bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. hasil …eprints.ums.ac.id/54354/6/bab iv.pdf · yang...
TRANSCRIPT
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi, Kondisi Sekolah dan Subjek Penelitian
a. Sejarah SD Muhammadiyah Kriyan
Sejak berkembangnya Muhammadiyah di wilayah Kecamatan
Kalinyamatan, terasa sekali nuansa agama di wilayah tersebut. Hal ini
terlihat dengan bermunculannya Amal Usaha Muhammadiyah yang
berdiri. Diantaranya Panti Asuhan di Ranting Krasak dan di Ranting
Margoyoso, Masjid, Madrasah Diniyah yang berjalan sejak tahun 80-an
baik di Ranting Purwogondo maupun di Ranting Kriyan, termasuk
dengan peningkatan amal usaha berupa LAZIS MUH, BTM, PCPM.
Secara khusus Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Kalinyamatan
sampai saat ini sudah menjalankan amanah berupa lembaga pendidikan
yang meliputi TK- Aisyiyah (ABA 1) di Kriyan, ABA 2 di Purwogondo,
ABA 3 di Banyuputih dan TK At taqwa Kriyan. Sedangkan SMP
Muhammadiyah Kalinyamatan sudah beroperasi sudah lama.
Dengan berbagai macam potensi yang dimiliki oleh PCM
Kalinyamatan tersebut yang melatarbelakangi berkembangnya lembaga-
lembaga yang menghasilkan generasi-generasi penerus termasuk
berdirinya SD Muhammadiyah Kriyan yang sangat monumental yakni
bersamaan dengan milad 1 abad Muhammadiyah dan hal itu pulalah yang
menjadikan para sesepuh Muhammadiyah bersama bapak-bapak
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kalinyamatan tergerak hatinya,
memikirkan generasi penerus yang semakin langka. Begitu juga lembaga-
22
lembaga pendidikan formal saat ini yang ada, dalam proses perjalanannya
jauh dari nilai moral dan keimanan. Lembaga-lembaga pendidikan formal
tingkat SD yang ada belum mampu menampung apa yang menjadi
harapan dan keluh kesah warga Muhammadiyah.
Berdasarkan hasil Musyawarah Cabang (Muscab) Kalinyamatan
periode muktamar ke-45, para peserta Muscab merekomendasikan agar
PCM Kalinyamatan mempunyai wadah / lembaga pendidikan formal
setingkat Sekolah Dasar yang menampung warga Muhammadiyah.
Dengan hasil rekomendasi itu, disusunlah program kerja secara detail
rencana strategisnya. Dengan mengintensifkan koordinasi dan pertemuan
secara focus yang membahas pendirian SD Muhammadiyah, dengan
dimotori oleh para aghniya dan tokoh Muhammadiyah seperti dr. H.
Zakariya, H. Abdul Rochim, H. Sidiq Amrosidi, H. Asmachan,
Rusdiyono, dll maka ditetapkanlah Pimpinan Ranting Muhammadiyah
Kriyan yang akan menjadi tempat lokasi berdirinya. Dengan bermodal
gedung MIM 1 Kriyan sebagai pra syarat pendiriannya. Setelah
diverifikasi oleh Disdikpora Kabupaten Jepara yang diwakili oleh bapak
Drs. Bunaji, akhirnya terbitlah SK pendirian SK SD Muhammadiyah
Kriyan oleh Kepala Disdikpora Kabupaten Jepara Nomor: 421.2/00274
tanggal 20 Juni 2008.
Maka berjalanlah proses KBM di SD Muhammadiyah Kriyan
setelah mengantongi ijin secara legal formal dari dinas Dikpora Kab.
Jepara, dengan menempati ruang di MIM 1 Kriyan berjalan selama satu
tahun pelajaran dan kepala sekolah oleh bapak Roza Tanjung dan pada
tahun ke-2 yaitu tahun pelajaran 2009/2010 SD Muhammadiyah Kriyan
sudah menempati gedung baru yang sangat representative di kompleks
masjid Taqwa Kriyan dengan kepala sekolah Akhmad Faozan,S.Ag,
M.Pd.
23
Kini warga Muhammadiyah mengimpikan agar SD
Muhammadiyah Kriyan sebagai lembaga pendidikan yang patut
diharapkan mampu mencetak generasi penerus, generasi Muhammadiyah
yang sebenarnya
b. Deskripsi Lokasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian di SD Muhammadiyah Kriyan yang
beralamat di Komplek Masjid Taqwa, Jl. Raya Jepara Kudus, Desa
Kriyan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara. Letak geografis SD
Muhammadiyah kriyan ada di sekitar pedesaan, dengan batas sebelah
utara adalah jalan raya, sebelah timur berbatasan dengan masjid At-
Taqwa kriyan serta untuk barat dan selatan berbatasan dengan rumah
warga. Letak SD Muhammadiyah Kriyan sangat strategis karena berada
di dekat jalan raya sehingga untuk akses menuju SD Muhammadiyah
kriyan sangat mudah.
c. Visi dan Misi SD Muhammadiyah Kriyan
1. Visi Sekolah
Terwujudnya insan yang unggul, cerdas, berakhlaq mulia
berlandaskan iman dan taqwa berwawasan global
2. Misi Sekolah
1. Mengoptimalkan potensi subjek didik dengan metode yang
berbasis kompetensi.
2. Mengembangkan manajemen sekolah sesuai dengan dinamika
pendidikan yang berkembang.
3. Mengembangkan pembelajaran dengan memanfaatkan sarana pra
sarana yang memadai untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4. Tersedianya tenaga SDM yang sanggup menjadi pelayan
masyarakat
5. Mengantarkan subyek didik menuju manusia berakhlaqul karimah,
cerdas, terampil dan bermutu sesuai dengan potensinya.
24
6. Menanamkan pola dan sikap hidup sehari-hari dengan cara islami,
berdasar al Qur’an dan sunah Rasulullah sebagaimana yang
dikembangkan oleh KH. Ahmad Dahlan
d. Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada kelas 2, yaitu kelas 2A dan
kelas 2B.
e. Kondisi Sekolah
Luas tanah serta bangunan SD Muhammadiyah Kriyan sekitar
352 m2 status kepemilikan tanah yaitu milik yayasan. pada saat ini SD
Muhammadiyah Kriyan dikepalai oleh Akhmad Faozan S.Ag, M.Pd. SD
Muhammadiyah Kriyan memiliki NSS atau nomor statistika sekolah.
