bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1....

22
19 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1.1. Persiapan Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian, penulis terlebih dahulu menyiapkan segala hal yang diperlukan yaitu perlengkapan materi dan peralatan pendukung untuk wawancara maupun dalam proses observasi. Materi yang diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi. Peralatan pendukung yang dibutuhkan antara lain note untuk mencatat, bolpoin, alat perekam (handphone). Persiapan yang lain adalah persiapan setting pelaksanaan penelitian. Penulis mempersiapkan waktu untuk melaksanakan wawancara dengan subjek penelitian. Selain itu penulis juga perlu menyiapkan tempat yang akan dipakai dalam melakukan wawancara. 4.1.2. Pelaksanaan Penelitian Sebelumnya mencari informasi mengenai calon subjek penelitian yaitu mantan pengguna mariyuana. Pencarian informasi ini berdasarkan wawancara yang penulis lakukan di komunitas reggae salatiga. Setelah menemukan 5 orang, penulis menyeleksi kembali berdasarkan karakteristik subjek yang sudah penulis tentukan dan akhirnya menjadi 3 orang.

Upload: phungthien

Post on 25-Apr-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

19

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

4.1.1. Persiapan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, penulis terlebih dahulu menyiapkan

segala hal yang diperlukan yaitu perlengkapan materi dan peralatan

pendukung untuk wawancara maupun dalam proses observasi. Materi yang

diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan pedoman

observasi. Peralatan pendukung yang dibutuhkan antara lain note untuk

mencatat, bolpoin, alat perekam (handphone).

Persiapan yang lain adalah persiapan setting pelaksanaan penelitian.

Penulis mempersiapkan waktu untuk melaksanakan wawancara dengan

subjek penelitian. Selain itu penulis juga perlu menyiapkan tempat yang akan

dipakai dalam melakukan wawancara.

4.1.2. Pelaksanaan Penelitian

Sebelumnya mencari informasi mengenai calon subjek penelitian yaitu

mantan pengguna mariyuana. Pencarian informasi ini berdasarkan wawancara

yang penulis lakukan di komunitas reggae salatiga. Setelah menemukan 5

orang, penulis menyeleksi kembali berdasarkan karakteristik subjek yang

sudah penulis tentukan dan akhirnya menjadi 3 orang.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

20

Setelah terpilih 3 orang, penulis meminta kesediaan subjek untuk

diwawancarai. Penulis sebelum melakukan wawancara, terlebih dahulu

menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya wawancara. Dengan adanya

penjelasan tujuan,diharapkan terjadi kepercayaan dan keterbukaan antara

subjek dan penulis. Dengan adanya kepercayaan dan keterbukaan maka

wawancara yang dilakukan tanpa ada rekayasa ataupun jawaban yang dibuat-

buat oleh subjek.

4.1.3. Wawancara

Penulis membuat janji serta menyampaikan tujuan wawancara

dilakukan, setelah itu melakukan proses wawancara pada subjek I,II, dan III.

Sebelum melakukan wawancara penulis meminta ijin terlebih untuk

menggunakan alat perekam berupa handphone selama proses wawancara

berlangsung untuk merekam informasi. Penulis juga menggunakan kamera

foto untuk mendokumentasikan aktifitas selama proses wawancara yang juga

telah memperoleh ijin dari subjek yang bersangkutan.

Wawancara pertama kali dilakukan dengan subjek I, berlangsung pada

hari Sabtu, 3 November 2012. Subjek merupakan ketua SARU (Salatiga

Reggae United) yang berprofesi sebagai wartawan suatu koran di wilayah

Salatiga. Subjek merupakan mantan pengguna mariyuana yang sudah 6 tahun

berhenti. Wawancara ini diadakan di rumah subjek di Salatiga. Subjek I

memberikan informasi yang sangat lengkap serta sempat memberikan

masukan-masukan kepada penulis mengenai mariyuana. Hal ini sangat

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

21

membantu penulis untuk mengumpulkan data dan memperbaiki cara

wawancara penulis.

Berikutnya, wawancara dilakukan dengan subjek II yang berlangsung

pada hari Minggu, 4 November 2012. Subjek juga merupakan anggota dari

SARU. Subjek dahulu merupakan pemakai dan sempat menjadi pengedar

bahkan sempat masuk penjara 2 kali. Subjek sempat memakai mariyuana

selama hampir 10 tahun dan telah berhenti memakai selama 6 tahun. Subjek

yang kedua cukup aktif dalam proses wawancara. Subjek banyak memberikan

informasi mengenai mariyuana tanpa ditanyai terlebih dahulu sehingga

pewawancara mendapatkan informasi yang lengkap.

