bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran … · menyiapkan naskah drama singkat...
TRANSCRIPT
-
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ngajaran 03
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian ini
adalah siswa kelas V SDN Ngajaran 03 Tuntang. Jumlah siswa kelas V pada SDN
Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang adalah 27 siswa yang
terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
Dalam praktik pelaksanaan pada kelas V SDN Ngajaran 03 kecamatan
Tuntang kabupaten Semarang pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan
jumlah 27 siswa yang terdiri dari 15 laki-laki dan 12 perempuan.
Penelitian praktik pembelajaran dilakukan dalam 2 siklus, yang terdiri dari 4
kali pertemuan. Setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Kompetensi dasar yang
digunakan yaitu KD 6.1 Persoalan Faktual dan KD 6.2 Drama Singkat. Pada
siklus I dilakukan pada tanggal 20 Februari 2015 dan pada siklus II dilakukan
pada tanggal 28 Februari 2015.
4.2 Deskripsi Pra Siklus
Hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri Ngajaran 03
Kecamatan Tuntang sebelum diadakan tindakan, masih banyak siswa yang hasil
belajarnya belum tuntas, yaitu nilai dibawah KKM (65). Ketuntasan hasil belajar
siswa kelas V pada mata pelajaran bahasa Indonesia hanya 22,2% dengan nilai
rata-rata 56. Dalam hal ini, kedudukan dan fungsi guru dalam kegiatan
pembelajaran masih berpusat pada guru dan banyak didominasi oleh guru, dengan
aktivitas siswa yang rendah. Salah satu metode yang digunakan guru adalah
metode ceramah yaitu guru lebih dominan dalam proses pembelajaran sehingga
menjadikan siswa menjadi tidak aktif. Kecenderungan ini berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Hasil belajar bahasa Indonesia siswa sebelum dilakukan
tindakan (Pra Siklus) dapat dilihat pada tabel 4.1
-
35
Tabel 4.1
Hasil belajar bahasa Indonesia Pra Siklus
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
1. Tuntas 6 22,2%
2. Tidak tuntas 21 77,7%
Jumlah 27 100%
Rata-rata
KKM 65
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa hasil belajar pelajaran bahasa
Indonesia siswa kelas V SD Negeri Ngajaran 03 Tuntang, dari 27 siswa hanya ada
6 siswa (22,2%) yang tuntas, sedangkan 21 siswa (77,7%) tidak tuntas. Hasil
belajar bahasa Indonesia Pra Siklus dapat dilihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pra Siklus
Dari data yang diperoleh pada Pra Siklus menunjukkan hasil belajar siswa
SD Negeri Ngajaran 03 Tuntang sangat rendah sehingga perlu ditingkatkan
dengan menggunakan model pembelajaran bermain peran (role playing).
0
5
10
15
20
25
PRA SIKLUS Tuntas Tidak Tuntas
-
36
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
4.3.1 Perencanaan Tindakan
Pembelajaran pada siklus I di kelas V SD Negeri Ngajaran 03 terdiri dari 2
kali pertemuan. Sebelum dilakukan tindakan pada siklus I, terlebih dahulu peneliti
melakukan perencanaan yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk pertemuan 1 dan pertemuan 2 dengan menggunakan model
pembelajaran bermain peran (role playing). Materi yang digunakan yaitu
“persoalan faktual”. Kemudian membuat lembar observasi untuk mengetahui
kegiatan mengajar guru dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran,
menyiapkan naskah drama singkat anak-anak tentang persoalan faktual yang
untuk latihan awal. Siswa melakukan kegiatan bermain drama singkat anak-anak
dan setelah itu diberikan kesempatan untuk mengutarakan pendapat, saran dan
kritiknya secara lisan tentang persoalan faktual dalam cerita tersebut. Kemudian
pada pertemuan 2 guru menyiapkan naskah drama singkat anak tentang persoalan
faktual dengan cerita yang berbeda, dimana siswa dibagi berkelompok untuk
memainkan drama singkat anak tentang persoalan faktual serta memberikan siswa
kesempatan untuk mengutarakan tanggapannya tentang persoalan faktual dalam
naskah cerita tersebut. Tes evaluasi diberiikan pada pertemuan 2, hal ini untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran bermain
peran (role playing). Peneliti meminta bantuan kepada guru kelas V sebagai
observer dan peneliti sendiri sebagai pengajar.
