bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1

19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Diskripsi Kondisi Awal Hasil belajar Matematika siswa kelas III SD Negeri 2 Bandungsari Kabupaten Grobogan sebelum dilakukan siklus I ( pra siklus ) masih rendah. terbukti nilai rata-rata siswa hasil pra siklus yaitu 51,75. Sementara KKM yang harus dicapai yaitu 65. Hasil belajar matematika siswa kelas III pada saat pra siklus lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Distribusi Nilai Hasil Belajar Pra Siklus NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE KETERANGAN 80-84 1 5% Tuntas 75-79 2 10% Tuntas 70-74 1 5% Tuntas 65-69 - - - 60-64 1 5% Tuntas 55-59 3 15% Tuntas 50-54 4 20% Belum Tuntas 45-49 3 15% Belum Tuntas 40-44 2 10% Belum Tuntas 35-39 1 5% Belum Tuntas 30-34 2 10% Belum Tuntas JUMLAH 20 100% KETUNTASAN 8 40% BELUM TUNTAS 12 60% RATA-RATA 51,75 Berdasarkan tabel 4.1, hasil belajar pra siklus peserta didik adalah sebagai berikut : berdasarkan nilai pra siklus menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik masih rendah , dari 20 peserta didik masih ada 12 peserta didik atau 60% yang belum mencapai ketuntasan dan baru 8 peserta didik atau 40% yang telah mencapai nilai ketuntasan ≥ KKM yaitu 55. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat lebih jelas dalam grafik 4.1 di bawah ini. 25

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Diskripsi Kondisi Awal

Hasil belajar Matematika siswa kelas III SD Negeri 2 Bandungsari Kabupaten

Grobogan sebelum dilakukan siklus I ( pra siklus ) masih rendah. terbukti nilai rata-rata

siswa hasil pra siklus yaitu 51,75. Sementara KKM yang harus dicapai yaitu 65.

Hasil belajar matematika siswa kelas III pada saat pra siklus lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Distribusi Nilai Hasil Belajar Pra Siklus

NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE KETERANGAN

80-84 1 5% Tuntas

75-79 2 10% Tuntas

70-74 1 5% Tuntas

65-69 - - -

60-64 1 5% Tuntas

55-59 3 15% Tuntas

50-54 4 20% Belum Tuntas

45-49 3 15% Belum Tuntas

40-44 2 10% Belum Tuntas

35-39 1 5% Belum Tuntas

30-34 2 10% Belum Tuntas

JUMLAH 20 100%

KETUNTASAN 8 40%

BELUM TUNTAS 12 60%

RATA-RATA 51,75

Berdasarkan tabel 4.1, hasil belajar pra siklus peserta didik adalah sebagai

berikut : berdasarkan nilai pra siklus menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik masih

rendah , dari 20 peserta didik masih ada 12 peserta didik atau 60% yang belum mencapai

ketuntasan dan baru 8 peserta didik atau 40% yang telah mencapai nilai ketuntasan ≥

KKM yaitu 55. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat lebih jelas dalam grafik 4.1 di bawah ini.

25

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

26

Gambar 4.2 Hasil Belajar Pra siklus

Melihat kondisi tersebut di atas maka peneliti melakukan tindakan dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika melalui tutor teman

sebaya. Tugas tutor teman sebaya(siswa) yang ditunjuk sebagai tutor pada saat

pembelajaran, yaitu membantu dan membimbing kelompok diskusi atau temannya dalam

memahami soal cerita. Setelah memahami maksud dari soal, kemudian membimbing

dalam memecahkan masalah atau soal. Selain itu tutor juga mempunyai tugas

menjelaskan atau menjawab pertanyaan dari teman sekelasnya mengenai kesulitan dalam

memecahkan masalah. Pemilihan pembelajaran dengan tutor teman sebaya tersebut tentu

beralasan. Dalam menyelesaikan masalah matematika siswa harus terlebih dahulu

memahami maksud dari soal tersebut, kemudian baru memecahkan permasalahannya.

Dengan pembelajaran tutor teman sebaya tersebut, diharapkan hasil belajar siswa kelas III

dapat meningkat.

4.2. Diskripsi dan Pelaksanaan Hasil Tiap Siklus

4.2.1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Hasil evaluasi yang diadakan saat pra siklus menjadi acuan peneliti untuk

mengambil tindakan yang tepat dalam rangka untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembelajaran yang digunakan adalah tutor teman sebaya, diskusi kelompok, dan

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

Jum

lah

sis

wa

Interval nilai

Siswa

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

27

penugasan. Alat peraga yang digunakan yaitu garis bilangan, permainan yang menyerupai

sempoa dan bersusun dengan kotak sebagai alat demonstrasi dalam menyelesaikan

masalah sesuai pada contoh soal yang diberikan.

