bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. hasil …eprints.ums.ac.id/54354/6/bab iv.pdf · yang...

33
21 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi, Kondisi Sekolah dan Subjek Penelitian a. Sejarah SD Muhammadiyah Kriyan Sejak berkembangnya Muhammadiyah di wilayah Kecamatan Kalinyamatan, terasa sekali nuansa agama di wilayah tersebut. Hal ini terlihat dengan bermunculannya Amal Usaha Muhammadiyah yang berdiri. Diantaranya Panti Asuhan di Ranting Krasak dan di Ranting Margoyoso, Masjid, Madrasah Diniyah yang berjalan sejak tahun 80-an baik di Ranting Purwogondo maupun di Ranting Kriyan, termasuk dengan peningkatan amal usaha berupa LAZIS MUH, BTM, PCPM. Secara khusus Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Kalinyamatan sampai saat ini sudah menjalankan amanah berupa lembaga pendidikan yang meliputi TK- Aisyiyah (ABA 1) di Kriyan, ABA 2 di Purwogondo, ABA 3 di Banyuputih dan TK At taqwa Kriyan. Sedangkan SMP Muhammadiyah Kalinyamatan sudah beroperasi sudah lama. Dengan berbagai macam potensi yang dimiliki oleh PCM Kalinyamatan tersebut yang melatarbelakangi berkembangnya lembaga- lembaga yang menghasilkan generasi-generasi penerus termasuk berdirinya SD Muhammadiyah Kriyan yang sangat monumental yakni bersamaan dengan milad 1 abad Muhammadiyah dan hal itu pulalah yang menjadikan para sesepuh Muhammadiyah bersama bapak-bapak Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kalinyamatan tergerak hatinya, memikirkan generasi penerus yang semakin langka. Begitu juga lembaga-

Upload: dinhkiet

Post on 27-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

21

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi, Kondisi Sekolah dan Subjek Penelitian

a. Sejarah SD Muhammadiyah Kriyan

Sejak berkembangnya Muhammadiyah di wilayah Kecamatan

Kalinyamatan, terasa sekali nuansa agama di wilayah tersebut. Hal ini

terlihat dengan bermunculannya Amal Usaha Muhammadiyah yang

berdiri. Diantaranya Panti Asuhan di Ranting Krasak dan di Ranting

Margoyoso, Masjid, Madrasah Diniyah yang berjalan sejak tahun 80-an

baik di Ranting Purwogondo maupun di Ranting Kriyan, termasuk

dengan peningkatan amal usaha berupa LAZIS MUH, BTM, PCPM.

Secara khusus Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Kalinyamatan

sampai saat ini sudah menjalankan amanah berupa lembaga pendidikan

yang meliputi TK- Aisyiyah (ABA 1) di Kriyan, ABA 2 di Purwogondo,

ABA 3 di Banyuputih dan TK At taqwa Kriyan. Sedangkan SMP

Muhammadiyah Kalinyamatan sudah beroperasi sudah lama.

Dengan berbagai macam potensi yang dimiliki oleh PCM

Kalinyamatan tersebut yang melatarbelakangi berkembangnya lembaga-

lembaga yang menghasilkan generasi-generasi penerus termasuk

berdirinya SD Muhammadiyah Kriyan yang sangat monumental yakni

bersamaan dengan milad 1 abad Muhammadiyah dan hal itu pulalah yang

menjadikan para sesepuh Muhammadiyah bersama bapak-bapak

Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kalinyamatan tergerak hatinya,

memikirkan generasi penerus yang semakin langka. Begitu juga lembaga-

22

lembaga pendidikan formal saat ini yang ada, dalam proses perjalanannya

jauh dari nilai moral dan keimanan. Lembaga-lembaga pendidikan formal

tingkat SD yang ada belum mampu menampung apa yang menjadi

harapan dan keluh kesah warga Muhammadiyah.

Berdasarkan hasil Musyawarah Cabang (Muscab) Kalinyamatan

periode muktamar ke-45, para peserta Muscab merekomendasikan agar

PCM Kalinyamatan mempunyai wadah / lembaga pendidikan formal

setingkat Sekolah Dasar yang menampung warga Muhammadiyah.

Dengan hasil rekomendasi itu, disusunlah program kerja secara detail

rencana strategisnya. Dengan mengintensifkan koordinasi dan pertemuan

secara focus yang membahas pendirian SD Muhammadiyah, dengan

dimotori oleh para aghniya dan tokoh Muhammadiyah seperti dr. H.

Zakariya, H. Abdul Rochim, H. Sidiq Amrosidi, H. Asmachan,

Rusdiyono, dll maka ditetapkanlah Pimpinan Ranting Muhammadiyah

Kriyan yang akan menjadi tempat lokasi berdirinya. Dengan bermodal

gedung MIM 1 Kriyan sebagai pra syarat pendiriannya. Setelah

diverifikasi oleh Disdikpora Kabupaten Jepara yang diwakili oleh bapak

Drs. Bunaji, akhirnya terbitlah SK pendirian SK SD Muhammadiyah

Kriyan oleh Kepala Disdikpora Kabupaten Jepara Nomor: 421.2/00274

tanggal 20 Juni 2008.

Maka berjalanlah proses KBM di SD Muhammadiyah Kriyan

setelah mengantongi ijin secara legal formal dari dinas Dikpora Kab.

Jepara, dengan menempati ruang di MIM 1 Kriyan berjalan selama satu

tahun pelajaran dan kepala sekolah oleh bapak Roza Tanjung dan pada

tahun ke-2 yaitu tahun pelajaran 2009/2010 SD Muhammadiyah Kriyan

sudah menempati gedung baru yang sangat representative di kompleks

masjid Taqwa Kriyan dengan kepala sekolah Akhmad Faozan,S.Ag,

M.Pd.

23

Kini warga Muhammadiyah mengimpikan agar SD

Muhammadiyah Kriyan sebagai lembaga pendidikan yang patut

diharapkan mampu mencetak generasi penerus, generasi Muhammadiyah

yang sebenarnya

b. Deskripsi Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian di SD Muhammadiyah Kriyan yang

beralamat di Komplek Masjid Taqwa, Jl. Raya Jepara Kudus, Desa

Kriyan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara. Letak geografis SD

Muhammadiyah kriyan ada di sekitar pedesaan, dengan batas sebelah

utara adalah jalan raya, sebelah timur berbatasan dengan masjid At-

Taqwa kriyan serta untuk barat dan selatan berbatasan dengan rumah

warga. Letak SD Muhammadiyah Kriyan sangat strategis karena berada

di dekat jalan raya sehingga untuk akses menuju SD Muhammadiyah

kriyan sangat mudah.

c. Visi dan Misi SD Muhammadiyah Kriyan

1. Visi Sekolah

Terwujudnya insan yang unggul, cerdas, berakhlaq mulia

berlandaskan iman dan taqwa berwawasan global

2. Misi Sekolah

1. Mengoptimalkan potensi subjek didik dengan metode yang

berbasis kompetensi.

