bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 deskripsi...

21
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RA Mluweh Ungaran Timur pada kelompok B semester II tahun pelajaran 2015/2016. Subyek yang menerima penelitian tindakan adalah seluruh anak didik kelompok B berjumlah 10 anak dengan 5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Jumlah pengajar yang ada di RA Mluweh berjumlah 3 yaitu 2 guru dan 1 kepala sekolah. 4.2 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pada kondisi awal pemahaman kemapuan anak mengenal bentuk geometri di RA Mluweh ini terlihat masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator yang harus dicapai siswa belum berhasil, misalnya dalam menyebutkan bentuk geometri dan mengetahui benda benda geometri. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, hal ini disebabkan cara pengenalan bentuk geometri kurang bervariasi, guru hanya menggunakkan media yang kurang menarik minat anak sehingga anak cepat bosan seperti menggunakan media paper base atau lembar kerja siswa, tidak adanya media berupa Alat Permainan Edukatif (APE) yang menunjang dalam proses belajar pembelajaran mengenal bentuk geometri membuat anak cepat bosan sehingga rasa ingin tahu anak tidak berkembang dan anak kurang aktif dalam pembelajaran. Prasiklus atau kondisi awal merupakan keadaan anak didik sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Adapun data yang diperoleh dari hasil

Upload: truongmien

Post on 16-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RA Mluweh Ungaran Timur pada kelompok

B semester II tahun pelajaran 2015/2016. Subyek yang menerima penelitian

tindakan adalah seluruh anak didik kelompok B berjumlah 10 anak dengan 5 anak

laki-laki dan 5 anak perempuan. Jumlah pengajar yang ada di RA Mluweh

berjumlah 3 yaitu 2 guru dan 1 kepala sekolah.

4.2 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal)

Pada kondisi awal pemahaman kemapuan anak mengenal bentuk geometri

di RA Mluweh ini terlihat masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa

indikator yang harus dicapai siswa belum berhasil, misalnya dalam menyebutkan

bentuk geometri dan mengetahui benda benda geometri. Berdasarkan hasil

observasi yang telah dilakukan peneliti, hal ini disebabkan cara pengenalan bentuk

geometri kurang bervariasi, guru hanya menggunakkan media yang kurang

menarik minat anak sehingga anak cepat bosan seperti menggunakan media paper

base atau lembar kerja siswa, tidak adanya media berupa Alat Permainan Edukatif

(APE) yang menunjang dalam proses belajar pembelajaran mengenal bentuk

geometri membuat anak cepat bosan sehingga rasa ingin tahu anak tidak

berkembang dan anak kurang aktif dalam pembelajaran.

Prasiklus atau kondisi awal merupakan keadaan anak didik sebelum

penelitian tindakan kelas ini dilakukan. Adapun data yang diperoleh dari hasil

39

pembelajaran sebelum melakukan tindakan pembelajaran dapat dilihat pada tabel

4.1 berikut : Tabel 4.1

Tabel Observasi

Data Awal Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri

No Kategori Frekuensi Presentase

1 B 4 40%

2 C 2 20%

3 K 4 40%

Jumlah 10 100%

*)Keterangan: B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 10 anak yang mencapai kategori

B sebanyak 4 anak (40%), kategori C sebanyak 2 anak (20%), dan untuk kategori

K sebanyak 4 orang atau (40%). Kondisi tersebut dapat digambarkan pada

diagram sebagai berikut :

Gambar 4.1

Diagram Persentase Prasiklus

K C B

40%

20% 40%

Gambar 4.1

Gambar 4.1

40

Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat kemampuan anak dalam

mengenal bentuk geometri masih rendah. Data yang diperoleh diawal ini akan

dijadikan bahan pertimbangan pembuat perencanaan penelitian agar dapat

meningkatkan kemapuan anak mengenal bentuk geometri di RA Mluweh semester

II tahun pelajaran 2015/2016 dengan permainan dadu geometri.

