bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 deskripsi … · 2015. 4. 24. · 38 bab iv hasil...

27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitan Pra Siklus (Kondisi Awal) Sebelum penelitian dilakukan, pengamatan difokuskan terhadap kegiatan mengajar guru serta aktivitas siswa selama pembelajaran IPA di kelas. Ada beberapa faktor yang menyebabkan masih rendahnya hasil belajar siswa. Faktor dari dari dalam atau dari luar. Faktor dari dalam antara lain faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan. Sedangkan faktor dari luar meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor dari sekolahan berupa pengajaran guru yang konvesional dengan menggunakan metode ceramah, minat siswa terhadap subjek pembelajaran maupun inteligensi siswa. Berdasarkan hasil penelitian sementara oleh peneliti, Hasil pembelajaran IPA pada Ulangan Kompetensi Dasar 1.1 kelas 5 SD Wonorejo 2 Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati tahun ajaran 2013/2014 masih rendah yaitu 60 % diduga faktor gaya mengajar guru dalam kegiatan pembelajaran IPA masih menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru. tindakan pembelajaran IPA sering kali banyak dilakukan guru dengan metode ceramah. Metode ceramah yang dilakukan oleh guru kelas 5 terjadi karena guru kelas tidak mengembangkan lagi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diberikan oleh pusat sehingga pembelajaran IPA yang berlangsung di kelas tidak menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan yang ada di sekitar siswa. Guru seharusnya memperhatikan komponen yang ada dalam pembelajaran dengan menyusun perencanaan pembelajaran yang baik sebelum melaksanakan pembelajaran, namun pada kenyataannya tidak dipersiapkan. Perangkat Pembelajaran dan evaluasi pembelajaran seperti RPP, media, lembar penilaian proses dan lembar evaluasi tidak dipersiapkan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan tindakan dalam bentuk penggunaan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan keseluruhan aspek dalam diri siswa. Model tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) untuk meningkatkan hasil belajar IPA. 38

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 38

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Deskripsi Penelitan Pra Siklus (Kondisi Awal)

    Sebelum penelitian dilakukan, pengamatan difokuskan terhadap kegiatan mengajar guru serta aktivitas siswa selama pembelajaran IPA di kelas. Ada beberapa faktor yang menyebabkan masih rendahnya hasil belajar siswa. Faktor dari dari dalam atau dari luar. Faktor dari dalam antara lain faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan. Sedangkan faktor dari luar meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor dari sekolahan berupa pengajaran guru yang konvesional dengan menggunakan metode ceramah, minat siswa terhadap subjek pembelajaran maupun inteligensi siswa.

    Berdasarkan hasil penelitian sementara oleh peneliti, Hasil pembelajaran IPA pada Ulangan Kompetensi Dasar 1.1 kelas 5 SD Wonorejo 2 Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati tahun ajaran 2013/2014 masih rendah yaitu 60 % diduga faktor gaya mengajar guru dalam kegiatan pembelajaran IPA masih menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru. tindakan pembelajaran IPA sering kali banyak dilakukan guru dengan metode ceramah. Metode ceramah yang

    dilakukan oleh guru kelas 5 terjadi karena guru kelas tidak mengembangkan lagi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diberikan oleh pusat sehingga pembelajaran IPA yang berlangsung di kelas tidak menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan yang ada di sekitar siswa. Guru seharusnya memperhatikan komponen yang ada dalam pembelajaran dengan menyusun perencanaan pembelajaran yang baik sebelum melaksanakan pembelajaran, namun pada kenyataannya tidak dipersiapkan. Perangkat Pembelajaran dan evaluasi pembelajaran seperti RPP, media, lembar penilaian proses dan lembar evaluasi tidak dipersiapkan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan tindakan dalam bentuk penggunaan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan keseluruhan aspek dalam diri siswa. Model tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) untuk meningkatkan hasil belajar IPA.

    38

  • 39

    Berdasarkan data nilai kondisi awal di SD Wonorejo 02 Tlogowungu Pati ditemukan

    masalah yang menunjukkan bahwa nilai ketuntasan belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA rendah. Dalam pembelajaran IPA pada Kompetensi Dasar 1.1 Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia, dari 20 siswa yang mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM= 75) baru 8 siswa atau sebesar 40 % sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan berjumlah 12 siswa atau sebesar 60 %. Pelaksanaan evaluasi juga belum dilakukan guru secara maksimal, guru tidak mempersiapkan lembar evaluasi yang dibuat sendiri. Guru memberikan soal latihan yang diambil guru dari buku paket yang dijadikan guru sebagai pegangan dalam mengajar IPA setiap minggunya. Selesai mengerjakan soal latihan siswa saling menukarkan hasil kerja siswa dengan teman sebangku masing-masing. Guru memanggil satu persatu nama siswa untuk memasukkan hasil kerja siswa untuk direkap dalam buku daftar nilai siswa. Berikut tabel yang menunjukkan kondisi ketuntasan belajar IPA siswa pada Pra siklus:

    Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra siklus

    No. Kriteria

    Frekuensi Persentase (%) Angka Keterangan

    1. < 75 Tuntas 8 40%

    2. ≥75 Tidak Tuntas 12 60%

    Jumlah 20 100%

    Sumber : Data Primer

    Berdasarkan tabel 4.1 ketuntasan belajar IPA pada pra siklus tentang mengidentifikasi fungsi organ pernafasan manusia dapat digambarkan dengan diagram lingkaran dibawah ini :

  • 40

    Sumber : Data Primer

    Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Belajar IPA pada Pra siklus Diagram gambar lingkaran diatas dapat diketahui bahwa dari 20 siswa, 8 siswa

    (40%) tuntas memenuhi KKM dan 12 siswa (60%) tidak tuntas memenuhi KKM. Dari hasil

    yang dicapai siswa diperoleh rata-rata kelas yaitu 65,2 dengan skor maksimal 80 dan skor

    minimal adalah 50.

