sastra anak: persoalan genre

16
PENGANTAR S ebagaimanahalnyamanusiadewasa, anakpunmembutuhkaninformasi tentangdunia,tentangsegalasesuatu yangadadanterjadidisekelilingnya .Anak jugainginmengetahuiberbagaiinformasi tentangapasajayangdapatdijangkau pikirannya .Selainbutuhinformasianakjuga butuhperhatian,butuhpengakuan,danbutuh penghargaan .Berbagaikeperluananak SASTRAANAK :PERSOALANGENRE BurhanNurgiyantoro* ABSTRAK Sastraanakadalahsastrayangberbicaratentangapasajayangmenyangkutmasalah kehidupaninisehinggamampumemberikaninformasidanpemahamanyanglebihbaik tentangkehidupanitusendirikepadaanak .Bukuanak,sastraanak,adalahbukuyang menempatkansudutpandanganaksebagaipusatpenceritaandansekaligusjugamenawarkan sebuahkebenaranyangsignifikanyangdiekspresikankedalamunsur-unsuryanglayakdan bahasayangmengesankan . Genredapatdipahamisebagaisuatumacamatautipekesastraanyangmemiliki seperangkatkarakteristikumum,ataukategoripengelompokankaryasastrayangbiasanya berdasarkanstyle,bentuk,atauisi .Halitumembawakonsekuensipemahamanbahwadalam sebuahgenresastraterdapatsejumlahelemenyangmemilikikesamaansifat,danelemen- elemenitumenunjukkanperbedaandenganelernenpadagenreyanglain .Walaumengaku seringterjadiketumpangtindihan,Lukensmengelompokkangenresastraanakkedalam enammacam,yaiturealisme, fiksiformula,fantasi, sastra tradisional,puisi, dannon fiksidengan masing-masingmempunyaibeberapajenislagi ..Genredramasengajatidakdimasukkan karenamenurutnya,dramabarulengkapsetelahdipertunjukkandanditonton,danbukan semata-mataurusanbahasasastra .Genresastraanakyangdiusulkancukupdibedakanke dalam fksi, nonfiksi, puisi, serta bukubergambar dankomikdenganmasing-masingmemiliki subgenre .Dasarpembagiannyaadalahbentuk'pengungkapandanisiyangdiungkapkan . SebagaimanaLukensdandenganargumentasiyangsama,genredramasementaratidak dimasukkandalampembagiangenreini .Dilihatdariwaktukemunculannya,genrefiksidan puisidapatdibedakankedalamfiksidanpuisitradisionalsertafiksidanpuisimodern . Katakunci :sastraanak - genresastraanak - fiksinonfiksi - puisi - komik tersebut,terutamakeperluanakaninformasi, l- aruslahdiusahakanuntukdipenuhi .Peme- nuhankebutuhantersebutpadahakikatnya adalahkewajibankitauntukmemenuhisalah satuhakanak .Anakberhakuntukmemper- olehhal-haltersebutdalamrangkapengem- banganidentitasdiridankepribadiannya . Pemenuhanhak-hakanakadalahtugas kitaorangdewasadanhalitumerupakan salahsatubentukapresiasiterhadapanak . Pemenuhankebutuhananakakaninformasi StafPengajarFakultasBahasadanSeni,UniversitasNegeriYogyakarta 1 07

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sastra Anak: Persoalan Genre

PENGANTAR

S ebagaimana halnya manusia dewasa,anak pun membutuhkan informasitentang dunia, tentang segala sesuatu

yang ada dan terjadi di sekelilingnya . Anakjuga ingin mengetahui berbagai informasitentang apa saja yang dapat dijangkaupikirannya. Selain butuh informasi anak jugabutuh perhatian, butuh pengakuan, dan butuhpenghargaan . Berbagai keperluan anak

SASTRA ANAK: PERSOALAN GENREBurhan Nurgiyantoro*

ABSTRAK

Sastra anak adalah sastra yang berbicara tentang apa saja yang menyangkut masalahkehidupan ini sehingga mampu memberikan informasi dan pemahaman yang lebih baiktentang kehidupan itu sendiri kepada anak . Buku anak, sastra anak, adalah buku yangmenempatkan sudut pandang anak sebagai pusat penceritaan dan sekaligus juga menawarkansebuah kebenaran yang signifikan yang diekspresikan ke dalam unsur-unsur yang layak danbahasa yang mengesankan .

Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang memilikiseperangkat karakteristik umum, atau kategori pengelompokan karya sastra yang biasanyaberdasarkan style, bentuk, atau isi . Hal itu membawa konsekuensi pemahaman bahwa dalamsebuah genre sastra terdapat sejumlah elemen yang memiliki kesamaan sifat, dan elemen-elemen itu menunjukkan perbedaan dengan elernen padagenre yang lain . Walau mengakusering terjadi ketumpangtindihan, Lukens mengelompokkan genre sastra anak ke dalamenam macam, yaitu realisme, fiksi formula, fantasi, sastra tradisional, puisi, dan nonfiksi denganmasing-masing mempunyai beberapa jenis lagi .. Genre drama sengaja tidak dimasukkankarena menurutnya, drama baru lengkap setelah dipertunjukkan dan ditonton, dan bukansemata-mata urusan bahasa sastra. Genre sastra anak yang diusulkan cukup dibedakan ke

dalam f ksi, non fiksi, puisi, serta buku bergambar dan komik dengan masing-masing memilikisubgenre. Dasar pembagiannya adalah bentuk'pengungkapan dan isi yang diungkapkan .Sebagaimana Lukens dan dengan argumentasi yang sama, genre drama sementara tidakdimasukkan dalam pembagian genre ini . Dilihat dari waktu kemunculannya, genre fiksi danpuisi dapat dibedakan ke dalam fiksi dan puisi tradisional serta fiksi dan puisi modern .

Kata kunci : sastra anak -genre sastra anak - fiksi nonfiksi - puisi - komik

tersebut, terutama keperluan akan informasi,l-aruslah diusahakan untuk dipenuhi . Peme-nuhan kebutuhan tersebut pada hakikatnyaadalah kewajiban kita untuk memenuhi salahsatu hak anak. Anak berhak untuk memper-oleh hal-hal tersebut dalam rangka pengem-bangan identitas diri dan kepribadiannya .

Pemenuhan hak-hak anak adalah tugaskita orang dewasa dan hal itu merupakansalah satu bentuk apresiasi terhadap anak .Pemenuhan kebutuhan anak akan informasi

Staf Pengajar Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta

107

Page 2: Sastra Anak: Persoalan Genre

Humaniora Volume 16, No . 2, Juni 2004: 107-122

tersebut dapat dilakukan dan diberikan lewatcerita . Pada hakikatnya semua orangsenang dan butuh cerita, terlebih anak yangmemang sedang berada dalam masa pekauntuk memperoleh, memupuk, dan mengem-bangkan berbagai aspek kehidupan . Lewatcerita anak, bahkan kita yang dewasa, dapatmemperoleh, mempelajari, dan menyikapiberbagai persoalan hidup dan kehidupan,manusia dan kemanusiaan . Cerita menawar-kan dan mendialogkan kehidupan dengancara-cara yang menarik dan konkret . Berba-gai cerita yang dimaksudkan untuk dikon-sumsikan kepada anak dapat diperoleh dandiberikan, antara lain, lewat sastra anak (chil-dren literature) .

HAKIKAT SASTRA ANAK

Sastra, menurut Lukens (1999 :10), me-nawarkan dua hal utama, yaitu kesenangandan pemahaman . Sastra hadir kepada pem-baca pertama-tama adalah memberikanhiburan, hiburan yang menyenangkan . Sastramenampilkan cerita yang menarik, mengajakpembaca untuk memanjakan fantasi, mem-bawa pembaca ke suatu alur kehidupan yangpenuh daya suspense, daya yang menarikhati pembaca untuk ingin tahu dan merasaterikat karenanya, "mempermainkan" emosipembaca sehingga ikut larut ke dalam aruscerita. Semua itu dikemas dalam bahasayang juga tidak kalah menarik . Lukens(1999:4) menegaskan bahwa tujuan mem-berikan hiburan, tujuan menyenangkan danmemuaskan pembaca, tidak peduli pembacadewasa ataupun anak-anak, adalah hal yangesensial dalam sastra . Apa pun aspekkandungan yang ditawarkan di dalam sebuahteks sastra, tujuan memberikan hiburan danmenyenangkan pembaca harus tidak ter-pinggirkan . Hal inilah yang menjadi daya tarikutama bagi pembaca, baik itu pembaca usiadelapan maupun lima puluh tahun .

Karena sastra selalu berbicara tentangkehidupan, sastra sekaligus juga memberi-kan pemahaman yang lebih balk tentangkehidupan itu. Pemahaman itu datang dadeksplorasi terhadap berbagai bentuk kehi-dupan, rahasia kehidupan, penemuan danpengungkapan berbagai macam karakter

108

manusia, dan lain-lain informasi yang dapatmemperkaya pengetahuan dan pemahamanpembaca . Informasi adalah sesuatu yangamat dibutuhkan dalam kehidupan manusia,informasi tentang apa saja, tentang cara-carakehidupan manusia lain, bahkan juga bina-tang dan tumbuhan, tentang kultur dan senidari bangsa lain, warna kulit, bermacamkarakter manusia, kebohongan dan kebe-naran, tentang bermacam cerita dari tempatlain, dan lain-lain yang ada di dunia ini .Semua orang butuh informasi, dan bahkanorang tidak dapat hidup tanpa informasi,apalagi hidup dalam era informasi sepertidewasa ini, tidak peduli itu manusia dewasaataupun anak-anak .

