bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. hasil …eprints.uny.ac.id/44003/5/bab iv.pdf ·  ·...

26
81 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian mengenai pengembangan perangkat pembelajaran kalkulus kelas XI semester genap dengan pendekatan saintifik Kurikulum 2013 yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing produk pengembangan sebagai berikut: 1. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) a. Tahap Analysis Pada tahap awal pengembangan telah dilakukan analisis dengan hasil sebagai berikut: 1) Analisis Kurikulum Pada tahap ini peneliti telah melakukan analisis terhadap silabus mata pelajaran matermatika SMA Kurikulum 2013. Hasil yang diperoleh dari analisis kurikulum adalah rincian mengenai kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator pencapaian pembelajaran yang dapat dilihat pada bagian lampiran. 2) Analisis Materi Pembelajaran Peneliti juga telah melakukan analisis materi pembelajaran yang diperlukan dalam penelitian pengembangan ini. Berdasarkan hasil analisis kurikulum mengenai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran, materi kalkulus yang akan digunakan dalam pengembangan meliputi materi integral tak tentu fungsi aljabar dan turunan fungsi aljabar. Adapun uraian materi kalkulus tersebut secara rinci dapat dilihat pada bab 2.

Upload: doliem

Post on 30-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

81

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian mengenai pengembangan perangkat pembelajaran

kalkulus kelas XI semester genap dengan pendekatan saintifik Kurikulum 2013

yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing

produk pengembangan sebagai berikut:

1. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

a. Tahap Analysis

Pada tahap awal pengembangan telah dilakukan analisis dengan hasil sebagai

berikut:

1) Analisis Kurikulum

Pada tahap ini peneliti telah melakukan analisis terhadap silabus mata pelajaran

matermatika SMA Kurikulum 2013. Hasil yang diperoleh dari analisis kurikulum

adalah rincian mengenai kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator

pencapaian pembelajaran yang dapat dilihat pada bagian lampiran.

2) Analisis Materi Pembelajaran

Peneliti juga telah melakukan analisis materi pembelajaran yang diperlukan

dalam penelitian pengembangan ini. Berdasarkan hasil analisis kurikulum

mengenai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran, materi kalkulus yang akan

digunakan dalam pengembangan meliputi materi integral tak tentu fungsi aljabar

dan turunan fungsi aljabar. Adapun uraian materi kalkulus tersebut secara rinci

dapat dilihat pada bab 2.

82

3) Analisis Karakteristik Siswa

Peneliti melakukan analisis karakteristik siswa dengan mengkaji teori

mengenai perkembangan peserta didik usia SMA sebagaimana telah dijelaskan

dalam bab 2. Mempertimbangkan karakteristik siswa usia SMA, maka perangkat

pembelajaran yang dikembangkan akan disesuaikan dengan memperhatikan hal-hal

antara lain:

a) Kegiatan pembelajaran mendorong siswa untuk aktif berpikir secara kritis

dalam mengkonstruksi pengetahuan.

b) Kegiatan pembelajaran mendorong siswa untuk membuat hipotesis terhadap

permasalahan yang disajikan.

c) Perangkat pembelajaran dapat menggunakan objek yang abstrak seperti

variabel dan simbol-simbol matematis.

d) Kegiatan pembelajaran memerlukan pendampingan guru sebagai fasilitator.

b. Tahap Design

Pada tahap perancangan, peneliti menyusun draft RPP serta menyusun

instrumen-instrumen penelitian yang diperlukan dalam penilaian RPP.

1) Hasil draft RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan secara garis

besar terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:

i. Identitas RPP, meliputi nama mata pelajaran, kelas/semester, pokok

bahasan, dan alokasi waktu yang diperlukan

ii. Kompetensi inti

iii. Kompetensi dasar dan indikator

83

iv. Tujuan pembelajaran

v. Materi pembelajaran, berisi uraian singkat terkait konsep/materi

pembelajaran.

vi. Metode pembelajaran

vii. Media, alat dan sumber belajar

viii. Langkah-langkah pembelajaran, meliputi keguatan pendahuluan, kegiatan

inti, dan kegiatan penutup. Pada uraian langkah-langkah pembelajaran

dijelaskan pula tahap-tahap pembelajaran saintifik yang terdiri dari tahap

mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengomunikasi.

ix. Penilaian

2) Instrumen Penelitian

a) Lembar Penilaian RPP

Lembar penilaian RPP yang akan digunakan untuk mengetahui skor kevalidan

RPP merupakan lembar penilaian berbentuk angket yang disusun menggunakan

skala Likert dengan rentang skor 1 sampai 5. Kriteria penskoran pada lembar

penilaian ini yaitu skor 1 untuk menyatakan sangat jika pernyataan sangat tidak

sesuai, skor 2 jika pernyataan kurang sesuai, skor 3 jika pernyataan cukup sesuai,

skor 4 jika pernyataan sesuai, dan skor 5 jika pernyataan sangat sesuai.