Pembelajaran yang akan dilakukan pada tindakan 1 siklus I dimulai dengan

memberikan motivasi kepada siswa dengan bernyanyi bersama dengan judul naik delman

yang mengacu pada tema pengalaman, kemudian menanyakan kaitan lagu dengan

pengalaman masing-masing siswa. Kegiatan inti dimulai dengan tutor masuk dalam

kelompok kemudian memberikan satu contoh soal yang dikerjakan secara bersama-sama

dalam masing-masing kelompok dengan menggunakan alat peraga mobil-mobilan dan

jalan sebagai garis bilangan dengan bimbingan tutor.

Pada kegiatan akhir siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru. Guru

memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar. Melakukan evaluasi

dengan memberikan soal untuk dikerjakan di buku masing-masing.

Pembelajaran ke 2 pada siklus I yaitu materi penyelesaian soal matematika pada

penjumlahan tanpa menyimpan dan pengurangan tanpa meminjam. Pembelajaran dimulai

dengan menjelaskan tugas tutor dalam setiap kelompok, memberikan motivasi kepada

siswa agar selalu semangat dalam belajar. Melalui tanya jawab guru mengingatkan

kembali materi pembelajaran yang lalu, kemudian dilanjutkan materi yang akan dicapai

dengan alat peraga yang menyerupai sempoa. Siswa mengerjakan lembar kerja dengan

bimbingan tutor.

Pada kegiatan akhir siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru. Siswa

mengerjakan soal evaluasi yang dikerjakan secara mandiri tanpa bimbingan tutor.

Pembelajaran ke 3 pada siklus I yaitu materi penyelesaian soal matematika pada

penjumlahan dengan menyimpan dan pengurangan dengan meminjam. Pembelajaran

dimulai dengan mengulang materi yang lalu mengenai penjumlahan dan pengurangan.

Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan cara menulis yang diketahui,

ditanya dan jawab. Siswa megerjakan soal latihan dalam kelompok dengan bimbingan

tutor. Hasil pengerjaan soal latihan dibahas bersama secara klasikal.

Pada kegiatan akhir siswa dan guru membuat kesimpulan siswa diberi

kesempatan bertanya bagi yang kurang jelas. Guru menjelaskan bahwa pertemuan

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

28

berikutnya akan diadakan tes, dan memberikan soal tugas untuk dikerjakan di buku tugas

masing-masing.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada bulan Oktober 2010, Peneliti

melakukan tindakan awal sebelum pelaksanaan pembelajaran. Tindakan tersebut yaitu

memilih dan mempersiapkan tutor teman sebaya yang dilaksanakan dua hari sebelum

pelaksanaan pembelajaran. Tutor yang disiapkan berjumlah 4 siswa, menyesuaikan

dengan jumlah kelompok diskusi yang akan dilaksanakan dalam 4 kelompok. Kegiatan

yang dilakukan dalam mempersiapkan tutor yaitu dengan membagikan soal yang akan

didiskusikan untuk dikerjakan kemudian dibahas bersama, setelah selesai tutor diberi

penjelasan tentang aturan dan cara dalam membimbing teman-temanya.

1. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 siklus I

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran pada kompetensi dasar

melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka. Dengan indikator menaksir

bilangan yang dibutuhkan letaknya pada garis bilangan. Sebelum guru melakukan

kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu guru menyiapkan hal-hal yang akan digunakan

dalam pembelajaran. Setelah selesai dipersiapkan guru memulai Kegiatan awal

pembelajaran dimulai dengan salam kemudian dilanjutkkan dengan bernyanyi untuk

memancing siswa mengetahui tema yang akan dibahas yaitu pengalaman. Guru

memanggil siswa yang menjadi tutor dan menyuruh tutor masuk dalam kelompok. Guru

menjelaskan cara kerja serta memberikan penjelasan bahwa kegiatan pembelajaran akan

dibimbing tutor teman sebaya yang telah dipilih dan diberi pembekalan oleh guru dua hari

sebelumnya.

Kegiatan inti dimulai dengan membagikan soal latihan kepada masing-masing

kelompok. Siswa mengerjakan soal tersebut bersama teman sekelompoknya dengan

bimbingan tutor secara bersama. Mengerjakan soal nomor satu tentang letak titik pada

garis bilangan. Guru mengawasi jalanya diskusi kelompok dan memberikan pengarahan

pada kelompok yang mengalami kesulitan. Soal kedua dan ketiga menentukan bilangan

pada garis bilangan dengan alat peraga mobil-mobilan yang berjalan disuatu garis

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

29

bilangan dengan bimbingan tutor. Siswa bersama tutor dengan dibimbing guru membahas

secara klasikal soal cerita yang telah didiskusikan. Siswa dengan bimbingan guru

membuat kesimpulan.

Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat

dalam belajar, kemudian guru memberikan soal tugas untuk dikerjakan secara mandiri.

2. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 2 siklus I

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pembelajaran pada

kompetensi dasar melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka. Dengan indikator

pencapaian pembelajaran memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan

penjumlahan dan pengurangan. Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan alat

peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran diantaranya kertas bergaris, bulatan-

bulatan dan lem kertas yang dibuat menyerupai sempoa. Pada kegiatan awal guru

melakukan tanya jawab untuk mengingatkan pembelajaran yang lalu tentang nilai tempat,

memberikan motivasi kepada siswa tentang indikator yang akan dicapai dan kegiatan yang

akan dilakukan.

Pada kegiatan inti guru memberikan contoh soal matematika dalam bentuk cerita

yang dikerjakan dalam masing-masing kelompok yang dibimbing oleh tutor dengan

menggunakan alat peraga menyerupai sempoa untuk membantu memahami

permasalahan. Tutor menjelaskan cara pengerjaan dengan menulis yang diketahui ditanya

dan jawab. Setelah selesai siswa berdiskusi kelompok dengan bimbingan tutor untuk

memecahkan tiga soal cerita yang diberikan guru. Guru bersama siswa dan tutor secara

klasikal membahas tiga soal cerita yang telah didiskusikan.

Pada kegiatan akhir guru dan siswa membuat kesimpulan bahwa dalam

melakukan operasi hitung harus menempatkan bilangan pada tempatnya baru dijumlahkan

atau di kurangkan. Siswa mengerjakan soal evaluasi pada buku tugas masing-masing.

3. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 3 siklus I

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan ketiga dilaksanakan pembelajaran pada

kompetensi dasar melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka.. Dengan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

30

indikator pencapaian pembelajaran memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan

penjumlahan dan pengurangan.

Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan alat peraga yang akan

digunakan dalam pembelajaran diantaranya kertas yang digunakan untuk menjumlah atau

mengurangkan. Pada kegiatan awal guru melakukan tanya jawab untuk mengingatkan

pembelajaran yang lalu, serta menyampaikan indikator yang akan dicapai dan kegiatan

yang akan dilakukan.

Pada kegiatan inti guru memberikan soal latihan yang harus dikerjakan dalam

masing-masing kelompok yang dibimbing oleh tutor dengan menggunakan alat peraga

kertas , untuk membantu memahami menyelesaikan soal matematika bentuk cerita.

Setelah selesai siswa berdiskusi kelompok dengan bimbingan tutor untuk memecahkan 2

soal cerita yang diberikan guru. Guru bersama siswa secara klasikal membahas 2 soal

cerita yang telah didiskusikan.

Pada kegiatan akhir guru member kesempatan pada siswa yang ingin bertanya

dan membuat kesimpulan bersama-sama. Siswa mengerjakan soal tugas pada buku tugas

masing-masing. Guru juga menyampaikan kepada siswa tentang kegiatan yang akan

dilakukan pada pertemuan berikutnya yaitu akan diadakan tes / ulangan, serta

memberikan motivasi pada siswa supaya lebih giat belajar di rumah.

c. Observasi

Selama pelaksanaan pembelajaran pertemuan ke-1, ke-2 dan ke-3 pada sikus ke

I, dilakukan pengamatan terhadap guru dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh satu

observer. Bedasarkan indikator pengamatan, observer mengamati proses pembelajaran

kelas III pada mata pelajaran matematika tentang penyelesaian soal matematika bentuk

cerita. Observer mengamati keseluruhan proses pembelajaran meliputi perilaku atau

kegiatan siswa, tindakan guru dan hasil belajar siswa serta memberi penilaian terhadap

proses pembelajaran.

