bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...

14
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan media animasi dalam model pembelajaran langsung yaitu antara guru kelas VI sebagai observer, kepala sekolah dan peneliti sebagai berikut: Awal pra siklus siswa kelas V, skor rata-rata hasil ulangan harian pelajaran IPA rendah. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran siswa diberikan pemahaman melalui metode ceramah, belum menanfaatkan media pembelajaran sehingga anak hanya berangan-angan belaka dalam memahami materi pembelajaran. Hal ini terlihat dari nilai hasil evaluasi pra penelitian pada mata pelajaran IPA sebagian besar skor dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ˂ 65 ). Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA pada Pra Siklus Skor Ketuntasan Banyak Siswa Persentase (%) Keterangan Tidak Tuntas < 65 4 18.18 Tuntas ≥ 65 18 81.82 Jumlah 22 100,00 Ketuntasan belajar siswa yang memperoleh skor kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ˂ 65 ) sebanyak 18 siswa (81,82%) dari seluruh siswa yang ada. Siswa yang sudah tuntas sebanyak 4 siswa (18,18%) dari seluruh siswa yang ada. Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar IPA pada Pra siklus 18,18% 81,82% Tuntas Belum…

Upload: buitram

Post on 13-Aug-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/14/T1_262010775_BAB IV.pdfkegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus

Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan

hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan media animasi dalam model pembelajaran

langsung yaitu antara guru kelas VI sebagai observer, kepala sekolah dan peneliti sebagai

berikut:

Awal pra siklus siswa kelas V, skor rata-rata hasil ulangan harian pelajaran IPA

rendah. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran siswa diberikan

pemahaman melalui metode ceramah, belum menanfaatkan media pembelajaran

sehingga anak hanya berangan-angan belaka dalam memahami materi pembelajaran.

Hal ini terlihat dari nilai hasil evaluasi pra penelitian pada mata pelajaran IPA

sebagian besar skor dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ˂ 65 ). Diperoleh data

hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA pada Pra Siklus

Skor Ketuntasan Banyak Siswa Persentase (%) Keterangan

Tidak Tuntas < 65 4 18.18

Tuntas ≥ 65 18 81.82

Jumlah 22 100,00

Ketuntasan belajar siswa yang memperoleh skor kurang dari Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM ˂ 65 ) sebanyak 18 siswa (81,82%) dari seluruh siswa yang ada. Siswa

yang sudah tuntas sebanyak 4 siswa (18,18%) dari seluruh siswa yang ada. Ketuntasan

belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar IPA pada Pra siklus

18,18%

81,82%

TuntasBelum…

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/14/T1_262010775_BAB IV.pdfkegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran

48

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1

Dalam perencanaan tindakan pembelajaran mengacu pada hasil observasi pada

kondisi pra siklus, sehingga pada siklus 1 ini diupayakan memperbaiki pembelajaran yang

ada untuk mencapai kompetensi dasar IPA kelas V semester 2 yaitu tentang cahaya dan

sifat-sifatnya. Setelah menemukan permasalahan, selanjutnya dilakukan diskusi dan

mengidentifikasi faktor penyebab masalah untuk dicarikan jalan keluarnya. Kelemahan

yang ada di lapangan yang menghambat dalam meningkatkan hasil belajar siswa adalah

minat belajar siswa masih kurang, keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran kurang,

perhatian dan kemandirian siswa kurang dan adanya perbedaan kemampuan masing-

masing individu. Hasil kerja kolaboratif bersama guru kelas V sebagai observer dan kepala

sekolah disepakati bahwa penyebab masalah tersebut di atas dapat ditinjau dari dua sisi

yakni:

1. siswa yang menganggap IPA suatu pelajaran yang sulit untuk dipahami, kesulitan

memahami materi ajar, kurangnya minat belajar dan keaktifan, perhatian terhadap

pelajaran kurang.

