bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1.1 profil...
TRANSCRIPT
90 Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Objek dan Wisatawan
4.1.1 Profil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
4.1.1.1 Identitas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
Nama Objek : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
Kepala Dinas : Drs. Priana Wirasaputra
Lokasi : JL. Jendral Ahmad Yani No.277 Bandung
No Telepon : (022) 727 3209
Tagline :Everlasting Beauty
Visi : Menetapkan Kota Bandung Sebagai Kota Seni Budaya dan
Tujuan Wisata
Misi : 1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaa
Kepariwisataan Yang Profesional, Berkarakteristik Sunda
Dan Berwawasan Global.
2. Meningkatkan pelestarian, pemberdayaan, pengembangan dan
pemanfaatan kebudayaan dan kesenian.
3. Mengembangkan industri pariwisata yang kreatif, inovatif
dengan memperhatikan terlaksananya sapta pesona.
4. Meningkatkan destinasi pariwisata kota yang berdaya saing
tinggi baik pada tingkat regional, nasional maupun
internasional.
5. Meningkatkan pemasaran melalui kemitraan dan kerjasama
budaya dan pariwisata dengan pemangku kepentingan
dan/atau Kab/kota/negara lain.
91
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tujuan Pembangunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata:
1. Mendorong peningkatan citra Kota Bandung sebagai daerah
tujuan wisata dan kota budaya Kreatif;
2. Mendorong peningkatan kualitas pelayanan pariwisata;
3. Mendorong tumbuhnya sadar wisata;
4. Mendorong peningkatan apresiasi budaya daerah;
5. Mendorong peningkatan peran pariwisata sebagai
lokomotif pembangunan daerah;
6. Mendorong peningkatan peran pariwisata untuk menunjang
perekonomian daerah;
7. Mengembangkan promosi yang efektif;
8. Mengembangkan jaringan pariwisata;
9. Mengembangkan kerja sama lintas lembaga;
10. Mendorong pengembangan sumber daya manusia (SDM)
profesional;
11. Mendorong dan mengembangkan peran lintas sektor dalam
pengembangan SDM;
12. Mendorong penelitian dan pengembangan pariwisata.
4.1.1.2 Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung diatur oleh Peraturan
Pemerintah yaitu Peraturan Daerah Kota Bandung No. 10 Tahun 2004 tentang
Penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan dan Peraturan Daerah Kota Bandung No.
11 Tahun 2004 tentang Retribusi Pembinaan dan Promosi Penyelenggaraan Usaha
Kepariwisataan. Berdirinya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
dilatabelakangi dengan keadaan Kota Bandung yang memilki potensi pariwisata
yang cukup besar dan selalu mengalami perkembangan deri waktu ke waktu
sesuai dengan lokomotif pembangunan dan perekonomian daerah.
Pada tahun 1969, pemerintah mengeluarkan Intruksi Presiden No. 9 /1969
yang berisi tentang pembentukan Badan Pariwisata Nasional (BAPARNAS)
dalam rangka untuk menjamin pembinaan dan pembangunan yang efektif dan
berlanjut dalam pelaksanaan yang diusahakan oleh pihak pemerintah dan swasta.
92
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAPARNAS bertugas untuk membantu Menteri Perhubungan dan Dirjen
Pariwisata.
Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. SK. 71/
11/ 1969, dibentuklah Dinas Pariwisata di tingkat daerah (Dinas Pariwisata
Daerah/ DISPARDA). Kemudian Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat
membentuk Dinas Pariwisata Tingkat I Jawa Barat, setelah itu dibentuklah Dinas
Pariwisata Kotamadya Tingkat II Bandung berdasarkan Peraturan Daerah No. II/
1969. Pada tahun 1971 sampai dengan 1987 tercatat dengan nama Kantor
Pariwisata Daerah (KAPARDA).
Sejak keluarnya Peraturan Daerah No. II/ 1985 tentang pembentukan Dinas
Pariwisata Kotamaya Daerah Tingkat II Bandung, maka sejak tahun 1987
KAPARDA diganti menjadi Dinas Pariwisata Kotamadya Daerah Tingkat II
Bandung. Sejalan dengan adanya otonomi daerah Indonesia, seluruh tingkat
Pemerintahan di Indonesia baik di pusat, propinsi, maupun kota dan kabupaten
mengalami beberapa perubahan. Berdasarkan UU No. 22/ 1999, Dinas Pariwisata
Daerah Tingkat II Kotamadya mengalami perubahan menjadi Dinas Pariwisata
Kota Bandung dan mendapatkan penambahan kewenangan yang lebih luas
terhadap urusan Biro Perjalanan dan Hotel Berbintang.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam upaya memenuhi
kewenangan yang diberikan berdasarkan UU No. 22/ 1999 struktur organisasi dan
tata kerja Dinas Pariwisata Kota Bandung pun mengalami beberapa Perubahan
yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 5 tanggal 7 maret 2001 mengenai
struktur organisasi Dinas Pariwisata Kota Bandung. Kemudian pada tanggal 4
93
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Desember 2007 melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2007 Dinas
Pariwisata Daerah Kota Bandung dirubah lagi menjadi Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Bandung sampai sekarang.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung adalah salah satu Satuan
Kerja Perangkat Dinas (SKPD) dari Pemerintah Kota Bandung yang mempunyai
tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kebudayaan dan
pariwisata berdasarkan asas otonomi dan pembantuan. Dinas ini terdiri dari empat
Bidang yaitu Bidang Objek Wisata, Bidang Sarana Wisata, Bidang Pemasaran,
Bidang Seni Budaya dan satu Sekretariat.
Setiap Bidang dibagi kedalam dua seksie yaitu untuk Bidang Objek Wisata
dibagi menjadi Seksi Pembinaan dan Pengembangan Objek Wisata. Bidang
Sarana Wisata dibagi menjadi Seksi Pembinaan dan Pengembangan Sarana
Wisata. Bidang Pemasaran dibagi menjadi Seksi Promosi dan Kerjasama Wisata.
Bidang Seni Budaya dibagi menjadi Seksi Kesenian dan Kebudayaan. Sedangkan
untuk Sekretariat dibagi menjadi Sub Bagian Umum dan Kepegawaian serta Sub
Bagian Keuangan dan Program. Ditambah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Padepokan Seni.
Karyawan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung berjumlah
59 orang Pegawai Negeri Sipil terdiri dari:
1. Golongan IV : 10 orang
2. Golongan III : 33 orang
3. Golongan II : 12 orang
4. Golongan I : 4 orang
94
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah, Struktur Organisasi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung adalah sebagai berikut
GAMBAR 4.1
STRUKTUR ORGANISASI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWSATA
KOTA BANDUNG 2013
SEKRETARIS
Dra. Hj. DIENCE HERLINA, Ak.
KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
PUJI WIBOWO
KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PROGRAM
Drs. RUDI RUHADI
KEPALA BIDANGKEBUDAYAAN DAN
KESENIAN DIDEN SITI SONDARI, SH.
KEPALA BIDANG SARANA WISATA
IWAN RUSMAWAN, SE., M.Si.
KEPALA BIDANG OBJEK WISATA
Dra. DEWI KANIASARI, MA
KEPALA BIDANG PEMASARANPARIWIS
ATA Drs. SUPARDI, M.Si.
KEPALA SEKSI PENGEMBANGAN SARANA WISATA
Dra. TINI SETIAWATI
KEPALA SEKSI
PEMBINAAN SARANA WISATA
Ir. M. NURHUSEN A.N.
KEPALA SEKSI
KESENIAN
PONNY SURYANI, SH
KEPALA SEKSI
KEBUDAYAAN
Dra. ETTI RS., M.Hum.
KEPALA SEKSI
PENGEMBANGANOBJE
K WISATA
RENDRA KARYAWAN,
SH.,M.Si.
KEPALA SEKSI PEMBINAAN OBJEK
WISATA H. DIDA DAROJAT,
S.Sos.,M.Si.
H.
KEPALA SEKSI PROMOSI WISATA
Drs. HATTA
KEPALA SEKSI KERJASAMA WISATA Dra. YETTY HARTATI
KEPALA UPT PADEPOKAN
SRI SUSIAGAWATI, SE.
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
KASUBBAG TU UPT PADEPOKAN
ATY ATIPAH, S.Ip.
KEPALA DINAS
Drs. PRIANA WIRASAPUTRA,
MM
95
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.1.2 Profil Wisatawan yang Berkunjung ke Kota Bandung
4.1.2.1 Jenis Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
Keterkaitan antara jenis wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung
dilihat dari jenis kelamin dan usia dimaksudkan untuk menganalisis perilaku
wisatawan terhadap pelaksanaan vacationscape yang dilaksanakan oleh
pemerintah Kota Bandung yang didasarkan pada jenis kelamin dan usia dari
masing-masing wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung. Sedangkan untuk
lokasi pengambilan sampel di fokuskan di dua jenis daya tarik wisata yaitu wisata
kuliner dan wisata belanja. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh sebagai
berikut:
TABEL 4.1
JENIS WISATAWAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN USIA
No Jenis Kelmin Usia Total
20-30
tahun
30-40 tahun >40 tahun
1 Laki-Laki 50 16 0 66
2 Wanita 7 47 0 54
Total 57 63 0 120
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Tabel 4.1 di atas menunjukan jenis wisatawan yang berkunjung ke Kota
Bandung didominasi oleh wisatawan yang berjenis kelamin laki-laki yang paling
tinggi didominasi oleh usia sekitar 30-40 tahun dengan jumlah sebesar 53%, dan
wisatawan yang berjenis kelamin wanita sebesar 47% dengan usia sekitar 20-30
tahun, dalam penelitian ini tidak menemukan wisatawan yang berjenis kelamin
laki-laki dan wanita yang berkunjung ke Kota Bandung dengan kisaran usia >40
tahun.
96
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara keseluruhan wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung
mayoritas adalah laki-laki yaitu sebesar 55%, hal ini dikarenakan laki-laki lebih
sering memiliki inisiatif untuk melakukan perjalanan wisata. Sedangkan pada
wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung mayoritas merupakan kelompok
usia berkisar antara 30-40 tahun yaitu sebesar 53%, karena dalam rentang usia
tersebut merupakan saat-saat ingin menikmati ketenangan, kenyamanan dan
kesenangan salah satunya yaitu melakukan perjalanan wisata. Hal ini sesuai
dengan pendapat Jun Li (2010:69), yang menyatakan bahwa “Konsumen pria
lebih memperhatikan aspek nyata, seperti kualitas/rasio harga tinggi, apakah
kebutuhan mereka dapat tercapai dan seterusnya”.