Profil sekolah diatas untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada lampiran 1.
SD Muhammadiyah Kriyan terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6,
masing-masing kelas ada yang memiliki 2 kelompok belajar akan tetapi
juga ada kelas yang memiliki 1 kelompok belajar saja, kelas yang
memiliki 2 kelompok belajar dibedakan dengan kelas A dan kelas B,
diantaranya kelas 1 memiliki 2 kelas, kelas 2 memiliki 2 kelas, kelas 3
memiliki 1 kelas, kelas 4 memiliki 2 kelas, kelas 5 memiliki 1 kelas, dan
kelas 6 memiliki 1 kelas. untuk setiap kelas terdiri 20-30 siswa laki-laki
dan perempuan di dalamnya, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
lampiran 2.
Guru di SD Muhammadiyah Kriyan berjumlah 12 tenaga pengajar
serta 8 orang staff, hanya 1 orang yang menjadi guru pns, 11 guru yang
lain masih menjadi guru honorer. Jumlah siswa SD Muhammadiyah
Kriyan yaitu 243 siswa, rincian pada jumlah diatas bisa dilihat pada tabel
berikut :
25
Sumber data kelas SD Muhammadiyah Kriyan
Kelas Daya Tampung
IA 25
IB 25
IIA 23
IIB 22
III 34
IVA 28
IVB 29
V 28
VI 29
Jumlah 243
Tabel 2.1 Jumlah siswa SD Muhammadiyah Kriyan
26
Sumber daftar guru dan staff SD Muhammadiyah Kriyan
N
o N I P Nama
Tempat
Lahir
Tanggal
Lahir
Jenis
Pegawai
Status
Pegawai
Jenis
Kelami
n Agama
1 0001
Akhmad Faozan,
S.Ag.M.Pd JEPARA 17/11/1974 Edukatif Aktif L
ISLA
M
2 0002 Nurul Amaliyah, S.Pd.I JEPARA 17/08/1974 Edukatif Aktif P
ISLA
M
3 0003 Muntiasih, S.Pd
GROBOGA
N 17/05/1974 Edukatif Aktif P
ISLA
M
4 0004 Isti Daru Kusuma DS, S.E. KLATEN 27/05/1980 Edukatif Aktif P
ISLA
M
5 0005 Riana Imawati Noor, S.Pd JEPARA 21/08/1971 Edukatif Aktif P
ISLA
M
6 0007 Hadi Pujiyanto, S.Pd JEPARA 15/02/1984 Edukatif Aktif L
ISLA
M
7 0009 Didik Hidayat JEPARA 24/04/1976 Administrasi Aktif L
ISLA
M
8 0010 Hendra Suryana JEPARA 26/06/1990 Administrasi Aktif L
ISLA
M
9 0011 Rosyidah JEPARA 05/01/1974 Edukatif Aktif P
ISLA
M
10 0012 Ida Aniyatul Faiza JEPARA 26/02/1977 Edukatif Aktif P
ISLA
M
11 0013 Nur Akhmadi JEPARA 08/02/1977 Edukatif Aktif L ISLA
27
M
12 0014 Ismail JEPARA 29/09/1982 Administrasi Aktif L
ISLA
M
13 0015 Fatchur Ridho KUDUS 21/08/1980 Edukatif Aktif L
ISLA
M
14 0016 Akhmad Subchi Latif, S.Pd DEMAK 07/04/1988 Edukatif Aktif L
ISLA
M
15 0017 Aries Nila Fadlila, S.Pd.I JEPARA 11/10/1986 Edukatif Aktif P
ISLA
M
16 0018 Salman
SEMARAN
G
Administrasi Aktif L
ISLA
M
17 0019 Taufik Nugroho Noor JEPARA
Administrasi Aktif L
ISLA
M
18 0021 Lili Arifiani Elitha, S.Pd JEPARA 01/08/1988 Edukatif Aktif P
ISLA
M
19 0022 Laila Maria Ulfah, S.Pd JEPARA 20/01/1981 Edukatif Aktif P
ISLA
M
20 0023 Mariyono, S.Pd, S.Pd
SEMARAN
G 19/04/1981 Administrasi Aktif L
ISLA
M
21 0008 Widi Wicaksono, S.Pd JEPARA 04/03/1988 Edukatif Pindah L
ISLA
M
Tabel 2.2 guru dan staff SD Muhammadiyah Kriyan
28
Prasarana yang ada disekolah ini cukup layak digunakan dan
dalam kondisi baik walaupun masih ada yang kurang baik yaitu
diantaranya adalah ruang kepala sekolah yang masih menjadi satu dengan
ruang guru, kedua ruangan tersebut masih belum dibedakan. Ruangan
yang ada pada SD Muhammadiyah Kriyan sudah nyaman digunakan
untuk proses kegiatan belajar mengajar, diantaranya ruangan yang ada di
SD Muhammadiyah Kriyan yaitu ada ruang kepala sekolah dan guru,
ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang UKS, kantin, toilet guru serta
toilet siswa
Sumber sarana prasarana SD Muhammadiyah Kriyan
No Nama Prasarana Kondisi
1 Ruang Kepala Sekolah dan Guru Baik
2 Ruang Kelas Baik
3 Ruang UKS Baik
4 Ruang Perpustakaan Baik
5 Kantin Baik
5 Toilet Guru Baik
6 Toilet Siswa Baik
Tabel 2.3 Prasarana SD Muhammadiyah Kriyan
29
Sarana yang ada pada SD Muhammadiyah Kriyan, digunakan
untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar di SD ini dan
digunakan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Sarana yang ada
pada SD ini sudah cukup bagus meskipun masih ada sebagian yang harus
di perbaiki. Sarana yang ada pada SD Muhammadiyah Kriyan ini
diantaranya meja guru, meja siswa, bangku guru, bangku siswa, lemari,
tempat sampah, papan tulis, komputer, laptop, print, LCD, Alat
Drumband, alat lukis, alat tapak suci.
Struktur Organisasi yang ada pada SD Muhammadiyah Kriyan ini
dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang dibantu dengan tenaga
administrasi guru dan staff untuk mengelola administrasi yang ada. Serta
SD Muhammadiyah Kriyan juga menjalin hubungan dengan masyarakat
sekitar serta orang tua supaya kelangsungan kegiatan yang ada pada SD
Muhammadiyah Kriyan berlangsung dengan baik.
2. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti pada tanggal 11 April 2017
sampai 23 April 2017 menghasilkan beberapa data yang diperoleh dari hasil
observasi dan wawancara mengenai permasalahan dan solusi bagi guru dalam
menerapkan kegiatan pembelajaran kurikulum 2013 kelas 2 di sd
muhammadiyah kriyan tahun pelajaran 2016/2017, berikut adalah hasil
penelitian yang telah diperoleh.
a. Observasi
1) Observasi Kelas 2A
a) Suasana Proses Pembelajaran
Dari hasil observasi proses pembelajaran yang peneliti
lakukan dari tanggal 11 April 2017 sampai 23 April 2017 disajikan
data sebagai berikut:
30
Bahwa kelas 2A pada saat proses pembelajaran berlangsung
dari mulai kegiatan pembuka, kegiatan inti serta kegiatan penutup
siswa mendengarkan dengan baik apa yang telah disampaikan
guru, pada kelas ini guru mampu mengkondisikan kelas dan
mengkoordinasikan siswa sehingga pada saat pembelajaran
berlangsung siswa tenang tidak ada yang ramai.
Pada saat guru menerangkan materi ajar siswa pun ikut
aktif dalam proses pembelajaran, guru membuat siswa menjadi
aktif dengan cara guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
pancingan kepada siswa sehingga siswa juga berperan dalam
proses pembelajaran, serta guru juga berprilaku baik kepada siswa
sehingga tidak ada kejadian lagi dimana siswa takut kepada guru,
karena pada saat didalam kelas ada siswa yang bertanya kepada
guru karena dia kurang faham mengenai materi yang di berikan
oleh guru.
Guru pada kelas ini mampu melaksanakan kegiatan 5M
secara baik, yaitu mengamati dengan cara pengamatan guru pada
kegiatan belajar siswa pada saat didalam kelas, menanya dengan
cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa pada saat
didalam kelas mengenai materi yang sedang diajarkan, menalar
dengan cara membuat siswa memberikan penalaran sesuai dengan
yang di ketahuinya mengenai materi ajar yang di berikan oleh guru
di dalam kelas, mencoba dengan cara guru memberikan waktu
kepada siswa untuk berperan aktif pada saat pembelajaran seperti
contoh membaca bacaan dalam buku siswa, dan membentuk
jejaring dengan cara membuat kegiatan tibal balik antara guru
dengan guru ataupun siswa dengan siswa seperti yang dilakukan
kelas ini ada kegiatan menyanyi didepan kelas.
31
b) Permasalahan Yang Muncul dalam Proses Pembelajaran
Permasalahan yang sering muncul dalam kelas yaitu
diantaranya adanya siswa yang terkadang ramai sendiri, berbicara
dengan teman yang dekat dengan bangkunya, menggambar di buku
atau corat-coret buku, sebabnya kebanyakan terjadi karena siswa
yang merasa bosan karena menerima materi secara terus menerus
karena kita ketahui siswa masih kelas 2 sd dimana masih bersifat
sangat kekanak-kanakan dan mudah bosan apabila menerima
pembelajaran yang terlalu lama.
Serta yang masih terjadi kesalahan terkadang guru masih
sulit untuk menyangkut pautkan materi ajar yang ada karena
terkadang pemisahan materi ajar masih terlihat pada proses
pembelajaran.
c) Solusi Yang Dilakukan Guru
Tindakan yang dilakukan oleh guru pun sering memberikan
ice breaking kepada siswanya didalam yang merasa bosan, entah
melalui cerita lucu, menyanyi dan lain-lain karena pada kelas 2
sifat siswa masih sangat kekanak-kanakan dan pastinya akan
mengalami bosan apabila terlalu lama diberikan suatu
pembelajaran, perlu juga diberikan candaan supaya siswa tidak
merasa jenuh dan bosan.
2) Observasi Kelas 2 B
a) Suasana Proses Pembelajaran
Dari hasil observasi proses pembelajaran yang peneliti
lakukan dari tanggal 11 April 2017 sampai 23 April 2017 disajikan
data sebagai berikut:
Bahwa kelas 2B pada saat proses pembelajaran berlangsung
dari mulai kegiatan pembuka, kegiatan inti serta kegiatan penutup
siswa mendengarkan dengan baik apa yang telah disampaikan
32
guru, akan tetapi kelas 2B ini lebih sedikit ramai disbanding
dengan kelas 2A karena siswanya sudah dibedakan bahwa kelas A
siswa yang lebih cepat menerima materi ajar sedangkan di kelas B
agak lambat, akan tetapi pada kelas ini guru mampu
mengkondisikan kelas dan mengkoordinasikan siswa sehingga
pada saat pembelajaran berlangsung siswa tenang tidak ada yang
begitu ramai.
Pada saat guru menerangkan materi ajar siswa pun ikut
aktif dalam proses pembelajaran, guru membuat siswa menjadi
aktif dengan cara guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
pancingan kepada siswa sehingga siswa juga berperan dalam
proses pembelajaran, serta guru juga berprilaku baik kepada siswa
sehingga tidak ada kejadian lagi dimana siswa takut kepada guru,
karena pada saat didalam kelas ada siswa yang bertanya kepada
guru karena dia kurang faham mengenai materi yang di berikan
oleh guru.
Guru pada kelas ini mampu melaksanakan kegiatan 5M
secara baik, yaitu mengamati dengan cara pengamatan guru pada
kegiatan belajar siswa pada saat didalam kelas, menanya dengan
cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa pada saat
didalam kelas mengenai materi yang sedang diajarkan, menalar
dengan cara membuat siswa memberikan penalaran sesuai dengan
yang di ketahuinya mengenai materi ajar yang di berikan oleh guru
di dalam kelas, mencoba dengan cara guru memberikan waktu
kepada siswa untuk berperan aktif pada saat pembelajaran seperti
contoh membaca bacaan dalam buku siswa, dan membentuk
jejaring dengan cara membuat kegiatan tibal balik antara guru
dengan guru ataupun siswa dengan siswa seperti yang dilakukan
kelas ini ada kegiatan menyanyi didepan kelas.
33
b) Permasalahan Yang Muncul dalam Proses Pembelajaran
Permasalahan yang muncul pada kelas 2B ini sama dengan
kelas 2A hanya saja ada sedikit perbedaan karena pada kelas 2B ini
juga lebih banyak siswa yang ramai sendiri di dalam kelas
dibandig dengan kelas 2A, sebabnya sama dengan kelas 2A di
karenakan siswa yang merasa bosan karena menerima materi
secara terus menerus.