    4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 Dalam siklus 1 penelitian ini menggunakan kompetensi dasar 1.1 mengenai

    Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia dilakukan secara bertahap yaitu dalam dua kali pertemuan dengan penjelasan sebagai berikut: 4.2.1 Perencanaan Tindakan Penelitian

    Dalam Perencanaan siklus 1 ini dibuat dilakukan secara bertahap yaitu dalam dua kali pertemuan. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan pertemuan I dan pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan II ini diawali dengan penyusunan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media dan materi yang dijadikan topik, dan perangkat evaluasi pembelajaran yang dilakukan yaitu menyusun beberapa rubrik penilaian diantaranya rubrik penilaian Hasil belajar IPA dengan model CORE

    60%

    40%

    Tidak Tuntas

    Tuntas

  • 41

    (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending), karakter dan kuis serta lembar observasi

    kegiatan guru. Penyusunan RPP pertemuan I dan II dibuat dengan kompetensi dasar mengenai Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia. model yang digunakan yaitu CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending). Selanjutnya mulai menentukan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam RPP. Indikator dan tujuan pembelajaran disusun berdasarkan model yang digunakan dengan langkah pembelajaran siswa yaitu mendefinisikan permasalahan, merumuskan hipotesis permasalahan, mengumpulkan data permasalahan, menganalisis data permasalahan, merumuskan kesimpulan pemecahan masalah, merumuskan rekomendasi pemecahan masalah dan mendeskripsikan pemecahan masalah. Kegiatan selanjutnya membuat materi yang sesuai dengan kompetensi dasar. Materi yang akan disampaikan pada siswa berkenaan dengan alat pernafasan manusia,. Dari materi yang akan disampaikan Selanjutnya dibuatkan lembar kegiatan untuk siswa. Lembar kegiatan siswa dibuat untuk mempermudah siswa tentang alat pernafasan manusia dan fungsinya. Dalam perangkat evaluasi pembelajaran untuk pertemuan I dan II terdiri dari beberapa rubrik penilaian dan lembar observasi kegiatan guru. Rubrik penilaian

    ini disusun untuk mengamati kinerja siswa, sedangkan lembar observasi kegiatan guru disusun untuk mengamati kinerja guru selama proses pembelajaran. Rubrik penilaian untuk mengamati kinerja siswa ini terdiri atas rubrik penilaian kegiatan siswa model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending), rubrik penilaian karakter dan juga rubrik penilaian kuis CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending). untuk mengamati kinerja guru dibuatkan lembar observasi kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung dari awal sampai dengan akhir. Penyusunan rubrik penilaian Hasil belajar melalui model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) terdiri atas 7 indikator/aspek yang akan diamati. Tujuh indikator/aspek yang akan diamati yaitu mendefinisikan permasalahan, merumuskan hipotesis permasalahan, mengumpulkan data permasalahan, menganalisis data permasalahan, merumuskan kesimpulan pemecahan masalah, merumuskan rekomendasi pemecahan masalah dan mendeskripsikan pemecahan masalah. Masing-masing indikator/aspek yang akan diamati terdiri atas 4 kategori.

  • 42

    Rubrik penilaian karakter dibuat atas 3 indikator/aspek yang akan diamati dengan

    aspek karakter yang dinilai yaitu kerja sama, ketepatan dan tanggungjawab dalam pelaksanaan kuis. Aspek karakter kerja sama terdiri atas 2 indikator yaitu dominasi waktu dan pembagian tugas selama kuis. Aspek ketepatan terdiri atas 2 indikator yakni ketepatan dan waktu dalam menjawab kuis, sedangkan aspek tanggung jawab terdiri atas kehadiran, ketepatan hadir dan keikutsertaan dalam pelaksanaan kuis. Terdapat 4 kategori disetiap masing-masing aspek karakter yang akan diamati. 4.2.2 Implementasi Tindakan dan Observasi A. Implementasi Tindakan

    Dalam Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus 1 terdapat dua pertemuan. Pelaksanaan tindakan berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran) dengan penjelasan sebagai berikut: Pertemuan I

    Dalam Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2013. Diawali dengan mengucap salam untuk mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran, melakukan presensi siswa dan melakukan apersepsi. Kegiatan inti

    pembelajaran dimulai menyampaikan materi satu dan dihubungkan dengan materi yang lain ( Connecting). Pengorganisasian ide-ide pemahaman yang di lakukan siswa dengan bergabung dalam kelompok masing-masing siswa secar heterogen . Guru mulai membimbing dan memotivasi siswa belajar dalam kelompok untuk mendefinisikan alat pernafasan manusia. Selesai mengelompokkan data kemudian siswa diarahkan untuk memasukkan hasil olahan data tersebut kedalam tabel yang telah dibuat siswa. Pada akhir pembelajaran, siswa diberi pengembangan dan diperluas konsepnya oleh guru untuk melakukan ulasan kembali pembelajaran yang telah dilakukan dan menyimak informasi kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan sebelumnya.

  • 43

    Pertemuan II Dalam Pelaksanaan tindakan siklus 1 pada pertemuan kedua dilaksanakan pada

    tanggal 20 Agustus 2013. Kegiatan pada pertemuan kedua, diawali guru dengan mengucap salam dan Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran.

    Tahap yang dilakukan pada kegiatan inti pembelajaran yaitu dimulai siswa dengan bergabung dalam kelompok masing-masing sesuai dengan kelompok Pada kegiatan ini, Siswa merumuskan kesimpulan dimotivasi guru untuk dapat mengambil kesimpulan pemecahan masalah terkait dengan materi sebelumnya yakni mendefinisikan alat pernafasan manusia,. Selanjutnya, siswa menyampaikan materi tersebut untuk direkomendasikan pemecahan masalah tersebut dengan memakai model CORE. Bagi kelompok siswa yang hasil jawaban kuis secara tertulis maupun lisan memperoleh nilai terbaik diberi hadiah oleh guru supaya secara pembelajaran dapat berjalan giat dan aktif.

