bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...
TRANSCRIPT
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus
Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan
hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan media animasi dalam model pembelajaran
langsung yaitu antara guru kelas VI sebagai observer, kepala sekolah dan peneliti sebagai
berikut:
Awal pra siklus siswa kelas V, skor rata-rata hasil ulangan harian pelajaran IPA
rendah. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran siswa diberikan
pemahaman melalui metode ceramah, belum menanfaatkan media pembelajaran
sehingga anak hanya berangan-angan belaka dalam memahami materi pembelajaran.
Hal ini terlihat dari nilai hasil evaluasi pra penelitian pada mata pelajaran IPA
sebagian besar skor dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ˂ 65 ). Diperoleh data
hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA pada Pra Siklus
Skor Ketuntasan Banyak Siswa Persentase (%) Keterangan
Tidak Tuntas < 65 4 18.18
Tuntas ≥ 65 18 81.82
Jumlah 22 100,00
Ketuntasan belajar siswa yang memperoleh skor kurang dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM ˂ 65 ) sebanyak 18 siswa (81,82%) dari seluruh siswa yang ada. Siswa
yang sudah tuntas sebanyak 4 siswa (18,18%) dari seluruh siswa yang ada. Ketuntasan
belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar IPA pada Pra siklus
18,18%
81,82%
TuntasBelum…
48
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1
Dalam perencanaan tindakan pembelajaran mengacu pada hasil observasi pada
kondisi pra siklus, sehingga pada siklus 1 ini diupayakan memperbaiki pembelajaran yang
ada untuk mencapai kompetensi dasar IPA kelas V semester 2 yaitu tentang cahaya dan
sifat-sifatnya. Setelah menemukan permasalahan, selanjutnya dilakukan diskusi dan
mengidentifikasi faktor penyebab masalah untuk dicarikan jalan keluarnya. Kelemahan
yang ada di lapangan yang menghambat dalam meningkatkan hasil belajar siswa adalah
minat belajar siswa masih kurang, keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran kurang,
perhatian dan kemandirian siswa kurang dan adanya perbedaan kemampuan masing-
masing individu. Hasil kerja kolaboratif bersama guru kelas V sebagai observer dan kepala
sekolah disepakati bahwa penyebab masalah tersebut di atas dapat ditinjau dari dua sisi
yakni:
1. siswa yang menganggap IPA suatu pelajaran yang sulit untuk dipahami, kesulitan
memahami materi ajar, kurangnya minat belajar dan keaktifan, perhatian terhadap
pelajaran kurang.
2. guru kurang mendorong siswa untuk aktif, kurang memperhatikan dan memahami
karakteristik setiap individu siswa, penyampaian materi cenderung monoton (kurang
bervariasi), penyampaian tugas kurang terperinci, kurang dapat memanfaatkan
waktu, penyampaian materi ajar terlalu singkat, pemanfaatan media kurang
optimal, dan tidak ada bimbingan
Mendasarkan pada penyebab permasalahan tersebut, maka tindakan yang akan
dilakukan sebagai solusi masalah dalam pembelajaran IPA adalah:
1. Dalam pembelajaran menggunakan media animasi bertujuan memperjelas konsep
materi, menarik perhatian dan dapat menyamakan persepsi.
2. Model pembelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran langsung, dengan
pertimbangan bahwa guru masih mempunyai kesempatan untuk menjelaskan konsep
kepada sejumlah kelompok siswa dan menguji keterampilan siswa melalui latihan-
latihan di bawah bimbingan dan arahan guru. Dengan demikian, tujuan pembelajaran
distrukturkan oleh guru.
49
3. Model pembelajaran langsung menggunakan kombinasi antara pembelajaran klasikal
dan pembelajaran dengan membentuk kelompok kecil. Pembelajaran klasikal
memberikan tekanan utama pada kemampuan, ketrampilan, dan sikap seluruh
anggota kelas. Guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan pengendali
ketertiban kelas. Sedangkan dalam pembelajaran secara kelompok kecil bertujuan
memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan
dan ketrampilan memecahkan masalah, dan mengembangkan kemampuan
kepemimpinan. Pada setiap anggota kelompok dalam memecahkan masalah,
menekankan pada peningkatan kemampuan dan keterampilan individu sebagai
anggota kelompok serta menimbulkan kerja sama (tukar pendapat antar siswa). Dalam
hal ini guru bertindak sebagai fasilitator, pembimbing dan pengendali ketertiban
kerja kelompok.