Serta masih terjadi kesalahan sama dengan kelas 2A yaitu
terkadang guru masih sulit untuk menyangkut pautkan materi ajar
yang ada karena terkadang pemisahan materi ajar masih terlihat
pada proses pembelajaran.
c) Solusi Yang Dilakukan Guru
Tindakan yang dilakukan oleh guru pun untuk membuat
siswa fokus kembali ke materi adalah sering memberikan ice
breaking kepada siswanya didalam yang merasa bosan, entah
melalui cerita lucu, menyanyi dan lain-lain karena pada kelas 2
sifat siswa masih sangat kekanak-kanakan dan pastinya akan
mengalami bosan apabila terlalu lama diberikan suatu
pembelajaran, perlu juga diberikan candaan supaya siswa tidak
merasa jenuh dan bosan.
b. Wawancara
1) Pengertian Kurikulum
Berdasarkan catatan dilapangan dan wawancara yang
dilakukan peneliti dari tanggal 11 April 2017 sampai 23 April 2017
Kurikulum menurut kepala sekolah SD Muhammadiyah Kriyan yaitu
Bapak Ahmad Faozan suatu sistem yang mengatur proses
34
berlangsungnya suatu kegiatan dalam proses pembelajaran, kegiatan
yang terjadi selama proses pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan penutup di landasi dengan suatu kurikulum yang
ada, jadi semua kegiatan yang berlangsung dalam suatu proses
pembelajaran di selimuti dengan kurikulum sehingga proses
pembelajaran bisa berlangsung dengan baik dan
terstruktur.(wawancara kepala sekolah tanggal 11 April 2017
Menurut kepala sekolah SD Muhammadiyah Kriyan
Kurikulum 2013 suatu program yang sangat bagus dimana didalam
suatu pembelajaran nantinya siswa akan di libatkan secara langsung
dalam suatu proses pembelajaran, tidak hanya mendengarkan saja
seperti pembelajaran yang dulu yang lebih dominan dengan
pembelajaran ceramah saja, karena di dalam kurikulum 2013
pembelajarannya sangat menarik dan berfareasi, karena banyak
pembelajaran yang materinya mengikutsertakan/ mengajak siswa
praktik secara langsung, serta menggunakan pendekatan scientific
serta dengan pembelajaran 5M yaitu mengamati, menanya, menalar,
mencoba, dan membuat jejaring. (wawancara kepala sekolah tanggal
11 April 2017)
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum pernyempurnaan dari
kurikulum sebelumnya, dimana dalam kurikulum 2013 tidak ada lagi
kegiatan dimana guru hanya melakukan proses pembelajaran dengan
ceramah saja, karena dalam kurikulum 2013 guru dituntut supaya
mampu mengajak siswa berperan aktif dalam suatu kegiatan
pembelajaran, karena dengan demikian siswa mampu lebih
memahami materi ajar dengan baik, karena belajar dengan baik
35
adalah belajar dengan mempraktikan sesuatu hal secara langsung.
(wawancara guru kelas 2 tanggal 11 April 2017)
Kurikulum 2013 adalah dimana dalam suatu proses
pembelajaran tidak ada lagi kegiatan dimana guru hanya melakukan
proses pembelajaran dengan ceramah saja, karena dalam kurikulum
2013 guru dituntut supaya mampu mengajak siswa berperan aktif
dalam suatu kegiatan pembelajaran, jadi siswa belajar sendiri didalam
kelas akan tetapi dengan bimbingan guru, serta dalam suatu proses
pembelajaran guru hanya bertugas menjadi fasilitator dan
pembimbing siswa. (wawancara guru kelas 2 tanggal 11 April 2017)
Dari wawancara yang telah dilaksanakan megenai pengertian
dari kurikulum 2013 oleh bapak kepala sekolah sert guru kelas 2A
dan kelas 2B di SD Muhammadiyah kriyan ini telah di jelaskan
bahwa mereka sudah memahami mengenai kurikulum 2013 dan tidak
ada permasalahan lagi di dalam memahami mengenai pengertian
kurikulum 2013.
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rancangan secara
keseluruhan kegiatan belajar mengajar yang akan berlangsung
didalam kelas yang sebelumnya dibuat oleh guru yang fungsinya
sebagai acuan guru untuk melaksanakan pembelajaran didalam kelas
nantinya, dengan demikian proses belajar mengajar akan berlangsung
dengan sistematis, tidak terbolak balik materi yang akan
disampaikan, dengan demikian proses belajar mengajar dalam kelas
berjalan dengan lebih baik. Di SD ini setiap rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat oleh guru nantinya akan dikumpulkan
36
di akhir tahun ajar, atau akhir di setiap semester.(wawancara kepala
sekolah pada tanggal 11 April 2017)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan suatu
rancangan atau rangkaian kegiatan pembelajaran yang dibuat oleh
guru kelas yang fungsinya sebagai acuan guru untuk melaksanakan
proses belajar mengajar di dalam kelas supaya proses belajar bisa
berlangsung secara terstruktur, karena dengan adanya rencana
pelaksanaan pembelajaran atau yang sering di sebut dengan rpp
materi ajar yang akan di sampaikan bisa di sampaikan secara
keseluruhan dan terstruktur karena materi yang disamapaikan sudah
disusun terlebih dahulu sebelum melaksanakan pembelajaran. Serta
rpp yang baik adalah menggunakan pendekatan scientific, yakni
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring.
(wawancara guru kelas 2 pada tanggal 11 April 2017)
Suatu rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik tentunya
mampu membuat siswa menjadi happy dalam melalui kegiatan
pembelajaran yang berlangsung dalam suatu kelas, untuk mengetahui
siswa merasa happy di dalam kelas bisa dilihat dari antusias siswa
pada saat guru menyampaikan materi, dimana cici-cirinya nanti siswa
akan ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang berlangsung
dalam kelas, siswa berani bertanya kepada guru apabila tidak faham
mengenai materi yang belum faham serta siswa berani
menyampaikan pendapatnya kepada guru dan teman-temannya
didalam kelas, serta tidak lupa dilaksanakan pendekatan scientific,
dan 5M yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
membentuk jejaring. (wawancara guru kelas 2 pada tanggal 11 April
2017)
37
Adapun contoh mengenai proses kegiatan pembelajaran berkurikulum
2013
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan
1. Mengajak siswa berdo`a dengan khusuk
menurut agama dankeyakinan masing-masing.