Wawancara yag terakhir dilakukan pada hari minggu, 11 November

2012 kepada subjek yang III. Subjek ini merupakan salah satu perempuan

yang sempat mengkonsumsi mariyuana selama 1tahun. Subjek bekerja

sebagai sekretaris dan menjadi anggota SARU juga. Subjek memang sudah

tidak memakai mariyuana hampir 3 tahun tetapi merupakan pecandu alkohol

sampai sekarang. Subjek yang ketiga memberikan informasi secara to the

point dan menjawab sesuai pertanyaan saja, kurang ada pengembangan.

Tetapi subjek tetap memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan

Proses wawancara berpedoman pada pedoman wawancara yang sudah

dipersiapkan penulis, pedoman wawancara dapat membantu penulis tetap

fokus pada pokok permasalahan yang ditanyakan.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

22

4.2. INTERPRETASI DATA

4.2.1. Subjek I

a. Identitas subjek

Nama : AD

Asal : Salatiga

Usia : 28 tahun

Profesi : Wartawan

Pendidikan akhir : S1 FISIPOL

Status : Menikah

b. Latar belakang subjek

AD merupakan seorang wartawan surat kabar di Salatiga. AD

merupakan anak kedua dari 3 bersaudara yang ayahnya seorang polisi. AD

tumbuh dan perkembang dari keluarga yang cukup harmonis dan penuh

kasih sayang. Sayangnya hal itu tidak menjamin AD untuk tidak

terjerumus ke narkoba. AD berpendapat ia memakai mariyuana untuk

memuaskan keingintahuannya. AD merasa ini adalah proses hidup yang

memang harus dijalaninya. AD mempunyai prinsip lebih baik merasakan

sendiri daripada tahu dari orang lain.

AD mulai mengenal mariyuana atau gelek pada saat duduk kelas 1

SMA di Salatiga. Awal mulanya mengenal mariyuana ketika kakak

kelasnya di SMA meminta uang untuk membeli mariyuana. Karena

keseganan dengan kakak kelas, AD mengikuti kemauan kakak kelasnya.

Setelah itu AD sering diajak untuk memakai mariyuana ramai-ramai

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

23

dengan kakak kelasnya. Pada saat SMA, AD mengaku hanya sebagai

pemakai pasif yang artinya menggunakan mariyuana kalau kakak kelasnya

mengajaknya.

Mulai saat memasuki kuliah, AD mulai meningkatkan frekuensi

dan intensitas penggunaan mariyuana meningkat. Salah satu faktor adalah

bertambahnya pergaulan AD di kampus dan di komunitas reggae sehingga

mempunyai koneksi untuk mendapatkan mariyuana lebih mudah.

Sayangnya, dengan mudahnya AD mendapat mariyuana, membuatnya

berurusan dengan pihak kepolisian di tahun 2005.

Setelah itu pada tahun 2006, AD memutuskan untuk berhenti

memakai ataupun menyetok mariyuana. Sudah hampir 6 tahun berhenti

memakai, AD sangat menikmati hidupnya sekarang sebagai wartawan

sesuai cita-citanya.

c. Analisis data subjek I

Hasil wawancara terhadap subjek I, dapat diketahui mengenai

dampak-dampak mariyuana bagi mantan pengguna mariyuana.

1) Dampak-dampak yang muncul setelah tidak menggunakan

mariyuana

Pada awal menggunakan mariyuana, subjek merasakan ada

suatu adaptasi tubuh yang aneh. Keanehan yang muncul lebih pada

dampak fisik penggunaan mariyuana. Selain itu ada perasaan takut

karena ada hal yang terjadi di tubuh yang tidak biasa dirasakan seperti

halnya merokok.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

24

“Awalnya terasa takut karena gejolak tubuh yang dirasakan

terasa aneh.” (A15)

Subjek juga merasakan adanya dampak –dampak lain seperti

dampak fisik dan psikologis. Dampak fisik yang dialami seperti tubuh

serasa kering sehingga seperti dehidrasi. Sedangkan dampak

psikologis, subjek merasakan tubuh menjadi ringan tetapi untuk

bergerak terasa malas dan berat.