Sastra mengandung eksplorasi menge-nai kebenaran kemanusiaan . Sastra jugamenawarkan berbagai bentuk motivasimanusia untuk berbuat sesuatu yang dapatmengundang pembaca untuk mengidentifi-kasikannya. Apalagi jika pembaca itu adalahanak-anak yang fantasinya baru berkembangdan dapat menerima segala macam ceritaterlepas dari cerita itu masuk akal atau tidak .Masih banyak lagi bermacam kandunganyang ditawarkan dan dapat diperoleh lewatbacaan sastra karena sastra bukan tulisanyang biasa . Isi kandungan yang memberikanpemahaman tentang kehidupan secara lebihbalk itu diungkap dalam bahasa yang mena-rik. Oleh karena itu, akhimya Lukens (1999 :10) menawarkan "batasan" sastra sebagaisebuah kebenaran yang signifikan yangdiekspresikan ke dalam unsur-unsur yanglayak dan bahasa yang mengesankan .

Di pihak lain, Saxby (1991 :4) mengata-kan bahwa sastra pada hakikatnya adalahcitra kehidupan, gambaran kehidupan . Citrakehidupan (image of life) dapat dipahamisebagai penggambaran secara konkrettentang model-model kehidupan sebagai-mana yang dijumpai dalam kehidupan faktualsehingga mudah diimajinasikan sewaktudibaca. Sastra tidak lain adalah gambarankehidupan yang bersifat universal, tetapidalam bentuk yang relatif singkat karenamemang dipadatkan . Dalam sastra, tergam-bar peristiwa kehidupan lewat karakter tokohdalam menjalani kehidupan yang dikisahkandalam alur cerita . Sebuah teks sastra yang

Page 3: Sastra Anak: Persoalan Genre

jadi adalah sebuah kesatuan dari berbagaielemen yang membentuknya . Elemen-elemen itu secara prinsipal berwujud pengga-lian, pengurutan, penilaian, dan pengendapandad berbagai pengalaman kehidupan dan ataukemanusiaan sebagaimana dialami dandirasakan penulisnya yang kemudian diung-kapkan dengan cara-cara yang indah danmenyenangkan.

Persoalan yang muncul kemudianadalah apakah semua bacaan yang memilikikarakteristik di atas begitu saja dapatdinyatakan sebagai sastra anak. Jika demi-kian, hal itu berarti tidak berbeda dengankarakteristik sastra dewasa (adult literature).Untuk menjawab masalah tersebut, Saxbymengemukakan bahwa jika citraan dan ataumetafora kehidupan yang dikisahkan ituberada dalam jangkauan anak, balk yangmelibatkan aspek emosi, perasaan, pikiran,saraf sensori, maupun pengalaman moral,dan diekspresikan dalam bentuk-bentukkebahasaan yang juga dapat dijangkau dandipahami oleh pembaca anak-anak, bukuatau teks tersebut dapat diklasifikasikansebagai sastra anak . Jadi, sebuah bukudapat dipandang sebagai sastra anak jikacitraan dan metafora kehidupan yangdikisahkan, balk secara isi (emosi, perasaan,pikiran, saraf sensori, dan pengalaman moral)maupun bentuk (kebahasaan dan cara-carapengekspresian), dapat dijangkau dan dipa-hami oleh anak sesuai dengan tingkat per-kembangan jiwanya .

Sastra anak dapat berkisah tentang apasaja, bahkan yang menurut ukuran dewasatidak masuk akal. Misalnya, kisah binatangyang dapat berbicara, bertingkah laku,berpikir dan berperasaan layaknya manusia .Imajinasi dan emosi anak dapat menerimacerita semacam itu secara wajar danmemang begitulah seharusnya menurut jang-kauan pemahaman anak. Isi cerita anaktidak harus yang baik-baik saja, seperti kisahanak rajin, suka membantu ibu, dan lain-lain .Anak-anak juga dapat menerima cerita yang"tidak baik", seperti anak malas, anak pem-bohong, nenek sihir jahat, kucing pemalas,atau binatang yang suka memakan sebangsanya. Cerita yang demikian pun bukannyatanpa moral dan anak pun akan mengiden-

Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak: Persoalan Genre

tifikasi did secara sebaliknya . Pendek katacerita anak dapat berkisah tentang apa sajayang menyangkut masalah kehidupan inisehingga mampu memberikan informasi danpemahaman yang lebih balk tentangkehidupan itu sendiri . Bahkan, cerita anaktidak harus selalu berakhir yang menyenang-kan, tetapi dapat juga yang sebaliknya .Huck, dkk. (1987:6) menekankan bahwa :children's books are books that have thechild's eye at the center. Buku anak, sastraanak, adalah buku yang menempatkansudut pandang anak sebagai pusat pen-ceritaan .

d

Hal itu juga diperkuat Winch (1991 :19)yang mengatakan bahwa buku anak yangbalk adalah buku yang mengantarkan danberangkat dari kacamata anak . Hal itu adalahisu fundamental dalam sastra anak . Hal itumerupakan salah satu "modal dasar" bagianak untuk memahami bacaan untukmemperoleh pemahaman tentang dunia dankehidupan yang dijalaninya . Anak berhakuntuk memperoleh cerita yang mengandungberbagai informasi tentang pengalamankehidupan untuk mengembangkan dayafantasinya. Bed anak kesempatan untuk ber-ff ntasi lewat cerita untuk terbang mengarungidunia, sebagaimana yang dikemukakan olehPaul Hazard (1947, via Saxby, 1991 :5) yangmenyuarakan kebutuhan anak secarametaforis : "Give us books", say the children,",give us wings" . Berdasarkan kata-kata Haz-ard tersebut, Saxby dan Winch (1991)kemudian menjuduli buku tentang sastra anakyang mereka editori dengan Give ThemWings, 'Beri Anak-anak itu Sayap" . Biarkanan bed kesempatan anak-anak itu berkem-

bang dan mengembangkan fantasinya .Anak sebagai pusat pemilik kebutuhan

yian pusat perhatian harus mewarnai bukubacaan yang memang ditulis dan disediakanuntuknya. Hal ini juga dikuatkan oleh Hunt(1995:61) yang mendefinisikan sastra anakdengan bertolak dari kebutuhan anak. l amengemukakan bahwa sastra anak dapatdidefinisikan sebagai buku bacaan yangdibaca oleh, yang secara khusus cocokuntuk, dan yang secara khusus pulamemuaskan sekelompok anggota yang kinidisebut sebagai anak-anak. Jadi, sastra

109

Page 4: Sastra Anak: Persoalan Genre

Humaniora Volume 16, No . 2, Juni 2004: 107-122

anak adalah buku-buku bacaan yang sengajaditulis untuk dikomsumsikan kepada anak,buku-buku yang isi kandungannya sesuaidengan minat dan dunia anak, sesuai dengantingkat perkembangan emosional dan inte-lektual anak, dan buku-buku yang karena-nya dapat memuaskan anak. Hunt mengakuibahwa definisi yang dikemukakannya itutidak praktis dan bahkan kabur, terutamayang menyangkut buku-buku yang dibacaoleh anak, karena sebenarnya anak-anakdapat mombaca buku apa saja di luar kontrolkita .

Sastra anak tidak harus berkisah ten-tang anak, tentang dunia anak, tentang ber-bagai peristiwa yang mesti melibatkan anak .Sastra anak dapat berkisah tentang apa sa-ja yang menyangkut kehidupan, balkkehidupan manusia, binatang, tumbuhan,maupun kehidupan yang lain termasukmakhluk dari dunia lain . Namun, apa pun isikandungan cerita yang dikisahkan mestilahberangkat dari sudut pandang anak, darikacamata anak dalam memandang dan mem-perlakukan sesuatu, dan sesuatu itu haruslahberada dalam jangkauan pemahamanemosional dan pikiran anak .

GENRE SASTRA ANAK

Sebagaimana halnya dalam sastradewasa, sastra anak juga mengenal apayang disebut genre . Karena itu, pembicaraantentang genre sastra anak juga perlu dilaku-kan. Genre dapat dipahami sebagai suatumacam atau tipe kesastraan yang memilikiseperangkat karakteristik umum (Lukens,1999:13). Atau, menurut Mitchell (2003 :5-6)genre menunjuk pada pengertian tipe ataukategori pengelompokan karya sastra yangbiasanya berdasarkan style, bentuk, atau isi .Hal itu membawa konsekuensi pemahamanbahwa dalam sebuah genre sastra terdapatsejumlah elemen yang memiliki kesamaansifat, dan elemen-elemen itu yang menun-jukkan perbedaan dengan elemen pada genreyang lain . Misalnya, dalam genre yang di-sebut fiksi di dalamnya terdapat elemenstruktural, seperti alur cerita, penokohan,latar, sudut pandang, dan lain-lain, sedang-kan dalam genre puisi terdapat elemen

1 10

struktural penting, seperti rima, irama, diksi,imaji, dan lain-lain, yang pada prinsipnyaelemen-elemen struktural di antara keduagenre itu menunjukkan perbedaan daneksistensi masing-masing .

