bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. deskripsi...
TRANSCRIPT
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Subyek Penelitian
Subyek peneltian adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Salatiga yang
mempunyai skor rendah dalam disiplin belajar yang diukur melalui skala disiplin
belajar. Dari penelitian ini penulis memilih subjek dari suatu populasi yang dibagi
menjadi dua kelompok yaitu 10 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 10 siswa
sebagai kelompok kontrol. Tabel 4.1 dibawah ini adalah diskripsi mengenai
sebaran kelompok eksperimen dan kontrol berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.1 Diskripsi kelompok eksperimen dan kontrol.
Jenis kelamin Kelompok
Jumlah Eksperimen Control
Laki-laki 4 4 8
Perempuan 6 6 12
Jumlah 10 10 20
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa jenis kelamin tidak ada
perbedaan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Tabel 4.2 dibawah ini akan
dijelaskan mengenai skor pre test disiplin belajar kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, secara statistik gambaran kelompok control dan kelompok
experimen dapat dilihat dalam tabel hasil uji man-withney pada tabel 4.2 di bawah
ini.
4.2. Hasil Pretest
Dari tabel 4.1 di bawah dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini terdapat
20 siswa yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu 10 siswa sebagai kelompok
33
kontrol dan 10 siswa sebagai kelompok eksperimen. Jumlah siswa berdasar
katagori masing-masing kelompok.
Tabel 4.2 Uji man-withney pretest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol
Setelah dilakukan uji beda pada hasil skala disiplin belajar pada kelompok
eksperimen dan kelmpok kontrol, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
kedua kelompok dengan ditunjukkan sig. 0,218 > 0,05, sedangkan mean rank
kelompok eksperimen 8,85 dan mean rank kelompok kontrol adalah 12,15.
Berdasarkan rancangan penelitian dan hasil analisis diatas, selanjutnya
kelompok eksperimen akan diberikan treatment yaitu diberikan layanan
bimbingan belajar sebanyak sembilan kali pertemuan, sedangkan kelompok
kontrol tidak diberikan treatment.
Penulis membuat program layanan bimbingan belajar yang disesuaikan
dengan kebutuhan siswa dan hasil prosentase ketiga dimensi disiplin belajar.
Ranks
10 12.15 121.50
10 8.85 88.50
20
VAR00002
kontrol
eksperimen
Total
VAR00003
N Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
33.500
88.500
-1.266
.206
.218a
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
VAR00003
Not corrected f or ties.a.
Grouping Variable: VAR00002b.
34
Tabel 4.3 berikut ini merupakan susunan program layanan yang akan diberikan
kepada kelompok eksperimen :
Tabel 4.3 Program layanan bimbingan kelompok teknik self modeling
No Topik Indikator Tujuan Rencana
pelaksanaan
Alokasi
waktu dan
pertemuan
Bentuk
kegiatan
1 Disiplin
belajar
siswa
Memahami
kekuatan dan
kelemahan
disiplin
belajar siswa
Siswa mampu
mengutarakan
kekuatan dan
kelemahan
disiplin belajar
dalam
kaitannya
tanggung jawab
seorang siswa.
Sabtu, 26
Oktober
2013
1
pertemuan
±45 menit
Permainan,
sharring
2 Disiplin
dalam
menaati
belajar di
sekolah,di
rumah dan
belajar di
kelas
Pengharapan
terbatas pada
bidang
perilaku
khusus
Yaitu disiplin
dalam
menaati
belajar di
sekolah, di
rumah dan di
kelas
Siswa mampu
menunjukkan
disiplin dalam
menaati belajar
di sekolah,
dirumah dan di
kelas
4 dan 9
November
2013
2
pertemuan
±45 menit
Permainan,
Putar
video,
modeling,
Tanya
jawab
3 Mengatasi
kesulitan
disiplin
belajar di
sekolah, di
rumah dan di
kelas
Analisis
pilihan
perilaku yg
akan dicoba
(merasa
mampu
dilakukan)
menghindari
situasi dan
prilaku yg
dirasa
melampaui
batas
kemampuan
Siswa dapat
menunjukkan
disiplin belajar
di sekolah, di
rumah dan di
kelas
11 dan 30
November
2013
2
pertemuan
±45 menit
Permainan,
putar
video,
modeling,
Tanya
jawab
4 Dengan
potensi diri
dapat
menunjukkan
disiplin
belajar
Tingkat
kesulitan
disiplin
belajar dapat
diselesaikan
Siswa mampu
menunjukkan
disiplin belajar
dengan potensi
diri dapat
menyelesaikan
17 dan 23
Desember
2013
2
pertemuan
±45 menit
Permainan,
modeling,
Tanya
jawab
35
tugas belajar
yang sulit dan
menantang
5 Menumbuhk
an sikap
berfikir
positif dari
usaha yang
kita lakukan
(Kemantapan
pengharapan)
Bertahan
dalam
usahanya
yaitu
menghadapi
tugas dan
tantangan
pekerjaan
sebagai siswa
Siwa mampu
menunjukkan
sikap disiplin
dari usahanya
dapat
memperoleh
hasil yang
ingin kita
capai.
8 dan 11
januari 2014
2
pertemuan
±45 menit
Permainan.
modeling,
Tanya
jawab
4.3. Pelaksanaan Penelitian
4.3.1. Perijinan Penelitian
Penulis memberikan surat ijin penelitian kepada Kepala Sekolah SMAN 2
Salatiga pada tanggal 3 Mei 2013. Penulis mengalami kendala sehingga
melanjutkan penelitian di bulan September 2013. Prosedur awalnya surat ijin
diberikan kepada bagian tata usaha dan nantinya pihak tata usaha akan
memberikan surat ijin tersebut kepada Kepala Sekolah SMAN 2 Salatiga,
kurikulum serta guru BK.
Atas ijin tersebut, penulis membicarakan prosedur penelitian yang berupa
uji instrumen, pretest, postest dan treatment serta membicarakan kapan penelitian
akan mulai dilaksanakan dengan pihak kurikulum dan guru BK. Setelah
berunding, pihak kurikulum dan Guru BK memberi ijin untuk uji instrument dan
pretest dilaksanakan pada bulan September 2013 saat jam BK. Sedangkan untuk
pelaksanaan Layanan (Treatment) dan pretest dilakukan mulai bulan Oktober
2013 dan dilakukan saat jam BK, jam pelajaran kosong dan jam luar sekolah
dengan syarat penulis harus membuat surat ijin penelitian lanjutan yang nantinya
akan diberikan kepada pihak kepala sekolah mengingat penelitian membutuhkan
36
waktu yang cukup lama. Atas kesepakatan tersebut, penulis melaksanakan
penelitian sesuai prosedur yang ditetapkan pihak sekolah.
