bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. gambaran...

110
49 Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Cirebon 1. Letak Kota Wali adalah sebuah julukan untuk Kota Cirebon. Kota Cirebon terletak di daerah pantai utara Propinsi Jawa Barat bagian timur. Dengan Letak geografis yang strategis dan merupakan jalur utama transportasi dari Jakarta menuju Jawa Barat dan Jawa Tengah yang melalui daerah utara atau pantai utara (pantura). Letak tersebut menjadikan suatu keuntungan bagi Kota Cirebon, terutama dari segi perhubungan dan komunikasi. Contohnya adalah saat orang-orang ingin menuju daerah-daerah di Jawa Tengah biasanya akan mampir ke Kota Cirebon sembari beristirahat dan menikmati daya tarik wisata yang ada. Lokasi yang berada di jalur pantura memang memberikan nilai strategis yang baik bagi Kota cIrebon untuk dapat mengoptimalkan perannya sebagai kota transit yang memiliki banyak destinasi wisata khususnya wisata budaya. Letak Geografis Kota Cirebon secara absolut terletak pada posisi 108 o 19’ 48” Bujur Timur dan 6 o 24’ 36” Lintang Selatan. Ini berarti Kota Cirebon berada pada pantai Utara Pulau Jawa di bagian timur Jawa Barat yang memanjang dari barat ke timur sepanjang 8 kilometer, dari utara ke selatan sepanjang 11 kilometer dan memiliki ketinggian 5 meter dari permukaan air laut. Dengan demikian, Kota Cirebon merupakan daerah dataran rendah dengan luas wilayah administrasi 37,35 km 2 atau 3.735,8 hektar yang mempunyai batas-batas sebagai berikut : - Sebelah Utara : Sungai Kedung Pane - Sebelah Barat : Sungai Banjir Kanal / Kabupaten Cirebon - Sebelah Selatan : Sungai Kalijaga - Sebelah Timur : Laut Jawa Untuk melihat peta administrasi Kota Cirebon dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut.

Upload: others

Post on 18-Jan-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

49

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kota Cirebon

1. Letak

Kota Wali adalah sebuah julukan untuk Kota Cirebon. Kota Cirebon terletak di

daerah pantai utara Propinsi Jawa Barat bagian timur. Dengan Letak geografis yang

strategis dan merupakan jalur utama transportasi dari Jakarta menuju Jawa Barat

dan Jawa Tengah yang melalui daerah utara atau pantai utara (pantura). Letak

tersebut menjadikan suatu keuntungan bagi Kota Cirebon, terutama dari segi

perhubungan dan komunikasi. Contohnya adalah saat orang-orang ingin menuju

daerah-daerah di Jawa Tengah biasanya akan mampir ke Kota Cirebon sembari

beristirahat dan menikmati daya tarik wisata yang ada. Lokasi yang berada di jalur

pantura memang memberikan nilai strategis yang baik bagi Kota cIrebon untuk

dapat mengoptimalkan perannya sebagai kota transit yang memiliki banyak

destinasi wisata khususnya wisata budaya.

Letak Geografis Kota Cirebon secara absolut terletak pada posisi 108o 19’ 48”

Bujur Timur dan 6o 24’ 36” Lintang Selatan. Ini berarti Kota Cirebon berada pada

pantai Utara Pulau Jawa di bagian timur Jawa Barat yang memanjang dari barat ke

timur sepanjang 8 kilometer, dari utara ke selatan sepanjang 11 kilometer dan

memiliki ketinggian 5 meter dari permukaan air laut. Dengan demikian, Kota

Cirebon merupakan daerah dataran rendah dengan luas wilayah administrasi 37,35

km2 atau 3.735,8 hektar yang mempunyai batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Sungai Kedung Pane

- Sebelah Barat : Sungai Banjir Kanal / Kabupaten Cirebon

- Sebelah Selatan : Sungai Kalijaga

- Sebelah Timur : Laut Jawa

Untuk melihat peta administrasi Kota Cirebon dapat dilihat pada gambar 4.1

sebagai berikut.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

50

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kota Cirebon

Sumber: Diolah Oleh Peneliti, 2016

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

51

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kondisi Iklim

Kota Cirebon termasuk daerah iklim tropis, dengan suhu udara minimum rata-

rata 23,59o C dan maksimun rata-rata 31,56o C dan banyaknya curah hujan

1.194,7 mm per tahun dengan hari hujan 64 hari pada tahun 2015. Untuk melihat

lebih lengkap terkait curah hujan di Kota Cirebon dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut ini.

Tabel 4.1

Banyaknya Hari dan Curah Hujan Tahun 2013-3015

Bulan

2013 2014 2015

Curah

hujan

(mm)

Hari

hujan

Curah

hujan

(mm)

Hari

hujan

Curah

hujan

(mm)

Hari

hujan

Januari 404,5 16 710,4 16 276 18

Februari 161,0 5 319,7 15 383,1 12

Maret 334,0 10 243,4 9 107,9 6

April 175,7 12 216,0 8 48,0 6

Mei 214,5 13 85,0 3 139,6 7

Juni 235,5 10 169,5 5 10,0 1

Juli 190,0 8 62,0 4 0 0

Jumlah 2.686,3 106 2.369,1 84 1.194,7 64

Rata-rata

perbulan

223,86 8,83 197,42 7 99,56 5,33

Sumber: BPS Kota Cirebon dalam angka, 2016

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa curah hujan rata-rata perbulan pada

tahun 2013 sebesar 223,86 mm dengan 8,83 hari hujan. Pada tahun 2014 rata-rata

perbulan sebesar 197,42 dengan 7 hari hujan, dan pada tahun 2015 dengan rata-

rata perbulan 99,56 mm dengan hari hujan 5,33. Sedangkan untuk melihat

bagaimana temperatur di Kota Cirebon dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

52

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.2

Temperatur di Kota Cirebon Tahun 2013-2015

Bulan

Temperatur

Rata-rata Min Max

Januari 27,4 23,5 30,3

Februari 27,6 24,1 30,6

Maret 28,4 24,4 31,4

April 28,7 25,1 31,4

Mei 28,9 23,9 31,8

Juni 28,1 23,8 31,4

Juli 28,3 22,7 30,9

Agustus 27,9 21,1 31,0

September 29,1 21,9 31,8

Oktober 29,1 23,0 32,6

November - - -

Desember - - -

Rata-rata perbulan

2015 28,54 23,59 31,56

2014 27,65 24,13 31,18

2013 28,12 24,98 31,25

Sumber: BPS Kota Cirebon dalam angka, 2016

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa temperatur di Kota Cirebon berkisar antara 28-

31o C. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa temperatur ini lumayan panas

sesuai karakteristik daerah pantai/dataran rendah. Dengan temperatur/suhu yang

lumayan panas, maka pengembangan pariwisata di Kota Cirebon harus disediakan

sarana prasarana penunjang untuk meminimalisir suhu panas yang ada. Sarana

prasarana tersebut dapat berupa gazebo, taman bermain dan sebagainya.

3. Tata Air

Keadaan air tanah pada umumnya dipengaruhi oleh intrusi air laut, sehingga

kebutuhan air bersih masyarakat untuk keperluan minum sebagian besar bersumber

dari pasokan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon yang sumber

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

53

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mata airnya berasal dari Kabupaten Kuningan. Sedangkan untuk keperluan lainnya

sebagian besar diperoleh dari sumur dengan kedalaman antara dua meter sampai

dengan enam meter, di samping itu ada beberapa daerah/wilayah kondisi air tanah

relatif sangat rendah dan rasanya asin karena intrusi air laut dan tidak dapat

digunakan untuk keperluan air minum.

Di Kota Cirebon terdapat empat sungai yang tersebar merata di seluruh wilayah

yaitu Sungai Kedung Pane, Sungai Sukalila, Sungai Kesunean(Kriyan) dan Sungai

Kalijaga. Sungai berfungsi sebagai batas wilayah antara Kabupaten Cirebon dan

sebagai saluran pembuangan air.

4. Kondisi Tanah

Tanah sebagian subur dan sebagian kurang produktif disebabkan tanah pantai

yang semakin luas akibat endapan sungai-sungai. Pada umumnya tanah di Kota

Cirebon adalah tanah jenis regosol yang berasal dari endapan lava dan piroklasik (

pasir, lempung, tanah liat, tupa, breksi lumpur dan kerikil). Secara umum jenis

tanah yang tersebar di Kota Cirebon ini relatif mudah untuk pengembangan

berbagai macam jenis vegetasi.

5. Kependudukan

Data kependudukan dapat diperoleh dari berbagai sumber di antaranya dari

hasil sensus penduduk tahun 2010 (SP 2010), survei penduduk antar sensus

(SUPAS) ,dan survei-survei yang lain seperti survei sosial ekonomi nasional

(susenas) dan survei sosial ekonomi daerah suseda), serta dari catatan administrasi

pemerintahan yang disebut Registrasi Penduduk.

Menurut hasil Proyeksi BPS jumlah penduduk Kota Cirebon telah mencapai

jumlah 307.494 jiwa. Dengan komposisi penduduk laki-laki 154.228 jiwa dan

perempuan 153.266 jiwa, dan ratio jenis kelamin sekitar 100,63.

Penduduk Kota Cirebon tersebar di lima kecamatan, kecamatan yang

memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Pekalipan

sebesar 19,227 ribu jiwa/km², terpadat kedua adalah Kecamatan Kejaksan 12,137

ribu jiwa/km², kemudian kecamatan Kesambi 9,036 ribu jiwa/km², Kecamatan

Lemahwungkuk 8,419 ribu jiwa/km², dan kepadatan terendah terdapat di

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

54

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kecamatan Harjamukti hampir 6.017 jiwa/km². Untuk melihat langsung data

kependudukan Kota Cirebon tersedia pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.2

Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2015

Kelompok Usia

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

0 – 4 14.341 13.207 27.548

5 – 9 13.410 12.476 25.886

10 – 14 13.613 13.004 26.617

15 – 19 14.436 14.391 28.827

20 – 24 13.429 12.724 26.153

25 – 29 13.086 12.428 25.514

30 – 34 13.226 12.675 25.901

35 – 39 11.798 11.550 23.348

40 – 44 11.209 11.466 22.675

45 – 49 9.477 10.177 19.654

50 – 54 8.323 9.057 17.380

55 – 59 7.211 7.267 14.478

60 – 64 4.648 4.616 9.264

65 – 69 2.806 3.220 6.026

70 – 74 1.750 2.379 4.129

75 + 1.465 2.629 4.094

Jumlah 154.228 153.266 307.494

Sumber: BPS Kota Cirebon dalam angka, 2016

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa jumlah penduduk di Kota Cirebon bila

diproyeksikan akan membentuk piramida penduduk kerucut. Jumlahnya sangat

besar pada usia anak-anak, remaja bahkan produktif di rentang 0-44 tahun. Setelah

itu mulai menurun dan terus mengecil jumlahnya hingga pada umur diatas 75 tahun

hanya terdapat jumlah 4.094 penduduk dengan perbandingan 1.465 laki-laki dan

2.629 perempuan. Secara keseluruhan komposisi jenis kelaminnya cenderung

berimbang, namun mulai berbeda drastis saat memasuki rentang umur 70 tahun.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

55

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jenis kelamin laki-laki mulai berkurang lebih dari setengahnya sehingga membuat

perbedaan yang signifikan dengan jenis kelamin perempuan di Kota Cirebon.

Tabel 4.3

Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2015

Kecamatan

Luas Wilayah (km2)

Penduduk Kepadatan

Penduduk/km2

Harjamukti 17,615 105.987 6,017

Lemahwungkuk 6,507 54.788 8,419

Pekalipan 1,561 30.013 19,227

Kesambi 8,059 72.819 9,036

Kejaksan 3,616 43.887 12,137

Jumlah 37,358 307.494 8,231

Sumber: BPS Kota Cirebon dalam angka, 2015

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat kepadatan penduduk di Kota

Cirebon memiliki perbedaan yang signifikan diantara berbagai kelurahan.

Perbedaan ini salah satu faktornya adalah karena memang luas wilayah pada

masing-masing kelurahan juga berbeda. Misalnya pada wilayah kelurahan yang

paling luas yaitu Harjamukti 17.615 kilometer persegi memiliki kepadatan yang

paling rendah sebesar 6.017 jiwa per kilometer perseginya. Sebaliknya kelurahan

dengan kepadatan tertinggi adalah Pekalipan yang hanya memiliki luas wilayah

1.561 kilometer persegi justru memiliki kepadatan sebesar 19.227 jiwa per

kilometer persegi. Sehingga apabila dirata-ratakan dengan jumlah penduduk total

307.494 jiwa dan total luas wilayah 37.358 kilometer persegi Kota Cirebon

memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

demikian, sesungguhnya Kota Cirebon tidak terlalu padat bila jumlah penduduk

dibandingkan luas wilayahnya secara keseluruhan. Akan tetapi, kepadatan

penduduk terjadi tidak merata pada beberapa kelurahan yang justru memiliki luasan

wilayah yang sempit. Hal ini juga menunjukkan pusat konsentrasi penduduk dengan

jumlah besar dapat dilihat dari padatnya kelurahan tertentu yang mungkin saja

menjadi pusat perekonomian dan pusat kegiatan di kota tersebut.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

56

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Karakteristik Daya Tarik Wisata

1. Keraton Kacirebonan

Keraton Kacirebonan merupakan keraton yang didirikan atas prakarsa

Pangeran Muhamad Haerudhin, beliau merupakan Putra Mahkota Sultan

Kanoman ke-IV yang melakukan perlawanan terhadap pemerintahan kolonial

Belanda. Keraton Kaceribonan merupakan pemekaran dari Keraton Kanoman

setelah Sultan Anom IV yakni PR Muhammad Khaerudin wafat, Putra Mahkota

yang seharusnya menggantikan tahta diasingkan oleh Belanda pada tahun 1696 ke

Ambon karena dianggap sebagai pembangkang dan membrontak. Ketika kembali

dari pengasingan tahta sudah diduduki oleh PR. Abu sholeh Imamuddin. Atas dasar

kesepakatan keluarga, akhirnya PR Anom Madenda membangun Istana

Kacerbonan, kemudian muncullah Sultan Carbon I sebagai Sultan Kacirebonan

pertama di tahun 1808.

Lokasi Keraton Kacirebonan berada di Jalan Pulasaren, Kecamatan Pekalipan

Kota Cirebon. Menempati lahan seluas 2,5 hektar, Keraton Kacirebonan

memiliki Paseban Kulon di sebelah kiri dan Paseban Wetan di bagian kanan

keraton. Keduanya berfungsi sebagai tempat penerima tamu dan latihan tari,

yakni tari topeng khas Cirebon. Masuk lebih ke dalam, Pintu Selamat Tangkep

di bagian tengah menjadi pintu utama sebelum memasuki gedung utama keraton.

Pintu ini hanya dibuka saat upacara khusus atau ketika ada tamu khusus yang

berkunjung ke keraton. Sedangkan para pengunjung biasa bisa melewati Pintu

Kliningan yang terletak di sisi kiri dan kanan Keraton. Pintu ini juga memiliki

makna sebagai bagian dari 2 kalimat syahadat. Memasuki bangunan utama,

Keraton Kacirebonan memiliki warna dengan unsur hijau yang mendominasi 8

tiang sebagai pilar utama menopang bangunan yang terlihat dirawat dengan baik.

Bagian serambi keraton atau disebut dengan Ruang Jinem Prabayaksa merupakan

tempat dimana sultan bertemu dengan tamu sekaligus tempat diadakannya acara

ritual keraton. Keraton Kacirebonan menyimpan berbagai benda-benda koleksi

kuno yang sarat dengan sejarah diantaranya pedang, tombak, sampai alat

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

57

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembuat jamu atau param yang masih berbentuk batu tersimpan dengan baik di

salah satu ruangan.

Gambar 4.2 dan 4.3 Lobi dan Halaman Depan Keraton Kacirebonan

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Berdasarkan hasil observasi peneliti berdasarkan variabel penelitian yang

digunakan hasilnya dapat dilihat pada masing-masing parameter sebagai berikut.

a. Letak

Kriteria letak dilakukan observasi untuk melihat bagaimana letak daya tarik

wisata yang ada. Letak dapat mempengaruhi keindahan suatu daya tarik dan juga

eksistensinya terhadap orang atau wisatawan yang baru berkunjung. Eksistensi

dapat terdongkrak bila suatu lokasi daya tarik terlihat menonjol dan strategis,

sehingga mudah dilihat oleh orang yang berlalu-lalang. Untuk hasil observasi akan

disajikan dalam tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Skoring Letak Keraton Kacirebonan

Kriteria Letak Nilai Checklist

Lokasi Terisolir 1

Jauh dari pusat kota, tidak tersedia angkutan umum 2

Jauh dari pusat kota, tersedia beberapa angutan umum 3

Jauh dari pusat kota, tersedia banyak angkutan umum 4 ˅

Dekat dengan pusat kota, tersedia angkutan umum 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

58

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria letak pada Keraton Kacirebonan mendapatkan nilai 4 yang

menunjukkan bahwa lokasinya berada cukup dekat dengan pusat kota dan tersedia

banyak angkutan umum yang melintasi wilayah tersebut. Hal ini dikarenakan lokasi

dari daya tarik Keraton Kacirebonan ini berada di Jalan Pulasaren yang merupakan

salah satu jalan utama yang ada di Kota Cirebon. Wisatawan yang baru berkunjung

maupun orang-orang yang melintas dapat dengan mudah melihat eksistensinya

dengan gerbang keraton yang menyapa dari pinggir jalan. Angkutan umum juga

banyak melintasi lokasi ini, sehingga keberadaan daya tarik ini secara letak

menunjukkan kriteria yang baik.

b. Aksesibilitas

Aksesibilitas sangat penting bagi suatu daya tarik wisata. Dengan akses yang

baik, maka wisatawan dapat berkunjung tanpa harus melewati kesulitan yang ada

misalnya harus jalan kaki dengan jarak yang jauh, jalan berlubang, dan juga

keterbatasan akses untuk kendaraan tertentu. Untuk lebih detil dapat dilihat pada

tabel 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.5

Skoring Aksesibilitas Keraton Kacirebonan

Kriteria Aksesibilitas Nilai Checklist

Jalan setapak dan jalan alternatif tidak ada 1

Jalan tidak beraspal, berbatu 2

Jalan beraspal dengan kondisi sedikit bergelombang dan

berlubang, terbatas untuk kendaraan roda empat

3

Jalan beraspal, bergelombang dapat dilalui kendaraan roda

empat tanpa mengalami kesulitan

4

Jalan beraspal, tidak bergelombang dan dapat dilalui berbagai

jenis kendaraan

5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria aksesibilitas pada destinasi ini mendapatkan nilai maksimum yang

berarti akses menuju daya tarik wisata ini sangat baik. Akses menuju lokasi Keraton

Kacirebonan sangat baik dengan tersedia jalan aspal sebagai jalan utama sehingga

dapat dilalui segala jenis kendaraan. Oleh karena hal tersebut, wisatawan tidak perlu

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

59

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

khawatir apabila ingin berkunjung. Kendaraan jenis apapun dapat digunakan mulai

dari sepeda motor hingga bus sekalipun. Selain itu, jalan yang luas beraspal dan

tidak bergelombang memberikan kenyamanan serta keamanan lebih.

c. Keindahan

Kriteria keindahan merupakan hal yang sangat menunjang tingkat kemenarikan

suatu daya tarik wisata. Dengan kriteria keindahan yang memadai, maka wisatawan

akan dimanjakan dengan berbagai hal yang dapat mereka lihat. Setidaknya terdapat

empat aspek keindahan seperti bentuk bangunan, relief situs, artistik ornamen

bangunan dan tata letak yang berkaitan dengan daya tarik wisata budaya. Dengan

adanya aspek tersebut, wisatawan diharapkan dapat lebih betah berlama-lama pada

lokasi daya tarik wisata. Untuk lebih detil dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6

Skoring Keindahan Keraton Kacirebonan

Kriteria Keindahan Nilai Checklist

Tidak ada pemandangan indah yang dapat disaksikan 1

Terdapat satu aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

artistik/ornamen bangunan, tata letak)

2

Terdapat dua aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

artistik/ornamen bangunan, tata letak)

3

Terdapat tiga aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

artistik/ornamen bangunan, tata letak)

4

Terdapat empat aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

asrtistik/ornamen bangunan, tata letak)

5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Hasil skoring pada daya tarik wisata Keraton Kacirebonan menunjukkan bahwa

terdapat empat aspek keindahan. Aspek tersebut diantaranya bentuk bangunan yang

unik merupakan peninggalan sejak awal dibangunnya tempat ini yang masih

dirawat dan dipertahankan bentuk aslinya seperti 8 pilar tiang hijau penyangga pada

bangunan utama. Relief yang masih asli juga terdapat pada tembok pagar dan

bangunan-bangunan yang ada dengan motif unik khas cirebon. Ornamen bangunan

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

60

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mulai dari ukiran-ukiran berbahasa arab dengan bentuk-bentuk tertentu seperti

macan dan sebagainya juga menjadi hal yang menarik bagi wisatawan. Aspek

selanjutnya adalah tata letak bangunan yang memiliki ciri tersendiri seperti 2 pintu

kliningan yang melambangkan 2 kalimat syahadat.

d. Keamanan

Kriteria keamanan menjadi fasilitas penunjang yang dapat disebut urgent. Hal

ini dikarenakan dengan banyaknya wisatawan atau pengunjung maka banyak hal

yang rentan terjadi tidak terlepas kemungkinan adalah aksi kejahatan. Selain itu,

fasilitas keamanan penting untuk mengingatkan pengunjung bila terdapat suatu

kejadian seperti anak yang terpisah dari orang tuanya. Untuk lebih detil hasil

observasi fasilitas keamanan pada daya tarik wisata ini dapat dilihat pada tabel 4.7

sebagai berikut.

Tabel 4.7

Skoring Keamanan Keraton Kacirebonan

Kriteria Keamanan Nilai Checklist

Tidak tersedia pos pengamanan dan penjaga 1

Tidak tersedia pos pengamanan, terdapat penjaga 2

Tersedia satu pos pengamanan dan penjaga 3 ˅

Tersedia 2 pos pengamanan dan penjaga 4

Tersedia >2 pos pengamanan dan penjaga 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Dari hasil observasi ditunjukkan bahwa pada daya tarik wisata ini mendapat

nilai 3 yang berarti terdapat penjaga dan hanya tersedia satu pos pengamanan. Hal

ini menunjukkan sudah adanya wadah/fasilitas yang melayani pengunjung dari

aspek keamanan, akan tetapi dengan hanya terdapat satu pos saja sepertinya akan

sulit untuk dapat mengakomodir apabila sedang terjadi lonjakan kunjungan.

e. Kebersihan

Suatu lokasi akan sangat nyaman apabila memiliki kebersihan yang baik. Begitu

pula dengan daya tarik wisata. Apabila lokasinya bersih, wisatawan akan merasa

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

61

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nyaman dan dapat berwisata tanpa terganggu dengan adanya sampah atau kotoran

yang dapat mengganggu pemandangan, penciuman bahkan kesehatan.