Persoalan yang muncul kemudian ada-lah apa perlunya pembicaraan genre dalamsastra anak . Yang jelas adanya pembagiangenre akan memudahkan pembicaraan (danpenulisan) tentang sastra anak . Lukens(1999:14) mengemukakan beberapa alasanperlunya pembicaraan genre, yaitu (i) mem-berikan kesadaran kepada kita bahwa padakenyataannya terdapat berbagai genre sastraanak selain cerita atau lagu-lagu bocah yangtelah familiar, telah dikenal dan diakrabi ; (ii)elemen struktural sastra dalam tiap genreberbeda; (iii) memperkaya wawasan terhadapadanya kenyataan sastra yang bervariasiyang kemudian dapat dimanfaatkan untukmemilihkannya bagi anak . Pembicaraantentang genre akan bersifat berbeda untuktiap genre, tetapi sekaligus mengandungunsur ketumpangtindihan . Hal itu disebabkandalam tiap genre terdapat elemen tertentuyang kurang lebih sama, sedangkan hanyaterdapat dalam kombinasi dan tingkatan .Artinya, suatu bentuk cerita yang dikelompok-kan ke dalam salah satu subgenre dalamsebuah genre, dapat memiliki karakter yangdapat ditemukan dalam subgenre yang lain,tetapi dengan kriteria berbeda .

Pembicaraan tentang genre sastra anakdapat saja dianalogikan dengan pembedaangenre dalam sastra dewasa, yaitu dalam tigabesar genre puisi, fiksi, dan drama denganmasing-masing memiliki subgenre . Dengandemikian, pembicaraan tentang genre men-jadi lebih sederhana. Namun, genre sastraanak faktanya tidak sesederhana itu . Pem-bedaan genre ke dalam tiga macam tersebutsengaja tidak dilakukan .

Di bawah ini, dikemukakan genre sastraanak Lukens (1999 :14-30). Pembedaan itutampak berbeda dengan genre sastradewasa, dan juga berdasarkan tiga pemikiranperlunya pembicaraan genre di atas . l a ter-lihat lebih rinci, tetapi terjadi ketumpang-tindihan di sana-sini karena suatu cerita dapatdimasukkan ke dalam lebih dari satusubgenre dengan kriteria yang berbeda .

Page 5: Sastra Anak: Persoalan Genre

Secara garis besar, Lukens mengelompok-kan genre sastra ke dalam enam macam,yaitu realisme, fiksi formula, fantasi, sastratradisional, puisi, dan non fiksi denganmasing-masing mempunyai beberapa jenislagi. Genre drama sengaja tidak dimasukkankarena menurutnya, drama baru lengkapsetelah dipertunjukkan dan ditonton, danbukan semata-mata urusan bahasa-sastra .

Realisme

Realisme dalam sastra dapat dipahamibahwa cerita yang dikisahkan itu mungkinsaja ada dan terjadi walaupun tidak harusbahwa is memang benar-benar ada danterjadi. Peristiwa dan jalinan peristiwa yangdikisahkan masuk akal, logis . Cerita mere-presentasikan berbagai peristiwa, aksi daninteraksi, yang seolah-olah memang benar,dan penyelesaiannya pun masuk akal dandapat dipercaya (plausibel) . Jadi, karak-teristik umum cerita realisme adalah narasifiksional yang menampilkan tokoh dengankarakter yang menarik yang dikemas dalamlatar tempat dan waktu yang dimungkinkan .Ada beberapa cerita yang dapat dikate-gorikan ke dalam realisme -dan sekali lagipembicaan tentangnya dapat tumpang tindih-yaitu cerita realistik, realisme binatang,realisme historis, dan cerita olah raga .

Cerita RealismeCerita realistik (realistic stories) biasa-

nya bercerita tentang masalah-masalahsosial dengan menampilkan tokoh utamaprotagonis sebagai pelaku cerita . Masalah-masalah yang dihadapi tokoh itulah yangmenjadi sumber pengembangan konflik danalur cerita . Konflik yang dikisahkan dapatberkaitan dengan masalah diri sendiri, oranglain, atau sosial, dan bersifat realistik seba-gaimana ditemukan dalam kehidupan sehari-had. Kaitan antara tokoh, konflik, alur, dantema harus terjalin dengan balk dan satingberhubungan. Penyelesaian cerita tidakharus simplisistik dan sentimental dankurang realistik dan adil . Dalam kehidupanyang sesungguhnya masalah tidak mudahdiselesaikan dan bahkan mungkin tidakterselesaikan . Untuk cerita anak, cerita lebih

Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak: Persoalan Genre

banyak diselesaikan, tetapi harus tetapnhempertahankan logika cerita . Pembacaanak yang mengidentifikasikan dirinyadengan tokoh protagonis akan menemukanpenyelesaian yang belum tentu sesuaidengan harapannya . Cerita realistik dapatmembawa pembaca anak, kita, untuk lebihmemahami did sendiri dan orang lain lewatpengembangan cerita, tokoh, dan konflikyang dapat dipercaya .

Realisme BinatangCerita realisme binatang (animal

realism) adalah cerita binatang yang bersifatnonfiksi . la adalah cerita tentang binatang,berbicara tentang binatang, misalnya yangberkaitan dengan bentuk fisik, habitat, caradan siklus hidup, dan lain-lain . Pendeknya,is adalah cerita deskripsi tentang binatangyang tidak mengandung unsur personifikasi,binatang sebagaimana binatang yang tidakdapat berpikir seperti manusia . Dalam ceritafiksi binatang, biasanya ditambahkan dimen-si lain yang memunculkan konflik ataupetualangan dalam cerita . l a menampilkancerita binatang yang dapat berbicara,berpikir, dan berkonflik sebagaimana halnyamanusia karena cerita itu memang hadirsebagai personifikasi karakter manusia .Oengan demikian, cerita fiksi binatang men-jadi tidak realistik, dan sulit diterima secaraa'kal . Oleh karena itu, cerita fiksi binatangt ;dak dikategorikan sebagai realismebinatang .

Cerita realisme binatang dapat juga di-tulis dengan lebih menarik, dan karenanyamenawarkan efek keindahan juga . Misalnya,cerita tentang penjelajahan dan penemuankebiasaan hidup, cara bertahan hidup, carabergaul dengan sesamanya, dan lain-lain yangrealistik tentang kehidupan binatang, balkbinatang yang jinak dan familiar maupun(apalagi) yang Was dan langka -seperti filmplanet Satwa, Killer Instinc, Wild Africa, danlain-lain yang dapat disaksikan lewat tayang-;In beberapa televisi swasta- yang ternyatadapat juga memukau . Lewat film tentangkehidupan binatang tersebut, umumnya ter-hadap binatang yang langka ditemui dalamkehidupan sehari-han, dapat diperoleh penge-tahuan dan pemahaman yang lebih tentangperikebinatangan .

1 1 1

Page 6: Sastra Anak: Persoalan Genre

Humaniora Volume 16, No. 2, Juni 2004 : 107-122

Realisme HistorisCerita realisme sejarah (historical real-

ism) mengisahkan peristiwa yang terjadi padamasa lampau . Hal itu menentukan latar yangjuga harus bersetting pada masa lampaulengkap dengan konsekuensi faktual-logis-nya. Misalnya, deskripsi keadaan tempat,seperti rumah, jalan, dan kondisi lingkungan-alam secara keseluruhan, cara berpakaiantokoh, peralatan hidup, seperti alat untukmemasak, bekeija, transportasi, persenjata-an, dan lain-lain harus sesuai dengan latarwaktu dan tempat. Cerita biasanya me-ngambil satu atau beberapa tokoh utamayang dipergunakan sebagai acuan pengem-bangan alur. Contoh cerita sejarah, misal-nya Perang Dipanegara, Perang Paderi,Untung Surapati, atau cerita tentangPanembahan Senapati Mataram, dan lain-lain yang memang memiliki fakta kese-jarahan .

Cerita sejarah dapat dikembangkanmenjadi fiksi sejarah (historical fiction) yangdi dalamnya terdapat unsur imajinasi .Namun, aspek imajinasi tersebut haruslahdipadukan secara integral dengan fakta .Dalam batas-batas tertentu, misalnya tidakterlalu menyimpang dengan memasukkanunsur legenda, tokoh-tokoh fiktif danperistiwa-peristiwa fungsional yang juga fiktif,fiksi sejarah masih dapat dikategorikan dalamkelompok realisme . Hadimya unsur imajinasi,dalam karya apa pun, adalah sebuah kenis-cayaan . Cerita sejarah pada hakikatnyamemang sejarah, sejarah yang ditulis denganmemperhatikan keindahan bahasa dan cara-cara penuturan . Bukankah jika membacaberbagai kisah sejarah, misalnya Ken Arokdengan Singosarinya, Airlangga denganKahuripannya, Gadjah Mada denganMajapahitnya, atau level dunia seperti Na-poleon Bonaparte dengan revolusi Perancis-nya, dan lain-lain seolah-olah kita membacacerita fiksi? Untuk menjadi sastra anak,cerita sejarah haruslah dikemas dengan carapenuturan dan bahasa yang sederhana .

Realisme Olah ragaCerita realisme olah raga (sports

Stories) adalah cerita tentang berbagai hal

1 12

yang berkaitan dengan dunia olah raga. l adapat berkaitan dengan bermacam jenis dantim olah raga seperti sepakbola, basket, voli,badminton, dan para olah ragawan yangterkenal, seperti Johan Cruijft, Frans Backen-bauer, Pele, dan David Beckam untuk sepakbola, Magic Johson, Michael Jordan, danKobe Bryant untuk basket, Rudi Hartono, LimSwie King, dan Susi Susanti untuk badmin-ton, cars permainan untuk masing-masingjenis olah raga, dan lain-lain . Cerita tentangolah raga juga dapat berkaitan dengan dandipakai untuk menanamkan karakter fairplay,kejujuran, kedisiplinan, kesederajatan,antirasisme, dan lain-lain yang penting untukpengembangan diri . Jika dikemas dengancara-cara yang menarik, cerita tentang olahraga tidak kalah menarik dibanding dengancerita yang lain . Bukankah banyak anak yangmengidolakan olah ragawan terkenal?