4.3.2. Perlakuan (treatment)
Treatment diberikan dengan memberi layanan bimbingan belajar dengan
teknik self-modelling rancangan yang sudah dibuat oleh penulis sebanyak 9 sesi
dan dilaksanakan pada waktu yang disepakati penulis dan kelompok pada jam
pelajaran jam BK atau pada jam–jam tertentu sesuai dengan kesepakatan dengan
kelompok. Layanan ini dikatakan berhasil apabila kelompok eksperimen setelah
postest menunjukkan peningkatan disiplin belajar dan hasilnya lebih tinggi dari
kelompok kontrol. Adapun sesi eksperimen dengan layanan bimbingan belajar
dengan teknik self modelling sebagai berikut:
1. Pertemuan pertama hari Sabtu, 26 Oktober 2013
a. Tahap pembentukan kelompok
Sesi 1 dilakukan saat jam pelajaran yaitu jam BK dan tempat pelaksanaan di
ruang kelas sekolah sesuai dengan kesepakatan penulis dan kelompok. Sesi
pertama merupakan awal dari pertemuan layanan bimbingan belajar dengan teknik
self modelling yang merupakan tahap pembentukan kelompok dimana pemberi
layanan menjelaskan pengertian, tujuan, asas dan prosedur dari kegiatan layanan
bimbingan belajar dengan teknik self modelling, menyepakati kontrak waktu serta
memberi motivasi anggota kelompok yang diharapkan nantinya anggota
kelompok lebih terbuka menyampaikan harapan dan tujuan-tujuan yang ingin
dicapai serta antusias dari masing-masing anggota dalam mengikuti layanan.
37
Topik yang dipilih untuk pertemuan pertama yaitu “disiplin belajar
siswa”.Tujuan yang ingin dicapai yaitu Siswa mampu mengutarakan kekuatan dan
kelemahan disiplin belajar dalam kaitannya tanggung jawab seorang siswa serta
pentingnya disipli belajar bagi siswa. Selanjutnya penulis mengajak kelompok
untuk melakukan permainan “sapi dan kandang”. Permainan ini dimaksudkan
untuk mengembalikan konsentrasi anggota kelompok setelah melakukan rutinitas
belajar, sehingga kelompok semakin bersemangat untuk mengikuti layanan.
b. Tahap Peralihan
Penulis menegaskan kembali prosedur layanan belajar dengan teknik self
modelling dan menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.
c. Tahap Kegiatan
Tahap kegiatan diawali penulis dengan menjelaskan tentang pengertian
disiplin belajar dan pentingnya disiplin belajar bagi siswa. Dimaksudkan anggota
kelompok merefleksi diri sehingga dapat mengutarakan kekuatan dan kelemahan
disiplin belajar yang dimiliki berkaitan dengan tanggung jawab siswa.
Setelah semua anggota kelompok dapat dengan verbal merefleksi kekuatan,
kelemahan dan problematika yang dihadapi berkaitan dengan disiplin belajar,
penulis mengindikasikan bahwa sebagian besar kelemahan disiplin belajar
anggota kelompok yaitu ketidak disiplin dalam memenuhi tuntutan yaitu ketidak
disiplinan menaati belajar di sekolah, ketidak disiplinan menaati belajar di rumah ,
dan tidak disiplin perhatian yang baik saat belajar di kelas.
Dari keterangan dan indikasi tersebut penulis jadikan acuan dalam pemilihan
model, yang secara langsung akan ditampilkan dalam situasi kelompok. Sehingga
38
nantinya anggota kelompok dapat refleksi diri dari pengalaman–pengalaman
model secara efektif. Gambar 4.1 dibawah ini merupakan gambar bimbingan
belajar dengan teknik self-modelling sesi pertama dengan topik “disiplin belajar
siswa“:
Gambar 4.1 bimbingan belajar dengan teknik self-modelling ke-1
d. Tahap penutup
Dalam kegiatan penutup penulis menjelaskan bahwa sesi pertama akan
segera berakhir. Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang
berlangsung dan penulis menyarankan kepada anggota kelompok untuk membuat
video dengan tema kedisiplinan dengan model diri sendiri.
Berdasarkan evaluasi yang diberikan siswa penulis menyimpulkan
keseluruhan layanan yang berlangsung. Melalui kegiatan bimbingan belajar
dengan teknik self-modelling dengan topik disiplin belajar siswa, anggota
kelompok bisa melihat kelemahan–kelemahan yang dimiliki berkaitan dengan
disiplin belajar. Kelompok juga semakin sadar bahwa dengan disiplin belajr yang
39
rendah dapat mempengaruhi prestasi dan kinerja sebagai seorang siswa. Penulis
juga menjelaskan rencana layanan sesi selanjutnya dan kegiatan diakhiri dengan
do’a.
2. Pertemuan ke-2 dan ke-3 tanggal 4 dan 9 November 2013
Dari kesepakatan dengan kelompok kegiatan layanan diadakan di ruang kelas
dan seluruh anggota kelompok hadir. Video yang digunakan pada sesi kedua ini
adalah Icha dan Yulia. Pemilihan model berdasarkan permasalahan disiplin
belajar dari hasil sekala yang paling rendah dan masukan dari anggota kelompok.
a. Tahap Pembukaan
Penulis membuka kegiatan dengan salam, do’a dan ucapan terima kasih
kepada anggota kelompok karena sudah hadir dalam kegiatan layanan.
Selanjutnya penulis menjelaskan Topik, tujuan dan proses layanan bimbingan
belajar dengan teknik self-modelling.
Topik yang akan dibahas pada kegiatan layanan pada sesi ke-2 ini “Disiplin
menaati belajar di sekolah, di rumah dan di kelas”. Tujuan yang ingin dicapai
pada pertemuan kedua yaitu dengan bimbingan belajar dengan teknik self-
modelling anggota kelompok dapat belajar merefleksi dri mengenai disiplin
belajar. Penulis kemudian mengajak kelompok untuk melakukan permainan
“opposite”. Permainan opposite ini berfungsi untuk menyegarkan kembali pikiran
siswa yang setelah sehari mengikuti pelajaran, sehingga kelompok dapat fokus
mengikuti layanan.
40
b. Tahap Peralihan
Dalam tahap peralihan penulis menegaskan kembali prosedur dan proses
bimbingan belajar dengan teknik self-modelling dan menanyakan kesiapan siswa
untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.
c. Tahap Kegiatan
Dalam tahap kegiatan ini penulis memulai dengan memberi kesempatan
kepada kelompok untuk menjelaskan pentingnya topik yang akan dibahas.
Selanjutnya penulis memperkenalkan model untuk video yang akan diputar
kepada kelompok, dan menanyakan kesanggupan kelompok untuk belajar dan
bisa merefleksi diri dari video dan model.