2. Membuka pelajaran dengan mengisi daftar
hadir, menyapa dan menanyakan kabar siswa,
bagaimana perasaan mereka hari ini.
3. Melakukan appersepsi dengan menyanyikan
lagu ” kupu-kupu yang lucu ”
4. Melakukan tanya jawab tentang isi lagu yang
telah dinyanyikan.(menanya)
5. Memberi motivasi kepada siswa agar semangat
dalam mengikuti pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
6. Menjelaskan apa kegiatan yang akan mereka
lakukan hari ini yaitu membaca, mengamati
dan bercerita tentang mengolah taman dan
berkebun.
10 menit
KegiatanInti
1. Siswa mengamati gambar anak yang sedang
memupuk tanaman.(mengamati)
2. Siswa diajak keluar kelas untuk
mendemonstrasikan gerakan berkebun diiringi
dengan menyanyikan lagu “Menanam Jagung”
dengan tempo yang dinamis.
3. Siswa diajak menirukan gerakan memupuk
kemudian menirukan gerakan mencangkul
dibawah bimbingan guru.(mengumpulkan
informasi)
4. Siswa diajak menghubungkan aktifitas berkebun
dengan pemanfaatan uang.(mengasosiasikan)
5. Siswa mengamati gambar pemanfaatan uang
dalam aktifitas berkebun dalam pengolahan
taman sekolah.(mengamati)
6. Siswa mendemonstrasikan penukaran uang
180
menit
38
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
dengan berbagai kemungkinan
jawaban.(mengumpulkan
informasi/eksperimen)
7. Siswa menyelesaikan pemecahan masalah terkait
penukaran uang.(mengumpulkan informasii)
8. Siswa memeriksa kebenaran pemecahan masalah
yang telah dilakukan.(mengasosiasikan)
9. Siswa bertanya jawab tentang materi yang belum
dipahami.(menanya)
10. Memberikan penguatan dan penghargaan
terhadap prestasi belajar siswa, bisa dengan
pemberian penghargaan secara verbal.
11. Siswa menyimpulkan pembelajaran dengan
bahasa sendiri.
Penutup
1. Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi.
2. Dengan arahan guru siswa melakukan refleksi
dari kegiatan yang sudah dilakukan.
3. Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang
materi yang telah dipelajari.
4. Tindak lanjut.
Memberi tugas kepada siswa ( PR ), untuk
membaca cerita narasi.
5. Menyampaikan materi berikutnya, yang akan
dipelajari esok hari.
20 menit
3) Media Pendukung Kegiatan Pembelajaran
Media pendukung kegiatan pembelajaran merupakan suatu bagian
yang sangat penting dalam suatu sekolah yang fungsinya untuk
39
membantu proses belajar mengajar yang akan laksanakan di dalam atau di
luar kelas, karena suatu media pembelajaran mampu menunjang
keberhasilan suatu proses belajar mengajar yang berlangsung, serta
dengan adanya suatu media ajar maka nantinya akan membuat suatu
proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan, lebih baik lagi dan
juga akan membantu guru dalam menyampaikan materi yang akan
diberikan kepada siswa sehingga siswa akan menerima materi ajar dengan
lebih mudah.
Media pembelajaran merupakan suatu alat yang dimiliki oleh
sekolah ataupun guru yang berguna untuk membantu guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran, yang dimana fungsinya supaya suatu
proses pembelajaran bisa berjalan lebih menarik dan materi yang akan
disampaikan nantinya mudah diterma oleh siswa. Untuk mempunyai
media belajar di SD Muhammadiyah Kriyan tidak hanya dengan membeli
saja, tidak hanya guru yang membuat akan tetapi dari karya tangan siswa-
siswi SD Muhammadiyah Kriyan ini sendiri dengan bantuan guru kelas,
seperti contoh membuat tengkorak untuk pembelajaran ipa dengan kertas,
membuat media sistem pendengaran dengan kertas, dan masih banyak
lagi contohnya. (wawancara guru kelas 2 tanggal 16 April 2017)
Media yang baik merupakan media yang daya penggunaannya
tidak hanya sekali saja, akan tetapi suatu media dikatakan baik apabila
mampu digunakan secara berkali-kali, karena dengan demikian
penggunaan media bisa lebih maksimal dan tidak boros bahan, karena
hasil dari media yang dibuat bisa di gunakan secara berkali-kali, tidak
sekali penggunaan langsung di buang karena tidak mampu di gunakan
lagi.
40
Selain dengan media guru harus bisa memberikan motivasi karena
dengan pemberian suatu motivasi bisa membuat siswa nantinya lebih
semangat berpartisipasi dalam suatu proses pembelajaran yang akan
berlangsung, karena motivasi merupakan salah satu bagian penting yang
mampu mendukung keberhasilan suatu proses pembelajaran, motivasi
bisa berupa suatu perkataan, tindakan serta yang lainnya. (wawancara
guru kelas 2 tanggal 16 April 2017)
Dari wawancara yang telah dilaksanakan oleh guru kelas 2A dan
kelas 2B telah di temukan solusi dari SD Muhammadiyah Kriyan ini
mengenai media pendukung proses pembelajaran atau yang sering disebut
dengan alat peraga bahwa selain membeli alat peraga SD ini telah
membuat sendiri alat peraga yang mereka butuhkan untuk mendukung
peningkatan kualitas pembelajaran yang akan berlangsung, seperti
contohnya ada pada lembar lampiran yang telah dilampirkan.
4) Problematika Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013
Mengubah pola mengajar guru seperti itu tidak mudah, karena
sudah berpuluh tahun guru mengajar dengan model ceramah. Tidak
mudah bila tiba-tiba guru harus berubah menjadi seorang fasilitator dan
motivator seperti yang ada dalam kurikulum 2013 ini. Mengubah cara
mengajar guru itulah pekerjaan rumah tersendiri bagi Kemendikbud
dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. Kegagalan mengubah
cara mengajar guru akan menjadi sumber kegagalan implementasi
Kurikulum 2013.