Pelaksanaan tindakan siklus 1 terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan 1, 2 dan
3, yang dilaksanakan setiap Senin sesuai jadwal pelajaran IPA Kelas V tanggal 5, 12 dan
19 Maret 2012. Tiap pertemuan 2 jam pelajaran durasi 2 X 35 menit. Pertemuan 1 dan 2
kegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran. Hal-hal yang
dilakukan dalam kegiatan ini adalah menyusun RPP IPA beserta instrumen penilaian terdiri
kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban dan kriteria penilaian dan LKS, lembar observasi
kegiatan pembelajaran, media pembelajaran berupa media animasi power point tentang
cahaya dan sifat-sifatnya yang ditayangkan dengan komputer jinjing dan LCD.
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2012
Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi pembelajaran secara klasikal, materi
dikemas dalam format power point. Penayangan dengan menggunakan perangkat
komputer jinjing dan LCD. Pembelajaran melalui kelompok, dengan membentuk 5
kelompok @ terdiri 4 - 5 siswa. Masing-masing kelompok mengerjakan tugas pada LKS.
Pada saat pembentukan kelompok siswa berbuat gaduh dan ramai, siswa cenderung
memilih kelompok dari teman yang disukai. Guru melakukan bimbingan kepada kelompok
yang mengalami kesulitan. Ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompok
belajarnya. Ada satu atau dua siswa pada masing-masing kelompok yang kurang peduli
50
terhadap kegiatan yang dikerjakan oleh teman yang lain. Hasil pekerjaan kelompok
dipresentasikan dan kelompok lain menanggapi.
Kegiatan penutup. Siswa membuat kesimpulan secara berkelompok.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Maret 2012 dengan
alokasi waktu 2 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan
berupa berdoa, presensi, kemudian guru mengadakan tanya jawab materi yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
Kegiatan inti. Guru mengkondisikan pembelajaran dengan melakukan presentasi
materi dengan menggunakan media. Siswa menyimak tayangan dan mencatat hal-hal
penting dari materi yang ditayangkan, memberi tanggapan dan menanyakan hal-hal yang
belum dipahami secara jelas. Setelah kegiatan presentasi selesai, siswa diorganisasikan
ke dalam 5 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Pembagian kelompok
berdasarkan kemampuan yang heterogen, dengan tujuan agar seluruh siswa dalam
kelompok sanggup bekerjasama mengerjakan tugas dalam LKS, sehingga siswa lebih
aktif. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas LKS. Setelah selesai, siswa
ditunjuk oleh guru secara acak, untuk mewakili kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya dan kelompok lain menanggapi. Selanjutnya siswa dengan arahan guru
membuat kesimpulan.
Pada kegiatan penutup. Siswa menerima tugas dari guru sebagai tindak lanjut untuk
mempelajari materi selanjutnya di rumah.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19 Maret 2012 dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit. Kegiatan inti dimulai dengan guru mengadakan tanya jawab
tentang materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, dilanjutkan
mengadakan evaluasi pembelajaran melalui tes tertulis bentuk uraian dengan 5 nomor
soal untuk dikerjakan siswa . Kegiatan penutup, membahas secara klasikal soal evaluasi
yang telah dikerjakan siswa, dilanjutkan dengan memberikan tugas PR yang diambil dari
soal latihan dari buku ajar siswa.
51
Refleksi Siklus 1
Setelah mengimplementasikan RPP IPA pada siklus 1, selanjutnya diadakan refleksi
dari kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer
dan hasil belajar IPA. Hasil pengamatan tindakan ini didiskusikan, dianalisis dan
disimpulkan. Dari kesimpulan inilah, kemudian dipergunakan sebagai bahan perbaikan
pada pelaksanaan tindakan siklus 2. Pada saat refleksi juga dilakukan wawancara kepada
3 siswa yang masing-masing siswa memiliki hasil penilaian pos tes belum tuntas sejak pra
siklus sampai siklus 1, siswa yang belum tuntas belajar pada pra siklus tetapi tuntas pada
siklus 1, dan siswa yang tuntas sejak pra siklus sampai siklus 1.