“Ini pengalaman pertama sehingga tubuh melakukan

adaptasi dengan zat – zat yang baru.mungkin kalau rokok lebih

ringan daripada ganja. Saya merasakan tubuh menjadi sangat dingin,

menjadi rileks tetapi untuk bergerak itu berat. Saya merasakan seperti

dehidrasi dan tubuh rasanya kering.merasakan kehausan yang

sangat.”(A17)

Pada saat berhenti menggunakan mariyuana ada dampak-

dampak yang terjadi. Subjek menjelaskan memang tidak terlalu

mencolok dampak-dampak yang dialaminya.

“Kalau fisik saya tidak merasa dampak yang signifikan.

Mungkin karena penggunaan mariyuana hampir sama dengan

rokok,jadi lebih pada pernafasan. Sedangkan faktor psikis tidak

terlalu jauh berbeda saat saya menggunakan mariyuana” (A30).

“Saya merasa lebih nyaman. Saya juga merasakan

imajinasinya lebih hidup serta saya lebih punya banyak waktu untuk

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

25

lebih produktif. Saya lebih bisa membaca, menulis, bermain dengan

anak. Intinya pikir saya tidak terkuras di ganja.”(A37)

“Secara detail saya tidak tahu. Tetapi yang saya rasakan

tidak ada masalah. Dari pernafasan memang agak berat karena saya

banyak merokok” (A38)

2) Dampak lain yang muncul setelah tidak menggunakan

mariyuana

Ternyata ada dampak atau permasalahan lain yang muncul.

Subjek merasakan bukan dampak fisik atau psikis yang utama tetapi

dampak sosial. Dampak atau permasalahan ini yang dirasakan hal

yang paling berat daripada dampak yang lain. Pandangan masyarakat

awam terhadap mantan pengguna mariyuana masih negatif dan belum

bisa percaya sepenuhnya bahwa subjek telah berhenti sebagai

pengguna.

“Sebenarnya lebih pada faktor sosial. Dulu saat masih

menggunakan mariyuana, saya lebih suka menyendiri di kamar. Saat

saya berhenti saya lebih open minded” (A30)

“Pertama, dari faktor keamanan saya tidak ada beban,

faktor lingkungan sosial saya tidak bermasalah. Terkadang ada

stigma dari masyarakat yang membuat kita paranoid tetapi saya

dapat menjaga itu sehingga tidak tergoda.”(A37)

Dampak sosial ini tentu akan mempengaruhi subjek dalam

menjalankan kehidupannya setelah menjadi mantan pengguna

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

26

mariyuana. Subjek berusaha untuk menangani permasalahan sosial

tersebut dengan mengalihkan ke kegiatan yang lebih baik dan disukai

misalnya bekerja, menghabiskan waktu dengan orang terdekat,

melakukan hobi.

“Saya lebih open minded atau lebih terbuka pada

lingkungan. Saya kembali berorganisasi, kembali berpolitik karena

saya suka hal itu, kembali bergaul. Saya kembali mencari pacar

menurut saya relationship itu sangat penting. Dulu saat saya

menggunakan gelek saya tidak berpikir untuk menjalin suatu

hubungan karena menurut saya buat apa bergaul jika pakai gelek saja

sudah bisa senang. Tetapi secara psikis, saya butuh

pendamping.”(A31)

“Tentu godaan itu sangat banyak, apalagi saya pernah

merasakan enaknya. Saya juga pernah merasakan tidak enaknya yaitu

berurusan dengan polisi dan bermasalah dengan orang tua. Jadi saya

menjaga komitmen diri saya demi orang tua saya,keluarga saya

khususnya anak saya dan istri saya.”(A 35)

“Saya banyak meluangkan waktu untuk keluarga serta

pekerjaan saya. Pekerjaan saya sekarang ini cukup menyita waktu,

pikiran, serta fisik saya.” (A36)

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

27

4.2.2. Subjek II

a. Identitas subjek

Nama : BY

Asal : Salatiga

Usia : 33 tahun

Profesi : EO (event organizer)

Pendidikan akhir : SMA

Status : Menikah

b. Latar belakang subjek

BY merupakan anak sulung dari 2 bersaudara. Ayahnya seorang

wirausaha. BY memang berasal dari keluarga yang broken home sehingga

sempat menjadikan mariyuana salah satu pelariannya untuk mencari

kedamaian hidup.