1.3.2 Pelaksaaan Tindakan
Pelaksanaan siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 20 Februari
2015 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:
Pertemuan 1
1. Kegiatan awal
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,
mengkondisikan kelas agar siswa siap mengikuti pembelajaran serta mengabsensi
dan melakukan apersepsi. Apersepsi disampaikan dalam bentuk pertanyaan yaitu:
“apakah kalian pernah menonton berita ditelevisi? Apa saja berita yang
-
37
disiarkan?” Setelah siswa menjawab serta mengutarakan pendapatnya tentang
pertanyaan yang dilemparkan pada siswa, guru mengarah ke materi pelajaran.
Setelah itu guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan yang akan
dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran bermain peran (role
playing). Setelah itu, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti
Guru memaparkan garis besar materi tentang drama pendek serta
menjelaskan langkah-langkah memainkan drama dan memerankan tokoh drama.
Guru membagikan naskah drama tentang persoalan faktual yang terjadi di
lingkungan sekitar serta membagi siswa dalam 9 kelompok. Setiap kelompok
diberikan tugas untuk menghafal serta berlatih memainkan drama tentang
persoalan faktual tersebut. Guru membimbing setiap kelompok dalam melakukan
latihan serta mengingatkan siswa untuk memperhatikan lafal, intonasi,
penghayatan, dan ekspresi saat bermain peran sesuai dengan karakter tokoh.
Terlihat beberapa siswa malas membaca naskah drama dan hanya berjalan-jalan
didalam kelas. Guru menegur siswa yang tidak serius tersebut dengan
menasehatinya dan memintanya kembali bergabung bersama kelompoknya.
Kemudian setelah diberikan waktu untuk mempersiapkan diri, setiap kelompok
melakukan kegiatan bermain peran dengan memerankan drama pendek anak-anak
tentang persoalan faktual. Setelah itu setiap kelompok diberikan kesempatan
untuk memberi tanggapan tentang persoalan faktual tersebut serta memberikan
kesempatan kepada siswa yang lain untuk menanggapi tanggapan dari temannya.
Setelah semua kelompok selesai, guru melakukan tanya jawab dan meluruskan
pemahaman yang masih keliru mengenai materi yang dipelajari.
3. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari,
memberikan penguatan dan mengingatkan siswa agar lebih giat belajar untuk
pertemuan berikutnya. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan PR berupa naskah
drama anak-anak tentang persoalan faktual namun dengan cerita yang berbeda.
Setelah mengucapkan terima kasih dan memberikan salam, guru menutup
pelajaran.
-
38
Pertemuan 2
1. Kegiatan Awal
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,
mengabsensi serta mengkondisikan kelas agar siswa siap mengikuti pembelajaran.
Kemudian guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab untuk memancing
pengetahuan siswa tentang pelajaran yang akan dipelajari hari ini dengan
pertanyaan “Anak-anak apa kalian ingat apa judul cerita yang kita pelajari
minggu lalu?” Setelah itu guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran serta
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti
Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing terdiri dari 2
siswa. Namun karena 1 siswa tidak mendapat pasangan, maka guru meminta siswa
lainya untuk menjadi partner sementara. Guru membagikan naskah drama pendek
tentang persoalan faktual yang terjadi di lingkungan sekitar. Siswa diberi tugas
untuk berlatih melakoni perannya dan menghafalkan dialog dalam naskah bersama
kelompoknya. Guru membimbing siswa dalam kegiatan serta mengingatkan siswa
untuk memperhatikan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi sesuai dengan
karakter tokoh serta sesuai dengan cerita tersebut. Setelah semua kelompok siap,
siswa melakukan kegiatan bermain peran dengan bermain drama pendek tentang
persoalan faktual. Setelah semua selesai, setiap kelompok diberikan kesempatan
untuk memberi tanggapan tentang persoalan faktual tersebut serta memberikan
kesempatan kepada siswa yang lain untuk menanggapi tanggapan dari temannya.