Setelah semuanya siap, mulai menayangkan video dan mengutarakan
pengalaman–pengalaman, kiat–kiat dan menanamkan rasa disiplin dapat menaati
belajar di sekolah, di rumah dan di kelas. Dimulai dari model yang pertama yaitu
Yulia dan dilanjutkan model yang kedua yaitu Icha dengan masing–masing waktu
15 menit. Anggota kelompok dengan memperhatikan sungguh–sungguh setiap
apa yang diutarakan model.
Selanjutnya penulis menanyakan kepada anggota kelompok mengenai
informasi apa yang diperoleh dari video dan model tentang disiplin menaati
belajar di sekolah, di rumah dan di kelas. Setelah itu penulis menanyakan pada
masing–masing anggota kelompok untuk memberi masukan kepada model
dilakukan setelah pemutaran video, dan apa yang dianggap cocok untuk
41
menumbuhkan disiplin belajar dapat menaati belajar di sekolah, di rumah dan di
kelas saat ini?
Penulis juga menayakan kesanggupan anggota kelompok untuk benar–
benar menerapkan dalam situasi sesungguhnya dengan apa yang dipelajari dan
direncanakan dari proses belajar dari masukan kelompok agar siswa dapat
mengerjakan dan memenuhi tuntutan akademik sekolah. Penulis meminta anggota
kelompok untuk melaporkan hasil penerapan tingkah laku yang baru setelah sesi
ini sampai pada pertemuan selanjutnya, dengan membuat skala peningkatan dari 0
– 10.
Gambar 4.2 dibawah ini merupakan gambar bimbingan belajar dengan
teknik self-modelling sesi kedua dengan topik “Disiplin menaati belajar di sekolah
dan di rumah”
Gambar 4.2 bimbingan belajar dengan teknik self-modelling ke-2
d. Tahap Penutup
Penulis menjelaskan kepada kelompok bahwa kegiatan akan segera selesai.
Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi proses berlangsungnya layanan.
Proses berlangsungnya layanan dinilai sudah baik, namun proses attentional harus
42
lebih diperbaiki. Agar informasi–informasi yang diperoleh benar–benar bisa
diserap pada koqnitif anggota kelompok. Penulis juga mengharapkan informasi
hasil proses belajar dari masukan kelompok dapat digunakan sebaik–baiknya
dalam penerapan tingkah laku yang baru. Penulis mengharapkan agar kelompok
tetap belajar secara observasional diluar situasi kelompok dari topik disiplin
menaati belajar di sekolah, di rumah dan di kelas. Dengan topik disiplin menaati
belajar di sekolah, di rumah dan di kelas anggota kelompok termotivasi untuk
merubah perilku yang pesimis ke optimis, sehingga timbul disipli bahwa belajar
bukanlah hambatan melainkan tantangan yang harus diselesaikan. Selanjutnya
kegiatan ditutup dengan do’a.
3. Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga ini dirancang penulis untuk mengetahui hasil perubahan
tingkah laku siswa setelah berapa hari melakukan layanan bimbingan belajar
dengan teknik self-modelling dari topik disiplin menaati belajar di sekolah, di
rumah dan di kelas mengatasi kesulitan dan hambatan dalam proses perubahan
tingkah laku. Sesuai kesepakat dengan kelompok, kegiatan layanan dilaksanakan.
Lokasi layanan bertempat di rumah Yulia.
Penulis memulai kegiatan dengan salam, do’a, dan mengucapkan
terimakasih kepada kelompok yang sudah berkenan hadir mengikuti kegiatan.
Penulis juga mengajak kelompok untuk melakukan permainan “menangkap
kelinci”, permainan ini membuat siswa untuk bergairah kembali dalam melakukan
kegiatan, sehingga saat layanan siswa bisa bersemangat. Selanjutnya penulis
meminta anggota kelompok untuk melaporkan hasil selama ini setelah kegiatan
43
layanan bimbingan belajar dengan teknik self-modelling sesi kedua
berlangsung.Hasil laporan menunjukkan adanya berbedaan pada masing–masing
anggota kelompok, ada yang sudah menunjukkan peningkatan dan ada yang
belum menunjukkan peningkatan. Level tertinggi di angka 7, sedangkan level
terendah diangka 4 yang sebelumnya level tertinggi diangka 5 dan terendahnya
diangka 0. Penulis memberikan apresiasi dan pujian atas peningkatan tersebut.
Dari hasil skala peningkatan, anggota kelompok tanya jawab dengan model
mengenai hambatan–hambatan dan kendala yang diperoleh dalam mengkinerjakan
informasi–informasi yang diperoleh dari kelompok. Dimaksudkan kelompok
dapat memperoleh informasi lebih banyak sehingga dapat mengatasi hambatan
dan kendala tersebut.
Di akhir sesi penulis mengajak kelompok untuk mengevalusai kegiatan sesi
ketiga berlangsung. Hasil evaluasi menunjukkan siswa kurang terbuka mengenai
hambatan–hambatan saat tanya jawab. Penulis mengharapkan pada sesi
berikutnya kelompok lebih aktif dalam tanya jawab. Dari topik disiplin menaati
belajar di sekolah, di rumah dan di kelas sesi ketiga ini anggota kelompok dapat
tergugah dalam memenuhi tanggung jawab, dan kelompok semakin mantap sesulit
dan sebanyak apaun tugas akan bisa terselesaikan apabila siswa disiplin dan
usaha. Penulis tetap meminta kepada kelompok untuk membuat skala peningkatan
hasil layanan selama setelah layanan sesi saat ini yang akan dilaporkan pada sesi
berikutnya dan penulis menyarankan kepada anggota kelompok untuk membuat
video dengan tema menaati belajar di sekolah, di rumah dan di kelas dengan
model diri sendiri. Penulis mengharapkan kepada kelompok untuk tetap belajar
44
secara observasional diluar kegiatan kelompok. Dan kegiatan diakhiri dengan
do’a.
Gambar 4.3 dibawah ini merupakan gambar bimbingan belajar dengan
teknik self-modelling sesi ketiga dengan topik “disiplin menaati belajar di sekolah,
di rumah dan di kelas “:
Gambar 4.2 bimbingan belajar dengan teknik self-modelling ke-3
4. Pertemuan ke-4 dan ke-5 tanggal 11 dan 30 November 2013
Kegiatan layanan diadakan di rumah Yulia dan anggota kelompok ada yang
berhalangan tidak bisa hadir. Sesi keempat ini dirancang penulis dengan
menggunakan topik bahasan yang baru yaitu “Mengatasi kesulitan disiplin belajar
di sekolah dan di rumah” Model yang digunaka Wulan dan Robi berbeda dengan
model pada pertemuan sebelumnya.
a. Tahap Pembukaan
Penulis membuka kegiatan dengan salam, do’a dan ucapan terima kasih
kepada anggota kelompok karena sudah hadir dalam kegiatan layanan. Sebelum
penulis menjelaskan topik yang akan dibahas pada pertemuan keempat, penulis
45
meminta anggota kelompok untuk melaporkan hasil selama ini sesudah kegiatan
layanan sesi ketiga berlangsung. hasil laporan menunjukan adanya peningkatan
pada masing–masing anggota kelompok dari topik disiplin belajar di sekolah dan
di rumah sekolah. Level tertinggi pada angka 7, sedangkan level terendah pada
angka 6 yang dimana dipertemuan ketiga level tertinggi diangka 7 dan terendah
diangka 4. Penulis memberikan pujian dan senyuman hangat atas peningkatan
tersebut.Selanjutnya penulis menjelaskan Topik, tujuan dalam bimbingan belajar
dengan teknik self-modelling sesi keempat dan mengajak kelompok untuk
melakukan permainan “kata simon”.