BY mulai mengenal mariyuana secara langsung saat masih duduk

di bangku SMP kelas 2. Awal mulanya BY berkunjung ke Bekasi yang

merupakan tempat saudaranya. Di sana BY mendapatkan teman yang

memperkenalkannya dengan mariyuana. Saat itu BY bertempat tinggal di

Yogyakarta. BY mulai memakai mariyuana sebenarnya tidak ada paksaan

dari siapapun tetapi karena rasa penasaran yang muncul.

Saat di Bekasi,BY hanya menggunakan sebagai pengguna pasif.

Setelah pindah ke Salatiga dan bertemu seorang teman, BY mulai rutin

menggunakan mariyuana. Pada waktu itu mariyuana masih belum terkenal

dan masih sulit di Salatiga sehingga BY memakai apabila ada stok saja.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

28

Intensitas pemakaian mulai sering pada saat di Yogyakarta. Tidak

dipungkiri setiap BY berada di satu komunitas, maka pasti ada yang

memakai mariyuana.

Mulai di SMA kelas 2, BY mulai aktif tidak hanya menggunakan

tetapi juga mengedarkan di tahun 1994/1995. BY sempat menjadi pecandu

sekitar 3 sampai 4 tahun lamanya. BY mempunyai pergaulan yang cukup

luas tidak hanya di Salatiga tetapi di Yogyakarta sehingga mempunyai

koneksi yang cukup banyak. Selain itu memang pergaulannya sebagian

besar dari orang-orang yang berlatarbelakang keluarga yang berantakan.

Teman-temannya pun suka menggunakan mariyuana walau bukan sebagai

pecandu berat. Dari hal tersebut, membuat BY harus berurusan dengan

pihak kepolisian.

BY harus berurusan dengan polisi bahkan sempat masuk penjara

sebanyak 2kali. Pertama kalinya BY tertangkap di Yogyakarta. Ia didakwa

1 tahun penjara tetapi menjalani hukuman selama 8 bulan kurungan.

Selang 6 bulan setelah keluar dari penjara, BY tertangkap lagi di

Yogyakarta. Pada dakwaan kedua BY dikenakan 11 bulan kurungan dari 2

tahun kurungan. Pada tahun 2005, BY pindah di Salatiga dan masih

menggunakan mariyuana tetapi sudah tidak sebagai pengedar.

Sekitar 2006, BY memutuskan untuk berhenti total sampai

sekarang. Faktor utama BY berhenti adalah ketika ibunya meninggal. Ada

yang bilang ibunya meninggal karena terlalu memikirkan BY yang sampai

dipenjara. Mulai saat itu BY memutuskan berhenti sebagai pemakai.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

29

c. Analisis data subjek II

Hasil wawancara terhadap subjek II, dapat diketahui mengenai

dampak-dampak mariyuana bagi mantan pengguna mariyuana.

1) Dampak-dampak yang muncul setelah tidak menggunakan

mariyuana

Subjek II saat menggunakan mariyuana pada awalnya

merasakan dampak-dampaknya. Pada saat awal mencoba, subjek

mengalami batuk-batuk karena merokok mariyuana berbeda dengan

rokok biasa.

“Batuk – batuk. Hal itu mungkin karena baru pertama

kalinya dan belum terbiasa.” (B13)

Mariyuana apabila dipakai terus menerusakan memberikan

dampak psikologis juga. Salah satu dampak yang muncul adalah

adanya perasaan rileks. Subjek menjelaskan bahwa saat menggunakan

mariyuana seolah – olah tidak ada masalah.

“Saya merasa seperti di dunia lain. Seolah – olah hidup tidak

ada masalah. Slow saja.” (B18)

“Mungkin fisik tidak terlalu. Saya merasakan dampak psikis

yaitu saya kalau menanggapi masalah terlalu santai, easy going. Sifat

itu pun masih terbawa sampai sekarang jadi yang terlalu santai.”

(B29)

Setelah memutuskan berhenti menggunakan mariyuana,

muncul beberapa permasalahan. Subjek mengalami permasalahan atau

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

30

dampak pada fisiknya yaitu pernafasan sedikit terganggu. Dampak

pada pernafasan ini juga didukung jumlah rokok yang banyak sebagai

pelampiasan setelah tidak menggunakan mariyuana.