2. Mengembangkan manajemen sekolah sesuai dengan dinamika

pendidikan yang berkembang.

3. Mengembangkan pembelajaran dengan memanfaatkan sarana pra

sarana yang memadai untuk mencapai tujuan pembelajaran.

4. Tersedianya tenaga SDM yang sanggup menjadi pelayan

masyarakat

5. Mengantarkan subyek didik menuju manusia berakhlaqul karimah,

cerdas, terampil dan bermutu sesuai dengan potensinya.

24

6. Menanamkan pola dan sikap hidup sehari-hari dengan cara islami,

berdasar al Qur’an dan sunah Rasulullah sebagaimana yang

dikembangkan oleh KH. Ahmad Dahlan

d. Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada kelas 2, yaitu kelas 2A dan

kelas 2B.

e. Kondisi Sekolah

Luas tanah serta bangunan SD Muhammadiyah Kriyan sekitar

352 m2 status kepemilikan tanah yaitu milik yayasan. pada saat ini SD

Muhammadiyah Kriyan dikepalai oleh Akhmad Faozan S.Ag, M.Pd. SD

Muhammadiyah Kriyan memiliki NSS atau nomor statistika sekolah.

Profil sekolah diatas untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada lampiran 1.

SD Muhammadiyah Kriyan terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6,

masing-masing kelas ada yang memiliki 2 kelompok belajar akan tetapi

juga ada kelas yang memiliki 1 kelompok belajar saja, kelas yang

memiliki 2 kelompok belajar dibedakan dengan kelas A dan kelas B,

diantaranya kelas 1 memiliki 2 kelas, kelas 2 memiliki 2 kelas, kelas 3

memiliki 1 kelas, kelas 4 memiliki 2 kelas, kelas 5 memiliki 1 kelas, dan

kelas 6 memiliki 1 kelas. untuk setiap kelas terdiri 20-30 siswa laki-laki

dan perempuan di dalamnya, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada

lampiran 2.

Guru di SD Muhammadiyah Kriyan berjumlah 12 tenaga pengajar

serta 8 orang staff, hanya 1 orang yang menjadi guru pns, 11 guru yang

lain masih menjadi guru honorer. Jumlah siswa SD Muhammadiyah

Kriyan yaitu 243 siswa, rincian pada jumlah diatas bisa dilihat pada tabel

berikut :

25

Sumber data kelas SD Muhammadiyah Kriyan

Kelas Daya Tampung

IA 25

IB 25

IIA 23

IIB 22

III 34

IVA 28

IVB 29

V 28

VI 29

Jumlah 243

Tabel 2.1 Jumlah siswa SD Muhammadiyah Kriyan

26

Sumber daftar guru dan staff SD Muhammadiyah Kriyan

N

o N I P Nama

Tempat

Lahir

Tanggal

Lahir

Jenis

Pegawai

Status

Pegawai

Jenis

Kelami

n Agama

1 0001

Akhmad Faozan,

S.Ag.M.Pd JEPARA 17/11/1974 Edukatif Aktif L

ISLA

M

2 0002 Nurul Amaliyah, S.Pd.I JEPARA 17/08/1974 Edukatif Aktif P

ISLA

M

3 0003 Muntiasih, S.Pd

GROBOGA

N 17/05/1974 Edukatif Aktif P

ISLA

M

4 0004 Isti Daru Kusuma DS, S.E. KLATEN 27/05/1980 Edukatif Aktif P

ISLA

M

5 0005 Riana Imawati Noor, S.Pd JEPARA 21/08/1971 Edukatif Aktif P

ISLA

M

6 0007 Hadi Pujiyanto, S.Pd JEPARA 15/02/1984 Edukatif Aktif L

ISLA

M

7 0009 Didik Hidayat JEPARA 24/04/1976 Administrasi Aktif L

ISLA

M

8 0010 Hendra Suryana JEPARA 26/06/1990 Administrasi Aktif L

ISLA

M

9 0011 Rosyidah JEPARA 05/01/1974 Edukatif Aktif P

ISLA

M

10 0012 Ida Aniyatul Faiza JEPARA 26/02/1977 Edukatif Aktif P

ISLA

M

11 0013 Nur Akhmadi JEPARA 08/02/1977 Edukatif Aktif L ISLA

27

M

12 0014 Ismail JEPARA 29/09/1982 Administrasi Aktif L

ISLA

M

13 0015 Fatchur Ridho KUDUS 21/08/1980 Edukatif Aktif L

ISLA

M

14 0016 Akhmad Subchi Latif, S.Pd DEMAK 07/04/1988 Edukatif Aktif L

ISLA

M

15 0017 Aries Nila Fadlila, S.Pd.I JEPARA 11/10/1986 Edukatif Aktif P

ISLA

M

16 0018 Salman

SEMARAN

G

Administrasi Aktif L

ISLA

M

17 0019 Taufik Nugroho Noor JEPARA

Administrasi Aktif L

ISLA

M

18 0021 Lili Arifiani Elitha, S.Pd JEPARA 01/08/1988 Edukatif Aktif P

ISLA

M

19 0022 Laila Maria Ulfah, S.Pd JEPARA 20/01/1981 Edukatif Aktif P

ISLA

M

20 0023 Mariyono, S.Pd, S.Pd

SEMARAN

G 19/04/1981 Administrasi Aktif L

ISLA

M

21 0008 Widi Wicaksono, S.Pd JEPARA 04/03/1988 Edukatif Pindah L

ISLA

M

Tabel 2.2 guru dan staff SD Muhammadiyah Kriyan

28

Prasarana yang ada disekolah ini cukup layak digunakan dan

dalam kondisi baik walaupun masih ada yang kurang baik yaitu

diantaranya adalah ruang kepala sekolah yang masih menjadi satu dengan

ruang guru, kedua ruangan tersebut masih belum dibedakan. Ruangan

yang ada pada SD Muhammadiyah Kriyan sudah nyaman digunakan

untuk proses kegiatan belajar mengajar, diantaranya ruangan yang ada di

SD Muhammadiyah Kriyan yaitu ada ruang kepala sekolah dan guru,

ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang UKS, kantin, toilet guru serta

toilet siswa

Sumber sarana prasarana SD Muhammadiyah Kriyan

No Nama Prasarana Kondisi

1 Ruang Kepala Sekolah dan Guru Baik

2 Ruang Kelas Baik

3 Ruang UKS Baik

4 Ruang Perpustakaan Baik

5 Kantin Baik

5 Toilet Guru Baik

6 Toilet Siswa Baik

Tabel 2.3 Prasarana SD Muhammadiyah Kriyan

29

Sarana yang ada pada SD Muhammadiyah Kriyan, digunakan

untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar di SD ini dan

digunakan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Sarana yang ada

pada SD ini sudah cukup bagus meskipun masih ada sebagian yang harus

di perbaiki. Sarana yang ada pada SD Muhammadiyah Kriyan ini

diantaranya meja guru, meja siswa, bangku guru, bangku siswa, lemari,

tempat sampah, papan tulis, komputer, laptop, print, LCD, Alat

Drumband, alat lukis, alat tapak suci.