2. guru kurang mendorong siswa untuk aktif, kurang memperhatikan dan memahami

karakteristik setiap individu siswa, penyampaian materi cenderung monoton (kurang

bervariasi), penyampaian tugas kurang terperinci, kurang dapat memanfaatkan

waktu, penyampaian materi ajar terlalu singkat, pemanfaatan media kurang

optimal, dan tidak ada bimbingan

Mendasarkan pada penyebab permasalahan tersebut, maka tindakan yang akan

dilakukan sebagai solusi masalah dalam pembelajaran IPA adalah:

1. Dalam pembelajaran menggunakan media animasi bertujuan memperjelas konsep

materi, menarik perhatian dan dapat menyamakan persepsi.

2. Model pembelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran langsung, dengan

pertimbangan bahwa guru masih mempunyai kesempatan untuk menjelaskan konsep

kepada sejumlah kelompok siswa dan menguji keterampilan siswa melalui latihan-

latihan di bawah bimbingan dan arahan guru. Dengan demikian, tujuan pembelajaran

distrukturkan oleh guru.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/14/T1_262010775_BAB IV.pdfkegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran

49

3. Model pembelajaran langsung menggunakan kombinasi antara pembelajaran klasikal

dan pembelajaran dengan membentuk kelompok kecil. Pembelajaran klasikal

memberikan tekanan utama pada kemampuan, ketrampilan, dan sikap seluruh

anggota kelas. Guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan pengendali

ketertiban kelas. Sedangkan dalam pembelajaran secara kelompok kecil bertujuan

memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan

dan ketrampilan memecahkan masalah, dan mengembangkan kemampuan

kepemimpinan. Pada setiap anggota kelompok dalam memecahkan masalah,

menekankan pada peningkatan kemampuan dan keterampilan individu sebagai

anggota kelompok serta menimbulkan kerja sama (tukar pendapat antar siswa). Dalam

hal ini guru bertindak sebagai fasilitator, pembimbing dan pengendali ketertiban

kerja kelompok.

Pelaksanaan tindakan siklus 1 terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan 1, 2 dan

3, yang dilaksanakan setiap Senin sesuai jadwal pelajaran IPA Kelas V tanggal 5, 12 dan

19 Maret 2012. Tiap pertemuan 2 jam pelajaran durasi 2 X 35 menit. Pertemuan 1 dan 2

kegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran. Hal-hal yang

dilakukan dalam kegiatan ini adalah menyusun RPP IPA beserta instrumen penilaian terdiri

kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban dan kriteria penilaian dan LKS, lembar observasi

kegiatan pembelajaran, media pembelajaran berupa media animasi power point tentang

cahaya dan sifat-sifatnya yang ditayangkan dengan komputer jinjing dan LCD.

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2012

Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi pembelajaran secara klasikal, materi

dikemas dalam format power point. Penayangan dengan menggunakan perangkat

komputer jinjing dan LCD. Pembelajaran melalui kelompok, dengan membentuk 5

kelompok @ terdiri 4 - 5 siswa. Masing-masing kelompok mengerjakan tugas pada LKS.

Pada saat pembentukan kelompok siswa berbuat gaduh dan ramai, siswa cenderung

memilih kelompok dari teman yang disukai. Guru melakukan bimbingan kepada kelompok

yang mengalami kesulitan. Ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompok

belajarnya. Ada satu atau dua siswa pada masing-masing kelompok yang kurang peduli

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/14/T1_262010775_BAB IV.pdfkegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran

50

terhadap kegiatan yang dikerjakan oleh teman yang lain. Hasil pekerjaan kelompok

dipresentasikan dan kelompok lain menanggapi.

Kegiatan penutup. Siswa membuat kesimpulan secara berkelompok.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Maret 2012 dengan

alokasi waktu 2 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan

berupa berdoa, presensi, kemudian guru mengadakan tanya jawab materi yang telah

dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

Kegiatan inti. Guru mengkondisikan pembelajaran dengan melakukan presentasi

materi dengan menggunakan media. Siswa menyimak tayangan dan mencatat hal-hal

penting dari materi yang ditayangkan, memberi tanggapan dan menanyakan hal-hal yang

belum dipahami secara jelas. Setelah kegiatan presentasi selesai, siswa diorganisasikan

ke dalam 5 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Pembagian kelompok

berdasarkan kemampuan yang heterogen, dengan tujuan agar seluruh siswa dalam

kelompok sanggup bekerjasama mengerjakan tugas dalam LKS, sehingga siswa lebih

aktif. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas LKS. Setelah selesai, siswa

ditunjuk oleh guru secara acak, untuk mewakili kelompok mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya dan kelompok lain menanggapi. Selanjutnya siswa dengan arahan guru

membuat kesimpulan.