Tabel 4.8

Skoring Kebersihan Keraton Kacirebonan

Kriteria Kebersihan Nilai Checklist

Tidak tersedia tempat sampah 1

Tersedia tempat sampah dengan jumlah 1, tidak layak

digunakan

2

Tersedia tempat sampah dengan jumlah 2, kualitas kurang layak

digunakan

3

Tersedia tempat sampah dengan jumlah 3, kualitas layak

digunakan

4

Tersedia tempat sampah dengan jumlah >3 kualitas layak

digunakan

5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Berdasarkan hasil observasi, kriteria kebersihan pada daya tarik wisata ini

mendapatkan nilai sangat baik yaitu 5. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi daya tarik

wisata ini sangat bersih. Terdapat lebih dari 3 tempat sampah dengan kualitas yang

layak digunakan. Dengan begitu, wisatawan dapat berwisata sepuasnya tanpa

terganggu dengan adanya sampah yang berserakan. Diharapkan para wisatawan

juga dapat menjaga supaya daya tarik ini tetap bersih dan sehat.

f. Keunikan

Suatu daya tarik wisata harus kental dengan unsur keunikan, terlebih wisata

budaya yang memang sudah seharusnya menampilkan keunikan sebagai

keunggulannya. Semakin banyak hal unik yang ditampilkan, maka kemenarikannya

akan semakin tinggi. Keunikan sendiri muncul dari setiap karakter yang ada pada

suatu daya tarik wisata, bisa dari benda mati hasil peninggalan yang dirawat dengan

baik, bangunan-bangunan tua khas masa lampau, tata letak suatu lokasi hingga

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

62

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

unsur-unsur kehidupan manusia yang dianggap berbeda sehingga memiliki nilai

keunikan tersendiri dan dapat dinikmati oleh pengunjung dan orang banyak sebagai

suatu atraksi wisata. Untuk itu, dilakukan observasi dengan hasil yang dapat dilihat

pada tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9

Skoring Keunikan Keraton Kacirebonan

Kriteria Keunikan Nilai Checklist

Tidak ada keunikan yang menonjol 1

Terdapat 1 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

2

Terdapat 2 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

3

Terdapat 3 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

4

Terdapat 4 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria keunikan mendapatkan nilai maksimum yaitu 5. Setidaknya terdapat 4

aspek keunikan yang ditonjolkan diantaranya benda peninggalan seperti keris,

tombak, kereta kencana dan lain-lain. Aspek keunikan kedua upacara adat yang

masih dilakukan yaitu rajaban, muludan dan pencucian pusaka. Selanjutnya adalah

kearifan lokal seperti kedekatan keraton dengan masyarakat sekitar yang disebut

juga magersari. Terakhir adalah kekhasan bangunan dan kekhasan lingkungan yang

sudah ada sejak dulu dan tetap dipertahankan.

g. Keramahan

Keramahan menjadi suatu hal yang dapat memberikan rasa nyaman kepada

pengunjung. Apabila wisatawan disambut dengan senyum dan lemah lembut serta

terbuka, mereka juga akan merasa betah dan ingin kembali lagi suatu saat nanti

karena merasa diistimewakan sebagai seorang tamu. Sebaliknya apabila keramahan

dari pengelola wisata hingga masyarakat sekitar kurang baik, wisatawan tentu

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

63

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merasa kurang dihargai. Dampaknya, dapat terjadi rasa enggan untuk berkunjung

kembali ke suatu lokasi wisata. Selain itu, mereka juga dapat memberikan

rekomendasi kepada sanak saudara, kerabat dan orang-orang disekitarnya tentang

kualitas dan keramahan dari suatu tempat wisata. Untuk lebih jelas silahkan lihat

pada tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.10

Skoring Keramahan Keraton Kacirebonan

Kriteria Keramahan Nilai Checklist

Pengelola, pengunjung dan masyarakat tidak ramah 1

Pengelola ramah, pengunjung dan masyarakat tidak ramah 2

Pengelola dan pengunjung ramah, masyarakat tidak ramah 3

Pengelola, pengunjung dan masyarakat ramah tetapi tidak

sinergis

4 ˅

Pengelola, pengunjung, masyarakat ramah dan sinergis 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria keramahan mendapat nilai 4 yang berarti diantara pengelola,

pengunjung dan masyarakat sekitar memiliki sikap ramah kepada pengunjung.

Meskipun ramah, tetapi sinergitas belum begitu terlihat. Mengingat masyarakat

sekitar keraton hanya sedikit berinteraksi dengan wisatawan.

h. Cinderamata/souvenir

Cinderamata atau souvenir merupakan suatu benda yang biasanya dibawa

pulang oleh wisatawan sebagai kenang-kenangan maupun oleh-oleh kepada teman

dan keluarga. Tanpa adanya cinderamata, suatu daerah tujuan wisata tidak dapat

mengoptimalkan promosinya, selain itu para pengunjung kurang mendapatkan

kesan yang mendalam pernah berkunjung ke tempat tersebut. Oleh karenanya,

semakin banyak jenis souvenir yang tersedia akan semakin baik. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut.

Tabel 4.11

Skoring Cinderamata Keraton Kacirebonan

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

64

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria Cinderamata Nilai Checklist

Tidak tersedia di lokasi daya tarik wisata 1

Tersedia dilokasi, jenisnya kurang beragam (1 macam) 2

Tersedia dilokasi, jenisnya kurang beragam (2 macam) 3

Tersedia dilokasi, jenisnya beragam (3 macam) 4

Tersedia dilokasi, jenisnya sangat beragam (>4 macam) 5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria cinderamata pada daya tarik wisata ini mendapatkan nilai maksimum

yaitu 5. Tersedia lebih kurang 3 stand tenda penjualan souvenir dengan

keberagaman lebih dari 4 jenis souvenir yang ditawarkan seperti gantungan kunci,

kain batik megamendung khas cirebon, kaos bergambar kaligrafi macan, topeng

dan berbagai jenis kerajinan tangan lainnya.

i. Variasi aktivitas wisata

Suatu daya tarik wisata menyajikan berbagai variasi aktivitas yang dapat

dilakukan, semakin beragam maka akan semakin baik untuk tidak membuat

wisatawan cepat jenuh. Aktivitas wisata sendiri adalah hal yang dapat dilakukan

wisatawan pada suatu lokasi daya tarik, bisa yang memang disajikan atau pun suatu

benda/kemenarikan yang telah lama ada.

Tabel 4.12

Skoring Variasi Aktivitas Wisata Keraton Kacirebonan

Kriteria Variasi Aktivitas Wisata Nilai Checklist

Keragaman aktivitas yang dilakukan tidak ada 1

Keragaman aktivitas yang dilakukan ada 1-2 2

Keragaman aktivitas yang dilakukan ada 3-4 3

Keragaman aktivitas yang dilakukan ada 5-6 4 ˅

Keragaman aktivitas yang dilakukan >6 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria ini mendapat nilai 4. Ini menunjukkan bahwa pada daya tarik wisata ini

dapat dilakukan 5-6 jenis aktivitas wisata. Aktivitas yang dapat dilakukan

diantaranya melihat bangunan dan peninggalan sejarah, berfoto-foto, melakukan

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

65

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengamatan, melihat atraksi tarian tradisional, melihat upacara adat yang dilakukan

oleh keraton pada waktu tertentu.

j. Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana merupakan penunjang dari kegiatan wisata yang dilakukan.

Biasanya sarana prasarana merupakan kewajiban bagi pengelola untuk

menyediakannya dengan nyaman dan memadai. Hal ini karena wisatawan selain

berkunjung juga memerlukan tempat beristirahat, makan, memarkirkan kendaraan

dan sebagainya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini.

Tabel 4.13

Skoring Sarana Prasarana Keraton Kacirebonan

Kriteria Sarana Prasarana Nilai Checklist

Tidak ada sarana dan prasarana yang memadai (tempat makan,

tempat parkir, gazebo, taman bermain)

1

Tersedia satu sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

2

Tersedia dua sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

3

Tersedia tiga sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

4 ˅

Tersedia empat sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Hasil observasi pada kriteria ini mendapat nilai 4 yang berarti setidaknya

terdapat 3 jenis sarana dan prasarana yang memadai seperti tempat parkir pada

lahan depan lokasi keraton, gazebo yang juga menjual makanan khas keluarga

keraton yaitu pawon bogana. Oleh karena itu, sarana prasarana yang terdapat pada

daya tarik wisata ini sudah cukup memadai dan diharapkan memberikan kepuasan

kepada wisatawan.

k. Kondisi Cuaca dan Iklim

Kondisi cuaca dan iklim memiliki pengaruh terhadap waktu berkunjung

wisatawan. Indonesia tidak memiliki 4 perubahan musim yang terkadang terlampau

ekstrim seperti di negara-negara lintang tinggi. Hanya terjadi 2 musim yaitu musim

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

66

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hujan dan musim kemarau. Meski demikian, kondisi cuaca tetap memiliki

pengaruh. Cuaca yang cerah tentu sangat mendukung dilakukannya kegiatan

wisata. Sebaliknya apabila cuaca kurang baik seperti sering terjadi hujan deras atau

badai angin dapat membuat wisatawan khawatir untuk melakukan aktivitas

wisatanya. Dalam hal ini, akan dilakukan observasi terhadap kondisi suhu udara

yang terdapat pada daya tarik wisata ini. Hasil obaservasi dapat dilihat pada tabel

4.14 sebagai berikut.

Tabel 4.14

Skoring Kondisi Cuaca dan Iklim Keraton Kacirebonan

Kriteria Cuaca dan Iklim Nilai Checklist

Suhu diatas 35° C 1

Suhu dibawah 25° C 2

Suhu 33° − 35° C 3

Suhu 30° − 32° C 4 ˅

Suhu 26° − 30° C 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria ini mendapatkan nilai 4. Hal ini berarti kondisi cuaca dan iklim yang

menjadi pertimbangan besar adalah suhu udara sesuai dengan karakteristik lokasi

daya tarik wisata ini yaitu di dataran rendah pantura, suhunya berkisar antara 30-32

derajat Celsius yang berarti cukup panas. Kondisi yang cukup panas tetapi tidak

berlebihan masih dapat ditolerir dan sesuai dengan karakter wilayah Indonesia.

Untuk melihat secara keseluruhan hasil dari observasi yang dituangkan dalam

bentuk nilai/skoring yang kemudian dapat dilihat termasuk kedalam kelas berapa

daya tarik wisata Keraton Kacirebonan ini, maka dapat dilihat pada tabel 4.15

sebagai berikut.

Tabel 4.15

Skoring Fasilitas Keraton Kacirebonan

No. Parameter Nilai

1 Letak 4

2 Aksesibilitas 5

3 Keindahan 5

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

67

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 Keamanan 3

5 Kebersihan 5

6 Keunikan 5

7 Keramahan 4

8 Cinderamata/souvenir 5

9 Variasi aktivitas wisata 4

10 Sarana dan prasarana 4

11 Kondisi cuaca dan iklim 4

Skor 47

Kelas Fasilitas Daya Tarik Wisata Kelas I (Sangat Baik)

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Parameter yang mendapatkan nilai terendah pada daya tarik ini adalah pada

penyediaan fasilitas keamanan yang masih minim, termasuk sarana pelayanan

ticketing apabila ingin memasuki daya tarik wisata Keraton Kacirebonan ini.

Sedangkan skor tertinggi ada pada aspek keindahan, aksesibilitas, keunikan dan

cinderamata/souvenir. Bangunan-bangunan peninggalan masa lampau yang masih

dirawat dengan baik menimbulkan kesan artistik dan indah dipandang. Pusaka-

pusaka peninggalan menjadi nilai keunikan yang tinggi, aksesibilitas sangat mudah

dijangkau karena berada dipinggir jalan utama yang dapat dilalui semua jenis

kendaraan serta pada daya tarik wisata ini tersedia stand-stand penjualan souvenir

beranekaragam mulai dari kaos, topeng, gantungan kunci, kain dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, Keraton Kacirebonan dirasa pantas menjadi salah satu daya tarik

wisata yang memiliki kelas daya tarik tinggi. Untuk melihat keberadaan lokasi daya

tarik wisata ini dapat dilihat pada gambar 4.4 yang merupakan peta sampel

penelitian.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

68

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.4 Peta Lokasi Keraton Kacirebonan

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

69

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Keraton Kanoman

Menurut Babad Cerbon yang diindonesiakan oleh Pangeran Sulaeman

Suleendraningrat (1984), Cirebon bermula dari pendukuhan kecil. Pendukuhan ini

telah terbentuk sejak abad ke 15, yaitu sekitar 1 sura 1367 Hijriah atau 1445 M

dirintis oleh Ki Gede Alang-alang dan kawan-kawan. Dukuh Cirebon ini dilengkapi

pula dengan Keraton Pakungwati dan Tajug Pejlagrahan yang dibangun oleh

Pangeran Cakrabuana (penerus/pengganti Ki Gede Alang-alang) pada tahun 1452

M. Pada awalnya Keraton Kanoman merupakan pusat peradaban Kesultanan

Cirebon, yang kemudian karena ada masalah internal terpecah menjadi Keraton

Kanoman, Keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Kaprabonan.

Keraton Kanoman didirikan oleh Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran

Kertawijaya, yang bergelar Sultan Anom I, pada sekitar tahun 1510 Šaka atau 1588

M. Keraton Kanoman sampai saat ini masih taat memegang adat-istiadat dan

pepakem, di antaranya melaksanakan tradisi Grebeg Syawal, seminggu setelah Idul

Fitri dan berziarah ke makam leluhur yaitu Sunan Gunung Jati di Desa Astana,

Cirebon Utara.

Keraton Kanoman merupakan satu kompleks dengan denah empat persegi

panjang dari arah utara ke selatan. Secara tata letaknya, komplek Keraton Kanoman

terbagi atas 4 bagian, yaitu bagian depan kompleks, halaman pertama, halaman

kedua dan halaman ketiga. Pembagian tata letak tersebut diantaranya sebagai

berikut.

a. Bagian Depan Kompleks, di bagian ini terdapat bangunan Cungkup Alu,

Cungkup Lesung, Pancaratna, dan Pancaniti

b. Halaman Pertama, atau disebut lemah duwur (tanah tinggi), di halaman ini

terdapat dua bangunan yaitu Balai Manguntur dan Panggung.

c. Halaman Kedua, halaman ini memiliki bentuk denah huruf “L” dan terdapat dua

bangunan, yaitu : Bale Paseban dan Gerbang Seblawong di sisi utara.

d. Halaman Ketiga, antara halaman ketiga dan halaman ke empat dibatasi pagar

terbuat dari bata setinggi 1,50 m. Di halaman ini terdapat sejumlah bangunan,

yaitu: Tempat Lonceng disebut juga gajah mungkur, Bale Semirang merupakan

bangunan yang menghadap timur, Langgar Kanoman merupakan bangunan

tempat shalat, Paseban Singabrata merupakan tempat jaga perwira keraton,

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

70

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jinem adalah bagian ruang sultan dengan arah hadap utara dan berukuran 12 x

8 m dengan lantai keramik, Kaputren merupakan tempat tinggal putra dan putri

sultan.

Lokasi Keraton Kanoman berada di Jl. Winaon, Kampung Kanoman, Kelurahan

Lemah Wungkuk, Kecamatan Lemah Wungkuk, Kota Cirebon tepatnya berada

dibelakang pasar Kanoman.

Berdasarkan hasil observasi peneliti yang kemudian dituangkan dalam bentuk

skoring, fasilitas Keraton Kanoman dapat dilihat lebih jelas berdasarkan masing-

masing parameter yang digunakan. Untuk melihat setiap kriterianya akan diuraikan

sebagai berikut.

a. Letak

Kriteria letak dilakukan observasi untuk melihat bagaimana letak daya tarik

wisata yang ada. Letak dapat mempengaruhi keindahan suatu daya tarik dan juga

eksistensinya terhadap orang atau wisatawan yang baru berkunjung. Eksistensi

dapat terdongkrak bila suatu lokasi daya tarik terlihat menonjol dan strategis,

sehingga mudah dilihat oleh orang yang berlalu-lalang. Untuk hasil observasi akan

disajikan dalam tabel 4.16 berikut ini.

Tabel 4.16

Skoring Letak Keraton Kanoman

Kriteria Letak Nilai Checklist

Lokasi Terisolir 1

Jauh dari pusat kota, tidak tersedia angkutan umum 2

Jauh dari pusat kota, tersedia beberapa angutan umum 3 ˅

Jauh dari pusat kota, tersedia banyak angkutan umum 4

Dekat dengan pusat kota, tersedia angkutan umum 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria letak pada daya tarik wisata ini mendapatkan nilai 3, ini berarti

lokasinya sedikit sulit dijangkau mengingat berada di belakang pasar kanoman dan

melalui gang yang lumayan kecil bila menggunakan jalur alternatif sehingga untuk

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

71

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menuju langsung ke titik ke lokasinya hanya dapat menggunakan beberapa jenis

moda angkutan umum seperti becak atau ojeg.

b. Aksesibilitas

Aksesibilitas sangat penting bagi suatu daya tarik wisata. Dengan akses yang

baik, maka wisatawan dapat berkunjung tanpa harus melewati kesulitan yang ada

misalnya harus jalan kaki dengan jarak yang jauh, jalan berlubang, dan juga

keterbatasan akses untuk kendaraan tertentu. Untuk lebih detil dapat dilihat pada

tabel 4.17 sebagai berikut.

Tabel 4.17

Skoring Aksesibilitas Keraton Kanoman

Kriteria Aksesibilitas Nilai Checklist

Jalan setapak dan jalan alternatif tidak ada 1

Jalan tidak beraspal, berbatu 2

Jalan beraspal dengan kondisi sedikit bergelombang dan

berlubang, terbatas untuk kendaraan roda empat

3

Jalan beraspal, bergelombang dapat dilalui kendaraan roda

empat tanpa mengalami kesulitan

4 ˅

Jalan beraspal, tidak bergelombang dan dapat dilalui berbagai

jenis kendaraan

5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Aksesibilitas menuju daya tarik wisata ini mendapatkan nilai 4. Ini

menunjukkan bahwa jalan yang tersedia beraspal namun bergelombang dengan

sedikit keterbatasan untuk roda empat karena harus melewati pasar yang padat yaitu

pasar kanoman tepat berada didepan daya tarik wisata ini.

c. Keindahan

Kriteria keindahan merupakan hal yang sangat menunjang tingkat kemenarikan

suatu daya tarik wisata. Dengan kriteria keindahan yang memadai, maka wisatawan

akan dimanjakan dengan berbagai hal yang dapat mereka lihat. Setidaknya terdapat

empat aspek keindahan seperti bentuk bangunan, relief situs, artistik ornamen

bangunan dan tata letak yang berkaitan dengan daya tarik wisata budaya. Dengan

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

72

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adanya aspek tersebut, wisatawan diharapkan dapat lebih betah berlama-lama pada

lokasi daya tarik wisata. Untuk lebih detil dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut ini.

Tabel 4.18

Skoring Keindahan Keraton Kanoman

Kriteria Keindahan Nilai Checklist

Tidak ada pemandangan indah yang dapat disaksikan 1

Terdapat satu aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

artistik/ornamen bangunan, tata letak)

2

Terdapat dua aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

artistik/ornamen bangunan, tata letak)

3 ˅

Terdapat tiga aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

artistik/ornamen bangunan, tata letak)

4

Terdapat empat aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

asrtistik/ornamen bangunan, tata letak)

5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria keindahan mendapatkan nilai 3. Setidaknya terdapat dua aspek

keindahan yang ada pada daya tarik wisata Keraton Kanoman seperti

artistik/ornamen bangunan dan relief situs. Tata letak bangunan tidak lagi

menggambarkan karakter yang unik karena telah sedikit bercampur dengan

pedagang-pedagang di pasar Kanoman. Hal tersebut menghilangkan nilai estetika

dari ciri khas letak sebuah keraton.

d. Keamanan

Kriteria keamanan menjadi fasilitas penunjang yang dapat disebut urgent. Hal

ini dikarenakan dengan banyaknya wisatawan atau pengunjung maka banyak hal

yang rentan terjadi tidak terlepas kemungkinan adalah aksi kejahatan. Selain itu,

fasilitas keamanan penting untuk mengingatkan pengunjung bila terdapat suatu

kejadian seperti anak yang terpisah dari orang tuanya. Untuk lebih detil hasil

observasi fasilitas keamanan pada daya tarik wisata ini dapat dilihat pada tabel 4.19

sebagai berikut.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

73

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.19

Skoring Keamanan Keraton Kanoman

Kriteria Keamanan Nilai Checklist

Tidak tersedia pos pengamanan dan penjaga 1

Tidak tersedia pos pengamanan, terdapat penjaga 2 ˅

Tersedia satu pos pengamanan dan penjaga 3

Tersedia 2 pos pengamanan dan penjaga 4

Tersedia >2 pos pengamanan dan penjaga 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria keamanan mendapatkan nilai 2. Ini berarti pada daya tarik wisata ini

tidak tersedia pos pengamanan/pusat informasi untuk pengumuman darurat,

meskipun terdapat beberapa penjaga. Untuk memasuki lokasi daya tarik wisata ini

samasekali tidak dipungut biaya dan pembelian tiket sehingga siapapun dapat

masuk dengan leluasa. Peneliti juga sulit membedakan antara orang yang datang

sebagai wisatawan atau warga lokal yang sekedar bersantai disekitar lokasi Keraton

Kanoman.

e. Kebersihan

Suatu lokasi akan sangat nyaman apabila memiliki kebersihan yang baik. Begitu

pula dengan daya tarik wisata. Apabila lokasinya bersih, wisatawan akan merasa

nyaman dan dapat berwisata tanpa terganggu dengan adanya sampah atau kotoran

yang dapat mengganggu pemandangan, penciuman bahkan kesehatan.