Struktur Organisasi yang ada pada SD Muhammadiyah Kriyan ini

dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang dibantu dengan tenaga

administrasi guru dan staff untuk mengelola administrasi yang ada. Serta

SD Muhammadiyah Kriyan juga menjalin hubungan dengan masyarakat

sekitar serta orang tua supaya kelangsungan kegiatan yang ada pada SD

Muhammadiyah Kriyan berlangsung dengan baik.

2. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti pada tanggal 11 April 2017

sampai 23 April 2017 menghasilkan beberapa data yang diperoleh dari hasil

observasi dan wawancara mengenai permasalahan dan solusi bagi guru dalam

menerapkan kegiatan pembelajaran kurikulum 2013 kelas 2 di sd

muhammadiyah kriyan tahun pelajaran 2016/2017, berikut adalah hasil

penelitian yang telah diperoleh.

a. Observasi

1) Observasi Kelas 2A

a) Suasana Proses Pembelajaran

Dari hasil observasi proses pembelajaran yang peneliti

lakukan dari tanggal 11 April 2017 sampai 23 April 2017 disajikan

data sebagai berikut:

30

Bahwa kelas 2A pada saat proses pembelajaran berlangsung

dari mulai kegiatan pembuka, kegiatan inti serta kegiatan penutup

siswa mendengarkan dengan baik apa yang telah disampaikan

guru, pada kelas ini guru mampu mengkondisikan kelas dan

mengkoordinasikan siswa sehingga pada saat pembelajaran

berlangsung siswa tenang tidak ada yang ramai.

Pada saat guru menerangkan materi ajar siswa pun ikut

aktif dalam proses pembelajaran, guru membuat siswa menjadi

aktif dengan cara guru memberikan pertanyaan-pertanyaan

pancingan kepada siswa sehingga siswa juga berperan dalam

proses pembelajaran, serta guru juga berprilaku baik kepada siswa

sehingga tidak ada kejadian lagi dimana siswa takut kepada guru,

karena pada saat didalam kelas ada siswa yang bertanya kepada

guru karena dia kurang faham mengenai materi yang di berikan

oleh guru.

Guru pada kelas ini mampu melaksanakan kegiatan 5M

secara baik, yaitu mengamati dengan cara pengamatan guru pada

kegiatan belajar siswa pada saat didalam kelas, menanya dengan

cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa pada saat

didalam kelas mengenai materi yang sedang diajarkan, menalar

dengan cara membuat siswa memberikan penalaran sesuai dengan

yang di ketahuinya mengenai materi ajar yang di berikan oleh guru

di dalam kelas, mencoba dengan cara guru memberikan waktu

kepada siswa untuk berperan aktif pada saat pembelajaran seperti

contoh membaca bacaan dalam buku siswa, dan membentuk

jejaring dengan cara membuat kegiatan tibal balik antara guru

dengan guru ataupun siswa dengan siswa seperti yang dilakukan

kelas ini ada kegiatan menyanyi didepan kelas.

31

b) Permasalahan Yang Muncul dalam Proses Pembelajaran

Permasalahan yang sering muncul dalam kelas yaitu

diantaranya adanya siswa yang terkadang ramai sendiri, berbicara

dengan teman yang dekat dengan bangkunya, menggambar di buku

atau corat-coret buku, sebabnya kebanyakan terjadi karena siswa

yang merasa bosan karena menerima materi secara terus menerus

karena kita ketahui siswa masih kelas 2 sd dimana masih bersifat

sangat kekanak-kanakan dan mudah bosan apabila menerima

pembelajaran yang terlalu lama.

Serta yang masih terjadi kesalahan terkadang guru masih

sulit untuk menyangkut pautkan materi ajar yang ada karena

terkadang pemisahan materi ajar masih terlihat pada proses

pembelajaran.

c) Solusi Yang Dilakukan Guru

Tindakan yang dilakukan oleh guru pun sering memberikan

ice breaking kepada siswanya didalam yang merasa bosan, entah

melalui cerita lucu, menyanyi dan lain-lain karena pada kelas 2

sifat siswa masih sangat kekanak-kanakan dan pastinya akan

mengalami bosan apabila terlalu lama diberikan suatu

pembelajaran, perlu juga diberikan candaan supaya siswa tidak

merasa jenuh dan bosan.

2) Observasi Kelas 2 B

a) Suasana Proses Pembelajaran

Dari hasil observasi proses pembelajaran yang peneliti

lakukan dari tanggal 11 April 2017 sampai 23 April 2017 disajikan

data sebagai berikut:

Bahwa kelas 2B pada saat proses pembelajaran berlangsung

dari mulai kegiatan pembuka, kegiatan inti serta kegiatan penutup

siswa mendengarkan dengan baik apa yang telah disampaikan

32

guru, akan tetapi kelas 2B ini lebih sedikit ramai disbanding

dengan kelas 2A karena siswanya sudah dibedakan bahwa kelas A

siswa yang lebih cepat menerima materi ajar sedangkan di kelas B

agak lambat, akan tetapi pada kelas ini guru mampu

mengkondisikan kelas dan mengkoordinasikan siswa sehingga

pada saat pembelajaran berlangsung siswa tenang tidak ada yang

begitu ramai.

Pada saat guru menerangkan materi ajar siswa pun ikut

aktif dalam proses pembelajaran, guru membuat siswa menjadi

aktif dengan cara guru memberikan pertanyaan-pertanyaan

pancingan kepada siswa sehingga siswa juga berperan dalam

proses pembelajaran, serta guru juga berprilaku baik kepada siswa

sehingga tidak ada kejadian lagi dimana siswa takut kepada guru,

karena pada saat didalam kelas ada siswa yang bertanya kepada

guru karena dia kurang faham mengenai materi yang di berikan

oleh guru.