Persoalannya adalah perubahan cara mengajar suatu guru tidak
bisa dilakukan dalam waktu singkat, melainkan butuh waktu bertahun-
tahun, karena seperti yang kita ketahui bahwa suatu cara mengajar dengan
41
ceramah sudah melekat pada diri seorang guru karena sudah diterapkan
sejak dulu, padahal Kurikulum 2013 itu harus dilaksanakan dalam waktu
secepatnya. Komprominya adalah persoalan teknis dilatihkan dalam
waktu satu minggu, tapi perubahan cara mengajar suatu guru harus
dilakukan terus-menerus dengan cara mendorong guru untuk terus
belajar.
Dalam wawancara yang dilakukan oleh guru kelas 2
“bahwasannya proses belajar mengajar pastinya nanti suatu guru akan
menemui suatu masalah yang harus di selesaikan, diantara akan
menemui kelas yang ramai, siswa yang susah diatur, murid yang aktif
dan masih banyak yang lainnya. Masalah yang timbul dalam kegiatan
belajar mengajar untuk kurikulum 2013 ini dapat dibagi menjadi 2
sumber, yaitu masalah yang timbul dari dalam diri guru itu sendiri yang
dimana masalah tersebut guru itu sendiri yang mengetahuinya atau
internal dan masalah yang bersumber dari luar atau eksternal”.
(wawancara guru kelas 2 tanggal 16 April 2017)
Masalah yang bersumber dari dalam guru itu sendiri atau yang lebih
dikenal dengan internal diantaranya adalah :
a) Guru kurang kreatif dalam menerangkan suatu pembelajaran di kelas
sehingga membuat suasana kelas menjadi membosankan dan siswa
menjadi gaduh.
b) Guru kurang menguasai mengenai icebreaking.
c) Guru kurang faham mengenai pelaksanaan pembelajaran kurikulum
2013
d) Guru kurang bisa menguasai kelas dengan baik.
e) Suara yang kurang keras yang dimiliki seorang guru.
42
f) Guru kurang kreatif dalam mengembangkan materi ajar yang ada di
buku.
g) Guru kurang mamapu mengaitkan materi pembelajaran yang satu
dengan yang lainnya, sehingga pemisahan materii ajar masih terlihat.
Masalah yang bersumber dari luar guru atau yang lebih sering disebut
dengan masalah eksternal yang diantaranya :
a) Kurang adanya pelatihan yang disenggalaran oleh pemerintah
mengenai kurikulum 2013.
b) Kurang adanya penyelenggaraan workshop mengenai kurikulum
2013.
c) Kurang adanya seminar mengenai kurikulum 2013.
d) Tidak adanya kegiatan sharing pengalaman antar sekolah satu dengan
yang lainnya.
(wawancara guru kelas 2 tanggal 16 April 2017)
Masalah tersebut salah satunya sesuai dengan ungkapan tuti :
Menurut Tuti (2014) permasalahan penerapan dalam pembelajaran
kurikulum 2013 di antaranya adalah :
a) Pertama "Yang kurang dipahami adalah proses penilaian yang
dianggap rumit. Banyak yang belum paham dalam memberikan
penilaian dalam implementasi kurikulum 2013," ujar Tuti di Gedung
PGRI, Jakarta Pusat, Kamis (16/10/2014).
b) Kedua, kata Tuti, para guru masih kesulitan menerapkan scientific
approach dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Tuti, metode
tersebut digunakan karena melihat adanya gap antara jenjang
pendidikan, baik SD ke SMP, SMP ke SMA, SMA ke Perguruan
Tinggi. "Baru kaget ketika lihat hasil PISA. Tapi sebenarnya sudah
43
lama dan memang ada. Dari lima langkah pendekatan scientific, yakni
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring,
yang sering terlewat ialah menalar," tutur Dosen di Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.
c) Kendala ketiga, ungkap Tuti, adalah membuat siswa aktif. Sebab,
dalam kurikulum 2013, guru harus pintar menjadi fasilitator agar
siswa bertanya. Sayang, belum semua guru mampu melaksanakannya
(gambar pada saat pembelajaran)
Gambar tersebut diambil pada saat proses belajar mengajar
didalam kelas, lebih tepatnya pada saat guru memberikan suatu
evaluasi atau pertanyaan mengenai materi yang telah disampaikan
kepada siswa, terlihat ada siswa yang berdiri dan ada yang
mengangkat tangan, dengan demikian menunjukkan bahwa dalam
pembelajaran yang sedang berlangsung siswa berperan aktif dan
ikut serta dalam proses pembelajaran seperti yang cirri yang ada
44
dalam kurikulum 2013 bahwasannya guru harus melibatkan siswa
secara aktif dalam pembelajaran didalam kelas.
B. Pembahasan
1. Penerapan Proses Pembelajaran Berkurikulum 2013
Berdasarkan dari hasil penelitian pada guru SD Muhammadiyah
Kriyan mengenai proses pembelajaran berbasis kurikulum 2013 memiliki
landasan hukum yaitu adalah Permendikbud Nomor 65 tahun 2013
tentang Standar Proses yang berisikan Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isimaka prinsip pembelajaran yang digunakan:
a. Dari pesertadidik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar
berbasis aneka sumber belajar;
c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
d. Penggunaan pendekatan ilmiah dari pembelajaran berbasis konten
menuju pembelajaran berbasis kompetensi
e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu,
f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi
g. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.
h. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal
(hardskills) dan keterampilan mental (softskills);
i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik ebagai pembelajar sepanjang hayat.
j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan member
keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
45
k. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat;
l. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya
peserta didik.
Hal tersebut didukung oleh pendapat B. Suryosubroto
(2009:134) yakni yang mengungkapkan ciri-ciri dan prinsip
pembelajaran berkurikulum 2013 adalah:
a. Berpusat pada siswa
Proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan
siswa sebagai pusat aktivitas dan harus mampu memperkaya
pengalaman belajar. Pengalaman belajar tersebut dituangkan
dalam kegiatan belajar mengajar yang menggali dan
mengembangkan fenomena alam di sekitar siswa.
b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa
Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu
belajar langsung dan mengalami sendiri proses pembelajaran yang
sedang berlangsung. Atas dasar ini maka guru perlu menciptakan
kondisi belajar yang kondusif dan memfasilitasi tumbuhnya
pengalaman yang bermakna.
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Mengingat tema yang dikaji dari berbagai mata pelajaran
dan saling keterkaitan maka batas mata pelajaran menjadi tidak
begitu jelas.
