bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1...

30
45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga. Letak SD berdampingan dengan SD Negeri Mangunsari 05. Meskipun begitu kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan baik. Lokasi sekolah dekat dengan jalan raya. Penelitian dilakukan pada kelas 3 dengan jumlah siswa 41. Penelitian dilaksanakan dua siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2, pelaksanaannya diuraikan sebagai berikut: 4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan Kondisi sebekum adanya dilakukan penelitian tindakan kelas. Berdasarkan tabel wawancara dan observasi yang dilakukan di SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga tahun pelajaran 2016/2017 pada kelas 3 jumlah siswanya yaitu 41. Hasil belajar Subtema Perkembangan Teknologi Pangan siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada ulangan harian siswa yang telah dilaksanakan oleh guru kelas, sebagian siswa nilainya masih rendah di bawah Kriteria Krtuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 70. Dengan demikian maka diperoleh hasil pembelajaran siswa sebelum tindakan penelitian dilakukan. Menurut sugiono (2011: 36-37), Data yang disederhanakan dalam tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Range = Max Min = 95 40 = 55 Kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 41 = 1 + 3,3 X 1,612 = 1 + 5,3196 = 6,3196 (dibulatkan menjadi 6 kelas)

Upload: vuongdiep

Post on 03-Jun-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga. Letak SD

berdampingan dengan SD Negeri Mangunsari 05. Meskipun begitu kegiatan belajar

mengajar tetap berjalan dengan baik. Lokasi sekolah dekat dengan jalan raya.

Penelitian dilakukan pada kelas 3 dengan jumlah siswa 41. Penelitian dilaksanakan

dua siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2, pelaksanaannya diuraikan sebagai berikut:

4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan

Kondisi sebekum adanya dilakukan penelitian tindakan kelas. Berdasarkan

tabel wawancara dan observasi yang dilakukan di SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga

tahun pelajaran 2016/2017 pada kelas 3 jumlah siswanya yaitu 41. Hasil belajar

Subtema Perkembangan Teknologi Pangan siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat

pada ulangan harian siswa yang telah dilaksanakan oleh guru kelas, sebagian siswa

nilainya masih rendah di bawah Kriteria Krtuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 70.

Dengan demikian maka diperoleh hasil pembelajaran siswa sebelum tindakan

penelitian dilakukan.

Menurut sugiono (2011: 36-37), Data yang disederhanakan dalam tabel

distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Range = Max – Min

= 95 – 40 = 55

Kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 41

= 1 + 3,3 X 1,612

= 1 + 5,3196

= 6,3196 (dibulatkan menjadi 6 kelas)

46

Interval = 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒

𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

= 55

6

= 9,16 (dibulatkan menjadi 9)

Berikut ini kemampuan awal setelah mengerjakan sebelum tindakan dalam

tabel distribusi frekuensi:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Hasil Sebelum Tindakan

Siswa Kelas 3 Semester 1 SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1 90-99 6 14,63

2 80-89 6 14,63

3 70-79 4 9,76

4 60-69 12 29,26

5 50-59 7 17,09

6 40-49 6 14,63

Jumlah 41 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraikan hasil kondisi sebelum tindakan kelas 3

pada subtema perkembangan teknologi pangan diperoleh 6 siswa berada pada interval

40-49 (14,63), 7 siswa berada pada interval 50-59 (17,09), 12 siswa berada pada

interval 60-69 (29,26), 4 siswa berada pada interval 70-79 (9,76), 6 siswa berada pada

interval 80-89 (14,63), 6 siswa berada pada interval 90-99 (14,63). Dengan nilai

tertinggi adalah 95. Sedangkan nilai yang terendah adalah 40. Untuk lebih jelasnya

data distribusi frekuensi hasil nilai pra siklus dapat ditunjukkan dengan diagram

seperti pada gambar 4.1 berikut ini:

47

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Nilai Pra Siklus Siswa Kelas 3

Semester 1 SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga

Selain di dapatkan frekuensi kondisi sebelum tindakan siswa didapatkan juga

data ketuntasan belajar dari siswa. Berikut ini data ketuntasan hasil belajar siswa

sebelum dilakukan tindakan yang sudah disederhanakan kedalam tabel distribusi

ketuntasan belajar.

Tabel 4.2

Distribusi Ketuntasan Belajar Pra Siklus Siswa Kelas 3 Semester 1

SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga

No Ketuntasan Jumlah Presentase

1 Tuntas (≥ KKM 70) 16 39,02

2 Belum Tuntas ( < KKM 70) 25 60,97

Rata-rata 65,60

Skor Maksimal 95

Skor Minimum 40

Berdasarkan tabel 4.2 tampak perbandingan siswa yang telah ketuntasan

belajar (KKM ≥ 70) adalah sebanyak 16 siswa (39,02%), sedangkan siswa yang

belum mencapai batas ketuntasan belajar sebanyak 25 siswa (60,97%). Dengan nilai

tertinggi 95 sedangkan nilai terendah adalah 40.

6 6

4

12

76

0

2

4

6

8

10

12

14

90-99 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49

Hasil Nilai Pra Siklus

Frekuensi

48

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan Model Project

Based Learning Siklus I

Praktek siklus I dilaksanakan dengan Tema 2 Perkembangan Teknologi,

Subtema Perkembangan Teknologi Pangan dan Pembelajaran ke 1. Pelaksanaan

penelitian siklus I ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, pertemuan pertama

dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 November 2016 selanjutnya pada

pertemuan kedua dilaksanakan hari Rabu tanggal 16 November 2016. Berikut adalah

tahap-tahap yang dilaksanakan pada siklus sebagai berikut.

4.2.1 Perencanaan Siklus I

Awal dari perencanaan dengan meminta izin kepada kepala sekolah untuk

melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah mendapatkan izin dari kepala

sekolah kemudian meminta izin kepada wali kelas sekaligus guru kelas 3 untuk

membicarakan hal yang akan dilakukan oleh peneliti pada kelas 3 sebagai subjek

penelitian. Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah dan guru kelas untuk

mendiskusikan yang akan diteliti, selanjutnya peneliti memilih mata pelajaran yang

akan diteliti yaitu Subtema Perkembangan Teknologi Pangan dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan.

Setelah kepala sekolah dan guru kelas mengizinkan meneliti Subtema

Perkembangan Teknologi Pangan, selanjutnya hal pertama yang dilakukan peneliti

melakukan wawancara kepada guru. Peneliti menyakan beberapa hal yang berkaitan

dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan membicarakan materi yang dipilih

untuk penelitian. Setelah mendapatkan materi yang akan digunakan oleh peneliti,

langkah selanjutnya peneliti melakukan observasi di kelas 3 saat mata pelajaran

tematik Subtema Perkembangan Teknologi Pangan yang sedang berlangsung. Peneliti

menyakan kepada guru apa kendala yang di hadapi saat mengajar Subtema

Perkembangan Teknologi Pangan dan meminta hasil ulangan harian siswa pada

materi sebelumnya.