4.1.2.2 Jenis Wisatawan Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan dan
Tujuan Berkunjung
Keterkaitan wisnus dilihat dari latar belakang pendidikan dan hasil yang di
dapatkan setelah berkunjung dimaksudkan untuk menganalisis perilaku wisatawan
yang berkunjung ke Kota Bandung berdasarkan latar belakang pendidikan dan
tujuan berkunjung. Berikut Tabel 4.2 keterkaitan antara latar belakang pendidikan
dan tujuan berkunjung sebagai berikut :
TABEL 4.2
JENIS WISATAWAN BERDASARKAN
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN TUJUAN BERKUNJUNG
Latar Belakang
Pendidikan
Tujuan Berkunjung Total
Menambah
Wawasan
Mendapatkan
Kesenangan
Menambah
Pengalaman
Lainya
SMA 0 0 0 0 0
Diploma 6 30 0 2 38
Sarjana 0 0 3 6 9
Pasca Sarjana 40 30 0 3 73
Total 46 60 3 11 120
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
97
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.2 menunjukan bahwa jenis wisatawan yang berkunjung ke Kota
Bandung didominasi oleh wisatawan dengan tujuan mendapatkan kesenangan
sebesar 50%. Secara keseluruhan mayoritas wisatawan yang berkunjung ke Kota
Bandung dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan berasal dari latar
belakang pendidikan Pasca Sarjana sebesar 61%.
Hal ini dikarenakan wisatawan dengan latar belakang pendidikan Pasca
Sarjana berkunjung ke Kota Bandung yaitu lebih banyak ingin mendapatkan
kesenangan dibandingkan dengan SMA, Diploma dan Sarjana. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Sesuai dengan pendapat Schiffman dan Kanuk dalam Nurwulan
(2011:76) bahwa “Konsumen dalam mengambil keputusan berdasarkan pada
emosional dan tidak menekankan pada perasaan dan suasana hati pada saat itu”.
4.1.2.3 Jenis Wisatawan Berdasarkan Pekerjaan dan Frekuensi Berkunjung
Keterkaitan winus yang berkunjung ke Kota Bandung dilihat dari
pekerjaan dan frekuensi berkunjung dimaksudkan untuk menganalisis perilaku
wisatawan wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung berdasarkan pekerjaan
dan frekuensi berkunjung. Berikut Tabel 4.3 keterkaitan antara pekerjaan dan
frekuensi berkunjung sebagai berikut:
TABEL 4.3
JENIS WISATAWAN BERDASARKAN
PEKERJAAN DAN FREKUENSI BERKUNJUNG
Pekerjaan Frekuensi Berkunjung Total
1-2 3-4 5-6 >6
Pegawai Negeri 15 44 0 0 59
Pegawai Swasta 10 10 4 0 24
Wiraswasta 29 4 4 0 37
Pelajar/Mahasiswa 0 0 0 0 0
Lainya 0 0 0 0 0
TOTAL 54 58 8 0 120
Sumber Hasil Pengolahan Data, 2013
98
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.18 berdasarkan pekerjaan wisatawan yang berkunjung ke Kota
Bandung yaitu frekuensi tertinggi sebanyak 3-4 kali atau sebesar 48%. Secara
keseluruhan wisatawan yang berkunjung ke kota Bandung yaitu sebanyak 3-4 kali
berasal dari PNS sebanyak 49%. Hal ini dikarenakan wisatawan merasa tertarik
ketika berkunjung ke Kota Bandung, sehingga Kota Bandung dijadikan sebagai
salah satu daerah tujuan wisata bagi wisatawan untuk mendapatkan ketenangan,
kenyamanan dan kesenangan. Engel dalam Nugraha (2011:23), bahwa “ Analisis
konsumen mempertimbangkan pekerjaan sebagai indikator tunggal terbaik
mengenai kelas sosial”.
4.2 Tanggapan Wisatawan Mengenai Vacationscape Terhadap Keputusan
Berkunjung
Vacationscape merupakan bukti fisik yang menjadi daya tarik bagi
wisatawan yang berkunjung ke suatu tempat, dalam penelitian ini tempat yang
dijadikan objek penelitian yaitu Kota Bandung. Pelaksanaan vacationscape yang
dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung terdiri dari tujuah sub variabel yaitu
built and constructed, crowding, vegetation, urban stresors, maintanance and
upkeep, signage dan comfort amenities. Pemerintah Kota Bandung bekerjasama
dengan semua instansi yang mengelola pariwisata Kota Bandung, dengan tujuan
untuk memberikan kemudahaan serta kenyamanan bagi wisatawan yang akan
berkunjung ke Kota Bandung. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah
dilakukan kepada wisnus yang berkunjung ke Kota Bandung secara keseluruhan
terlihat seperti Gambar 4.2 sebagai berikut:
99
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
GAMBAR 4.2
PELAKSANAAN VACATIONSCAPE OLEH PEMERINTAH KOTA
BANDUNG
Berdasarkan pada Gambar 4.2 di atas menjelaskan bahwa secara
keseluruhan pelaksanaan vacationscape di kota Bandung sudah dinilai sangat baik
skor rata-rata berada diatas median (355,9) indikator yang memiliki skor tetinggi
yaitu X.1 (built and constructed) dengan skor 369,5 sedangkan untuk indikator
yang memiliki skor terendah yaitu X,4 (urban sterssors) dengan skor 327. Hal ini
menunjukan bahwas adanya kualitas kinerja pemerintah Kota Bandung.
Efektifnya pelaksanaan vacationscape yang dilakukan oleh pemerintah Kota
Bandung dapat dilihat dari perolehan skor pengolahan data hasil penelitian sub
variable berikut.
369,5
358,7 361,5
327
353,3
362 359,5
Total Skor Rata-Rata
355,9
100
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2.1 Karekteristik Built and Constructed di Kota Bandung
Pemerintah Kota Bandung memiliki beberapa bangunan diantaranya
bangunan bersejarah, bangunan pemerintahan, bangunan pusat perbelanjaan,
museum, bangunan pertunjukan dan bangunan yang berada di objek wisata.
Karakteristik setiap bangunan tersebut diperlihatkan penilaian dari wisatawan
yang berkunjung ke Kota Bandung seperti pada Tabel 4.4
TABEL 4.4
BUILT AND CONSTRUCTED DALAM VACATIONSCAPE
DI KOTA BANDUNG
Bangunan
Bersejarah
5 4 3 2 1 TOTAL %
Skor F % F % F % F % F % % Skor
Keaslian Bangunan 3 2,5 0 0 85 70,8 32 26,7 0 0 100 304 2,42
Kepedulian
Masyarakat dan
wisatawan
11 9,2 21 17,5 55 45,8 30 25,0 3 2,5 100 567 4,51
Kesadaran
masyarakat dan
wisatawan
3 2,5 13 10,8 101 84.2 3 2,5 0 0 100 376 2,98
Pemeliharaan
bangunan
0 0 3 2,5 101 84,2 16 13,3 0 0 100 347 2,76
Perawatan bangunan 8 6,7 0 0 95 79,2 14 11,7 3 2,5 100 356 2,83
Kualitas material 10 8,3 11 9,2 72 60,0 24 20,0 3 2,5 100 341 2,71
Bangunan
Pemerintahan
5 4 3 2 1 TOTAL
F % F % F % F % F % % Skor
Pemeliharaan
bangunan
3 2,5 0 0 85 70,8 32 26,7 0 0 100 304 2,39
Perawatan bangunan 10 8,3 20 16,7 56 46,7 31 25,8 3 2,5 100 363 2,88
Kesadarn masyarakat
dan wisatawan
3 2,5 12 10,0 102 85,5 3 2,5 0 0 100 375 2,98
Kepedulian
masyarakat dan
wisatawan
0 0 3 2,5 101 84,2 16 13,3 0 0 100 347 2,76
Kualitas material 7 5,8 0 0 96 80,0 14 11,7 3 2,5 100 606 4,82
101
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bangunan Pusat
Perbelanjaan
5 4 3 2 1 TOTAL
F % F % F % F % F % % Skor
Keberadaan
bangunan
5 4,2 0 0 87 72,5 28 23,3 0 0 100 342 2,72
Kualitas material 10 8,3 20 16,7 57 47,5 30 25,0 3 2,5 100 364 2,89
Pemeliharaan
Bangunan
4 3,3 13 10,8 93 77,5 10 8,3 0 0 100 371 2,95
Perawatan
Bangunan
0 0 6 5,0 102 85,0 12 10,0 0 0 100 354 2,81
Kesadaran
masyarakat dan
wisatawan
7 5,8 0 0 94 78,3 16 13,3 3 2,5 100 352 2,80
Kepedulian
masyarakat dan
wisatawan
3 2,5 8 6,7 91 75,8 18 15,0 0 0 100 356 2,82
Museum TOTAL
%
%
Skor
Skor
F % F % F % F % F %
Keaslian bangunan 4 3,3 0 0 85 70,8 31 25,8 0 0 100 337 2,68
Kepedulian
masyarakat dan
wisatawan
13 10,8 25 20,8 51 42,5 27 22,5 4 3,3 100 376 2,97
Kesadaran
masyarakat dan
wisatawan
4 3,3 14 11,7 98 81,7 4 3,3 0 0 100 378 3,00
Pemeliharaan
bangunan
0 0 4 3,3 97 80,8 19 15,8 0 0 100 354 2,81
Perawatan bangunan 10 8,3 0 0 90 75,0 16 13,3 4 3,3 100 356 2,83
Kualitas material 9 7,4 10 8,3 74 61,7 24 20,0 3 2,5 100 358 2,84
Bangunan
Pertunjukan
5 4 3 2 1 TOTAL
%
%
Skor
Skor
F % F % F % F % F %
Kepedulian
masyarakat dan
wisatawan
9 7,5 13 10,8 65 54,2 31 25,8 2 1,7 100 356 2,83
Kesadaran
masyarakat dan
wisatawan
7 5,8 17 14,2 78 65,0 16 13,3 2 1,7 100 371 2,98
Pemeliharaan
bangunan
2 1,7 8 6,7 97 80,8 13 10,8 0 0 100 359 2,85
Perawatan bangunan 5 4,2 2 1,7 93 77,5 18 15,0 2 1,7 100 350 2,78
Kualitas material 10 8,3 9 7,5 78 65,0 20 16,7 3 2,5 100 363 2,88
102
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Objek Wisata 5 4 3 2 1 TOTAL
F % F % F % F % F % % Skor
Kepedulian masyarakat
dan wisatawan
3 2,5 0 0 88 73,3 29 24,2 0 0 100 337 2,68
Kesadaran masyarakat
dan wisatawan
12 10,0 23 19.2 55 45,8 27 22,5 3 2,5 100 374 2,97
Pemeliharaan
bangunan
3 2,5 13 10,8 101 84,2 3 2,5 0 0 100 400 3,18
Perawatan bangunan 0 0 3 2,5 102 85,0 15 12,5 0 0 100 348 2,76
Kualitas material 9 7,5 0 0 97 80,8 12 10,0 2 1,7 100 362 2,88
Keberadaan bangunan 8 6,7 12 10,0 75 62,5 23 19,2 2 1,7 100 361 2,87
TOTAL SKOR 12565 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat terlihat bahwa aspek-aspek dari built and
constructed yaitu bangunan bersejarah, bangunan pemerintahan, bangunan pusat
perbelanjaan, museum, bangunan pertunjukan dan bangunan di objek wisata.