Tabel 4.20

Skoring Kebersihan Keraton Kanoman

Kriteria Kebersihan Nilai Checklist

Tidak tersedia tempat sampah 1

Tersedia tempat sampah dengan jumlah 1, tidak layak digunakan 2

Tersedia tempat sampah dengan jumlah 2, kualitas kurang layak

digunakan

3 ˅

Tersedia tempat sampah dengan jumlah 3, kualitas layak digunakan 4

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

74

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tersedia tempat sampah dengan jumlah >3 kualitas layak digunakan 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria kebersihan pada daya tarik wisata ini mendapat nilai 3 yang

menunjukkan bahwa setidaknya terdapat 2 tempat sampah yang kualitasnya kurang

layak digunakan. Saat observasi dilakukan juga terdapat banyak sampah berserakan

yang sebagian besar terdiri dari sampah plastik.

f. Keunikan

Suatu daya tarik wisata harus kental dengan unsur keunikan, terlebih wisata

budaya yang memang sudah seharusnya menampilkan keunikan sebagai

keunggulannya. Semakin banyak hal unik yang ditampilkan, maka kemenarikannya

akan semakin tinggi. Keunikan sendiri muncul dari setiap karakter yang ada pada

suatu daya tarik wisata, bisa dari benda mati hasil peninggalan yang dirawat dengan

baik, bangunan-bangunan tua khas masa lampau, tata letak suatu lokasi hingga

unsur-unsur kehidupan manusia yang dianggap berbeda sehingga memiliki nilai

keunikan tersendiri dan dapat dinikmati oleh pengunjung dan orang banyak sebagai

suatu atraksi wisata. Untuk itu, dilakukan observasi dengan hasil yang dapat dilihat

pada tabel 4.21 berikut ini.

Tabel 4.21

Skoring Keunikan Keraton Kanoman

Kriteria Keunikan Nilai Checklist

Tidak ada keunikan yang menonjol 1

Terdapat 1 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

2

Terdapat 2 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

3

Terdapat 3 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

4 ˅

Terdapat 4 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

75

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria keunikan pada daya tarik wisata ini mendapat nilai 4 yang

menunjukkan bahwa setidaknya terdapat 3 aspek keunikan seperti benda

peninggalan, upacara adat dan kekhasan bangunan.

g. Keramahan

Keramahan menjadi suatu hal yang dapat memberikan rasa nyaman kepada

pengunjung. Apabila wisatawan disambut dengan senyum dan lemah lembut serta

terbuka, mereka juga akan merasa betah dan ingin kembali lagi suatu saat nanti

karena merasa diistimewakan sebagai seorang tamu. Sebaliknya apabila keramahan

dari pengelola wisata hingga masyarakat sekitar kurang baik, wisatawan tentu

merasa kurang dihargai. Dampaknya, dapat terjadi rasa enggan untuk berkunjung

kembali ke suatu lokasi wisata. Selain itu, mereka juga dapat memberikan

rekomendasi kepada sanak saudara, kerabat dan orang-orang disekitarnya tentang

kualitas dan keramahan dari suatu tempat wisata. Untuk lebih jelas silahkan lihat

pada tabel 4.22 berikut ini.

Tabel 4.22

Skoring Keramahan Keraton Kanoman

Kriteria Keramahan Nilai Checklist

Pengelola, pengunjung dan masyarakat tidak ramah 1

Pengelola ramah, pengunjung dan masyarakat tidak ramah 2

Pengelola dan pengunjung ramah, masyarakat tidak ramah 3

Pengelola, pengunjung dan masyarakat ramah tetapi tidak sinergis 4 ˅

Pengelola, pengunjung, masyarakat ramah dan sinergis 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria keramahan pada daya tarik wisata ini mendapatkan nilai 4 yang

menunjukkan bahwa pengelola, pengunjung dan masyarakat ramah. Akan tetapi,

masih diperlukan sinergitas diantara ketiganya. Ini dikarenakan masih banyak hal

timpang tindih antara fungsi keraton untuk tempat wisata dan juga kehadiran

masyarakat yang mencari nafkah untuk berdagang tetapi mengabaikan kebersihan

dan keindahan tata letak.

h. Cinderamata/souvenir

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

76

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cinderamata atau souvenir merupakan suatu benda yang biasanya dibawa

pulang oleh wisatawan sebagai kenang-kenangan maupun oleh-oleh kepada teman

dan keluarga. Tanpa adanya cinderamata, suatu daerah tujuan wisata tidak dapat

mengoptimalkan promosinya, selain itu para pengunjung kurang mendapatkan

kesan yang mendalam pernah berkunjung ke tempat tersebut. Oleh karenanya,

semakin banyak jenis souvenir yang tersedia akan semakin baik. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada tabel 4.23 sebagai berikut.

Tabel 4.23

Skoring Cinderamata Keraton Kanoman

Kriteria Cinderamata Nilai Checklist

Tidak tersedia di lokasi daya tarik wisata 1

Tersedia dilokasi, jenisnya kurang beragam (1 macam) 2

Tersedia dilokasi, jenisnya kurang beragam (2 macam) 3

Tersedia dilokasi, jenisnya beragam (3 macam) 4

Tersedia dilokasi, jenisnya sangat beragam (>4 macam) 5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria ini mendapatkan nilai maksiumum yaitu 5. Hal ini dikarenakan pada

daya tarik wisata ini tersedia lebih dari 4 jenis souvenir yang ditawarkan seperti

stiker kaligrafi macan keraton kanoman, buku sejarah keraton, kaos kaligrafi macan

ali, kain batik khas cirebon, dan sebagainya.

i. Variasi Aktivitas Wisata

Suatu daya tarik wisata menyajikan berbagai variasi aktivitas yang dapat

dilakukan, semakin beragam maka akan semakin baik untuk tidak membuat

wisatawan cepat jenuh. Aktivitas wisata sendiri adalah hal yang dapat dilakukan

wisatawan pada suatu lokasi daya tarik, bisa yang memang disajikan atau pun suatu

benda/kemenarikan yang telah lama ada.

Tabel 4.24

Skoring Variasi Aktivitas Wisata Keraton Kanoman

Kriteria Variasi Aktivitas Wisata Nilai Checklist

Keragaman aktivitas yang dilakukan tidak ada 1

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

77

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keragaman aktivitas yang dilakukan ada 1-2 2

Keragaman aktivitas yang dilakukan ada 3-4 3 ˅

Keragaman aktivitas yang dilakukan ada 5-6 4

Keragaman aktivitas yang dilakukan >6 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria ini mendapatkan nilai 3 yang menunjukkan bahwa terdapat setidaknya

3-4 variasi aktivitas yang dapat dilakukan. Aktivitas tersebut diantaranya

menikmati suasana keraton, melakukan pengamatan, berfoto-foto dan membeli

souvenir.

j. Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana merupakan penunjang dari kegiatan wisata yang dilakukan.

Biasanya sarana prasarana merupakan kewajiban bagi pengelola untuk

menyediakannya dengan nyaman dan memadai. Hal ini karena wisatawan selain

berkunjung juga memerlukan tempat beristirahat, makan, memarkirkan kendaraan

dan sebagainya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.25 berikut ini.

Tabel 4.25

Skoring Sarana Prasarana Keraton Kanoman

Kriteria Sarana Prasarana Nilai Checklist

Tidak ada sarana dan prasarana yang memadai (tempat makan,

tempat parkir, gazebo, taman bermain)

1

Tersedia satu sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

2

Tersedia dua sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

3 ˅

Tersedia tiga sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

4

Tersedia empat sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria ini mendapatkan nilai 3 yang menunjukkan bahwa pada daya tarik

wisata ini setidaknya tersedia 2 sarana dan prasarana yang memadai seperti tempat

makan yang disediakan pedagang lokal sekaligus menjajakan makanannya bagi

pengunjung pasar dan tempat parkir yang cukup untuk beberapa kendaraan.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

78

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

k. Kondisi Cuaca dan Iklim

Kondisi cuaca dan iklim memiliki pengaruh terhadap waktu berkunjung

wisatawan. Indonesia tidak memiliki 4 perubahan musim yang terkadang terlampau

ekstrim seperti di negara-negara lintang tinggi. Hanya terjadi 2 musim yaitu musim

hujan dan musim kemarau. Meski demikian, kondisi cuaca tetap memiliki

pengaruh. Cuaca yang cerah tentu sangat mendukung dilakukannya kegiatan

wisata. Sebaliknya apabila cuaca kurang baik seperti sering terjadi hujan deras atau

badai angin dapat membuat wisatawan khawatir untuk melakukan aktivitas

wisatanya. Dalam hal ini, akan dilakukan observasi terhadap kondisi suhu udara

yang terdapat pada daya tarik wisata ini. Hasil obaservasi dapat dilihat pada tabel

4.26 sebagai berikut.

Tabel 4.26

Skoring Kondisi Cuaca dan Iklim Keraton Kanoman

Kriteria Cuaca dan Iklim Nilai Checklist

Suhu diatas 35° C 1

Suhu dibawah 25° C 2

Suhu 33° − 35° C 3

Suhu 30° − 32° C 4 ˅

Suhu 26° − 30° C 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria ini mendapatkan nilai 4 yang menunjukkan kondisi cuaca dan iklim

cukup baik dengan suhu udara 30-32 derajat Celsius.

Banyak hal yang mempengaruhi hasil observasi ini, diantaranya seperti

parameter aksesibilitas yang tidak terlalu baik mengingat untuk menuju ke daya

tarik wisata ini harus melalui pasar yang sangat padat atau alternatif jalan-jalan kecil

pada gang perumahan warga. Aspek lain yang memiliki skor rendah ialah aspek

keamanan, pada daya tarik wisata ini tidak terdapat pos penjaga bahkan pelayanan

tiket atau informasi. Selain itu, faktor yang menyorot perhatian peneliti adalah

aspek kebersihan yang kurang terjaga. Banyak sampah berserakan dan minimnya

tempat sampah menjadi hal yang tidak enak dipandang. Kesan peneliti pada daya

tarik wisata Keraton Kanoman adalah minimnya perawatan pada situs-situs

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

79

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peninggalan dan komplek Keraton itu sendiri. Untuk beberapa situs peninggalan

bahkan bercampur aduk dengan tempat berjualan pedagang di Pasar Kanoman yang

tepat berada bersebelahan.

Gambar 4.5 dan 4.6 Situs Mande Manguntur dan Sampah yang Berserakan

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Untuk melihat secara keseluruhan hasil skoring penelitian, dapat dilihat pada tabel 4.27

sebagai berikut.

Tabel 4.27

Skoring Tingkat Fasilitas Keraton Kanoman

No. Parameter Skor

1 Letak 3

2 Aksesibilitas 4

3 Keindahan 3

4 Keamanan 2

5 Kebersihan 3

6 Keunikan 4

7 Keramahan 4

8 Cinderamata/souvenir 5

9 Variasi aktivitas wisata 3

10 Sarana dan prasarana 3

11 Kondisi cuaca dan iklim 4

Skor 38

Kelas Fasilitas Daya Tarik Kelas II (Baik)

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

80

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan skor diatas maka dapat dilihat bahwa fasilitas yang tersedia pada daya

tarik wisata budaya Keraton Kanoman termasuk kedalam kelas II atau kelas baik. Beberapa

aspek masih membutuhkan pembenahan supaya dapat memberikan layanan lebih maksimal

kepada wisatawan.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

81

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.7 Peta Lokasi Keraton Kanoman

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

82

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Keraton Kaprabonan

Kaprabonan sendiri mulai dibangun pada sekitar tahun 1696. Adanya Keraton

Kaprabonan tak lepas dari perselisihan internal di tubuh Keraton Kanoman yang

saat itu dipimpin Sultan Badrudin. Sultan Kaprabonan saat itu memilih

meninggalkan Keraton Kanoman karena berseberangan dengan kerabatnya di

Keraton Kanoman. Ia akhirnya pindah dan menetap di sebuah tempat yang kini

diberi nama Kaprabonan. Setelah berpisah dengan Keraton Kanoman, Sultan

Kaprabonan lebih mengutamakan kembali ke ajaran Syekh Syarif dan menentang

kolonial Belanda yang saat itu memecah belah keraton. Ia mengajarkan tarikat

ajaran Syekh Syarif Hidayatullah kepada masyarakat. Dulu tempat ini luas, namun

sekarang karena memang sudah banyak yang sudah menjadi hak milik pribadi, jadi

area Kaprabonan tinggal menyisakan satu haktare saja.

Keraton Kaprabonan sendiri, memiliki peninggalan di antaranya kitab-kitab

ajaran Islam dan juga peninggalan keris turun temurun yang merupakan pemberian

dari Syekh Syarif Hidayatullah. Sebagai mana bangunan keraton, area yang

memiliki luas kurang lebih 1 Ha ini sekarang ditempati oleh anggota keluarga

Sultan Kaprabonan. Di sana juga terdapat salah satu tajug atau langgar yang kerap

digunakan sebagai tempat salat lima waktu. Tajug atau langgar pusaka Kaprabonan

ini berdiri tahun 1707 M Tempat ini kerap digelar tawasulan setiap malam Jumat

dan kegiatan keagamaan pada bulan Rajab dan Maulid Nabi.

Keberadaan Keraton Kaprabonan sendiri masih menjadi pro dan kontra di

masyarakat Cirebon. Ada yang menganggap bahwa Kaprabonan bukan merupakan

Keraton melainkan hanya sebuah peguron atau tempat menimba ilmu agama di

masa lampau, namun ada juga yang menganggap bahwa perselisihan ini hanya

masalah penyebutan saja. Meski begitu Keraton Kaprabonan tetap mendapat

apresiasi yang sama dari Disporbudpar Kota Cirebon sebagai salah satu destinasi

wisata budaya. Lokasi daya tarik ini berada di Jalan Lemahwungkuk Kota Cirebon.

Untuk mengetahui hasil skoring fasilitas pada daya tarik wisata ini dapat dilihat

pada rincian dibawah ini.

a. Letak

Kriteria letak dilakukan observasi untuk melihat bagaimana letak daya tarik

wisata yang ada. Letak dapat mempengaruhi keindahan suatu daya tarik dan juga

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

83

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksistensinya terhadap orang atau wisatawan yang baru berkunjung. Eksistensi

dapat terdongkrak bila suatu lokasi daya tarik terlihat menonjol dan strategis,

sehingga mudah dilihat oleh orang yang berlalu-lalang. Untuk hasil observasi akan

disajikan dalam tabel 4.28 berikut ini.

Tabel 4.28

Skoring Letak Keraton Kaprabonan

Kriteria Letak Nilai Checklist

Lokasi Terisolir 1

Jauh dari pusat kota, tidak tersedia angkutan umum 2

Jauh dari pusat kota, tersedia beberapa angutan umum 3 ˅

Jauh dari pusat kota, tersedia banyak angkutan umum 4

Dekat dengan pusat kota, tersedia angkutan umum 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria letak pada daya tarik wisata ini mendapatkan nilai 3, ini berarti

lokasinya sedikit sulit dijangkau mengingat berada di dekat pasar dan melalui gang

yang lumayan kecil sehingga daya tarik ini tidak begitu terlihat dari jalan raya. Ini

mengakibatkan terhalangnya lokasi daya tarik ini secara visual dari jalan tempat

wisatawan atau pengunjung luar kota melintas.

b. Aksesibilitas

Aksesibilitas sangat penting bagi suatu daya tarik wisata. Dengan akses yang

baik, maka wisatawan dapat berkunjung tanpa harus melewati kesulitan yang ada

misalnya harus jalan kaki dengan jarak yang jauh, jalan berlubang, dan juga

keterbatasan akses untuk kendaraan tertentu. Ini mempengaruhi segmen wisatawan

yang berkunjung. Apabila akses sulit ditempuh maka segmentasi wisatawan seperti

anak-anak sekolah, rombongan wisata dalam jumlah besar yang biasanya

menggunakan bus tidak akan tertarik karena sulit dan terbatasnya akses. Untuk

lebih detil dapat dilihat pada tabel 4.29 sebagai berikut.

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

84

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.29

Skoring Aksesibilitas Keraton Kaprabonan

Kriteria Aksesibilitas Nilai Checklist

Jalan setapak dan jalan alternatif tidak ada 1

Jalan tidak beraspal, berbatu 2

Jalan beraspal dengan kondisi sedikit bergelombang dan berlubang,

terbatas untuk kendaraan roda empat

3 ˅

Jalan beraspal, bergelombang dapat dilalui kendaraan roda empat

tanpa mengalami kesulitan

4

Jalan beraspal, tidak bergelombang dan dapat dilalui berbagai jenis

kendaraan

5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Aksesibilitas menuju daya tarik wisata ini mendapatkan nilai 3. Ini

menunjukkan bahwa jalan yang tersedia beraspal namun berlubang, bahkan sangat

terbatas untuk kendaraan roda empat. Dapat dikatakan untuk kendaraan besar

seperti bus tidak dapat memasuki area wisata ini. Oleh karena itu, jika ingin

berkunjung wisatawan harus memarkirkan kendaraannya sedikit lebih jauh dan

harus berjalan kaki menuju lokasi daya tarik wisata ini.

c. Keindahan

Kriteria keindahan merupakan hal yang sangat menunjang tingkat kemenarikan

suatu daya tarik wisata. Dengan kriteria keindahan yang memadai, maka wisatawan

akan dimanjakan dengan berbagai hal yang dapat mereka lihat. Setidaknya terdapat

empat aspek keindahan seperti bentuk bangunan, relief situs, artistik ornamen

bangunan dan tata letak yang berkaitan dengan daya tarik wisata budaya. Dengan

adanya aspek tersebut, wisatawan diharapkan dapat lebih betah berlama-lama pada

lokasi daya tarik wisata. Karena semakin lama wisatawan berada, maka benefit

yang didapatkan oleh pedagang maupun pengelola wisata akan semakin baik. Ini

mempengaruhi citra suatu daya tarik wisata itu sendiri. Untuk lebih detil dapat

dilihat pada tabel 4.30 berikut ini.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

85

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.30

Skoring Keindahan Keraton Kaprabonan

Kriteria Keindahan Nilai Checklist

Tidak ada pemandangan indah yang dapat disaksikan 1

Terdapat satu aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

artistik/ornamen bangunan, tata letak)

2

Terdapat dua aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

artistik/ornamen bangunan, tata letak)

3

Terdapat tiga aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

artistik/ornamen bangunan, tata letak)

4 ˅

Terdapat empat aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

asrtistik/ornamen bangunan, tata letak)

5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria keindahan pada daya tarik wisata Keraton Kaprabonan berdasarkan

observasi mendapatkan nilai 4. Setidaknya terdapat tiga aspek keindahan seperti

artistik/ornamen bangunan, bentuk bangunan dan relief situs. Meski memiliki aspek

keindahan yang baik, tetapi perawatannya perlu ditingkatkan lagi. Hal ini

mengingat banyaknya situs yang terlihat kurang dirawat dengan baik.

d. Keamanan

Kriteria keamanan menjadi fasilitas penunjang yang dapat disebut urgent. Hal

ini dikarenakan dengan banyaknya wisatawan atau pengunjung maka banyak hal

yang rentan terjadi tidak terlepas kemungkinan adalah aksi kejahatan. Selain itu,

fasilitas keamanan penting untuk mengingatkan pengunjung bila terdapat suatu

kejadian seperti anak yang terpisah dari orang tuanya. Untuk lebih detil hasil

observasi fasilitas keamanan pada daya tarik wisata ini dapat dilihat pada tabel 4.31

sebagai berikut.

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

86

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.31

Skoring Keamanan Keraton Kaprabonan

Kriteria Keamanan Nilai Checklist

Tidak tersedia pos pengamanan dan penjaga 1 ˅

Tidak tersedia pos pengamanan, terdapat penjaga 2

Tersedia satu pos pengamanan dan penjaga 3

Tersedia 2 pos pengamanan dan penjaga 4

Tersedia >2 pos pengamanan dan penjaga 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria keamanan mendapatkan nilai minimum yaitu 1. Ini berarti pada daya

tarik wisata ini tidak tersedia pos pengamanan/pusat informasi untuk pengumuman

darurat bahkan tidak terdapat penjaga sehingga pengunjung akan bingung mencari

tau informasi lebih lanjut terkait daya tarik wisata ini. Keadaan ini kurang baik bagi

pengunjung/wisatawan mengingat aspek keamanan adalah hal yang menjadi suatu

jaminan apakah wisatawan dapat berkunjung dengan aman atau sebaliknya.

e. Kebersihan

Suatu lokasi akan sangat nyaman apabila memiliki kebersihan yang baik. Begitu

pula dengan daya tarik wisata. Apabila lokasinya bersih, wisatawan akan merasa

nyaman dan dapat berwisata tanpa terganggu dengan adanya sampah atau kotoran

yang dapat mengganggu pemandangan, penciuman bahkan kesehatan.

Tabel 4.32

Skoring Kebersihan Keraton Kaprabonan

Kriteria Kebersihan Nilai Checklist

Tidak tersedia tempat sampah 1

Tersedia tempat sampah dengan jumlah 1, tidak layak digunakan 2

Tersedia tempat sampah dengan jumlah 2, kualitas kurang layak

digunakan

3

Tersedia tempat sampah dengan jumlah 3, kualitas layak digunakan 4 ˅

Tersedia tempat sampah dengan jumlah >3 kualitas layak digunakan 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

87

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria kebersihan pada daya tarik wisata ini mendapat nilai 4 yang

menunjukkan bahwa setidaknya terdapat 3 tempat sampah yang kualitasnya layak

digunakan. Meskipun tidak terdapat penjaga saat dikunjungi, akan tetapi daya tarik

ini terlihat dirawat dengan baik dan terlihat bersih.

f. Keunikan

Suatu daya tarik wisata harus kental dengan unsur keunikan, terlebih wisata

budaya yang memang sudah seharusnya menampilkan keunikan sebagai

keunggulannya. Semakin banyak hal unik yang ditampilkan, maka kemenarikannya

akan semakin tinggi. Keunikan sendiri muncul dari setiap karakter yang ada pada

suatu daya tarik wisata, bisa dari benda mati hasil peninggalan yang dirawat dengan

baik, bangunan-bangunan tua khas masa lampau, tata letak suatu lokasi hingga

unsur-unsur kehidupan manusia yang dianggap berbeda sehingga memiliki nilai

keunikan tersendiri dan dapat dinikmati oleh pengunjung dan orang banyak sebagai

suatu atraksi wisata. Untuk itu, dilakukan observasi dengan hasil yang dapat dilihat

pada tabel 4.33 berikut ini.

Tabel 4.33

Skoring Keunikan Keraton Kaprabonan

Kriteria Keunikan Nilai Checklist

Tidak ada keunikan yang menonjol 1

Terdapat 1 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

2

Terdapat 2 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

3

Terdapat 3 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

4 ˅

Terdapat 4 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria keunikan pada daya tarik wisata ini mendapatnilai 3 yang menunjukkan

bahwa setidaknya terdapat 2 aspek keunikan seperti benda peninggalan dan

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

88

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kekhasan bangunan. Benda peninggalan berupa kitab-kitab peninggalan sejak masa

Sunan Gunung Jati dan bangunan bercorak chinese yang masih dipertahankan.

g. Keramahan

Keramahan menjadi suatu hal yang dapat memberikan rasa nyaman kepada

pengunjung. Apabila wisatawan disambut dengan senyum dan lemah lembut serta

terbuka, mereka juga akan merasa betah dan ingin kembali lagi suatu saat nanti

karena merasa diistimewakan sebagai seorang tamu. Sebaliknya apabila keramahan

dari pengelola wisata hingga masyarakat sekitar kurang baik, wisatawan tentu

merasa kurang dihargai. Dampaknya, dapat terjadi rasa enggan untuk berkunjung

kembali ke suatu lokasi wisata. Selain itu, mereka juga dapat memberikan

rekomendasi kepada sanak saudara, kerabat dan orang-orang disekitarnya tentang

kualitas dan keramahan dari suatu tempat wisata. Untuk lebih jelas silahkan lihat

pada tabel 4.34 berikut ini.