Guru pada kelas ini mampu melaksanakan kegiatan 5M

secara baik, yaitu mengamati dengan cara pengamatan guru pada

kegiatan belajar siswa pada saat didalam kelas, menanya dengan

cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa pada saat

didalam kelas mengenai materi yang sedang diajarkan, menalar

dengan cara membuat siswa memberikan penalaran sesuai dengan

yang di ketahuinya mengenai materi ajar yang di berikan oleh guru

di dalam kelas, mencoba dengan cara guru memberikan waktu

kepada siswa untuk berperan aktif pada saat pembelajaran seperti

contoh membaca bacaan dalam buku siswa, dan membentuk

jejaring dengan cara membuat kegiatan tibal balik antara guru

dengan guru ataupun siswa dengan siswa seperti yang dilakukan

kelas ini ada kegiatan menyanyi didepan kelas.

33

b) Permasalahan Yang Muncul dalam Proses Pembelajaran

Permasalahan yang muncul pada kelas 2B ini sama dengan

kelas 2A hanya saja ada sedikit perbedaan karena pada kelas 2B ini

juga lebih banyak siswa yang ramai sendiri di dalam kelas

dibandig dengan kelas 2A, sebabnya sama dengan kelas 2A di

karenakan siswa yang merasa bosan karena menerima materi

secara terus menerus.

Serta masih terjadi kesalahan sama dengan kelas 2A yaitu

terkadang guru masih sulit untuk menyangkut pautkan materi ajar

yang ada karena terkadang pemisahan materi ajar masih terlihat

pada proses pembelajaran.

c) Solusi Yang Dilakukan Guru

Tindakan yang dilakukan oleh guru pun untuk membuat

siswa fokus kembali ke materi adalah sering memberikan ice

breaking kepada siswanya didalam yang merasa bosan, entah

melalui cerita lucu, menyanyi dan lain-lain karena pada kelas 2

sifat siswa masih sangat kekanak-kanakan dan pastinya akan

mengalami bosan apabila terlalu lama diberikan suatu

pembelajaran, perlu juga diberikan candaan supaya siswa tidak

merasa jenuh dan bosan.

b. Wawancara

1) Pengertian Kurikulum

Berdasarkan catatan dilapangan dan wawancara yang

dilakukan peneliti dari tanggal 11 April 2017 sampai 23 April 2017

Kurikulum menurut kepala sekolah SD Muhammadiyah Kriyan yaitu

Bapak Ahmad Faozan suatu sistem yang mengatur proses

34

berlangsungnya suatu kegiatan dalam proses pembelajaran, kegiatan

yang terjadi selama proses pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan

inti dan kegiatan penutup di landasi dengan suatu kurikulum yang

ada, jadi semua kegiatan yang berlangsung dalam suatu proses

pembelajaran di selimuti dengan kurikulum sehingga proses

pembelajaran bisa berlangsung dengan baik dan

terstruktur.(wawancara kepala sekolah tanggal 11 April 2017

Menurut kepala sekolah SD Muhammadiyah Kriyan

Kurikulum 2013 suatu program yang sangat bagus dimana didalam

suatu pembelajaran nantinya siswa akan di libatkan secara langsung

dalam suatu proses pembelajaran, tidak hanya mendengarkan saja

seperti pembelajaran yang dulu yang lebih dominan dengan

pembelajaran ceramah saja, karena di dalam kurikulum 2013

pembelajarannya sangat menarik dan berfareasi, karena banyak

pembelajaran yang materinya mengikutsertakan/ mengajak siswa

praktik secara langsung, serta menggunakan pendekatan scientific

serta dengan pembelajaran 5M yaitu mengamati, menanya, menalar,

mencoba, dan membuat jejaring. (wawancara kepala sekolah tanggal

11 April 2017)

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum pernyempurnaan dari

kurikulum sebelumnya, dimana dalam kurikulum 2013 tidak ada lagi

kegiatan dimana guru hanya melakukan proses pembelajaran dengan

ceramah saja, karena dalam kurikulum 2013 guru dituntut supaya

mampu mengajak siswa berperan aktif dalam suatu kegiatan

pembelajaran, karena dengan demikian siswa mampu lebih

memahami materi ajar dengan baik, karena belajar dengan baik

35

adalah belajar dengan mempraktikan sesuatu hal secara langsung.

(wawancara guru kelas 2 tanggal 11 April 2017)

Kurikulum 2013 adalah dimana dalam suatu proses

pembelajaran tidak ada lagi kegiatan dimana guru hanya melakukan

proses pembelajaran dengan ceramah saja, karena dalam kurikulum

2013 guru dituntut supaya mampu mengajak siswa berperan aktif

dalam suatu kegiatan pembelajaran, jadi siswa belajar sendiri didalam

kelas akan tetapi dengan bimbingan guru, serta dalam suatu proses

pembelajaran guru hanya bertugas menjadi fasilitator dan

pembimbing siswa. (wawancara guru kelas 2 tanggal 11 April 2017)

Dari wawancara yang telah dilaksanakan megenai pengertian

dari kurikulum 2013 oleh bapak kepala sekolah sert guru kelas 2A

dan kelas 2B di SD Muhammadiyah kriyan ini telah di jelaskan

bahwa mereka sudah memahami mengenai kurikulum 2013 dan tidak

ada permasalahan lagi di dalam memahami mengenai pengertian

kurikulum 2013.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rancangan secara

keseluruhan kegiatan belajar mengajar yang akan berlangsung

didalam kelas yang sebelumnya dibuat oleh guru yang fungsinya

sebagai acuan guru untuk melaksanakan pembelajaran didalam kelas

nantinya, dengan demikian proses belajar mengajar akan berlangsung

dengan sistematis, tidak terbolak balik materi yang akan

disampaikan, dengan demikian proses belajar mengajar dalam kelas

berjalan dengan lebih baik. Di SD ini setiap rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah dibuat oleh guru nantinya akan dikumpulkan

36

di akhir tahun ajar, atau akhir di setiap semester.(wawancara kepala

sekolah pada tanggal 11 April 2017)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan suatu

rancangan atau rangkaian kegiatan pembelajaran yang dibuat oleh

guru kelas yang fungsinya sebagai acuan guru untuk melaksanakan

proses belajar mengajar di dalam kelas supaya proses belajar bisa

berlangsung secara terstruktur, karena dengan adanya rencana

pelaksanaan pembelajaran atau yang sering di sebut dengan rpp

materi ajar yang akan di sampaikan bisa di sampaikan secara

keseluruhan dan terstruktur karena materi yang disamapaikan sudah

disusun terlebih dahulu sebelum melaksanakan pembelajaran. Serta

rpp yang baik adalah menggunakan pendekatan scientific, yakni

mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring.

