bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1...

27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Kondisi Awal Pelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum memanfaatkan kerja kelompok dengan teman sebangku dan alat batu benda konkret. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih rendah, siswa cenderung pasif dan lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru. Saat guru menjelaskan materi pelajaran, banyak siswa yang kurang memperhatikan.Keaktifan atau motifasi belajar siswa yang rendah berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar, sehingga indikator keberhasilan belum tercapai sesuai dengan KKM yaitu (60). Hasil tes kondisi awal dapat dilihat pada lembar lampiran 5. Dari hasil tes kondisi awal dapat diketahui jumlah siswa yang tuntas dan yang tidak tuntas, nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata kelas. Berikut kategori ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran Matematika pada kondisi awal: Tabel 4.1 Deskripsi Kategori Ketuntasan Belajar MATEMATIKA Kondisi Awal Kategori Frekuensi Prosentase Tuntas 10 37,04% Tidak Tuntas 17 62,96% Total 27 100% Tabel 4.1 dapat dilihat jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas dari siswa yang berjumlah 27.Jumlah siswa yang tuntas adalah 10 anak dengan persentase 37,04%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah 17 anak dengan persentase 62,96%. Deskripsi kondisi awal, dapat diketahui bahwa separuh lebih dari jumlah siswa tidak tuntas. Untuk memperjelas Tabel 4.1 dapat dilihat pada diagram lingkaran 4.1 19

Upload: doandan

Post on 30-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

4.1.1. Kondisi Awal

Pelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal belum memanfaatkan kerja kelompok

dengan teman sebangku dan alat batu benda konkret. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran

masih rendah, siswa cenderung pasif dan lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru.

Saat guru menjelaskan materi pelajaran, banyak siswa yang kurang memperhatikan.Keaktifan

atau motifasi belajar siswa yang rendah berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar,

sehingga indikator keberhasilan belum tercapai sesuai dengan KKM yaitu (60).

Hasil tes kondisi awal dapat dilihat pada lembar lampiran 5. Dari hasil tes kondisi awal

dapat diketahui jumlah siswa yang tuntas dan yang tidak tuntas, nilai minimum, nilai

maksimum, dan nilai rata-rata kelas. Berikut kategori ketuntasan belajar siswa pada mata

pelajaran Matematika pada kondisi awal:

Tabel 4.1 Deskripsi Kategori Ketuntasan Belajar MATEMATIKA Kondisi Awal

Kategori Frekuensi Prosentase

Tuntas 10 37,04%

Tidak Tuntas 17 62,96%

Total 27 100%

Tabel 4.1 dapat dilihat jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas dari siswa yang

berjumlah 27.Jumlah siswa yang tuntas adalah 10 anak dengan persentase 37,04%.

Sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah 17 anak dengan persentase 62,96%.

Deskripsi kondisi awal, dapat diketahui bahwa separuh lebih dari jumlah siswa tidak

tuntas. Untuk memperjelas Tabel 4.1 dapat dilihat pada diagram lingkaran 4.1

19

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

20

Gambar 4. 1 Diagram Ketuntasan Belajar Matematika Kondisi Awal

Selain dapat melihat jumlah dan persentase siswa yang mencapai tuntas sesuai

dengan indikator kinerja yang diharapkan, yaitu 80% siswa memperoleh nilai ≥ 60.

Tabel 4. 2 Nilai maksimum, nilai minimum, dan mean atau rata-rata nilai hasil belajar Matematika

Kondisi Awal

No Data Ket

1 Nilai Minimum 30

2 Nilai Maksimum 70

3 Mean (rata-rata nilai) 50,35

Tabel 4.2 diketahui nilai minimumnya adalah 30, dan maksimumnya adalah 70.

Sedangkan mean atau rata-rata nilai yang diperoleh pada kondisi awal adalah 50,35.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka peneliti ingin

meningkatkan lagi hasil belajar siswa kelas VI SD N 3 Depok Kecamatan Toroh Grobogan.

Peningkatan tersebut dapat diwujutkan dengan melakukan tindakan siklus I dengan

memanfaatkan kelompok kecil dan penggunaan alat bantu benda konkret.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

21

4.1.2 Siklus 1

1. Rencana Tindakan

Proses pembelajaran difokuskan pada permasalahan yang ada pada pembelajaran

sebelumnya yuaitu sebelum penerapan metodepembelajaran kooperatif tipe TPS.Pada saat

ini peneliti menyusun strategi pembelajaran yang sesuai dan menggunakan alat bantu benda

konkret agar hasil belajar siswa dapat meningkat.Siklus 1 dilaksanakan dalam 2

pertemuan.Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Selasa, 15 November 2011 pukul 07.00

sampai pukul 08.45.

. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari

rencana pembelajaran, LKS, soal tes Formatif, lembar observasi pengelolaan pembelajaran

guru , lembar observasi motivasi belajar siswa , lembar angket motivasi belajar siswa dan

alat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan 1 di

antaranya: 1. Memotivasi siswa, Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan cara

belajar metode TPS, Apersepsi,Kegiatan inti: Menyampaikan materi menghitung volume

bangun ruang,Memberikan pretes, Mengorganisasikan siswa ke dalam belajar kelompok

dengan teman sebangkunya,Membimbing siswa dalam belajar kelompok, Presentasi hasil

kerja kelompok, Membahas hasilkerja kelompok,tes formatif dan menyimpulkan hasil

pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan 1

Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan memberikan motivasi dengan

mengajak siswa „‟menyebutkan bangun ruang yang diketahui ” dan apersepsi melalui tanya

jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan bangun ruang, serta penjelasan indikator

dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan. Untuk mempermudah pemahaman siswa pada saat kegiatan inti guru

menyampaikan materi pelajaran dengan memanfaatkan benda konkret berupa balok dan

kubus.Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Setelah kegiatan diskusi

selesai, dilanjutkan dengan pembahasan hasil diskusi dan guru menyempurnakan hasil

diskusi dan siswa mencatanya. Kegiatan akhir guru dan juga sebagi peneliti memberi

pemantapan dengan memberikan pertanyaan secara lisan.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

22

Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I berlangsung, peneliti meminta bantuan

Observer untuk mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan

cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi

item untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan motivasi siswa

dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang

menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

Kekurangan-kekurangan pada pertemuan ini adalah sebagian besar siswa pada aspek

mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan, membantu teman yang kesulitan

,menjawab pertanyaan dengan benar masih belum dilakukan. Sedangkan kekurangan guru

dalam pengelolaan pembelajaran antara lain pada saat kegiatan pembelajaran guru kurang

jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, pengaturan waktu masih perlu diperbaiki,

guru kurang optimal dalam membimbing siswa pada saat diskusi kelompok, saat menyusun

kesimpulan telah melibatkan siswa. Adapun kekurangan-kekurangan dalam pertemuan I

akan diperbaiki pada pertemuan II.

