bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran … · 2012. 11. 22. · sebelum masuk kelas,...

16
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian 4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDIP H. Soebandi Kec. Bawen Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. SDIP H. Soebandi merupakan sekolah dasar swasta dibawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Al Ma’arif Bawen. Letak SDIP H. Soebandi yang agak jauh dari jalan raya membuat suasana sekolah tenang dan nyaman untuk proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di SDIP H. Soebandi sesuai dengan visi dan misi sekolah yaitu selaras antara IMTAQ dan IPTEK. Hal itu terbukti dari berbagai program sekolah dalam bidang keagamaan maupun umum. Program-program keagamaan seperti hafalan surat-surat setiap pagi, istighosah setiap jumat pertama dan jumat ketiga, ekstrakurikuler tilawah, sholawat dan lain-lain. Program-program umum antara lain jumat sehat pada minggu kedua dan jumat bersih pada minggu keempat. Selain itu berbagai ekstrakurikuler seperti marching band, tari tradisional dan lain- lain. Selanjutnya mengenai proses pembelajaran di SDIP H. Soebandi. Proses pembelajaran berorientasi pada visi misi sekolah dan bersumber pada kurikulum yang ditetapkan (KTSP) yang dijabarkan dalam Silabus, Program Semester, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran, guru wajib melakukan persiapan meliputi menyusun dan melaporkan rencana harian kepada kepala sekolah sebelum pembelajaran dilakukan, menyiapkan materi dan media yang diperlukan. Sekolah tidak akan maju jika gurunya tidak disiplin. Berikut tata tertib untuk guru di SDIP H. Soebandi yaitu: (1) Guru dan karyawan datang di sekolah paling lambat pukul 06.50 WIB, (2) Guru berbaris di samping gerbang sekolah dan menyalami setiap murid, (3) Setiap pagi semua guru apel pagi dianjutkan berdoa bersama. 38

Upload: others

Post on 11-Feb-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 38

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Penelitian

    4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SDIP H. Soebandi Kec. Bawen Kab.

    Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. SDIP H. Soebandi merupakan sekolah

    dasar swasta dibawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Al Ma’arif Bawen.

    Letak SDIP H. Soebandi yang agak jauh dari jalan raya membuat suasana sekolah

    tenang dan nyaman untuk proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran

    sehari-hari di SDIP H. Soebandi sesuai dengan visi dan misi sekolah yaitu selaras

    antara IMTAQ dan IPTEK. Hal itu terbukti dari berbagai program sekolah dalam

    bidang keagamaan maupun umum. Program-program keagamaan seperti hafalan

    surat-surat setiap pagi, istighosah setiap jumat pertama dan jumat ketiga,

    ekstrakurikuler tilawah, sholawat dan lain-lain. Program-program umum antara

    lain jumat sehat pada minggu kedua dan jumat bersih pada minggu keempat.

    Selain itu berbagai ekstrakurikuler seperti marching band, tari tradisional dan lain-

    lain.

    Selanjutnya mengenai proses pembelajaran di SDIP H. Soebandi. Proses

    pembelajaran berorientasi pada visi misi sekolah dan bersumber pada kurikulum

    yang ditetapkan (KTSP) yang dijabarkan dalam Silabus, Program Semester, dan

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebelum pelaksanaan proses

    pembelajaran, guru wajib melakukan persiapan meliputi menyusun dan

    melaporkan rencana harian kepada kepala sekolah sebelum pembelajaran

    dilakukan, menyiapkan materi dan media yang diperlukan.

    Sekolah tidak akan maju jika gurunya tidak disiplin. Berikut tata tertib

    untuk guru di SDIP H. Soebandi yaitu: (1) Guru dan karyawan datang di sekolah

    paling lambat pukul 06.50 WIB, (2) Guru berbaris di samping gerbang sekolah

    dan menyalami setiap murid, (3) Setiap pagi semua guru apel pagi dianjutkan

    berdoa bersama.