“Kalau secara fisik tidak terlalu nampak. Soalnya saya juga

perokok berat sehingga nafasnya juga pendek-pendek.” (B 40)

Subjek mengalami dampak lain tidak hanya dampak fisik

yaitu dampak psikologis. Dampak ini dialami subjek pada satu tahun

awal saat berhenti menggunakan mariyuana. Subjek merasakan

ketakutan dan menjadi tertutup terutama kepada masyarakat awam

yang tidak menggunakan mariyuana.

“Hanya pada awalnya ada rasa paranoid, takut, dan tertutup

dengan orang di luar komunitas, tetapi setelah itu biasa saja. Itu

terjadi pada setahun awal berhenti saja.” (B 41)

2) Permasalahan lain yang muncul setelah tidak menggunakan

mariyuana

Subjek II merasakan permasalahan sosial pada satu tahun

awal tidak menggunakan mariyuana. Subjek mengalami kesulitan

berinteraksi dengan orang awam di luar komunitas. Hal ini

disebabkan karena belum bisanya orang awam menerima mantan

pengguna narkoba khususnya mariyuana. Adanya paradigma dari

masyarakat membuat subjek merasakan kesulitan untuk

bersosialisasi.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

31

“Pada awal 1 tahun setelah berhenti memakai mariyuana,

saya sulit untuk berinteraksi dengan orang umum. Mungkin

karena saya sudah di black list dan di cap sebagai pengguna,

mereka cenderung jaga jarak untuk berinteraksi dengan saya.”

(B 35)

“Setahun setelah berhenti, jarang berkomunikasi dengan

orang. Saya juga sulit berinteraksi dengan orang – orang awam

yang tidak tahu atau tidak menggunakan mariyuana. Setelah satu

tahun, saya bisa berinteraksi dengan baik.” (B37)

4.2.3. Subjek III

a. Identitas subjek

Nama : NL

Asal : Salatiga

Usia : 31 tahun

Profesi : karyawan swasta

Pendidikan akhir : S1 Ekonomi Akuntansi

Status : Belum menikah

b. Latar belakang subjek

NL adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Ayah dan ibunya

merupakan mantan karyawan Damatex Salatiga. Keluarga NL merupakan

keluarga yang baik dan sangat memperhatikan anak-anaknya. Hal ini

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

32

ditunjukkan dengan orang tuanya yang mampu menguliahkan NL di Solo

sampai menjadi sarjana.

NL awalnya hanya mengetahui mariyuana dari simbol-simbol daun

lima jari. Pada saat kuliah, NL pun belum tahu bentuk mariyuana secara

langsung. Setelah lulus dan bekerja di Salatiga, ada teman yang memakai

dan akhirnya tahu bentuk mariyuana secara langsung. Pada tahun 2007

sebenarnya NL sudah mulai tahu tentang mariyuana tetapi tidak tertarik

dan lebih sering merokok serta mengkonsumsi alkohol saja.

Pada awal tahu, NL tidak terlalu tertarik untuk langsung

menggunakan mariyuana dan hanya melihat teman yang memakai saja. NL

hanya sharing saja dengan teman-teman pemakai mengenai bagaimana

rasa dan efeknya saja. Kemudian beberapa lama kemudian,NL mulai

mencoba karena penasaran. Rasa penasaran itu muncul dari hasil opini

teman-teman yang sangat menikmati mariyuana.

Mulai tahun 2009, NL sudah mulai sering memakai mariyuana. NL

menggunakan mariyuana tidak secara kontinue. Biasanya memakai 1-2

kali dalam satu bulan. NL menyatakan hanya sebagai pemakai dan bukan

pecandu karena NL lebih mencandu alkohol. Frekuensi pemakaian

mariyuana sempat meningkat pada awal 2010. Hal ini didukung dengan

koneksi teman-teman yang cukup banyak terutama di Solo. NL lebih

sering memakai mariyuana di kota Solo.

Pada pertengah tahun 2010, NL mulai mengurangi frekuensi

penggunaan mariyuana. Di tahun yang samapun akhirnya NL memutuskan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

33

untuk berhenti. Akhir tahun 2010,NL berhenti memakai mariyuana sampai

saat ini. Faktor yang membuat NL berhenti lebih pada dorongan internal.

Ada perasaan takut yang NL rasakan melihat teman-teman yang menjadi

pecandu dan harus berurusan dengan pihak kepolisian.