    B. Observasi

    observasi Pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan aktifitas guru serta siswa dilaksanakan secara intensif dan berkelanjutan, dapat dilihat pada penjelasan berikut: Pertemuan I

    Observasi pelaksanaan RPP, aktifitas guru dan siswa pada siklus 1 pertemuan I dilaksanakan dengan meminta bantuan observer (guru kelas 5) yaitu Bapak Sudiono, S.Pd untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Hasil

    observasi dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan RPP diketahui bahwa guru telah melakukan pembelajaran menggunakan model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending)). Dalam tahap awal pembelajaran guru sudah mengkondisikan siswa dengan baik untuk belajar. Siswa menyimak apersepsi, tujuan serta langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada bagian RPP, indikator pembelajaran sudah mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan pembelajaran mengarah pada siswa aktif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapkan pada siswa. Guru sudah mengorganisasi,menggali ulang informasi,serta memperluas daya pikir siswa

  • 44

    untuk membangun pemahaman siswa berkenaan dengan materi tersebut, selain itu guru

    juga memberikan kesempatan berpendapat di depan kelas. Dalam kegiatan inti, manajemen kelas sudah diterapkan dengan baik, guru bersama dengan siswa secara bersama-sama membentuk kelompok belajar siswa dengan cukup cepat yakni dalam waktu 10 menit. Pemanfaatan lembar kegiatan siswa digunakan secara maksimal mulai dari awal pelajaran sampai dengan akhir pembelajaran.

    Berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi dapat diketahui bahwa siswa sudah mendefinisikan permasalahan dan menganalisis dengan benar, dengan mengelompokkan dan memasukkan data ke dalam tabel dengan benar. Pada bagian penutup, siswa mampu memberikan kesimpulan secara baik walaupun masih dibawah bimbingan guru. Terdapat kelemahan pada pertemuan pertama ini yaitu, komunikasi antar siswa juga masih kurang disebabkan siswa belum terbiasa menggunakan pendekatan, metode dan model pembelajaran yang digunakan. diperlu car mengatasi berbagai kelemahan yang terjadi untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya dengan berdiskusi dengan bersama observer (guru kelas 5) dan guru kelas lain.

    Tabel 4.2 Hasil Penilaian Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I

    Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah 1 2 3 4

    Persiapan pembelajaran V 4 Menyampaikan Tujuan dan

    memotivasi Siswa V 3

    Menyajikan materi dengan media

    V 3

    Membentuk kelompok V 4 Membimbing kelompok V 3 Memberikan evaluasi V 4

    Memberikan Penghargaan V 3 Kesimpulan dan penutup V 4

    Total Skor 28

  • 45

    Tabel 4.3 Hasil Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

    Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah 1 2 3 4

    Kesiapan siswa V 3 Perhatian siswa terhadap

    penjelasan guru V 3

    Kemampuan siswa mengerjakan LKS

    V 4

    Keaktifan siswa dalam bertanya

    V 4

    bekerja kelompok V 4 Keberanian siswa V 4

    kejujuran V 4 penghargaan v 4

    Kesimpulan dan penutup V 4 Total Skor 34

    Pertemuan II

    Observasi pelaksanaan RPP pada siklus 1 pertemuan kedua dilaksanakan dengan meminta bantuan observer (guru kelas 5) yaitu Bapak Sudiono S.Pd. Observasi dilakukan untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Dari lembar observasi Pelaksanaan RPP menunjukkan bahwa hasil observasi sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Pada tahap pendahuluan pembelajaran guru sudah mengkondisikan siswa dengan baik untuk belajar. Pada tahap kegiatan inti, Siswa dibentuk kelompok belajar sesuai kelompok masing-masing dengan cepat yakni dalam waktu 8 menit. Lembar kegiatan siswa dimanfaatkan kembali secara maksimal mulai dari awal pelajaran sampai dengan akhir pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru telah melakukan penilaian proses walaupun belum berjalan secara maksimal. Guru juga telah memberikan pemahaman konsep yang menarik pada siswa.

    Model pembelajaran berupa CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending)

    yang digunakan untuk mengaitkan materi yang sedang dipelajari siswa dengan materi tentang pernafasan. Pada bagian akhir pembelajaran, siswa mampu memberikan kesimpulan secara baik walaupun masih dibawah bimbingan guru. Terdapat kelemahan pada pertemuan kedua ini yaitu pengelolaan waktu juga belum sempurna. Dari kelemahan

  • 46

    dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada pertemuan selanjutnya perlu

    mengatasi kelemahan yang terjadi. Usaha tersebut diantaranya dengan berdiskusi bersama observer (guru kelas 5) dan guru kelas.yaitu tentang manajemen waktu.

    Tabel 4.4 Hasil Penilaian Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II

    Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah 1 2 3 4

    Persiapan pembelajaran V 4 Menyampaikan Tujuan dan

    memotivasi Siswa V 3

    Menyajikan materi dengan media

    V 3

    Membentuk kelompok V 4 Membimbing kelompok V 3 Memberikan evaluasi V 4

    Memberikan Penghargaan V 3 Kesimpulan dan penutup V 4

    Total Skor 28

    Tabel 4.5 Hasil Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

    Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah 1 2 3 4

    Kesiapan siswa V 3 Perhatian siswa terhadap

    penjelasan guru V 3

    Kemampuan siswa mengerjakan LKS

    V 4

    Keaktifan siswa dalam bertanya

    V 4

    bekerja kelompok V 4 Keberanian siswa V 4

    kejujuran V 4 penghargaan v 4

    Kesimpulan dan penutup V 4 Total Skor 34

  • 47

    4.2.3 Refleksi Pembelajaran A. Hasil Tindakan

    Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dari pertemuan pertama dan kedua selesai, maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran IPA melalui CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending). Berdasarkan diskusi didapatkan bahwa penggunaan model belajar dengan menerapkan model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) kegiatan pembelajaran IPA ini menekankan kemampuan berpikir siswa untuk menghubungkan, mengorganisasikan,

    mendalami,mengelola, dan mengembangkan informasi yang didapat siswa untuk menyelesaikan suatu informasi terkait materi 3 jenis alat pernafasan dan proses bernafas dengan benar. Hasil pembelajaran IPA berupa model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) yang digunakan mampu meningkatkan prestasi siswa untuk memberikan umpan balik terhadap pembelajaran. Siswa menjadi semangat dan aktif bertanya untuk memecahkan masalah yang dihadapkan pada siswa. Siswa mampu mendeskripsikan dan merumuskan hipotesis permasalahan dengan benar. Pada saat pengumpulan data, siswa telah berlomba-lomba untuk mengumpulkan data sebanyak mungkin. Siswa mengumpulkan data dengan mewawancarai lingkungan sekitar terkait 3 jenis alat pernafasan dan proses bernafas dengan benar Pada saat mewawancarai siswa mampu telah melakukannya dengan sopan dan tepat waktu, hanya ada 2 kelompok yang masih terlihat belum percaya diri.