Pertemuan ke 2

Perencanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut dan perbaikan

serta penyempurnaan proses pembelajaran pada pertemuan I, pada pertemuan II ini

dilaksanakan pada hari Kamis, 17 November 2011 dengan pencapaian indikator “Menghitung

banyak rusuk,sisi dan menghitung volume bangun ruang kerucut dan limas segiempat”

selama 3 jam pelajaran. 2 jam pelajaran penyampaian materi dan 1 jam pelajaran berikutnya

evaluasi dan analisis. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini dimulai dengan

memberikan motivasi dan apersepsi melalui tanya jawab tentang materi pada pertemuan

pertama kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi yang sudah disiapkan. Kegiatan

pembelajaran dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dari

materi pertemuan I sampai pertemuan II, dan pemberian angket untuk mengetahui respon

siswa terhadap pembelajaran yang memanfaatkan teman sebangku sebagai kelompok kecil

dan pemanfaatan alat bantu benda konkret.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

23

3. Pelaksanaan Tindakan

Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan II berlangsung, peneliti meminta bantuan

Observer untuk mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan

cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi

item untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan motivasi siswa

dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang

menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

Refleksi Pertemuan 2

Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan II ini sudah berjalan dengan baik. Sebagian

besar siswa sudah aktif dalam pembelajaran,yaitu sudah memanfaatkan teman sebangku

sebagai teman belajar dan menggunakan alat bantu benda konkret sebagai alat belajar.Hal ini

dapat dibuktikan saat guru memberi pertanyaan, sebagian besar siswa sudah menjawab dan

ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab, sebagian besar siswa sudah berani

menjawab, walaupun masih ada siswa yang malu dan takut dalam menjawab, guru

memberikan pengertian kepada siswa bahwa tak ada jawaban yang salah tapi yang ada

hanya jawaban yang kurang tepat, aktif bekerja sama dengan anggota kelompok dan aktif

dalam berdiskusi.

Saat guru menjelaskan tentang materi siswa juga sudah memperhatikan dengan tekun

karena pada awal pembelajaran guru meminta kepada seluruh siswa untuk memperhatikan

penjelasan guru dengan serius, hal ini terbukti dapat memfokuskan siswa kepada penjelasan

guru. Dalam kerjasama kelompok siswa sudah kompak, aktif memberikan pendapatnya. Di

dalam diskusi kelompok siswa juga sudah mulai aktif dalam memberi pendapat, sanggahan

atau pertanyaan. Tetapi masih ada juga siswa yang pasif dalam bertanya, kerjasama

kelompok maupun dalam diskusi. Untuk mengatasinya guru memberi dorongan dengan

memberi kesempatan kepada setiap anggota kelompok untuk menjawab. Kegiatan

pembelajaran pertemuan ke II ini dari keseluruhan aspek siswa sudah termotivasi belajar,

keaktifan atau motivasi belajar siswa sudah ada peningkatan di bandingkan dengan

pertemuan I.

Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan II berlangsung, peneliti diamati oleh 1

Observer untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Dari

hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

24

pembelajaran berlangsung. Kekurangan guru dan juga sebagai peneliti dalam pembelajaran

antara lain pengaturan waktu masih perlu diperbaiki. Sedangkan kelebihan guru pada saat

mengajar adalah guru sudah lebih optimal dalam membimbing siswa pada saat diskusi

kelompok dan selama pengamatan, persiapan guru sebelum mengajar telah optimal, adanya

ketegasan guru saat menegur siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, saat

menyusun kesimpulan telah melibatkan siswa, dan kegiatan pembelajaran sudah terprogram

dengan baik, sebagian besar siswa aktif dan antusias dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran yang memanfaatkan kelompok kecil dan alat bantu benda konkret ini akan

dilanjutkan ke siklus II sebagai pemantapan keberhasilan siklus I.

Setelah kegiatan pembelajaran berakhir peneliti memberi angket pada semua siswa

yang bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran. Hasil

temuan angket pada siklus I sebagian besar siswa menjawab tertarik, senang dengan

pembelajaran yang memanfaatkan teman sebangku sebagai kelompok belajar dan

penggunaan alat bantu benda konkret.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

yang memanfaatkan kelompok kecil dan alat bantu benda konkret berjalan lancar sesuai

yang direncanakan. Siswa merasa senang dan antusias sehingga termotivasi untuk mengikuti

setiap langkah pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari semangat dan perhatiannya terhadap

alat dan media pembelajaran yang berupa gambar dan model tiruan benda sesungguhnya.

Keaktifan siswa pada siklus I meningkat dari pasif menjadi aktif dan dapat dikatakan motivasi

belajar siswa tinggi. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ada kelebihan dan ada kekurangan.

Kekurangan – kekurangan pada siklus I antara lain: masih ada siswa yang belum berani

bertanya. Kekurangan ini akan diperbaiki siklus II

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

25

4. Hasil tindakan

1. Data hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran

Data Pengelolaan pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 4.3 Deskrisi Nilai Minimum,Maksimum dan Rata-rata Pengukuran

Pengelolaan Pembelajaran Siklus I

Jumlah item Skor minimum Skor maksimum

Rata-rata

Pengelolaan Pembelajaran

16 25 100 62,5

Tabel 4.3 diketahui skor maksimal pengelolaan pembelajaran adalah 100

sedangkan skor minimal sebesar 25 dan skor rata-rata adalah 62,5. Untuk menentukan tinggi

rendahnya tingkat pengelolaan pembelajaran digunakan 5 kategori, yakni, kategori sangat

kurang , kategori kurang , kategori cukup baik , kategori baik, dan kategori sangat baik.