Fiksi Formula

Genre ini sengaja disebut sebagai fiksiformula karena memiliki pola-pola tertentuyang membedakannya dengan dengan jenisyang lain . Walaupun hal itu tidak mengurangiorisinalitas cerita yang dikreasikan olehpenulis, keadaan itu mau-tidak mau merupa-kan sesuatu yang bersifat membatasi . Jenissastra anak yang dapat dikategorikan kedalam fiksi formula adalah cerita misted dandetektif, cerita romantis, dan novel serial .

Cerita Misterius dan DetektifJenis fiksi formula yang banyak dikenal

orang adalah cerita misteri (mysteries) dancerita detektif (detectives, thrillers) . Ceritamisterius dan detektif biasanya dikemasdalam suatu waktu, lampau, kini, atau men-datang, dan menyajikan "teror" pada tiapbagian. Cerita misteri menampilkan dayasuspense, rasa penasaran ingin tahu, lewatperistiwa. dan tindakan yang tidak terjelaskanalias masih misterius, namun pada akhirkisah hal-hal tersebut dapat dijelaskan dandiselesaikan secara masuk akal . Demikianpula halnya dengan cerita detektif, novelkriminal, atau spionase yang juga menampil-kan sesuatu yang misterius, yang biasanyadimulai dengan mayat dan atau kasus

Page 7: Sastra Anak: Persoalan Genre

pembunuhan . Kasus tersebut tetap miste-rius, tak terjelaskan, namun pada akhir kisahditemukan tersangka yang tidak terduga,dengan bukd-bukti yang kuat Cerita misteddan detektif biasanya menampilkan seoranghero yang luar biasa dan mungkin berkarakteraneh, nyentrik.

Pengernbangan alur untuk flksi formuladilakukan dengan hati-hati dan sekaligusuntuk. menunjukkan kuatnya sang hero.Daya suspense dikembangkan lewatforeshadowing, penunjukan sedikit demisedikit, pemecahaan masalah (misteri)selangkah .demi selangkah, dengan carayang meyakinkan. Cerita diakhiri denganterkuaknya misteri atau kasus, terhukumnyapihak yang bersalah, dan kebahagiaan pihakyang benar. Pola-pola tersebut mesh ditemuidalam cerita misted dan detektif, dan itumerupakan konvensi yang ini dipahami prang .Dilihat dari keadaan itu, novel serial HarryPotter (J.K. Rowling) dapat dikelompokkanke dalam fiksi formula jenis ini .

Canto Romants

Cerita romantis (romantic stories) bukanhal baru dalam realisme, dan kini banyakditulis untuk pembaca muda. Cerita inibiasanya menampilkan kisah yang simpli-sistis dan sentimentalis hubungan laki-perempuan, dan itu seolah-olah merupakansate-satunya fokus dalam kehidupan remaja .Pola-pola hubungan kedua sejoli itu dibuatseolah-olah menjadi begitu sederhana danromantis, seolah-olah tidak ada urusan laindalam hidup. Banyak cerita jenis ini memilikiderajat kesamaan pola yang tinggi, balkdalam hal pengembangan alur maupunkarakterisasi tokoh, sehingga boleh dikata-kan bahwa cerita-cerita itu hanya berbedadalam penamaan dan bukan dalam hal alurdan karakter tokoh . Oleh karena itu, tidakberlebihan jika dikata-kan read one, you'veread them aN, dengan mernbaca satu novelsaja, Anda sudah membaca semuanya .Pernyataan Itu terlihat berlebihan, tetapi me-miliki kadar kebenaran yang tinggi. Namun,cerita rmantis tersebut perlu dibedakandengan romance, romansa, yang tidakmasuk kategod fiksi formula . Cerita romansajustru memperhhatkan adanya kebebasan

Bunion Nur+giyantoro, Sasbo Anak: Persoalan Genre

iinajinasi dan kreativitas penulis dalammengembangkan cerita .

Novel Serial

Novel serial dimaksudkan sebagai novelyang diterbitkan secara terpisah, namunnovel-novel itu merupakan saku kesatuanunit. Novel-novel tersebut memiliki beberapacars fokus pengorganisasian walaupun jugadapat bersifat tumpang-tindih . Pertama,novel-novel yang diidentifikasikan sebagai'dokumentasi perkembangan tokoh" denganalur yang terpisah, tetapi memiliki tema yangrhirip. Kedua, novel-novel yang memiliki satutokoh utama dengan sedikit perubahankarakter sehingga unitan novel menjadi tidakpenting. Ketiga, novel-novel dengan tokohyang konstan dan tanpa perubahan. Novel-novel jenis ini memberikan kemudahankepada anak yang ingin secara cepatmemahami dan menikmati cerita .

Fantasi

Fantasi dapat dipahami sebagai thewilling suspension ofdisbelief(Coleridge, viaIrukens, 1999:20), canto yang menawar-kansesuatu yang sulit diterima . Fantasi sexingjuga disebut sebagai cerita Fantasi (literaryfantasy) -dan perlu dibedakan dengan ceritarakyat fantasi (folk fantasy) yang tak pemahdikenali siapa penulisnya- mencoba meng-hadirkan sebuah dunia lain (other world) disamping dunia realitas. Cerita fantasi dikem-bangkan lewat imajinasi yang lazim dan dapatJterima sehingga sebagai sebuah ceritadapat diterima oleh pembaca . Jenis sastraanak yang dapat dikelompokkan ke dalamantasi ini adalah cerita fantasi, fantasi tingkattinggi, dan fiksi sains .

Cerlta FantasiCerita fantasi (fantastic stories) dapat

dipahami sebagai cerita yang menampilkantokoh, alur, atau tema yang derajat kebenar-annya diragukan, balk menyangkut (hampir)peluruh maupun hanya sebagian cerita.Cerita fantasi sebenamya jugs menampilkanberbagai peristiwa dan aksi yang realistiksebagaimana halnya dalam cerita realistik,tetapi di dalamnya juga terdapat sesuatu

113

Page 8: Sastra Anak: Persoalan Genre

Humaniora Volume 16, No . 2, Juni 2004 : 107-122

yang sulit diterima. Misalnya, cerita tentangkehidupan manusia mini di dala,mkelompoknya yang memiliki kebiasaankehidupan sebagaimana halnya kita manusiabiasa, baik yang menyangkut kebutuhanfsik, batin, maupun spiritual, tetapi kebenarancerita itu sendiri tetap diragukan . Artinya,apakah memang ada orang dengan bentukdan kehidupan seperti itu di dunia ini? Ataujuga cerita manusia biasa di kehidupan mod-ern kini yang juga sebagaimana halnyadengan kita, tetapi dapat berteman denganhantu, jin, atau makhluk halus lainnya, ber-kawan dan dapat berbicara dengan binatang,dan lain-lain. Cerita fantasi dapat menampil-kan tokoh dan alur yang hampir sepenuhnyafantastik, artinya derajat kebenarannyadipertanyakan, atau gabungan antara unsurrealistik dengan fantasik . Cerita sinetronyang ditayangkan beberapa televisi swasta,seperti Jin dan Jun atau Tuyul dan Mbak Yuldapat dikategorikan ke dalam cerita fantasiini. Cerita-cerita horor dalam serial Goose-bumps (R.L . Stine) tampaknya dapat jugadijadikan contoh dalam cerita jenis ini .Demikian juga, berbagai cerita binatang dapatberbicara dan berperilaku seperti manusia,cerita yang berupa personifikasi manusia,juga dapat dikategorikan dalam cerita fantasi .

Fantasi TinggiCerita fantasi tinggi (high fantasy)

dimaksudkan sebagai cerita yang pertama-tama ditandai oleh adanya fokus konflikantara yang baik (good) dan yang jahat (evil),antara kebaikan dan kejahatan . Konfliksemacam ini sebenamya merupakan temaumum yang telah mentradisi, dan kebanyak-an cerita memenangkan yang baik. Ceritajenis ini dapat meyakinkan pembaca lewattokoh yang meyakinkan dan konsistensidunia baru (lain) yang dikisahkan . Contohcerita terkenal, misalnya, Lord of the Rings(JRR. Tolkien) yang bahkan filmnya jugasangat ditunggu oleh penonton yang telahmembaca bukunya. Cara dan atau pemilihansudut pandang pengisahan akan mempe-ngaruhi penerimaan terhadap tokoh danberbagai pengalamannya . Latar dapat ber-variasi, biasanya masa lampau, namunsering berbeda dengan latar kehidupan kita .

1 1 4

Cerita biasanya ditampilkan dengan nadadan suasana yang terlihat sungguh-sungguh .

Fiksi SainFiksi sains (science fiction) dapat di-

pahami dalam beberapa pengertian . RobertHeinlein (via Lukens, 1999 :23), seorangpengarang fiksi sains, misalnya, mengemu-kakan bahwa fiksi sains adalah fiksi speku-latif di mana pengarang mengambil postulatdan dunia nyata sebagaimana yang kitaketahui dan mengaitkan fakta dengan hukumalam. Atau Kingsley Amis (via Lukens, 1999 :23), seorang kritikus, mengatakan bahwafksi sains adalah hipotesis yang berdasarkansejumlah inovasi dalam sains dan teknologi,pseudo-sains, atau pseudo-teknologi .Sebagai bagian dari cerita fantasi, fiksi sainskadang-kadang tidak mudah dibedakanapakah is murni fantasi atau sains . Sebagaisebuah cerita yang hadir ke pembaca sebe-narnya pembedaan tersebut tidak terlalupenting. Namun, yang jelas, walau telah di-yakinkan lewat plausibilitas ilmiah, fiksi sainstetap saja mengandung unsur "dipertanyakankebenarannya" .