    Siswa yang telah memperoleh data juga mampu menganalisa data dengan baik pula, walaupun masih dibawah bimbingan guru. Melalui pengorganisasian oleh guru siswa mampu membuat pengelompokkan dan memasukkan data yang diperoleh siswa dari wawancara dengan responden ke dalam tabel yang telah siswa buat dengan baik dan tepat waktu. Siswa juga mampu merumuskan kesimpulan bahwa dari beberapa hal tentang alat pernafasan dang proses bernafas dengan benar . Melalui pengembangan dan perluasan tugas yang diberikan oleh guru, siswa juga mampu memberikan rekomendasi pemecahan melaksanakan observasi dan wawancara bahwa alat organ manusia sangat perlu di pahami dan diketahui serta perlunya kita bernafas dengan benar. Pada saat pelaksanaan kuis, siswa telah mengikuti semua kegiatan kuis dengan

  • 48

    baik walaupun ada beberapa kelompok siswa yang masih kebingungan dan sering

    bertanya-tanya pada guru. Penghargaan yang diberikan oleh guru setelah mengikuti kuis membuat siswa senang dan memotivasi siswa untuk berlomba-lomba memberikan hasil kuis yang terbaik. Di akhir pembelajaran guru juga telah memberikan pesan untuk belajar secara sungguh-sungguh. B. Hasil Observasi

    Adapun hasil observasi tindakan siklus 1 dari pertemuan I dan II. Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I kemudian diambil skor hasil belajar secara kuantitatif melalui penilaian proses, skor maksimal Hasil belajar IPA yang diperoleh siswa pada siklus ini yakni 80 dan minimal 50 dengan skor rata-rata Hasil belajar 65,52.Berikut ini tabel yang menunjukkan kondisi hasil belajar IPA siswa pada siklus I:

    Tabel 4.6 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Siklus 1

    Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)

    Tuntas 16 80 %

    Tidak Tuntas 4 20 %

    Jumlah 20 100%

    Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.6 Hasil belajar IPA pada siklus 1 ini dapat digambarkan dengan diagram lingkaran sebagai berikut:

  • 49

    Sumber : Data Primer

    Gambar diagram lingkaran Hasil belajar IPA siswa pada siklus 1 menunjukkan persentase bahwa siswa dengan sebanyak 16 siswa tuntas dalam hasil belajar IPA dan ketidaktuntasan ada 4 siswa (20%). Skor Hasil belajar IPA pada siklus ini sudah menunjukkan hasil yang cukup baik. Namun, hasil ini belum memenuhi kriteria yang ingin dicapai yaitu seluruh siswa di kelas 5 memperoleh skor Hasil belajar IPA dengan kategori Hasil Belajar tinggi. Untuk menindaklanjutinya maka, perlu dilakukan tindakan siklus 2.

    Berdasarkan dari hasil pengamatan pada siklus 1 maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 1 untuk ditingkatkan pada siklus 2 adalah sebagai berikut:

    1. Kelebihan a. memberdayakan siswa untuk belajar menyelesaikan masalah yang dihadapkan pada

    siswa, siswa membangun pemahaman sendiri dan memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat.

    b. Siswa menjadi aktif bertanya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapkan pada siswa.

    c. Siswa belum pernah diajarkan dengan model CORE (Connecting, Organizing,

    20%

    80%

    Tidak Tuntas

    Tuntas

    Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPA pada Siklus 1

  • 50

    Reflecting, Extending)

    d. Pada pembelajaran IPA, siswa belum pernah melakukan pengumpulan data di lapangan, sehingga menjadi pengalaman baru bagi siswa.

    e. Perkembangan belajar siswa dipantau dengan baik melalui penilaian proses. f. Penghargaan terhadap siswa berupa hadiah yang telah diberikan oleh guru setelah

    mengikuti kuis mampu memotivasi siswa untuk berlomba-lomba memberikan hasil kuis yang terbaik.

    2. Kelemahan Hambatan :

    a. Saat pengumpulan data, waktu pelaksanaan wawancara dengan responden belum berjalan tepat waktu.

    b. Siswa belum percaya diri dalam melakukan wawancara dengan responden. c. Penilaian proses dari guru belum berjalan secara maksimal.

    Penyelesaian :

    a. Mobilitas guru dalam hal meningkatkan hasil belajar perlu ditingkatkan saat siswa melakukan wawancara dengan responden supaya sesuai dengan waktu yang digunakan dalam pengumpulan data.

    b. Guru terus meningkatkan hasil belajar siswa supaya siswa tampil percaya diri dalam melakukan wawancara dengan responden.

    c. Guru perlu meningkatkan penilaian proses saat pembelajaran IPA berlangsung.

    4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 Dalam Pelaksanaan siklus 2 dengan kompetensi dasar 1.1 Mengidentifikasi fungsi

    organ pernapasan manusia dilakukan secara bertahap yaitu dalam dua kali pertemuan dengan penjelasan sebagai berikut: 4.3.1 Perencanaan Tindakan Penelitian

    Kegiatan perencanaan pada siklus 2 ini dibuat untuk dua kali pertemuan. Tahap perencanaan untuk pertemuan I dan II ini dimulai dengan penyusunan perangkat pembelajaran dan perangkat evaluasi pembelajaran. Dalam penyusunan perangkat pembelajaran, kegiatan yang dilakukan yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan

  • 51

    Pembelajaran (RPP), media yang akan digunakan dan materi yang akan disampaikan

    dalam pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan, dalam penyusunan perangkat evaluasi pembelajaran kegiatan yang dilakukan yaitu menyusun beberapa rubrik penilaian diantaranya rubrik penilaian Hasil belajar dengan model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending), karakter dan kuis serta lembar observasi kegiatan guru. Penyusunan RPP pertemuan I dan II dibuat dengan kompetensi 1.1 Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia. model yang digunakan yaitu CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending),. Selanjutnya mulai menentukan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam RPP. Indikator dan tujuan pembelajaran disusun berdasarkan pendekatan dan model yang digunakan dengan langkah pembelajaran siswa yaitu mengoneksikan konsep lama-baru siswa dilatih untuk mengingat informasi lama dan menggunakan informasi/konsep lama tersebut untuk digunakan dalam informasi/konsep baru. Kegiatan mengorganisasikan ide-ide, dapat melatih kemampuan siswa untuk mengorganisasikan, mengelola informasi yang telah dimilikinya. Kegiatan refleksi, merupakan kegiatan memperdalam, menggali informasi untuk memperkuat konsep yang telah dimilikinya. Extending, dengan kegiatan ini siswa dilatih untuk mengembangkan, memperluas informasi yang sudah didapatnya dan menggunakan informasi dan dapat

    menemukan konsep dan informasi baru yang bermanfaat. Kegiatan yang dilakukan selanjutnya yaitu penyusunan perangkat evaluasi pembelajaran yang dibuat untuk dua kali pertemuan. Perangkat evaluasi pembelajaran untuk pertemuan I dan II terdiri dari beberapa rubrik penilaian hasil belajar, karakter dan lembar observasi kegiatan guru serta kuis . Rubrik penilaian ini disusun untuk mengamati kinerja siswa, sedangkan lembar observasi kegiatan guru disusun untuk mengamati kinerja guru selama proses pembelajaran. Rubrik penilaian untuk mengamati kinerja siswa ini terdiri atas rubrik penilaian hasil belajar model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending), rubrik penilaian karakter dan juga rubrik penilaian kuis problem solving. Sedangkan untuk mengamati kinerja guru terdiri atas lembar observasi kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung dari awal sampai dengan akhir pembelajaran.

    Penyusunan rubrik penilaian Hasil belajar melalui dengan model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, terdiri atas 7 indikator/aspek yang akan diamati. Tujuh indikator/aspek yang akan diamati yaitu mendefinisikan permasalahan, merumuskan

  • 52

    hipotesis permasalahan, mengumpulkan data permasalahan, menganalisis data

    permasalahan, merumuskan kesimpulan pemecahan masalah, merumuskan rekomendasi pemecahan masalah dan mendeskripsikan pemecahan masalah. Masing-masing indikator/aspek yang akan diamati terdiri atas 4 kategori.

    Rubrik kuis dibuat atas 2 kegiatan siswa yang akan diamati yakni secara tertulis dan lisan. Masing-masing kegiatan yang akan diamati terdiri atas 5 aspek kuis model Core diantaranya adalah connecting (C) Merupakan kegiatan mengoneksikan informasi lama dan informasi baru danantar konsep. Organizing (O) Merupakan kegiatan mengorganisasikan ide-ide untuk memahami materi. Reflecting (R)Merupakan kegiatan memikirkan kembali, mendalami, dan menggali informasiyang sudah didapat. Extending (E) Merupakan kegiatan untuk mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan . Setiap aspek kuis yang akan diamati terdiri atas 4 kategori. Ketiga rubrik penilaian tersebut, disusun untuk mengamati kinerja siswa selama proses pembelajaran, sedangkan untuk mengamati kinerja guru selama proses pembelajaran, maka disusunlah lembar observasi kegiatan guru yang terdiri atas 8 aspek meliputi tahap pendahuluan, penguasaan materi, upaya guru dalam memotivasi siswa, pemanfaatan media dan sumber belajar, penilaian proses, pelaksanaan kuis, penggunaan bahasa dan penutup. 4.3.2 Implementasi Tindakan dan Observasi A. Implementasi Tindakan

    Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 terdiri dari dua pertemuan. Implementasi tindakan berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran) dengan rincian sebagai berikut:

    Pertemuan I Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 pertemuan I ini dilaksanakan pada tanggal 26

    Agustus 2013. Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengawalinya dengan mengucap salam untuk mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran, melakukan presensi siswa dan melakukan apersepsi dengan menanyakan pada siswa .“Siapakah yang sering lari ?”. Apa yang dapat kalian manfaatkan dengan lari pagi?”. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana tingkat pemahaman awal siswa berkenaan dengan materi yang akan disampaikan oleh guru. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran pada hari itu. Membuka pelajaran dengan kegiatan yang

  • 53

    menarik siswa yaitu menyanyikanyang mana isi lagu berkaitan dengan materi yang akan

    diajarkan. Penyampaian konsep lama yang akan dihubungkan dengan konsep baru olehguru kepada siswa. Connecting (C), Pengorganisasian ide-ide untuk memahami materi yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru. Organizing (O) Pembagian kelompok secara heterogen(campuran antara yang pandai, sedang,dan kurang),terdiri dari 4-5 orang. Memikirkan kembali, mendalami, dan menggali informasi yang sudah didapatdan dilaksanakan dalam kegiatan belajar kelompok siswa. Reflecting (R) Pengembangan, memperluas, menggunakan, dan menemukan,melalui tugasindividu dengan mengerjakan tugas. Extending (E)

    Pada akhir pembelajaran, siswa diberi pengembangan dan diperluas konsepnya oleh guru untuk melakukan ulasan kembali pembelajaran yang telah dilakukan dan menyimak informasi kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Bagi kelompok siswa yang hasil jawaban kuis secara tertulis maupun lisan memperoleh nilai terbaik diberi hadiah oleh guru. Pada akhir pembelajaran, siswa siswa diberi pengembangan dan diperluas konsepnya oleh guru untuk melakukan ulasan kembali pembelajaran yang telah dilakukan. B. Observasi

    Adapun observasi pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan aktifitas guru serta siswa dilaksanakan secara intensif dan berkelanjutan, dapat dilihat pada penjelasan berikut: Pertemuan I

    Observasi pelaksanaan RPP, aktifitas guru dan siswa pada siklus 1 pertemuan I dilaksanakan dengan meminta bantuan observer (guru kelas 5) yaitu Bapak Sudiono, S.Pd untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan RPP diketahui bahwa guru telah melakukan pembelajaran menggunakan model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending)). Dalam tahap awal pembelajaran guru sudah mengkondisikan siswa dengan baik untuk belajar. Siswa menyimak apersepsi, tujuan serta langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada bagian RPP, indikator pembelajaran sudah mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan pembelajaran mengarah pada siswa aktif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapkan pada siswa.