Jumlah item yang digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan pembelajaran adalah 10

item. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari rentang adalah sebagai berikut:

maksimalskor

perolehanskorNilai

.

. x 100%

Dengan demikian, tinggi rendahnya hasil pengukuran dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel:4.4 Kategori Hasil Pengukuran

Rentang nilai Kategori

90 – 100 Sangat Baik

75 - 89 Baik

60 - 74 Cukup baik

50 - 59 Kurang

0 - 49 Sangat kurang

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

26

Tabel 4.5 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I

Berdasarkan data tabel 4.5 kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan kelompok

kecil dan alat peraga benda konkret rata-rata keseluruhan kegiatan telah mencapai indikator

keberhasilan yaitu 78%. Namun dalam kegiatan pendahuluan, inti dan penutup perlu

disempurnakan karena masih ada kekurangan dan beberapa kegiatan penting yang telah

direncanakan terlewatkan.

Tabel 4.6 Deskrisi Nilai Minimum,Maksimum, Rata-rata Pengukuran keaktifan Siswa dalam Pembelajarn

Uraian Jumlah siswa Skor minimum Skor maksimum Rata-rata

Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

27

0

100

50

Tabel 4.6 diketahui skor maksimal sebesar 100 dan skor minimal 25 dengan rata-rata

50. Hasil pengukuran tersebut kemudian dikelompokkan menjadi lima golongan yakni sangat

tinggi, tinggi, sedang, rendah , dan sangat rendah. Sebagai pengelompokan digunakan rumus

sebagai berikut:

maksimalskor

perolehanskorNilai

.

. x 100%

No Kegiatan Indikator

Keberhasilan Hasil (%)

Ketercapaian Indikator

1 Kegiatan Awal 75 % 75% Belum

2 Inti 75 % 80 % Tercapai

3 Penutup 75 % 79 % Tercapai

Rata-rata 75 % 78% Tercapai

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

27

Dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa ,yakni sejumlah 66,66% menunjukkan

tingkat motivasi belajar yang tinggi skor 75 – 89 dicapai 18 siswa, 14,81% menunjukkan

motivasi belajar yang sangat tinggi dengan skor 90 – 100 dicapai 4 siswa, 14,81% cukup

sedang dengan skor 60 – 74 dicapai oleh 4 siswa, sementara 3,72% siswa yang menunjukkan

tingkat motivasi belajar yang rendah dengan skor 50 – 59 dicapai 1 siswa, dan siswa yang

menunjukkan motivasi belajar yang sangat rendah 0% dengan skor 0 – 49% tidak dicapai

siswa atau 0. Maka dikatakan bahwa sebagian besar tingkat motivasi belajar siswa kelas 6

SDNegeri 3 Depok Toroh Grobogan berada pada tingkat tinggi.

Untuk memperoleh data respon siswa terhadap pembelajaran yang memanfaatkan

kelompok kecil dan alat bantu benda konkret peneliti memberikan sebuah angket. Adapun

angket berisi tentang pernyataan-pernyataan yang harus dijawab siswa sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya, yang meliputi 10 aspek perilaku siswa. Adapun pernyataan –

pernyataan yang diberikan adalah : (1) Pelajaran menjadi menarik setelah guru membentuk

kelompok kecil dan menggunakan alat bantu benda konkret, sehingga saya merasa senang

dalam mengikuti pembelajaran, (2) Ketika materi pelajaran disampaikan saya memperhatikan

dengan sungguh-sungguh atau serius,(3) Saya bertanya pada guru atau teman jika

mengalami kesulitan, (4) Setiap tugas yang diberikan guru saya kerjakan dengan sungguh-

sungguh,(5) Bila ada teman/kelompok belajar yang mengalami kesulitan saya bantu,(6)Saya

terlibat/ikut dalam menyimpulkan materi dan membuat rangkuman,(7) Ada ulangan maupun

tidak saya tetap belajar setiap hari, (8) Dengan belajar sungguh- sungguh yakin saya

mendapat nilai bagus, (9) Saya merasa puas jika mendapat nilai bagus, (10) Karena

ketekunan belajar saya, nilai menjadi meningkat. Dan hasil dari pengukuran dikelompokkan

menurut kategori yang telah ditentukan.

Pengamatan pembelajaran diketahui skor maksimal angket motivasi belajar adalah

100 sedangkan skor minimal sebesar 0. Untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat motivasi

belajar siswa digunakan 5 kategori, yakni, sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat

tinggi. Jumlah item yang digunakan untuk mengukur angket motivasi belajar adalah 10 item.

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari rentang adalah sebagai berikut:

maksimalskor

perolehanskorNilai

.

. x 100%

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

28

Keberhasilan belajar dapat dilihat bahwa sebagian besar responden, yakni sejumlah

70,38% memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi , 14,81% responden memiliki tingkat

motivasi belajar sangat tinggi, 14,81% memiliki tingkat motivasi belajar yang sedang,

sementara responden yang memiliki tingkat motivasi rendah, dan sangat rendah adalah 0%.

Maka, dapat dikatakan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat motivasi belajar yang

tinggi.

2. Data hasil Tes Formatif

Tabel 4.7 Deskripsi Kategori Ketuntasan Belajar Matematika Siklus 1

Kategori Frekuensi Prosentase

Tuntas 17 62,96%

Tidak Tuntas 10 37,04%

Total 27 100%

Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas pada siklus ini adalah 17 siswa

dengan persentase 62,96% dan siswa yang belum tuntas pada siklus ini sebanyak 10 siswa

dengan persentase 37,04%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara

klasikal siswa belum tuntas, belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 hanya sebesar

62,96% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 80%. Hal ini

disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum terbiasa atau mengerti apa yang

dimaksudkan dengan kerja kelompok kecil dengan teman sebangku. Untuk lebih jelasnya

dapat melihat diagram 4.4

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

29

Gambar 4.2

Diagram Hasil Belajar Matematika Siklus I

Selain kategori ketuntasan siswa, juga dapat disajikan data untuk nilai minimum,

maksimum, mean atau nilai rata-rata. Berikut merupakan data nilai minimum, maksimum,

mean atau rata-rata nilai:

Tabel 4.8 Nilai maksimum, nilai minimum, dan mean atau rata-rata nilai hasil belajar Matematika

Siklus 1

No Data Ket

1 Nilai Minimum 40

2 Nilai Maksimum 80

3 Mean (rata-rata nilai) 60

Tabel 4.11 diketahui nilai minimumnya adalah 40, dan maksimumnya adalah 80.