Cerita fiksi tentulah dikembangkan disekitar kehidupan manusia, permasalahanmanusia, dan dengan penyelesaian manu-sia, tetapi semuanya berlangsung dalamlingkup ilmiah . Cerita ini biasanya lebih me-ngutamakan konflik, misalnya konflik kepen-tingan dan nilai-nilai kemanusiaan, daripadaunsur penokohan . Secara tradisional, ceritafiksi sains sering berkaitan dengan kehidupandi masa depan (future worlds), atau sebagaivariasi ditampilkan tokoh dari masa lampauatau masa mendatang . Fiksi sains dapat jugaberkaitan dan atau menampilkan tokohmanusia robot atau robot manusia .

Sastra Tradislonal

Istilah "tradisional" dalam kesastraan(traditional Literature atau folk literature)menunjukkan bahwa bentuk itu berasal dancerita yang telah mentradisi, tidak diketahuikapan mulainya dan siapa penciptanya, dandikisahkan secara turun-temurun secaralisan . Berbagai cerita tradisional tersebutdewasa ini telah banyak yang dikumpulkan,

Page 9: Sastra Anak: Persoalan Genre

dibukukan, dan dipublikasikan secara ter-tulis, antara lain dimaksudkan agar cerita itutidak hilang dari masyarakat mengingatkondisi masyarakat yang telah berubah . Didunia ini ditemukan banyak sekali ceritarakyat, tidak terhitung jumlahnya, dan men-jadi bagian kebudayaan masyarakat pemilik-nya. Tampaknya ada banyak cerita tradisio-nal yang bersifat "universal", dan itu me-nunjukkan adanya universalitas keinginandan kebutuhan manusia. Kisah semacamCinderella misalnya, dapat ditemukan diberbagai belahan dunia dalam bentuk yangmirip. Jenis cerita yang dikelompokkan kedalam genre ini adalah fabel, dongeng rakyat,mitologi, legenda, dan epos .

Fabel

Fabel (fable) adalah cerita binatang yangdimaksudkan sebagai personifikasi karaktermanusia. Binatang-binatang yang dijadikantokoh cerita dapat berbicara, bersikap, danberperilaku sebagaimana halnya manusia .Pada umumnya cerita fabel tidak panjang,dan secara jelas mengandung ajaran moral,dan pesan moral itu secara nyata biasanyaditempatkan pada bagian akhir cerita. Tujuanpenyampaian dan atau ajaran moral inilahyang menjadi fokus penceritaan dan sekali-gus yang menyebabkan hadirnya fabel ditengah masyarakat .

Pemilihan tokoh binatang dimaksudkanuntuk mengkonkretkan ajaran dalam bentuktingkah laku, jadi bukan hanya disampaikansecara verbal dan abstrak . Selain itu, is jugadimaksudkan untuk menyamarkan ajaranlewat personifikasi binatang agar moral yangdisampaikan tidak terlihat langsung dankarenanya pembaca, para manusia itu, tidakmerasa digurui. Walau merasa tersindir,pembaca tidak merasa tersinggung karenayang menyindir dan disindir sama-samabinatang . Jadi, pembaca dipersilakan untukmerenungkannya sendiri . Hal itu sesuaidengan pepatah : "Binatang tahan pukul,manusia tahan kata". Artinya, untuk meng-ingatkan binatang perlu pukulan, sedangkanuntuk mengingatkan manusia cukup dengankata-kata . Fabel merupakan cerita yangbersifat universal, ditemukan di berbagai

Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak: Persoalan Genre

masyarakat di dunia. Biasanya ada seekorbinatang tertentu yang dijadikan "primadona"tokoh, misalnya kancil, tupai, kera, rubah,dan lain-lain tergantung "pemilihan" masya-rakat pemiliknya . Setting hanya dijadikanlatar belakang penceritaan dan tidak jelaswaktu kejadian, tetapi biasanya menunjukke masa lampau .

Dongeng Rakyat

Dongeng atau dongeng rakyat (folktales,folklore) merupakan salah satu bentuk daricerita tradisional. Pada masa lampau do-ngeng diceritakan oleh, misalnya orang tuakepada anaknya, secara lisan dan turun-temurun sehingga selalu terdapat variasipenceritaan walau isinya kurang lebih sama .Dongeng pun hadir terutama karena dimak-sudkan untuk menyampaikan ajaran moral,konflik kepentingan antara baik dan buruk,dan yang baik pada akhirnya pasti menang .Tokoh yang dihadirkan, bisa sesama manu-sia, atau ditambah makhluk lain, sepertibinatang dan makhluk halus, jelas ber-karakter sederhana (flat character), terbelahantara baik dan jahat, sesuai dengan ajaranmoral yang ingin disampaikan .

Alur cerita biasanya progresif karenauntuk memudahkan pemahaman ceritadengan menampilkan konflik yang tidakterlalu kompleks, dan klimaks sering ditem-patkan pada akhir kisah . Penyelesaianhampir selalu membahagiakan, misalnyaditutup dengan kata-kata semacam : "Akhir-nya mereka hidup bahagia selamanya" . Nadaderita dapat sentimental, misalnya sepertiyang dijumpai pada dongeng Bawang MerahBawang Putih dan Cinderella. Seperti halnyacerita binatang, dongeng juga bersifat univer-sal, dapat ditemukan di berbagai budayamasyarakat di berbagai belahan dunia,dengan cerita yang bervariasi, namun secarajelas mengandung ajaran moral .

Mitos

Mitos (myths) merupakan cerita masalampau yang dimiliki oleh bangsa-bangsa didunia. Mitos dapat dipahami sebagai sebuahcerita yang berkaitan dengan dewa-dewa atautentang kehidupan supernatural yang lain,

1 15

Page 10: Sastra Anak: Persoalan Genre

Humaniora Volume 16, No . 2, Juni 2004: 107-122

juga sering mengandung sifat pendewaanmanusia atau manusia keturunan dewa(Makaryk, 1995 :596) . Mitos biasanya me-nampilkan cerita tentang kepahlawanan,asal-usul alam, manusia, atau bangsa yangdipahami mengandung sesuatu yang suci,yang gaib . Kebenaran cerita mitos sebenar-nya dapat dipertanyakan, tetapi masyarakatpemilik mitos tersebut tidak pernah mem-persoalkannya . Sebuah mitos seolah-olahsudah diterima masyarakat tanpa reserve,terlepas dari pemikiran "entah benar entahsalah". Secara agak berlebihan tampaknyadapat dikatakan bahwa hampir seluruhmasyarakat di dunia memiliki latar belakangcerita tentang mitos, misalnya orang Barat(Eropa) memiliki mitologi Yunani Kuno,mitologi dari India, Cina, Jepang, dan orangJawa mempunyai mitos antara lain ceritaNyai Rara Kidul.

Istilah mitos dan mitologi sering dipakaisecara bergantian walaupun sebenarnyamemiliki nuansa makna yang agak berbeda .Mitos berkaitan dengan ceritanya itu sendiri,sedangkan mitologi merupakan ilmu sastrayang mengandung konsep mitos, konseptentang dongeng suci dan atau gaib yangberkaitan dengan kehidupan dewa-dewa danmakhluk halus lainnya .

Mitos diyakini mengandung kristalisasinilai-nilai yang telah hidup sekian lama dimasyarakat di suatu kebudayaan . la dapatdipahami sebagai salah satu unsur budayapada masyarakat dan sebagai bagian darirekaman perjalanan sejarah budaya masya-rakat yang bersangkutan . Pengembangankarakter dan kebudayaan suatu bangsa tidakdapat melepaskan diri dad nilai-nilai . tradisi(baca: mitos) yang telah mendasan dan mem-besarkannya itu . Dalam hal ini mitos dipa-hami mempunyai jangkauan makna yanglebih luas daripada sekadar cerita tentangdewa-dewa. la dipahami sebagai suatusistem komunikasi yang memberikan pesanyang berkaitan dengan aturan-aturan masalalu, ide, ingatan, dan kenangan atau ke-putusan-keputusan yang diyakini . Jadi, didalam mitos terkandung unsur tata nilaikehidupan masyarakat .

Di Indonesia tiap masyarakat yangmemiliki etnis kebudayaan rata-rata memiliki

1 16

cerita tradisional yang menjadi sebuah mitos .Pemahaman mitologi antaretnis di Indone-sia atau antarbangsa di dunia dewasa inidapat dipandang sebagai pemahaman antar-budaya . Biasanya tokoh mitos memilikikualitas tertentu, misalnya kesuburan, keper-kasaan, cinta, dan lain-lain sehingga seringdikenal adanya dewa penyandang predikattertentu . Misalnya, ada Dewi Kesuburan,Dewa Perang, Dewa Maut, Dewa-Dewi Cinta,dan lain-lain yang merupakan simbolisasi daripredikat yang disandangnya itu, dan itumerupakan sesuatu yang tidak terjelaskan .

Alur cerita dapat tunggal atau gandayang dikaitkan dengan tokoh-tokoh . Mitosberkisah tentang berbagai persoalan kehi-dupan yang di dalamnya terdapat kehebatan-kehebatan tertentu yang di luar jangkauannalar manusia, misalnya bagaimana seorangtokoh mampu menunjukkan kekuatannyauntuk menundukkan alam. Nyai Rara Kidulmisalnya, mampu menundukkan laut se-hingga air laut dapat dilewatinya bagaikanorang berjalan di darat saja . Latar terjadi padamasa lampau yang tidak penah dikenali"kapan"-nya, tetapi cukup dikatakan denganmisalnya : "Pada waktu dulu", "Nun pada waktuitu", atau "Long-long ago in ancient China" .