Adapun aspek penilaian yang termuat didalamnya meliputi kesesuaian

identitas RPP sebanyak 12 butir pernyataan, perumusan indikator dan tujuan

pembelajaran sebanyak 6 butir pernyataan, pemilihan materi pembelajaran ada 7

butir pernyataan, pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran ada 3 butir

pernyataan, pemilihan media dan sumber pembelajaran ada 4 butir pernyataan,

84

langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebanyak 16 butir pernyataan serta

penilaian hasil belajar sebanyak 6 butir pernyataan. Sehingga total ada sebanyak 54

butir pernyataan. Lembar penilaian RPP ini dapat dilihat secara lengkap pada

lampiran.

b) Lembar Observasi Pembelajaran

Lembar observasi yang akan digunakan untuk menilai keterlaksanaan

pembelajaran menggunakan RPP yang dikembangkan disusun dalam bentuk angket

dengan isian jawaban “Ya” atau “Tidak”. Pada lembar observasi ini terdapat 19

pernyataan yang dengan 18 butir pernyataan positif, yakni memberikan skor 1

apabila diperoleh jawaban “Ya” dan memberikan skor 0 apabila diperoleh jawaban

“Tidak”, serta 1 pernyataan negatif yang memberikan skor 1 jika diperoleh jawaban

“Tidak” dan skor 0 untuk jawaban “Ya. Lembar observasi pembelajaran ini secara

lengkap dapar dilihat pada lampiran.

c. Tahap Development

1) Pengembangan RPP

Hasil pengembangan produk terdiri dari RPP turunan sebanyak 6 pertemuan

dan RPP integral sebanyak 6 pertemuan. Gambaran mengenai RPP draf-1 yang

dihasilkan antara lain sebagai berikut:

a) Identitas RPP

Bagian ini berisi nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok,

dan alokasi waktu.

85

Gambar 2. Tampilan Identitas RPP

b) Kompetensi Inti

Memuat kompetensi inti dari mata pelajaran matematika SMA.

Gambar 3. Tampilan Kompetensi Inti

c) Kompetensi Dasar dan Indikator pembelajaran

Indikator pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi dasar dalam

kurikulum 2013.

Gambar 4. Tampilan KD dan Indikator

d) Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran disusun berdasarkan indikator pencapaian kompetensi

dasar yang telah dikembangkan.

Gambar 5. Tampilan Tujuan Pembelajaran

86

e) Materi pembelajaran

Materi pembelajaran diuraikan secara ringkas mengenai garis besar materi

kalkulus yang dipelajari.

Gambar 6. Tampilan Materi Pembelajaran

f) Metode, alat dan sumber belajar

Memuat metode, media, alat, dan sumber yang dapat digunakan siswa untuk

belajar.

Gambar 7. Tampilan Metode, Alat dan Sumber Pembelajaran

g) Kegiatan pembelajaran serta alokasi waktu yang diperlukan

Gambar 8. Tampilan Kegiatan Pembelajaran

87

h) Penilaian pembelajaran

Penilaian pembelajaran dibagi dalam tiga penilaian, yaitu penilaian sikap

spiritual, sikap sosial, dan pengetahuan.

Gambar 9. Tampilan Penilaian Pembelajaran

2) Hasil Validasi RPP

Penilaian RPP yang dilakukan berdasarkan aspek-aspek yang terdapat pada

RPP, meliputi kesesuaian identitas, perumusan indikator dan tujuan pembelajaran,

pemilihan materi pembelajaran, pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran,

pemilihan media dan sumber pembelajaran, langkah-langkah kegiatan

pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.

Tabel 20. Skor Hasil Validasi RPP

No Aspek Penilaian Skor Rata-

rata

Skor

Maksimal Kriteria

1. Kesesuaian identitas RPP 57 60 Sangat Valid

2. Perumusan indikator dan

tujuan pembelajaran

29 30 Sangat Valid

3. Pemilihan materi

pembelajaran

34 35 Sangat Valid

4. Pemilihan pendekatan dan

metode pembelajaran

13 15 Sangat Valid

5. Pemilihan media dan

sumber pembelajaran

18 20 Sangat Valid

6. Langkah-langkah kegiatan

pembelajaran

78 80 Sangat Valid

7. Penilaian hasil belajar 28 30 Sangat Valid

Total 257 270 Sangat Valid

88

Berdasarkan hasil validasi yang diuraikan pada tabel di atas, diketahui RPP

yang dikembangkan ditinjau dari seluruh aspek memenuhi kriteria sangat valid.