Setelah semua kelompok selesai, guru melakukan tanya jawab dan meluruskan
pemahaman yang masih keliru mengenai materi yang dipelajari.
3. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari, memberikan penguatan dan mengingatkan siswa agar lebih giat belajar.
Guru memberikan tes untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi
yang telah dipelajari. Setelah seluruh siswa selesai mengisi lembar evaluasi, guru
menutup pelajaran dengan mengucapkan terima kasih dan memberikan salam
penutup.
-
39
4.3.3 Hasil Pengamatan
Siklus 1
1. Analisis data hasil observasi kegiatan mengajar guru
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan
guru dalam menerapkan model pembelajaran bermain peran (role playing) pada
pembelajaran bahasa Indonesia materi drama singkat anak. Berikut adalah hasil
pengamatan tentang kinerja guru:
Kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran bermain peran (role
playing) pada siklus I dihitung dengan cara berikut:
nilai =∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100
Kriteria penilaian :
86 % = baik sekali
70 – 85% = baik
55 – 69% = cukup baik
< 54% = kurang
Tabel 4.2
Hasil observasi kinerja guru menerapkan model bermain peran (role
playing)
Siklus Materi Total Nilai
Kinerja
Kriteria
I Drama pendek 45 66,1% Cukup baik
Berdasarkan perhitungan hasil kinerja guru pada pada tabel 4.2, maka
kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran bermain peran (role playing)
berada pada kategori cukup baik, dengan perolehan skor 45 dan presentase
66,1%.
2. Analisis data hasil observasi kegiatan belajar siswa
Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran bermain peran (role playing).
Aktivitas itu antara lain keberanian siswa dalam bertanya, memberikan tanggapan,
kemampuan bekerjasama dalam kelompok, menyimak materi, kemampuan
-
40
menjawab, lengkap membawa alat pelajaran, keberanian dalam melakoni peran,
dan lain-lain. Berikut ini adalah paparan perhitungan aktivitas siswa.
Data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran model Bermain Peran
(Role playing) pada Siklus 1 dihitung dengan cara sebagai berikut:
nilai =∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100
Dengan kriteria nilai sebagai berikut:
86 % = baik sekali
70 – 85% = baik
55 – 69% = cukup baik
< 54% = kurang
Tabel 4.3
Aktivitas Siswa Mengikuti Pembelajaran Model Bermain Peran (Role
Playing)
Siklus Materi Total skor Nilai
aktivitas
kriteria
I Drama pedek 43 63,2% Cukup baik
Berdasarkan perhitungan hasil aktivitas siswa pada tabel 4.3 ini, maka
aktivitas dalam mengikuti pembelajaran model Bermain Peran (Role Playing)
berada pada kategori cukup baik, dengan perolehan skor 43 dan presentase 63,2%
4.3.4 Hasil Tindakan
Data Temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang
telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus I. Hasil pengamatan tes pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I yang telah dilakukan diperoeh hasil yang tersaji pada
tabel 4.2.