Peneilitian tertinggi terdapat pada bangunan pemerintahan dengan indikatornya
yaitu kualitas bangunan yang dipakai pada bangunan pemerintahan di Kota
Bandung sebesar 4,82%. Sedangkan yang terendah terdapat pada bangunan
pemerintahan pula dengan indikator pemeliharaan bangunan pemerintahan
sebesar 2,39%. Hal ini menunjukan bahwa kualitas pada bangunan pemerintahan
yang diperlihatkan kepada wisatawan sangat sangat baik dan menjadi daya tarik
sendiri bagi wisatawan, sehingga dapat mempengaruhi wisatawan untuk
berkunjung ke Kota Bandung. Sesuai dengan pernyataan Gunn dalam Tomas
(2007:35) menyatakan bahwa “The type of building materials used or the level of
constructed elements have an impact preference and scenic quality”.
103
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2.2 Karakteristik Level of Crowding di Kota Bandung
Kota Bandung sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat memiliki tingkat
kepadatan tersendiri yang dilihat dari berbagai aspek seperti kepadatan lalul lintas,
kepadatan penduduk Kota Bandung, kepadatan lingkungan yang ada di sekitar
kawasan wisata Kota Bandung, serta kepadatan pengunjung yaitu wisnus yang
berasal dari dalam dan luar Kota Bandung. Berikut hasil penilaian untuk level of
crowding dalam vacationscape di Kota Bandung terdapat pada Tabel 4.5 sebagai
berikut
TABEL 4.5
LEVEL OF CROWDING DALAM VACATIONSCAPE
DI KOTA BANDUNG
Kepadatan Lalu
Lintas
5 4 3 2 1 TOTAL %
Skor
F % F % F % F % F % % Skor
Kepadatan lalu lintas
pada saat libur
sekolah/nasional
7 5,8 15 12,5 90 75,0 7 5,8 1 0,8 100 380 8,82
Kepadatan lalu lintas
pada saat week end
4 3,3 8 6,7 84 70,0 23 19,2 1 0,8 100 383 8,89
Kepadatan lalu lintas
pada saat waktu luang
8 6,7 17 14,2 64 53,3 27 22,5 4 3,3 100 358 8,31
Kepadatan penduduk 5 4 3 2 1 TOTAL
F % F % F % F % F % % Skor
Kepadatan penduduk
pada saat libur
sekolah/nasional
6 5,0 4 3,3 85 70,8 22 18,3 3 2,5 100 348 8,08
Kepadatan penduduk
pada saat week end
9 7,5 16 13,3 73 60,8 20 16,7 2 1,7 100 370 8,59
Kepadatan penduduk
pada saat waktu luang
0 0 6 5,0 95 79,2 19 15,2 0 0 100 347 8,06
104
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 4.20
Kepadatan
Lingkungan
5 4 3 2 1 TOTAL
F % F % F % F % F % % Skor
Kepadatan lingkungan
pada saat libur
sekolah/nasional
4 3,3 12 10,0 67 55,8 34 28,3 3 2,5 100 340 7,89
Kepadatan lingkungan
pada saat week end
4 3,3 12 10,0 100 83,3 4 3,3 0 0 100 376 8,73
Kepadatan lingkungan
pada saat waktu luang
1 0,8 3 2,5 90 75,0 26 21,7 0 0 100 339 7,87
Kepadatan wisatawan 5 4 3 2 1 TOTAL
F % F % F % F % F % % Skor
Kepadatan lingkungan
pada saat libur
sekolah/nasional
4 3,3 9 7,5 74 61,7 31 25,8 2 1,7 100 342 7,94
Kepadatan lingkungan
pada saat week end
4 3,3 17 14,2 90 75,0 9 7,5 0 0 100 376 8,73
Kepadatan lingkungan
pada saat waktu luang
1 0,8 6 5,0 91 75,8 22 18,3 0 0 100 346 8,03
TOTAL SKOR 4305 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data , 2013
Berdasarkan Tabel 4.2 bahwa dapat terlihat aspek-aspek dari level of
crowding yang memliki penilaian tertinggi yaitu kepadatan lalu lintas pada
indikator kepadatan lau lintas pada saat week end sebesar 8,89%. Sedangkan yang
terendah yaitu sebesar 7,87% pada kepadatan lingkungan dengan indikator
kepadatan lingkungan pada saat waktu luang. Hal ini menunjukan bahwa
kepadatan yang sangat tinggi terjadi di Kota Bandung yaitu kepadatan lalu lintas
pada saat week end. Sesuai dengan pernyataan Gunn dalam Tomas (2007:35)
menyatakan bahwa “They found that perceptions of crowding resulted when
individuals were over helmed by traffic the density-induced condition of physical
environment or by interactions with other visitors”.
105
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2.3 Karakteristik Vegetation di Kota Bandung
Pemerintah Kota Bandung terus menjaga dan memelihara vegetasi alam
perkotaan, sperti taman kota, hutan kota dan pohon-pohon yang tumbuh di Kota
Bandung. Perawatan yang dilakukan pemerintah Kota Bandung bertujuan untuk
menjadikan Kota Bandung yang indah dan sejuk sehingga akan memberikan nilai
lebih bagi pengunjung yaitu wisnus. Berikut hasi penilaian karakteristik
vegetation dalam vacationscape di Kota Bandung pada Tabel 4.6 berikut :
TABEL 4.6
VEGETATION DALAM VACATIONSCAPE
DI KOTA BANDUNG
Taman Kota 5 4 3 2 1 TOTAL %
Skor F % F % F % F % F % % Skor
Pemeliharaan taman kota 7 5,8 16 13,3 75 62,5 19 15,8 3 2,5 100 365 6,73
Perawatan taman kota 3 2,5 7 5,8 99 82,5 11 9,2 0 0 100 362 6,67
Keindahan taman kota 4 3,3 3 2,5 94 78,3 18 15,0 1 0,8 100 354 6,52
Kesejukan taman kota 9 7,5 81 67,5 19 15,8 4 3,3 0 0 100 434 8,00
Kesadaran masyarakat dan
wisatawan
2 1,7 9 7,5 86 71,1 22 18,3 1 0,8 100 349 6,43
Hutan Kota 5 4 3 2 1 TOTAL
F % F % F % F % F % % Skor
Pemeliharaan hutan kota 6 5,0 6 5,0 82 68,3 23 19,2 3 2,5 100 349 6,43
Perawatan hutan kota 7 5,8 5 4,2 94 78,3 12 10,0 2 1,7 100 363 6,69
Keindahan hutan kota 7 5,8 12 10,0 78 65,0 21 17,5 2 1,7 100 361 6,65
Kesejukan hutan kota 3 2,5 2 1,7 90 75,0 23 19,2 2 1,7 100 341 6,28
Kesadaran masyarakat dan
wisatawan
5 4,2 12 10,0 79 65,8 22 18,3 2 1.7 100 356 6,56
106
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 4.3
Pohon-Pohon 5 4 3 2 1 TOTAL
F % F % F % F % F % % Skor
Pemeliharaan pohon-
pohon
9 7,5 3 2,5 82 68,3 23 19,2 3 2,5 100 352 6,49
Perawatan pohon-pohon 10 8,3 19 15,8 76 63,3 13 10,8 2 1,7 100 395 7,28
Keindahan pohon-pohon 0 0 5 4,2 92 76,7 23 19,2 0 0 100 342 6,30
Kesejukan pohon-pohon 2 1,7 6 5,0 91 75,8 20 16,7 1 0,8 100 348 6,41
Kesadaran masyarakat dan
wisatawan
5 4.2 10 8.3 78 65,0 25 20,8 2 1,7 100 351 6,47
TOTAL 5422 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
BerdasarkanTabel 4.6 bahwa dapat terlihat aspek-aspek dari vegetation
yang memiliki peneilaian tertinggi yaitu vegetasi alam taman kota pada indikator
kesejukan taman kota sebesar 8,00. Hal inidikarenakan wisatawan dan masyarakat
yang dating ke taman kota yaitu ingin beristirahat sambil menikmati kesejukan
alam Kota Bandung. Sedangkan yang terendah yaitu sebesar 6,28% pada vegetasi
alam hutan kota dengan indikator kesejukan Hutan Kota. Dalam menjaga
kesejukan di taman kota, maka pemerintah Kota Bandung terus menjaga dan
memlihara serta merawat tanaman-tanaman yang dapat menciptakan keindahan
serta kesejukan bagi wisatawan ketika sedang berkunjung.
Hal ini menunjukan bahwa vegetasi alam yang ada di Kota Bandung
terutama vegetasi alam taman kota sangat sejuk sehingga baik dikunjungi oleh
masyarakat dan wisatawan. Sesuai dengan pernyataan Gunn dalam Tomas
(2013:35) menyatakan bahwa ” Natural scenes were strongly preferred over
urban scenes, so much so, that their distributions hardly overlapped, so the least
preferred nature scene was favored over the most preferred urban”.
107
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2.4 Karakteristik Urban Stresorss di Kota Bandung
Dampak dari kehidupan sosial sehari-hari yaitu seperti kemacetan, polusi
dan kesibukan bekerja dapat menimbulkan kejenuhan, maka wisatawan akan
mencari ketenangan dan kenyamanan. Berikut Tabel 4.7 yaitu hasil penilaian
mengenai urban stressors dalam vacationsacape di Kota Bandung berikut:
TABEL 4.7
URBAN STRESSOR DALAM VACATIONSCAPE DI KOTA BANDUNG
Kenyamanan 5 4 3 2 1 TOTAL %
Skor F % F % F % F % F % % Skor
Kenyaman wisatawan selama
berkunjung
14 11,7 24 20,0 51 42,5 27 22,5 4 3,3 100 377 28,82
Kenyaman wisatawan selama
berada Kota Bandung
4 3,3 14 11,7 98 81,7 4 3,3 0 0 100 198 15,13
Ketenangan 5 4 3 2 1 TOTAL
F % F % F % F % F % % Skor
Ketenangan wisatawan selama
berkunjung
4 3,3 23 19,2 59 49,2 32 26,7 2 1,7 100 355 21,14
Ketenangan wisatawan selama
berada Kota Bandung
2 1,7 14 11,7 102 85,0 2 1,7 0 0 100 376 28,74
TOTAL 1308 100
Sumber: Hasil Pengolahan data 2013
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat terlihat aspek-aspek dari urban stressors yang
memiliki penilaian tertinggi yaitu kenyamanan pada indikator kenyamanan
wisatawan selama berkunjung sebesar 28,82%. Sedangkan yang terendah yaitu
sebesar 15,13 pada kenyamanan dengan indikator kenyamanan wisatawan selama
berada di objek wisata Kota Bandung. Hal ini menunjukan bahwa kenyamanan
selama wisatawan berkunjung ke Kota Bandung sangat nyaman. Sesuai dengan
pernyataan Gunn dalam Tomas (2012:35) menyatakan bahwa “Thus, the
preceding literature suggests that the urban environment provides stressors and
detracts from pleasant perceptions and preferences”.