Sedangkan mean atau rata-rata nilai yang diperoleh pada siklus 1 adalah 60. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa pada siklus pertama ini nilai maksimum, minimum, dan rata-rata juga

mengalami peningkatan.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan siklus I diperoleh hasil refleksi sebagai

berikut:

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

30

Tabel 4.9 Hasil refleksi siklus I

No Uraian Kondisi

awal Siklus I Refleksi

1

Memanfaatkan teman sbg sumber belajar dan alat bantu benda konkrets

- Baik

(78%)

Kondisi awal belum teramati. Siklus I telah mencapai indikator keberhasilan.

2

Prosentase motivasi siswa dalam pembelajaran

Rendah Tinggi (67,85%)

Kondisi awal masih rendah. siklus I belum mencapai prosentase indikator keberhasilan,ada peningkatan dari tingkat rendah menjadi tingkat Tinggi.

3

Prosentase angket motivasi belajar

Rendah Tinggi (71,42%)

Kondisi awal motivasi belajar rendah, siklus I belum mencapai prosentase indikator keberhasilan. Ada peningkatan dari tingkat rendah menjadi tinggi.

4 Prosentase ketuntasan

35,71 % 60,71% Kondisi awal dan siklus I belum mencapai indikator keberhasilan. Peningkatan sebesar 25%.

5 Kekurangan Siswa kurang berani mengajukan Pertanyaan

6 Revisi Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa untuk bertanya.

Berdasarkan tabel 4.12 diatas kekurangan-keklurangan yang ada pada siklus I akan

diperbaikipada siklus berikutnya.

4.1.3 Siklus 2

1. Rencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari

rencana pembelajaran 2, LKS , sal tes Formatif, lembar observasi kinerja guru , lembar

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

31

observasi motivasi belajar siswa , lembar angket motivasi belajar siswa dan alat-alat

pembelajaran yang mendukun yaitu benda konkret berupa kerucut,limas segi empat, prisma

segitiga dan tabung lingkaran. Pada siklus 2 ini di pertemuan 1 dan pertemuan 2 kegiatan

belajar siswa sama denga pada siklus 1 yaitu berkelompok denga pasangan teman sebangku.

Pertemuan I

Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari selasa,22 November 2011.

Indikator pada pertemuan pertama ini adalah ”Menghitung banyak rusuk,sisi dan volume

bangun ruang prisma segitiga ”. yang terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan

awal, kegiatan inti, kegiatan akhir.

Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan memberikan motivasi dengan

mengajak siswa tanya jawab ” Apa nama bangun ruang yang alasnya berbentuk segitiga‟?

dan apersepsi ”Bangun ruang balok apabila dibelah menjadi dua dengan garis belah diagonal

akan menjadi bangun apa”? serta penjelasan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan lembar kerja

kelompok dan alat bantu benda konkret siswa secara kelompok sebangku mengerjakan

lembar kerja sesuai petunjuki. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok.

Setelah kegiatan diskusi selesai, dilanjutkan dengan pembahasan hasil diskusi dan guru

menyempurnakan hasil diskusi dan siswa mencatanya. Kegiatan akhir peneliti dan juga

sebagi guru memberi pemantapan dengan memberikan pertanyaan secara lisan.

Pertemuan 2

Pada saat pembelajaran siklus II pertemuan I berlangsung, peneliti meminta bantuan

Observer untuk mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan

cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi

item untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan motivasi siswa

dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang

menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

Siklus II pertemuan I ini kegiatan pembelajaran sudah mulai berjalan dengan baik hal

ini dapat dibuktikan saat guru memberi pertanyaan, sebagian besar siswa sudah menjawab

dan ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab, sebagian besar siswa sudah

berani menjawab walaupun ada juga siswa yang masih malu, karena sebagian besar siswa

sudah mulai merasa tidak takut dengan jawaban yang salah atau kurang tepat. Guru

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

32

memberikan pengertian kepada siswa bahwa tak ada jawaban yang salah tapi yang ada

hanya jawaban yang kurang tepat.

Saat guru menjelaskan tentang materi yang dipelajari siswa telihat aktif dan

memperhatikan dengan serius. Hal ini dapat dilihat dari semangat dan perhatiannya terhadap

alat dan media pembelajaran yang berupa gambar dan model tiruan benda sesungguhnya,

serta semangat dan perhatiannya dalam mengikuti setiap langkah kegiatan pembelajaran.

Saat diskusi kelompok siswa juga sudah mulai aktif dalam memberi pendapat,

sanggahan atau pertanyaan. Tetapi masih ada juga siswa yang pasif dalam bertanya,

kerjasama kelompok maupun dalam diskusi. Untuk mengatasinya guru memberi dorongan

dengan memberi kesempatan kepada setiap anggota kelompok untuk menjawab. Kegiatan

pembelajaran pertemuan ke I ini keaktifan atau motivasi belajar siswa bertambah meningkat

di bandingkan dengan pertemuan II siklus I.

Pada saat pembelajaran siklus II pertemuan I berlangsung, peneliti diamati oleh 1

Observer untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Dari

hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama

pembelajaran berlangsung. Kekurangan guru dalam mengajar antara lain, guru kurang

optimal dalam membimbing siswa pada saat diskusi kelompok. Sedangkan kelebihan guru

pada saat mengajar adalah persiapan guru sebelum mengajar telah optimal, adanya

ketegasan guru saat menegur siswa yang melakukan kegiatan diluar kegiatan pembelajaran,

saat menyusun kesimpulan telah melibatkan siswa. Adapun kekurangan dalam pertemuan I

akan diperbaiki pada pertemuan II.