Skor rata-rata total yang diperoleh adalah 257 dari skor maksimal 270. Hal ini

menunjukkan bahwa RPP yang dikembangkan menggunakan pendekatan saintifik

telah memenuhi kriteria kevalidan sehingga layak untuk diujicobakan dengan revisi

sesuai saran validator. Pembahasan dan hasil revisi dibahas pada bagian evaluasi.

d. Tahap Implementation

1) Observasi Pembelajaran

Uji coba implementasi RPP dilaksanakan terbatas pada materi integral yang

dilaksanakan sebanyak 6 pertemuan. Hasil observasi terhadap kegiatan

pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang dilakukan secara ringkas

adalah sebagai berikut:

Tabel 21. Hasil Observasi Pembelajaran

Pertemuan ke- Persentase

keerlaksanaan Kriteria

1. 89,47% Sangat Praktis

2. 94,74% Sangat Praktis

3. 92,11% Sangat Praktis

4. 92,11% Sangat Praktis

5. 89,47% Sangat Praktis

6. 94,74% Sangat Praktis

Total 92,11% Sangat Praktis

Berdasarkan hasil observasi pada tabel di atas diketahui bahwa pembelajaran

menggunakan RPP dengan pendekatan saintifik terlaksana dengan persentase

keterlaksanaan rata-rata 92,11% dan termasuk dalam kategori sangat praktis. Oleh

karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa perangkat berupa RPP yang

dikembangkan telah memenuhi kriteria kepraktisan untuk digunakan dalam

pembelajaran.

89

2) Hasil Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar dilakukan pada akhir pertemuan. Data perolehan hasil post-

test dari kedua kelas uji coba secara ringkas disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 22. Hasil Post-test

No Kelas Tuntas Tidak

Tuntas Rata-rata % Kriteria

1. Kelas uji

coba 1 23 3 81,92 88,46% Sangat Baik

2. Kelas uji

coba 2 19 5 78,13 79,92% Baik

Total 42 8 80,1 84% Baik

Berdasarkan data hasil post-test di atas diperoleh bahwa persentase ketuntasan

belajar pada kelas pertama 88,46% yang memenuhi kriteria sangat baik sedangkan

pada kelas kedua mencapai 79,92% yang memenuhi kriteria baik. Ditinjau dari

persentase ketuntasan keseluruhan, rata-rata ketuntasan mencapai 84% dan

memenuhi kriteria baik. Sedangkan jika ditinjau dari rata-rata skor tes hasil belajar

diperoleh skor rata-rata 80,1. Skor ini lebih dari KKM yang diperlukan. Sehingga

dapat dikatakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan efektif digunakan

untuk mencapai kompetensi pembelajaran.

e. Tahap Evaluation

Pada tahap evaluasi peneliti melakukan revisi RPP berdasarkan saran dan

masukan dari dosen ahli dan guru mata pelajaran matematika. Revisi RPP yang

dilakukan antara lain sebagai berikut:

1) Alokasi waktu pembelajaran

Semula terdapat beberapa bagian dalam kegiatan pembelajaran pada LKS

yang belum memuat alokasi waktu yang diperlukan. Setelah direvisi alokasi waktu

pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti serta kegiatan penutup dilengkapi.

90

Gambar 10. Tampilan RPP Sebelum Revisi Tidak Mencantumkan Alokasi

Waktu Pembelajaran

Gambar 11. Tampilan RPP Setelah Revisi dengan Melengkapi Alokasi

Waktu Pembelajaran

2) Kegiatan evaluasi pembelajaran

Semula kegiatan pembelajaran belum menyertakan evaluasi pada setiap

pertemuan untuk mengetahui ketercapaian indikator pada setiap pertemuan. Setelah

direvisi setiap pertemuan diberikan kuis untuk mengevaluasi ketercapaian indikator

pada setiap pertemuan.

Gambar 12. Tampilan RPP dengan Penambahan Kuis Sebagai Evaluasi

Pembelajaran pada Setiap Pertemuan

3) Kegiatan penutup

Semula beberapa kegiatan penutup belum menyertakan kegiatan berdoa

sebagai penutup pembelajaran. Setelah direvisi setiap pertemuan dilengkapi dengan

berdoa pada kegiatan penutup.

91

Gambar 13. Tampilan Penutup RPP Setelah Revisi Mencantumkan Kegiatan

Berdoa

2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

a. Tahap Analysis

Tahap awal pengembangan LKS diperoleh hasil analisis kurikulum, analisis

materi pembelajaran dan analisis karakteristik siswa bersamaan dengan analisis

pada pengembangan RPP.

b. Tahap Design

Pada tahap ini peneliti telah melakukan desain struktur LKS, mengumpulkan

referensi sumber, dan menyusun instrumen penilaian LKS.

1) Draft LKS

Lembar Kegiatan Siswa yang akan dikembangkan secara umum disusun agar

dapat memfasilitasi siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan 5 langkah

pendekatan saintifik, yaitu meliputi kegiatan mengamati, menanya,

mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasi. Secara garis besar, bagian-

bagian LKS adalah sebagai berikut:

a) Identitas LKS, meliputi judul/topik LKS, identitas peserta didik, dan alokasi

waktu yang diperlukan.

b) Tahap mengamati, berisi permasalahan faktual, dalil, teorema, aturan maupun

konsep yang berkaitan dengan topik pembelajaran yang dapat diamati siswa.