Pada kegiatan penutup. Siswa menerima tugas dari guru sebagai tindak lanjut untuk

mempelajari materi selanjutnya di rumah.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19 Maret 2012 dengan

alokasi waktu 2 x 35 menit. Kegiatan inti dimulai dengan guru mengadakan tanya jawab

tentang materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, dilanjutkan

mengadakan evaluasi pembelajaran melalui tes tertulis bentuk uraian dengan 5 nomor

soal untuk dikerjakan siswa . Kegiatan penutup, membahas secara klasikal soal evaluasi

yang telah dikerjakan siswa, dilanjutkan dengan memberikan tugas PR yang diambil dari

soal latihan dari buku ajar siswa.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/14/T1_262010775_BAB IV.pdfkegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran

51

Refleksi Siklus 1

Setelah mengimplementasikan RPP IPA pada siklus 1, selanjutnya diadakan refleksi

dari kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer

dan hasil belajar IPA. Hasil pengamatan tindakan ini didiskusikan, dianalisis dan

disimpulkan. Dari kesimpulan inilah, kemudian dipergunakan sebagai bahan perbaikan

pada pelaksanaan tindakan siklus 2. Pada saat refleksi juga dilakukan wawancara kepada

3 siswa yang masing-masing siswa memiliki hasil penilaian pos tes belum tuntas sejak pra

siklus sampai siklus 1, siswa yang belum tuntas belajar pada pra siklus tetapi tuntas pada

siklus 1, dan siswa yang tuntas sejak pra siklus sampai siklus 1.

Tambatan hasil wawancara refleksi setelah tindakan siklus 1 menyatakan bahwa

pelaksanaan perbaikan pembelajaran telah berhasil. Siswa yang tidak tuntas hingga siklus

1 tersebut setelah diruntut riwayat belajarnya adalah siswa yang pernah tiga kali tidak naik

kelas atau mengulang di kelas I, III dan IV. Siswa ini termasuk siswa yang lambat dalam

belajar dan membutuhkan perhatian lebih dari teman-temannya. Siswa yang tuntas belajar

setelah perbaikan, berdasarkan wawancara mengatakan bahwa ia senang mengikuti

pelajaran. Adanya tayangan animasi dari multimedia menjadikan siswa tersebut lebih

mengerti dan tidak bingung seperti ketika membaca materi dari buku ajar.Hasil observasi

teman sejawat mencatat bahwa siswa antusias mengikuti pembelajaran karena merasa

senang adanya multimedia.

Data kualitatif yang terdiri dari aktivitas mengajar guru dalam mengimplementasikan

RPP IPA dengan menggunakan media animasi dalam model pembelajaran langsung dan

aktivitas kegiatan siswa, dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Adapun hasil

observasi implementasi RPP IPA guru pada siklus I, disajikan seperti tabel 4.2 berikut ini.

Berdasarkan temuan pada lembar observasi proses pembelajaran pertemuan 1 dan

pertemuan 2 pada siklus 1 oleh observer, ditemukan bahwa dalam pelaksanaan

pembelajaran pertemuan pertama sebagian peserta didik belum muncul rasa percaya diri,

sehingga dalam kegiatan kelompok lebih banyak diam kurang bekerja sama dengan teman

satu kelompok. Sebagian besar peserta didik belum berani bertanya kepada guru tentang

materi yang belum dipahami.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/14/T1_262010775_BAB IV.pdfkegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran

52

Tabel 4.2 Hasil Observasi Implementasi RPP IPA pada Siklus 1

No

Aspek/ indikator yang diamati

Hasil Pengamatan

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Ya Tidak Ya Tidak

I Cara Guru melaksanakan KBM

1. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran.