  • 54

    Guru sudah mengorganisasi,menggali ulang informasi,serta memperluas daya pikir siswa

    untuk membangun pemahaman siswa berkenaan dengan materi tersebut, selain itu guru juga memberikan kesempatan berpendapat di depan kelas. Dalam kegiatan inti, manajemen kelas sudah diterapkan dengan baik, guru bersama dengan siswa secara bersama-sama membentuk kelompok belajar siswa dengan cukup cepat yakni dalam waktu 10 menit. Pemanfaatan lembar kegiatan siswa digunakan secara maksimal mulai dari awal pelajaran sampai dengan akhir pembelajaran.

    Berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi dapat diketahui bahwa siswa sudah mendefinisikan permasalahan dan menganalisis dengan benar, dengan mengelompokkan dan memasukkan data ke dalam tabel dengan benar. Pada bagian penutup, siswa mampu memberikan kesimpulan secara baik walaupun masih dibawah bimbingan guru. Terdapat kelemahan pada pertemuan pertama ini yaitu, komunikasi antar siswa juga masih kurang disebabkan siswa belum terbiasa menggunakan pendekatan, metode dan model pembelajaran yang digunakan. diperlu car mengatasi berbagai kelemahan yang terjadi untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya dengan berdiskusi dengan bersama observer (guru kelas 5) dan guru kelas lain.

    Tabel 4.7 Hasil Penilaian Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I

    Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah 1 2 3 4

    Persiapan pembelajaran V 4 Menyampaikan Tujuan dan

    memotivasi Siswa V 3

    Menyajikan materi dengan media

    V 3

    Membentuk kelompok V 4 Membimbing kelompok V 3 Memberikan evaluasi V 4

    Memberikan Penghargaan V 3 Kesimpulan dan penutup V 4

    Total Skor 28

  • 55

    Tabel 4.8 Hasil Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I

    Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah 1 2 3 4

    Kesiapan siswa V 3 Perhatian siswa terhadap

    penjelasan guru V 3

    Kemampuan siswa mengerjakan LKS

    V 4

    Keaktifan siswa dalam bertanya

    V 4

    bekerja kelompok V 4 Keberanian siswa V 4

    kejujuran V 4 penghargaan v 4

    Kesimpulan dan penutup V 4 Total Skor 34

    Pertemuan II Observasi pelaksanaan RPP pada siklus 1 pertemuan kedua dilaksanakan dengan

    meminta bantuan observer (guru kelas 5) yaitu Bapak Sudiono S.Pd. Observasi dilakukan untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Dari lembar observasi Pelaksanaan RPP menunjukkan bahwa hasil observasi sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Pada tahap pendahuluan pembelajaran guru sudah mengkondisikan siswa dengan baik untuk belajar. Pada tahap kegiatan inti, Siswa dibentuk kelompok belajar sesuai kelompok masing-masing dengan cepat yakni dalam waktu 8 menit. Lembar kegiatan siswa dimanfaatkan kembali secara maksimal mulai dari awal pelajaran sampai dengan akhir pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru telah melakukan penilaian proses walaupun belum berjalan secara maksimal. Guru juga telah memberikan pemahaman konsep yang menarik pada siswa.

    Model pembelajaran berupa CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) yang digunakan untuk mengaitkan materi yang sedang dipelajari siswa dengan materi tentang pernafasan. Pada bagian akhir pembelajaran, siswa mampu memberikan

  • 56

    kesimpulan secara baik walaupun masih dibawah bimbingan guru. Terdapat kelemahan

    pada pertemuan kedua ini yaitu pengelolaan waktu juga belum sempurna. Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi kelemahan yang terjadi. Usaha tersebut diantaranya dengan berdiskusi bersama observer (guru kelas 5) dan guru kelas.yaitu tentang manajemen waktu.

    Tabel 4.9 Hasil Penilaian Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II

    Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah 1 2 3 4

    Persiapan pembelajaran V 4 Menyampaikan Tujuan dan

    memotivasi Siswa V 3

    Menyajikan materi dengan media

    V 3

    Membentuk kelompok V 4 Membimbing kelompok V 3 Memberikan evaluasi V 4

    Memberikan Penghargaan V 3 Kesimpulan dan penutup V 4

    Total Skor 28

    Tabel 4.10 Hasil Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II

    Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah 1 2 3 4

    Kesiapan siswa V 3 Perhatian siswa terhadap

    penjelasan guru V 3

    Kemampuan siswa mengerjakan LKS

    V 4

    Keaktifan siswa dalam bertanya

    V 4

    bekerja kelompok V 4 Keberanian siswa V 4

    kejujuran V 4 penghargaan v 4

    Kesimpulan dan penutup V 4 Total Skor 34

  • 57

    4.3.3 Refleksi

    A. Hasil Tindakan Kegiatan pembelajaran pada siklus 2 pertemuan I dan II selesai, selanjutnya

    diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran IPS melalui pendekatan model Core Berdasarkan diskusi didapatkan bahwa penggunaan strategi belajar dengan menerapkan pendekatan dan model CORE kegiatan pembelajaran IPA menggambarkan pembelajaran yang mampu memotivasi dan memberdayakan siswa untuk menyelesaikan masalah terkait dengan . 3 organ pernafasan manusia dan cara bernafas dengan benar.