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Dalam siklus I penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga kali pertemuan

dengan rincian sebagai berikut:

4.3.1 Perencanaan Tindakan

Sebelum melaksanakan tindakan kelas pada siklus I, peneliti menentukan

indikator yang akan dicapai pada proses pembelajaran. Peneliti berkolaborasi

dengan guru untuk menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang

memfokuskan pada materi pokok bentuk geometri. Rencana Kegiatan Harian

(RKH) siklus I yang terdiri dari tiga kali pertemuan (terlampir). Kemudian

peneliti menyiapkan alat permainan edukatif yang akan digunakan pada siklus I.

Alat permainan edukatif yang digunakan sebagai media pembelajaran di sini

adalah peralatan permainan dadu geometri, berupa dadu yang bertempelkan

gambar bentuk geometri. Selain itu, peneliti juga menyiapkan lembar observasi

yang akan digunakan selama proses pembelajaran untuk mengamati kemapuan

anak mengenal bentuk geometri.

41

4.3.2 Tahap Pelaksanaan

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I ditunjukan untuk indikator menyebutkan

bentuk geometri dan dilaksanakan pada hari Senin, 2 Mei 2016 pada pukul 07.00.

Guru menyiapkan RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang akan dipakai dalam

proses pembelajaran. Setelah menyiapkan RKH guru menyiapkan peraga dan

media pembelajaran.

Kegiatan awal, anak-anak berbaris kemudian masuk kekelas, guru

mengucapkan salam, absensi dan kemudian mengajak anak untuk berdoa. Guru

bercakap-cakap tentang kegiatan pagi hari sebelum berangkat kesekolah

kemudian mengajak anak untuk bernyanyi dan dilanjutkan melakukan apersepsi

tentang tema hari itu dengan cara bercerita dan tanya jawab yang dilakukan

dengan siswa.

Kegiatan inti, guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan hari ini.

Pada hari pertama ini kegiatan yang akan dilakukan memperkenalkan bentuk-

bentuk geometri kepada anak. Selanjutnya guru meminta anak untuk

menyebutkan nama-nama bentuk geometri yang diperlihatkan oleh guru,secara

berurutan maupun acak kemudian anak menjawab bersama-sama. Guru

menjelaskandan memberi contoh kepada anak tentang permainan dadu geometri

serta aturan permainan tersebut. Sebagai langkah yang terakhir, guru memberi

motivasi kepada anak dengan menjelaskan kepada mereka bahwa yang mampu

menyelesaikan tugas hari ini dengan baik dan mematuhi peraturan permainan

42

yang sudah ditetapkanakan mendapatkan sticker sebagai reward yang akan

ditempelkan di papan yang sudah disediakan.

Kegiatan akhir, guru bersama anak mengevaluasi kegiatan hari ini,

selanjutnya anak yang berhasil mendapatkan penghargaan berupa sticker sebagai

rewarduntuk hasil pembelajaran sesuai dengan pencapaian hasil belajar. Guru

menutup pelajaran dengan mengajak anak bernyanyi, doa, kemudian guru

memberi pesan kepada anak.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua ditujukan untuk indikator nama – nama geometri dan

dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Mei 2016 pada pukul 07.00. Guru menyiapkan

RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang akan dipakai dalam proses pembelajaran.

Setelah menyiapkan RKH guru menyiapkan peraga dan media pembelajaran.

Kegiatan awal, anak-anak berbaris kemudian masuk kelas, guru

memimpin doa, absensi dan bernyanyi. Guru bertanya mengenaipembelajaran

kemarin untuk mengingatkan kembali tentang pembelajaran yang lalu.

Selanjutnyaguru melakukan apersepsi tentang tema hari itu dengan cara bercerita

dan tanya jawab yang dilakukan dengan siswa.

Kegiatan inti, guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan hari ini.

Pada kegiatan hari kedua ini yaitu nama-nama bentuk geometri. Sebelum kegiatan

dimulai guru menjelaskan cara bermain dan aturan permainannya. Adapun aturan

permainan yaitu anak diminta melempar dadu geometri yang bertempelkan

gambar bentuk, anak diminta untuk mengambil tali sesuai dengan gambar bentuk

geometri yang didapat melalui dadu yang dilempar, setelah itu guru memberikan

43

aba-aba untuk melempar dadu geometri yang bertempelkan gambar bentuk

geometri.