Dewasa ini jangkauan makna mitosterlihat dipergunakan secara metaforis, misal-nya, terhadap tokoh tertentu yang memilikikehebatan dan atau kualitas tertentu seringdisanjung-sanjung, dipuja-puja, atau dianggapsdbagai mitos . Dalam hal ini istilah "mitos"dipahami bersinonim dengan "dewa" dan"kultus individu". Misalnya, kita sering dengaratau baca tulisan : "Jangan mendewakanseseorang" . (mendewakan = memitoskan,mengkultuskan) .

LegendaLegenda (legends) mempunyai kemiripan

dengan mitologi, bahkan sering terjaditumpang tindih penamaan di antara kedua-nya. Keduanya, yang jelas, sama-sama ceritatradisional yang menarik . Betapun kadamya,legenda sering memiliki atau berkaitan de-ngan kebenaran sejarah, dan kurang ber-kaitan dengan masalah kepercayaan super-natural . Atau, legenda sengaja dikaitkandengan aspek kesejarahan sehingga, selain

Page 11: Sastra Anak: Persoalan Genre

memiliki pijakan latar yang pasti, seolah-olahmengesankan bahwa ceritanya memilikikebenaran sejarah . Namun, sebenarnyaistilah legenda itu sendiri sudah meng-indikasikan bahwa cerita yang dikisahkan itutidak memiliki kebenaran sejarah yang dapatdipertanggungjawabkan . Legenda menampil-kan tokoh(-tokoh) sebagai hero yang memilikikehebatan tertentu dalam berbagai aksinyadan itu sangat mengesankan . Kita mengenalmisalnya, legenda Ratu Baka, RaraJonggrang, Sangkuriang, Gadjah Mada, atauZoro, Robin Hood, Raja Arthur di Inggris, danlain-lain .

Dewasa ini jangkauan makna legendajuga terlihat dipergunakan secara metaforis,misalnya, terhadap tokoh tertentu yangmemiliki kehebatan tertentu sering dijulukisebagai legenda, misalnya ada istilah legen-da hidup, atau tokoh legendaris . Di duniasepak bola Pele dijuluki sebagai tokohlegendaris karena mempunyai keterampilanbermain bola yang luar biasa . Istilah "legen-daris" dapat dipahami bersinonim dengan"mitos" .

EposCerita epos (folk epics, epik, wiracarita)

merupakan sebuah cerita panjang yangberbentuk syair (puisi) dengan pengarangyang tidak pernah diketahui . l a berisi ceritakepahlawan seseorang yang luar biasahebat balk dalam kesaktian maupun kisahpetualangannya . Tokoh cerita yang dihadirkanmelebihi kelumrahan manusia biasa, hebatdalam segala hal, baik yang menyangkutkualifikasi fisik maupun moral . Aksi-aksikehebatannya dapat berupa aktivitas ber-petualang, melakukan perjalanan, pencarian,dan penemuan yang kesemuanya menunjuk-kan karakter keberaniannya . Cerita berlatardi suatu masyarakat, bangsa, kontinen, ataubahkan dunia, yang terjadi pada masa Iampauyang kadang-kadang jugs tidak jelas "kapan"-nya. Cerita epos memperlihatkan nilai-nilaipenting dari masyarakat pemiliknya yangmengesankan pembaca sehingga dapatmemberikan kekuatan moral dan keberanian .Cerita epik hadir di masyarakat pada waktuitu, tentunya juga dapat dipahami untuk masakini, terutama adalah untuk memberikan

Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak: Persoalan Genre

ajaran moral secara simbolistik lewat sikap,perilaku, tindakan tokoh, dan berbagai aksidan peristiwa yang mengiringinya. Cerita Panjikiranya dapat disebut sebagai contoh, danbahkan wayang Ramayana dan Mahabharatasering disebut sebagai epos .

Puisi

Sebuah bentuk sastra disebut puisi jikadi dalamnya terdapat pendayagunaan ber-bagai unsur bahasa untuk mencapai efekkeindahan. Bahasa puisi tentulah singkatden padat, dengan sedikit kata, tetapi dapatmendialogkan sesuatu yang lebih banyak .Pendayagunaan unsur bahasa untuk mem-peroleh keindahan itu, antara lain dapatdicapai lewat permainan bunyi yang biasanyaberupa berbagai bentuk perulangan untukmemperoleh efek persajakan dan irama yangmelodius . Selain itu, jugs dimanfaatkanadanya berbagai sarana retorika yang lainseperti pemilihan ketepatan kata, ungkapan,pemajasan, penyiasatan struktur, dan pen-citraan . Keterjalinan secara harmonis diantara berbagai unsur kebahasaan tersebutmerupakan cara memperoleh keindahandalam puisi . Untuk puisi anak, kesederhana-an bahasa haruslah tetap menjadi perhatiantersendiri, dan kadang keindahan sebuahpuuisi justru terletak pada kesederhanaannya .Jika dituliskan, puisi memiliki format yangberbeda dengan fiksi, dan yang utama adalahbprisnya umumnya relatif pendek-pendek .Format puisi adakalanya juga dipakai untukmemperoleh efek keindahan secara visual .

Genre puisi anak dapat berwujud puisi-puisi lirik tembang-tembang anak tradisional,litik tembang-tembang ninabobo, puisi nara-tip, dan Puisi personal . Puisi-puisi tradisional,lirik tembang-tembang tradisional, atau liriktembang-tembang ninabobo sebagaimanayang diucapkan atau dinyanyikan si ibusiewaktu akan menidurkan anak, membujukanak agar tidak rewel, atau membuat anaksenang adalah salah satu jenis dari puisianak. Puisi-puisi atau tembang-tembangtersebut tidak pernah diketahui siapa penga-rangnya, namun is telah mentradisi danmewaris secara turun-temurun . Jenis puisitersebut dalam budaya Barat (Inggris) dise-but sebagai nursery rhymes atau nursery

1 17

Page 12: Sastra Anak: Persoalan Genre

Humaniora Volume 16, No. 2, Juni 2004 : 107-122

songs songs. Di Jawa misalnya, ada banyaktembang dolanan anak-anak, misainyaSluku-sluku Bathok, Cublak-cublakSuweng, Jamuran, dan lain-lain. Puisi-puisitersebut sangat mengandalkan repetisi bunyidan kata untuk memperoleh efek keindah-annya. Dalam tradisi pantun pun di dalamnyaada pantun anak-anak .

Puisi naratif adalah puisi yang di dalam-nya mengandung cerita, atau sebaliknyacerita yang dikisahkan dengan cara puisi .Tradisi puisi naratif juga dikenal di Indone-sia. Tak sedikit cerita lama yang tergolongsastra lama yang dikisahkan dalam bentuksyair. Di Jawa cerita wayang mula-mula jugadiungkapkan dalam bentuk tembang, puisi-tembang . Puisi personal adalah puisi mod-em yang sengaja ditulis untuk anak-anak balkoleh penulis dewasa maupun anak-anak itusendiri . Puisi jenis ini dapat berbicara tentangapa saja sepanjang yang menarik perhatianpenulis. Misalnya, berbicara tentang alam,keindahan alam, ibu dan kebaikan hati ibu,pengorbanan ibu, adik baru, persahabatan,binatang piaraan, religius, dan lain-lain se-bagaimana yang dapat dilihat misainya, padamajalah anak-anak .

NonfiksiApakah buku nonfiksi dapat dikategon-

kan sebagai salah satu genre sastra anak?Lukens juga mengemukakan sebagian orangyang bersifat purists bisa jadi menolaknya .Namun, pada kenyataannya terdapat se-jumlah buku bacaan nonfiksi yang ditulisdengan kadar artistik yang tinggi, denganmemperhitungkan pencapaian efek estetiklewat pemilihan unsur-unsur style secaratepat. Tentu saja tidak semua buku nonfiksidapat dimasukkan ke dalam genre ini,khususnya buku-buku yang tidak memper-hatikan keharmonisan bentuk (bahasa) danisi (sesuatu yang diungkapkan) . Bacaannonfiksi yang sastra ditulis secara artistiksehingga jika dibaca oleh anak, anak akanmemperoleh pemahaman dan sekaliguskesenangan . la akan membangkitkan padadin anak perasaan keindahan yang berwujudefek emosional dan intelektual . Untukkepentingan praktis, bacaan nonfiksi dapat

1 18

dikelompokkan ke dalam subgenre bukuinformasi dan biografi .

Buku informasiBuku informasi (informational books),

yang terdiri atas berbagai macam buku yangmengandung informasi, biasanya memilikistandar yang hampir sama . Buku ini mem-berikan informasi, fakta, konsep, hubunganantarfakta dan konsep, dan lain-lain yangmampu menstimulasi keingintahuan anakatau pembaca. Dari aspek bahasa buku non-fiksi juga dapat mendayagunakan berbagaiaspek style seperti diksi, bahasa figuratif,dan citraan . Buku nonfiksi membentang danmasalah yang sederhana sampai yangkompleks, dan yang cocok untuk anak tentusaja yang berkategon sederhana .