Tabel 4.34

Skoring Keramahan Keraton Kaprabonan

Kriteria Keramahan Nilai Checklist

Pengelola, pengunjung dan masyarakat tidak ramah 1

Pengelola ramah, pengunjung dan masyarakat tidak ramah 2

Pengelola dan pengunjung ramah, masyarakat tidak ramah 3

Pengelola, pengunjung dan masyarakat ramah tetapi tidak sinergis 4 ˅

Pengelola, pengunjung, masyarakat ramah dan sinergis 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria keramahan pada daya tarik wisata ini mendapatkan nilai 4 yang

menunjukkan bahwa pengunjung dan masyarakat ramah. Keramahan tersebut

ditunjukkan saat peneliti bertanya-tanya dengan warga sekitar terkait daya tarik

wisata ini. Respon mereka baik kepada orang yang baru berkunjung atau baru

mereka kenal sekalipun.

h. Cinderamata/souvenir

Cinderamata atau souvenir merupakan suatu benda yang biasanya dibawa

pulang oleh wisatawan sebagai kenang-kenangan maupun oleh-oleh kepada teman

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

89

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan keluarga. Tanpa adanya cinderamata, suatu daerah tujuan wisata tidak dapat

mengoptimalkan promosinya, selain itu para pengunjung kurang mendapatkan

kesan yang mendalam pernah berkunjung ke tempat tersebut. Oleh karenanya,

semakin banyak jenis souvenir yang tersedia akan semakin baik. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada tabel 4.35 sebagai berikut.

Tabel 4.35

Skoring Cinderamata Keraton Kaprabonan

Kriteria Cinderamata Nilai Checklist

Tidak tersedia di lokasi daya tarik wisata 1 ˅

Tersedia dilokasi, jenisnya kurang beragam (1 macam) 2

Tersedia dilokasi, jenisnya kurang beragam (2 macam) 3

Tersedia dilokasi, jenisnya beragam (3 macam) 4

Tersedia dilokasi, jenisnya sangat beragam (>4 macam) 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria ini mendapatkan nilai minimum yaitu 1. Hal ini dikarenakan pada daya

tarik wisata ini samasekali tidak tersedia tempat penjualan souvenir. Ini menjadi

suatu hal yang amat disayangkan. Mengingat souvenir adalah ciri khas yang dapat

dibawa pulang bahkan dipopulerkan oleh wisatawan yang berkunjung.

i. Variasi Aktivitas Wisata

Suatu daya tarik wisata menyajikan berbagai variasi aktivitas yang dapat

dilakukan, semakin beragam maka akan semakin baik untuk tidak membuat

wisatawan cepat jenuh. Aktivitas wisata sendiri adalah hal yang dapat dilakukan

wisatawan pada suatu lokasi daya tarik, bisa yang memang disajikan atau pun suatu

benda/kemenarikan yang telah lama ada.

Tabel 4.36

Skoring Variasi Aktivitas Wisata Keraton Kaprabonan

Kriteria Variasi Aktivitas Wisata Nilai Checklist

Keragaman aktivitas yang dilakukan tidak ada 1

Keragaman aktivitas yang dilakukan ada 1-2 2 ˅

Keragaman aktivitas yang dilakukan ada 3-4 3

Keragaman aktivitas yang dilakukan ada 5-6 4

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

90

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keragaman aktivitas yang dilakukan >6 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria ini mendapatkan nilai 2 yang menunjukkan bahwa terdapat setidaknya

1-2 variasi aktivitas yang dapat dilakukan. Hal ini dikarenakan tidak adanya peran

aktif pengelola. Daya tarik wisata ini dirawat dengan baik, akan tetapi hanya

dibiarkan saja dan hanya dapat dilihat-lihat oleh pengunjung. Aktivitas lainnya

sekedar berfoto-foto pada keunikan bangunan masa lampau.

j. Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana merupakan penunjang dari kegiatan wisata yang dilakukan.

Biasanya sarana prasarana merupakan kewajiban bagi pengelola untuk

menyediakannya dengan nyaman dan memadai. Hal ini karena wisatawan selain

berkunjung juga memerlukan tempat beristirahat, makan, memarkirkan kendaraan

dan sebagainya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.37 berikut ini.

Tabel 4.37

Skoring Sarana Prasarana Keraton Kaprabonan

Kriteria Sarana Prasarana Nilai Checklist

Tidak ada sarana dan prasarana yang memadai (tempat makan,

tempat parkir, gazebo, taman bermain)

1 ˅

Tersedia satu sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

2

Tersedia dua sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

3

Tersedia tiga sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

4

Tersedia empat sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria ini mendapatkan nilai minimum yaitu 1 yang menunjukkan bahwa pada

daya tarik wisata ini tidak terdapat sarana dan prasarana yang memadai untuk

menunjang sebagai tempat wisata. Tidak terdapat tempat parkir, gazebo, tempat

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

91

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

makan dan juga taman bermain. Ini menjadi nilai yang sangat buruk terhadap

tingkat pelayanan yang diberikan kepada wisatawan yang berkunjung.

k. Kondisi Cuaca dan Iklim

Kondisi cuaca dan iklim memiliki pengaruh terhadap waktu berkunjung

wisatawan. Indonesia tidak memiliki 4 perubahan musim yang terkadang terlampau

ekstrim seperti di negara-negara lintang tinggi. Hanya terjadi 2 musim yaitu musim

hujan dan musim kemarau. Meski demikian, kondisi cuaca tetap memiliki

pengaruh. Cuaca yang cerah tentu sangat mendukung dilakukannya kegiatan

wisata. Sebaliknya apabila cuaca kurang baik seperti sering terjadi hujan deras atau

badai angin dapat membuat wisatawan khawatir untuk melakukan aktivitas

wisatanya. Dalam hal ini, akan dilakukan observasi terhadap kondisi suhu udara

yang terdapat pada daya tarik wisata ini. Hasil obaservasi dapat dilihat pada tabel

4.38 sebagai berikut.

Tabel 4.38

Skoring Kondisi Cuaca dan Iklim Keraton Kaprabonan

Kriteria Cuaca dan Iklim Nilai Checklist

Suhu diatas 35° C 1

Suhu dibawah 25° C 2

Suhu 33° − 35° C 3

Suhu 30° − 32° C 4 ˅

Suhu 26° − 30° C 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria ini mendapatkan nilai 4 yang menunjukkan kondisi cuaca dan iklim

cukup baik dengan suhu udara 30-32 derajat Celsius. Kondisi suhu udara pada daya

tarik wisata ini masih sesuai dengan karakteristik wilayah Indonesia yang beriklim

tropis. Suhu yang tidak sejuk namun juga tidak terlalu panas. Apabila dikaitkan

dengan ketersediaan prasarana maka sebaiknya memang terdapat tempat berteduh

ataupu gazebo yang tersedia untuk wisatawan. Melihat sarana prasarana pada daya

tarik wisata ini tidak memadai, suhu udara yang cukup panas ini dapat memberikan

pengaruh terhadap lama kunjungan wisatawan. Karena dinilai panas dan tidak

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

92

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdapat tempat berteduh, maka wisatawan akan dengan mudah meninggalkan

lokasi daya tarik wisata Keraton Kaprabonan ini.

Untuk melihat hasil akhir dari observasi yang dituangkan dalam bentuk skoring

pada daya tarik wisata Keraton Kanoman, dapat dilihat pada tabel 4.39 berikut ini.

Tabel 4.39

Skoring Keraton Kaprabonan

No. Parameter Skor

1 Letak 3

2 Aksesibilitas 3

3 Keindahan 4

4 Keamanan 1

5 Kebersihan 4

6 Keunikan 3

7 Keramahan 4

8 Cinderamata/souvenir 1

9 Variasi aktivitas wisata 2

10 Sarana dan prasarana 1

11 Kondisi cuaca dan iklim 4

Skor 30

Kelas Fasilitas Daya Tarik Kelas III (Sedang)

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Hal ini sesuai dengan fakta lapangan yang ada, pada daya tarik wisata ini tidak

terdapat pos penjaga atau bahkan tempat penyedia tiket/informasi sehingga saat

berkunjung akan sangat minim informasi yang didapatkan. Begitu pula dengan

penyediaan sarana prasarana yang amat minim. Pada daya tarik wisata ini memang

terdapat bangunan peninggalan, keunikan arsitektur dan hal lain yang dirawat

dengan baik, akan tetapi tidak tersedia fasilitas umum seperti toilet, gazebo untuk

berteduh maupun tempat bersantai untuk pengunjung.

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

93

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sementara itu, hal lain yang memberikan skor minim ialah tidak terdapat

tempat penjualan souvenir di destinasi ini. Souvenir sangat penting untuk

membantu mempromosikan suatu daya tarik melalui barang-barang yang

mencirikan tempat tersebut. Sangat disayangkan samasekali tidak terdapat di daya

tarik wisata Keraton Kaprabonan ini. Berikut dokumentasi peneliti pada lokasi daya

tarik wisata pada gambar 4.8 dan 4.9.

Gambar 4.8 dan 4.9 Gerbang dan Mushola Keraton Kaprabonan

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Untuk melihat peta lokasi daya tarik wisata ini dapat dilihat pada gambar 4.10

sebagai berikut.

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

94

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.10 Peta Lokasi Keraton Kaprabonan

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

95

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Keraton Kasepuhan

Keraton Kasepuhan Cirebon didirikan oleh Pangeran Cakrabuana pada masa

perkembangan islam atau sekitar tahun 1529. Pada awal dibangunnya Keraton

Kasepuhan merupakan perluasan dari Keraton Pakungwati yang merupakan

keraton tertua di Cirebon. Keraton Pakungwati yang terletak di sebalah timur

Keraton Kasepuhan, dibangun oleh Pangeran Cakrabuana (Putera Raja Pajajaran)

pada tahun 1452, bersamaan dengan pembangunan Tajug Pejlagrahan yang berada

di sebelah timurnya. Pada tahun 1969, karena konflik internal Kesultanan Cirebon

dibagi dua menjadi Kesultanan Kanoman dan Kasepuhan. Kesultanan Kanoman

dipimpin oleh Pangeran Kartawijaya dan bergelar Sultan Anom I, sementara

Kesultanan Kasepuhan dipimpin oleh Pangeran Martawijaya yang bergelar Sultan

Sepuh I. Kedua sultan ini kakak beradik, dan masing-masing menempati Keraton

sendiri.

Pintu gerbang utama Keraton Kasepuhan Cirebon terletak di sebelah utara dan

pintu gerbang kedua berada di selatan kompleks. Gerbang utara disebut Kreteg

Pangrawit berupa jembatan, sedangkan di sebelah selatan disebut lawang sanga

(pintu sembilan). Setelah melewati Kreteg (jembatan) Pangrawit akan sampai di

bagian depan keraton. Di bagian ini terdapat dua bangunan yaitu Pancaratna dan

Pancaniti. Di depan Keraton Kesepuhan Cirebon terdapat alun-alun yang pada

waktu zaman dahulu bernama Alun-alun Sangkala Buana yang merupakan tempat

latihan keprajuritan yang diadakan pada hari Sabtu atau istilahnya pada waktu itu

adalah Saptonan. Dan di alun-alun inilah dahulunya dilaksanakan juga pentas

perayaan Negara lalu juga sebagai tempat rakyat berdatangan ke alun-alun untuk

memenuhi panggilan ataupun mendengarkan pengumuman dari Sultan. Di sebelah

barat Keraton kasepuhan terdapat Masjid yang cukup megah hasil karya dari para

wali yaitu Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Sedangkan di sebelah timur alun-alun

dahulunya adalah tempat perekonomian yaitu pasar, dimasa sekarang dikenal

dengan nama pasar kesepuhan yang sangat terkenal dengan pocinya. Model bentuk

Keraton yang menghadap utara dengan bangunan Masjid di sebelah barat dan pasar

di sebelah timur dan alun-alun ditengahnya merupakan model-model Keraton pada

masa itu terutama yang terletak di daerah pesisir.

Secara detil tata letaknya adalah sebagai berikut:

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

96

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Halaman pertama

Halaman pertama merupakan komplek Siti Inggil, di komplek terdapat

beberapa bangunan, antara lain Mande Pendawa Lima yang berfungsi untuk

tempat duduk pengawal Raja, Mande Malang Semirang yang berfungsi sebagai

tempat duduk raja timadu menyaksikan acara di alun-alun, Mande Semar

Timandu adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat duduk penghulu atau

penasehat raja. Mande Karesmen yaitu bangunan sebagi tempat menampilkan

kesenian untuk raja, dan Mande Pengiring yaitu bangunan sebagai tempat

mengiring raja. Selain bangunan tersebut masih ada satu bangunan lagi yaitu

bangunan Pengada. Bangunan ini berukuran 17 x 9,5 m, berfungsi sebagai

tempat membagi berkat dan tempat pemeriksaan sebelum menghadap raja.

b. Halaman kedua

Halaman kedua ini terbagi dua, halaman Pengada dan halaman untuk

kompleks Langgar Agung. Halaman Pengada berukuran 37 x 37 m yang

berfungsi untuk memarkirkan kendaraan atau menambatkan kuda. Di halaman

ini dahulu ada sumur untuk memberi minum kuda. Halaman kompleks Langgar

Agung merupakan halaman di mana terdapat bangunan kompleks Langgar

Agung. Bangunan Langgar Agung menghadap ke arah timur, memiliki

bangunan utama dengan ukuran 6 x 6 m. Teras 8 x 2, 5 m. Jadi bangunan ini

berbentuk “T” terbalik Karena teras depan lebih besar dari bangunan utama.

Bagian teras berdinding kayu setengah dari permukaan lantai, kemudian

setengah bagian atas diberi terali kayu. Dinding bangunan utama merupakan

dinding tembok. Mihrab berbentuk melengkung berukuran 5 x 3 x 3 m. Di

dalam mihrab tersebut terdapat mimbar terbuat dari kayu berukuran 0,90x

0,70×2 m.

c. Halaman ketiga

Antara halaman kedua dan ketiga dibatasi tembok dengan gerbang

berukuran 4×6,5 x 4 m. Gerbang tersebut dilengkapi dua daun pintu terbuat dari

kayu, jika dibuka dan ditutup akan berbunyi maka disebut pintu gledeg (guntur).

Di halaman ketiga terdapat sejumlah bangunan sebagai berikut.

1) Museum Benda Kuno

2) Museum Kereta

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

97

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Tugu Manunggal

4) Lunjuk

5) Sri Manganti

6) Bangunan Induk Keraton

Semua keunikan dari daya tarik ini dapat dikunjungi langsung oleh wisatawan.

Apabila ingin mengetahui lebih dalam dari setiap peninggalan dan makna

filosofisnya dapat juga meminta pendampingan dari pemandu yang berada di lokasi

daya tarik wisata ini.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, dapat dilihat hasil

skor yang didapatkan oleh daya tarik wisata Keraton Kasepuhan termasuk cukup

tinggi.Untuk lebih detilnya akan dijabarkan sebagai berikut.

a. Letak

Kriteria letak dilakukan observasi untuk melihat bagaimana letak daya tarik

wisata yang ada. Letak dapat mempengaruhi keindahan suatu daya tarik dan juga

eksistensinya terhadap orang atau wisatawan yang baru berkunjung. Eksistensi

dapat terdongkrak bila suatu lokasi daya tarik terlihat menonjol dan strategis,

sehingga mudah dilihat oleh orang yang berlalu-lalang. Untuk hasil observasi akan

disajikan dalam tabel 4.40 berikut ini.

Tabel 4.40

Skoring Letak Keraton Kasepuhan

Kriteria Letak Nilai Checklist

Lokasi Terisolir 1

Jauh dari pusat kota, tidak tersedia angkutan umum 2

Jauh dari pusat kota, tersedia beberapa angutan umum 3

Jauh dari pusat kota, tersedia banyak angkutan umum 4

Dekat dengan pusat kota, tersedia angkutan umum 5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria letak pada daya tarik wisata ini mendapat nilai maksimum yaitu 5, ini

menunjukkan lokasinya sangat mudah dijangkau dan diketahui banyak orang. Hal

ini dibuktikan pula dengan apabila baru berkunjung ke Cirebon maka saat bertanya

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

98

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan tukang becak ataupun ojeg dimana tempat wisata maka akan diantarkan ke

Keraton Kasepuhan.

b. Aksesibilitas

Aksesibilitas sangat penting bagi suatu daya tarik wisata. Dengan akses yang

baik, maka wisatawan dapat berkunjung tanpa harus melewati kesulitan yang ada

misalnya harus jalan kaki dengan jarak yang jauh, jalan berlubang, dan juga

keterbatasan akses untuk kendaraan tertentu. Ini mempengaruhi segmen wisatawan

yang berkunjung. Apabila akses sulit ditempuh maka segmentasi wisatawan seperti

anak-anak sekolah, rombongan wisata dalam jumlah besar yang biasanya

menggunakan bus tidak akan tertarik karena sulit dan terbatasnya akses. Untuk

lebih detil dapat dilihat pada tabel 4.41 sebagai berikut.

Tabel 4.41

Skoring Aksesibilitas Keraton Kasepuhan

Kriteria Aksesibilitas Nilai Checklist

Jalan setapak dan jalan alternatif tidak ada 1

Jalan tidak beraspal, berbatu 2

Jalan beraspal dengan kondisi sedikit bergelombang dan berlubang,

terbatas untuk kendaraan roda empat

3

Jalan beraspal, bergelombang dapat dilalui kendaraan roda empat

tanpa mengalami kesulitan

4

Jalan beraspal, tidak bergelombang dan dapat dilalui berbagai jenis

kendaraan

5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Aksesibilitas menuju daya tarik wisata ini mendapatkan nilai maksimum. Ini

menunjukkan bahwa jalan yang tersedia untuk menuju daya tarik wisata ini beraspal

tidak berlubang dan dapat dilalui oleh segala jenis kendaraan. Selain itu, lahan yang

luas juga mendukung untuk dijadikan tempat parkir memadai. Sehingga, akses ke

daya tarik wisata ini hampir tidak ada halangan berarti.

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

99

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Keindahan

Kriteria keindahan merupakan hal yang sangat menunjang tingkat kemenarikan

suatu daya tarik wisata. Dengan kriteria keindahan yang memadai, maka wisatawan

akan dimanjakan dengan berbagai hal yang dapat mereka lihat. Setidaknya terdapat

empat aspek keindahan seperti bentuk bangunan, relief situs, artistik ornamen

bangunan dan tata letak yang berkaitan dengan daya tarik wisata budaya. Dengan

adanya aspek tersebut, wisatawan diharapkan dapat lebih betah berlama-lama pada

lokasi daya tarik wisata. Karena semakin lama wisatawan berada, maka benefit

yang didapatkan oleh pedagang maupun pengelola wisata akan semakin baik. Ini

mempengaruhi citra suatu daya tarik wisata itu sendiri. Untuk lebih detil dapat

dilihat pada tabel 4.42 berikut ini.

Tabel 4.42

Skoring Keindahan Keraton Kasepuhan

Kriteria Keindahan Nilai Checklist

Tidak ada pemandangan indah yang dapat disaksikan 1

Terdapat satu aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

artistik/ornamen bangunan, tata letak)

2

Terdapat dua aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

artistik/ornamen bangunan, tata letak)

3

Terdapat tiga aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

artistik/ornamen bangunan, tata letak)

4

Terdapat empat aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

asrtistik/ornamen bangunan, tata letak)

5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria keindahan mendapatkan nilai maksimum yaitu 5. Setidaknya terdapat

empat aspek keindahan seperti bentuk bangunan, artistik/ornamen bangunan, tata

letak dan relief situs. Bentuk bangunan masih banyak terdapat keasliannya seperti

Balai Jinem dengan ornamen-ornamen khas Cirebon. Tata letak bangunan dan situs

peninggalan juga masih sangat terawat. Bahkan pemandu akan menjelaskan secara

langsung kepada wisatawan yang datang terkait aspek kearifan lokal yang

terkandung didalamnya.

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

100

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Keamanan

Kriteria keamanan menjadi fasilitas penunjang yang dapat disebut urgent. Hal

ini dikarenakan dengan banyaknya wisatawan atau pengunjung maka banyak hal

yang rentan terjadi tidak terlepas kemungkinan adalah aksi kejahatan. Selain itu,

fasilitas keamanan penting untuk mengingatkan pengunjung bila terdapat suatu

kejadian seperti anak yang terpisah dari orang tuanya. Untuk lebih detil hasil

observasi fasilitas keamanan pada daya tarik wisata ini dapat dilihat pada tabel 4.43

sebagai berikut.

Tabel 4.43

Skoring Keamanan Keraton Kasepuhan

Kriteria Keamanan Nilai Checklist

Tidak tersedia pos pengamanan dan penjaga 1

Tidak tersedia pos pengamanan, terdapat penjaga 2

Tersedia satu pos pengamanan dan penjaga 3

Tersedia 2 pos pengamanan dan penjaga 4 ˅

Tersedia >2 pos pengamanan dan penjaga 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Berdasarkan hasil observasi, kriteria keamanan mendapatkan nilai yang baik

yaitu 4. Ini berarti pada daya tarik wisata ini tersedia 2 pos pengamanan/pusat

informasi untuk pengumuman darurat dan terdapat penjaga. Hal ini sudah cukup

baik, mengingat banyaknya kunjungan wisatawan akan lebih baik pula apabila

ketersediaan dan kualitas pos keamanan serta ticketing ditingkatkan.

e. Kebersihan

Suatu lokasi akan sangat nyaman apabila memiliki kebersihan yang baik. Begitu

pula dengan daya tarik wisata. Apabila lokasinya bersih, wisatawan akan merasa

nyaman dan dapat berwisata tanpa terganggu dengan adanya sampah atau kotoran

yang dapat mengganggu pemandangan, penciuman bahkan kesehatan. Kebersihan

memang menjadi tanggung jawab semua pihak. Akan tetapi, ketersediaan fasilitas

tempat sampah untuk menunjang didalam menjaga kebersihan daya tarik wisata

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

101

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sudah seharusnya menjadi tanggung jawab pengelola wisata. Untuk melihat hasil

observasi dapat dilihat pada tabel 4.44 berikut ini.