Topik yang akan dibahas pada kegiatan layanan pada sesi keempat ini
“Mengatasi kesulitan disiplin belajar di sekolah, di rumah dan di kelas”. Tujuan
yang ingin dicapai pada pertemuan keempat yaitu anggota kelompok dapat
menghadapi kesulitan dan kegagalan dalam disiplin belajar.
b. Tahap Peralihan
Penulis menegaskan kembali prosedur dan proses bimbingan belajar dengan
teknik self-modelling dan menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan
selanjutnya.
c. Tahap Kegiatan
Dalam tahap kegiatan ini penulis memulai dengan memberi kesempatan
kepada kelompok untuk menjelaskan pentingnya topik yang akan dibahas.
Selanjutnya penulis memperkenalkan model untuk video yang akan diputar
kepada kelompok, dan menanyakan kesanggupan kelompok untuk belajar dan
bisa merefleksikan diri dari video dan model.
46
Setelah semuanya siap, mulai menayangkan video dan mengutarakan
pengalaman–pengalaman, kiat–kiat dalam menghadapi kesulitan dalam disiplin
belajar di sekolah, di rumah dan di kelas yang diawali dari model yang pertama
yaitu Wulan dan dilanjutkan model yang kedua yaitu Robi dengan masing–masing
waktu 15 menit. Anggota kelompok dengan memperhatikan sungguh–sungguh
setiap apa yang diutarakan model.
Selanjutnya penulis menanyakan kepada anggota kelompok informasi apa
yang diperoleh dari model tentang mengatasi kesulitan dalam disiplin belajar di
sekolah, di rumah dan di kelas? Selanjutnya penulis menanyakan pada masing–
masing anggota kelompok untuk memberi masukan kepada model dilakukan
setelah pemutaran video, dan apa yang dianggap cocok untuk mengatasi kesulitan
disiplin belajar? Penulis juga menayakan kesanggupan anggota kelompok untuk
benar–benar menerapkan dalam situasi sesungguhnya dengan apa yang dipelajari
dan direncanakan dari proses belajar dari kelompok. Penulis meminta anggota
kelompok untuk melaporkan hasil penerapan tingkah laku yang baru setelah sesi
ini sampai pada pertemuan selanjutnya, dengan membuat skala peningkatan dari 0
– 10.
Gambar 4.4 dibawah ini merupakan gambar bimbingan belajar dengan
teknik self-modelling sesi keempat dengan topik “Mengatasi kesulitan disiplin
belajar di sekolah, di rumah dan di kelas “:
47
Gambar 4.4 bimbingan belajar dengan teknik self-modelling ke-4
d. Tahap penutup
Penulis menjelaskan kepada kelompok bahwa kegiatan akan segera selesai.
Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi proses layanan, proses
berlangsungnya layanan dinilai sudah baik dari sesi sebelumnya. Penulis
mengharapkan kelompok dapat menjaga situasi yang baik saat proses layanan
sampai pada sesi–sesi layanan bimbingan kelompok teknik self modeling
selanjutnya. Penulis tetap menghimbau kepada anggota kelompok untuk tetap
belajar secara observasional dari topik mengatasi kesulitan disiplin belajar diluar
situasi kelompok serta tetap membuat skala peningkatan yang akan dilaporkan
pada sesi berikutnya. Dari topik mengatasi kesulitan disiplin belajar, kelompok
memperoleh pengetahuan mengenai mensiasati kegagalan dan kesulitan disiplin
belajar di sekolah, dirumah dan di kelas. Kelompok dapat merefleksi apa
kekurangan dan kelemahan dan langkah–langkah yang salah dalam belajar.
Kelompok juga semakin sadar bahwa ketidak mampuan berdisiplin dalam belajar
48
karena sifat kurang disiplin dan sifat malas dalam diri sendiri, setelah itu kegiatan
ditutup dengan do’a.
5. Pertemuan kelima
Pertemuan kelima ini dirancang penulis untuk mengetahui perubahan
tingkah laku siswa hasil layanan bimbingan kelompok teknik self modeling sesi
keempat dari topik Mengatasi kesulitan disiplin belajar di sekolah dan di rumah
dan mengatasi hambatan dan kesulitan dalam proses perubahan tingkah laku.
Sesuai dengan kesepakatan kelompok kegiatan dilakukan pulang sekolah dan di
tempat rumah Yulia.
Penulis memulai kegiatan dengan salam, do’a, dan mengucapkan
terimakasih kepada kelompok yang sudah berkenan hadir mengikuti kegiatan.
Kemudian penulis mengajak kelompok untuk melakukan permainan “patung
pancoran. Permainan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan konsentrasi siswa,
sehingga saat layanan siswa berkonsentrasi dengan baik. Selanjutnya penulis
meminta anggota kelompok untuk melaporkan skala peningkatan topik mengatasi
kegagalan dan kesulitan mengerjakan tugas selama seminggu setelah kegiatan
layanan bimbingan kelompok teknik self modeling sesi keempat berlangsung.
Hasil laporan menunjukkan adanya peningkatan pada setiap anggota kelompok
walaupun belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Level tertinggi pada
angka 8 dan terendah pada angka 4. Namun demikian penulis tetap mengapresiasi
atas peningkatan tersebut dengan memberikan pujian dan tepuk tangan.
Dari hasil skala peningkatan, anggota kelompok tanya jawab mengenai
hambatan–hambatan dan kendala yang diperoleh saat mengkinerjakan informasi–
49
informasi yang diperoleh dari model. Dimaksudkan kelompok dapat memperoleh
informasi lebih banyak sehingga dapat mengatasi hambatan dan kendala tersebut.
Sebelum penulis menutup kegiatan, Penulis mengajak kelompok untuk
evaluasi kegiatan yang berlangsung.Kegiatan berlangsung cukup baik, kelompok
lebih aktif dari kegiatan tanya jawab dari sesi sebelumya.Penulis mengharapkan
agar informasi–informasi yang diperoleh bisa di aplikasikan pada tindakan yang
diinginkan pada masing–masing anggota kelompok. Dari kegiatan sesi kelima ini
kelompok semakin disiplin belajar dapat mengatasi kesulitan mengerjakan tugas
akademik sekolah. Penulis juga meminta kepada anggota kelompok untuk tetap
belajar dari topik mengatasi kesulitan disiplin belajar di sekolah dan di rumah
diluar situasi kelompok.