Hasil pengamatan guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

tutor teman sebaya dalam menyelesaikan soal matematika bentuk cerita secara

berkelompok. Pada saat tutor membimbing kelompok, ada beberapa anggota dalam satu

kelompok yang bermain sendiri. Ada juga kelompok dalam melaksanakan kegiatan kurang

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

31

aktif kemungkinan karena kurang merata pada saat pembagian kelompok. Pada

pertemuan terakhir pembelajaran siklus I diadakan tes untuk mengetahui hasil

pembelajaran yang telah dilakukan guru sebagai peneliti. Nilai hasil postes pada siklus 1

dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 4.2 Distrbusi Nilai Hasil Belajar Siklus 1

NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE KETERANGAN

95-100 2 10% Tuntas

90-94 1 5% Tuntas

85-89 1 10% Tuntas

80-84 - - -

75-79 3 15% Tuntas

70-74 2 10% Tuntas

65-69 1 5% Tuntas

60-64 2 5% Tuntas

55-59 1 10% Tuntas

50-54 4 15% Belum Tuntas

45-49 3 15% Belum Tuntas

JUMLAH 20 100%

KETUNTASAN 13 65%

BELUM TUNTAS 7 35%

RATA-RATA 65,50

Berdasarkan data tabel 4.2 dijelaskan bahwa peserta didik yang menjadi subjek

penelitian ada 20 peserta didik, ada 7 peserta didik atau 35% dinyatakan belum tuntas

karena perolehan hasil evaluasi pada akhir siklus I belum mencapai kriteria ketuntusan

minimal(KKM) yang telah ditetapkan, yakni 55. Peserta didik yang berhasil memperoleh

nilai ≥ KKM sebanyak 13 peserta didik atau 65%. Hal ini menunjukkan adanya

peningkatan pencapaian ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus I meningkat

yaitu 40% menjadi 65%. Hal tersebut menunjukkan peningkatan ketuntasan hasil belajar

pada siklus I sebesar 25 %.

Berdasarkan data hasil nilai pra siklus dan nilai tes siklus I, dapat dikemukakan

bahwa nilai rata-rata hasil tes pra siklus ke tes siklus I meningkat yaitu dari 51,75 menjadi

65,50. Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar pada siklus I

sebesar 13,75%. Berdasarkan hasil belajar pra siklus dan tabel 4.2 dapat dibuat diagram

perbandingan dalam grafik 4.2 di bawah ini.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

32

Gambar 4.2 Perbandingan Distribusi Hasil Belajar

Pra Siklus dan Siklus 1

Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3 Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Pra Siklus ke Siklus I

PENINGKATAN HASIL BELAJAR

JUMLAH SISWA PERSENTASE

0( tetap ) 2 10%

1-10 4 20%

11-20 14 70%

Berdasarkan data tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa pada siklus I terdapat 90%

siswa telah meningkat hasil belajarnya. dan terdapat 2 siswa atau 10% yang tidak

meningkat hasil belajarnya.

d. Refleksi

Berdasarkan observasi pada siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan untuk

memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya antara lain dengan cara :

1) Membagi kelompok secara merata sesuai dengan kemampuan siswa serta

membaginya sebelum pembelajaran.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

95

-10

0

90

-94

85

-89

80

-84

75

-79

70

-74

65

-69

60

-64

55

-59

50

-54

45

-49

40

-44

35

-39

30

-34

Jum

lah

sis

wa

Interval nilai

Pra Siklus

Siklus 1

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

33

2) Memberikan pengarahan pada siswa, jika mengalami kesulitan jangan malu-malu

bertanya pada tutor.

3) Untuk mengatasi siswa yang bermain-main sendiri pada saat diskusi dengan cara

memberikan pengarahan dan penjelasan akan pentingnya belajar serta lebih

memperhatikan kegiatan siswa dalam setiap kelompok.

4) Memberikan pengertian pada siswa bahwa saat teman / tutor dari teman sekelasnya

sedang berbicara atau memberi penjelasan harus kita perhatikan dan kita hargai.

5) Dari berbagai kekurangan yang ada pada siklus I maka, untuk itu perlu dilakukan

tindakan perbaikan pada siklus II.

4.2.2. Siklus II

Tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada materi alat ukur dengan standar

kompetensi menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam memecahkan

masalah. Kopetensi dasar yang digunakan yaitu Memilih alat ukur sesuai dengan

fungsinya(meteran, timbangan atau jam).

Berdasarkan refleksi pada siklus I maka pelaksanaan tindakan yang akan

dilaksanakan pada siklus II yaitu masih dilaksanakan pembelajaran dengan tutor teman

sebaya. Selain itu dilaksanakan beberapa perbaikan, perbaikan pembelajaran yang

dilakukan yaitu 1) Membagi kelompok secara merata sesuai dengan kemampuan siswa

serta membaginya sebelum pembelajaran. 2) memberikan pengarahan pada siswa supaya

lebih serius dalam memperhatikan penjelasan dari tutor teman sebaya/ tutor teman

sekelas . 3) guru lebih memperhatikan kegiatan siswa pada tiap-tiap kelompok.

a. Perencanaan Tindakan

Hasil refleksi siklus I menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Pada pembelajaran pertemuan 1 siklus II dilakukan

pembelajaran penyelesaian soal matematika bentuk cerita dengan Materi Alat Ukur.