    Pendekatan model CORE yang digunakan mampu menigkatkan hasil belajar siswa untuk memberikan umpan balik terhadap pembelajaran. Siswa menjadi semangat dan aktif bertanya untuk memecahkan masalah yang dihadapkan pada siswa. Siswa mampu mendeskripsikan dan merumuskan hipotesis permasalahan dengan benar. Pada saat pengumpulan data, siswa telah berlomba-lomba untuk mengumpulkan data sebanyak mungkin. Siswa mengumpulkan data dengan mewawancarai warga terkait 3 organ pernafasan manusia dan cara bernafas dengan benar. Pada saat mewawancarai siswa mampu telah melakukannya dengan sopan dan tepat waktu, dari 6 kelompok hanya ada 3 anggota kelompok yang masih terlihat belum percaya diri ragu-ragu dalam melakukan wawancara dengan responden.

    Siswa yang telah melakukan wawancara dan memperoleh data juga sudah mampu

    menganalisa data dengan baik pula, siswa sudah bisa menyelesaikan sendiri dengan membuat pengelompokkan dan memasukkan data yang diperoleh siswa dari wawancara dengan responden ke dalam tabel yang telah siswa buat dengan baik dan tepat waktu.

    Siswa juga mampu merumuskan kesimpulan bahwa ada beberapa macam organ pernafasan manusia, siswa juga mampu memberikan rekomendasi pemecahan masalah bahwa dari beberapa dampak dalam bernafas , ada salah satu dampak yang paling banyak dialami oleh warga terkait dengan terjadinya pencemaran dalam bernafas.

    Pada siklus 2 ini pelaksanaan kuis juga sudah berjalan lebih tertib dibanding dengan pelaksanaan kuis disiklus 1. Sudah tidak ada siswa yang terlambat untuk mengikuti kuis. Siswa telah mengikuti semua kegiatan kuis dengan baik walaupun ada beberapa anggota

  • 58

    kelompok siswa yang masih kebingungan dan sering bertanya-tanya pada guru.

    Penghargaan yang diberikan oleh guru setelah mengikuti kuis membuat siswa senang dan meningkatkan hasil belajar siswa untuk berlomba-lomba memberikan hasil kuis yang terbaik.

    B. Hasil Observasi

    Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 2 pertemuan I dan II selesai, kemudian diambil skor Hasil belajar secara kuantitatif melalui penilaian proses. Adapun hasil observasi tindakan siklus 2 dari pertemuan I dan II, skor maksimal Hasil belajar IPA yang diperoleh siswa pada siklus ini yakni 95 dan minimal 67 dengan skor rata-rata motivasi belajar 81,2. Berikut ini tabel yang menunjukkan kondisi hasil bealjar belajar IPA siswa pada siklus 2:

    Tabel 4.11 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Siklus II

    Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)

    Tuntas 19 90 %

    Tidak Tuntas 1 10 %

    Jumlah 20 100%

    Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.11 Hasil belajar IPA pada siklus 1 ini dapat digambarkan dengan diagram lingkaran sebagai berikut:

  • 59

    Sumber : Data Primer

    Gambar diagram lingkaran Hasil belajar IPA siswa pada siklus 2 menunjukkan persentase bahwa siswa dengan kriteria Hasil belajar tinggi meningkat dibanding dengan siklus sebelumnya. Pada siklus 2 ini Ketuntasan siswa mencapai sebanyak 19 siswa (90%), sedangkan ketidaktuntasan sebanyak 1 siswa (10%). Pada siklus 2 ini sudah tidak ada siswa dengan Hasil Belajar dibawah KKM. Skor hasil belajar IPA pada siklus ini sudah menunjukkan hasil yang baik dibanding dengan siklus 1. Namun, hasil ini sudah memenuhi kriteria yang ingin dicapai yaitu seluruh siswa di kelas 5 memperoleh skor Hasil belajar IPA dengan kategori Hasil beajar IPA yang sangat tinggi sekali .

    Berdasarkan dari hasil pengamatan pada siklus 2, maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 2 untuk ditingkatkan pada siklus 2 adalah sebagai berikut:

    1. Kelebihan a. Siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran IPA dengan dengan model CORE

    b. Siswa sudah percaya diri, sopan dan tepat waktu saat melakukan pengumpulan data melalui wawancara.

    c. Memotivasi dan memberdayakan siswa untuk belajar menyelesaikan masalah yang dihadapkan pada siswa, siswa membangun pemahaman sendiri dan

    10%

    90%

    Tidak Tuntas

    Tuntas

    Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPA pada Siklus 2

  • 60

    memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat.

    d. Siswa menjadi aktif bertanya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapkan pada siswa.

    e. Guru sudah memperhatikan perkembangan belajar siswa dengan baik melalui penilaian proses.

    f. Penghargaan terhadap siswa berupa hadiah yang telah diberikan oleh guru setelah mengikuti kuis mampu memotivasi siswa untuk berlomba-lomba memberikan hasil kuis yang terbaik.

    2. Kelemahan Hambatan : a. Pada saat pengumpulan data, butuh pengawasan yang lebih pada saat

    siswa melakukan wawancara b. Pada saat pelaksanaan kuis, siswa terganggu dengan siswa kelas lain

    yang ingin melihat jalannya pelaksanaan kuis. Penyelesaian :

    a. Pengawasan pada siswa perlu ditingkatkan khususnya saat melakukan pengumpulan data di lingkungan dekat sungai supaya siswa tetap terjaga aman.

    b. Mobilitas guru dalam memotivasi siswa terus ditingkatkan supaya siswa tetap fokus untuk mengikuti jalannya kuis, pintu kelas juga ditutup supaya konsentrasi siswa tidak terganggu.