BiografiJika buku-buku informasional biasanya

memiliki standar yang hampir sama, biografi(biography) tidak demikian halnya karenabergantung pada selera pemilik dan ataupenulisnya . Biografi adalah buku yang bensiriwayat hidup seseorang, tentu saja tidaksemua aspek kehidupan dan peristiwadikisahkan, tetapi dibatasi pada hal-haltertentu yang dipandang perlu dan menarikuntuk diketahui orang lain atau, pada hal-haltertentu yang "mempunyai nilai jual" . Bukubiografi memberikan kejelasan tentangberbagai hal yang berhubungan dengantokoh yang dibiografikan sepanjang hayatatau sampai saat buku itu ditulis . Selain itu,is dapat dipergunakan untuk menguraikansikap dan pandangan tokoh yang bersang-kutan, mengklarifikasikan pandangan orangyang selama ini dinilai salah, atau sebaliknyauntuk memberitahukan sesuatu yang selamaini belum diketahui orang . Dewasa ini banyakbiografi tokoh terkenal yang ditulis ulang yangsengaja dimaksudkan sebagai bacaansastra anak-anak. Misalnya, mulai dan ke-hidupan para wall (Wali Sanga) di Jawa,sampai dengan para tokoh dan ilmuwanterkenal, seperti Napoleon Bonaparte, Ma-hatma Gandhi, Sidharta Gautama, Newton,Einstein, dan lain-lain. Bahkan, banyak diantara biografi tokoh tersebut yang telahditulis ulang dan digambar dalam bentukbuku komik .

Page 13: Sastra Anak: Persoalan Genre

Pembagian Genre yang Diusulkan

Genre pembagian Lukens di atas cukuprinci, tetapi kesan adanya tumpang tindihtidak dapat dihindari, dan hal itu dapatdijadikan salah satu keberatan. Sebuah karyahal tertentu dapat saja dimasukkan ke dalamdua genre yang berbeda dengan memper-gunakan kriteria yang ada . Cerita wayang,misalnya, dilihat dengan kriteria yang adadapat dikategorikan ke dalam genre epos,mitos, dan legenda mengingat adanyatempat-tempat tertentu di Jawa yang di-anggap dan diyakini masyarakat sebagaipetilasan para tokoh wayang tertentu, ataubahkan sebagai fiksi mengingat isinya yangbersifat narasi . Novel Harry Potter sebagaicontoh yang lain, yang menampilkan ber-bagai kisah misteri dan tokoh campur adukantara manusia biasa, manusia sihir, peri,hantu, dan bahkan binatang, dapat dimasuk-kan ke dalam genre fiksi formula dan ceritafantasi sekaligus . Lukens mengemukakanada genre nonfiksi, tetapi justru tidak adagenre fiksi, fiksi dalam pengertian umum,sedangkan yang ada adalah fiksi formula danfantasi. Padahal, kenyataannya banyakkarya sastra anak yang lebih tepat masukke genre fiksi, tanpa kata "formula", misalnyacerita pendek dan novel biasa . Hal itu tentusaja merepotkan bagi orang yang ingin setiaberbicara tiap genre . Walaupun demikian,kita tidak dapat mengingkari manfaat pem-bagian genre sebagaimana yang dilakukanLukens itu .

Di bawah ini, dikemukakan pembagiangenre sastra anak berdasarkan analogi pem-bagian genre sastra dewasa dengan masihmemanfaatkan pembagian Lukens . Genresastra anak cukup dibedakan ke dalam fiksi,non fiksi, puisi, dan komik dengan masing-masing memiliki subgenre. Dasar pembagi-annya adalah bentuk pengungkapan dan isiyang diungkapkan . Sebagaimana Lukensdan dengan argumentasi yang sama, genredrama sementara tidak dimasukkan dalampembagian genre ini .

FiksiBentuk penulisan fiksi adalah prosa .

Artinya, karangan ditulis secara prosa,

Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak: Persoalan Genre

bentuk uraian dengan kalimat relatif panjang,dan format penulisan memenuhi halaman darimargin kiri ke kanan . Di samping ada narasi,fiksi juga menampilkan dialog yang ditampil-kan secara bergantian . Dilihat dari segi isi,fiksi menampilkan cerita khayal yang tidakmenunjuk pada kebenaran faktual atausejarah . Tokoh dan peristiwa yang dikisah-kan memiliki kemungkinan untuk ada danterjadi di dunia nyata walaupun sendiri tidakpernah ada dan terjadi .

Berdasarkan waktu kemunculan danpenulisannya, fiksi dapat dibedakan ke dalamfiksi tradisional dan modern . Pertama, fiksitradisional, atau cerita tradisional (folktale,folklore) adalah cerita yang telah munculratusan tahun yang lalu, baik yang diwariskandalam bentuk tulisan (tangan) maupunsecara lisan secara turun-temurun, dan tidakpernah diketahui pengarangnya . Genre ceritatradisional yang dimaksudkan oleh Lukensdi atas, seperti fabel, dongeng rakyat, mitos,legenda, dan epos termasuk di sini . Berbagaicerita tradisional tersebut dewasa ini telahditulis ulang dan atau dibukukan sengajauntuk dijadikan bacaan sastra anak-anak .Bahkan, kini sering ditemukan fabel-fabelmodern, seperti yang dimuat di koran ataumajalah-majalah anak, entah hanya ditulisulang dari cerita lama atau sengaja dicipta-kan oleh pengarangnya. Namun, is tetap sajac$ipandang sebagai bagian sastra tradisionalkarena masih saja menampilkan tokohbinatang yang dipersonifikasikan sebagaimanusia .

Kedua, fiksi modem adalah cerita yangditulis relatif baru, pengarang jelas, danberedar sudah dalam bentuk buku ataucetakan lewat media massa seperti korandan majalah . Cerita jenis ini boleh ditulis olehsiapa saja, tetapi yang jelas memang dituju-Ican untuk anak dan dengan sudut pandanganak. Karena "kata kunci"-nya adalah fiksi,berbagai Cerita yang dikategorikan olehLukens ke dalam cerita-cerita fantasi, fiksiformula (cerita detektif dan misted, romantis,novel serial), dan bahkan cerita realisme,serta novel biasa dan cerita pendek (tidakpernah disebut oleh Lukens) dapat dimasuk-kan ke dalam kategori ini . Cerpen anak dapat

1 19

Page 14: Sastra Anak: Persoalan Genre

Humaniora Volume 16, No . 2, Juni 2004: 107-122

dengan mudah ditemukan lewat koranminggu, seperti Harian Kedaulatan Rakyatdan Kompas, yang secara khusus menyedia-kan lembar (kolom) anak, atau lewat bukukumpulan cerita balk karya asli Indonesiamaupun terjemahan . Demikian juga novel,balk novel anak biasa, dalam arti bukan se-rial dan umumnya tidak terlampau panjang,maupun novel serial dengan mudah dapatdiperoleh di toko buku . .

NonfiksiJika fiksi berisi cerita yang tidak me-

nunjuk pada kebenaran faktual dan sejarah,nonfiksi justru sebaliknya, yaitu karanganyang menunjuk pada kebenaran faktual,sejarah, atau sesuatu yang lain yang memilikikerangka acuan pasti seperti karangan"ilmiah" yang dihasilkan anak-anak dalampelajaran mengarang di sekolah . Namun,tidak semua karangan nonfiksi dapat dikate-gorikan sebagai sastra anak . Dilihat secarabentuk bahasa karya nonfiksi adalah berupaprosa, tetapi isinya bukan cerita imajinatif .Contoh konkret genre ini adalah karanganyang dikategorikan realisme oleh Lukens,yaitu realisme binatang, realisme historis,dan cerita olah raga, serta karya nonfiksiyang berwujud buku informasi dan biografi .Walau bersifat nonfiksi, buku-buku tersebutsengaja ditulis dan dikemas dengan mem-perhitungkan efek keindahan yang merupa-kan salah satu "sarat" untuk dapat disebutsebagai "sastra", dan sengaja dimaksudkanuntuk menjadi bacaan anak.

Puisi

Dilihatsecara bentuk, puisi hadirdenganbahasa singkat padat, lank-lank pendek yangmungkin membentuk bait-bait, dan secaraformat penulisan tidak memenuhi halamandan kin sampai kanan . Tetapi, format dalampenulisan puisi adakalanya juga dimaksud-kan untuk memperoleh efek keindahan .Dilihat secara isi, pada umumnya puisimerupakan suatu bentuk ekspresi, deskripsi,kontemplasi, protes, dan bahkan narasitentang berbagai hal persoalan keliidupantermasuk keadaan alam . Jika hanya dilihatsecara sepintas, puisi segera dapat dikenali

120

lewat format penulisan yang khusus danjelas berbeda dengan format penulisan prosa .

Dilihat dad waktu kemunculannya, puisijuga dapat dibedakan ke dalam puisi tradi-sional dan puisi modern . Pertama, puisitradisional adalah puisi yang tidak pernahdiketahui waktu penulisan dan siapa penga-rangnya. la dapat berupa tulisan, sepertipantun dan syair, tetapi dapat juga berupa"bentuk" lisan yang mewaris secara turun-temurun. Puisi lisan tradisional itu berupaantara lain tembang-tembang ninabobo yangbiasa dinyanyikan ibu seperti yang berjudulSluku-sluku Bathok, Menthog-menthog, danGambang Suling untuk tradisi Jawa. Dalambahasa Inggris juga ditemukan puisi atau linktembang tradisional yang banyak sekali yangbiasa disebut nursery rhymes atau nurserysongs, misalnya sebagaimana dapat dilihatpada buku 100 Favourite Nursery Rhymes(ilustrator Marjolein Pottie), atau Lagu Dolan-an yang dikumpulkan oleh Prawiradisastra,dkk. (1993) .

