bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. gambaran …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/414/5/bab iv...
TRANSCRIPT
72
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kecamatan Jekan Raya
1. Letak Geografis
Kecamatan Jekan Raya mempunyai luas wilayah 35.262 km2 yang
terbagi dalam 4 (empat) wilayah kelurahan, yaitu: Kelurahan Palangka,
Kelurahan Bukit Tunggal, Kelurahan Menteng, dan Kelurahan Petuk
Ketimpun. Adapun luas masing-masing kelurahan adalah sebagai berikut:
Kelurahan Palangka : 2.475 km2
Kelurahan Bukit Tunggal : 23.712 km2
Kelurahan Menteng : 3.100 km2
Kelurahan Petak Ketimpun : 5.975 km
Batas-batas wilayah Kecamatan Jekan Raya meliputi sebagai berikut:
- Sebelah Utara :Berbatasan dengan Bukit Rawi/Kabupaten Gunung Mas
- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Tumbang Rungan Kecamatan
Pahandut
- Sebelah Selatan:Berbatasan dengan Kabupaten Kotawaringin Timur
- Sebelah Barat :Berbatasan dengan Kereng Bangkirai Kecamatan
Sebangau.
Seperti daerah-daerah di Kalimantan Tengah (Kalteng), suhu berkisar
antara 30o
– 34o C, dengan iklim tropis, hutan kecil dan berawa-rawa,
keadaan udara termasuk lembab dan tanah dari daratan dan rawa.
Adapun luas wilayah Kecamatan Jekan Raya dapat dilihat pada tabel berikut:
72
73
Tabel 4.1
Luas Wilayah Kecamatan Jekan Raya
No. Kelurahan Luas
(km2)
Jumlah
penduduk
Kepadatan
penduduk
Tiap km2
1. Menteng 31,00 37.390 1.206,13
2. Palangka 24,75 41.209 1.665,01
3. Bukit Tunggal 237,12 33.820 142,63
4. Petuk Katimpun 59,75 2.140 35,82
JUMLAH 352,620 114.559 324,88 Sumber: Kecamatan Jekan Raya 2012
Berdasarkan data tabel di atas kelurahan Menteng, dengan jumlah
penduduk, 37.390 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.206,13 km2
,
kelurahan Palangka dengan jumlah penduduk 41.209 jiwa dengan
kepadatan penduduk 1.665,01 km2
, kelurahan Bukit Tunggal dengan
jumlah penduduk 33.820 jiwa dengan kepadatan penduduk 142,63 km2
,
kelurahan Petuk Katimpun dengan jumlah penduduk 2.140 jiwa dengan
kepadatan penduduk 35,82 km2.
Adapun luas Kelurahan dan Presentase terhadap luas Kecamatan dapat
di lihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Luas Kelurahan dan Persentase Terhadap Luas Kecamatan
No. Kelurahan Luas ( ha ) % Terhadap
luas kecamatan
1. Menteng 3.100 8,79
2. Palangka 2.475 7,02
3. Bukit Tunggal 23.712 67,25
4. Petuk Katimpun 5.975 16,94
Kecamatan 35.262 100,00 Sumber: Kecamatan Jekan Raya 2012
74
Berdasarkan luas (ha) kelurahan Menteng mempunyai 3.100 ha, yakni
8,79 % dari luas kecamatan, luas (ha) kelurahan Palangka 2.475 ha 7,02 %
dari luas kecamatan, luas (ha) kelurahan Bukit Tunggal 23.712 ha 67,25%
dari luas kecamatan, luas (ha) kelurahan Menteng 5.975 ha 16,94 % dari luas
kecamatan yang berjumlah 35.262 ha.
2. Keadaan Monologis
a. Kelurahan dan Data Penduduk
Penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan yang
selalu harus ditingkatkan kualitasnya secara terprogram guna menunjang
pembangunan. Kepadatan penduduk Kecamatan Jekan Raya 324,88
jiwa / km2 . Jumlah kepadatan ini bervariasi diantara 4 kelurahan yang
ada dimulai kelurahan Petuk Katimpun yang mempunyai kepadatan
terjarang penduduknya, yaitu 35,82 jiwa / km2 . adapun kelurahan yang
terpadat adalah kelurahan Palangka dengan jumlah kepadatan penduduk
1.665,01 jiwa / km2 . Berdasarkan data laporan Kecamatan Jekan Raya,
jumlah penduduk Kecamatan Jekan Raya tercatat 114.559 jiwa yang
tersebar di masing-masing kelurahan.