Pembelajaran yang dilakukan yaitu menggunakan tutor teman sebaya, diskusi kelompok,

dan penugasan, demonstrasi. Alat peraga yang digunakan yaitu gambar macam-macam

alat ukur, pita, timbangan dan jam sebagai alat demonstrasi dalam menyelesaikan

masalah sesuai pada contoh soal yang diberikan.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

34

Pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan 1 siklus II dimulai dengan

memberikan motivasi kepada siswa dengan bernyanyi “layang-layang”. Berdasarkan

nyanyian tersebutsiswa siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang isi lagu yang

diarahkan kepada timbagan atau alat ukur.

Kegiatan ini dimulai dengan siswa mengamati gambar macam-macam alat ukur

yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu alat ukur panjang, alat ukur berat

dan alat ukur waktu. Siswa diingatkan lankah-langkah menyelesaikan lembar kerja siswa

yang dikerjakan bersama-sama dalam masing-masing kelompok yang telah ditentukan

sebelum pembelajaran dengan mengamati gambar macam-macam alat ukur dengan

bimbingan tutor. Siswa berdikusi mengisi lembar kerja siswa bersama kelompok dan

menyelesaikan 3 soal cerita tentang alat ukur yang tepat dalam suatu kejadian dengan

bimbingan tutor sebaya. Setelah selesai diskusi masalah dibahas bersama secara klasikal

dan menyimpulkan pembelajaran.

Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam

belajar. Melakukan evaluasi dengan memberikan soal untuk dikerjakan di buku masing-

masing.

Pembelajaran pertemuan kedua pada siklus II yaitu materi pengunaan alat ukur

panjang, berat dan waktu. Pembelajaran dimulai dengan mengingat macam-macam alat

ukur yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan inti dimulai dengan mengingatkan langkah-lankah yang harus dikerjakan

dalam disksi kelompok. Siswa masuk dalam kelompok masing-masing yang sudah dibagi

secara merata. Siswa mengerjakan soal cerita dalam kelompok dengan menggunakan alat

peraga pita untuk menggunakan alat ukur panjang dengan bimbingan tutor. Siswa

mengerjakan saol cerita yang berkaitan dengan alat ukur berat dengan menggunakan alat

peraga timbangan badan. Siswa melanjutkan mengerjakan soal yang berkaitan dengan

alat ukur waktu untuk mengukur lamanya kegiatan dengan alat peraga jam dinding.

Setelah selesai diskusi masalah dibahas bersama secara klasikal dengan dibimbing guru

dan mengambil kesimpulan.

Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan bertanya, memberikan

motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar, memberikan penjelasan bahwa

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

35

pertemuan berikutnya akan diadakan tes, dan memberikan soal tugas untuk dikerjakan di

buku masing- masing.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada bulan Nopember 2010.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I Peneliti melakukan tindakan awal sebelum

pelaksanaan pembelajaran. Tindakan tersebut yaitu membagi kelompok diskusi dan

mempersiapkan tutor teman sebaya yang dilaksanakan dua hari sebelum pelaksanaan

pembelajaran. Tutor yang disiapkan berjumlah 4 siswa, menyesuaikan dengan jumlah

kelompok diskusi yang akan dilaksanakan siswa kelas III yaitu 4 kelompok diskusi.

Kegiatan yang dilakukan dalam mempersiapkan tutor yaitu dengan membagikan soal yang

akan didiskusikan siswa kelas III kepada tutor untuk dikerjakan kemudian dibahas

bersama, setelah selesai tutor diberi penjelasan tentang aturan dan cara dalam

membimbing teman sekelasnya.

1) Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 siklus II

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran pada kompetensi dasar

memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran, timbangan dan jam). Dengan

indikator pencapaian pembelajaran menyebutkan jenis alat ukur sederhana.

Sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu guru

menyiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam pembelajaran. Setelah selesai

dipersiapkan guru memulai pembelajaran. Kegiatan awal dimulai dengan bernyanyi yang

berjudul layang-layang. Siswa ditanya hal yang ada dalam kalimat nyanyian seperti ku

potong sama panjang, ku timbang dengan benang. Siswa diarahkan kepada indikator yang

akan dicapai yaitu menyebutkan jenis alat ukur sederhana. Guru menunjukkan gambar

macam-macam alat ukur dan siswa mangamatinya. Guru memberikan penjelasan tentang

kegiatan yang akan dilakukan, serta memberikan penjelasan bahwa kegiatan

pembelajaran akan dibimbing teman sekelasnya sebagai tutor teman sebaya yang telah

dipilih dan diberi pembekalan oleh guru dua hari sebelumnya.