Untuk mengetahui hasil peningkatan keberhasilan bimbingan kelompok
teknik self modeling dengan topik Mengatasi kesulitan disiplin belajar di sekolah
dan di rumah, penulis tetap meminta kepada kelompok untuk membuat skala
peningkatan yang akan dilaporkan pada sesi berikutnya dan penulis menyarankan
kepada anggota kelompok untuk membuat video dengan tema dengan potensi diri
dapat menunjukkan disiplin belajar dengan model diri sendiri.
Gambar 4.5 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik
self modeling sesi kelima dengan topik “Mengatasi kesulitan disiplin belajar di
sekolah dan di rumah “:
50
Gambar 4.5 Bimbingan kelompok teknik Self modeling ke-5
6. Pertemuan ke-6 dan ke-7 tanggal, 17 dan 23 Desember 2013
Kegiatan layanan diadakan di ruang kelas dan seluruh anggota kelompok
hadir. Sesi keempat ini dirancang penulis dengan menggunakan topik bahasan
yang baru yaitu “Dengan potensi diri dapat menunjukkan disiplin belajar” Model
yang digunaka Upik dan Bagus berbeda dengan model pada pertemuan
sebelumnya.
a. Tahap Pembukaan
Penulis membuka kegiatan dengan salam, do’a dan ucapan terima kasih
kepada anggota kelompok karena sudah hadir dalam kegiatan layanan. Sebelum
penulis menjelaskan topik yang akan dibahas pada pertemuan keempat, penulis
meminta anggota kelompok untuk melaporkan hasil selama ini sesudah kegiatan
layanan sesi keempat berlangsung. Hasil laporan menunjukan adanya peningkatan
pada masing–masing anggota kelompok. Level tertinggi pada angka 9, sedangkan
skor terendah pada angka 7 dari topik dengan potensi diri dapat menunjukkan
disiplin belajar. Penulis sangat mengapresiasi atas peningkatan tersebut dengan
51
memberikan pujian dan tepuk tangan. Namun demikian penulis tetap
mengharapkan kepada kelompok ditingkatkan kembali bagi anggota kelompok
yang belum menunjukkan peningkatan yang signifikan, dan menjaga kondisi
tersebut bagi anggota kelompok yang sudah mendapatkan peningkatan yang
diharapkan.
Selanjutnya penulis menjelaskan Topik, tujuan dan proses layanan
bimbingan kelompok teknik self modeling. Topik yang akan dibahas pada
kegiatan layanan pada sesi keenam ini “Dengan potensi diri dapat menunjukkan
disiplin belajar”. Tujuan yang ingin dicapai pada pertemuan keenam yaitu Siswa
mampu menunjukkan potensi diri dapat menghadapi dan menyelsaikan belajar
yang sulit dan menantang. Kemudian penulis mengajak kelompok untuk
melakukan permainan “tetanik”, permainan ini membentuk kerja sama siswa dan
membuat kelompok bergembira.
b. Tahap Peralihan
Dalam tahap peralihan penulis menegaskan kembali prosedur dan proses
bimbingan kelompok teknik self modeling dan menanyakan kesiapan siswa untuk
mengikuti kegiatan selanjutnya.
c. Tahap kegiatan
Dalam tahap kegiatan ini penulis memulai dengan memberi kesempatan
kepada kelompok untuk menjelaskan pentingnya topik yang akan dibahas.
Selanjutnya penulis memperkenalkan model untuk video yang akan diputar
kepada kelompok, dan menanyakan kesanggupan kelompok untuk belajar dan
bisa merefleksikan diri dari video dan model.
52
Setelah semuanya siap, mulai menayangkan video dan mengutarakan
pengalaman–pengalaman, kiat–kiat dan menanamkan rasa disiplin dapat menaati
belajar di sekolah, di rumah dan di kelas. Dimulai dari model yang pertama yaitu
upik dan dilanjutkan model yang kedua yaitu bagus dengan masing–masing waktu
15 menit. Anggota kelompok dengan memperhatikan sungguh–sungguh setiap
apa yang diutarakan model.
Selanjutnya penulis menanyakan kepada anggota kelompok informasi apa
yang diperoleh dari model tentang dengan potensi diri dapat menunjukkan disiplin
belajar di sekolah, di rumah dan di kelas? Selanjutnya penulis menanyakan pada
masing–masing anggota kelompok untuk memberi masukan kepada model
dilakukan setelah pemutaran video, dan apa yang dianggap cocok untuk
mengatasi kesulitan disiplin belajar? Penulis juga menayakan kesanggupan
anggota kelompok untuk benar–benar menerapkan dalam situasi sesungguhnya
dengan apa yang dipelajari dan direncanakan dari proses belajar dari kelompok.
Penulis meminta anggota kelompok untuk melaporkan hasil penerapan tingkah
laku yang baru setelah sesi ini sampai pada pertemuan selanjutnya, dengan
membuat skala peningkatan dari 0 – 10.
Gambar 4.6 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik
self modeling sesi keenam dengan topik “potensi diri dan disiplin belajar “:
53
Gambar 4.6 Bimbingan kelompok teknik Modeling ke-6
d. Tahap Penutup
Penulis menjelaskan kepada kelompok bahwa kegiatan akan segera selesai.
Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi proses layanan, proses
berlangsungnya layanan dinilai sudah baik, kelompok juga sangat antusias belajar
dengan penulis. Kelompok bisa merencanakan tingkah laku yang baru untuk
dilakukan pada keadaan yang sebenarnya melalui informasi–informasi yang di
peroleh. Dengan topik dengan potensi diri dapat menunjukkan disiplin belajar,
kelompok merasa lebih menghargai kekuatan dan kelemahan dalam diri. Setiap
anggota kelompok juga semakin bersemangat dalam menggapai cita–cita untuk
dapat menghadapi pelajaran yang sulit dan memperoleh hasil yang bagus. Penulis
mengharapkan agar kelompok dapat belajar observasional seperti orang tua, guru,
ataupun teman sebaya di luar situasi kelompok dari topik potensi Dengan potensi
diri dapat menunjukkan disiplin belajar. Penulis juga menghimbau kepada
kelompok untuk tetap membuat skala peningkatan dari topik yakin dengan potensi
diri yang akan dilaporkan pada pertemuan selanjutnya.