Urutan Kelurahan dengan penduduk terbanyak adalah sebagai berikut:
Kelurahan Palangka : 41.209 jiwa (35,97 %)
Kelurahan Menteng : 37.390 Jiwa (32,64 %)
Kelurahan Bukit Tunggal : 33.820 Jiwa (29,52 %)
Kelurahan Petak Ketimpun : 2.140 Jiwa (1,87 %)
75
b. Rumah Ibadah dan Pemeluk Agama
Kecamatan Jekan Raya dengan jumlah penduduk 114.559 jiwa
memiliki tempat ibadah sebanyak 241 buah sebagai berikut:
1) Rumah Ibadah
Tabel 4.3
Jumlah Tempat Ibadah
Tempat Ibadah Jumlah
Masjid 62
Musholla 109
Gereja 70
Pura 1
Kuil/Klenteng 1
Total 243 Buah Sumber: KUA Jekan Raya 2012
Dilihat dari tabel di atas sarana tempat ibadah di kecamatan Jekan
Raya, terbilang banyak, dilihat dari masing-masing tempat ibadah,
masjid 62 Buah, Langgar/Musholla 109 Buah, Gereja 70 Buah , Pura 1
buah, dan Kuil/Kelenteng 1 buah.
2) Pemeluk Agama (jumlah penduduk berdasarkan agama)
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Menurut Agama
No. Pemeluk Agama Jumlah
1 Islam 66.975
2 Kristen 38.902
3 Katolik 2.770
4 Hindu 1.739
5 Budha 132
Total 110.518 jiwa Sumber: KUA Jekan Raya 2012
Dilihat dari tabel di atas jumlah pemeluk agama di kecamatan Jekan
Raya, didominasi oleh agama Islam, Jumlah Pemeluk agama dengan
76
masing-masing Islam 66.975 Jiwa, Kristen 38.902 Jiwa, Katholik 2.770
Jiwa, Hindu 1.739 Jiwa, Budha 132 Jiwa.
c. Sarana Pendidikan
Untuk turut serta mensukseskan program pemerintah dibidang
pendidikan, Kecamatan Jekan Raya berusaha agar mutu pendidikan
paling tidak setarap dengan Kecamatan lainnya, maka salah satu faktor
penunjang adanya sarana pendidikan yang memadai yang tersebar di 4
(empat) kelurahan.
1) Sarana Pendidikan Umum:
Tabel 4.5
Jumlah Sarana Pendidikan Umum
Sarana Pendidikan
Umum (Sekolah)
Jumlah
TK 46
SD 36
SLB 1
SLTP 14
SLTA 7
Perguruan Tinggi 13
Total 117 Buah Sumber: KUA Jekan Raya 2012
Dilihat dari tabel di atas sarana Pendidikan Umum di Kecamatan
Jekan Raya, terbilang banyak, telihat dari jumlah masing-masing sekolah
terdiri dari TK (Taman Kanak-kanak) 46 buah, SD (Sekolah Dasar) 36
buah, SLB (Sekolah Luar Biasa) 1 buah, SLTP (Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama) 14 buah, SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) 7
buah, dan Perguruan Tinggi (termaksud UNPAR, STAIN, STMIK,STIE,
dan lain-lain) 13 buah.
77
2) Sarana Pendidikan Agama Islam
Tabel 4.6
Jumlah Sarana Pendidikan Agama Islam
Sarana
Pendidikan
Agama (Sekolah)
Jumlah
MIN -
MIS 3
MTSN 1
MTS 2
MAN 1
MA 1
PONPES 7
Total 15 Buah
Sumber: KUA Jekan Raya 2012
Dilihat dari tabel di atas sarana Pendidikan Umum di Kecamatan
Jekan Raya, dapat terlihat dari jumlah masing-masing sekolah terdiri dari
MIN (Madrasah Ibtida’iyah Negeri) tidak ada, MIS (Madrasah
Ibtida’iyah Swasta) 3 buah, MTSN (Madrasah Tsanawiyah Negeri) 1
buah, MTS (Madrasah Tsanawiyah Swasta) 2 buah, MAN (Madrasah
Aliyah Negeri) 1 buah, MA (Madrasah Aliyah Swasta) 1 buah dan
Ponpes (Pondok Pesantren) 7 buah.