108
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2.5 Karakteristik Maintanance and Upkeep di Kota Bandung
Pemerintah Kota Bandung dalam menjaga kenyamanan wisatawan yang
berkunjung ke Kota Bandung, maka pemeliharaan dan perawatan seperti
infrastruktur jalan, bangunan, kebersihan lingkungan, taman dan alam Kota
Bandung harus terus dilakukan demi menjaga kualitas dan keindahan Kota
Bandung. Dalam memelihara dan merawat, maka pemerintah Kota Bandung
bekerjasama dengan instansi yang bersangkutan, selain itu yang dilakukan
pemerintah dalam memelihara dan merawat kualitas keindahan Kota Bandung
yaitu pemerintah melakukan pendekatan kepada masyarakat dan wisatawan agar
bisa bekerjasama dalam menjaga kebersihan lingkungan, alam dan infrastruktur.
Berikut Tabel 4.8 hasil penilaian maintenance and upkeep dalam vacationscape di
kota Bandung berikut:
TABEL 4.8
MAINTANANCE AND UPKEEP DALAM VACATIONSCAPE
DI KOTA BANDUNG
Pemeliharaan 5 4 3 2 1 TOTAL %
Skor
F % F % F % F % F % % Skor
Kesadaran masyarakat
dan wisatawan
terhadap pemeliharaan
kebersihan lingkungan
0 0 4 3.3 102 85.0 14 11,7 0 0 100 350 16,5
Kesadaran masyarakat
dan wisatawan
terhadap pemeliharaan
Alam
0 0 4 3,3 100 83,3 16 13,3 0 0 100 348 16,4
Kesadaran masyarakat
dan wisatawan
terhadap pemeliharaan
infrastruktur jalan dan
bangunan
0 0 2 1,7 101 84,2 17 14,2 0 0 100 345 16,3
109
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perawatan 5 4 3 2 1 TOTAL
F % F % F % F % F % % Skor
Kesadaran masyarakat
dan wisatawan
terhadap perawatan
kebersihan lingkungan
6 5,0 2 1,7 95 79,2 15 12,5 2 1,7 100 355 16,7
Kesadaran masyarakat
dan wisatawan
terhadap perawatan
Alam
12 10,0 10 8,3 72 60,0 23 19,2 3 2,5 100 365 17,2
Kesadaran masyarakat
dan wisatawan
terhadap perawatan
infrastruktur jalan dan
bangunan
9 7,5 12 10,0 69 57,5 27 22,5 3 2,5 100 357 16,8
TOTAL 2120 100
Sumber: Hasil pengolahan Data, 2013
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat terlihat aspek-aspek dari maintanace and
upkeep yang memiliki penilaian tertinggi yaitu perawatan pada indikator
kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap perawatan vegetasi alam sebesar
17,2%. Sedangakan yang memiliki penilaian terendah yaitu 16,3 pada
pemeliharaan dengan indikator kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap
pmeliharaan infrastruktur jalan dan bangunan. Hal ini menunjukan bahwa
kesadaran masyarakat dan wisatawan akan pemeliharaan vegetasi alam sangat
tinggi, oleh karena itu pemerintah Kota Bandung terus memperhatikan dan
menjaga vegetasi alam di Kota Bandung terutama terutama dalam pemeliharaan
taman kota dan hutan kota. Sesuai dengan pernyataan Gunn dalam Tomas
(2007:35) menyatakan bahwa “Maintenance and upkeep have been reported to be
visual indicators of environment for scenes”.
110
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2.6 Karakteristik Signage di Kota Bandung
Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi mengenai
kawasan wisata di Kota Bandung, maka pemerintah Kota Bandung membuat
berbagai cara dalam memberikan informasi salah satunya dengan membuat
petunjuk arah. Kejelasan, kelengkapan dan ketepatan informasi sangat penting
bagi wisatawan karena dengan adanya petunjuk arah wisatawan bisa memilih
kawasan wisata yang ingin dituju selain itu akan memudahkan wisatawan dalam
mendapatkan informasi mengenai kawasan wisata di Kota Bandung. Berikut
Tabel 4.9 penilaian signage dalam vacationscape di Kota Bandung berikut :
TABEL 4.9
SIGNAGE DALAM VACATIONSCAPE DI KOTA BANDUNG
Petunjuk Arah 5 4 3 2 1 TOTAL %
Skor F % F % F % F % F % % Skor
Kejelasan informasi 15 12,5 24 20,0 50 41,7 26 21,7 5 4,2 100 378 17,40
Kelengkan informasi 5 4,2 14 11,7 96 80,0 5 4,2 0 0 100 379 17,44
Ketepatan letak informasi 0 0 5 4,2 97 80,8 18 15,0 5 4,2 100 352 31,74
Peta Wisata 5 4 3 2 1 TOTAL
F % F % F % F % F % % Skor
Kejelasan informasi 6 5,0 6 5,0 93 77,5 13 10,8 2 1,7 100 361 16,62
Kelengkan informasi 6 5,0 12 10,0 80 66,7 20 16,7 2 1,7 100 360 16,57
Ketepatan letak informasi 2 1,7 3 2,5 91 75,8 23 19,2 1 0,8 100 342 15,74
TOTAL 2172 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat terlihat aspek-aspek dari signage yang
memiliki penilaian tertinggi yaitu petunjuk arah pada indikator ketepatan letak
informasi yaitu petunjuk arah sebesar 31,74%. Sedangkan yang memiliki
penilaian terendah yaitu 15,74 pada peta wisata dengan indikator ketepatan letak
informasi peta wisata. Hal ini menunjukan bahwa keberadaan petunjuk arah bagi
111
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
wisatawan sangatlah berguna bagi wisatawan yang akan menuju ke kawasan
wisata di Kota Bandung, dalam hal ini pemerintah Kota Bandung terus
memberikan informasi mengenai letak kawasan wisata salah satunya yaitu dengan
menambah papan petunjuk arah. Sesuai dengan pernyataan Gunn dalam Tomas
(2012:35) menyatakan bahwa “Signage has been shown to influence visual
preference while there is an entire body of literature on semiotics and information
provided on signs, the physical nature of the sign it self has been shown to
influence scenic quality and preference”.
4.2.7 Karakteristik Comfort Amenities di Kota Bandung
Pemerintah Kota Bandung dalam hal ini terus membangun fasiltas
peendukung untuk memberikan kenyamanan kepada responden yaitu wisatawan
yang berkunjung ke Kota Bandung salah satunya yaitu penyediaan tempat
istirahat bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Kota Bandung..
Berikut Tabel 4.10 yaitu penilaian comport amenities dalam vacationscape di
Kota Bandung berikut:
TABEL 4.10
COMPORT AMENITIES DALAM VACATIONSCAPE
DI KOTA BANDUNG
Restoran Modern dan
Tradisional
5 4 3 2 1 TOTAL %
Skor F % F % F % F % F % % Skor
Ketersedian tempat makan
dan minum
15 12,5 24 20,0 50 41,7 26 21,7 5 4,2 100 378 17,52
Kenyamanan tempat makan
dan minum
5 4,2 14 11,7 96 80,0 5 4,2 0 0 100 379 17,57
Hotel Melati dan Berbintang
5 4 3 2 1 TOTAL
F % F % F % F % F % % Skor
Ketersedian tempat menginap 0 0 5 4,2 97 80,8 18 15,0 0 0 100 347 16,08
Kenyamanan tempat
menginap
6 5,0 6 5,0 93 77,5 6 5,0 6 5,0 100 351 16,27
112
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan Tabel 4.7
Rest Area 5 4 3 2 1 TOTAL
F % F % F % F % F % % Skor
Ketersediaan rest area 6 5,0 12 10,0 80 66,7 20 16,7 2 1,7 100 360 16,68
Kenyamanan rest area 2 1,7 3 2,5 91 75,8 23 19,2 1 0,8 100 342 15,92
TOTAL 2157 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat terlihat aspek-aspek dari comport
amenities yang memiliki penilaian tertinggi yaitu restoran modern dan
internasional pada indikator kenyamanan tempat makan dan minum sebesar
17,57%. Sedangkan yang memiliki penilaian terendah yaitu 15,92 pada rest area
dengan indikator kenyamanan rest area. Hal ini menunjukan bahwa kenyamanan
pada tempat makan dan minum di Kota Bandung sangat baik dan sesuai bagi bagi
wisatawan. Sesuai dengan pernyataan Gunn dalam Tomas (2007:35) menyatakan
bahwa “Should focus attention on comfort amenities, including places to sit and
rest and drinking fountains”.
4.2.8 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Responden Terhadap Pelaksanaan
Vacationscape di Kota Bandung
Rekapitulasi mengenai hasil penilaian wisatawan terhadap pelaksanaan
vacationscape yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung dalam upaya
meningkatkan keputusan berkunjung ke Kota Bandung dapat dilihat pada Tabel
4.11 yaitu rekapitulasi hasil tanggapan wisatawan terhadap pelaksanaan
vacationscape di Kota Bandung sebagai berikut:
113
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TABEL 4.11
REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN WISATAWAN TERHADAP
PELAKSANAAN VACATIONSCAPEDI KOTA BANDUNG
No Sub Variabel Total Skor Skor Rata-Rata %
1 Built and Constructed 12.565 369,5 14,8
2 Crowding 4305 358,7 14,4
3 Vegetation 5422 361,5 14,5
4 Urban Stressors 1308 327 13,1
5 Maintanance and Upkeep 2120 353,3 14,2
6 Signage 2172 362 14,4
7 Comport Amenities 2157 359,5 14,5
Total 30239 2491,5 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Beradasarkan Tabel 4.11 dapat terlihat bahwa sub variable dari
pelaksanaan vacationscape di Kota Bandung yang mendapatkan nilai tertinggi
yaitu pada built and constructed sebesar 14,8%. Hal ini di sebabkan karena
wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung selain untuk berwisata, wisatawan
pula ingin menikmati keindahan bentuk bangunan-bangunan yang di miliki oleh
Kota Bandung, sedangkan sub variable yang mendapat penilaian terendah yaitu
urban stressors sebesar 13,1%. Hal ini dikarenakan wisatawan yang berkunjung
ke Kota Bandung belum sepenuhnya mendapatkan kenyamanan dan ketenangan
oleh kurang baiknya pelayanan yang diberikan oleh pemerintah Kota Bandung
kepada wisatawan seperti kurangnya kenyamanan tidak adanya jaminan
keamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung.