(wawancara guru kelas 2 pada tanggal 11 April 2017)

Suatu rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik tentunya

mampu membuat siswa menjadi happy dalam melalui kegiatan

pembelajaran yang berlangsung dalam suatu kelas, untuk mengetahui

siswa merasa happy di dalam kelas bisa dilihat dari antusias siswa

pada saat guru menyampaikan materi, dimana cici-cirinya nanti siswa

akan ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang berlangsung

dalam kelas, siswa berani bertanya kepada guru apabila tidak faham

mengenai materi yang belum faham serta siswa berani

menyampaikan pendapatnya kepada guru dan teman-temannya

didalam kelas, serta tidak lupa dilaksanakan pendekatan scientific,

dan 5M yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan

membentuk jejaring. (wawancara guru kelas 2 pada tanggal 11 April

2017)

37

Adapun contoh mengenai proses kegiatan pembelajaran berkurikulum

2013

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Pendahuluan

1. Mengajak siswa berdo`a dengan khusuk

menurut agama dankeyakinan masing-masing.

2. Membuka pelajaran dengan mengisi daftar

hadir, menyapa dan menanyakan kabar siswa,

bagaimana perasaan mereka hari ini.

3. Melakukan appersepsi dengan menyanyikan

lagu ” kupu-kupu yang lucu ”

4. Melakukan tanya jawab tentang isi lagu yang

telah dinyanyikan.(menanya)

5. Memberi motivasi kepada siswa agar semangat

dalam mengikuti pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

6. Menjelaskan apa kegiatan yang akan mereka

lakukan hari ini yaitu membaca, mengamati

dan bercerita tentang mengolah taman dan

berkebun.

10 menit

KegiatanInti

1. Siswa mengamati gambar anak yang sedang

memupuk tanaman.(mengamati)

2. Siswa diajak keluar kelas untuk

mendemonstrasikan gerakan berkebun diiringi

dengan menyanyikan lagu “Menanam Jagung”

dengan tempo yang dinamis.

3. Siswa diajak menirukan gerakan memupuk

kemudian menirukan gerakan mencangkul

dibawah bimbingan guru.(mengumpulkan

informasi)

4. Siswa diajak menghubungkan aktifitas berkebun

dengan pemanfaatan uang.(mengasosiasikan)

5. Siswa mengamati gambar pemanfaatan uang

dalam aktifitas berkebun dalam pengolahan

taman sekolah.(mengamati)

6. Siswa mendemonstrasikan penukaran uang

180

menit

38

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

dengan berbagai kemungkinan

jawaban.(mengumpulkan

informasi/eksperimen)

7. Siswa menyelesaikan pemecahan masalah terkait

penukaran uang.(mengumpulkan informasii)

8. Siswa memeriksa kebenaran pemecahan masalah

yang telah dilakukan.(mengasosiasikan)

9. Siswa bertanya jawab tentang materi yang belum

dipahami.(menanya)

10. Memberikan penguatan dan penghargaan

terhadap prestasi belajar siswa, bisa dengan

pemberian penghargaan secara verbal.

11. Siswa menyimpulkan pembelajaran dengan

bahasa sendiri.

Penutup

1. Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi.

2. Dengan arahan guru siswa melakukan refleksi

dari kegiatan yang sudah dilakukan.

3. Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang

materi yang telah dipelajari.

4. Tindak lanjut.

Memberi tugas kepada siswa ( PR ), untuk

membaca cerita narasi.

5. Menyampaikan materi berikutnya, yang akan

dipelajari esok hari.

20 menit

3) Media Pendukung Kegiatan Pembelajaran

Media pendukung kegiatan pembelajaran merupakan suatu bagian

yang sangat penting dalam suatu sekolah yang fungsinya untuk

39

membantu proses belajar mengajar yang akan laksanakan di dalam atau di

luar kelas, karena suatu media pembelajaran mampu menunjang

keberhasilan suatu proses belajar mengajar yang berlangsung, serta

dengan adanya suatu media ajar maka nantinya akan membuat suatu

proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan, lebih baik lagi dan

juga akan membantu guru dalam menyampaikan materi yang akan

diberikan kepada siswa sehingga siswa akan menerima materi ajar dengan

lebih mudah.

Media pembelajaran merupakan suatu alat yang dimiliki oleh

sekolah ataupun guru yang berguna untuk membantu guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran, yang dimana fungsinya supaya suatu

proses pembelajaran bisa berjalan lebih menarik dan materi yang akan

disampaikan nantinya mudah diterma oleh siswa. Untuk mempunyai

media belajar di SD Muhammadiyah Kriyan tidak hanya dengan membeli

saja, tidak hanya guru yang membuat akan tetapi dari karya tangan siswa-

siswi SD Muhammadiyah Kriyan ini sendiri dengan bantuan guru kelas,

seperti contoh membuat tengkorak untuk pembelajaran ipa dengan kertas,

membuat media sistem pendengaran dengan kertas, dan masih banyak

lagi contohnya. (wawancara guru kelas 2 tanggal 16 April 2017)

Media yang baik merupakan media yang daya penggunaannya

tidak hanya sekali saja, akan tetapi suatu media dikatakan baik apabila

mampu digunakan secara berkali-kali, karena dengan demikian

penggunaan media bisa lebih maksimal dan tidak boros bahan, karena

hasil dari media yang dibuat bisa di gunakan secara berkali-kali, tidak

sekali penggunaan langsung di buang karena tidak mampu di gunakan

lagi.

40

Selain dengan media guru harus bisa memberikan motivasi karena

dengan pemberian suatu motivasi bisa membuat siswa nantinya lebih

semangat berpartisipasi dalam suatu proses pembelajaran yang akan

berlangsung, karena motivasi merupakan salah satu bagian penting yang

mampu mendukung keberhasilan suatu proses pembelajaran, motivasi

bisa berupa suatu perkataan, tindakan serta yang lainnya. (wawancara

guru kelas 2 tanggal 16 April 2017)

Dari wawancara yang telah dilaksanakan oleh guru kelas 2A dan

kelas 2B telah di temukan solusi dari SD Muhammadiyah Kriyan ini

mengenai media pendukung proses pembelajaran atau yang sering disebut

dengan alat peraga bahwa selain membeli alat peraga SD ini telah

membuat sendiri alat peraga yang mereka butuhkan untuk mendukung

peningkatan kualitas pembelajaran yang akan berlangsung, seperti

contohnya ada pada lembar lampiran yang telah dilampirkan.

4) Problematika Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013

Mengubah pola mengajar guru seperti itu tidak mudah, karena

sudah berpuluh tahun guru mengajar dengan model ceramah. Tidak

mudah bila tiba-tiba guru harus berubah menjadi seorang fasilitator dan

motivator seperti yang ada dalam kurikulum 2013 ini. Mengubah cara

mengajar guru itulah pekerjaan rumah tersendiri bagi Kemendikbud

dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. Kegagalan mengubah

cara mengajar guru akan menjadi sumber kegagalan implementasi

Kurikulum 2013.