49

Berawal dari permasalahan yang dijumpai di kelas 3, peneliti akan

mempersiapkan teknik pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar Subtema

Perkembangan Teknologi Pangan Kelas 3 SDN Mangunsari 01 Salatiga. Berikut

merupakan persiapan yang dilakukan oleh peneliti:

1. Mengidentifikasi masalah yang ada dengan berbagai pihak untuk mencari

pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

2. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I sesuai dengan

model Project Based Learning yang digunakan dalam penelitian tindakan

kelas yang dilakukan dalam mata pelajaran tematik Subtema

Perkembangan Teknologi Pangan.

3. Menyiapkan media yang diperlukan saat pelaksanaan pembelajaran.

4. Penyusunan lembar instrumen observasi yang digunakan peneliti sebagai

acuan dalam mengamati pencapain dalam mengajar maupun dalam

kegiatan pembelajaran dengan model Project Based Learning.

5. Penyusunan instrumen penilaian sebagai acauan untuk menilai hasil belajar

yang dilakukan oleh siswa.

Hal yang pertama yang dilakukan peneliti melakukan pertemuan dengan guru

kelas untuk mendiskusikan tentang kegitan yang dilakukan peneliti. Selanjutnya

peneliti memperkenalkan model pembelajaran Project Based Learning. Kepada guru,

guru memberikan masukan kepada peneliti mengenai menggunakan model Project

Based Learning. Karena dengan masukan guru dapat memotivasi dan memantapkan

peneliti dalam menerapkan model Project Based Learning. Dalam penyususnan

rencana pelaksanaan pembelajaran peneliti juga berkonsultasi saling berbagi pendapat

kepada guru agar penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran menjadi baik.

Langkah selanjutnya peneliti melakukan uji coba instrumen untuk keperluan

posttest. Uji coba instrumen dilakukan sebagai upaya agar soal tes yang digunakan

valid untuk megukur kemampuan siswa sesuai dengan materi yang diajarkan. Pada

50

uji instrumen itu dilakukan di SDN Mangunsari 05 terlebih dahulu meminta izin

kepada kepala sekolahnya.

4.2.2 Pelaksanaan Siklus I

Tahap pelaksanaan siklus I dilakukan 2 pertemuan. Pertemuan pertama

dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 November 2016 dengan alokasi waktu 6

jam pelajaran selama 210 menit dengan Subtema Perkembangan Teknologi Pangan.

Tindakan dilakukan oleh guru sementara observernya guru kelas 6. Tahap observasi

dilakukan untuk setiap pertemuan saat pembelajaran Subtema Perkembangan

Teknologi Pangan berlangsung untuk mengetahui apakah sintaks model Project

Based Learning berjalan dengan baik. Observasi dilakukan dengan instrumen lembar

observasi sesuai dengan sintaks model Project Based Learning yang terdiri dari

instrumen lembar observasi guru dan siswa.

Kegiatan pendahuluan dilaksanakan dengan alokasi waktu kurang lebih 10

menit, diawali dengan guru memberi salam, gueu mengajak siswa berdoa, guru

melakukan absensi, guru mengecek tempat duduk siswa sudah rapi atau belum, guru

melalukan apersepsi dengan bernyanyi bersama, guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan disampaikan.

Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 195 menit, diawali

dengan guru memperlihatkan video pembelejaran mengenai teknologi pangan, guru

mengajukan beberapa pertanyaan misalnya dari video yang kalian lihat, apa saja

produk teknologi pangan, guru mengingatkan kembali tentang hal-hal yang perlu

diperhatikan ketika membaca teks dengan suara lantang, guru meminta siswa

membaca surat yang ditayangkan di LCD secara bergantian, guru memperkenalkan

kata teknologi pangan kepada siswa, guru menjawab pertanyaan siswa, guru meminta

siswa menceritakan kembali isi surat dengan kalimatnya sendiri, guru meminta siswa

mengamati gambar jenis-jenis makanan, guru meminta siswa untuk mengelompokkan

hasil teknologi pangan. (LKS), guru membimbing siswa mengelompokkan jenis

teknologi pangan, guru memperlihatkan gambar dekoratif yang ditayangkan di LCD,

51

guru membagikan buku gambar pada siswa, guru meminta kelompok menggambar

kaligrafi (muslim) dan salib (non-muslim), guru mengajak siswa berimajinasi kertas

yang dibayangkan sebagai tahu, guru membimbing siswa memotong kertas menjadi

beberapa bagian, guru menjelaskan pecahan menggunakan kertas yang sudah

dipotong, guru membagi siswa dalam 10 kelompok, guru memberikan tugas proyek

kepada siswa, guru membimbing siswa merancang langkah-langkah penyelesaian

proyek, guru mendampingi siswa melakukan penjadwalan.

Kegiatan penutup dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 5 menit,

dengan menarik kesimpulan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan dan menutup

pembelajaran dengan do’a.

Pertemuan kedua dilaksanakan hari Rabu tanggal 16 November 2016 dengan

alokasi waktu 6 jam pelajaran selama 210 menit. Kegiatan pendahuluan dilaksanakan

dengan alokasi waktu kurang lebih 10 menit, diawali dengan guru memberi salam,

gueu mengajak siswa berdoa, guru melakukan absensi, guru mengecek tempat duduk

siswa sudah rapi atau belum, guru melalukan apersepsi dengan bernyanyi bersama,

guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.

Kegiatan inti yang dilakukan kurang lebih 175 menit, diawali dengan guru

mengajukan pertanyaan kepada siswa misalnya apakah masih ingat dengan

pembelajaran kemaren, guru mengulas kembali pembelajaran sebelumnya, guru

memonitoring aktivitas siswa dalam menyelesaikan tugas, guru meminta kelompok

memilih gambar yang akan ditempel, guru membimbing siswa dalam menempel

gambar pada kardus yang telah disediakan, guru membimbing siswa membuat

kerucut dari kertas lipat yang dipotong pada pembelajaran sebelumnya, guru

membimbing siswa untuk menempelkan kerucut melingkari gambar yang ditempel

pada kardus, guru menilai hasil karya siswa, guru melakukan refleksi diakhir

pembelajaran terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek.

Kegiatan penutup dilakukan kurang lebih 25 menit yaitu guru dan siswa

menarik kesimpulan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru memberikan

52

soal evaluasi untuk mengukur keberhasilan belajar, guru menutup pembelajaran

dengan do’a.