4.3 Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Kota Bandung
Teori keputusan berkunjung mengadopsi dari keputusan pembelian
karena memiliki karakteristik yang sama, yaitu dalam proses pelaksanaan
vacationscape. Variabel keputusan berkunjung memeiliki beberapa dimensi
diantaranya yaitu pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan distribusi,
114
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemilihan waktu berkunjung dan jumlah kunjungan. Berdasarkan pada hasil
pengolahan data pada 120 responden yaitu wisatawan yang berkunjung ke Kota
Bandung, maka dapat dilihat dari gambaran mengenai keputusan berkunjung yang
di sajikan pada Gambar 4.3 sebagai berikut :
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
GAMBAR 4.3
KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KOTA BANDUNG
Berdasarkan pada Gambar 4.3 di atas menjelaskan bahwa secara
keseluruhan keputusan berkunjung ke Kota Bandung cukup baik. Bias dilihat dari
skor-skor rata-rata yang berada di atas median (370,5). Indikator yang memiliki
skor tetrtinggi yaitu indikator pemilihan distribusi dengan skor 375 sedangkan
untuk indikator yang memiliki skor terendah yaitu indikator frekuensi berkunjung
dengan skor 611. Hal ini menunjukan bahwa Kota Bandung berhasil menciptakan
kualitas yang baik. Berikut penilaian yang diperoleh berdasarkan pengolahan
datan yang telah dilakukan sesuai dengan kuesioner, keputusan berkunjung ke
Kota Bandung dapat dilihat dari perolehan skor pengolahan data penelitian dari
sub variable tersebut:
PemilihanProduk
PemilihanMerek
PemilihanDistribusi
WaktuBerkunjung
JumlahBerkunjung
374,5 372,5
375
369,6
361
Total Skor
Rata-Rata = 370,5
115
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.3.1 Pemilihan Produk
Pemilihan produk merupakan suatu alsan mengapa konsumen memilih
produk untuk memenuhi kebutuhanya. Kota Bandung merupakan salah satu kota
wisata di Indonesia, karena memiliki daya tarik wisata yang dapat menarik
wisatawan. berikut Tabel 4.12 yang menjelaskan tentang tanggapan responden
terhadap pemilihan produk sebelum mereka memilih untuk berkunjung ke Kota
Bandung, sebagai berikut:
TABEL 4.12
KEPUTUSAN BERKUNJUNG BERDASARKAN PEMILIHAN PRODUK
Pemilihan Produk dan
Jasa
5 4 3 2 1 TOTAL %
Skor F % F % F % F % F % % Skor
Keberagaman produk
wisata
1 0,8 2 1,7 106 88,3 11 9.2 0 0 100 353 23,6
Daya tarik produk wisata 9 7,5 29 24,2 70 58,3 12 10,0 0 0 100 395 26,4
Keunggulan produk
wisata
1 0,8 1 0,8 104 86,7 14 11,7 0 0 100 349 23,3
Keunikan produk wisata 11 9,2 32 26,7 65 54,2 12 10,0 0 0 100 402 26,8
TOTAL 1498 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas bahwa pemilihan produk yang dilakukan
oleh responden memiliki skor tertinggi adalah keunikan produk wisata Kota
Bandung dengan jumlah skor sebanyak 26,8%, responden menyatakan bahwa
daya tarik wisata yang terdapat di Kota Bandung adalah unik sehingga mereka
tertarik untuk mengunjunginya, sedangkan penilaian terendah terjadi pada
indikator keunggulan produk sebesar 23,3%. Secara keseluruhan keputusan
berkunjung berdasarkan produk, didukung oleh pernyataan Kotler dan Keller
(2012:168), yang menyatakan bahwa konsumen dapat mengambil keputusan
membeli produk tertentu. Dalam hal ini perlu melakukan riset pemasaran agar
116
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat mengetahui kesukaan wisatawan tentak produk bersangkutan agar dapat
memasimumkan daya tarik mereknya.
4.3.2 Pemilihan Merek
Pemilihan merek yaitu bagaimana suatu merek menempatkan dirinya
didalam benak konsumen yang meliputi merek yang baik dari sebuah produk atau
jasa yang akan ditawarkan dengan tujuan agar konsumen tersebut tertarik untuk
menggunakan produk dan jasa yang ditawarkan. Berikut Tabel 4.13 yang
menjelaskan pemilihan merek berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh 120
responden pada wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kota Bandung, sebagai
berikut:
TABEL 4.10
KEPUTUSAN BERKUNJUNG BERDASARKAN PEMILIHAN MEREK
Pemilihan Merek 5 4 3 2 1 TOTAL %
Skor F % F % F % F % F % % Skor
Pemilihan
berdasarkan cita
wisata Kota Bandung
0 0 1 0,8 104 86,7 15 12,5 0 0 100 346 46,4
Pemilihan
berdasarkan
kepopuleran wisata
Kota Bandung
10 8,3 30 25,0 69 57,5 11 9,2 0 0 100 399 53,6
TOTAL 745 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan Tabel 4.13 di atas bahwa pemeilihan merek yang dilakukan
oleh reponden memiliki nilai tertinggi adalah pada kepopuleran wisata Kota
Bandung yang sudah terkenal sehingga wisatawan memilih untuk berkunjung
dengan skor sebesar 53,6%, hal ini dikarenakan Kota Bandung merupakan salah
satu kota tujuan wisata di Indonesia, dengan banyknya kawasan wisata dan jenis
wisata yang popular di Kota Bandung menjadikan wisatawan banyak berkunjung
117
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ke Kota Bandung, sedangkan penilaian terendah terjadi pada citra Kota Bandung
sebesar 46,6%. Hal tersebut dikarenakan kurang maksimalnya informasi yang
baik mengenai Kota Bandung sehingga menjadikan citra di benak wisatawan
sangat kurang baik. Berdasarkan pada hal tersebut, dapat disimpulkan sesuai
dengan yang dikatakan oleh Kotler dan Keller (2012:168) bahwa konsumen harus
mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Dalam hal ini harus
mengetahui bagaimana wisatawan memilih sebuah merek.
4.3.3 Pemilihan Distribusi
Keputusan berkunjung ke Kota Banndung dapat dipengaruhi oleh
penyalursan distribusi atau perantara. Penilaian wisatawan terhadap pemilihan
distribusi adalah sebagai berikut::
TABEL 4.14
KEPUTUSAN BERKUNJUNG BERDASARKAN PEMILIHAN DISTRIBUSI
Pemilihan Distribusi 5 4 3 2 1 TOTAL %
Skor F % F % F % F % F % % Skor
Pembelian berdasarkan
lokasi strategis
1 0,8 3 2,5 104 86,7 12 10,0 0 0 100 353 47,1
Kemudahan akomodasi
dalam menjangkau lokasi
10 8,3 31 25,8 65 54,2 14 11,7 0 0 100 397 52,9
TOTAL 750 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan Tabel 4.14 bahwa pemilihan distribusi yang dilakukan oleh
reponden memiliki skor tertinggi adalah pada kemudahan akomodasi dalam
menjangkau lokasi dengan jumlah skor sebesar 52,9%. Kota Bandung mudah
untuk akomodasi menjangkau lokasi ke setiap kawasan wisata, hal dikarenakan
fasilitas jalan yang ada disana sudah tertata dengan cukup baik sehingga
118
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memberikan kemudahan kepada pengunjung, sedangkan penilai terendah terjadi
pada pembelian berdasarkan lokasi strategis dengan skor sebesar 47,1%. Hal ini
dikarenakan wisatawan lebih memilih lokasi yang mudah untk dikunjungi dan
memiliki kelengkapan akomodasi selama berkunjung. Berdasarkan hal tersebut,
sesuai dengan yang dinyatakan Kotler dan Keller (2012:168), konsumen harus
mengambil harus mengambil keputusan dimana sebuah merek dibeli.
4.3.4 Pemilihan Waktu Kunjungan
Pemilihan waktu kunjungan merupakan salah satu unsur terpenting bagi
pengunjung untuk memutuskan kunjungan seseorang melakukan perjalanan salah
satunya karena waktu kunjungan luan untuk kegiatan tersebut. Berikut Tabel 4.15
pemilihan waktu kunjungan berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh 120
responden pada wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kota Bandung, sebagai
berikut:
TABEL 4.15
KEPUTUSAN BERKUNJUNG BERDASARKAN WAKTU KUNJUNGAN
Waktu Kunjungan 5 4 3 2 1 TOTAL %
Skor F % F % F % F % F % % Skor
Waktu kunjungan pada
saat waktu luang
2 1,7 10 8,3 102 85,0 5 4,2 1 0,8 100 367 33,1
Waktu kunjungan pada
saat liburan
sekolah/nasioanal
1 0,8 3 2,5 103 85,8 13 10,8 0 0 100 352 31,8
Waktu kunjungan pada
saat Weekend
8 6,7 27 22,5 72 60,0 13 10,8 0 0 100 390 35,2
TOTAL 1109 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan Tabel 4.15 bahwa responden lebih banyak memilih
berkunjung Ke Kota Bandung pada saat week end dengan jumlah skor sebanyak
35,2%. Ha ini dikarenakan pengunjung lebih menikmati suasana Kota Bandung
119
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada saat week end. Sedangkan skor terendah terdapat pada saat liburan sekolah
atau nasional dengan jumlah skor sebanyak 390 dan persentase sebesar 31,8%, hal
ini dikarenakan wisatawan lebih memilih objek wisata lain selain di Kota
Bandung.
Sesuai dengan yang dikatakan oleh Kotler dan Keller (2012:168),
konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan
pembelian. Oleh karena itumengrtahui factor-faktor yang mempengaruhi
keputusan wisatawan dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian dapat
mengatur waktu ketika akan melakukan kunjungan.
4.3.5 Jumlah Kunjungan
Jumlah kunjungan merupakan seberapa besar dan sering frekuensi
wisatawan untuk mengunjungi sebuah destinasi wisata. Semakin sering
pengunjung mengunjungi suatu tempat wisata maka semakin tinggi tingkat
loyalitasnya terhadap objek tersebut. Berikut Tabel 4.16 jumlah kunjungan
berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh 120 responden pada wisatawan
nusantaran ke Kota Bandung, sebagai berikut:
TABEL 4.16
KEPUTUSAN BERKUNJUNG BERDASARKAN JUMLAH KUNJUNGAN
Jumlah Kunjungan 5 4 3 2 1 TOTAL %
Skor F % F % F % F % F % % Skor
Frekuensi berkunjung ke
Kota Bandung dalam
waktu satu tahun
1 0,8 8 6,7 103 85,8 7 5,8 1 0,8 100 361 1,00
TOTAL 361 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
120
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan Tabel 4.16 bahwa frekuesnsi berkunjung ke Kota Bandung
dalam waktu satu tahun dengan total skor sebesar 1.00. Dalam hal ini frekuensi
berkunjung wisatawan menyatakan sering mengunjungi Kota Bandung.