    38

  • 39

    Sebagaimana dengan guru, berikut peraturan untuk siswa, antara lain : (1)

    berangkat sekolah maksimal 10 menit sebelum bunyi bel yaitu pukul 06.50 WIB,

    (2) memakai seragam sesuai ketentuan sekolah, (3) siswa tidak diperkenankan

    berambut panjang bagi laki-laki dan harus berjilbab bagi perempuan, (4) kuku

    tidak boleh panjang, (5) siswa berbaris di depan kelas dan berdoa bersama

    sebelum masuk kelas, (6) hafalan doa sehari-hari, surat pendek dan sholat dhuha

    sampai pukul 07.30 WIB, (7) proses pembelajaran diakhiri pukul 14.00 WIB

    untuk kelas I-II dan pukul 15.00 WIB untuk kelas III-VI. Bagi siswa yang

    melanggar tentunya akan dikenai sanksi dari pihak sekolah dibawah kewenangan

    bagian kesiswaan.

    Selanjutnya akan dibahas mengenai sarana dan prasarana sekolah. Sekolah

    ini berdiri 9 tahun yang lalu. Secara umum sarana dan prasarana sekolah cukup

    memadai. Hal tersebut dilihat dari ruang kelas yang telah berkeramik, alat peraga

    yang cukup lengkap, lapangan olahraga, perpustakaan dan lain lain. Namun ada

    kelas yang kelebihan kuota seperti kelas 2 dikarenakan ruangan terbatas. Saat ini

    ada 13 ruang kelas, ruang komputer, kantor, UKS, mushola, kantin dan lima toilet.

    Sarana dan prasarana yang memadai tidak akan maksimal jika tidak diimbangi

    dengan sumber daya ahli untuk mengolah, dalam hal ini guru. SDIP haji Soebandi

    memiliki seorang kepala sekolah, 13 guru kelas dan 4 guru mata pelajaran. Latar

    belakang guru sebagian besar telah sarjana dan sebagian lainnya dalam proses S1.

    Latar belakang siswa yang bersekolah di SDIP H. Soebandi berasal dari

    golongan keluarga berkecukupan. Orangtua siswa kebanyakan adalah PNS,

    karyawan swasta, pengusaha dan wiraswasta. Hal tersebut terbukti dengan

    pemenuhan fasilitas belajar untuk siswa di sekolah.

    Salah satu unsur dinamis yang dapat dillihat dalam sekolah ini yaitu tata

    pergaulan guru dengan murid, guru dengan guru dan murid dengan murid. Bukan

    jamannya lagi guru merupakan sosok yang otoriter. Guru di SDIP H. Soebandi

    dapat berperan sebagai teman namun tetap menjadi sosok panutan bagi siswanya.

  • 40

    Guru di SDIP H. Soebandi berjumlah 18 orang dan 2 staf TU. Data guru

    SDIP H. Soebandi dapat dilihat dalam Tabel 4.1.

    Tabel 4.1 Data Guru SDIP Haji Soebandi

    NO NAMA JABATAN 1. Solikhah, S.Ag Kepala Sekolah 2. Rofiqoh Guru Kelas IA 3. Any Maskanah, S.Pd.I Guru Kelas IB 4. Tatimatun Guru Kelas IC 5. Alfiyah Guru Kelas IIA 6. Anis Mahsunah, S.Pd.I Guru Kelas IIB 7. Sri Walyati Guru Kelas IIIA 8. Istirochah, S.Pd Guru Kelas IIIB 9. Isaroh Guru Kelas IVA 10. Epri Kurniawati, S.Ag Guru Kelas IVB 11. Syamsodin, S.Pd.I Guru Kelas VA 12. Anita, S.Pd Guru Kelas VB 13. Dhiana Nastitia, S.Pd Guru Kelas VIA 14. Sri Handayani, S.Pd Guru Kelas VIB 15. Ahmad Fajar K, S.Pd.I Guru Bahasa Arab 16. Setyawan Ari Guru Olahraga 17. Dani Rahman Guru TIK 18. Linta Rahmawatiningrum Guru B. Inggris 19. Ericca Fudyarina, A.Md TU 20. Sa’adah TU

    Berdasarkan data pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa latar belakang

    guru di SDIP H. Soebandi 10 guru tela S1 sedangkan guru yang lain masih proses

    untuk meraih gelar sarjana.