1) Pertemuan II

Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan II sebagai tindak lanjut dan perbaikan

serta penyempurnaan proses pembelajaran pada pertemuan I. Pada pertemuan II ini

dilaksanakan pada hari Kamis,24 November 2011 dengan indikator pembelajaran

“Menghitung volume tabung lingkaran” selama 3 jam pelajaran. 2 jam pelajaran penyampaian

materi dan 1 jam pelajaran berikutnya evaluasi. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini

dimulai dengan memberikan motivasi dan apersepsi melalui tanya jawab tentang materi pada

pertemuan pertama kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi yang sudah disiapkan.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman

siswa dari materi pertemuan I sampai pertemuan II, dan pemberian angket untuk mengetahui

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

33

respon siswa terhadap pembelajaran yang memanfaatkan t.man sebangku sebagai teman

belajar dan penggunaan alat bantu benda konkret.

Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan II berlangsung sudah sesuai dengan

harapan dan berjalan dengan baik. Siswa sangat antusias dan aktif dalam mengikuti jalannya

kegiatan pembelajaran, yaitu saat tanya jawab, aktif bekerjasama dengan anggota kelompok

dan aktif dalam berdiskusi, Dari keseluruhan aspek motivasi belajar siswa sudah termotivasi

dalam belajar.

Pada saat pembelajaran siklus II pertemuan II berlangsung, peneliti diamati I Observer

untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara

mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item

untuk mengamati aktivitas guru. Dari hasil observasi dapat diketahui bahwa pada siklus II

guru telah melaksanakan pembelajaran yang memanfatkan media power point dengan

kategori baik.

Di akhir Kegitan pembelajaran diadakan evaluasi dengan menggunakan tes tertulis

yaitu siswa menjawab 5 pertanyaan uraian yang dibagikan peneliti dan diakhiri dengan

refleksi.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

yang memanfaatkan alat bantu benda konkret berjalan sesuai yang direncanakan. Siswa

merasa senang dan antusias sehingga termotivasi untuk mengikuti setiap langkah

pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari semangat dan perhatiannya terhadap alat dan media

pembelajaran yang berupa gambar dan model tiruan benda sesungguhnya. Keaktivan siswa

pada siklus II meningkat dari aktif menjadi lebih aktif dan dapat dikatakan motivasi belajar

siswa tinngi. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah berjalan dengan baik dan telah

mencapai indikator keberhasilan, maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu

diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa

yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya

pembelajaran yang memanfaatkan media power point dapat meningkatkan proses belajar

mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

a. Hasil Tindakan

1. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Guru/Pengelolaan Pembelajaran

Data Pengelolaan pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

34

Tabel 4.10 Deskrisi Nilai Minimum,Maksimum dan Rata-rata

Jumlah item Skor minimum Skor maksimum

Rata-rata

Pengelolaan Pembelajaran

16 25 100 62,5

Tabel 4.13 diketahui skor maksimal pengelolaan pembelajaran adalah 100

sedangkan skor minimal sebesar 25 dan skor rata-rata adalah 62,5. Untuk menentukan tinggi

rendahnya tingkat pengelolaan pembelajaran digunakan 5 kategori, yakni, kategori sangat

kurang , kategori kurang , kategori cukup baik rentang , kategori baik, dan kategori sangat

baik. Jumlah item yang digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan pembelajaran adalah

10 item. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari rentang adalah sebagai berikut:

maksimalskor

perolehanskorNilai

.

. x 100%

Dengan demikian, tinggi rendahnya hasil pengukuran dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 4.11 Kategori Hasil Pengukuran

Rentang nilai Kategori

90 – 100 Sangat Baik

75 - 89 Baik

60 - 74 Cukup baik

50 - 59 Kurang

0 - 49 Sangat kurang

Tabel 4.12 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran siklus II

No Kegiatan Indikator

Keberhasilan Hasil (%)

Ketercapaian Indikator

1 Pendahuluan 75 % 81% Tercapai

2 Inti 75 % 83 % Tercapai

3 Penutup 75 % 79 % Tercapai

Rata-rata 75 % 81 % Tercapai

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

35

Aspek yang diamati untuk memperoleh data motivasi siswa dalam mengikuti

pembelajaran siklus II meliputi 10 aspek perilaku siswa yang muncul saat pembelajaran

berlangsung. Adapun aspek – aspek yang diamati adalah : (1) siswa antusias dalam

merespon motivasi guru, (2) Mampu memnjawab pertanyaan guru dengan benar, (3)

Memperhatikan penjelasan guru, (4) Mengajukan pertanyaan, (5) Mengerjakan Tugas dengan

sungguh-sungguh, (6) Berdiskusi dengan teman, (7) Membantu teman yang kesulitan, (8)

Mempresentasikan hasil diskusi dan memberikan tanggapan pada kelompok lain, (9)

Membuat rangkuman, (10) Mengerjakan tes dengan semangat. dan hasilnya dikelompokan

menurut kategori yang telah ditentukan.

Data keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 4.13 Deskripsi Nilai Minimum,Maksimum, Rata-rata

Jumlah siswa

Skor minimum

Skor maksimum

Rata-rata

Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

28

0

100

50

Tabel 4.16 diketahui skor maksimal sebesar 100 dan skor minimal 0 dengan rata-rata

50. Hasil pengukuran tersebut kemudian dikelompokkan menjadi lima golongan yakni sangat

tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Sebagai pengelompokan digunakan rumus

sebagai berikut

maksimalskor

perolehanskorNilai

.

. x 100%

Dengan demikian, tinggi rendahnya hasil pengukuran dapat dikategorikan sebagai berikut

Tabel 4.14 Tabel Deskriptif Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase Kategori

1. 90 - 100 6 22,23% Sangat Tinggi

2. 75 - 89 21 77,77% Tinggi

3. 60 - 74 0 0% Sedang

4. 50 - 59 0 0% Rendah

5. 0 - 49 0 0% Sangat Rendah -

Total 27 100%

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

36

Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa ,yakni sejumlah

77,77% memiliki tingkat keaktifan belajar yang tinggi dengan rentang nilai 75 –89 dicapai 21

orang, 22,23% menunjukkan tingkat keaktifan belajar yang sangat tinggi dengan rentang nilai

90 – 100 dicapai 6 siswa, sedangkan siswa yang menujukkan tingkat keaktifan belajar yang

sedang, rendah dan sangat rendah adalah 0% dicapai 0 siswa atau tidak ada. Maka dari itu,

dari hasil pengukuran dapat dikatakan bahwa sebagian besar tingkat keaktifan belajar siswa

kelas 6 SDNegeri 3 Depok Toroh Grobogan pada siklus II berada pada kategori tinggi.