Tambatan hasil wawancara refleksi setelah tindakan siklus 1 menyatakan bahwa
pelaksanaan perbaikan pembelajaran telah berhasil. Siswa yang tidak tuntas hingga siklus
1 tersebut setelah diruntut riwayat belajarnya adalah siswa yang pernah tiga kali tidak naik
kelas atau mengulang di kelas I, III dan IV. Siswa ini termasuk siswa yang lambat dalam
belajar dan membutuhkan perhatian lebih dari teman-temannya. Siswa yang tuntas belajar
setelah perbaikan, berdasarkan wawancara mengatakan bahwa ia senang mengikuti
pelajaran. Adanya tayangan animasi dari multimedia menjadikan siswa tersebut lebih
mengerti dan tidak bingung seperti ketika membaca materi dari buku ajar.Hasil observasi
teman sejawat mencatat bahwa siswa antusias mengikuti pembelajaran karena merasa
senang adanya multimedia.
Data kualitatif yang terdiri dari aktivitas mengajar guru dalam mengimplementasikan
RPP IPA dengan menggunakan media animasi dalam model pembelajaran langsung dan
aktivitas kegiatan siswa, dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Adapun hasil
observasi implementasi RPP IPA guru pada siklus I, disajikan seperti tabel 4.2 berikut ini.
Berdasarkan temuan pada lembar observasi proses pembelajaran pertemuan 1 dan
pertemuan 2 pada siklus 1 oleh observer, ditemukan bahwa dalam pelaksanaan
pembelajaran pertemuan pertama sebagian peserta didik belum muncul rasa percaya diri,
sehingga dalam kegiatan kelompok lebih banyak diam kurang bekerja sama dengan teman
satu kelompok. Sebagian besar peserta didik belum berani bertanya kepada guru tentang
materi yang belum dipahami.
52
Tabel 4.2 Hasil Observasi Implementasi RPP IPA pada Siklus 1
No
Aspek/ indikator yang diamati
Hasil Pengamatan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Ya Tidak Ya Tidak
I Cara Guru melaksanakan KBM
1. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran.
√ − √ −
2. Melaksanakan KBM dalam urutan logis. √ − √ −
3. Mengelola waktu pembelajaran secara efisien √ − √ −
4. Memotivasi peserta didik berani mengajukan pertanyaan materi yang belum jelas.
− √ √ −
5 Menanggapi pertanyaan dan respon peserta didik. √ √ −
6. Menumbuhkan kepercayaan diri sendiri. − √ √ −
7. Melaksanakan bimbingan pembelajaran secara individu
√ − √ −
II Sarana / Persyaratan dalam KBM
1. Kesesuaian media pembelajaran dan alat yang akan digunakan dengan materi dalam KBM.
√ − √ −
2. Keterampilan mendemonstrasikan /mengoperasikan media/alat dalam pembelajaran.
√ − √ −
3 Membimbing peserta didik dalam pelaksanaan diskusi/tugas kelompok.
√ − √ −
4 Mengembangkan pemahaman konsep. √ √ −
III Perilaku Peserta Didik dalam KBM
1 Semangat dalam pelajaran. √ − √ −
2 Antusias dalam mengikuti kegiatan demonstrasi dari media.
√ − √ −
3 Perhatian dalam proses demonstrasi dari media pembelajaran.
√ − √ −
Skor Hasil Belajar IPA Siklus I
Skor hasil belajar yang diperoleh dari siklus 1 ditunjukkan melalui tabel 4.3 berikut ini.
Berdasarkan tabel tersebut, menunjukkan distribusi ketuntasan belajar IPA, 77,3 % dari
seluruh siswa yang ada telah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥ 65, sedangkan
siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 5 siswa atau 22,7 % dari seluruh
siswa yang ada. Persentase peningkatan ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus
1 meningkat sebesar 55.1%.
53
Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA pada Siklus I
Skor Ketuntasan Banyak Siswa Persentase (%) Keterangan
Tidak Tuntas < 65 5 22.7
Tuntas ≥ 65 17 77.3
Jumlah 22 100,00
Persentase ketuntasan belajar IPA pada siklus 1, juga ditunjukkan pada gambar 4.2
berikut.
Gambar 4.2 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar IPA Siklus 1
Persentase ketuntasan belajar IPA pada pra siklus dan siklus 1 yang telah diberi
tindakan, mengalami peningkatan dari 22.7% menjadi 77.3%, meningkat 240.5%. Ini
berarti telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam KTSP SDN
Wonosegoro 01 yaitu 75% siswa secara klasikal.