    Berdasarkan data yang telah dikemukakan pada 3.3 yang menjadi subjek

    dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDIP H. Soebandi yang terdiri

    dari 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Kelas IVA dijadikan Kelas

    Eksperimen dan Kelas IVB sebagai Kelas Kontrol. Pemilihan Kelas Eksperimen

    dan Kelas Kontrol didasarkan pada latar belakang guru. Guru pada kelas kontrol

    telah S1 sedangkan guru pada Kelas Eksperimen masih proses kuliah untuk

    meraih gelar sarjana namun guru yang sudah sarjana masa baktinya sekitar satu

    tahun. Kelas IVA sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 32 siswa dan kelas

    IVB sebagai kelas kontrol yang berjumlah 30 siswa. Jadi jumlah seluruh subjek

  • 41

    penelitian sebanyak 62 siswa. Subjek penelitian berdasarkan data siswa tahun

    pelajaran 2011/2012. Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 4.2.

    Tabel 4.2 Data Subjek Penelitian SDIP H. Soebandi

    Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012

    Jenis Kelamin

    Kelompok Eksperimen Kelas IVA

    Kelompok Kontrol Kelas IVB

    Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Laki-laki 15 47 % 12 40% Perempuan 17 53 % 18 60% Jumlah 32 100% 30 100%

    Beberapa alasan peneliti dalam menentukan subyek penelitian adalah

    keperluan peneliti itu sendiri yaitu membutuhkan data tentang efektivitas

    penggunaan metode Hypnoteaching. Selain itu beban mata pelajaran yang harus

    dipelajari peserta didik lebih banyak karena ditambah berbagai mata pelajaran

    keagamaan. Mata pelajaran keagamaan yang dimaksud seperti Qur’an Hadist,

    Fiqih, Bahasa Arab, Aqidah Akhlak, SKI, PAI dan lain-lain. Di SDIP H. Soebandi

    juga belum pernah diadakan penelitian yang serupa, sehingga diharapkan

    penelitian ini menjadi pengalaman yang baru bagi siswa di SDIP H. Soebandi

    khususnya kelas IV.

    4.1.2 Gambaran Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan 8 kali pertemuan. Dua pertemuan diataranya

    adalah diskusi metode Hypnoteaching dengan guru. Penjelasan mengenai

    pelaksanaan penelitian tercantum dalam Tabel 4.3.

    Tabel 4.3 Pelaksanaan Penelitian Penggunaan Metode Hypnoteaching

    No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

    1. Selasa, 14 Februari 2012 Ijin penelitian di SDIP H.Soebandi dan diskusi dengan Guru Matematika kelas IV

    2. Jumat, 9 Maret 2012 Diskusi Metode Hypnoteaching dengan guru Kelas IV tahap I

    3. Sabtu, 10 Maret 2012 Diskusi Metode Hypnoteaching dengan guru Kelas IV tahap II

    4. Jumat, 16 Maret 2012 Latihan penggunaan Metode Hypnoteaching pada mata pelajaran IPA

    5. Senin, 2 April 2012 Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama di kelas eksperimen yang dilakukan treatment

  • 42

    indikator 1-4

    6. Selasa, 3 April 2012 Kegiatan pembelajaran kelas kontrol KBM seperti biasa yang dilakukan guru tentang mengenal pecahan indikator 1-4

    7. Kamis, 5 April 2012 Kegiatan pembelajaran pertemuan kedua pada kelas eksperimen yang dilakukan treatment indikator 4-8 diakhiri pemberian post-test.

    8. Jumat, 6 April 2012

    Pembelajaran kelas kontrol dengan metode ceramah seperti biasa yang dilakukan guru tentang mengenal pecahan indikator 4-8 diakhiri dengan pemberian post-test.

    Pelaksanaan penelitian dilakukan 4x35 menit (dua kali pertemuan) baik di

    Kelas Eksperimen maupun Kelas Kontrol. Pelaksanaan penelitian tersebut dibatasi

    sesuai dengan materi yang dipelajari. Sebelumnya, kedua kelas teah diuji

    kesetaraan dan hasil menunjukkan bahwa kedua kelas merupakan kelas yang

    setara. Selanjutnya kelas eksperimen dilakukan treatment dengan menggunakan

    metode hypnoteaching dan kelas kontrol melakukan pembelajaran biasa yaitu

    dengan menggunakan metode konvensional. Selanjutnya kedua kelas diukur hasil

    belajarnya menggunakan post-test.