Tabel 4.44

Skoring Kebersihan Keraton Kasepuhan

Kriteria Kebersihan Nilai Checklist

Tidak tersedia tempat sampah 1

Tersedia tempat sampah dengan jumlah 1, tidak layak

digunakan

2

Tersedia tempat sampah dengan jumlah 2, kualitas kurang layak

digunakan

3

Tersedia tempat sampah dengan jumlah 3, kualitas layak

digunakan

4

Tersedia tempat sampah dengan jumlah >3 kualitas layak

digunakan

5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Setelah diobservasi, kriteria kebersihan pada daya tarik wisata ini mendapat

nilai maksimum yaitu 5 yang menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 3 tempat

sampah yang kualitasnya sangat layak digunakan. Tempat sampah yang disediakan

tersebar diberbagai penjuru lokasi wisata. Ini merupakan penyediaan fasilitas yang

sangat baik dalam upaya menjaga kebersihan. Kesadaran akan membuang sampah

kini menjadi tanggung jawab bersama.

f. Keunikan

Suatu daya tarik wisata harus kental dengan unsur keunikan, terlebih wisata

budaya yang memang sudah seharusnya menampilkan keunikan sebagai

keunggulannya. Semakin banyak hal unik yang ditampilkan, maka kemenarikannya

akan semakin tinggi. Keunikan sendiri muncul dari setiap karakter yang ada pada

suatu daya tarik wisata, bisa dari benda mati hasil peninggalan yang dirawat dengan

baik, bangunan-bangunan tua khas masa lampau, tata letak suatu lokasi hingga

unsur-unsur kehidupan manusia yang dianggap berbeda sehingga memiliki nilai

keunikan tersendiri dan dapat dinikmati oleh pengunjung dan orang banyak sebagai

suatu atraksi wisata. Untuk itu, dilakukan observasi dengan hasil yang dapat dilihat

pada tabel 4.45 berikut ini.

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

102

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.45

Skoring Keunikan Keraton Kasepuhan

Kriteria Keunikan Nilai Checklist

Tidak ada keunikan yang menonjol 1

Terdapat 1 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

2

Terdapat 2 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

3

Terdapat 3 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

4

Terdapat 4 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Berdasarkan hasil observasi, kriteria keunikan pada daya tarik wisata ini

mendapat nilai maksimum yaitu 5 yang menunjukkan bahwa setidaknya terdapat 4

aspek keunikan seperti benda peninggalan, upacara adat, kekhasan lingkungan dan

kekhasan bangunan. Benda peninggalan pada zaman perang melawan penjajah

tersimpan rapi didalam museum. Upacara adat masih sering dilakukan seperti

rajaban, muludan, panjang jimat dan sebagainya.

g. Keramahan

Keramahan menjadi suatu hal yang dapat memberikan rasa nyaman kepada

pengunjung. Apabila wisatawan disambut dengan senyum dan lemah lembut serta

terbuka, mereka juga akan merasa betah dan ingin kembali lagi suatu saat nanti

karena merasa diistimewakan sebagai seorang tamu. Sebaliknya apabila keramahan

dari pengelola wisata hingga masyarakat sekitar kurang baik, wisatawan tentu

merasa kurang dihargai. Dampaknya, dapat terjadi rasa enggan untuk berkunjung

kembali ke suatu lokasi wisata. Selain itu, mereka juga dapat memberikan

rekomendasi kepada sanak saudara, kerabat dan orang-orang disekitarnya tentang

kualitas dan keramahan dari suatu tempat wisata. Untuk lebih jelas silahkan lihat

pada tabel 4.46 berikut ini.

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

103

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.46

Skoring Keramahan Keraton Kasepuhan

Kriteria Keramahan Nilai Checklist

Pengelola, pengunjung dan masyarakat tidak ramah 1

Pengelola ramah, pengunjung dan masyarakat tidak ramah 2

Pengelola dan pengunjung ramah, masyarakat tidak ramah 3

Pengelola, pengunjung dan masyarakat ramah tetapi tidak sinergis 4

Pengelola, pengunjung, masyarakat ramah dan sinergis 5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria keramahan pada daya tarik wisata ini mendapatkan nilai maksimum

yaitu 5 yang menunjukkan bahwa pengelola, pengunjung dan masyarakat sangat

ramah. Ketiganya sinergis karena saat diadakan acara muludan seluruh warga

berpartisipasi aktif meramaikan dan berdagang. Sedangkan saat ada keperluan

tertentu dan keraton membutuhkan lahanlebih, maka para pedagang bersukarela

menutup lapaknya untuk sementara waktu.

h. Cinderamata/souvenir

Cinderamata atau souvenir merupakan suatu benda yang biasanya dibawa

pulang oleh wisatawan sebagai kenang-kenangan maupun oleh-oleh kepada teman

dan keluarga. Tanpa adanya cinderamata, suatu daerah tujuan wisata tidak dapat

mengoptimalkan promosinya, selain itu para pengunjung kurang mendapatkan

kesan yang mendalam pernah berkunjung ke tempat tersebut. Oleh karenanya,

semakin banyak jenis souvenir yang tersedia akan semakin baik. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada tabel 4.47 sebagai berikut.

Tabel 4.47

Skoring Cinderamata Keraton Kasepuhan

Kriteria Cinderamata Nilai Checklist

Tidak tersedia di lokasi daya tarik wisata 1

Tersedia dilokasi, jenisnya kurang beragam (1 macam) 2

Tersedia dilokasi, jenisnya kurang beragam (2 macam) 3

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

104

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tersedia dilokasi, jenisnya beragam (3 macam) 4

Tersedia dilokasi, jenisnya sangat beragam (>4 macam) 5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria ini mendapatkan nilai maksimum yaitu 5. Hal ini dikarenakan pada

daya tarik wisata ini terdapat tempat penjualan souvenir dengan lebih dari 4 macam

jenisnya seperti gantungan kunci, kaos, makanan khas, topeng dan lainnya.

i. Variasi Aktivitas Wisata

Suatu daya tarik wisata menyajikan berbagai variasi aktivitas yang dapat

dilakukan, semakin beragam maka akan semakin baik untuk tidak membuat

wisatawan cepat jenuh. Aktivitas wisata sendiri adalah hal yang dapat dilakukan

wisatawan pada suatu lokasi daya tarik, bisa yang memang disajikan atau pun suatu

benda/kemenarikan yang telah lama ada.

Tabel 4.48

Skoring Variasi Aktivitas Wisata Keraton Kasepuhan

Kriteria Variasi Aktivitas Wisata Nilai Checklist

Keragaman aktivitas yang dilakukan tidak ada 1

Keragaman aktivitas yang dilakukan ada 1-2 2

Keragaman aktivitas yang dilakukan ada 3-4 3

Keragaman aktivitas yang dilakukan ada 5-6 4 ˅

Keragaman aktivitas yang dilakukan >6 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria ini mendapatkan nilai 4 yang menunjukkan bahwa terdapat setidaknya

5-6 variasi aktivitas yang dapat dilakukan. Berjalan-jalan, menikmati suasana

dengan bersantai, makan-makan, mengamati berbagai benda bersejarah, mengikuti

ritual cuci muka pada sumur keramat, dan sebagainya. Seluruh kegiatan yang

dilakukan dapat ditemani oleh pemandu maupun tidak. Hal tersebut menyesuaikan

keinginan dan kebutuhan wisatawan saja.

j. Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana merupakan penunjang dari kegiatan wisata yang dilakukan.

Biasanya sarana prasarana merupakan kewajiban bagi pengelola untuk

menyediakannya dengan nyaman dan memadai. Hal ini karena wisatawan selain

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

105

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkunjung juga memerlukan tempat beristirahat, makan, memarkirkan kendaraan

dan sebagainya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.49 berikut ini.

Tabel 4.49

Skoring Sarana Prasarana Keraton Kasepuhan

Kriteria Sarana Prasarana Nilai Checklist

Tidak ada sarana dan prasarana yang memadai (tempat makan,

tempat parkir, gazebo, taman bermain)

1

Tersedia satu sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

2

Tersedia dua sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

3

Tersedia tiga sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

4

Tersedia empat sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria ini mendapatkan nilai maksimum yaitu 5 yang menunjukkan bahwa

setidaknya pada daya tarik wisata ini terdapat 4 sarana dan prasarana yang memadai

seperti tempat makan, gazebo, tempat parkir dan taman bermain. Di Keraton

Kasepuhan, terdapat banyak gazebo untuk wisatawan bersantai, tempat parkir yang

luas, tempat makan yang sangat banyak tersedia dan tertata cukup rapih dan juga

bahkan terdapat taman bermain untuk anak-anak yang berlokasi didekat kolam. Ini

sangat baik untuk segmentasi wisatawan muda/mudi maupun orang tua yang

membawa anaknya untuk berwisata.

k. Kondisi Cuaca dan Iklim

Kondisi cuaca dan iklim memiliki pengaruh terhadap waktu berkunjung

wisatawan. Indonesia tidak memiliki 4 perubahan musim yang terkadang terlampau

ekstrim seperti di negara-negara lintang tinggi. Hanya terjadi 2 musim yaitu musim

hujan dan musim kemarau. Meski demikian, kondisi cuaca tetap memiliki

pengaruh. Cuaca yang cerah tentu sangat mendukung dilakukannya kegiatan

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

106

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wisata. Sebaliknya apabila cuaca kurang baik seperti sering terjadi hujan deras atau

badai angin dapat membuat wisatawan khawatir untuk melakukan aktivitas

wisatanya. Dalam hal ini, akan dilakukan observasi terhadap kondisi suhu udara

yang terdapat pada daya tarik wisata ini. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel

4.50 sebagai berikut.

Tabel 4.50

Skoring Kondisi Cuaca dan Iklim Keraton Kasepuhan

Kriteria Cuaca dan Iklim Nilai Checklist

Suhu diatas 35° C 1

Suhu dibawah 25° C 2

Suhu 33° − 35° C 3

Suhu 30° − 32° C 4 ˅

Suhu 26° − 30° C 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria ini mendapatkan skor 44 yang menunjukkan kondisi cuaca dan iklim

cukup baik dengan suhu udara 30-32 derajat Celsius. Kondisi ini hampir sama

dengan daya tarik wisata budaya lain di Kota Cirebon.

Untuk melihat hasil keseluruhan skoring fasilitas wisata pada daya tarik wisata ini

dapat dilihat pada tabel 4.51 berikut ini.

Tabel 4.51

Skoring Keraton Kasepuhan

No. Parameter Skor

1 Letak 5

2 Aksesibilitas 5

3 Keindahan 5

4 Keamanan 4

5 Kebersihan 5

6 Keunikan 5

7 Keramahan 5

8 Cinderamata/souvenir 5

9 Variasi aktivitas wisata 4

10 Sarana dan prasarana 5

11 Kondisi cuaca dan iklim 4

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

107

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skor 52

Kelas Fasilitas Daya Tarik Kelas I (Sangat Baik)

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Keraton Kasepuhan memang memiliki potensi yang sangat tinggi, mulai dari

bangunan-bangunan bersejarah yang dirawat sangat baik, pengelolaan yang rapih

hingga sarana yang terus dikembangkan oleh pengelola. Hampir seluruh parameter

mendapatkan skor maksimal, kecuali pada aspek keamanan, variasi aktivitas wisata

serta cuaca dan iklim. Pos pelayanan informasi yang memiliki penjaga terdapat dua

tempat di depan gerbang utama, mengingat daya tarik wisata ini sangat luas, maka

akan lebih baik terdapat pos pelayanan informasi di titik lain didalam lokasi daya

tarik wisata. Variasi aktivitas wisata yang dapat dilakukan lumayan beragam karena

terdapat banyak peninggalan mulai dari bangunan, pusaka, keunikan tata letak dan

sebagainya. Akan tetapi, lebih menarik bila disajikan suatu pertunjukan kesenian

atau budaya tertentu untuk dinikmati pengunjung terutama saat peak season

mengingat tidak semua tempat dapat menampung banyaknya pengunjung secara

sekaligus.

Gambar 4.11 dan 4.12 Benda Peninggalan dan Gerbang Keraton Kasepuhan

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Peta lokasi daya tarik wisata ini dapat dilihat pada gambar 4.13 sebagai berikut.

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

108

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.13 Peta Lokasi Keraton Kasepuhan

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

109

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Tamansari Goa Sunyaragi

Goa Sunyaragi termasuk cagar budaya di kota Cirebon dengan luas sekitar 15

Hektare. Cagar Budaya yang satu ini berlokasikan di sisi jalan By Pass Brigjen

Dharsono. Untuk konstruksi maupun komposisi dari bangunan ini merupakan

sebuah taman air. Oleh karena itu disebut Taman Air Goa Sunyaragi. Zaman dahulu

kompleks gua tersebut dikelilingi Danau Jati namun saat ini sudah mengering. Goa

Sunyaragi ini adalah salah satu bagian dari Keraton Pakungwati yaitu Keraton

Kasepuhan. Sejarah berdirinya Tamansari Goa Sunyaragi memiliki dua versi, yang

pertama adalah menurut cerita para bangsawan Cirebon atau keturunan keraton

yang disampaikan secara turun-temurun. Versi tersebut dikenal sebagai Carub

Kanda. Versi kedua merupakan versi Caruban Nagari yaitu berdasarkan buku

Purwaka Caruban Nagari yang ditulis tangan oleh Pangeran Kararangen (Pangeran

Arya Carbon) pada tahun 1720. Versi inilah yang digunakan sebagai acuan bagi

pemandu wisata Goa Sunyaragi. Berdasarkan versi tersebut Goa Sunyaragi

didirikan oleh Pangeran Kararangen yang merupakan cicit dari Sunan Gunung Jati

pada tahun 1703.

Taman Sari Goa Sunyaragi dibagi menjadi 2 bagian yaitu Bagian Pesanggrahan

yang dilengkapi dengan berbagai ruangan, yaitu serambi, ruang ibadah, kamar

mandi, kamar rias, ruang tidur dan dikeliliingi oleh taman serta kolam. Sedangkan

untuk bangunan gua berbentuk gunung-gunungan yang dilengkapi terowongan

penghubung bawah tanah dan memiliki saluran air. Pada bagian luar bangunan,

terlihat motif batu karang dan awan. Lalu pada bagian pintu gerbang luarnya

berbentuk candi bentar sedangkan pintu bagian dalamnya berbentuk Paduraksa.

Secara garis besar Taman Sari Sunyaragi adalah tempat bagi para pembesar keraton

dan prajuritnya bertapa untuk meningkatkan ilmu Kanuragan. Terdapat 12 Fungsi

setiap Bagian Gua yaitu :

a. Bangsal Jinem adalah tempat Sultan memberi wejangan sekaligus melihat

prajurit yang sedang berlatih.

b. Gua Pengawal yaitu sebagai tempat berkumpulnya semua pengawal Sultan.

c. Komplek Mande Kemasan (sebagian telah hancur).

d. Goa Pandekemasang digunakan sebagai tempat membuat senjata-senjata

tajam.

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

110

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Goa Simanyang digunakan sebagai tempat pos penjagaan.

f. Goa Langse sebagai tempat untuk bersantai.

g. Goa Peteng sebagai tempat nyepi untuk melatih kekebalan tubuh.

h. Goa Arga Jumud sebagai tempat orang penting keraton.

i. Goa Padang Ati digunakan sebagai tempat bersemedi.

j. Goa Kelanggengan digunakan untuk tempat bersemedi agar langgeng

jabatannya.

k. Goa Lawa merupakan tempat berkumpulnya para kelelawar.

l. Goa Pawon sebagai ruangan dapur dan penyimpanan makanan.

Dapat dilihat pada tabel skoring diatas bahwa daya tarik wisata Tamansari Goa

Sunyaragi mendapat skor rata-rata yang baik. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan

sebagai berikut.

a. Letak

Kriteria letak dilakukan observasi untuk melihat bagaimana letak daya tarik

wisata yang ada. Letak dapat mempengaruhi keindahan suatu daya tarik dan juga

eksistensinya terhadap orang atau wisatawan yang baru berkunjung. Eksistensi

dapat terdongkrak bila suatu lokasi daya tarik terlihat menonjol dan strategis,

sehingga mudah dilihat oleh orang yang berlalu-lalang. Untuk hasil observasi akan

disajikan dalam tabel 4.52 berikut ini.

Tabel 4.52

Skoring Letak Goa Sunyaragi

Kriteria Letak Nilai Checklist

Lokasi Terisolir 1

Jauh dari pusat kota, tidak tersedia angkutan umum 2

Jauh dari pusat kota, tersedia beberapa angutan umum 3

Jauh dari pusat kota, tersedia banyak angkutan umum 4

Dekat dengan pusat kota, tersedia angkutan umum 5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria letak pada daya tarik wisata ini mendapat nilai maksimum yaitu 5. Hal

ini menunjukkan lokasinya sangat mudah dijangkau dan diketahui banyak orang.

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

111

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, banyak angkutan dalam maupun yang berasal dari luar kota melintasi

daya tarik wisata ini.

b. Aksesibilitas

Aksesibilitas sangat penting bagi suatu daya tarik wisata. Dengan akses yang

baik, maka wisatawan dapat berkunjung tanpa harus melewati kesulitan yang ada

misalnya harus jalan kaki dengan jarak yang jauh, jalan berlubang, dan juga

keterbatasan akses untuk kendaraan tertentu. Ini mempengaruhi segmen wisatawan

yang berkunjung. Apabila akses sulit ditempuh maka segmentasi wisatawan seperti

anak-anak sekolah, rombongan wisata dalam jumlah besar yang biasanya

menggunakan bus tidak akan tertarik karena sulit dan terbatasnya akses. Untuk

lebih detil dapat dilihat pada tabel 4.53 sebagai berikut.

Tabel 4.53

Skoring Aksesibilitas Goa Sunyaragi

Kriteria Aksesibilitas Nilai Checklist

Jalan setapak dan jalan alternatif tidak ada 1

Jalan tidak beraspal, berbatu 2

Jalan beraspal dengan kondisi sedikit bergelombang dan berlubang,

terbatas untuk kendaraan roda empat

3

Jalan beraspal, bergelombang dapat dilalui kendaraan roda empat

tanpa mengalami kesulitan

4

Jalan beraspal, tidak bergelombang dan dapat dilalui berbagai jenis

kendaraan

5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Aksesibilitas menuju daya tarik wisata ini mendapat nilai maksimum yaitu 5.

Ini menunjukkan bahwa jalan yang tersedia untuk menuju daya tarik wisata ini

beraspal tidak berlubang dan dapat dilalui oleh segala jenis kendaraan. Hal ini

dikarenakan jalan yang melintasi daya tarik wisata ini merupakan jalan utama yang

menghubungkan Kota Cirebon dengan Kabupaten Cirebon.

c. Keindahan

Kriteria keindahan merupakan hal yang sangat menunjang tingkat kemenarikan

suatu daya tarik wisata. Dengan kriteria keindahan yang memadai, maka wisatawan

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

112

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan dimanjakan dengan berbagai hal yang dapat mereka lihat. Setidaknya terdapat

empat aspek keindahan seperti bentuk bangunan, relief situs, artistik ornamen

bangunan dan tata letak yang berkaitan dengan daya tarik wisata budaya. Dengan

adanya aspek tersebut, wisatawan diharapkan dapat lebih betah berlama-lama pada

lokasi daya tarik wisata. Karena semakin lama wisatawan berada, maka benefit

yang didapatkan oleh pedagang maupun pengelola wisata akan semakin baik. Ini

mempengaruhi citra suatu daya tarik wisata itu sendiri. Untuk lebih detil dapat

dilihat pada tabel 4.54 berikut ini.

Tabel 4.54

Skoring Keindahan Goa Sunyaragi

Kriteria Keindahan Nilai Checklist

Tidak ada pemandangan indah yang dapat disaksikan 1

Terdapat satu aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

artistik/ornamen bangunan, tata letak)

2

Terdapat dua aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

artistik/ornamen bangunan, tata letak)

3

Terdapat tiga aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

artistik/ornamen bangunan, tata letak)

4

Terdapat empat aspek keindahan (bentuk bangunan, relief situs,

asrtistik/ornamen bangunan, tata letak)

5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria keindahan mendapatkan nilai maksimum yaitu 5. Setidaknya terdapat

empat aspek keindahan seperti bentuk bangunan, artistik/ornamen bangunan, tata

letak dan relief situs. Bentuk bangunan yang terdapat sangatlah unik dan berpadu

dengan situs peninggalan pada masa lampau. Bahkan ornamen-ornamen yang

terbuat dari batu sebagian besar adalah alami dan sebagian lagi telah direnovasi

dengan rekayasa. Tata letak samasekali tidak berubah, bahkan telah tercatat pada

Dinas Purbakala.

d. Keamanan

Kriteria keamanan menjadi fasilitas penunjang yang dapat disebut urgent. Hal

ini dikarenakan dengan banyaknya wisatawan atau pengunjung maka banyak hal

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

113

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang rentan terjadi tidak terlepas kemungkinan adalah aksi kejahatan. Selain itu,

fasilitas keamanan penting untuk mengingatkan pengunjung bila terdapat suatu

kejadian seperti anak yang terpisah dari orang tuanya. Untuk lebih detil hasil

observasi fasilitas keamanan pada daya tarik wisata ini dapat dilihat pada tabel 4.55

sebagai berikut.

Tabel 4.55

Skoring Keamanan Goa Sunyaragi

Kriteria Keamanan Nilai Checklist

Tidak tersedia pos pengamanan dan penjaga 1

Tidak tersedia pos pengamanan, terdapat penjaga 2

Tersedia satu pos pengamanan dan penjaga 3 ˅

Tersedia 2 pos pengamanan dan penjaga 4

Tersedia >2 pos pengamanan dan penjaga 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria keamanan mendapatkan nilai sedang yaitu 3. Ini berarti pada daya tarik

wisata ini hanya tersedia 1 pos pengamanan/pusat informasi untuk pengumuman

darurat dan terdapat penjaga. Pos pengaman ini juga menyatu dengan tempat

layanan penjualan tiket, sehingga apabila pengunjung sedang membludak akan

terjadi sedikit desak-desakan. Meski demikian, untuk tempat yang tidak terlalu luas

hal ini sudah cukup baik.

e. Kebersihan

Suatu lokasi akan sangat nyaman apabila memiliki kebersihan yang baik. Begitu

pula dengan daya tarik wisata. Apabila lokasinya bersih, wisatawan akan merasa

nyaman dan dapat berwisata tanpa terganggu dengan adanya sampah atau kotoran

yang dapat mengganggu pemandangan, penciuman bahkan kesehatan. Kebersihan

memang menjadi tanggung jawab semua pihak. Akan tetapi, ketersediaan fasilitas

tempat sampah untuk menunjang didalam menjaga kebersihan daya tarik wisata

sudah seharusnya menjadi tanggung jawab pengelola wisata. Untuk melihat hasil

observasi dapat dilihat pada tabel 4.56 berikut ini.