54
7. Pertemuan ketujuh
Pada pertemuan ketujuh, penulis merancang layanan guna mengetahui
perubahan tingkah laku hasil layanan sesi keenam dari topik dengan potensi diri
dapat menunjukkan disiplin belajar belajar dan mengatasi hambatan dan kesulitan
dalam proses perubahan tingkah laku. Kegiatan layanan dilakukan di ruang kelas.
Penulis memulai kegiatan dengan salam, do’a, dan mengucapkan
terimakasih kepada kelompok yang sudah berkenan hadir mengikuti kegiatan.
Penulis mengajak kelompok untuk melakukan permainan “Mari bercermin”.
Permainan ini berguna untuk menyegarkan kembali siswa setelah seharian belajar,
sehingga nantinya siswa bisa semangat mengikuti layanan. Selanjutnya penulis
meminta anggota kelompok untuk melaporkan perkembangan selama seminggu
setelah kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik modeling sesi keenam
dengan topik dengan potensi diri dapat menunjukkan disiplin belajar. Hasil
laporan menunjukan adanya peningkatan pada masing–masing anggota kelompok.
Skor tertinggi pada angka 5 sedangkan skor terendah pada angka 3. Dengan hasil
peningkatan tersebut penulis tetap memberikan apresiasi.
Selanjutnya anggota kelompok tanya jawab mengenai hambatan–hambatan
dan kendala yang diperoleh saat menkinerjakan informasi–informasi dari topik
disiplin dengan potensi diri yang dibahas pada pertemuan keenam. Dimaksudkan
kelompok dapat memperoleh informasi lebih banyak sehingga dapat mengatasi
hambatan dan kendala tersebut.
Di akhir sesi penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi kegiatan dan
tetap mengingatkan kepada kelompok untuk membuat skala peningkatan dari
55
topik dengan potensi diri dapat menunjukkan disiplin belajar. Dari hasil evaluasi
proses layanan, kelompok cukup aktif dan antusias saat proses layanan. Sehingga
saat proses attentional dalam tanya jawab bisa maksimal. Dari sesi ketujuh,
kelompok termotivasi untuk merubah pola pikir yang sering merasa kurang
disiplin belajar dengan potensi diri menjadi lebih disiplin belajar pada potensi diri
asalkan semua itu ditunjang dengan usaha yang optimal. Penulis mengharapkan
agar kelompok dapat belajar observasional dengan model lain seperti orang tua,
guru, ataupun teman sebaya di luar situasi kelompok dari topik yakin dengan
potensi diri. Penulis juga menghimbau kepada kelompok untuk tetap membuat
skala peningkatan dari topik Dengan potensi diri dapat menunjukkan disiplin
belajar yang akan dilaporkan pada pertemuan selanjutnya.
Gambar 4.7 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik
Self modeling sesi ketujuh dengan topik “dengan potensi diri dapat
menyelesaiakan tugas “:
Gambar 4.7 Bimbingan kelompok teknik Self modeling ke-7
56
8. Pertemuan ke-8 dan ke -9 hari S tanggal 8 dan 11 Januari 2017
Pelaksanaan bimbingan kelompok teknik self modeling sesi kedelapan
dilakukan di ruang kelas saat jam mata pelajaran terakhir. Model yang digunakan
pada sesi kedelapan adalan penulis sendiri. Penulis berinisiatif menjadi model
karena penulis sudah banyak pengalaman saat duduk di bangku SMAN2 Salatiga,
sehingga penulis bisa memberikan informasi–informasi yang berkaitan dengan
menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang kita lakukan.
a. Tahap Pembukaan
Penulis membuka kegiatan dengan salam, do’a dan ucapan terima kasih
kepada anggota kelompok karena sudah hadir dalam kegiatan layanan. Sebelum
penulis menjelaskan topik yang akan dibahas pada pertemuan kedelapan, penulis
meminta anggota kelompok untuk melaporkan hasil sesudah kegiatan layanan sesi
ketujuh berlangsung. Hasil laporan menunjukan adanya peningkatan pada
masing–masing anggota kelompok dari sesi sebelumnya yaitu dari level tertinggi
diangka 5 dan terendah diangka 3 menjadi level tertinggi pada angka 7, sedangkan
terendah pada angka 4 dari topik yakin dengan potensi diri dapat menyelesaiakan
tugas. Kemudian penulis mengajak kelompok untuk melakukan permainan
“Pijitan yukk”, permainan ini bergun untuk merilekskan fisik siswa dan
menumbuhkan sifat persaudaraan. Selanjutnya penulis menjelaskan Topik, tujuan
dan proses layanan bimbingan kelompok teknik self modeling.
Topik yang akan dibahas pada kegiatan layanan pada sesi kedelapan ini
“Menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang kita lakukan”. Tujuan yang
57
ingin dicapai pada pertemuan kedelapan yaitu siswa mampu menunjukkan sikap
yakin dari usahanya dapat memperoleh hasil yang ingin kita capai.
b. Tahap Peralihan
Penulis menegaskan kembali prosedur dan proses bimbingan kelompok
teknik modeling dan menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti Layanan.
c. Tahap Kegiatan
Dalam tahap kegiatan ini penulis memulai dengan memberi kesempatan
kepada kelompok untuk menjelaskan pentingnya topik yang akan dibahas.
Selanjutnya penulis menanyakan kesanggupan kelompok untuk memperhatikan
dengan sungguh-sungguh.
Setelah kelompok mengutarakan kesanggupannya, diawali dengan peran
penulis dalam pemodelan diri sebagai model yaitu memberikan penguatan
reinforcement terhadap perilaku yang baik dan yang salah diperbaiki. Penulis
mengutarakan pengalaman–pengalaman dan kiat–kiat dalam menumbuhkan sikap
berfikir positif dari usaha yang kita lakukan. Anggota kelompok dengan
memperhatikan sungguh–sungguh setiap apa yang diutarakan penulis.
Selanjutnya penulis menanyakan kepada anggota kelompok mengenai
informasi apa yang diperoleh dari proses belajar tentang menumbuhkan sikap
berfikir positif dari usaha yang kita lakukan?. Setelah itu penulis menanyakan
kepada masing–masing anggota kelompok apa yang akan dilakukan setelah proses
belajar, dan apa yang dianggap cocok untuk diterapkan menumbuhkan sikap
berfikir positif dari usaha yang dilakukan anda?
58
Penulis juga menayakan kesanggupan anggota kelompok untuk benar–benar
menerapkan dalam situasi sesungguhnya dengan apa yang dipelajari dan
direncanakan dari proses belajar dari model dan meminta anngota kelompok
untuk melaporkan hasil penerapan tingkah laku yang baru setelah proses
berlangsungnya layanan sesi ini sampai pada pertemuan selanjutnya, dengan
membuat skala peningkatan dari 0 – 10 dari topik menumbuhkan sikap berfikir
positif dari usaha yang kita lakukan.