Pada siklus I dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 hasil observasi guru dan

siswa dengan menggunakan lembar observasi telaksananya sintaks yang terdiri dari

kegiatan guru dan siswa , peneliti mengamati sintaks pembelajaran dapat terlaksana

baik atau tidak berdasarkan hasil observasi yang diperoleh.

4.2.3 Hasil Observasi Siklus I

Pada siklus I setelah peneliti melakukan kegiatan pembelajaran, selanjutnya

menguji kemampuan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang dapat dilihat dari

hasil posttest yang telah dikerjakan oleh siswa di akhir pertemuan pelaksanaan siklus

I. Hasil posttest merupakan ukuran keberhasilan penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan di SDN Mangunsari 01 Salatiga untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada Subtema Perkembangan Teknologi Pangan siswa kelas 3 semester 1 tahun

2016/2017. Hasil evaluasi yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisa untuk

mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah

dilaksanakan pada siklus I dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70.

Hasil belajar yang telah dianalisa pada siklus I menununjukkan hasil yang

kurang memuaskan karena masih terdapat beberapa siswa yang belum mencapai

KKM yang sudah di tentukan dari Subtema Perkembangan Teknologi Pangan. Hasil

belajar dari soal Posttest yang telah dikerjakan siswa kelas 3 pada Subtema

Perkembangan Teknologi Pangan dapat dilihat pada tabel yang disajikan berikut ini:

53

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Hasil Posstest

Siswa Kelas 3 Semester 1 SDN Mangunsari 01 Salatiga Siklus I

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diuraikan bahwa hasil belajar siswa posttest pada

Subtema Perkembangan Teknologi Pangan diperoleh 7 siswa berada pada interval 50

– 57 (21,95%), 8 siswa berada pada interval 58 – 65 (24,39%), 2 siswa berada pada

interval 66 – 71 (4,89%), 5 siswa berada pada interval 72 – 79 (12,19%), 10 siswa

berada pada interval 80 – 87 (24,39%), 9 siswa berada pada interval 88 – 95

(21,95%). Dengan nilai yang tertinggi 95. Sedangkan nilai yang terendah adalah 50.

Untuk lebih jelasnya data frekuensi ulangan harian dapat ditunjukkan dengan diagram

pada gambar 4.2 berikut ini:

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1 88 – 95 9 21,95

2 80 – 87 10 24,39

3 72 – 79 5 12,19

4 66 – 71 2 4,89

5 58 – 65 8 19,51

6 50 – 57 7 17,07

Jumlah 41 100

54

Gambar 4.2 Diagram Hasil Posstes Subtema Teknologi Pangan

Siswa Kelas 3 Semester 1 SDN Mangunsari 01 Siklus I

Selain didapatkan frekuensi hasil posstes siswa didapatkan juga data

ketuntasan belajar dari siswa. Berikut ini merupakan data ketuntasan posstes siswa

pada siklus 1 yang sudah disederhanakan kedalam tabel distribusi ketuntasan belajar:

Tabel 4.4

Distribusi Ketuntasan Belajar

Siswa Kelas 3 Semester 1 SDN Mangunsari 01 Salatiga Siklus I

Berdasarkan tabel 4.4 tampak perbandingan siswa yang telah mencapai

ketuntasa belajar (KKM≥70) adalah 26 siswa (63,41%) sedangkan siswa yang belum

mencapai ketuntasan sebanyak 15 siswa (36,58%). Dengan nilai tertinggi 95 dan nilai

terendah adalah 50.

910

5

2

87

0

2

4

6

8

10

12

88 - 95 80 – 87 72 – 79 66 - 71 58 - 65 50 - 57

Hasil Posstes Siklus I

Frekuensi

No Ketuntasan Jumlah Persentase

1 Tuntas ( ≥ KKM 70) 26 63,41%

2 Belum tuntas ( < KKM

70)

15 36,58%

Rata – rata 73,78

Skor maksimal 95

Skor Minimum 50

55

Untuk lebih jelasnya sata nilai ketuntasan belajar siswa Posstes pada tabel 4.3

dapat ditunjukkan dengan diagram seperti pada gambar 4.3 berikut ini:

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar pada Posttest Siswa Kelas 4

Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga Siklus I

Hasil observasi kegiatan belajar mengajar guru pada siklus I pertemuan 1 dan

pertemuan 2 dapat dilihat sebagai berikut :

Pertemuan pertama, selama tindakan siklus I pertemuan ke 1 berlangsung,

peneliti dan observer berkolaborasi mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dari

pra pembelajaran, kegiatan inti, hingga kegiatan penutup sesuai dengan tahap-tahap

Project Based Learning secara runtut . Observer melakukan pengamatan dengan

mengisi lembar observasi aktivitas guru dan juga lembar aktivitas siswa. Dalam

memulai pembelajaran guru sudah menyampaikan materi dengan baik karena sudah

menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga

penjelasan yang diberikan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Dalam kegiatan inti

guru sudah membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara acak dan, siswa

memilih tema apa yang akan dipakai dalam pembuatan produk wall art,

63%

37%

Hasil Posstes Siklus I

Tuntas ( ≥ KKM 70) Belum tuntas ( < KKM 70)

56

merencanakan dan menjadwalkan kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kegiatan

akhir, guru sudah melakukan refleksi.

Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber belajar

dengan baik yakni dari materi yang telah disediakan dan lingkungan sekitar sekolah.

Penggunaan media pembelajaran dilaksanakan secara efektif dan efisien karena

mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatn media pembelajaran. Hasil dari

lembar observasi siswa, pada pra pembelajaran siswa sudah menempati duduknya,

dan siap untuk menerima pembelajaran. Pada kegiatan awal siswa sudah mampu

menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan inti terdapat beberapa

interaksi positif antara siswa dan guru. Dalam pemanfaatan media pembelajaran

siswa merasa tertarik terhadap materi yang disajikan dan siswa semakin jelas dengan

materi yang diajarkan.

Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan lembar

observasi guru antara lain yakni guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang

dilakukan, tidak adanya pemberian motivasi, guru belum membimbing siswa untuk

membuat rangkuman kesimpulan, serta belum memberikan tugas atau pekerjaan

rumah sebagai tindak lanjut di kegiatan akhir.

Hasil dari aktivtas siswa adalah ada beberapa tindakan yang belum dilakukan

oleh siswa dan perlu adanya peningkatan pada pertemuan selanjutnya. Pengamatan

yang berdasarkan lembar observasi siswa dalam kegiatan pembelajaran siswa belum

mendapatkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dilakukan, dalam

kegiatan berdiskusi masih ada siswa yang belum berpartisipasi dengan aktif dan baik

kepada kelompoknya.

Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada

pertemuan selanjutnya adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan tersebut

agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut diantaranya

peneliti dengan guru berdiskusi bersama mengenai kelemahan-kelemahan selama

pembelajaran, hasil dari diskusi antara lain yaitu penyampaian tujuan pembelajaran,

adanya motivasi agar siswa berpartisipasi aktif dengan baik kepada kelompoknya dan

57

adanya tindak lanjut berupa pekerjaan rumah, dan mampu mendorong siswa untuk

membuat rangkuman.

Pertemuan kedua, hasil dari lembar observasi aktivitas guru pada pelaksanaan

pembelajaran guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-

langkah Project Based Learning secara runtut dari mulai pra pembelajaran, kegiatan

awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir guru sudah memberikan apersepsi dengan

baik, dan mampu memonitori siswa saat membuat produk dengan baik karena guru

menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga

permasalahan dapat dipahami oleh siswa dengan mudah. Dalam kegiatan akhir, guru

memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan dengan tekun dan tenang, guru juga

sudah melakukan refleksi, memberikan motivasi, meluruskan kesalahpahaman dan

memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah kepada siswa.

Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber belajar

dengan baik yakni dari materi yang sudah disediakan dan lingkungan sekitar sekolah.

Penggunaan media pembelajaran sudah dilaksanakan secara efektif dan efisien karena

mampu melibatkan beberapa siswa dalam pembelajaran.

Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa sudah

menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa

mendengarkan kompetensi yang hendak dicapai. Pada kegiatan inti terdapat beberapa

interaksi positif antara beberapa siswa dengan guru. Pada pelaksanaan pembuatan

produk wall art. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik

terhadap materi yang disajikan untuk menghasilkan sebuah produk. Dalam penilaian

proses dan hasil belajar siswa sudah berani mempresentasikan hasil belajar

kelompoknya di depan kelas, dan siswa sudah mengerjakan soal evaluasi yang

diberikan oleh guru sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan. Pada

kegiatan penutup siswa melakukan refleksi dan meluruskan kesalahpahaman bersama

guru.

58

Selama tindakan pembelajaran siklus I pertemuan ke 2 berlangsung, peneliti

bersama observer bekerja sama untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal

sampai akhir. Observer melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi

aktivitas guru dan siswa. Hasil dari pengamatan di aktivitas guru ketika proses

pembelajaran berlangsung yaitu dalam menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran

belum terlaksana, dan guru belum membimbing siswa untuk membuat rangkuman.

Hasil pengamatan dari lembar observasi siswa terdapat beberapa hal yang

belum dilakukan siswa dan perlu adanya peningkatan pada pertemuan di siklus

selanjutnya yaitu sama dengan pertemuan 1 siswa belum mendapatkan penjelasan

dari guru mengenai tujuan pembelajaran yang dilaksanakan, dalam kegiatan

mengerjakan tugas kelompok siswa sudah mulai aktif dengan kelompoknya sehingga

siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru serta membuat produk yang

diperontahkan oleh guru.

Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada

pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi kelemahan tersebut agar

pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki.usaha tersebut diantaranta peneliti

bersama guru berdiskusi mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil

diskusi tersebut diantaranya, adanya penyampaian tujuan pembelajaran kepada siswa,

membimbing siswa untuk membuat laporan yang berupa rangkuman pembelajaran

dan memantau siswa dalam kerja kelompok.

4.2.4 Refleksi Siklus I

Pada tahap refleksi ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan yang terjadi

pada siklus I, nantinya tidak akan terjadi di siklus 2. Beberapa permasalahan di siklus

1 adalah sebagai berikut:

1. Diawal pembelajaran guru tidak menyampaikan tujuan pemnbelajaran.

2. Siswa hanya terfokus pada satu hal yang dilakukan, yang tidak membuat

siswa mendengarkan instruksi dari guru.

59

3. Siswa seringkali mengobrol dengan teman sekelompoknya, biasanya hanya

melihat temannnya yang sedang mengerjakan tidak membantu berdiskusi.

Berdasarkan dari permasalahan yang telah diuraikan, dapat dilihat bahwa

siswa kelas 3 SDN Mangunsari 01 Salatiga pada siklus I masih mempunyai

permasalahan dikegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Guru tidak

menyampaikan tujuan pembelajaran, mereka cenderung mengobrol sendiri saat guru

menjelaskan materi, itu penyebabnya hasil belajar siswa masih rendah di bawah

(KKM ≥ 70) yang telah ditentukan. Berdasarkan evaluasi hasil belajar tedapat 26

siswa dari 41 siswa yang hasil belajarnya telah mencapai KKM yang ditentukan,

sedangkan yang 15 siswa yang lainnya dinyatakan belum mencapai KKM yang telah

di tentukan.

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan Model Project

Based Learning Siklus II

4.3.1 Perencanaan Siklus II

Perencanaan pada siklus II ini dimulai dengan memperhatikan kekurangan

atau permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, kekurangan

tersebut nantinya akan menjadi dasar dalam perencanaan siklus II agar pelaksanaan

tindakan siklus II ini menjadi lebih baik.

Berangkat dari permasalahan yang dijumpai tersebut maka peneliti

menyiapkan teknik untuk memperbaiki hasil belajar Subtema Perkembangan

Teknologi Pangan pada siswa kelas 3 SDN Mangunsari 01 Salatiga. Persiapan yang

dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah yang ada dengan berbagai pihak untuk mencari

pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

2. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I sesuai dengan model

Project Based Learning yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

yang dilakukan dalam Subtema Perkembangan Teknologi Pangan.

60

3. Menyiapkan alat peraga yang diperlukan saat pelaksanaan pembelajaran.

4. Penyusunan lembar instrumen observasi yang digunakan peneliti sebagai

acuan dalam mengamati pencapain dalam mengajar maupun dalam kegiatan

pembelajaran dengan model Project Based Learning.

5. Penyusunan instrumen penilaian sebagai acauan untuk menilai hasil belajar

yang dilakukan oleh siswa.

Peneliti melakukan pertemuan dengan guru untuk mendiskusikan tentang

kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti dan guru saat melakukan tindakan.

Sebelum itu peneliti memaparkan masalah-masalah yang terjadi pada pelaksanaan

tindakan di siklus I kepada guru, agar guru memberikan masukan dalam pelaksanaan

tindakan di siklus II kepada peneliti, karena dengan masukan dari guru tersebut dapat

memantapkan peneliti dalam menerapkan model Project Baes Learning pada siklus II

ini. Selain itu peneliti dengan guru juga saling berbagi pendapat tentang penyusunan

rencana pelaksanaan pembelajaran dan juga tindakan apa saja yang perlu dilakukan

agar hasil pelaksanaan pembelajaran siklus II menjadi lebih baik dari siklus I.