d. Majelis Taklim di Kecamatan Jekan Raya
Berdasarkan data majelis taklim di Kecamatan Jekan Raya tahun
2009.1
diperoleh 28 majelis taklim, peneliti mengambil lima majelis
taklim yang terdiri dari, majelis taklim Darussalam, majelis taklim Sabilal
muhtadin, majelis taklim al muhajrin, majelis taklim Ittihad, majelis
taklim nurul Iman.
1Sumber: KUA Kecamatan Jekan Raya 2009.
78
No. Kelurahan Nama
Masjid/
Majelis
Taklim
Pengurus
Berdiri
Tahun
Sumber
Dana
Jmlh
Anggota
Ketua
Sekretaris
Bendahara
1 Menteng Darussalam Dr.H.Khairil
Anwar,
M.Ag
Achmad
Supriadi,
M.Si
Saiful
Lutfi,
S.Pd.I
2001 Swadaya
masyarakat
100
2 Palangka Sabilal
Muhtadin
KH.M.
Muchsin
Nurani Nurul
Yaqin
2006 Swadaya
masyarakat
110
3 Petuk
Katimpun
Nurul Iman Edy
Mistarsyah
Amiril
Mukminin
Rusman 2001 Swadaya
masyarakat
50
4 Bukit
Tunggal
Al Muhajirin H. Marjuni Idrus M.Husein 2002 Swadaya
masyarakat
60
Ittihad Achmad
Suwandi
Ahmad
Mustafa
Rujihan
Sahibul
Aqla,
S.Kom I
2007 Swadaya
masyarakat
40
Sumber: Survei Penelitian 2014
B. Hasil Persepsi Jamaah Majelis Taklim di Kecamatan Jekan Raya
terhadap Partisipasi Politik Ulama dalam Pilkada
Di bawah ini akan disajikan hasil Persepsi masyarakat dalam bentuk tabel,
mengenai Partisipasi politik ulama dalam Pilkada (Kampanye, Jubir salah satu
kandidat, sosialisasi Pilkada (secara non formal), memberikan Fatwa,
merekomendasikan untuk memilih pasangan kandidat Pilkada, memberi
dukungan spiritual).
Pada bagian ini penulis akan menyajikan data dalam bentuk tabel
mengenai tingkat intensitas kepemimpinan informal ulama yang berkenaan
dengan informasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Palangka Raya di
kecamatan Jekan Raya Tahun 2013. Berkenaan dengan politik ulama, terlebih
bagi Jamaah Majelis Taklim di kecamatan Jekan Raya. Berdasarkan empat
indikator, yakni:
79
a. Memberikan Fatwa (berupa anjuran, nasehat, keputusan/ ketetapan,
tausiyah, ceramah-ceramah, dan rekomendasi)
b. Memberikan doa, restu dan nasehat kepada semua pihak.
c. Sosialisasi Pilkada (secara non formal) (mendukung salah satu
calon kandidat, mengarahkan jangan golput, mengarahkan untuk
mencoblos).
d. Menjadi komunikator masyarakat ( juru bicara kampanye/tim
sukses)
Dengan kriteria indikator tersebut yang digunakan untuk mengukur
persepsi (reaksi/tanggapan) jamaah majelis taklim, terhadap ulama yang
berpolitik di kecamatan Jekan Raya, yang dijelaskan pada tabel-tabel dibawah
ini.