Kegiatan inti dimulai dengan memberikan penjelasan tentang langkah-langkah

menyelesaikan soal cerita, kemudian guru memberikan satu contoh mengisi table dari

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

36

memasukkan nama alat ukur, alat ukur apa dan kegunaanya kemudian mengerjakan soal

cerita yang dikerjakan secara kelompok yang telah dibagi sebelum pelaksanaan

pembelajaran, dan tiap kelompok secara bersama-sama menyelesaikan contoh soal

dengan mengamati gambar. Setelah selesai mengerjakan satu contoh soal bersama tutor,

dilanjutkan berdiskusi kelompok untuk menyelesaikan tiga soal cerita yang akan dibimbing

oleh tutor teman sebaya. Kemudian setelah selesai guru menunjuk perwakilan kelompok

untuk membacakan hasil diskusinya di papan tulis kemudian dibahas bersama guru. Siswa

membuat kesimpulan pembelajaran dengan bimbingan guru.

Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat

dalam belajar, kemudian guru memberikan soal tugas untuk dikerjakan secara mandiri.

2) Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 2 siklus II

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pembelajaran pada

kompetensi dasar memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran, timbangan dan

jam). Dengan indikator pencapaian pembelajaran memilih alat ukur sesuai dengan benda

yang diukur.

Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan alat peraga yang akan

digunakan dalam pembelajaran diantaranya pita, timbangan badan dan jam dinding. Pada

kegiatan awal guru bersama siswa melakukan tanya jawab untuk mengingatkan

pembelajaran yang lalu, tentang macam-macam dan kegunaan alat ukur, serta

menyampaikan indikator yang akan dicapai dan kegiatan yang akan dilakukan.

Pada kegiatan inti siswa masuk dalam kelompok bersama dengan tutor, guru

memberikan penjelasan bahwa pengisian lembar kerja dengan menggunakan alat ukur.

Siswa mengerjakan lembar kerja siswa dalam bentu soal cerita dengan menggunakan alat

peraga yang dibimbing oleh tutor masing-masing kelompok. Siswa mengerjakan dalam

masing-masing kelompok yang telah dibagi sebelum pelaksanaan pembelajaran

pertemuan kedua yang dibimbing oleh tutor teman sebaya dengan menggunakan alat

peraga pita, timbangan badan dan jam dinding. Setelah selesai kemudian siswa berdiskusi

kelompok dengan bimbingan tutor untuk memecahkan tiga soal cerita tentang pengukuran

dengan alat ukur yang diberikan guru. Kemudian setelah selesai siswa dan tutor

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

37

membahas hasil pekerjaanya bersama guru. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan

pembelajaran.

Pada kegiatan akhir guru memberikan soal tugas kepada siswa. Guru juga

menyampaikan kepada siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan

berikutnya yaitu akan diadakan tes / ulangan, serta memberikan motivasi pada siswa

supaya lebih giat belajar dirumah.

c. Observasi

Selama pelaksanaan pembelajaran pertemuan ke-1 dan ke-2 pada siklus II, juga

dilakukan pengamatan terhadap guru dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh satu orang

observer. Berdasarkan indikator pengamatan tersebut, observer mengamati proses

pembelajaran di kelas III pada pelajaran matematika. Observer mengamati keseluruhan

proses pembelajaran meliputi perilaku kegiatan siswa, tindakan kegiatan guru dan hasil

belajar siswa serta memberi penilaian terhadap proses pembelajaran.

Hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan

pembelajaran dengan pendekatan tutor teman sebaya untuk menyelesaikan soal

matematika secara berkelompok dengan baik. Pada saat kegiatan siswa sudah mengikuti

dan memperhatikan penjelasan tutor dengan baik. Siswa yang mengalami kesulitan sudah

aktif bertanya kepada tutor dikelompoknya. Kelompok sebelum pelaksanaan pembelajaran

dibagi secara merata sehingga semua kelompok dapat berdiskusi dengan aktif dan lancar.

Pada pertemuan terakhir siklus II diadakan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Nilai

tes pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

38

Tabel 4.4 Distribusi Nilai Hasil Belajar Siklus II

NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE KETERANGAN

95-100 5 25% Tuntas

90-94 3 15% Tuntas

85-89 2 10% Tuntas

80-84 3 15% Tuntas

75-79 3 15% Tuntas

70-74 1 5% Tuntas

65-69 1 5% Tuntas

60-64 - - -

55-59 1 5% Tuntas

50-54 1 5% Belum Tuntas

JUMLAH 20 100%

KETUNTASAN 19 95%

BELUM TUNTAS 1 5%

RATA-RATA 82,25

Berdasarkan data tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa siswa yang menjadi subjek

penelitian ada 20 siswa. Peserta didik yang berhasil memperoleh nilai ≥ KKM sebanyak 19

siswa atau 95%. Peserta didik yang belum mencapai KKM adalah 1 siswa atau 5%.