4.3.2 Pelaksanaan Siklus II

Tahap pelaksanaan dan observasi siklus II dilakukan pada tiap pertemuan.

Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

Kamis tanggal 24 November 2016 dengan alokasi waktu 6 jam pelajaran selama 210

menit dengan Subtema Perkembangan Teknologi Pangan. Tindakan dilakukan oleh

guru, sedangkan observer dilakukan oleh guru kelas 6. Tahap observasi dilakukan

pada setiap pertemuan saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berlangsung untuk

mengetahui apakah sintaks model Project Based Learning berjalan dengan baik.

Observasi dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar observasi sintaks model

pembelajaran yang digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa saat proses

pembelajaran. Sintaks pembelajaran dirancang untuk selesai dalam satu kali

pertemuan.

61

Kegiatan pendahuluan dilaksanakan dengan alokasi waktu kurang lebih 10

menit, diawali dengan guru memberi salam, guru mengajak siswa berdoa, guru

melakukan absensi, guru mengecek tempat duduk siswa sudah rapi atau belum, guru

melalukan apersepsi dengan bernyanyi bersama, guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan disampaikan.

Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 195 menit, guru

memperlihatkan teks di LCD, guru memperlihatkan motif-motif hias dekoratif, guru

menjelaskan mengenai pengertian dekoratif, guru membagi buku gambar, guru

meminta siswa menggambar motif dekoratif sendiri atau meniru yang ada pada

gambar, guru meminta siswa untuk mewarnai gambarnya, guru menjelaskan tentang

kue yang berbentuk lingkaran atau persegi yang dapat dipotong menjadi beberapa

bagian sama besar, guru mengajak siswa berimajinasi menggunakan kertas lipat yang

dibayangkan sebagai kue, guru membimbing siswa untuk memotong kertas menjadi

beberapa bagian yang sama, guru menjelaskan tentang lambang bilangan pecahan

biasa, guru memberi contoh soal, guru membahas contoh soal, guru meminta siswa

untuk mengerjakan soal, guru menyajikan surat teks tanggapan pribadi di LCD, guru

mengajak siswa berdiskusi tentang bagian-bagian surat, guru membimbing siswa

untuk menyebutkan kata-kata yang berkaitan dengan teknologi pangan, guru

membagi siswa dalam 10 kelompok, guru memberikan tugas proyek kepada siswa,

guru membimbing siswa merancang langkah-langkah penyelesaian proyek, guru

mendampingi siswa melakukan penjadwalan.

Kegiatan penutup dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 5 menit,

dengan menarik kesimpulan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan dan menutup

pembelajaran dengan do’a.

Pertemuan kedua dilaksanakan hari Rabu tanggal 25 November 2016 dengan

alokasi waktu 6 jam pelajaran selama 210 menit. Kegiatan pendahuluan dilaksanakan

dengan alokasi waktu kurang lebih 10 menit, diawali dengan guru memberi salam,

gueu mengajak siswa berdoa, guru melakukan absensi, guru mengecek tempat duduk

62

siswa sudah rapi atau belum, guru melalukan apersepsi dengan bernyanyi bersama,

guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.

Kegiatan inti yang dilakukan kurang lebih 175 menit, Guru mengajukan

beberapa pertanyaan kepada siswa misalnya pakah masih ingat dengan pembelajaran

kemaren, guru mengulas kembali pembelajaran sebelumnya, guru meonitoring

aktivitas siswa dalam menyelesaikan tugas, guru meminta kelompok memilih gambar

yang akan ditempel, guru membimbing siswa dalam menempel gambar pada kardus

yang telah disediakan, guru membimbing siswa membuat kerucut dari kertas lipat

yang dipotong pada pembelajaran sebelumnya, guru membimbing siswa untuk

menempelkan kerucut melingkari gambar yang ditempel pada kardus, guru menilai

hasil karya siswa, guru melakukan refleksi diakhir pembelajaran terhadap aktivitas

dan hasil tugas proyek.

Kegiatan penutup dilakukan kurang lebih 25 menit yaitu guru dan siswa

menarik kesimpulan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru memberikan

soal evaluasi untuk mengukur keberhasilan belajar, guru menutup pembelajaran

dengan do’a.

Pada siklus II dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 hasil observasi guru dan

siswa dengan menggunakan lembar observasi telaksananya sintaks yang terdiri dari

kegiatan guru dan siswa , peneliti mengamati sintaks pembelajaran dapat terlaksana

baik atau tidak. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh disajikan pada lampiran.

4.3.3 Hasil Observasi Siklus II

Pada siklus II setelah peneliti melakukan kegiatan pembelajaran, selanjutnya

menguji kemampuan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang dapat dilihat dari

hasil posttest yang telah dikerjakan oleh siswa di akhir pertemuan pelaksanaan siklus

II. Hasil posttest merupakan ukuran keberhasilan penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan di SDN Mangunsari 01 Salatiga untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada Subtema Perkembangan Teknologi Pangan siswa kelas 3 semester 1 tahun

2016/2017. Hasil evaluasi yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisa untuk

63

mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah

dilaksanakan pada siklus II dengan Subtema Perkembangan Teknologi Pangan

dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70.

Hasil belajar yang telah dianalisa oleh peneliti menunjukan hasil yang sangat

memuaskan pada siklus II ini karena semua siswa kelas 3 telah mencapai KKM yang

sudah ditentukan. Hasil belajar dari soal Posttest yang telah dikerjakan siswa kelas 3

pada Subtema Perkembangan Teknologi Pangan dapat dilihat pada tabel yang

disajikan berikut ini:

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Hasil Posttest

Siswa Kelas 3 Semester 1 SDN Mangunsari 01 Salatiga Siklus II

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diuraikan hasil posttest siswa kelas 3 pada

Subtema Perkembangan Teknologi Pangan diperoleh 6 siswa berada pada interval 55

– 61 (14,63%), 0 siswa berada pada interval 62 - 67 (0%), 4 siswa berada pada

interval 68 – 74 (9,76 %), 9 siswa berada pada interval 75 -81 (21,95%), 8 siswa

berada pada interval 82 – 87 (19,52%), 14 siswa berada pada interval 88 – 94

(34,14%). Dengan nilai yang tertinggi adalah 94. Sedangkan nilai yang terendah

adalah 55. Untuk lebih jelasnya data distribusi fekuensi hasil posttest dapat

ditunjukkan dengan diagram seperti pada gambar 4.4 berikut ini :