Kegiatan akhir, guru bersama anak mengevaluasi kegiatan hari ini.

Selanjutnya anak yang berhasil, mendapatkan penghargaan berupa sticker sebagai

reward untuk hasil pembelajaran sesuai dengan pencapaian hasil belajar. Guru

menutup pelajaran dengan bernyanyi dan doa pulang, kemudian guru memberi

pesan kepada anak.

3. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga ditujukan untuk indikator mengurutkan bentuk

geometridan dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Mei 2016 pada pukul 07.00. Guru

menyiapkan RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang akan dipakai dalam proses

pembelajaran. Setelah menyiapkan RKH guru menyiapkan peraga dan media

pembelajaran.

Kegiatan awal, anak-anak berbaris kemudian masuk kelas, guru

memimpin doa, absensi dan bernyanyi. Guru bertanya mengenai pembelajaran

kemarin untuk mengingatkan kembali tentang pembelajaran yang lalu.

Selanjutnya guru melakukan apersepsi tentang tema hari itu dengan cara bercerita

dan tanya jawab yang dilakukan dengan siswa.

Kegiatan inti, guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan hari ini.

Pada kegiatan hari ketiga ini siswa diminta mengurutkan bentuk geometri.

Sebelum kegiatan dimulai guru menjelaskan cara bermain dan aturan permainan

kepada anak-anak. Adapun aturan permainan yaitu guru meminta anak untuk

mengambil tali yang berbentuk geometri dan kemudian anak mengurutkan dari

44

yang kecil ke bentuk yang besar lalu ditunjukkan kepada guru. Selanjutnya guru

meminta anak untuk mengambil tali yang berbentuk geometri dan kemudian anak

mengurutkan dari yang kecil ke bentuk yang besar.

Kegiatan akhir guru bersama anak mengulas kegiatan hari ini, selanjutnya

anak yang berhasil,mendapatkan penghargaan berupa sticker sebagai rewarduntuk

hasil pembelajaran sesuai dengan pencapaian hasil belajar. Guru menutup

pembelajaran dengan bernyanyi dan berdoa, kemudian guru memberi pesan

kepada anak.

4.3.3 Hasil Pengamataan atau Observasi Siklus I

1. Hasil Tindakan

Dari tindakan yang telah dilakukan pada siklus I maka diperoleh data

perbaikan tingkat pemahaman anak terhadap kemampuan mengenal bentuk

geometri. Dari hasil perbaikan siklus I, anak yang memperoleh kategori K

menurun menjadi 2 anak, kategori C menjadi 2 anak dan kategori B meningkat

menjadi 6 anak. Adapun hasil distribusi tingkat pemahaman anak terhadap konsep

geometri siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Distribusi Hasil Belajar dan Ketuntasan Siklus I

No Kategori Frekuensi Persentase

1. B 6 60%

2. C 2 20%

3. K 2 20%

Jumlah 10 100%

45

*)Keterangan: B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

Dari tabel 4.2 maka dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan setelah

dilakukan tindakan pada siklus I. Jumlah anak yang mencapai kategori B

mencapai 6 anak atau 60%, kategori C menjadi 2 anak atau 20%, dan kategori K

menurun menjadi 2 anak atau 20%. Adapun diagram ketuntasan hasil belajar pada

siklus I dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4.2

Diagram Persentase Siklus I

Tingkat pemahaman anak terhadap kemampuan mengenal bentuk geometri

mengalami peningkatan dari prasiklus walaupun belum mencapai 80% anak

memperoleh kategori B.

2. Observasi

Berdasarkan hasil obserasi pada siklus I yang dilakukan oleh peneliti,

bahwa anak lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran mengenal bentuk geometri

dengan menggunakan permainan dadu geometri dan kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan telah berjalan dengan baik terlihat pada saat proses pembelajaran

K C B

20,0% 20,0% 60,0%

Siklus I

Siklus I

46

mengenal bentuk geometri. Saat kegiatan ini berlangsung anak-anak sangat

senang dan antusias mengikuti pembelajaran dan rasa ingin tahu saat

berlangsungnya pembelajaran menggunakan permainan dibandingkan saat

mengenalkan bentuk geometri di kelas dan menggunakan majalah atau lembar

kerja siswa. Observasi yang dilakukan pada siklus I yaitu pertemuan I, II, dan III

dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Adapun lembar observasi

yang digunakan yaitu lembar observasi kemampuan mengenal bentuk geometri

anak melalui permainan dadu geometri. Lembar ini digunakan untuk melihat

kemapuan mengenal bentuk geometri anak dengan indikator yang ditulis dalam

lembar observasi.