    Pertemuan pertama di kelas eksperimen dilaksanakan pada hari Senin, 2

    April 2012 pada pukul 08.20-09.30 WIB. Pada pertemuan pertama di kelas

    ekspperimen, semua langkah-langkah Metode Hypnoteaching terlaksana. Suasana

    pembelajaran di Kelas Eksperimen saat penelitian terlihat lebih menyenangkan.

    Para siswa terlihat bersemangat apalagi saat guru menyuruh maju kedepan

    mengerjakan soal di papan tulis. Pertemuan pertama di kelas kontrol diaksanakan

    pada hari Selasa, 4 April 2012 pukul 0950-11.00 WIB. Pembelajaran berlangsung

    seperti biasa. Guru sebagai pusat dalam proses pembelajaran. Dalam kelas kontrol

    ini, terlihat guru sesekali bertanya jawab dan juga menyuruh siswa maju kedepan

    mengerjakan tugas.

    Selanjutnya, pada pertemuan kedua di kelas eksperimen dilaksanakan pada

    hari kamis, 5 April 2012 pukul 07.00-08.20. Pada pertemuan kedua, terdapat

    sedikit kesalahan pemahaman. Pada langkah Reward and Punishment yaitu

    menggunakan Tabel Senyum seharusnya tabel tersebut untuk klasikal namun guru

    menggunakanny untuk individu. Jadi ada beberapa siswa yang istirahat lebih dulu

  • 43

    dan yang lainnya tetap di dalam kelas. Pertemuan kedua di kelas kontrol

    dilaksanakan hari Jumat, 6 April 2012. Pada pertemuan kedua ini, terdapat

    beberapa siswa yang menguap selama pembeajaran berlangsung.

    Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan guru selama proses

    pembelajaran maka dilakukan observasi yang kisi-kisinya telah dibahas pada Bab

    III. Observasi digunakan untuk mengukur keteraksanaan dari langkah-langkah

    penggunaan metode hypnoteaching. Kriteria penilaian dalam lembar observasi

    yaitu sangat baik untuk skor 4, baik, untuk skor 3, cukup, untuk skor 2 dan kurang

    untuk skor 1. Berikut adalah sajian hasil observasi pelaksanaan treatment.

    Tabel 4.4 Hasil Observasi Penggunaan Metode Hypnoteaching

    No Aspek yang diamati Total Skor Butir Item F Persentase

    Pertemuan Pertama I PRA PEMBELAJARAN 3 12 11% A Niat dan Motivasi dalam

    diri 2 8 7%

    II KEGIATAN PEMBUKA PELAJARAN

    4 10 9%

    B Pacing 2 6 5% III KEGIATAN INTI

    PEMBELAJARAN

    C Leading 5 16 14% D Penggunaan Kata Positif 6 11 10% E Reward and Punishment 3 10 9% IV KEGIATAN PENUTUP

    PEMBELAJARAN

    F Modelling 3 10 9% JUMLAH 28 83 74%

    Pertemuan Kedua I PRA PEMBELAJARAN 3 10 10% A Niat dan Motivasi dalam

    diri 2 8 8%

    II KEGIATAN PEMBUKA PELAJARAN

    4 13 13%

    B Pacing 3 11 11% III KEGIATAN INTI

    PEMBELAJARAN 1 4 4%

    C Leading 3 11 11% D Penggunaan Kata Positif 6 16 16% E Reward and Punishment 1 2 2%

  • 44

    IV KEGIATAN PENUTUP PEMBELAJARAN

    F Modelling 3 11 11% JUMLAH 25 73 86% Pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hasi observasi kelas eksperimen

    pada pertemuan pertama dari skor maksimal 112 tercapai skor 83. Artinya pada

    pertemuan pertama keberhasilan guru sebesar 74%. Sedangkan pada pertemuan

    kedua dari 25 item dengan skor maksimal 100 tercapai skor 73. Artinya pada

    pertemuan kedua persentase keberhasilan guru sebesar 86%. Jadi rata-rata

    keberhasilan guru yaitu persentase pertemuan pertama ditambahkan persentase

    pertemuan kedua kemudian dibagi 2. Dari penghitungan didapatkkan rata-rata

    persentase keberhasilan guru dalam menggunakan metode hypnoteaching sebesar

    80%. Lembar observasi penelitian dapat dilihat dalam lampiran.