Gambar 4.8 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik
Self modeling sesi ketujuh dengan topik “Menumbuhkan sikap berfikir positif dari
usaha yang kita lakukan “:
Gambar 4.8 Bimbingan kelompok teknik Self modeling ke-8
d. Tahap Penutup
Penulis menjelaskan kepada kelompok bahwa kegiatan akan segera selesai.
Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi proses layanan serta
mengingatkan kelompok untuk belajar topik menumbuhkan sikap berfikir positif
59
dari usaha yang kita lakukan. Proses berlangsungnya layanan dinilai baik,
kelompok terlihat antusias dan memperikan respon yang kuat dari informasi–
informasi yang diberikan oleh model. Kelompok lebih sadar akan usahanya yang
sering tidak maksimal karena pengaruh pola pikir yang merasa tidak mampu dan
tidak yakin bisa mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, khusunya pada lingkup
sekolah.
Penulis mengharapkan agar kelompok tetap belajar secara observasional
dengan seperti orang tua, guru, ataupun teman sebaya di luar situasi kelompok
dari topik menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha dilakukan. Penulis juga
menghimbau kepada kelompok untuk tetap membuat skala peningkatan dari topik
menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang dilakukan yang akan
dilaporkan pada pertemuan selanjutnya.
9. Pertemuan kesembilan
Pertemuan kesembilan ini adalah sesi terakhir dalam layanan bimbingan
kelompok teknik self modeling. Sesuai dengan kesepakatan kelompok kegiatan
dilakukan ditaman sekolah.
Penulis memulai kegiatan dengan salam, do’a, dan mengucapkan
terimakasih kepada kelompok yang sudah berkenan hadir mengikuti kegiatan.
Kemudian penulis meminta anggota kelompok untuk melaporkan skala
peningkatan dalam menumbuhkan sikap berfikir positif dari usaha yang dilakukan
selama seminggu setelah kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik modeling
sesi kedelapan berlangsung.hasil laporan menunjukan adanya peningkatan pada
masing–masing anggta kelompok. Level tertinggi pada angka 7, sedangkan
60
terendah pada angka 5. Kemudian penulis mengajak kelompok untuk melakukan
permainan “Lempar spidol”. Permainan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan
konsentrasi siswa, sehingga saat layanan siswa berkonsentrasi dengan baik.
Selanjutnya penulis menjelaskan kepada kelompok bahwa sesi kesembilan adalah
sesi terakhir dalam layanan bimbingan kelompok teknik self modeling. Dan topik
yang akan dibahas sama seperti pada pertemuan kedelapan yaitu menumbuhkan
sikap berfikir positif dari usaha yang dilakukan.
Dari hasil skala peningkatan, anggota kelompok tanya jawab mengenai
hambatan–hambatan dalam informasi–informasi yang diperoleh. Dimaksudkan
kelompok dapat memperoleh informasi lebih banyak sehingga dapat mengatasi
hambatan dan kendala tersebut.
Gambar 4.9 dibawah ini merupakan gambar Bimbingan kelompok teknik
Self modeling sesi kesembilan dengan topik “Menumbuhkan sikap berfikir positif
dari usaha yang kita lakukan “:
Gambar 4.9 Bimbingan kelompok teknik Modeling ke-9
Sebelum penulis menutup kegiatan, Penulis mengajak kelompok untuk
evaluasi kegiatan yang berlangsung. Kegiatan berlangsung cukup baik, kelompok
61
sangat aktif dalam mengikuti layanan. Penulis mengharapkan agar informasi–
informasi yang diperoleh bisa di aplikasikan pada tindakan yang diinginkan pada
masing–masing anggota kelompok dan anggota kelompok tetap belajar secar
observasional yang dikehendaki kelompok diluar situasi kelompok misalnya
Orang tua, Guru maupun teman sebaya pada sesi terkhir ini kelompok semakin
sadar tentang pentingnya disiplin belajar dalam hal menunjang akademik dan
sosial. Sehingga setiap anggota kelompok semakin termotivasi untuk mengubah
perilaku yang berkaitan dengan disiplin belajar menjadi lebih baik.
4.3.3. Tes Akhir(Postest)
Postest dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2014 diruang kelas X5
SMAN 2 Salatiga. Penulis membagikan skala disiplin belajar yang berjumlah 25
item penyataan kepada seluruh siswa kelas X5 yang berjumlah 35 siswa. Dari 35
siswa yang diberi skala disiplin belajar, hanya subjek penelitan saja yang
berjumlah 20 siswa yaitu 10 siswa kelompok eksperimen dan 10 siswa kelompok
kontrol yang di analisis. Penulis menganalisis hasil skala disiplin belajar yang
diisi oleh kelompok eksperimen dan kontrol menggunakan teknik analisis Mann
Whitney dengan bantuan SPSS For Window’s 16 Relase.
4.4. Analisis Data
Penulis mengolah hasil penyebaran skala disiplin belajar dari 20 siswa
kelas X5 SMAN 2 Salatiga.Tabel 4.4 merupakan perubahan skor kelompok
eksperimen sebelum dan sesudah diberikan layanan:
62
Tabel 4.4 Perubahan skor kelompok eksperimen sebelum dan sesudah
layanan.
No Nama Total
Pre Pos
1 AR 30 ( sangat
rendah ) 39 ( sedang )
2 BG 28 ( sangat
rendah ) 42 ( tinggi )
3 UP 31(rendah ) 42 ( tinggi )
4 WU 28 ( sangat
rendah ) 41 ( sedang )
5 IC 27( sangat
rendah ) 39 ( sedang )
6 WI 28 ( sangat
rendah ) 37 ( sedang )
7 YU 25 ( sangat
rendah ) 35 ( rendah )
8 RO 30 ( sangat
rendah ) 44 ( tinggi )
9 ER 30 ( sangat
rendah )
47 ( sangat
tinggi)
10 NA 31 ( sangat
rendah ) 45 ( tinggi )
Jumlah 298 411
Dari tabel 4.4 diatas dapat dijelaskan bahwa ada peningkatan skor skala
disiplin belajar kelompok eksperimen.Skor postest menunjukkan peningkatan
pada masing–masing aspek.Tabel 4.5 merupakan perbandingan hasil postest
kelompok eksperimen dan kontrol:
63
Tabel 4.5 Perbandingan hasil postest kelompok eksperimen dan control
Kategori Interval eksperimen Kelompok
Sangat
Rendah 27 – 31
0 3
Rendah 32 – 36 0 4
Sedang 37 – 41 4 2
Tinggi 42 – 46 5 1
Sangat
tinggi 47 – 49
1 0
Jumlah 10 10
Dari tabel 4.5 dapat dilihat berdasarkan kategori disiplin belajar pada
kelompok eksperimen memperoleh hasil; terdapat 4 siswa yang memiliki kategori
sedang, terdapat 5 siswa yang memiliki kategori tinggi, terdapat 1 siswa yang
memiliki kategori sangat tinggi. Sedangkan jika dilihat berdasarkan ketegori
disiplin belajar pada kelompok kontrol memperoleh hasil; terdapat 3 siswa yang
memiliki kategori sangat rendah, terdapat 4 siswa yang memiliki kategori sedang,
terdapat 2 siswa yang memiliki kategori sedang, terdapat 1 siswa yang memiliki
kategori tinggi. Dengan demikian ada perubahan kategori disiplin belajar pada
kelompok eksperimen.