Persoalannya adalah perubahan cara mengajar suatu guru tidak

bisa dilakukan dalam waktu singkat, melainkan butuh waktu bertahun-

tahun, karena seperti yang kita ketahui bahwa suatu cara mengajar dengan

41

ceramah sudah melekat pada diri seorang guru karena sudah diterapkan

sejak dulu, padahal Kurikulum 2013 itu harus dilaksanakan dalam waktu

secepatnya. Komprominya adalah persoalan teknis dilatihkan dalam

waktu satu minggu, tapi perubahan cara mengajar suatu guru harus

dilakukan terus-menerus dengan cara mendorong guru untuk terus

belajar.

Dalam wawancara yang dilakukan oleh guru kelas 2

“bahwasannya proses belajar mengajar pastinya nanti suatu guru akan

menemui suatu masalah yang harus di selesaikan, diantara akan

menemui kelas yang ramai, siswa yang susah diatur, murid yang aktif

dan masih banyak yang lainnya. Masalah yang timbul dalam kegiatan

belajar mengajar untuk kurikulum 2013 ini dapat dibagi menjadi 2

sumber, yaitu masalah yang timbul dari dalam diri guru itu sendiri yang

dimana masalah tersebut guru itu sendiri yang mengetahuinya atau

internal dan masalah yang bersumber dari luar atau eksternal”.

(wawancara guru kelas 2 tanggal 16 April 2017)

Masalah yang bersumber dari dalam guru itu sendiri atau yang lebih

dikenal dengan internal diantaranya adalah :

a) Guru kurang kreatif dalam menerangkan suatu pembelajaran di kelas

sehingga membuat suasana kelas menjadi membosankan dan siswa

menjadi gaduh.

b) Guru kurang menguasai mengenai icebreaking.

c) Guru kurang faham mengenai pelaksanaan pembelajaran kurikulum

2013

d) Guru kurang bisa menguasai kelas dengan baik.

e) Suara yang kurang keras yang dimiliki seorang guru.

42

f) Guru kurang kreatif dalam mengembangkan materi ajar yang ada di

buku.

g) Guru kurang mamapu mengaitkan materi pembelajaran yang satu

dengan yang lainnya, sehingga pemisahan materii ajar masih terlihat.

Masalah yang bersumber dari luar guru atau yang lebih sering disebut

dengan masalah eksternal yang diantaranya :

a) Kurang adanya pelatihan yang disenggalaran oleh pemerintah

mengenai kurikulum 2013.

b) Kurang adanya penyelenggaraan workshop mengenai kurikulum

2013.

c) Kurang adanya seminar mengenai kurikulum 2013.

d) Tidak adanya kegiatan sharing pengalaman antar sekolah satu dengan

yang lainnya.

(wawancara guru kelas 2 tanggal 16 April 2017)

Masalah tersebut salah satunya sesuai dengan ungkapan tuti :

Menurut Tuti (2014) permasalahan penerapan dalam pembelajaran

kurikulum 2013 di antaranya adalah :

a) Pertama "Yang kurang dipahami adalah proses penilaian yang

dianggap rumit. Banyak yang belum paham dalam memberikan

penilaian dalam implementasi kurikulum 2013," ujar Tuti di Gedung

PGRI, Jakarta Pusat, Kamis (16/10/2014).

b) Kedua, kata Tuti, para guru masih kesulitan menerapkan scientific

approach dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Tuti, metode

tersebut digunakan karena melihat adanya gap antara jenjang

pendidikan, baik SD ke SMP, SMP ke SMA, SMA ke Perguruan

Tinggi. "Baru kaget ketika lihat hasil PISA. Tapi sebenarnya sudah

43

lama dan memang ada. Dari lima langkah pendekatan scientific, yakni

mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring,

yang sering terlewat ialah menalar," tutur Dosen di Institut Teknologi

Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.

c) Kendala ketiga, ungkap Tuti, adalah membuat siswa aktif. Sebab,

dalam kurikulum 2013, guru harus pintar menjadi fasilitator agar

siswa bertanya. Sayang, belum semua guru mampu melaksanakannya

(gambar pada saat pembelajaran)

Gambar tersebut diambil pada saat proses belajar mengajar

didalam kelas, lebih tepatnya pada saat guru memberikan suatu

evaluasi atau pertanyaan mengenai materi yang telah disampaikan

kepada siswa, terlihat ada siswa yang berdiri dan ada yang

mengangkat tangan, dengan demikian menunjukkan bahwa dalam

pembelajaran yang sedang berlangsung siswa berperan aktif dan

ikut serta dalam proses pembelajaran seperti yang cirri yang ada

44

dalam kurikulum 2013 bahwasannya guru harus melibatkan siswa

secara aktif dalam pembelajaran didalam kelas.

B. Pembahasan

1. Penerapan Proses Pembelajaran Berkurikulum 2013

Berdasarkan dari hasil penelitian pada guru SD Muhammadiyah

Kriyan mengenai proses pembelajaran berbasis kurikulum 2013 memiliki

landasan hukum yaitu adalah Permendikbud Nomor 65 tahun 2013

tentang Standar Proses yang berisikan Standar Kompetensi Lulusan dan

Standar Isimaka prinsip pembelajaran yang digunakan:

a. Dari pesertadidik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;

b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar

berbasis aneka sumber belajar;

c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan

d. Penggunaan pendekatan ilmiah dari pembelajaran berbasis konten

menuju pembelajaran berbasis kompetensi

e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu,

f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju

pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi

g. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.

h. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal

(hardskills) dan keterampilan mental (softskills);

i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik ebagai pembelajar sepanjang hayat.

j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan member

keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing

madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik

dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

45

k. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di

masyarakat;

l. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,

siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.

m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan

n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya

peserta didik.

Hal tersebut didukung oleh pendapat B. Suryosubroto

(2009:134) yakni yang mengungkapkan ciri-ciri dan prinsip

pembelajaran berkurikulum 2013 adalah:

a. Berpusat pada siswa

Proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan

siswa sebagai pusat aktivitas dan harus mampu memperkaya

pengalaman belajar. Pengalaman belajar tersebut dituangkan

dalam kegiatan belajar mengajar yang menggali dan

mengembangkan fenomena alam di sekitar siswa.

b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa

Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu

belajar langsung dan mengalami sendiri proses pembelajaran yang

sedang berlangsung. Atas dasar ini maka guru perlu menciptakan

kondisi belajar yang kondusif dan memfasilitasi tumbuhnya

pengalaman yang bermakna.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Mengingat tema yang dikaji dari berbagai mata pelajaran

dan saling keterkaitan maka batas mata pelajaran menjadi tidak

begitu jelas.