4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2
Pelaksanaan tindakan siklus 2 ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan dan
pemantapan pada siklus 1, dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 2, 9 dan 16 April 2012.
Pelaksanaan siklus 2 terdiri dari tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua
menyajikan materi pembelajaran, pertemuan ketiga evaluasi pembelajaran.
77,3
22,7
tuntas tidak tuntas
54
Pertemuan pertama, diawali dengan membuka pelajaran dan mengucapkan salam,
berdoa, mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan siswa.
Guru menyampaikan apersepsi dengan tanya jawab materi pertemuan yang lalu.
Kegiatan inti guru. Guru melakukan presentasi penyajian materi dengan
menggunakan media, siswa menyimak tayangan, mencatat hal-hal penting dari materi
yang ditayangkan. Kemudian memberi tanggapan dan menyanyakan hal-hal yang belum
dipahami secara jelas dari tayangan materi. Setelah kegiatan presentasi selesai, siswa
diorganisasi ke dalam 5 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Pembentukan
kelompok berdasar kemampuan siswa yang heterogen. Siswa mengerjakan soal dalam
LKS. Siswa yang ditunjuk mewakili kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
dan kelompok lain menanggapi.
Pada kegiatan penutup, siswa membuat kesimpulan dengan arahan guru.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 April 2012 dengan
alokasi waktu 2 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan
berupa berdoa, presensi, kemudian guru mengadakan tanya jawab materi yang telah
dipelajari pertemuan sebelumnya.
Kegiatan inti, guru melakukan presentasi penyajian materi mengunakan media,
siswa mengamati, memperhatikan dan diberi kesempatan mencatat hal-hal penting dari
materi yang ditayangkan. Kemudian diberi kesempatan menanggapi dan menanyakan hal-
hal yang belum dipahami secara jelas dari tayangan materi. Setelah kegiatan presentasi
selesai, siswa diorganisasikan ke dalam 5 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4
siswa. Pembagian kelompok berdasar kemampuan siswa yang heterogen, dengan alasan
agar siswa mampu bekerjasama. Siswa terlihat lebih aktif dalam kerja kelompok. Guru
membimbing siswa mengerjakan soal dalam LKS. Berdasarkan kesepakatan ini pula,
siswa diarahkan untuk menganalisa dengan menggunakan logika mendiskripsikan posisi
benda berdasarkan bayangan yang dihasilkan dari lensa cembung secara berkelompok.
Siswa ditunjuk secara acak sebagai perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya dan kelompok lain menanggapi.
Pada kegiatan penutup, siswa dengan arahan guru membuat kesimpulan. Siswa
menerima tugas mempelajari materi selanjutnya di rumah dan mengerjakan soal latihan
dari buku ajar pegangan siswa sebagai tindak lanjut.
55
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 April 2012 dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit. Kegiatan inti dimulai dengan guru mengadakan tanya jawab tentang
materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, dilanjutkan
mengadakan evaluasi pembelajaran berupa tes tertulis dengan bentuk uraian yang terdiri
dari 5 nomor soal. Tes dikerjakan secara individual. Dalam kegiatan penutup, membahas
secara klasikal soal evaluasi yang telah dikerjakan siswa, kemudian dilanjutkan dengan
memberikan tugas PR untuk mencatat benda-benda/pelatan yang ditemukan siswa serta
menemukan kegunaan cermin dan lensa.
Observasi oleh teman sejawat pada siklus 1 telah mencatat bahwa dalam proses
pembelajaran siswa aktif, semangat dalam mengikuti pembelajaran. Ada siswa yang
mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami. Masih ada siswa yang
cenderung masih diam dalam kerja kelompoknya, siswa kurang dapat bekerja sama. Guru
belum membimbing secara merata.
Kegiatan pembelajaran siklus 2 berlangsung, observer teman sejawat mengamati
jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan cara mengisi lembar
observasi yang telah disediakan, yang meliputi item untuk mengamati pembelajaran dan
aktvitas siswa. Pada siklus 2 ini semua item diisi oleh observer.
Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2, selanjutnya diadakan
refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan yang
diperoleh dari observer. Kesimpulan yang diperoleh bersifat pemmantapan dari tindakan
yang diberikan. Pada saat refleksi juga dilakukan wawancara kepada 3 siswa yang
memiliki hasil penilaian pos tes belum tuntas sampai pertemuan ke 3. Hasil observasi
teman sejawat mencatat bahwa siswa antusias mengikuti pembelajaran karena merasa
senang adanya multimedia.