4.3.4 Refleksi Siklus I

Refleksi sebagai dilakukan sebagai kegiatan untuk mengevaluasi dari

pelaksanaan siklus I pertemuan I, II dan III sehingga dapat dibahas kekurangan

dan kendala apa saja yang masih dihadapi. Tahap refleksi ini dapat digunakan

peneliti dan guru untuk menganalisis hasil tindakan yang dilakukan oleh guru,

analisis yang dilakukan mengenai berbagai hambatan, kekurangan ataupun

kelemahan yang dialami selama pelaksanaan siklus I kemudian menemukan solusi

untuk perbaikan disiklus berikutnya.

Pada kegiatan pembelajaran disiklus I ini terdapat 3 kali pertemuan, guru

dan anak melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik. Anak terlihat sangat

senang sekali mengikuti kegiatan pembelajaran mengenal bentuk-bentuk geometri

dengan permainan dadu geometri. Tetapi masih terdapat anak yang kurang

percaya diri dalam menyebutkan nama-nama bentuk geometri sehingga masih

47

memerlukan bantuan dari guru dan ada pula beberapa anak yang pada indikator

nama-nama bentuk geometri, yang seharusnya anak menyebutkan nama-nama

bentuk geometri dengan keras dan di tunjukkan oleh guru tetapi anak anak

menyebutkan dengan rasa malu.

Adapun kendala yang muncul dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

siklus I adalah :

1. Anak masih salah dan menoleh kepada teman-temannya dalam

menyebutkan nama -nama bentuk geometri.

2. Anak masih salah dalammenunjukan bentuk geometri sehingga anak

tersebut dibantu dengan guru dan temannya.

3. Anak kurang memperhatikan perintah atau penjelasan dari guru.

Setelah mengetahui kendala yang dialami pada pelaksanaan siklus I, guru

dan peneliti mendiskusikan langkah-langkah perbaikan pada pembelajaran

disiklus II agar tingkat pemahaman anak terhadap kemampuan mengenal bentuk

geometri bisa mencapai hasil yang optimal yaitu 80% anak mendapat kategori B.

Hal yang dapat dilakukan sebagai perbaikan pada siklus II, antara lain:

1. Guru memberikan motivasi kepada anak supaya anak tidak minder

melainkan mempunyai rasa percaya diri dan menunjukkan bahwa

dirinya bisa.

2. Guru memberi kesempatan kepada anak untuk terus mencoba.

3. Memberikan apresiasi berupa pujian ketikan anak berhasil

menyebutkan dan menunjukan bentuk - bentuk geometri

48

4. Guru dalam menjelaskan cara bermain lebih diperjelas dan pelan-

pelan agar anak bisa lebih mengerti.

4.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilakukan sebagai upaya perbaikan pada siklus I

dengan melihat kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya. Dalam siklus

II ini kegiatannya divariasi dengan gerakan sehingga anak tidak cepat bosan,

terdapat dua kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

4.4.1 Perencanaan Tindakan

Sebelum melaksanakan tindakan kelas pada siklus II, peneliti menentukan

indikator yang akan dicapai pada proses pembelajaran. Peneliti berkolaborasi

dengan guru untuk menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang

memfokuskan pada materi pokok bentuk geometri. Rencana Kegiatan Harian

(RKH) siklus II yang terdiri dari dua kali pertemuan (terlampir). Kemudian

peneliti menyiapkan alat permainan edukatif yang akan digunakan pada siklus II.

Alat permainan edukatif yang digunakan sebagai media pembelajaran di sini

adalah peralatan permainan dadu geometri, berupa dadu persegi yang

bertempelkan gambar bentuk geometri, flashcard bentuk geometri. Selain itu,

peneliti juga menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan selama proses

pembelajaran untuk mengamati kemapuan anak mengenal bentuk geometri.