Permasalahan sehari-hari dapat disajikan pada bagian ini sebagai apersepsi

92

siswa dalam memahami suatu konsep yang hendak dipelajari. Sedangkan

untuk beberapa topik pengetahuan yang sifatnya prosedural atau berupa

aturan matematis, bagian ini dapat diisi dengan dalil/aturan matematis yang

akan digunakan dalam pembelajaran.

c) Tahap menanya, dapat berupa ajakan/perintah untuk menyajikan pertanyaan

ataupun berupa pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya mengajak siswa berpikir

dan kritis terhadap suatu permasalahan yang disajikan.

d) Tahap mengeksplorasi, berisi kegiatan yang sifatnya eksploratif sesuai

dengan tujuan pembelajaran.

e) Tahap mengasosiasi, dapat berupa generalisasi pengetahuan yang diperoleh

dari hasil eksplorasi, pengecekan konjektur dan penarikan kesimpulan

maupun generalisasi dalam hal keterkaitan antar konsep yang dipelajari. Pada

tahap ini juga siswa dapat berupa latihan soal sebagai tindak lanjut terhadap

konsep yang dipelajari.

f) Tahap mengomunikasi, berisi ajakan/perintah menyampaikan hasil yang

diperoleh dari kegiatan baik secara lisan maupun secara tertulis.

2) Referensi Penyusunan LKS

Tahap design ini peneliti juga melakukan pengumpulan referensi pembelajaran

yang digunakan dalam penyusunan LKS. Referensi yang digunakan antara lain:

a) Rosihan Ari Y dan Indriyastuti. 2014. Perspektif Matematika untuk Kelas XI

SMA dan MA. Solo: PT. Tiga Serangkat Pustaka Mandiri

b) Dale Vanberg dan Edwin J. Purcell. 2001. Kalkulus (Alih Bahasa Oleh I

Nyoman Susila). Batam: Interaksara.

93

3) Instrumen Penelitian

a) Lembar Penilaian LKS

Lembar untuk penilaian kevalidan LKS berupa angket yang juga disusun

berdasarkan skala likert dengan rentang 1 sampai 5. Angket ini terdiri dari 43 butir

pernyataan meliputi 13 butir pernyataan mengenai kualitas materi LKS, 4 butir

pernyataan mengenai kesesuaian dengan syarat didaktik, 10 butir pernyataan

mengenai syarat konstruksi, 11 butir pernyataan mengenai syarat teknis, dan 5 butir

pernyataan berkaitan denan pokok pengalaman belajar. Lembar pnilaian LKS ini

dapat dilihat secara lengkap pada lampiran.

b) Angket Respons Siswa

Angket untuk mengetahui respons siswa terhadap LKS yang digunnakan dalam

pembelajaran ini disusun dalam bentuk angket menggunakan skala likert dengan

rentang skor 1 sampai 4. Skor 1 untuk menyatakan sangat tidak setuju, skor 2

menyatakan tidak setuju, skor 3 menyatakan setuju, sedangkan skor 4 untuk

menyatakan sangat setuju dengan pernyataan yang diajukan.

c. Tahap Development

1) Pengembangan LKS

Hasil pengembangan LKS diperoleh masing-masing sebanyak 7 LKS untuk

materi turunan dan 6 LKS untuk materi integral dengan rincian sebagai berikut:

1. LKS turunan meliputi:

a. LKS 1.1 Pengertian turunan

b. LKS 1.2 Aturan turunan

c. LKS 1.3 Kemonotonan fungsi

94

d. LKS 1.4 Titik stasioner

e. LKS 1.5 Menggambar grafik fungsi

f. LKS 1.6 Garis singgung dan garis normal

g. LKS 1.7 Maksimum dan minimum

2. LKS integral meliputi:

a. LKS 2.1 Anti turunan

b. LKS 2.2 Integral tak tentu

c. LKS 2.3 Integral substitusi

d. LKS 2.4 Integral parsial

e. LKS 2.5 Penyelesaian khusus integral

f. LKS 2.6 Aplikasi integral

2) Validasi LKS

Validasi LKS dilakukan oleh dua validator ahli dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 23. Skor Hasil Validasi LKS

No Aspek Penilaian Rata-rata Skor

Maksimum Kriteria

1. Kualitas materi LKS 60,5 65 Sangat valid

2. Kesesuaian dengan syarat

didaktik 18,5 20 Sangat valid

3. Kesesuaian dengan syarat

konstruksi 46,5 50 Sangat valid

4. Kesesuaian dengan syarat

teknis 52,5 55 Sangat valid

5. Kesesuaian dengan pokok

pengalaman belajar 23 25 Sangat valid

Jumlah 201 215 Sangat valid

Berdasarkan hasil validasi pada tabel di atas, LKS yang dikembangkan ditinjau

dari seluruh aspek memenuhi kriteria sangat valid. Skor rata-rata total yang

diperoleh adalah 201 dari skor maksimal 215. Hal ini menunjukkan bahwa LKS

95

yang dikembangkan menggunakan pendekatan saintifik telah memenuhi kriteria

kevalidan sehingga layak untuk diujicobakan dengan revisi sesuai saran validator.