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1 88 – 94 14 34,14

2 82 – 87 8 19,52

3 75 – 81 9 21,95

4 68 – 74 4 9,76

5 62 – 67 0 -

6 55 – 61 6 14,63

Jumlah 41 100

64

Gambar 4.4 Diagram Frekuensi Hasil Posttest Siswa Kelas 3 Semester 1

SDN Mangunsari 01 Salatiga Siklus II

Selain didapatkan frekuensi hasil posttest siswa didapatkan juga data

ketuntasan belajar dari siswa. Berikut ini merupakan data ketuntasan posttest siswa

pada siklus II yang sudah disederhanakan kedalam tabel distribusi ketuntasan belajar:

Tabel 4.6

Distribusi Ketuntasan Belajar pada Posttest

Siswa Kelas 3 Semester 1 SDN Mangunsari 01 Salatiga Siklus II

No Ketuntasan Jumlah Persentase

1 Tuntas ( ≥ KKM 70) 35 85,36%

2 Belum tuntas ( < KKM 70) 6 14,63%

Rata – rata 80,36

Skor maksimal 94

Skor Minimum 55

14

89

4

0

6

0

2

4

6

8

10

12

14

16

88 – 94 82 – 87 75 – 81 68 – 74 62 – 67 55 – 61

Hasil Posstes Siklus II

Frekuensi

65

Berdasarkan tabel 4.6 tampak bahwa semua siswa kelas 3 pada Subtema

Perkembangan Teknologi Pangan dengan jumlah siswa sebanyak 41 telah mencapai

ketuntasan belajar (KKM ≥ 70) Dengan nilai tertinggi adalah 94 sedangkan nilai

terendah adalah 55.

Untuk lebih jelasnya data nilai ketuntasan belajar pada posttest siswa siklus

IIpada tabel dapat ditunjukan dengan diagram seperti pada gambar 4.5 berikut ini:

Gambar 4.5 Diagram Ketuntasan Belajar pada Posttest Siswa Kelas 3

Semester 1 SDN Mangunsari 01 Salatiga Siklus II

Hasil observasi kegiatan belajar mengajar guru pada siklus II pertemuan 1 dan

pertemuan 2 dapat dilihat sebagai berikut :

Pertemuan pertama, selama tindakan siklus II pertemuan ke 1 berlangsung,

peneliti dan observer berkolaborasi mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dari

pra pembelajaran, kegiatan inti, hingga kegiatan penutup sesuai dengan tahap-tahap

Project Based Learning secara runtut. Observer melakukan pengamatan dengan

mengisi lembar observasi aktivitas guru dan juga lembar aktivitas siswa. Dalam

memulai pembelajaran guru sudah menyampaikan materi dengan baik karena sudah

85%

15%

Hasil Posstes Siklus II

Tuntas ( ≥ KKM 70) Belum tuntas ( < KKM 70)

66

menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga

penjelasan yang diberikan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Dalam kegiatan inti

guru sudah membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara acak dan, siswa

memilih tema apa yang akan dipakai dalam pembuatan produk wall art,

merencanakan dan menjadwalkan kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kegiatan

akhir, guru sudah melakukan refleksi.

Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber belajar

dengan baik yakni dari materi yang telah disediakan dan lingkungan sekitar sekolah.

Penggunaan media pembelajaran dilaksanakan secara efektif dan efisien karena

mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatn media pembelajaran. Hasil dari

lembar observasi siswa, pada pra pembelajaran siswa sudah menempati duduknya,

dan siap untuk menerima pembelajaran. Pada kegiatan awal siswa sudah mampu

menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan inti terdapat beberapa

interaksi positif antara siswa dan guru. Dalam pemanfaatan media pembelajaran

siswa merasa tertarik terhadap materi yang disajikan dan siswa semakin jelas dengan

materi yang diajarkan.

Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan lembar

observasi guru antara lain yakni guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang

dilakukan, tidak adanya pemberian motivasi, guru belum membimbing siswa untuk

membuat rangkuman kesimpulan, serta belum memberikan tugas atau pekerjaan

rumah sebagai tindak lanjut di kegiatan akhir.

Hasil dari aktivtas siswa adalah ada beberapa tindakan yang belum dilakukan

oleh siswa dan perlu adanya peningkatan pada pertemuan selanjutnya. Pengamatan

yang berdasarkan lembar observasi siswa dalam kegiatan pembelajaran siswa belum

mendapatkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dilakukan, dalam

kegiatan berdiskusi masih ada siswa yang belum berpartisipasi dengan aktif dan baik

kepada kelompoknya.

Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada

pertemuan selanjutnya adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan tersebut

67

agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut diantaranya

peneliti dengan guru berdiskusi bersama mengenai kelemahan-kelemahan selama

pembelajaran, hasil dari diskusi antara lain yaitu penyampaian tujuan pembelajaran,

adanya motivasi agar siswa berpartisipasi aktif dengan baik kepada kelompoknya dan

adanya tindak lanjut berupa pekerjaan rumah, dan mampu mendorong siswa untuk

membuat rangkuman.

Pertemuan kedua, hasil dari lembar observasi aktivitas guru pada pelaksanaan

pembelajaran guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-

langkah Project Based Learning secara runtut dari mulai pra pembelajaran, kegiatan

awal guru sudah menyampaikan tujuan dengan baik, kegiatan inti sampai kegiatan

akhir guru sudah memberikan apersepsi dengan baik, dan mampu memonitori siswa

saat membuat produk dengan baik karena guru menggunakan bahasa yang

disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga permasalahan dapat dipahami

oleh siswa dengan mudah. Dalam kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi

untuk dikerjakan dengan tekun dan tenang, guru juga sudah melakukan refleksi,

memberikan motivasi, meluruskan kesalahpahaman dan memberikan tindak lanjut

berupa pekerjaan rumah kepada siswa.

Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber belajar

dengan baik yakni dari materi yang sudah disediakan dan lingkungan sekitar sekolah.

Penggunaan media pembelajaran sudah dilaksanakan secara efektif dan efisien karena

mampu melibatkan beberapa siswa dalam pembelajaran, guru juga sudah

menyampaikan materi dengan baik.

Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa sudah

menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa

mendengarkan kompetensi yang hendak dicapai. Pada kegiatan inti terdapat beberapa

interaksi positif antara beberapa siswa dengan guru. Pada pelaksanaan pembuatan

produk wall art. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik

terhadap materi yang disajikan untuk menghasilkan sebuah produk. Dalam penilaian

68

proses dan hasil belajar siswa sudah berani mempresentasikan hasil belajar

kelompoknya di depan kelas, dan siswa sudah mengerjakan soal evaluasi yang

diberikan oleh guru sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan. Pada

kegiatan penutup siswa melakukan refleksi dan meluruskan kesalahpahaman bersama

guru.