Tabel 4.4
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I
No. Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)
1. Tuntas 14 51,8%
2. Tidak Tuntas 13 48,1%
Jumlah 27 100%
Nilai Minimum 63
Nilai Maksimum 83
Nilai Rata-rata 70
-
41
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebanyak 14 siswa (51,8%) sudah tuntas dan
ada 13 siswa(48,1%) yang belum tuntas. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada
siklus I adalah 83 dan nilai terendah 63 dengan nilai rata-rata 70. Perolehan hasil
belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri Ngajaran 03 Tuntang dengan
menerapkan model pembelajaran bermain peran (role playing), jumlah siswa yang
hasil belajarnya tuntas atau memenuhi KKM=65 sudah terlihat dan meningkat
dibandingkan dengan Pra Siklus. Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat
pada gambar 4.2
Gambar 4.2
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I
Berdasarkan gambar 4.2, siswa yang tuntas pada siklus I ada 14 siswa
(51,8%), sedangkan siswa yang belum tuntas ada 13 siswa (48,1%). Hasil belajar
siswa pada siklus I meningkat dibandingkan hasil belajar Pra Siklus. Namun
demikian, hasil yang diperoleh pada siklus I belum mencapai standar yang telah
ditetapkan. Indikator kinerja pada penelitian ini dianggap berhasil apabila 80%
siswa tuntas. Oleh karena itu penelitian dilanjutkan dengan mempersiapkan siklus
II.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
SIKLUS 1 Tuntas Tidak Tuntas
Series2
Series1
-
42
4.3.5 Refleksi
1. Dalam pembelajaran terdapat siswa yang masih kurang tertib seperti pada saat
guru membagikan dalam kelompok, siswa tampak memilih-milih.
2. Dalam kegiatan bermain peran/drama masih ada siswa yang tidak serius.
3. Dalam kegiatan bermain peran/drama masih didominasi siswa yang sama,
kemudian yang lain pasif
Dari kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan
pembelajaran siklus I perlu diadakan pebaikan untuk pelaksanaan tindakan pada
siklus berikutnya yaitu pada siklus II, dengan demikian hal-hal yang perlu
diperbaiki pada pelaksanaan siklus II adalah:
1. Menyusun RPP pertemuan 1 dengan materi tentang bermain peran dengan 2
tema cerita.
2. Guru mengubah posisi kursi siswa yang sering berjalan-jalan didalam kelas
menjadi kedepan agar dalam kelas agar tercipta kondisi yang tenang.
3. Guru menertibkan siswa dalam pembagian kelompok dengan menggabungkan
siswa yang pasif dan yang aktif dalam satu kelompok, kemudian memberikan
sanksi kepada siswa yang memilih-milih teman dengan mengurangi poinnya.
4. Guru memotivasi siswa agar lebih percaya diri melalui apersepsi yaitu
bernyanyi agar siswa menjadi semangat dan tidak tegang.
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih bermain peran
dengan melakukan latihan bermain peran/drama sebelum kegiatan bermain
drama dimulai.
4.4 Deskripsi Tindakan Siklus II
4.4.1 Perencanaan Tindakan
Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus II, maka disusun perencanaan
yang akan dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan pada siklus II. Hal-
hal yang dipertimbangkan untuk dilakukan perbaikan adalah:
1. Agar kelas dimaksimalkan, maka guru membagi peran siswa dimana siswa
yang pasif lebih banyak dilibatkan, sedangkan siswa yang aktif dilibatkan
menjadi partner siswa yang pasif.
-
43
2. Sebelum melanjutkan kepada pemaparan materi dan pembagian kelompok,
terlebih dahulu dilakukan tanya jawab tentang pelajaran pada pertemuan
sebelumnya untuk menguji pemahaman siswa.
4.4.2 Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,
mengkondisikan kelas agar siswa siap mengikuti pembelajaran serta mengabsensi
dan melakukan apersepsi. Guru mengajak siswa untuk berdiri dan bernyanyi
bersama.