√ − √ −

2. Melaksanakan KBM dalam urutan logis. √ − √ −

3. Mengelola waktu pembelajaran secara efisien √ − √ −

4. Memotivasi peserta didik berani mengajukan pertanyaan materi yang belum jelas.

− √ √ −

5 Menanggapi pertanyaan dan respon peserta didik. √ √ −

6. Menumbuhkan kepercayaan diri sendiri. − √ √ −

7. Melaksanakan bimbingan pembelajaran secara individu

√ − √ −

II Sarana / Persyaratan dalam KBM

1. Kesesuaian media pembelajaran dan alat yang akan digunakan dengan materi dalam KBM.

√ − √ −

2. Keterampilan mendemonstrasikan /mengoperasikan media/alat dalam pembelajaran.

√ − √ −

3 Membimbing peserta didik dalam pelaksanaan diskusi/tugas kelompok.

√ − √ −

4 Mengembangkan pemahaman konsep. √ √ −

III Perilaku Peserta Didik dalam KBM

1 Semangat dalam pelajaran. √ − √ −

2 Antusias dalam mengikuti kegiatan demonstrasi dari media.

√ − √ −

3 Perhatian dalam proses demonstrasi dari media pembelajaran.

√ − √ −

Skor Hasil Belajar IPA Siklus I

Skor hasil belajar yang diperoleh dari siklus 1 ditunjukkan melalui tabel 4.3 berikut ini.

Berdasarkan tabel tersebut, menunjukkan distribusi ketuntasan belajar IPA, 77,3 % dari

seluruh siswa yang ada telah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥ 65, sedangkan

siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 5 siswa atau 22,7 % dari seluruh

siswa yang ada. Persentase peningkatan ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus

1 meningkat sebesar 55.1%.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/14/T1_262010775_BAB IV.pdfkegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran

53

Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA pada Siklus I

Skor Ketuntasan Banyak Siswa Persentase (%) Keterangan

Tidak Tuntas < 65 5 22.7

Tuntas ≥ 65 17 77.3

Jumlah 22 100,00

Persentase ketuntasan belajar IPA pada siklus 1, juga ditunjukkan pada gambar 4.2

berikut.

Gambar 4.2 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar IPA Siklus 1

Persentase ketuntasan belajar IPA pada pra siklus dan siklus 1 yang telah diberi

tindakan, mengalami peningkatan dari 22.7% menjadi 77.3%, meningkat 240.5%. Ini

berarti telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam KTSP SDN

Wonosegoro 01 yaitu 75% siswa secara klasikal.

4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2

Pelaksanaan tindakan siklus 2 ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan dan

pemantapan pada siklus 1, dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 2, 9 dan 16 April 2012.

Pelaksanaan siklus 2 terdiri dari tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua

menyajikan materi pembelajaran, pertemuan ketiga evaluasi pembelajaran.

77,3

22,7

tuntas tidak tuntas

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/14/T1_262010775_BAB IV.pdfkegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran

54

Pertemuan pertama, diawali dengan membuka pelajaran dan mengucapkan salam,

berdoa, mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan siswa.

Guru menyampaikan apersepsi dengan tanya jawab materi pertemuan yang lalu.

Kegiatan inti guru. Guru melakukan presentasi penyajian materi dengan

menggunakan media, siswa menyimak tayangan, mencatat hal-hal penting dari materi

yang ditayangkan. Kemudian memberi tanggapan dan menyanyakan hal-hal yang belum

dipahami secara jelas dari tayangan materi. Setelah kegiatan presentasi selesai, siswa

diorganisasi ke dalam 5 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Pembentukan

kelompok berdasar kemampuan siswa yang heterogen. Siswa mengerjakan soal dalam

LKS. Siswa yang ditunjuk mewakili kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya

dan kelompok lain menanggapi.

Pada kegiatan penutup, siswa membuat kesimpulan dengan arahan guru.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 April 2012 dengan

alokasi waktu 2 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan

berupa berdoa, presensi, kemudian guru mengadakan tanya jawab materi yang telah

dipelajari pertemuan sebelumnya.

Kegiatan inti, guru melakukan presentasi penyajian materi mengunakan media,

siswa mengamati, memperhatikan dan diberi kesempatan mencatat hal-hal penting dari

materi yang ditayangkan. Kemudian diberi kesempatan menanggapi dan menanyakan hal-

hal yang belum dipahami secara jelas dari tayangan materi. Setelah kegiatan presentasi

selesai, siswa diorganisasikan ke dalam 5 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4

siswa. Pembagian kelompok berdasar kemampuan siswa yang heterogen, dengan alasan

agar siswa mampu bekerjasama. Siswa terlihat lebih aktif dalam kerja kelompok. Guru

membimbing siswa mengerjakan soal dalam LKS. Berdasarkan kesepakatan ini pula,

siswa diarahkan untuk menganalisa dengan menggunakan logika mendiskripsikan posisi

benda berdasarkan bayangan yang dihasilkan dari lensa cembung secara berkelompok.

Siswa ditunjuk secara acak sebagai perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya dan kelompok lain menanggapi.

Pada kegiatan penutup, siswa dengan arahan guru membuat kesimpulan. Siswa

menerima tugas mempelajari materi selanjutnya di rumah dan mengerjakan soal latihan

dari buku ajar pegangan siswa sebagai tindak lanjut.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/14/T1_262010775_BAB IV.pdfkegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran

55

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 April 2012 dengan alokasi

waktu 2 x 35 menit. Kegiatan inti dimulai dengan guru mengadakan tanya jawab tentang

materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, dilanjutkan

mengadakan evaluasi pembelajaran berupa tes tertulis dengan bentuk uraian yang terdiri

dari 5 nomor soal. Tes dikerjakan secara individual. Dalam kegiatan penutup, membahas

secara klasikal soal evaluasi yang telah dikerjakan siswa, kemudian dilanjutkan dengan

memberikan tugas PR untuk mencatat benda-benda/pelatan yang ditemukan siswa serta

menemukan kegunaan cermin dan lensa.

Observasi oleh teman sejawat pada siklus 1 telah mencatat bahwa dalam proses

pembelajaran siswa aktif, semangat dalam mengikuti pembelajaran. Ada siswa yang

mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami. Masih ada siswa yang

cenderung masih diam dalam kerja kelompoknya, siswa kurang dapat bekerja sama. Guru

belum membimbing secara merata.

Kegiatan pembelajaran siklus 2 berlangsung, observer teman sejawat mengamati

jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan cara mengisi lembar

observasi yang telah disediakan, yang meliputi item untuk mengamati pembelajaran dan

aktvitas siswa. Pada siklus 2 ini semua item diisi oleh observer.

Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2, selanjutnya diadakan

refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan yang

diperoleh dari observer. Kesimpulan yang diperoleh bersifat pemmantapan dari tindakan

yang diberikan. Pada saat refleksi juga dilakukan wawancara kepada 3 siswa yang

memiliki hasil penilaian pos tes belum tuntas sampai pertemuan ke 3. Hasil observasi

teman sejawat mencatat bahwa siswa antusias mengikuti pembelajaran karena merasa

senang adanya multimedia.

Data kualitatif meliputi aktivitas mengajar guru dan aktivitas kegiatan siswa dianalisis

menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Observasi terhadap implementasi RPP IPA

untuk guru pada siklus 2, disajikan secara rinci seperti dalam tabel 4.4 berikut ini.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/14/T1_262010775_BAB IV.pdfkegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran

56

Berdasarkan temuan pada lembar observasi pada pertemuan 1 dan pertemuan 2

siklus 2 oleh observer, ditemukan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran telah sesuai

dengan diskripsi proses pembelajaran pada lembar pengamatan tersebut.

Tabel 4.4 Hasil Observasi Implementasi RPP IPA pada Siklus 2

No Aspek/ indikator yang diamati

Hasil Pengamatan

Pertemuan 1 Pertemuan

2

Ya Tidak Ya Tidak

I Cara Guru melaksanakan KBM

1. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran.

√ − √ −

2. Melaksanakan KBM dalam urutan logis. √ − √ −

3. Mengelola waktu pembelajaran secara efisien √ − √ −

4. Memotivasi peserta didik berani mengajukan pertanyaan materi yang belum jelas.

√ − √ −

5 Menanggapi pertanyaan dan respon peserta didik. √ − √ −

6. Menumbuhkan kepercayaan diri sendiri. √ − √ −

7. Melaksanakan bimbingan pembelajaran secara individu √ − √ −

II Sarana / Persyaratan dalam KBM

1. Kesesuaian media pembelajaran dan alat yang akan digunakan dengan materi dalam KBM.

√ − √ −

2. Keterampilan mendemonstrasikan /mengoperasikan media/alat dalam pembelajaran.

√ − √ −

3 Membimbing peserta didik dalam pelaksanaan diskusi/tugas kelompok.

√ − √ −

4 Mengembangkan pemahaman konsep. √ √ −

III Perilaku Peserta Didik dalam KBM

1 Semangat dalam pelajaran. √ − √ −

2 Antusias dalam mengikuti kegiatan demonstrasi dari media.

√ − √ −

3 Perhatian dalam proses demonstrasi dari media pembelajaran.

√ − √ −

Temuan observer berdasarkan catatan menunjukkan bahwa, guru telah

melaksanakan implementasi RPP dengan memotivasi siswa untuk berani bertanya tentang

materi ajar yang belum dipahami. Siswa sudah berani bertanya.

Skor Hasil Belajar IPA Siklus 2

Hasil belajar IPA yang diperoleh dalam siklus 2 ditunjukkan oleh adanya

perbandingan ketuntasan belajar siswa yang mencapai KKM ≥ 65 sebesar 90,9 % dari

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/14/T1_262010775_BAB IV.pdfkegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran

57

seluruh siswa yang ada, sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan sebesar 9,1

% dari seluruh siswa yang ada. Adapun distribusi ketuntasan belajar IPA pada siklus 2 ini

disajikan dalam bentuk tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA pada Siklus 2

Skor Ketuntasan Banyak Siswa % Pra Siklus Keterangan

Tidak Tuntas < 65 2 9.1 Tidak tuntas

Tuntas ≥ 65 20 90.9 Tuntas

Jumlah 22 100,00

Ketuntasan belajar siswa siklus 2 yang mencapai ketuntasan ditunjukkan dengan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65 ) sebanyak 20 siswa atau 90.9%, sedangkan yang

belum mencapai ketuntasan minimal sebanyak 2 siswa dengan persentase 9.1.

Persentase ketuntasan belajar siswa siklus 1 ke siklus 2 meningkat 300.44%. Persentase

ketuntasan belajar siklus 2 juga disajikan melalui gambar 4.3 seperti berikut ini.

Gambar 4.3 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar IPA Siklus 2

Persentase ketuntasan belajar siklus 1 dan setelah tindakan siklus 2, mengalami

peningkatan menjadi 90.9%, meningkat 13.6% dari siklus I. Ini berarti telah memenuhi

indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam KTSP SDN Wonosegoro 01 kecamatan

Bandar kabupaten Batang yaitu 75% siswa secara klasikal.

90,9

9,1

tuntas tidak tuntas

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/14/T1_262010775_BAB IV.pdfkegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran

58

4.2 Pembahasan

Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan bahwa siswa masih pasif,

karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa masih sering belajar secara indvidual,

tidak tampak kreativitas siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan

bosan tanpa gairah, karena pembelajaran selalu monoton sehingga skor rata-rata

pelajaran IPA di bawah KKM.

Guru belum memanfaatkan media pembelajaran yang relevan dengan kompetensi

dasar yang dicapai, sehingga menghambat pencapaian tujuan pembelajaran.

Pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas siswa.

Pada siklus 1 terjadi peningkatan aktivitas siswa. Oleh karena itu, ketika

pembelajaran berlangsung, siswa diberi bimbingan dan motivasi agar tumbuh rasa

percara diri yang tinggi, sehingga pada akhirnya siswa berani bertanya, bertindak,

bekerjasama dengan teman kelompoknya.

2. Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan, dan diadakan tanya

jawab. Hal ini diharapkan dapat melatih dan memberi kesempatan siswa untuk

bertanya dan berpendapat dengan teman sebaya di kelas.

3. Dalam diskusi kelompok, ada beberapa kelompok yang anggotanya terlihat pasif. Guru

membimbing dan mengarahkan agar dapat bekerjasama dengan kelompok.

4. Pada kegiatan pembelajaran siklus 2, sebagian besar siswa berani bertanya pada

guru dan temannya. Keberanian siswa semakin bertumbuh, siswa dengan kesadaran

sendiri berani mengangkat jarinya untuk menjawab pertanyaan dan memberi tanggapan

terhadap kelompok lain.

5. Selama mengerjakan tes individu dan tes akhir, semua siswa mengerjakan soal tes

dengan tertib.

6. Pada tes siklus 2, siswa mengerjakan tugas dengan baik dan mengalami peningkatan

hasil dibandingkan dengan hasil tes-tes sebelumnya. Siswa mengerjakan tes akhir

dengan tenang dan tertib. Persentase ketuntasan siswa mencapai 90.9% dari jumlah

22 siswa kelas V SD Negeri Wonosegoro 01 kecamatan Bandar kabupaten Batang.

Siklus 2 dapat dipandang cukup, karena ketuntasan belajar siswa telah mencapai

tolok ukur keberhasilan yaitu ketuntasan belajar telah mencapai ≥ 85%.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/14/T1_262010775_BAB IV.pdfkegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran

59

7. Aktivitas mengajar guru dalam proses pembelajaran juga mengalami

peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, guru telah melaksanakan tahapan

pembelajaran dengan menggunakan media animasi sesuai deskripsi pada

lembar observasi.

8. Distribusi hasil belajar siswa antar siklus

Hasil belajar siswa dari ketuntasan belajar IPA dapat dibandingkan antara pra

siklus, siklus 1 dan siklus 2 seperti yang disajikan pada table 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6 Perbandingan Distribusi Ketuntasan Belajar IPA pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Skor Ketuntas

an

Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

Keterangan Banyak Siswa

Persentase (%)

Banyak Siswa

Persentase (%)

Banyak Siswa

Persentase (%)

< 65 18 77.8 5 26.7 2 9.1 Tidak tuntas

≥ 65 4 22.2 17 73.3 20 90.9 Tuntas

Jumlah 22 100 22 100 22 100

Rata2 55.0 70.18 75.86

Peningkatan pemahaman belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan skor pra siklus

1 dan 2, yaitu:

1. Ketuntasan belajar meningkat dari 22.2% pada pra siklus menjadi 77.3% siklus 1 dan

90.9% siklus 2.

2. Skor rata-rata hasil belajar meningkat dari 55.00 pada pra siklus menjadi 70.18 siklus

1 dan 75.86 siklus 2.

3. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar dari 22 jumlah siswa sejumlah 4 pada pra

siklus menjadi 17 siklus 1 dan 20 siklus 2.

Perbandingan persentase ketuntasan belajar dan skor rata-rata hasil belajar pada pra

siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat ditunjukkan pada gambar 4.4 berikut ini.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/14/T1_262010775_BAB IV.pdfkegiatan pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk evaluasi pembelajaran

60

Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan dan Skor Rata-rata Hasil Belajar IPA Pada

Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan perolehan skor yang didapatkan pada siklus 1 dan siklus 2, maka

pembelajaran dengan menggunakan media animasi dalam model pembelajaran langsung

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan kompetensi dasar “Mendiskripsikan sifat-

sifat cahaya” kelas V SD Negeri Wonosegoro 01 kecamatan Bandar kabupaten Batang

tahun pelajaran 2011/2012.

22,2

77,3 90,9

55

70,18 75,86

0

50

100

Pra Siklus Siklus I Siklus II% ketuntasan Rata-rata