4.3.6 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Responden Terhadap Keputusan
Berkunjung
Berdasarkan pengolah data yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat
diketahui gambaran wisatawan nusantara terhadap setiap indikator dari variabel
keputusan berkunjung ke Kota Bandung, sebagai berikut:
TABEL 4.17
REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN RESPONDEDN TERHADAP
KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KOTA BANDUNG
No Indikator Total Skor Skor Rata-Rata %
1 Pemilihan Produk 1499 374,5 20,2
2 Pemilihan Merek 745 372,5 20.0
3 Pemilihan Distribusi 750 375 20,3
4 Waktu Berkunjung 1109 369,6 19,9
5 Jumlah Berkunjung 361 361 19,5
4463 1852,5 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan Tabel 4.17 dapat terlihat bahwa sub variable dari keputusan
berkunjung ke kota Bandung yang mendapatkan keputusan berkunjung yang
tertinggi yaitu pada keputusan berkunjung berdasarkan pemilihan distribusi
sebesar 20,3%. Hal tersebut karena banyaknya wisatawan yang berkunjung ke
Kota Bandung dikarenakan kemudahan wisatawan mencapai tempat tujuan.
Sesuai dengan yang dikatakan oleh Kotler dan Keller (2012:169), bahwa
konsumen dapat mengambil keputusan tentang pemilihan distribusi yang
diinginkan. Masalah ini akan menyangkut tersedianya waktu tempuh untuk
menuju kesebuah tempat distribusi dalam hal ini yaitu Kota Bandung. Sedangkan
121
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penilaian terendah terjadi pada keputusan berkunjung berdasarkan jumlah
berkunjung yaitu sebesar 19,5%. Hal ini disebabkan karena wisatawan selain
berkunjung ke Kota Bandung, banyak pula wisatawan yang memilih tempat
wisata lain selain Kota Bandung.
4.4 Pengaruh Vacationscape Terhadap Keputusan Berkunjung ke Kota
Bandung
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji besarnya pengaruh
vacationscape terhadap keputusan berkunjung yang terdiri dari built and
constructed(X1), crowding(X2), vegetation (X3), urban stresors(X4),
maintanance and upkeep(X5), signage (X6)dan comport amenities(X7) terhadap
keputusan berkunjung (Y) disajikan dalam Tabel 4.18 sebagai berikut::
TABEL 4.18
PENGARUH PELAKSANAAN VACATIONSCAPE TERHADAP
KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KOTA BANDUNG
Y
(Keput
usan
Berkun
jung)
X.1
(Built
and
Construc
ted)
X.2
(Crowd
ing)
X.3
(Vegeta
tion)
X.4
(Urban
Stressors
)
X5
(maintan
ance and
upkeep)
X.6
(Signa
ge)
X.7
(Comp
ort
Ameni
ties)
Y(keputusan
berkunjung)
1.000 0,704 0,600 0,655 0,746 0,687 0,679 0,749
X.1(Built and
Constructed)
0,704 1,000 0,711 0,765 0,628 0,740 0,703 0,684
X.2(Crowding) 0,600 0,711 1,000 0,731 0,679 0,740 0,705 0,646
X.3(Vegetation) 0,655 0,765 0,713 1,000 0,667 0,784 0,741 0,756
X.4(Urban
Stressors)
0,746 0,628 0,679 0,677 1,000 0,767 0,710 0,754
X.5(maintananc
e and upkeep)
0,687 0,740 0,740 0,784 0,767 1,000 0,880 0,856
X.6 (Signage) 0,679 0,703 0,705 0,741 0,710 0,880 1,000 0,738
X.7(Comport
Amenities)
0,738 0,684 0,646 0,756 0,754 0,856 0,873 1,000
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
122
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil matriks korelasi antar sub variabel vacationscape
terhadap keputusan berkunjung, diperoleh hasil korelasi secara berurutan dari sub
variabel yang memiliki nilai korelasi terbesar yaitu, urban stressors (0,746),
comport amenities (0,738), built and constructed (0,704), maintananceand upkeep
(0,687) signage (0,679), vegetation (0,655) dan crowding (0,600).
Sub variable urban stressors dan comport amenities memiliki nilai
korelasi terbesar hal ini disebabkan karena adanya kesesuaian antara dampak dari
adanya urban stressors dengan penunjang kenyamanan akan adanya ketersediaan
fasilitas pada saat berkunjung. Sedangkan sub variable crowding mempunyai nilai
korelasi terendah hal tersebut dikarenakan Kota Bandung belum dapat
memberikan solusi akan tingginya tingkat kepadatan yaitu lalu lintas, penduduk,
lingkungan sekitar kawasan wisata dan pengunjung pada saat wisatawan
berkunjung ke Kota Bandung.
1. Uji Keseluruhan (Uji F) / Simultan
Pengujian signifikasi dapat digunakan uji F. Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis melalui SPSS 18.0 pengujian secara keseluruhan (Uji F) disajikan dalam
Tabel 4.19.
TABEL 4.20
UJI KESELURUHAN (Uji F)
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig
1 Regresion 4172.658 7 569.094 33.867 .000
Residual 1971.334 112 17.601
Total 6143.991 119
Sumber: Hasil Pengolahan Data , 2013
Berdasarkan Tabel 4.20 di atas, diperoleh Fhitung = 33,867 sedangkan Ftabel
dengan drajat kebebasan pada σ (0,05) adalah sebesar 4,40. Dengan demikian
123
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fhitung (33,867) > Ftabel (4,40) dengan nilai signifikasinya 0,000. Nilai signifikasi
lebih kecil dari taraf signifikasi 5%, sehingga jelas Ho di tolak den Ha diterima.
Dengan nilai signifikasi 0.000 nilai signifikasi lebih kecil dari taraf signifikasi 5%
sehingga dapat diambil kesimpulan Ho ditolak oleh karena secara keseluruhan
model fit dan bisa dilakukan uji secara parsial.
2. Uji Parsial
Hasil pengujian secara keseluruhan memberikan hasil yang sidnifikan,
maka untuk mengetahui variable bebas mana yang secar parsial berpengaruh
nyata terhadap Y dapat dilanjutkan dengan pengujian secara parsial. Pengujian
koefisien jalur dapat dilihat sebagai berikut:
TABEL 4.21
PENGUJIAN PARSIAL
No Koefisien Jalur thitung ttabel Keputusan Kesimpulan
1 Pyx1.1 0,353 3,834 1,980 Ho ditolak Signifikan
2 Pyx1.2 0,036 0,399 1,980 Ho diterima Tidak Signifikan
3 Pyx1.3 0,003 0,034 1,980 Ho diterima Tidak Signifikan
4 Pyx1.4 0,408 4,500 1,980 Ho ditolak Signifikan
5 Pyx1.5 0,161 1,173 1,980 Ho diterima Tidak Signifikan
6 Pyx1.6 0,009 0,070 1,980 Ho diterima Tidak Signifikan
7 Pyx1.7 0,345 2,703 1,980 Ho ditolak Signifikan
Sumber: Hasil pengolahan Data, 2013
Berdasarkan Tabel 4.21 menunjukan bahwa sub-sub variabel yang
memiliki pengaruh pengaruh secara signifikan yaitu pengaruh vacationscape yang
terdiri dari built and constructed (X1), urban stresors (X4),dan comport
amenities (X7) terhadap keputusan berkunjung (Y) secara simultan, namun untuk
variabelcrowding (X2), vegetation (X3),maintanance and upkeep (X5),dan
signage (X6) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan berkunjung.
Maka dari itu dilakukan perhitungan ulang ulang untuk mengetahui pengaruh
124
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
langsung dan tidak langsung antara-dimensi-dimensi. Secara lengkap pengaruh
masing-masng vacationscape terhadap keputusan berkunjung disajikan dalam
Gambar 4.4 sebagai berikut
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
GAMBAR 4.4
DIAGRAM JALUR PENGUJIAN HIPOTESIS X TERHADAP Y
0,321
Built and
Constructed(X.1.1)
Crowding
(X.1.2)
Vegetation
(X.1.3)
Urban Stersorss
(X.1.4)
Maintanance and
upkeep
(X.1.5)
Signage
(X.1.6)
Comfort Amenities
(X.1.7)
Keputusan
Berkunjung
(Y)
0,740
0,684
0,731
0,679
0,740
0,705
0,646
0,667
0,784
0,741
0,756
0,767
0,880
0,738
0,710
0,754
0,856
0,628
0,765
0,711
0,703
0,353
0,161
0,009
0,345
0,003
0,408
0,036
Vacationscape
125
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.4 di atas menggambarkan struktur kausal X1, X2, X3, X4,
X5, X6, dan X7 terhadap Y, dimana pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis jalur. Analisis jalur digunakan untuk mengetahui pengaruh
langsung dan pengaruh tidak langsung antara built and constructed (X1),
crowding (X2), vegetation (X3), urban stresors (X4), maintanance and upkeep
(X5), signage (X6) dan comfort amenities (X7) terhadap keputusan berkunjung
(Y).