Berikut adalah diagram tentang hasil pengamatan Keaktifan siswa dalam

pembelajaran siklus II:

Gambar 4.3 Diagram Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Matematika siklus II

3. Data Hasil Angket Keaktifan Belajar siswa siklus II

Untuk memperoleh data respon siswa terhadap pembelajaran yang memanfaatkan

media power point peneliti memberikan sebuah angket. Adapun angket berisi tentang

pernyataan-pernyataan yang harus dijawab siswa sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,

yang meliputi 10 aspek perilaku siswa. Adapun pernyataan – pernyataan yang diberikan

adalah : (1) Pelajaran menjadi menarik setelah gurumenayangkan media power point tentang

rotasi bumi, sehingga saya senang dalam mengikuti pembelajaran, (2) Ketika materi pelajaran

disampaikan saya memperhatikan dengan sungguh-sungguh atau serius,(3) Saya bertanya

pada guru atau teman jika mengalami kesulitan, (4) Setiap tugas yang diberikan guru saya

kerjakan dengan sungguh-sungguh,(5) Bila ada teman/kelompok belajar yang mengalami

kesulitan saya bantu, (6) saya terlibat /ikut dalam menyimpulkan materi dan membuat

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

37

rangkuman, (7) Ada ulangan maupun tidak saya tetap belajar setiap hari, (8) Dengan belajar

sungguh- sungguh yakin saya mendapat nilai bagus, (9) Saya merasa puas jika mendapat

nilai bagus, (10) Karena ketekunan belajar saya, nilai menjadi meningkat. Dan hasil dari

pengukuran dikelompokkan menurut kategori yang telah ditentukan.

Dengan demikian data angket motivasi belajar siswa siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Data angket keaktifan belajar siswa dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 4.15

Deskripsi Nilai Minimum,Maksimum, dan Rata-rata Belajar Siswa siklus II

Jumlah item Skor minimum Skor maksimum Rata-rata

Motivasi siswa 10 0 100 50

Tabel 4.18 diketahui skor maksimal angket keaktifan belajar adalah 100 sedangkan

skor minimal sebesar 0. Untuk menentukan tinggi rendahnya variabel keaktifan belajar

digunakan 5 kategori, yakni, sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Jumlah

item yang digunakan untuk mengukur keaktifan belajar adalah 10 item. Adapun rumus yang

digunakan untuk mencari rentang adalah sebagai berikut:

maksimalskor

perolehanskorNilai

.

. x 100%

Dengan demikian, tinggi rendahnya hasil pengukuran dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 4.16

Deskriptif Hasil Angket Keaktifan Belajar Siswa siklus II

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase Kategori

1. 90 - 100 4 14,81% Sangat Tinggi

2. 75 - 89 23 85,19% Tinggi

3. 60 - 65 0 0% Sedang

4. 50 - 59 0 0% Rendah

5. 0 - 49 0 0% Sangat Rendah

Jumlah 27 100%

Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden, yakni sejumlah 85,19%

memiliki tingkat keaktifan belajar yang tinggi dengan rentang nilai 75 - 89 dicapai oleh 23

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

38

siswa, 14,81% memiliki keaktifan belajar tingkat sangat tinggi dengan rentang nilai 90 - 100

dicapai oleh 5 orang. Sedangkan keaktifan belajar tingkat sedang 0 % dengan rentang nilai

56-65 dicapai 0 siswa , tingkat rendah 0% dengan rentang nilai 40 – 55 dicapai 0 siswa, dan

sangat rendah juga 0% dengan rentang nilai 0-39 dicapai 0 siswa atau tidak ada . Maka,

dapat dikatakan bahwa mayoritas responden pada siklus II memiliki tingkat keaktifan belajar

yang tinggi.

4. Data hasil Tes Formatif

Tabel 4.17 Deskriptif Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

Kategori Frekuensi Prosentase

Tuntas 24 88,88%

Tidak Tuntas 3 11,12%

Total 27 100

Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas pada siklus ini adalah 24 siswa

dengan persentase 88,88% dan siswa yang belum tuntas pada siklus ini sebanyak 3 siswa

dengan persentase 11,12%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus ke II secara

klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 88,88% (termasuk kategori tuntas)

sesuai indikator yang telah ditentukan, yaitu 80% siswa memperoleh nilai ≥ 60. Hasil pada

siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar

pada siklus II dipengaruhi oleh adanya peningkatan motivasi dan kemampuan guru dalam

memanfaatkan kelompok kecil dan alat peraga benda konkret dalam pembelajaran, sehingga

siswa menjadi lebih senang dan terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa

lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.

Untuk memperjelas keterangan tabel 4.20 dapat dilihat diagram hasil formatif Siklus II

pada diagram lingkaran 4.7

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

39

Gambar 4.4 Diagran Hasil Tes Formatif Matematika Siklus II

Selain kategori ketuntasan siswa, juga dapat disajikan data untuk nilai minimum,

maksimum, mean atau rata-rata nilai. Berikut merupakan data nilai minimum, maksimum,

mean atau rata-rata nilai pada siklus 2:

Tabel 4. 18 Nilai maksimum, nilai minimum, dan rata-rata hasil belajar Matematika

Siklus II

No Data Ket

1 Nilai Minimum 50

2 Nilai Maksimum 100

3 Mean (rata-rata nilai) 75

Tabel 4.21 diketahui nilai minimumnya adalah 50, dan maksimumnya adalah 100.