Data kualitatif meliputi aktivitas mengajar guru dan aktivitas kegiatan siswa dianalisis
menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Observasi terhadap implementasi RPP IPA
untuk guru pada siklus 2, disajikan secara rinci seperti dalam tabel 4.4 berikut ini.
56
Berdasarkan temuan pada lembar observasi pada pertemuan 1 dan pertemuan 2
siklus 2 oleh observer, ditemukan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran telah sesuai
dengan diskripsi proses pembelajaran pada lembar pengamatan tersebut.
Tabel 4.4 Hasil Observasi Implementasi RPP IPA pada Siklus 2
No Aspek/ indikator yang diamati
Hasil Pengamatan
Pertemuan 1 Pertemuan
2
Ya Tidak Ya Tidak
I Cara Guru melaksanakan KBM
1. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran.
√ − √ −
2. Melaksanakan KBM dalam urutan logis. √ − √ −
3. Mengelola waktu pembelajaran secara efisien √ − √ −
4. Memotivasi peserta didik berani mengajukan pertanyaan materi yang belum jelas.
√ − √ −
5 Menanggapi pertanyaan dan respon peserta didik. √ − √ −
6. Menumbuhkan kepercayaan diri sendiri. √ − √ −
7. Melaksanakan bimbingan pembelajaran secara individu √ − √ −
II Sarana / Persyaratan dalam KBM
1. Kesesuaian media pembelajaran dan alat yang akan digunakan dengan materi dalam KBM.
√ − √ −
2. Keterampilan mendemonstrasikan /mengoperasikan media/alat dalam pembelajaran.
√ − √ −
3 Membimbing peserta didik dalam pelaksanaan diskusi/tugas kelompok.
√ − √ −
4 Mengembangkan pemahaman konsep. √ √ −
III Perilaku Peserta Didik dalam KBM
1 Semangat dalam pelajaran. √ − √ −
2 Antusias dalam mengikuti kegiatan demonstrasi dari media.
√ − √ −
3 Perhatian dalam proses demonstrasi dari media pembelajaran.
√ − √ −
Temuan observer berdasarkan catatan menunjukkan bahwa, guru telah
melaksanakan implementasi RPP dengan memotivasi siswa untuk berani bertanya tentang
materi ajar yang belum dipahami. Siswa sudah berani bertanya.
Skor Hasil Belajar IPA Siklus 2
Hasil belajar IPA yang diperoleh dalam siklus 2 ditunjukkan oleh adanya
perbandingan ketuntasan belajar siswa yang mencapai KKM ≥ 65 sebesar 90,9 % dari
57
seluruh siswa yang ada, sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan sebesar 9,1
% dari seluruh siswa yang ada. Adapun distribusi ketuntasan belajar IPA pada siklus 2 ini
disajikan dalam bentuk tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA pada Siklus 2
Skor Ketuntasan Banyak Siswa % Pra Siklus Keterangan
Tidak Tuntas < 65 2 9.1 Tidak tuntas
Tuntas ≥ 65 20 90.9 Tuntas
Jumlah 22 100,00
Ketuntasan belajar siswa siklus 2 yang mencapai ketuntasan ditunjukkan dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65 ) sebanyak 20 siswa atau 90.9%, sedangkan yang
belum mencapai ketuntasan minimal sebanyak 2 siswa dengan persentase 9.1.
Persentase ketuntasan belajar siswa siklus 1 ke siklus 2 meningkat 300.44%. Persentase
ketuntasan belajar siklus 2 juga disajikan melalui gambar 4.3 seperti berikut ini.
Gambar 4.3 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar IPA Siklus 2
Persentase ketuntasan belajar siklus 1 dan setelah tindakan siklus 2, mengalami
peningkatan menjadi 90.9%, meningkat 13.6% dari siklus I. Ini berarti telah memenuhi
indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam KTSP SDN Wonosegoro 01 kecamatan
Bandar kabupaten Batang yaitu 75% siswa secara klasikal.
90,9
9,1
tuntas tidak tuntas
58
4.2 Pembahasan
Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan bahwa siswa masih pasif,
karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa masih sering belajar secara indvidual,
tidak tampak kreativitas siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan
bosan tanpa gairah, karena pembelajaran selalu monoton sehingga skor rata-rata
pelajaran IPA di bawah KKM.