Tabel 4.7
Intensitas Pemilih: Tokoh yang paling didengar Pendapatnya dalam
Masalah (Sosial, Agama, Politik) yang dihadapi Masyarakat di Kecamatan
Jekan Raya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase % Keterangan
1 Tokoh Agama (ulama) 92 96.87
(Soal angket
dari no. 1)
2 Lurah 1 1.03
3 Tokoh partai 2 2.10
4 Tokoh adat 0 0.00
5 Tentara 0 0.00
Jumlah 95 100 % Sumber: Kuesioner Penelitian 2014
Dari tabel 4.7 di atas diperoleh hasil data sebanyak 92 responden atau
96,87 % menyatakan tanggapannya memilih tokoh agama (ulama) yakni,
sebagai tokoh yang paling didengar pendapatnya dalam masalah (sosial, agama
dan politik) yang dihadapi masyarakat. Hal ini karena jamaah majelis taklim
memandang ulama sebagai tokoh yang dihormati, tokoh yang terpandang
mengetahui berbagai aspek permasalahan di masyarakat, selain itu ulama
80
dipandang masyarakat, mempunyai ilmu yang banyak. Tidak hanya dari segi
agama tetapi dari segi ilmu-ilmu yang lain.
Diurutan kedua setelah ulama, tokoh yang didengar pendapatnya oleh
masyarakat ialah tokoh partai, dari hasil penelitian terdapat 2,4 % pemilih
menyatakan bahwa tokoh partai termasuk orang yang penting. Hal ini
disebabkan karena tokoh partai juga temasuk orang-orang yang terpandang dan
berpendidikan, ada dari kalangan pejabat dan ada juga yang duduk di jabatan
kepemerintahan, selain itu tokoh-tokoh partai dekat dengan masyarakat.
Diurutan ketiga tokoh yang didengar pendapatnya ialah lurah. 1,03 %,
pemilih menyatakan lurah sebagai tokoh yang didengar pendapatnya dalam
masalah sosial, agama dan politik di masyarakat.
Selanjutmya, diurutan keempat dan kelima tokoh adat dan tentara
dengan 0.0 % , dikarenakan tokoh tersebut belum memikat hati jamaah majelis
taklim.
Tabel 4.8
Pernyataan Bahwa Ulama Seorang Panutan politik
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase % Keterangan
1 Sangat Setuju 0 0.00
(Soal angket
dari No.2)
2 Setuju 52 54.74
3 Tidak Setuju 43 45.26
4 Sangat Tidak Setuju 0 0.00
Jumlah 95 100 % Sumber: Kuesioner Penelitian 2014
Dari tabel 4.8 di atas, yang diambil dari 5 majelis taklim di kecamatan
Jekan Raya, dari hasil penelitian 54.74 % atau 52 orang memilih setuju bahwa
ulama panutan politik. Hal ini dikarenakan jamaah majelis taklim masih
menganggap bahwa ulama juga sebagai tokoh politik.
81
Selanjutnya 45.26 % jamaah majelis taklim tidak setuju pernyataan
bahwa ulama seorang panutan politik, jamaah menganggap ulama bukan
sebagai tokoh panutan politik.
Berdasarkan data (item No.2) yang diperoleh dari 95 responden,
tentang pernyataan bahwa “ulama seorang panutan politik” yaitu: 321/380 x
100% = 86,31% tergolong skor interpretasinya sangat kuat.
Tabel 4.9
Ulama terlibat Pilkada Walikota tahun 2013 Kota Palangka Raya
(Kriteria Indikator ulama: Memberi doa, restu dan nasehat kepada
semua pihak)
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase % Keterangan
1 Sangat Setuju 3 3.16
(Soal angket
dari No.3)
2 Setuju 49 51.57
3 Tidak Setuju 41 43.17
4 Sangat Tidak Setuju 2 2.10
Jumlah 95 100 % Sumber: Kuesioner Penelitian 2014
Dari tabel 4.9 diperoleh data 3,16 % jamaah sangat setuju, dan 51,57
% setuju, ulama terlibat dalam Pilkada Walikota tahun 2013 kota Palangka
Raya, adapun kriteria yang dimaksud terlibat disini ialah (seperti mendukung,
berpartisipasi, memberikan restu, memberi nasihat kepada calon pemimpin) hal
ini masyarakat dukung.
Selanjutnya, 43,17 % jamaah tidak setuju dan 2.10 % sangat tidak
setuju bila ulama terlibat Pilkada, karena jamaah berpendapat ulama lebih baik
mengurus umat, daripada terjun ke politik, hal ini seperti yang dikemukakan
oleh masyarakat. Masyarakat menilai lebih baiknya ulama itu tidak terlibat
dalam pilkada secara langsung.