46

d. Menyajikan konsep berbagai mata pelajaran dalam suatu proses

pembelajaran

e. Bersifat fleksibel

Pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara

ketat antar mata pelajaran.

f. Hasil pembelajaran data berkembang sesuai dengan minat, dan

kebutuhan siswa

Ungkapan tersebut sesuai dengan pendapat yang di berikan kepala

sekolah SD Muhammadiyah Kriyan yang mengungkapkan bahwa

pembelajaran berkurikulum 2013 adalah:

“suatu program yang sangat bagus dimana didalam suatu

pembelajaran nantinya siswa akan di libatkan secara langsung

dalam suatu proses pembelajaran, tidak hanya mendengarkan saja

seperti pembelajaran yang dulu yang lebih dominan dengan

pembelajaran ceramah saja, karena di dalam kurikulum 2013

pembelajarannya sangat menarik dan berfareasi, karena banyak

pembelajaran yang materinya mengikutsertakan/ mengajak siswa

praktik secara langsung, serta menggunakan pendekatan scientific

serta dengan pembelajaran 5M yaitu mengamati, menanya,

menalar, mencoba, dan membuat jejaring.”

Ungkapan tersebut juga diperkuat dengan pendapat yang di ungkapkan

oleh guru kelas 2A dan 2B yang berpendapat:

“Kurikulum 2013 merupakan kurikulum pernyempurnaan dari

kurikulum sebelumnya, dimana dalam kurikulum 2013 tidak ada

lagi kegiatan dimana guru hanya melakukan proses pembelajaran

dengan ceramah saja, karena dalam kurikulum 2013 guru dituntut

47

supaya mampu mengajak siswa berperan aktif dalam suatu

kegiatan pembelajaran, karena dengan demikian siswa mampu

lebih memahami materi ajar dengan baik, karena belajar dengan

baik adalah belajar dengan mempraktikan sesuatu hal secara

langsung.”

“Kurikulum 2013 adalah dimana dalam suatu proses pembelajaran

tidak ada lagi kegiatan dimana guru hanya melakukan proses

pembelajaran dengan ceramah saja, karena dalam kurikulum 2013

guru dituntut supaya mampu mengajak siswa berperan aktif dalam

suatu kegiatan pembelajaran, jadi siswa belajar sendiri didalam

kelas akan tetapi dengan bimbingan guru, serta dalam suatu proses

pembelajaran guru hanya bertugas menjadi fasilitator dan

pembimbing siswa.”

2. Permasalahan Yang Ada Pada Proses Pembelajaran Berkurikulum 2013

Menurut Tuti (2014:28) permasalahan penerapan dalam pembelajaran

kurikulum 2013 di antaranya adalah :

a. Pertama "Yang kurang dipahami adalah proses penilaian yang

dianggap rumit. Banyak yang belum paham dalam memberikan

penilaian dalam implementasi kurikulum 2013.

b. Kedua, kata Tuti, para guru masih kesulitan menerapkan scientific

approach dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Tuti, metode

tersebut digunakan karena melihat adanya gap antara jenjang

pendidikan, baik SD ke SMP, SMP ke SMA, SMA ke Perguruan

Tinggi. "Baru kaget ketika lihat hasil PISA. Tapi sebenarnya sudah

lama dan memang ada. Dari lima langkah pendekatan scientific, yakni

mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring,

yang sering terlewat ialah menalar," tutur Dosen di Institut Teknologi

Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.

48

c. Kendala ketiga, ungkap Tuti, adalah membuat siswa aktif. Sebab,

dalam kurikulum 2013, guru harus pintar menjadi fasilitator agar

siswa bertanya. Sayang, belum semua guru mampu melaksanakannya

Pendapat tersebut sesuai dengan yang di ungkapkan oleh guru kelas 2A

dan 2B, yang berpendapat bahwa:

“Masalah yang sering saya temukan didalam kelas adalah siswa

yang terlalu aktif dikarenakan dalam kurikulum ini guru harus

mampu membuat siswa aktif dalam suatu pembelajaran, sehingga

kadang membuat guru kuwalahan, kadang sulit juga untuk

menyangkutkan materi ajar satu dengan yang lainnya karena pada

kurikulum ini materi ajar di buat bertema, serta yang sering juga

didapati adalah siswa yang bosan dan gaduh di dalam kelas.”

“Masalah yang ada bisa saya kategorikan 2 tipe karena ada

masalah dari dalam atau internal dan dari luar yang sering disebut

eksternal, masalah dari dalam diantaranya masalah yang sering

saya temukan didalam kelas adalah siswa yang terlalu aktif karena

pembelajaran sangat menarik shingga siswa sulit untuk

dikondisikan, kadang sulit juga untuk mengaitkan materi satu

dengan yang lainnya, kadang saya kurang tidak begitu baik dalam

menjadi fasilitator, suara yang saya miliki kalah keras dengan

suara siswa.”

Dari penelitian yang dilakukan oleh Maisyaroh, dkk, dengan judul

“Masalah Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Dan Kerangka

Model Supervisi Pengajaran” diperoleh hasil bahwa melalui penelitian ini

ditemukan permasalahan yang dihadapi guru dalam implementasi Kurikulum

2013 dalam pencapaian: (1) standar isi, yaitu guru kurang memahami kerangka

dasar dan struktur kurikulum, ketidakcukupan waktu karena muatan isi terlalu

49

luas, penanaman konsep karena tidak didukung oleh informasi teknologi; (2)

standar proses, yaitu guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan RPP,

penerapan pembelajaran saintifik, tematik terpadu, konstruktivistik, penggunaan

media terutama laptop dan LCD; (3) standar kompetensi lulusan, yaitu kesulitan

dalam mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran, kesulitan

dalam mengembangkan kompetensi sikap.

Serta ditemukan solusi penyelesaian masalah dengan cara Model

supervise pembelajaran yang disarankan bagi: (1) Kepala sekolah dalam

membantu memecahkan masalah yang dihadapi guru, (2) Pengawas sekolah

dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapi guru dan kepala sekolah,

serta (3) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di Jawa Timur dalam

membina kemampuan guru dan kepala sekolah; yaitu dengan menerapkan

model supervisi kelompok dan kemudian dilanjutkan dengan menerapkan model

supervisi individual untuk membantu guru yang menghadapi masalah khusus.