4.4.2 Tindakan dan Observasi

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus II ditujukan untuk untuk indikator

mencocokkan bentuk geometri kebentuk yang sama dan dilaksanakanpada hari

49

Selasa, 24 Mei 2016 dan dimulai pada pukul 07.00.Guru menyiapkan RKH

(Rencana Kegiatan Harian) yang akan dipakai dalam proses pembelajaran. Setelah

menyiapkan RKH guru menyiapkan peraga dan media pembelajaran.

Kegiatan awal, anak-anak berbaris kemudian masuk kekelas, guru

mengucapkan salam, absensi dan kemudian mengajak anak untuk berdoa. Guru

bercakap-cakap tentang kegiatan pagi hari sebelum berangkat kesekolah,

kemudian mengajak anak untuk bernyanyi dan dilanjutkan melakukan apersepsi

tentang tema hari itu dengan cara bercerita dan tanya jawab yang dilakukan

dengan siswa.

Kegiatan inti, guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan hari ini.

Pada hari pertama, kegiatan yang akan dilakukan adalah mencocokkan bentuk

geometri kebentuk yang sama, selanjutnya guru meminta anak untuk memahami

bentuk geometri yang ukuranya lebih kecil maupun ukuran yang lebih besar, Guru

menjelaskan dan memberi contoh kepada anak permainan dadu geometri serta

aturan permainan tersebut. Siswa diminta untuk mencocokkan bentuk geometri

kebentuk yang sama sesuai dengan bentuk geometri yang didapat melalui dadu

yang dilempar. Sebagai langkah yang terakhir, guru memberi motivasi kepada

anak dengan menjelaskan kepada siswa bahwa yang mampu menyelesaikan tugas

hari ini dengan baik dan mematuhi peraturan permainan yang sudah

ditetapkanakan mendapatkan sticker sebagai reward yang akan ditempelkan di

papan yang sudah disediakan.

Pada kegiatan akhir, guru bersama anak mengevaluasi kegiatan hari ini,

selanjutnya anak yang berhasil mendapatkan penghargaan berupa sticker sebagai

50

reward untuk hasil pembelajaran sesuai dengan pencapaian hasil belajar. Guru

menutup pelajaran dengan mengajak anak bernyanyi, doa, kemudian guru

memberi pesan kepada anak.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua ditujukan untuk indikator mengklasifikasi bentuk

geometri dengan gambar dan dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Mei 2016 dimulai

pada jam 07.00. Guru menyiapkan RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang akan

dipakai dalam proses pembelajaran. Setelah menyiapkan RKH guru menyiapkan

peraga dan media pembelajaran.

Kegiatan awal, anak-anak berbaris kemudian masuk kelas, guru

memimpin doa, absensi dan bernyanyi. Guru bertanya mengenai pembelajaran

kemarin untuk mengingatkan kembali pembelajaran yang lalu. Dilanjutkan guru

melakukan apersepsi tentang tema hari itu dengan cara bercerita dan tanya jawab

yang dilakukan dengan siswa.

Kegiatan inti, guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan hari ini.

Pada kegiatan hari kedua ini yaitu mengklasifikasi bentuk geometri dengan

gambar. Sebelum kegiatan dimulai guru menjelaskan cara bermain dan aturan

permainan kepada anak-anak. Permainannya yaitu anak diminta untuk mencari

gambar yang ada disekitar ruang kelas yang bergambar dan berbentuk geometri.

Setelah itu guru memberikan aba-aba untuk mencari gambar yang berbentuk

geometri sesuai dengan gambar bentuk geometri yang didapat melalui dadu yang

dilempar.

51

Kegiatan akhir, guru bersama anak mengevaluasi kegiatan hari ini,

selanjutnya anak yang berhasil, mendapatkan penghargaan berupa sticker sebagai

reward untuk hasil pembelajaran sesuai dengan pencapaian hasil belajar. Guru

menutup pelajaran dengan bernyanyi dan doa pulang, kemudian guru memberi

pesan kepada anak.