82
Pada keseluruhan hasil, Jamaah majelis taklim di Kecamatan Jekan
Raya, umumnya menyetujui saja ulama ikut Pilkada, dengan niat bagus, demi
kepentingan umat, agar kelak ketika salah satu calon walikota yang terpilih
yang didukung oleh ulama itu dapat mengembang amanah ketika terpilih
menjadi pemimpin.
Berdasarkan data (item No.3) yang diperoleh dari 95 responden,
tentang “ulama yang terlibat pilkada walikota tahun 2013 kota palangka Raya”
yaitu: 243/380 x 100% = 63,94% tergolong skor interpretasinya kuat. Adapun
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik Gambar 4.1
Ulama terlibat Pilkada Walikota tahun 2013 Kota Palangka Raya
0
20
40
60
Sangat Setuju SetujuTidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
3,16
51,5743,17
2,1
Indikator: Memberi doa, restu dan nasehat kepada
semua pihak
Sumber: Hasil analisis
83
Tabel 4.10
Ulama yang menjadi Tim Sukses (Pemenangan) Pilkada Walikota tahun
2013 Kota Palangka Raya
(Pengembangan kriteria indikator: ulama menjadi komunikator
masyarakat/ jubir kampanye)
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase % Keterangan
1 Sangat Setuju 5 5.26
(Soal angket
dari No.4)
2 Setuju 45 47.37
3 Tidak Setuju 34 35.80
4 Sangat Tidak Setuju 11 11.57
Jumlah 95 100 %
Sumber: Kuesioner Penelitian 2014
Dari tabel 4.10 diperoleh data 5,26 % jamaah sangat setuju, dan 47,37
% setuju, terhadap ulama yang menjadi tim sukses (pemenangan), pilkada
salah satu walikota tahun 2013 kota Palangka Raya, hal ini dinyatakan oleh
masyarakat.
Jamaah setuju terhadap ulama yang menjadi tim sukses pemenangan
salah satu calon walikota Palangka Raya, kebanyakan para anggota jamaah
beralasan, supaya salah satu calon yang dipilih oleh ulama itu juga dipilih umat,
dan supaya kota Palangka Raya tetap di pimpin oleh Walikota yang beragama
Islam, Seperti halnya Walikota kita H. Muhammad Riban Satia, M.Si.
Separuh jamaah juga tidak setuju 35.80 % dan sangat tidak setuju
11.57 %, dengan alasan Jamaah mengharapkan ulama jangan ikut berpolitik,
agar fokus kepada umat, karena ulama ini milik umat (Islam) bukan milik
masyarakat, tetap pada ranahnya yaitu membimbing umat.
Berdasarkan data (item No.4) yang diperoleh dari 95 responden,
tentang “ulama yang menjadi tim sukses (pemenangan) pilkada walikota tahun
84
2013 kota Palangka Raya” yaitu: 234/380 x 100% = 61,57% tergolong skor
interpretasinya kuat.
Tabel 4.11
Ulama yang menjadi Jubir Kampanye Pilkada Walikota tahun 2013 Kota
Palangka Raya
(Kriteria indikator: ulama menjadi komunikator masyarakat/ jubir
kampanye)
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase % Keterangan
1 Sangat Setuju 2 2.10
(Soal angket
dari No.5)
2 Setuju 15 15.80
3 Tidak Setuju 70 73.68
4 Sangat Tidak Setuju 8 8.42
Jumlah 95 100 %
Sumber: Kuesioner Penelitian 2014
Dari tabel 4.11 jamaah majelis taklim sangat setuju 2.10 % dan setuju
15.80 %, jamaah membolehkan saja ulama menjadi jubir, beralasan untuk
mewakili calon pasangan Pilkada di masing-masing majelis taklim,
menyampaikan visi misi calonnya.
Akan tetapi mayoritas jamaah berpandangan negatif terlihat dari
73.68 % tidak setuju, dan sangat tidak setuju 8.42 %, hal ini seperti yang
diungkapkan oleh hampir separuh jamaah. Sebaiknya, ulama jangan menjadi
jubir/kampanye, karena akan merusak ke-ulamaannya sehingga (marwahnya
turun) baik di sisi Allah dan manusia, sebab ulama lebih baik tidak turun
langsung untuk berpolitik, tetapi baiknya menasihati para pemimpinnya,
ditakutkan dipertanyakan keulamaan ulama tersebut.