Siapa yang suka drama tepuk tangan…
Siapa yang suka drama tepuk bahu…
Siapa yang suka drama tepuk paha…
Siapa yang suka drama semuanya
(tepuk tangan, bahu, dan paha)
Setelah itu guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan yang akan
dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran bermain peran (role
playing). Setelah itu, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti
Guru memaparkan garis besar materi tentang drama pendek serta
menjelaskan cara memainkan drama dan memerankan tokoh drama. Guru
membagikan naskah drama tentang drama singkat. Siswa dibagi dalam 9
kelompok. Guru menugaskan siswa untuk siswa membaca dialog drama tersebut
serta berlatih bermain drama bersama kelompoknya masing-masing. Guru
membimbing siswa dalam berlatih memainkan drama serta mengingatkan agar
siswa menggunakan bahasa yang baik dan benar dengan memperhatikan lafal,
intonasi, penghayatan, dan ekspresi saat bermain peran sesuai dengan karakter
tokoh. Setelah semua kelompok siap, kegiatan bermain drama singkat/pendek
dimulai. Kegiatan bermain drama singkat/pendek anak berjalan lebih baik dari
pertemuan sebelumnya. Kelas terlihat tertib dan terkondisikan. Setelah semua
-
44
kelompok selesai, guru bersama siswa melakukan tanya jawab dan meluruskan
pemahaman yang masih keliru mengenai materi yang dipelajari.
3. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan dan membahas materi yang telah
dipelajari kemudian memberikan penguatan dan mengingatkan siswa agar lebih
giat belajar untuk pertemuan berikutnya. Guru memberikan ucapan selamat dan
tepuk tangan sebagai penghargaan dan motivasi kepada siswa. Sebagai tindak
lanjut, siswa diberi tugas untuk menghafal dialog serta berlatih bersama
kelompoknya untuk kegiatan bermain drama pada pertemuan berikutnya. Guru
mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup
Pertemuan 2
1. Kegiatan Awal
Guru mempersiapkan alat, media, ruang kelas dan siswa untuk proses
pembelajaran. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
berdoa, mengabsensi serta mengkondisikan kelas agar siswa siap mengikuti
pembelajaran. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan melemparkan
pertanyaan untuk menggali kembali ingatan siswa tentang pelajaran yang lalu
dengan pertanyaan “anak-anak apa kalian masih ingat siapa saja tokoh-tokoh
dalam drama minggu lalu?”. Setelah siswa menanggapi pertanyaan, guru mulai
mengarah kepada materi yang akan dipelajari serta menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti
Guru membagi siswa dalam 9 kelompok yang terdiri dari 3 siswa kemudian
siswa diberikan naskah drama tentang drama singkat. Guru menugaskan siswa
untuk membaca dialog drama tersebut serta berlatih bermain drama bersama
kelompok yang telah dibagikan. Guru membimbing siswa dalam berlatih
memainkan drama serta mengingatkan agar siswa menggunakan bahasa yang baik
dan benar dengan memperhatikan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi saat
bermain peran sesuai dengan karakter tokoh. Setelah semua kelompok siap,
kegiatan bermain drama singkat/pendek dimulai. Pada pertemuan ini siswa terlihat
lebih percaya diri dari sebelumnya dan kelas terkondisikan dengan baik. Setelah
-
45
semua kelompok selesai, guru meminta setiap kelompok mengungkapkan
pendapatnya tentang drama singkat/pendek anak yang telah dilakukan dengan
menggunakan bahasa yang baik dan santun. Setelah semua kelompok selesai, guru
bersama siswa melakukan tanya jawab dan meluruskan pemahaman yang masih
keliru mengenai materi yang dipelajari.
3. Kegiatan Akhir
Guru bersama siswa membahas serta menyimpulkan materi tentang drama
pendek yang telah dipelajari. Kemudian guru memberikan penghargaan dan
motivasi kepada siswa berupa ucapan selamat dan tepuk tangan. Setelah itu guru
membagikan lembar evaluasi sebagai alat untuk mengukur pencapaian siswa
dalam pelajaran bahasa Indonesia. Setelah semua lembar terkumpul kembali, guru
mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.