Setelah NL berhenti memakai mariyuana, maka lebih sering

mengkonsumsi alkohol. Menurut NL mengkonsumsi mariyuana dan

alkohol sama-sama memberi efek pusing tetapi lebih aman alkohol dari

segi keamanannya. Walaupun masih ada tawaran-tawaran untuk memakai

mariyuana,NL menolak untuk menggunakan lagi.

c. Analisis data subjek III

Hasil wawancara terhadap subjek III, dapat diketahui mengenai

dampak-dampak mariyuana bagi mantan pengguna mariyuana.

1) Dampak-dampak yang muncul setelah tidak menggunakan

mariyuana

Dampak awal penggunaan mariyuana, subjek merasakan

pusing. Timbulnya rasa pusing itu karena bau khas yang ditimbulkan

mariyuana saat dibakar. Efek pusing ini yang menimbulkan rasa mual

dan ingin muntah.

“Pusing. Menurut saya baunya membuat saya pusing pada

awalnya. Saya merasa kaget awal pemakaiannya istilahnya di

tembak.” (N13)

“Saya merasa ingin muntah. Pada saat itu saya juga minum

beer mungkin bawaan pusing itu jadi ingin muntah.”(N 15)

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

34

“Pusing tapi awal penggunaan saja setelah itu biasa.” (N24)

Saat intensitas penggunaan mariyuana meningkat efek

psikologisnya pun semakin dirasakan subjek. Dampak psikologis

timbul seperti rasa malas sehingga badan serasa berat untuk

berkegiatan.

“Yang saya rasakan itu bawaannya jadi males. Badan untuk

berkegiatan tidak enerjik dan memang cenderung jadi malas. Sering

bengong saja.” (N21)

“Ya, bawaannya jadi males. Pengennya diam.” (N23)

Setelah memutuskan untuk berhenti menggunakan

mariyuana, ada dampak-dampak positif yang dirasakan subjek. Dari

segi fisik, subjek merasakan badan menjadi lebih segar dan tidak

menjadi lemas seperti saat masih menggunakan mariyuana.

“Badan jadi seger. Badan juga tidak jadi lemes.” (N30)

Dampak psikologis juga dialami subjek pada saat berhenti

menggunakan mariyuana. Dampak psikologis yang muncul yaitu

kembalinya rasa semangat untuk melakukan suatu hal. Subjek

merasakan dampak yang lebih baik saat berhenti memakai mariyuana.

“Jadi semangat lagi melakukan sesuatu hal. Yang pasti saya

merasa lebih enak.” (N31)

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

35

2) Permasalahan lain yang muncul setelah tidak menggunakan

mariyuana

Subjek tidak merasakan dampak-dampak lain atau

permasalahan setelah memutuskan untuk berhenti. Subjek mengatakan

bahwa setelah berhenti ada perasaan aman dari rasa takut terutama

takut berurusan dengan hukum.

“Ada perasaan takut apabila seperti teman – teman yang

jadi pecandu. Saya juga berpikir akibat yang timbul apalagi

berurusan dengan polisi. Saat saya berhenti menggunakan mariyuana

saya jadi merasa lebih tenang dari segi keamanan.” (N26)

4.3. PEMBAHASAN

Dari hasil wawancara dengan subjek I,II, dan III terlihat bahwa ada

beberapa dampak yang dirasakan setelah tidak menggunakan mariyuana.

Dampak-dampak ini dapat berupa dampakpositif maupun negatif yang dirasakan

subjek tersebut. Setelah penggunaan mariyuana dihentikan ada dampak fisik yang

dirasakan,secara psikologis, keamanan, dan sosial bagi mantan penggunanya.

Salah satu dampak yang ditimbulkan akibat pernah menghisap mariyuana

adalah adanya gangguan fisik. Bagi mantan pengguna yang telah menghisap

mariyuana selama 18 bulan akan ada pengaruh pada otak dan kesehatannya

(Powelson, dalam Wilson Nadeak, 1978). Adanya gangguan ginjal dan limpa

serta kurangnya konsentrasi juga dirasakan mantan pengguna mariyuana (Jones,

dalam Nadeak,1978). Subjek I,II, dan III mengatakan bahwa dampak fisik setelah

tidak menggunakan tidak jauh berbeda dengan saat menggunakan mariyuana.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

36

Subjek I dan II menyatakan pernafasan yang dirasakan memang berat dan

pendek-pendek. Ada gangguan dipernafasan bagi mantan pengguna mariyuana.