Pembahasan dan hasil revisi dibahas pada bagian evaluasi.

d. Tahap Implementation

Angket respons siswa diisi oleh sebanyak 50 siswa yang menjadi subjek uji

coba, kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat kepraktisan LKS yang diuji

coba. Hasil ringkas perolehan skor dari angket respons siswa disajikan pada tabel

berikut ini:

Tabel 24. Hasil Angket Respons Siswa

No Aspek Penilaian Skor Rata-rata Kriteria

1. Kelayakan Isi 1156 23,12 Praktis

2. Kelayakan Bahasa 998 19,96 Praktis

3. Kelayakan Penyajian 653 13,06 Praktis

4. Kelayakan Grafika 485 9,7 Praktis

Total 3292 65,84 Praktis

Berdasarkan hasil penilaian siswa terhadap LKS diketahui bahwa rata-rata skor

pada setiap aspek memperoleh kriteria minimal praktis dengan skor rata-rata total

65,84 dan termasuk pada kriteria praktis. Sehingga dapat dikatakan LKS yang

dikembangkan telah memenuhi kriteria kepraktisan.

e. Tahap Evaluation

Tahap akhir dilakukan penyempurnaan LKS dengan melakukan revisi sesuai

saran dan masukan dari dosen, guru maupun siswa sebagai pengguna LKS. Revisi

yang dilakukan antara lain sebagai berikut:

a) Penulisan judul dan identitas LKS

Setelah revisi dilakukan penyesuaian ukuran huruf pada judul LKS, dan

penyesuaian tata letak identitas LKS.

96

Gambar 14. Tampilan Judul dan Identitas LKS Sebelum Revisi

Gambar 15. Tampilan Judul dan Identitas LKS Setelah Revisi

b) Indikator/tujuan pembelajaran

Setelah revisi ditambahkan indikator/tujuan pembelajaran sesuai saran

validator.

Gambar 16. Tampilan Indikator/tujuan pembelajaran

c) Penggunaan huruf pada LKS

Semula terdapat halaman LKS yang menggunakan lebih dari 2 jenis huruf

dalam satu halaman. Setelah revisi jenis huruf yang terlalu beragam diseragamkan.

Gambar 17. Tampilan Huruf Sebelum dan Sesudah Revisi

97

d) Sumber gambar

Semula tidak terdapat sumber gambar pada gambar-gambar yang dicantumkan

pada LKS. Setelah revisi setiap gambar yang dicantumkan pada LKS dicantumkan

sumbernya.

Gambar 18. Tampilan Sebelum Revisi Tanpa Mencantumkan Sumber

Gambar

Gambar 19. Tampilan Setelah Revisi dengan Mencantumkan Sumber

Gambar

e) Perbaikan kesalahan penulisan ejaan

Semula terdapat beberapa kesalahan penulisan ejaan pada LKS, selanjutnya

dilakukan perbaikan penulisan ejaan pada beberapa kesalahan penulisan.

f) Kolom jawaban siswa

Setelah uji coba dilakukan revisi terhadap tata letak dan ukuran kolom jawaban

sesuai kebutuhan siswa. Ukuran kolom jawab siswa disesuaikan berdasarkan

masukan siswa setelah menggunakan LKS.

98

B. Pembahasan

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, pengembangan

RPP materi kalkulus dengan pendekatan saintifik Kurikulum 2013 menggunakan

tahapan pengembangan produk model ADDIE. Model ini terdiri dari 5 tahap, yaitu

tahap analisis (analysis), tahap desain (design), tahap pengembangan (design),

tahap implementasi (implementation), dan tahap evaluasi (evaluation). RPP

dikembangkan masing-masing sebanyak 6 pertemuan untuk materi turunan dan

integral. RPP yang telah disusun dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk

kemudian diperbaiki sesuai saran yang diberikan. Selanjutnya RPP divalidasi oleh

2 orang validator, yaitu dosen mata pelajaran matematika dan guru mata pelajaran

matematika.

Hasil penilaian dari validator dapat dilihat pada tabel 20 pada halaman 84.

Berdasarkan tabel 20, diketahui bahwa RPP yang dikembangkan memperoleh skor

rata-rata total 257 dari skor maksimal 270 dengan kriteria sangat valid. Sehingga

dari hasil tersebut dinyatakan RPP yang dikembangkan valid dan layak untuk

selanjutnya digunakan dalam ujicoba. Kevalidan perangkat pembelajaran yang

diperoleh ditunjang oleh kesesuaian tahap pendekatan saintifik dan didukung

kelengkapan dan kesesuaian komponen pada RPP.