Berdasarkan hasil korelasi selanjutnya akan dilakukan uji F untuk
mengetahui hasil hipotesis. Besarnya nilai korelasi di atas dibuktikan dengan
penolakan Ho yang dilakukan dengan uji F tingkat signifikan (sig) sama dengan
0,000 atau lebih kecil 0,05. Berdasarkan diagram jalur pengujian hipotesis pada
Gambar 4.4 maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui pengaruh langsung
dan tidak langsung antara dimensi-dimensi yang disajikan dalam Tabel 4.22
beikut:
TABEL 4.22
HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN JALUR PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG DARI
VACATIONSCAPE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KOTA BANDUNG X Pengaruh
langsung
terhadap
(Y)
Pengaruh tidak langsung melalui R2Y
(X.1,X.2,
X.3,X.4,
X.5,X.6,X
.7
thitung :
ttabel(1,9
80)
Sig Keputusan
n X.1.1 X.1.2 X.1.3 X.1.4 X.1.5 X.1.6 X.1.7
X.1.1 0,125 - 0,009 0,001 0,090 0,042 0,002 0,083 0,352 3,834 0,000 Ho ditolak
X.1.2 0,001 0,009 - 0,000 0,010 0,005 0,000 0,008 0,033 0,399 0,691 Ho diterima
X.1.3 0,000 0,001 0,000 - 0,001 0,005 0,000 0,001 0,008 0,034 0,973 Ho diterima
X.1.4 0,166 0,090 0,010 0,001 - 0,050 0.003 0,106 0,426 4,500 0,000 Ho ditolak
X.1.5 0,026 0,042 0,005 0,005 0,050 - 0,002 0,048 0,178 1,175 0.243 Ho diterima
X.1.6 0,000 0,002 0,000 0,000 0,003 0,002 - 0,003 0.010 0,070 0,994 Ho diterima
X.1.7 0,119 0,083 0,008 0,001 0,106 0,048 0,003 - 0,368 2,703 0,008 Ho ditolak
R2
1,375
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
126
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil pengujian koefisien jalur, total pengaruh
vacationscape terhadap keputusan berkunjung ke Kota Bandung yaitu sebesar
1,375 atau 137,5%. Total pengaruh built and constructed (X1.1) terhadap
keputusan berkunjung sebesar 0,352 atau 35,2% dan thitung = 3,384 > ttabel 1,980 Ho
ditolak, maka terdapat pengaruh yang signifikan antara built and constructed
terhadap keputusan berkunjung, Hal tersebut dikarenakan wisatawan yang
berkunjung ke Kota Bandung beranggapan bahwa Kota Bandung memiliki
keunikan berupa banyaknya bangunan-bangunan seperti bangunan bersejarah
yang memiliki ciri khas tersendiri serta museum yang menyediakan koleksi-
koleksi yang menarik, kemudian lokasi bangunan pusat perbelanjaan yang sangat
mudah untuk dikunjungi dan lokasi-lokasi daya tarik wisata yang mudah
dijangkau menjadi alasan wisatawan untuk berkunjung ke Kota Bandung
Total pengaruh crowding (X1.2) terhadap keputusan berkunjung sebesar
0,033 atau 3,3% dan thitung = 0,399 < ttabel 1,980 Ho diterima, maka tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara crowding terhadap keputusan berkunjung. Hal ini
dikarenakan wisatawan beranggapan bahwa walaupun sering terjadi kepadatan
ketika berkunjung ke Kota Bandung akan tetapi hal ini tidak mengurangi minat
wisatawan untuk berkunjung, dalam hal ini pemerintah Kota Bandung terus
mencari cara untuk mengurangi terjadinya kepadatan di Kota Bandung yaitu pada
saat weak and, libur nasional dan waktu luang, sehingga dalam hal ini pemerintah
Kota Bandung bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam mencari solusi
untuk mengurangi kepadatan yang terjadi di Kota Bandung.
127
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Total pengaruh vegetation (X1.3) terhadap keputusan berkunjung
sebesar 0,08 atau 8% dan thitung = 0,034 < ttabel 1,980 Ho diterima, maka tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara vegetation terhadap keputusan
berkunjung. Hal ini dikarenakan wisatawan beranggapan bahwa Kota Bandung
bukan hanya terkenal dengan alamnya yang sejuk akan tetapi Kota Bandung
terkenal sebagai kota wisata belanja dan wisata kuliner, sehingga banyak dari
wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung hanya untuk berwisata belanja dan
berwisata kuliner, dalam hal ini pemerintah Kota Bandung terus berusaha
memperbaiki aksesibilitas menuju daya tarik wisata tersebut.
Total pengaruh urban stressors (X.1.4) terhadap keputusan berkunjung
sebesar 0,426 atau 42,6% dan thitung = 4,500 > ttabel 1,980 Ho ditolak, maka terdapat
pengaruh yang signifikan antara urban stressors terhadap keputusan berkunjung. .
Hal ini dikarenakan, pemerintah Kota Bandung terus berusaha mengurangi segala
penyebab yang dapat menimbulkan wisatawan strees ketika berkunjung, adapun
yang dilakukan pemerintah Kota Bandung dalam upaya mengurangi penyebab
stress wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung yaitu dengan menjaga serta
memlihara aspek-aspek kualitas keindahan alam di Kota Bandung. Sehingga
ketika wisatawan berkunjung ke Kota Bandung akan merasakan sesuatu yang
lebih baik di bandingkan dengan dimana wisatawan tersebut berasal, dan
akhirnya wisatawan akan mendapatkan kenyamanan dan ketenangan selama
berada di Kota Bandung.
128
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Total maintanace and upkeep (X1.5) terhadap keputusan berkunjung
sebesar 0,178 atau 17,8% dan thitung = 1,173 < ttabel 1,980 Ho diterima, maka tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara maintenance and upkeep terhadap
keputusan berkunjung. Hal ini dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat dan
wisatawan terhadap pemeliharaan kebersihan lingkungan akan daya tarik wisata
yang dimiliki Kota Bandung masih kurang, sehingga pemerintah Kota Bandung
terus berusaha menginformasikan akan pentingnya memelihara dan merawat
segala aspek yang mendukung terciptanya lingkungan yang bersih.
Total signage (X.1.6) terhadap keputusan berkunjung sebesar 0,010 atau
1,0% dan thitung = 0,070 < ttabel 1,980 Ho diterima, maka tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara signage terhadap keputusan berkunjung. Hal ini
dikarenakan wisatawan beranggapan bahwa tingkat kejelasan informasi serta letak
papan petunjuk arah dan peta wisata menuju daya tarik wisata di Kota Bandung
masih kurang, oleh karena itu pemerintah Kota Bandung terus berusaha
melengkapi memperbaiki segala kekurangan informasi mengenai petunjuk arah
dan peta wisata dengan terus menambah papan petunjuk arah dan peta wisata
menuju kawasan daya tarik wisata di Kota Bandung.
Sedangkan total comfort amenities (X.1.7) terhadap keputusan
berkunjung sebesar 0,368 atau 36,8% dan thitung = 2,703 > ttabel 1,980 Ho ditolak,
maka terdapat pengaruh yang signifikan antara comfort amenities terhadap
keputusan berkunjung. Hal ini dikarenakan ketersediaan rest area , rumah makan
dan hotel di Kota Bandung sangat baik, sehingga dengan tersedianya rest area ,
129
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rumah makan dan hotel akan memberikan kenyamanan bagi wisatawan kettika
berkunjung ke Kota Bandung
Secara keseluruhan vacationscape yang memiliki pengaruh paling tinggi
terhadap keputusan berkunjung yaitu dari dimensi urban stressor (X4) dengan
total pengaruh langsung sebesar 0,426 atau 42,6%. Sementara vegetation (X3)
memberikan total pengaruh terhadap keputusan berkunjung dengan nilai terendah
sebesar 0,008 atau 8%.
Pengujian hipotesis melalui signifikasi dan uji-t menghasilkan penolakan
terhadap Ho, karena ada nilai signifikasi lebih kecil dibandingkan dengan 0,05
diantaranya yang terdapat pengaruh signifikan terhadap keputsun berkunjung
yaitu maintanace and upkeep, built and constructed dan urban stressors.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pengaruh
vacationscape terhadap keputusan berkunjung adalah sebesar 0,679 sedangkan
koefisien jalur variable lain diluar vacationscape ditentukan melalui
)7,6,5,4,3,2,1(21 XXXXXXXYZ RP
= 679,01
= 0,321
Hal tersebut berarti bahwa X.1.1 sampai X.1.7 bersama-sama
mempengaruhi keputusan berkunjung sebesar 67,9% dan sisanya (0,321)2
=
0,103x100% = 10,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk kedalam
penelitian yaitu water element.
130
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.4.1 Penghitungan Ulang Matriks Korelasi Antara Sub Variabel
Vacationscape Terhadap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung
Berdasarkan hasil perhitungan ulang statistik yang di dasarkan pada
angka-angka dari masing-masing yaitu variabel maka dilakukan kembali
transformasi, secara lengkap hasil pengolahan ulang data pengaruh vacationscape
terhadap keputusan berkunjung pada Tabel 4.23 sebagai berikut:
TABEL 4.23
PENGHITUNGAN ULANG MATRIKS KORELASI ANTARA SUB
VARIABEL VACATIONSCAPE TERHADAP KEPUTUSAN
BERKUNJUNG KE KOTA BANDUNG
Y
(Keputusan
Berkunjung)
X.1
(Built and
Constructed)
X.2
(Urban
Stressors)
X.3
(Comf
ort Ameni
ties)
Y(keputusan berkunjung) 1,000 0,341 0,069 0,007
X.1(Built and Constructed) 0,341 1,000 0,103 0,006
X.2(Urban Stressors) 0,069 0,103 1,000 0,049
X.3(Comfort Amenities) 0,007 0,006 0,049 1,000
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan hasil penghitungan ulang matriks korelasi antar sub
variabel vacationscape terhadap keputusan berkunjung, diperoleh hasil korelasi
tertinggi yaitu built and constructed (0,341), urban stressors (0,069) dan comfort
amenities (0,007). Berdasarkan tabel diatas pengaruh langsung antar sub variabel
X dan Y memiliki korelasi yang seimbang, oleh karena itu koefisien tersebut
menunjukan bahwa antara vacationscape dengan keputusan berkunjung memiliki
hubungan yang signifikan. Secara lengkap hasil pengolahan data pengaruh
vacationscape terhadap tiga sub variabelnya yaitu built and constructed (X1.1),
urban stressors (X1.2) dan comfort amenities (X.1.3) terhadap keputusan
berkunjung ke Kota Bandung.
131
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Uji Keseluruhan (Uji F)/ Simultan
Pengujian signifikasi dapat digunakan uji F. Berdasarkan hasil pengujian
pengujian secara keseluruhan (Uji F) disajikan dalam Tabel 4.24.
TABEL4.23
UJI KESELURUHAN (Uji F)
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig
1 Regresion 628.173 3 209.391 5.133 .000
Residual 4731.819 116 40.792
Total 5359.992 119
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan Tabel 4.23 di atas, diperoleh Fhitung = 5,133 sedangkan Ftabel
dengan drajat kebebasan pada σ (0,05) adalah sebesar 4,40. Dengan demikian
Fhitung (5,133) > Ftabel (4,40) dengan nilai signifikasinya 0,000. Nilai signifikasi
lebih kecil dari taraf signifikasi 5%, sehingga jelas Ho di tolak den Ha diterima.
Dengan nilai signifikasi 0.000 nilai signifikasi lebih kecil dari taraf signifikasi 5%
sehingga dapat diambil kesimpulan Ho ditolak oleh karena secara keseluruhan
model fit dan bisa dilakukan uji secara parsial.