Berdasarkan data (item No.5) yang diperoleh dari 95 responden,
tentang “ulama yang menjadi jubir kampanye pilkada walikota tahun 2013 kota
Palangka Raya” yaitu: 201/380 x 100% = 52,89% tergolong skor
85
interpretasinya kuat. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik
berikut ini:
Grafik Gambar 4.2
Ulama yang menjadi Jubir kampanye Pilkada Walikota tahun 2013 Kota
Palangka Raya
0
20
40
60
80
Sangat Setuju
Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
2,115,8
73,68
8,42
Kriteria indikator: ulama menjadi komunikator
masyarakat/ jubir kampanye
Sumber: Hasil analisis
Tabel 4.12
Ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan tertentu
(Pengembangan Kriteria indikator: Ulama yang Memberi fatwa/Tausiah)
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase % Keterangan
1 Sangat Setuju 9 9.47
(Soal angket
dari No.6)
2 Setuju 42 44.21
3 Tidak Setuju 39 41.05
4 Sangat Tidak Setuju 5 5.27
Jumlah 95 100 %
Sumber: Kuesioner Penelitian 2014
Berdasarkan tabel 4.12 jamaah majelis taklim sangat setuju 9.47 %
dan setuju 44.21 %, hasil penelitian jamaah memandang positif bahwa jika ada
ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan tertentu, tentunya jamaah
mendukung, hal ini dilihat lagi dari calon pemimpin yang hendak dipilih,
jamaah juga menyetujui dengan mengikuti apa yang dianjurkan oleh ulama
tersebut, sebab pilihan yang dianjurkan ulama diikuti juga oleh para jamaah,
86
hal ini dengan pandangan ulama mengenai pemimpin yang sesuai dengan al
Quran dan al Hadits, seperti halnya di Pengajian Majelis Dzikir Sabilal
Muhtadin.
Selain itu hampir mendekati separo jamaah tidak setuju 41.05 %, dan
sangat tidak setuju 5.27 %, menandakan bahwa sebagian jamaah juga masih
tidak setuju terhadap ulama yang mengajurkan mencoblos pasangan tertentu,
kebanyakan dengan alasan, masing-masing hak pribadi (personal), tidak boleh.
Berdasarkan data (item No.6) yang diperoleh dari 95 responden,
tentang “ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan tertentu”
yaitu:240/380 x 100% = 63,15% tergolong skor interpretasinya kuat.
Tabel 4.13
Ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan tertentu yang tidak
disukai
(Pengembangan Kriteria indikator: Ulama yang Memberi fatwa/Tausiah)
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase % Keterangan
1 Sangat Setuju 3 3.16
(Soal angket
dari No.7)
2 Setuju 11 11.58
3 Tidak Setuju 52 54.74
4 Sangat Tidak Setuju 29 30.52
Jumlah 95 100 %
Sumber: Kuesioner Penelitian 2014
Berdasarkan tabel 4.13 jamaah majelis taklim sangat setuju 3.16 %
dan setuju 11.58 %, hasil penelitian jamaah memandang negatif, bahwa dari
sebagian jamaah di lapangan berpendapat, memilih calon yang tidak kita
inginkan, bersifat bertentangan dengan hati nurani, akan tetapi ulama
berpendapat bahwa calon ini yang baik.
87
Pendapat di atas di dukung dengan persepsi jamaah yang tidak setuju
54.74 % dan 30.52 % sangat tidak setuju, terhadap ulama yang menganjurkan
pasangan yang tidak kita sukai.
Berdasarkan data (item No.7) yang diperoleh dari 95 responden,
tentang “ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan tertentu yang
tidak disukai”, yaitu: 178/380 x 100% = 46,84% tergolong skor interpretasinya
lemah.
Tabel 4.14
Ulama yang memberi fatwa memilih kandidat pasangan Pilkada tertentu
(Kriteria indikator: Ulama yang Memberi fatwa/Tausiah)
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase % Keterangan
1 Sangat Setuju 12 12.64
(Soal angket
dari No.8)
2 Setuju 27 28.42
3 Tidak Setuju 40 42.10
4 Sangat Tidak Setuju 16 16.84
Jumlah 95 100 % Sumber: Kuesioner Penelitian 2014
Berdasarkan tabel 4.14 jamaah majelis taklim sangat setuju 12.64 %
dan setuju 28.42 %, kurang dari separo jamaah bertanggapan setuju, ulama
boleh memberikan fatwa.