Uji coba RPP dilakukan di SMA Negeri 1 Depok, Yogyakarta. Pelaksanaan

ujicoba dilakukan terhadap 50 siswa dan implementasinya terbatas pada materi

integral disebabkan keterbatasan waktu penelitian. Implementasi dilakukan dengan

melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang dikembangkan. Rangkaian kegiatan

99

terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan pendahuluan diawali

dengan berdoa bersama. Guru memberikan apersepsi pembelajaran dengan

meminta siswa mengingat kembali beberapa materi yang digunakan sebagai

prasyarat pembelajaran. Secara umum tujuan utama dari kegiatan pendahuluan

pada pembelajaran dengan pendekatan Saintifik adalah untuk memantapkan

pemahaman siswa tentang konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan

dengan materi baru yang akan dipelajari (Hosnan, 2014: 142). Pada pembelajaran

turunan misalnya, guru memberikan beberapa soal limit fungsi aljabar khususnya

untuk limit yang mendekati nol. Beberapa siswa dapat mengingat dengan menjawab

pertanyaan yang diberikan guru, namun ada juga yang kesulitan menjawab karena

sudah lupa. Apersepsi dilakukan untuk memastikan siswa menguasai materi

prasyarat untuk memastikan siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru

juga menyampaikan motivasi misalnya pada pembahasan turunan guru

menyampaikan penerapan turunan pada masalah kecepatan, pertumbuhan, serta

masalah maksimum dan minimum. Kegiatan inti pembelajaran dilakukan dengan

tahapan pendekatan saintifik meliputi tahap mengamati, menanya, mengeksplorasi,

mengasosiasi, dan mengkomunikasi. Pada kegiatan mengamati siswa diminta

mengamapi permasalahan pada LKS dan mencatat informasi penting yang

diperoleh dari masalah yang diberikan. Tahap menanya dilakukan dengan

melakukan tanya jawab antara guru dan siswa, meminta siswa untuk mengajukan

beberapa pertanyaan terkait masalah yang dibahas. Kegiatan menanya sempat

terkendala oleh siswa yang pasif dan bingung dalam bertanya karena belum terbiasa

dengan kegiatan pembelajaran yang diikuti. Namun pada pertemuan-pertemuan

100

selanjutnya siswa dapat lebih aktif bertanya dan berdiskusi. Pada tahap eksplorasi

siswa bersama kelompoknya menyelesaikan kegiatan pada LKS berkaitan

penemuan konsep yang dipelajari. Pada LKS 1.1, kegiatan eksplorasi siswa

melakukan ekplorasi mengenai keterkaitan antara konsep kecepatan dan konsep

turunan. Masalah yang dijumpai dalam pembelajaran pada tahap ini yaitu ada

beberapa siswa yang kurang aktif dalam diskusi, meskipun sebagian lainnya

nampak antusias melakukan diskusi. Peran guru dalam hal ini adalah mengawasi

kegiatan, serta mengingatkan dan membimbing siswa yang kurang aktif. Selain itu

guru juga memfasilitasi siswa yang bertanya mengenai hal-hal yang belum

dipahami dan mengawasi agar kegiatan diskusi dalam eksplorasi tidak melenceng

dari tujuan pembelajaran. Kegiatan eksplorasi dilanjutkan dengan mengasosiasi

keterkaitan antar konsep. Tahap selanjutnya adalah tahap mengasosiasi. Menurut

Hosnan (2014: 69) kegiatan asosiasi dalam pendekatan saintifik bertujuan agar

siswa dapat menganalisis hasil kerja yang telah dilakukan. Pada tahap ini siswa

dengan bimbingan guru membuat generalisasi mengenai keterkaitan antara konsep

turunan dan konsep kecepatan, kemudian menerapkannya dalam penyelesaian soal

yang diberikan guru. Kegiatan inti pembelajaran diakhiri dengan tahap

mengkomunikasikan hasil diskusi. Beberapa siswa mewakili kelompoknya diminta

menyampaikan hasil diskusi, kemudian guru dan siswa lain menanggapi dan

mengevaluasi bersama hasil yang disampaikan. Kegiatan penutup dilakukan

dengan memberikan kuis untuk mengukur ketercapaian indikator pembelajaran.

Guru dan siswa juga melakukan refleksi pembelajaran dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Kegiatan

101

pembelajaran selanjutnya ditutup menginformasikan materi pembelajaran untuk

pertemuan selanjutnya dan berdoa bersama.

Hasil observasi pelaksanaan uji coba menunjukan bahwa keterlaksanaan RPP

dalam kegiatan pembelajaran mencapai persentase rata-rata 92,11% dengan kriteria

sangat praktis. Hasil tersebut menunjukan bahwa RPP yang dikembangkan dengan

pendekatan saintifik dinyatakan praktis digunakan dalam pembelajaran.

Kepraktisan RPP juga mengindikasikan bahwa RPP yang dikembangkan disusun

dengan mempertimbangkan karakteristik siswa dan rangkaian kegiatan di dalamnya

dapat dengan mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru dan siswa.