2. Uji Parsial
Hasil pengujian secara keseluruhan memberikan hasil yang signifikan,
maka untuk mengetahui variable bebas mana yang secar parsial berpengaruh
nyata terhadap Y dapat dilanjutkan dengan pengujian secara parsial berikut:
TABEL 4.24
PENGUJIAN PARSIAL
No Koefisien Jalur thitung ttabel Keputusan Kesimpulan
1 Pyx1.1 0,337 3,845 1,980 Ho ditolak Signifikan
2 Pyx1.2 0,034 0,384 1,980 Ho diterima Tidak Signifikan
3 Pyx1.3 0,004 0,042 1,980 Ho diterima Tidak Signifikan
Sumber: Hasil pengolahan Data, 2013
132
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan Tabel 4.24 menunjukan bahwa sub-sub variabel yang
memiliki pengaruh pengaruh secara signifikan yaitu pengaruh vacationscape
adalah built and constructed (X1) sedangkan urban stresors (X2),dan comport
amenities (X3) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
berkunjung. Maka dari itu dilakukan perhitungan ulang ulang untuk mengetahui
pengaruh langsung dan tidak langsung antara-dimensi-dimensi. Secara lengkap
pengaruh masing-masng vacationscape terhadap keputusan berkunjung disajikan
dalam Gambar 4.5 sebagai berikut
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
GAMBAR 4.5
DIAGRAM JALUR PENGUJIAN HIPOTESIS
Built and
Constructed
(X.1.1)
Urban Stersorss
(X.1.2)
Comfort Amenities
(X.1.3)
Keputusan
Berkunjung
(Y)
0,103
0,049
0,006
0,337
0,034
0,004
0,883
133
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.5 menggambarkan struktur kausal X1, X2 dan X3 terhadap Y
dimana pengujian hipotesisi dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur.
Analisis jalur digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung dan pengaruh tidak
langsung antara built and constructed (X1), urban stressors (X2) dan comfort
amenities (X3) terhadap keputusan berkunjung.
Berdasarkan diagram jalur pengujian hipotesis maka dilakukan
perhitungan ulang secara parsial untuk mengtahui pengaruh langsung dan tidak
langsung antara dimensi-dimensi yang disajikan pada Tabel 4.45 yaitu hasil
pengujian ulang koefisien jalur pengaruh langsung dan tidak langsung dari
vacationscape terhadap keputusan berkunjung ke Kota Bandung sebagai berikut:
TABEL 4.25
HASIL PENGUJIAN ULANG KOEFISIEN JALUR PENGARUH
LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG DARI VACATIONSCAPE
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KOTA BANDUNG
X Pengaruh
langsung
terhadap (Y)
Pengaruh tidak langsung melalui R2Y
(X.1,X.
2,X.3)
thitung :
ttabel
(1,980)
Sig Keputusan
n X.1.1 X.1.2 X.1.3
X.1.1 0,114 - 0,002 0,000 0,116 3,845 0,000 Ho ditolak
X.1.2 0,002 0,002 - 0,000 0,004 0,384 0,702 Ho diterima
X.1.3 0,000 0,002 0,000 - 0,002 0,042 0,966 Ho diterima
R2
0,122
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan hasil pengujian ulang koefisien jalur, total pengaruh
vacationscape terhadap keputusan berkunjung ke Kota Bandung yaitu sebesar
0,122 atau 12,2%. Total pengaruh built and constructed (X1.1) terhadap
keputusan berkunjung sebesar 0,116 atau 11,6% dan thitung = 3,845 > ttabel 1,980 Ho
ditolak, maka terdapat pengaruh yang signifikan antara built and constructed
terhadap keputusan berkunjung. Hal ini dikarenakan wisatawan yang berkunjung
ke Kota Bandung beranggapan bahwa Kota Bandung terkenal dengan keunikan
134
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bangunan-bangunanya berupa banyaknya bangunan-bangunan seperti bangunan
bersejarah yang memiliki ciri khas tersendiri serta museum yang menyediakan
koleksi-koleksi yang menarik, kemudian tersedianya bangunan pusat perbelanjaan
yang menciptakan wisata belanja di Kota Bandung serta lokasi menuju kawasan
daya tarik wisata yang sangat mudah untuk dikunjungi.
Total pengaruh urban stressors (X.1.2) terhadap keputusan berkunjung
sebesar 0,004 atau 0,04% dan thitung = 0,384 > ttabel 1,980 Ho dierima, maka
terdapat tidak pengaruh yang signifikan antara urban stressors terhadap keputusan
berkunjung. Hal ini dikarenakan, pemerintah Kota Bandung terus berusaha
mengurangi segala penyebab yang dapat menimbulkan wisatawan strees ketika
berkunjung, adapun yang dilakukan pemerintah Kota Bandung dalam upaya
mengurangi penyebab stress wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung yaitu
dengan menjaga serta memlihara aspek-aspek kualitas keindahan alam di Kota
Bandung. Sehingga ketika wisatawan berkunjung ke Kota Bandung akan
merasakan sesuatu yang lebih baik di bandingkan dengan dimana wisatawan
tersebut berasal, dan akhirnya wisatawan akan mendapatkan kenyamanan dan
ketenangan selama berada di Kota Bandung.
Sedangkan total comfort amenities (X.1.3) terhadap keputusan
berkunjung sebesar 0,002 atau 0,02 % dan thitung = 0,042 > ttabel 1,980 Ho diterima,
maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara comfort amenities terhadap
keputusan berkunjung. Hal ini dikarenakan ketersediaan rest area , rumah makan
dan hotel di Kota Bandung sangat baik, sehingga dengan tersedianya rest area ,
135
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rumah makan dan hotel akan memberikan kenyamanan bagi wisatawan kettika
berkunjung ke Kota Bandung.
Secara keseluruhan vacationscape yang memiliki pengaruh paling tinggi
terhadap keputusan berkunjung yaitu dari dimensi urban stressor (X2) dengan
total pengaruh langsung sebesar 1,343 atau 134,3%. Sementara built and
constructed (X1) memberikan total pengaruh terhadap keputusan berkunjung
dengan nilai terendah sebesar 1,182 atau 118,2%. Pengujian hipotesis melalui
signifikasi dan uji-t menghasilkan penolakan terhadap Ho, karena ada nilai
signifikasi lebih kecil dibandingkan dengan 0,05 diantaranya yang terdapat
pengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung yaitu comfort amenities, built
and constructed dan urban stressors.
Berdasarkan hasi perhitungan di atas dapat diketahui bahwa pengaruh
vacationscape terhadap keputusan berkunjung adalah sebesar 0,117,sedangkan
koefisien jalur variabel lain di luar variabel built and constructed, urban stressors
dan comfort amenities ditentukan melalui:
)3,2,1(21 XXXYZ RP
= 117,01
= 0,883
Hal tersebut berarti bahwa X.1 sampai X.3 bersama-sama mempengaruhi
keputusan berkunjung sebesar 11,7% dan sisanya sebesar (0,883)2 = 0,7997 x
100% = 77,97 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk yaitu, crowding
vegetation, maintanance and upkeep, signage dan water element.
4.5 Implikas Hasil Temuan
136
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik
1. Berdasarkan hasil temuan dimensi vacationscape yang memiliki nilai
tertinggi sampai terendah yaitu built and constructed dengan indikator
yaitu kualitas bangunan yang dipakai pada bangunan pemerintahan Kota
Bandung, vegetation dengan indikator kesejukan taman kota di Kota
Bandung, comport amenities dengan indikator kenyamanan tempat makan
dan minum yang ada di Kota Bandung, signage dengan indikator
ketepatan letak informasi pariwisata Kota Bandung, crowding dengan
indikator kepadatan lalu lintas pada saat week end, maintanace and upkeep
dengan indikator kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap perawatan
vegetasi alam Kota Bandung, dan urban stressors dengan indikator
kenyamanan wisatawan selama berkunjung ke Kota Bandung
2. Berdasarkan hasil temuan indikator dari keputusan berkunjung yang
memiliki nilai tertinggi sampai terendah yaitu pemilihan distribusi dengan
indikatornya kemudahan untuk menjangkau lokasi serta akomodasi,
pemilihan produk deng indikatornya keunikan produk wisata Kota
Bandung, pemilihan merek dengan indikator kepopuleran wisata Kota
Bandung,waktu berkunjung dengan indikator berkunjung ke Kota
Bandung pada saat week end, dan jumlah kunjungan dengan indikator
frekuensi berkunjung.
3. Vacationscape memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
berkunjung. Dengan demikian penulis mengukuhkan premis yang
137
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikemukakan oleh Sudarmatin dala Ari Indra (2009:157), Gunn dalam
Tomas (2007:12) dan I Made Suradnya (2011:46).
4.5.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik
1. Pelaksanaan vacationscape meliputi built and constructed, crowding,
vegetation, urban stressors, maintanace and upkeep, signage dan comport
amenities. Berdasarkan faktor pembentuk tersebut urban stressors menjadi
faktor paling tinggi yang didapat menciptakan keputusan berkunjung
wisatawan ke Kota Bandung. faktor-faktor selanjutnya yang dapat
menciptkan keputusan berkunjung ke Kota Bandung secara berurutan dari
faktor yang memiliki pengaruh paling tinggi hingga faktor yang memiliki
pengaruh paling rendah yaitu urban stressors, built adn constructed,
comport amenities sedangkan maintanace and upkeep, vegetation,
signage dan crowding tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan wisatawan berkunjung ke Kota Bandung. Crowding merupakan
kemacetan Kepadatan yang terjadi di Kota Bandung seperti kepadatan lalu
lintas, kepadatan lingkungan sekiar kawasan wisata, kepadatan penduduk
ketika musim libur dan kepadatan pengunjung wisatawan, sehingga
mengurangi keinginan wisatawan untuk berkunjung ke Kota Bandung,
selain itu kurangnya pelaksanaan dalam perawatan dan pemeliharaan
vegetasi alam, kebersihan lingkungan serta kurangnya kesdaran
masyarakat sekitar akan kebersihan taman kota, hutan kota serta
kebersihan lingkungan di kawasan wisata, hal tersebut mengakibatkan
kurangnya keinginan wisatawan untuk berkunjung. Kurangnya informasi
138
Dadan Ramdani, 2013 Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang diberikan oleh pemerintah terhadap wisatawan ketika berkunjung ke
suatu kawasan di Kota Bandung salah satunya papan petunjuk arah yang
tidak sesuai dengan letak kawasan wisata, menjadikan kesulitan tersendiri
bagi wisatawan ketika berkunjung ke Kota Bandung.
2. Faktor yang mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan ke wisata di
Kota Bandung yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek,
pemilihan distribusi, waktu kunjungan dan jumlah kunjungan. Kontribusi
yang paling tinggi diantara variabel keputusan berkunjung adalah
pemeilihan distribusi hal ini di sebabkan karena Kota Bandung merupakan
Kota yang terkenal dengan kota wisata dan banyak dikunjungi wisatawan
sehingga hal tersebut dijadikan acuanwisatawan untuk berkunjung ke Kota
Bandung.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut, maka diyakini hasil penelitian
mampu memberikan sumbangan ilmiah bagi penegmbang ilmu manajemen
pemasaran pariwisata dan juga sebagai masukan yang konstruktif dan inspiratif
bagi perkembangan pariwisata Kota Bandung.