4.4.3 Hasil Tindakan dan Observasi

1. Hasil Tindakan

Dari tindakan yang telah dilakukan pada siklus II maka diperoleh data

perbaikan tingkat pemahaman anak terhadap kemampuan mengenal bentuk

geometri. Dari hasil perbaikan siklus II terjadi peningkatan pemahaman anak

terhadap kemampuan mencocokkan maupun mengklasifikasi bentuk geometri,

dan diperoleh data denganjumlah anak yang mendapat kategori B meningkat

menjadi 8 anak, jumlah kategori C menjadi 2 anak, jumlah kategori K menjadi 0

anak.

Berikut disajikan mengenai distribusi hasil peningkatan pemahaman

terhadap mencocokan bentuk geometri siklus II pada tabel 4.3 di bawah ini:

Tabel 4.3

Distribusi Hasil Belajar dan Ketuntasan Siklus II

No Kategori Frekuensi Persentase

1 B 8 80%

2 C 2 20%

3 K 0 0 %

Jumlah 10 100%

*)Keterangan: B = Baik C = Cukup

K = Kurang

52

Dari tabel 4.3 di atas, dapat dilihat terjadi peningkatan pemahaman anak

terhadap kemapuan mencocokkan bentuk geometri ke bentuk yang sama dari

siklus II. Jumlah anak yang mendapat kategori B meningkat 8 anak atau 80%,

kategori C menjadi 2 anak atau 20%, dan kategori K menjadi 0 anak atau 0%.

Adapun diagram mengenai hasil belajar siklus II dapat dilihat pada gambar 4.3

berikut ini:

Gambar 4.3

Diagram Persentase Siklus II

Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah anak yang mampu

memperoleh kategori B adalah 80% atau 8 anak. Apabila dilihat, persentase ini

menunjukkan bahwa indikator kinerja yang diharapkan telah tercapai.

2. Observasi

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus IIyang dilakukan oleh peneliti,

bahwa interaksi siswa saat pembelajaran mencocokkan kebentuk yang sama dan

mengklasifikasi gambar geometri dengan permainan dadu geometri berlangsung

dengan baik terbukti pada saat pembelajaran mengklasifikasi menggunakan

permainan dadu geometripada siklus II anak lebih antusias dan bersemangat untuk

mengikuti proses pembelajaran.

K CB

0% 20,0%

80,0%

Siklus II

Siklus II

53

4.4.2 Refleksi Siklus II

Refleksi dilakukan sebagai kegiatan untuk mengevaluasi dari pelaksanaan

siklus II pertemuan I, dan II sehingga dapat dibahas kekurangan dan kendala apa

saja yang masih dihadapi. Tahap refleksi ini dapat digunakan peneliti dan guru

untuk menganalisis hasil tindakan yang dilakukan oleh guru, analisis yang

dilakukan mengenai berbagai hambatan, kukurangan ataupun kelemahan yang

dialami selama pelaksanaan siklus II.

Dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II yang telah dilaksanakan,

guru dan anak melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik. Dibandingkan

siklus sebelumnya, anak mengalami peningkatan yang lebih baik dalam

kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri. Anak menjadi percaya diri dalam

menyebutkan dan menunjukkan bentuk-bentuk geometri secara mandiri.

Walaupun ada salah satu anak yang masih kurang percaya diri dan belum dapat

menyebutkan nama – nama bentuk geometri secara mandiri dan masih di bantu

teman-temannya.

4.5 Analisis Hasil Penelitian

Keberhasilan belajar pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II dapat dilihat

pada tabel 4.4 berikut ini:

54

Tabel 4.4

Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Kategori

Prasiklus Siklus I Siklus II

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1. B 4 40% 6 60% 8 80%

2. C 2 20% 2 20% 2 20%

3. K 4 40% 2 20% - 0%

Jumlah 10 100% 10 100% 10 100%

*)Keterangan: B = Baik C = Cukup

K = Kurang

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada prasiklus anak yang memperoleh

kategori B jumlah 4 anak atau 40%, kategori K jumlah 4 anak atau 40% dan

kategori C jumlah 2 anak atau 20%. Setelah diadakan tindakan pada siklus I, anak

yang memperoleh kategori B menjadi 6 anak atau 60%. Di kategori C 2 anak atau

20%, dan pada katagori K berkurang menjadi 2 anak atau 20%. Oleh karena itu,

perlu diadakan perbaikan dengan tindakan pada siklus II. Pada siklus II anak yang

mendapat kategori B meningkat mencapai 80% atau 8 anak, kategori C meningkat

menjadi 2 anak atau 20%, dan kategori K menjadi 0 anak atau 0%.