Selanjutnya sebesar 42.10 % dan 16.84 % jamaah dengan tanggapan
yang negatif, kebanyakan dari lapangan jamaah yang tidak setuju dikarenakan,
mungkin ada motivasi lain, ulama memilih untuk memberi fatwa, terutama di
majelis taklim, selain ulama mempunyai integritas. Jamaah memandang bahwa
ulama yang menfatwakan (merekomendasikan) untuk calon tertentu terkesan
ulama yang mempunyai motivasi lain, seperti untuk kepentingan agama, sosial,
dan ekonomi.
88
Hal ini yang menbuat ulama lebih baik tidak berfatwa, ada saja ulama
yang memfatwakan untuk memilih salah satu kandidat, dan hal ini kembali lagi
tergantung niat, individu masing-masing pemilih. Jamaah mengharapkan agar
ulama bersikap netral dalam berpolitik.
Berdasarkan data (item No.8) yang diperoleh dari 95 responden,
tentang “ulama yang memberi fatwa memilih kandidat pasangan pilkada
tertentu”, yaitu: 201/380 x 100% = 52,89% tergolong skor interpretasinya kuat.
Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik Gambar 4.3
Ulama yang memberi fatwa memilih kandidat pasangan Pilkada tertentu
Kota Palangka Raya
0
10
20
30
40
50
Sangat Setuju
SetujuTidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
12,6428,42
42,1
16,84
Kriteria indikator: Ulama yang Memberi
fatwa/Tausiah
Sumber: Hasil analisis
89
Tabel 4.15
Ulama yang mensosialisasikan Pilkada Walikota tahun 2013 Kota Palangka
Raya
(Kriteria indikator: Sosialisasi Pilkada)
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase % Keterangan
1 Sangat Setuju 9 9.47
(Soal angket
dari No.9)
2 Setuju 46 48.42
3 Tidak Setuju 36 37.90
4 Sangat Tidak Setuju 4 4.21
Jumlah 95 100 % Sumber: Kuesioner Penelitian 2014
Berdasarkan tabel 4.15 jamaah majelis taklim sangat setuju 9.47 %
dan setuju 48.42 %, setuju terhadap ulama yang mensosialisasikan Pilkada,
dalam hal ini peneliti mengkategorikan maksud sosialisasi (ikut berpartisipasi,
mendukung calon pilkada, menganjurkan jangan golput, memilih pemimpin
yang beriman), dalam kaitannya dengan hal ini jamah memandang positif.
Selain itu jamaah juga membolehkan ulama bersosialisasi politik,
dengan mengerti situasi, serta cerdas dalam hal-hal yang lain terutama yang
bersangkutan dengan politik; dalam hal ini jamaah juga sangat menganjurkan
untuk memilih salah satu kandidat walikota, dengan ikut berpartisipasi, dan
jangan golput pada Pilkada tahun 2013 lalu.
Dengan kriteria demikian membolehkan ulama berpolitik untuk
mensosialisasikan Pilkada, agar benar-benar yang terjun ke politik itu, orang
yang sesuai dengan kredibilitasnya.
Selanjutnya jamaah juga beranggapan 37.90 % tidak setuju, dan
sangat tidak setuju 4.21 %, walaupun hampir separuh dari jamaah tidak setuju,
berkenaan dengan ulama yang mensosialisasikan Pilkada.
90
Berdasarkan data (item No.9) yang diperoleh dari 95 responden,
tentang “ulama yang mensosialisasikan pilkada walikota tahun 2013 kota
Palangka Raya”, yaitu: 250/380 x 100% = 65,78% tergolong skor
interpretasinya kuat.