4.4.3 Hasil Pengamatan
Siklus 2
1. Analisis data hasil observasi kegiatan mengajar guru
Sama seperti pertemuan pada Siklus I, disiklus kedua ini (Siklus II)
pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru
dalam menerapkan model pembelajaran bermain peran (role playing) pada
pembelajaran bahasa Indonesia materi Drama Pendek.
Kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran bermain peran (role
playing) pada siklus 2 dihitung dengan cara berikut:
nilai =∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100
dengan kriteria nilai sebagai berikut:
86 % = baik sekali
70 – 85% = baik
55 – 69% = cukup baik
< 54% = kurang
-
46
Tabel 4.5 Hasil observasi kinerja guru menerapkan model bermain peran (role playing)
Siklus Materi Total Nilai
Kinerja
Kriteria
II Drama Pendek 58 85,2% Baik sekali
Berdasarkan perhitungan hasil kinerja guru pada Siklus 2, maka kinerja guru
dalam menerapkan model pembelajaran bermain peran (role playing) berada pada
kategori baik sekali dengan perolehan skor 58 dan presentase 85,2%.
2. Analisis data hasil observasi kegiatan belajar siswa
Selain Kinerja Guru, aktivitas siswa juga diamati dengan menggunakan
lembar observasi aktivitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran
bermain peran (role playing) pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan materi
Drama Pendek. Aktivitas yang diamati antara lain keberanian siswa dalam
bertanya, memberikan tanggapan, kemampuan bekerjasama dalam kelompok,
menyimak materi, kemampuan menjawab, lengkap membawa alat pelajaran,
keberanian dalam melakoni peran, dan lain-lain. Adapun hasil pengamatan
aktivitas siswa disajikan sebagai berikut ini:
Data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran model Bermain Peran
(Role playing) pada siklus II dihitung dengan cara sebagai berikut:
nilai =∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100
Dengan kriteria nilai sebagai berikut:
86 % = baik sekali
70 – 85% = baik
55 – 69% = cukup baik
< 54% = kurang
Tabel 4.6
Aktivitas Siswa Mengikuti Pembelajaran Model Bermain Peran (Role Playing)
Siklus Materi Total skor Nilai
aktivitas
Kriteria
II Drama Pendek 60 88,2% Baik sekali
Berdasarkan perhitungan hasil aktivitas siswa pada Siklus II, maka aktivitas
dalam mengikuti pembelajaran model Bermain Peran (Role Playing) berada pada
kategori baik sekali, dengan perolehan skor 60 dan presentase 88,2 %
-
47
4.4.4 Hasil Tindakan
Data Temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang
telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus II. Hasil pengamatan tes pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II yang telah dilakukan diperoeh hasil yang tersaji pada
tabel 4.7
Tabel 4.7
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus II
No. Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)
1. Tuntas 27 100%
2. Tidak Tuntas 0 0%
Jumlah 27 100%
Nilai Minimum 70
Nilai Maksimum 95
Nilai Rata-rata 79
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebanyak 27 siswa (100%) sudah
tuntas. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 95 dan nilai
terendah 70 dengan nilai rata-rata 79 Perolehan hasil belajar bahasa Indonesia
siswa kelas V SD Negeri Ngajaran 03 Tuntang dengan menerapkan model
pembelajaran bermain peran (role playing), jumlah siswa yang hasil belajarnya
tuntas atau memenuhi KKM=70 sudah terlihat dan meningkat dibandingkan
dengan prasiklus. Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada gambar 4.3
Gambar 4.3
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus II
0
5
10
15
20
25
30
SIKLUS 2 Tuntas Tidak Tuntas
Series2
Series1
-
48
Berdasarkan gambar 4.3 menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh
siswa pada Siklus II sudah mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator
kinerja. Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila 80% siswa
tuntas, namun terjadi peningkatan yang sangat baik karena siswa tuntas 100%.
Jadi, dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa sudah melebihi indikator
keberhasilan yang ditetapkan.