Perbandingan antara peningkatan pemahaman anak terhadap konsep

geometri pada prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram batang

gambar 4.4 berikut ini:

55

Gambar 4.4

Diagram Perbandingan Perbaikan Prasiklus, Siklus I, Siklus II

Diagram di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prasiklus ke

siklus I dan siklus II pada tingkat pemahaman anak terhadap kemampuan

mengenalkan bentuk-bentuk geometri RA Mluweh kelompok B semester II tahun

pelajaran 2015/2016 dengan mengunakan permainan dadu geometri.

Untuk melihat grafik peningkatan kategori B dalam pemahaman konsep

geometri antara prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.5

berikut ini:

PrasiklusSiklus I

Siklus II

40%

20,0%

0%

20% 20,0%

20,0%

40%

60,0%

80,0%

K C B

56

Gambar 4.5

Peningkatan kategori B Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Dari gambar 4.5 di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada

jumlah pada kategori B. Terjadi peningkatan pada siklus 1 dengan jumlah 6 anak

atau 60%, dikarenakan pada siklus I peningkatan kategori B belum mencapai 80%

maka dilakukan perbaikan pada siklus II, dan pada siklus II pun terjadi

peningkatan mencapai 8 anak atau 80%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan pemahaman bentuk-bentuk geometri pada anak didik RA Mluweh

kelompok B semester II tahun pelajaran 2015/2016 dengan menggunakan

permainan dadu geometri.

4.6 Pembahasan

Permainan dadu geometri digunakan dan disertai pula langkah-langkah

yang tepat. Dalam proses pembelajaran, permainan dadu geometri ini ditujukan

dengan indikator-indikator yang sesuai pada tahapan perkembangan anak dan

dikaitkan dengan kebutuhan anak pada tahap usianya yaitu pada tahap

praoperasional dengan permainan symbolic, permainan ini dikaitkan dalam

40,00% 60,00%

80,0%

Prasiklus Siklus I Siklus II

KATEGORI B

B

57

kehidupan sehari-hari dengan cara menghidupkan kembali pengetahuan awal yang

telah dimiliki oleh anak, menghubungkan dengan pengalaman yang anak punya

sebelumnya, dan apa yang terjadi pada lingkungan anak itu sendiri. Pembelajaran

mengenai bentuk-bentuk geometri dapat dilakukan dengan alat permainan

edukatif.

Permainan dadu geometri mempunyai tujuan untuk meningkatkan hasil

belajar anak melalui peningkatan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri

yang dipelajari dengan metode bermain dengan cara yang menarik dan

menyenangkan. Karena dengan bermain perkembangan kognisi seorang anak

dapat dikembangkan secara optimal (Vygotsky dalam Mutiah, 2010).

Permainan mempunyai peran penting dalam tumbuh kembang anak karena

pengalaman bermain yang menyenangkan dengan benda, anak lain, dan

didukungan orang dewasa membantu anak untuk meningkatkan kemampuan anak

dalam semua bidang perkembangan. Salah satu permainan yang dapat

mengoptimalkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal bentuk-bentuk

geometri adalah menggunakan permainan dadu geometri . Melalui permainan

dadu geometri dapat mengembangkan kemampuan anak dalam berpikir logis,

imajinatif, dan kreatif (Suryanto, 2005).

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan terdahulu oleh

Utaminingsih (2013) bahwa dengan permainan dadu geometri hasil belajar anak

terhadap konsep mengenal geometri meningkat. Hipotesis dalam penelitian ini

terbukti bahwa denganmenggunakan penerapan permainan dadu geometri dapat

58

meningkatkan pemahaman anak dalam kemampuan mengenal bentuk-bentuk

geometri di RA Mluweh kelompok B Ungaran Timur.