Grafik Gambar 4.4
Ulama yang mensosialisasikan Pilkada Walikota tahun 2013 Kota Palangka
Raya
01020304050
Sangat Setuju
SetujuTidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
9,47
48,4237,9
4,21
Kriteria indikator: Sosialisasi Pilkada
Sumber: Hasil analisis
Tabel 4.16
Ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan Muslim-muslim
(Pengembangan Kriteria indikator: Ulama yang Memberi fatwa/Tausiah)
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase % Keterangan
1 Sangat Setuju 14 14.74
(Soal angket
dari No.10)
2 Setuju 81 85.26
3 Tidak Setuju 0 0.00
4 Sangat Tidak Setuju 0 0.00
Jumlah 95 100 % Sumber: Kuesioner Penelitian 2014
Berdasarkan table 4.16 jamaah majelis taklim sangat setuju 14.74 %
dan setuju 85.26 %, menandakan bahwa jamaah majelis taklim persatuan dan
91
kesatuannya dalam memilih pemimpin Islam tergolong kuat, karena jamaah
dekat dengan ulama, tentunya taat kepada ulama.
Jadi, walaupun demikian dilihat kembali kepada calon pemimpin
yang akan dipilih, baik segi kualitas maupun integritasnya, bukan hanya karena
faktor agama saja, akan tetapi juga karena memang mampu mengembang
amanah menjadi pemimpin.
Berdasarkan data (item No.10) yang diperoleh dari 95 responden,
tentang “ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan muslim-
muslim”, yaitu: 299/380 x 100% = 78,68% tergolong skor interpretasinya
sangat kuat.
Tabel 4.17
Ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan Muslim-nonmuslim
(Pengembangan Kriteria indikator:Ulama yang Memberi fatwa/Tausiah)
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase % Keterangan
1 Sangat Setuju 0 0.00
(Soal angket
dari No.11)
2 Setuju 17 17.89
3 Tidak Setuju 62 65.27
4 Sangat Tidak Setuju 16 16.84
Jumlah 95 100 %
Sumber: Kuesioner Penelitian 2014
Berdasarkan tabel 4.17 jamaah majelis taklim sangat setuju 0.00 %
dan setuju 17.89 %, jamaah majelis taklim, memandang negatif tentang ulama
yang merekomendasi pasangan muslim-nonmuslim.
Hal ini dibuktikan dengan 65.27 % dan 16.84 %, jamaah tidak setuju
terhadap ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan muslim-
nonmuslim, walaupun misalnya pemimpinnya Walikotanya Islam, tetap tidak
setuju.
92
Berdasarkan data (item No.11) yang diperoleh dari 95 responden,
tentang “ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan muslim-
nonmuslim”, yaitu: 191/380 x 100% = 50,26% tergolong skor interpretasinya
kuat.
Tabel 4.18
Ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan Nonmuslim-muslim
(Pengembangan Kriteria indikator: Ulama yang Memberi fatwa/Tausiah)
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase % Keterangan
1 Sangat Setuju 0 0.00
(Soal angket
dari No.12)
2 Setuju 0 0.00
3 Tidak Setuju 73 76,85
4 Sangat Tidak Setuju 22 23,15
Jumlah 95 100 %
Sumber: Kuesioner Penelitian 2014
Berdasarkan tabel 4.18 diatas, menjawab sangat setuju 0.00 % dan
setuju 0.00 %, ulama jamaah majelis taklim memandang negatif, ini terbukti
dari 76,85 % tidak setuju, dan 23,15 % sangat tidak setuju, ulama
merekomendasikan pasangan nonmuslim-muslim, walaupun, wakilnya Islam,
ternyata jamaah majelis taklim, tidak setuju pemimpin wilayah di Kota
Palangkaraya (Walikotanya) beragama nonmuslim.
Hal ini dengan berbagai alasan, seperti tidak sepantasnya seorang
ulama merekomendasikan pasangan nonmuslim, serta berkaitan dengan citra
ulama, tidak mencerminkan sosok ulama.
Berdasarkan hal tersebut, jamaah sangat memandang negatif, terkait
ulama yang merekomendasikan pasangan nonmuslim-muslim, akan tetapi
dilihat lagi apa motivasi ulama menyuruh memilih pemimpin baik yang
muslim, mapun non-muslim.
93
Berdasarkan data (item No.12) yang diperoleh dari 95 responden,
tentang “ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan nonmuslim-
muslim”, yaitu: 168/380 x 100% = 44,21% tergolong skor interpretasinya
lemah.