64
Tabel 4.6 Uji Mann Whitney pretest dan
postest kelompok ekperimen
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dijelaskan hasil mean rank pada pretest sebesar
5,70 dan mean rank pada posttest 15,30. Ada peningkatan mean rank kelompok
eksperimen sebesar 9,60. Hasil uji beda dengan teknik Mann Whitney pretest dan
posttest kelompok eksperimen diketahui dan signifikansi yang ditunjukkan yaitu
Asymp. Sig. (2-tailed)0,000<0,050. Dengan demikian terdapat perbedaan yang
signifikan disiplin belajar kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan
layanan Bimbingan kelompok teknik Self modeling.
Selanjutnya penulis membedakan secara signifikan kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dengan teknik Mann Whitney. Tabel 4.7 berikut ini
merupakan hasil analisis dan perbedaan postest kelompok eksperimen dan
kontrol.
Ranks
10 15.30 153.00
10 5.70 57.00
20
VAR00002
postes
pretes
Total
VAR00003
N Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
2.000
57.000
-3.639
.000
.000a
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
VAR00003
Not corrected f or ties.a.
Grouping Variable: VAR00002b.
65
Tabel 4.7 Uji Mann Whitney postest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
Mann-Whitney Test
Dari tabel 4.7 dapat dijelaskan pengolahan hasil uji statistik postest antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mendapatkan mean rank pada
postest kelompok eksperimen adalah 13,85 sedangkan mean rank pada postest
kelompok kontrol adalah 7,15. Selisih mean rank postest antara kelompok
eksperimen dan kontrol adalah 6.7. Hasil uji beda dengan teknik Mann Whitney
nampak bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) 0,011<0,050 dengan nilai Z : -2.541.
Dengan demikian ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dan terjadi peningkatan yang signifikan disipli belajar siswa
pada kelompok eksperimen.
4.5. Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah teknik self modeling
melalui bimbingan belajar meningkatkan kedisiplinan belajar siswa kelas X5
Ranks
10 13.85 138.50
10 7.15 71.50
20
VAR00002
Eksperimen
kontrol
Total
VAR00003
N Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
16.500
71.500
-2.541
.011
.009a
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
VAR00003
Not corrected f or ties.a.
Grouping Variable: VAR00002b.
66
SMAN 2 Salatiga. Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik Mann Whitney
pada kelompok eksperiment diperoleh hasil penelitian yaitu nilai Asymp.Sign.2-tailed
sebesar 0,011<0,050 dengan mean rank pada pretest postest sebesar 5,70<15,30,
ada peningkatan sebesar 9,60. Dari hasil uji Mann Whitney post test antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memperoleh hasil Asymp. Sig. (2-
tailed) 0,000<0,050. Hasil mean rank kelompok eksperimen dan kontrol yaitu
1,85> 7,15, yang artinya nilai mean rank kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan nilai mean rank kelompok kontrol. Dari hasil tersebut dapat
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hipotesis yang diajukan “teknik self modeling melalui bimbingan belajar
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa kelas X SMAN 2 Salatiga” diterima.
4.6. Pembahasan
Dari hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa teknik self modeling melalui
bimbingan belajar meningkatkan kedisiplinan belajar siswa kelas X5 SMAN 2
Salatiga dengan signifikansi yang ditunjukan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000< 0,050
dan selisih mean rank kelompok eksperimen dan kontrol sebesar 9,60. Dari hasil
diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat postest.
Disiplin belajar merupakan teori yang diajukan (Arikunto, 1990). Arikunto
(1990), mendefinisikan disiplin belajar sebagai pertimbangan seseorang akan
kemampuannya untuk mengorganisasikan dan menampilkan tindakan yang
diperlukan dalam mencapai kinerja yang diinginkan.
67
Sedangkan self modeling atau yang disebut dengan pemodelan diri adalah
individu belajar melalui observasi dari melihat dirinya sebagai model dengan cara
menampilkan perilaku tujuan yang diharapkan Hosford dan Visser (dalam
Wulandari, 2009).
Layanan bimbingan belajar teknik self modeling telah secara signifikan
meningkatkan disiplin belajar siswa X5 SMAN 2 Salatiga yang layanannya
mengacu pada dimensi disiplin belajar yaitu (Arikunto, 1990). Materi bimbingan
kelompok dengan topik disiplin belajar siswa, Disiplin dalam menaati belajar di
sekolah,di rumah dan belajar di kelas, mengatasi kesulitan disiplin belajar di
sekolah, di rumah dan di kelas dan dengan potensi diri dapat menunjukkan
disiplin belajar. Pemilihan model berdasarkan permasalahn disiplin belajar yang
dialami siswa. Tempat dilaksanakan layanan bimbingan belajar teknik self
modeling berdasarkan kesepakatan dengan kelompok yaitu di halaman kelas,
rumah anggota kelompok ruang kelas dengan kondisi tempat yang nyaman supaya
berkonsentrasi saat layanan.
Siswa yang diberikan layanan oleh penulis berjumlah 10 orang, sehingga
saat layanan penulis dapat memperhatikan secara menyuluruh siswa. Layanan
bimbingan belajar teknik self modeling diberikan sebanyak sembilan sesi, dimana
pada setiap sesinya selain sesi pertama penulis meminta siswa untuk membuat
skala peningkatan hasil kinerja dari proses belajar melalui refleksi dan masukan
dari kelompok yang dilaporkan pada sesi selanjutnya. Hasil laporan
menunjukakan peningkatan pada setiap sesinya dari topik yang berbeda–beda.
68
Namun peningkatan yang signifikan terlihat pada pertemuan keempat dan ketujuh
dengan peningkatan rata–rata 8 dari kondisi awal.
Dari hasil temuan dapat dijelaskan bahwa layanan bimbingan belajar teknik
self modeling telah meningkatkan secara signifikan disiplin belajar siswa kelas X5
SMAN 2 Salatiga sejalan dengan hasil penelitian Wulandari (2009), yang
menyatakan Layanan bimbingan belajar teknik self modeling dapat digunakan
untuk meningkatkan secara signifikan disiplin belajar siswa. Penelitian ini
dikatakan sejalan dengan hasil penelitian Wulandari (2009) karena terdapat
kesamaan hasil penelitian dan teknik pengambilan sampling dan variabilitas data.