Pada tahap akhir implementasi juga dilakukan post-test untuk mengukur

keefektifan RPP yang digunakan. Berdasarkan hasil post-test diperoleh ketuntasan

belajar siswa mencapai persentase 84% dengan kriteria baik, dan rata-rata skor yang

diperoleh adalah 80,1. Sesuai hasil tersebut maka RPP yang dikembangkan

dinyatakan efektif dalam mencapai kompetensi pembelajaran. Hasil ini

menunjukan bahwa kegiatan pada RPP yang dikembangkan mendukung

ketercapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran.

2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Perangkat pembelajaran lain yang dikembangkan pada penelirtian ini berupa

Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Pengembangan LKS dalam penelitian ini juga

dikembangkan dengan model pengembangan ADDIE. Tahap awal dilakukan

dengan analisis kurikulum, materi pembelajaran, dan karakteristik siswa. Desain

LKS disusun dengan memperhatikan lima kegiatan belajar pada pendekatan

saintifik, yaitu kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan

102

mengkomunikasi. Selanjutnya LKS dikembangkan masing-masing sebanyak 7

LKS untuk materi turunan dan 6 LKS untuk materi integral. LKS yang telah disusun

kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk selanjutnya dilakukan

revisi sesuai saran yang diberikan.

LKS yang telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing diserahkan kepada

validator untuk memperoleh penilaian validitas LKS. Penilaian meliputi aspek

kualitas materi, kesesuaian dengan syarat didaktik, syarat konstruksi, syarat teknis,

dan kesesuaian dengan pokok pengalaman belajar pada pendekatan saintifik.

Ditinjau dari aspek materi, skor rata-rata yang diperoleh adalah 60,5 dari skor

maksimal 65 dengan kriteria sangat valid. Hal ini menunjukan bahwa LKS

dikembangkan sesuai hierarki konsep dalam matematika dan kebenaran konsep

yang disampaikan sesuai dengan kaidah keilmuan. Skor 18,5 dari skor maksimal

20 pada aspek didaktik menunjukan bahwa LKS yang dikembangkan dapat

memfasilitasi siswa belajar dan sesuai dengan kemampuan dan perkembangan

siswa. Skor ini termasuk dalam kriteria sangat valid. Selanjutnya ditinjau dari aspek

konstruksi LKS mencapai kriteria sangat valid dengan skor 46,5 dari skor maksimal

50. Ini berarti struktur dan penggunaan kalimat pada LKS dapat mudah dipahami

dan sesuai tingkat kedewasaan siswa. Pada aspek teknis LKS memperoleh skor 52,5

dari skor maksimal 50 dengan kriteria sangat valid. Artinya penggunaan ilustrasi

dan gambar pada LKS sudah tepat dan efektif. Aspek yang terakhir dinilai adalah

kesesuaiannya dengan pendekatan saintifik. Pada aspek ini diperoleh skor 23 dari

skor maksimal 25 dengan kriteria sangat valid. Skor ini menunjukan LKS yang

dikembangkan dapat memfasilitasi siswa untuk melakukan pembelajaran dengan

103

pendekatan ilmiah melalui kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,

mengasosiasi dan mengkomunikasi.

Secara keseluruhan berdasarkan penilaian dari validator LKS yang

dikembangkan memperoleh jumlah skor rata-rata 201 dari skor maksimal 215

dengan kriteria sangat valid. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa LKS yang

dikembangkan valid dan dapat digunakan untuk ujicoba sesuai saran perbaikan

yang diberikan validator.

Pada tahap implementasi, dilaksanakan uji coba LKS terbatas pada materi

integral yang melibatkan 50 siswa di SMA Negeri 1 Depok, Yogyakarta.

Implementasi penggunaan LKS pada pembelajaran dilaksanakan dengan tahapan

pendekatan saintifik meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,

mengasosiasi, dan mengkomunikasi. Pada tahap mengamati, siswa diminta

mengamati permasalahan pada LKS, misalnya masalah kecepatan yang diberikan

pada LKS 1.1, kemudian mencatat informasi yang diperoleh dari masalah tersebut.

Gambar 20. Permasalahan pada LKS 1.1

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada tahap ini siswa bersama

kelompoknya antusias mengamati masalah yang diberikan. Pada tahap menanya,

guru membuka diskusi dan tanya jawab berkaitan masalah yang diamati. Pada

104

masalah kecepatan di atas misalnya, guru meminta siswa menuliskan pertanyaan-

pertanyaan yang muncul yang berkaitan dengan penyelesaian masalah, misalnya

“Berapa jarak dari Yogyakarta ke Purwokerto?”, “Bagaimana menghitung jarak

kedua kota tersebut?”, “Bagaimana menghitung kecepatan rata-rata?” dan

sebagainya, hingga menyusun hipotesis siswa mengenai kecepatan rata-rata dan

kecepatan yang diukur pada odometer (kecepatan sesaat). Hal ini sesuai dengan

pendapat Hosnan (2014: 143) bahwa pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan

pada tahap menanya dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Saintifik

selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut.