Sedangkan mean atau rata-rata nilai yang diperoleh pada siklus 2 adalah 75.

c. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan siklus I dan siklus II diperoleh hasil refleksi

sebagai berikut:

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

40

Tabel 4.19 Tabel Hasil refleksi siklus II

No Uraian Siklus I Siklus II Refleksi

1

Pemanfaatan kelompok kecil dan alat bantu benda konkret

78%

(Baik)

81 %

(Baik)

Siklus I dan siklus II telah mencapai indikator keberhasilan. Peningkatan sebesar 3%

2

Prosentase motivasi siswa dalam pembelajaran

66,66%

(Tinggi)

77,77%

(Tinggi)

Siklus I belum mencapai persentase indikator keberhasilan ( 75% siswa memilikii motivasi belajar tingkat tinggi ) dan siklus II telah mencapai Persentase indikator keberhasilan ,motivasi belajar siswa berada pada tingkat tinggi. Peningkatan sebesar 10,72%.

3

Prosentase angket motivasi belajar

70,38%

(tinggi)

85,19%

(Tinggi)

Siklus I belum mencapai prosentase indikator keberhasilan dan siklus II telah mencapai prosentase indikator keberhasilan, motivasi belajar siswa berada pada kategori tingkatt tinggi. Peningkatan sebesar 10,72% .

4 Prosentase ketuntasan

62,96% 88,88% Siklus I belum mencapai prosentase indikator keberhasilan yaitu 80% siswa memperoleh nilai ≥ 60, dan Siklus II telah mencapai indikator keberhasilan. Peningkatan sebesar 28,57 %.

d. Revisi Pelaksanaan

Pada siklus II guru telah memanfaatkan media power point dalam pembelajaran

dengan baik dan dilihat dari motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, hasil angket

motivasi belajar, hasil belajar siswa, serta pelaksanaan proses belajar mengajar sudah

berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu

diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa

yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya

pemanfaatan media power point dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan media power point

memiliki dampak positif dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

41

dilihat dari semakin meningkatnya motivasi belajar dan mantapnya pemahaman siswa

terhadap materi yang disampaikan guru (Prosentase ketuntasan belajar meningkat dari

kondisi awal, siklus I dan II yaitu masing-masing 37,04%,62,96%,88,88%).

a. Kondisi Awal

Proses pembelajaran saat kondisi awal masih menerapkan pembelajaran yang

berpusat pada guru. Siswa hanya sebagai penerima materi dengan mendengarkan saja.

Dalam menyampaikan materi pembelajaran, guru tidak menggunakan media pembelajaran.

Hasil belajar Matematika saat kondisi awal dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang

mendapat nilai < 60 masih banyak, atau dapat dikatakan hampir separuh dari siswa tidak

tuntas. Siswa yang tidak tuntas yaitu 17 anak dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 27 anak,

sedangkan siswa yang tuntas adalah 10 anak. Bila dilihat persentase ketuntasannnya, saat

kondisi awal ini siswa yang tidak tuntas adalah 62,96 % dan yang tuntas adalah 37,04%. Nilai

maksimum yang diperoleh siswa pada kondisi awal ini adalah 70, namun nilai minimum yang

diperoleh siswa masih sangatlah rendah, yaitu 30. Dengan demikian dapat dilihat rentang

yang sangat jauh antara nilai minimum dan nilai maksimum. Nilai rata-rata yang diperoleh

siswa saat kondisi awal adalah 50,35.

b. Siklus 1

Pada proses pembelajaran siklus 1 guru dalam menyampaiakn materi pelajaran

sudah memanfaatkan kelompok kecil dan alat peraga benda konkret. Saat pembelajaran

berlangsung, siswa sangat antusias. Keantusiasan siswa dapat dilihat dengan keaktifan

siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru.

Hasil tes Matematika pada siklus ini yang mencapai nilai ≥ 60 atau yang mencapai

ketuntasan menurut indikator kinerja adalah 17 siswa (602,96%). Sedangkan siswa yang

belum tuntas adalah 10 anak (37,04%). Bila dibandingkan saat kondisi awal, hasil belajarnya

telah meningkat yaitu dari kondisi awal yang persentase ketuntasannya adalah 37,04%

menjadi 62,96% pada siklus 1 ini. Kenaikan persentase ketuntasan dari kondisi awal ke siklus

1 adalah 25%.

Nilai minimum pada siklus I ini adalah 40, lebih tinggi dibandingkan pada saat kondisi

awal yang hanya 30. Sedangkan nilai maksimumnya juga mengalami kenaikan, pada

prasiklus nilai maksimum adalah 70 sedangkan pada siklus 1 yaitu menjadi 80.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

42

Nilai rata-rata yang dicapai siswa pada siklus ini 60 dan bila dibandingkan pada saat

kondisi awal yang nilai rata-ratanya 50,35 maka, pada siklus satu ini juga terjadi kenaikan nilai

rata-rata sebesar 9,65.

Untuk mempermudah membandingkan hasil belajar antara kondisi awal dan siklus 1

dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.20

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Kondisi Awal dan Siklus 1

No Kategori Jumlah Persentase (%)

Kondisi Awal Siklus 1 Kondisi Awal

Siklus 1

1. Tuntas 10 17 37,04 62,96

2 Tidak tuntas 17 10 62,96 37,04

3. Total 27 27 100 100

4. Minimum 30 40

5. Maksimum 70 80

6. Rata-rata 50,35 60

Tabel 4.23 di atas diketahui pada siklus I siswa yang mencapai tuntas adalah

62,96%. Hal ini berarti indikator kinerja yang diharapkan belum tercapai yaitu belum ada 80%

siswa yang mendapat nilai ≥ 60. Dengan demikian, penelitian pada siklus ini belum berhasil

dan perlu perbaikan pada siklus selanjutnya terutama tentang pemanfaatan kelompok kecil

dan alat peraga benda konkret .

c. Siklus 2

Proses pembelajaran dengan memanfaatkan kelompokmkecil dan alat peraga benda

konkret pada siklus 2 ini sudah lebih baik dari pembelajaran pada siklus 1 pembelajaran serta

ketepatan jawaban siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru.

Hasil tes IPA pada siklus ini dibandingkan dengan hasil saat kondisi awal dan siklus 1

jauh lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang mencapai nilai ≥ 60 atau yang

mencapai ketuntasan menurut indikator kinerja adalah 25 siswa (88,88%), sedangkan siswa

yang belum tuntas adalah 3 siswa (11,12%). Bila dibandingkan saat kondisi awal yang hanya

10 siswa yang tuntas (37,04%) dan siklus 1 ada 17 siswa yang tuntas (62,96%), siklus 2 ini

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

43

memiliki jumlah ketuntasan yang paling tinggi. Dari data yang ada dapat kita ketahui kenaikan

persentase ketuntasan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah 25%.