    4.2 Analisis Data

    Analisis data dibagi menjadi dua yaitu analisis deskriptif data dan analisis

    parametrik. Analisis prametrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    analisis Uji t. Analisis deskriptif digunakan untuk mempermudah cara membaca

    hasil penelitian. Sedangkan analisis Uji t digunakan untuk memaparkan data

    utama hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah pada 1.2.

    4.2.1 Analisis Deskriptif Data

    Menurut Duwi Prayitno (2010:12) Analisis deskriptif menggambarkan

    tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, maksimum,

    minimum. Dari analisis deskriptif dapat diketahui nilai minimum, maksimum dan

    mean dalam Kelas Eksperimen maupun Kelas Kontrol. Penjelasan lebih lanjut

    mengenai hasil analisis derkriptif dapat dilihat pada Tabel 4.5.

    Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Descript ive Statistics

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    Kelas Eksperimen 32 60.00 100.00 84.1250 9.89542

    Kelas Kontrol 30 40.00 73.00 55.1000 10.68789

    Valid N (listwise) 30

  • 45

    Berdasarkan 4.1.2 bahwa skor maksimum adalah 100 dapat diketahui bahwa

    skor minimum Kelas Eksperimen 60 sedangkan skor minimum Kelas Kontrol

    yaitu 40. Skor maksimum dari Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol berturut-turut

    adalah 100 dan 73. Standar defiasi (ukuran persebaran) dari Kelas Eksperimen

    dan Kelas Kontrol berturut-turut 1,47561 dan 1,61743. Semakin kecil standar

    defiasi dalam analisis deskriptif berarti semakin kecil pula persebarannya. Dengan

    kata lain skor yang diperoleh siswa tidak jauh dari rata-rata kemampuan siswa

    satu kelas.

    Setelah skor maksimum dan minimum dapat diketahui, selanjutnya dibuat

    tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar matematika dari hasil post-test Kelas

    Eksperimen dan Kelas Kontrol. Untuk itu, perlu ditentukan interval dari kedua

    kelas penelitian yang akan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Untuk

    menentukan interval kelas digunakan rumus sebagai berikut:

    Banyaknya kategori Sturges (k) = 1 + 3,322 log n

    Interval kelas = �����������������������

    ��������������

    Banyaknya subjek penelitian adalah 62 siswa, berdasarkan rumusan dari interval

    kelas dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

    Banyaknya kategori Sturges (k) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log (62) = 1 + 3,3 (1,8) = 1 + 5,94 = 6,94

    Interval kelas = �����

    �� ��

    �� ����

    Dapat dilihat bahwa kategori Kelas Eksperimen yaitu 6,94 kemudian daat

    dibulatkan menjadi 7 kategori. Sedangkan interval distribusi frekensi yaitu 8,57

    dibulatkan menjadi 9. Distribusi frekuensi berguna untuk memberikan gambaran

    secara jelas mengenai hasil post-test pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

    Untuk sajian lebih lengkap mengenai distribusi frekuensi hasil post-test dapat

    dilihat dalam Tabel 4.5.

  • 46

    Tabel 4.5 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    No. Interval Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

    Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 1 40-48 0 0% 3 37% 2 49-56 0 0% 5 17% 3 57-65 1 3% 7 27% 4 66-73 7 22% 12 20% 5 74-82 7 22% 3 0% 6 83-90 8 25% 0 0% 7 91-100 9 28% 0 0%

    Jumlah 32 100% 30 100%

    Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa skor minimum antara Kelas

    Eksperimen dan Kelas Kontrol terdapat perbedaan yang cukup jauh begitu pula

    dengan skor maksimumnya. Jika distribusi frekuensi dalam Tabel 4.5

    digambarkan dalam bentuk diagram batang maka akan terlihat seperti Gambar

    4.1.

    Gambar 4.1 Hasil Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar pada Kelas Eksperimen dan

    Kelas Kontrol tidak dalam posisi yang seimbang. Padahal kondisi awal saat

    dilakukan uji setara, kedua kelas berada dalam kondisi yang setara. Namun setelah

  • 47

    Kelas Eksperimen diberikan treatment menghasilkan frekuensi skor yang lebih

    tinggi.