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

114

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.56

Skoring Kebersihan Goa Sunyaragi

Kriteria Kebersihan Nilai Checklist

Tidak tersedia tempat sampah 1

Tersedia tempat sampah dengan jumlah 1, tidak layak

digunakan

2

Tersedia tempat sampah dengan jumlah 2, kualitas kurang layak

digunakan

3

Tersedia tempat sampah dengan jumlah 3, kualitas layak

digunakan

4

Tersedia tempat sampah dengan jumlah >3 kualitas layak

digunakan

5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria kebersihan pada daya tarik wisata ini mendapatka nilai maksimum

yaitu 55 yang menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 3 tempat sampah yang

kualitasnya sangat layak digunakan.

f. Keunikan

Suatu daya tarik wisata harus kental dengan unsur keunikan, terlebih wisata

budaya yang memang sudah seharusnya menampilkan keunikan sebagai

keunggulannya. Semakin banyak hal unik yang ditampilkan, maka kemenarikannya

akan semakin tinggi. Keunikan sendiri muncul dari setiap karakter yang ada pada

suatu daya tarik wisata, bisa dari benda mati hasil peninggalan yang dirawat dengan

baik, bangunan-bangunan tua khas masa lampau, tata letak suatu lokasi hingga

unsur-unsur kehidupan manusia yang dianggap berbeda sehingga memiliki nilai

keunikan tersendiri dan dapat dinikmati oleh pengunjung dan orang banyak sebagai

suatu atraksi wisata. Untuk itu, dilakukan observasi dengan hasil yang dapat dilihat

pada tabel 4.57 berikut ini.

Page 67: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

115

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.57

Skoring Keunikan Goa Sunyaragi

Kriteria Keunikan Nilai Checklist

Tidak ada keunikan yang menonjol 1

Terdapat 1 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

2

Terdapat 2 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

3

Terdapat 3 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

4

Terdapat 4 kriteria keunikan (benda peninggalan, upacara adat,

kearifan lokal, kekhasan bangunan, kekhasan lingkungan)

5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria keunikan pada daya tarik wisata ini mendapatkan nilai baik yaitu 4 yang

menunjukkan bahwa setidaknya terdapat 3 aspek keunikan seperti kearifan lokal,

kekhasan lingkungan dan kekhasan bangunan.

g. Keramahan

Keramahan menjadi suatu hal yang dapat memberikan rasa nyaman kepada

pengunjung. Apabila wisatawan disambut dengan senyum dan lemah lembut serta

terbuka, mereka juga akan merasa betah dan ingin kembali lagi suatu saat nanti

karena merasa diistimewakan sebagai seorang tamu. Sebaliknya apabila keramahan

dari pengelola wisata hingga masyarakat sekitar kurang baik, wisatawan tentu

merasa kurang dihargai. Dampaknya, dapat terjadi rasa enggan untuk berkunjung

kembali ke suatu lokasi wisata. Selain itu, mereka juga dapat memberikan

rekomendasi kepada sanak saudara, kerabat dan orang-orang disekitarnya tentang

kualitas dan keramahan dari suatu tempat wisata. Untuk lebih jelas silahkan lihat

pada tabel 4.58 berikut ini.

Page 68: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

116

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.58

Skoring Keramahan Goa Sunyaragi

Kriteria Keramahan Nilai Checklist

Pengelola, pengunjung dan masyarakat tidak ramah 1

Pengelola ramah, pengunjung dan masyarakat tidak ramah 2

Pengelola dan pengunjung ramah, masyarakat tidak ramah 3

Pengelola, pengunjung dan masyarakat ramah tetapi tidak sinergis 4

Pengelola, pengunjung, masyarakat ramah dan sinergis 5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Berdasarkan hasil observasi, kriteria keramahan pada daya tarik wisata ini

mendapatkan skor maksimum yaitu 5 yang menunjukkan bahwa pengelola,

pengunjung dan masyarakat sangat ramah. Ini dapat dilihat dari respon masyarakat

saat wisatawan datang. Sinergitas juga terdapat pada daya tarik wisata ini dimana

masayarakat bebas berjualan disekitar lokasi daya tarik dengan ketentuan mengikuti

tata tertib yang ada sehingga tidak mengurangi aspek keindahan.

h. Cinderamata/souvenir

Cinderamata atau souvenir merupakan suatu benda yang biasanya dibawa

pulang oleh wisatawan sebagai kenang-kenangan maupun oleh-oleh kepada teman

dan keluarga. Tanpa adanya cinderamata, suatu daerah tujuan wisata tidak dapat

mengoptimalkan promosinya, selain itu para pengunjung kurang mendapatkan

kesan yang mendalam pernah berkunjung ke tempat tersebut. Oleh karenanya,

semakin banyak jenis souvenir yang tersedia akan semakin baik. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada tabel 4.59 sebagai berikut.

Tabel 4.59

Skoring Cinderamata Keraton Kasepuhan

Kriteria Cinderamata Nilai Checklist

Tidak tersedia di lokasi daya tarik wisata 1

Tersedia dilokasi, jenisnya kurang beragam (1 macam) 2

Page 69: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

117

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tersedia dilokasi, jenisnya kurang beragam (2 macam) 3

Tersedia dilokasi, jenisnya beragam (3 macam) 4

Tersedia dilokasi, jenisnya sangat beragam (>4 macam) 5 ˅

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria ini mendapatkan nilai maksimum yaitu 5. Hal ini dikarenakan pada

daya tarik wisata ini terdapat tempat penjualan souvenir dengan lebih dari 4 macam

jenisnya seperti gantungan kunci, kaos, makanan khas, topeng dan lainnya.

i. Variasi Aktivitas Wisata

Suatu daya tarik wisata menyajikan berbagai variasi aktivitas yang dapat

dilakukan, semakin beragam maka akan semakin baik untuk tidak membuat

wisatawan cepat jenuh. Aktivitas wisata sendiri adalah hal yang dapat dilakukan

wisatawan pada suatu lokasi daya tarik, bisa yang memang disajikan atau pun suatu

benda/kemenarikan yang telah lama ada.

Tabel 4.60

Skoring Variasi Aktivitas Wisata Goa Sunyaragi

Kriteria Variasi Aktivitas Wisata Nilai Checklist

Keragaman aktivitas yang dilakukan tidak ada 1

Keragaman aktivitas yang dilakukan ada 1-2 2

Keragaman aktivitas yang dilakukan ada 3-4 3 ˅

Keragaman aktivitas yang dilakukan ada 5-6 4

Keragaman aktivitas yang dilakukan >6 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria ini mendapatkan nilai sedang yaitu 3 yang menunjukkan bahwa

terdapat setidaknya 3-4 variasi aktivitas yang dapat dilakukan. Diantara aktivitas

yang dapat dilakukan seperti bersantai, berfoto, menelusuri goa-goa yang ada

terdapat kekurangan berupa tidak adanya spot foto buatan yang menarik perhatian

pengunjung, sehingga aktivitas wisata terkesan monoton.

j. Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana merupakan penunjang dari kegiatan wisata yang dilakukan.

Biasanya sarana prasarana merupakan kewajiban bagi pengelola untuk

menyediakannya dengan nyaman dan memadai. Hal ini karena wisatawan selain

Page 70: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

118

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkunjung juga memerlukan tempat beristirahat, makan, memarkirkan kendaraan

dan sebagainya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.61 berikut ini.

Tabel 4.61

Skoring Sarana Prasarana Goa Sunyaragi

Kriteria Sarana Prasarana Nilai Checklist

Tidak ada sarana dan prasarana yang memadai (tempat makan,

tempat parkir, gazebo, taman bermain)

1

Tersedia satu sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

2

Tersedia dua sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

3

Tersedia tiga sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

4 ˅

Tersedia empat sarana dan prasarana yang memadai (tempat

makan, tempat parkir, gazebo, taman bermain)

5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria ini mendapatkan nilai baik yaitu 4 yang menunjukkan bahwa

setidaknya pada daya tarik wisata ini terdapat 3 sarana dan prasarana yang memadai

seperti tempat makan, gazebo dan tempat parkir. Tidak tersedia tempat bermain

sehingga pengunjung yang membawa anak-anaknya tidak terlalu betah berlama-

lama di lokasi wisata ini.

k. Kondisi Cuaca dan Iklim

Kondisi cuaca dan iklim memiliki pengaruh terhadap waktu berkunjung

wisatawan. Indonesia tidak memiliki 4 perubahan musim yang terkadang terlampau

ekstrim seperti di negara-negara lintang tinggi. Hanya terjadi 2 musim yaitu musim

hujan dan musim kemarau. Meski demikian, kondisi cuaca tetap memiliki

pengaruh. Cuaca yang cerah tentu sangat mendukung dilakukannya kegiatan

wisata. Sebaliknya apabila cuaca kurang baik seperti sering terjadi hujan deras atau

badai angin dapat membuat wisatawan khawatir untuk melakukan aktivitas

Page 71: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

119

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wisatanya. Dalam hal ini, akan dilakukan observasi terhadap kondisi suhu udara

yang terdapat pada daya tarik wisata ini. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel

4.62 sebagai berikut.

Tabel 4.62

Skoring Kondisi Cuaca dan Iklim Goa Sunyaragi

Kriteria Cuaca dan Iklim Nilai Checklist

Suhu diatas 35° C 1

Suhu dibawah 25° C 2

Suhu 33° − 35° C 3

Suhu 30° − 32° C 4 ˅

Suhu 26° − 30° C 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Kriteria ini mendapatkan skor 44 yang menunjukkan kondisi cuaca dan iklim

cukup baik dengan suhu udara 30-32 derajat Celsius. Kondisi suhu udara pada daya

tarik wisata ini hampir sama dengan daya tarik wisata budaya lainnya di Kota

Cirebon.

Untuk melihat hasil keseluruhan rentang skor yang didapatkan pada daya tarik

wisata budaya Goa Sunyaragi, dapat dilihat pada tabel 4.63 berikut ini.

Tabel 4.63

Skoring Tamansari Goa Sunyaragi

No. Parameter Skor

1 Letak 5

2 Aksesibilitas 5

3 Keindahan 5

4 Keamanan 3

5 Kebersihan 5

6 Keunikan 4

7 Keramahan 5

8 Cinderamata/souvenir 5

9 Variasi aktivitas wisata 3

Page 72: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

120

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10 Sarana dan prasarana 4

11 Kondisi cuaca dan iklim 4

Skor 48

Kelas Fasilitas Daya Tarik Kelas I (Sangat Baik)

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Rata-rata skor yang didapat pada setiap aspek sangat tinggi, seperti pada aspek

keindahan, kebersihan dan keragaman cinderamata/souvenir yang ada. Goa

Sunyaragi dirawat sangat baik sehingga arsitektur dan ciri khas bangunan maupun

situs peninggalan terjaga dengan baik. Hanya saja pada aspek variasi aktivitas

wisata dan keamanan peneliti memberikan skor yang cukup rendah. Hal ini

dikarenakan pusat informasi/pos pengamanan bersatu dengan sarana ticketing

sehingga apabila terdapat insiden kehilangan yang membutuhkan pengumuman

khusus sedikit sulit didengar oleh wisatawan yang berada didalam lokasi daya tarik

wisata ini. Beberapa dokumentasi dapat dilihat pada gambar 4.14 dan 4.15 sebagai

berikut.

Gambar 4.14 dan 4.15 Komplek Situs dan Tempat Sampah Goa Sunyaragi

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

Hasil skoring pada keseluruhan daya tarik wisata budaya ini menjadi suatu

informasi yang sangat penting bahwa dalam pengelolaan dan peningkatan kualitas

daya tarik wisata budaya, perlu diberikan perhatian lebih kepada destinasi Keraton

Kanoman dan Kaprabonan. Mulai dari segi penyediaan fasilitas umum, tingkat

keamanan, aksesibilitas dan lain sebagainya.

Page 73: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

121

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan pariwisata budaya akan menjadi lebih unggul dan mengalami

peningkatan pesat bila memperhatikan kondisi daya tarik yang kurang berkembang

tersebut. Diharapkan tidak terjadi ketimpangan dan dapat memberi kontribusi lebih

terhadap pendapatan daerah Kota Cirebon itu sendiri. Peta lokasi daya tarik wisata

ini dapat dilihat pada gambar 4.16 berikut ini.

Page 74: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

122

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.16 Peta Lokasi Tamansari Goa Sunyaragi

Page 75: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

123

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Karakteristik Wisatawan

Wisatawan merupakan salah satu komponen terpenting didalam pariwisata.

Pemanfaatan unsur-unsur geografis sebagai tempat wisata popularitasnya juga

bergantung dari karakteristik wisatawannya. Destinasi wisata budaya di Kota

Cirebon yang menjadi sampel penelitian kali ini tentu memiliki berbagai macam

segmentasi dan minat dari wisatawan itu sendiri. Untuk mengetahui seperti apa

karakteristik wisatawan mulai dari profilnya (jenis kelamin, pendapatan, dll.)

hingga tujuan, minat dan rombongan yang dibawanya maka peneliti menyebarkan

angket kepada responden yang berjumlah 100 orang. Untuk lebih detil terkait

karakteristik wisatawan pada penelitian ini, dapat dilihat pada pembahasan sebagai

berikut.

1. Jenis Kelamin

Salah satu karakteristik yang dapat dilihat berdasarkan profilnya adalah jenis

kelamin. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.64 sebagai berikut.

Tabel 4.64

Jenis Kelamin Wisatawan

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-laki 50 50

2 Perempuan 50 50

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa komposisi jenis kelamin

wisatawan pada penelitian ini berimbang yaitu 50:50. Adapun jumlah yang

seimbang demikian tidak merupakan rekayasa dari peneliti, secara kebetulan

memang responden yang didapatkan seimbang diantara laki-laki (50%) dan

perempuan (50%). Ini menunjukan bahwa minat ke daya tarik wisata budaya tidak

dibatasi oleh jenis kelamin tertentu.

2. Usia

Usia wisatawan yang berkunjung pada daya tarik wisata budaya di Kota

Cirebon dapat dilihat pada tabel 4.65 sebagai berikut.

Page 76: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

124

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.65

Usia Wisatawan

No. Usia Frekuensi Persentase (%)

1 < 20 45 45

2 21 – 30 39 39

3 31 – 40 13 13

4 >40 3 3

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa segmentasi usia pada destinasi

wisata budaya di Kota Cirebon terdiri dari usia < 20 sebanyak 45%, usia 21-30

sebanyak 39%, usia 31-40 sebanyak 13% dan usia diatas 40 tahun paling sedikit

(3%). Dari data tersebut terlihat bahwa yang mendominasi adalah usia muda.

Ternyata wisata budaya yang biasanya cenderung diminati oleh kaum usia lanjut

tidak terlihat pada penelitian ini. Justru usia muda mendominasi, menunjukkan

ketertarikan mereka kepada benda dan bangunan peninggalan leluhur masih tinggi.

3. Daerah Asal

Daerah asal wisatawan sebagian besar masih dari pulau jawa (91%), dari luar

pulau jawa (8%) dan dari mancanegara (1%). Meskipun begitu, namun dilihat dari

persebaran wilayahnya sangat beragam mulai dari DKI Jakarta hingga ujung Jawa

Timur yaitu Banyuwangi. Begitu juga dengan wisatawan luar pulau jawa, terdapat

dari ujung barat yaitu Aceh, ujung timur Sumatera yaitu Lampung, dan satu berasal

dari Kalimantan Barat. Ini menunjukkan bahwa eksistensi wisata budaya di Kota

Cirebon telah sangat baik menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Sementara

untuk wisatawan mancanegara yang ditemui pada penelitian ini ada satu orang

berasal dari Australia. Daerah asal wisatawan pada destinasi wisata budaya di Kota

Cirebon dapat dilihat pada tabel 4.66 dan gambar 4.18 sebagai berikut.

Page 77: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

125

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.66

Daerah Asal Wisatawan

No. Daerah Asal Frekuensi Persentase (%)

1

Pulau Jawa

91

- DKI Jakarta 5

- Cirebon 56

- Bandung 2

- Banyuwangi 1

- Bekasi 4

- Bogor 2

- Brebes 1

- Garut 1

- Indramayu 6

- Jember 1

- Kuningan 3

- Magelang 1

- Majalengka 2

- Pekalongan 1

- Purwakarta 1

- Semarang 1

- Tegal 1

- Yogyakarta 2

2

Luar Pulau Jawa

8

- Aceh 1

- Jambi 1

- Kalimantan Barat 1

- Lahat 1

- Lampung 1

- Medan 1

- Padang 1

- Palembang 1

3 Mancanegara 1

Page 78: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

126

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Australia 1

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Page 79: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

127

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Page 80: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

128

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.17 Peta Persebaran Daerah Asal Wisatawan

Page 81: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

129

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan wisatawan pada destinasi wisata budaya di Kota Cirebon

dapat dilihat pada tabel 4.67 sebagai berikut.

Tabel 4.67

Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SMP 7 7

2 SMA/SMK/MA 59 59

3 Akademi/Diploma 10 10

4 Perguruan Tinggi 24 24

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan wisatawan

yang berkunjung didominasi oleh lulusan SMA/sederajat (59%), disusul dengan

lulusan Perguruan Tinggi (24%), lulusan Akademi/Diploma (10%) dan lulusan

SMP dengan jumlah terkecil yaitu 7% saja. Ini menunjukkan wisatawan yang

berkunjung memiliki tingkat pendidikan yang baik, hal ini penting menyangkut

perilaku dan kepentingan wisatawan akan semakin positif dengan tingkat

pendidikan yang baik.

5. Mata Pencaharian Wisatawan

Mata pencaharian wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata budaya di

Kota Cirebon dapat dilihat pada tabel 4.68 sebagai berikut.

Tabel 4.68

Mata Pencaharian

No. Mata Pencaharian Frekuensi Persentase (%)

1 Siswa/Mahasiswa 58 58

2 Ibu Rumah Tangga 3 3

3 PNS/TNI/POLRI 5 5

4 Karyawan 16 16

5 Wiraswasta 5 5

6 Lainnya 13 13

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Page 82: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

130

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mata pencaharian wisatawan

didominasi oleh kaum pelajar sebesar 58%. Urutan kedua adalah karyawan (16%),

status lainnya seperti belum bekerja, maupun pekerjaan” diluar pilihan yang

disediakan (13%), wiraswasta dan PNS memiliki persentase yang sama (5%) dan

Ibu Rumah Tangga dengan persentase terkecil (3%). Ini menunjukkan jika sebagian

besar wisatawan adalah kalangan pelajar yang mungkin sedang refreshing ditengah

kesibukkannya di sekolah/kampus.

6. Tingkat Pendapatan

Untuk dapat mengetahui tingkat pendapatan wisatawan dapat dilihat pada tabel

4.69 sebagai berikut.

Tabel 4.69

Tingkat Pendapatan

No. Pendapatan Frekuensi Persentase (%)

1 >Rp. 1.000.000 56 56

2 Rp. 1.000.000-2.000.000 17 17

3 Rp. 2.000.000-3.000.000 7 7

4 >Rp. 4.000.000 20 20

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Dapat dilihat pada tabel diatas yang menunjukkan bahwa lebih dari

setengahnya pendapatan wisatawan yang berkunjung adalah dibawah Rp.

1.000.000 (56%). Disusul oleh pendapatan diatas empat juta rupiah (20%),

kemudian 1-2 juta (17%) dan dengan frekuensi terkecil adalah pendapatan 2-3 juta

perbulan (7%).

7. Rekan Berkunjung

Wisatawan lebih dari setengahnya (62%) mengunjungi destinasi wisata budaya

di Kota Cirebon bersama temannya. Persentase terbesar kedua (29%) adalah

bersama keluarga, disusul lainnya seperti bersama pacar, dan lainnya (6%) dan

rekan kerja (3%). Ini menunjukkan bahwa wisatawan bersantai bersama teman-

temannya untuk menikmati suguhan wisata budaya yang ada, lalu juga bersama

keluarga menikmati destinasi wisata ini. Untuk melihat dengan siapa wisatawan

Page 83: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

131

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkunjung ke destinasi wisata budaya di Kota Cirebon, dapat dilihat pada tabel

4.70 sebagai berikut.

Tabel 4.70

Rekan Berkunjung

No. Rekan Berkunjung Frekuensi Persentase (%)

1 Keluarga 29 29

2 Rekan Kerja 3 3

3 Teman 62 62

4 Lainnya 6 6

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

8. Rombongan Wisata

Untuk mengetahui bersama berapa orang wisatawan mengunjungi destinasi

wisata ini maka dapat dilihat pada tabel 4.71 sebagai berikut.

Tabel 4.71

Rombongan Wisata

No. Rombongan Wisata Frekuensi Persentase (%)

1 1-2 orang 24 24

2 3-5 orang 45 45

3 6-8 orang 12 12

4 >8 orang 19 19

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hampir setengahnya (45%)

wisatawan berkunjung bersama 3-5 orang. Kemudian sebanyak 24% bersama 1-2

orang, diatas 8 orang (19%) dan 6-8 orang sebanyak 12%.

9. Intensitas Kunjungan

Intensitas kunjungan wisatawan lebih dari setengahnya (67%) wisatawan

berkunjung pada destinasi wisata ini dalam setahun dibawah 3 kali. Kemudian

disusul dengan 3-5 kali (25%), diatas 8 kali (6%) dan 6-8 kali sebanyak 2% saja.

Ini menunjukkan intensitas berkunjung wisatawan dalam setahun tidak begitu

tinggi. Kemungkinan pada intensitas 3-5 kali dalam setahun dikarenakan adanya

event-event tertentu seperti muludan, rajaban, dan sebagainya. Untuk melihat

Page 84: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

132

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berapa kali wisatawan berkunjung dalam satu tahun, dapat dilihat pada tabel 4.72

berikut ini.

Tabel 4.72

Intensitas Kunjungan

No. Intensitas Kunjungan Frekuensi Persentase (%)

1 < 3 kali 67 67

2 3-5 kali 25 25

3 6-8 kali 2 2

4 >8 kali 6 6

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

10. Lama Kunjungan

Untuk mengetahui lama kunjungan wisatawan pada destinasi dapat dilihat pada

tabel 4.73 sebagai berikut.

Tabel 4.73

Lama Kunjungan

No. Lama Kunjungan Frekuensi Persentase (%)

1 < 3 jam 62 62

2 3-5 jam 36 36

3 6-8 jam - -

4 >8 jam 2 2

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa lebih dari setengahnya

(62%) wisatawan hanya bertahan dibawah 3 jam pada destinasi wisata budaya ini.

Kemudian hampir setengahnya (36%) bertahan hingga 3-5 jam dan paling lama

hingga diatas 8 jam terdapat 2% saja. Ini menunjukkan bahwa variasi aktivitas

wisata yang dapat dilakukan sebaiknya ditambah supaya wisatawan lebih betah

berlama-lama di destinasi yang dikunjungi.