Hal ini sesuai dengan temuan dari Moore,et,al (2004) bahwa penghisap mariyuana

mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kesehatan pernafasan seperti

batuk-batuk tiap hari, produksi lendir yang berlebihan serta sangat rentan

terserang penyakit pernafasan.

Subjek III lebih merasakan dampak positif yang terjadi pada tubuhnya saat

berhenti menghisap mariyuana. Subjek menyatakan setelah tidak menggunakan

mariyuana, badan terasa lebih segar. Saat masih menggunakan mariyuana

biasanya badan terasa lemas dan kurang produktif. Setelah berhenti menggunakan

mariyuana subjek cenderung segar.

Dampak lain seperti yang diungkapkan Silverstein (dalam Nadeak, 1978)

bahwa ada kerusakan gigi dan gusi yang lebih banyak ditemukan dikalangan

pemakai mariyuana. Pada awal putus obat biasanya akan muncul gejala seperti

insomnia, hiperaktif, nafsu makan berkurang, mengalami psikosomatis seperti

migran bahkan pusing berkali-kali (Joshua Tobing dan Udut Hutabarat, 2009;

Budney, dkk dalam Kalat, 2010). Hasil wawancara dengan ketiga subjek

menyatakan tidak mengalami hal tersebut, bahkan subjek III menyatakan badan

menjadi lebih segar dan bersemangat. Dampak-dampak fisik yang dialami subjek

penelitian mempengaruhi pula psikisnya.

Dampak psikologis yang disebabkan mariyuana bagi mantan

penggunanya, antara lain adanya ilusi seolah-olah waktu berjalan sangat lambat,

bahkan menimbulkan kerusakan memori dan kemampuan kognitif (Kalat, 2010).

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

37

Dampak tersebut langsung cukup lama bahkan bagi yang sudah putus obat.

Mantan pengguna akan berangsur-angsur mengalami pemulihan memori serta

ilusi dan halusinasi juga berkurang (Pope,Grober, Hudson, Huestis, dan Yurgelun-

Todd, dalam Kalat,2010). Adanya pemulihan secara psikologis juga dialami oleh

ketiga subjek penelitian. Secara psikologis, subjek mengalami dampak-dampak

yang terjadi setelah tidak memakai mariyuana.

Pada awal putus obat, Subjek I dan II sempat merasakan paranoid,perasaan

yang tidak jelas, dan ketakutan khususnya kepada lingkungan dan orang-orang

diluar komunitasnya. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Tennant dan Groesbeck

(dalam Nadaek, 1978) bahwa ada perasaan kacau, dan ketakutan kepada suatu hal

yang mungkin tidak terjadi. Tingkat ketakutan yang dialami mantan pengguna

mariyuana tidak sebesar halusinasi yang dialami pada saat masih menggunakan

mariyuana.

Subjek I menyatakan tidak terlalu merasakan dampak psikologis yang

signifikan dibandingkan saat menggunakan mariyuana. Saat berhenti, subjek

merasakan imajinasinya lebih hidup dan dalam berkarya juga dirasa lebih

produktif. Subjek dapat bekerja dengan semangat karena pikirannya tidak tersita

pada mariyuana saja. Sedangkan pada subjek III juga merasakan lebih

bersemangat lagi dalam melakukan aktifitas dibanding saat sebagai pengguna.

Ada perubahan psikologis secara positif saat berhenti menggunakan mariyuana.

Berdasarkan temuan di lapangan, subjek ternyata tidak hanya mengalami dampak

fisik dan psikologis saja tetapi ada permasalahan lain yang dialami subjek.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

38

Dampak yang dirasakan subjek selain dampak yang telah dibahas di atas

adalah dampak sosial. Dampak sosial ini lebih pada penarikkan diri mantan

pengguna mariyuana. Budney, dkk (dalam Kalat, 2010) berpendapat apabila

seseorang telah berhenti menggunakan mariyuana, maka akan ada gejala

penarikan diri walaupun tidak separah gejala penarikan diri pada opiat. Gejala

penarikan diri ini disebabkan adanya ketakutan dan keraguan mantan pengguna

terhadap lingkungan sekitar terutama orang awam yang tidak mengenal

mariyuana.

