sembilan Kota di Provinsi

Jawa Timur periode Tahun 2012 sampai 2016 :

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

59

Table 4.5

Persentase Pengangguran Terbuka di Sembilan Kota Provinsi Jawa Timur

Kota

Persentase Pengangguran Terbuka (persen)

2012 2013 2014 2015 2016

Kediri 9.69 8.12 7.92 7.66 8.46

Blitar 5.24 3.68 6.17 5.71 3.8

Malang 9.74 7.96 7.73 7.22 7.28

Probolinggo 5.46 5.26 4.48 5.16 4.01

Pasuruan 6.22 4.54 5.41 6.09 5.57

Mojokerto 10.59 7.52 5.73 4.42 4.88

Madiun 10.62 6.89 6.57 6.93 5.1

Surabaya 7.81 5.27 5.32 5.82 7.01

Batu 4.82 3.51 2.3 2.43 4.29

9 kota Jawa Timur 7.80 5.86 5.74 5.72 5.60

Sumber :BPS Jawa Timur2018, diolah

Berdasarkan table 4.5 diatas menunjukkan bahwa tingkat pengangguran pada

periode tahun 2012 sampai 2016 cendrung mengalami penurunan di setiap kota di

Provinsi Jawa Timur. Kota yang mengalami tingkat pengangguran terbuka terendah

adalah Kota Batu. Sedangkan Kota yang mengalami tingkat pengangguran terbuka

tertinggi adalah Kota Madiun.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

60

Gambar 4.4

Persentase Pengangguran Terbuka di Sembilan Kota Provinsi Jawa Timur

Periode Tahun 2012-2016

Sumber : BPS Jawa Timur2018, Diolah

C. Analisis Data

1. Hasil Regresi Data Panel

Pengujian regresi data panel yang digunakan adalah menggunakan Eviews 9

untuk menentukan regresi yang terbaik Common Effect, Fix Effect, atau Random

Effect dengan Uji LM Breusch-Pagan, Uji Chow,dan Uji Housman, menunjukkan

model Fixed Effect lebih baik. Hasil pengujian regresi untuk memperoleh koefisien

yaitu sebagai berikut :

8.46

3.8

7.28

4.01

5.574.88 5.1

7.01

4.29

0

2

4

6

8

10

12

2012

2013

2014

2015

2016

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

61

a. Hasil Estimasi Regresi Data Panel

Berdasarkan hasil regresi menggunakan program analisis Eviews 9 untuk melihat

Fixed Effect maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Y = 12.15416 – 1.11E-05 + 0.001040

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob

C 12.15416 2.594441 4.684692 0.0000

X1 -1.11E-05 4.60E-06 -2.414579 0.0213

X2 0.061040 0.029222 2.088842 0.0443

2. Pemilihan Model Estimasi Data Panel

a) Uji LM Breusch-Pagan

Uji LM Breusch-Pagan di gunakan sebagai untuk menentukan model dengan

menggunakan metode Commont Effect atau Random Effect yang paling tepat

untuk digunakan dalam mengestimasi data panel.

Cross-section

Test

Hypothesis

Time

Breusch-Pagan 84.50236 2.681616 87.18398

(0.0000) (0.1015) (0.0000)

Honda 9.192517 -1.637564 5.342158

(0.0000) -- (0.0000)

Berdasarkan Uji LM Breusch-Pagan, diperoleh Prob. Breusch – pagan sebesar

0,0000. Nilai tersebut lebih kecil dari α = 0,05, sehingga diputuskan untuk

menolak H0. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model Random Effect

lebih baik digunakan dari pada Commont Effect.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

62

b) Uji Chow

Uji Chow digunakan untuk menentukan model dengan metode Fixed Effect

atau Commont Effect yang paling tepat dignakan dalam estimasi data panel.

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 198.906299 (8,34) 0.0000

Cross-section Chi-square 174.017549 8 0.0000

Berdasarkan uji Chow diperoleh Prob.F = 0,0000. Nilai tersebut lebih kecil

dari α = 0,005, sehingga diputuskan untuk menolak H0. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa Fixed Effect lebih sesuai digunakan daripada model Commont

Effect.

c) Uji Hausman

Uji hausman dilakukan untuk memilih kesesuaian model yang digunakan

yaitu Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan dalam

mengestiamasi model data panel.

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 5.260827 2 0.0420

Berdasarkan Uji Hausman, diperoleh Prob.F sebesar = 0,0420. Nilai tersebut

lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat diputuskan untik menolak H0. Dengan

begitu dapat disimpulkan bahwa Fixed Effect lebih baik digunakan daripada

Random Effect.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

63

Menurut Gujarati (2012) Jika N besar dan T kecil maka estimasi Random

effect Model akan lebih besar atau kuat dari Fixed Effect Model.