Selama tindakan pembelajaran siklus I pertemuan ke 2 berlangsung, peneliti

bersama observer bekerja sama untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal

sampai akhir. Observer melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi

aktivitas guru dan siswa. Hasil dari pengamatan di aktivitas guru ketika proses

pembelajaran berlangsung yaitu dalam menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran

sudah terlaksana, dan guru sudah membimbing siswa untuk membuat rangkuman.

Hasil pengamatan dari lembar observasi siswa semua sudah terlaksana dan

ada dari siklus I. Siswa sudah mendapatkan penjelasan dari guru mengenai tujuan

pembelajaran yang dilaksanakan, dalam kegiatan mengerjakan tugas kelompok siswa

sudah mulai aktif dengan kelompoknya sehingga siswa mendengarkan penjelasan dari

guru serta membuat produk yang diperintahkan oleh guru.

Sedangkan pada siklus II pertemuan kedua ini semua kelemahan yang pada

pembelajaran di siklus I sudah diperbaiki, guru sudah menjelaskan tujuan

pembelajaran dengan baik kepada siswa, guru juga sudah membimbing siswa untuk

membuat rangkuman, sudah mendengarkan penjelasan guru dengan baik.

4.3.4 Refleksi Siklus II

Pada siklus II ini pelaksanaan pendekatan pembelajaran pada siswa kelas 3

SDN Mangunsari 01 Salatiga secara keseluruhan sudah sangat baik karena dalam

proses pembelajaran guru mampu menguasai sekaligus menerapkan model Project

Based Learning dengan sangat baik sehingga aktivitas belajar siswa menjadi lebih

meningkat dari sebelumnya dan berpengaruh pada hasil belajar siswa yang dapat

dilihat dari hasil evaluasi siswa yang dilaksanakan pada akhir kegiatan siklus 2 bahwa

41 siswa kelas 3 SDN Mangunsari 01 telah mencapai ketuntasan belajar yang sudah

69

ditentukan yaitu KKM ≥ 70. Walaupun pada siklus ini secara keseluruhan

pelaksanaan sudah baik masih saja terdapat hal yang mengganggu yaitu masalah

tentang siswa yang masih mengobrol di dalam kelas, tetapi berdasarkan siklus 1 yang

telah dilakukan maka permasalahan yang ada dapat diatasi pada siklus 2 ini yaitu

dengan cara menegur siswa yang sedang mengobrol saat pembelajaran berlangsung

dan menasihatinya secara baik.

4.4 Rekaptulasi Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Hasil belajar siswa kelas 3 SDN Mangunsari 01 Salatiga dengan

menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dilihat dari kondisi awal

sebelum tindakan, siklus I dan siklus II terlihat mengalami perubahan yang tidak

stabil. Hasil belajar pada kondisi awal menunjukkan dari 41 siswa 16 siswa sudah

mencapai KKM, sedangkan 25 siswa belum mencapai KKM. Setelah dilakukan

siklus I hasil belajar siswa mengalami peningkatan 15 siswa yang belum mencapai

KKM, dan hanya 26 siswa yang sudah mencapai KKM. Ini terjadi pada saat siklus I

kegiatan pembelajaran kurang dipahami oleh siswa, kebanyakan mereka berbicara

dengan temannya atau pusat perhatiannya pada apa yang dibawanya. Selanjutnya

hasil belajar siklus II mengalami perubahan yang signifikan pada Subtema

Perkembangan Teknologi Pangan sebelumnya pada siklus I kurang berhasil di siklus

2 ini 35 siswa sudah mencapai KKM sedangkan 6 siswa yang belum mencapi KKM.

Berikut ini merupakan hasil belajar siswa Subtema Perkembangan Teknologi Pangan

pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II yang disajikan pada tabel 4.7:

70

Tabel 4.7

Perbandingan Rekaptulasi Ketuntasan Hasil Belajar Subtema Perkembangan

Teknologi Pangan Kondisi awal, Posttest siklus I dan Posttest Siklus II

No Nilai

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

F Persen

(%)

Posttest Posttest

F Persen

(%) F

Persen

(%)

1 Tuntas 16 39,03% 26 63,42% 35 85,37%

2 Belum

Tuntas 25 60,97% 15 36,58% 6 14,63%

Jumlah 41 100% 41 100% 41 100%

Berdasarkan tabel 4.7 perbandingan rekapitulasi ketuntasan hasil bealajar

Subtema Perkembangan Teknologi Pangan dapat dilihat bahwa ada peningkatan dan

penurunan jumlah siswa yang tuntas dari 41 siswa, terbukti pada kondisi awal masih

banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan setelah dilakukan tindakan siklus I

jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan bertambah terlihat dari hasil posttest.

Pada kondisi awal yang belum mencapai KKM 25 siswa setelah siklus I yang belum

mencapi KKM berkurang menjadi 26 siswa. Dengan masalah seperti ini peneliti

terpacu untuk menigkatkan hasil belajar siswa agar semakin membaik. Pada siklus II

terjadi peningkatan yang signifikan dari hasil posttest terlihat 6 siswa yang belum

mencapai KKM , sedangakan 35 siswa sudah mencapai KKM. Hal ini membuktikan

bahwa pembelajaran bila dilakukan dengan pendekatan yang menarik dapat

meningkatkan pemahaman belajar siswa.

Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada diagram gambar 4.6 berikut

ini:

71

Gambar 4.6 Diagram Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Subtema

Perkembangan Teknologi Pangan Kondisi Awal, Posstest Siklus I dan

Posstest Siklus II

4.5 Pembahasan

Pada hasil observasi kondisi awal sebelum tindakan di kelas 3 SDN

Mangunsari 01 Salatiga, mempunyai permasalahan pada proses pembelajaran

kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran Subtema Perkembangan Teknologi

Pangan, hasil belajar masih banyak siswa yang berada di bawah ketuntasan minimal

(KKM ≥ 70). Kondisi ini ditandai karena guru masih menggunakan model

pembelajaran konvensional, yang membuat siswa kurang antusias dalam

pembelajaran dan menjadikan siswa pasif di dalam kelas. Terlihat dari hasil belajar

sebelum tindakan siswa yang belum mencapai (KKM ≥ 70) sebanyak 25 siswa,

sedangkan yang mencapai (KKM ≥ 70) sebanyak 16 siswa. Dari hal itu peneliti ingin

meningkatkan hasil belajar kelas 3 SDN Mangunsari 01.