Subjek merasakan bahwa ketakutan itu muncul akibat paradigma

masyarakat terhadap mantan pengguna narkoba. Subjek I dan II mengalami

ketakutan terhadap penerimaan dan pandangan masyarakat kepadanya. Cap

negatif dari masyarakat pada awalnya sangat terasa. Hal itu menyebabkan subjel I

dan II sempat tertutup, jarang berkomunikasi dan menjaga jarak dengan orang di

luar komunitasnya. Gejala tersebut hanya berlangsung pada satu tahun awal saat

berhenti menggunakan mariyuana.

Penerimaan dan penghargaan dari masyarakat sekitar terhadap mantan

pengguna mariyuana sangat diperlukan untuk menambah rasa percaya diri

mantan. Penerimaan yang baik akan membuat mantan merasa ada kesempatan

untuk memperbaiki diri dan lebih open minded secara positif. Dukungan dari

orang-orang disekitarnya juga mampu membuat mantan pengguna ini berkarya

lebih baik tanpa harus kembali menggunakan narkoba khususnya mariyuana.

Perlu adanya suatu program pencegahan agar tidak banyak generasi muda

khususnya yang menggunakan mariyuana.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

39

Salah satu program pencegahan narkoba terutama mariyuana adalah

dengan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah menengah. Layanan

BK tersebut dapat berupa layanan bimbingan pribadi. Adanya program

pencegahan narkoba akan mampu menangkal maraknya penggunaan narkoba

dikalangan anak muda khususnya usia pelajar.

Layanan BK pribadi merupakan merupakan layanan bimbingan untuk

membantu siswa dalam memecahkan masalah pribadinya. Permasalahan yang

tergolong masalah pribadi adalah masalah yang berhubungan dengan konflik diri

sendiri bahkan bisa merupakan konflik antar keinginan mencoba narkoba dengan

efek yang akan dialami saat menggunakan narkoba maupun sesudahnya.

Layanan BK untuk pencegahan ini dapat berupa klasikal maupun

kelompok. Penyusunan program ini perlu menggunakan metode dan media yang

kreatif. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa antusias untuk mengikuti layanan

BK pribadi terutama untuk meningkatkan harga diri siswa.

Dalam penyampaian layanan BK pribadi terutama mengenai pencegahan

penggunaan narkoba khususnya mariyuana dapat dibagi menjadi 4 topik. Topik

tersebut antara lain informasi mengenai pengertian mariyuana, bentuk-bentuk

mariyuana, dampak penggunaan mariyuana, serta dampak setelah tidak

mengkonsumsi mariyuana.

Kegiatan pencegahan narkoba khususnya mariyuana dapat berupa

kegiatan-kegiatan klasikal seperti seminar, talkshow, ataupun diberikan ditiap-tiap

kelas. Dukungan media yang kreatif akan membuat siswa antusias dan dapat

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7425/4/T1_132009701_BAB I… · diperlukan dalam mencari data adalah pedoman wawancara dan

40

mengena tujuannya yaitu memberikan informasi mengenai bahaya narkoba.

Selain kegiatan klasikal, ada juga kegiatan secara berkelompok.

Layanan BK secara berkelompok dapat berupa bimbingan kelompok

ataupun bimbingan teman sebaya (peer group). Siswa dapat dibuat menjadi

beberapa kelompok sesuai kebutuhan dan identifikasi permasalahannya.

Bimbingan kelompok dapat disajikan secara berkala dengan berbagai teknik yang

bisa membuat siswa tertarik dan antusias mengikuti kegiatan. Adanya antusiasme

serta perhatian siswa maka tujuan yang dibuat dapat dicapai.

Satuan layanan Bimbingan dan Konseling perlu diberikan kepada mantan

pengguna narkoba terutama untuk mencegah agar mantan pengguna mariyuana

tidak mencoba kembali memakai. Selain itu untuk membantu mantan pengguna

mariyuana kembali bermasyarakat dengan normal. Hal itu perlu karena mantan

pengguna pada awal berhenti merasa paranoid terhadap pandangan masyarakat.

Mantan pengguna merasa bahwa masyarakat sudah memberikan stereotipe buruk

kepada pengguna sehingga membuat mantan pengguna kesulitan untuk

bermasyarakat.

Topik yang dapat diberikan adalah konsep diri. Konsep diri merupakan

semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang

dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart

dan Sundeen dalam Keliat,1992). Mantan pengguna perlu menanamkan konsep

diri yang positif agar dapat berhubungan dengan lingkungan secara positif.