4.4.5 Refleksi
Refleksi pada siklus 1 yaitu dalam pembelajaran siswa memilih-milih teman
pada saat pembagian kelompok, siswa tidak serius dalam kegiatan bermain
peran/drama dalam kelas serta kegiatan bermain peran/drama masih didominasi
siswa tertentu kemudian siswa yang lain pasif. Kemudian dilakukan perbaikan-
perbaikan berdasarkan masukan pada siklus 1, guru memperbaiki kinerjanya
dengan merubah cara membagi kelompok, mengkondisikan kelas, serta
memberikan waktu kepada siswa untuk latihan sebelum kegiatan bermain peran
dimulai dan diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa menjadi meningkat setelah
diberikan tindakan pada siklus 2. Kemudian peneliti dan guru kelas (observer)
melakukan refleksi pada siklus 2, dan diketahui pada siklus 2 siswa lebih baik
dalam bermain peran hal itu bisa dilihat pada saat bermain peran siswa tampak
sangat kompak dalam kelompok (saling melengkapi dan menutupi kekurangan
dalam kelompok), tidak memilih-milih teman, tampak lebih percaya diri dan hasil
belajar siswa sangat baik dan mencapai KKM serta mencapai target peneliti
(100% tuntas). Dari refleksi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model
pembelajaran bermain peran (role playing) terbukti efektif dalam meningkatkan
hasil belajar siswa. Disamping itu guru juga bisa berkreasi mengembangkan
kreatifitas dalam model pembelajaran ini dan siswa mendapatkan wawasan
tentang kehidupan melalui cerita-cerita yang diperankannya. Oleh karena itu,
model pembelajaran bermain peran (role playing) diharapkan diterapkan di
sekolah dikembangkan agar guru lebih kreatif dan memiliki kinerja yang baik.
-
49
4.5 Hasil Penelitian Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan paparan hasil penelitian maka dapat diketahui adanya
peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Ngajaran 03
Tuntang melalui penerapan model pembelajaran bermain peran (role playing).
Berikut ini dapat dilihat tabel nilai pra siklus I dan siklus II serta rekapitulasi
pengelompokkan nilai dalam tabel 4.8
Tabel 4.8
Perbandingan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
1. Tuntas 6 22,2% 14 51,8% 27 100%
2. Tidak Tuntas 21 77,7% 13 48,1% 0 0
Jumlah 27 100% 27 100% 27 100%
Nilai Minimum 69 83 95
Nilai Maksimum 50 63 70
Nilai Rata-rata 59 66 79
Berdasarkan tabel 4.4 rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel dapat
dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Jumlah siswa yang tuntas dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia terbukti untuk klasifikasi tuntas, pada pra siklus
ada 6 siswa yang tuntas (22,2%), sedangkan yang sudah tuntas ada 21 siswa
(77,7%). Setelah dilakukan tindakan pada Siklus I ada 14 siswa (51,8%) yang
tuntas dan 13 siswa (48,1%) tidak tuntas. Sedangkan disiklus II, setelah dilakukan
tindakan perubahan terjadi, yaitu 27 siswa (100%) siswa tuntas. Ini membuktikan
bahwa penerapan model pembelajaran bermain peran (role playing) dapat
meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia. Peningkatan hasil belajar ini juga
dapat dilihat pada gambar 4.4
-
50
Gambar 4.4
Perbandingan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II
Berdasarkan gambar 4.4 diatas, dapat dilihat bahwa nilai ketuntasan belajar
siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan mengalami perubahan dari 6 siswa
(22,2%) siswa yang tidak tuntas meningkat menjadi 14 siswa dengan ketuntasan
belajar mencapai 51,8%. Sedangkan pada siklus II, jumlah siswa yang tuntas
meningkat menjadi 27 siswa atau ketuntasan klasikal mencapai 100% siswa tuntas
belajarnya.