    4.2.2 Analisis Parametrik Uji t

    Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yaitu untuk

    mengetahui perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara

    penggunaan Metode Hypnoteaching maka diperlukan analisis untuk mengukur

    apakah perbedaan tersebut benar-benar signifikan. Perbedaan dikatakan signifikan

    jika hasil penelitian sudah diuji melalui pengukuran. Hasil penelitian diukur

    menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows melalui teknik Independent

    Samples T-Test. Namun perlu dilakukan uji normalitas dan homogenitas dahulu

    sebagai prasyarat.

    Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa temuan data berdistribusi

    normal. Selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 4.6.

    Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dillihat bahwa Signifikasi pada Kelas

    Eksperimen sebesar 0,97 dan signifikansi pada Kelas Kontrol sebesar 0,84.

    Distribusi dikatakan normal jika signifikan > 0,05. Dari Tabel 4.6 dapat dilihat

    bahwa kedua kelas memiliki signifikan > 0,05. Hal tersebut berarti data

    berdistribusi normal. Distribusi temuan data digambarkan dalam Gambar 4.3

    Tests of Normality

    Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig . Statistic Df Sig.

    Kelas Eksperimen .147 30 .097 .933 30 .060

    Kelas Kontrol .150 30 .084 .916 30 .022

    a. Lilliefors Significance Correction

  • Gambar 4.3 Q-Q Plot Uji Normalitas

    Distribusi data dalam gambar 4.3 menunjukkan bahwa data hasil

    tersebar Kelas Eksperimen disekitar garis pusat. Hal ini berarti kemampuan siswa

    di Kelas Eksperimen tidak begitu jauh rentangnya dengan kemampuan rata

    kelas. Sedangkan kemampuan siswa Ke

    4.4.

    Gambar 4.4 Q-Q Plots Post-test Kelas Kontrol

    Persebaran data Kelas Kontrol dalam Gambar 4.4 juga menunjukkan

    bahwa data tersebar di sekitar garis pusat. Skor yang diperoleh memang tidak

    Q Plot Uji Normalitas Post-test Kelas Ekperimen

    si data dalam gambar 4.3 menunjukkan bahwa data hasil

    tersebar Kelas Eksperimen disekitar garis pusat. Hal ini berarti kemampuan siswa

    di Kelas Eksperimen tidak begitu jauh rentangnya dengan kemampuan rata

    kelas. Sedangkan kemampuan siswa Kelas Kontrol dapat dilihat dalam Gambar

    Kelas Kontrol

    Persebaran data Kelas Kontrol dalam Gambar 4.4 juga menunjukkan

    bahwa data tersebar di sekitar garis pusat. Skor yang diperoleh memang tidak

    48

    si data dalam gambar 4.3 menunjukkan bahwa data hasil post-test

    tersebar Kelas Eksperimen disekitar garis pusat. Hal ini berarti kemampuan siswa

    di Kelas Eksperimen tidak begitu jauh rentangnya dengan kemampuan rata-rata

    las Kontrol dapat dilihat dalam Gambar

    Persebaran data Kelas Kontrol dalam Gambar 4.4 juga menunjukkan

    bahwa data tersebar di sekitar garis pusat. Skor yang diperoleh memang tidak

  • 49

    setinggi Kelas Eksperimen. Namun kemampuan siswa memiliki rentang yang

    tidak terlalu jauh dari kemampuan rata-rata siswa Kelas Kontrol. Sehingga dapat

    dikatakan bahwa meskipun skor tidak setinggi Kelas Eksperimen namun

    kemampuan siswa Kelas Kontrol berdistribusi normal.

    Seteah uji normalitas, dilanjutkan dengan uji homogenitas dan Uji t.

    Karena menggunakan teknik Independent Samples T-Test, selain mengetahui hasi

    Uji t juga sekaligus mengetahui Homogenitas kedua kelas. Penjelasan lebih lanjut

    dapat dilihat dalam Tabel 4.7

    Tabel 4.7 Hasil Uji T dan Homogenitas Post-test

    Dalam Tabel 4.7 dapat dilihat hasil uji homogenitas menunjukkan

    signifikansi 0,511. Kelas Eksperimen dikatakan homogen dengan Kelas Kontrol

    jika memiliki signifikan > 0,05. Dengan demikian Kelas Eksperimen dan Kelas

    Kontrol merupakan kelas yang homogen. Kemudian dilihat dari hasil uji dua sisi

    (sig. 2-tailed) pada kolom Equal variances assumed menunjukkan signifikansi

    0,000.