Kedua, puisi anak modem adalah puisiyang ditulis dalam waktu kini, ada pengarang-nya, dan tersebar lewat buku atau mediamassa koran dan majalah . Puisi jenis inimemang sengaja ditulis dengan kacamataanak, balk oleh penulis anak maupun dewa-sa . l a mudah ditemukan lewat majalah anak-anak seperti Bobo, Anak Sholeh, TK Islam,dan lain-lain, atau lewat koran minggu sepertiHarian Kedaulatan Rakyat dan Kompas .

KomikDewasa ini bacaan komik dapat diper-

oleh secara mudah mulai dari toko-toko bukusampai di tempat peminjaman buku bacaan .Penggemar komik juga boleh dikatakancukup banyak, mulai dari anak-anak usiasekolah dasar sampai mahasiswa . Komikadalah cerita bergambar dengan sedikittulisan, bahkan kadang-kadang ada gambaryang tanpa tulisan karena gambar-gambaritu sudah "berbicara " sendiri. Rangkaiangambar pada komik -biasanya didominasioleh gambar aksi- membentuk sebuah alurcerita. Jadi, alur cerita pada komik dikem-bangkan dan atau ditunjukkan lewat rangkai-an gambar aksi dan kata-kata . Secara umumgambar komik sudah "berbicara". Karena itu,

Page 15: Sastra Anak: Persoalan Genre

kata-kata yang dibutuhkan tidak banyak, disamping karena tempatnya juga terbatas .Kata-kata dalam komik dapat berupa dialog,narasi, atau kata-kata sera yang memperkuataksi dalam gambar. Di samping menampilkancerita yang seru, komik banyak mengeks-ploitasi unsur kelucuan .

Apakah komik dapat dipandang sebagaisastra anak? Orang pun boleh berbeda pen-dapat. Bahkan, Lukens pun tidak menyebut-nyebut komik dalam pembagian genre diatas. Karena secara faktual banyak digemarioleh anak, dalam penulisan ini komik sengajadimasukkan sebagai salah satu genre sastraanak. Tentu saja hal itu terbatas pada komikyang layak dan sengaja dimaksudkan untukbacaan anak. Komik sebagai bacaan identikdengan film kartun, dan faktanya berbagaifilm kartun yang ditayangkan banyak televisiswasta di Indonesia yang amat digemari olehanak-anak, juga muncul sebagai komik, danitu selalu bersambung tidak pernah habisselama bertahun-tahun. Kita tidak tahuapakah komik terkenal karena ada film kar-tunnya, ataukah film kartun yang terkenalkarena ada komiknya . Tetapi yang jelas,adanya unsur lucu, baik dalam hal gambarmaupun cerita, merupakan salah satu dayatarik komik dan film kartun . Misalnya, komikdan film kartun impor yang amat terkenal,seperti Doraemon, Kungfu Boy, KaptenTsubasa, Crayon Sincan, dan lain-lain .

Berdasarkan isi cerita, komik jugs dapatke dalam komik fiksi dan komik nonfiksi .Komik fiksi adalah komik yang isinya berupacerita khayal, secara faktual tidak pernah adadan terjadi, dan lebih mengandalkan kekuat-an imajinasi pengarangnya . Dalam hal inikomik fiksi tidak berbeda halnya denganfiksi, sedangkan yang membedakannyaadalah media pengungkapannya . Komikyang ditunjukkan di atas semuanya termasukkategori komik fiksi . Demikian juga komikyang sering dijumpai dalam majalah-majalahanak, misalnya Bobo dan Donald Bebek,umumnya berupa komik fiksi . Komik non-fiksi, di pihak lain, isinya mengisahkansesuatu yang pernah ada dan terjadi dalamsejarah, jadi bersifat faktual . Dewasa ini .banyak ditemukan komik yang mengisahkanperjalanan hidup, jadi bersifat biografis, tokoh-

Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak: Persoalan Genre

tokoh terkenal . Misalnya, kita dapat mene-mukan komik biografis Mahatma Gandhi,Sidharta Gautama, Newton, NapoleonBonaparte, dan lain-lain, di samping dapatjuga ditemukan kisahnya yang ditulis secaraprosa yang digolongkan ke dalam genrenonfiksi di atas .

Selama ini, komik terlihat seperti di-abaikan oleh pemerhati sastra, kritikussastra, atau guru dalam pemilihan bahanpembelajaran sastra di sekolah . Keadaan itumirip dengan novel populer yang terlihatkurang diperhatikan . Namun, diam-diamperedaran komik dan novel populer tersebutjustru lebih meriah daripada bacaan sastraserius. Faktanya, komik lebih mudah di-dapatkan lewat toko dan tempat peminjamansebagai bacaan ringan dan lebih banyak anak(juga dewasa) yang "mengerumuni"-nya .Kenyataan itu haruslah diambil hikmahnya,yaitu bahwa terhadap bacaan tersebut anakdan dewasa mau membacanya. Hal itu dapatdimanfaatkan sebagai salah satu saranauntuk membiasakan anak mau membaca,tak peduli bacaan komik yang penting merekatermotivasi terlebih dahulu . Kebiasaan itudiharapkan dapat meluas ke bacaan lain yangbukan komik . Jadi, persoalan yang kemudianadalah bacaan komik harus mendapatperhatian . Intinya komik haruslah dibuatdengan memperhatikan nilai-nilai edukatif.Apalagi dalam era postmodernisme dewasaini yang amat menoleransi keberagaman danrrielihat tipisnya perbedaan di antara berbagaitingkatan karya sastra .

SIMPULAN

Persoalan genre bukan merupakan halpenting bagi pembaca anak dan juga pem-bbca dewasa pada umumnya . Bagi umum-nya pembaca yang dicari dan dipentingkanadalah kualitas bacaan itu sendiri, tak peduliapa genrenya . Akan tetapi, tidak demikianh'alnya bagi pemerhati sastra dan orang yangberkewajiban memilihkan bacaan yang baikbagi anak . Bagi pihak kedua tersebut, ter-masuk penulis sastra anak, masalah genrepenting dan menjadi salah satu pertimbangantersendiri dalam pembicaraan dan pemilihanbacaan sastra anak. Pemahaman terhadap

12 1

Page 16: Sastra Anak: Persoalan Genre

Humaniora Volume 16, No. 2, Juni 2004: 107-122

genre sastra anak akan memudahkan untukIebih mengenali karakteristik genre sastrakarena dalam sebuah genre sastra terdapatsejumlah elemen yang memiliki kesamaansifat, dan elemen-elemen itu yang menun-jukkan perbedaan dengan elemen pada genreyang lain. Selain itu, sebagaimana dikatakanLukens di atas, pemahaman tentang genreakan memberikan kesadaran kepada kitabahwa pada kenyataannya terdapat berbagaigenre sastra anak selain cerita atau lagu-lagu dolanan yang telah familiar, di sampingjuga untuk memperkaya wawasan terhadapadanya kenyataan sastra yang bervariasi .

Perlu juga dikemukakan bahwa sastraanak memiliki peran yang penting dalamperkembangan kepribadian anak . Karena itu,pemahaman tentang sastra anak perlumenjadi prioritas . Sastra anak diyakini me-miliki kontribusi yang besar bagi perkem-bangan kepribadian anak dalam prosesmenuju ke kedewasaan sebagai manusiayang mempunyai jati dirt yang jelas. Kepri-badian dan atau jati dirt seorang anak di-bentuk dan terbentuk lewat lingkungan, balkdiusahakan secara sadar maupun tidaksadar. Lingkungan yang dimaksud amat luaswilayahnya . l a mulai dart kebiasaan, tingkahlaku, contoh, dan lain-lain yang diberikanoleh orang tua, pendidikan yang secara sadardan terencana dilakukan di lembaga sekolah,sampai adat-istiadat, konvensi, dan nilai-nilaiyang berlaku di masyarakat . Sastra diyakinimampu dipergunakan sebagai salah satusarana untuk menanamkan, memupukkan,mengembangkan, dan bahkan melestarikannilai-nilai yang diyakini balk dan berharga olehkeluarga, masyarakat, dan bangsa. Justru

122

karena adanya pewarisan nilai-nilai itulah,eksistensi suatu masyarakat dan bangsadapat dipertahankan .

DAFTAR RUJUKAN

Huck, Charlotte S, Susan Hepler, &Janet Hickman.1987 . Children's Literature in The ElementarySchool. New York: Holt, Rinehart andWinston .

Hunt, Peter. 1995 . Criticism, Theory, and Children'sLiterature . Cambridge, Massachusetts :Blackwell .

Lukens, Rebecca J . 1999. A Critical Handbook ofChildren's Literature . New York: Longman .

Makaryk, Irena K.(ed) . 1995. Encyclopedia ofContemporary Literary Theory . Toronto :University of Toronto Press.

Mitchell, Diana . 2003. Children's Literature, anInvitation to the World . Boston: Ablongman .

Pottie, Marjolein (ilustrator) . tth . 100 FavouriteNursery Rhymes . London: Ladybird BooksLtd .

Prawiradisastra, Sadjijo, Said Ibrahim, danSutiyono . 1993. Lagu Dolanan (LaporanPenelitian) Yogyakarta.

Saxby. Maurice. 1991 . "The Gift Wings: The Valueof Literature to Children", dalam MauriceSaxby & Gordon Winch (ed) . Give ThemWings, The Experience of Children's Literature,Melbourne: The Macmillan Company.

Winch, Gordon . 1991 . "The Light in The Eye: onGood Books for Children", dalam MauriceSaxby & Gordon Winch (ed) . Give ThemWings, The ExperienceofChildren's Literature,Melbourne: The Macmillan Company.