Guru belum memanfaatkan media pembelajaran yang relevan dengan kompetensi
dasar yang dicapai, sehingga menghambat pencapaian tujuan pembelajaran.
Pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa.
Pada siklus 1 terjadi peningkatan aktivitas siswa. Oleh karena itu, ketika
pembelajaran berlangsung, siswa diberi bimbingan dan motivasi agar tumbuh rasa
percara diri yang tinggi, sehingga pada akhirnya siswa berani bertanya, bertindak,
bekerjasama dengan teman kelompoknya.
2. Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan, dan diadakan tanya
jawab. Hal ini diharapkan dapat melatih dan memberi kesempatan siswa untuk
bertanya dan berpendapat dengan teman sebaya di kelas.
3. Dalam diskusi kelompok, ada beberapa kelompok yang anggotanya terlihat pasif. Guru
membimbing dan mengarahkan agar dapat bekerjasama dengan kelompok.
4. Pada kegiatan pembelajaran siklus 2, sebagian besar siswa berani bertanya pada
guru dan temannya. Keberanian siswa semakin bertumbuh, siswa dengan kesadaran
sendiri berani mengangkat jarinya untuk menjawab pertanyaan dan memberi tanggapan
terhadap kelompok lain.
5. Selama mengerjakan tes individu dan tes akhir, semua siswa mengerjakan soal tes
dengan tertib.
6. Pada tes siklus 2, siswa mengerjakan tugas dengan baik dan mengalami peningkatan
hasil dibandingkan dengan hasil tes-tes sebelumnya. Siswa mengerjakan tes akhir
dengan tenang dan tertib. Persentase ketuntasan siswa mencapai 90.9% dari jumlah
22 siswa kelas V SD Negeri Wonosegoro 01 kecamatan Bandar kabupaten Batang.
Siklus 2 dapat dipandang cukup, karena ketuntasan belajar siswa telah mencapai
tolok ukur keberhasilan yaitu ketuntasan belajar telah mencapai ≥ 85%.
59
7. Aktivitas mengajar guru dalam proses pembelajaran juga mengalami
peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, guru telah melaksanakan tahapan
pembelajaran dengan menggunakan media animasi sesuai deskripsi pada
lembar observasi.
8. Distribusi hasil belajar siswa antar siklus
Hasil belajar siswa dari ketuntasan belajar IPA dapat dibandingkan antara pra
siklus, siklus 1 dan siklus 2 seperti yang disajikan pada table 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6 Perbandingan Distribusi Ketuntasan Belajar IPA pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Skor Ketuntas
an
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
Keterangan Banyak Siswa
Persentase (%)
Banyak Siswa
Persentase (%)
Banyak Siswa
Persentase (%)
< 65 18 77.8 5 26.7 2 9.1 Tidak tuntas
≥ 65 4 22.2 17 73.3 20 90.9 Tuntas
Jumlah 22 100 22 100 22 100
Rata2 55.0 70.18 75.86
Peningkatan pemahaman belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan skor pra siklus
1 dan 2, yaitu:
1. Ketuntasan belajar meningkat dari 22.2% pada pra siklus menjadi 77.3% siklus 1 dan
90.9% siklus 2.
2. Skor rata-rata hasil belajar meningkat dari 55.00 pada pra siklus menjadi 70.18 siklus
1 dan 75.86 siklus 2.
3. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar dari 22 jumlah siswa sejumlah 4 pada pra
siklus menjadi 17 siklus 1 dan 20 siklus 2.
Perbandingan persentase ketuntasan belajar dan skor rata-rata hasil belajar pada pra
siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat ditunjukkan pada gambar 4.4 berikut ini.
60
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan dan Skor Rata-rata Hasil Belajar IPA Pada
Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Berdasarkan perolehan skor yang didapatkan pada siklus 1 dan siklus 2, maka
pembelajaran dengan menggunakan media animasi dalam model pembelajaran langsung
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan kompetensi dasar “Mendiskripsikan sifat-
sifat cahaya” kelas V SD Negeri Wonosegoro 01 kecamatan Bandar kabupaten Batang
tahun pelajaran 2011/2012.
22,2
77,3 90,9
55
70,18 75,86
0
50
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II% ketuntasan Rata-rata