Dengan adanya permasalah yang terjadi peneliti akan melakukan tindakan

dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning yang bertujuan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 SDN Mangunsari 01 Salatiga. Setelah

16

26

35

25

15

6

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

Perbandingan Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Tuntas Belum Tuntas

72

diadakanya tindakan didapatkan data hasil belajar siswa kelas 3 dan dianalisis oleh

peneliti dengan analisis komparatif, dari analisis data yang telah dilakukan terjadi

peningkatan ketuntasan belajar siswa mulai dari keadaan awal hingga siklus 2, dari

kondisi awal ke siklus 1 terjadi peningkatan dari 65,60% menjadi 73,78% dengan

jumlah siklus 1 sebanyak 36 siswa. Selanjutnya peningkatan pada siklus 1 ke siklus 2

sebanyak 80,36% dengan kata lain hampir dari semua siswa kelas 3 telah mencapai

KKM yang sudah ditentukan.

Melalui model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan

hasil belajar siswa, tidak hanya hasil belajar siswa saja yang meningkat, namun sikap

siswa dalam mengikuti pembelajaran juga meningkat, setelah dilakukan penelitian

siswa menjadi lebih aktif selama mengikuti pembelajaran, sebelum ada penelitian

beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran. Dengan melakukan tugas proyek pada

Subtema Perkembangan Teknologi Pangan, pengalaman belajar bertambah, sumber-

sumber belajar sosa tidak hanya didapat dari guru saja melainkan dapat ditemukan

dari sumber-sumber lain misalnya buku atau dapat ditemukan dalam waktu

pembuatan tugas proyek.

Temuan keefektifan dalam model pembelajaran Project Based Learning

merupakan kontribusi sintaks pembelajaran Project Based Learning. Langkah

penentuan proyek memancing siswa untuk aktif berdiskusi dengan kelompok. Siswa

aktif terhadap materi tema/topik proyek yang akan dibuat dari awal sampai akhir

pembelajaran.

Selanjutnya penerapan sintaks perancangan langkah-langkah penyelesaian

proyek memancing siswa untuk aktif berdiskusi dengan kelompok mengenai langkah

kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampi akhir beserta pengelolaanya.

Dampaknya siswa mampu mengerti langkah yang akan dilakukan dalam

menyelesaikan proyek.

Kontribusi sintak berikutnya adalah siswa melakukan penyusunan jadwal

pelaksanaan proyek. Aktifitas ini membimbing siswa dalam berkelompok untuk

melakukan penjadwalan kegiatan yang telah dirancang sebelumnya. Langkah

73

pembelajaran selanjutnya adalah penyelesaian proyek, pada langkah ini siswa akan

membuat wall art sebagai tugas proyek yang diberikan oleh guru. Selanjutnya guru

sambil memonitoring, siswa bersama kelompok diharapkan bekerjasama untuk

menyelesaikan wall art sesuai langkah-langkah yang telah dirancang.

Langkah selanjutnya adalah siswa mempresentasikan atau memamerkan hasil

karyanya kepada kelompok lain dan guru didepan kelas. Guru juga menilai hasil

karya siswa. Langkah terakhir adalah refleksi diakhir pembelajaran terhadap aktivitas

dan hasil tugas prooyek yang siswa kerjakan.

Langkah model pembelajaran Project Based Leraning itu menjadi satu

kesatuan dapat mengantarkan siswa memahami materi Subtema Perkembangan

Teknologi Pangan sehingga dapat mengerjakan evaluasi dengan baik, karena siswa

aktif mengerjakan proyek sehingga mengetahui cara menggambar dekoratif dan

pecahan sederhana. Dalam hal ini akan terjadi peningkatan hasil belajar. Temuan ini

berarti sejalan dengan pandangan (Hosnan:2014 :325) Model Project Based Learning

didalamnya siswa melakukan pembelajaran berbasis produk. Model pembelajaran ini

berguna untuk menumbuhkan kerjasama, kreatif, berpikit kritis dalam pembelajaran.

Jadi model pembelajaran Project Based Learning yang digunakan peneliti dapat

meningakatkan hasil belajar Subtema Perkembangan Teknologi Pangan kelas 3

karena sudah sesuai dengan sintak pembelajarannya.

Temuan keberhasialan model Project Based Learning ini sejalan dengan teori

tentang kelebihan model tersebut juga mendukung berbagai penelitian terdahulu

seperti :

Penelitian yang Peneliti Muhamad Fajar Dismawan (2014) Hasil penelitian

menunnjukkan: sebelum menggunakan penelitian tindakan kelas berdasarkan hasil

observasi, aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata aktivitas

siklus 1 sebesar 56,1dengan kategori cukup aktif”, meningkat pada siklus 2 sebesar

70,17 dengan kategori “aktif”, meningkat lagi pada siklus 3 sebesar 84,82 dengan

kategori “sangat aktif”. Sedangkan rata-rata nilai hasil belajar secara keseluruhan

yang meliputi aspek afektif, kognitif, dan psikomotor yaitu pada siklus 1 sebesar

74

57,22 dengan kategori “cukup” (C), meningkat pada siklus 2 sebesar 62,52 dengan

kategori “cukup” (C+), meningkat lagi pada siklus 3 sebesar 82,21 dengan kategori

“sangat baik” (A-).

Penelitian yang Peneliti Yohana Setiawan (2014) Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan

adanya peningkatan persentase siswa tuntas KKM 75 yaitu Siklus I sebesar 53,33%

dan pada Siklus II sebesar 96,77%. Perbaikan sikap siswa pada pelajaran Matematika

ditunjukan dengan adanya peningkatan klasifikasi dari “baik” setelah Siklus I

dilaksanakan dan menjadi “sangat baik” setelah Siklus II dilaksanakan.

Penelitian yang Peneliti Veronica Yasinta Nugraeni (2014) Hasil penelitian

ini menunjukkan data yang diperoleh oleh siswa dalam pra siklus 11 siswa (52,38%)

belum tuntas KKM dan 10 siswa (47,62%) sudah mencapai KKM. Dan setelah

adanya penelitian pada siklus I dengan menerapkan Pendekatan Kontekstual Melalui

Project Based Learning siswa mengalami peningkatan, 5 siswa (23,8%) belum tuntas

KKM dan 16 siswa (76,2%) siswa sudah tuntas KKM. Dan hasil dari siklus II hasil

yang diperoleh 2 siswa (9,5%) belum tuntas KKM dan 19 siswa (90,5%) tuntas

KKM. Meningkatnya hasil belajar sangat signifikan dari hasil belajar pra siklus,

siklus I, dan siklus II. Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan. Dapat ditarik

kesimpulan bahwa penerapan pendekatan kontekstual melalui Project Based Learning

dalam mata pelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4

SDN 01 Gandulan Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.