4.6 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi tindakan di kelas V SDN Ngajaran 03 Tuntang
mulai dari Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II terjadi peningkatan ketuntasan hasil
belajar. Ketuntasan hasil belajar bahasa Indonesia pada Pra Siklus ada 6 siswa
yang tuntas (22,2%), sedangkan yang sudah tuntas ada 21 siswa (77,7%).
Kemudian dilakukan tindakan pada Siklus I. Berdasarkan hasil observasi dan hasil
analisis data yang diperoleh pada Siklus I dengan menggunakan model
pembelajaran bermain peran (role playing), dari 27 orang siswa, siswa yang
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=65), sebanyak 14 siswa (51,8%) dan
0
5
10
15
20
25
30
PRASIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2
TUNTAS
TIDAK TUNTAS
-
51
yang belum mencapai KKM sebanyak 13 (48,1%), dengan nilai perolehan kelas
yaitu nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 63.
Hasil belajar pada Siklus I ternyata belum mencapai target yang diinginkan
peneliti yaitu 80% tuntas karena kegiatan didalam kelas masih didominasi siswa
yang aktif, sedangkan siswa yang lain pasif sehingga menyebabkan hanya
sebagian siswa yang mengikuti pembelajaran dengan serius.
Pada Siklus II guru kembali menggunakan model pembelajaran bermain
peran (role playing), guru membagi siswa dalam kelompok berdasarkan nilai
evaluasi pada Siklus I untuk melakoni peran dalam drama singkat anak dengan
menggabungkan nilai siswa yang tinggi dengan siswa yang rendah dengan tujuan
agar siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi dapat berbagi serta mengajari
temannya yang tingkat kemampuannya masih rendah. Hasil belajar pada Siklus II
dari 27 orang siswa, yang mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM=65)
sebanyak 27 siswa dengan kata lain 100% siswa tuntas, dengan perolehan nilai
tertinggi yaitu 95 dan nilai terendahnya 70.
Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada Siklus I, siswa yang tuntas
mengalami kenaikan tetapi belum sesuai atau mencapai indikator kinerja yang
diharapkan peneliti, yaitu apabila ketuntasan seluruh siswa tidak mencapai 80%
maka dilakukan lagi penelitian pada Siklus II. Pada penelitian Siklus II diketahui
bahwa semua siswa berhasil tuntas atau 100% mencapai Kriteria Ketuntasan
Maksimal (KKM=65) dan indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti tercapai
sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran bermain peran
(role playing) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Ngajaran 03
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran
2014/2015, karena dengan pembelajaran bermain peran (role playing) siswa dapat
dengan mudah memahami materi yang diajarkan dan lebih mudah dalam
memecahkan masalah.
Hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN Ngajaran 03
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang mengalami kenaikan dengan
pembelajaran bermain peran (role playing), karena dalam memberdayakan potensi
-
52
siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan
pendekatan konstruktivis dan melatih siswa bekerja sama secara kolaboratif.
Keunggulan-keunggulan dalam pembelajaran bermain peran (role playing)
itu nampak pada saat siswa melakoni peran sesuai dengan kemampuan masing-
masing dan bersama kelompoknya memainkan drama singkat sehingga siswa
saling melengkapi dengan bermacam-macam karakteristik dan kemampuan siswa
serta tercipta rasa saling menghargai, kerjasama serta kekompakan. Dalam
memainkan drama singkat, siswa akan mendapatkan wawasan dan pengetahuan
dari kelompok lainnya sehingga disitulah tercipta rasa kompak, saling menghargai
antar kelompok dan antar individu, saling melengkapi dan menghargai dalam
kelompok sehingga guru dan siswa dapat merumuskan kesimpulan bersama-sama.
Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada Siklus I dan Siklus II, dapat
dikatakan bahwa model pembelajaran bermain peran (role playing) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SDN Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015, karena dengan karena dengan
pembelajaran bermain peran (role playing) siswa dapat dengan mudah memahami
materi yang diajarkan dan lebih mudah dalam memecahkan masalah.