    Independent Samples Test

    Skor Equal

    variances

    assumed

    Equal

    variances not

    assumed

    Levene's Test for

    Equality of Variances

    F .438

    Sig. .511

    t-test for Equality of

    Means

    T 11.095 11.061

    Df 60 58.560

    Sig. (2-tailed) .000 .000

    Mean Difference 4.35833 4.35833

    Std. Error Difference .39283 .39401

    95% Confidence

    Interval of the

    Difference

    Lower 3.57255 3.56979

    Upper 5.14412 5.14688

  • 50

    4.3 Uji Hipotesis

    Analisis hasil post-test uji Independent Samples T-Test disajikan dalam

    Tabel 4.7. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini

    pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji hipotesis nol (H0) yang

    menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan efektivtas pembelajaran. Oleh karena

    itu untuk menguji hipotesis sebagaimana dirumuskan dalam 2.3, maka

    dirumuskan hipotesis nol untuk diuji signifikansinya. Rumusan hipotesis dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    H0 = tidak ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara

    penggunaan Metode Hypnoteaching dengan Metode Konvensional pada

    mata pelajaran Matematika Kelas IV Semester II SDIP H. Sobandi Kec.

    Bawen Kab. Semarang.

    Ha = ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara

    penggunaan Metode Hypnoteaching dan Metode Konvensional pada

    mata pelajaran Matematika Kelas IV Semester II SDIP H. Sobandi Kec.

    Bawen Kab. Semarang.

    Pengambilan keputusan hasil uji hipotesis berdasarkan pada kriteria

    pengujian uji Independent Samples T-Test yaitu H0 diterima jika signifikansi >

    0,05 dan jika signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak. Hasil uji Independent Samples

    T-Test tercantum dalam Tabel 4.7. Pada pengujian 2 sisi dalam tabel 4.7 diketahui

    bahwa signifikansi 0,000. Hal ini berarti signifikansi < 0,05 sehingga H0 ditolak.

    Karena H0 ditolak (signifikansi < 0,05), maka Ha yang menyatakan ada

    perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara penggunaan Metode

    Hypnoteaching dan Metode Konvensional pada mata pelajaran Matematika Kelas

    IV Semester II SDIP H. Sobandi Kec. Bawen Kab. Semarang diterima.

    4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada siswa Kelas IV Semester II SDIP H.

    Soebandi Tahun Pelajaran 2011/2012. Siswa Kelas IV A sebagai Kelas

    Eksperimen berjumlah 32 orang sedangkan siswa Kelas IV B sebagai Kelas

    Kontrol berjumlah 30 orang. Kedua kelas merupakan kelas yang setara karena

    telah diuji kesetaraannya. Karena kedua kelas merupakan kelas yang setara,

  • 51

    efekvitas pembelajaran kedua kelas diukur dari post-test yang telah diberikan

    kepada siswa. Post-test diberikan setelah Kelas Eksperimen diberi treatment

    menggunakan metode hypnoteaching dan Kelas Kontrol diberi pembelajaran

    seperti biasa dengan menggunakan metode konvensional.

    Seteah dilakukan penelitian, didapatkan hasil post-test pada kedua kelas.

    Pengolahan data dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for widows. Teknik yang

    digunakan dalam penelitian ini yaitu Independent Sample t-test. Namun

    sebeumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas sebagai prasyarat.

    Seperti yang telah dicantumkan pada Tabe 4.7, hasi uji normalitas pada kelas

    eksperimen memiliki signifikansi 0,97. Sedangkan pada hasi uji normalitas pada

    Kelas Kontrol memiliki signifikansi 0,84. Dengan demikian kedua kelas dapat

    dikatakan berdistribusi normal karena signifikansinya lebih dari 0,05. Selanjutnya

    dilakukan uji homogenitas. Dari uji homogenitas dapat diketahui bahwa kedua

    kelas memiliki signifikansi 0,511. Suatu data dapat dikatakan homogen jika

    memiliki signifikansi lebih dari 0,05. Dari uji homogenitas yang telah dilakukan

    dapat dikatakan bahwa kedua kelas merupakan kelas yang homogen. Karena

    kedua kelas sudah diketahui merupakan kelas yang berdistribusi norma dan

    homogen maka langkah selanjutnya dilakukan uji-t. Uji t dilakukan menggunakan

    teknik Independent Sample t Test. Dari uji t dapat diketahui bahwa sig. 2 tailed

    sebesar 0,000.