    4.4. Hasil Penelitian

    Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan skor Hasil belajar IPA siswa melalui CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) bagi siswa kelas 5 SD Wonorejo 02 Kabupaten Pati pada semester 1 tahun ajaran 2013/2014. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12 dibawah ini:

  • 61

    Tabel 4.12 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

    Ketuntasan Pra siklus Siklus I Siklus II

    Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

    Tuntas 8 40 % 16 80 % 19 90 %

    Tidak Tuntas 12 60 % 4 20 % 1 10 %

    Jumlah 20 100% 20 100% 20 100%

    Sumber : Data Primer

    Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Kenaikan Skor Hasil Belajar IPA

    pada Pra siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

    40%

    80%

    90%

    60%

    20%

    10%

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    80%

    90%

    100%

    PraSiklus Siklus 1 Siklus 2

    Chart Title

    Tuntas

    Tidak Tuntas

  • 62

    4.5 Pembahasan Hasil Penelitian Berikut ini akan dibahas perolehan skor motivasi belajar IPS siswa kelas 5 SD

    Wonorejo 02 Pati setelah diberi tindakan pembelajaran IPA menggunakan pendekatan model CORE dari siklus 1 sampai dengan siklus 2: Berikut ini akan dibahas perolehan skor motivasi belajar IPA siswa kelas 5 SD Wonorejo 02 Kabupaten Pati setelah diberi tindakan pembelajaran IPA menggunakan pendekatan buah dengan model CORE, dari siklus 1 sampai dengan siklus 3:

    4.5.1 Pembahasan Siklus 1 Fokus perbaikan pada penelitian ini adalah peningkatan Hasil belajar IPS siswa

    menggunakan pendekatan model core. Strategi ini memiliki kelebihan melibatkan semua anggota kelompok untuk ikut berperan aktif berdiskusi saling tanya jawab menyelesaikan masalah yang dihadapkan pada siswa secara kritis, logis dan sistematis. Siswa juga termotivasi dengan adanya pemberian penghargaan pada kelompok terbaik setelah mengikuti kuis.

    Berdasarkan hasil penelitian pada siklus 1 menunjukkan bahwa dari jumlah 20 siswa dikelas 5, diambil skor Hasil belajar secara kuantitatif melalui penilaian proses diperoleh skor maksimal Hasil belajar IPA yakni 80 dan minimal 50 dengan skor rata-rata motivasi belajar 86,64. Siswa dengan kategori hasil pembelajaran tinggi yaitu 11 siswa (44%), siswa dengan kategori motivasi sedang 9 siswa (36%) dan siswa dengan kategori motivasi rendah 5 siswa (20%). Skor Hasil belajar IPA pada siklus ini sudah menunjukkan hasil yang cukup baik. Namun, hasil ini belum memenuhi kriteria yang ingin dicapai yaitu seluruh siswa di kelas 5 memperoleh skor hasil belajar IPA dengan kategori siswa motivasi tinggi. Untuk menindaklanjutinya maka, perlu dilakukan tindakan siklus 2.

    Pembelajaran pada siklus 1 ini masih belum optimal, masih terdapat kelemahan diantaranya managemen waktu pembelajaran belum berjalan tepat waktu, saat pengumpulan data, waktu pelaksanaan wawancara dengan responden belum berjalan tepat waktu, siswa belum percaya diri dalam melakukan wawancara dengan responden dan penilaian proses yang dilakukan oleh guru belum berjalan secara maksimal. Akan tetapi dari kelemahan yang ada, pembelajaran IPS menggunakan model CORE juga membawa pengaruh yang positif diantaranya siswa menjadi senang karena siswa belum pernah diajarkan ddengan model CORE, siswa merasa senang karena mendapatkan

  • 63

    pengalaman yang berbeda dengan sebelum-sebelumnya, siswa belum pernah melakukan

    pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan warga dan siswa juga termotivasi untuk berlomba-lomba memperoleh penghargaan dengan menjadi kelompok yang terbaik disetiap pelaksanaan kuis. Pada pembelajaran sebelum-sebelumnya siswa jarang diberikan penghargaan atas kinerjanya, oleh karena itu siswa juga merasa senang karena setelah mengikuti kuis ada hadiah yang diberikan oleh guru. 4.5.2 Pembahasan Siklus 2

    Pada pembelajaran siklus 2, hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan jumlah ketuntasan hasil belajar IPA dari pembelajaran siklus 1. pada siklus 1 meningkat dari sebelumnya 16 siswa (80%), pada siklus 2 menjadi 19 siswa (90%),. Pada siklus 2 ini juga sudah tidak ada lagi siswa ketuntasannya dibawah KKM. Hal ini telah menunjukkan bahwa pembelajaran IPA menggunakan pendekatan Core. hasil ini sudah memenuhi hasil yang ingin tercapai yaitu seluruh siswa di kelas54 memperoleh skor Hasil belajar IPA dengan kategori ngajar pramuka tinggi,

    Pada pembelajaran siklus 2 ini, kelemahan yang terjadi pada siklus 1 sudah tidak terjadi lagi, penataan ruang sudah terbentuk lebih cepat dan rapi dari sebelumnya.

    Observer (guru kelas 5) dan guru kelas telah melakukan diskusi untuk menata ruang seefisien mungkin agar terbentuk lebih cepat dan rapi dengan membentuk tempat duduk siswa menjadi bentuk U. Managemen waktu juga sudah lebih baik, dan guru juga sudah meningkatkan mobilitasnya untuk terus memotivasi dan membimbing siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Guru juga terus memotivasi siswa supaya tampil percaya diri dan tidak ragu-ragu pada saat Guru juga terus memotivasi siswa supaya tampil percaya diri dan tidak ragu-ragu pada saat melakukan wawancara dengan teman sekitar untuk mengumpulkkan data. Akan tetapi dari kelebihan yang terjadi pada siklus 2 ini, masih ada kelemahan yang perlu diperbaiki pada siklus berikutnya.

    Pembelajaran pada siklus 2, masih ada siswa yang terlihat ragu-ragu, ada 2 kelompok yang kurang berani untuk mewawancarai responden yang berkaitan dengan materi, jumlah responden yang tercapai siswa juga belum maksimal,. Pada saat pelaksanaan kuis, siswa juga terganggu dengan siswa kelas lain yang ingin melihat jalannya pelaksanaan kuis. Dari kelemahan yang terjadi, terdapat kelebihan pada pembelajaran IPA siklus 2 ini yaitu siswa

  • 64

    mulai terbiasa dengan pembelajaran IPA melalui dengan model model CORE, siswa

    merasa senang karena mendapatkan pengalaman yang berbeda dengan sebelum-sebelumnya, kinerja siswa selama mengikuti pembelajaran dapat dipantau terus dari awal sampai akhir pembelajaran, pada pembelajaran sebelum-sebelumnya siswa jarang diberikan penghargaan atas kinerjanya, oleh karena itu siswa juga merasa senang karena setelah mengikuti kuis ada hadiah yang diberikan oleh guru.