3. Uji Statistik

a) Uji F (Simultan)

Uji F merupakan pengujian untuk mengetahui ada ata tidaknya pengaruh

secara simultan (serentak) antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

R-squared 0.154253 Mean dependent var 0.392398

Adjusted R-squared 0.113979 S.D. dependent var 0.257036

S.E. of regression 0.241944 Sum squared resid 2.458553

F-statistic 3.830112 Durbin-Watson stat 1.094467

Prob(F-statistic) 0.029652

Berdasarkan hasil estimasi menggunakan model Random Effect diperoleh

Probabilitas F statistic = 0,029652 ≤ nilai probabilitas α = 5%, sehingga dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak, menunjukkan bahwa secara bersama – sama

variabel Jumlah Penduduk, dan tingkat pengangguran berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kemiskinan pada Sembilan Kota di Provinsi Jawa Timur.

b) Uji t (Parsial)

Uji t atau parsialmerupakann pengujian untukmengetahui ada atau tidak

ada pengaruh secara parsial antar masing-masing variabel bebas terhadap

variabel terikat.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 12.15416 2.594441 4.684692 0.0000

X1 -1.11E-05 4.60E-06 -2.414579 0.0213

X2 0.061040 0.029222 2.088842 0.0443

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

64

Dengan probalitas t hitung variabel jumlah penduduk memiliki probabilitas

t hitung sebesar = 0,0213 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari nilai

probabilitas α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya Jumlah

Penduduk di Sembilan Kota di Provinsi Jawa Timur berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kemiskinan di Sembilan Kota Provinsi Jawa Timur.

Pada variabel tingkat pengangguran terbuka memiliki nilai probabilitas t

hitung sebesar = 0,0443 dimana nilai ini lebih kecil dari nilai probabilitas α =

0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya Tingkat pengangguran di

Sembilan Kota Provinsi Jawa Timur berpengaruh signfikan terhadap tingkat

kemiskina di Sembilan Kota Provinsi Jawa Timur.

c) Pengujian Determinasi R2

Koefisien determinasi (R2) pada umumnya digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah nol (0) dan (1). Hasil perhitungan pada model

Random Effect menunjukkan nilai Rsquared = 0,154253 dengan demikian dapat

diartikan bahwa total varias tingkat kemiskinan di Sembilan Kota Provinsi Jawa

Timur dapat dijelaskan oleh variabel jumlah penduduk, dan tingkat pengangguran

sebesar 15,42 persen sedangkan sisanya 84,58 persen dijelaskan oleh variabel

diluar model.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

65

D. Pembahasan

1. Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap tingkat kemiskinan di Sembilan Kota

Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016.

Dari hasil pengujian regresi, diperoleh hasil bahwa koefisien dari variabel

jumlah penduduk (X1) di Sembilan Kota Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012

sampai 2016 yaitu sebesar = -1.11 dan signifikan secara statistic dengan t hitung

= 0,0213 yang mana lebih kecil dari nilai probabilitas α = 0,05 yang artinya

bahwa apabila adanya kenaikan 1 persen dari Jumlah pendudukakan

menyebabkan peningkatan tingkat kemiskinan sebesar 1,11 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar jumlah penduduk di Sembilan

Kota Provinsi Jawa Timur memberikan pengaruh negatif atau meningkatkan

tingkat kemiskinan. Hasil ini menerima H1, yang menyatakan bahwa jumlah

penduduk berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat kemiskinan.

2. Pengaruh Tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Sembilan

Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016.

Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa variabel tingkat pengangguran

terbuka (X2) di Sembilan Kota Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 hingga

2016 sebesar 0,061040 dan signifikan secara statistic dengan t hitung sebesar

0,0443 yang mana lebih kecil dari nilai probabilitas α = 0,05 yang artinya bahwa

apabila adanya kenaikan 1 persen tingkat pengangguran menyebabkan kenaikan

tingkat kemiskinan sebesar 6 persen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.umm.ac.id/52591/5/BAB IV.pdf28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur 1. Kondisi Geografis

66

tingginya tingkat pengangguran di Sembilan Kota Provinsi Jawa Timur

memberikan pengaruh positif atau menaikkan tingkat kemiskinan di Sembilan

Kota Provinsi Jawa Timur. Hasil ini menunjukkan H1 diterima, yang

menyatakan tingkat pengangguran berpengaruh positif signifikan terhadap

perkerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak mungkin

mendapatkan pekerjaan, atau sudah mempunyai pekerjaan tetapibelum mulai

bekerja. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah angka yang menunjukkan

banyaknya pengangguran terhadap 100 penduduk yang masuk kategori angkatan

kerja (BPS,2008).

Menurut Sukirno (2004), menurutnya efek buruk dari pengangguran adalah

mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi pendapatan

masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat kemakmuran yang sudah

dicapai oleh seseorang. Semakin turunnya kesejahteraan masyarakat karena

menganggurtentunya akan meningkatkan peluang mereka terjebak dalam

kemiskinan karena tidak memiliki pendapatan. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh prastyo (2010) bahwa Tingkat Pengangguran

Terbuka berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penduduk Miskin.