    Sebagaimana hipotesis yang telah dibahas pada BAB III, pengujian

    hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak ada

    perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode hypnoteaching dengan

    metode konvensional. Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini sebagai

    berikut :

    H0 = tidak ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara

    penggunaan Metode Hypnoteaching dengan Metode Konvensional.

    Ha = ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara

    penggunaan Metode Hypnoteaching dan Metode Konvensional

    Pengambilan keputusan hasil uji hipotesis berdasarkan pada kriteria

    pengujian uji Independent Samples T-Test yaitu H0 diterima jika signifikansi >

  • 52

    0,05 dan jika signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak. Hasil uji Independent Samples

    T-Test tercantum dalam Tabel 4.7. Pada pengujian 2 sisi dalam tabel 4.7 diketahui

    bahwa signifikansi 0,000. Hal ini berarti signifikansi < 0,05 sehingga H0 ditolak.

    Karena H0 ditolak (signifikansi < 0,05), maka Ha yang menyatakan ada

    perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara penggunaan Metode

    Hypnoteaching dan Metode Konvensional pada mata pelajaran Matematika Kelas

    IV Semester II SDIP H. Sobandi Kec. Bawen Kab. Semarang diterima.

    Hal ini sesuai dengan teori James Braid yang menyatakan tentang

    keyakinan akan kekuatan sugesti. Sugesti-sugesti dalam metode hypnoteaching

    selama pembelajaran berlangsung mempengaruhi hasil belajar dan motivasi siswa.

    Selama pembelajaran berlangsung, siswa terlihat antusias mengikuti

    pembelajaran.

    Hasil penelitian ini juga sama dengan hasil penelitian Rudy Aryanto yang

    dilaksanakan pada tahun 2012. Dari penelitian Rudy Ariyanto yang berjudul

    “Pengaruh Metode hypnoteaching Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Di Sd

    Negeri Begalon Ii No.241 Surakarta Tahun 2011 /2012” setelah diuji hipotesis

    diperoleh hasil a symp sig = 0,00. Artinya signifikansi < 0,005 sehingga H0

    ditolak. Kesimpulan dari penelitian Rudy adalah Metode Hypnoteaching

    mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa di SDN Begalon II No.241

    Surakarta Tahun 2011 / 2012.

    Penggunaan Metode Hypnoteaching ini dapat berhasil karena dipengaruhi

    beberapa faktor yaitu : (1) guru mampu bekerja sama dan semangat mempelajari

    Metode Hypnoteaching, (2) siswa menjadi antusias mengikuti pelajaran karena

    pembelajaran berbeda dari biasanya, (3) sarana dan prasarana sekolah mendukung

    terlaksananya penerapan Metode Hypnoteaching ini.

    Perbedaan efektivitas antara kedua metode pembelajaran dapat dilihat dari

    perbedaan rata-rata kedua kelas. Kelas eksperimen memiiki 32 siswa. Rata-rata

    skor hasil belajar untuk kelas eksperimen adalah 84. Skor minimal sebesar 60 dan

    maksimal 100. KKM mata pelajaran matematika di SDIP H. Soebandi adalah 65.

    Dari hasil belajar di kelas eksperimen dapat diketahui terdapat satu orang yang

    tidak mencapai KKM. Kelas kontrol memiliki 30 siswa. Rata-rata hasil belajar

  • 53

    sebesar 64. Skor minimal 40 dan skor maksimal 80. Dari hasil belajar kelas

    kontrol dan kelas eksperimen dapat diketahui ada 14 orang siswa yang tidak

    mencapai KKM. Rincian perbedaan rata-rata hasil belajar kedua kelas disajikan

    dalam Tabel 4.9

    Tabel 4.9 Rata-rata Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kotrol

    Subjek Kelas Jumah siswa KKM Rata-rata Kelas Eksperimen IVA 32 65 84 Kelas Kontrol IVB 30 65 64 Perbedaan 20

    Dari Tabel 4.9 dapat diketahui perbedaan rata-rata nilai post-test dengan

    seish skor sebesar 20. Artinya dapat dikatakan bahwa penggunaan metode

    hypnoteaching lebih efektif dibandingkan metode konvensional.