Dari penelitian yang telah dilaksanakan Septiana Dwi Anggraeni

dengan judul “Penerapan Kurikulum di Sekolah Dasar(Studi Komparatif

Terhadap Implementasi Kurikulum Pada Pembelajaran PAI dan Budi

Pekerti di SD Negri Glagah dan SD Muhammadiyah Demangan” telah

diperoleh hasil bahwa factor penghambat dalam implementasi kurikulum

2013 yaitu belum semua siswa ikut aktif dalam pembelajaran, serta alat

peraga yang masih terbatas, dan pendekatan scientific di SD Negri

Glagah belum bisa dilaksanakan secara menyeluruh, khususnya menanya.

Sedangkan di SD Muhammadiyah pendekatan scientific sudah

dilaksanakan dengan baik, serta sudah membuat siswa partisipatif dalam

pembeajaran.

Dan telah ditemukan solusi diantaranya :

a. Bagi guru harus sering mengikuti seminar, workshop, atau diklat

kurikulum 2013 baik yang diselenggarakan secara umum ataupun

khusus

50

b. Kopetensi guru perlu ditingkatkan sesuai dengan tuntunan

perkembangan ilmu pengetahuan teknologi, sehingga guru dapat

merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar secara

kreatif, efektif dan efisien.

c. Selalu memotivasi siswa agar siswa mampu berpartisipasi aktif

dalam proses pembelajaran.

Selalu berupaya mengembangkan metode dan strategi baru dalam

pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih aktif dan

menyenangkan.

3. Solusi peyelesaian masalah pada saat pembelajaran berkurikulum 2013

pada SD Muhammadiyah Kriyan adalah dengan cara:

“Pada setiap kegiatan pasti akan ada suatu masalah yang

akan muncul, apakah masalah itu kecil ataupun besar, maka dari itu

dibutuhkan suatu solusi untuk memecahkan masalah tersebut, jadi

untuk menghindari dan menyelesaikan masalah yang mungkin akan

terjari pada proses belajar mengajar dikelas bisa dilakukan dengan

cara sebagai berikut” (wawancara guru kelas 2 tanggal 16 April

2017), diantaranya :

a. Untuk permasalahan seperti guru kurang kreatif guru bisa di

beritahu mengenai cara mengelola atau membuat proses

pembelajaran menjadi menarik, mengenai cara pengkondisian

kelas dengan baik, di berikan berbagai buku mengenai cara

mendesain atau membuat kelas dengan baik dan masih banyak

yang lainnya.

b. Untuk guru yang mempunyai suara pelan diberi saran agar

melatih suaranya dengan cara mengajar di depan kaca atau

simulasi mengajar sendiri dengan demikian maka suara guru akan

51

terlatih dan nantinya mampu terdengar lebih keras karena

terbiasa.

c. Diadakan suatu pelatihan - pelatihan mengenai kurikulum 2013

supaya nantinya guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis

kurikulum 2013 bisa berjala dengan lancar.

d. Diadakan workshop dan seminar mengenai kurikulum 2013,

supaya nantinya guru bisa lebih mengetahui mengenai bagaimana

kurikulum 2013.

e. Adanya kegiatan sharing antar sekolah-sekolah, yang dimana bisa

berguna menjadi tempat berbagi ilmu antara guru satu dengan

yang lainnya mengenai apa itu kurikulum 2013, sehingga apabila

ada suatu permasalahan nantinya bisa dibicarakan dengan seksama

dan bisa diselesaikan dengan pemikiran bersama.

f. Belajar mengenai manajemen kelas dengan baik, karena pada

pembelajaran kurikulum 2013 ini cara belajarnya sangat menarik,

dengan demikian akan membuat suasana yang gaduh untuk itu

guru harus mampu memanajemen kelasnya supaya suasana

didalam kelas selalu dalam kondisi yang kondusif.

g. Adanya supervisi yang dilakukan kepala sekolah untuk guru.

h. Latihan terus menerus secara mandiri supaya nantinya mampu

menerapkan pembelajaran dengan lebih baik.

52

(gambar tentang proses pembelajaran di kelas 2)

Dimana pada saat pembelajaran berlangsung, terutama

pada saat guru menerangkan materi ajar atau manyampaikan

berita apapun itu di dalam kelas semua siswa duduk rapi dan

mendengarkan apa yang di sampaikan oleh guru pada saat itu

dengan baik, sehingga para siswa yang ada didalam kelas tidak

ada yang bermain sendiri, berbicara dengan teman sebelah apalagi

membuat suasana kelas menjadi gaduh, karena pada kelas ini guru

mampu mengkondisikan kelas dengan baik, seperti yang terlihat

didalam gambar kondisi kelas yang begitu nyaman dan kondusif.

Serta dari peneliti memberikan beberapa saran diantaranya :

a. Diadakan suatu pelatihan - pelatihan mengenai kurikulum 2013

supaya nantinya guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis

kurikulum 2013 bisa berjala dengan lancar.

53

b. Diadakan workshop dan seminar mengenai kurikulum 2013, supaya

nantinya guru bisa lebih mengetahui mengenai bagaimana kurikulum

2013.

c. Adanya kegiatan sharing antar sekolah-sekolah, yang dimana bisa

berguna menjadi tempat berbagi ilmu antara guru satu dengan yang

lainnya mengenai apa itu kurikulum 2013, sehingga apabila ada suatu

permasalahan nantinya bisa dibicarakan dengan seksama dan bisa

diselesaikan dengan pemikiran bersama.

d. Belajar mengenai manajemen kelas dengan baik, karena pada

pembelajaran kurikulum 2013 ini cara belajarnya sangat menarik,

dengan demikian akan membuat suasana yang gaduh untuk itu guru

harus mampu memanajemen kelasnya supaya suasana didalam kelas

selalu dalam kondisi yang kondusif.

e. Adanya supervisi yang dilakukan kepala sekolah untuk guru.

f. Diadakannya rapat bulanan.

g. Diadakan rapat akhir semester untuk klarifikasi apa saja masalah

yang terjadi pada semerter tersebut.

C. Keterbatasan Peneliti

Penelitian yang berjudul “Permasalahan Dan Solusi Bagi Guru Dalam

Menerapkan Kegiatan Pembelajaran Kurikulum 2013 Kelas 2 Di Sd

Muhammadiyah Kriyan Tahun Pelajaran 2016/2017” ini masih banyak

terdapat kekuarangan karena keterbatasan penelitian, keterbatasan tersebut

meliputi:

1. Keterbatasan waktu penelitian yang dimiliki peneliti sehingga hasil yang

diperoleh kurang maksimal karena peneliti hanya beberapa kali saja

masuk kedalam kelas dan hanya beberapa subtema saja yang di teliti oleh

peneliti.

2. Ada beberapa pendapat guru yang tidak sesuai dengan wawancara yang

penelitii lakukan