Berdasarkan data hasil nilai siklus I dan nilai siklus II, dapat dikemukakan bahwa nilai

rata-rata dari hasil tes siklus I ke tes siklus II meningkat yaitu dari 65,50 menjadi 82,25. Hal

ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 16,75%.

Sedangkan tingkat ketuntasan meningkat dari ketuntasan siklus I 65% dan ketuntasan

siklus II menjadi 95%. Hal tersebut menunjuukkan bahwa ketuntasan belajar dari siklus I

ke siklus II meningkat sebesar 30%.

Perbandingan distribusi hasil belajar siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat dalam grafik

4.3 di bawah ini.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

39

Gambar 4.3 Perbandingan Distribusi Hasil Belajar

Siklus I dan Siklus II

Kenaikan Hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 di

bawah ini.

Tabel 4.5 Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Siklus I ke Siklus II

PENINGKATAN HASIL BELAJAR

JUMLAH SISWA PERSENTASE

0( tetap ) 1 5%

1-10 5 25%

11-20 8 40%

20-30 6 30%

Berdasarkan data tabel 5 dapat dijelaskan bahwa dari siklus I ke siklus II terdapat

95% siswa yang telah meningkat hasil belajarnya. dan terdapat 1 siswa atau 5% yang

tidak meningkat hasil belajarnya dari siklus I ke siklus II.

0

1

2

3

4

5

95

-10

0

90

-94

85

-89

80

-84

75

-79

70

-74

65

-69

60

-64

55

-59

50

-54

40

-44

35

-39

30

-34

Jum

lah

sis

wa

Interval nilai

Siklus 1

Siklus 2

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

40

d. Refleksi

Setelah guru melakukan proses pembelajaran, maka yang menjadi refleksi pada

siklus ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa. Pembelajaran menjadi lebih optimal

dengan pemberian motivasi dan perhatian yang lebih dari guru pada setiap kelompok,

sehingga pembelajaran dengan bimbingan tutor teman sebaya dalam masing-masing

kelompok dapat berjalan dengan baik. Pembagian kelompok yang merata serta pemberian

pengarahan dan kesempatan bagi siswa yang mengalami kesulitan supaya bertanya

kepada tutor yang bertugas dikelompoknya juga sangat mempengaruhi peningkatan hasil

belajar siswa. Kegiatan pembelajaran pada siklus II berjalan lancar, hasil pembelajaran

telah mengalami peningkatan cukup besar walaupun masih ada satu siswa yang

belumtuntas. Hasil pembelajaran dari siklus II yang telah mencapai tingkat ketuntasan 95

%.

Hasil Analisis Data

Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang hasil

belajar siswa kelas III dengan bimbingan tutor teman sebaya. Lebih jelasnya paparan hasil

dari setiap siklus dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Distribusi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

RATA-RATA TUNTAS BELUM TUNTAS

PRA SIKLUS 51,75 8

(40%) 12

(60%)

SIKLUS I 65,75 13

(65%) 7

(35%)

SIKLUS II 82,25 19

(95%) 1

(5%)

Dari tabel perbandingan hasil belajar tiap siklus, dapat dijelaskan bahwa pada

kondisi awal rata-rata hasil belajar siswa kelas III pada materi penyelesaian soal

matematika bentuk cerita yaitu 51,75 dan terdapat 12 siswa atau 60% yang belum tuntas

dalam belajarnya, sedangkan 8 siswa atau 40 % telah tuntas dalam belajarnya.

Hasil belajar siswa pada Siklus I menunjukkan peningkatan yang sangat besar.

Rata-rata hasil belajar siswa kelas III pada materi penyelesaian soal matematika bentuk

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

41

cerita yaitu 65,50 dan terdapat 7 siswa atau 35 % yang belum tuntas dan 13 siswa atau 65

% yang telah tuntas.

Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah siklus II sangat memuaskan yaitu rata-

rata hasil belajar siswa mencapai 82,25 dan 19 siswa atau 95% yang telah tuntas.

Sementara itu hanya 1 atau 5% siswa belum tuntas. Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat

ketuntsan belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan, lebih jelasnya

dapat dilihat pada grafik 4.2 di bawah ini.