46
d. Menyajikan konsep berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran
e. Bersifat fleksibel
Pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara
ketat antar mata pelajaran.
f. Hasil pembelajaran data berkembang sesuai dengan minat, dan
kebutuhan siswa
Ungkapan tersebut sesuai dengan pendapat yang di berikan kepala
sekolah SD Muhammadiyah Kriyan yang mengungkapkan bahwa
pembelajaran berkurikulum 2013 adalah:
“suatu program yang sangat bagus dimana didalam suatu
pembelajaran nantinya siswa akan di libatkan secara langsung
dalam suatu proses pembelajaran, tidak hanya mendengarkan saja
seperti pembelajaran yang dulu yang lebih dominan dengan
pembelajaran ceramah saja, karena di dalam kurikulum 2013
pembelajarannya sangat menarik dan berfareasi, karena banyak
pembelajaran yang materinya mengikutsertakan/ mengajak siswa
praktik secara langsung, serta menggunakan pendekatan scientific
serta dengan pembelajaran 5M yaitu mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan membuat jejaring.”
Ungkapan tersebut juga diperkuat dengan pendapat yang di ungkapkan
oleh guru kelas 2A dan 2B yang berpendapat:
“Kurikulum 2013 merupakan kurikulum pernyempurnaan dari
kurikulum sebelumnya, dimana dalam kurikulum 2013 tidak ada
lagi kegiatan dimana guru hanya melakukan proses pembelajaran
dengan ceramah saja, karena dalam kurikulum 2013 guru dituntut
47
supaya mampu mengajak siswa berperan aktif dalam suatu
kegiatan pembelajaran, karena dengan demikian siswa mampu
lebih memahami materi ajar dengan baik, karena belajar dengan
baik adalah belajar dengan mempraktikan sesuatu hal secara
langsung.”
“Kurikulum 2013 adalah dimana dalam suatu proses pembelajaran
tidak ada lagi kegiatan dimana guru hanya melakukan proses
pembelajaran dengan ceramah saja, karena dalam kurikulum 2013
guru dituntut supaya mampu mengajak siswa berperan aktif dalam
suatu kegiatan pembelajaran, jadi siswa belajar sendiri didalam
kelas akan tetapi dengan bimbingan guru, serta dalam suatu proses
pembelajaran guru hanya bertugas menjadi fasilitator dan
pembimbing siswa.”
2. Permasalahan Yang Ada Pada Proses Pembelajaran Berkurikulum 2013
Menurut Tuti (2014:28) permasalahan penerapan dalam pembelajaran
kurikulum 2013 di antaranya adalah :
a. Pertama "Yang kurang dipahami adalah proses penilaian yang
dianggap rumit. Banyak yang belum paham dalam memberikan
penilaian dalam implementasi kurikulum 2013.
b. Kedua, kata Tuti, para guru masih kesulitan menerapkan scientific
approach dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Tuti, metode
tersebut digunakan karena melihat adanya gap antara jenjang
pendidikan, baik SD ke SMP, SMP ke SMA, SMA ke Perguruan
Tinggi. "Baru kaget ketika lihat hasil PISA. Tapi sebenarnya sudah
lama dan memang ada. Dari lima langkah pendekatan scientific, yakni
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring,
yang sering terlewat ialah menalar," tutur Dosen di Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.
48
c. Kendala ketiga, ungkap Tuti, adalah membuat siswa aktif. Sebab,
dalam kurikulum 2013, guru harus pintar menjadi fasilitator agar
siswa bertanya. Sayang, belum semua guru mampu melaksanakannya
Pendapat tersebut sesuai dengan yang di ungkapkan oleh guru kelas 2A
dan 2B, yang berpendapat bahwa:
“Masalah yang sering saya temukan didalam kelas adalah siswa
yang terlalu aktif dikarenakan dalam kurikulum ini guru harus
mampu membuat siswa aktif dalam suatu pembelajaran, sehingga
kadang membuat guru kuwalahan, kadang sulit juga untuk
menyangkutkan materi ajar satu dengan yang lainnya karena pada
kurikulum ini materi ajar di buat bertema, serta yang sering juga
didapati adalah siswa yang bosan dan gaduh di dalam kelas.”
“Masalah yang ada bisa saya kategorikan 2 tipe karena ada
masalah dari dalam atau internal dan dari luar yang sering disebut
eksternal, masalah dari dalam diantaranya masalah yang sering
saya temukan didalam kelas adalah siswa yang terlalu aktif karena
pembelajaran sangat menarik shingga siswa sulit untuk
dikondisikan, kadang sulit juga untuk mengaitkan materi satu
dengan yang lainnya, kadang saya kurang tidak begitu baik dalam
menjadi fasilitator, suara yang saya miliki kalah keras dengan
suara siswa.”
Dari penelitian yang dilakukan oleh Maisyaroh, dkk, dengan judul
“Masalah Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Dan Kerangka
Model Supervisi Pengajaran” diperoleh hasil bahwa melalui penelitian ini
ditemukan permasalahan yang dihadapi guru dalam implementasi Kurikulum
2013 dalam pencapaian: (1) standar isi, yaitu guru kurang memahami kerangka
dasar dan struktur kurikulum, ketidakcukupan waktu karena muatan isi terlalu
49
luas, penanaman konsep karena tidak didukung oleh informasi teknologi; (2)
standar proses, yaitu guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan RPP,
penerapan pembelajaran saintifik, tematik terpadu, konstruktivistik, penggunaan
media terutama laptop dan LCD; (3) standar kompetensi lulusan, yaitu kesulitan
dalam mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran, kesulitan
dalam mengembangkan kompetensi sikap.
Serta ditemukan solusi penyelesaian masalah dengan cara Model
supervise pembelajaran yang disarankan bagi: (1) Kepala sekolah dalam
membantu memecahkan masalah yang dihadapi guru, (2) Pengawas sekolah
dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapi guru dan kepala sekolah,
serta (3) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di Jawa Timur dalam
membina kemampuan guru dan kepala sekolah; yaitu dengan menerapkan
model supervisi kelompok dan kemudian dilanjutkan dengan menerapkan model
supervisi individual untuk membantu guru yang menghadapi masalah khusus.
Dari penelitian yang telah dilaksanakan Septiana Dwi Anggraeni
dengan judul “Penerapan Kurikulum di Sekolah Dasar(Studi Komparatif
Terhadap Implementasi Kurikulum Pada Pembelajaran PAI dan Budi
Pekerti di SD Negri Glagah dan SD Muhammadiyah Demangan” telah
diperoleh hasil bahwa factor penghambat dalam implementasi kurikulum
2013 yaitu belum semua siswa ikut aktif dalam pembelajaran, serta alat
peraga yang masih terbatas, dan pendekatan scientific di SD Negri
Glagah belum bisa dilaksanakan secara menyeluruh, khususnya menanya.
Sedangkan di SD Muhammadiyah pendekatan scientific sudah
dilaksanakan dengan baik, serta sudah membuat siswa partisipatif dalam
pembeajaran.
Dan telah ditemukan solusi diantaranya :
a. Bagi guru harus sering mengikuti seminar, workshop, atau diklat
kurikulum 2013 baik yang diselenggarakan secara umum ataupun
khusus
50
b. Kopetensi guru perlu ditingkatkan sesuai dengan tuntunan
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi, sehingga guru dapat
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar secara
kreatif, efektif dan efisien.
c. Selalu memotivasi siswa agar siswa mampu berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran.
Selalu berupaya mengembangkan metode dan strategi baru dalam
pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih aktif dan
menyenangkan.
3. Solusi peyelesaian masalah pada saat pembelajaran berkurikulum 2013
pada SD Muhammadiyah Kriyan adalah dengan cara:
“Pada setiap kegiatan pasti akan ada suatu masalah yang
akan muncul, apakah masalah itu kecil ataupun besar, maka dari itu
dibutuhkan suatu solusi untuk memecahkan masalah tersebut, jadi
untuk menghindari dan menyelesaikan masalah yang mungkin akan
terjari pada proses belajar mengajar dikelas bisa dilakukan dengan
cara sebagai berikut” (wawancara guru kelas 2 tanggal 16 April
2017), diantaranya :
a. Untuk permasalahan seperti guru kurang kreatif guru bisa di
beritahu mengenai cara mengelola atau membuat proses
pembelajaran menjadi menarik, mengenai cara pengkondisian
kelas dengan baik, di berikan berbagai buku mengenai cara
mendesain atau membuat kelas dengan baik dan masih banyak
yang lainnya.
b. Untuk guru yang mempunyai suara pelan diberi saran agar
melatih suaranya dengan cara mengajar di depan kaca atau
simulasi mengajar sendiri dengan demikian maka suara guru akan
51
terlatih dan nantinya mampu terdengar lebih keras karena
terbiasa.
c. Diadakan suatu pelatihan - pelatihan mengenai kurikulum 2013
supaya nantinya guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis
kurikulum 2013 bisa berjala dengan lancar.
d. Diadakan workshop dan seminar mengenai kurikulum 2013,
supaya nantinya guru bisa lebih mengetahui mengenai bagaimana
kurikulum 2013.
e. Adanya kegiatan sharing antar sekolah-sekolah, yang dimana bisa
berguna menjadi tempat berbagi ilmu antara guru satu dengan
yang lainnya mengenai apa itu kurikulum 2013, sehingga apabila
ada suatu permasalahan nantinya bisa dibicarakan dengan seksama
dan bisa diselesaikan dengan pemikiran bersama.
f. Belajar mengenai manajemen kelas dengan baik, karena pada
pembelajaran kurikulum 2013 ini cara belajarnya sangat menarik,
dengan demikian akan membuat suasana yang gaduh untuk itu
guru harus mampu memanajemen kelasnya supaya suasana
didalam kelas selalu dalam kondisi yang kondusif.
g. Adanya supervisi yang dilakukan kepala sekolah untuk guru.
h. Latihan terus menerus secara mandiri supaya nantinya mampu
menerapkan pembelajaran dengan lebih baik.
52
(gambar tentang proses pembelajaran di kelas 2)
Dimana pada saat pembelajaran berlangsung, terutama
pada saat guru menerangkan materi ajar atau manyampaikan
berita apapun itu di dalam kelas semua siswa duduk rapi dan
mendengarkan apa yang di sampaikan oleh guru pada saat itu
dengan baik, sehingga para siswa yang ada didalam kelas tidak
ada yang bermain sendiri, berbicara dengan teman sebelah apalagi
membuat suasana kelas menjadi gaduh, karena pada kelas ini guru
mampu mengkondisikan kelas dengan baik, seperti yang terlihat
didalam gambar kondisi kelas yang begitu nyaman dan kondusif.
Serta dari peneliti memberikan beberapa saran diantaranya :
a. Diadakan suatu pelatihan - pelatihan mengenai kurikulum 2013
supaya nantinya guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis
kurikulum 2013 bisa berjala dengan lancar.
53
b. Diadakan workshop dan seminar mengenai kurikulum 2013, supaya
nantinya guru bisa lebih mengetahui mengenai bagaimana kurikulum
2013.
c. Adanya kegiatan sharing antar sekolah-sekolah, yang dimana bisa
berguna menjadi tempat berbagi ilmu antara guru satu dengan yang
lainnya mengenai apa itu kurikulum 2013, sehingga apabila ada suatu
permasalahan nantinya bisa dibicarakan dengan seksama dan bisa
diselesaikan dengan pemikiran bersama.
d. Belajar mengenai manajemen kelas dengan baik, karena pada
pembelajaran kurikulum 2013 ini cara belajarnya sangat menarik,
dengan demikian akan membuat suasana yang gaduh untuk itu guru
harus mampu memanajemen kelasnya supaya suasana didalam kelas
selalu dalam kondisi yang kondusif.
e. Adanya supervisi yang dilakukan kepala sekolah untuk guru.
f. Diadakannya rapat bulanan.
g. Diadakan rapat akhir semester untuk klarifikasi apa saja masalah
yang terjadi pada semerter tersebut.
C. Keterbatasan Peneliti
Penelitian yang berjudul “Permasalahan Dan Solusi Bagi Guru Dalam
Menerapkan Kegiatan Pembelajaran Kurikulum 2013 Kelas 2 Di Sd
Muhammadiyah Kriyan Tahun Pelajaran 2016/2017” ini masih banyak
terdapat kekuarangan karena keterbatasan penelitian, keterbatasan tersebut
meliputi:
1. Keterbatasan waktu penelitian yang dimiliki peneliti sehingga hasil yang
diperoleh kurang maksimal karena peneliti hanya beberapa kali saja
masuk kedalam kelas dan hanya beberapa subtema saja yang di teliti oleh
peneliti.
2. Ada beberapa pendapat guru yang tidak sesuai dengan wawancara yang
penelitii lakukan