Nilai minimum pada siklus ini adalah 50, jauh lebih tinggi dibandingkan pada saat

kondisi awal yang hanya 30 dan siklus 1 yang hanya 40. Sedangkan nilai maksimumnya

meningkat menjadi 100, yang tadinya pada siklus 1 nilai maksimum yang dicapai adalah 80

Nilai rata-rata yang dicapai siswa pada siklus ini 75, bila dibandingkan pada saat

kondisi awal yang nilai rata-ratanya 50,35 dan siklus 1 yang hanya 60. Pada siklus ini juga

terjadi kenaikan nilai rata-rata dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar 15.

Untuk mempermudah membandingkan hasil belajar antara kondisi awal, siklus 1, dan

siklus 2 dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4. 21 Perbandingan Hasil Belajar Matematika

Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus 2

No Kategori Jumlah Persentase (%)

Kondisi Awal

Siklus 1

Siklus 2

Kondisi Awal

Siklus 1

Siklus 2

1. Tuntas 10 17 24 37,04 66,66 88,88

2. Tidak tuntas 17 10 3 62,96 33,34 11,12

3. Total 27 27 27 100 100 100

4. Minimum 30 40 50

5. Maksimum 70 80 100

6. Rata-rata 50,35 60 75

Tabel 4.24 diketahui bahwa hasil belajar siswa yang tuntas pada siklus 2 telah

mencapai 88,88% atau lebih dari indikator kinerja yang diinginkan yaitu lebih dari 80% siswa

yang mendapat nilai ≥ 60. Hasil belajar pada siklus 2 ini ketuntasan belajar siswa secara

klasikal belum tercapai, tetapi telah mencapai indikator kinerja yang diharapkan sehinnga

penelitian dihentikan sampai pada siklus 2. Sedangkan untuk siswa yang belum mencapai

indikator yang diharapkan, akan diberikan kegiatan remedial di luar kegiatan siklus. Untuk

memperjelas keterangan ketuntasan hasil belajar siswa diatas dapat dilihat diagram 4.5

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

44

Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Matematikka Kondisi Awal, siklus I, dan

siklus II

4.2.2 Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data kemampuan guru dalam pengelolaan kegiatan

pembelajaran menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang

memanfaatkan kelompok kecil dan alat peraga benda konkret di kelas VI dapat dikategorikan

baik dan efektif, walaupun diantara aspek-aspek yang diamati masih ada kategori yang

mendapat nilai cukup. Hal ini disebabkan karena kegiatan ini merupakan hal baru bagi guru

dan ini terlihat pada siklus I, dan siklus II menunjukkan skor lebih baik. Selama kegiatan

pembelajaran berlangsung siswa mengikuti dengan antusias, senang, dan aktif, yang

ditunjukkan hasil analisis data motivasi siswa dalam proses pemanfaatan kelompok kecil dan

alat peraga benda konkret dalam pembelajaran Matematika setiap siklus mengalami

peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan

dengan meningkatnya ketuntasan belajar dan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang

terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan analisis data, diperoleh motivasi/aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran Matematika pada materi pokok “Volume bangun ruang kubus dan balok” pada

siklus I dan “Volume bangun ruang limas segitiga dan tabung lingkaran“ pada siklus II dengan

memanfaatkan kelompok kecil dan alat peraga benda konkret siswa terlibat secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran. Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran ini dapat dilihat

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1352/5/T1_262010702_BAB IV.pdfalat-alat pembelajaran yang mendukung.Langkah-langkah pembelajaran

45

dari tingginya persentase motivasi/aktivitas siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya yang

meliputi: (1) siswa antusias dalam merespon motivasi guru, (2) Mampu memnjawab

pertanyaan guru dengan benar, (3) Memperhatikan penjelasan guru, (4) Mengajukan

pertanyaan, (5) Mengerjakan Tugas dengan sungguh-sungguh, (6) Berdiskusi dengan teman,

(7) Membantu teman yang kesulitan, (8) Mempresentasikan hasil diskusi dan memberikan

tanggapan pada kelompok lain, (9) Membuat rangkuman, (10) Mengerjakan tes dengan

semangat. Pencapaian persentase indikator keberhasilan setiap siklusnya mengalami

peningkatan, yakni siklus I sejumlah 66,66% siswa memiliki tingkat motivasi/aktivitas belajar

yang tinggi, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 77,77% siswa juga memiliki tingkat

motivasi/aktivitas belajar yang tinggi, peningkatan sebesar 10,72%. Jadi dapat dikatakan

bahwa motivasi/aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat dikatakan aktif.

Meningkatnya motivasi belajar siswa yang tinggi ini dipengaruhi oleh kwalitas

pembelajaran yang memanfaatkan kelompok kecil dan alat peraga benda konkret yang baik,

menarik dan menyenangkan, sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Dimana prosentase

untuk motivasi /aktivitas belajar siswa diatas cukup besar, dan dapat dikategorikan siswa

memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi yang akhirnya berdampak positif terhadap hasil

belajar siswa yang tinggi pula.

4.2.3 Hasil Temuan Angket.

Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil temuan angket motivasi belajar siswa

dalam proses pembelajaran Matematika pada materi pokok “ Volume bangun ruangi” yang

memanfaatkan kelompok kecil dan alat peraga benda konkret mempunyai respon positif ,

yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan hasil angket semua

siswa, rata-rata prosentase jawaban siswa menyatakan siswa, tertarik, senang dalam

mengikuti proses pembelajaran , bertanya jika mengalami kesulitan, memperhatikan dengan

sungguh-sungguh, merasa puas jika mendapat nilai bagus sehingga siswa menjadi

termotivasi untuk belajar. Persentase jawaban siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan

yakni siklus I persentase indikator keberhasilan 70,38% termasuk kategori tinggi, sedangkan

siklus II 85,19% juga termasuk kategori tinggi, peningkatan sebesar 10,72%.