11. Jenis Kendaraan Wisatawan

Untuk melihat kendaraan apa yang digunakan wisatawan untuk mengunjungi

destinasi wisata budaya ini dapat dilihat pada tabel 4.74 sebagai berikut.

Page 85: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

133

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.74

Jenis Kendaraan

No. Jenis Kendaraan Frekuensi Persentase (%)

1 Motor 29 29

2 Mobil/minibus 50 50

3 Bus 13 13

4 Lainnya 8 8

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa setengah dari wisatawan yang

berkunjung (50%) menggunakan mobil pribadi/minibus sebagai kendaraannya.

Kemudian menggunakan motor (29%), menggunakan bus (13%) dan lainnya

seperti angkutan umum (8%). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan kendaraan

pribadi masih mendominasi, mengingat mengunjungi destinasi wisata budaya ini

banyak bersama teman dan keluarga yang dinilai lebih praktis.

12. Ketertarikan Wisatawan

Untuk melihat hal apa yang paling menarik bagi wisatawan untuk dinikmati

dapat dilihat pada tabel 4.75 sebagai berikut.

Tabel 4.75

Ketertarikan

No. Ketertarikan Frekuensi Persentase (%)

1 Bangunan bersejarah 49 49

2 Situs peninggalan/candi 29 29

3 Pusaka peninggalan 14 14

4 Upacara adat 6 6

5 Lainnya 2 2

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hampir setengahnya (49%)

wisatawan tertarik untuk melihat bangunan bersejarah. Disusul ketertarikan pada

situs peninggalan (29%), pusaka peninggalan (14%), upacara adat (6%) dan lainnya

Page 86: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

134

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sejumlah 2%. Persentase tersebut menunjukkan ketertarikan wisatawan, mengingat

wisata budaya yang disuguhkan banyak menampilkan bangunan masa lampau yang

ternyata menyorot perhatian lebih. Terlepas dari situs peninggalan yang masih

cukup menarik. Upacara adat mendapat persentase kecil karena kegiatan ritual

hanya dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, sehingga apabila ingin melihatnya

harus meluangkan waktu khusus. Ini tentu menyulitkan bagi wisatawan yang

berasal dari luar daerah atau yang tidak memiliki waktu luang cukup dikarenakan

pekerjaan dan sebagainya.

13. Cinderamata

Untuk melihat apa saja cinderamata yang dibeli oleh wisatawan setelah

berkunjung ke destinasi wisata budaya di Kota Cirebon dapat dilihat pada tabel 4.76

sebagai berikut.

Tabel 4.76

Cinderamata

No. Cinderamata Frekuensi Persentase (%)

1 Makanan khas 55 55

2 Minuman khas 3 3

3 Souvenir/kerajinan 31 31

4 Lainnya 11 11

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa lebih dari setengahnya (55%)

wisatawan membeli makanan khas sebagai oleh-oleh setelah berkunjung ke

destinasi wisata budaya di Kota Cirebon ini. Adapun makanan khas cirebon seperti

kerupuk melarat, kerupuk kulit ikan, nasi jamblang, dan sebagainya. Sedangkan

souvenir/kerajinan tangan seperti gantungan kunci, stiker, topeng kayu, dan lainnya

menempati urutan kedua (31%). Pilihan lainnya seperti kain batik khas cirebon, dan

sebagainya menempati urutan ketiga (11%) dan terakhir minuman khas dengan 3%

saja.

14. Sumber Informasi

Untuk mengetahui darimana wisatawan melihat informasi tentang destinasi

wisata budaya ini dapat dilihat pada tabel 4.77 berikut ini.

Page 87: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

135

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.77

Sumber Informasi

No. Sumber Informasi Frekuensi Persentase (%)

1 Koran - -

2 Radio/televisi 7 7

3 Teman 67 67

4 Brosur 2 2

5 Biro Perjalanan 2 2

6 Lainnya 22 22

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar (67%) wisatawan

mengetahui destinasi wisata budaya di Kota Cirebon dari temannya. Ini berarti

promosi mulut ke mulut masih mendominasi dibanding aspek lainnya. Sedangkan

pilihan lainnya seperti dari internet, media sosial dan sebagainya dengan persentase

sebanyak 22% menempati urutan kedua. Dari radio/televisi sebanyak 7%, brosur

2% dan biro perjalanan 2%. Promosi melalui internet berpotensi untuk

dikembangkan, seiring dengan kemajuan zaman dan pengetahuan wisatawan

terhadap internet yang baik.

15. Alasan Berkunjung

Setiap wisatawan memiliki alasan berkunjung yang berbeda-beda, untuk

mengetahuinya dapat dilihat pada tabel 4.78 sebagai berikut.

Tabel 4.78

Alasan Berkunjung

No. Alasan Berkunjung Frekuensi Persentase (%)

1 Kondisi cuaca 2 2

2 Keunikan 45 45

3 Tempatnya menarik 50 50

4 Lainnya 3 3

Page 88: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

136

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa setengah dari wisatawan (50%)

mengunjungi destinasi ini karena tempatnya yang menarik. Ini berkaitan dengan

daya tarik wisata budaya di Cirebon memang merupakan tempat penting dan krusial

pada masa lampau, yaitu sebagai pusat kerajaan, tempat tinggal raja dan

sebagainya. Sedangkan urutan kedua dengan 45% dikarenakan keunikannya. Selain

memang tempat yang menarik, banyak keunikan pada daya tarik wisata budaya ini

seperti arsitektur bangunan, benda peninggalan dan sebagainya. Alasan kondisi

cuaca 2% dan lainnya sejumlah 3%.

Demikianlah ulasan tentang karakteristik wisatawan pada destinasi wisata

budaya di Kota Cirebon. Diharapkan setelah melihat minat dominan dari wisatawan

di berbagai aspek dapat memberikan pertimbangan untuk dikembangkannya setiap

daya tarik wisata budaya yang ada.

D. Pengelolaan dan Strategi Pengembangan

Pengelolaan merupakan hal utama didalam mengembangkan dan menjaga

kelestarian sebuah daya tarik wisata. Maju atau tidaknya sebuah daya tarik

tergantung bagaimana pengelolaan yang ada. Sebaik apapun potensi yang ada,

apabila tempat tersebut kotor, kumuh serta tidak terawat maka lama kelamaan akan

rusak. Oleh karena itu, didalam penelitian ini juga akan dibahas terkait sistem

pengelolaan yang ada pada destinasi wisata budaya di Kota Cirebon.

Adapun informasi-informasi yang didapatkan berasal dari berbagai

narasumber yang terlibat didalam mengelola daya tarik – daya tarik wisata budaya

di Kota Cirebon. Penggalian informasi oleh peneliti dengan menggunakan metode

wawancara. Narasumber yang menjadi sumber informasi diantaranya adalah

Nurmas Argadikusuma (Kepala Bagian Pemandu Tamansari Goa Sunyaragi),

Prasetyo Sofyan (Anggota Kompepar Keraton Kaciebonan), Sugiman (Kepala

Bidang Pemandu Keraton Kasepuhan), Edy Tohidi (Kepala Bidang Pariwisata

Disporbudpar Kota Cirebon), dan Pangeran Raja Mohamad Qodiran (Pangeran

Patih Keraton Kanoman). Pada sistem pengelolaan ini akan dibahas 3 hal yaitu

Page 89: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

137

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terkait kendala, tantangan dan kebijakan dalam mengelola destinasi wisata budaya

di Kota Cirebon.

1. Kendala

Didalam mengelola sebuah tempat, pasti terdapat kendala-kendala yang

dihadapi. Pada penelitian ini ditemukan bahwa salah satu yang menjadi kendala

didalam mengembangkan destinasi wisata budaya adalah pihak Disporbudpar tidak

dapat ikut andil terlalu dalam terkait pengembangan daya tarik itu sendiri. Hal ini

dikarenakan pengelolaan daya tarik wisata murni dikelola oleh keluarga keraton

saja. Padahal, disatu sisi Disporbudpar merupakan suatu instansi resmi pemerintah

yang memiliki perencanaan-perencanaan untuk memajukan kualitas suatu daya

tarik wisata diwilayahnya.

Masalah ini sudah terjadi sejak lama dan terjadi pada seluruh daya tarik wisata

budaya yang menjadi sampel penelitian. Hingga sekarang apabila terdapat bantuan

berupa materil seperti dana maka akan langsung diberikan kepada pihak keraton

sebagai pengelola tempat tersebut. Seluruh dana yang diberikan tergantung kepada

pihak pengelola akan digunakan untuk apa sesuai keperluannya. Dalam hal ini

pihak disporbudpar kesulitan didalam memantau penggunaan dana bantuan yang

belum terlalu transparan.

Kendala lainnya lebih detil pada masing-masing daya tarik wisata diantaranya

pada Goa Sunyaragi sering dialami apabila terdapat pejabat-pejabat pemerintahan

mengunjungi situs dengan membawa rombongan terkadang tidak membayar biaya

registrasi, sedangkan hak dan kewajiban semua wisatawan seharusnya sama yaitu

membayar tiket untuk memasuki tempat wisata tersebut. Selain itu pada Goa

Sunyaragi menjadi sebuah kendala adalah karena termasuk kedalam situs

peninggalan yang tercatat pada dinas purbakala sehingga pihak pengelola tidak

dapat seenaknya merubah bentuk atau merenovasi apabila terdapat hal-hal yang

perlu diperbaiki secara fisik dari daya tarik Goa Sunyaragi itu sendiri. Ini

menyulitkan apabila ingin membuat suatu inovasi harus meminta izin terlebih

dahulu kepada dinas terkait dan membutuhkan koordniasi dan birokrasi tentunya.

Page 90: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

138

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keraton Kacirebonan juga tidak luput dari kendala yang muncul. Diantaranya

adalah fasilitas yang kurang lengkap, terdapat aktivitas rumah tangga didalam

museum sehingga mengganggu wisatawan yang berkunjung, dan juga tidak dapat

pemisah atau pembeda antara tamu sumbul (tamu yang datang kepada keluarga

keraton) atau wisatawan. Ini menyulitkan pihak pengelola terutama penjaga pos

tiket yang harus sering bertanya lebih lanjut kepada orang-orang yang datang,

apabila wisatawan maka dianjurkan langsung membayar tiket dan didampingi oleh

pemandu wisata.

Pada Keraton Kanoman dirasa menjadi kendala adalah didalam merawat situs-

situs peninggalan dan benda bersejarah. Berdasarkan hasil wawancara dikatakan

oleh Pangeran Mohamad Qodiran bahwa perawatn-perawatan situs tersebut

membutuhkan dana yang tidak sedikit. Ini terkait bukan hanya materil yang

dibutuhkan secara fisik memperbaiki atau merawat situs-situs tertentu, namun juga

dana untuk menyelenggarakan upacara dan ritual sesuai pepakem (tata cara) yang

telah dianut oleh Keraton Kanoman sejak dahulu.

Pada daya tarik Keraton Kaprabonan yang masih menjadi kontroversi adalah

penyebutannya sebagai keraton atau bukan. Sebenarnya hal tersebut hanya menjadi

kendala internal saja, karena wisatawan tidak terlalu mementingkan penyebutan,

yang terpenting ialah perjalanan historis dan nilai budaya yang ada. Akan tetapi

kendala serius yang muncul justru lahan pada destinasi ini telah banyak dikuasai

dan menjadi hak milik pribadi. Sehingga, sangat sulit dikembangkan lebih lanjut

karena fungsi dan kegunaannya tergantung pada sang pemilik lahan.

Keraton Ksepuhan memiliki wilayah yang sangat luas. Terbentang seluas lebih

kurang 25 ha menjadi kendala tersendiri didalam menjaga kebersihan yang ada.

Petugas kebersihan yang dimiliki jumlahnya terbatas, sedangkan jumlah wisatawan

yang berkunjung sangat banyak dan terus meningkat disaat ada event seperti

muludan yang rutin tiap tahunnya. Pihak pengelola tidak dapat serta merta

menambah jumlah pekerja kebersihan yang ada, mengingat para pekerja dilingkup

keraton juga masih menggunakan pengabdian bukan dipekerjakan. Ini artinya gaji

yang diterima oleh para pengabdi juga bergantung kepada keikhlasan keluarga

sultan sebagai pengelola daya tarik wisata.

Page 91: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

139

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uraian diatas adalah berbagai kendala yang dihadapi oleh para pengelola dalam

mengembangkan destinasi wisata budaya di Kota Cirebon. Diharapkan dari

berbagai kendala tersebut ada solusi terbaik sesuai kesepakatan dan musyawarah

pihak terkait. Wisatawan juga dihimbau untuk dapat membantu kelestarian serta

kebersihan destinasi wisata dengan berperilaku baik.

2. Tantangan

Selain kendala yang ada, tentunya yang menjadi motivasi dan menguatkan

tujuan dalam mengembangkan sebuah daya tarik wisata karena adanya tantangan,

baik secara internal maupun eksternal.

a. Komplain wisatawan

Komplain dari wisatawan bukanlah bermaksud untuk merendahkan suatu

pengelolaan pada daya tarik wisata, terlepas dari itu tujuannya tentu supaya

pengelolaan dapat ditingkatkan sehingga memenuhi standar tertentu dan

membuat wisatawan nyaman. Hal ini juga dapat mempengaruhi persepsi

wisatawan terhadap tingkat kemenarikan pada daya tarik wisata tersebut. Data

yang diperoleh terkait daya tarik wisata yang paling menarik bagi wisatawan

dapat dilihat pada tabel 4.79 dan gambar 4.19 sebagai berikut.

Tabel 4.79

Kemenarikan Daya Tarik Wisata Versi Wisatawan

Daya Tarik Wisata Budaya Respon Wisatawan (%)

Keraton Kacirebonan 26%

Keraton Kanoman 15%

Keraton Kaprabonan 7%

Keraton Kasepuhan 75%

Tamansari Goa Sunyaragi 79%

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa respon yang diberikan responden

terhadap daya tarik wisata budaya yang paling menarik menurut mereka yang

paling besar adalah Goa Sunyaragi dengan 79%. Urutan kedua yang paling

menarik versi wisatawan adalah Keraton Kasepuhan dengan 75%, Keraton

Kacirebonan 26%, Keraton Kanoman 15% dan yang mendapat persentase

terendah adalah Keraton Kaprabonan. Keraton Kaprabonan dinilai oleh

wisatawan paling tidak menarik, ini menjadi suatu pertimbangan tentunya bagi

Page 92: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

140

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengelola maupun Disporbudpar untuk terus meningkatkan kualitas

pengelolaan, promosi maupun pengembangan dari daya tarik wisata yang

terkait.

Page 93: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

141

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.18 Peta Tingkat Kemenarikan Daya Tarik Wisata Menurut Responden

Page 94: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

142

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Beberapa yang mendapat komplain tersebut seperti Goa Sunyaragi, Keraton

Kanoman, dan Keraton Kasepuhan. Kebersihan sendiri menyangkut perawatan

dan penyediaan fasilitas umum. Respon masyarakat tentang aspek yang perlu

ditambahkan pada destinasi wisata budaya ini dapat dilihat pada tabel 4.80

sebagai berikut.

Tabel 4.80

Aspek yang Perlu Ditambahkan

No. Saran Wisatawan Frekuensi Persentase (%)

1 Fasilitas Umum 47 47

2 Atraksi Baru 37 37

3 Tempat Berbelanja Souvenir 12 12

4 Lainnya 4 4

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa hampir setengahnya (47%) wisatawan

sepakat untuk menyarankan ditambahkannya fasilitas umum pada destinasi

wisata budaya di Kota Cirebon. Hal ini berkaitan erat dengan komplain yang

dialami oleh pengelola terkait kebersihan lokasi wisata. Komplain dan masukan

ini diharapkan dapat menjadi sebuah pertimbangan untuk meningkatkan

kualitas kebersihan pada tiap-tiap daya tariknya.

b. Promosi Wisata

Mempromosikan destinasi wisata sangat penting dilakukan untuk

mengenalkan eksistensi destinasi kepada masyarakat seluas-luasnya baik

nasional maupun internasional. Eksistensi destinasi wisata budaya di Kota

Cirebon terbukti belum merata terhadap pengunjung yang datang, hal ini dapat

diketahui dari tabel 4.81 dan gambar 4.20 sebagai berikut.

Tabel 4.81

Eksistensi Daya Tarik Wisata Budaya

Daya Tarik Wisata Budaya Daya Tarik yang Diketahui (%)

Keraton Kacirebonan 64%

Keraton Kanoman 62%

Keraton Kaprabonan 52%

Keraton Kasepuhan 89%

Tamansari Goa Sunyaragi 99%

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Page 95: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

143

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Page 96: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

144

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.19 Peta Eksistensi Daya Tarik Wisata

Page 97: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

145

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel diatas menunjukkan bahwa eksistensi wisata budaya yang ada tidak

merata. Daya tarik wisata yang paling eksis adalah Goa Sunyaragi yang diketahui

oleh 99% responden. Keraton Kasepuhan pada urutan kedua dengan 89%, Keraton

Kacirebonan 64%, Keraton Kanoman 62% dan yang paling rendah adalah Keraton

Kaprabonan dengan hanya diketahui oleh 52% responden. Merupakan tantangan

tersendiri bagi pengelola maupun pemerintah Kota Cirebon untuk terus

mempromosikan daya tarik yang ada khususnya yang masih minim diketahui oleh

wisatawan.

Hasil respon wisatawan selanjutnya menunjukkan, justru promosi yang

dilakukan masih bertumpu pada metode lama yaitu mulut ke mulut saja. Hal ini

sesuai yang ditunjukkan oleh tabel 4.82 berikut ini.

Tabel 4.82

Sumber Informasi Wisatawan

No. Saran Wisatawan Frekuensi Persentase (%)

1 Radio/televisi 7 7

2 Teman 67 67

3 Brosur 2 2

4 Biro Perjalanan 2 2

5 Lainnya 22 22

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Pada tabel diatas jelas ditunjukkan bahwa 67% wisatawan justru mengetahui

informasi terkait daya tarik wisata dari teman. Melihat banyaknya wisatawan yang

berkunjung, mungkin metode ini masih dirasa efektif akan tetapi alangkah lebih

baiknya mengupayakan metode lainnya seperti melalui website, media sosial dan

internet lebih digencarkan. Potensi tersebut bukan tanpa alasan, mengingat tingkat

pendidikan para wisatawan yang rata-rata cukup baik dan mengenal internet.

Potensi tersebut juga terlihat jelas pada tabel diatas dengan option lainnya (medsos,

internet, website) mendapat urutan kedua sebesar 22%.

c. Respon Masyarakat

Respon masyarakat sangat diperlukan kesinergisannya mengingat masyarakat

sekitar daya tarik harus mendapat manfaat yang nyata dari pengembangan destinasi

Page 98: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

146

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wisata itu sendiri. Hal ini dapat meningkatkan dan merangsang pertumbuhan

ekonomi wilayah sekitar. Rata-rata pada seluruh destinasi wisata budaya ini

memiliki respon sangat baik dari masyarakat. Hubungan baik selalu dipelihara,

karena masyarakat juga diperbolehkan berdagang serta mencari nafkah disekitar

lokasi wisata. Akan tetapi, hal ini justru menjadi tantangan yang harus diselesaikan

dengan baik oleh pengelola. Misalnya kehadiran para pedagang di Keraton

Kanoman yang dirasa kurang tertata sehingga menimbulkan kesan kumuh. Apabila

ditata dengan baik tentu para pedagang mampu memberikan pelayanan yang baik

pula kepada wisatawan dan memberi benefit pada pengelola berupa keharmonisan

lingkungan yang baik.

Respon baik dari masyarakat dan harmonis dengan pengelola dapat dirasakan

dan dinilai langsung oleh wisatawan melalui sikap yang diterimanya, respon

terhadap keramahan pengelola dan masyarakat sekitar terhadap wisatawan dapat

dilihat pada tabel 4.83 dan gambar 4.20 sebagai berikut.

Tabel 4.83

Tingkat Keramahan

No. Respon Wisatawan Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Buruk 1 1

2 Buruk 20 20

3 Baik 72 72

4 Sangat Baik 7 7

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Gambar 4.20 Diagram Tingkat Keramahan

Page 99: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

147

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dapat dilihat pada tabel dan diagram diatas bahwa 72% wisatawan mengatakan

respon baik pada pengelola dan masyarakat sekitar daya tarik wisata. Hal ini

menjadi suatu nilai positif yang baik bagi pengelola destinasi wisata budaya dan

msayarakat Cirebon pada khususnya. Keramahan akan membawa kepada

persahabatan yang membawa perasaan nyaman penngunjung sehingga dapat

memicu kesan baik setelah mengunjungi Kota Cirebon.

3. Kebijakan

Mengembangkan suatu destinasi selain memiliki kendala dan tantangan, tidak

lupa adalah suatu kebijakan yang dapat menentukan arah serta memberikan

perubahan yang baik. Kebijakan sendiri identik dengan stake holder baik dari segi

pemerintah maupun pengelola daya tarik wisata. Dari sudut pandang pemerintahan

sendiri telah dikatakan oleh Menteri Pariwisata bahwa Cirebon menjadi salah satu

unggulan destinasi wisata budaya di Indonesia demi mendukung target pencapaian

20 juta wisatawan pada tahun 2019. Mengingat hal tersebut, tentu perbaikan pada

kualitas pengelolaan daya tarik harus ditingkatkan baik secara fisik maupun

lingkungan manusianya. Terkait hal tersebut, terdapat respon kepuasan wisatawan

yang telah berkunjung ke destinasi wisata budaya di Kota Cirebon yang dapat

dilihat pada tabel 4.84 dan gambar 4.21 berikut ini.

Tabel 4.84

Tingkat Kepuasan Wisatawan

No. Tingkat Kepuasan Frekuensi Persentase (%)

1 Menyenangkan, sangat puas 45 45

2 Menyenangkan, kurang puas 52 52

3 Kurang puas dan menyenangkan 3 3

4 Samasekali tidak menyenangkan - -

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Page 100: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

148

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.21 Diagram Tingkat Kepuasan

Dapat dilihat pada tabel dan diagram diatas bahwa lebih dari setengahnya

(52%) wisatawan menyatakan kurang puas setelah berkunjung ke daya tarik wisata

budaya di Kota Cirebon. Ini harus menjadi sorotan supaya pengelola dan

pemerintah terkait terus memperbaiki kualitas daripada wisata budaya tersebut.

Terlebih, pada tahun 2017 akan dilaksanakan event Keraton seluruh Nusantara yang

bertempat di Keraton Kasepuhan Cirebon.

4. SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats)

Setelah diketahui seluruh seluk beluk pengelolaan mulai dari kendala, kebijakan

dan tantangan maka dilakukan analisis SWOT untuk dapat memberikan strategi

pengembangan yang tepat dan akurat. Pengembangan tersebut berdasarkan

kekuatan, kelemahan, kesempatan/peluang dan ancaman yang ada pada destinasi

wisata budaya di Kota Cirebon. Semua hal tersebut akan dibahas secara detil

sebagai berikut.

a. Kekuatan (Strength)

Kekuatan yang dimiliki pada destinasi wisata budaya di Kota Cirebon

diantaranya terdapat pada daya tarik Keraton Kacirebonan, Keraton Kasepuhan dan

Tamansari Goa Sunyaragi. Adapun aspek yang menjadi kekuatan besar untuk dapat

menjadi andalan didalam mengembangkan destinasi wisata budaya diantaranya

aspek kebersihan, sarana prasarana, keunikan, letak dan aksesibilitas. Tingkat

kebersihan sangat baik terdapat pada tiga destinasi wisata tersebut dengan

tersedianya banyak tempat sampah dan kebersihan lingkungan yang terjaga. Sarana

dan prasarana sebagai penunjang kegiatan wisata juga tersedia sangat baik mulai

dari tempat parkir yang luas, gazebo untuk bersantai dan berteduh, tempat makan,

hingga taman bermain bagi anak-anak. Semua potensi kekuatan yang ada pada

destinasi wisata budaya di Kota Cirebon tersebut harus menjadi perhatian lebih

demi terciptanya kemajuan yang lebih berarti.

b. Kelemahan (Weakness)

Page 101: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

149

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelemahan yang dimiliki oleh destinasi wisata budaya di Kota Cirebon

diantaranya terdapat pada daya tarik wisata Keraton Kanoman dan Keraton

Kaprabonan. Aspek-aspek tersebut meliputi sarana keamanan, tingkat kebersihan,

Cinderamata/souvenir, aksesibilitas dan variasi aktivitas wisata. Sarana keamanan

berupa pos pengamanan untuk mengawasi serta melayani wisatawan apabila terjadi

suatu hal yang tidak diinginkan. Tingkat kebersihan pada suatu destinasi

bergantung kepada kesadaran manusianya serta yang tak kalah penting adalah

ketersediaan tempat sampah yang menunjang. Cinderamata sebagai salah satu

benda untuk dapat dibawa oleh wisatawan sebagai kenang-kenangan atau oleh-oleh

masih sangat minim ketersediaannya. Aksesibilitas menuju dua destinasi wisata ini

masih perlu diperbaiki mengingat jalanan menuju ke lokasi tertutup oleh pasar

umum yang sangat padat. Aspek terakhir yang menjadi kelemahan adalah variasi

aktivitas wisata, dapat dikatakan penyajian atraksi wisata perlu mendapat perhatian

lebih dikarenakan minimnya atraksi sehingga aktivitas yang dapat dilakukan

wisatawan sangat minim. Demikianlah berbagai aspek yang menjadi kelemahan

pada destinasi wisata budaya di Kota Cirebon, kelemahan-kelemahan ini akan

sangat baik apabila segera diperbaiki untuk meningkatkan kualitas pengelolaan

yang ada.

c. Kesempatan (Opportunity)

Kesempatan yang dimiliki oleh pemerintah dan pengelola pada destinasi wisata

budaya di Kota Cirebon adalah promosi wisata dan tingginya kunjungan wisatawan.

Promosi wisata yang masih belum optimal selama ini hanya dilakukan dari mulut

ke mulut diharapkan mampu ditingkatkan yaitu melalui media online dan elektronik

lainnya. Bentuk promosi dapat berupa poster, video maupun hal-hal kreatif lainnya

untuk terus lebih mendongkrak popularitas destinasi wisata ini. Selain promosi

yang dapat dioptimalkan, tingginya jumlah kunjungan yang meningkat dari tahun

sebelumnya menjadi suatu kesempatan besar untuk dapat memberikan pelayanan

yang maksimal. Peningkatan pelayanan dan penyediaan fasilitas tersebut dapat

mempengaruhi kepuasan wisatawan yang berkunjung.

d. Ancaman (Threats)

Ancaman yang akan dihadapi oleh pemerintah dan pengelola destinasi wisata

budaya di Kota cirebon adalah ketika tidak dapat terjalinnya kerjasama yang baik

Page 102: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

150

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antara Disporbudpar yang merepresentasikan pemerintah dan pihak keluarga

Keraton yang merupakan pengelola destinasi wisata. Ancaman ini sudah dapat

dilihat mengingat terdapat beberapa kebijakan yang kurang selaras antara

Disporbudpar dan Keraton. Apabila ancaman ini tidak diantisipasi dengan baik,

ditakutkan akan menjadi suatu hal yang merugikan kedua belah pihak pada

khususnya, wisatawan dan masyarakat Kota Cirebon pada umumnya.

Analisis SWOT menggunakan aspek internal dan eksternal untuk membuat

suatu strategi kebijakan yang akan diambil. Strategi-strategi yang ada diantaranya

adalah:

1) Strategi SO

Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan (strength) dengan

memanfaatkan kesempatan (opportunity).

2) Strategi WO

Strategi WO adalah sebuah strategi yang menggunakan kelemahan yang ada

untuk dapat memanfaatkan kesempatan.

3) Strategi ST

Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan (Strength) untuk

menghadapi ancaman (threats) yang akan datang.

4) Strategi WT

Strategi WT adalah strategi yang memanfaatkan kelemahan (weakness) untuk

menghindari ancaman (threats) yang akan datang.

Setelah melihat seluruh pemaparan yang ada, sudah seharusnya dapat terlihat

apa saja yang menjadi kekuatan untuk diunggulkan, kelemahan untuk diperbaiki,

kesempatan untuk diptimalkan dan ancaman untuk diantisipasi demi terciptanya

pengembangan destinasi wisata budaya di Kota Cirebon yang lebih baik. Oleh

sebab itu analisis SWOT dipilih sebagai suatu analisis yang akan memaparkan lebih

jelas tentang aspek-aspek terkait. Hasil analisis SWOT dapat dilihat pada

matriks/tabel 4.85 sebagai berikut.

Page 103: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

151

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Page 104: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

152

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.85

Analisis SWOT untuk Pengembangan Daya Tarik Wisata Budaya

IFAS

EFAS

Kekuatan (Strength)

S1: Fasilitas Memadai (Kacirebonan, Kasepuhan, Sunyaragi)

S2: Keunikan Bangunan (Semua Daya Tarik)

S3: Benda Peninggalan Leluhur (Semua Daya Tarik)

S4: Upacara Adat (Semua Daya Tarik)

S5: Aksesibilitas Mudah (Kacirebonan, Kasepuhan,

Sunyaragi)

S6: Lokasi Strategis (Kacirebonan, Kasepuhan,

Sunyaragi)

Kelemahan (Weakness)

W1: Fasilitas Kurang Memadai (Kanoman, Kaprabonan)

W2: Aksesibilitas Sulit (Kanoman, Kaprabonan)

W3: Lokasi Kurang Strategis (Kanoman, Kaprabonan)

W4: Kurangnya Petugas Kebersihan (Kasepuhan)

W5: Atraksi Wisata Kurang Bervariasi (Sunyaragi)

Kesempatan (Opportunities)

O1: Jumlah Kunjungan yang

Tinggi

O2: Bantuan Dana Pemerintah

O3: Dukungan Masyarakat yang

Tinggi

O4: Event Wisata Tahunan

STRATEGI SO

SO1: Fasilitas memadai pada daya tarik Kacirebonan dan

Kasepuhan untuk menampung jumlah kunjungan

wisatawan yang tinggi

SO2: Keunikan bangunan untuk menarik perhatian wisatawan

SO3: Benda peninggalan untuk menarik perhatian wisatawan

SO4: Upacara adat ditampilkan pada event wisata tahunan

SO5: Lokasi strategis memudahkan wisatawan yang

Berkunjung

STRATEGI WO

WO1: Fasilitas kurang memadai diperbaiki menggunakan

dana bantuan pemerintah

WO2: Lokasi kurang strategis memanfaatkan dukungan

masyarakat yang tinggi untuk mempermudah

wisatawan yang mencari lokasi wisata

WO3: Kurangnya petugas kebersihan meminta gotong

royong dari dukungan masyarakat yang tinggi

WO4: Atraksi Wisata kurang bervariasi diantisipasi dengan

event wisata tahunan untuk menarik wisatawan

Ancaman (Threats)

T1: Koordinasi Pemerintah dan

Pengelola

T2: Tingkat Kepuasan Wisatawan

T3: Menurunnya Jumlah

Wisatawan

T4: Suhu Udara yang Panas

STRATEGI ST

ST1: Fasilitas memadai dapat meningkatkan kepuasan

Wisatawan

ST2: Keunikan bangunan, benda peninggalan dan

upacara adat menjadi senjata andalan untuk

menghindari menurunnya jumlah wisatawan

ST3: Fasilitas memadai untuk mengurangi efek negatif

suhu udara yang panas terhadap wisatawan

ST4: Lokasi strategis yang memudahkan untuk mengantisipasi

menurunnya jumlah wisatawan

STRATEGI WT

WT1: Perbaikan fasilitas yang kurang memadai untuk

menghindari menurunnya jumlah wisatawan

WT2: Menambah atraksi wisata yang ada untuk

meningkatkan kepuasan wisatawan

WT3: Kurangnya petugas kebersihan menuntut koordinasi

yang lebih baik dari pihak pemerintah dan pengelola

WT4: Meningkatkan petunjuk arah untuk mengurangi

dampak buruk lokasi yang kurang strategis sehingga

terhindar dari ancaman menurunnya jumlah wisatawan

Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2016

Page 105: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

153

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.86

Alternatif Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata Budaya

Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2016

Berdasarkan analisis SWOT tersebut, dapat dilihat bahwa sesungguhnya

potensi yang dimiliki oleh destinasi wisata budaya yang ada di Kota Cirebon sangat

tinggi. Memanfaatkan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman dengan baik

dapat memberikan arahan pengambilan keputusan yang tepat. Dengan strategi-

strategi tersebut diharapkan kedepannya pengembangan destinasi wisata ini dapat

No. Alternatif Strategi

1

Memanfaatkan fasilitas yang memadai pada daya tarik wisata Kacirebonan,

Kaprabonan dan Goa Sunyaragi untuk memaksimalkan jumlah kunjungan

wisatawan

2

Memanfaatkan dana bantuan pemerintah untuk memperbaiki fasilitas yang

kurang memadai pada daya tarik wisata budaya Keraton Kanoman dan

Kaprabonan

3 Menonjolkan aspek keunikan bangunan dan benda-benda bersejarah untuk

menarik perhatian lebih dan meningkatkan kepuasan wisatawan yang datang

4 Upacara adat dikolaborasikan dengan event wisata tahunan untuk mendongkrak

popularitas daya tarik dan mengundang lebih banyak wisatawan untuk datang

5 Fasilitas memadai dimanfaatkan untuk menghindari penurunan jumlah

wisatawan karena kesan yang buruk

6 Memanfaatkan dukungan yang tinggi dari masyarakat sekitar untuk gotong

royong dalam mengatasi kebutuhan petugas kebersihan yang minim

7 Menambah jumlah atraksi wisata yang ada untuk memberikan kepuasan lebih

kepada wisatawan

8 Memperbanyak petunjuk arah dan koordinasi dengan masyarakat untuk

mengatasi lokasi yang kurang strategis sehingga wisatawan tidak kesulitan

dalam mencari lokasi daya tarik

9 Penambahan sarana fasilitas untuk wisatawan berteduh dalam menghadapi suhu

udara yang relatif panas

10

Optimalisasi promosi daya tarik wisata menggunakan internet dan pada media

elektronik untuk daya tarik yang kurang dikenal seperti Kaprabonan dan

Kanoman

Page 106: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

154

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lebih optimal. Pengembangan yang optimal sangat diperlukan guna mewujudkan

harapan pemerintah pusat melalui Kementrian Pariwisata yang menjadikan Cirebon

sebagai salah satu destinasi wisata unggulan untuk menunjang target 20 juta

wisawatan pada tahun 2019.

E. Implikasi Terhadap Bidang Pendidikan

Bagaimanapun juga suatu daya tarik wisata pasti dapat bermanfaat pada bidang

pendidikan selain dapat dinikmati wisatawan saja. Diantara manfaat yang dapat

terimplikasi langsung kepada bidang pendidikan adalah destinasi wisata budaya di

Kota Cirebon dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi para peserta didik

yang aktual dilapangan. Biasanya membawa peserta didik dalam jumlah besar

sering terhalang oleh sulitnya aksesibilitas menuju tempat wisata, akan tetapi hal

ini telah dijawab oleh responden yang menyatakan bahwa akses menuju wisata

budaya di Kota Cirebon sangat mudah seperti tertera pada tabel 4.87 dan gambar

4.22 sebagai berikut.

Tabel 4.87

Aksesibilitas

No. Aksesibilitas Frekuensi Persentase (%)

1 Mudah ditempuh 93 93

2 Agak sulit ditempuh 7 7

3 Sulit ditempuh - -

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016

Gambar 4.22 Diagram Aksesibilitas

Page 107: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

155

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dapat dilihat bahwa hampir seluruhnya (93%) wisatawan menyatakan

aksesibilitas menuju destinasi wisata budaya di Kota Cirebon mudah ditempuh.

Oleh karena itu tidak perlu menjadi sebuah kekhawatiran bagi para guru apabila

ingin membawa peserta didik berwisata sekaligus belajar pada destinasi wisata

budaya ini.

Dalam mata pelajaran Geografi di SMA, destinasi wisata budaya di Kota

Cirebon dapat menjadi salah satu sumber belajar lapangan yang sangat baik. Peserta

didik dapat mengamati langsung seperti apa kejadian nyata yang ada dilapangan

dibandingkan dengan teori yang telah dipelajari. Hal ini penting untuk

meningkatkan analisis dan daya nalar peserta didik. Adapun Kompetensi Dasar

yang cocok adalah KD 3.6 Menganalisis keragaman budaya bangsa sebagai

identitas nasional berdasarkan keunikan dan sebarannya untuk menjaga

kerukunan hidup berbangsa dan bernegara dengan materi pokok:

a. Sejarah munculnya masyarakat Indonesia

b. Pembentukan kelompok, komunitas, dan suku bangsa Indonesia

c. Regionalisasi keragaman budaya nasional

d. Ragam keunikan budaya daerah dan identitas budaya nasional

e. Budaya tradisional sebagai potensi wisata dan ekonomi kreatif.

F. Diskusi Fasilitas dan Pengembangan Daya Tarik Wisata Budaya

Fasilitas merupakan suatu penunjang yang utama didalam sektor pariwisata.

Komponen fasilitas sangat luas dan beraneka ragam, tidak hanya sebatas sarana

penunjang saja. Bahkan, fasilitas meliputi hingga daya tarik wisata itu sendiri. Oleh

sebab itu, pada destinasi wisata budaya di Kota Cirebon sangat penting untuk terus

dilihat perkembangannya terlebih apabila terdapat kekurangan dan kelebihan dapat

dijadikan suatu masukan untuk menjadi sebuah strategi yang lebih matang

kedepannya.

Pentingnya suatu fasilitas juga dikuatkan oleh pendapat dari Pearce (1981:6)

yang mengatakan bahwa hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan

kepariwisataan ada 5 faktor yaitu daya tarik (objek. wisata), transportasi,

akomodasi, fasilitas penampung, dan infrastruktur.

Page 108: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

156

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Topik yang dibahas pada penelitian ini terkait fasilitas adalah tentang sarana

penunjang maupun daya tarik wisata itu sendiri. Melihat sarana dan prasarana

penunjang pada destinasi wisata budaya di Kota Cirebon memiliki tingkat kualitas

atau ketersediaan yang beragam. Daya tarik wisata yang memiliki kualitas fasilitas

yang baik adalah Keraton Kasepuhan, Kacirebonan dan Goa Sunyaragi. Hal

tersebut dibuktikan dengan hasil skoring yang menunjukkan bahwa ketiga daya

tarik tersebut mendapatkan kelas sangat baik untuk kualitas dan penyediaan

fasilitas. Adapun fasilitas yang dimaksud terdiri dari 11 aspek yaitu: Letak,

Aksesibilitas, Keindahan, Keamanan, Kebersihan, Keunikan, Keramahan,

Cinderamata/souvenir, Variasi aktivitas wisata, Sarana dan prasarana serta Kondisi

cuaca dan iklim.

Melihat indikator atau sebelas aspek yang menjadi kriteria didalam menentukan

kelas fasilitas tersebut memang terlihat sedikit tidak umum karena menggabungkan

aspek pendukung seperti keamanan, kebersihan dan atraksi wisata yang ada terkait

keindahan, variasi aktivitas wisata hingga keunikan. Namun, hal tersebut telah

sesuai teori yang ada, dikemukakan oleh Suwantoro (1997:18) yang membagi

sarana wisata kedalam tiga unsur pokok, salah satunya yaitu sarana pokok

kepariwisataan (main tourism superstructure) yang terdiri dari biro perjalanan

umum dan agen perjalanan, transportasi wisata baik darat, laut maupun udara,

restaurant (catering trades), objek wisata keindahan alam (iklim, pemandangan,

flora dan fauna yang aneh, hutan, dan health centre seperti sumber air panas

belerang, mandi lumpur), Ciptaan manusia (monumen-monumen, candi-candi, art

galery) dan atraksi wisata (tourist attraction) berupa ciptaan manusia seperti

kesenian, festival, pesta ritual, upacara perkawinan tradisional, khitanan dan lain-

lain.

Berbagai macam keunggulan maupun kekurangan daripada kondisi fasilitas

yang ada pada daya tarik wisata budaya di Kota Cirebon tersebut memiliki

pengaruh yang signifikan didalam mengembangkannya. Berdasarkan hasil

penelitian ini dapat dilihat bahwa kondisi fasilitas yang ada sangat tidak merata atau

dapat disebut timpang antar daya tariknya. Daya tarik wisata Keraton Kacirebonan,

Kasepuhan dan Goa Sunyaragi sangat baik, sedangkan Keraton Kanoman dan

Kaprabonan sedikit kurang dibandingkan ketiganya.

Page 109: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

157

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu misi Disporbudpar Kota Cirebon mengatakan bahwa wisata budaya

adalah hal yang harus diunggulkan demi terciptanya jati diri bangsa yang baik.

Akan tetapi, suatu ketimpangan dalam sebuah rencana dan pengembangan tentu ini

tidak dapat dibiarkan. Ketimpangan yang terjadi dapat menjadi suatu bom waktu

dan ancaman yang mengintai dimasa yang akan datang. Keraton Kaprabonan dan

Kanoman tidak boleh dibiarkan terus merosot baik dari segi popularitas,

pengelolaan dan pelayanannya kepada wisatawan.

Ditambah lagi antusias wisatawan yang berkunjung sudah sangat baik, terbukti

dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan beberapa tahun terakhir (data

dari BPS). Dari hasil angket didapatkan bahwa wisatawan yang berkunjung justru

didominasi oleh kaum muda. Hal ini sedikit mengetjutkan karena wisata budaya

yang identik dengan tradisi dan benda-benda antik biasanya jarang diminati kaum

muda. Seharusnya ini menjadi sinyal yang baik bahwa Kota Cirebon dapat menjadi

rujukan dalam mengembangkan wisata budaya untuk segala segmen mulai dari

yang muda hingga lanjut usia. Wisata budaya juga dapat memberikan dampak

positif serta nilai pembelajaran yang baik bagi kaum muda khususnya yang masih

duduk dibangku sekolah.

Seperti yang dikemukakan oleh Pendit (2003:38) bahwa dengan adanya wisata

budaya dimaksudkan agar perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk

memperluas pandangan hidup sesorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau

peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri mempelajari keadaan rakyat, kebiasan

dan adat istiadat mereka, budaya dan seni mereka. Seringnya perjalanan serupa ini

disatukan dengan kesempatan-kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan-

kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik dan seni

suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya.

Oleh sebab itu, sekali lagi dikatakan bahwa pengelola dan pemerintah tidak

dapat terhindar dari kewajibannya didalam meningkatkan fasilitas yang ada.

Kondisi fasilitas pada daya tarik wisata di Kota Cirebon yang masih terdapat

ketimpangan harus segera diperbaiki. Wisatawan muda atau remaja mungkin

memang tidak terlalu membutuhkan fasilitas yang baik, akan tetapi apabila ingin

menjangkau wisatawan usia menengah bahkan lanjut usia kondisi fasilitas sangat

penting diperhatikan.

Page 110: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.upi.edu/28242/7/S_GEO_1301694_Chapter4.pdf · memiliki kepadatan 8.231 jiwa penduduk per kilometer perseginya. Dengan

158

Agung Prasetyo, 2017 STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kebutuhan kaum usia menengah hingga lanjut usia memang demikian, sesuai

dengan yang dikatakan oleh Marpaung (2002:48) pada wisatawan usia lanjut harus

memperhatikan kondisi fisik dalam perencanaan perjalanan wisata dan tidak

merencanakan perjalanan yang melelahkan. Biasanya sering mengunjungi tempat

lebih dari satu kali sekedar untuk lebih memahami. Biasanya menginginkan fasilitas

dan pelayanan yang nyaman, harus mendapatkan layanan kesehatan yang baik dan

lebih suka duduk dibangku depan. Konsep mengenai usia sangat sensitif, ada

wisatawan usia lanjut yang tidak suka dianggap tua, tetapi ada juga yang tidak

keberatan.

Melihat permasalahan tersebut, analisis yang digunakan pada penelitian ini

untuk memberikan suatu solusi pada pengembangan daya tarik wisata budaya

diharapkan mampu memberi jalan terbaik. Adapun analisis yang digunakan adalah

SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats), analisis ini secara

komperhensif melihat dari segi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman

menjadi suatu dasar yang kuat dalam menentukan sebuah kebijakan pengembangan

kedepannya. Dari hasil analisis tersebut didapatkan pula strategi-strategi alternatif

yang dapat digunakan oleh pengelola maupun pemerintah sebagai stake holder

terkait untuk mengembangkan wisata budaya yang sangat baik nilai luhurnya.

Berdasarkan diskusi diatas dapat diambil benang merah bahwa wisata budaya

merupakan salah satu wisata yang dapat membuka cakrawala berpikir dan

pandangan orang terhadap suatu peradaban maupun tata cara kehidupan. Untuk

dapat mempertahankan eksistensinya, pihak pengelola dan pemerintah harus lebih

sinergis dan dapat berkolaborasi dengan baik. Utamanya terkait atraksi wisata untuk

menyasar kaum muda, dan aspek fasilitas yang baik untuk segmentasi usia

menengah dan lanjut usia. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan salah satu

rujukan dalam mengembangkan daya tarik wisata di Kota Cirebon. Harapannya,

setelah berwisata di Kota Cirebon banyak orang yang akan lebih mengharagai nilai

kearifan dan filosofi yang ditanamkan oleh leluhur bangsa Indonesia.