Karena siswa belum terbiasa dengan kegiatan menanya ini, pada awal implementasi

kegiatan menanya masih perlu arahan dan pancingan dari guru. Guru membuka

diskusi dengan memberikan pertanyaan “Apa yang perlu diketahui lebih dulu agar

dapat menentukan kecepatan rata-rata?”. Pada pertemuan-pertemuan selanjutnya

siswa sudah lebih aktif menyampaikan pertanyaan.

Pada tahap eksplorasi siswa secara berkelompok mendiskusikan kegiatan

pada LKS untuk menemukan konsep turunan berdasarkan konsep kecepatan. Pada

saat kegiatan eksplorasi menggunakan LKS beberapa siswa bertanya mengenai

konsep turunan yang dibahas, misalnya “Bu, kecepatan sesaat itu apa?”, “Bu,

kecepatan pada saat t=1 berapa?”. Pada kesempatan ini guru memberikan bantuan

kepada siswa namun bukan berupa jawaban langsung. Guru memberikan

pertanyaan balik kepada siswa yang mengarah kepada jawaban dari pertanyaan

siswa. Tujuannya adalah agar pada akhirnya siswa dapat menjawab sendiri

pertanyaan yang disampaikan. Misalnya guru menanyakan “Coba ingat kembali,

105

apa yang kalian tahu mengenai kecepatan?”, “Bagaimana kalian dapat menghitung

kecepatan kendaraan?”, “Dari hasil tersebut, menurut kalian jika pengukuran

kecepatan diukur pada jarak yang sangat pendek berapa hasil yang akan

diperoleh?”. Pertanyaan-pertanyaan terus diberikan kepada siswa sampai siswa

dapat menjawab sendiri pertanyaan siswa sebelumnya, “Jadi apa itu kecepatan

sesaat?”, “Jadi menurut kalian berapa kecepatan sesaat saat t=1”. Setelah siswa

dapat menjawab pertanyaan mengenai kecepatan tersebut, guru membimbing siswa

membuat generalisasi mengenai konsep turunan dengan mengikuti kegiatan pada

LKS bagian “Generalisasi” untuk dapat menemukan bahwa kecepatan merupakan

laju perubahan jarak terhadap waktu dengan v(t) = limh→0

f(c+h)−f(c)

h, yang

selanjutnya disebut turunan dari f(x).

Pada tahap mengasosiasi siswa dengan bimbingan guru membuat generalisasi

mengenai keterkaitan antara konsep turunan dengan konsep kecepatan. Siswa

diminta melakukan evaluasi dengan menyelesaikan kembali permasalahan pada

bagian awal LKS 1.1 mengenai kecepatan sesaat benda di t=1 menggunakan konsep

turunan yang telah diperoleh dan mengecek hasilnya dengan hipotesis awal yang

dibuat siswa. Selanjutnya siswa diminta menerapkan konsep turunan untuk

menyelesaikan soal atau latihan yang diberikan guru. Pada akhir sesi siswa diminta

mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok, selanjutnya guru dan kelompok lain

menanggapi dan mengevaluasi hasil yang disampaikan.

Pada akhir tahap implementasi siswa diminta memberikan penilaian terhadap

LKS yang digunakan untuk mengukur tingkat kepraktisan LKS. Dari penilaian

siswa diperoleh total skor rata-rata 65,84 dari skor maksimal 85 dengan kriteria

106

sangat praktis. Ini menunjukan bahwa LKS yang digunakan dapat dengan mudah

dipahami dan digunakan oleh siswa dalam pembelajaran.

Tingkat keefektifan LKS diukur dari hasil post-test yang dilakukan setelah

siswa mengikuti pembelajaran menggunakan LKS yang dikembangkan.

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya. hasil post-test memperoleh kriteria sangat

baik dan berarti LKS yang dikembangkan efektif digunakan dalam pencapaian

kompetensi pembelajaran.

C. Keterbatasan Penelitian

Pengembangan produk dalam penelitian ini memiliki keterbatasan yang

disebabkan oleh keterbatasan dalam penelitian. Adapun keterbatasan yang

dimaksud antara lain:

1. Uji coba produk tidak dapat dilaksanakan untuk semua produk yang

dikembangkan dikarenakan keterbatasan waktu penelitian. Produk yang diuji

coba adalah sebatas pada topik integral tak tentu.

2. Meskipun perangkat yang dikembangkan adalah materi turunan dan integral

untuk kelas XI SMA dengan Kurikulum 2013, peneliti melakukan uji coba

produk pada kelas XII yang menggunakan KTSP. Hal tersebut dilakukan

karena implementasi Kurikulum 2013 saat itu belum ada untuk kelas XI

semester genap dengan mempertimbangkan kompetensi pembelajaran pada

LKS juga terdapat pada kurikulum KTSP di kelas XII SMA semester ganjil.