Grafik 4.4 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar siswa dari tiap siklus. Peningkatan hasil belajar tersebut ditunjukkan dengan

peningkatan pencapaian ketuntasan kriteria minimal dan peningkatan rata-rata nilai hasil

evaluasi, di mana pencapaian ketuntasan pada kondisi awal adalah 40% dengan rata-rata

nilai 51,75. Dilanjutkan dengan pencapaian ketuntasan pada siklus I adalah 65% dengan

rata-rata nilai 65,50. Selanjutnya pencapaian ketuntasan pada siklus II meningkat menjadi

95 dengan rata-rata nilai 82,25.

Dari data di atas berarti ketuntasan siswa dari pra siklus ke siklus II meningkat

sebesar 55%. Dan rata-rata hasil belajar siswa dari pra siklus ke siklus II meningkat

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Jum

lah

Sis

wa

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

42

sebesar 30,50%. Peningkatan hasil belajar dari pra siklus ke siklus II dapat dilihat pada

tabel 4.7

Tabel 4.7 Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Pra Siklus ke Siklus II

PENINGKATAN HASIL BELAJAR

JUMLAH SISWA PERSENTASE

0( tetap ) - -

1-10 - -

11-20 3 15%

21-30 10 50%

31-40 5 25%

41-50 2 10%

Berdasarkan data tabel 7 dapat dijelaskan bahwa peningkatan hasil

belajar siswa dari pra siklus ke Siklus II yaitu 100% siswa telah meningkat hasil belajarnya.

Dari data di atas berarti penggunaan tutor teman sebaya dapat meningkatkan hasil belajar

penyelesaian soal matematika bentuk cerita siswa kelas III.

4.3. Pembahasan

Berdasarkan paparan hasil analisis data di atas, maka dapat diketahui adanya

peningkatan hasil belajar siswa kelas III setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan

bantuan tutor teman sebaya. Hasil belajar pra siklus menunjukkan terdapat 8 siswa atau

40% siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal dan rata-rata hasil belajar

siswa yaitu 51,75, kemudian setelah dilakukan tindakan pada siklus I hasil belajar siswa

mengalami peningkatan yang sangat besar. Berdasarkan hasil tes pada siklus I terdapat

13 siswa atau 65% yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal dan rata-rata hasil

belajar siswa yaitu 65,75. Untuk mencapai target 100% siswa tuntas maka dilakukan

tindakan pada siklus II. Setelah dilakukan siklus II siswa yang mencapai kriteria ketuntasan

minimal meningkat menjadi 19 siswa atau 95% dan rata-rata hasil belajar siswa meningkat

hingga 82,25.

Peningkatan hasil belajar pada siklus I mencapai 90% dan peningkatan hasil

belajar dari pra siklus ke siklus II mencapai 100%. Dengan demikian hipotesis tindakan:

tutor teman sebaya dalam pembelajaran di kelas dapat meningkatkan hasil belajar

J

u

m

la

h

si

s

w

a

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

43

matematika tentang penyelesaian soal matematika bentuk cerita pada siswa kelas III SD

Negeri 2 Bandungsari telah terbukti dalam penelitian yang telah dilakukan yaitu pada akhir

siklus hasil belajar siswa meningkat hingga 100%. Rata-rata hasil belajar siswa meningkat

sebesar 30,5 ketuntasan hasil belajar siswa meningkat sebesar 55% . Hal ini disebabkan

karena menurut Susilowati (2009:3-27) Tutor adalah orang yang dipilih dari murid atau

orang lain yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu murid lain dalam belajar.

Apabila tutor dipilih dari murid, tentu saja murid yang lebih pandai dari murid lain,

meskipun begitu bukan berarti harus murid yang paling pandai.

Selain hal tersebut di atas dalam pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini

dipilih siswa yang mempunyai kemampuan lebih pandai(cerdas) dari pada siswa yang lain

untuk membantu dan membimbing teman sekelasnya dalam belajar menyelesaikan soal

matematika bentuk cerita. Tutor yang dipilih juga mempunyai kemampuan untuk

membimbing dan menjelaskan pelajaran kepada teman-temanya. Siswa belajar bersama

tutor yang seumur/sebaya, siswa tidak merasa enggan untuk bertanya pada saat

mengalami kesulitan dalam belajar. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan

Arikunto (1986:62) bahwa dalam memilih tutor perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Tutor dapat diterima (disetujui) oleh siswa sehingga siswa tidak mempunyai rasa

takut atau enggan untuk bertanya kepadanya.

2. Tutor dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang

menerima program perbaikan.

3. Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.

4. Tutor mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu

dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya.