bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran … · menyiapkan naskah drama singkat...

19
34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Ngajaran 03 Tuntang. Jumlah siswa kelas V pada SDN Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang adalah 27 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Dalam praktik pelaksanaan pada kelas V SDN Ngajaran 03 kecamatan Tuntang kabupaten Semarang pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan jumlah 27 siswa yang terdiri dari 15 laki-laki dan 12 perempuan. Penelitian praktik pembelajaran dilakukan dalam 2 siklus, yang terdiri dari 4 kali pertemuan. Setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Kompetensi dasar yang digunakan yaitu KD 6.1 Persoalan Faktual dan KD 6.2 Drama Singkat. Pada siklus I dilakukan pada tanggal 20 Februari 2015 dan pada siklus II dilakukan pada tanggal 28 Februari 2015. 4.2 Deskripsi Pra Siklus Hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang sebelum diadakan tindakan, masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum tuntas, yaitu nilai dibawah KKM (65). Ketuntasan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran bahasa Indonesia hanya 22,2% dengan nilai rata-rata 56. Dalam hal ini, kedudukan dan fungsi guru dalam kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru dan banyak didominasi oleh guru, dengan aktivitas siswa yang rendah. Salah satu metode yang digunakan guru adalah metode ceramah yaitu guru lebih dominan dalam proses pembelajaran sehingga menjadikan siswa menjadi tidak aktif. Kecenderungan ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar bahasa Indonesia siswa sebelum dilakukan tindakan (Pra Siklus) dapat dilihat pada tabel 4.1

Upload: others

Post on 23-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 34

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ngajaran 03

    Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian ini

    adalah siswa kelas V SDN Ngajaran 03 Tuntang. Jumlah siswa kelas V pada SDN

    Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang adalah 27 siswa yang

    terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

    Dalam praktik pelaksanaan pada kelas V SDN Ngajaran 03 kecamatan

    Tuntang kabupaten Semarang pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan

    jumlah 27 siswa yang terdiri dari 15 laki-laki dan 12 perempuan.

    Penelitian praktik pembelajaran dilakukan dalam 2 siklus, yang terdiri dari 4

    kali pertemuan. Setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Kompetensi dasar yang

    digunakan yaitu KD 6.1 Persoalan Faktual dan KD 6.2 Drama Singkat. Pada

    siklus I dilakukan pada tanggal 20 Februari 2015 dan pada siklus II dilakukan

    pada tanggal 28 Februari 2015.

    4.2 Deskripsi Pra Siklus

    Hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri Ngajaran 03

    Kecamatan Tuntang sebelum diadakan tindakan, masih banyak siswa yang hasil

    belajarnya belum tuntas, yaitu nilai dibawah KKM (65). Ketuntasan hasil belajar

    siswa kelas V pada mata pelajaran bahasa Indonesia hanya 22,2% dengan nilai

    rata-rata 56. Dalam hal ini, kedudukan dan fungsi guru dalam kegiatan

    pembelajaran masih berpusat pada guru dan banyak didominasi oleh guru, dengan

    aktivitas siswa yang rendah. Salah satu metode yang digunakan guru adalah

    metode ceramah yaitu guru lebih dominan dalam proses pembelajaran sehingga

    menjadikan siswa menjadi tidak aktif. Kecenderungan ini berpengaruh terhadap

    hasil belajar siswa. Hasil belajar bahasa Indonesia siswa sebelum dilakukan

    tindakan (Pra Siklus) dapat dilihat pada tabel 4.1

  • 35

    Tabel 4.1

    Hasil belajar bahasa Indonesia Pra Siklus

    No Ketuntasan Frekuensi Persentase

    1. Tuntas 6 22,2%

    2. Tidak tuntas 21 77,7%

    Jumlah 27 100%

    Rata-rata

    KKM 65

    Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa hasil belajar pelajaran bahasa

    Indonesia siswa kelas V SD Negeri Ngajaran 03 Tuntang, dari 27 siswa hanya ada

    6 siswa (22,2%) yang tuntas, sedangkan 21 siswa (77,7%) tidak tuntas. Hasil

    belajar bahasa Indonesia Pra Siklus dapat dilihat pada gambar 4.1

    Gambar 4.1

    Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pra Siklus

    Dari data yang diperoleh pada Pra Siklus menunjukkan hasil belajar siswa

    SD Negeri Ngajaran 03 Tuntang sangat rendah sehingga perlu ditingkatkan

    dengan menggunakan model pembelajaran bermain peran (role playing).

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    PRA SIKLUS Tuntas Tidak Tuntas

  • 36

    4.3 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

    4.3.1 Perencanaan Tindakan

    Pembelajaran pada siklus I di kelas V SD Negeri Ngajaran 03 terdiri dari 2

    kali pertemuan. Sebelum dilakukan tindakan pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

    melakukan perencanaan yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    (RPP) untuk pertemuan 1 dan pertemuan 2 dengan menggunakan model

    pembelajaran bermain peran (role playing). Materi yang digunakan yaitu

    “persoalan faktual”. Kemudian membuat lembar observasi untuk mengetahui

    kegiatan mengajar guru dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran,

    menyiapkan naskah drama singkat anak-anak tentang persoalan faktual yang

    untuk latihan awal. Siswa melakukan kegiatan bermain drama singkat anak-anak

    dan setelah itu diberikan kesempatan untuk mengutarakan pendapat, saran dan

    kritiknya secara lisan tentang persoalan faktual dalam cerita tersebut. Kemudian

    pada pertemuan 2 guru menyiapkan naskah drama singkat anak tentang persoalan

    faktual dengan cerita yang berbeda, dimana siswa dibagi berkelompok untuk

    memainkan drama singkat anak tentang persoalan faktual serta memberikan siswa

    kesempatan untuk mengutarakan tanggapannya tentang persoalan faktual dalam

    naskah cerita tersebut. Tes evaluasi diberiikan pada pertemuan 2, hal ini untuk

    mengetahui hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran bermain

    peran (role playing). Peneliti meminta bantuan kepada guru kelas V sebagai

    observer dan peneliti sendiri sebagai pengajar.

    1.3.2 Pelaksaaan Tindakan

    Pelaksanaan siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 20 Februari

    2015 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

    Pertemuan 1

    1. Kegiatan awal

    Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,

    mengkondisikan kelas agar siswa siap mengikuti pembelajaran serta mengabsensi

    dan melakukan apersepsi. Apersepsi disampaikan dalam bentuk pertanyaan yaitu:

    “apakah kalian pernah menonton berita ditelevisi? Apa saja berita yang

  • 37

    disiarkan?” Setelah siswa menjawab serta mengutarakan pendapatnya tentang

    pertanyaan yang dilemparkan pada siswa, guru mengarah ke materi pelajaran.

    Setelah itu guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan yang akan

    dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran bermain peran (role

    playing). Setelah itu, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

    2. Kegiatan Inti

    Guru memaparkan garis besar materi tentang drama pendek serta

    menjelaskan langkah-langkah memainkan drama dan memerankan tokoh drama.

    Guru membagikan naskah drama tentang persoalan faktual yang terjadi di

    lingkungan sekitar serta membagi siswa dalam 9 kelompok. Setiap kelompok

    diberikan tugas untuk menghafal serta berlatih memainkan drama tentang

    persoalan faktual tersebut. Guru membimbing setiap kelompok dalam melakukan

    latihan serta mengingatkan siswa untuk memperhatikan lafal, intonasi,

    penghayatan, dan ekspresi saat bermain peran sesuai dengan karakter tokoh.

    Terlihat beberapa siswa malas membaca naskah drama dan hanya berjalan-jalan

    didalam kelas. Guru menegur siswa yang tidak serius tersebut dengan

    menasehatinya dan memintanya kembali bergabung bersama kelompoknya.

    Kemudian setelah diberikan waktu untuk mempersiapkan diri, setiap kelompok

    melakukan kegiatan bermain peran dengan memerankan drama pendek anak-anak

    tentang persoalan faktual. Setelah itu setiap kelompok diberikan kesempatan

    untuk memberi tanggapan tentang persoalan faktual tersebut serta memberikan

    kesempatan kepada siswa yang lain untuk menanggapi tanggapan dari temannya.

    Setelah semua kelompok selesai, guru melakukan tanya jawab dan meluruskan

    pemahaman yang masih keliru mengenai materi yang dipelajari.

    3. Kegiatan Akhir

    Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari,

    memberikan penguatan dan mengingatkan siswa agar lebih giat belajar untuk

    pertemuan berikutnya. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan PR berupa naskah

    drama anak-anak tentang persoalan faktual namun dengan cerita yang berbeda.

    Setelah mengucapkan terima kasih dan memberikan salam, guru menutup

    pelajaran.

  • 38

    Pertemuan 2

    1. Kegiatan Awal

    Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,

    mengabsensi serta mengkondisikan kelas agar siswa siap mengikuti pembelajaran.

    Kemudian guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab untuk memancing

    pengetahuan siswa tentang pelajaran yang akan dipelajari hari ini dengan

    pertanyaan “Anak-anak apa kalian ingat apa judul cerita yang kita pelajari

    minggu lalu?” Setelah itu guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran serta

    menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

    2. Kegiatan Inti

    Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing terdiri dari 2

    siswa. Namun karena 1 siswa tidak mendapat pasangan, maka guru meminta siswa

    lainya untuk menjadi partner sementara. Guru membagikan naskah drama pendek

    tentang persoalan faktual yang terjadi di lingkungan sekitar. Siswa diberi tugas

    untuk berlatih melakoni perannya dan menghafalkan dialog dalam naskah bersama

    kelompoknya. Guru membimbing siswa dalam kegiatan serta mengingatkan siswa

    untuk memperhatikan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi sesuai dengan

    karakter tokoh serta sesuai dengan cerita tersebut. Setelah semua kelompok siap,

    siswa melakukan kegiatan bermain peran dengan bermain drama pendek tentang

    persoalan faktual. Setelah semua selesai, setiap kelompok diberikan kesempatan

    untuk memberi tanggapan tentang persoalan faktual tersebut serta memberikan

    kesempatan kepada siswa yang lain untuk menanggapi tanggapan dari temannya.

    Setelah semua kelompok selesai, guru melakukan tanya jawab dan meluruskan

    pemahaman yang masih keliru mengenai materi yang dipelajari.

    3. Kegiatan Akhir

    Dalam kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah

    dipelajari, memberikan penguatan dan mengingatkan siswa agar lebih giat belajar.

    Guru memberikan tes untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi

    yang telah dipelajari. Setelah seluruh siswa selesai mengisi lembar evaluasi, guru

    menutup pelajaran dengan mengucapkan terima kasih dan memberikan salam

    penutup.

  • 39

    4.3.3 Hasil Pengamatan

    Siklus 1

    1. Analisis data hasil observasi kegiatan mengajar guru

    Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan

    guru dalam menerapkan model pembelajaran bermain peran (role playing) pada

    pembelajaran bahasa Indonesia materi drama singkat anak. Berikut adalah hasil

    pengamatan tentang kinerja guru:

    Kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran bermain peran (role

    playing) pada siklus I dihitung dengan cara berikut:

    nilai =∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

    ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100

    Kriteria penilaian :

    86 % = baik sekali

    70 – 85% = baik

    55 – 69% = cukup baik

    < 54% = kurang

    Tabel 4.2

    Hasil observasi kinerja guru menerapkan model bermain peran (role

    playing)

    Siklus Materi Total Nilai

    Kinerja

    Kriteria

    I Drama pendek 45 66,1% Cukup baik

    Berdasarkan perhitungan hasil kinerja guru pada pada tabel 4.2, maka

    kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran bermain peran (role playing)

    berada pada kategori cukup baik, dengan perolehan skor 45 dan presentase

    66,1%.

    2. Analisis data hasil observasi kegiatan belajar siswa

    Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas siswa dalam mengikuti

    pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran bermain peran (role playing).

    Aktivitas itu antara lain keberanian siswa dalam bertanya, memberikan tanggapan,

    kemampuan bekerjasama dalam kelompok, menyimak materi, kemampuan

  • 40

    menjawab, lengkap membawa alat pelajaran, keberanian dalam melakoni peran,

    dan lain-lain. Berikut ini adalah paparan perhitungan aktivitas siswa.

    Data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran model Bermain Peran

    (Role playing) pada Siklus 1 dihitung dengan cara sebagai berikut:

    nilai =∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

    ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100

    Dengan kriteria nilai sebagai berikut:

    86 % = baik sekali

    70 – 85% = baik

    55 – 69% = cukup baik

    < 54% = kurang

    Tabel 4.3

    Aktivitas Siswa Mengikuti Pembelajaran Model Bermain Peran (Role

    Playing)

    Siklus Materi Total skor Nilai

    aktivitas

    kriteria

    I Drama pedek 43 63,2% Cukup baik

    Berdasarkan perhitungan hasil aktivitas siswa pada tabel 4.3 ini, maka

    aktivitas dalam mengikuti pembelajaran model Bermain Peran (Role Playing)

    berada pada kategori cukup baik, dengan perolehan skor 43 dan presentase 63,2%

    4.3.4 Hasil Tindakan

    Data Temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus I

    Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang

    telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus I. Hasil pengamatan tes pelaksanaan

    pembelajaran pada siklus I yang telah dilakukan diperoeh hasil yang tersaji pada

    tabel 4.2.

    Tabel 4.4

    Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I

    No. Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)

    1. Tuntas 14 51,8%

    2. Tidak Tuntas 13 48,1%

    Jumlah 27 100%

    Nilai Minimum 63

    Nilai Maksimum 83

    Nilai Rata-rata 70

  • 41

    Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebanyak 14 siswa (51,8%) sudah tuntas dan

    ada 13 siswa(48,1%) yang belum tuntas. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada

    siklus I adalah 83 dan nilai terendah 63 dengan nilai rata-rata 70. Perolehan hasil

    belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri Ngajaran 03 Tuntang dengan

    menerapkan model pembelajaran bermain peran (role playing), jumlah siswa yang

    hasil belajarnya tuntas atau memenuhi KKM=65 sudah terlihat dan meningkat

    dibandingkan dengan Pra Siklus. Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat

    pada gambar 4.2

    Gambar 4.2

    Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I

    Berdasarkan gambar 4.2, siswa yang tuntas pada siklus I ada 14 siswa

    (51,8%), sedangkan siswa yang belum tuntas ada 13 siswa (48,1%). Hasil belajar

    siswa pada siklus I meningkat dibandingkan hasil belajar Pra Siklus. Namun

    demikian, hasil yang diperoleh pada siklus I belum mencapai standar yang telah

    ditetapkan. Indikator kinerja pada penelitian ini dianggap berhasil apabila 80%

    siswa tuntas. Oleh karena itu penelitian dilanjutkan dengan mempersiapkan siklus

    II.

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    SIKLUS 1 Tuntas Tidak Tuntas

    Series2

    Series1

  • 42

    4.3.5 Refleksi

    1. Dalam pembelajaran terdapat siswa yang masih kurang tertib seperti pada saat

    guru membagikan dalam kelompok, siswa tampak memilih-milih.

    2. Dalam kegiatan bermain peran/drama masih ada siswa yang tidak serius.

    3. Dalam kegiatan bermain peran/drama masih didominasi siswa yang sama,

    kemudian yang lain pasif

    Dari kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan

    pembelajaran siklus I perlu diadakan pebaikan untuk pelaksanaan tindakan pada

    siklus berikutnya yaitu pada siklus II, dengan demikian hal-hal yang perlu

    diperbaiki pada pelaksanaan siklus II adalah:

    1. Menyusun RPP pertemuan 1 dengan materi tentang bermain peran dengan 2

    tema cerita.

    2. Guru mengubah posisi kursi siswa yang sering berjalan-jalan didalam kelas

    menjadi kedepan agar dalam kelas agar tercipta kondisi yang tenang.

    3. Guru menertibkan siswa dalam pembagian kelompok dengan menggabungkan

    siswa yang pasif dan yang aktif dalam satu kelompok, kemudian memberikan

    sanksi kepada siswa yang memilih-milih teman dengan mengurangi poinnya.

    4. Guru memotivasi siswa agar lebih percaya diri melalui apersepsi yaitu

    bernyanyi agar siswa menjadi semangat dan tidak tegang.

    5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih bermain peran

    dengan melakukan latihan bermain peran/drama sebelum kegiatan bermain

    drama dimulai.

    4.4 Deskripsi Tindakan Siklus II

    4.4.1 Perencanaan Tindakan

    Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus II, maka disusun perencanaan

    yang akan dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan pada siklus II. Hal-

    hal yang dipertimbangkan untuk dilakukan perbaikan adalah:

    1. Agar kelas dimaksimalkan, maka guru membagi peran siswa dimana siswa

    yang pasif lebih banyak dilibatkan, sedangkan siswa yang aktif dilibatkan

    menjadi partner siswa yang pasif.

  • 43

    2. Sebelum melanjutkan kepada pemaparan materi dan pembagian kelompok,

    terlebih dahulu dilakukan tanya jawab tentang pelajaran pada pertemuan

    sebelumnya untuk menguji pemahaman siswa.

    4.4.2 Pelaksanaan Tindakan

    Pertemuan 1

    1. Kegiatan Awal

    Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,

    mengkondisikan kelas agar siswa siap mengikuti pembelajaran serta mengabsensi

    dan melakukan apersepsi. Guru mengajak siswa untuk berdiri dan bernyanyi

    bersama.

    Siapa yang suka drama tepuk tangan…

    Siapa yang suka drama tepuk bahu…

    Siapa yang suka drama tepuk paha…

    Siapa yang suka drama semuanya

    (tepuk tangan, bahu, dan paha)

    Setelah itu guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan yang akan

    dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran bermain peran (role

    playing). Setelah itu, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

    2. Kegiatan Inti

    Guru memaparkan garis besar materi tentang drama pendek serta

    menjelaskan cara memainkan drama dan memerankan tokoh drama. Guru

    membagikan naskah drama tentang drama singkat. Siswa dibagi dalam 9

    kelompok. Guru menugaskan siswa untuk siswa membaca dialog drama tersebut

    serta berlatih bermain drama bersama kelompoknya masing-masing. Guru

    membimbing siswa dalam berlatih memainkan drama serta mengingatkan agar

    siswa menggunakan bahasa yang baik dan benar dengan memperhatikan lafal,

    intonasi, penghayatan, dan ekspresi saat bermain peran sesuai dengan karakter

    tokoh. Setelah semua kelompok siap, kegiatan bermain drama singkat/pendek

    dimulai. Kegiatan bermain drama singkat/pendek anak berjalan lebih baik dari

    pertemuan sebelumnya. Kelas terlihat tertib dan terkondisikan. Setelah semua

  • 44

    kelompok selesai, guru bersama siswa melakukan tanya jawab dan meluruskan

    pemahaman yang masih keliru mengenai materi yang dipelajari.

    3. Kegiatan Akhir

    Guru bersama siswa menyimpulkan dan membahas materi yang telah

    dipelajari kemudian memberikan penguatan dan mengingatkan siswa agar lebih

    giat belajar untuk pertemuan berikutnya. Guru memberikan ucapan selamat dan

    tepuk tangan sebagai penghargaan dan motivasi kepada siswa. Sebagai tindak

    lanjut, siswa diberi tugas untuk menghafal dialog serta berlatih bersama

    kelompoknya untuk kegiatan bermain drama pada pertemuan berikutnya. Guru

    mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup

    Pertemuan 2

    1. Kegiatan Awal

    Guru mempersiapkan alat, media, ruang kelas dan siswa untuk proses

    pembelajaran. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,

    berdoa, mengabsensi serta mengkondisikan kelas agar siswa siap mengikuti

    pembelajaran. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan melemparkan

    pertanyaan untuk menggali kembali ingatan siswa tentang pelajaran yang lalu

    dengan pertanyaan “anak-anak apa kalian masih ingat siapa saja tokoh-tokoh

    dalam drama minggu lalu?”. Setelah siswa menanggapi pertanyaan, guru mulai

    mengarah kepada materi yang akan dipelajari serta menjelaskan langkah-langkah

    pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

    2. Kegiatan Inti

    Guru membagi siswa dalam 9 kelompok yang terdiri dari 3 siswa kemudian

    siswa diberikan naskah drama tentang drama singkat. Guru menugaskan siswa

    untuk membaca dialog drama tersebut serta berlatih bermain drama bersama

    kelompok yang telah dibagikan. Guru membimbing siswa dalam berlatih

    memainkan drama serta mengingatkan agar siswa menggunakan bahasa yang baik

    dan benar dengan memperhatikan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi saat

    bermain peran sesuai dengan karakter tokoh. Setelah semua kelompok siap,

    kegiatan bermain drama singkat/pendek dimulai. Pada pertemuan ini siswa terlihat

    lebih percaya diri dari sebelumnya dan kelas terkondisikan dengan baik. Setelah

  • 45

    semua kelompok selesai, guru meminta setiap kelompok mengungkapkan

    pendapatnya tentang drama singkat/pendek anak yang telah dilakukan dengan

    menggunakan bahasa yang baik dan santun. Setelah semua kelompok selesai, guru

    bersama siswa melakukan tanya jawab dan meluruskan pemahaman yang masih

    keliru mengenai materi yang dipelajari.

    3. Kegiatan Akhir

    Guru bersama siswa membahas serta menyimpulkan materi tentang drama

    pendek yang telah dipelajari. Kemudian guru memberikan penghargaan dan

    motivasi kepada siswa berupa ucapan selamat dan tepuk tangan. Setelah itu guru

    membagikan lembar evaluasi sebagai alat untuk mengukur pencapaian siswa

    dalam pelajaran bahasa Indonesia. Setelah semua lembar terkumpul kembali, guru

    mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

    4.4.3 Hasil Pengamatan

    Siklus 2

    1. Analisis data hasil observasi kegiatan mengajar guru

    Sama seperti pertemuan pada Siklus I, disiklus kedua ini (Siklus II)

    pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru

    dalam menerapkan model pembelajaran bermain peran (role playing) pada

    pembelajaran bahasa Indonesia materi Drama Pendek.

    Kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran bermain peran (role

    playing) pada siklus 2 dihitung dengan cara berikut:

    nilai =∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

    ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100

    dengan kriteria nilai sebagai berikut:

    86 % = baik sekali

    70 – 85% = baik

    55 – 69% = cukup baik

    < 54% = kurang

  • 46

    Tabel 4.5 Hasil observasi kinerja guru menerapkan model bermain peran (role playing)

    Siklus Materi Total Nilai

    Kinerja

    Kriteria

    II Drama Pendek 58 85,2% Baik sekali

    Berdasarkan perhitungan hasil kinerja guru pada Siklus 2, maka kinerja guru

    dalam menerapkan model pembelajaran bermain peran (role playing) berada pada

    kategori baik sekali dengan perolehan skor 58 dan presentase 85,2%.

    2. Analisis data hasil observasi kegiatan belajar siswa

    Selain Kinerja Guru, aktivitas siswa juga diamati dengan menggunakan

    lembar observasi aktivitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran

    bermain peran (role playing) pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan materi

    Drama Pendek. Aktivitas yang diamati antara lain keberanian siswa dalam

    bertanya, memberikan tanggapan, kemampuan bekerjasama dalam kelompok,

    menyimak materi, kemampuan menjawab, lengkap membawa alat pelajaran,

    keberanian dalam melakoni peran, dan lain-lain. Adapun hasil pengamatan

    aktivitas siswa disajikan sebagai berikut ini:

    Data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran model Bermain Peran

    (Role playing) pada siklus II dihitung dengan cara sebagai berikut:

    nilai =∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

    ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100

    Dengan kriteria nilai sebagai berikut:

    86 % = baik sekali

    70 – 85% = baik

    55 – 69% = cukup baik

    < 54% = kurang

    Tabel 4.6

    Aktivitas Siswa Mengikuti Pembelajaran Model Bermain Peran (Role Playing)

    Siklus Materi Total skor Nilai

    aktivitas

    Kriteria

    II Drama Pendek 60 88,2% Baik sekali

    Berdasarkan perhitungan hasil aktivitas siswa pada Siklus II, maka aktivitas

    dalam mengikuti pembelajaran model Bermain Peran (Role Playing) berada pada

    kategori baik sekali, dengan perolehan skor 60 dan presentase 88,2 %

  • 47

    4.4.4 Hasil Tindakan

    Data Temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus II

    Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang

    telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus II. Hasil pengamatan tes pelaksanaan

    pembelajaran pada siklus II yang telah dilakukan diperoeh hasil yang tersaji pada

    tabel 4.7

    Tabel 4.7

    Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus II

    No. Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)

    1. Tuntas 27 100%

    2. Tidak Tuntas 0 0%

    Jumlah 27 100%

    Nilai Minimum 70

    Nilai Maksimum 95

    Nilai Rata-rata 79

    Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebanyak 27 siswa (100%) sudah

    tuntas. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 95 dan nilai

    terendah 70 dengan nilai rata-rata 79 Perolehan hasil belajar bahasa Indonesia

    siswa kelas V SD Negeri Ngajaran 03 Tuntang dengan menerapkan model

    pembelajaran bermain peran (role playing), jumlah siswa yang hasil belajarnya

    tuntas atau memenuhi KKM=70 sudah terlihat dan meningkat dibandingkan

    dengan prasiklus. Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada gambar 4.3

    Gambar 4.3

    Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus II

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    SIKLUS 2 Tuntas Tidak Tuntas

    Series2

    Series1

  • 48

    Berdasarkan gambar 4.3 menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh

    siswa pada Siklus II sudah mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator

    kinerja. Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila 80% siswa

    tuntas, namun terjadi peningkatan yang sangat baik karena siswa tuntas 100%.

    Jadi, dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa sudah melebihi indikator

    keberhasilan yang ditetapkan.

    4.4.5 Refleksi

    Refleksi pada siklus 1 yaitu dalam pembelajaran siswa memilih-milih teman

    pada saat pembagian kelompok, siswa tidak serius dalam kegiatan bermain

    peran/drama dalam kelas serta kegiatan bermain peran/drama masih didominasi

    siswa tertentu kemudian siswa yang lain pasif. Kemudian dilakukan perbaikan-

    perbaikan berdasarkan masukan pada siklus 1, guru memperbaiki kinerjanya

    dengan merubah cara membagi kelompok, mengkondisikan kelas, serta

    memberikan waktu kepada siswa untuk latihan sebelum kegiatan bermain peran

    dimulai dan diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa menjadi meningkat setelah

    diberikan tindakan pada siklus 2. Kemudian peneliti dan guru kelas (observer)

    melakukan refleksi pada siklus 2, dan diketahui pada siklus 2 siswa lebih baik

    dalam bermain peran hal itu bisa dilihat pada saat bermain peran siswa tampak

    sangat kompak dalam kelompok (saling melengkapi dan menutupi kekurangan

    dalam kelompok), tidak memilih-milih teman, tampak lebih percaya diri dan hasil

    belajar siswa sangat baik dan mencapai KKM serta mencapai target peneliti

    (100% tuntas). Dari refleksi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model

    pembelajaran bermain peran (role playing) terbukti efektif dalam meningkatkan

    hasil belajar siswa. Disamping itu guru juga bisa berkreasi mengembangkan

    kreatifitas dalam model pembelajaran ini dan siswa mendapatkan wawasan

    tentang kehidupan melalui cerita-cerita yang diperankannya. Oleh karena itu,

    model pembelajaran bermain peran (role playing) diharapkan diterapkan di

    sekolah dikembangkan agar guru lebih kreatif dan memiliki kinerja yang baik.

  • 49

    4.5 Hasil Penelitian Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

    Berdasarkan paparan hasil penelitian maka dapat diketahui adanya

    peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Ngajaran 03

    Tuntang melalui penerapan model pembelajaran bermain peran (role playing).

    Berikut ini dapat dilihat tabel nilai pra siklus I dan siklus II serta rekapitulasi

    pengelompokkan nilai dalam tabel 4.8

    Tabel 4.8

    Perbandingan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

    No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II

    Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

    1. Tuntas 6 22,2% 14 51,8% 27 100%

    2. Tidak Tuntas 21 77,7% 13 48,1% 0 0

    Jumlah 27 100% 27 100% 27 100%

    Nilai Minimum 69 83 95

    Nilai Maksimum 50 63 70

    Nilai Rata-rata 59 66 79

    Berdasarkan tabel 4.4 rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel dapat

    dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Jumlah siswa yang tuntas dalam

    mata pelajaran bahasa Indonesia terbukti untuk klasifikasi tuntas, pada pra siklus

    ada 6 siswa yang tuntas (22,2%), sedangkan yang sudah tuntas ada 21 siswa

    (77,7%). Setelah dilakukan tindakan pada Siklus I ada 14 siswa (51,8%) yang

    tuntas dan 13 siswa (48,1%) tidak tuntas. Sedangkan disiklus II, setelah dilakukan

    tindakan perubahan terjadi, yaitu 27 siswa (100%) siswa tuntas. Ini membuktikan

    bahwa penerapan model pembelajaran bermain peran (role playing) dapat

    meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia. Peningkatan hasil belajar ini juga

    dapat dilihat pada gambar 4.4

  • 50

    Gambar 4.4

    Perbandingan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pra Siklus, Siklus I dan

    Siklus II

    Berdasarkan gambar 4.4 diatas, dapat dilihat bahwa nilai ketuntasan belajar

    siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan mengalami perubahan dari 6 siswa

    (22,2%) siswa yang tidak tuntas meningkat menjadi 14 siswa dengan ketuntasan

    belajar mencapai 51,8%. Sedangkan pada siklus II, jumlah siswa yang tuntas

    meningkat menjadi 27 siswa atau ketuntasan klasikal mencapai 100% siswa tuntas

    belajarnya.

    4.6 Pembahasan

    Berdasarkan hasil observasi tindakan di kelas V SDN Ngajaran 03 Tuntang

    mulai dari Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II terjadi peningkatan ketuntasan hasil

    belajar. Ketuntasan hasil belajar bahasa Indonesia pada Pra Siklus ada 6 siswa

    yang tuntas (22,2%), sedangkan yang sudah tuntas ada 21 siswa (77,7%).

    Kemudian dilakukan tindakan pada Siklus I. Berdasarkan hasil observasi dan hasil

    analisis data yang diperoleh pada Siklus I dengan menggunakan model

    pembelajaran bermain peran (role playing), dari 27 orang siswa, siswa yang

    mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=65), sebanyak 14 siswa (51,8%) dan

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    PRASIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2

    TUNTAS

    TIDAK TUNTAS

  • 51

    yang belum mencapai KKM sebanyak 13 (48,1%), dengan nilai perolehan kelas

    yaitu nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 63.

    Hasil belajar pada Siklus I ternyata belum mencapai target yang diinginkan

    peneliti yaitu 80% tuntas karena kegiatan didalam kelas masih didominasi siswa

    yang aktif, sedangkan siswa yang lain pasif sehingga menyebabkan hanya

    sebagian siswa yang mengikuti pembelajaran dengan serius.

    Pada Siklus II guru kembali menggunakan model pembelajaran bermain

    peran (role playing), guru membagi siswa dalam kelompok berdasarkan nilai

    evaluasi pada Siklus I untuk melakoni peran dalam drama singkat anak dengan

    menggabungkan nilai siswa yang tinggi dengan siswa yang rendah dengan tujuan

    agar siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi dapat berbagi serta mengajari

    temannya yang tingkat kemampuannya masih rendah. Hasil belajar pada Siklus II

    dari 27 orang siswa, yang mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM=65)

    sebanyak 27 siswa dengan kata lain 100% siswa tuntas, dengan perolehan nilai

    tertinggi yaitu 95 dan nilai terendahnya 70.

    Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada Siklus I, siswa yang tuntas

    mengalami kenaikan tetapi belum sesuai atau mencapai indikator kinerja yang

    diharapkan peneliti, yaitu apabila ketuntasan seluruh siswa tidak mencapai 80%

    maka dilakukan lagi penelitian pada Siklus II. Pada penelitian Siklus II diketahui

    bahwa semua siswa berhasil tuntas atau 100% mencapai Kriteria Ketuntasan

    Maksimal (KKM=65) dan indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti tercapai

    sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran bermain peran

    (role playing) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Ngajaran 03

    Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

    2014/2015, karena dengan pembelajaran bermain peran (role playing) siswa dapat

    dengan mudah memahami materi yang diajarkan dan lebih mudah dalam

    memecahkan masalah.

    Hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN Ngajaran 03

    Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang mengalami kenaikan dengan

    pembelajaran bermain peran (role playing), karena dalam memberdayakan potensi

  • 52

    siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan

    pendekatan konstruktivis dan melatih siswa bekerja sama secara kolaboratif.

    Keunggulan-keunggulan dalam pembelajaran bermain peran (role playing)

    itu nampak pada saat siswa melakoni peran sesuai dengan kemampuan masing-

    masing dan bersama kelompoknya memainkan drama singkat sehingga siswa

    saling melengkapi dengan bermacam-macam karakteristik dan kemampuan siswa

    serta tercipta rasa saling menghargai, kerjasama serta kekompakan. Dalam

    memainkan drama singkat, siswa akan mendapatkan wawasan dan pengetahuan

    dari kelompok lainnya sehingga disitulah tercipta rasa kompak, saling menghargai

    antar kelompok dan antar individu, saling melengkapi dan menghargai dalam

    kelompok sehingga guru dan siswa dapat merumuskan kesimpulan bersama-sama.

    Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada Siklus I dan Siklus II, dapat

    dikatakan bahwa model pembelajaran bermain peran (role playing) dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SDN Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang

    Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015, karena dengan karena dengan

    pembelajaran bermain peran (role playing) siswa dapat dengan mudah memahami

    materi yang diajarkan dan lebih mudah dalam memecahkan masalah.